peran sekolah bagi anak adhd

advertisement
Penelitian
Peran …
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
Dewey, J. 1960. Ihe Child and 'lhe Carriculuna. Chicago: University of
Chicago Press.
PERAN SEKOLAH BAGI ANAK ADHD
Ridwan
Johnson, I). W'. [)an Johnson, R. '1`. 1974. Instructional Goal Structure:
Cooperative. competitive, or Individualistic. Review of
Educational Research No. 44 (-ial 213-240. Ro\tien, 13,
Bossert. S.T, and Uwver, D.('. 198'). Research on Effective
schools: A cautionary
note. Educational Research, No
124. Halaman 24- 31
Abstraksi
Anak yang mengalami gangguan ADHD adalah anak yang secara
psikologis mengalami hambatan didalam proses penyesuaian
dirinya dengan lingkungan yang ditandai dengan gejala utama
seperti kurang mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan
impulsivitas. Akibat dari segala perilaku yang ditampilkan tersebut
membuat anak ADHD cenderung bermasalah di sekolah.Disisi
lain, sekolah seringkali tidak mentolerir perilaku yang bermasalah
pada anak didiknya. Akibatnya, anak bisa dikeluarkan dari
sekolah karena anak-anak seperti ini adalah dianggap anak yang
nakal. Untuk itu, kiranya perlu pihak sekolah memahami perilakuperilaku ADHD dari anak didiknya. Dengan lebih memahami
gejala serta perilaku yang ditampilkan anak ADHD memudahkan
pihak sekolah menerima serta memperlakukan anak didiknya
dengan baik sehingga pihak sekolah tetap memberikan
kesempatan bagi anak didik yang mengalami ADHD ini untuk
dapat terus melanjutkan pendidikannya.
Showers, 13. 1982a. A st5udy of coaching in teacher training. Eugene,
University of Oregon
Kata Kunci: Peran sekolah, anak ADHD
A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini, banyak dari orangtua mengeluhkan bahkan
mengalami kewalahan serta rasa frustasi terhadap perilaku hiperaktif
anaknya yang tampak tidak mau diam, selalu bergerak dengan tidak
mengenal lelah dan akibat keaktifan yang terlalu berlebihan tersebut
membuat anakpun rentan akan cidera yang dialami. Hal yang sama
dikeluhkan pula oleh para guru dimana anak tersebut menimba ilmu
di sekolah mereka. Ketika disekolah anak-anak ini terlibat keributan
dengan teman yang lain. Anak juga menganggu situasi atau proses
belajar mengajar yang sedang berjalan, seperti berlarian kesana
kemari disaat siswa lain sedang belajar, tidak mengerjakan tugas
dan lain sebagainya. Akibatnya, anak dianggap tidak bisa
bekerjasama bahkan bisa saja menyebakan anak dikeluarkan dari
sekolah.
Menurut Sani seperti yang dikutip oleh Ferdinand Zaviera,
”ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku
yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala
utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif sendiri
merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder atau
ADHD”.
53
54
Peran …
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
Pada beberapa literatur ditemukan bahwa anak-anak dengan
masalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) mengalami
permasalahan pada fungsi neurotransmitternya, sehingga muncul
dalam bentuk perilakunya. Perilaku yang dapat terobservasi pada
anak-anak yang mengalami Attention Deficit And Hyperactivity
Disorder (ADHD) berupa gangguan pemusatan perhatian
(inattention), hiperaktivitas, dan impulsivitas (Kriteria berdasarkan
DSM IV, APA, 1994) (Swaiman, 2006;585). Berdasarkan pernyataan
Shaywitz and Shaywitz pada tahun 1994, telah terjadi perubahan
konsep mengenai ADHD. ADHD dulu dikatakan sebagai minimal
brain disfunction (Swaiman, 2006;585), namun saat ini penggunaan
istilah tersebut telah berubah dan lebih dispesifikasi menjadi
Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD menurut
penelitian, ditemukan bahwa:
• 80% gejala persisten sampai remaja
• 30-65% gejala persisten sampai dewasa
• 50% disertai gangguan perilaku lain / KOMORBID
Umumnya anak yang menderita ADHD terasa bermasalah jika
sudah masuk playgroup/sekolah. Penderita ADHD mengalami
kesulitan dalam memusatkan perhatian (defisit dalam memusatkan
perhatian) sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya secara baik. Mereka juga mengalami kesulitan
dalam bermain dan berinteraksi dengan teman karena tidak memiliki
kemampuan memusatkan perhatian.
Kesulitan mempertahankan perhatian ini tidak berkaitan
dengan tingkat kecerdasan pada anak ADHD. Saat dilakukan tes
kecerdasan untuk mengukur tingkat IQ, diperoleh angka kecerdasan
berada pada taraf rata-rata (average) atau di atas rata-rata. Ketika
ditemukan anak-anak yang aktif dan sulit beratensi dengan tingkat
IQ berada di bawah rata-rata, maka tidak dapat didiagnosa sebagai
ADHD.
ADHD telah di gambarkan 100 tahun yang lalu, dan
menghasilkan pengetahuan pengobatan stimulan yang dikenal sejak
lebih dari setengah abad yang lalu.
Saat ini ADHD lebih menunjukkan masalah pada fungsi otak
yang menyebabkan anak yang pintar menjadi tidak berprestasi
secara akademis dan berperilaku buruk, meskipun telah diberikan
pengasuhan dengan standar yang tinggi.(Green, 2001;3).
Sejarah perkembangan pemahaman mengenai ADHD:
1902:
Gambaran yang jelas mengenai perilaku ADHD.
Tidak disebabkan oleh kerusakan otak atau pengasuhan
yang buruk
1930Kerusakan otak menyebabkan perilaku ADHD
an:
1937:
Pengobatan stimulan digunakan pertama kali
1950an- Saat ini dipercayai sebagai disfungsi otak – ‘Minimal
1960an:
Brain Dysfunction’
Psikiatri psikoanalitik anak melihat ADHD dalam term
masalah peran orangtua dan lingkungan
1957:
Methylphenidate (Ritalin) diperkenalkan.
1960“Sindrom Anak Hiperaktif”menjadi populer.
Ritalin
1970:
digunakan secara luas dan banyak penelitian mengenai
pengobatan tersebut (stimulan)
1970Media yang tidak akurat menentang penggunaan obat.
1975:
Diet Feingold menjadi populer
1975Medikasi kembali popular
1980:
1980:
American Psychiatric Association menggunakan istilah
Ättention
Deficit
Hyperactivity
Disorder”(DSMIII).Positron
1987:
American Psychiatric Association menggunakan istilah
Ättention Deficit Hyperactivity Disorder”(DSM-IIIR).
Kampanye anti pengobatan menyesatkan banyak
orangtua dan para profesional.
1990:
Emission
Tomography
(ETscan)
menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara fungsi otak ADHD
dan otak bukan ADHD
1994:
APA mendefinisikan kembali ÄDHD” di DSM-IV
1997:
ADHD pengaruh dari 4 faktor: attention and learning;
impulsive, perilaku dengan kontrol yang buruk; ada atau
tidaknya
kondisi
komorbid;
pengasuhan
atau
permusuhan yang muncul di lingkungan anak.
2001:
Penemuan bukti dari genetik molekular, penelitian
neurotransmitter, scan otak, EEG, dan penelitian antar
budaya membuktikan validitas dari ADHD.
B. Sejarah Pemahaman ADHD
ADHD menyebabkan anak-anak pandai menjadi tidak
berfungsi secara tepat di sekolah, dan meskipun dengan
pengasuhan yang baik, mereka dapat bertingkah laku buruk di
sekolah. (Green,2001; p.1). Suatu kondisi medis yang ditunjukkan
dengan kesulitan untuk memberikan atensi, dan/atau perilaku
hiperaktivitas serta impulsivitas yang muncul secara signifikan baik
di rumah maupun di sekolah.
ADHD merupakan salah satu gangguan mental yang paling
sering terjadi: pada anak-anak usia sekolah ±5-7% dan pada orang
dewasa ±2-5%.
55
56
Peran …
C. Penyebab ADHD
Banyak peneliti masih belum sepakat mengenai penyebab
tepatnya dari ADHD, tetapi 2 ada hal yang pasti. Pertama, ADHD
merupakan kondisi yang diturunkan (hereditary) dan kedua, masalah
ADHD merupakan hasil dari perbedaan kecil pada irama otak
(dopamine).
Banyak peneliti percaya bahwa ADHD merupakan kondisi
dimana fungsi area otak yang mengendalikan perilaku mengalami
permasalahan. Fungsi pada area frontal lobe yang mengendalikan
tingkah laku yang tidak tepat dan area basal ganglia and cerebellar
circuits yang berkoneksi berdekatan. Ada ketidak seimbangan pada
neurotransmitters yang menyampaikan pesan.
Menurut Green(2001), kondisi anak yang mengalami ADHD
tidak disebabkan karena masalah diet atau karena pola pengasuhan
yang salah.
1. Kondisi Hereditary (Keturunan)
Biasanya orangtua yang ADHD cenderung akan
menurunkan secara genetik pada anaknya.
Setidaknya 2
genetik telah ditemukan, yaitu gen DRD4 dan gen DAT. Pada
penelitian pada anak kembar, ditemukan jika salah satunya
ADHD, maka 90% anak yang lain juga mengalaminya (Green,
2001; 19, Accordo & Blondis, 2000;129)
2. Kesulitan Menemukan Irama yang Tepat Pada Otak
- Neuropsychology
Impulsivitas pada anak dengan ADHD menunjukkan
disfungsi pada area frontal lobe. Mereka kesulitan untuk
mengendalikan perilaku mereka sendiri.
Anak-anak yang murni mengalami kesulitan untuk
memberikan atensi atau inatensi (tanpa impulsivitas, perilaku
aktif) menunjukkan masalah juga pada area frontal lobe tetapi
juga mengalami kelambatan melakukan pengolahan, sehingga
akan berespon dengan lambat. (Green, 2001)
- Pengukuran Aktivitas
Anak-anak dengan ADHD overaktif ketika mereka
seharusnya tenang dan sangat tidak aktif ketika mereka
seharusnya aktif. Hal tersebut bukan over aktivitas, namun
kesulitan untuk mengendalikan aktivitas dirinya (selfmonitoring).
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
3. Pengasuhan dan ADHD
Perilaku anak ADHD akan diikuti dengan cara orangtua
menerapkan disiplin.
Buruknya pola pengasuhan tidak
menyebabkan ADHD, namun dapat membuat perilaku anak
ADHD semakin buruk dengan penguatan yang diberikan. Anak
ADHD biasanya adalah anak yang sulit, sehingga seringkali
orangtua sulit menerapkan disiplin secara konsisten. Kondisi ini
biasanya dapat memunculkan masalah dalam keluarga. (Green,
2001).
D. Cara Mendiagnosa ADHD
Sebelum melakukan diagnosa apakah anak mengalami
ADHD/GPPH, maka perlu dipahami bahwa perlu pengumpulan data
melalui observasi yang sangat tajam dan wawancara dari berbagai
pihak yang terlibat dengan anak. Perlu data yang obyektif dan
akurat.
Diperlukan kerjasama dan diskusi antara orangtua, guru, dan
ahli untuk dapat menentukan adalah masalah ADHD pada seorang
anak. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat pola perilaku yang
muncul pada anak pada setiap setting atau situasi yang dialui oleh
anak.
Untuk menetapkan diagnosis ADHD perlu dilakukan 4 tahap
pemeriksaan:
1. memperhatikan tanda-tanda yang muncul
2. Menyingkirkan diagnosa yang serupa dengan ADHD
3. Menggunakan alat yang obyektif
4. wawancara secara detail mengenai pola yang muncul untuk
memperkuat hipotesis mengenai masalah ADHD
Ada 2 tanda penting yang harus kita perhatikan yang membuat
kita memikirkan kemungkinan ADHD:
a. Anak menunjukkan kesulitan di sekolah (underfunctions at
school), meskipun memiliki tingkat intelegensi yang normal dan
tidak mengalami masalah kesulitan belajar (learning disabilities).
b. Anak-anak dengan ADHD memiliki serangkaian masalah
perilaku yang sangat buruk daripada yang diharapkan dari
standar lingkungan.
Dalam DSM-IV-TR (APA, 2000), kriteria atau ciri-ciri diagnosis
ADHD adalah sebagai berikut:
Jenis Masalah
Pola Perilaku Khusus
Kurangnya
Gagal
memperhatikan
detail
atau
perhatian
melakukan kecerobohan dalam tugas
sekolah, dan lainnya.
Kesulitan
memperhatikan
perhatian
- Ketidak seimbangan Kimiawi otak
Ketidak seimbangan atau pengurangan noradrenaline
dan dopamine di otak.
Pengobatan stimulan membantu
menyeimbangkan kondisi tersebut.
57
58
Peran …
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
Impulsivitas
Anak berbicara dan berperilaku tanpa dipikirkan. Seringkali
melakukan suatu hal secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
Mudah tersulut atau bereaksi dengan sangat cepat.
Hiperaktifitas
Kecenderungan anak tidak dapat duduk dengan tenang.
Hiperaktivitas ini juga dapat dikatakan anak beraktivitas secara
berlebihan. Anak tampak selalu gelisah, melakukan aktivitas yang
tidak terarah.
Perlu dilakukan wawancara dan observasi yang tajam untuk
dapat mengenali perilaku anak dengan ADHD, karena perilaku yang
hampir serupa dapat muncul pada anak yang tidak mengalami
ADHD.
disekolah atau saat bermain.
Tampak tidak memperhatikan apa yang
dikatakan orang lain.
Tidak bisa mengikuti instruksi atau
menyelesaikan tugas.
Kesulitan mengatur pekerjaan dan aktivitas
lain.
Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang
menuntut perhatian.
Kehilangan alat-alat sekolah (misalnya,
pensil, buku, mainan, tugas-tugas).
Mudah teralihkan perhatiannya.
Sering lupa melakukan aktivitas ehari-hari.
Hiperaktivitas
Tangan atau kaki bergerak gelisah atau
menggeliat-geliat di kursi.
Meninggalkan kursi pada situasi belajar
yang menuntut duduk tenang.
Berlarian atau memanjat benda-benda
secara terus menerus.
Kesulitan untuk bermain dengan tenang.
Impulsivitas
Sering berteriak di kelas.
Tidak bisa menunggu giliran dalam
antrean, permainan dan sebagainya.
Untuk dapat didiagnosis ADHD, gangguan ini harus muncul
sebelum usia 7 tahun, harus secara signifikan menghambat
fungsi akademik, sosial dan pekerjaan, dan harus ditandai oleh
sejumlah ciri klinis yang tersebut di atas, serta telah terjadi lebih
dari 6 bulan dan paling tidak terjadi pada dua situasi seperti di
sekolah, rumah, atau pekerjaan
Perilaku Inti dari ADHD
Inatensi
Perilaku yang dapat menggambarkan bahwa anak
mengalami kesulitan untuk mempertahankan atensinya (Inattention)
adalah perilaku anak yang mudah terdistraksi atau teralih
perhatiannya, lupa terhadap instruksi yang diberikan, mudah beralih
dari satu tugas ke tugas yang lain sebelum menyelesaikannya.
Anak tampak lebih baik ketika berada pada pengawasan perorangan
(satu guru dengan satu anak).
Beberapa anak memiliki masalah hanya pada atensinya
(inattentive type). Pada tipe ini, anak cenderung berespon lambat,
tidak memperhatikan hal-hal yang berada di hadapannya.
59
E. Menyingkirkan diagnosa yang serupa dengan ADHD
Perilaku yang tampak pada anak ADHD dapat
membingungkan, karena dapat muncul juga pada anak-anak yang
tidak mengalami ADHD. Perilaku yang muncul akan tampak serupa
dengan perilaku yang ditampilkan oleh anak ADHD.
Perlu
diperhatikan secara seksama mengenai perbedaan-perbedaan
antara anak ADHD dengan anak-anak yang berperilaku serupa anak
ADHD.
Beberapa diagnosa dengan perilaku yang muncul serupa
dengan yang ditampilkan anak ADHD adalah:
- Anak Pra-sekolah yang normal, namun aktif
- Anak dengan keterbatasan intelektual
- Anak dengan masalah pendengaran
- Anak dengan masalah kesulitan belajar spesifik (specific learning
disabilities)
- Bipolar disorder
- Anak dengan Autism-sindrom Asperger
- Anak gifted atau berbakat
- Anak dengan masalah tidur
- Anak dengan masalah epilepsy
- Anak yang depresi
- Anak dengan masalah kerusakan otak
- Anak dengan masalah keluarga
Dengan adanya kriteria dari DSM-IV-TR, maka kemungkinan
dalam menerapkan kesalahan dalam diagnosis ADHD dapat
dihindari. Perlu diperhatikan, bahwa banyak anak ADHD yang
muncul dengan gejala masalah perilaku yang serupa dengan gejala
yang dikeluhkan pada anak-anak yang sebenarnya tidak mengalami
masalah ADHD. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu melakukan
60
Peran …
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
wawancara dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan tandatanda yang biasa muncul.
yang ada di kelas. Tidak ada ruang dalam meningkatkan prestasi
belajar bagi anak yang mengalami gangguan konsentrasi serta
kelihatan sangat aktif.
Semua siswa diharuskan mengikuti rutinitas-rutinitas kelas,
mengikuti peraturan-peraturan guru, dan siswa juga diharapkan bisa
mengendalikan semua perilakunya yang tidak sesuai. Guru seolaholah kurang memperdulikan dengan apa yang terjadi pada anak
didiknya. Hal ini dikarenakan kekurang tahuan guru mengenai apa
yang terjadi pada anak didiknya.
Untuk itu diperlukan pendidikan yang tepat yang dapat
dilakukan untuk para guru oleh pihak sekolah, diantaranya:
1. Guru harus didik mengenai penyebab dan sifat dasar dari
gangguan-gangguan ADHD serta memahami sudut pandang
perkembangan yang terkait dengan lemahnya perhatian dari
seorang siswa.
2. Mencari bidang-bidang persoalan yang paling bermasalah. Guru
diharapkan dapat mengidentifikasi dan menentukan perilakuperilaku yang membutuhkan perhatian segera.
3. Memberikan pendidikan bagi guru mengenai definisi, penyebab,
dan sifat dasar perkembangan gangguan-gangguan perhatian
melalui buku, brosur, video, lokakarya, dan komunikasi pribadi.
Sekolah-sekolah bisa
menyediakan narasumber untuk
memberikan pelatihan bagi para guru.
Sekolah juga dapat memberikan kesempatan pada anak
yang mengalami ADHD ini untuk:

Mendapatkan layanan-layanan pendidikan
Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak
dan tidak dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya.
Ketika diketemukan ada anak yang bermasalah seperti halnya
anak ADHD maka tidak serta merta anak dicap sebagai anak
penganggu atau anak yang nakal apalagi sampai harus
dikeluarkan dari sekolah. Untuk itu pihak sekolah seharusnyalah
menyediakan jasa layanan bagi anak seperti ini dengan
bekerjasama dengan seorang psikolog, atau orang yang memiliki
keahlian dalam bidang pendidikan terutama mengenai anak
berkebutuhan khusus.

Perkembangan rencana pendidikan individual
Untuk anak yang mengalami gangguan ADHD perlu
kiranya pihak sekolah dalam hal ini guru memberikan penerapan
program sejenis Rencana Pendidikan Individual (IEP). Program
ini membuat anak ADHD lebih dapat diberikan kesempatan
untuk belajar sesuai dengan kesulitan-kesulitan serta
kekurangan-kekurangan yang ada pada diri mereka sehingga
lebih memudahkan mereka untuk dapat beradaptasi dengan
F. Gambaran ADHD pada aspek perkembangan
Ketika permasalahan yang muncul dari masa kana-kanak ini
tidak segera ditangani, maka 70% akan berlanjut sampai masa
remaja atau masa dewasa dengan perkembangan bentuk perilaku
yang tidak adaptif. Dapat dikatakan gejala yang muncul pada masa
kanak-kanak berkembang persisten sampai dewasa.
Perilaku yang tidak adaptif dan dapat menetap hingga dewasa
(ADHD yang persisten) mengarah pada tindak kriminalitas, seperti
vandalisme, kepribadian anti sosial, pengguna alkohol, penggunaan
obat-obatan terlarang, marijuana/substance abuse, premanisme.
Masalah inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas akan
mempengaruhi aspek-aspek perkembangan individu. Ketika anak
sulit untuk fokus dan selalu bergerak, maka informasi yang ia terima
menjadi tidak utuh (Green, 2001). Meskipun tingkat kecerdasan
anak ADHD berada taraf rata-rata atau di atas rata-rata, namun
mereka cenderung mengalami kesulitan pada bidang akademik,
kendali emosi, dan interaksi sosial.
Kesulitan anak dalam bidang akademik, kendali emosi, dan
interaksi sosial akan menghambat kemampuan anak untuk
mengembangkan ketrampilan bersikap sosial, berempati dengan
orang lain, memahami situasi, menurunnya motivasi dalam
pencapaian bidang akademik.
Ketika bertindak, anak cenderung mengandalkan impulsnya
tanpa mempertimbangkan akibatnya baik bagi dirinya maupun orang
lain. Anak ADHD kurang terlatih dalam mencari solusi penyelesaian
masalah karena mereka terbiasa menyelesaikan masalah
menggunakan instingnya (impuls) secara spontan atau perilaku
otomatik.
Menurut Grenn (2001), anak tidak dapat melihat diri mereka
sendiri, mereka melakukan penilaian (judgment) terhadap diri
mereka sendiri dari reaksi yang dimunculkan orang-orang di sekitar
mereka.
Orangtua dan guru dapat menurunkan harga diri (self-esteem)
mereka tidak hanya melalui kata-kata, namun penggunaan kata
tersebut. Intonasi, ketidak tertarikan pada pembicaraan anak,
merendahkan anak, dapat menurunkan harga dirinya.
G. Peran dan bantuan dari pihak sekolah
Bukan merupakan suatu keanehan sekiranya anak ADHD
bermasalah dengan sekolahnya. Sekolah mengharuskan anak untuk
dapat berkonsentrasi dan secara aktif mengikuti seluruh kegiatan
61
62
Peran …
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
tuntutan sekolah. Dengan program ini, diharapkan kesulitan anak
ADHD dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar bisa
diminimalisir.
METODE PENGAJARAN SENI KALIGRAFI
(Seni kaligrafi salah satu Media Permbelajaran
Agama Islam)
H. PENUTUP
Anak ADHD adalah anak yang mengalami gangguan fungsi
neurologisnya sehingga mereka kesulitan untuk mengontrol diri
mereka sendiri baik dalam berperilaku, bersikap serta menfokuskan
diri pada suatu tugas.
Ketidakmampuan dalam mengontrol diri inilah yang pada
intinya mempengaruhi proses adaptasi anak ADHD dengan
lingkungannya, baik itu di rumah, sekolah dan tempat bermain.
Akibatnya anak mengalami pengucilan, diperlakukan tidak baik serta
diberi label nakal oleh lingkungannya bahkan karena perilaku yang
sangat menganggu seringkali pula membuat anak ini selalu
berurusan dengan pihak sekolah dalam hal ini guru kelasnya.
Banyak guru merasa kewalahan menghadapi anak seperti ini yang
sudah tentu dianggap menganggu jalannya proses belajar yang
terjadi.
Untuk itu pihak sekolah perlu kiranya memberikan pemahaman
mengenai pengertian mengenai ADHD serta faktor-faktor yang
melatar belakanginya. Dengan pemahaman yang sama mengenai
ADHD, diharapkan pihak sekolah dalam hal ini guru dapat
memperlakukan anak ADHD ini sesuai dengan tingkat permasalahan
yang mereka hadapi.
Siti Mariah Ulfah, S.Ag. M.Pd.I
ABSTRAK
Seni adalah keindahan ia lahir dari doronganfitrah manusia yang
cenderung kepada keindahan. Islam sebagai agama yang lurus yang
disampaikan Al-Quran .Semua seni yangsejalan dengan ajaran
Islam disebut dengan seni Islami. Hal ini senada dengan ungkapan
Sidi Gazalba :“Seni Islam ialah ciptaan bentuk yang mengandung
nilai estetika yang berpadu dengan nilai Islam.” Salah satu cabagng
seni Islam yang tergolong seni Visual adalah Kaligrafi dalam bahasa
Arab disebut “Al-Khat”.Seni Ini menduduki posisi penting dalam
kebudayaan Islam. Hal senada diungkapkan pula J. Pedrsen bahwa
dalam peradaban Islam budaya tulis menulis Arab memainkan
peranan penting menurut Sayeed Hoseen Nasr. “Kaligrafi termasuk
seni yang tinggi, karena ia menjadi symbol kesenian Islam dkarena
perkembangannya sejalan dengan perkembagan ruh ALQuran.”Didukung oleh ayat-ayat Al-Quran sebagai motivator dan
sumber aspirasinya yaitu “QS. ‘Alaq” dan surah “Nun”.Sementara
diIndonesia perkembangannya tidaklah begitu ketinggalan karena
kaligrafi merupakan media dalam penyampaian ilmu pengetahuan
dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran Agama
Islam.Untuk mengembangkannya diperlukan metodologi yang sesuai
sehingga kaligrafi ini dapat berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu Agama Islam.Dalam pembahasan ini
diungkapkan tentang defenisi, sejarah dan perkembangannya serta
metodologi pembelajarannya.
DAFTAR BACAAN
Ferdinand, 2008. Anak Hiperaktif. Jogyakarta. Kata Hati.
Green, Christopher and Kit Chee (2001). Understanding ADHD. Sidney:
Doubleday.
Grant, 1998. Terapi Untuk Anak ADHD. Terj. Jakarta. Bhuana Ilmu
Populer.
Jefrey,2005. Abnormal Psychology. terj. Jakarta. Erlangga.
Swaiman, Kenneth F and Stephen Ashwal (2006). Pediatric Neurology.
Principles and practice. Missouri: Mosby, Inc.
63
Kata Kunci: Seni , Kaligrafi, Metodologi Pembelajaran, PAI
A. Pendahuluan
Di Indonesia pengetahuan tentang sejarah seni kaligrafi
Islam belum banyak dikenal. Menampilkan sosok sejarah sangat
diperlukan karena akan menjembatani hubungan kebudayaan
khususnya seni melukis indah Arab yang pernah dominan dalam
literasi kebudayaanIslam, melalui pengetahuan sejarah setiap
peminat kaligrafi akan mendapatkan pesan-pesan berharga dan
kesadaran bahwa seni kaligrafi sesungguhnmya hadir justeru melalui
wahyu permulaan yang diterima Nabi Muhasmmad SAW.
64
Download