analisis pengaruh pendekatan experiential

advertisement
ANALISIS PENGARUH PENDEKATAN EXPERIENTIAL
MARKETING YANG MENCIPTAKAN KEPUASAN KONSUMEN
PADA PENGGUNA BLACKBERRY SMARTPHONE
Bagus Aji Indrakusuma
Ismi Darmastuti, SE., M.Si.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the variable sense, feel, think, act, relate as
well as the interaction of consumer satisfaction are both users of BlackBerry
smartphones. Increased sales of BlackBerry smartphones are fantastic in Indonesia have not
been able to boost the position of BlackBerry smartphones in the first position, whereas the
data smartphone ownership is increasing in Indonesia every year, this is the essence of the
issues raised in this study. Therefore the problem in this study is: "Will users of BlackBerry
smartphones has been satisfied with the advantages and facilities provided by the BlackBerry
smartphone." Five independent variables that affect consumer satisfaction is a sense, feel,
think, act, relate is selected in this study. The purpose of this study is essentially to determine
the effect of the independent variable is the fifth approach towards customer satisfaction.
This research was conducted by distributing questionnaires to survey the 96
respondents, namely BlackBerry smartphone users who have used it at least for 3 months.
Respondents were obtained through purposive sampling technique, the respondents were
selected based on certain goals established researchers, the type used is judgment sampling.
The results of this study indicate that not all independent variables together in a
positive influence on customer satisfaction and also a positive influence on an individual
basis to the satisfaction of consumers. Where can feel (feelings) has a negative influence on
consumer satisfaction (Y) of -0.022, while this variable has the least influence on customer
satisfaction compared with other independent variables, and act (action) has a positive
influence on consumer satisfaction (Y) of 0.446. Once these variables have an influence on
the first or the most impact on customer satisfaction.
Keywords: sense (senses), feel (feeling), think (think), act (action), relate (linkage)
and consumer satisfaction
PENDAHULUAN
Konsep pemasaran yang memberikan pengalaman unik kepada pelanggan sudah
dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan
pengalaman yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen. Dengan demikian,
konsumen akan merasa terkesan dan pengalaman selama menikmati produk perusahaan ini
akan tertanam dalam benak mereka. Sehingga nantinya konsumen tidak hanya akan puas dan
loyal tapi juga menyebarkan informasi mengenai produk perusahaan secara word of mouth.
Experiential Marketing merupakan salah satu bentuk perkembangan pemasaran yang
diharapkan dapat menjembatani antara dunia akademis dan praktek. Inti dari experiential
marketing adalah untuk membangun hubungan yang langgeng dengan pelanggan. Hal ini
juga diperkuat pendapat (Schmitt, 1999 dalam Hermawan Kertajaya 2006) dimana
experiential marketing dapat dihadirkan melalui lima unsur yaitu sense, feel, think, act, dan
relate. Experiential Marketing sangat bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
BlackBerry merupakan salah satu produk smartphone yang peningkatan penjualannya
sangat fantastis di Indonesia. BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan
layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, dan berbagai kemampuan nirkabel
lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi
suatu kebutuhan untuk fashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh
perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi
melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan
dunia.
Dari hasil penelitian tentang penjualan produk BlackBerry smartphone di Indonesia,
menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun ke tahun semenjak BlackBerry masuk
ke Indonesia pada pertengahan Desember 2004 lalu. Namun dari jumlah penjualan yang luar
biasa itu ternyata belum mampu membuat konsumen BlackBerry smerasa puas. Hasil dari
surat pembaca di beberapa surat kabar menunjukan sebagai berikut:
Tabel Keluhan Konsumen Pada Produk BlackBerry Smartphone
NO.
1.
NAMA
Imanullah Farhan
KELUHAN
Sering
hilangnya
koneksi
SUMBER
internet suaramerdeka.com
secara tiba - tiba
2.
Ferry Tanu Putra
BlackBerry sering lemot
trikdantipsblackberry
.wordpress.com
3.
Kuswanto
Kecewa Pre-Order BlackBerry
4.
Djoko Oetomo
Kecewa pada layanan provider untuk www.maillangganan BlackBerry
5.
Mochamad Jefri
news.okezone.com
archive.com
Kecewa pada layanan provider untuk www1.kompas.com
langganan BlackBerry
6.
Dwi Marta Nurjaya
Kecewa pada layanan provider untuk www1.kompas.com
langganan BlackBerry
7.
Yazeruddin
Kecewa pada layanan provider untuk www1.kompas.com
langganan BlackBerry
Berdasarkan di atas dapat dilihat bahwa konsumen BlackBerry smartphone masih
banyak mengeluhkan produk BlackBerry. Kebanyakan konsumen mengeluhkan pada
produuk yang cepat panas, sering terjadi hang, mudah lemot, dan fasilitas langganan
BlackBerry yang sering tidak sesuai dengan harapan.
Hal ini sangat menarik karena ternyata konsep yang berkembang dengan cepat juga
harus menghadapi berbagai macam tantangan. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat isu
experiential marketing dengan studi kasus pada BlackBerry smartphone. Pengguna
BlackBerry menjadi objek penelitian, karena BlackBerry merupakan smartphone yang
menawarkan berbagai macam fasilitas dan kecanggihan teknologi dengan disertai nilai
tambah berupa layanan menjelajah dunia maya tanpa batas dengan kecepatan tinggi kepada
penggunanya. Sehingga pengguna bukan hanya dipuaskan oleh produk yang mereka
gunakan, tetapi dari pengalaman yang mereka dapatkan dari awal mereka menggunakan
BlackBerry smartphone.
TELAAH TEORI
Definisi Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya
(Kotler, 2005). Perbandingan antara harapan dan kinerja tersebut akan menghasilkan
perasaan senang atau kecewa di benak pelanggan. Apabila kinerja sesuai atau bahkan
melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa senang atau puas. Sebaliknya apabila kinerja
berada di bawah harapan, maka pelanggan akan merasa kecewa atau tidak puas. Kepuasan
konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa
setelah mereka memperoleh dan menggunakannya (Mowen, et al, 2002). Kepuasan
konsumen juga didefinisikan sebagai tahapan pelanggan, yaitu penilaian atas fitur-fitur suatu
produk atau jasa, bahkan produk atau jasa itu sendiri, yang memberikan tingkat kesenangan.
Konsumen memulai aktifitas dalam interaksi pasar berdasarkan pada kebutuhan dan
keinginan akan barang dan jasa, dan kebutuhan ini mendorong produsen yaitu perusahaan
untuk menyediakan barang dan jasa tersebut. Sejalan dengan munculnya kebutuhan dan
keinginan, maka dalam diri pelanggan juga muncul harapan-harapan mengenai barang dan
jasa yang nantinya akan dia terima dari produsen. Tujuan perusahaan dalah memberi
kepuasan pada konsumen melalui produk yang ditawarkan, produk yang memiliki nilai lebih
akan memberi kepuasan lebih juga bagi konsumen. Nilai produk dapat dipenuhi melalui
peningkatan kegunaan produk. Hal inilah yang menjadi dasar bagi suatu produsen atau
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen akan barang dan jasa
sehingga tercapai kepuasan konsumen.
Definisi Experiential Marketing
Experiential marketing merupakan pendekatan pemasaran yang melibatkan emosi dan
perasaan konsumen dengan menciptakan pengalaman-pengalaman positif yang tidak
terlupakan sehingga konsumen mengkonsumsi dan fanatik terhadap produk tertentu (Schmitt,
1999 dalam Sudarmadi dan Dyah Hasto Palupi, 2001).
Pada saat tahapan pelanggan mengkonsumsi produk, tedapat interaksi antara
pelanggan dengan pemasar. Keterlibatan pelanggan pada tahap ini mencakup lima hal yang di
sebut Schmitt (1999) sebagai Strategic Experiential Modules (SEMs), yaitu merupakan
modul yang dapat digunakan untuk menciptakan berbagai jenis pengalaman bagi konsumen
sense (panca indera), feel (perasaan), think (pikiran), act (kebiasaan), relate (pertalian).
Definisi Sense
Sense marketing merupakan salah satu untuk menyentuh emosi konsumen melalui
pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indra (mata, telinga, lidah, kulit,
dan hidung) yang mereka miliki melalui produk dan service (Kertajaya, 2005 dalam Amir
Hamzah, 2007). Pada dasarnya sense marketing yang diciptakan oleh produsen dapat
berpengaruh positif maupun negatif terhadap kepuasaan. Munkin saja suatu produk dan jasa
yang ditawarkan oleh produsen tidak sesuai dengan selera konsumen atau mungkin juga
konsumen menjadi sangat puas, dan akhirnya harga yang ditawarkan oleh produsen tidak
menjadi masalah bagi konsumen.
Dalam sense marketing terdapat tiga kunci strategi yang dapat digunakan untuk
menstimulasi sense marketing, yaitu:
a. Sense as Differentiator
Pengalaman yang diperoleh dari sense (panca indra) mungkin melekat pada konsumen
karena tampil dengan cara yang unik dan spesial. Cara yang dilakukan untuk menarik
konsumen melebihi batas normal sehingga produk dan jasa tersebut sudah memiliki cara
khusus yang sudah ada di benak konsumen.
b. Sense as Motivator
Sense yang dapat memotivasi konsumen dengan tidak terlalu memaksa konsumen
tetapi juga jangan terlalu acuh terhadap keinginan konsumen.
c. Sense as Value provider
Sense sebagai nilai tambah dapat memberikan nilai unik kepada konsumen, sense
dipengaruhi oleh panca indra melalui panca indra konsumen dapat menentukan nilai suatu
produk.
Definisi Feel
Feel Marketing ditunjukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan
mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi
yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). Feel
adalah suatu perhatian-perhatian kecil yang ditunjukkan kepada konsumen dengan tujuan
untuk menyentuh emosi pelanggan secara luar biasa (Kertajaya, 2004).
Affective experience adalah tingkat pengalaman yang merupakan perasaan yang
bervariasi dalam intensitas, mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan mood yang
negatif sampai emosi yang kuat. Jika pemasar bermaksud untuk menggunakan affective
experience sebagai bagian dari strategi pemasaran, maka ada dua hal yang harus diperhatikan
dan dipahami, yaitu :
1. Suasana hati (moods), Moods merupakan affective yang tidak spesifik. Suasana hati
dapat dibangkitkan dengan cara memberikan stimuli yang spesifik (Schmitt, 1999).
Suasana hati merupakan keadaan afektif yang positif atau negatif. Suasana hati
seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap apa yang diingat konsumen dan
merek apa yang mereka pilih.
2. Emosi (emotion), lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan pernyataan
afektif dari stimulus yang spesifik, misalnya marah, irihati, dan cinta. Emosi-emosi
tersebut selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang (orang, peristiwa, perusahaan,
produk, atau komunikasi).
Definisi Think
Think marketing merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan
kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif (Schmitt dalam
Amir Hamzah, 2007). Think marketing adalah salah satu cara yang dilakukan oleh
perusahaan untuk membawa komoditi menjadi pengalaman (experience) dengan melakukan
customization secara terus-menerus (Kertajaya, 2004).
Tujuan dari think marketing adalah untuk mempengaruhi pelanggan agar terlibat dalam
pemikiran yang kreatif dan dapat menciptakan kesadaran melalui proses berfikir yang
berdampak pada evaluasi ulang terhadap perusahaan, produk dan jasanya.
Definisi Act
Act Marketing adalah salah satu cara untuk membentuk persepsi pelanggan terhadap
produk dan jasa yang bersangkutan (Kertajaya, 2004). Act marketing didesain untuk
menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan Physical body, lifestyle, dan
interaksi dengan orang lain. Act marketing ini memberikan pengaruh positif terhadap
kepuasaan konsumen. Ketika act marketing mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup
pelanggan maka akan berdampak positif terhadap kepuasan konsumen karena pelanggan
merasa bahwa produk atau jasa tersebut sudah sesuai dengan gaya hidupnya.
Definisi Relate
Relate marketing adalah salah satu cara membentuk atau menciptakan komunitas
pelanggan dengan komunikasi (Kertajaya, 2004). Relate marketing menggabungkan aspek
sense, feel, think, dan act dengan maksud untuk mengkaitkan individu dengan apa yang diluar
dirinya dan mengimplementasikan hubungan antara other people dan other social group
sehingga mereka bisa merasa bangga dan diterima di komunitasnya. Relate marketing dapat
memberikan pengaruh yang positif atau negatif terhadap kepuasan konsumen. Ketika relate
marketing mampu membuat konsumen masuk dalam komunitas serta merasa bangga dan
diterima maka akan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen tetapi ketika
relate marketing tidak berhasil meningkatkan individu dengan apa yang ada di luar dirinya
maka konsumen tersebut tidak akan mungkin puas dan memberikan dampak yang negatif.
Kerangka Pemikiran
sense (panca indra)
X1
feel (perasaan)
X2
think (berfikir)
X3
act (tindakan)
X4
relate (pertalian)
X5
Sumber : Penelitian yang dikembangkan, 2011
Kepuasan Konsumen
(Y)
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Berdasarkan uraian permasalahan yang telah di
bahas sebelumnya, dalam mengukur kepuasan konsumen dengan metode experiential
marketing, maka variabel-variabel yang diteliti adalah :
a. Variabel Independen (X) :
X1 = sense (panca indra)
X2 = feel (perasaan)
X3 = think (berfikir)
X4 = act (tindakan)
X5 = relate (pertalian)
b. Variabel Dependen (Y)
:
Kepuasan Konsumen
Definisi Operasional Variabel
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang
pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari :
1. sense (panca indra)
Sense merupakan tipe experience yang muncul untuk menciptakan pengalaman panca
indra melalui mata, mulut, kulit, lidah, hidung (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007).
2. feel (perasaan)
Feel merupakan tipe experience yang muncul untuk menyentuh perasaan terdalam dan
emosi konsumen dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman efektif (Schmitt dalam
Amir Hamzah, 2007).
3. think (berfikir)
Think merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan
masalah yang mengajak konsumen untuk berpikir kreatif (Schmitt dalam Amir Hamzah,
2007).
4. act (tindakan)
Act merupakan tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup
dan interaksi dengan konsumen (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007).
5. relate (pertalian)
Relate merupakan tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dan
menggabungkan seluruh aspek sense, feel, think, act serta menitikberatkan pada
penciptaan persepsi positif di mata konsumen (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007).
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Ferdinand,
2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.
Yang dijadikan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen
(Y).
Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya
(Kotler, 2005).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen BlackBerry smartphone dan jumlah
dari populasinya ini tidak diketahui. Karena terbatasan waktu penelitian maka penelitian
dilakukan secara sampling. Metode non probability sampling digunakan untuk pengambilan
sampel karena tidak diketahui seberapa besar populasi dan setiap elemen dari populasi tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Jenis non probability sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dimana peneliti memilih sampel secara subyektif.
Pemilihan sampel ini dilakukan karena informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan dari satu
kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi dan memenuhi kriteria yang
dibutuhkan. Dalam purposive sampling digunakan judgement sampling, yaitu sampel dipilih
dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian
(Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah para pengguna
BlackBerry smartphone yang telah menggunakan BlackBerry minimal selama tiga bulan
karena mereka dianggap memiliki informasi yang baik dan benar tentang smartphone yang
mereka gunakan tersebut.
Jenis dan Sumber Data
Data primer dalam hal ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada konsumen,
data primer dalam hal ini adalah identitas responden (usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pengeluaran) dan data pendapat responden tentang fasilitas, yang dalam penelitian
ini meliputi sense, feel, think, act, dan relate dan data tentang kepuasan konsumen. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah selain literatur dari majalah SWA 21/XXVI/4-13
Oktober 2010 juga digunakan data yang bersumber dari internet yang relevan dengan
penelitian ini seperti : www.detikinet.com, id.wikipedia.org, id.blackberry.com, dan
www.teknojurnal.com.
Metode Analisis
1. Uji Kelayakan Kuesioner
1.1 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel. Kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
1.2 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Masing-masing indikator dinyatakan valid jika
korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang
signifikan yaitu kurang dari 0,05 (Ghozali, 2006).
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda yaitu suatu metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pada variabel yang lain. Terdapat satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen (Santoso dan Tjiptono, 2004). Formula
untuk regresi berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Dimana :
Y
= Kepuasan Konsumen
b1 – b5 = Koefisien regresi yang hendak ditafsirkan
X1
= Variabel sense (panca indra)
X2
= Variabel feel (perasaan)
X3
= Variabel think (berfikir)
X4
= Variabel act (tindakan)
X5
= Variabel relate (pertalian)
3. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah :
Ho :
Variabel-variabel bebas yaitu sense (panca indera), feel (perasaan), think
(pikiran), act (kebiasaan), relate (pertalian) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan
konsumen.
Ha :
Variabel-variabel bebas yaitu sense (panca indera), feel (perasaan), think
(pikiran), act (kebiasaan), relate (pertalian) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan
konsumen.
Pengujian ini dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) :
Jika harga Fhitung > Ftabel, Ho ditolak
Artinya ada pengaruh yang signifikan anatar variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5)
terhadap variabel terikat (Y).
Jika harga Fhitung < Ftabel, Ho diterima
Artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas (X1, X2, X3, X4,
X5) terhadap variabel terikat (Y).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Responden
1.1 Responden Menurut Jenis Kelamin
Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin
Keterangan
Jumlah
Pria
42
Wanita
54
Jumlah Total
96
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Presentase
43,75%
56,25%
100%
1.2 Responden Menurut Umur
Deskripsi Responden Menurut Umur
Usia
Jumlah
< 20 thn
36
20 – 24 th
55
> 25 th
5
Jumlah Total
96
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Presentase
37,50%
57,30%
5,20%
100%
1.3 Responden Menurut Pendidikan
Deskripsi Responden Menurut Pendidikan
Tingkat
Jumlah
Pendidikan
SD
1
SMA
66
Perguruan Tinggi
28
Lainnya
1
Jumlah Total
96
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Presentase
1,04%
68,75%
29,17%
1,04%
100%
1.4 Responden Menurut Pekerjaan
Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan
Jumlah
Pelajar
2
Mahasiswa
89
Wiraswasta
1
Lainnya
4
Jumlah Total
96
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Presentase
2,08%
92,70%
1,04%
4,17%
100%
1.5 Responden Menurut Pengeluaran Per Bulan
Deskripsi Responden Menurut Pengeluaran Per Bulan
Besarnya Pengeluaran/bln
Jumlah
Rp 100.000 – Rp 500.000
25
Rp 500.001 - Rp 1.000.000
41
Rp 1.000.001 - Rp 5.000.000
27
> Rp 5.000.000
3
Jumlah Total
96
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Presentase
26,04%
42,70%
28,12%
3,12%
100%
2. Uji Instrumen Pengumpulan Data
2.1 Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach Alpha
Standar α
Keterangan
sense (panca indra) (X1)
0,793
0,600
Reliabel
feel (perasaan) (X2)
0,758
0,600
Reliabel
think (berfikir) (X3)
0,623
0,600
Reliabel
act (tindakan) (X4)
0,730
0,600
Reliabel
relate (pertalian) (X5)
0,672
0,600
Reliabel
Kepuasan Konsumen (Y)
0,813
0,600
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa semua variabel
mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,6 sehingga dapat dikatakan
semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Dengan
demikian item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai
alat ukur.
2.2 Uji Validitas
Hasil Uji Validitas
Variabel /Item
r hitung
r tabel
Signifikasi
Keterangan
sense (panca indra) (X1)
Indikator Q1
0,761
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q2
0,889
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q3
0,868
0,2039
0,000
Valid
feel (perasaan) (X2)
Indikator Q4
0,794
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q5
0,777
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q6
0,890
0,2039
0,000
Valid
think (berfikir) (X3)
Indikator Q7
0,812
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q8
0,682
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q9
0,766
0,2039
0,000
Valid
act (tindakan) (X4)
Indikator Q10
0,809
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q11
0,791
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q12
0,820
0,2039
0,000
Valid
relate (pertalian) (X5)
Indikator Q13
0,830
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q14
0,712
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q15
0,797
0,2039
0,000
Valid
Kepuasan Konsumen (Y)
Indikator Q16
0,691
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q17
0,778
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q18
0,737
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q19
0,786
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q20
0,717
0,2039
0,000
Valid
Indikator Q21
0,632
0,2039
0,000
Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai r
hitung lebih besar dari r tabel, sehingga semua indikator yang digunakan tersebut adalah
valid.
2.3 Deskripsi Keputusan Pembelian Responden
Nilai indeks diperoleh dari rumus berikut ini (Ferdinand, 2006) :
Nilai Indeks = [(% F1x1) + (% F2x2) + (% F3x3) + (% F4x4) + (% F5x5) +
(% F6x6) + (% F7x7) + (% F8x8) + (% F9x9) +
(% F10x10)] / 10
Dimana :
F1: adalah frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam kuesioner.
F2: adalah frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam kuesioner.
Dan seterusnya F10 untuk yang menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar
pertanyaan.
Angka jawaban responden tidak dimulai dari nol, tetapi dimulai dari angka 1 untuk
minimal dan maksimal adalah 10. Maka angka indeks yang dihasilkan bermula dari angka 10
hingga 100 dengan rentang sebesar 90, tanpa angka 0. Dengan menggunakan kriteria tiga
kotak (Three-box Method), maka rentang sebesar 90 dibagi tiga dan akan menghasilkan
rentang sebesar 30 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks. Rentang
tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi responden terhadap
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006), yaitu sebagai
berikut :
10.00 – 40
= Rendah
40.01 – 70
= Sedang
70.01 – 100
= Tinggi
Indeks keputusan pembelian dari 100 orang responden dapat dihitung sebagai berikut:
1.
Variabel 1 : sense (panca indra)
Frekuensi Jawaban Variabel sense (panca indra)
Indikator
1
0
1
2
2
1
3
1
3
4
1
3
Skor
5
6
19 16
11 11
15 10
4
3
3
4
7
23
24
29
Desain dan Model (Q1)
Kualitas (Q2)
Persepsi Produk (Q3)
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
2.
8
20
24
15
9
7
12
14
10
3
6
3
Jumlah
Indeks
Kategori
631
671
643
1945
63,10
67,10
64,30
64,83
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Variabel 2 : feel (perasaan)
Frekuensi Jawaban Variabel feel (perasaan)
Indikator
1
2
0
1
2
2
2
2
3
4
4
5
4
5
7
7
Skor
5
6
21 17
13 8
20 17
Kebanggaan (Q1)
Kepuasaan (Q2)
Kesenangan (Q3)
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
3.
7
26
31
18
8
14
17
18
9
4
12
6
10
1
2
2
Jumlah
Indeks
Kategori
585
638
594
1817
58,50
63,80
59,40
60,57
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Variabel 3 : think (berfikir)
Frekuensi Jawaban Variabel think (berfikir)
Indikator
1
0
0
2
2
4
1
2
3
3
0
13
4
3
2
10
Skor
5
6
12 9
9
7
21 16
Harga yang Sesuai (Q1)
Efektif dan Efisien (Q2)
Harga Jual Kembali (Q3)
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
4.
7
22
28
22
8
27
26
8
9
12
14
0
10
4
9
2
Jumlah
Indeks
Kategori
661
717
524
1902
66,10
71,70
52,40
63,4
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Variabel 4 : act (tindakan)
Frekuensi Jawaban Variabel act (tindakan)
Indikator
1
0
0
2
2
1
1
2
3
0
2
0
4
1
2
1
Skor
5
6
9
9
9
6
18 21
Kemudahan (Q1)
Inovatif (Q2)
Gaya Hidup (Q3)
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
7
17
29
23
8
31
25
17
9
19
18
10
10
9
4
2
Jumlah
Indeks
Kategori
733
702
633
2068
73,30
70,20
63,30
68,93
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
5.
Variabel 5 : relate (pertalian)
Frekuensi Jawaban Variabel relate (pertalian)
Indikator
1
1
0
8
2
3
2
4
3
2
2
1
Skor
5
6
15 11
11 11
16 26
4
4
4
1
7
19
14
16
Image Produk (Q1)
Komunitas Produk (Q2)
Networking (Q3)
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
6.
8
25
22
11
9
14
19
9
10
2
11
4
Jumlah
Indeks
Kategori
649
702
580
1931
64,90
70,20
58,00
64,37
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Kepuasan Konsumen
Frekuensi Jawaban Variabel Kepuasan Konsumen
Indikator
1
0
1
2
0
4
3
2
1
4
2
1
Skor
5
6
9 11
8
9
7
34
30
8
23
26
9
11
9
10
4
7
15
28
17
4
13
17
19
9
22
9
24
kepuasan keseluruhan (Q1)
konfirmasi harapan (Q2)
Tingkat kepuasan yang
dialami oleh konsumen
1 2 4 8 14
selama menggunakan produk
(Q3)
6 3 4 1 17
minat pembelian ulang (Q4)
kesediaan untuk
2 2 1 5 11
merekomendasi (Q5)
ketidakpuasan konsumen
2 0 3 6 29
(Q6)
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Jumlah
Indeks
Kategori
686
679
68,60
67,90
Sedang
Sedang
3
607
60,70
Sedang
8
8
614
61,40
Sedang
28
9
7
667
66,70
Sedang
9
4
10
610
61,00
Sedang
3863
64,38
Sedang
3. Uji Asumsi Klasik
3.1 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
1
VIF
(Constant)
sense
.452
2.213
feel
.538
1.859
Think
.431
2.321
Act
.471
2.125
Relate
.611
1.638
a Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.8 diketahui bahwa seluruh
variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data bebas dari masalah multikolinearitas.
3.2 Uji Heteroskedastisitas
Grafik Scatterplot
Scatterplot
Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada grafik Scatterplot tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu y, hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Park
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
t
Sig.
Beta
-.831
1.536
-.541
.590
.045
.249
.028
.182
.856
feel
-.297
.236
-.176
-1.258
.211
Think
sense
-.386
.292
-.207
-1.320
.190
Act
.320
.284
.169
1.127
.263
Relate
.102
.205
.065
.497
.620
a Dependent Variable: Ln_1
Berdasarkan hasil Uji Park yang ditampilkan dalam tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa
koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan (0,856, 0,211,
0,190, 0,263 dan 0,620 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat
Heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatterplots.
3.3 Uji Normalitas
Grafik Histogram dan Normal Probability Plot
Histogram
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
1.0
20
Expected Cum Prob
0.8
Frequency
15
10
0.6
0.4
5
0.2
Mean = 1.61E-15
Std. Dev. = 0.973
N = 96
0
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Residual
Sumber : data primer yang diolah (2011)
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of regresison
standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
96
Normal Parameters(a,b)
Most
Extreme
Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation
.84381437
Absolute
.089
Positive
.089
Negative
-.062
Kolmogorov-Smirnov Z
.875
Asymp. Sig. (2-tailed)
.428
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang ditampilkan dalam Tabel 4.10
diatas, terlihat bahwa tingkat signifikansi berada pada 0,428. Dikarenakan nilai tersebut
(0,428) > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan maka dapat disimpulkan bahwa data
residual terdistribusi secara normal. Hal ini konsisten dengan hasil uji grafik normal
probability plot dan grafik histogram.
4. Uji Goodness of Fit
4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary(b)
Model
1
R
.792(a)
R Square
.627
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.606
a Predictors: (Constant), Relate, sense, feel, Act, Think
b Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : data primer yang diolah (2011)
.86694
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa nilai adjust R square sebesar
0,606. Hal ini menunjukan bahwa 60,6% variabel dependen yaitu kepuasan konsumen (Y)
dijelaskan oleh lima variabel independen yaitu sense (panca indra) (X1), feel (perasaan) (X2),
think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate (pertalian) (X5). Sedangkan sisanya 39,4%
(100% - 60,6% = 39,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
4.2 Uji F
Uji F
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares
1
Regression
Mean Square
113.566
5
22.713
67.642
90
.752
181.208
95
Residual
Total
Df
F
Sig.
30.221
.000(a)
a Predictors: (Constant), Relate, sense, feel, Act, Think
b Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan ‫ܨ‬௛௜௧௨௡௚ sebesar 30.221 dengan tingkat
signifikansi 0,00. Karena
‫ܨ‬௛௜௧௨௡௚ >
‫ܨ‬௧௔௕௘௟ yaitu lebih besar dari 2,040 dan tingkat
signifikansi 0,00 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan
konsumen (Y) atau dikatakan bahwa variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 secara bersama-sama
berpengaruh secara nyata terhadap variabel Y. Dengan kata lain, persamaan model regresi
dari tabel 4.13 signifikan.
4.3 Uji t
Uji t
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
.280
.535
.524
.602
sense
.082
.087
.091
.952
.344
.452
2.213
-.021
.082
-.022
-.251
.802
.538
1.859
Think
.229
.102
.221
2.250
.027
.431
2.321
Act
.471
.099
.446
4.754
.000
.471
2.125
Relate
.165
.071
.191
2.318
.023
.611
1.638
feel
Sumber : data primer yang diolah (2011)
Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut :
1. Nilai absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel sense (panca indra) (X1) adalah sebesar 0,952 dengan
tingkat signifikansi 0,0. Karena 0,952 < 1,9864 dan 0,344 > 0,05 maka ‫ܪ‬଴ diterima dan
‫ܪ‬ଵ ditolak.
2. Nilai absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel feel (perasaan) (X2) adalah sebesar -0,251 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena -0,251 < 1,9864 dan 0,802 > 0,05 maka ‫ܪ‬଴ diterima
dan ‫ܪ‬ଵ ditolak.
3. Nilai absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel think (berfikir) (X3) adalah sebesar 2,250 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,250 > 1,9864 dan 0,027 < 0,05 maka ‫ܪ‬଴ ditolak dan
‫ܪ‬ଵ diterima.
4. Nilai absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel act (tindakan) (X4) adalah sebesar 4,754 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena 4,754 > 1,9864 dan 0,000 < 0,05 maka ‫ܪ‬଴ ditolak dan
‫ܪ‬ଵ diterima.
5. Nilai absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel relate (pertalian) (X5) adalah sebesar 2,318 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,318 > 1,9864 dan 0,023 < 0,05 maka ‫ܪ‬଴ ditolak dan
‫ܪ‬ଵ diterima.
5. Interpretasi (Pembahasan)
Hasil dari uji statistik t, analisis angka indeks, dan uji analisis linear berganda
menghasilkan bahwa dari lima variabel independen dalam model penelitian ini, yaitu sense
(panca indra) (X1), feel (perasaan) (X2), think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate
(pertalian) (X5), tidak semua berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen
kepuasan konsumen (Y).
Dimana variabel sense (panca indra) (X1) mempunyai pengaruh positif namun tidak
signifikan atau dengan kata lain mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kepuasan
konsumen (Y). Sedangkan dari hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa sense (panca
indra) pada produk BlackBerry smartphone mempunyai kategori yang sedang. kemudian dari
pertanyaan terbuka dapat dilihat bahwa produk BlackBerry smartphone sudah merupakan
smartphone yang bagus namun modelnya masi terlalu biasa, kemudian kurangnya beberapa
program tambahan seperti radio, dan masih memiliki kelemahan pada batrai yang cepat
panas, track pad yang rawan rusak, dan sering mengalami hang.
Sedangkan variabel feel (perasaan) (X2) berpengaruh negatif terhadap kepuaasan
konsumen dengan kata lain tidak mempengaruhi dependen. kemudian dari hasil analisis
angka indeks dapat dilihat bahwa feel (perasaan) pada produk BlackBerry smartphone
mempunyai kategori yang sedang. Sedangkan dari pertanyaan terbuka dapat dilihat bahwa
produk BlackBerry smartphone belum mebuat konsumen bangga dalam menggunakannya
dikarenakan masih ada produk lain yang di anggap lebih wah dari konsumen, dan masih
seringnya error sehingga membuat lemot pengoperasiannya.
Untuk variabel think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate (pertalian) (X5)
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan dari
hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan
relate (pertalian) (X5) pada produk BlackBerry smartphone mempunyai kategori yang
sedang. Dimana act (tindakan) mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kepuasan
konsumen karena kemudahan dalam penggunaan produk BlackBerry smartphone, kemudian
think (berfikir) karena efektif dan efisien dalam penggunaan produk BlackBerry smartphone,
dan kemudian relate (pertalian) karena BlackBerry smartphone mempunyai image produk
yang eksklusif.
Sedangkan dari hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa think (berfikir) produk
BlackBerry smartphone mempunyai harga yang sudah sesuai dengan fasilitas yang diberikan,
mudah di opersaikan sehingga membantu mobilitas sehari-hari, namun harga jualnya yang
tidak terlalu tinggi dikarenakan mempunyai nomor ID yang menjadi identitas pemilik
sebelumnya. Kemudian act (tindakan) produk BlackBerry smartphone mudah dalam
pengoperasiannya dan dapat terhubung dengan internet kapan saja dimana saja, kemudian
merupakan produk yang inovatif dengan memiliki messenger pribadai antar sesame pengguna
BlackBerry smartphone yang diikuti oleh produk lain, dan produk sudah sesuai dengan gaya
hidup karena rata-rata pengguna merupakan pelajar dan mahasiswa. Dan relate (pertalian)
produk BlackBerry smartphone secara ekslusif sudah mendapat tempat di hati konsumen tapi
secara professional masih belum Karen masih seringnya hang, kemudian baterai yang cepat
panas sehingga mengganggu penggunaannya, dan kurang diketahuinya komunitas-komunitas
BlackBerry smartphone.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Simpulan
1. Hipotesis pertama (H1) variabel sense (panca indra) memiliki koefisien regresi sebesar
0,091 dengan tingkat signifikansi yang lebih besar dari α (0,05) yaitu 0,344. Nilai
absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel sense (panca indra) adalah sebesar 0,952 dengan tingkat
signifikansi 0,0. Karena 0,952 < 1,9864 dan 0,344 > 0,05 maka ‫ܪ‬଴ diterima dan ‫ܪ‬ଵ
ditolak.
2. Hipotesis kedua (H2) variabel feel (perasaan) memiliki koefisien regresi sebesar 0,022 dengan tingkat signifikansi yang lebih besar dari α (0,05) yaitu 0,802. Nilai
absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel feel (perasaan) adalah sebesar -0,251 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena -0,251 < 1,9864 dan 0,802 > 0,05 maka ‫ܪ‬଴ diterima dan
‫ܪ‬ଵ ditolak.
3. Hipotesis ketiga (H3) variabel think (berfikir) memiliki koefisien regresi sebesar 0,221
dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,027. Nilai absolut
‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel think (berfikir) adalah sebesar 2,250 dengan tingkat signifikansi
0,000. Karena 2,250 > 1,9864 dan 0,027 < 0,05 maka ‫ܪ‬଴ ditolak dan ‫ܪ‬ଵ diterima.
4. Hipotesis keempat (H4) variabel act (tindakan) memiliki koefisien regresi sebesar
0,446 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,000. Nilai
absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel act (tindakan) (X4) adalah sebesar 4,754 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena 4,754 > 1,9864 dan 0,000 < 0,05 maka ‫ܪ‬଴ ditolak dan ‫ܪ‬ଵ
diterima.
5. Hipotesis kelima (H5) variabel relate (pertalian) memiliki koefisien regresi sebesar
0,191 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,023. Nilai
absolut ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ pada variabel relate (pertalian) (X5) adalah sebesar 2,318 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,318 > 1,9864 dan 0,023 < 0,05 maka ‫ܪ‬଴ ditolak
dan ‫ܪ‬ଵ diterima.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada kajian lima variabel bebas yaitu sense (panca
indra), feel (perasaan), think (berfikir), act (tindakan), relate (pertalian) sehingga hanya
mampu menjelaskan 60,6% atas variabel kepuasan konsumen, sedangkan 39,4% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya.
Penambahan variabel baru atau indikator baru perlu dilakukan dalam penelitian yang
akan datang agar dapat menghasilkan sebuah gambaran yang lebih luas mengenai masalah
dalam penelitian ini sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.
Saran
Implikasi Kebijakan
1.
Variabel act (tindakan) merupakan variabel yang paling mempengaruhi kepuasan
konsumen, namun penilaian responden terhadap produk BlackBerry smartphone untuk
variabel ini adalah sedang, maka dapat dikatakan bahwa masih perlu dibenahinya dari
segi kemudahan dengan lebih menambah kecepatan koneksi internet agar lebih cepat
menerima atau mencari informasi yang berkembang pesat saat ini, dari segi inovatif
harus selalu mengupdate dan menginovasi teknologi serta aplikasi-aplikasi yang saat ini
sudah banyak di tiru produk lain sejenis seperti aplikasi messenger supaya konsumen
lebih merasa puas, dan dari segi penyesuaian gaya hidup bisa dengan menciptakan
produk yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tiap penggunanya memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda seperti pelajar, pengusaha, eksekutif.
2.
Variabel think (berfikir) berpengaruh kedua terhadap kepuasan konsumen, oleh karena
penilaian responden terhadap produk BlackBerry smartphone untuk variabel ini adalah
sedang, maka dapat dikatakan bahwa masih perlu dibenahinya dari segi harga yang
sesuai dengan terus meningkatkan kualitas produk supaya konsumen dengan membayar
mahal produk tersebut namun tetap mendapatkan kualitas yang sepadan, dari segi efektif
dan efisien karena kebanyakan responden pengguna produk ini adalah pelajar dan
mahasiswa mungkin dengan menambah aplikasi pendidikan seperti kamus dan translator
supaya lebih membantu dalam mobilitas sehari-hari konsumennya, dan dari segi harga
jual kembali produk tersebut harus diperhatikan karena tidak terlalu tinggi mungkin
dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki produk tersebut seperti mudah
panas, lemot, dan boros baterai supaya konsumen tetap mencari produk tersebut
meskipun menjadi tangan kedua.
3.
Variabel relate (pertalian) berpengaruh ketiga terhadap kepuasan konsumen, sama
halnya penilaian responden terhadap produk BlackBerry smartphone untuk variabel ini
adalah sedang, maka dapat dikatakan bahwa masih perlu dibenahinya dari segi image
produk dengan memasang iklan dengan memakai bintang iklan para intelektual supaya
menanamkan selain eksklusif produk tersebut juga digunakan kalangan profesional, dari
segi komunitas produk ditambahnya kerjasama dengan komunitas-komunitas anak muda
selaku pengguna terbesar produk ini, dan dari segi networking produk hendaknya
bekerjasama dengan distributor lokal saja supaya pajak tidak terlalu tinggi yang
mempengaruhi harga produk nantinya.
Saran Penelitian yang Akan Datang
1.
Menggunakan variabel lain di luar sense (panca indra), feel (perasaan), think (berfikir),
act (tindakan), relate (pertalian) agar mengetahui variabel lain yang mempengaruhi
kepuasan dari konsumen.
2.
Mencoba untuk mencari data mengenai obyek secara lebih lengkap agar bisa lebih
mendukung proses penelitian.
3.
Menggunakan metode analisis yang bisa mengetahui seberapa besar pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen.
REFERENSI (DAFTAR PUSTAKA)
Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN. Jakarta.
Andreani, Fransisca. 2007. Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran).
Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. II, No. 1, hal 1-8.
Baskara, Adhi Hendra. 2006. Tahap yang Dilalui Pelanggan pada Experiential
Marketing. Jurnal Manajemen Prasetya Mulya volume II No 1 Mei 2006 hal 35-52.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metodelogi Penelitian Manajemen. Edisi Kedua. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. BP.
UNDIP. Semarang
Hamzah, Amir. 2007. Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding, dan Brand
Trust Terhadap Loyalitas Merek Mentari. Usahawan No 06 tahun XXVI Juni
2007 hal 22-28.
Kertajaya, Hermawan. 2004. Marketing In Venus. Jakarta : Gramedia
Kertajaya, Hermawan. 2005. Empathy Has Significant Contribution In Service Studi
Kasus pada Spa Martha Tilaar. Jurnal Martha Tilaar Group. h. 27-28
Kertajaya, Hermawan. 2006. Hermawan Kertajaya On Marketing. PT Gramedia. Jakarta.
Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran. Vol. 1 Edisi 7. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol Jilid I. Terjemahan Hendra Teguh. Prenhallindo. Jakarta
Kotler, Philip, Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta: INDEKS
Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip, Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid II. Jakarta: INDEKS
Kelompok Gramedia.
Kristina Ati Fedikara. 2005. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap
Loyalitas Konsumen. SKRIPSI.
Mowen, John C, Michael Minor, Dwi Kartini Yahya. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Rahmawati. 2003. Pengaruh Sense dan Feel dari Experiential Marketing pada
Konsumen Soto Gebrak. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 3 No 2 Agustus. h. 109121
Rini, Endang Sulistya. 2009. Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan Experiential
Marketing. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol II, No 1, h. 15-20.
Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Swastha, Basu DH dan Hani Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku
Konsumen. BPFE. Yogyakarta.
Schmitt, Bernd. 1999. Experiential Marketing. New York : The Free Press
Sudarmadi dan Palupi, Dyah Hasto. 2001. Mengikat Konsumen Dengan EXEM. SWA
24/XVII22/ Nov-2 Des. h. 26-32
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta
Sugiyono. 2004. Metodelogi Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung
Surianto, Moh. Agung dan Nurul Aisyah. 2009. Pengaruh Penerapan Experiential
Marketing Strategic Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Logos. Vol. VI, No.
2, hal 129-150
Tjiptono, Fandy. 1999. Manajemen Jasa, Andy Offset, Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI
Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Bayumedia
Publishing. Malang.
http://bosspulsa.com/android-bakal-salip-blackberry-di-indonesia/. Android Bakal Salip
BlackBerry Di Indonesia. Diakses tanggal 11 April 2011 pukul 11:16 WIB.
http://forumblackberry.blogspot.com/2009/12/blackberry-appworld-tersedia-di.html.
Blackberry AppWorld Tersedia di Indonesia. Diakses tanggal 13 Juni 2011
pukul 16:30 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry. BlackBerry. Diakses tanggal 13 Juni 2011 pukul
16:20 WIB
http://news.okezone.com/SP/index.php/ReadStory/2009/10/16/220/266178/kecewa-preorder-blackberry-gemini-xl. Kecewa Pre-Order BlackBerry Gemini XL. Diakses
tanggal 19 September 201 pukul 19.22 WIB
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/02/28/100476/Keluhan-soalLayanan-Blackberry-Corporate-. Keluhan Soal Layanan BlackBerry Corporate.
Diakses tanggal 19 September 201 pukul 19.22 WIB
http://trikdantipsblackberry.wordpress.com/2010/11/12/blackberry-lemot-karena-operator/.
BlackBerry Lemot Karena Operator. Diakses tanggal 19 September 201 pukul
19.22 WIB
http://www1.kompas.com/suratpembaca/readtanggapan/. Surat Pembaca. Diakses tanggal 19
September 201 pukul 19.22 WIB
http://www.detikinet.com/read/2009/07/31/115338/1175020/328/indonesia-akan-jadipengguna-blackberry-terbesar-dunia. Indonesia Akan Jadi Pengguna BlackBerry
Terbesar Dunia. Diakses tanggal 25 Mei 2011 pukul 16.00 WIB
http://www.detikinet.com/read/2009/04/14/192736/1115473/319/fenomenal-penjualanblackberry-tumbuh-494-di-indonesia.
Fenomenal,
Penjualan
BlackBerry
Tumbuh 494% di Indonesia. Diakses tanggal 10 April 2011 pukul 9:12 WIB
http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00439.html. Hati-Hati
Gunakan Blackberry Telkomsel. Diakses tanggal 10 April 2011 pukul 9:12 WIB
http://www.mediatren.com/pengguna-blackberry-di-indonesia-mencapai-3-juta-orang.
Pengguna BlackBerry di Indonesia Mencapai 3 Juta Orang. Diakses tanggal 25
Mei 2011 pukul 16.00 WIB
http://www.teknojurnal.com/2011/03/03/perkembangan-pasar-handphone-di-indonesia-daritahun-2005-hingga-2010/. Perkembangan Pasar Handphone Di Indonesia Dari
Tahun 2005 Hingga 2010. Diakses tanggal 13 Juni 2011 pukul 16:16 WIB
Download