ANALISIS PENGARUH PENDEKATAN EXPERIENTIAL MARKETING YANG MENCIPTAKAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PENGGUNA BLACKBERRY SMARTPHONE Bagus Aji Indrakusuma Ismi Darmastuti, SE., M.Si. ABSTRACT This study aims to determine the effect of the variable sense, feel, think, act, relate as well as the interaction of consumer satisfaction are both users of BlackBerry smartphones. Increased sales of BlackBerry smartphones are fantastic in Indonesia have not been able to boost the position of BlackBerry smartphones in the first position, whereas the data smartphone ownership is increasing in Indonesia every year, this is the essence of the issues raised in this study. Therefore the problem in this study is: "Will users of BlackBerry smartphones has been satisfied with the advantages and facilities provided by the BlackBerry smartphone." Five independent variables that affect consumer satisfaction is a sense, feel, think, act, relate is selected in this study. The purpose of this study is essentially to determine the effect of the independent variable is the fifth approach towards customer satisfaction. This research was conducted by distributing questionnaires to survey the 96 respondents, namely BlackBerry smartphone users who have used it at least for 3 months. Respondents were obtained through purposive sampling technique, the respondents were selected based on certain goals established researchers, the type used is judgment sampling. The results of this study indicate that not all independent variables together in a positive influence on customer satisfaction and also a positive influence on an individual basis to the satisfaction of consumers. Where can feel (feelings) has a negative influence on consumer satisfaction (Y) of -0.022, while this variable has the least influence on customer satisfaction compared with other independent variables, and act (action) has a positive influence on consumer satisfaction (Y) of 0.446. Once these variables have an influence on the first or the most impact on customer satisfaction. Keywords: sense (senses), feel (feeling), think (think), act (action), relate (linkage) and consumer satisfaction PENDAHULUAN Konsep pemasaran yang memberikan pengalaman unik kepada pelanggan sudah dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan pengalaman yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen. Dengan demikian, konsumen akan merasa terkesan dan pengalaman selama menikmati produk perusahaan ini akan tertanam dalam benak mereka. Sehingga nantinya konsumen tidak hanya akan puas dan loyal tapi juga menyebarkan informasi mengenai produk perusahaan secara word of mouth. Experiential Marketing merupakan salah satu bentuk perkembangan pemasaran yang diharapkan dapat menjembatani antara dunia akademis dan praktek. Inti dari experiential marketing adalah untuk membangun hubungan yang langgeng dengan pelanggan. Hal ini juga diperkuat pendapat (Schmitt, 1999 dalam Hermawan Kertajaya 2006) dimana experiential marketing dapat dihadirkan melalui lima unsur yaitu sense, feel, think, act, dan relate. Experiential Marketing sangat bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan konsumen. BlackBerry merupakan salah satu produk smartphone yang peningkatan penjualannya sangat fantastis di Indonesia. BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia. Dari hasil penelitian tentang penjualan produk BlackBerry smartphone di Indonesia, menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun ke tahun semenjak BlackBerry masuk ke Indonesia pada pertengahan Desember 2004 lalu. Namun dari jumlah penjualan yang luar biasa itu ternyata belum mampu membuat konsumen BlackBerry smerasa puas. Hasil dari surat pembaca di beberapa surat kabar menunjukan sebagai berikut: Tabel Keluhan Konsumen Pada Produk BlackBerry Smartphone NO. 1. NAMA Imanullah Farhan KELUHAN Sering hilangnya koneksi SUMBER internet suaramerdeka.com secara tiba - tiba 2. Ferry Tanu Putra BlackBerry sering lemot trikdantipsblackberry .wordpress.com 3. Kuswanto Kecewa Pre-Order BlackBerry 4. Djoko Oetomo Kecewa pada layanan provider untuk www.maillangganan BlackBerry 5. Mochamad Jefri news.okezone.com archive.com Kecewa pada layanan provider untuk www1.kompas.com langganan BlackBerry 6. Dwi Marta Nurjaya Kecewa pada layanan provider untuk www1.kompas.com langganan BlackBerry 7. Yazeruddin Kecewa pada layanan provider untuk www1.kompas.com langganan BlackBerry Berdasarkan di atas dapat dilihat bahwa konsumen BlackBerry smartphone masih banyak mengeluhkan produk BlackBerry. Kebanyakan konsumen mengeluhkan pada produuk yang cepat panas, sering terjadi hang, mudah lemot, dan fasilitas langganan BlackBerry yang sering tidak sesuai dengan harapan. Hal ini sangat menarik karena ternyata konsep yang berkembang dengan cepat juga harus menghadapi berbagai macam tantangan. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat isu experiential marketing dengan studi kasus pada BlackBerry smartphone. Pengguna BlackBerry menjadi objek penelitian, karena BlackBerry merupakan smartphone yang menawarkan berbagai macam fasilitas dan kecanggihan teknologi dengan disertai nilai tambah berupa layanan menjelajah dunia maya tanpa batas dengan kecepatan tinggi kepada penggunanya. Sehingga pengguna bukan hanya dipuaskan oleh produk yang mereka gunakan, tetapi dari pengalaman yang mereka dapatkan dari awal mereka menggunakan BlackBerry smartphone. TELAAH TEORI Definisi Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2005). Perbandingan antara harapan dan kinerja tersebut akan menghasilkan perasaan senang atau kecewa di benak pelanggan. Apabila kinerja sesuai atau bahkan melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa senang atau puas. Sebaliknya apabila kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan akan merasa kecewa atau tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya (Mowen, et al, 2002). Kepuasan konsumen juga didefinisikan sebagai tahapan pelanggan, yaitu penilaian atas fitur-fitur suatu produk atau jasa, bahkan produk atau jasa itu sendiri, yang memberikan tingkat kesenangan. Konsumen memulai aktifitas dalam interaksi pasar berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan akan barang dan jasa, dan kebutuhan ini mendorong produsen yaitu perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa tersebut. Sejalan dengan munculnya kebutuhan dan keinginan, maka dalam diri pelanggan juga muncul harapan-harapan mengenai barang dan jasa yang nantinya akan dia terima dari produsen. Tujuan perusahaan dalah memberi kepuasan pada konsumen melalui produk yang ditawarkan, produk yang memiliki nilai lebih akan memberi kepuasan lebih juga bagi konsumen. Nilai produk dapat dipenuhi melalui peningkatan kegunaan produk. Hal inilah yang menjadi dasar bagi suatu produsen atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen akan barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan konsumen. Definisi Experiential Marketing Experiential marketing merupakan pendekatan pemasaran yang melibatkan emosi dan perasaan konsumen dengan menciptakan pengalaman-pengalaman positif yang tidak terlupakan sehingga konsumen mengkonsumsi dan fanatik terhadap produk tertentu (Schmitt, 1999 dalam Sudarmadi dan Dyah Hasto Palupi, 2001). Pada saat tahapan pelanggan mengkonsumsi produk, tedapat interaksi antara pelanggan dengan pemasar. Keterlibatan pelanggan pada tahap ini mencakup lima hal yang di sebut Schmitt (1999) sebagai Strategic Experiential Modules (SEMs), yaitu merupakan modul yang dapat digunakan untuk menciptakan berbagai jenis pengalaman bagi konsumen sense (panca indera), feel (perasaan), think (pikiran), act (kebiasaan), relate (pertalian). Definisi Sense Sense marketing merupakan salah satu untuk menyentuh emosi konsumen melalui pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indra (mata, telinga, lidah, kulit, dan hidung) yang mereka miliki melalui produk dan service (Kertajaya, 2005 dalam Amir Hamzah, 2007). Pada dasarnya sense marketing yang diciptakan oleh produsen dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap kepuasaan. Munkin saja suatu produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen tidak sesuai dengan selera konsumen atau mungkin juga konsumen menjadi sangat puas, dan akhirnya harga yang ditawarkan oleh produsen tidak menjadi masalah bagi konsumen. Dalam sense marketing terdapat tiga kunci strategi yang dapat digunakan untuk menstimulasi sense marketing, yaitu: a. Sense as Differentiator Pengalaman yang diperoleh dari sense (panca indra) mungkin melekat pada konsumen karena tampil dengan cara yang unik dan spesial. Cara yang dilakukan untuk menarik konsumen melebihi batas normal sehingga produk dan jasa tersebut sudah memiliki cara khusus yang sudah ada di benak konsumen. b. Sense as Motivator Sense yang dapat memotivasi konsumen dengan tidak terlalu memaksa konsumen tetapi juga jangan terlalu acuh terhadap keinginan konsumen. c. Sense as Value provider Sense sebagai nilai tambah dapat memberikan nilai unik kepada konsumen, sense dipengaruhi oleh panca indra melalui panca indra konsumen dapat menentukan nilai suatu produk. Definisi Feel Feel Marketing ditunjukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). Feel adalah suatu perhatian-perhatian kecil yang ditunjukkan kepada konsumen dengan tujuan untuk menyentuh emosi pelanggan secara luar biasa (Kertajaya, 2004). Affective experience adalah tingkat pengalaman yang merupakan perasaan yang bervariasi dalam intensitas, mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan mood yang negatif sampai emosi yang kuat. Jika pemasar bermaksud untuk menggunakan affective experience sebagai bagian dari strategi pemasaran, maka ada dua hal yang harus diperhatikan dan dipahami, yaitu : 1. Suasana hati (moods), Moods merupakan affective yang tidak spesifik. Suasana hati dapat dibangkitkan dengan cara memberikan stimuli yang spesifik (Schmitt, 1999). Suasana hati merupakan keadaan afektif yang positif atau negatif. Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap apa yang diingat konsumen dan merek apa yang mereka pilih. 2. Emosi (emotion), lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan pernyataan afektif dari stimulus yang spesifik, misalnya marah, irihati, dan cinta. Emosi-emosi tersebut selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang (orang, peristiwa, perusahaan, produk, atau komunikasi). Definisi Think Think marketing merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). Think marketing adalah salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk membawa komoditi menjadi pengalaman (experience) dengan melakukan customization secara terus-menerus (Kertajaya, 2004). Tujuan dari think marketing adalah untuk mempengaruhi pelanggan agar terlibat dalam pemikiran yang kreatif dan dapat menciptakan kesadaran melalui proses berfikir yang berdampak pada evaluasi ulang terhadap perusahaan, produk dan jasanya. Definisi Act Act Marketing adalah salah satu cara untuk membentuk persepsi pelanggan terhadap produk dan jasa yang bersangkutan (Kertajaya, 2004). Act marketing didesain untuk menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan Physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain. Act marketing ini memberikan pengaruh positif terhadap kepuasaan konsumen. Ketika act marketing mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup pelanggan maka akan berdampak positif terhadap kepuasan konsumen karena pelanggan merasa bahwa produk atau jasa tersebut sudah sesuai dengan gaya hidupnya. Definisi Relate Relate marketing adalah salah satu cara membentuk atau menciptakan komunitas pelanggan dengan komunikasi (Kertajaya, 2004). Relate marketing menggabungkan aspek sense, feel, think, dan act dengan maksud untuk mengkaitkan individu dengan apa yang diluar dirinya dan mengimplementasikan hubungan antara other people dan other social group sehingga mereka bisa merasa bangga dan diterima di komunitasnya. Relate marketing dapat memberikan pengaruh yang positif atau negatif terhadap kepuasan konsumen. Ketika relate marketing mampu membuat konsumen masuk dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen tetapi ketika relate marketing tidak berhasil meningkatkan individu dengan apa yang ada di luar dirinya maka konsumen tersebut tidak akan mungkin puas dan memberikan dampak yang negatif. Kerangka Pemikiran sense (panca indra) X1 feel (perasaan) X2 think (berfikir) X3 act (tindakan) X4 relate (pertalian) X5 Sumber : Penelitian yang dikembangkan, 2011 Kepuasan Konsumen (Y) METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Berdasarkan uraian permasalahan yang telah di bahas sebelumnya, dalam mengukur kepuasan konsumen dengan metode experiential marketing, maka variabel-variabel yang diteliti adalah : a. Variabel Independen (X) : X1 = sense (panca indra) X2 = feel (perasaan) X3 = think (berfikir) X4 = act (tindakan) X5 = relate (pertalian) b. Variabel Dependen (Y) : Kepuasan Konsumen Definisi Operasional Variabel Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : 1. sense (panca indra) Sense merupakan tipe experience yang muncul untuk menciptakan pengalaman panca indra melalui mata, mulut, kulit, lidah, hidung (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). 2. feel (perasaan) Feel merupakan tipe experience yang muncul untuk menyentuh perasaan terdalam dan emosi konsumen dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman efektif (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). 3. think (berfikir) Think merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berpikir kreatif (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). 4. act (tindakan) Act merupakan tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). 5. relate (pertalian) Relate merupakan tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dan menggabungkan seluruh aspek sense, feel, think, act serta menitikberatkan pada penciptaan persepsi positif di mata konsumen (Schmitt dalam Amir Hamzah, 2007). Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Ferdinand, 2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Yang dijadikan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen (Y). Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2005). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen BlackBerry smartphone dan jumlah dari populasinya ini tidak diketahui. Karena terbatasan waktu penelitian maka penelitian dilakukan secara sampling. Metode non probability sampling digunakan untuk pengambilan sampel karena tidak diketahui seberapa besar populasi dan setiap elemen dari populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling dimana peneliti memilih sampel secara subyektif. Pemilihan sampel ini dilakukan karena informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Dalam purposive sampling digunakan judgement sampling, yaitu sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah para pengguna BlackBerry smartphone yang telah menggunakan BlackBerry minimal selama tiga bulan karena mereka dianggap memiliki informasi yang baik dan benar tentang smartphone yang mereka gunakan tersebut. Jenis dan Sumber Data Data primer dalam hal ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada konsumen, data primer dalam hal ini adalah identitas responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran) dan data pendapat responden tentang fasilitas, yang dalam penelitian ini meliputi sense, feel, think, act, dan relate dan data tentang kepuasan konsumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah selain literatur dari majalah SWA 21/XXVI/4-13 Oktober 2010 juga digunakan data yang bersumber dari internet yang relevan dengan penelitian ini seperti : www.detikinet.com, id.wikipedia.org, id.blackberry.com, dan www.teknojurnal.com. Metode Analisis 1. Uji Kelayakan Kuesioner 1.1 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). 1.2 Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Masing-masing indikator dinyatakan valid jika korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang signifikan yaitu kurang dari 0,05 (Ghozali, 2006). 2. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda yaitu suatu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pada variabel yang lain. Terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen (Santoso dan Tjiptono, 2004). Formula untuk regresi berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) : Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Dimana : Y = Kepuasan Konsumen b1 – b5 = Koefisien regresi yang hendak ditafsirkan X1 = Variabel sense (panca indra) X2 = Variabel feel (perasaan) X3 = Variabel think (berfikir) X4 = Variabel act (tindakan) X5 = Variabel relate (pertalian) 3. Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah : Ho : Variabel-variabel bebas yaitu sense (panca indera), feel (perasaan), think (pikiran), act (kebiasaan), relate (pertalian) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan konsumen. Ha : Variabel-variabel bebas yaitu sense (panca indera), feel (perasaan), think (pikiran), act (kebiasaan), relate (pertalian) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kepuasan konsumen. Pengujian ini dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) : Jika harga Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Artinya ada pengaruh yang signifikan anatar variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y). Jika harga Fhitung < Ftabel, Ho diterima Artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Responden 1.1 Responden Menurut Jenis Kelamin Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin Keterangan Jumlah Pria 42 Wanita 54 Jumlah Total 96 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Presentase 43,75% 56,25% 100% 1.2 Responden Menurut Umur Deskripsi Responden Menurut Umur Usia Jumlah < 20 thn 36 20 – 24 th 55 > 25 th 5 Jumlah Total 96 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Presentase 37,50% 57,30% 5,20% 100% 1.3 Responden Menurut Pendidikan Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Tingkat Jumlah Pendidikan SD 1 SMA 66 Perguruan Tinggi 28 Lainnya 1 Jumlah Total 96 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Presentase 1,04% 68,75% 29,17% 1,04% 100% 1.4 Responden Menurut Pekerjaan Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Pelajar 2 Mahasiswa 89 Wiraswasta 1 Lainnya 4 Jumlah Total 96 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Presentase 2,08% 92,70% 1,04% 4,17% 100% 1.5 Responden Menurut Pengeluaran Per Bulan Deskripsi Responden Menurut Pengeluaran Per Bulan Besarnya Pengeluaran/bln Jumlah Rp 100.000 – Rp 500.000 25 Rp 500.001 - Rp 1.000.000 41 Rp 1.000.001 - Rp 5.000.000 27 > Rp 5.000.000 3 Jumlah Total 96 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Presentase 26,04% 42,70% 28,12% 3,12% 100% 2. Uji Instrumen Pengumpulan Data 2.1 Uji Reliabilitas Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Standar α Keterangan sense (panca indra) (X1) 0,793 0,600 Reliabel feel (perasaan) (X2) 0,758 0,600 Reliabel think (berfikir) (X3) 0,623 0,600 Reliabel act (tindakan) (X4) 0,730 0,600 Reliabel relate (pertalian) (X5) 0,672 0,600 Reliabel Kepuasan Konsumen (Y) 0,813 0,600 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Dengan demikian item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. 2.2 Uji Validitas Hasil Uji Validitas Variabel /Item r hitung r tabel Signifikasi Keterangan sense (panca indra) (X1) Indikator Q1 0,761 0,2039 0,000 Valid Indikator Q2 0,889 0,2039 0,000 Valid Indikator Q3 0,868 0,2039 0,000 Valid feel (perasaan) (X2) Indikator Q4 0,794 0,2039 0,000 Valid Indikator Q5 0,777 0,2039 0,000 Valid Indikator Q6 0,890 0,2039 0,000 Valid think (berfikir) (X3) Indikator Q7 0,812 0,2039 0,000 Valid Indikator Q8 0,682 0,2039 0,000 Valid Indikator Q9 0,766 0,2039 0,000 Valid act (tindakan) (X4) Indikator Q10 0,809 0,2039 0,000 Valid Indikator Q11 0,791 0,2039 0,000 Valid Indikator Q12 0,820 0,2039 0,000 Valid relate (pertalian) (X5) Indikator Q13 0,830 0,2039 0,000 Valid Indikator Q14 0,712 0,2039 0,000 Valid Indikator Q15 0,797 0,2039 0,000 Valid Kepuasan Konsumen (Y) Indikator Q16 0,691 0,2039 0,000 Valid Indikator Q17 0,778 0,2039 0,000 Valid Indikator Q18 0,737 0,2039 0,000 Valid Indikator Q19 0,786 0,2039 0,000 Valid Indikator Q20 0,717 0,2039 0,000 Valid Indikator Q21 0,632 0,2039 0,000 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga semua indikator yang digunakan tersebut adalah valid. 2.3 Deskripsi Keputusan Pembelian Responden Nilai indeks diperoleh dari rumus berikut ini (Ferdinand, 2006) : Nilai Indeks = [(% F1x1) + (% F2x2) + (% F3x3) + (% F4x4) + (% F5x5) + (% F6x6) + (% F7x7) + (% F8x8) + (% F9x9) + (% F10x10)] / 10 Dimana : F1: adalah frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam kuesioner. F2: adalah frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam kuesioner. Dan seterusnya F10 untuk yang menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. Angka jawaban responden tidak dimulai dari nol, tetapi dimulai dari angka 1 untuk minimal dan maksimal adalah 10. Maka angka indeks yang dihasilkan bermula dari angka 10 hingga 100 dengan rentang sebesar 90, tanpa angka 0. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak (Three-box Method), maka rentang sebesar 90 dibagi tiga dan akan menghasilkan rentang sebesar 30 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks. Rentang tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006), yaitu sebagai berikut : 10.00 – 40 = Rendah 40.01 – 70 = Sedang 70.01 – 100 = Tinggi Indeks keputusan pembelian dari 100 orang responden dapat dihitung sebagai berikut: 1. Variabel 1 : sense (panca indra) Frekuensi Jawaban Variabel sense (panca indra) Indikator 1 0 1 2 2 1 3 1 3 4 1 3 Skor 5 6 19 16 11 11 15 10 4 3 3 4 7 23 24 29 Desain dan Model (Q1) Kualitas (Q2) Persepsi Produk (Q3) Jumlah Sumber : Data primer yang diolah, 2011 2. 8 20 24 15 9 7 12 14 10 3 6 3 Jumlah Indeks Kategori 631 671 643 1945 63,10 67,10 64,30 64,83 Sedang Sedang Sedang Sedang Variabel 2 : feel (perasaan) Frekuensi Jawaban Variabel feel (perasaan) Indikator 1 2 0 1 2 2 2 2 3 4 4 5 4 5 7 7 Skor 5 6 21 17 13 8 20 17 Kebanggaan (Q1) Kepuasaan (Q2) Kesenangan (Q3) Jumlah Sumber : Data primer yang diolah, 2011 3. 7 26 31 18 8 14 17 18 9 4 12 6 10 1 2 2 Jumlah Indeks Kategori 585 638 594 1817 58,50 63,80 59,40 60,57 Sedang Sedang Sedang Sedang Variabel 3 : think (berfikir) Frekuensi Jawaban Variabel think (berfikir) Indikator 1 0 0 2 2 4 1 2 3 3 0 13 4 3 2 10 Skor 5 6 12 9 9 7 21 16 Harga yang Sesuai (Q1) Efektif dan Efisien (Q2) Harga Jual Kembali (Q3) Jumlah Sumber : Data primer yang diolah, 2011 4. 7 22 28 22 8 27 26 8 9 12 14 0 10 4 9 2 Jumlah Indeks Kategori 661 717 524 1902 66,10 71,70 52,40 63,4 Sedang Tinggi Sedang Sedang Variabel 4 : act (tindakan) Frekuensi Jawaban Variabel act (tindakan) Indikator 1 0 0 2 2 1 1 2 3 0 2 0 4 1 2 1 Skor 5 6 9 9 9 6 18 21 Kemudahan (Q1) Inovatif (Q2) Gaya Hidup (Q3) Jumlah Sumber : Data primer yang diolah, 2011 7 17 29 23 8 31 25 17 9 19 18 10 10 9 4 2 Jumlah Indeks Kategori 733 702 633 2068 73,30 70,20 63,30 68,93 Tinggi Tinggi Sedang Sedang 5. Variabel 5 : relate (pertalian) Frekuensi Jawaban Variabel relate (pertalian) Indikator 1 1 0 8 2 3 2 4 3 2 2 1 Skor 5 6 15 11 11 11 16 26 4 4 4 1 7 19 14 16 Image Produk (Q1) Komunitas Produk (Q2) Networking (Q3) Jumlah Sumber : Data primer yang diolah, 2011 6. 8 25 22 11 9 14 19 9 10 2 11 4 Jumlah Indeks Kategori 649 702 580 1931 64,90 70,20 58,00 64,37 Sedang Tinggi Sedang Sedang Kepuasan Konsumen Frekuensi Jawaban Variabel Kepuasan Konsumen Indikator 1 0 1 2 0 4 3 2 1 4 2 1 Skor 5 6 9 11 8 9 7 34 30 8 23 26 9 11 9 10 4 7 15 28 17 4 13 17 19 9 22 9 24 kepuasan keseluruhan (Q1) konfirmasi harapan (Q2) Tingkat kepuasan yang dialami oleh konsumen 1 2 4 8 14 selama menggunakan produk (Q3) 6 3 4 1 17 minat pembelian ulang (Q4) kesediaan untuk 2 2 1 5 11 merekomendasi (Q5) ketidakpuasan konsumen 2 0 3 6 29 (Q6) Jumlah Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Jumlah Indeks Kategori 686 679 68,60 67,90 Sedang Sedang 3 607 60,70 Sedang 8 8 614 61,40 Sedang 28 9 7 667 66,70 Sedang 9 4 10 610 61,00 Sedang 3863 64,38 Sedang 3. Uji Asumsi Klasik 3.1 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Model Collinearity Statistics Tolerance 1 VIF (Constant) sense .452 2.213 feel .538 1.859 Think .431 2.321 Act .471 2.125 Relate .611 1.638 a Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.8 diketahui bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data bebas dari masalah multikolinearitas. 3.2 Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot Scatterplot Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Regression Studentized Residual 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 Regression Standardized Predicted Value Sumber : data primer yang diolah (2011) Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada grafik Scatterplot tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Park Coefficients(a) Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B 1 (Constant) Std. Error t Sig. Beta -.831 1.536 -.541 .590 .045 .249 .028 .182 .856 feel -.297 .236 -.176 -1.258 .211 Think sense -.386 .292 -.207 -1.320 .190 Act .320 .284 .169 1.127 .263 Relate .102 .205 .065 .497 .620 a Dependent Variable: Ln_1 Berdasarkan hasil Uji Park yang ditampilkan dalam tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan (0,856, 0,211, 0,190, 0,263 dan 0,620 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatterplots. 3.3 Uji Normalitas Grafik Histogram dan Normal Probability Plot Histogram Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Dependent Variable: Kepuasan Konsumen 1.0 20 Expected Cum Prob 0.8 Frequency 15 10 0.6 0.4 5 0.2 Mean = 1.61E-15 Std. Dev. = 0.973 N = 96 0 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 Regression Standardized Residual Sumber : data primer yang diolah (2011) 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 Observed Cum Prob 0.8 1.0 Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of regresison standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 96 Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Mean .0000000 Std. Deviation .84381437 Absolute .089 Positive .089 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .875 Asymp. Sig. (2-tailed) .428 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang ditampilkan dalam Tabel 4.10 diatas, terlihat bahwa tingkat signifikansi berada pada 0,428. Dikarenakan nilai tersebut (0,428) > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan maka dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Hal ini konsisten dengan hasil uji grafik normal probability plot dan grafik histogram. 4. Uji Goodness of Fit 4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi Model Summary(b) Model 1 R .792(a) R Square .627 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .606 a Predictors: (Constant), Relate, sense, feel, Act, Think b Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Sumber : data primer yang diolah (2011) .86694 Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa nilai adjust R square sebesar 0,606. Hal ini menunjukan bahwa 60,6% variabel dependen yaitu kepuasan konsumen (Y) dijelaskan oleh lima variabel independen yaitu sense (panca indra) (X1), feel (perasaan) (X2), think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate (pertalian) (X5). Sedangkan sisanya 39,4% (100% - 60,6% = 39,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. 4.2 Uji F Uji F ANOVA(b) Model Sum of Squares 1 Regression Mean Square 113.566 5 22.713 67.642 90 .752 181.208 95 Residual Total Df F Sig. 30.221 .000(a) a Predictors: (Constant), Relate, sense, feel, Act, Think b Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan ܨ௧௨ sebesar 30.221 dengan tingkat signifikansi 0,00. Karena ܨ௧௨ > ܨ௧ yaitu lebih besar dari 2,040 dan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan konsumen (Y) atau dikatakan bahwa variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel Y. Dengan kata lain, persamaan model regresi dari tabel 4.13 signifikan. 4.3 Uji t Uji t Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B 1 Std. Error t Sig. Beta Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) .280 .535 .524 .602 sense .082 .087 .091 .952 .344 .452 2.213 -.021 .082 -.022 -.251 .802 .538 1.859 Think .229 .102 .221 2.250 .027 .431 2.321 Act .471 .099 .446 4.754 .000 .471 2.125 Relate .165 .071 .191 2.318 .023 .611 1.638 feel Sumber : data primer yang diolah (2011) Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut : 1. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel sense (panca indra) (X1) adalah sebesar 0,952 dengan tingkat signifikansi 0,0. Karena 0,952 < 1,9864 dan 0,344 > 0,05 maka ܪ diterima dan ܪଵ ditolak. 2. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel feel (perasaan) (X2) adalah sebesar -0,251 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena -0,251 < 1,9864 dan 0,802 > 0,05 maka ܪ diterima dan ܪଵ ditolak. 3. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel think (berfikir) (X3) adalah sebesar 2,250 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,250 > 1,9864 dan 0,027 < 0,05 maka ܪ ditolak dan ܪଵ diterima. 4. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel act (tindakan) (X4) adalah sebesar 4,754 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 4,754 > 1,9864 dan 0,000 < 0,05 maka ܪ ditolak dan ܪଵ diterima. 5. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel relate (pertalian) (X5) adalah sebesar 2,318 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,318 > 1,9864 dan 0,023 < 0,05 maka ܪ ditolak dan ܪଵ diterima. 5. Interpretasi (Pembahasan) Hasil dari uji statistik t, analisis angka indeks, dan uji analisis linear berganda menghasilkan bahwa dari lima variabel independen dalam model penelitian ini, yaitu sense (panca indra) (X1), feel (perasaan) (X2), think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate (pertalian) (X5), tidak semua berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen kepuasan konsumen (Y). Dimana variabel sense (panca indra) (X1) mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan atau dengan kata lain mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kepuasan konsumen (Y). Sedangkan dari hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa sense (panca indra) pada produk BlackBerry smartphone mempunyai kategori yang sedang. kemudian dari pertanyaan terbuka dapat dilihat bahwa produk BlackBerry smartphone sudah merupakan smartphone yang bagus namun modelnya masi terlalu biasa, kemudian kurangnya beberapa program tambahan seperti radio, dan masih memiliki kelemahan pada batrai yang cepat panas, track pad yang rawan rusak, dan sering mengalami hang. Sedangkan variabel feel (perasaan) (X2) berpengaruh negatif terhadap kepuaasan konsumen dengan kata lain tidak mempengaruhi dependen. kemudian dari hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa feel (perasaan) pada produk BlackBerry smartphone mempunyai kategori yang sedang. Sedangkan dari pertanyaan terbuka dapat dilihat bahwa produk BlackBerry smartphone belum mebuat konsumen bangga dalam menggunakannya dikarenakan masih ada produk lain yang di anggap lebih wah dari konsumen, dan masih seringnya error sehingga membuat lemot pengoperasiannya. Untuk variabel think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate (pertalian) (X5) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan dari hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa think (berfikir) (X3), act (tindakan) (X4) dan relate (pertalian) (X5) pada produk BlackBerry smartphone mempunyai kategori yang sedang. Dimana act (tindakan) mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kepuasan konsumen karena kemudahan dalam penggunaan produk BlackBerry smartphone, kemudian think (berfikir) karena efektif dan efisien dalam penggunaan produk BlackBerry smartphone, dan kemudian relate (pertalian) karena BlackBerry smartphone mempunyai image produk yang eksklusif. Sedangkan dari hasil analisis angka indeks dapat dilihat bahwa think (berfikir) produk BlackBerry smartphone mempunyai harga yang sudah sesuai dengan fasilitas yang diberikan, mudah di opersaikan sehingga membantu mobilitas sehari-hari, namun harga jualnya yang tidak terlalu tinggi dikarenakan mempunyai nomor ID yang menjadi identitas pemilik sebelumnya. Kemudian act (tindakan) produk BlackBerry smartphone mudah dalam pengoperasiannya dan dapat terhubung dengan internet kapan saja dimana saja, kemudian merupakan produk yang inovatif dengan memiliki messenger pribadai antar sesame pengguna BlackBerry smartphone yang diikuti oleh produk lain, dan produk sudah sesuai dengan gaya hidup karena rata-rata pengguna merupakan pelajar dan mahasiswa. Dan relate (pertalian) produk BlackBerry smartphone secara ekslusif sudah mendapat tempat di hati konsumen tapi secara professional masih belum Karen masih seringnya hang, kemudian baterai yang cepat panas sehingga mengganggu penggunaannya, dan kurang diketahuinya komunitas-komunitas BlackBerry smartphone. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Simpulan 1. Hipotesis pertama (H1) variabel sense (panca indra) memiliki koefisien regresi sebesar 0,091 dengan tingkat signifikansi yang lebih besar dari α (0,05) yaitu 0,344. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel sense (panca indra) adalah sebesar 0,952 dengan tingkat signifikansi 0,0. Karena 0,952 < 1,9864 dan 0,344 > 0,05 maka ܪ diterima dan ܪଵ ditolak. 2. Hipotesis kedua (H2) variabel feel (perasaan) memiliki koefisien regresi sebesar 0,022 dengan tingkat signifikansi yang lebih besar dari α (0,05) yaitu 0,802. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel feel (perasaan) adalah sebesar -0,251 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena -0,251 < 1,9864 dan 0,802 > 0,05 maka ܪ diterima dan ܪଵ ditolak. 3. Hipotesis ketiga (H3) variabel think (berfikir) memiliki koefisien regresi sebesar 0,221 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,027. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel think (berfikir) adalah sebesar 2,250 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,250 > 1,9864 dan 0,027 < 0,05 maka ܪ ditolak dan ܪଵ diterima. 4. Hipotesis keempat (H4) variabel act (tindakan) memiliki koefisien regresi sebesar 0,446 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,000. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel act (tindakan) (X4) adalah sebesar 4,754 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 4,754 > 1,9864 dan 0,000 < 0,05 maka ܪ ditolak dan ܪଵ diterima. 5. Hipotesis kelima (H5) variabel relate (pertalian) memiliki koefisien regresi sebesar 0,191 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,05) yaitu 0,023. Nilai absolut ݐ௧௨ pada variabel relate (pertalian) (X5) adalah sebesar 2,318 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 2,318 > 1,9864 dan 0,023 < 0,05 maka ܪ ditolak dan ܪଵ diterima. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya memfokuskan pada kajian lima variabel bebas yaitu sense (panca indra), feel (perasaan), think (berfikir), act (tindakan), relate (pertalian) sehingga hanya mampu menjelaskan 60,6% atas variabel kepuasan konsumen, sedangkan 39,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Penambahan variabel baru atau indikator baru perlu dilakukan dalam penelitian yang akan datang agar dapat menghasilkan sebuah gambaran yang lebih luas mengenai masalah dalam penelitian ini sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian ini. Saran Implikasi Kebijakan 1. Variabel act (tindakan) merupakan variabel yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen, namun penilaian responden terhadap produk BlackBerry smartphone untuk variabel ini adalah sedang, maka dapat dikatakan bahwa masih perlu dibenahinya dari segi kemudahan dengan lebih menambah kecepatan koneksi internet agar lebih cepat menerima atau mencari informasi yang berkembang pesat saat ini, dari segi inovatif harus selalu mengupdate dan menginovasi teknologi serta aplikasi-aplikasi yang saat ini sudah banyak di tiru produk lain sejenis seperti aplikasi messenger supaya konsumen lebih merasa puas, dan dari segi penyesuaian gaya hidup bisa dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tiap penggunanya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda seperti pelajar, pengusaha, eksekutif. 2. Variabel think (berfikir) berpengaruh kedua terhadap kepuasan konsumen, oleh karena penilaian responden terhadap produk BlackBerry smartphone untuk variabel ini adalah sedang, maka dapat dikatakan bahwa masih perlu dibenahinya dari segi harga yang sesuai dengan terus meningkatkan kualitas produk supaya konsumen dengan membayar mahal produk tersebut namun tetap mendapatkan kualitas yang sepadan, dari segi efektif dan efisien karena kebanyakan responden pengguna produk ini adalah pelajar dan mahasiswa mungkin dengan menambah aplikasi pendidikan seperti kamus dan translator supaya lebih membantu dalam mobilitas sehari-hari konsumennya, dan dari segi harga jual kembali produk tersebut harus diperhatikan karena tidak terlalu tinggi mungkin dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki produk tersebut seperti mudah panas, lemot, dan boros baterai supaya konsumen tetap mencari produk tersebut meskipun menjadi tangan kedua. 3. Variabel relate (pertalian) berpengaruh ketiga terhadap kepuasan konsumen, sama halnya penilaian responden terhadap produk BlackBerry smartphone untuk variabel ini adalah sedang, maka dapat dikatakan bahwa masih perlu dibenahinya dari segi image produk dengan memasang iklan dengan memakai bintang iklan para intelektual supaya menanamkan selain eksklusif produk tersebut juga digunakan kalangan profesional, dari segi komunitas produk ditambahnya kerjasama dengan komunitas-komunitas anak muda selaku pengguna terbesar produk ini, dan dari segi networking produk hendaknya bekerjasama dengan distributor lokal saja supaya pajak tidak terlalu tinggi yang mempengaruhi harga produk nantinya. Saran Penelitian yang Akan Datang 1. Menggunakan variabel lain di luar sense (panca indra), feel (perasaan), think (berfikir), act (tindakan), relate (pertalian) agar mengetahui variabel lain yang mempengaruhi kepuasan dari konsumen. 2. Mencoba untuk mencari data mengenai obyek secara lebih lengkap agar bisa lebih mendukung proses penelitian. 3. Menggunakan metode analisis yang bisa mengetahui seberapa besar pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. REFERENSI (DAFTAR PUSTAKA) Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN. Jakarta. Andreani, Fransisca. 2007. Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran). Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. II, No. 1, hal 1-8. Baskara, Adhi Hendra. 2006. Tahap yang Dilalui Pelanggan pada Experiential Marketing. Jurnal Manajemen Prasetya Mulya volume II No 1 Mei 2006 hal 35-52. Ferdinand, Augusty. 2006. Metodelogi Penelitian Manajemen. Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. BP. UNDIP. Semarang Hamzah, Amir. 2007. Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding, dan Brand Trust Terhadap Loyalitas Merek Mentari. Usahawan No 06 tahun XXVI Juni 2007 hal 22-28. Kertajaya, Hermawan. 2004. Marketing In Venus. Jakarta : Gramedia Kertajaya, Hermawan. 2005. Empathy Has Significant Contribution In Service Studi Kasus pada Spa Martha Tilaar. Jurnal Martha Tilaar Group. h. 27-28 Kertajaya, Hermawan. 2006. Hermawan Kertajaya On Marketing. PT Gramedia. Jakarta. Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran. Vol. 1 Edisi 7. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol Jilid I. Terjemahan Hendra Teguh. Prenhallindo. Jakarta Kotler, Philip, Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta: INDEKS Kelompok Gramedia. Kotler, Philip, Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid II. Jakarta: INDEKS Kelompok Gramedia. Kristina Ati Fedikara. 2005. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen. SKRIPSI. Mowen, John C, Michael Minor, Dwi Kartini Yahya. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Rahmawati. 2003. Pengaruh Sense dan Feel dari Experiential Marketing pada Konsumen Soto Gebrak. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 3 No 2 Agustus. h. 109121 Rini, Endang Sulistya. 2009. Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan Experiential Marketing. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol II, No 1, h. 15-20. Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Swastha, Basu DH dan Hani Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. BPFE. Yogyakarta. Schmitt, Bernd. 1999. Experiential Marketing. New York : The Free Press Sudarmadi dan Palupi, Dyah Hasto. 2001. Mengikat Konsumen Dengan EXEM. SWA 24/XVII22/ Nov-2 Des. h. 26-32 Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta Sugiyono. 2004. Metodelogi Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung Surianto, Moh. Agung dan Nurul Aisyah. 2009. Pengaruh Penerapan Experiential Marketing Strategic Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Logos. Vol. VI, No. 2, hal 129-150 Tjiptono, Fandy. 1999. Manajemen Jasa, Andy Offset, Yogyakarta Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Bayumedia Publishing. Malang. http://bosspulsa.com/android-bakal-salip-blackberry-di-indonesia/. Android Bakal Salip BlackBerry Di Indonesia. Diakses tanggal 11 April 2011 pukul 11:16 WIB. http://forumblackberry.blogspot.com/2009/12/blackberry-appworld-tersedia-di.html. Blackberry AppWorld Tersedia di Indonesia. Diakses tanggal 13 Juni 2011 pukul 16:30 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry. BlackBerry. Diakses tanggal 13 Juni 2011 pukul 16:20 WIB http://news.okezone.com/SP/index.php/ReadStory/2009/10/16/220/266178/kecewa-preorder-blackberry-gemini-xl. Kecewa Pre-Order BlackBerry Gemini XL. Diakses tanggal 19 September 201 pukul 19.22 WIB http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/02/28/100476/Keluhan-soalLayanan-Blackberry-Corporate-. Keluhan Soal Layanan BlackBerry Corporate. Diakses tanggal 19 September 201 pukul 19.22 WIB http://trikdantipsblackberry.wordpress.com/2010/11/12/blackberry-lemot-karena-operator/. BlackBerry Lemot Karena Operator. Diakses tanggal 19 September 201 pukul 19.22 WIB http://www1.kompas.com/suratpembaca/readtanggapan/. Surat Pembaca. Diakses tanggal 19 September 201 pukul 19.22 WIB http://www.detikinet.com/read/2009/07/31/115338/1175020/328/indonesia-akan-jadipengguna-blackberry-terbesar-dunia. Indonesia Akan Jadi Pengguna BlackBerry Terbesar Dunia. Diakses tanggal 25 Mei 2011 pukul 16.00 WIB http://www.detikinet.com/read/2009/04/14/192736/1115473/319/fenomenal-penjualanblackberry-tumbuh-494-di-indonesia. Fenomenal, Penjualan BlackBerry Tumbuh 494% di Indonesia. Diakses tanggal 10 April 2011 pukul 9:12 WIB http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00439.html. Hati-Hati Gunakan Blackberry Telkomsel. Diakses tanggal 10 April 2011 pukul 9:12 WIB http://www.mediatren.com/pengguna-blackberry-di-indonesia-mencapai-3-juta-orang. Pengguna BlackBerry di Indonesia Mencapai 3 Juta Orang. Diakses tanggal 25 Mei 2011 pukul 16.00 WIB http://www.teknojurnal.com/2011/03/03/perkembangan-pasar-handphone-di-indonesia-daritahun-2005-hingga-2010/. Perkembangan Pasar Handphone Di Indonesia Dari Tahun 2005 Hingga 2010. Diakses tanggal 13 Juni 2011 pukul 16:16 WIB