MRI Pemeriksaan MRI merupakan salah satu bentuk pemeriksaan radiologi yang menggunakan prinsip magnetisasi. Medan magnet digunakan untuk proses magnetisasi komponen ion hidrogen dari kandungan air di tubuh. MRI dapat menggambarkan dengan sangat jelas dan kontras berbagai bagian organ tubuh. Dalam praktek klinik, MRI digunakan untuk membedakan berbagai jaringan patologis (misalnya tumor, pembengkakan) dari jaringan tubuh yang normal. Perbedaan dapat dilihat dengan sangat jelas dan kontras. Gambar MRI dapat memberikan kontras yang sangat baik antara berbagai jaringan tubuh (tulang, otot, cairan), dan mampu membedakan jaringan yang normal dan tidak normal. Pemeriksaan MRI dapat dilakukan pada berbagai organ dan sistem tubuh. Sebuah jaringan tubuh yang rusak akan menimbulkan pembengkakan (edema). Adanya pembengkakan ini akan memberikan warna kontras yang berbeda dengan jairngan normal. MRI dapat digunakan untuk berbagai kelainan di bidang saraf, anggota gerak tubuh, tumor, dan penyakit jantung. 1. Di bidang saraf: stroke, tumor otak, kelainan mielinisasi otak, gangguan aliran cairan otak/hidrocephalus, beberapa bentuk infeksi otak, gangguan pembuluh darah otak, dsb. 2. Di bidang muskuloskeletal: tumor jaringan tulang atau otot, kelainan saraf tulang belakang, tumor spinal, jeputan akar saraf tulang belakang, dsb. 3. Di bidang kardiologi: pembuluh darah besar, pemeriksaan MRA (Magnetic Resonance Angiografi) carotis, dsb. Alat MRI dapat pula digunakan untuk berbagai pemeriksaan khusus. Pemeriksaan FLAIR dapat dilakukan untuk berbagai penyakit demielinisasi. Pemeriksaan diffusion weighted imaging (DWI) MRI untuk deteksi awal adanya stroke iskemik. Pemeriksaan DWI MRI dapat mendeteksi perubahan di otak setelah 10 menit terjadinya sumbatan, jauh lebih cepat daripada CT-Scan yang mampu mendeteksi iskemia setelah 4-6 jam pasca sumbatan. MRI mampu memvisualisasikan dengan sangat jelas kondisi pembuluh darah di tubuh. Suatu prosedur yang disebut MRA (Magnetic Resonance Angiografi).