BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Lepra merupakan penyakit infeksi bakterial yang disebabkan oleh Mycobacterium ditemukannya AIDS, lepra leprae. merupakan Sampai penyakit infeksi yang paling ditakuti di dunia. Bahkan sampai sekarang efek dari lepra masih mempengaruhi hidup banyak orang, terutama di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika (Sehgal, 2006). orang Hingga saat mengalami prevalensi ini diperkirakan disabilitas penyakit ini akibat menurun sekitar lepra. 4 juta Walaupun akibat pemberian antibiotik yang efektif, namun insidensi kasus lepra masih berada dalam kondisi stabil tiap tahunnya. Berdasarkan data World Health Organization, dari 115 negara ditemukan 189.018 kasus lepra pada akhir tahun 2012 dan pada tahun yang sama dilaporkan terdapat 232.857 kasus baru (WHO, 2014). Sebanyak 77% pasien dengan lepra berada di kawasan Asia Tenggara, 8.3% di Afrika dan 10% dengan kasus di lepra Amerika. terbesar India di merupakan dunia, negara menyumbang 1 2 sekitar 70% kasus dari seluruh kasus lepra yang ada di dunia. Sebanyak 86% kasus lepra tersebar pada 6 negara (India, Brazil, Indonesia, Myanmar, Madagaskar, dan Nepal). Walaupun banyak kasus lepra terdapat di negara tropis, lepra tidak selalu dikaitkan dengan penyakit tropis. Lepra menyebar luas di kawasan Medieval Eropa dan menjadi endemik di Norwegia hingga awal abad ke-20 (Warrel et al., 2006). Lepra kulit merupakan dan penyakit saraf ini penyakit tepi. masih kronik Walaupun menjadi yang dapat menyerang disembuhkan masalah mayor dalam masyarakat karena penyakit ini tidak hanya berdampak secara bagi fisik namun penderitanya juga memiliki (Enrico, 2012). dampak Saat psikososial ini, kontrol terhadap lepra telah berkembang pesat secara signifikan dikarenakan adanya kampanye nasional dan subnasional pada daerah-daerah lepra primer menjadikan menjadi dalam diagnosis lebih daerah-daerah rendah ke endemik yang mudah. Integrasi pelayanan dan terapi Hal ini marginal memiliki lepra. dengan resiko kesahatan dari penting penyakit terutama pelayanan tinggi layanan untuk umum ini bagi kesehatan penyakit lepra. Akses informasi, diagnosis dan terapi multi-drug 3 menjadi elemen utama dalam strategi untuk mengeliminasi penyakit ini sebagai masalah kesehatan masyarakat. Eliminasi penyakit ini didefinisikan sebagai prevalensi kurang dari 1 kasus lepra per 10,000 populasi. Meskipun secara global kasus dari lepra mengalami penurunan signifikan, beberapa negara masih memiliki endemisitas tinggi, seperti Indonesia, Angola, Madagaskar, Bangladesh, Mozambique, Brazil, China, Myanmar, Nepal, Nigeria, Filipina, South Sudan, Sri Lanka dan Tanzania. Berdasarkan uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa lepra Indonesia. masih Adanya menjadi masalah karateristik yang kesehatan berbeda di seperti keadaan geografis, faktor sosial, ekonomi dan budaya pada tiap wilayah di Indonesia akan menyebabkan adanya perbedaan dalam kualitas kesehatan dan penanggulangan lepra pada tiap wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, masih diperlukan banyak penelitian tentang lepra pada tiap wilayah di Indonesia yang nantinya dapat mendukung terjadinya penanggulangan lepra secara komprehensif. Penelitian mengenai kejadian lepra sebenarnya banyak dilakukan, akan tetapi sangat terbatas yang menyediakan profil histopatologi. Profil penderita lepra tentunya bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain. 4 Data yang tersedia juga belum banyak dan tidak selalu up to date. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menyediakan data mengenai profil penderita lepra yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas diagnosis, prevensi, dan penanganan kasus lepra, khususnya di Yogyakarta. I.2. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana profil histopatologi lepra di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito tahun 2012-2013? I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil histopatologi dari penderita lepra yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomik RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2012-2013. I.4 Keaslian Penelitian Penelitian tentang kasus lepra cukup banyak dilakukan di berbagai tempat, namun penelitian tentang ”Profil Histopatologi Lepra di Instalasi Patologi Anatomik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2013” belum 5 pernah dilakukan pada rentang waktu tersebut. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memberikan gambaran terkini mengenai profil histopatologi lepra di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Terdapat penelitian yang mirip dengan penelitain ini, yaitu : Tabel 1. Keaslian penelitian. No Penelitian Judul Desain Penelitian Kohort retrospekt if Tujuan 1 David M Schollard et al., 1994 Epidemiolo gic of charateris tic of leprosy reaction 2 Prawoto et al., 2008 Faktor faktor resiko yang berpengaru h terhadap terjadinya reaksi kusta Casecontrol Membuktikan karateristik individu dan status klinis terhadap reaksi kusta 3 Schreuder, 1998 The Occurence of Reaction and Impairment in leprosy experience in the Leprosy control Program of three province Kohort prospektif Mengatahui prevalensi, insidensi, fakto resiko reaksi kusta dan silent neuropati di Thailand. Mengetahui karateristik epidemiologi reaksi kusta Hasil Penelitian Jenis kelamin dan umur berhubunga n dengan terjadinya reaksi kusta Faktor resiko yang berpengaru h adalah umur saat kurang dari 15 tahun, lama sakit lebih dari 1 tahun dan kelelahan fisik. Vaksinasi, kehamilan, nifas dan kemoterapi merupakan faktor resiko reversal. 6 in Northeaste rn Thailand 1978-1995 I.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan data epidemiologi dari penderita lepra di Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran tentang distribusi histopatologi lepra dan hal-hal yang berpengaruh dalam perkembangan penyakit ini. Diharapkan hal ini dapat menjadi acuan untuk peningkatan kualitas diagnosis dan penanganan penderita lepra. Selain itu penelitian ini dalam jangka berkontribusi panjang dalam juga diharapkan mengurangi morbiditas mampu dan mortalitas akibat lepra. Untuk mampu kelanjutannya memberikan sumbangan penelitian teori dan ini diharapkan inspirasi bagi peneliti lain untuk menelaan lebih lanjut tentang kasus lepra.