Title 10513333_adrenalinpratama_IS

advertisement
Title
10513333_adrenalinpratama_IS-08_Filsafatpancasila
Author
Adrenalin Pratama
Details
Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi
filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf
Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui
sesuai dengan “permintaan― rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu
ke waktu. Filsafat Pancasila Asli Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini
merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di
Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi
konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi
parlementer, dan nasionalisme Filsafat Pancasila versi Soekarno Filsafat Pancasila kemudian
dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu
Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari
budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan
Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan― adalah asli berasal dari Indonesia,
“Keadilan Soasial― terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah menyinggung
atau mempropagandakan “Persatuan―. Filsafat Pancasila versi Soeharto Oleh Suharto
filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud, semua
elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga
menghasilkan “Pancasila truly Indonesia―. Semua sila dalam Pancasila adalah asli
Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf Indonesia
yang bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia antara lain
Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam,
Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono, Soerjanto
Poespowardojo, dan Moerdiono. Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat
Pancasila secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa
Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,
nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi
bangsa Indonesia. TUJUAN DAN MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT PANCASILA Tujuannya
yaitu membentuk kepribadian yang seimbang antara intelektual dan kerohanian, dan
menumbuhkan wawasan berpikir yang menyeluruh dengan menjunjung nilai filosofis Pancasila
serta mampu menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan. Manfaatnya sebagai penentu dalam
pengambilan sikap oleh bangsa Indonesia dengan berlandaskan Pancasila. Dan membantu
pengertian kita terhadap wawasan Pancasila sebagai pendekatan dalam memahami hakikat
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT
NEGARA Empat hal pendapat Aristoteles (382-322 SM.) tentang Filsafat Asal-mula/sebab yaitu,
pertama Causa Materialis artinya sebab berupa bahan, kedua Causa Formalis artinya sebab
berupa bentuk, ketiga Causa Finalis artinya sebab berupa tujuan, dan keempat Causa Efisiensi
sebab berupa akibat terjadinya hal baru. (Prof. Notonagoro, 1997: ) Kalau keempat
“Causa― atau sebab dihubungkan dengan asal mula Pancasila, maka secara kronologis
nampak bahwa, pertama bangsa Indonesia adalah Causa Materialis daripada Pancasila. Kedua
Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila sebagai Dasar Negara yang berarti asal mula berupa
bentuk Pancasila masih sebagai calon Dasar Filsafat Negara. Ketiga BPUPKI sebagai bentuk
asal mula tujuan, karena adanya BPUPKI lah maka adanya Pancasila sebagai Dasar Filsafat
Negara Indonesia merdeka. Dan Keempat PPKI sebagai asal mula yang berupa karya atas
kuasa pembentuk negara, PPKI inilah yang menjadikan Pancasila sebagai Dasar Filsafat
Negara. NILAI-NILAI FILOSOFIS YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA Nilai adalah
sesuatu itu apabila berguna atau berharga, indah, dan baik. Menurut Prof. Notonagoro, nilai-nilai
Indonesian Computer University's Scholars Repository
yang terkandung pada sila-sila Pancasila adalah, (1) Nilai Religius, nilai pada sila pertama yaitu
mengenai kesucian Tuhan Yang Maha Esa, (2) Nilai Spritual, Nilai pada sila kedua yaitu
mengenai kemanusiaan (budi Pekerti), (3) Nilai Vital, nilai pada sila ketiga, yaitu nilai
mempertahankan hidup, cinta tanah air dan bangsa dalam wujud persatuan, (4) Nilai Kerohanian,
Nilai pada sila keempat yaitu nilai kebenaran yang bersumber pada akal budi, yaitu kerakyatan
dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat), (5) Nilai Material, nilai pada sila kelima,
yaitu mengenai benda-benda sebagai kesejahteraan dibidang material. Jadi menurut
susunannya, nilai-nilai Pancasila itu sudah mencapai posisinya sendiri-sendiri dengan urutan tata
nilainya, maka Pancasila merupakan suatu sistem landasan negara dan bangsa Indonesia.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya.
Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila
itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki,
susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan
makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya
saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi
bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar
persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasilayang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancsila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup bersama
bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannay, bangsa Indonesia
itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan
diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa
Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia
berasal dari keturunan nenenk moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki kesatuan
darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memilikiperbedaan itu juga
mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah
dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi
adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus
kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak
(karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih
dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “. Pernyataan lebih lanjut adalah
bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan bersama berlandaskan kepada dasar
filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan sebagai perwujudan hakikat kodrat
manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat untuk mendirikan
Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia,yaitu
Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara yang integralistik, negara
yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan dalam bidang
apapun. Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan
persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus
diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam
prinsip solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu
dengan lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat
bagi semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga
bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara
adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan
terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua perseorangan.
Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat. [b]Kesimpulan[/b][u][/u]
Kelangsunagan dan keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai cita-citanya sangat dipengaruhi
oleh filsafat negara dari bangsa tersebut. Bagai bangsa Indonesia, Pancasila adalah pedoman
Indonesian Computer University's Scholars Repository
dan arah yang akan dituju dalam mencapai cita-cita bangsa. Tanpa dilandasi oleh suatu filsafat
maka arah yang akan dituju oleh bangsa akan kabur dan mungkin akan dapat melemahkan
bangsa dan negara, kalau filsafat itu tidak dihayati oleh bangsa tersebut. Untuk itulah kita bangsa
Indonesia perlu untuk mengerti dan menghayati filsafat Pancasila sebagai pedoman dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila sebagai sistem dalam filsafat kita sudah
tentu harus memenuhi syarat-syarat dari filsafat itu sendiri. Sistem filsafat Pancasila kita temukan
dalam berbagai nilai-nilai kehidupan di masyarakat, antara lain dari nilai-nilai agama, kebiasaan
dari orang-orang Indonesia yang telah menjadi budaya dalam pergaulan sehari-hari. Seperti
halnya kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia adalah sumber dari nilai-nilai Pancasila itu.
Pancasila sebagai filsafat telah berhasil eksistensinya dalam kehidupan bernegara, karena
Pancasila dapat dan mampu berperan sebagi sumber nilai dalam kehidupan politik, dalam
system perekonomian, sebagai sumber dari sistem sosial dan budaya masyarakat. Oleh karena
itu Pancasila perlu kita sebar luaskan dankita gali terus menerus, demi kuat dan kokohnya
bangsa dan negara Indonesia. Pancasila adalah sumber kekuatan bangsa untuk tetap tegaknya
negara dan keteraturan kehidupan bermasyarakat.
Modified
Wed, 26 Mar 2014 05:08:54 GMT
Indonesian Computer University's Scholars Repository
Download