PENGENDALIAN VIRUS KUNING TANAMAN CABE Pendahuluan Cabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Luas panen cabai merah di Provinsi Lampung tahun 2011 adalah 85.933 hektar dengan produksi 38.784 ton. Salah satu masalah dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabe adalah adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Diantara OPT utama yang sering menimbulkan kerugian adalah virus kuning. Serangan penyakit virus kuning pada tanaman cabai telah menimbulkan kerugian besar bagi petani di daerah-daerah sentra cabe seperti di Kecamatan Metrokibang Kabupaten Lampung Timur yang mengakibatkan produksi cabe turun menjadi 50%. Penyakit Virus kuning disebabkan virus dari kelompok/Genus Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic virus). Gejala Serangan Penyakit Virus Gemini 1. Hamparan pertanaman cabai berubah dari warna hijau menjadi menguning.. 2. Pengamatan lapang menunjukkan pertanaman cabai merah yang 100% terserang, tidak menghasilkan buah sama sekali. 3. Variasi gejala yang mungkin timbul pada cabai adalah sbb: daun mengkerut dan menebal disertai tonjolan berwarna hijau tua. 2. Tipe-2. Gejala diawali dengan mosaik kuning pada pucuk dan daun muda, gejala berlanjut pada hampir seluruh daun menjadi bulai. 3. Tipe-3. Gejala awal urat daun pucuk atau daun muda berwarna pucat atau kuning sehingga tampak seperti jala, gejala berlanjut menjadi belang kuning, sedangkan bentuk daun tidak banyak berubah. 4. Tipe-4. Gejala awal daun muda/pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan, gejala berlanjut dengan seluruh daun berwarna kuning cerah, bentuk daun berkerut dan cekung dengan ukuran lebih kecil, serta pertumbuhan terhambat. Proses Penularan dan Penyebab Cara penularan dan penyebab Virus Gemini : 1. Penyakit yang disebabkan oleh virus gemini tidak ditularkan karena tanaman bersinggungan atau terbawa benih. Di lapangan virus ditularkan oleh kutu kebul (Bemisia tabaci) atau Bemisia argentifolia Gb. 2. Kutu Kebul Ely Novrianty, Nasriati dan Fauziah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian 2013 Gb 1. Perkembangan gejala serangan virus kuning 1. Tipe-1. Gejala diawali dengan pucuk mengkerut cekung berwarna mosaik hijau pucat, pertumbuhan terhambat, 2. Kutu Kebul (Bemisia tabaci) dewasa yang mengandung virus dapat menularkan virus selama hidupnya pada waktu makan tanaman sehat. 3. Sifat kutu kebul yang mampu makan berbagai jenis tanaman menyebabkan virus ini menyebar dan menular 4. Virus gemini memiliki tanaman inang yang luas dari berbagai tanaman seperti: ageratum, kacang buncis, kedelai, tomat, tembakau, dll. perangkap/ha di tengah pertanaman cabai dipasang dengan ketinggian 30 cm. 50 gram jahe ,12 gr deterjen , 3 liter air, Untuk luasan 0,4 ha dibutuhkan 1 kg jahe Alat: Penumbuk/blender, Penyaring, Ember. Cara Pembuatan : Hancurkan jahe sampai halus. Tambahkan air dan deterjen. Aduk sampai rata kemudian disaring Ciri-ciri Kutu Kebul (Bemisia tabaci) a. b. c. Kepompong berbentuk oval, agak pipih, berwarna hijau ke putih-putihan sampai kekuning-kuningan. Pupa terdapat pada permukaan bawah daun. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati Ukuran tubuhnya berkisar 1-1,5 mm dan siklus hidupnya antara 7-21 hari. Serangga dewasa biasanya berkelompok dalam jumlah yang banyak. Cara Penggunaan : Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari b. Bahan : 2 kg tanaman sambiloto segar, 10 gram bubuk cabai merah, 1 liter urine sapi, Air Pengendalian Virus Gemini 1. Gunakan varietas, antara lain cakra, jatilaba, tit super, TM 999, TM 888, tonado dan cayenne. a. b. Gb. 3.Perangkap kuning: a. Perangkap kuning dengan triplek beroleskan oli, b. Perangkap kuning dengan kertas digulung 2. Lakukan pengolah lahan dengan baik dan pupuk berimbang yaitu pupuk kandang 20-30 ton /ha, Urea 100-150 kg, 300-400 kg ZA, 150-200 kg TSP dan KCl 150-200 kg/ha Alat : Alat penumbuk/Blender, Ember yang 3. Gunakan mulsa plastik hitam perak 8. 4. Lakukan Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik yang telah dilubangi dan ketinggian rak pembibitan lebih kurang 1 m. Atur waktu tanam agar tidak bersamaan dengan tingginya populasi serangga penular 9. Lakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan gulma berdaun lebar dari jenis babadotan, gulma bunga kancing, dan ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus. 5. Daerah yang baru terkena serangan tanaman muda (sampai 30 hari) disulam dengan tanaman yang sehat sedangkan daerah yang terserang berat, dibuang bagian daun tanaman dan disemprotkan pupuk daun. 6. Tanam jagung sebagai penghadang/barrier dengan 5-6 baris rapat (jarak tanam 15-20 cm) di sekeliling kebun 2-3 minggu sebelum tanam cabai. 7. Gunakan perangkap kuning untuk memerangkap populasi kutu kebul, dan dipasang sebanyak 40 10. Tumpangsari berbagai jenis tanaman untuk mengurangi populasi kutu kebul. Tumpangsari antara cabai merah dengan kubis atau cabai merah dengan tomat dapat menekan populasi kutu kebul sebesar 25 – 60%. 11. Gunakan pestisida nabati antara lain : a. Ekstrak Jahe Bahan : Ekstrak Sambiloto + Cabe Merah Cara Pembuatan : Hancurkan tanaman sambiloto, tambahkan 250 ml air. Tambahkan urine sapi dan cabai merah. Encerkan larutan dengan 10 liter air. Biarkan beberapa saat. Saring Cara Penggunaan : Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari Informasi lebih lanjut, hubungi : BPTP LAMPUNG Jl. Z.A.Pagar Alam No.1a Rajabasa Bandar lampung Telp. (0721) 781776, 701328, Fax. (0721) 705273 E-mail : [email protected]