PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Henggar Dimas Pradiva NIM K8411035 Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Abstrak, Henggar Dimas Pradiva. K8411035. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refkleksi tindakan. Subyek pada penelitian tindakan kelas adalah seluruh siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali yaitu sebanyak 31 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali mulai dari tahap Pratindakan, Siklus I dan Siklus II. Pada aspek kognitif yaitu 55% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 72,94. Pada Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar yaitu prosentase ketuntasannya adalah sebesar 74% dengan rata-rata nilai sebesar 80,32. Dan pada siklus II prosentase ketuntasannya adalah sebesar 90% dengan nilai rata-rata sebesar 89,26. Kemudian aspek afektif sebesar 77% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II. Sementara aspek psikomotor sebesar 71% pada siklus I menjadi 87% pada siklus II Simpulan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkat hasil belajar siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Make a Match, Hasil Belajar. 1 ABSTRACT Henggar Dimas Pradiva. K8411035. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES SOCIOLOGY SUBJECT OF STUDENTS OF X SOCIAL SCIENCE 2 CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 1 BOYOLALI AT THE 2014/2015 ACADEMIC YEAR. Undergraduate Thesis , Surakarta: Faculity of Teacher Training and Education Science University of Sebelas Maret. June 2015 This research was conducted with the aim of improving the learning outcomes sociology subject students of X Social Science 2 Class Senior Highschool 1 Boyolali at the 2014/2015 academic year through the implementation of cooperative learning model type Make a Match This research is a classroom action research (CAR) which is conducted in two cycles. Each cycle consists of an action planning phase, action phase, observation phase, and reflection phase. Subjects of this research is student in X Social Science 2 class Senior High School 1 Boyolali as many as 31 students. The main technique in collecting data is through observation and tests, while the supporting technique is using interview and documentation. Data analysis used the techniques of qualitative and quantitative methods. The result from the Class Action Research (CAR) shows that the implementation of cooperative learning model type make a match can improve the learning outcomes sociology subject students in X Social Science 2, starts from the preaction phase, cycle I and cycle II. 55 % in the cognitive aspect with an average score of 72,94. In cycle I, learning outcomes is increased with the percentage of success 74% with an average score of 80,32. And in cycle II, the percentage of success is 90% with an average score of 89,26. Then the affective aspect is 77% in the first cycle to 88% in the second cycle. While the psychomotor aspect is increased from 71% in the first cycle to 87% in the second cycle. The conclution from this classroom action research is the implementation of cooperative learning model type make a match can increase the learning outcomes sociology subject student in X Social Science 2 class Senior High School 1 Boyolali. Keywords: Class Action Research, Make a Match, Learning Outcomes 2 dasar untuk berpikir logis dan kritis, PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar setiap masalah, dan keterampilan dalam manusia, dan menjadi usaha pendidik kehidupan sosial. Untuk mencapai dengan penuh tanggung jawab untuk tujuan tersebut seorang guru harus membimbing anak didik menuju memiliki kedewasaan. Pendidikan merupakan pembelajarannya. hal yang sangat penting yang harus harus dimiliki oleh setiap manusia. Melalui pembelajaran yang sesuai dengan pendidikan tersebut manusia dapat mata pelajaran Sosiologi. Guru harus mengembangkan dirinya untuk bisa mampu menciptakan pembelajaran bersaing yang inovatif dan kreatif tanpa secara bagi rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan sehat dengan manusia lainnya. strategi bisa dalam Seorang guru menggunakan model menyimpang dari prosedur yang Pendidikan mempunyai telah ditetapkan. Pada jaman peranan yang sangat penting, dimana sekarang pembelajaran tidak hanya kecerdasan dan kemampuan berfikir terpusat pada guru, tetapi siswa dan berperan aktif dalam pembelajaran, kepribadian Indonesia yang dari generasi akan datang guru hanya ditentukan oleh keberhasilan dari Apabila pendidikan di masa sekarang. menggunakan Sejalan sebagai seorang fasilitator. guru dapat pendekatan dengan pembelajaran yang tepat, maka hasil perkembangan jaman seorang guru belajar siswa akan meningkat. Guru juga harus ingat terhadap pendidikan juga karakter bangsa. Pendidikan yang karakteristik siswa dalam kegiatan diberikan kepada peserta didik bukan proses hanya bidang akademiknya saja, sekolah tetapi sebagai orang tua kedua bagi siswa. pendidikan karakter juga sangat penting. Salah pembelajaran harus belajar seorang memperhatikan mengajarnya. guru Di bertindak Guru harus memperhatikan tumbuh satu tujuan kembangnya siswa dalam proses Sosiologi adalah belajarnya. peserta didik memiliki kemampuan 3 Dalam setiap pembelajaran, pelaksanaan aktif hanya sekitar 10%-15% menemui dari jumlah siswa sebanyak 31 akan permasalahan terkait dengan proses siswa pembelajaran. Permasalahan tersebut e. Prosentase hasil ketuntasan bisa berasal dari guru, peserta didik siswa hanya sebesar 55% atau maupun berasal dari sarana dan sebanyak 17 dari 31 siswa prasarana pendukung pembelajaran. dengan rata-rata kelas sebesar Dan 73. berikut adalah berbagai permasalahan yang terjadi dalam Berdasarkan identifikasi di pelaksanaan pembelajaran: a. Rendahnya atas motivasi belajar peneliti melakukan bersama refleksi guru mengenai peserta didik dalam mengikuti permasalahan yang dianggap paling pembelajaran penting dan harus segera diatasi. tersebut sosiologi, terlihat siswa hal yang Berdasarkan permasalahan yang belum membawa buku materi sudah diuraikan peneliti di atas, ajar serta banyak siswa yang diperlukan terlambat masuk ke dalam kelas pembelajaran yang dapat mengatasi ketika jam pelajaran dimulaii. permasalah yang berkaitan dengan b. Siswa kurang siap dan kurang proses penerapan pembalajaran model sosiologi berkonsentrasi dalam mengikuti sehingga akan dapat juga mengatasi pelajaran, hal ini terlihat saat permasalahan mengenai rendahnya pelajaran siswa hasil belajar sosiologi siswa kelas X berbicara IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali. Dalam banyak berlangsung yang asik dengan temannya, bermain HP, kaitannya membaca buku bacaan lain, serta permasalahan asik bermain laptop. memilih c. Guru belum menggunakan dengan pemecahan tersebut peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a model pembelajaran yang tepat Match. dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yakni d. Peserta didik kurang aktif dalam Model pembelajaran model pembelajaran dengan cara proses pembelajaran, siswa yang menjodohkan 4 atau memasangkan kartu yang berisi pertanyaan dan yang dilaksanakan dalam dua siklus. jawaban atau satu konsep dengan Dalam konsep lain yang sesuai. Model peneliti pembelajaran kooperatif tipe Make a penelitian tindakakan kelas yang di Match kemukakan akan motivasi dapat terhadap karena memberikan peserta didik penggunaan prosedur penelitian menggunakan oleh ini, model Kemmis & McTaggert. Dimana dalam langkah tipe pelaksanaanya disetiap siklusnya pembelajaran kooperatif ini akan meliputi tahap rencana, tindakan, menuntut peserta didik untuk aktif, observasi yaitu dengan mencari pasangan yang penelitian tindakan kelas ini adalah tepat dari pertanyaan atau pernyataan peserta didik kelas X IIS 2 SMA yang diperolehnya. Sehingga, dengan Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran pembelajaran seperti ini tidak ada 2014/2015. lagi siswa yang hanya diam. Dengan penerapan model dan Data refleksi. penelitian Subjek yang pembelajaran dikumpulkan adalah data sekolah dan kooperatif tipe Make a macth dapat hasil belajar siswa kelas X IIS 2 membuat siswa menemukan mencari dan SMA Negeri konsep-konsep dari penelitian 1 Boyolali. dikumpulkan Data dalam pertanyaan maupun pernyataan yang berbagai sumber yaitu data primer kemudian disampaikan di muka kelas dan data sekunder. Jenis data yang untuk dikumpulkan adalah berupa data selanjutnya disimpulkan bersama-sama. Jadi, dengan model kualitatif pembelajaran kooperatif tipe make a kualitatif meliputi hasil observasi, match dan diharapkan mampu dan kuantitatif wawancara data yang meningkatkan proses pembelajaran menggambarkan proses sehingga dapat pula meningkatkan pembelajaran hasil belajar siswa . kuantitatif meliputi hasil penilaian di kelas. Aspek hasil belajar yang diperoleh peserta didik dari penilaian kemampuan METODE PENELITIAN Penelitian ini kognitif, merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 5 afektif dan psikomotor peserta didik terhadap pembelajaran Dalam pelaksanaan baik dalam siklus I maupun siklus II. pembelajaran seorang guru harus Instrumen dalam penilaian ini menggunakan strategi, metode dan meliputi instrumen pembelajaran dan model instrumen sesuai penilaian. pembelajaran Instrumen berupa silabus, pembelajaran degan yang tepat krteria dan permasalahan yang dialamai saat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menyampaikan materi. Sehingga (RPP). Instrumen penilaian berupa dengan begitu ketika pembelajaran penilaian aspek afektif, psikomotor berlangsung dengan baik maka hasil dan kognitif. belajar siswa sendiri akan menjadi lebih baik dan yang terpenting adalah HASIL DAN PEMBAHASAN tujan dari pembelajaran tersebut akan Pendidikan adalah merupakan pondasi dalam bagi setiap mengembangkan Dalam terwujud. masyarakat pendidikan Penelitian dirinya. penelitian khususnya pendidikan mengajar pada siswa, secara pokok pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah belajar secara metodologis cenderung lebih dominan materi Model merupakan Aktivitas pada Laporan Penelitian. perpaduan dari dua aktivitas belajar mengajar. model juga Penelitian Sosial dan Penulisan dengan baik bagi peserta didik itu dan (PTK) Pengumpulan Data Penelitian dan dapat tersampaikan dan berguna pembelajaran kelas menerapkan Match tersebut, sehingga pendidikan tersebut akan sendiri. merupakan pembelajaran kooperatif tipe Make a proses pembelajaran yang baik dalam mengemas tindakan dengan pendidikan di sekolah diperlukan ini model pembelajaran membuat pasangan. dengan Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa sementara mencari pasangan sambil belajar intruksional mengenai suatu konsep atau topik, dilakukan oleh guru. Jadi, istilah dalam suasana yang menyenangkan. pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. 6 Berdasarkan hasil observasi, kognitif, wawancara tes dan dokumentasi pembelajaran dengan Kogni- menggunakan model pembelajaran tif kooperatif tipe Make a Match dapat Psiko- meningkatkan hasil belajar peserta motor didik meliputi aspek 74% Belum difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala- peserta didik diberi kartu yang kendala yang terdapat pada siklus I. berupa pertanyaan maupun jawaban Pada siklus II siswa diberi kartu dan siswa mencari pasangan kartu sama seperti pada siklus I, namun kepada siswa lain. Pasangan kartu akan berpasangan membuat dengan pada pembelajaran siklus II setelah siswa siswa siswa menemukan pasangan kartu, lain siswa menempelkan pasangan kartu dengan jumlah siswa 2 orang. sesuai dengan kategori yang dibuat Selama proses pembelajaran guru di depan kelas. siklus I dilakukan penilaian hasil Pada belajar aspek afektif dan psikomotor menggunakan psikomotor, dan di akhir pembelajaran siklus II dilakukan tes kognitif. lembar Kemudian observasi aspek keaktifan dan juga dilakukan observasi langsung yaitu observasi terhadap akhir aspek afektif dan psikomotor peserta pembelajaran siklus I dilakukan tes didik pada pertemuan pertama dan kognitif. kedua. Ketercapaian masing-masing Ketercapaian masing-masing aspek pada siklus I disajikan dalam aspek pada siklus II disajikan dalam Tabel 1. Tabel 2. Aspek Target dinilai Afektif 75% Tindakan pada siklus II lebih Pada pembelajaran siklus I, yang Belum SIKLUS II SIKLUS I dengan 71% afektif, psikomotor dan kognitif. tersebut 75% Ketercapaian Aspek Ket yang dinilai 75% 77% Tercapai 7 Target Ketercapaian Ket Afektif 75% 88% Tercapai 75% 87% Tercapai 75% 90% Tercapai aspek afektif, tif Psikomotor target yang telah ditentukan. PENUTUP Berdasarkan penelitian PERBANDINGAN ANTAR maka SIKLUS bahwa Terjadi peningkatan hasil dari siklus I ke penerapan siklus model II didik diambil penerapan kesimpulan pembelajaran pada materi pokok juga Penelitian Sosial dan Penulisan Laporan Penelitian kelas X IIS 2 antar siklus yang disajikan dalam SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Tabel 3. Pelajaran 2014/2015. Keter- Keter- Berdasarkan hasil penelitian Aspek capai- capai- yang an an dinilai siklus siklus I II 77% 88% Meningkat 71% 87% Meningkat motor dapat dilakukan, Pengumpulan Data Penelitian dan diperoleh perbandingan hasil aspek Psiko- yang telah dari meningkatkan hasil belajar peserta pembelajaran Berdasarkan hasil observasi, dan tes tif hasil kooperatif tipe Make a Match dapat melalui kooperatif tipe Make a Match. Kogni- dan kognitif yang diukur telah mencapai Kogni- Afektif psikomotor yang Ket telah 90% maka dikemukakan beberapa saran yaitu guru diharapkan agar menerapkam model pembelajaran yang bervariasi, siswa diharapakan lebih serius dan aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, 74% dilakukan, memberikan Meningkat sekolah hendaknya pelatihan-pelatihan kepada guru mengenai pelaksanaan metode-metode Berdasarkan perbandingan atau model pembelajaran yang sesuai dengan hasil antara siklus I dengan siklus II permasalahan yang terjadi dalam dapat disimpulkan bahwa penelitian setiap kelas dan mendorong guru berhasil karena hasil belajar sosiologi 8 untuk melaksanakan Penelitian untuk menciptakan perbaikan dalam Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenda Media Group Basrowi, dan Suwandi.2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia Thobroni & Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: ArRuzz Media Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 9