BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung

advertisement
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.1.1
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan diantara
berbagai alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan.
Dalam suatu kesatuan, pengambilan keputusan merupakan hasil suatu
proses komunikasi dan partisipasi sebagai wujud untuk pencapaian tujuan yang
diharapkan. Sehingga pengambilan keputusan sangatlah penting sebagai dasar
untuk membangun rencana kedepan. (Turban dkk. 2005)
2.1.2
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems
(DSS) pada awalnya diciptakan oleh dua professor di MIT (Anthony Gorry dan
Michael S.Morton) pada tahun 70-an. Menurut mereka DSS harus diarahkan
untuk mendukung manajemen pada masalah-masalah yang semi-structured
(semiterstruktur), yaitu masalah yang memiliki informasi kurang lengkap
sehingga para manajer ragu dalam mengambil keputusan. DSS akan memberi
dukungan atau alternatif penyelesaian sehingga para manajer dapat menguji
alternatif ini untuk memilih mana yang terbaik. (Akid, 2009).
Hal yang sama juga di ungkapkan
Kusrini (2007), bahwa DSS
merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan
dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan
6
keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur,
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat.
2.1.3
Karateristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban dkk (2005), Karateristik dan kapabilitas system
pendukung keputusan adalah sebgai berikut:
a. Dukungan
untuk
pengambilan
keputusan,
terutama
pada
situasi
semiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia
dan informasi terkomputerisasi.
b. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai
manajer lini.
c. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur
sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat
organisasional yang berbeda atau bahakan dari organisasi lain.
d. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuaensial. Keputusan
dapat dibuat satu kali, beberapa kali atau berulang (dalam interval yang
sama).
e. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain,
pilihan, dan implementasi.
f. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7
g.
Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilankeputusan seharusnya reaktif,
dapat
menghadapi
perubahan
kondisi
secara
cepat
dan
dapat
mengadaptasikan DSS untuk memenuhi perubahan tersebut.
h. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna, kapabilitas grafis yang
sangatkuat dan antarmuka manusa-mesin interaktif dengan satu bahasa alami
dapat sangat meningkatkan kefektifan DSS
i. Peningkatan
terhadap
keefektifan
pengambilan
keputusan
(akurasi,
timeslines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan
keputusan).
j. kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
k. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri system
sederhana. System yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli
system informasi.
l. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisa situasi pengambilan
keputusan.
m. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe mulai dari
sistem informasi geografis (GIS) sampai system berorientasi objek.
n. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang
mengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi
keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
8
2.1.4
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Turban, dkk (2005) mengungkapkan tujuan dari system pendukung
keputusan yaitu:
a. Membantu manager dalam pengambilan keputusan atas masalah semi
terstruktur.
b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukanya dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
c. Meningkatkan efektifitas keputusan yang di ambil manajer lebih dari pada
perbaikan efisiensinya.
d. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan
untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
e. Peningkatan produktivitas.
Membangun satu
kelompok pengambilan
keputusan, terutama para pakar bisa sangat mahal.
f. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang
dibuat.
g. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan,
tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.
h. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
9
2.1.5
Langkah-langkah Pemodelan Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan DSS dilakukan langkah-
lankah (Kusrini 2007), yaitu sebgai berikut:
a. Studi Kelayakan (Intelegence)
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur,
pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah,
klasifikasi maslah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.
b. Perancangan (Design)
Pada tahapan ini akan di formulasikan model yang akan digunakan dan
kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, di cari alternatif model yang
bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah
memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian di tentukan variablevariabel model
c. Pemilihan (Choice)
Setelah pada tahap perancangan di tentukan berbagai alternative model
beserta variable-variabelnya. Pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan
modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan
analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti variable.
d. Membuat DSS
Setelah menentukan modelnya, berikutnya adalah mengimplementasikanya
dalam aplikasi DSS
10
2.2
Weight Product (WP)
Metode WP merupakan salah satu metode penyelesaian yang
ditawarkan
ntuk menyelesaikan masalah Multi Attribute Decision Making
(MADM). Metode WP mirip dengan Metode Weighted Sum (WS), hanya saja
metode WP terdapat perkalian dalam perhitungan matematikanya. Metode WP
juga disebut analisis berdimensi karena struktur matematikanya menghilangkan
satuan ukuran.. Metode WP adalah himpunan berhingga dari alternatif keputusan
yang dijelaskan dalam beberapa hal kriteria keputusan. Jadi metode ini tidak perlu
dinormalisasikan. (Kusumadewi, 2006).
Preferensi Ai diberikan pada Rumus 1 :
n
Si   xij
wj
j 1
, dengan i = 1,2,…,m
dimana Σwj = 1. wj adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan
bernilai negatif untuk atribut biaya.
Preferensi relatife dari setiap alternatif, diberikan pada Rumus 2 :
Preferensi relatife dari setiap alternatif, diberikan pada Rumus 2 :
n
VS =
 Si
j 1
; dengan i = 1,2, …, m.
11
Langkah – langkah menggunakan metode WP :
1) Mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai
pangkat positif untuk atribut manfaat dan bobot berfungsi sebagai pangkat
negatif pada atribut biaya,
2) Hasil perkalian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai pada setiap alternatif,
3) Mencari nilai alternatif dengan melakukan langkah yang sama seperti
langkah satu, hanya saja menggunakan nilai tertinggi untuk setiap atribut
tertinggi untuk setiap atribut manfaat dan terendah untuk atribut biaya,
4) Membagi nilai VS bagi setiap alternatif dengan dengan jumlah VS semua
alternatif yang menghasilkan R,
5) Ditemukan urutan alternatif terbaik yang akan menjadi keputusan.
2.3 Sekolah Standar Nasional / Kategori Mandiri (SSN/SKM)
Berdasarkan penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 11 ayat (2) bahwa
ciri Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional adalah sekolah yang
hampir atau sudah memenuhi standar nasional pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan terdiri ari delapan standar yaitu standar isi, standar,
kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Pengertian masing-masing standar ersebut adalah:
12
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap pengetahuan, dan keterampilan.
c. Standar
pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
d. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
denganperencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional
agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
13
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
2.4 Penelitian Terkait
Penelitian terkait yang pernah diteliti sebelumnya adalah penelitian yang
dilakukan oleh (Ningrum., 2012) tentang Sistem Pendukung Keputusan untuk
Merekomendasikan TV Layar Datar Menggunakan Metode Weighted Product
(WP), Penelitian ini membahas kriteria TV Layar datar yang akan di pilih oleh
konsumen. Banyak merek yang beredar di pasaran membuat konsumen menjadi
bingung dalam menentukan pilihan. Proses Perangkingan alternatif tipe TV
menggunakan metode WP. Kriteria perhitungan WP meliputi jenis teknologi,
merek, ukuran, resolusi, berat, serta harga. Hasil akhir sistem berupa tabel data
rekomendasi dengan lima alternatif tipe TV Layar Datar berdasarkan jenis
teknologi dan beberapa kriteria yang telah dipilih sebelumnya. Lima alternatif tipe
TV yang direkomendasikan diharapkan dapat menjadi saran yang dapat
dipertimbangkan oleh konsumen serta menjadi sarana informasi untuk
mendapatkan informasi mengenai TV.
Penelitian terkait lainya adalah penelitian yang di lakukan oleh (Seban,
2012) tentang Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Kantor Bank
14
Indonesia Gorontalo Menggunakan Metode Weighted Product. Penelitian ini
membahas tentang kriteria lahan yang akan digunakan menjadi lokasi Kantor
Bank Indonesia Gorontalo. Dimana kriteria yang di gunakan meliputi luas lahan,
harga pasar,aspek hokum, zona perkantoran, dampak bencana, contour tanah,
fasilitas, aksebilitas, planalogi kota, kondisi lingkungan. Proses perengkingan
alternatif menggunakan metode WP. Dengan adanya kriteria yang ada tersebut
diharapkan mampu pengambil kebijakan dalam penentuan Lokasi Kantor Bank
Indonesia Gorontalo yang reperesentatif.
Dari dua penelitian diatas, yakni yang dilakukan oleh (Ningrum 2012) dan
(Seban 2012) memiliki persamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Persamaan tersebut terletak pada metode yang digunakan dalam
perancangan SPK, yakni metode Weighted Product (WP). Sementara untuk
perbedaanya terletak pada kriteria yang digunakan dalam penentuan pengambilan
keputusan. Penelitian yang dilakukan penulis pada masing-masing kriteria
memiliki sub kriteria lagi. Sementara dua penelitian terkait tersebut diatas tidak
memiliki sub kriteria.
Download