bentuk-bentuk komunikasi para pengrajin batik

advertisement
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI PARA PENGRAJIN
BATIK TULIS DALAM MELESTARIKAN BATIK
MEGA MENDUNG DI PUSAT BATIK TRUSMI
CIREBON
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ASEP AZHARI
NIM : 1111051000168
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat rahmat dan hidayahNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan
penyusunan hasil penelitian ini menjadi sebuah skripsi utuh yang berjudul
“Bentuk-bentuk Komunikasi Para Pengrajin Batik Tulis dalam Melestarikan
Batik Tulis Mega Mendung dipusat Batik Trusmi Cirebon”. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Setelah lebih kurang 12 semester menimba ilmu di jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan segala keterbatasan
yang ada, penulis sangat menyadari bahwa penyusunan karya ilmiyah ini tidak
akan pernah dapat terselasaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan,
arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati,
dengan penuh keikhlasan penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:.
1.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada.
Semoga selalu diberiakan kesehatan agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya
dengan sebaik-baiknya.
2.
Segenap Jajaran Dekanat Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, Bapak Suparto, M.
Ed, Ph. D Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, M.Ag
Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Serta Dr. H. Suhaimi,
i
M.Si Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. Semoga selalu
diberikan kesehatan dan Allah melipat gandakan segala kebaikan yang telah
mereka lakukan.
3.
Drs. Masran, MA Selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si, Selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam. Semoga Allah selalu memberikan kesahatan dan memudahkan segala
urusan mereka.
4.
Kepada dosen Pembimbing Akademik Bapak Rachmat Baihaky, M. A dan
dosen pembimbing skripsi Ibu Umi Musyarafah, M.A, yang secara ikhlas dan
sabar senantiasa memberikan pemahaman, petunjuk dan arahan baik dalam
proses penyusunan skripsi ini, maupun dalam memberikan pemahaman
kepada penulis. Dan semoga Allah meberikan kesehatan dan limpahkan rizki
dan keberkahan kepada keduanya.
5.
Kepada Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan
pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Kepada seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah mempermudah penulis untuk mendapatkan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Keluarga khususnya kedua orang tua penulis, Ayah Sukandi B Sayudi dan
Ibu Isnawati yang telah menyelipkan nama anak-anaknya dalam setiap doa.
Dan Adik Novi Andriyani yang selalu memberikan semangat. Berkat do’a
ii
dan ridho meraka, penulis mampu menyelesaikan perkuliahan dengan tugas
akhir ini. Dan semoga selalu diberikan kesehatan dan dimudahkan disetiap
langkah
8.
Kepada keluarga besar mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syariif Hidayatullah Jakarta, yang senantiasa memberikan peluang dan
tantangan bagi penulis selama berproses menjadi mahasiswa. Tidak bisa
dipungkiri bahwa penulis lahir disini, dan akan berkembang di luar.
9.
Kepada teman-teman KKN Khamsa 2014, yang telah mengajarkan penulis
bagimana menjalankan tugas dengan baik dan bersama selama berada di
pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Semoga selalu diberikan kesehatan.
10. Tanpa mengurangi rasa hormat dan bangga Kepada keluarga besar Pondok
Pesantren La-Tansa khususnya angkatan XVII Allegiances. Dan kawankawan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan kawankawan DPR yang telah mengenal Asep Azhari. Terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala dukungan selama penulis berada di Ciputat. Penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan mereka selama ini, maka proses ini tidak
akan sampai disini.
Ciputat, 10 Maret 2017
Penyusun,
Asep Azhari
NIM: 1111051000168
iii
ABSTRAK
Asep Azhari
Bentuk-Bentuk Komunikasi para Pengrajin Batik tulis dalam Melestarikan
Batik Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon.
Batik Mega Mendung merupakan salah satu motif Batik yang dimiliki kota
Cirebon, dalam pembuatan Batik menjelaskan bagaimana para pengrajin dituntut
kepandaian, ketelitian dan kepekaan tangan. Komunikasi adalah jembatan
seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari, komunikasi itu sangatlah penting
bagi para pengrajin Batik tulis dalam kegiatan pembuatan Batik tulis Mega
Mendung sebagai ujung tombak pelestariannya. Namun dari karya Batik yang
dihasilkan belum mencapai kesejahteraan untuk para pengrajin. Diperlukan pola
dan metode dalam penyampaian komunikasi yang tepat sebagai penyokong
kebutuhan penyampaian pesan oleh sesama pengrajin. Melalui komunikasi yang
efektif, sesama pengrajin dapat saling memberikan informasi dan gagasannya
untuk terus menjaga kelestarian Batik tulis Mega Mendung Trusmi Cirebon.
Dari paparan diatas tersebut ditemukan rumusan masalah: bagaimana
Bentuk-Bentuk komunikasi para pengrajin batik tulis mega mendung di pusat
batik Trusmi? Lalu, Bagaimana Pola Komunikasi para pengrajin Batik tulis
Trusmi dalam melestarikan Batik Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis. Sedangkan,
metode yang dipergunkan adalah kualitatif, yang mendeskripsikan bagaimana
pola komunikasi antara para pengrajin Batik tulis dalam melestarikan Batik tulis
Mega Mendung di Trusmi. Penelitian ini menggunakan data seperti observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Teori yang digunakan adalah Pola Komunikasi. Menurut H. A.W. Widjaja
dalam bukunya ilmu komunikasi pengantar studi, mengemukakan tentang Pola
Komunikasi Bintang semua anggota berkomunikasi dengan anggota, komunikasi
ini memiliki timbal balik dari semua lawan bicara.
Dalam pelastarian Batik tulis Mega Mendung para pengrajin menggunakan
Pola Komunikasi Bintang dan Komunikasi Antar Pribadi, ini terjadi ketika sesama
pengrajin saling memberikan pendapat, ide, dan gagasan satu sama lain dalam
kegiatan membatik. Pola komunikasi roda terjadi dikarenakan, pemilik usaha
pengrajin Batik yang juga pengrajin merupakan orang yang sentral dalam
memberikan informasi kepada pembatik, yaitu sebagai residen. Penerapan pola
bintang dalam melestarikan Batik menimbulkan proses komuniakasi dua tahap
yang pada akhirnya timbul kominikasi antarpribadi dalam proses komunikasinya.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7
D. Metodologi Penelitian ............................................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka .....................................................................................12
F. Pedoman Penulisan .................................................................................13
G. Sistematika Penulisan .............................................................................13
BAB II KAJIAN TEORI
A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI .....................................................15
1.
Bentuk-bentuk Komunikasi..............................................................15
2.
Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal ...........................17
3.
Tahap-Tahap Hubungan Interpersonal .............................................27
4.
Teknik Komunikasi ..........................................................................29
v
5.
Jenis-Jenis Pola Komunikasi ............................................................30
B. BATIK .....................................................................................................38
1.
Pengertian Batik ...............................................................................38
2.
Pengertian Melestarikan ...................................................................39
3.
Bahan-Bahan Membuat Batik ..........................................................39
4.
Cara Membuat Warna Kain Batik ....................................................40
5.
Jenis Batik Menurut Pembuatannya
41
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Pengrajin ........................................................................44
B. Struktur Pengrajin ...................................................................................46
C. Visi dan Misi Para Pengrajin Batik Tulis ................................................47
D. Peralatan yang digunakan untuk membuat Batik Tulis ...........................47
E. Kegiatan Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung .....................................52
F. Alamat Pusat Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung ..............................54
G. Kelebihan Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung ...................................55
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Bentuk-bentuk Komunikasi Para Pengrajin Batik Tulis dalam Melestarikan
Batik Mega Mendung di Pusat Batik Trusmi ............................................ 57
B. Pola Komunikasi Para Pengrajin Batik Tulis dalam Melestarikan Batik
Mega Mendung di Pusat Batik Trusmi ..................................................... 60
vi
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Para Pengrajin Batik Tulis Mega
Mendung dalam Melestarikan Batik Tulis ..............................................72
1. Faktor Penghambat Pelestarian Batik Tulis Mega Mendung ......72
2. Faktor Pendukung Pelestarian Batik Tulis Mega Mendung .......75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................83
B. Saran ........................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang paling penting,
komunikasi dibutuhkan bukan hanya saat berorganisasi tapi juga dalam
kegiatan sehari-hari manusia pasti berkomunikasi, tiada hari tanpa
komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat ensesial dalam
kehidupan.
Manusia
melakukan
interaksi
dengan
cara
melakukan
komunikasi.
Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan
pesan tapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan
informasi yang disampaikan oleh seorang pemimpin dapat diterima dan
dipahami oleh seluruh anggotanya, maka seorang pemimpin harus memiliki
pola komunikasi yang baik. Aktifitas komunikasi diorganisasi senantiasa
disertai dengan keinginan yang ingin dicapai. Komunikasi kelompok dan
penyampaian pesan oleh seorang komunikator dengan sekelompok orang
yang jumlahnya lebih dari dua orang.1
Penggunaan istilah asli Indonesia dalam seni Batik menunjukan
bahwa teknik membatik dengan sifat-sifat khasnya menunjukan karakteristik
1
Onong Uchjana Effendy, Teori dan Filsafat Komunikasi. (Bandung. PT. Citra Aditya
Bakti. 2003).
1
2
motif dan makna motif diambil dari kebiasaan dan kebudayaan lokal
Indonesia. Jika dilihat dari ragam hias Batik, motif Batik Indonesia banyak
bersumber dari seni hias zaman prasejarah seperti ragam hias geometris dan
ragam hias perlambangan. Penerapan ornametik dengan berbagai motif
geometris pada Batik tidak banyak bedanya dalam hiasan pada perumahan
dan benda kerajinan di daerah pedalaman seperti daerah Toraja, Dayak,
Minang, Batak dan daerah lain. Pola ornametik ini selalu jadi ciri dasar dan
selalu berulang pada karya senirupa tradisional didaerah.
Para pengrajin Batik Tulis adalah ujung tombok pelestarian Batik
Tulis di Trusmi Cirebon. Dengan karya yang dihasilkan sebenarnya para
pengrajin seharusnya mendapatkan kesejahteraan, karena karya yang
dihasilkan oleh para pengrajin batik tulis mega mendung merupakan karya
yang langkah dan membutuhkan proses yang panjang untuk menciptakan
motif Batik tulis yang sempurna, akan tetapi penulis melihat kesejahteraan
pengrajin batik tulis belum tercapai.
Dugaaan bahwa sejak zaman prasejarah pembuatan Batik sudah
dimulai adalah berdasarkan kenyataan bahwa tradisi Batik kuno sampai
sekarang masih dipakai dibeberapa daerah pedalaman yang terasing dari
kebudayaan luar. Kain simbut dari priyangan adalah contoh Batik asli yang
dibuat dari bahan ketan sebagai penutup kain. Teknik pewarnaan dengan
bahan zatwarna dari jenis tumbuh-tumbuhan juga sudah dikenal sejak zaman
prasejarah. Sebagai alat grafis Batik asli dipergunakan bambu kalam yang
kemudian menjadi canting.
3
Pada zaman Hindu perkembangan seni Batik semakin jelas. Dalam
kitab Praraton, Batik telah disebut-sebut sebagai bahan sandang. Karya sastra
berupasejarah ini menyinggung Batik dengan menyebut motif gringsing dan
ceplok sebagai motif hias Batik. Kedua motif geometris itu sudah dikenal
pada kesenian Dongson dan masih dikenal pula pada Batik kuno didaerah
pedalaman Banten.
Demikian maka sejarah Batik diperkirakan dimulai pada zaman
prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil-hasil proses
perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya
zaman Hindu seni Batik merupakan karya seni istana dengan bakuan tradisi
yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman
Hindu, baik teknis maupun etnis, pada zaman Islam dikembangkan dan
diperbaharui dengan unsur-unsur baru. Pengaruh kesenian China yang sudah
terasa pada kesenian Majapahit, pada seni Batik muncul kembali. Motif
wadasan, motif awan (Mega Mendung) serta motif burung funiks termasuk
yang sering diterapakan dalam hiasan Batik, terutama pada Batik daerah
Trusmi Cirebon. Garis-garis yang lincah, hidup dan berirama pada hiasan
Batik Trusmi itu banyak menunjukan persamaan nilai garis dari lukisan
China.2
Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu
gerbang masuknya budaya dan tradisi China kekeraton Cirebon. Para
pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China kedalam motif Batik
2
WiyosoYudoseputro, Pengantar Senirupa Islam Di Indonesia (Bandung, Angkasa
Bandung), h. 96.
4
yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan
antara motif Mega Mendung dari China dan yang dari Cirebon. Misalnya,
pada motif Mega Mendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran,
sedangkan yang dari Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip dan
segitiga. Seni budaya Batik ini merupakan salah satu cara untuk menyebarkan
agama Islam pada abad ke 16 didaerah Cirebon.
Kisah membatik di Desa Trusmi, Cirebon berawal dari peranan Ki
Gede Trusmi. Salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini
mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan Islam. Sampai sekarang,
makam Ki Gede masih terawat dengan baik, setiap tahun dilakukan upacara
cukup khidmat, upacara Ganti Welit (atap rumput) dan Ganti Sirap setiap
empat tahun.
Motif Batik Mega Mendung merupakan karya seni Batik yang identik
dan bahkan menjadi ikon Batik daerah Cirebon. Motif Batik ini mempunyai
kekhasan yang tidak ditemui didaerah penghasil Batik lainnya. Bahkan
karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata mendaftarkan motif Mega Mendung ke
UNESCO dan mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.
Motif Mega Mendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna
biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana
dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki.
Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi Batik.
Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir
5
yang lugas, terbuka dan egaliter. Selain itu, warna biru juga disebut-sebut
melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta
melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa
kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari
warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan
makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang
mengandung air hujan dan memberi kehidupan.
Membatik sebagai karya seni kerajinan meliputi beberapa tahap
pengerjaan, tahap persiapan ini meliputi membersikan kain mori, memberi
perekat dan melemaskan, kemudian dibersihkan kembali. Selanjutnya dimulai
tahap penulisan Batik yang biasanya dikerjakan oleh para wanita. Pada tahap
ini kain-kain yang telah siap digambar dengan disain Batik tertentu, baik
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan canting.
Kemudian mengisi perbidangan dengan menutup bagian-bagian yang
menurut disain tidak diberi warna. Dan tahap terakhir adalah tahap
penyelesaian, yaitu meliputi pewarnaan dan pembersihan malam untuk
mendapatkan warna-warna yang dikehendaki, pembuatan Batik yang
dikerjakan secara bertahap diatas, menjelaskan bagaimana dalam proses
membatik dituntut kepandaian dan ketelitian pengguna alat disamping
kepekaan tangan dalam membuat garis-garis yang lancar dan lincah. Karena
Batik termasuk jenis seni klasik maka pengetahuan tentang ornament dan
disain hias dan arti perlambangan dari motif hias dituntut bagi seorang
pembatik. Bagaimana pun tuntutan teknis baru dalam seni Batik mempunyai
6
arti bahwa seni Batik sebagai warisan senibudaya bangsa Indonesia
berkembang terus menerus dengan nlai-nilai baru.3
Berdasarakan penjelasan diatas penulis menuangkan hasil penelitian
dalam skripsi ini dengan judul: Bentuk-Bentuk Komunikasi Para Pengrajin
Batik Tulis dalam Melestarikan Batik Mega Mendung di Pusat Batik Trusmi
Cirebon.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam pelestarian Batik tulis Mega Mendung, para pengrajin
dianggap
sebagai
unjung
tombak
pelestarian.
Dengan
demikian
komunikasi yang terjadi pada para pengrajin dapat mempengaruhi
kelestarian batik tulis untuk saat ini. Namun penulis melihat kesejahteraan
para pengrajin batik tulis masih diragukan, meskipun karya yang
dihasilkan oleh para pengrajin memiliki harga jual dan kualitas karya yang
tinggi, hal ini tidak menjamin kejejahteraan para pengrajin batim tulis
khususnya di pusat batik Trusmi Cirebon.
Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan serta
mempertajam bahasan, maka pembahasan yang akan dikaji dan diteliti
penulis akan memberikan pembatasan masalah pada Bentuk-Bentuk dan
3
WiyosoYudoseputro, Pengantar Senirupa Islam Di Indonesia (Bandung, Angkasa
Bandung), Hal.98.
7
Pola komunikasi para pengrajin Batik Trusmi dalam meletarikan Batik
Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon Jawa Barat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang akan dibahas, maka penulis
merumuskan masalah tersebut sebagai berikut:
a. Bagaimana Bentuk-Bentuk komunikasi para pengrajin Batik tulis
Trusmi dalam melestariakan Batik Mega Mendung di pusat Batik
Trusmi Cirebon?
b. Bagaimana Pola Komunikasi Para Pengrajin Batik Tulis dalam
Melestarikan Batik Mega Mendung di Pusat Batik Trusmi
Cirebon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
a. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk komunikasi para pengrajin
Batik Tulis Trusmi dalam meletariakan Batik Mega Mendung, di
pusat Batik Trusmi Cirebon Jawa Barat.
b. Untuk mengetahui Pola komunikasi para pengrajin Batik Tulis
Trusmi dalam meletariakan Batik Mega Mendung, di pusat Batik
Trusmi Cirebon Jawa Barat.
8
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu
pengetahuan komunikasi dalam bidang teori yang membahas bentukbentuk dan pola komunikasi.
b. Bagi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,/Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu komunikasi diharapkan membantu pengayaan kurikulum tentang
pola komuikasi yang dikembangkan dalam organisasi ataupun instansi.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi peneliti
serupa dimasa mendatang. Selain itu juga dapat memberikan masukan
bagi akademis tentang bagaimana bentuk-bentuk dan pola komunikasi
dalam sebuah instansi.
D. Metodologi Penelitian
Metodelogi penelitian bermakana seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang bermakana
dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpuan dan
selanjutnya dicari cara pemecahannya.4
1.
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Bodgan dan Taylor mendefinisikan metodologi kuantitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
4
Wardi Bakhtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos,1997), Cet
ke-1, h. 1.
9
Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.5
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah bersifat analisis
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian melalui pendekatan kualitatif
yang dihasilkan dari suatu data yang dikumpulkan melalui survey
dilapangan. Data tersebut berupa data-data, kata-kata, gambar dan
dokumen.
Pendekatan
penelitian
menggunakan
pendekatan
kualitatif,
pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan
perilaku yang diamati. Hal ini menjelaskan bahwa pendeketan kualitatif
diarahkan pada latar belakang dan individu secara menyeluruh
memandang objek penelitian sebagai satu kesatuan yang utuh.6
2.
Sifat Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah
aktual sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung. Melalui
5
Basrowi Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),
h.21.
6
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Bandung, 2004), h. 3.
10
penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan
khusus terhadap peristiwa tersebut.7
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap obyek yang diteliti.8
Penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan merupakan
kata-kata,
gambar-gambar, dan bukan merupakan angka-angka
(statistik). Data tersebut mugkin berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, foto, video tape, catatan atau memo atau teks tertentu, serta
dokumen-dokumen resmi lainnya.
Berdasarkan pemaknaan diatas, maka dalam penelitian ini penulis
berusaha untuk menggambarkan dan menganalisis terkait dengan pola
komunikasi para pengrajin Batik tulis dalam melestarikan Batik tulis
Mega Mendung di pusat Batik Trusmi, Cirebon.
3.
Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini para Pengrajin Batik tulis Trusmi
dalam meletariakan Batik Mega Mendung, dipusat Batik
Trusmi Cirebon Jawa Barat, dimana pelestarian Batik tulis
Mega Mendung berasal dari pusat Batik Trusmi di Cirebon
Jawa Barat.
7
Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiyah,
(Jakarta: Kencana, 2014), Cet. Ke-4, h. 34-35.
8
Ronny kountur, Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, (
Jakarta; penerbit PPM, 2004).
11
b. Sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
yaitu Bentuk-Bentuk Pola komunikasi para pengrajin Batik
tulis Trusmi dalam meletariakan Batik Mega Mendung, di
pusat Batik Trusmi Cirebon Jawa Barat.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa macam teknik untuk
mendapatkan data yang dianggap relevan. Pengumpulan data yang
dilakukan berdasarkan pada tiga kategori yaitu Observasi, Wawancara
dan Dokumentasi.
a.
Observasi, dalam penulisan ini penulis mendatangi langsung ke
lokasi yang menjadi tempat penelitian, kemudian meneliti,
mengamati, dan mencatat Pola komunikasi para pengrajin Batik
Trusmi dalam meletariakan Batik Mega Mendung, di pusat Batik
Trusmi Cirebon Jawa Barat
b.
Wawancara, Untuk memperoleh data yang diinginkan peneliti
mengguakan teknik wawancara. Karena dengan wawancara peneliti
dapat memperoleh data secara langsung dari sumber, sehingga
memudahkan dalam memperoleh data. Wawancara akan dilakukan
secara bebas tetapi tetap menggunakan pedoman wawancara agar
pertanyaan terarah.
c.
Dokumentasi, merupakan proses pengumpulan dan pengambilan
data
berdasarkan
tulisan-tulisan
dokumentasi ataupun foto.
berbentuk
catatan,
buku,
12
5.
Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di pusat batik Trusmi, Pengrajin
Batik Mega Mendung berdomisili di Desa Trusmi Wetan Blok Jero RT
09 RW 03. Kode Pos 45154 Cirebon, Jawa Barat.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan pengecekan di
Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti
menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang pola komunikasi.
1. ”Pola Komuniaksi antara Pengasuh dan Santri dalam Menjalankan
Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok
Pesntren Modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang”, oleh Tri Wibowo, ia
menggunakan pendekatan kualitatif dan penelitian ini berisi tentang
pola komuniaksi antara pengasuh dan santri dalam menjalankan
kedisiplinan shalat Dhuha di yayasan pendidikan islam pondok
pesntren modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang.
2. “Pola Komunikasi Guru Agama dan Murid di SMP An-Nurmaniyah
Ciledug
Tangerang”,
oleh
Laila
Syahidah.
Ia
menggunakan
pendekatan metode kuantitatif, skripsi ini membahas tentang
bagaimana pola komunikasi guru dalam belajar mengajar di SMP AnNurmaniyah sebatas guru agama pada murid di kelas III.
3. “Pola Komunikasi antara Pengasuh dan anak Asuh dalam Pembinaan
Akhlak di panti asuhan Al-Ikhlas Villa Tomang Tangerang”, oleh
13
Zaeni Roki. Ia menggunakan pendekatan metode kualitatif, skripsi ini
membahas tentang bagaimana pola komunikasi antar pribadi pengasuh
dan santri di pondok pesantren Al-Idrus Kalanganyar.
Yang membedakan judul-judul diatas dengan penulis adalah penulis
meneliti mengenai Pola komunikasi antara para pengrajin Batik Trusmi
dalam Meletariakan Batik Mega Mendung, di pusat Batik Trusmi Cirebon
Jawa Barat. Dan skripsi ini lebih ditekankan kepada pola komunikasi para
pengrajn Batik Trusmi dalam melestarikan Batik Mega Mendung di pusat
Batik Trusmi Cirebon.
F. Pedoman Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi) yang tergabung dalam pedoman
Akademik Program Stara 1 tahun 2011-2012. Diterbitkan oleh Biro
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2011.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan kedalam
lima bab. Dimana masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan
penulisan sebagai berikut:
14
BAB 1 Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodelogi
penulisan dan sistematika peulisan.
BAB 2 Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini menguraikan tentang kajian teoritis
dari pengertian pola komunikasi, bentuk-bentuk komuniaksi, macam-macam
komunikasi, pengertian seni budaya Batik.
BAB 3 Gambaran umun para pengrajin Batik Tulis Mega Mendung di Pusat
Batik Trusmi Cirebon. Adalah gambaran umun dari objek penelitian yang
terdiri dari keadaan geografis desa Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, serta
gambaran umum tentang pengrajin Batik tulis Mega Mendung di desa
setempat.
BAB IV Bentuk-Bentuk komunikasi dan Pola Komunikasi Para Pengrajin
Batik Tulis dalam Melestarikan Batik Mega Mendung di Pusat Batik Trusmi
Cirebon. Adalah penyajian data-data yang diperoleh dari hasil penelitian,
berikut analisanya. Yaitu tentang bentuk-bentuk komunikasi para pengrajin
Batik Trusmi dalam meletariakan Batik Mega Mendung, di pusat Batik
Trusmi Cirebon.
BAB V Penutup. Adalah merupakan bab penutup dari tulisan ini yang berisi
tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ruang Lingkup Komunikasi
1.
Bentuk-Bentuk Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dengan bukunya yang berjudul
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ada beberapa bentuk komunikasi
diantaranya, yaitu komunikasi pribadi (intrapribadi dan antar pribadi),
komunikasi kelompok (kelompok besar dan kelompok kecil), komunikasi
masa dan komunikasi media.1
a. Komunikasi Pribadi
Komunikasi pribadi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi
intrapribadi dan komunikasi antarpribadi.
1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communiction)
Komunikasi
intrapribadi
adalah
komunikasi
yang
berlangsung didalam diri seseorang. Orang itu perperan baik
sebagai komunikator maupun komunikan. Dia berbicara pada
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 53 – 55.
15
16
dirinya sendiri, dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya
pada dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri.2
Sedangkan Ronald L Applbaum mendefinisikan bahwa
komunikasi intrapribadi sebagai komunikasi yang berlangung di
dalam diri kita sendiri dan kegitan-kegiatan mengamati dan
memberi makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan
kita.3
Mampu berdiaog dengan diri sendiri berarti mampu
mengenal diri sendiri. Adalah penting bagi manusia untuk bisa
mengenal diri sendiri sehingga manusia dapat berfungsi secara
bebas di masyarakat. Belajar mengenal diri sendiri berarti belajar
bagaimna manusia berfikir dan bagaimana manusia mengamati,
menginterpretasikan dan mereaksi lingkungan sekitar. Oleh karena
itu untuk mengenal diri pribadi manusia harus memahami
komunikasi intrapribadi.
2) Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)
Komunikasi
antarpribadi
adalah
komunikasi
yang
berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung
dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung
secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah
medium telepon.
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 57.
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 58.
17
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan
sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang
saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan
dan
tindakan
(action)
yang
berlangsung
terus
menerus.
Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Sedangkan makna, yaitu suatu yang dipertukarkan dalam proses
tersebut, adalah kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang
berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses
komunikasi. 4
Komunikasi antar pribadi menurut Joseph A. Deito yang
dikutip
Onong
Uchjana
Effendy
mengemukakan
bahwa
komunikasi antarpribadi itu sebagai proses pengiriman dan dan
penerimaan
pesan-pesan
antar
dua
orang.
Atau
diantara
sekelompok keil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika.5
Berdasarkan deinisi Devito, komunikasi antarpribadi dapat
berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-duan
seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua
orang dalam satu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah
dengan salah seorang peserta seminar.
4
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), cet. ke-1, h. 106.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 60.
5
18
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunkasi
yang
lainnya, komunikasi antarpribadi ini di nilai paling ampuh dalam
kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan prilaku
komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya
berlangsung secara tatap muka face to face.6
b. Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
aktifitas sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun
sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat
mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam
hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media untuk
mengungkapkan
kelompok
persoalan-persoalan
primer),
ia
dapat
pribadi
merupakan
(keluarga
saran
sebagai
meningkatkn
pengetahuan bagi para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bisa pula
merupakan alat untyk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi
seluruh anggota (kelompok pemecah masalah). Jadi banyak manfaat
yang dapat dipetik bila ikut terlibat dalam suatu kelompok yang sesuai
dengan rasa ketertarikan (interst).
Bahkan perilaku seseorang bukan hanya disebabkan oleh
“pembawaan” mereka, melainkan juga karena pengaruh kelompok
rujukan yang diindentifikasi mereka. Kita semua menjadi anggota
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 61.
19
kelompok, bahkan berbagai kelompok. Kelompok menentukan cara
anda berkata, berpakaian, bekerja, juga keadaan emosi anda, sukadan
duka anda, karena itu komunikasi kelompok telah digunakan untuk
saling bertukar informasi , menambah pengetahuan, memperteguh
atau mengubah sikap dan prilaku, mengembangkan kesehatan jiwa,
dan meningkatkan kesadaran.7
Komunikasi kelompok (grup communication) adalah komunkasi
yang berlngsung antara seorang komunikator dengan sekelompok
orang yang jumlahnya lebih dari dua. Ada dua jeenis komunikasi
kelompok, pertama komunikasi kelompok kecil (small grup
communication) komunikasi ini dilakukan dengan jumlah komunikan
yang sedikit (lebih dari dua orang) dan komunikasi ini di tujukan
untuk mempengaaruhi kognisi komunikan. Komunikasi ini terjadi
secara dialogis, tidak linear melainkan silkular, umpan balik terjadi
secara verbal dan juga komunikan dapat menaggapi uraian
komunikator secara langsung seperti bertanya, menyanggah dan lain
sebagainya.8
Dalam pelaksanaan komunikasi kelompok biasanya agak lebih
rumit dibandingkan dengan komunikasi antarpribadi, karena ada
berberapa karakteristiknya, yang antara lain:9
7
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), cet. ke-1, h. 123.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 75-77.
9
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), cet. ke-1, h. 125.
8
20
1) Komunikasi
kelompok
bersifat
formal,
dalam
arti
pelaksanaanya direncakan terlebih dahulu, sesuai dengan
komponen-komponennya.
2) Komunikasi kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang
tergabung yang tergabung dalam kelompok mempunyai
peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai
tujuan.
3) Komunikasi kelompok terlembagakan, dalam arti ada aturan
mainnya.
4) Komunikator dalam kelompok ini, haruslah:
a) Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana
dan mudah dimengerti dari sekian banyak prosesproses yang timbul secara simultan.
b) Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan
untuk mengorganisir pengamatan.
c. Komunikasi Massa
Teori-teori awal mengenai komunikasi massa lahir melalui
berbagai penelitian yang didorong oleh perhatian terhadap pengaruh
politik terhadap media surat kabar, dan juga penelitian mengenai
dampak sosial dan moral dari radio dan film serta televisi. Kemudian
media-media tersebut berkembang begitu pesat, sehingga mampu
merubah keadaan dunia, yang mampu diketahui orang dari jarak jauh.
Dengan demikian, pengertian komunukasi massa adalah pesan-pesan
21
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang.10
Selain media massa modern, ada juga media massa tradisional
yang meliputi teater rakyat, juru dongeng, juru pantun, dan lain-lain.
Lazimnya media massa menunjukan seluruh sistem dimana pesanpesan diproduksi, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi.
Komunikasi massa juga menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap
kepada komunikan yang beragam dan jumlah sangat banyak dengan
menggunkan media.
Untuk memahami komunikasi massa lebih jauh, dan yang
membedakan dengan komunikasi kelompok dan komunikasi antar
pribadi, ada beberapa ciri komunikasi massa:
1) Orang–orang yang ikut berkomunikasi atau komunikan (publik,
khalayak, audience) sangat banyak jumlahnya.
2) Audience, khalayak, dan publik yang terlibat komunikasi itu
tersebar dimana-mana (berbagai daerah atau wilayah), seandainya
pun berada disuatu tempat, maka publik atau audience ini sangat
beraneka ragam.
3) Hal-hal yang disampaikan bersifat umum dan menyangkut
kepentingan orang banyak.
4) Besar kemungkinan tidak dapat minat dan kepentingan yang sama
diantara masing-masing orang di kalangan publik atau audience.
10
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), cet. ke-1, h. 136.
22
5) Sebagian besar atau bahkan keseluruhan dari publik atau audience
tidak saling mengenal.11
d. Komunikasi Media
Secara harfiah kata media berarti “perantara atau pengantar”.
Education Association (NEA), mendefinisikan media sebagai benda
yang dapat dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajarmengajar (pembinaan).12
Sebagaimana dikutip Onong Uchjana Effendy, Rudy Bretz
mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu
suara, visual, dan gerak. Bentuk visual sendiri dibedakan lagi pada
tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (line graphic), media rekam
(recording), jadi komunikasi medio itu bisa juga dikatakan
komunikasi yang menggunakan surat, telepon, telegram, telex, papan
pengumuman, poster, spanduk, pamplet, brosur dan folder.13
2.
Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal
Perspektif kompenensial, yaitu melihat komunikasi antar pribadi
dari komponen-komponennya. Yakni “merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
11
Teuku May Rudi, Hubungan dan Masyarakat Interpesonal, (Bandung: Rafika Aditya,
2005). h. 13.
12
Asnawir dan Bayiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
cet. ke-1, h.11.
13
Onong Uchjana Effendy, MA, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 7.
23
orang, dengan berbagai efek dan umpan balik” (feed back). Komponenkomponen tersebut harus dijelaskan sebagai bagian-bagian yang
terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi. Di
antara
komponen-komponen tersebut adalah:
a.
Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada
khalayak. Komunikator biasa disebut sumber (source) atau
pengirim pesan (encoder),14 yaitu dimana gagasan, ide atau
pikiran berasal, yang kemudian akan disampaikan kepada pihak
lainnya, yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering
pula disebut „komunikator‟. Sumber atau komunikator bisa jadi
adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi.
b.
Encoding
Dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber
untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu
bentuk yang dapat diterima oleh indera pihak penerima baik
berupa kata-kata, simbol dan sebaginya. Encoding dalam proses
komunikasi dapat berlangsung satu kali, namun dapat terjadi
berkali-kali.
c.
Pesan-pesan
Pesan-pesan dalam komunikasi antarpribadi bisa berbentuk
verbal
14
dalam
penggunaannya
menggunakan
bahasa
atau
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), h. 85.
24
nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent
language)15 atau gabugan antara keduanya.
d.
Decoding
Tindakan untuk menginterprestasikan dan memahami
pesan-pesan yang diterima, disebut sebagai encoding. Dalam
komunikasi
antarpribadi,
karena
pengirim
sekaligus
juga
bertindak sebagai penerima, maka fungsi encoding dilakukan oleh
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi.
e.
Saluran atau channel
Yakni alat yang menghubungkan pengirim dan penerima
pesan gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan
penyiar di studio atau membuat pesan visual yang ditampilkan
dilayar kaca televisi. Aliran udara juga dapat berfungsi sebagai
saluran. Ketika seseorang mencium aroma makanan maka udara
bertindak sebagai saluran yang menyampaikan pesan ke hidung
seseorang tersebut.16
f.
Gangguan atau noise
Yakni sering kali terjadi pesan-pesan yang dikirim berbeda
dengan pesan-pesan yang diterima. Hal ini disebabkan adanya
gangguan pada saat terjadinya komunikasi.
Gangguan tersebut bisa berupa gangguan teknis, gangguan
sematik dan psikologis, gangguan fisik, gangguan status,
15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), h. 103.
16
Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia 2009), h.19.
25
gangguan kerangka berfikir, gangguan budaya.
1) Gangguan teknis
Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang
digunakan dalam komunikasi mengalami gangguan,
sehingga informasi yang di transmisi melalu saluran
mengalami kerusakan (channel noise).
2) Gangguan semantik dan psikologis
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi
yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan.
3) Gangguan fisik
Gangguan fisik ialah rintangan yang disebabkan
karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh
sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos,
kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
4) Gangguan status
Gangguan
disebabkan
karena
status
jarak
ialah
sosial
rintangan
diantar
yang
peserta
komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior
dan yunior atau atasan dan bawahan.
5) Gangguan kerangka berfikir
Gangguan kerangka berfikir ialah gangguan
yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara
26
komunikator dan khalayak terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi.
6) Gangguan budaya
Gangguan budaya ialah gangguan yang terjadi
disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan
dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi.17
g.
Umpan balik atau feedback
Yakni unsur yang sangat penting dalam proses komunikasi
antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus
dan bergantian memberikan unpan balik dalam berbagai cara,
baik secara verbal maupun secara nonverbal.
h.
Akibat
Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik
pada salah satu pelaku atau keduanya. Akibat yang terjadi bisa
merupakan akibat negatif ataupun akibat positif.
3.
Tahap-tahap Hubungan Interpersonal
Ada beberapa tahapan dalam menciptakan hubungan interpersonal,
antara lain:18
a. Pembentukan hubungan interpersonal. Tahap ini disebut
tahap perkenalan, adalah suatu proses komunikasi dimana
17
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2007), h. 153.
18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), cet. ke-1, h. 119-120.
27
individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan
(kadang tidak sengaja) informasi tentang struktur isi
kepribadiannya
kepada
bakal
menggunakan
cara-cara
yang
bermacam-macam
tahap
sahabatnya,
agak
dengan
berbeda
perkembangan
pada
pesahabatan.
Namun fokus bahasan ini pada proses penyampaian dan
penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan. Halhal menarik dari proses perkenalan adalah:
1) Face kontak yang permulaan (initial cintect phase), yang
ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak
berusaha mengenali secepatnya identitas, sikap dan nilai
pihak lain.
2) Proses saling menilik “Newcomb” menyebut sebagai
“reciprocal scanning”. Pada tahap ini informasi yang
dicari dan disampaikan umumnya berkisar mengenai
data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan
keluarga dan lain-lain.
b. Peneguhan
interpersonal
hubungan
tidaklah
interpersonal.
statis,
tetapi
selalu
Hubungan
berubah.
Perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor dalam
memelihara keseimbangan:
28
1) Keakraban, merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila
kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban
yang diperlukan.
2) Control, yaitu kesepakatan tentang siapa yang akan
mengontrol siapa dan bilaman. Konflik terjadi umumnya
bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak
yang mau mengalah.
3) Respons yang tepat, yaitu respon A harus diikuti oleh B
yang sesuai, Respons ada dua:
a) Konfirmasi, yaitu akan memperteguh hubungan
interpersonal. Macam-macam konfirmasi adalah
pengakuan langsung, perasaan positif, respons
minta keterangan, respons setuju dan respon
suportif.
b) Diskonfirmasi, yaitu yang akan merusakkannya.
Macam macamnya adalah respon sekilas (memberi
respons tetapi mengalihkan pembicaraan), respon
impersonal
(seperti
memberi
respons
dengan
menggunakan kata ganti ketiga), respons kosong,
respons tidak relevan, respon interupsi, respon
rancu, dan respon kontradiktif.
29
4) Nada emosional yang tepat. Yakni bila terjadi emosional,
maka berusaha untuk menahannya.
4.
Teknik Komunikasi
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani “technikos” keterampilan
atau keperigelan.19
Berdasarkan
keterampilan
komunikasi
yang
dilakukan
komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi:
a. Komunikasi
Informatif,
yaitu
memberikan
keterangan-
keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil
kesimpulan dan keputusan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan
informatif justru lebih berhasil dari pada persuasif, misalnya
audiensi adalah kalangan cendikiawan.
b. Komunikasi
Persuasif,
yaitu
berisi
bujukan.
Yakni
membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa
yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi
perubahan ini adalah atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan).
Perubahn tersebut diterima atau kesadaran sendiri.
c. Komunikasi Instruktif/koersif, yaitu penyampaian pesan yang
bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi sanksi apabila
19
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengntar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 55.
30
terlaksana. Bentuk yang terkenal dari penyampaian model ini
adalah agitasi dan penekanan-penekanan yang menimbulkan
tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif dapat
berbentuk perintah-perintah instruksi dan sebagainya.
d. Hubungan Manusiawi, yaitu bila ditinjau dari ilmu komunikasi
hubungan manusiawi itu termasuk kedalam komunikasi antar
personal (interpersonal communication), sebab berlangsumg
pada umumnya antara lain dua orang secara dialogis, dikatakan
bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena bersifat
action oriented. Mengandung kegiatan untuk mengubah sikap,
pendapat, atau prilaku seseorang.20
5.
Jenis-jenis Pola Komunikasi
Kata pola komunikasi dibangun oleh dua suku kata yaitu pola dan
komunikasi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia. Pola “berarti
bentuk (stuktur) yang tetap”.21 Sedangkan dalam kamus ilmiah populer
artinya adalah “model, contoh, pedoman, dan rancangan”.
Pola dalam
dalam komunikasi ini dapat dimaknai atau diartikan sebagai bentuk,
gambaran, rancangan suatu komunikasi yang dapat dilihat dari jumlah
komunikasinya.
20
Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Study, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000). Cet ke-
2, h.32.
21
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Cet. Ke -3, h. 585.
31
Menurut Josep A. Devito di dalam bukunya “Komunikasi
antarmanusia“ ada lima pola komunikasi, yaitu pola komunikasi roda,
pola komuniikasi rantai, pola komunikasi lingkaran, pola komunikasi
bintang dan pola komunikasi Y. Berikut adalah gambar dari kelima pola
tersebut.22
a. Pola Komunikasi Roda
Pola komunikasi roda adalah pola yang mengarahkan seluruh
informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral
dan
berpengaruh dalam proses penyampaian pesannya yang mana semua
informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada
pemimpin.
Dalam pola roda organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu
posisinya di pusat. Pola ini memasukkan satu orang yang
berkomunikasi dengan masing-masing orang dari sejumlah orang lain,
satu orang tersebut adalah pemimpin. Orang (pemimpin) ini
merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan
dari
semua
berkomunikasi
anggota.
dengan
Oleh
karena
anggota
lain
itu,
jika
maka
anggota
ingin
pesannya
harus
disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah
(pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk untuk
mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian masalah dalam pola roda,
22
Joseph A Devito, Human Communication, Penerjemah Agus Maulana, (Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi ke-5, h. 382.
32
bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencangkup
masalah yang sederhana saja.
Dalam definisi lain, pola roda adalah pola yang mengarah
seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral.
Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi yang
yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan
masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Pola ini
memfokuskan satu orang sebagai sentral untuk berkomunikasi dengan
individu yang lainnya.
Menurut Wayne Pace dan Faules, pola roda dianggap paling
terstuktur dan tengah. Dalam pola ini, misalnya, masing-masing
anggota dapat berkomunikasi dengan orang kelima tetapi keempat
anggota ini tidak melakukan kontak/komunikasi. masalah ini
diselesaikan oleh anggota mengirim pesan kepada anggota atas atau
tengah yang membuat keputusan dan mengirimkan informasi kembali.
Pola ini disebut Hierarki dua tingkat.
Sebagai contoh organisasi pada pola ini tampak kekita seorang
anggota berada disebuah ruangan ketika rapat, dan ketuanya sebagai
komunikan atau pemimpin. Di ruangan tersebut ketua menjadi fokus
perhatian yang setiap anggota diruangan dapat bertanya jawab atau
melakukan timbal balik dengan ketua tersebut, namun anggota tidak
33
boleh berkomunikasi dengan anggota yang lainnya karena akan
menimbulkan kegaduhan.
Menurut T. Hani Handoko, dalam komukasi pola bintang
mengatakan, dimana C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B,
D, dan E. Garis koordiansi yang melibatkan semua komponen yang
dapat berkomunikasi, dimana C sebagai centralnya komunikasi
dengan yang lainnya, begitu juga sebaliknya.
Menurut H.A.W Widjaja dalam bukunya Ilmu pengantar
komunikasi pengantar study, mengemukakan tentang pola komunikasi
bintang semua anggota berkomunikasi dengan anggota, komunikasi
ini memiliki reaksi timbal balik dari semua lawan bicara.23
b. Pola Komunikasi Rantai
Dalam pola komunikasi rantai, jaringan komuniksi terdiri dari
lima tingkatan dalam jenjang hirarkinya dan hanya dikenal
komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawajh (downword),
yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung
(komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu
penyimpangan. Dalam artian seseorang (A) berkomuniasi pada
seeorang yang lain (B) dan seterusnya ke (C), ke (D), dan ke (E).
23
H.A W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Study, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
cet. ke-2.h.35.
34
Sistem komunikasi dalam organisasi pada pola rantai sama
dengan pola lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung
hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat
juga terjadi disini. Orang yang berada di tengah lebih berperan sebagai
pemimpin dari pada mereka yang berada di posisi lain. Dalam pola
ini, sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi
berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja.
Pola rantai menempati peringkat tertinggi berikutnya dalam
sentralisasi. Dalam jaringan ini dua orang menjadi orang akhir, hanya
memiliki satu orang lain dengan siapa mereka dapat berkomunikasi
secara langsung.24 Mereka biasanya mengirimkan informasi kepada
individu lain yang berfungsi sebagai perantara, mengirim pesan
sendiri, bersama dengan orang-orang akhir, untuk orang kelima yang
mengumpulkan informasi.
Orang
pusat
ini
kemudian
memutuskan
jawaban
dan
mengirimkannya kembali ke orang-orang yang kemudian estafet,
kirim jawaban ke orang akhir masing-masing. Dengan demikian setiap
perantara berkomunikasi langsung dengan dua orang. Orang pusat
juga berkomunikasi dengan dengan dua individu, tetapi dalam posisi
ini ia berada dalam kontak dekat dengan semua anggota grup.
24
Wayne Pace dan Don Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, (Bandung: PT Rosda Karya, 2005), h 176.
35
Sebagai contoh organisasi pada pola ini dapat dilihat ketika
pengurus memiliki informasi rahasia. Informasi mereka sebarkan
secara diam-diam. Dimana ketika mereka mempunyai informasi
terkait organisasi mereka lebih memilih dengan sistem rantai yaitu
mengatakan info tersebut kepada satu anggota kemudian anggota
tersebut menyalurkan ke anggota yang lain dan seterusnya. Bukan
dengan menyebarluaskan secara serentak dan bersamaan.
c. Pola Komunikasi Lingkaran
Pola komunikasi lingkaran
yakni hampir sama dengan pola
rantai, namun orang terakhir (E) Berkomunikasi pula dengan orang
pertam (A). Dalam pola lingkaran tidak mempunyai pemimpin semua
anggota posisinya sama. Semuanya berhak dan memiliki kesempatan
yang sama untuk berkomunikasi dengan orang yang berada disisi
mereka.
Pola lingkaran memungkinkan semua anggota berkomunikasi
satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan
pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung
dengan semuia anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang
memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan
untuk memecahkan persoalan. Sebagai contoh organisasi pada pola ini
tampak kekita seorang pengurus mendapat undangan dari ketua,
dimana ketika pesta pengurus hanya bisa berkomunikasi dengan yang
36
berada di kanan dan di kirinya saja karena ia tidak mengenal siapapun
orang disana dan tidak mengetahui apa maksud undangan dari ketua
tersebut.
d. Pola Komunikasi Bintang
Pola komunkasi bintang yakni semua anggota berkomunikasi
dengan semua anggota lainnya. Pola bintang merupakan gabungan
dan pengembangan dari pola lingkaran yang mana terjadi interaksi
timbal balik antara anggota komunikasi tanpa mengenal siapa yang
menjadi pemimpin sentralnya. Semua anggotanya memiliki hak dan
kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
Menurut Wayne Pace dan Faules, pola ini juga hampir sama
dengan pola lingkaran. Dalam arti semua anggota adalah sama dan
semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
anggota lainnya.25 Pada pola bintang seluruh saluran terbuka. Setiap
orang berkomunikasi dengan setiap orang lainnya. Pola bintang ini
memberikan contoh suatu struktur komuniaksi yang desentralisasi.
Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk
pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan
informasi secara cepat.
Dalam pola bintang, pembatasan komunikasi ditempatkan pada
setiap anggota. Setiap orang mengkomunikasikan informasi kepada
25
Wayne Pace dan Don Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan (Bandung: PT Rosda Karya, 2005), h 180.
37
semua orang lain secara langsung, semua anggota membentuk
jawaban mereka sendiri dalam format pemecahan masalah. Sistem allchannel ini memaksimalkan untuk umpan balik dan menghasilkan
akurasi yang lebih besar, juga, moral biasanya pada tingkat yang lebih
tinggi dalam jaringan jenis ini.
Sebagai contoh organisasi pada pola ini tampak jelas ketika
seorang ketua memimpin rapat organisasi untuk menyusn strategi
secepat mungkin untuk melaksanakan program kerja yang belum
terlaksana, yang pada saat itu kondisinya semakin terdesak untuk
segera dilaksanakan. Disitu terjadi timbal balik secara langsung antara
satu anggota dengan anggota yang lainnya.
e. Pola Komunkasi Y
Pola ini kurang tersentralisasi dibandingkan dengan pola
komunikasi roda, akan tetapi lebih tersentraisasi dibandingkan dengan
pola lainnya. Pola komuniksi Y juga memiliki pemimpin yang jelas
dalam proses aliran informasi. Dan anggota ini mengirimkan dan
menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota laainnya
memiliki komunikasi yang terbatas, hanya dengan satu orang lainnya.
Pola Y memasukan dua orang sentral yang menyampaikan
informasi kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan.
Dalam pola Y juga terdapat pemimpin yang jelas, tetapi semua
anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat
38
mengirim dan menerima pesan dari dua orang lainnya, sedangkan
ketiga anggota lainnya terbatas hanya dengan satu orang saja. Pada
jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan
orang-orang disampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua
orang
yang
hanya
dapat
berkomunikasi
dengan
seseorang
disampingnya.
B. BATIK
1.
Pengertian Batik
Kata Batik berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa; yaitu” amba”
yang mempunyai arti menulis dan titik yang mempunyai arti titik, dimana
dalam pembuatan kain Batik sebagian prosesnya dilakukan dengan
menulis dan sebagian dari tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga
tetes. Seperti diketahui baha dalam membuat kain batik dilakukan pula
penetesan lilin diatas kain putih.26
Sedangkan kata pengrajin berasal dari kata rajin yang berati suka
belajar (getol), sunguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat.27
Batik dalam pengertian dari cara pembuatan adalah bahan kain
yang dibuat dengan dua cara. Pertama, kain yang dibuat dengan teknik
pewarnaan kain yang menggunakan malam unuk mencegah pewarnaan
sebagian dari kain, atau sering disebut wax-resist dyeing. Kedua, bahan
26
Herry Lisbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 6.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses dari
http://kamusbahasaindonesia.org/melestarikan pada Kamis, 21 Juli 2017.
27
39
kain atau busana yang dibuat dengan teknik pewarnaan yang
menggunakan motif-motif tertentu yang sudah lazim atau mempunyai
ciri khas yang sesuai dengan karakter masing-masing pembuatnya.
Dengan demikian batik merupakan bahan kain yang cara pembuatan dan
motifnya sangat berbeda dengan cara pembuatan dan motifnya sangat
berbeda dengan cara pembuatan pada bahan kain pada umumnya.
Batik merupakan bahan kain yang sangat erat dengan nilai budaya
masyarakat, sehingga batik tidak saja sebagai hasil produksi semata,
tetapi juga merupakan hasil budaya dari suatu masyarakat.28
2.
Pengertian Melestarikan
Kata melestarikan berasal dari kata lestari, yang berarti tetap
seperti keadaannya semula, tidak berubah, bertahan, kekal. Sedangkan
definisi melestarikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
melestarikan adalah menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah ,
membiarkan tetapi seperti keadaan semula, atau dapat dikatakan
mempertahankan kelangsungan hidup.29
3.
Bahan untuk membuat Batik Tulis
Dalam membuat kain Batik diperlukan berbagai macam bahan,
yaitu:30
a. Mori (kain putih), yaitu kain yang akan dipakai untuk
membuat batik. Selain mori, bahan dasar untuk kain Batik juga
28
Herry Lisbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 6-7.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses dari
http://kamusbahasaindonesia.org/melestarikan pada Kamis, 21 Juli 2017.
30
Herry Lisbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 20-21.
29
40
adayang terbuat dari kain sutera.
b. Malam (lilin), yaitu bahan lilin yang fungsinya untuk menutupi
bagian kain yang akan diberi warna. Malam atau Wax
merupakan zat padat yang diproduksi secara alami. Malam
diperoleh dari ekskresi tumbuh-tumbuhan, berupa damar atau
resin, juga dapat berasal dari sumber hewani yang berasal dari
sarang tawon atau lebah, namun ini jarang digunakan dalam
pembuatan Batik.
c. Pewarna Kain, yaitu bahan yang dipakai untuk memberi
warna pada kain Batik. Jumlah warna tergantung dari
corak/motif Batik yang akan dibuat, paling sedikit corak Batik
akan memerlukan 3 macam warna.
4.
Cara Membuat Warna Kain Batik
Ciri utama kain Batik adalah dalam hal pewarnaan, di mana dalam
lembar kain Batik terdiri dari beberapa warna yang membentuk motif
atau corak suatu kain Batik. Teknik pewarnaan ini merupakan kelebihan
kain Batik dengan dibanding dengan jenis kain lainnya. Dalam hal
teknik, pewarnaan ini merupakan salah satu seni yang dikerjakan oleh
para pengrajin Batik. Dalam mewarnai kain digunakan cara atau teknik
menghalangi pewarnaan lainnya dengan menggunakan malam.
Teknik ini sebenarnya sudah lama diterapkan oleh nenek moyang
kita. Teknik menghalangi atau merintang pewarnaan lain ini sudah
dikenal pada abad 4 SM di Mesir. Pada abad itu sudah dikenal teknik
41
pewarnaan dalam pembuatan kain pembungkus mumi, dimana kain
tersebut sudah menggunakan malam sebagai pelapis untuk membentuk
pola dan motif. Demikian juga bangsa Tiongkong pada abad ke 7 juga
sudah menggunakan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam.
Di Indonesia, teknik pewarnaan Batik diyakini sejak zaman kerajaan
Majapahit. Pada zaman itu, para raja dan petinggi keraton banyak
menggunakan kain Batik sebagai pakaian kebesaran.
Ada beberapa pendapat mengatakan bahwa teknik ini masuk ke
Indonesia di daerah Kediri. Disisni terdapat kain Batik yang bermotif
„Gringsing‟, dimana motif ini menunjukan adanya teknik pewarnaan
yang cukup sempurna. Motif ini hanya bisa di kerjakan dengan
mengunakan alat Canting untuk menggoreskan malam pada kain yang
akan diberi warna. Sejak saat itu maka dinyakini dalam proses pewarnaan
para pengrajin Batik sudah mulai menggunakan alat Canting dalam
pembuatan Batik.31
5.
Jenis Batik Menurut Teknik Pembuatannya
Ada tiga jenis Batik menurut pembuatannya, dimana masingmasing mempunyai karakteristik yang berbeda. Jenis Batik tersebut
adalah:
a. Batik Tulis adalah kain Batik yang cara membuatnya, khususnya
dalam membentuk motif atau corak Batik dengan menggunakan
tangan dan alat bantu canting. Setiap lembar kain Batik dibuat dengan
31
Herry Lisbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 8.
42
teknik ini secara telaten sehingga memerlukan waktu yang lama untuk
menyelesaikannya. Kain Batik tulis ini mempunyai ciri khas yang
tidak sama percis bentuknya setiap kain, sehingga membuat harga
kain batik ini menjadi sangat mahal. Pengrajin yang membuat kain
Batik tulis ini merupakan pengrajin yang telaten, sabar dan teliti
karena setiap titik dalam motif Batik akan memberi pengaruh pada
hasil akhirnya. Batik tulis yang baik adalah kain Batik yang halus cara
membatiknya dan mempunyai warna yang etnik. Kain Batik tulis
dahulu sering digunakan oleh raja dan para pembesar keraton serta
bangsawan sebagai simbol kemewahan.
b. Batik Cap adalah kain yang cara pembuatannya corak dan motifnya
dengan menggunkan cap atau semacam stempel yang dibuat dari
tembaga. Cap tersebut menggantikan fungsi cunthing dalam
membatik, dengan cap ini maka satu helai kain Batik dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Namun kain Batik cap ini kurang
meempunyai nilai seni, karena hasil dari proses ini terlihat sama percis
setiap helainya dan kurang menarik bagi yang memahami Batik. Motif
dan corak Batik sama dengan motif atau corak Batik tulis. Harga kain
Batik cap lebih murah karena cara pembuatanya bisa dilakukan secara
masal.
c. Batik Lukis adalah yang proses pembuatannya dengan cara dilukis
pada kain putih, dan melukisnya juga menggunakan bahan malam
yang kemudian diberi warna sesuai kehendak seniman tersebut. Motif
43
dan corak Batik lukis ini tidak terpaku pada pakem motif Batik yang
ada tetapi sesuai dengan keinginan pelikis tersebut. Batik lukis ini
sebenarnya merupakan pengembangan motif Batik diluar Batik tulis
dan Batik cap. Harga Batik tulis ini cukup mahal karena dibuat dalam
jumlah yang sangat yang terbatas dan mempunyai ciri ekslusif.32
32
Herry Lisbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 10-12.
BAB III
GAMBARAN UMUM PENGRAJIN BATIK MEGA MENDUNG DI PUSAT
BATIK TRUSMI CIREBON
A. Latar Belakang Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung Trusmi
Awal mulai Batik Mega Mendung di Trusmi adalah ketika pedagang
China dan india datang ke Cirebon, dari situ para pedagang China dan India
mulai memperkenalkan kebudayaannya kepada warga setempat baik dari segi
seni maupun dari segi perdagangan, kemudian budaya yang dibawa oleh
pedagang tersebut mulai menyatu dengan kebudayaan lokal di daerah Trusmi,
dari situlah warga Trusmi mulai mempelajari seni yang dibawa oleh
pedangan asing tersebut, karena Batik seperti sudah melekat dengan
kebudayaan lokal sejak jaman dahulu, akhirnya warga Cirebon khususnya
daerah Trusmi mulai menciptakan motif Batik dengan nama Mega Mendung
(bergambarkan awan).
“Setelahnya Batik Mega Mendung dengan motif garis seperti awan
ini mengalami beberapa perubahan, karena awalnya gambar awan yang
terdiri dari titik dan garis ini terlihat monoton karena hanya
menggunakan 3 warna saja yaitu biru, merah dan putih. Setelah
beberapa tahun maka Batik dengan motif Mega Mendungpun
mengalami inovasi dengan tidak hanya menggunakan 3 warna saja.”1
Nama lain Batik Mega Mendung adalah Batik Cirebonan, salah satu
pengrajin Batik Mega Mendung di daerah Trusmi yang sampai saat ini masih
konsisten untuk melestarikan motif Mega Mendung adalah bapak Kama.
1
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Kama selaku kepala pengrajin
Batik tulis Mega Mendung, pada tanggal 22 Desember 2016.
44
45
“Sejak tahun 1978 menjadi pengrajin Batik hingga saat ini saya
tidak lelah untuk melestarikan Batik Mega Mendung khususnya Batik
tulis, cara bagaimana saya membatik diajarkan pula kepada anak-anak,
bahkan tidak sedikit warga yang belajar cara membatik dengan baik
kepadanya, bagaimana cara membuat dan melestarikan motif yang
sekarang telah menjadi icon kota Cirebon. Alhamdulillah di daerah
Trusmi ininama nama saya tidak asing ditelinga para pengrajin Batik
tulis Mega Mendung, wajar saja karena karyawan yang saya miliki pada
waktu itu mencapi 50 orang yang khusus membuat dan melestarikan
Batik tulis Mega Mendung.2
Setelah tahun 1998 ketika ibukota Jakarta mengalami kerusuhan, daerah
Trusmi yang terkenal dengan pengrajin batiknya mengalami dampak setelah
terjadinya peristiwa itu, karena peluang pasar besar maka semua pengrajin
ingin menciptakan pasar sendiri, dari situ harga pasar untuk Batik tulis Mega
Mendung Trusmi mengalami kerusakan, banyak yang melakukan persaingan
tidak sehat tanpa menghasilkan mutu yang berkualitas. Dan para pengrajin
yang biasanya mengedepankan mutu dan kualaitas tertimpah oleh pengrajin
harga yang memberikan harga murah tanpa memikirkan kualitas yang
dihasilkan.
Ketika Batik mulai akui oleh UNISCO, pasar Batikpun mulai
mengalami peningkatan kembali dari pada sebelumnya, walau saudah banyak
persaingan dan mengalami kerusakan harga pasar, bapak Kama tetap
mempertahankan agar para pengrajin terus mengedepankan kualitas.
“karna dengan kualiatas yang baik dan sempurna, konsumen yang
pintar akan tetap memilih barang dengan kualitas yang sempurna
2
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Kama selaku kepala pengrajin
Batik tulis Mega Mendung, pada tanggal 22 Desember 2016.
46
walau dengan harga yang sedikit tinggi di bandingkan dengan
kualiatas yang rendah dengan harga yang murah.”3
B. Struktur Kepengurusan Pengrajin Tulis Batik Mega Mendung Trusmi
DAFTAR PENGRAJIN BATIK TULIS MEGA MENDUNG DI PUSAT
BATIK TRUSMI
No.
Nama pengrajin
Jabatan
Keterangan
Kepala
1
Kama
Pengrajin
&
Pengrajin
Wakil
Kepala
082214183710
Pengrajin
2
Juniah
(Anak)
082214183710
3
Subroto
Pengrajin Cabang (Anak)
085318000719
4
Susilo
Pengrajin Cabang (Anak)
089660121940
5
Abdulloh
Pengrajin Cabang (Anak)
089813000444
6
Siti Anisa
Pengrajin Cabang (Anak)
085211000040
7
Mie
Pengrajin
8
Eda
Pengrajin
9
Bani
Pengrajin
10
Ma
Pengrajin
11
Jujun
Pengrajin
3
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Kama selaku kepala pengrajin
Batik tulis Mega Mendung, pada tanggal 23Desember 2016.
47
C. Visi dan Misi Para Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung Trusmi
Cirebon
Visi
Mempertahankan dan melestarikan batik Cirebonan (motif Mega
Mendung) yang telah menjadi Icon Batik Cirebon, khususnya daerah Trusmi.
Misi
1. Mengedepankan
disiplin
dalam
membatik
dan
jujur
dalam
berwirausaha.
2. Meneguhkan arti dan makna motif Batik Mega Mendung.
3. Mengenalkan pesan Islami dan filosofi yang digambarkan pada warna
Batik tulis motif Mega Mendung.
4. Mencetak generasi muda yang mandiri dan mampu berkarya dalam
bingkai Islam.
5. Membina para pengrajin yang memiliki kemampuan ilmu dan
pemahaman membatik.
D. Peralatan yang digunakan untuk membuat Batik Tulis.
Dalam membuat kain Batik diperlukan berbagai macam peralatan,
kebayakan peralatan ini dijalankan dengan tangan atau manual. Peralatan
yang dipakai masih sederhana yang dibuat secara tradisional. Peralatan
tersebut antara lain:
48
1.
Wajan, yaitu alat yang dipakai untuk memasak/mencairkan malam
(lilin). Wajan untuk pembuatan Batik berukuran kecil. Wajan
dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai
supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
menggunakan alat lain.
Bagan 1. Wajan yang berisi lilin/malam sebagai bahan utama membatik.
2.
Anglo atau Kompor, yaitu tempat perapian tanpa menggunakan alat
lain untuk memanaskan wajan yang berisi lilin.
3.
Taplak, yaitu kain yang berfungsi untuk menutup paha pembatik
agar tidak sakit bila tetesan malam jatuh dipangkuannya.
49
4.
Saringan Malam, adalah alat yang dipakai untuk menyaring malam
panas yang banyak kotorannya, sehingga malam yang ada tidak
membuat cucuk cunting tersumbat.
5.
Canting, yaitu alat yang dipakai untuk menuliskan lilin yang telah
mencair, pada kain yang akan dibuat Batik. Canting ini dapat
diibaratkan sebagai pulpen untuk menggores suatu garis, dengan
media goresan yaitu kain. Canting tradisional terbuat dari tembaga
dan bamboo sebagai pegangannya. Kegunakan cunting adalah
untuk menuliskan pola Batik dengan cairan malam.
Bagan 2. Seorang pengrajin yang sedang membatik menggunakan cunting.
50
Bentuk sebuah cunting terdiri dari:
a. Nyamplung yaitu tempat menampung cairan malam yang
biasanya terbuat dari bahan tembaga yang khusus.
b. Cucuk yaitu pucuk cunting yang tergabung dengan
nyamplung, pucuk ini merupakan tempat keluarnya cairan
malam panas saat digunakan untuk menulis di kain.
c. Gagang yaitu sebilah bambu yang digunkan sebagai
pegangan cunting.
Canting mempunyai ukuran yang bervariasi, sesuai dengan
besar kecilnya motif atau corak Batik, untuk motif yang berupa
titik atau garis titik maka menggunakan cunting yang kecil tetapi
untuk membuat motif yang lebar maka menggunakan cunting yang
besar. Untuk menggunakan cunting ini maka pembatik harus
meniup cucuk canting agar lilin atau malam yang ada didalamnya
bisa mengalir keluar. Dengan demikian, malam yang ada dalam
cunting dapat ditorehkan pada kain yang sudah disediakan.
6.
Gawangan, yaitualat yang dipakai untuk meletakankain yang akan
dibatik agar orang yang membatik mudah mengerjakannya. Kain
yang akan dibatik disangkutkan dan membentangkan pada
gawangan. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bambu, sehing
garingan dan mudah dipindah-pindah.
51
7.
Bandul, adalah alat yang terbuat dari kayu atau batu yang berfungsi
untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah bergeser
tertiup angin atau tertarik oleh pembatik secara tidak sengaja.
8.
Kain Mori, adalah bahan baku Batik dari katun, terdapat beberapa
kualitas dan jenis mori, dimana hal tersebut sangat menentukankain
Batik yang dihasilkan. Kain mori yang dibutuhkan sesuai dengan
panjang pendeknya kain batik yang akan dikehendaki. Ukuran
panjang pendeknya mori biasa tidak menurut standar yang pasti,
tetapi dengan ukuran tradisionil, yaitu dinamakan “kacu” atau sapu
tangan yang berbentuk bujur sangkar. Yang disebut “sekacu” ialah
ukuran perseginya mori, ukuran ini diambil dari ukuran lebar mori
tersebut. Karena tiap mori mempunyai lebar yang tidak sama maka
panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang
sekacu dari mori jenis lain.
9.
Lilin atau Malam, adalah bahan yang dipergunakan untuk
membatik. Bahan ini berfungsi untuk menutupkain dari proses
pewarnaan sehingga kain yang diolesi malam tidak terwarnai
dengan warna tersebut. Malam untuk membatik bersifat cepat
menyerap pada kain tetapi dapatdengan mudah lepas ketika proses
pelorotan.
10. Pola adalah suatu motif Batik dalam mori dengan ukuran tertentu
sebagai contoh motif Batik yang akan dibuat.
52
Terdapat dua macam pola, yaitu:
a. Pola A adalah pola yang panjangnya selebar mori.
b. Pola B adalah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau
sepertiga panjang pola A.
11. Meja Mal, yaitu meja yang dipakai untuk membuat mal atau pola
dari motif Batik.
12. Bejana Pencelup, yaitu bejana yang dipakai untuk mencelupkain
yang sudah dibatik, tujuan pencelupan ini untuk member warna
terhadap kain Batik.
13. Bejana Pelarut Lilin, yaitu bejana yang berisi air panas yang
dipakai untuk melelehkan kain setelah dicelup warna.
14. Alatkerok, yaitu alat yang digunakan untuk mengangkat lilin yang
telah dilelehkan.
15. KolamPencucian, yaitu kolam berisi air dingin yang fungsinya
untuk mencucikain Batik yang telah dikerok lilinnya.
E. Kegiatan Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung Trusmi
Kegiatan para pengrajin dapat dikatakan kegitan rutin yang dilakukan
setiap hari senin sampai hari sabtu. Yaitu, dari pukul 08.00-15.30 WIB,
apabila pasar dan pesanan lebih banyak dari biasanya, Maka ada tambahan
pengrajin yang membatu membuat Batik agar dapat menyesuaikan kebutuhan
yang diminta oleh konsumen.Kegiatan pengrajin Batik Mega Mendung
53
Trusmi sebagia berikut:4
1. Membuat pola gambar Batik.
Membuat pola gambar adalah kegiatan paling dasar dalam
proses membuat Batik tulis, Biasanya pola dan desain yang digunakan
telah ada, jika ada pola dan design diluar pola yang sudah ada maka
pengrajin pun menyesuaikan pola sesuai permintaan konsumen.
2. Membuat pola pada kain Batik.
Dalam
tahap
ini
pengrajin
menebalkan
pola
dengan
menggunakan canting diatas kain yang telah dipola sebelumnya.
Dalam tahap ini memakan waktu yang cukup lama karena pengrajin
membutuhkan ketelitian ketika menggariskan dan memberi titik
menggunakan media cunting, agar garis yang dihasilkan mebentuk
gambar yang indah dan rapi.
3. Membuat warna pada kain yang telah dipola.
Pada tahap pewarnaan, kain yang telah berpola diwarnai dengan
cara direndam, proses perendaman disesuaikan dengn warna yang di
inginkan. Dan dalam proses perendaman, tempat yang digunakan
untuk tahap pewarnaan tidak boleh terkena sinar matahati karena akan
memberikan
hasil
pembentukan
yang
warna
kurang
terkena
baik
sinar
apabila
dalam
proses
matahari
pada
proses
perendamannya.
4
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Ibu Juniah selaku pengrajin Batik
tulis Mega Mendung, pada tanggal 22Desember 2016.
54
4. Menjemur kain Batik yang telah diberikan warna.
Kegiatan terakhir adalah penjemuran, pada tahap ini dibutuhkan
sinar matahari agar kain Batik yang telah diberikan pola dan warna
menghasilkan kulitas gambar yang sempurna. Apabila sedang musim
hujan maka proses pembuatan Batik pun terganggu karna pembuatan
Batik tipe Batik tulis harus menggunakan cahaya matahari agar
pewarna yang digunakan pada kain Batik dapat meresap kering
dengan baik.
Bagan 3. Kain Batik yang sedang dijemur setelah proses pemberian warna
F. Alamat Pusat Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung
Pengrajin Batik Mega Mendung berdomisili di Desa Trusmi Wetan Blok Jero
RT 09 RW 03. Kode Pos45154 Cirebon, Jawa Barat. Tlp 082214183710 –
085318000719.
55
Bagan 4. Gapura utama kawasan pusat Batik Trusmi Cirebon.
G. Kelebihan Pengrajin Batik Tulis Mega Mendung Trusmi
Membatik tulis merupakan salah satu kegiatan yang kental dengan
kesenian lokal Indonesia, karena proses pembuatan yang cukup memakan
banyak waktu, maka harga jual Batik tulis pun lebih mahal dibandingkan
dengan Batik cap. Setiap pengrajin memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, untuk pengrajin Batik Mega Mendung Trusmi Cirebon
Kelebihannya adalah memiliki banyak inovasi, bahkan Batik Mega Mendung
pun terdiri dari bermacam-macam desain akan tetapi tidak menghilangkan
makna karakteristik Batik dengan motik awan tersebut.
56
Macam-macan desain dan gambar motif Mega Mendung Trusmi antara
lain:5
1. Motif Mega Mendung Kupu-Kupu.
2. Motif Mega Mendung Lembutan.
3. Motif Mega Mendung Burung.
4. Motif Mega Mendung Kipas.
5. Motif Mega Mendung Guci.
6. Motif Mega Mendung Dasar Putih.
7. Motif Mega Mendung Iteman.
8. Motif Mega Mendung Beras Tumpah.
9. Motif Mega Mendung Garet (garis).
10. Motif Mega Mendung Iwak Mungup (ikan Ngintip).
11. Motif Mega Mendung Naga.
5
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Ibu Juniah selaku pengrajin Batik
tulis Mega Mendung, pada tanggal 23 Desember 2016.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Bentuk-Bentuk
Komunikasi
para
pengrajin
Batik
tulis
dalam
Melestarikan Batik Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon
Pesan komunikasi dari seseorang komunikator kepada komunikan
atau sebaliknya memiliki beberapa bentuk diantaranya bentuk verbal dan
nonverbal, bentuk umum dan khusus. Penyampaian pesan bersifat take and
give, yaitu saling memberi dan menerima pesan, obrolan bersifat dua arah
dan tidak ada pihak yang lebih menguasai pembicaraan.
a.
Bentuk Verbal
Bahasa yang digunakan seseorang dalam berkomunikasi
biasanya mengisyaratkan arti/makna khusus yang kadang hanya
dimengerti oleh komunitas tempat individu berada. Arti/makna dari
kata, kalimat atau bahasa yang digunakan dalam komunikasi Verbal
bisa jadi mengandung beribu makna. Kemaknaan tersebut dapat
berupa kiasan atau bisa juga berbentuk makna sesungguhnya.
Pesan Verbal merupakan pesan yang disampaikan dengan
kata-kata atau tulisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai pesan
Verbal, bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Pesan Verbal antara sesama pengrajin Batik tulis seperti
57
58
pesan yang diberikan pengrajin yang sudah tua kepada pengrajin yang
lebih muda antara lain seperti obrolan sesasama pengrajin sebelum
menggoreskan cunting diatas kain maupun obrolan ketika melakukan
kegitan membatik, dengan obrolan itulah pengrajin yang lebih muda
diberikan masukan atau nasihat yang bermanfaat untuk diri mereka
baik dalam sisi seni budaya, bagaimana membuat Batik tulis dengan
baik agar mempertahankan kebudayaan yang telah terjaga. Ataupun
memberikan teguran dengan baik jika ada para pengrajin melakukan
kesalahan yang tidak seharusnya dilakukan. seperti, salah dalam
menggoreskan cunting untuk motif yang sedang dikerjakan. Karena
memang sebenarnya kelestarian motif Batik Mega Mendung terjaga
karena kualiatas yang selalu dikedepankan oleh para pengrajin Batik
tulis sebelumnya.
Memberikan nasihat pun sering dilakukan oleh para
pengrajin yang lebih tua sebagai dorongan atau motivasi yang bisa
memberikan semangat para pengrajin muda agar terus mau belajar
bagaimana mempertahankan kebudayaan lokal yang sudah mengental
didaerah Trusmi. Nasihat diberikan disela-sela melakukan kegitan
membatik agar mendorong para pengrajin yang lebih muda untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
b. Bentuk Non Verbal
Komunikasi
Non
Verbal
adalah
komunikasi
yang
menggunakan pesan-pesan Non Verbal. Istilah Non Verbal biasanya
59
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar katakata terucap dan tertulis. Bentuk pesan Non Verbal diantaranya mimik
wajah, simbol-simbol, gerak-gerik bahasa tubuh serta suara seperti
bentakan. Biasanya pesan Non Verbal ini dikirimkan sebagai bentuk
penegasan dari pesan Verbal.
Penggunaan komunikasi Non Verbal sangat berperan penting
dalam
melengkapi
efektifitas
komunikasi
verbal.
Misalnya
komunikasi Non Verbal para pengrajin dalam melestarikan Batik
Mega Mendung yaitu dengan menggunakan simbol-simbol atau motifmotif dengan berbagai macam inovasi motif Batik Mega Mendung
tanpa menghilangkan karakteristik motif Mega Mendung itu sendiri,
karena dengan demikian hasil penjualan Batik Mega Mendung akan
lebih meningkat.
Hal lain yang terlihat dari para pengrajin menggunakan
komunikasi Non Verbal ketika para pengrajin muda diberi nasihat
atau wejangan tetapi belum juga pemahami dengan baik maka ada
nasihat susulan berupa bahasa tubuh atau suara seperti menegur
dengan meninggikan sedikit nada atau menegur dengan mimik muka
yang kurang disukai, ataupun dalam urusan keilmuan membatik
misalnya dalam menggoreskan cunting biasanya para pengrajin yang
lebih muda ditekankan ketika menggoreskan canting diatas kain harus
dengan ketelitian agar terciptanya karya yang rapi dan indah.
60
B. Pola Komunikasi para Pengrajin Batik tulis dalam Melestarikan Batik
Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon
1.
Pola Komunikasi para pengrajin Batik tulis Mega Mendung
Proses pola komunikasi para pengrajin untuk pelestarian Batik
tulis Mega Mendung terjadi ketika proses pembuatan Batik tulis Mega
Mendung, karena proses membatik tulis memerlukan waktu yang cukup
lama. Dengan demikian, sesama pengrajin Batik tulis banyak melakukan
interaksi sambil menggoreskan cunting yang berisikan malam. Bahkan
komunikasi yang diterapkan oleh pengurus pembuatan Batik terhadap
sesama pengrajin sudah dikatankan cukup baik. Disebabkan konsep yang
akan dibuat pada kain Batik sudah terencana dan bukan spontanitas
sengingga dapat menarik perhatian komunikan (para pengrajin).
Komunikasi yang terjadi untuk melangsungkan kegiatan
tersebut memang diperlukan kesamaan tujuan, agar ketika terjadi proses
komunikasi sesama pengrajin dapat menghasilkan pemahaman pesan
yang sama. Walaupun terdapat beberapa hambatan-hambatan yang
terjadi ketika pembuatan Batik tulis, apabila pesan yang disampaikan
dapat diterima dengan tepat, maka segala bentuk hambatan teknis dalam
proses pembuatan Batik tersebut akan dapat diselesaikan dengan baik.
Dikatakan pola komunikasi tersebut berjalan efektif, indikasi ini
dilihat pada proses penyampain teori konsep motif. Hal tersebut terjadi
ketika seorang pengurus menyampaikan sebuah materi konsep motif,
sebelum menyampaikan materi, pengurus terlebih dahulu merencanakan
61
pesan yang akan disampaikan kepada para pengrajin, dengan pesan-pesan
yang terencana maka menimbulkan suatu komunikasi yang baik dan
mudah dimengerti oleh para pengrajin. Ketika terdapat beberapa
pengrajin yang belum mengerti, disebabkan pengrajin tersebut kurang
memahami dasar-dasar pada suatau materi konsep motif Batik yang
rumit. Seorang pengurus memerintahkan kepada pengrajin yang sudah
mengerti agar memberitahu atau menerangkan kembali kepada pengrajin
yang belum memahami motif. Dengan begitu proses pembuatan Batik
tulis motif Mega Mendung menjadi efisien. Karena suatu komunikasi
akan berhasil jika terjadi perubahan pada diri komunikan, dalam hal ini
peneliti menemukan suatu perubahan pada diri komunikan, baik dari
dampak kognitif, efektif dan behavioral.
Dampak
kognitif
yang
timbul
pada
diri
komunikan,
menyebabkan komunikan menjadi paham mengenai materi konsep motif
Batik Mega Mendung yang disampaikan oleh pengurus kepada pengrajin
atau pengrajin kepada pengrajin yang lainnya. Dampak efektif yang
timbul pada diri komunikan menjadikan komunikan menjadi ingin lebih
tahu dan menimbulkan rasa semangat yang tinggi dalam melestarikan
Batik tulis motif Mega Mendung. Dan dampak behavioral yang timbul
pada diri komunikan membuat komunikan memanfaatkan ilmu yang
didapatkan untuk kepentingan diri sendiri.
Pada penelitian ini, penulis menemukan suatu pola komunikasi
yang terjadi dipusat pengrajin Batik tulis Mega Mendung Trusmi adalah
62
pola komunikasi bintang. Dalam pola komunikasi bintang, pola ini C
(komunikator)
berkomunikasi
langsung
dengan
A,B,D,
dan
E
(komunikan) garis kordinasi ini melibatkan semua komponen yang dapat
berkomunikasi, dimana C sebagai centralnya komunikasi dengan yang
lainnya, begitu juga sebaliknya. Maka komunikasi tersebut menimbulkan
komunikasi dua arah.
Indikasi ini terjadi ketika seorang pengurus (seorang pengrajin
juga) menyampaikan sebuah materi kepada para pengrajin Batik tulis
motif Mega Mendung dan para pengrajin mendengarkan dengan seksama
pesan yang disampaikan pengurus. Dan dalam hal tersebut timbul feed
back atau umpan balik dari para pengrajin, apakah dia mengerti atau
tidak. Ketika para pengrajin Batik tulis Mega Mendung tidak mengerti
pesan yang disampaikan pengurus maka pengrajin bertanya langsung
kepada pengurus atau kepada bertanya kepada pengrajin yang sudah
mengerti.
Menurut penulis komunikasi yang efektif dalam pelaksaan
pembuatan Batik tulis Mega Mendung adalah memakai pola bintang
karena pada pola tersebut komunikator dan komunikan dapat
berkomunikasi secara langsung dan melakukan suatu proses timbal balik
antara komunikator dan komunikan. Dengan adanya proses timbal balik
tersebut komunikator dapat mengetahui seberapa jauh komunikan
mampu memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator, sehingga
proses pembuatan Batik tulis motif Mega Mendung berjalan dengan
63
efektif.
Begitu juga Pola komunikasi yang terjadi antara pengrajin Batik
tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi yaitu Pola Komunikasi
Bintang/semua saluran. Pola Bintang/semua saluran memberikan
feedback yang besar dari kedua pihak. Komunikasi dua arah yang
berlangsung menjadi syarat utama keefektifan komunikasi ini. Jadi
sesama pengrajin melakukan pola komunikasi bintang, karena sesama
pengrajin dapat melakukan konunikasi yang menghasilkan pada
percakapan dua arah sesama pengrajin ketika melakukan kegitan
membatik tulis.
Partisipasi dari proses komunikasi sangat aktif bagi para
komunikator
(pengurus
lembaga
pengrajin)
kepada
komunikan
(pengrajin Batik), komunikan (pengrajin Batik tulis) dengan komunikator
(pengurus lembaga pengrajin), maupun komunikan (pengrajin batik)
kepada komunikan lainnya (pengrajin Batik lainnya) yang bisa menjadi
komunikator utama. Sedangkan bentuk komunkasi yang digunakan
dalam proses pelestarian Batik tulis Mega Mendung menggunakan
komunikasi antarpribadi.
Pola Komunikasi antara para pengrajin Batik Tulis Mega
Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon tidak ada yang dominan
diantara Komunikasi Antarpribadi dan Komunikasi Kelompok, keduanya
saling berkesinambungan, namun untuk pelestarian Batik Tulis Mega
mendung di pusat Batik Trusmi agar dapat berjalan dengan lebih efektif,
64
intensif dan tercipta silaturahmi antara para pengrajin Batik Tulis
menimbulkan kesenangan dan ketekunan dalam pelestarian Batik Tulis
Mega Mendung menggunakan komunikasi Antarpribadi.
Komunikasi Antarpribadi dibentuk satu persatu pribadi sebelum
membatik setiap para pengrajin untuk diperiksa kelengkapan alat
membatik dan bimbingan serta pengontrolan melalui absensi. Absensi ini
akan ditandai oleh pengurus pengrajin dan apabila ada pengrajin yang
tidak melengkapi peralatan membatiknya dan dievaluasi sebagai tolak
ukur kedisiplinan para pengrajin Batik Mega Mendung di pusat batik
Trusmi Cirebon. Kemudian percakapan antara pengrajin termasuk
kedalam komunikasi antarpribadi.
Selain itu Komunikasi Antarpribadi yang terjalin di luar proses
pembuatan Batik tulis gunanya untuk mengetahui setiap permasalahan
yang dihadapi oleh para pengrajin Batik Tulis Mega Mendung serta
memperat tali silaturahmi antara sesama pengrajin Batik Tulis Mega
Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon. Bentuk Komunikasi
Antarpribadi sebagai berikut:
a.
Percakapan ketika pembuatan Batik tulis Mega Mendung
Ketika
penulis
melakukan
penelitian
diantara
para
pengrajin Batik tulis, terlihat komunikasi yang aktif sesama
pengrajin sambil menggoreskan cunting, baik percakapan yang
berisi malasah pribadi, seperti curahatan tentang keluarga
masing-masing. Mauapun percakapan yang berisi tentang
65
kelestarian Batik tulis Mega Mendung seperti percakapan
tentang pemahaman garis dan motif yang akan dituangkan pada
lembar kain mori.
b.
Dalam hal memberikan arahan dan kedisiplinan dalam
melestarikan Batik Tulis Mega Mendung
Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan dalam
memberikan arahan dan kedisiplinan dalam melestarikan Batik
tulis Mega Mendung, Pola Komunikasi yang digunakan yaitu
Komunikasi Antarpribadi yaitu dalam bentuk satu persatu
adalah interaksi sesama pengrajin ketika sedang membuat pola
pada kain Batik, kemudian pengrajin saling memeriksa
kelengkapan alat untuk membuat Batik Tulis sebelum
pembuatan Batik Tulis Mega Mendung dilaksanakan.
Menurut perkataan tokoh Pengrajin Batik tulis Mega
Mendung, Bapak Kama mengatakan peraturan yang harus
ditaati oleh para pengrajin yakni:
“Setiap pengrajin harus memiliki kedisiplinan agar
datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan
apabila ada pengrajin yang tidak bisa hadir sesuai jadwal
yang telah di tentukan maka pengrajin diharuskan meminta
izin dengan menyampaikan alasan yang tepat.”1
Seperti yang telah dikatakan diatas untuk masalah
kedisiplinan memang sangat penting dalam kegiatan pembuatan
1
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Kama yang dilakukan peneliti di pusat Batik
Mega Mendung, pada tanggal 23Desember 2016.
66
Batik Tulis Mega Mendung, karena dengan para pengrajin yang
memiliki kedisiplinan tinggi maka kain Batik yang dihasilkan
oleh pengrajin Batik Tulis Mega Mendung akan semakin
berkualitas, dan dengan kualitas barang yang dihasilkan baik
maka karaktistik dan kelestarian Batik tulis Mega Mendung pun
akan terus terjaga.
c.
Komunikasi yang terjalin diluar pembuatan Batik Tulis Mega
Mendung
Komunikasi yang terjalin diluar pembuatan Batik tulis
Mega Mendung ini berjalan lebih santai (informal) namun tetap
efektif dan interaktif, karena ada feedback dari komunikan
terhadap komunikator. Komunikasi ini dilakukan biasanya
terkait dengan permasalahan membatik para pengrajin Batik
meliputi konsultasi masalah pribadi pengrajin. Komunikasi yang
berjalan diluar jam pembuatan Batik juga menjadi media bagi
pengrajin untuk berkonsultasi sesama pengrajin maupun antara
pengurus pengrajin dengan para pengrajin. Komunikasi yang
terjalin diluar pembuatan Batik tulis ini terjadi karena ada
gangguan atau kesulitan yang dialami para pengrajin terhadap
kemampuan atau daya tangkap pengrajin dalam mempelajari
dan memahami beberapa motif Batik Mega Mendung.
Ketika proses mencanting interaksi sesama pengrajin
terlihat aktif karena ketika tangan para pengrajin dengan teliti
67
menggoreskan cuntingnya diatas kain, sesekali para pengrajin
melakukan percakapan, saling bercerita dan bertukar pikiran
satu untuk meredam kebosanan.
Dalam hal konsultasi masalah pribadi baik masalah
ekonomi ataupun masalah keseharian para pengrajin, sesama
pengrajin lebih efektik melakukan Komunikasi Antarpribadi ini
diluar waktu pembuatan Batik, karena komunikasi semacam ini
dapat mempererat silaturahmi para pengrajin.
2. Hasil dan analisis tentang komunikasi yang terjadi sesama pengrajin,
baik pola komunikasi bintang maupun komunikasi antarpribadi
Pengrajin
Batik
tulis
adalah
tenaga
terampil
yang
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pelestarian batik
khususnya di daerah Trusmi Cirebon. Dengan keilmuan keterampilan
yang dimilikinya para pengrajin dapat menjadikan karya seni Batik
tetap bertahan dijaman yang sudah modern ini, walaupun telah banyak
bermunculan Batik-batik yang dibuat dengan cara Batik stempel atau
Batik cap dengan biaya pembutannya yang lebih murah dan harga jual
yang lebih murah di bandingkan Batik tulis, hal ini tidak dapat
membuat Batik Tulis hilang dari kehidupan para pengrajin Batik
Tulis.
Dari kepribadian para pengrajin Batik Tulis yang disiplin,
terampil dan berlatar belakang sifat yang sabar dalam membuat Batik
tulis, membuat Batik tulis semakin memiliki karakteristik sendiri
68
dibanding Batik cap atau stempel. Dengan demikian, karena latar
belakang itulah para pengrajin masih bertahan melestarikan Batik
Tulis khususnya Batik Tulis bermotif Mega Mendung dipusat Batik
Trusmui Cirebon. Bahkan tidak sedikit warga Trusmi yang memenuhi
kebutuhan sehari-harinya dengan cara membuat Batik tulis.
Dengan pesaingan pasar yang telah meluas, baik persaingan
dengan Batik yang pembuatannya menggunakan stempel dan cap,
ataupun persaingan dengan motif motif Batik didaerah lain, para
pengrajin Batik Tulis Mega Mendung pun mulai berkembang karena
adanya persaingan tersebut.
Maka seorang pengrajin harus terampil sebagai seseorang
yang berkompeten. Selain mampu membatik dengan teliti dan
disisplin dalam menggoreskan cunting pada kain, seorang pengrajin
harus bisa
memberikan inovasi motif tanpa menghilangkan
karakteristik dari motif Mega Mendung tersebut. Para pengrajin Batik
Tulis Mega Mendung yang berada di pusat Batik Trusmi dituntut
berkompeten dan terus belajar sesuai dengan kondisi dan kekurangan
yang dimiliki para pengrajin batik tulis agar kelestarian Batik Tulis
khususnya Mega Mendung terus terjaga.
“Para pengrajin yang sudah lanjut usia
melakukan
beberapa cara untuk memotivasi para pengrajin muda agar lebih
maksimal dan teliti dalam belajar maupun membatik menggunakan
cunting, beberapa metode yang digunakan para pengrajin Batik
Tulis didaerah Trusmi dalam melestaikan Batik Tulis Mega
Mendung antara lain:2
2
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Kama yang dilakukan peneliti di pusat Batik
Mega Mendung, pada tanggal 23Desember 2016.
69
Dengan penjelasan diatas tentang pengaruh pola komunikasi
pengrajin terhadap kelertarian Batik tulis Mega Mendung, dapat
disimpulkan bahwa pola komunikasi yang baik antara sesama pengrajin
akan menghasilkan berbagai macam pengaruh, antara lain:
a.
Saling mengajarkan bagaimana membuat Batik tulis dengan baik.
Para pengrajin yang lanjut usia memang lebih mahir ketika
menggorekan garis dan memberikan titik pada kain dengan
menggunakan cunting, akan tetapi para pengrajin yang lebih tua
tidak enggan dan bosan mengajarkan anak dan keturanan dalam
menjadikan kain polos menjadi kain yang bernilai harganya. Dan
mengajarkan yang lebih muda agar tidak cenderung melihat
keuntungan semata yang menjadikan Batik tulis hilang dari
kebudayaan setempat.
Hasil yang peneliti temukan pada saat pengamatan proses
membatik dipusat Batik Trusmi, seorang
pengrajin tua yang
sedang mengamati para pengrajin yang lebih muda darinya dan
mengajarkan bagaimana membuat Batik dengan benar, bahkan
sesekali pengrajin tersebut memegang cunting mencotohkan
pengrajin lainnya apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
motif Batik Tulis.
Makna terkesan dari apa yang dilakukannya seakan mebatik
tulis bukan hanya menggoreskan cunting yang berisikan malam
(bahan untuk menutup dasar kain) pada kain saja, akan tetapi
70
terlihat bahwa membatik diperlukan ketelitian, kesabaran dan
ketenangan hati ketika cunting tergores di atas kain.
b.
Mempertahankan kualitas.
Batik merupakan salah satu seni tradisional yang seakan telah
melekat didearah Trusmi ini, dengan pasar yang telah meluas tidak
sedikit para pengrajin didaerah lain yang konsiten melestarikan
budaya membatik. Pasar dan persaingan pun lambat laun
bertumbuh dengan sendirinya, tradisi kesenian ini mempengaruhi
perekonomian para pengrajinnya, maka para pengrajinpun seakanakan
berlomba-lomba
dalam
meningkatkan
kualitas
agar
menciptakan sebuah karya diatas kain catoon atau sutra dengan
sesempurna mungkin. Karena tidak sedikit pembeli yang
mengutamakan kualitas hasil Batik tulis tanpa menghiraukan harga
yang ditawarkan.
c.
Menginovasi motif Batik Tulis Mega Mendung.
Motif Mega Mendung adalah motif yang bergambarkan
awan, dan arti dari Mega Medung sendiri adalah awan mendung
yang mengandung air didalamnya. Dahulu motif mega mendung
hanya menggunakan tiga warna, yaitu biru sebagai warna dasar,
merah dan putih. Dari kemudian dengan berjalannya waktu seakan
kesenian Batik menyatu dengan kebudayaan lokal (Jawa). Maka
motif Batik Mega Mendung mulai melekat dengan keislaman dan
melahirkan 3 inovasi yang mencerminkan kepribadian warga
71
setempat yang kental akan keislamannya. Ketiga inovasi awal yang
dimiliki motif Mendung tersebut adalah:3
1) Inovasi dengan sembilan warna gradasi yang mengartikan
jumlah wali songo (sembilan wali).
2) Inovasi dengan tujuh warna gradasi yang mengartikan
jumlah hari dalam satu minggu.
3) Inovasi dengan lima warna gradasi yang mengartikan 5 hari
pada keperayaan jawa (Wage, Pahing, Kliwon, Pon, Legi).
Selelah perkembangan zaman para pengrajin Batik tulis motif
Mega Mendung didaearah Trusmi mulai berkembang dengan
kreatifitasnya. Kemudian ditangan para pengrajin Batik Tulis yang
kreatif, muncullah motif-motif baru tanpa mempengaruhi motif
sebelumnya.
Dengan inovasi yang dimunculkan oleh tangan para pengrajin
membuat permintaan para pembeli semakin meningkat dari
sebelumnya, bahkan sampai permintaan lebih banyak dari para
persediaan dan terkadang kekurangan tenaga kerja pembatik tulis
motif Mega Mendung untuk memenuhi permintaan pasar. Bukan
hanya wisatawan lokal yang memburu Batik tulis motif Mega
Mendung ini, akan tetapi banyak dari kalangan artis, pejabat dan
wisatawan-wisatawan asing yang ingin membeli lembaran kain
yang bermotif awan dengan berbagai macam inovasi.
3
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Kama selaku kepala pengrajin
Batik Mega Mendung, pada tanggal 23 Desember 2016.
72
d.
Mengadakan perkumpulan sesama pengrajin.
Perkumpulan para pengrajin setiap sebulan sekali diadakan
untuk membahas kekurangan dan mengetahui keluh kesah
pengrajin supaya para pengrajin Batik tulis dapat mempertahankan
dan meningkatkan kualitas produksinya, silaturahmi sesama
pengrajin seperti ini sangat dibutuhkan agar strandar harga
penjualan dari setiap kain tidak rusak, karena apabila standar harga
penjualan rusak maka yang dikorbankan adalah kesejahteraan para
pengrajin.
C. Faktor Penghambat dan Pendukung para Pengrajin Batik Mendung
dalam Melestarikan Batik di Pusat Batik Trusmi Cirebon
Setiap pengrajin mengalami kesulitan ataupun kemudahan dalam
membatik terlebih untuk memotivasi pengrajin-pengrajin muda agar terus
mempertahankan budaya yang telah melekat disekitar daerah Trusmi Cirebon.
1.
Adapun faktor penghambat yang dialami para pengrajin dalam
melestarikan Batik Mega Mendung antara lain:4
a.
Bahan-bahan naik sedangkan harga jual tidak naik
Dalam Proses membatik bahan baku menjadi salah satu yang
penting bagi para pengrajin, seperti bahan kain dan bahan malam.
karena jika harga bahan baku untuk pembutan Batik Tulis naik,
4
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Kama selaku kepala pengrajin
Batik Tulis Mega Mendung, pada tanggal 23 Desember 2016.
73
maka harga jualpun seharusnya menyesuaikan harga bahan baku.
Akan tetapi salah satu faktor yang menghambat para pengrajin
adalah dengan harga bahan baku yang naik harga jual tidak
mengalami
kenaikan,
dengan
demikian
penghasilan
para
pengrajinpun ikut penipis.
Dengan demikan kenaikan bahan baku mengakibatkan
beberapa pengrajin mengurangi jumlah pengrajin agar tidak
mengalami kerugian dengan keadaan yang seperti itu. Bahkan
banyak pengrajin yang gulung tikar akibat harga penjualan tidak
menyesuaikan harga bahan baku yang naik.
b.
Munculnya pengusaha
Batik
yang membating harga tanpa
Kestabilan harga sangat
mempengaruhi tingkat penjualan
mengedepankan kualitas
Batik itu sendiri karena tidak sedikit pengrajin yang ingin
menghasilkan keuntungan dari Batik tulis sebanyak mungkin dengan
cara yang kurang baik (merusak harga pasar). Cara menghasilkan
kain Batik tanpa mengedepankan kualitas pada kain Batik tulis
tersebut
membuat
pengrajin
yang
mengedepankan
kualitas
harustergeser dengan pengrajin yang meawarkan harga yang lebih
murah, jika kita teliti pada kain Batik tulis yang memiliki harga yang
murah maka terliahat kualitas yang ditawarkan sangatlah minim.
c.
Permintaan pasar menurun
Pengrajin merupakan seorang yang sangat berpengaruh dalam
74
pelestarian Batik tulis Mega Mendung, seharusnya kesejahteraan
pengrajin sepadan dengan karya yang dia tuangkan pada lembaran
kain putih yang polos dan menjadikan kain tersebut memiliki harga
jual yang tinggi ketika telah diberikan motif dan warna. Produksi
Batik tulis sebenarnya menyesuaikan permintaan pasar, jika
permintaaan pasar menurun maka hasil produksi pun menurun. Dan
apabila hasil produksi penurun maka banyak pengrajin yang
kehilangan pekerjaannya.
Semakin banyak persaingan maka semakin banyak pula
pengusaha Batik yang mencari pengrajin yang dapat menghasilkan
karya Batik tulis dengan biaya produksi yang lebih minim. Dengan
begitu banyak pengrajin tidak mengedepankan kualiatas agar
pembuatan setiap kainnya tidak memakan banyak waktu. Yang lebih
ironisnya terdapat beberapa showroom di Trusmi yang menjual Batik
khas Trusmi Cirebon (motif Batik Mega Mendung) yang bukan
diproduksi oleh para pengrajin Batik tulis Mega Mendung di Trusmi
akan tetapi showroom tersebut membeli Batik tulis motif Mega
Mendung dari luar daerah Trusmi.
d.
Hambatan cuaca
Cuaca merupakan hal yang berpengaruh juga dalam proses
pembuatan Batik tulis, karena pada proses terakhir pembuatan batik
tulis setelah selesai tahap perendaman untuk pembentukan warna
dilakukan proses penjemuran kain yang membutuhkan sinar
75
matahati. Apabila sedang musim hujan maka proses pembuatan
Batik tulis Mega Mendung pun terhambat dan membuat estimasi
waktu biaya produksi lebih banyak.
2.
Ada pula faktor pendukung para pengrajin Batik Tulis Mega Mendung
antara lain:
Setiap kegiatan yang dikerjakan para pengrajin Batik tulis Mega
Mendung menerangkan bahwa kelestarian Batik tulis Mega Mendung
masih terjaga sampai saat ini, bahkan peran pengrajin saat mempengaruhi
tingkat produksi Batik itu sendiri. Dengan demikian beberapa faktor yang
menjadi pendukung kegitan pembuatan Batik tulis motif Mega Mendung
menjadi kekuatan yang saat besar untuk kelestraaian Batik tulis Mega
Mendung di pusat Batik Trusmi.
“Untuk faktor pendukung para pengrajin adalah pertama,
pengrajin yang selalu mempertahankan kualiatas, dengan
kualitas terus ditingkatkan pada setiap motif, maka penjualan
kain Batik Mega Mendung akan terus meningkat, dan
kesejahteraan para pengrajin akan meningkat juga. Kedua
adalah showroom Batik di Trusmi, karena showroom yang ada
dipusat Batik Trusmi menjebatani para pengrajin dan pembeli.
Yang terakhir, variasi yang dimiliki motif Mega Mendung”.5
a.
Kualitas Pengrajin
Pengrajin adalah ujung tombak terjaganya kelestarian batik
tulis, dengan demikian pengrajin yang memiliki kualitas yang baik
memberikan dampak positif kepada penjualan Batik tersebut, apabila
kualitas para pengrajin dalam mebuat Batik tulis menurun maka
kepuasan pasar terhadap karya yang dibuat para pengrajin akan ikut
5
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Kama selaku kepala pengrajin
Batik Tulis Mega Mendung, pada tanggal 23 Desember 2016.
76
menurun.
Bagan 1. Seorang pengrajin dengan teliti dan cermat ketika menggoreskan cunting.
Dengan demikian kualitas menjadi modal utama dalam
melestarikan Batik tulis Mega Mendung, dengan kualitas yang
terjaga maka kesejahteraan para pengrajin akan lebih terjamin.
Terutama
para
pembeli
yang
pintar,
yang
selalu
ingin
mengedapankan kualitas barang, tidak segan untuk mengeluarkan
uang untuk mendapatkan hasil Batik tulis motif Mega Mendung
dengan kualitas yang baik.
b.
Pengusaha showroom Batik
Daerah Trusmi Cirebon memang terkenal dengan kebudayaan
Batik tulis Cirebonan (Batik Mega Mendung), selain para pengrajin
yang mempunyai pengaruh begitu besar dalam pelestarian Batik
Tulis Mega Mendung Cirebon, para penguasaha Batik yang memiliki
77
showroom Batik juga ikut serta dalam pelestariannya, karena para
pengusaha Batik yang memiliki showroom Batik seperti menjebatani
antara pengrajin Batik dan pembeli Batik.
Jika masuk ke daerah pusat Batik Trusmi, maka sepanjang jalan
akan menemukan showroom-showroom yang menjual hasil karya
dari para pengrajin, tidak dapat dipungkiri dengan adanya
showroom-showroom tersebut dapat meningkatkan perekonomian
setempat, karena tidak sedikit warga Trusmi yang berprofesi sebagai
pengrajin Batik tulis, baik motif Batik Mega Mendung maupun motif
–motif khas Cirebon selain motif Mega Mendung terebut.
Bagan 2. Showroom Batik Trusmi (BT) merupakan showroom terbesar di pusat
Batik Trusmi Cirebon.
78
Bagan 3. Showroom Batik Nofa, merupakan salah satu showroom yang menjual
Batik tulis motif Mega Mendung dengan varian motif.
Rata-rata
para
pembeli
atau
wisatawan
yang
sedang
mendatangi kota Cirebon khususnya Trusmi bukan mendatangi para
pengrajin Batik, akan tetapi para wisatawan mendatangi showroomshoowroom Batik di sekitar Trusmi Cirebon, setelah daerah Trusmi
menjadi icon Batik kota Cirebon tidak sedikit pengusaha yang
membuka showroom didaerah sini, dengan begitu Batik Trusmi
Mega Mendung terus terjaga kelestarian, dan kesejahteraan para
pengrajinpun meningkat.
c.
Variasi motif Batik Mega Mendung
Variasi motif yang diterapkan para pengrajin Batik tulis Mega
Mendung dalam membatik memiliki dampak yang begitu besar
79
untuk kemajuan Batik Mega Mendung pada sisi motif. Sebelumnya
memang Motif Batik Mega Mendung hanya memiliki desain yang
monoton dan hanya memiliki variasi diwarnanya saja akan tetapi
setiap warnanya memiliki makna tersendiri yang di ambil keseharian
dan budaya warga setempat.
Dari variasi warna yang dimiliki motif Batik Tulis Mega
Mendung di atas, para pengrajin seakan terus meningkatkan
kreasinya dengan membuat motif lain tanpa menghilangkan
karakteristik Batik Mega Mendung sebelumnya.
Lalu setelah memakan waktu yang cukup lama munculah motif
dengan variasi gambar yang berbeda dengan tetap mengaplikasikan
bentuk (awan yang berair) sebagai dasar gambar motif Batik Mega
Mendung, variasi bentuk Batik Mega Mendung diantaranya:
1.
Motif Mega Mendung Kupu-Kupu.
2.
Motif Mega Mendung Full Kain.
3.
Motif Mega Mendung Lembutan.
4.
Motif Mega Mendung Tiga Dimensi.
5.
Motif Mega Mendung Burung.
6.
Motif Mega Mendung Pinggiran.
7.
Motif Mega Mendung Kipas.
8.
Motif Mega Mendung Full Merah
9.
Motif Mega Mendung Guci.
10. Motif Mega Mendung Sanglur.
80
11. Motif Mega Mendung Dasar Putih.
12. Motif Mega Mendung Ayam Merak.
13. Motif Mega Mendung Iteman.
14. Motif Mega Mendung Beras Tumpah.
15. Motif Mega Mendung Garet (garis).
16. Motif Mega Mendung Iwak Mungup (ikan Ngintip)
17. Motif Mega Mendung Naga.
Bagan 4. Motif Mega Mendung Ayam Merak, Merupakan salah satu varian dari
sekian motif yang dimiliki motif Batik tulis Mega Mendung.
Dengan munculnya motif-motif tersebut meningkatkan penjualan
Batik Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon, karena para calon
pembeli Batik motif Mega Mendung disajikan dengan beberapa pilihan
81
motif yang dimiliki Batik tulis Mega Mendung. Hal itu terlihat karena para
pembeli Batik Tulis Motif Mega Mendung yang datang ke pusat Batik
Trusmi, bukan dari wisatawan lokal saja akan tetapi banyak wisatawan
asing yang tertarik datang ke pusat Batik Trusmi untuk membeli kain
Batik dengan kreasi motif yang memunculkan khas Batik Cirebonan.
Inovasi motif yang dimunculkan para pengrajin merupakan langkah yang
tepat bagi kelestarian Batik Mega Mendung, karena dengan motif-motif
tersebut dapat memperkaya kesenian lokal warga Trusmi Cirebon.
Pola komunikasi sesama pengrajin Batik tulis terlihat ketika
melakuan kegiatan pembuatan Batik tulis itu sendiri, percakapan yang
dilakukan sesama pengrajin dapat dikataan sebagai pola komunikasi bintang,
karena semua pengrajin memiliki kekuatan dan hak untuk mempengaruhi
pengrajin yang lainnya, dapat berinteraksi satu sama lain dan bersifat dua
arah. Dengan demikian proses pembuatan Batik tulispun berjalan dengan
lancar dan memudahkan para pengrajin dalam berinterasi satu sama lain,
bahkan apabila terdapat hambatan-hambatan pada pembuatan Batik tulis
untuk melestarian Batik tulis Mega Mendung, para pengrajin dapat
menyelesaikan hambatan tersembut dengan mengguan pola komunikasi roda
yang bersifat dua arah.
Dan bentuk komunikasi yang dilakukan para pengrajin adalah
komunikasi antarpribadi, dengan cara tatap muka sebagai dimensi yang
paling efektif dalam berkomuniasi dalam artian komunikator dan komunikan
82
dapat mengetahui psikologi dua arah yaitu sesama pengrajin. Dan pada
komunikasi antarpribadi juga menggunakan komunikasi Verbal yang mampu
dipahami oleh komunikan secara langsung tanpa isyarat atau simbol yang
diperlukan. Dalam komunikasi Verbal ini memudahkan para pengrajin Batik
tulis untuk beriteraksi dan berintropeksi apabila mengalami kendala dalam
pembuatan Batik tulis Mega Mendung, dengan demikian kelestarian Batik
tulis akan terjaga dengan komunikasi yang diperankan oleh sesama pengrajin
Batik tulis.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian dan hasil penelitian yang dilakukan tentang Bentuk-bentuk
komunikasi para pengrajin Batik tulis Mega Mendung dalam melestarikan
Batik tulis Mega Mendung dipusat Batik Trusmi Cirebon Jawa Barat, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Bentuk-bentuk Komunikasi yang terjadi antara para pengrajin Batik
Tulis Mega Mendung di Pusat Batik Trusmi Cirebon adalah Komunikasi
pribadi yaitu Komunikasi Intrapribadi dan Komunikasi Antarpribadi. Kedua
Bentuk Komunikasi Pribadi tersebut selalu digunakan dalam interaksi
sesama pengrajin ketika pembuatan Batik tulis Mega Mendung berlangsung.
Dengan demikian proses interaksi sesasama pengrajin menghasilkan
perkembangan dalam diri para pengrajin, dan para pengrajin dapat
memahami faktor pendukung dan penghambat dalam melestarikan Batik
Tulis Mega Mendung khususnya di Trusmi Cirebon.
Pola komunikasi yang digunakan para pengrajin Batik tulis Mega
Mendung dalam melestarikan Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik
Trusmi Cirebon Jawa Barat adalah pola komunikasi roda dan pola
komunikasi bintang. Kedua pola komunikasi tersebut cukup efektif
digunakan oleh para pengrajin Batik tulis Mega Mendung dalam
melestarikan Batik tulis motif Mega Mendung. Hal ini terlihat dari adanya
komunikasi yang terjadi secara dua arah (komunikator-komunikan,
83
84
komunikan-komunikan), adanya kesamaan makna antara komunikator
(pengrajin Batik) dan komunikan (pengrajin Batik) serta adanya feedback
dan efek berupa perubahan prilaku pengrajin, baik itu dari segi perkataan
dan sikap (contohnya dalam segi percakapan sesama pengrajin ketika proses
pembuatan Batik dan segi
kedisiplinan waktu dalam pembuatan Batik
tulis), untuk pengetahuan (contohnya dalam peningkatan kualitas dalam
pembuatan Batik dari berbagai motif yang dimiliki Batik tulis Mega
Mendung).
Faktor pendukung para pengrajin Batik tulis dalam melestakin Batik
tulis
motif
Mega
Mendung,
pertama
adalah
kemampuan
dalam
meningkatkan kualitas untuk memahami berbagai macam motif yang
dimiliki motif Batik Mega Mendung, kedua adalah pemilik showroom Batik
yang menjebatani antara para pengrajin Batik dan para pembeli Batik
bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak pemasaran Batik tulis di
daerah Trusmi Cirebon Jawa Barat, ketiga adalah variasi berbagai motif
yang dimiliki Batik tulis Mega Mendung yang menunjang motif Batik tulis
Mega Mendung bertahan dari segala bentuk persaingan pasar Batik.
Adapun faktor penghambat para pengrajin Batik tulis Mega Mendung
dalam melestarikan Batik tulis Mega Mega Mendung dalam hal ini pertama
adalah harga bahan-bahan untuk pembuatan Batik tulis mengalami kenakain
akan tetapi tidak mempengaruhi harga penjualan, sehingga berpengaruh
kepada pendapatan para pengrajin Batik tulis. Kedua adalah munculnya
85
pengusaha Batik yang membating harga pasar tanpa mengedapankan
kualitas, hal ini menimbulkan kerusakan standar harga pasar untuk Batik
tulis Motif Mega Mendung, dan sangat merugikan bagi para pengrajin Batik
tulis yang mengedepankan kualitas. Ketiga adalah hambatan cuaca (musim
hujan) yang menyebabkan proses pembuatan Batik tulis (penjemuran)
menjadi terhambat, karena sesungguhnya dalam pembuatan Batik tulis
membutuhkan sinar matahari untuk proses pengeringan kain yang telah
diberikan pola Batik.
B.
Saran-saran.
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan maka dapat di
temukan saran-saran:
Bentuk-bentuk dan Pola komunikasi yang diterapkan para pengrajin
Batik tulis dalam kegiatan pembuatan Batik tulis Mega Mendung di pusat
Batik Trusmi Cirebon sudah efektif digunakan. Untuk lebih efektif lagi,
ketika menggunakan pola roda dan pola bintang pesan-pesan yang
disampaikan oleh komunikator harus diterima dengan benar-benar sempurna
sehingga mengakibatkan terjadinya kepuasan dan juga pastinya akan
menyenangkan kedua belah pihak.
Dengan berbagai macam kendala dan persaingan yang terjadi, para
pengrajin Batik tulis Mega Mendung memang harus terus menjaga kualiatas
produksi, karena dengan menjaga kualitas produksi yang sempurna maka
kelestarian Batik tulis Mega Mendung pasti akan tetap terjaga dimasa
86
mendatang.
Mengenai
faktor
penghambat
para
pengrajin
dalam
melestarikan Batik tulis Mega Mendung, seperti kenaikan harga bahanbahan, pihak pengurus harus bisa menyesuaikan harga pasar dengan pemilik
showroom Batik tanpa merugikan pihak para pengrajin Batik tulis Mega
Mendung, karena sebenarnya kelestarian Batik tulis Mega Mendung masih
terjaga hingga saat ini dikarenakan oleh para pengrajin yang terus
mempertahankan kualitas produksinya. Dan harus ada campur tangan
pemerintah untuk mengontrol standar harga pasar di pusat Batik Trusmi
Cirebon Jawa Barat, agar keseimbangan harga tetap terjaga dan
kesejahteraan para pengrajin Batik tulis lebih terjamin. Untuk hambatan
cuaca, para pengrajin Batik tulis harus memiliki persedian sebelum musim
hujan datang, agar apabila dimusim hujan permitaan pasar naik maka para
pengrajin dapat menjaga keseimbangan permintaan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
A.Golberg, Alvin dan Larson, Carl E: penerjemah, Koesdarini S, Gary R Jusuf.
Komunikasi Kelompok: Proses-proses Diskusi dan Penerapanya, Jakarta:
UI-Press, 1985.
Anwar, Arif. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1995.
Asnawir dan Usman, Bayiruddin. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press,
2002.
Bakhtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: logos,1997.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,
2007.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Devito, Joseph A. Human Communication, Penerjemah Agus Maulana.
Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992.
-------. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2003.
-------. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003.
-------. Spekirum Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1992.
Fajar, Marhaeni. Ilmu komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008.
J.Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja
rosdakarya bandung :2004.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta;
penerbit ppm, 2004.
Lisbijanto, Herry. Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
-------. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007.
87
88
Pace, Wayne dan Faules, Don. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Rosda Karya, 2005.
Partanto, Puis A dan al-Bahrry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: arKola, 1994.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007.
Rudi, Teuku May. Hubungan dan Masyarakat Internasional. Bandung: Rafika
Aditya, 2005.
Suprapto,Tommy. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo,
2006.
Wardhany, Andy Corry. Teori Komunikasi. Jakarta: PT Ghalia Indonesia 2009.
Widjaya, H.A. W, Ilmu Komunikasi Pengantar Study. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2000.
Yudoseputro, Wiyoso. Pengantar Senirupa Islam Di Indonesia. Bandung,
Angkasa Bandung, 1986
.
.
Pedoman Wawancara
Bentuk-bentuk Komunikasi para Pengrajin Batik tulis dalam Melestarikan
Batik tulis Mega Mendung dipusat Batik Trusmi Cirebon
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana asal mula dan perkembangan motif Batik Mega Mendung di Trusmi
Cirebon?
2. Bagaimana Pola Komunikasi para Pengrajin Batik dalam Melestarikan Batik
Tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung para pengrajin dalam melestarikan
Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
4. Bagaimana strategi para pengrajin dalam melestarikan Batik tulis Mega
Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
5. Bagaimana fasilitas para pengrajin Batik tulis Mega Mendung?
Tujuan Pertanyaaan
1. Bagaimana asal mula dan perkembangan motif Batik Tulis Mega
Mendung di Trusmi Cirebon? (untuk pengurus dan pengrajin Batik)
a. Mengetahui asal mula motif Batik tulis Mega Mendung di Trusmi.
b. Mengetahui perkembangan motif Batik tulis Mega Mendung di Trusmi.
2. Bagaimana Pola Komunikasi para Pengrajin Batik dalam Melestarikan
Batik Tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon? (untuk
pengurus dan para pengrajin Batik)
a. Mengetahui Pola Komunikasi menurut para Pengrajin Batik dalam
Melestarikan Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon.
b. Mengetahui Pola Komunikasi yang dilakukan para Pengrajin Batik dalam
Melestarikan Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon.
c. Cakupan Pola Komunikasi para Pengrajin Batik dalam Melestarikan Batik
Tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon.
3.
Apa saja faktor penghambat dan pendukung para pengrajin dalam
melestarikan Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
(untuk pengurus dan pengrajin Batik)
a. Mengetahui faktor penghambat para pengrajin dalam melestarikan Batik
tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
b. Mengetahui faktor pendukung para pengrajin dalam melestarikan Batik tulis
Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
4. Bagaimana strategi dalam melestarikan Batik Tulis Mega Mendung di
pusat Batik Trusmi Cirebon? (untuk pengrajin Batik)
a. Strategi dalam Melestarikan Batik Tulis Mega Mendung.
b. Efektivitas strategi yang sudah diterapkan untuk melestarikan Batik Tulis
Mega Mendung.
5. Bagaimana prasarana dan sarana para pengrajin Batik Tulis
MegaMendung di pusat Batik Trusmi Cirebon? (untuk pengrajin)
a. Sarana yang di miliki dalam menunjang pelestarian Batik Tulis Mega
Mendung.
b. Mengetahui pemanfaatan dan pengelolaan prasarana dan sarana para
pengrajin Batik Tulis Mega Mendung.
Transkip wawancara mendalam untuk Bentuk-bentuk Komunikasi para
Pengrajin Batik dalam Melestarikan Batik Mega Mendung di pusat Batik
Trusmi Cirebon
Nama Informan: Bapak Kama
Jabatan: Ketua pengrajin Batik tulis Mega Mendung
Hari/Tanggal: 22 Desember 2016
TRANSKIP WAWANCARA
Bagaimana asal mula dan perkembangan motif Batik Mega Mendung di
Trusmi Cirebon?
Sebenarnya asal mula motif Batik awan berair adalah ketika pedagang dari
China dan India memasuki wilayah Jawa khususnya, Cirebon dimasa kerajaan
sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Kemudian dengan seni tradisi Jawa
yang begitu kental (membatik) membuat motif ini seakan menyatu dengan tradisi
masyarakat lokal khususnya didaerah Trusmi Cirebon, dari sinilah muncul motif
Batik Mega Mendung yang lahir dari dua kebudayaan, yaitu kebudayaan yang di
bawa oleh para pedagang China-India dan kebudayaan lokal Trusmi Cirebon.
Bagaimana perkembangan motif Batik tulis Mega Mendung dari waktu ke
waktu?
Batik Cirebonan adalah nama lain dari motif Batik Mega Mendung, setelah
beberapa tahun Batik Mega Mendung dengan motif garis seperti awan berair ini
mengalami beberapa inovasi, karena awalnya gambar awan yang terdiri dari titik
dan garis ini terlihat monoton, hanya menggunakan 3 warna saja yaitu biru, merah
dan putih. Para pengrajin Batik tulis mulai menginovasikan tidak hanya
menggunakan 3 warna saja, menambahkan dengan variasi 3 gradasi. Yang harus
digaris bawahi makna variasi 3 gradasi diambil dari budaya islam dan keseharian
warga Trusmi setempat, tiga variasi gradasi itu antara lain:
1. Variasi sembilan warna gradasi yang mengartikan bahwa sembilan
wali songo dalam menyebarkan agama Islam.
2. Variasi tujuh warna gradasi yang mengartikan bahwa ada tujuh
hari dalam satu minggu.
3. Variasi lima warna gradasi yang mengartikan ada lima hari dalam
kepercayaan Jawa (Wage, Pahing, Kliwon, Pon, Legi).
Sejak kapan bapak mulai mendalami seni membatik?
Sejak tahun 1978 saya sudah menjadi pengrajin Batik hingga saat ini, tidak
lelah untuk melestarikan Batik yang sudah menjadi tradisi yang kental untuk
masyarakat Trusmi, cara bagaimana membatik dengan baik saya ajarkan pula
kepada anak-anak, bahkan tidak sedikit warga yang ingin belajar cara membatik
dengan baik dan bagaimana cara melestarikan motif yang sekarang menjadi icon
kota Cirebon. Maka dari itu, banyak sekali pengrajin Batik tulis yang mengenal
saya, karena karyawan yang saya dimiliki pada waktu itu mencapi 50 orang yang
khusus membuat dan melestarikan Batik tulis Mega Mendung. Akan tetapi pada
tahun 1998 ketika ibukota mengalami bakar-bakar terjadi perubahan yang sangat
terasa, karena peluang pasar yang ditawarkan lebih terbuka lebar maka tidak
sedikit pengrajin yang membuat pasar sendiri, dari situlah harga pasar untuk Batik
mengalami kerusakan, banyak penguasa baru yang membating harga tanpa
mengedepankan kualitas.
Berapa harga dari setiap kain yang telah diberikan motif Batik tulis Mega
Mendung?
Untuk harga kita relatif, biasanya tergantung kain apa yang dipakai untuk
membatik dan motif apa yang diberikan pada kain. jika dari motif dan bahan kain
yang kita sediakan, harga perlembar kain yang telah diberikan motif-motif Mega
Mendung yang kami sediakan, harga termurah adalah Rp.70.000 perkain dan
harga termahal adalah Rp.400.000 perkain. Apabila ada pembeli yang ingin
membuat Batik dengan desain sendiri tapi tidak menghilangkan karakteristik
motif Mega Mendung maka harga kembali menyesuaikan motif yang diminta dan
menyesuaikan kain yang ingin dipakai, biasanya yang memesan seperti itu adalah
pejabat negara, kalangan artis dan para pengusaha. Dikalangan pejabat negara
kami pernah kedatangan bapak Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih
menjabat presiden republik Indonesia dan kedatangan Gubenur Jawa Barat, dan
dikalangan artis kita pernah kedangan artis Ozi (si manis jembatan ancol) dan
desainer Irfan Gunawan. Mereka semua datang untuk memesan Batik tulis motif
Mega Mendung yang menjadi icon motif Batik Cirebonan di Trusmi.
Dimana saja pasar yang dimiliki untuk penjualan Batik tulis Mega Mendung
Trusmi?
Sejauh ini untuk pelanggan Batik tulis Mega Mendung dari kalangan bawah
sampai kalangan atas, akan tetapi biasanya yang memesan dengan partai banyak
adalah para pengusaha showrom Batik yang berada didaerah Trusmi Cirebon
sendiri dan daerah luar Cirebon, seperti Bandung, Jakarta, Purwakarta, Ciamis dan
Bogor. Dan untuk pembeli yang memesan dengan mengajukan desain sendiri
biasanya datang dari kalangan pengusaha, artis bahkan wisatawan asing yang
sengaja datang ke Trusmi untuk membeli Batik tulis Mega Mendung yang
menjadi motif icon Batik tulis Cirebonan.
Apa alasan bapak Kama bisa terus mempertahankan kelestarian Batik tulis
Mega Mendung hingga saat ini?
Membatik sudah seperti menjadi darah daging saya, membatik juga saya
ajarkan kepada seluruh anak-anak saya agar anak-anak memahami nilai-nilai
budaya lokal yang terus dijaga oleh orang-orang sebelum kita. Ketika Batik Mega
Mendung menjadi Icon motif Batik cirebonan, saya berfikir bahwa memang
menjaga kelestarian Batik tulis Mega Mendung Sangatlah penting, karena motif
Batik Mega Mendung lahir di Trusmi ini dan saya termasuk salah satu pengrajin
Batik tulis di Trusmi, maka saya merasa berkewajiban untuk melestarikannya agar
kebudayaan lokal membatik di Trusmi ini tidak punah dimasa anak cucu
mendatang. Memang sebelum di Jakarta bakar-bakar (1998) para pembeli Batik
tulis adalah kelas menengah ke atas, akan tetapi setelah peristiwa bakar-bakar di
Jakarta pasar untuk Batik tulis mengalami penurunan yang sangat drastis karna
terbuka lebarnya pasar yang merata dengan demikian maka para langganan dari
kelas atas sebagian ada yang menghilang, dan kebanyakan pelanggan yang masih
bertahan dari kalangan menengah ke bawah.
Menurut bapak, bagaimana Pola Komunikasi para Pengrajin Batik dalam
Melestarikan Batik Tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
Para pengrajin adalah kunci kelestarian Batik tulis disini, karena baik
pengusaha atau pembeli sebenarnya hanya pendorong kelestarian Batik tulis
masih tetap terjaga. Komunikasi yang baik selalu saya jaga kepada para pengrajin,
begitu pun arahan saya kepada sesama pengrajin agar komunikasi sesama
pengrajin harus terjaga dengan baik juga, karena jika komunikasi sesama
pengrajin baik maka proses pembutan Batikpun agar berjalan dengn lancar. Akan
tetapi jika komunikasi sesama pengrajin kurang baik maka dalam pembuatan
Batik tulis Mega Mendung tidak akan lancar jika para pengrajin tidak saling
memahami satu sama lain, dan dengan interaksi yang terjadi antara sesama
pengrajin ketika melakukan kegiatan membatik membuat sesama pengrajin benarbenar memahami setiap motif yang dimiliki Batik Mega Mendung dan juga benarbenar memahami kekurangan-kekurangan yang dihadapi agar terus dievaluasi
demi meningkatkan kualitas setiap pengrajin. Karena saya adalah pengrajin Batik
tulis juga maka saya memahami sebagian kendala yang dihadapi oleh para
pengrajin, bahkan sesekali saya ikut menggoreskan cunting dan sesekali
berintarksi ditengah pembutan Batik tulis Mega Mendung agar lebih mengetahui
kendala yang muncul diantara para pengrajin Batik tulis Mega Mendung saat
pembutan Batik Tulis. Yang jelas intersaksi yang aktif adalah kunci terjaganya
hubungan baik para pengrajin Batik Tulis Mega Mendung di Trusmi. Karena
kesejahteraan para pengrajin akan tercapai bila sudah memahami segala faktor
kendala dan masalah yang dimiliki para pengrajin.
Apa saja faktor penghambat dan pendukung para pengrajin dalam
melestarikan Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
Faktor penghambat para pengrajin disini adalah yang pertama, bahan-bahan
pembuatan Batik tulis naik. Kedua, munculnya pengusaha Batik tulis yang baru
dan membanting harga pasar yang menjadikan tidak adanya standar harga Batik
tulis. Ketiga, banyak penguasaha Batik dari luar kota yang membuat Batik tulis
motif Mega Mendung dan mengaku pembuatannya dari Trusmi, ini menyebabkan
penurunan pasar di pusat Batik Trusmi. Keempat, faktor cuaca menjadi salah satu
penghabat karena proses pembuatan Batik tulis menggunakan sinar matahari
untuk proses pengeringan warna pada kain, apabila musim hujan maka proses
pembuatan kain Batikpun menjadi terhambat.
Sedangkan untuk faktor pendukung para pengrajin adalah pertama,
pengrajin yang selalu mempertahankan kualiatas. Kedua adalah showroom Batik
di Trusmi, karena showroom-showroom yang ada dipusat Batik Trusmi
menjebatani para pengrajin dan pembeli. Yang terakhir, variasi yang dimiliki
motif Mega Mendung berjumlah 11 motif diantaranya:
1. Motif Mega Mendung Kupu-Kupu.
2. Motif Mega Mendung Lembutan.
3. Motif Mega Mendung Burung.
4. Motif Mega Mendung Kipas.
5. Motif Mega Mendung Guci.
6. Motif Mega Mendung Dasar Putih.
7. Motif Mega Mendung Iteman.
8. Motif Mega Mendung Beras Tumpah.
9. Motif Mega Mendung Garet (garis).
10. Motif Mega Mendung Iwak Mungup (ikan Ngintip).
11. Motif Mega Mendung Naga.
Dengan berbagai motif yang dimiliki, dapat memperkaya karakteristik
Batik motif Mega Mendung itu sendiri, dan dengan demikian kelestarian Batik
tulis Mega Mendung dan kesejahteraan pengrajin batik tulis akan terus terjaga
turun menurun.
Pengurus dan Pengrajin
Bapak Kama
Nama Informan: Ibu Juniah
Jabatan: pengrajin Batik tulis motif Mega Mendung
Hari/Tanggal: 23 Desember 2016
TRANSKIP WAWANCARA
Kapan saja waktu dalam pembuatan Batik tulis?
Waktu yang dipakai dalam kegiatan membatik itu dari hari senin sampai
hari sabtu yaitu dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore, pengurus pengrajin
bisa memberikan rekomendasi untuk yang tidak bisa hadir jika pengrajin memiliki
halangan dengan alasan yang tepat. Yang jelas pengelola tidak memberikan unsur
paksaan kepada setiap pengrajin yang berhalangan mengikuti kegiatan membatik
tulis.
Bagaimana komunikasi keseharian antara sesama pengrajin?
Semua pengrajin yang ada disini merupakan asli warga Trusmi dan sudah
saling mengenal satu sama lain, interaksi yang terjadi antara sesama pengrajin
memang menggunakan bahasa daerah (Jawa), baik pada proses pembuatan Batik
maupun diluar proses pembuatan Batik. Ketika proses mencanting diatas kain
sesama pengrajin kadang saling bertukar cerita dan bertukar pikiran satu sama lain
untuk menghilangkan kejenuhan, wajar saja dalam proses ini memang
membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dan ketika proses membatik para
pengrajin saling bisa memahami satu sama lain motif dan arti motif, bahkan jika
terdapat kendala dalam proses pembuatan Batik, sesama pengrajin saling
mencurahkannya satu sama lain.
Apa saja kegitan dalam proses pembuatan Batik tulis Mega Mendung?
Untuk kegitan inti dalam proses pembuatan Batik antara lain: Pertama,
membuat pola gambar (desain) Batik diatas kertas, kegitan ini adalah mendasar
untuk pembuatan Batik tulis, karena ini merupakan langkah awal dalam memilih
desain sebelum mengaplikasikan kedalam kain. Kedua, membuat pola pada kain,
dalam tahap ini pengrajin menebalkan pola dengan menggunakan canting diatas
kain yang telah dipola sebelumnya. Tahap ini memakan waktu yang cukup lama
karena pengrajin membutuhkan ketelitian ketika menggariskan dan memberi titik
menggunakan media cunting, agar garis yang dihasilkan mebentuk gambar yang
indah dan rapi. Ketiga, membuat warna pada kain yang telah dicunting, Pada
tahap pewarnaan kain yang telah berpola diwarnai dengan cara direndam, proses
perendaman disesuaikan dengn warna yang diinginkan. Dan dalam proses
perendaman, tempat yang digunakan untuk tahap pewarnaan tidak boleh terkena
sinar matahati karena akan memberikan hasil yang kurang baik apabila dalam
proses pembentukan warna terkena sinar matahari pada proses perendamannya.
Apa saja kendala para pengrajin dan pembuatan motif Batik tulis?
Sebenarnya untuk kendala pasti ada saja, akan tetapi pengurus pengrajin
selalu berusa untuk memperbaiki kendala teknis yang dikeluhkan oleh para
pengrajin. Kalo dari kita pribadi paling kendalanya jika ada motif dengan inovasi
baru dan kita harus berusaha menyesuaikan motif tersebut dengan cara interaksi
satu sama lain. Dan kendala lainnya dicuaca karena pada tahap pengeringan warna
kain memang membutuhkan sinar matahari, jika pada musim hujan maka proses
pengerikan kain yang telah diberikan warna memakan waktu yang lebih lama.
Bagaimana strategi para pengrajin dalam melestarikan Batik tulis Mega
Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
Untuk strategi para pengrajin dalam melestarikan motif Batik Tulis Mega
Mendung dipusat Batik Trusmi adalah pada kualitas para pengrajin tersebut,
karena sesunggunya yang utama dari pelstarian Batik adalah mejaga kualiatas
produk itu sendiri dan selebihnya divariasi yang dimiliki motif Mega Mendung.
Bagaimana fasilitas para pengrajin Batik Tulis Mega Mendung di pusat
Batik Trusm Cirebon?
Fasilitas yang dimiliki para pengrajin cukup memadai seperti alat-alat untuk
pembuatan Batik, bahkan dari pengurus sendiri menyarankan untuk konfirmasi
apabila ada fasilitas yang rusak atau kurang dalam proses pembuatan Batik tulis.
Pengrajin Batik Tulis
Ibu Juniah
Nama Informan: Ibu Eda
Jabatan: Pengrajin Batik tulis motif Mega Mendung
Hari/Tanggal: 23 Desember 2016
Bagaimana Pola Komunikasi para Pengrajin Batik dalam Melestarikan
Batik Tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
Kalo komunikasi sesama pengrajin yang ada di pusat pembuatan Batik tulis
motif Mega Mendung menggunakan bahasa Jawa (Cirebon) bahasa yang di
gunakan untuk berkomunikasi sesama pengrajin memang sama, jadi setiap
pengrajin tidak ada hambatan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Bentuk
bentuk komunikasi sesama pengrajin yaitu ketika pembutan Batik tulis maupun
diluar pembuatan Batik tulis. Komunikasi yang terjadi ketika pembuatan Batik
tulis biasanya membahas tentang keberagaman motif Batik tulis Mega Mendung,
jika salah satu pengrajin tidak mengerti motif yang akan ditulis pada kain yang
ingin di Batik, biasa pengrajin yang belum memahami bertanya kepada pengrajin
yang jelas sudah memahami motif tersebut, dan disana terjadi interaksi sesama
pengrajin ketika pembutan motif Batik Mega Mendung, dan sesakali membahas
tentang peningkatan atau penurunan produksi yang mengikuti permintaan pasar
yang ada. Diluar waktu pembuatan Batik interaksi yang dilakukan sesama
pengrajin Batik tulis Mega Mendung yaitu membahas masalah pribadi yang
dimiliki setiap individu pengrajin.
Apa saja faktor penghambat dan pendukung para pengrajin dalam
melestarikan Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi Cirebon?
Kalo faktor penghabat diantara sesama pengrajin mungkin ketika musim
hujan proses pembuatan kain Batik menjadi sedikit terhambat karena ketika
proses pembuatan Batik ditahap terakhir ada tahap pengeringan yang
membutuhkan sinar matahari, lalu apabila harga bahan bahan untuk pembuatan
Batik tulis naik maka pihak pengurus harus lebih memahami kestabilan harga
pasar, supaya pihak pengurus lebih mengetahui kendala kendala yang kami
rasakan. Kalo faktor pendukung para pengrajin dalam melestarikan Batik tulis
motif Mega Mendung misalnya ketika permintaan pasar naik yang menyebabkan
para pengrajin yang ada mengeluarkan tenaga lebih, pihak pengurus biasanya
menambah tenaga kerja (pengrajin Batik) untuk menyesuaikan permintaan pasar
yang ada.
Bagaimana strategi dalam melestarikan Batik Tulis Mega Mendung di pusat
Batik Trusmi Cirebon?
Untuk strategi yang di lakukan para pengrajin yang ada disini yaitu dengan
cara memahami semua motif yang ada, karena dengan pemahaman yang matang
maka para pengrajin lebih mudah meningkatkan kualitas yang sudah lama
dipertahankan. Yang lainnya itu untuk perkembangan inovasi motif yang
membuat Batik tulis Mega Mendung bertahan sampai saat ini dipasar dengan
persaingan yang semakin ketat.
Bagaimana prasarana dan sarana para pengrajin Batik Tulis Mega
Mendung di pusat Batik Trusm Cirebon?
Untuk prasarana yang ada ditempat pembuatan motif Batik sudah cukup
baik, untuk peralatan yang digunakan dalam pembuatan sudah memadai, dan jika
terjadi kerusakan pada alat-alat yang mempengaruhi pembuatan Batik tulis, maka
pihak pengurus selalu memperbaikinya bahkan diganti apabila ada peralatan yang
tidak layak untuk digunakan dalam proses pembutan Batik tulis Mega Mendung.
Pengrajin Batik Tulis
Ibu Eda
HASIL OBSERVASI
Waktu
: Oktober – November 2016
Tempat
: Pusat Batik Trusmi Cirebon, Desa Trusmi Wetan Blok Jero
Cirebon.
Pusat Batik Trusmi Cirebon bertempat di Desa Trusmi Wetan Blok Jero RT
09 RW 03. KodePos45154 Cirebon, Jawa Barat. Di sekitar Trusmi memang
terdapat banyak pengrajin Batik tulis yang menjadi pekerjaan tetap bagi warga
trusmi. Ketika saya menginjakan kaki di pusat Batik trusmi, saya mendatangi
tempat para pengrajin Batik tulis yang memproduksi Batik tulis motif Mega
Mendung dengan bekal alamat yang diberikan oleh seorang teman. Lalu ketika
saya datangi tempat produksi Batik tulis Mega Mendung, terlihat para pekerja
Batik tulis yang sedang melakukan kegiatan pembuatan Batik, dengan begitu
semangat saya untuk meneliti para pengrajin mulai bertambah karena tempat yang
saya datangi ini sangatlah cocok untuk kepentingan penelitian skripsi saya.
Bagan 1. Terlihat gerbang utama kawasan Batik Trusmi Cirebon.
Alhamdulillah kedatangan saya pada tanggal 29 oktober 2016 disambut
oleh seorang pimpinan rumah produksi pembuatan Batik tulis Mega Mendung,
Bapak Kama salah satu sosok yang berpengaruh untuk kelestarian Batik tulis
Mega Mendung dipusat Batik Trusmi. Dari obrolan yang bermulai didepan rumah
akhirnya obrolan antara saya dan Bapak Kama berlanjut dirumah beliau, sosok
yang ramah tamah ditujukan oleh bapak Kama ini ketika menyambut saya diruang
tamu beliau.
Sebelum pertanyaan demi pertanyaan saya ajukan kepada beliau baik
sejarah tentang Batik tulis Mega Mendung, beliau menawarkan segelas air putih
kepada saya sambil melontarkan pertanyaan kepada saya, menanyakan
kepentingan saya datang ke tempat ini. Dengan mencoba ramah juga saya
menjeleskan kepada beliau tentang kepentingan saya ini. Saya mengatakan,
kedatangan saya kesini adalah untuk melakukan sebuah penelitan skripsi tentang
pola komunikasi para pengrajin Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi
sambil memberikan surat pengantar dari fakultas. Beliau membaca surat yang
saya berikan lalu mengatakan, dengan senang hati saya menerima kedatangan
kamu, dan apabila ada sesuatu yang kamu butuhkan silahkan diajukan kepada
saya, saya akan membantu dengan pemahaman yang saya miliki.
Setelah perakapan saya dan Bapak Kama selesai saya meminta izin kepada
beliau untuk memperkenankan saya agar dapat berinteraksi langsung dengan para
pengrajin yang sedang memproduksi Batik tulis Mega Mendung. Rasanya senang
sekali saya bisa berada diantara para pengrajin yang sedang membatik, karena
memang saya memiliki hobi menggambar dan melukis, membuat saya penasaran
bagaimana cara menggunakan cunting yang menjadi pena bagi para pengrajin
untuk membuat Batik. Bukan hanya Bapak Kama yang menyambut saya dengan
ramah, para pengrajin itupun menyambut baik kedatangan saya setelah saya
menjelaskan tujuan saya datang ke tempat produksi Batik tulis Mega Mendug ini.
Memang pada hari itu niat saya datang hanya untuk mengenal satu sama lain, dan
mohon izin agar segala kebutuhan tentang skripsi saya bisa saya dapatkan
ditempat ini. Satu persatu para pengrajin saya mulai perhatikan dengan baik dari
karena yang sebagai subjek dalam penelitian saya adalah para pengrajin Batik
tulis Mega Mendung.
Bagan 2. Terlihat para pengrajin Batik tulis sedang fokus membatik.
Bagan 3. Terlihat seorang pengrajin sedang menanting dengan hati-hati.
Setelah dua jam saya melakukan sosialisasi dan pengamatan terhadap
aktifitas komunikasi para pengrajin, akhirnya saya pamit dan saya berharap
semoga kedatangan saya dilain hari dapat disambut dengan baik seperi hari ini.
Kamis, 22 Desember 2016
Siang ini saya tiba di pusat Batik Trusmi, kondisi terlihat seperti biasanya,
ada Bapak Kama yang menyambut saya di teras rumah. Saya langsung bertanya
kepada Bapak Kama dengan pertanyaan yang telah saya persiapkan sebelumnya,
pertanyaan-demi pertanyaan saya ajukan kepada Bapak Kama, dengan rasa santun
dan lembut Bapak Kama menjawab segala pertanyaan yang berhubungan dengan
profil para pengrajin Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi. Baik
pertanyaan asal muasal sejarah Batik Trusmi sampai kegiatan para pengrajin di
rumah tempat di produksinya Batik tulis Mega Mendung. Setelah pertanyaan yang
saya ajukan kepada Bapak Kama selesai, saya diajak bapak untuk masuk kedalam
tempat pengrajin agar saya dapat berinteraksi langsung lagi dengan para pengrajin
Batik tulis Mega Mendung.
Sedikit canggung ketika saya ingin membuka pembicaraan kepaada
pengrajin Batik yang sedang membuat Batik tulis, takut menggangu konsentrasi
mereka, karena memang membuat Batik tulis memerlukan ketelitian daan
kecermatan agar tericiptanya motif yang sempurna. Garis dan titik yang
digoreskan para pembatik memang benar-benar sangat rapi, bahkan ada pengrajin
yang usianya dibilang sudah tidak muda lagi, dengan rambut yang sudah mulai
memutih, tidak mempengaruhi kualitas tangan pengrajin ketika menggoreskan
cunting diatas kain.
Bagan 4. Terlihat cunting-cunting yang digunakan oleh para pembatik.
Bagan 5. Terlihat para pengrajin Batik tulis Mega Mendung yang sedang melakukan proses
mencanting kain.
Saya berusaha melakukan interaksi untuk meminta izin kepada para
pembatik melakukan penelitian disela pembuatan batik, dengan senyum yang
seakan menyambut daan memperbolehkan saya melakukan penelitian dan
interaksi, salah satu pengrajin berkata, silahkan saja kalo memang kamu ingin
meakukan penelitian, dan jika ada pertanyaan yang sekiranyaa bisa kita jawab, toh
pasti akan kita jawab. Ucapan terima kasih tak lupa saya lontarakan untuk
kerahamahan para pengrajin.
Saya mengamati satu persatu interaksi yang terjadi antara sesama pengrajin,
disela –sela waktu pembuatan Batik, para pengrajin memang melakukan interaksi
satu sama lain, baik interaksi yang bersiat indifidu atau curhatan sesama
pengrajin. Selain interaksi antar pribadi yang menyangkut masalah individu
sesama pengrajin melakukan interaksi tentang berbagai macam inovasi yang
dimiliki motif Mega Mendung, contohnya ketika seorang pengrajin yang belum
memahami sepenuhnya inovasi baru motif Batik Mega Mendung, maka pengrajin
tersebut menanyakan kepada pengrajin lainnya yang sudah memahami dengan
sempurna. Memang interaksi yang dilakukan para pengrajin Batik di sela-sela
membatik menciptakn hubungan antar pribadi satu sama lain, hal ini
menyebabkan sesama pengrajin menghafal masing-masing karakter yang dimiliki
oleh para pengrajin dan memperkuat hubungan sesam pengrajin Batik tulis Mega
Mendung.
Sekitar tiga jam saya melakukan pengamatan sambil sesekali mengajukan
pertaanyaan kepada masing-masing pengrajin, duduk disela-sela pengrajin yang
sedang menggoreskan cunting diatas kain, memang kesabaran yang dimiliki oleh
para pengrajin membuat saya kagum, berjam-jam mereka duduk sambil
menggoreskan cunting setiap harinya, namun kelihayan mereka tetap mereka
pertahankan diujung waktu. Meraka memang orang-orang yang sangat
berpengaruh untuk kelestarian budaya Batik di indonesia, khususnya didaerah
Trusmi Cirebon.
Setelah itu saya pindah ketempat perendaman kain untuk melakukan
pewarnaan kain yang telah dicunting. Bentuk kobangan yang terbuat dari kayu
dengan diameter panjang 2 meter dan lebar 1 meter, dan ini membuat saya ingin
mengetahui alasan kenapa proses pewarnaan harus di tempat yang tidak langsung
terkena sinar matahari. Dan terletak di halaman depan rumah produksi Batik
tersebut.
Bagan 6. Tempat untuk memberi pewarnaan pada kain yang telah dicunting.
Seorang pengrajin Batik tulis itu pun mengatakan, kalo pada proses
perendaman memang tidak boleh terkena langsung sinar matahari karena apabila
pada proses perendaman dan terkena langsung sinar matahari, maka akan
mempengaruhi kualitas kain dan motif yang direndam. Dengan hasil observasi
yang saya kira sudah cukup pada hari ini, maka saya memohon izin untuk kembali
pulang.
Jumat, 23 Desember 2016.
Hari ini memang matahari sangat panas, setelah solat jumat saya berangkat
ke tempat penelitian. Kira-kita pukul 2 siang saya tiba di tempat pembuatan Batik
tulis Mega Mendung, terlihat kain-kain yang sedang dijemur di depan rumah
produksi.
Bagan 7. Terlihat kain-kain Batik tulis yang sedang dijemur didepan halaman rumah produksi.
Saya menyempatkan diri duduk kembali diantara para pengrajin agar
mengatahui lebih dalam komunikasi yang terjadi sesama pengrajin Batik tulis
Mega Mendung. Rasanya ingin sekali mencoba memegang cunting, agar
mengetahui bagaimana rasanya membatik dengan menggunakan cunting, wajar
saja karena memang saya mempunyai hobi menggambar akan tetapi biasanya
menggunakan pensil atau koas. Tapi apa daya sepertinya para pengrajin memang
disibukkan oleh pekerjaan dan ditakutkan menggagu maka saya undurkan niat
saya untuk mencoba merasakan apa yang biasa mereka lakukan. Motif demi motif
mereka kerjakan dengan rapi, walaupun sesekali mereka melakukan interaksi atau
candaan akan tetapi tidak mempengaruhi kerapihan mereka menggoreskan
cunting. Usia tua, tangan muda. Tangguh. Itulah kata-kata yang terlintas dalam
hati saya melihat apa yang dilakukan para pengrajin batik tulis mega mendung
dipusat batik Trusmi Cirebon.
Bagan 8. Terliht seorang pembatik tulis yang sudah tua tapi memiliki goresan tangan yang sangat
rapi.
Lalu saya mulai menanyakan kembali kepada para pengrajin Batik tulis
Mega Mendung dengan pertanyaan yang telah saya siapkan sebelumnya,
pertanyaan demi pertanyaan saya tanyakan kepada masing-masing pengrajin,
meraka pun menjawab semua pertanyaan dengan keramahan yang mereka miliki.
Kemudian Bapak Kama mulai memanggil saya untuk mengenalkan sebagian
variasi yang dimiliki motif Mega Mendung dan saya amat sangat terkesan. Waktu
telah menunjukan jam 4 sore, saya mulai berpamitan untuk pulang.
Sabtu, 11 maret 2017.
Setelah melakukan bimbingan bersama dosen pembimbing sebelumnya dan
melaporkan segala hasil observasi, kemudian menyimpukan segala kekurangan
dalam penelitin sebelumnya. Masih terdapat berbagai macam revisi yang
mengharuskan saya untuk datang kembali ketempat penelitin skripsi saya. Pukul
10 pagi saya datang kembali ke tempat pembuatan Batik tulis Mega Mendung
dengan sebelumnya membuat janji terlebih dahulu dengan Bapak Kama.
Sesampainya disana di halaman rumah produksi terlihat Bapak Kama sedang
membatik juga, beliau pun langsung menyudahi aktifitasnya, namun saya berkata,
Bapak lanjutkan saja dulu, tidak apa-apa kok. Saya pun langsung berinisiatif
mengabadikan gambar Bapak Kama yang sedang membatik.
Bagan 9. Terlihat Bapak Kama yang membatik juga di depan halaman rumah.
Setelah kurang lebih 30 menit akhirnya Bapak Kama mengajak saya
mengenalkan inovasi baru lainnya dari motif Batik Mega Mendung. Dengan
senang hati saya mulai mendokumentasikan inovasi –inovasi motif tersebut
dengan kamera ponsel saya. Diantaranya adalah, motif Mega Mendung Full, motif
Mega Mendung 3 Dimensi, motif Mega Mendung pinggiran, motif Mega
Mendung lembutan, motif Mega Mendung Full Merah, motif Mega Mendung
Sanglur dan motif Mega Mendung merak.
Bagan 10. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Full.
Bagan 11. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Tiga Dimensi Warna.
Bagan 12. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Pinggiran.
Bagan 13. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Lembutan.
Bagan 14. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Full Merah.
Bagan 15. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Sanglur.
Bagan 16. Contoh kain Batik tulis motif Mendung Mendung Ayam Merak.
Setelah memperkenalkan inovasi baru motif Mega Mendung, akhirnya kita
saling becerita satu sama lain dan terhanyut dalam obrolan. Baik dalam hal
penelitian yang sedang saya lakukan maupun dalam hal yang sifatnya pribadi.
Tidak terasa waktu menujukan pukul 3 sore saya akhirnya meminta izin untuk
menyudahi obrolan bersama Bapak Kama dan meminta izin untuk pamit, dan
tidak lupa saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada bapak kama
selaku ketua pengurus pengrajin Batik tulis Mega Mendung dan para pengrajin
Batik tulis motif Mega Mendung dipusat batik trusmi. Karena mereka semua,
skripsi saya berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan. Semoga
Bapak Kama dan para pengrajin Batik tulis Mega Mendung di pusat Batik Trusmi
selalu diberiakan kesehatan dan kesejahteraan, Amiin.
Download