BAB II TINJAUN TEORITIS

advertisement
BAB II
TINJAUN TEORITIS
G. Pendidikan Kesehatan
6. Defenisi
Pendidikan kesehatan merupakan upaya penyampaian pesan terehadap berbagai
tingkat sasaran yang memiliki tujuan akhir terjadinya perubahan prilaku.
Pendidikan kesehatan merupakan proses pemindahan pesan terkait masalah
kesehatan terhadap berbagai sasaran yang didalamnya terlibat komponenkomponen pembelajaran seperti metode, materi, media selain faktor sasaran itu
sendiri (Setiawati, 2008).
7. Visi Dan Misi Pendidikan Kesehatan
Visi umum dari pendidikan kesehatan tidak lepas dari Undang-undang Kesehatan
Nomor 23 tahun 1992, yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Dalam upaya mencapai visi
tersebut perlu dilakuakan upaya-upaya yang harus dilakasanakan melalui satu misi
diantaranaya:
a. Pelindung
Melakuakan kegiatan advokasi terhadap pengambilan keputusan diberbagai
program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.Misalnya dibuat peraturan
pemerintah tentang larangan merokok difasilitas umum.Peraturan pemerintah
tentang pentingnya lahan hijau dan lahan resapan dimasing-masing lingkungan
tempat tinggal.
b. Menjembatani
Upaya menjembatani sasaran pendidikan kesehatan dengan program atau
sektor lain yang terkait dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Contoh pada pelaksanaan pembuatan jamban keluarga sehat, maka selain
perawat komunitas perlu juga dilibatkan tenaga kesehatan lingkungan dalam
peranacangan jamban keluarga.
6
7
c. Memampukan
Berupaya melakukan pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat dalam
memelihara, mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan baik
individu keluarga dan masyarakat (Sinta, 2011).
8. Strategi Pendidikan Kesehatan
a. Perlindungan
Strategi ini dirancang untuk mempengaruhi para pengambil keputusan terkait
dengan masalah kesehatan atau paktor penunjang kesehatan. Sasaran stgrategi
ini antara lain pejabat, legislatif, pengusaha serta organisasi politik dan
organisasi masyarakat. Output yang dihasilkan bisa dalam bentuk UndangUndang kesehatan, peraturan pemerintah, institusi menteri, kebijakan
pengusaha yang kesemuanya menunjang pemeliharaan kesehatan.
b. Dukungan sosial
Kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah,
camat, bupati) ataupun informal (tokoh adat, tokoh agama). Dengan strategi ini
diharapkan kegiatan akan mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat
dengan melihat ketokohan dan figur yang menyampaikan kebijakan kesehatan.
c. Pemberdayaan masyarakat
Kegiatan ini ditujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran utama
melakukan pendidikan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan
dengan cara penyuluhan kesehatan, pengorganisasian kegiatan pelatihan dan
bimbingan terhadap masyarakat dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (Sinta, 2011).
8
9. Sasaran Pendidikan Kesehatan
a. Sasaran primer
Sasaran primer adalah sasaran utama dan menjadi sasaran langsung atas upaya
dalam melakuakan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Misalnya
pada pasangan usia subur untuk sasaran penyuluhan penggunaan alat-lat
kontrasepsi. Ibu menyusui sebagai sasaran penyuluhan pemberian ASI
ekslusif.Anak SD sebagai sasaran penyuluhan pentingnya melakukan
kebersihan mulut dan gigi.
b. Sasaran skunder
Sasaran skunder atas tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.
Diberikannya pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan dapat
mempercepat penerimaan informasi kesehatan sehingga perubahan prilaku
kesahatan yang diharapkan dapat tercapai.
c. Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah para pembuuat keputusan, pengambil kebijakan,
misalanya pemerintah, pejabat dan pengusaha.
10. Proses Pendidikan Kesahatan
Prinsif pokok dalam pendidikan kesehatanadalah proses belajar.
Skema 2.1
Proses Belajar
Input
Proses
Output
Dalam proses belajar ini terdapat tiga persoalan pokok yaitu :
a. Persoalan masukan (input)
Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok
serta masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar
belakangnya.
9
b. Persoalan proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (prilaku) pada diri
subjek belajar tersebut.
c. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antar berbagai faktor lain antara
lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator) metode, teknik belajar,
alat bantu belajar serta materi atau bahan yang akan dipelajari.
d. Persoalan keluaran (Output)
Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu kemampuan atau perubahan prilaku
dari subjek belajar (Sinta, 2011).
H. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan melalui
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Namun sebagai besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga tentang fakta dan
kenyataan, selain itu juga melalui pengalaman dan proses belajar dalam
pendidikan baik bersifat formal dan informal (Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau
recall terhadap suatu hal yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rasangan yang diterima.
10
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis
merujuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
3. Fungsi Pengetahuan
Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk
mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsurunsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh
individu akan disusun, ditata kembali, atau sedemikian rupa sehingga tercapai
suatu konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara
strukturisasi agar dunia disekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan
11
untuk
melakukan
evaluasi
terhadap
fenomena
luar
yang
ada
dan
mengorganisasikannya (Azwar, 2007).
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan
epidemiologi untuk keperluan perbandingan, maka WHO mengajurkan
perbandingan sebagai berikut:
0-14 tahun
: Bayi dan Anak – anak
15-49 tahun
: Muda dan Dewasa
60 tahun keatas
: Orang tua.
Semakin bertambah umur, maka semakin bertambah pula pengetahuan yang
dimiliki seseorang.
b. Pendidikan
Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak
dalam ayunan hingga liang lahat, berupa intaraksi individu dengan
lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses kegiatan
pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.Makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diperkenalkan.
c. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Akan
12
tetapi, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pula pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh seseorang tersebut.
d. Minat
Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungan.Ada kecenderungan pengalaman yang kurang
baik dan berusaha untuk dilupakan seseorang. Namun, jika pengalaman
terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis akan timbul
kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan
akhirnya dapat membentuk sikap positip dalam kehidupannya.
f. Sumber Informasi
Informasi adalah data yang diperoleh kedalam suatu bentuk yang mempunyai
arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat
itu atau keputusan mendatang.Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi
untuk membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru.Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan (Mubarak, 2007).
I. Sadari
4. Defenisi Sadari
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kanker dalam payudara wanita.Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang sudah menstruasi atau
wanita 20 tahun ke atas (Yusnita, 2013).
13
5. Indikasi Utama Sadari
Indikasi utama Sadari adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker dengan
mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan,
perubahan warna kulit, puting bersisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan
darah. Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak
di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar. Sebagian besar penderita baru
terdeksi distadium lanjut karena kanker tidak bergejala. Semangkin bertambah
usia, semankin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker. Hal itu tentu
membuat kita khawatir (Mulyani, 2013).
6. Tahapan Melakukan Sadari
Tabel 2.1
Tahapan Melakukan Sadari
1. Tahap awal berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua
payudara, perhatikan kemungkinan adanya perubahan
yang tidak biasa seperti cairan di puting, pengerutan,
penarikan atau pengelupasan kulit.
2. Angkatlah kedua tangan ke atas kepala. Perhatikan,
apakah ada kelainan pada kedua payudara atau puting.
14
3. Angkatlah lengan kanan dengan mengunakan 3-4 jari
tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara
lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari
bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan dengan
membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan
lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara
bertahap lakukan kearah puting. Pastikan mencakup
seluruh payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak
sendiri. rasakan untuk setiap benjolan atau benjolan yang
di bawah kulit.
4. Mengulangi lankah-langkah 3 dengan posisi berbaring,
berbaringlah
di
tempat
dengan
permukaan
rata,
berbaringlah dengan tangan kanan di belakang kepala dan
bantal kecil atau lipatan handuk di bawah pundak, posisi
ini menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat
pemeriksaan menjadi lebih mudah. Lakuakan gerakan
melingkar yang sama pada tahap 4. Lakukan pula pada
payudara kiri (Mulyani, 2013).
J. Kanker Payudara
7. Definisi
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara,
kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang sering terdapat
di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras bentuknya tidak beraturan
dan dapat digerakkan (Olfah, 2013). Disebut kanker payudara ketika sejumlah sel
di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali.Kanker
payudara (Carsinoma Mamae) (Mulyani. 2013).
Kanker payudara (Carsinoma Mamae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas
yang berawal dari parenchyma. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu
(kelenjar pembuat susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan
penunjang payudara. World Healt Organization (WHO) memasukkan penyakit ini
kedalam International Classification Of Dieases (ICD) dengan kode No 174
(Ramli, 2005).
15
8. Faktor Resiko
Hingga saat ini penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti Karena
termasuk penyakit multifaktor yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang
lainnya. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam
terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal dan faktor lain
yang bersifat eksogen faktor luar (Dian, 2002).
Menurut Price dan Wilson di dalam buku Indrawati (2009) terdapat beberapa
faktor yang berkaitan dengan kanker payudara:
a. Usia
Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur
50 tahun dan setelah menopause.
b. Lokasi geografis dan ras
Eropa barat dan Amerika utara lebih dari 6:10 keturunan Amerika utara
perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun
c. Status perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara
d. Paritas
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang belum
pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar dibandingkan wanita yang
melahirkan anak pertama usia belasan tahun.
e. Riwayat menstruasi
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari
12 tahun memiliki resiko 1,7 hinga 3,4 kali lebih besar dari pada wanita dengan
(menarche) yang datang pada usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan
16
menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5
hingga 5 kali lipat lebih tinggi.
f. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara beresiko 2-3
kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan
maka risiko akan menjadi 6 kali lebih tinggi.
g. Bentuk tubuh
Obesitas atau setiap pertambahan 10kg maka 80% lebih besar terkena kanker
payudara.
h. Penyakit payudara lain
Wanita yang mengalami hyperplasia duktus dan lobules dengan atipia memiliki
risikio 8 kali lebih besar terkena kanker payudara
i. Terpajan radiasi
Peningkatan risiko pada setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak
bermanifestasi setelah usia 30 tahun.
j. Kanker primer kedua
Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih
besar.Dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih
besar.Dengan kaknker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar
(Indrawati, 2009).
9. Klasifikasi Kanker Payudara
Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Kanker payudara invasif
Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta diding kelenjar
susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker dapat
bersfat invasif menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe
atau organ lain dalam tubuh.
17
b. Kanker payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta
jaringan konektif di sekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan
bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan
LICS/Lobular Carsinoma In Situ lebih jarang terjadi tapi lebih di waspadai
karena merupakan tanda meningkatnya resiko kanker payudara.
Ada tiga tahapan utama dalam perkembangan kanker :
a. Inisiasi
Agen penyebab kanker merusak materi genetis sebuah sel, pada tahap ini
terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
di sebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi, atau sinar
matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen bahkan
pada gangguan pisik manapun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
b. Promotion
Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat pembelahan sel,
diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini agar kanker
berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada
kanker tahap ini.
c. Progresi
Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar) ke bagianbagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu proses yang
panjang mencakup rangkaian peristiwa biologis dari sel-sel payudara normal
hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu milyar sel untuk membentuk
tumor 1 cm. para peneliti meyakini bahwa kanker dapat tumbuh selam 8 tahun
18
sebelum terdeteksi oleh sinar X. sel-sel tumor payudara seiring dengan
berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan kesistem getah bening
serta tumbuh di organ-organ lain seperti hati, paru-paru atau tulang.
Kanker payudara berdasarkan tingkat prevalensinya di bagi menjadi dua yaitu:
a. Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)
Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel-sel terlihat, berada dalam kelenjar
susu(lobules). Pasien dengan LCIS dimonitor dengan ketatsetiap empat bulan
sekali oleh dokter dengan melakuakan uji klinis payudara, ditambah mamografi
setiap tahunnya. Adapun pencegahan lain yang juga dilakuakan dengan
meberikan terapi obat seperti temosifen atau prophylactic mastectomy,
pengangkatan payudara yang dilakukan secara preventif.
b. Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe kanker payudara non inopasif yang paling sering terjadi.
Dengan deteksi dini rata-rata tingakat bertahan hidup penderita DCIS mencapai
100% dengan catatan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran susu ke
jaringan lemak payudara serta bagian lain dari tubuh. DCIS dengan necrosis
area sel kanker yang mati atau mengelama degenerasi. DCIS ini sering kali
terdeteksi pada mamogram sebagai microcalcification (tumpukan kalasium
dalam jumlah kecil).
c. Infiltrating Lobural Carsinoma (ILC)
Dikenal sebagai invasive laobular carcinoma.ILC terjadi sekitar 10% sampai
15% dari seluruh kejadian kanker payudara. ILC ini mulai terjadi dalam
kelenjar susu(lobules) payudara, tetapi sering menyebar kabagian tubuh lain.
d. Infiltrating Ducal Carsinoma (IDC)
Dikenal sebagai invasive ducal carcinoma. IDC merupakan tipe kanker
payudara yang paling umum terjadi, sekitar 80% kasus IDC terjadi dalam
19
saluran susu payudara serta menembus dinding saluran, menyerang jaringan
lemak payudara hingga kemungkinan terjadi pada bagian tubuh lain.
Jenis kanker payudara yang jarang terjadi
a. Mucinous Carsinoma
Mucinous Carsinoma atau juga disebut juga dengan colloid carcinoma
merupakan jenis kanaker payudara yang jarang terjadi, terbentuk oleh sel
kanker yang memproduksi lender (mucus).Wanita yang menderita jenis kanker
ini memiliki hidup yang cukup baik di bandingkan dengan wanita menderita
jenis kanker invasif yang lebih umum terjadi.
b. Medullary Carsinoma
Jenis kanker ini terjadi sekitar 5% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara
dan merupakan satu jenis kanker payudara invasif yang terbentuk satu batas
yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal.
c. Tubulare Carsinoma
Jenis kanker ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.
Tubulare Carsinoma ini merupakan satu tive khusus dari tive kanker payudara
invasif dan wanita yang menderita jenis kanker payudara ini, biasanya
memiliki harapan kesembuhan yang cukup baik di bandingkan jenis kanker
payudara lain.
d. Inflamatory breast cancer
Jenis kanker payudara ini jarang terjadi, sekitar 1% tetapi jika terjadi
perkembangannya akan cepat inflammatory breast cancer, kondisi dimana
payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan adanya cekungan dan
atau pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh adanya sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara.
20
e. Phylloides tumor
Phylloides tumor ini berkembang di dalam jaringan konektif payudara serta
dapat ditangani dengan operasi pengankatan.Phylloides tumor merupakan
kanker payudara yang bersifat jinak maupun ganas yang jarang terjadi
f. Pagets disease of the nipple
Jenis kanker payudara ini terjadi hanya sekitar 1% dari wanita dengan kanker
payudara jenis ini mempunyai tingkat kesembuhan yang lebih baik, jenis
kanker payudara ini berawal dari saluran susu kemudian menyebar ke kulit
aerola dan puting. Pada kanker payudara ini kulit payudara akan pecah-pecah,
merah, mengkoreng dan mengeluarkan cairan (Indrawati, 2009).
10. Anatomi Payudara
Payudara (mammae) yang dimiliki pria dan wanita adalah sama sampai masa
puberitas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya akan
mempengeruhi perkembangan payudara. Pada wanita perkembangan payudara
sangat aktif sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mamae kurang berkembang
dan sinus berkembang tidak sempurna.Payudara yang sensitif terhadap pengaruh
hormonal
mengakibatkan
payudara
cenderung
mengalami
pertumbuhan
neoplastic yang bersifat jinak maupun ganas.Bersifat ganas dapat berupa
kanker.Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudar, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat.Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi
menjadi empat kuadran, yaitu kudran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial
(tengah) dan media bawah.
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya
sebagai sekeresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi menyususi karena payudara
memiliki kelenjar susu yang memberikan nutrisi berbentuk air susu. Payudara itu
sendiri terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus.Jaringan
payudara 85% terdiri dari lemak, sedikit dibawah pusat payudara dewasa terdapat
21
puting (papilla mamria) tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.Puting
serta areola biasanya memiliki warna dan tekstur yang berbeda dari kulit
disekelilingnya, warna bermacam-macam dari yang merah muda pucat, smapi
hitamdan gelap. Selama hamil dan menyusui puting susu biasanya menonjol
keluar dari permukaan payudara (Indrawati, 2009).
11. Pencegahan Kanker Payudara
Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi
kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.
Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa
pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier (Indrawati
2009).
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan
diri dari keterpaparan dari kontak karsinogen dan berbagai faktor resiko, serta
melaksanakan pola hidup sehat karena diperkirakan hampir seluruk kasus kanker
disebabkan oleh karsinogen yang ada dilingkunagan kita, dan sebagian besar ada
hubungannya dengan tembakau dan alkohol.
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara.Setiap wanita yang normal dan memilki siklus haid
normal merupakan population atrisk dari kanker payudara.Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini.
Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.Diantaranya adalah
dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan skrining
melalui mammografi.Menurut beberapa penelitian, menemukan bahwa kematian
oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan SADARI
dibandingkan yang tidak.
22
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kankerpayudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan
(Indrawati 2009).
12. Diagnosis Kanker Payudara
Ada berbagai macam cara untuk mendiagnosis kanker payudara dan untuk
menentukan apakah sudah ada penyebaran (metastasis) ke organ lain beberapa tes
juga dapat digunakan untuk menetukan pengobatan yang paling efektif untuk
pasien. Kebanyakan pada tipe kanker, biopsy merupakan jalan satu-satunya untuk
menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsi
tidak
mungkin
dilakukan, dokter akan mengusulkan tes lain untuk membantu diagnosa. Tes
imaging dapat digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metstasis.
Perlunya mempertimbangkan beberapa faktor ketika akan memutuskan tes
diagnostic, antara lain:
a. Usia dankondisi medis pasien
b. Tipe kanker
c. Beratnya gejala
d. Hasil tes sebelumnya
Tes diagnosa kanker payudara ini biasanya dilakuakan apabila wanita menemukan
suatu yang tidak normal dipayudara wanita tersebut ketika pemeriksaan klinis
pemeriksaan payudara sendiri ataupun si wanita atau dokter menemukan suatu
masa atau pengerasan yang tidak normal pada payudara si wanita (suatu titik kecil
dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray), melaluiscanning mammogram,
atau juga dilakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosa kanker payudara
tetapi tidak pada semua orang akan dilakuakan seluruh tes di bawah ini.
23
a. Imaging test
Diagnosti mammography.Sama seperti screening mammography, hanya saja
pada saat tes ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Ini biasanya
digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya puting mengeluarkan
cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga dilakukan
apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat
screening
mammography.
b. Ultrasound (USG)
USG merupakan suatu pemeriksaan ultrasound dengan menggunakan
gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran
jaringan pada payudara (Indrawati, 2009).
K. Kerangka Konsep
Berdasarkan studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut:
Skema 2.2
Kerangka Konsep
Variabel Independent
Pendidikan Kesehatan
Vaariabel Dependent
Pengetahuan Sisiwi
Tentang Kanker Payudara
L. Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada perbedaan antara pengetahuan pecegahan kanker payudara sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang sadari terhadappencegahan
kanker payudara pada siswi SMK Yayasan Pendidikan Hasanuddin Medan
Tahun 2014.
Download