BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA KONSEPTUAL DAN

advertisement
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA KONSEPTUAL DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A.
Kajian Pustaka
1.
Kualitas Produk
a.
Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan
fungsinya, termasuk keawetan, kemudahan pemakaian dan diperbaiki, serta
atribut berniali lainnya. Oleh karena itu, salah satu keunggulan dalam persaingan
ini terutama adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen,
bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak sekalipun produk
tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut
sebaiknya perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang
besar di waktu yang mendatang. Definisi tentang kualitas dapat berbeda-beda bagi
masing- masing individu, hal ini disebabkan karena kualitas memiliki banyak
kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya.
Banyak pakar di bidang kualitas yang mencoba mendefinisikan kualitas
berdasakan sudut pandang masing-masing, beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut:
a)
Kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen
(W.Edward Deming)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
b) Kualitas adalah nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap
persyaratan (Philip B.Crosby)
c)
Kualitas adalah kesesuaian terhadap spesifikasi (Joseph M.Juran)
Sedangkan definisi tentang produk merupakan elemen yang paling
mendasar dan penting dari bauran pemasaran. Dikatakan paling penting karena
dengan produk perusahaan dapat menetapkan harga yang pantas, menyalurkan
produk tersebut dengan suatu bauran komunikasi yang tepat. Selain itu, Tjiptono
(2010) mengemukakan pengertian produk adalah “segala sesuatu yang dapat
ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan”.
Demikian juga konsumen dalam membeli suatu produk konsumen selalu
berharap agar barang yang di belinya dapat memuaskan segala keinginan dan
kebutuhannya. Untuk itu perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen,
sehingga perusahaan dapat menciptakan produk yang sesuai dengan harapan
konsumen. Kualitas produk yang baik merupakan harapan konsumen yang harus
dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik merupakan kunci
perkembangan produktivitas perusahaan.
b. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2004) mengemukakan terdapat dimensi
kualitas produk yaitu :
1) Performence, yaitu kinerja atau dimensi yang paling dasar untuk
berhubungan dengan fungsi utama suatu produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2) Reliability, yaitu keandalan atau hal yang berkaitan dengan profitabilitas
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu tertentu.
3) Feature, yaitu fitur atau dapat dikatakan sebagai aspek sekunder karena
perkembangan
(feature)
ini
hampir
tidak
terbatas
sejalan
dengan
perkembangan teknologi, maka (feature) menjadi target para produsen untuk
berinovasi dalam rangka memuaskan pelanggan.
4) Durability, yaitu daya tahan suatu produk dapat menunjukkan suatu
pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknis maupun waktu. Produk
dinyatakan awet jika bertahan setelah berulang kali digunakan atau sudah
lama sekali digunakan.
5) Design, yaitu desain produk yang unik dan banyak menawarkan aspek
emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.
c.
Indikator Kualitas Produk
Menurut A. Dele Timpe (2009) dan Muhammad Muli Kalimatillah (2013),
mengemukakan terdapat indikator kualitas produk yaitu :
1) Penampilan (appearance)
Penampilan menunjukan sifat operasi dasar meliputi keunikanan, warna dan
kemampuan menerima dari pemancar-pemancar yang jauh. Sehubung ukuran
utama penampilan suatu produk khusus biasanya telah jelas, seperti peringkat
daya saing jenis-jenis dalam beberapa hal dapat mengukur penampilan,
menentukan jenis yang terbaik (kualitas tinggi) dianggap lebih sukar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2) Keistimewaan (secara terang-terangan)
Keistimewaan produk sering merupakan bumbu dari suatu barang untuk
meningkatkan posisi produk, seperti kemampuan cahaya nyaman dimata, dan
ramah lingkungan.
3) Kepercayaan (frekuensi keberhasilan)
4) Daya tahan (umur panjang)
Nilai ekonomis atau umur produk secara fisik, umumnya diukur dengan
menjumlahkan jam. Daya tahan adalah karakteristik dari produk itu sendiri,
yang mencerminkan tahun atau mil dimana suatu produk dapat digunakan
sebelum perlu dilakukan penggantian.
5) Keawetan yaitu daya tahan suatu produk, lampu LED yang tahan lama.
Frekuensi pebaikan dan umur produk keduanya berhubungan dengan
perhatian pemakai utama. Kemampuan perbaikan suatu produk atau
kecepatan suatu perbaikan dengan demikian merupakan unsur penting.
6) Keindahan desain
7) Kecocokan dan kesempurnaan
8) Kualitas yang bermanfaat
Nilai keindahan dan kualitas yang bermanfaat adalah lebih bersifat subjektif.
Bagaimana suatu produk dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, atau dicium
baunya adalah jelas suatu hal yang merupakan pertimbangan pribadi.
Tanggapan terhadap kualitas, yang didasarkan pada iklan atau keunggulan
dibandingkan produk-produk lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
mempunyai pengaruh yang sama. Membentuk kesan pertama, yang dianggap
kritis dalam menilai suatu produk yang tidak dikenal.
2.
a.
Persepsi Harga
Pengertian Persepsi Harga
Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari
suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri.
Sementara perilaku konsumen menurut Philip Kotlet dalam Kotler and Keller
(2006), dipengaruhi 4 aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur,
pekerjaan, kondisi ekonomi) serta psikologi (motivasi, persepsi, percaya).
Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk (2000) persepsi adalah suatu
proses dari seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menterjemahkan stimulus-stimulus atau informasi yang datang menjadi suatu
gambaran yang menyeluruh. Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu
produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus
sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh
lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Dalam kenyatannya konsumen dalam
menilai harga suatu produk, sangat tergantung bukan hanya dari nilai nominal
secara absolut tetapi melalui persepsi mereka pada harga (Nagle & Holden, 1995)
dalam Isman Pepadri (2002). Secara umum persepsi konsumen terhadap harga
tergantung dari perception of prices differences (persepsi mengenai perbedaan
harga) dan reference prices (referensi harga).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Menurut Tjiptono (2006), mengemukakan terdapat dimensi strategi harga,
yakni :
1) Harga memengaruhi citra dan strategi positioning. Dalam pemasaran produk
prestisius yang mengutamakan citra kualitas dan eksklusivitas, harga menjadi
unsur penting. Harga cenderung mengasosiasikan dengan tingkat kualitas
produk. Harga yang mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang tinggi
dan sebaliknya.
2) Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).
Nilai adalah rasio perbandingan antara persepsi terhadap manfaat (perceive
benefits) dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapat produk.
Manfaat atau nilai pelanggan total meliputi nilai produk (reabilitas,
durabilitas, kinerja dan nilai jual kembali), nilai layanan (pengiriman produk,
pelatihan, pemeliharaan, reparasi dan garansi), nilai personil (kompetensi,
keramahan, kesopanan, responsivitas dan empati) dan nilai citra (reputasi
produk, distributor dan produsen). Sedangkan biaya pelanggan total
mencakup biaya moneter (harga yang dibayarkan), biaya waktu, biaya energi
dan psikis.
3) Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan secara cepat. Dari empat
unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah
diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi terhdap kewajaran suatu
harga. Pertama, perception of price differences, menurut hukum Weber-Fechner,
dalam buku The Strategic dan Tactics of Pricing: A Guide to Growing More
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Profitability (Nagle & Hogan, 2006), pembeli cenderung untuk selalu melakukan
evaluasi terhadap perbedaan harga antara harga yang ditawarkan terhadap harga
dasar yang diketahui. Sebagai contoh, suatu perusahaan menawarkan produkproduk berkualitas dengan nilai harga yang lebih tinggi dianggap sebagai satu hal
yang relevan dan rasional, sehingga konsumen dapat menerima tawaran harga
pada tiap-tiap produk yang ditawarkan perusahaan tersebut. Dari hukum WeberFechner dapat disimpulan bahwa persepsi konsumen terhadap perubahan harga
tergantung pada prosentase dari perubahan harga tersebut, bukan terhadap
perbedaan absolutnya dan besaran harga baru tersebut tetap berada pada
“acceptable price” (Isman Pepadri, 2002).
Faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu harga
adalah price references yang dimiliki oleh pelanggan yang didapat dari
pengalaman sendiri (internal price) dan informasi luar yaitu iklan dan pengalaman
orang lain (external references price). Informasi dari luar tersebut sangat
dipengaruhi :
1) Harga kelompok produk (product line) yang dipasarkan oleh perusahaan yang
sama.
2) Perbandingan dengan harga produk saingan.
3) Urutan produk yang ditawarkan (Top Down Selling)
4) Harga produk yang pernah ditawarkan konsumen (Recalled Price)
(Schiffman & Kanuk, 2000).
Sedangkan persepsi terhadap kewajaran harga dapat pula dijelaskan dengan
teori acquisition transaction utility. Konsumen akan melakukan pembelian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
(acquisition utility) apabila harga tersebut dikaitkan dengan keuntungan atau
kerugian dalam perspektif fungsi produk. Sedangkan transaction utility,
konsumen mempersepsikan harga dengan kenikmatan atau ketidaknyamanan
dalam aspek keuangan yang didapat dari perbedaan antara internal reference
prices dengan harga pembelian (Isman Pepadri, 2002). Secara spesifik, setiap
konsumen menyadari hubungan yang relatif antara harga dan tingkat harapan
mereka tentang produk yang akan dibeli.
b. Indikator Persepsi Harga
Menurut Rempel, Holmes dan Zanna (2008), mengemukakan indikator
persepsi harga yaitu :
1.
Kesesuaian harga dengan kualitas produk
2.
Keterjangkauan harga
3.
Kesesuaian harga dengan manfaat
4.
Harga sesuai perekonomian wilayah
3.
a.
Iklan Lingkungan
Pengertian Iklan Lingkungan
Iklan adalah suatu bentuk promosi dengan menggunakan media cetak dan
elektronik. Maka dapat memberi informasi dalam bentuk promosi yang paling
efektif atau pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada
para calon pembeli produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurahmurahnya. Sedangkan menurut Zinkhan & Carlson (2006), didefinisikan sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
banding yang mencoba untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
mengenai
kepedulian lingkungan dan masalah kesehatan dari prespektif yang
berbeda termasuk ekologi, keberlanjutan, dan pesan bebas polusi.
Iklan lingkungan merupakan sebagai banding yang mencoba untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen mengenai kepedulian lingkungan
dan masalah kesehatan dari prespektif yang berbeda termasuk ekologi,
keberlanjutan, dan pesan bebas polusi. Oleh karena itu Banerjee et al., (2006),
menyarankan kedalam buku Strategi Pemasaran adalah “iklan lingkungan adalah
sebagai setiap iklan baik secara eksplisit atau implisit membahas mengenai
hubungan antara produk atau jasa dan lingkungan biofisik, mempromosikan
(green lifestyle) atau gaya hidup ramah lingkungan dengan atau tanpa menyoroti
produk atau jasa dan menyajikan citra suatu perusahaan untuk mengenai tanggung
jawabnya terhadap lingkungan”.
Karna et al., (2011) menentukan lima komponen dalam iklan lingkungan,
sebagai berikut:
1) Tujuan iklan
Merupakan untuk mempromosikan citra perusahaan yang ramah terhadap
lingkungan, seperti memberi informasi untuk lebih peduli terhadap
lingkungan atau “Go Green”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2) Kerangka pesan
Merupakan susunan yang kuat untuk iklan yang terdiri tentang judul iklan,
hak cipta, dan ilustrasi warna yang dicantumkan dalam iklan, seperti pesan
lampu LED yang tahan lama.
3) Elemen pesan
Merupakan daya tarik atau tema untuk menghasilkan respon yang
dikehendaki oleh pengiklan, seperti produk lampu Philips LED dimedia
massa.
4) Manfaat konsumen
Merupakan manfaat utama yang dikomunikasikan dalam iklan baik dalam
“teks” atau “visual” yang disampaikan dalam iklan lingkungan, seperti
menyampaikan informasi pentingnya tentang permasalahan lingkungan.
5) Faktor pendukung
Nilai dasar atau tujuan akhir untuk disampaikan langsung oleh iklan
lingkungan.
b. Indikator Iklan Lingkungan
Menurut Alniacik & Yilmaz (2012), iklan lingkungan memiliki berbedaan
dengan iklan pada umumnya. Ada dua indikator yang dibahas dalam iklan
lingkungan:
1.
Iklan
Memberikan informasi kepada konsumen untuk memahami tentang dasar
iklan lingkungan atau iklan peduli terhadap lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2.
Pesan
Pesan yang terkandung dalam iklan lingkungan yaitu bertujuan untuk
membuat konsumen lebih peduli terhadap lingkungan, serta memberikan
informasi tentang siklus hidup produk, yang terbuat dari bahan yang ramah
lingkungan dan logo ramah lingkungan yang teradapat pada iklan lingkungan.
4.
a.
Teknologi Lingkungan
Pengertian Teknologi Lingkungan
Teknologi yaitu semua hal yang di ciptakan secara sengaja oleh manusia
melalui akal serta pengetahuannya untuk memberikan kemudahan dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan teknologi lingkungan adalah sebuah metode
atau sistem untuk mencapai tujuan tertentu yang mana dalam pelaksanaannya
mengacu pada wawasan lingkungan dan atau memperhatikan kaidah-kaidah
lingkungan di sekitarnya.
Maka dengan cara yang sederhana, teknologi lingkungan yaitu teknologi
yang diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia namun tidak
mengakibatkan kerusakan atau memberikan dampak negatif pada lingkungan di
sekelilingnya. Istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan kelas elektronik
yang dapat mempromosikan pengelolaan sumber daya. Kelestarian atau
keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal yaitu untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan, tidak
merusak sumber daya alam atau pemenuhan kebutuhan saat ini, dan tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
Adapun tujuan dari teknologi lingkungan yaitu untuk menemukan dan
mengembangkan cara-cara untuk menyediakan kebutuhan bagi manusia dan tidak
menyebabkan kerusakan lingkungan atau pengurangan sumber daya alam yang
cepat di planet bumi.
Salah satu contoh alternatif teknologi konvensional yang diterapkan guna
mengaplikasikan konsep teknologi lingkungan adalah proses pendaur-ulangan
sampah, upaya ini agar dapat memberikan pengurangan yang signifikan terhadap
efek negatif pada lingkungan yaitu mengurangi jumlah limbah dan polusi yang
dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia.
Menurut Webber (2011) mengemukakan terdapat enam manfaat teknologi
lingkungan dalam kehidupan manusia, yaitu :
1.
Keberlangsungan
Upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara terus menerus di masa
depan tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam.
2.
Pendaur ulang sampah
Upaya untuk mengakhiri siklus barang sekali pakai, dengan menciptakan
produk yang sepenuhnya dapat diperoleh kembali atau digunakan kembali.
3.
Pengurangan Sumber Sampah
Upaya untuk mengurangi sumber limbah dan polusi dengan mengubah pola
produksi dan pola konsumsi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
4.
Inovasi
Upaya untuk mengembangkan alternatif teknologi yang ramah lingkungan
guna memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak lingkungan.
5.
Viabilitas
Upaya untuk menciptakan suatu pusat kegiatan ekonomi di seluruh bidang
teknologi dan produk yang memberikan keuntungan bagi lingkungan dan
menciptakan peluang usaha baru yang benar-benar melindungi planet bumi
dari kerusakan.
6.
Edukasi
Upaya untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya penerapan
teknologi hijau guna mendukung terciptanya daya dukung lingkungan yang
berkelanjutan.
b. Indikator Teknologi Lingkungan
Menurut Velte (2008) mengemukakan terdapat indikator teknologi
lingkungan sebagai berikut :
1.
Kenyamanan Sosial
2.
Ekonomis
3.
Ramah Lingkungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
5.
a.
Niat Pembelian
Pengertian Niat Pembelian
Sebelum seseorang melakukan tindakan menggunakan produk atau jasa, ada
suatu sikap aktifitas mental yang mendahuluinya yang dikenal dengan niat. Niat
bisa datang dari dalam diri konsumen itu sendiri. Konsumen dapat memutuskan
kapan akan menggunakan dengan membeli produk tersebut. Selain itu niat bisa
datang dari rangsangan luar yaitu datang dari pengaruh orang-orang sekitar yang
menggunakan suatu produk tertentu yang biasanya diikuti oleh tingkah laku yang
mendukung keinginan tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk, (2009) menjelaskan pengertian niat beli
adalah satu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen,
niat dapat diartikan dalam bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli
untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang
tersedia dalam periode waktu tertentu. Sedangakan niat untuk membeli produk
ramah lingkungan adalah kehendak mengekspresikan niat seorang individu untuk
melakukan kegiatan yang mendukung gerakan ekologi (Chan, 2007).
Utomo, Lestraningsih, dan Suhari, (2011), mengemukakan empat dimensi
niat beli dalam menentukan rencana untuk membeli barang atu jasa di waktu
kedepan :
1.
Pembelian dengan perencanaan yang tidak penuh, adalah suatu niat
melakukan pembelian ke toko online dalam waktu dekat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2.
Pembelian tanpa perencanaan, adalah suatu pembelian apabilan menemukan
barang yang di inginkan akan melakukan pembelian langsung melalui toko
online.
3.
Pembelian dengan penuh perencanaan, adalah pembelian dengan meluangka
waktu untuk membeli barang melalui toko online.
4.
Rekomendasi melakukan pembelian, adalah upaya dalam memberikan
rekomendsi suatu toko online kepada orang lain.
b. Indikator Niat Pembelian
Menurut Durianto (2009), terdapat tiga indikator niat beli yang digunakan
oleh pelanggan, yaitu :
1.
Intensitas pencarian informasi mengenai suatu produk.
2.
Keinginan untuk segera membeli atau mencari produk.
3.
Memiliki preferensi bahwa produk tertentu inilah yang diinginkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1.
Penulis
Mohd Rizaimy
Shaharudin1*,
Suhardi Wan
Mansor2, Anita
Abu Hassan1,
Maznah Wan
Omar1
and Etty Harniza
Harun (2011)
Judul
The relationship
between product
quality and
purchase
intention: The case
of Malaysia’s
national
motorcycle/scooter
manufacturer
Variabel
Product
quality,
performance,
features,
reliability,
durability.
Hasil
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap niat
pembelian
2.
Hariyanto, Franky
Lauda (2015)
Pengaruh Citra
Merek, Kualitas
Produk, Harga Dan
Promosi Terhadap
Niat Beli
Konsumen
Citra Merek,
Kualitas
Produk,
Harga,
Promosi, Niat
Beli
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap niat
pembelian
3.
Kadek Dewi
Indrawati Gede
Suparna (2015)
Peran Persepsi
Harga Dalam
Memoderasi
Pengaruh
Pengetahuan
Tentang Produk
Terhadap Niat Beli
Produk Ramah
Lingkungan Merek
Toyota Agya
Pengetahuan
tentang
produk,
persepsi harga,
niat beli
produk ramah
lingkungan
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap niat
pembelian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
No
Penulis
Judul
Variabel
Hasil
4.
Juha Munnukka
(2008)
Customers’
purchase intentions
as a reflection
of price perception
Prices
perception,
Pricing policy,
Service levels,
Mobile
communication
systems
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap persepsi
harga
5.
Praharjo et al.,
(2013)
Pengaruh Green
Advertising
terhadap Persepsi
Tentang Green
Brand dan
Keputusan
Pembelian Air
Minum Kemasan
Merek Ades
Green
Advertising,
Green Brand,
Keputusan
Pembelian
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap iklan
lingkungan
6.
Yu-Shan Chen and Enhance green
Ching-Hsun Chang purchase
intentions
The roles of green
perceived value,
green
perceived risk, and
green trust
Green
purchase
intention,
Green trust,
Green
perceived
value, Green
perceived risk,
Green
marketing,
Perception
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap niat
pembelian
7.
Nusaibah Mansor
, Siti Norbaya
Yahaya
, Nurul Zarirah
Nizam
& Yasuo Hoshino
(2014)
green
technology,
automotive,
environment,
consumer
behavior
Semua indikator
yang terbukti
berpengaruh positif
terhadap teknologi
lingkungan
Consumers’
Acceptance
towards Gr
een Technology in
Automotive
Industries in
Malacca, Malaysia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
B.
Rerangka Pemikiran
1.
Hubungan Kualitas Produk terhadap Niat Pembelian
Kualitas produk dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketetapan, kemudahan
operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya. Sedangkan kualitas adalah
kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya. Kualitas produk
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan identitas atau ciri pada
setiap produk sehingga konsumen dapat mengenali produk tersebut.
Kualitas mempunyai arti yang sangat penting dalam niat beli konsumen.
Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung
melakukan keputusan konsumen sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai
dengan yang diharapkan maka kosumen akan mengalihkan niat belinya pada
produk sejenis lainnya. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda
terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya kosumen akan memilih produk yang
dapat memuaskan kebutuhannya.
Schiffman dan Kanuk (2008) menyatakan bahwa evaluasi konsumen
terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan
produk mana yang akan mereka beli. Kualitas produk dapat didefinisikan sebagai
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan,
keandalan, ketetapan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai
lainnya. Teori Ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyari
(2012) dengan jurnal berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Harga terhadap Niat Beli produk Oriflame” dengan hasil menunjukkan bahwa
kualitas produk berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen. Hal yang sama
di lakukan oleh Tariq (2013) dengan jurnal internasionalnya yang berjudul
“Customer Perceptions about Branding and Purchase intention” dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas produk dapat berpengaruh terhadap
niat beli.
H1 : Diduga kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian pada
lampu Philips LED
2.
Hubungan Persepsi Harga terhadap Niat Pembelian
Harga adalah apa yang kita korbakan untuk mendapatkan suatu produk
(dalam Kaura, 2012), sedangkan persepsi harga adalah harga yang diterjemahkan
(disandikan) oleh konsumen. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi
harga berkaitan erat dengan niat pembelian. Hal yang sama di kemukakan oleh
Schiffman dan Kanuk (2008) berpendapat bahwa bagaimana seorang konsumen
menerima sebuah harga tinggi atau rendah, mempunyai pengaruh baik terhadap
kualitas, nilai dan keyakinan lain. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sulistyari (2012) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa
persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli.
H2 : Diduga persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian lampu
Philips LED
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
3.
Hubungan Iklan Lingkungan terhadap Niat Pembelian
Konsumen menganggap bahwa iklan sebagai jendela informasi sebagai
paduan dalam memilih produk. Di lingkungan produsen, iklan merupakan media
promosi tentang kualitas dan ciri-ciri produk kepada masyarakat baik orang tua
maupun anak-anak. Sebagai calon konsumen tentu perlu informasi yang jelas
terhadap produk yang diiklankan. Melalui informasi yang jelas niscaya calon
konsumen akan mempunyai keputusan untuk membeli.
Dalam memutuskan mengkonsumsi produk bisa dipengaruhi oleh informasi
produk yang diiklankan, tampilan iklan yang menarik dan model yang ada di
iklan. Hal ini menunjukkan bahwa iklan mempunyai peran yang sangat kuat
dalam membujuk konsumen yang terjaring dalam lingkarannya terbius untuk
mengikuti produk yang diinformasikan.
Informasi media periklanan yang lancar dan mudah dipahami oleh
masyarakat (konsumen) akan memberikan tanggapan yang positif bagi konsumen.
Informasi yang jelas secara visual maupun verbal dan tidak menyinggung
perasaan konsumen akan menguntungkan di pihak produsen. Harapan positif di
hati
masyarakat
merupakan
tujuan
utama produsen dalam menawarkan
produknya, sehingga bisa diterima di pasaran. Berbagai cara produsen dalam
mempromosikan produknya melalui periklanan diharapkan mendapatkan citra
positif konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Iklan lingkungan membantu untuk membentuk nilai-nilai konsumen dan
menerjemahkan nilai-nilai ini ke dalam pembelian produk ramah lingkungan
(Baldwin 2009). Konsumen mengemukakan bahwa iklan lingkungan lebih efektif
dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang produk ramah lingkungan dan
membantu membuat keputusan berdasarkan informasinya (Akehurst et al., 2012).
Oleh karena itu, iklan lingkungan dapat membantu meningkatkan motivasi
terhadap niat pembelian produk ramah lingkungan (Hartmann dan Ibanez, 2006).
H3 : Diduga iklan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian
pada lampu LED Philips
4.
Hubungan Teknologi Lingkungan terhadap Niat Pembelian
Teknologi seperti ini mesti mampu melindungi lingkungan. Caranya dapat
beraneka ragam, contohnya kurangi polutan yang umumnya timbul dari alat-alat
teknologi, memakai sumber daya alam dengan berimbang serta berkepanjangan,
dan memberikan penanganan yang pas pada limbah-limbah yang barangkali
dihasilkan dari teknologi tersebut .
Teknologi lingkungan dapat didefinisikan sebagai penerapan dan evolusi
produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melindungi lingkungan alam
dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari
kegiatan manusia (Kettha, 2013). Dari definisi sebelumnya, hal tersebut
menunjukkan bahwa tujuan utama dari pengembangan teknologi lingkungan
adalah untuk melestarikan lingkungan di bumi dari menjadi bahaya. Selain itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi niat pembelian.
Berdasarkan penelitian tersebut (kettha, 2013) menghasilkan sebuah argumen
yang telah diuji bahwa teknologi lingkungan berpengaruh positif terhadap niat
pembelian.
H4 : Diduga teknologi lingkungan berpengaruh signifikan terhadap niat
pembelian pada lampu Philips LED
5.
Hubungan Iklan Lingkungan Terhadap Persepsi Harga
Iklan lingkungan berperan penting untuk menarik pembeli agar dapat
memberikan sebuah sebuah harga tinggi atau rendah nantinya dapat memberikan
perusahaan keuntungan. Konsumen akan tertarik pada sebuah produk apabila
iklan dari produk tersebut menarik, sehingga di harapkan perusahaan mampu
untuk menarik konsumen dengan menampilkan iklan lingkungan. lampu LED
Philips menjadi sesuatu yang perlu dianalisis untuk mengetahui apakah iklan
lingkungan lampu LED Philips dapat dipengaruhi oleh persepsi harga. Hasil uji
hipotesis ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnama &
Nurhadi (2014) yang menyatakan bahwa iklan lingkungan memiliki berpengaruh
positif dan signifikan terhadap persepsi harga.
H5 : Diduga iklan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap persepsi harga
pada lampu Philips LED
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
C.
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis dimana hipotesis itu
sendiri diartikan sebagai kesimpulan sementara terhadap masalah yang diajukan.
Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis yang akan diuji
kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
strategi kualitas produk, persepsi, iklan lingkungan, teknologi lingkungan, tehadap
niat pembelian lampu Philips LED. Maka jika digambarkan dalam bentuk skema
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Model Hipotesis Hubungan Antara Kualitas Produk,
Iklan Lingkungan terhadap Persepsi Harga Dan Teknologi Lingkungan
Terhadap Niat Pembelian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download