KELUARGA BERENCANA dr.Titik Kuntari, MPH Bagaimana

advertisement
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected]
KELUARGA BERENCANA
dr.Titik Kuntari, MPH
Bagaimana Islam memandang masalah Keluarga Berencana (KB)? Selama ini, di
kalangan umat Islam masih terdapat perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya berKB ini. Segolongan umat berpendapat bahwa KB itu dilarang, sebagian yang lain
berpendapat boleh. Maka dalam masyarakat, kita bisa menjumpai sebuah keluarga
dengan jumlah anak yang banyak dan jarak umur yang berdekatan (antar anak).
Perbedaan pendapat ini juga terjadi pada tingkat dunia, sehingga antar negara Islam
terdapat berbagai perbedaan kebijakan. Ada negara yang mendapat dukungan kaum
ulama untuk melaksanakan kebijakan KB, ada yang menyatakan bahwa KB dilarang
karena menyalahi kodrat dan ada juga yang secara terbuka menyatakan boleh bahkan
membenarkan dilakukannya abortus apabila suatu keluarga sudah memiliki cukup banyak
anak.
KB seringkali identik dengan pembatasan jumlah anak, dengan adanya slogan
yang cukup terkenal, yaitu “Dua Anak Cukup”. Sebenarnya KB tidak terbatas pada
pengertian tersebut, tetapi meliputi perencanaan keluarga (dalam hal ini anak, yang
meliputi juga jumlah anak, jarak antar kelahiran, waktu kehamilan dan lain-lain). Artinya
kita bisa memiliki anak lebih dari dua tetapi dengan terrencana, disesuaikan dengan
kemampuan kita sehingga anak bisa tumbuh sehat, mendapatkan kasih sayang,
pendidikan dan kebutuhan lainnya secara memadai. Pandangan Islam tentang KB
(bahwa KB itu boleh atau malah dianjurkan) bisa kita lihat dalam Al Quran surat Al
Baqarah ayat 233
                 
       
Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya...{QS. Al Baqarah:233}
Kalau kita cermati ayat di atas, ternyata Islam menganjurkan setiap ibu untuk
menyusui anaknya selama 2 tahun. Ilmu pengetahuan modern menunjukkan bahwa air
Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected]
susu ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi. ASI memiliki berbagai keutamaan
jika dibandingkan dengan susu formula, antara lain dari segi harga, sterilitas, kandungan
antibodi ataupun zat- zat gizi yang memang sesuai dengan kebutuhan bayi. Selain
bermanfaat bagi bayi, ternyata pemberian ASI juga memberi manfaat yang besar bagi ibu
antara lain untuk mencegah kanker payudara, membantu mempercepat pemulihan rahim
sesudah melahirkan dan mengatur jarak kelahiran.
Bagaimana ASI bisa mengatur jarak kelahiran/kehamilan? Dengan pemberian ASI
yang benar, maka ibu secara alamiah tidak mengalami kehamilan karena perubahan
pada produksi beberapa hormon yang bisa mencegah pulihnya kesuburan. Dalam waktu
dua tahun tersebut, diharapkan ibu dapat menuangkan segenap kasih sayang pada anak
yang disusuinya sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.
Penelitian yang dilakukan Rutstein (2000) dan Conde- Agudelo dan Belizan (2000)
tentang jarak kelahiran menunjukkan bahwa interval kelahiran yang aman untuk
kesehatan ibu dan anak adalah antara 36 sampai dengan 47 bulan. Kita cermati Al Quran
surat Al Ahqaaf ayat 15
               
Artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan,...{Q.S. Al Ahqaaf:15}
Maka jika seorang ibu menyusui dan menyapih sampai anak berusia 30 bulan
kemudian dia mulai hamil selama 9 bulan maka jarak antar kelahiran adalah 39 bulan.
Subhanallah! Sesungguhnya kita benar-benar bisa membuktikan kebenaran ilmu Allah
yang tertulis dalam Al Quran. Selain itu kita bisa cermati bahwa KB sudah dilakukan sejak
zaman Nabi Muhammad dengan melihat hadist sahih:
Jabir berkata: Kami melakukan ‘azl pada zaman Rasulullah SAW, dan Al Quran
masih diturunkan. Jika ia (azl) merupakan sesuatu yang dilarang, niscaya Al
Quran melarangnya pada kami{Muttafaq Alaih}
Menurut riwayat Muslim: Hal ini disampaikan kepada Nabi SAW, dan beliau tidak
melarangnya pada kami.
Rasulullah SAW melarang ‘azl terhadap istri kecuali dengan persetujuannya {HR.
Ahmad}
Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected]
Jadi pada dasarnya Islam membolehkan umatnya untuk ber-KB dengan beberapa
ketentuan: pertama, niat ber-KB untuk kebaikan keluarga, kesehatan dan kesejahteraan
ibu dan anak. Kita tentu berharap memiliki keturunan yang sehat, kuat, terawat, berbudi
pekerti luhur (tidak keleleran). Dengan keluarga yang direncanakan dengan baik, semoga
terwujud keluarga yang sakinah, yang diidam-idamkan setiap pasangan.
Kedua, KB hendaknya dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, yaitu
suami dan istri sehingga tidak ada salah satu dari keduanya yang terdhalimi dan
keduanya bertanggungjawab atas keputusan bersama tersebut. Dan ketiga, KB
hendaknya menggunakan metode yang benar dan sesuai untuk ibu. Tentang metode
kontrasepsi yang digunakan ini, beberapa metode yang di”bolehkan” oleh ulama antara
lain ‘azl (coitus interuptus), pantang berkala, kondom/ diafragma, pil, susuk dan suntik
karena mekanisme kerja metode-metode tersebut adalah dengan mencegah pertemuan
antara spema dan sel telur baik secara fisik menghalangi pertemuan keduanya ataupun
dengan mencegah pematangan ovum. Pemilihan metode dan alat kontrasepsi hendaknya
juga melihat kondisi kesehatan ibu, misalnya apakah ada riwayat hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, alergi dan sebagainya.
Sedangkan metode kontrasepsi dengan IUD ditolak oleh sebagian ulama karena
adanya kemungkinan bahwa IUD
tidak mencegah pertemuan sperma dan sel telur
melainkan mencegah hasil konsepsi untuk menempel ke rahim, yang berarti sama
dengan pengguguran atau pembunuhan. Islam tegas-tegas melarang pembunuhan anak,
sebagaimana yang tercantum dalam QS Al Israa ayat 31,
               
yang artinya :Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut
kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
Demikian juga QS Al An’aam ayat 151
         
yang artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut
kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka {QS Al An’aam:151}
Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa sebenarnya Islam sangat menganjurkan
keluarga berencana agar dari pernikahan nanti terlahir keturunan yang sehat,
Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: [email protected]
mendapatkan cukup kasih sayang dan bimbingan (tidak terdzalimi) hak-haknya untuk
mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang penuh dengan kelahiran adik-adiknya
sehingga setelah dewasa bisa menjadi pemuda-pemuda yang tangguh menegakkan
Islam di bumi. Keseimbangan psikologis dan fisik yang sehat bisa didapatkan oleh
seorang anak, jika dia mendapatkan kesempatan mengenyam kasih sayang orang tuanya
pada rentang waktu yang mencukupi dan juga memiliki kesiapan psikis untuk menyambut
anggota keluarga atau adiknya yang baru. Dalam prakteknya, anak-anak yang
dipersiapkan dengan baik akan tumbuh menjadi generasi muda yang memiliki karakter
dan watak yang matang, sabar dan tidak impulsif. Memiliki anak lagi, dengan merampas
hak anak yang lebih tua mendapatkan kasih sayang akibat jarak kehamilan yang terlalu
rapat adalah sebuah bentuk kezhaliman terhadap hak-hak si anak. Sehingga silahkan
ber-KB, kenapa tidak? Wallahu A’lamu Bishawwab
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, M.K. Mukjizat Ilmiah dalam Al Quran. Akbar Media Eka Sarana. 2002
Al Asyhar, T.2004. Fiqih Gaul. Be The New You. P.T. Syaamil Cipta Media. Bandung
Al Bukhary, Al Iman Muhammad. 2010. Shahih Al- Bukhari. Prilaku Kehidupan Rasulullah
SAW. Pustaka Adil. Surabaya
Almath, M.F. Qobasun Min Nuri Muhammad. 1974 (edisi bahasa Indonesia)
Asy sya’rawi, M.M., 1995. Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1-5. Gema Insani Press.
Jakarta
Dahlan, A.R,2010. Ushul Fiqh. Edisi 1. Amzah. Jakarta
Kessler, J., Dillon, J. The Demographics of Abortion. The Great Divide Between Abortion
Rhetoric and Abortion Reality. Third Way Issues Brief. August 30,2005
Payande, Abulghasim. 2011. Nahjul Fashahah. Ensiklopedi Hadis Masterpiece
Muhammad SAW (edisi terjemahan). Pustaka Iman. Jakarta
Pernoll,M.L. 2001. Benson & Pernolls’s Handbook of Obstetrics & Gynecology.10th
edition. McGraw-Hill.
Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya. UII Press
Wilopo, S.A. 2005. Makalah Kunci. Seminar Kita Selamatkan remaja dari Aborsi dalam
Rangka Pemantapan Keluarga Berkualitas 2015. Medan 11 April 2005.
Yasin, N. 2008. Fikih Kedokteran (edisi Terjemahan). Pustaka Al Kautsar. Jakarta
Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Download