BAB II TINJAUN TEORITIS G. Pendidikan Kesehatan 6. Defenisi Pendidikan kesehatan merupakan upaya penyampaian pesan terehadap berbagai tingkat sasaran yang memiliki tujuan akhir terjadinya perubahan prilaku. Pendidikan kesehatan merupakan proses pemindahan pesan terkait masalah kesehatan terhadap berbagai sasaran yang didalamnya terlibat komponenkomponen pembelajaran seperti metode, materi, media selain faktor sasaran itu sendiri (Setiawati, 2008). 7. Visi Dan Misi Pendidikan Kesehatan Visi umum dari pendidikan kesehatan tidak lepas dari Undang-undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992, yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Dalam upaya mencapai visi tersebut perlu dilakuakan upaya-upaya yang harus dilakasanakan melalui satu misi diantaranaya: a. Pelindung Melakuakan kegiatan advokasi terhadap pengambilan keputusan diberbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.Misalnya dibuat peraturan pemerintah tentang larangan merokok difasilitas umum.Peraturan pemerintah tentang pentingnya lahan hijau dan lahan resapan dimasing-masing lingkungan tempat tinggal. b. Menjembatani Upaya menjembatani sasaran pendidikan kesehatan dengan program atau sektor lain yang terkait dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Contoh pada pelaksanaan pembuatan jamban keluarga sehat, maka selain perawat komunitas perlu juga dilibatkan tenaga kesehatan lingkungan dalam peranacangan jamban keluarga. 6 7 c. Memampukan Berupaya melakukan pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat dalam memelihara, mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan baik individu keluarga dan masyarakat (Sinta, 2011). 8. Strategi Pendidikan Kesehatan a. Perlindungan Strategi ini dirancang untuk mempengaruhi para pengambil keputusan terkait dengan masalah kesehatan atau paktor penunjang kesehatan. Sasaran stgrategi ini antara lain pejabat, legislatif, pengusaha serta organisasi politik dan organisasi masyarakat. Output yang dihasilkan bisa dalam bentuk UndangUndang kesehatan, peraturan pemerintah, institusi menteri, kebijakan pengusaha yang kesemuanya menunjang pemeliharaan kesehatan. b. Dukungan sosial Kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah, camat, bupati) ataupun informal (tokoh adat, tokoh agama). Dengan strategi ini diharapkan kegiatan akan mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat dengan melihat ketokohan dan figur yang menyampaikan kebijakan kesehatan. c. Pemberdayaan masyarakat Kegiatan ini ditujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran utama melakukan pendidikan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan, pengorganisasian kegiatan pelatihan dan bimbingan terhadap masyarakat dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Sinta, 2011). 8 9. Sasaran Pendidikan Kesehatan a. Sasaran primer Sasaran primer adalah sasaran utama dan menjadi sasaran langsung atas upaya dalam melakuakan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Misalnya pada pasangan usia subur untuk sasaran penyuluhan penggunaan alat-lat kontrasepsi. Ibu menyusui sebagai sasaran penyuluhan pemberian ASI ekslusif.Anak SD sebagai sasaran penyuluhan pentingnya melakukan kebersihan mulut dan gigi. b. Sasaran skunder Sasaran skunder atas tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Diberikannya pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan dapat mempercepat penerimaan informasi kesehatan sehingga perubahan prilaku kesahatan yang diharapkan dapat tercapai. c. Sasaran tersier Sasaran tersier adalah para pembuuat keputusan, pengambil kebijakan, misalanya pemerintah, pejabat dan pengusaha. 10. Proses Pendidikan Kesahatan Prinsif pokok dalam pendidikan kesehatanadalah proses belajar. Skema 2.1 Proses Belajar Input Proses Output Dalam proses belajar ini terdapat tiga persoalan pokok yaitu : a. Persoalan masukan (input) Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok serta masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. 9 b. Persoalan proses Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar tersebut. c. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antar berbagai faktor lain antara lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator) metode, teknik belajar, alat bantu belajar serta materi atau bahan yang akan dipelajari. d. Persoalan keluaran (Output) Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu kemampuan atau perubahan prilaku dari subjek belajar (Sinta, 2011). H. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Namun sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga tentang fakta dan kenyataan, selain itu juga melalui pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan baik bersifat formal dan informal (Notoatmodjo, 2007). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu hal yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rasangan yang diterima. 10 b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 3. Fungsi Pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsurunsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia disekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan 11 untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya (Azwar, 2007). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan epidemiologi untuk keperluan perbandingan, maka WHO mengajurkan perbandingan sebagai berikut: 0-14 tahun : Bayi dan Anak – anak 15-49 tahun : Muda dan Dewasa 60 tahun keatas : Orang tua. Semakin bertambah umur, maka semakin bertambah pula pengetahuan yang dimiliki seseorang. b. Pendidikan Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa intaraksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. c. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Akan 12 tetapi, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh seseorang tersebut. d. Minat Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan.Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik dan berusaha untuk dilupakan seseorang. Namun, jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat membentuk sikap positip dalam kehidupannya. f. Sumber Informasi Informasi adalah data yang diperoleh kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi untuk membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Mubarak, 2007). I. Sadari 4. Defenisi Sadari Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita.Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang sudah menstruasi atau wanita 20 tahun ke atas (Yusnita, 2013). 13 5. Indikasi Utama Sadari Indikasi utama Sadari adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah. Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar. Sebagian besar penderita baru terdeksi distadium lanjut karena kanker tidak bergejala. Semangkin bertambah usia, semankin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker. Hal itu tentu membuat kita khawatir (Mulyani, 2013). 6. Tahapan Melakukan Sadari Tabel 2.1 Tahapan Melakukan Sadari 1. Tahap awal berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara, perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan di puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit. 2. Angkatlah kedua tangan ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan pada kedua payudara atau puting. 14 3. Angkatlah lengan kanan dengan mengunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan dengan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah puting. Pastikan mencakup seluruh payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri. rasakan untuk setiap benjolan atau benjolan yang di bawah kulit. 4. Mengulangi lankah-langkah 3 dengan posisi berbaring, berbaringlah di tempat dengan permukaan rata, berbaringlah dengan tangan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk di bawah pundak, posisi ini menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan menjadi lebih mudah. Lakuakan gerakan melingkar yang sama pada tahap 4. Lakukan pula pada payudara kiri (Mulyani, 2013). J. Kanker Payudara 7. Definisi Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan (Olfah, 2013). Disebut kanker payudara ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali.Kanker payudara (Carsinoma Mamae) (Mulyani. 2013). Kanker payudara (Carsinoma Mamae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berawal dari parenchyma. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara. World Healt Organization (WHO) memasukkan penyakit ini kedalam International Classification Of Dieases (ICD) dengan kode No 174 (Ramli, 2005). 15 8. Faktor Resiko Hingga saat ini penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti Karena termasuk penyakit multifaktor yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal dan faktor lain yang bersifat eksogen faktor luar (Dian, 2002). Menurut Price dan Wilson di dalam buku Indrawati (2009) terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan kanker payudara: a. Usia Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause. b. Lokasi geografis dan ras Eropa barat dan Amerika utara lebih dari 6:10 keturunan Amerika utara perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun c. Status perkawinan Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara d. Paritas Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang belum pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan anak pertama usia belasan tahun. e. Riwayat menstruasi Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hinga 3,4 kali lebih besar dari pada wanita dengan (menarche) yang datang pada usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan 16 menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi. f. Riwayat keluarga Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara beresiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka risiko akan menjadi 6 kali lebih tinggi. g. Bentuk tubuh Obesitas atau setiap pertambahan 10kg maka 80% lebih besar terkena kanker payudara. h. Penyakit payudara lain Wanita yang mengalami hyperplasia duktus dan lobules dengan atipia memiliki risikio 8 kali lebih besar terkena kanker payudara i. Terpajan radiasi Peningkatan risiko pada setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun. j. Kanker primer kedua Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar.Dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.Dengan kaknker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar (Indrawati, 2009). 9. Klasifikasi Kanker Payudara Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua, yaitu: a. Kanker payudara invasif Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta diding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker dapat bersfat invasif menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh. 17 b. Kanker payudara Non-Invasif Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan konektif di sekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICS/Lobular Carsinoma In Situ lebih jarang terjadi tapi lebih di waspadai karena merupakan tanda meningkatnya resiko kanker payudara. Ada tiga tahapan utama dalam perkembangan kanker : a. Inisiasi Agen penyebab kanker merusak materi genetis sebuah sel, pada tahap ini terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang di sebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi, atau sinar matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen bahkan pada gangguan pisik manapun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. b. Promotion Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat pembelahan sel, diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini agar kanker berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada kanker tahap ini. c. Progresi Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar) ke bagianbagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu proses yang panjang mencakup rangkaian peristiwa biologis dari sel-sel payudara normal hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu milyar sel untuk membentuk tumor 1 cm. para peneliti meyakini bahwa kanker dapat tumbuh selam 8 tahun 18 sebelum terdeteksi oleh sinar X. sel-sel tumor payudara seiring dengan berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan kesistem getah bening serta tumbuh di organ-organ lain seperti hati, paru-paru atau tulang. Kanker payudara berdasarkan tingkat prevalensinya di bagi menjadi dua yaitu: a. Lobular Carsinoma In Situ (LCIS) Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel-sel terlihat, berada dalam kelenjar susu(lobules). Pasien dengan LCIS dimonitor dengan ketatsetiap empat bulan sekali oleh dokter dengan melakuakan uji klinis payudara, ditambah mamografi setiap tahunnya. Adapun pencegahan lain yang juga dilakuakan dengan meberikan terapi obat seperti temosifen atau prophylactic mastectomy, pengangkatan payudara yang dilakukan secara preventif. b. Ductal Carsinoma In Situ (DCIS) DCIS merupakan tipe kanker payudara non inopasif yang paling sering terjadi. Dengan deteksi dini rata-rata tingakat bertahan hidup penderita DCIS mencapai 100% dengan catatan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan lemak payudara serta bagian lain dari tubuh. DCIS dengan necrosis area sel kanker yang mati atau mengelama degenerasi. DCIS ini sering kali terdeteksi pada mamogram sebagai microcalcification (tumpukan kalasium dalam jumlah kecil). c. Infiltrating Lobural Carsinoma (ILC) Dikenal sebagai invasive laobular carcinoma.ILC terjadi sekitar 10% sampai 15% dari seluruh kejadian kanker payudara. ILC ini mulai terjadi dalam kelenjar susu(lobules) payudara, tetapi sering menyebar kabagian tubuh lain. d. Infiltrating Ducal Carsinoma (IDC) Dikenal sebagai invasive ducal carcinoma. IDC merupakan tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, sekitar 80% kasus IDC terjadi dalam 19 saluran susu payudara serta menembus dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara hingga kemungkinan terjadi pada bagian tubuh lain. Jenis kanker payudara yang jarang terjadi a. Mucinous Carsinoma Mucinous Carsinoma atau juga disebut juga dengan colloid carcinoma merupakan jenis kanaker payudara yang jarang terjadi, terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi lender (mucus).Wanita yang menderita jenis kanker ini memiliki hidup yang cukup baik di bandingkan dengan wanita menderita jenis kanker invasif yang lebih umum terjadi. b. Medullary Carsinoma Jenis kanker ini terjadi sekitar 5% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara dan merupakan satu jenis kanker payudara invasif yang terbentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal. c. Tubulare Carsinoma Jenis kanker ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara. Tubulare Carsinoma ini merupakan satu tive khusus dari tive kanker payudara invasif dan wanita yang menderita jenis kanker payudara ini, biasanya memiliki harapan kesembuhan yang cukup baik di bandingkan jenis kanker payudara lain. d. Inflamatory breast cancer Jenis kanker payudara ini jarang terjadi, sekitar 1% tetapi jika terjadi perkembangannya akan cepat inflammatory breast cancer, kondisi dimana payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan adanya cekungan dan atau pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh adanya sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara. 20 e. Phylloides tumor Phylloides tumor ini berkembang di dalam jaringan konektif payudara serta dapat ditangani dengan operasi pengankatan.Phylloides tumor merupakan kanker payudara yang bersifat jinak maupun ganas yang jarang terjadi f. Pagets disease of the nipple Jenis kanker payudara ini terjadi hanya sekitar 1% dari wanita dengan kanker payudara jenis ini mempunyai tingkat kesembuhan yang lebih baik, jenis kanker payudara ini berawal dari saluran susu kemudian menyebar ke kulit aerola dan puting. Pada kanker payudara ini kulit payudara akan pecah-pecah, merah, mengkoreng dan mengeluarkan cairan (Indrawati, 2009). 10. Anatomi Payudara Payudara (mammae) yang dimiliki pria dan wanita adalah sama sampai masa puberitas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya akan mempengeruhi perkembangan payudara. Pada wanita perkembangan payudara sangat aktif sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mamae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna.Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastic yang bersifat jinak maupun ganas.Bersifat ganas dapat berupa kanker.Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudar, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat.Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kudran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah) dan media bawah. Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya sebagai sekeresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi menyususi karena payudara memiliki kelenjar susu yang memberikan nutrisi berbentuk air susu. Payudara itu sendiri terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus.Jaringan payudara 85% terdiri dari lemak, sedikit dibawah pusat payudara dewasa terdapat 21 puting (papilla mamria) tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.Puting serta areola biasanya memiliki warna dan tekstur yang berbeda dari kulit disekelilingnya, warna bermacam-macam dari yang merah muda pucat, smapi hitamdan gelap. Selama hamil dan menyusui puting susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara (Indrawati, 2009). 11. Pencegahan Kanker Payudara Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier (Indrawati 2009). Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan dari kontak karsinogen dan berbagai faktor resiko, serta melaksanakan pola hidup sehat karena diperkirakan hampir seluruk kasus kanker disebabkan oleh karsinogen yang ada dilingkunagan kita, dan sebagian besar ada hubungannya dengan tembakau dan alkohol. Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara.Setiap wanita yang normal dan memilki siklus haid normal merupakan population atrisk dari kanker payudara.Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.Diantaranya adalah dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan skrining melalui mammografi.Menurut beberapa penelitian, menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan SADARI dibandingkan yang tidak. 22 Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kankerpayudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan (Indrawati 2009). 12. Diagnosis Kanker Payudara Ada berbagai macam cara untuk mendiagnosis kanker payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada penyebaran (metastasis) ke organ lain beberapa tes juga dapat digunakan untuk menetukan pengobatan yang paling efektif untuk pasien. Kebanyakan pada tipe kanker, biopsy merupakan jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsi tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan tes lain untuk membantu diagnosa. Tes imaging dapat digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metstasis. Perlunya mempertimbangkan beberapa faktor ketika akan memutuskan tes diagnostic, antara lain: a. Usia dankondisi medis pasien b. Tipe kanker c. Beratnya gejala d. Hasil tes sebelumnya Tes diagnosa kanker payudara ini biasanya dilakuakan apabila wanita menemukan suatu yang tidak normal dipayudara wanita tersebut ketika pemeriksaan klinis pemeriksaan payudara sendiri ataupun si wanita atau dokter menemukan suatu masa atau pengerasan yang tidak normal pada payudara si wanita (suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray), melaluiscanning mammogram, atau juga dilakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosa kanker payudara tetapi tidak pada semua orang akan dilakuakan seluruh tes di bawah ini. 23 a. Imaging test Diagnosti mammography.Sama seperti screening mammography, hanya saja pada saat tes ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Ini biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga dilakukan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening mammography. b. Ultrasound (USG) USG merupakan suatu pemeriksaan ultrasound dengan menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara (Indrawati, 2009). K. Kerangka Konsep Berdasarkan studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut: Skema 2.2 Kerangka Konsep Variabel Independent Pendidikan Kesehatan Vaariabel Dependent Pengetahuan Sisiwi Tentang Kanker Payudara L. Hipotesis Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada perbedaan antara pengetahuan pecegahan kanker payudara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang sadari terhadappencegahan kanker payudara pada siswi SMK Yayasan Pendidikan Hasanuddin Medan Tahun 2014.