No.5/55/BGub/Humas PERBANKAN NASIONAL PERLU MENGAMBIL LANGKAH NYATA UNTUK KEMBALI MENYALURKAN KREDIT Bank Indonesia dan Pemerintah memandang bahwa saat ini merupakan saat yang tepat bagi perbankan untuk menyalurkan kredit seiring dengan relatif membaiknya kondisi ekonomi makro dan industri perbankan, khususnya selama triwulan I -2003. Terkendalinya angka inflasi, nilai tukar, dan penurunan secara bertahap suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan faktor-faktor pendukung untuk memulihkan fungsi intermediasi perbankan nasional. Dalam Rapat Koordinasi (RAKOR) antara Bank Indonesia dan Pemerintah yang diselengarakan pada tanggal 15 April 2003 di Bank Indonesia dan dihadiri oleh Deputi Gubernur Senior, Anwar Nasution, Menko Perekonomian, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, serta Menteri Negara Koperasi dan UKM, Ali Marwan Hanan, terdapat kesamaan pandang bahwa kebijakan moneter terkendali dan konservatif yang ditempuh Bank Indonesia telah memberikan iklim kondusif bagi perbankan untuk kembali menyalurkan kredit. Dorodjatun menghimbau agar “perbankan nasional perlu diberi semangat untuk segera mengambil langkah nyata (real action) guna meningkatkan fungsi intermediasinya.” Sementara itu, data Bank Indonesia menunjukkan perkembangan kinerja perbankan tahun 2002 mengalami cukup banyak kemajuan antara lain dari sisi : aset, penghimpunan dana pihak ketiga, kredit, dan permodalan. Perkembangan pendapatan bunga kredit menunjukkan peningkatan dan telah menjadi sumber pendapatan utama bagi perbankan selain obligasi pemerintah. Penyaluran kredit perbankan kepada sektor usaha kecil menengah (UKM) juga merupakan hal yang mendapat sorotan khusus. Pada tahun 2003, perbankan nasional merencanakan akan mengalokasikan kredit sebesar Rp42 triliun untuk UKM. Sehubungan dengan itu, Rakor menyoroti mengenai akses berbagai pengusaha UKM untuk mendapatkan kredit perbankan serta mulai membaiknya daya serap sektor usaha kecil menengah terhadap kredit dimaksud. Walaupun situasi geopolitik belakangan ini dapat memberikan dampak kurang menguntungkan bagi perekonomian nasional, Anwar Nasution mengatakan, “melalui koordinasi fiskal dan moneter yang disiplin, terkendali dan konservatif, kinerja perekonomian diharapkan tetap membaik sehingga dapat menopang pencapaian target pertumbuhan ekonomi, penguatan cadangan devisa, penurunan suku bunga bunga secara bertahap, terkendalinya nilai tukar rupiah dan inflasi.” Dalam kaitan ini Dorodjatun menambahkan, “kepada pelaku ekonomi dan masyarakat diminta bersikap tenang dan tidak berlebihan dalam menyingkapi perkembangan global atau eksternal yang akhir-akhir ini banyak menyita perhatian kita semua. Dari waktu ke waktu Pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan koordinasi kebijakan dalam mengantisipasi berbagai dampak situasi global.” Jakarta, 15 April 2003 BIRO KOMUNIKASI BANK INDONESIA Rusli Simanjuntak Kepala Biro