ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R PUTUSAN Nomor : 223 / PID.B / 2012 / PN. SMG ng DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal 22-03-2012 s/ d 20-04-2012 ; Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal In do ne si • ep • R am ub lik ah A gu Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Pidana pada peradilan tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama Lengkap : Yuli Setyarini S Farm Apt Binti Soepangat Tempat Lahir : Semarang Umur/tanggal Lahir : 30 Tahun/08-07-1981 Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia. Tempat Tinggal : Jalan Kauman Timur Nomor 88 Rt 3/1 Kelurahan Kauman Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang. Agama : Islam Pekerjaan : Apoteker/Swasta. Pendidikan : S-1. Terdakwa berada di dalam tahanan Kota oleh : • Penuntut Umum sejak tanggal : 13-03-2012 s/d 01-04-2012 ; ah k 21-04-2012 s/d 19-06-2012 ; Menimbang, bahwa di persidangan Terdakwa yang didampingi oleh Penasehat Hukumnya : BAMBANG JOYO SUPENO, SH.,Mhum dari Lembaga Advokasi Partai Amanat Nasional (LAPAN) Jawa Tengah, beralamat di Jl. Mukharom No. 7 Kel. Kedungmundu, Kec. Tembalang, Kota Semarang menyerahkan Surat Kuasa Khususnya tertanggal 3 April 2012 ; Pengadilan Negeri tersebut ; Setelah membaca surat-surat dalam berkas perkara ; Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa di persidangan ; Setelah meneliti dan memperhatikan surat-surat bukti di persidangan ; Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum, karena telah didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diuraikan dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor. Reg. Perk : PDM-134/ Semar/Epp.2/3/2012, tertanggal 20 Maret 2012 sebagai berikut : Bahwa Terdakwa Yuli Setyorini S farm Apt binti Soepangat pada hari Rabu tanggal 01 Desember 2010 atau pada suatu waktu dalam bulan Desember 2010 bertempat di Apotik Dirgantara (badan usaha) Jalan Prof. Hamka Nomor 30 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, setidak-tidaknya di suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Semarang, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya es on Hal 1 dari 38 In d A gu ng R ep ub lik A gu ng ah m ka ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 1 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R terhadap barang, disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu, yang dilakukan dengan cara : • Bahwa pada tanggal 29 Mei 2010 di hadapan Notaris Emi ah A gu ng In do ne si R ah k ep am • ub lik • A gu ng Wijayanti, SH Jalan Prof. Hamka Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, saksi Wiwik Suprihatiningsih selaku pemilik sarana Apotik Dirgantara tersebut di atas melakukan perjanjian kerjasama dengan Terdakwa selaku Apoteker di Apotik Dirgantara tersebut (akte Notaris terlampir dalam berkas) ; Bahwa perjanjian kerjasama tersebut mengatur hak dan kewajiban Para pihak serta syarat-syarat lainnya yang dituangkan/diuraikan dalam isi/klausula perjanjian yang disepakati oleh saksi Wiwik Suprihatiningsih dan Terdakwa ; Di dalam perjanjian tersebut disusun hak dan kewajiban tersangka selaku Apoteker antara lain : menerima gaji pokok, menerima resep obat, mengamankan/menyimpan obat-obatan, masa berlakunya perjanjian, tata cara mengakhiri perjanjian, tata cara salah satu pihak mengundurkan diri dan sebagainya sedangkan hak dan kewajiban saksi Wiwik selaku Pemilik sarana apotik antara lain : menyediakan dana, sarana (obat), bangunan, mengesahkan laporan pembukuan dan keuangan, masa berlakunya perjanjian, tata cara mengakhiri perjanjian, tata cara salah satu pihak mengundurkan diri dan sebagainya ; Pada hari Rabu tanggal 01 Desember 2010 sekira jam 09.00 wib di Apotik Dirgantara Jalan Prof Dr Hamka 30 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, Terdakwa menggunakan 01 kunci membuka peti/lemari dan mengambil obat-obatan dalam 01 (satu) dus berisikan jenis narkotika dan phisikotropika dengan jenis antara lain : Codein tab. 10 mg 175,05 tab , Codein tab. 20 mg 199,675 tab, Codipront Caps 45 cap,. Codipront syrup 1 Botol, Codipront Cum exp. Syrup 3 Botol, Amitriptilin 25 mg 91 tab, Carbamazepin 63 tab , Haloperidol 110 tab, CPZ 525,5 tab, Clobazain 60 tab, Danalgin 61 tab, Metaneuron 60 Tab, Luminal 30 mg 979,9 tab, Stesolid Rectal 5 mg 3 tab, Tramal 15 tab dan barang lainnya yaitu : 1 buah kunci almari narkotik, 2 buah buku laporan narkotik dan psikotropik, 1 bendel kartu stok narkotik dan psikotropik, 1 buah buku resep, 2 bendel resep bulan Nopember dan Desember 2010, 5 bendel resep narkotik dan psikotropik bulan Juli sampai dengan Nopember 2010 dan 1 faktur narkotik dan psikotropik, 1 Hal 2 dari 38 es on In d A gu ng M R ah ep ka ub m lik ah • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Surat pesanan narkotik, 1 bendel laporan narkotik dan psik-otopik bulan Juli sampai dengan Nopember 2010 ; Selanjutnya Terdakwa membawa obat-obatan tersebut di atas keluar dari Apotik Dirgantara tanpa seijin/tiada persetujuan saksi Wiwik selaku pemilik sarana apotik/ pemilik barang ; Bahwa Terdakwa yang telah menguasai obat-obatan • tersebut di atas lalu menyerahkannya kepada saksi Lies di kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk disimpan ; • Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut di atas tidak sesuai/ melanggar syarat-syarat/ketentuan yang telah ditentukan dalam perjanjian kerjasama antara saksi Wiwik dengan Terdakwa (akta Notaris) perihal antara lain : jika salah satu pihak menggandakan/memindahkan barang, akan mengakhiri perjanjian kerjasama dan mengundurkan diri maka memberitahukan kepada pihak lain (pemilik sarana) secara tertulis 03 bulan sebelumnya dan salah satu/kedua pihak harus mencari/mendapat Apoteker baru (pengganti) hingga segala sesuatu diselesaikan secara musyawarah ; • Bahwa Terdakwa telah berbuat menyimpang dari sifat dan tujuan diadakannya obat-obatan tersebut dan menghilangkan apa yang berada di bawah kekuasaanya yang dipercayakan oleh pemilik barang kepada Terdakwa ; Akibat perbuatan Terdakwa tersebut, saksi Wiwik (Apotik ep on Hal 3 dari 38 In d ng gu A es R ep ub lik Dirgantara) mengalami kerugian ditaksir sekitar Rp 2. 213.675,- ( dua juta dua ratus tiga belas ribu enam ratus tujuh puluh lima rupiah) atau sekitar sejumlah tersebut ; Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 374 KUHP ; Menimbang, bahwa setelah dakwaan dibacakan di depan persidangan, Penasihat Hukum Terdakwa telah menyampaikan keberatan/eksepsi terhadap surat dakwaan yang diajukan pada tanggal 10 April 2012 dan Penuntut Umum telah pula mengajukan tanggapannya tertanggal 18 April 2012 ; Menimbang, bahwa terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa dan tanggapan Penuntut Umum tersebut, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan Sela Nomor : 223/Pid,B/2012/PN.Smg, tanggal 02 Mei 2012 yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menolak Eksepsi/keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa Yuli Setyarini S Farm Apt binti Soepangat ; 2. Memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk melanjutkan proses persidangan dengan menghadirkan saksi-saksinya pada persidangan yang akan datang ; M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah A gu ng • In do ne si R ah k am ub lik ah A gu ng • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 3 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id gu ng R Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya oleh Penuntut Umum di persidangan telah didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah pada pokoknya memberikan sebagai berikut : 1. WIWIK SUPRIHARTININGSIH bt SUTRISNO, • Bahwa perkara ini sehubungan kehilangan obat-obat Narkotika dan psikotropika pada hari Rabu tanggal 01 Desember 2010 di Apotik Dirgantara Jl. Prof. DR. Hamka No. 30 Ngaliyan Semarang ; • Bahwa Rumah dan obat-obatan milik saksi ; • • Bahwa karyawannya ada 21 karyawan ; • Bahwa Terdakwa keluar tanpa pamit, setelah terima gajinya ; Bahwa ada prosedur untuk keluar dari apotik, 3 bulan sebelum keluar cari penggantinya dan mengajukan pengunduran diri ; Bahwa kerugian saksi sekitar Rp.2 jutaan ; In do ne si Bahwa dalam hal ini tidak ada masalah, karena tidak ada keluhan dari Terdakwa ; A gu ng ah k • Bahwa benar ada perjanjian kerjasama yang tertuang dalam Akte Notaris No. 10 dengan tugas menjual, membeli obat-obatan sedang tugas saksi hanya memantau ; Bahwa ada pelanggaran Terdakwa adalah isi perjanjian yang berakibat apotik ditutup ; Bahwa pemilik Apotik Dirgantara Bapak Mualim sebagai pemilik utama, saksi pemilik kedua berdiri sejak tahun 2002 ; ub lik am • Bahwa Yuli Septyarini masuk ke Apotik Dirgantara dengan melamar, pada bulan Desember 2010 tidak pernah masuk lagi setelah mengambil gajinya ; ep ah • Bahwa pelakunya diberitahu polisi yaitu Terdakwa ; R A • • • • ah • m • Bahwa ada transaksi dibuat Terdakwa bahwa obat dibawa untuk diserahkan ke DKK (Dinas Kesehatan Kota) ; Bahwa obat Narkotik/psikotropik tidak dapat dibawa keluar kecuali terjual; Bahwa bentuk kerjasamanya, Apoteker sebagai pengelola Apotek (APA) dan Pemilik sebagai Pemilik sarasa Apotik (PSA). Hak dan kewajiban apoteker/ pengelola sesuai perjanjian kerjasama : diperolehnya ijin serta yg lain ; menyumbangkan tenaga kepandaian. Sedang PSA menyediakan sarana apotik baik itu pendanaan, perlengkapan apotik, bangunan ; es on Hal 4 dari 38 In d A gu ng M R ah ep ka • Bahwa yang pegang kunci lemari Terdakwa, jadi sewaktu dibuka, ternyata lemari obat penyimpanan obat narkotika/psikotropika kosong ; Bahwa tiap hari diawasi ; lik • ub • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa saksi tahu Pasal 3 perjanjian kerjasama pengelola apotik adalah apoteker ; • Bahwa saksi tahu Pasal 4 APA berkewajiban penuh serta bertanggungjawab sepenuhnya mengelola apotik dalam bidangbidang : pelayanan kefarmasian , administrasi dan keuangan ; Bahwa saksi tahu sesuai pasal 4 dalam melakukan/menjalankan ng R • • berupa tindakan : meminjam uang, melakukan pembelian penjualan, menggandakan barang ; Bahwa tindakan apoteker dalam kefarmasian itu • tanggungjawabnya ; Bahwa saksi tidak tahu PP No. 51 tahun 2009 ; • Bahwa saksi tidak tahu Kemenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 • tentang perubahan Peraturan Menkes No. 922/Menkes/Per/ X/1993 ; Bahwa Terdakwa mempunyai kewenangan kefarmasian ; • Bahwa PSA tidak mempunyai kewenangan kefarmasian ; • Bahwa sebelum apoteker keluar, 3 bulan sebelumnya mencari pengganti ada dalam Perjanjian kerjasama ; • Bahwa benar dalam pasal 8 berakhirnya kerjasama : jangka waktu kerjasama ; dicabutnya Surat Ijin Apoteker (SIA) karena pelanggaran peraturan dibidang farmasi, apoteker mengembalikan SIA ke Dinas Kesehatan ; Bahwa apotik Dirgantara tidak pernah melakukan pelanggaran ; ub lik ep In do ne si R A gu ng ah k am ah A gu • tindakan harus mendapatkan persetujuan dari PSA ; Bahwa saksi tidak tahu dalam pasal 4 yang dimintai persetujuan • • • Bahwa saksi kenal dengan Puput dan Elyana sebagai asisten apoteker ; Bahwa saksi tidak pernah paksa Puput melakukan pemeriksaan • dan kefarmasian yang buka wewenang saksi ; Bahwa tidak pernah saksi paksa Elyana melakukan peracian ; A lik Hal 5 dari 38 on gu ng M • In d ah • ub ka • ep m • Bahwa tidak pernah bulan Nopember 2010 apotik Dirgantara mengeluarkan Danalgin tablet yang tidak sesuai dengan resep ; Bahwa tidak pernah ada pemeriksaan dari DKK Semarang, karena ada peracian tanpa resep dokter, padahal tidak tersedia obatnya, tetapi apotik bisa mengeluarkan ; Bahwa benar tanggal 18 Nopember 2012 ada Pernyataan Bersama untuk tidak melakukan pelanggaran, bila melakukan DKK akan mencabut SIAnya ; Bahwa benar setelah diserahkannya SIA, apoteker tidak lagi bertanggungjawab Bahwa tidak pernah pada tanggal 24 Nopember 2010 apotik Dirgantara mengeluarkan obat yang tidak sesuai resep ; R ah • es • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa saksi tidak tahu alasan Terdakwa mengundurkan diri ; • • Bahwa saksi lupa kepastiannya kehilangan obat Narkotikapsikotropika ; Bahwa saksi tidak tahu tanggal 2 Desember 2011 Terdakwa menyerahkan obat Narkotika-psikotropika ke DKK karena tidak ada aturan untuk itu ; Bahwa saksi tidak tahu tanggal 11 Januari 2011 obat narkotikapsikotropika diserahkan kepada Mualim, suami saksi dan saat itu juga apotik disegel ; Bahwa saksi tidak tahu Dimana obat narkotika-psikotropika (BB) disita polisi ; Bahwa saksi tidak tahu ada Berita Acara penghentian operasional apotik Dirgantara ; Bahwa atas Keputusan Kepala Badan Perlayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang No. 445.8/2 tentang Pencabutan izin apotik Dirgantara saksi tahunya apotik ditutup, karena tidak ada apoteker yang tertuang dalam surat tanggal 18 Desember 2010 ; Bahwa Terdakwa bekerja dengan saksi 5 bulan ; • Bahwa yang menangani surat menyurat apoteker ; • Bahwa benar tanggal 27 Juni 2011 sejak dibuka kembali, obat narkotika-psikotropika diserahkan kembali oleh DKK kepada Iga Dewinta, sebagai pemilik baru yang adalah anak saksi ; Bahwa pelayanan kefarmasian tugas apoteker ; ng R • • Bahwa saksi lapor ke polisi tanggal 13 Agustus 2011 ( Penasihat Hukum Terdakwa menunjukkan Surat dari DiskrimUm tanggal 30 Maret 2012 kepada Terdakwa, bahwa Perbuatan Terdakwa “bukan merupakan tindak pidana” ini di nyatakan atas dilaksanakan gelar perkara ) ; Bahwa saksi tidak mempunyai kewenangan memiliki obat narkotika-psikotropika • Bahwa saksi tahu Berita Acara Penyitaan tanggal 31 Agustus 2011 yang ditandatangani saksi ; • • Bahwa saat dinotaris dijelaskan semua isi perjanjian ; Bahwa dengan ditutupnya apotik 21 karyawan terlantar ; • Bahwa prosedur penutupan apotik mestinya ada 3 kali peringatan ; lik • ub m ah A gu ng • In do ne si ah k am • ep ah • R A • ub lik gu • Bahwa perkara ini yang saksi tahu, saat itu ada resep datang yang membutuhkan obat psikotropika, sewaktu tempat penyimpanan akan dibuka ternyata kunci lemari tidak ada dilaci tempat on In d A gu ng M Hal 6 dari 38 es Bahwa saksi pernah memberi keterangan di polisi ; R ah • • ep ka Atas keterangan-keterangan saksi, Penasihat Hukum Terdakwa mohon agar dicatat, bahwa saksi telah memberi keterangan bohong ; 2. HENI BUDIARTI bt ABDUL DJUHUT, ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • Bahwa apotekernya Mbak Tin dan mbak Yuli ; • Bahwa saksi bekerja di apotik Dirgantara sejak tahun 2005 dan dibagian kasir ; • Bahwa saksi tidak tahu atas Apotik kehilangan obat ; • • Bahwa Terdakwa tidak kerja lagi sejak ; Bahwa yang melayani resep, jika apoteker tidak ada Asisten • apoteker ; Bahwa saksi tahu hilangnya obat tersebut, tetapi tidak tahu obat • apa yang hilang ; Bahwa saksi tidak tahu obat yang hilang ada persidangan ; ub lik • Bahwa saat hilangnya obat, Terdakwa tidak masuk kerja ; • Bahwa harga obat yang hilang ratusan juta ; • Bahwa yang bertanggungjawab mengelola obat adalah apoteker ; • • Bahwa saksi tahu bahwa apoteker menyimpan obat narkotikapsikotropika ; Bahwa saksi tahu ada perjanjian bersama antara pemilik apotik dengan apoteker ; Bahwa saksi tidak ingat pada tanggal 7 Nopember 2010 ada sidak dari DKK ; Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 15 Nopember 2010 ada pembinaan dari DKK ; Bahwa saksi tidak tahu, terdakwa adalah karyawan kontrak ; • • Bahwa saksi tidak tahu pemilik apotik melakukan racian ; Bahwa saksi kenal dengan Puput sebagai asisten apoteker ; • Bahwa saksi tidak tahu apotik dirgantara mendapat peringatan dari DKK ; Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa menyerahkan obat-obatan ke DKK ; ka m • • ub ah • es on Hal 7 dari 38 In d A gu ng M R ep • lik A gu ng • In do ne si • ep am • • ah k Bahwa yang berhak menerima atau order obat Apoteker, karena harus ada tandatangan apoteker ; Bahwa saksi tidak tahu alasan terdakwa diperiksa dipersidangan ini ; Bahwa saksi duluan masuk dengan Yuli. Yuli tahun 2010 langsung dengan jabatan apoteker ; Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa ambil obat tersebut tanpa sepengetahun pemilik ; Bahwa kejadian hilangnya obat tersebut Desember ; R ah A gu ng R • penyimpanannya. Kemudian Ibu Wiwik telpon Yuli tetapi tidak diangkat dan kelanjutannya saksi tidak tahu ; Bahwa pemilik barang Ibu Wiwik ; • ah In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • Bahwa saksi tidak tahu penyimpanan obat-obatan • Bahwa kewenangan apoteker terhadap apotik dan obat ; yang R siapa • mendobrak lemari gu ng Bahwa saksi tidak tahu bentuk tindak pidana yang dilakukan terdakwa ; • Bahwa Berita Acara pemeriksaan saksi di Polisi sudah benar ; Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tentang obat tersebut tidak sampai ratusan juta ; 3. NUGRAHENI ULFA bt SUBIYATNO, • Bahwa perkara ini sehubungan obat narkotika-psikotropika ; • Bahwa beda kewenangan apotik antara pemilik dengan apoteker, pemilik sarana yang memiliki apotik sedang apteker yang mengelola ; Bahwa lemari hanya untuk menyimpan obat narkotikapsikotropika ; Bahwa yang membuka lemari tersebut bapak Mualim, obatnya • tidak ada ; Bahwa saksi tidak tahu tindakan pemilik apotik ; • Bahwa saksi tidak tahu oabat-obatan tersebut diketemukan lagi ; • Bahwa apotik masih jalan ; • Bahwa ada apoteker lagi Juni-Juli 2011 dengan apoteker Agnes, setelah 6 bulan tidak ada apoteker ; Bahwa apoteker dapat meracik ; A gu ng A lik gu ng M • Hal 8 dari 38 on ah • Bahwa tidak ada obat lain yang hilang kecuali obat narkotikapsikotropika saja ; Bahwa saksi tidak tahu obat-obatan tersebut kembali lagi ke apotik dirgantara ; Bahwa saksi tidak tahu bahwa obat tersebut sebelumnya disimpan di DKK ; In d ka • ub • Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa keluar ; Bahwa saksi tidak tahu siapa yang ambil obat-obatan tersebut dari apotik Dirgantara ; Bahwa pembongkaran lemari obat Bulan Desember malam hari ; ep m ah • • R • es • In do ne si ah k • ub lik • R am • Bahwa ceritanya, saat itu malam, hari dan tanggal lupa, ada resep yang membutuhkan obat psikotropika, lalu saksi menuju lemari penyimpanan, namun saat mengambil kunci almari di laci, tempat penyimpanan biasanya, tidak ada. Lalu lapor Ibu Wiwik, kemudian karena Yuli ditelepon tidak diangkat, akhirnya almari didobrak ; Bahwa saksi adalah asisten apoteker di apotik Dirgantara, tugas meracik obat dengan gaji Rp.1juta ; Bahwa yang bertanggungjawab atas kunci tersebut Yuli ; ep • ah A In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa kalau ada order masuk Pemilik Sarana Apotik (PSA) yang membayar ; • Bahwa saksi duluan kerja di Apotik Dirgantara masuk Pebruari 2010, Yuli Mei 2010; ng R • Bahwa tidak pernah Terdakwa ambil obat tanpa sepengetahuan PSA selama bekerja ; • Bahwa saksi bukan karyawan kontrak ; • Bahwa Obat narkotika-psikotropika dalam bentuk tablet dan syrup, sedang psikotropika bentuk tablet ; • Bahwa saksi tidak tahu siapa yang mengambil obat-obatan tersebut, hanya Terdakwa yang bertanggungjawab ; • Bahwa saksi tahu Terdakwa kerja dengan kontrak, biasanya begitu ; • • Bahwa PSA tidak bertanggungjawab soal obat-obatan ; Bahwa saksi menandatangani dalam Berita Acara serah terima ; • Bahwa Terdakwa disidangkan dalam perkara pencurian ; • Bahwa Pekerjaan saksi meracik ; • Bahwa PSA tidak pernah meracik obat ; • Bahwa saksi tidak tahu adanya bukti Terdakwa, ada resep masuk yang mana obat yang diminta tidak ada kesediaan apotik, namun ternyata dalam buku keluar obat, ada ; Bahwa saksi tidak tahu Perjanjian bersama akte No. 10 ; ub lik ep In do ne si Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 7 Nopember 2010 ada sidak dari DKK ; • Bahwa saksi tidak tahu cek list ini ; • Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 15 Nopember 2010 ada pembinaan oleh DKK ; Bahwa saksi tidak tahu Surat Pernyataan Terdakwa dan Wiwik yang dibuat setelah adanya pembinaan ; A gu ng • ka • • on Hal 9 dari 38 In d A gu ng M R ah • lik m • Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 1 Desember 2012 Terdakwa ajukan pengunduran diri ke DKK, karena PSA melakukan kesalahan ; Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa menitipkan obat narkotikapsikotropika ke DKK ; Bahwa apotik masih berjalan setelah ganti nama sejak tanggal 27 Juni 2011 menjadi Mualim Farma ; Bahwa saksi tidak tahu tanggal 11 Januari 2011 DKK menyerahkan obat tersebut kepada Mualim ; Bahwa setahu saksi pada tanggal 12 Januari 2011 tidak ada penghentian kegiatan apotik Dirgantara, apotik jalan terus dengan nama Apotik Dirgantara ; ub ah • ep • es • R ah k am ah A gu • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa bila obat yang diminta dalam resep tidak ada, resep dikembalikan • Bahwa saksi tidak tahu Kemenkes No. 98 ; • Bahwa saksi tidak tahu Pasal 28 : perihal pengamanan obat di DKK setelah apotik tidak jalan ; Bahwa saksi tahu laporan bulanan apotik narkotika ke DKK tanggal 20 Desember 2012 ; ng R • • Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 13 Agustus 2011 Wiwik menyerahkan obat tersebut ke polisi ; • • Bahwa yang membeli kesediaan obat tersebut apoteker ; Bahwa PSA tidak mempunyai kewenangan membeli ; • Bahwa maksud pesanan khusus, harus ada tandatangan apoteker, ub lik ah A gu • • Bahwa perkara ini sehubungan pencurian obat narkotikapsikotropika golongan III atas laporan ; Bahwa pada Bulan januari 2011 Apotik Dirgantara disegel, dan keluar izin baru dengan nama baru Mualim Farma. Kemudian atas hal itu segel dibuka dan obat-obatan dialihkan ke apotik baru tersebut ; Bahwa saksi tidak tahu barang bukti ini (BB) ; • Bahwa Mualim farma beroperasi 26 Juni 2011 ; • • • Bahwa selama ditutup boleh melayani penjualan obat, obat-obatan biasa, tapi namanya toko obat ; Bahwa PSA tidak dapat membeli obat tanpa sepengetahuan apoteker. semua itu pengelolaan apotik ditangan apoteker ; Bahwa pemilik Mualim Farma adalah Iga Dewinta, anak dari Mualim ; Bahwa apotik disegel karena apoteker mengembalikan SIA, maka apotik gugur ; Bahwa yang pegang SIA apoteker ; Bahwa selama disegel apotik tidak boleh beroperasi ; • Bahwa papan nama dicopot sewaktu disegel ; • Bahwa selama disegel apotik dibawah pengawasan DKK dan BPOM ; Bahwa Terdakwa menyerahkan BB sehari setelah penyerahan SIA, itu dari data yang ada ; ka m ah • es on Hal 10 dari 38 In d A gu ng M R ah • ub • ep • lik A gu ng R • In do ne si ah k • ep am tanpa ada surat pesanan khusus tidak dapat membeli ; • Bahwa saksi tahu surat atau faktur datangnya obat khusus (BB) ; Terdakwa menyatakan bahwa keterangan saksi tersebut benar ; 4. DIAN PRATIWI LIBRIANI Ssi Apt bt KARSONO WIRYOKUSUMO, ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id • berwenang; Bahwa alasan Terdakwa serahka SIA demi pengamanan. itu sudah • memenuhi undang-undang, hal ini ada latarelakangnya ; Bahwa dari data yang ada, DKK pernah mengadakan sidak ke • apotik dirgantara Bahwa saksi tidak tahu apakah pengamanan obat itu sudah ng R • Bahwa mengenai sebelum keluar, 3 bulan sebelumnya harus memberitahukan, kalau pristiwanya normal memang 3 bulan sebelum keluar harus memberitahukan kepada PSA sesuai perjanjian yang dibuat. Sedang yang tidak normal ini terjadi bila ada pelanggaran ; Bahwa hal pengamanan tidak harus diserahkan ke DKK. Penyerahan harus dengan menginventaris obat ; Bahwa bisa disimpan di apotik tetapi harus disegel oleh yang • A gu ng • Bahwa dari data apotik Dirgantara mempunyai pelanggaran yaitu memberi racikan tidak melalui apoteker ; Bahwa ada Surat pernyataan antara Apoteker dan PSA perihal untuk tidak melakukan pelanggaran lagi ; Bahwa dari data apoteker serahkan SIA tanggal 1 Desember 2012 ; Bahwa apoteker titipkan obatnya tanggal 12 Desember 2010 ; In do ne si ah k • ub lik • diberitahu kepada PSA ; Bahwa saksi tahu akte No. 10 hal perjanjian bersama apoteker dengan PSA Dirgantara ; Bahwa kerja sama berakhir bila SIA apoteker dicabut ; ep • R am ah A gu • ah • ka m • es on Hal 11 dari 38 In d A gu ng M R ah • lik • Bahwa DKK menyerahkan obat narkotika-psikotropika yang hilang kepada apotik 11 Januari 2011 ; Bahwa benar tanggal 18 Nopember 2010 apotik buat pelanggaran lagi dan dibuat Surat Pernyataan lagi. Atas hal ini apoteker serahkan SIA ; Bahwa pada tanggal 6 Januari 2011 ada pembinaan di Apotik Dirgantara dihadiri Terdakwa dan PSA, setelah pemaparan oleh apoteker/Yuli dan PSA/Wiwik. Dinas langsung memutuskan untuk menutup apotik ; Bahwa setelah itu DKK pada tanggal 12 januari 2011 oabat dititipkan ke apotik, dan tanggal 27 Juni 2011 apotik dibuka dengan nama baru, lalu obat-obatan diserahkan kepada pemilik baru, yang mana obat tersebut sudah ada di apotik, saya menandatangani penyerahannya ; Bahwa saat itu Wiwik tetapi tidak ikut menandatangani ; ub • ep • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng R Bahwa tentang pemberitahuan 3 bulan sebelumnya, kalau keadaan normal harus ada laporan tertulis 3 bulan sebelum pengunduran diri ; Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar ; 5. LIES SUNARLIAWATI, Amd bt SOENARDI, • Bahwa saksi bertugas tahun 1994 ; Baha Dinas Kesehatan pernah menerima penyerahan obat narkotika/psikotropika dari Yuli tanggal 2 Nopember 2010. barang tersebut saksi terima atas perintah atasan saksi. Kemudian setelah tersimpan selama 10 hari, barang tersebut dibawa ke apotik Dirgantara untuk disegel bersamaan dengan penyegelan apotik Dirgantara ; • Bahwa obat-obatan ketika dikembalikan ke apotik Dirgantara diterima Bp. Mualim ; • Bahwa apotik disegel karena ada kekosongan apoteker yang mengundurkan diri • Bahwa untuk pengurusan pendirian apotik oleh apoteker, sedang PSA (Pemilik sarana apotik) setahu saksi pemberi modal ; Bahwa penyerahan obat narkotika/psikotropika harus ke DKK, hal ini sesuai aturan, demi kemanan khusus untuk obat narkotika/ psikotropika. Sedang obat-obat yang lain tidak, itu aturannya ; Bahwa selama ini baru kali ini ada penyerahan obat ke DKK ; ub lik Bahwa penyerahan ada tanda terimanya yang dipegang Yuli dengan uraian obat-obat yang diserahkan ; Bahwa tidak ada maksud-maksud lain dengan penyetahan tersebut, saksi diperintah atasan (Fathulrohman) untuk menerima ; A gu ng Bahwa saksi tidak tahu nilai harga obat yang diserahkan tersebut ; • Bahwa saksi saat penyerahan obat-obatan tersebut Iis Ambarsari, apoteker Apotik Mualim ; • Bahwa sewaktu penyegelan tanggal 11 januari 2011 Mualin dan Wiwik ada ; Bahwa sebelum dibuatnya Berita Acara Penghentian Apotik Dirgantara, saksi ada disitu. Intinya penyegelan apotik termasuk obat narkotika/psikotropika ; Bahwa maksud disegel, ditutup. Tidak boleh beroperasi ; A gu ng M • Hal 12 dari 38 on ah • Bahwa obat-obatan lain, ada tanda terimanya dari Yuli ke Lies dititipkan ke apotik Mualim ; Bahwa ini lazim dilakukan penyerahan karena terjadi dalam keadaan tidak normal, yaitu ada pelanggaran ; Bahwa saksi tidak mengetahui adanya pelanggaran yang ke II, sesuai laporan tanggal 18 Nopember 2010 ; In d ka • ub • ep m • lik • R ah • es • In do ne si • ep ah k • R am ah A gu • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id • Bahwa tandaterima barang bukti ke tandatangani (27 Juni 2011) ; • Bahwa SIA hanya diberikan kepenanggungjawab apotik yaitu apoteker ; ng R Mualim Bahwa Wiwik saat pembukaan segel ada ; • Bahwa yang pesan obat-obatan adalah apoteker ; • Bahwa Siapa yang membiayai apotik itu sudah diatur dalam gu • A gu ng • • Bahwa Pernah ada sidak dari DKK dan ditemukan palanggaran obat racian dan tes laborat mis. Gula darah) ; Bahwa soal racian obat tidak tahu siapa yang membuat ; Bahwa Yuli kerja dari pagi – sore. Sedang sore seharusnya ada apotiker pedamping, tetapi apotiker pedamping di apotik Dirgantara tidak ada ; Bahwa PSA yang menyiapkan sarana dan prasarana ; • • Bahwa Surat jalan saksi yang tandatangan ; • Bahwa Iis Ambarsari adalah apoteker di Apotik Mualim ; 7. M U A L I M, Bahwa Kominikasi antara Yuli dan Wiwik baik tidak ada masalah ; • ng gu A Hal 13 dari 38 on ah • In d • Bahwa bila akan mengundurkan diri, seharusnya mencari penggantinya dan menyerahkan ke PSA dan ini dilakukan dalam entang waktu 3-6 bulan ; Bahwa setiap membawa obat narkotika/psikotropika harus ada surat jalan ; Bahwa obat-obatan tersebut menurut UU tidak harus dibawa keluar, cukup disimpan di apotik ; Bahwa kerugian sekitar Rp.5juta ; ub ka m • ep • lik • • Bahwa obat yang dikirim ke DKK ada Surat jalan yang berisi rincian daftar obatnya. Saksi cocokan barang dengan daftarnya dan sesuai ; Bahwa Wiwik adalah penanam modal ; Bahwa barang-barang milik apoteker ; R ah • es ah k • In do ne si • ub lik am • ep ah • perjanjian bersama 6. NURWAHYU PANCAWATI NINGSIH bt SANTOSA, Bahwa perkara ini masalah pencurian obat Narkotika dan psikotropika ; Bahwa obat-obatan itu diamankan karena apoteker kembalikan SIA ; Bahwa obat narkotika/psikotropika tersebut dibawa Yuli dan Iis (Apoteker Mualim) pada tanggal 2 Desember 2010, dengan pamit kepada saksi akan ke DKK ; Bahwa saksi kerja sejak Oktober –Desember 2010 ; R A • M farma saksi ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa SIA itu milik apotik, kenapa diserahkan ke DKK ; • Bahwa Pasal 29 Permenkes tahun 1332 cukup disimpan di lemari apotik khusus barang narkotika/psikotropika ; Bahwa atas kejadian ini konsultasi ke BPPT, dan saran dari mereka agar dilaporkan ke Polisi ; Bahwa Kemungkinan ada persengkongkolan, karena sewaktu menemui Yuli agar diselesaikan secara kekeluargaan, Yuli mengatalkan itu tergantung Fathulrohman (Pegawai DKK) ; Bahwa saat tandatangan serah terima, barang tidak ada hanya terima kunci. Saat serah terima ada dari BPPT : Tiwi Hariani ; ng • R • gu • • In do ne si kepada PSA ; Bahwa selain kerugian Barang bukti, obat-obatan di gudang sewaktu diserahkan sudah kadaluwarsa dan rusak, kemudian hutang terhadap pembelian obat-obatan tersebut, bayar karyawan ; Bahwa saksi tidak tahu saat sidak dari BPOM, ada obat yang tidak dipesan/sediaan tetapi ada dalam daftar keluar ; Bahwa obat masuk tanpa tandatangan apoteker tidak dapat masuk ; Bahwa menurut BPPT mengani test laboran tidak ada aturan yang melarang ; Bahwa obat racikan itu dari beberapa produk obat (antalgin, antibiotik) dijadikan satu dan dibungkus plastik dan hal ini tidak ada yang komplain ; Bahwa kalau apoteker tidak ada, maka harus ada apoteker pedamping untuk membantu Ass Apoteker untuk membantu bila Ass Apoteker tidak dapat membaca resep ; 8. IIS AMBARSARI, ah • • ka m • es on Hal 14 dari 38 In d A gu ng M R ah • ub • ep • lik A gu ng ah k • ep am • ub lik • UU ; Bahwa Yuli tidak memberitahukan atas dibawanya obat-obatan ah • Bahwa Hanya satu kali penyerahan saat Penyegelan pada tanggal 11 Januari 2011, terima dari Lies Sunarliawati. Dan tanggal 11 januari 2011 tersebut Surat Pembneritahuan kepada PSA kemudian esoknya tanggal 12 Januari 2011 Penghentian Kegiatan ; Bahwa tandatangan dalam Surat Tanda terima ini adalah tandatangan saksi ; Bahwa Hanum Tri Pertiwi ( apotik pedamping) yang menyerahkan barang bukti untuk disita (28 Juni 2011), dimana Barang Bukti sudah dilimpahkan ke Mualim Farma ; Bahwa Membawa obat narkotika/psikotropika dilarang menurut R A • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa sekarang bekerja di pedagang besar farmasi, dulu di apotik Mualim, sejak Mei 2009 –Juni 2011 ; • Bahwa saksi sebagai apoteker penanggungjawan apotik Mualim ; • Bahwa Terdakwa di apotik Dirgantara, hanya 6 bulan sampai akhir Desember 2010 dengan tugas kefarmasian ; Bahwa PSA apotik Dirgantara Wiwik Suprihatiningsih, Mualim dan Iga Dewinta (putri Mualim) ; ng R • gu • • DKK dengan tujuan berbeda dimana sebelum ke DKK saksi sudah menemui Mualim, sedang Yuli dengan maksud menyerahkan SIA dan obat narkotik/psikotropika ; Bahwa enar surat tanda terima tersebut ; • Bahwa ada resep masuk menjadi tanggungjawab apoteker ; • • Bahwa pemegang kunci lemari penyimpanan narkotik/ psikotropik adalah apoteker ; Bahwa daftar Inventarisasi obat di gudang ada ; • Bahwa kalau ada kecurian harus ada laporan ke Dinas terkait ; • Bahwa kalau pergi tanpa ijin, itu melihat kasusnya ; • Bahwa Kewenangan apoteker : pelayanan kefarmasian (pelayanan resep) ; Bahwa Pengamanan meliputi : pengadaan, distribusi, penyimpanan ; Bahwa diduga melakukan pelanggaran dalam pekerjaan dengan terdakwa Yuli, yang dilakukan : mengamankan kesediaan farmasi, itu istilah kami ; Bahwa di apotik tidak aman, itu tergantung apoteker melihatnya ; ka • • Bahwa kriteria tidak aman, karena ini obat narkotik/psikotropik bukan obat bebas dan biar tidak disalah gunakan ; es on Hal 15 dari 38 In d A gu ng M R ah • ub m • lik • ep ah A gu ng • Bahwa sekarang apotik Mualim sudah ditutup setelah saksi tidak disana lagi. Kemudian apotik Dirgantara ditutup menjadi Mualim Farma dengan PSA : Iga Dewinta ; Bahwa kalau keluar tanpa masalah, ada pemberitahuan dahulu kepada PSA. Kalau ada masalah apoteker boleh tanpa lapor ; In do ne si ah k • ep • Bahwa BA penyerahan dari Yuli, obat bebas terbatas karena bukan narkotik/psikotropik dan bisa diserahkan kemana saja, karena Mualim punya dua apotik, maka saksi yang terima ; Bahwa Mualim datang ke Yuli, minta agar Yuli datang ke apotik (2 Desember 2010) ; Bahwa saksi sebagai apoteker di apotik Mualim ; R ah am • ub lik Bahwa saksi hanya mendengar ada pelanggaran pengracian ; Bahwa saksi tahu, tanggal 2 Desember 2010 pergi bersama ke A • • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Bahwa waktu penyerahan obat ke Dinas sebagai saksi. Kesaksiannya karena benar-benar mengetahui obat-obat itu diserahkan ke DKK ; Bahwa saksi tidak tahu kelanjutan setelah diserahkan ; R ng • • • diserahkan apoteker ; Bahwa saksi tidak tahu kejadiannya ; • Bahwa saksi pernah diperiksa di kepolisian ; • Bahwa benar, menerima barang dengan menugaskan karyawan (Lies), terima barang legal ; • Bahwa saksi tahu yang bawa barang bukti adalah Yuli, atas keterangan staf/Lies ; Bahwa hal ini pengamanan dari seorang apoteker, ini adalah tugas profesi ; • • Bahwa ini tidak merugikan pemilik ini adalah kewenangan apoteker sesuai aturan (PP 51) ; Bahwa motivasi Terdakwa menyerahkan itu adalah tugas apoteker yaitu sebagai pengamanan ; Bahwa Itu tidak melanggar kode etik apoteker, itu sudah aturan ; Bahwa sesuai PP 51, menamankan agar obat itu bisa aman • sesuai profesi ; Bahwa mengamankan itu agar masyarakat tidak memakai / In do ne si A gu ng • ep ah k • ub lik • R am ah A gu • Bahwa tanpa ada Surat Resmi dengan diserahkannya SIA, maka gugur operasional apotik ; 9. AHLI : DRS. FATHULROHMAN bin ABDUL GHOFUR: Bahwa perkara ini penggelapan, tetapi hal ini sudah lazim ka • ah • • on In d A gu ng M • lik m • ub ah • ep • R • menyalahgunakan ; Bahwa barang itu harus ada dalam penyimpanan di lemari yang terkunci ; Bahwa Itu diamankan karena apotik akan ditutup. Karena ada masalah, hal ini sudah dilakukan mediasi ; Bahwa sesuai pasal 121 obat narkotika/psikotropika yang utama dulu diamankan ; Bahwa perihal obat lain yang tertinggal masih jadi tanggungjawab apoteker. Jadi karena ini narkotika/psikotropika yang paling bahaya, maka ini yang diutamakan untuk diamankan ; Bahwa apotik kan ditutup, setelah ada rapat lintas instansi (DKK, BPOM, BPTT dll) ; Bahwa tugas apoteker adalah mengelola apoteker ; Bahwa sesuai pasal 3 UU Obat keras, yang punya obat keras adalah apoteker ; Bahwa sesuai pasal 24 Permenkes tahun 1332, yang mengembalikan selain apoteker adalah ahli waris ; Hal 16 dari 38 es • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa sesuai pasal 24 PP 51, pemilik adalah apoteker ; • Bahwa Apoteker dapat mendirikan apotik sendiri ; • Bahwa Kedudukan pemilik modal, hanya pemasok modal kepada apoteker ; Bahwa sesuai pasal 3 UU Obat Keras kewenangan ada di apoteker ; Bahwa karena ada pemodal, maka dibuat perjanjian bersama ng R • • gu • • apoteker tidak mau kerjasama lagi dengan alasan sering terjadi pelanggaran yang melakukan pelanggaran PSA ; Bahwa penyerahan SIA sesuai dengan Permenkes 1332 ; Bahwa pengamanan yang dilakukan apoteker, sah dan lazim. Aturan mengatakan demikian ; Bahwa tidak ada keharusan 3 bulan sebelumnya memberitahu A gu ng • In do ne si • ep ah k • R am ah A • ub lik • dengan kedudukan setara dengan tugas kewenangan tidak sama, begitu pula dalam kefarmasian ; Bahwa saksi tahu ada pelanggaran dimana apotik membuat racikan sendiri, melakukan pemeriksaan laborat, pemalsuan resep dimana obat A diganti obat generik tetapi dengan harga obat A, pengeluaran obat psikotropik dimana apoteker tidak merasa membeli jenis obat tersebut, resep 10 biji ditulis 20 biji yang 10 disimpan apotik ; Bahwa atas hal tersebut, DKK melakukan peringatan dan pembinaan dengan memanggil apoteker dan PSA) ; Bahwa Apotik ditutup karena tidak ada apoteker dengan alasan ah • m • ka • Bahwa atas keterangan Ass Apoteker Nugraheni, apotik masih jalan setelah ditutup, itu pelanggaran UU ; es on Hal 17 dari 38 In d A gu ng M R ah • lik • ub • ep • kepada PSA ; Bahwa yang melakukan segel BPOM, lalu oleh DKK dibawa ke apotik untuk disegel ; Bahwa saat segel dibuka karena apotik dengan ijin dan nama baru, obat tersebut diterima apoteker ; Bahwa yang melakukan penyerahan obat ke polisi seharusnya adalah apoteker Bahwa kalau yang menyerahkan PSA/Wiwik, itu melanggar pasal 122 dengan ancaman hukuman 7 tahun ; Bahwa dengan adanya pelanggaran, dilakukan mediasi dengan kesepakatan untuk tidak melakukan pelanggaran lagi. Tetapi ternyata ada pelanggaran lagi ; Bahwa Berita Acara Koordinasi Pembahasan, itu sebelum apotik ditutup dengan sebelumnya ada mediasi dengan dihadiri apoteker dan PSA ; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Bahwa Ass apoteker yang menjalankan kefarmasian bila apotik ditutup, Ass apoteker tidak mempunyai kewenangan, ini pelanggaran ; Bahwa SIA diserahkan atas nama Yuli Setyorini ; R • ng • Bahwa benar SIAnya, yang merupakan ijin operasional, sedang Wiwik Suprihatiningsih adalah pemodal ; • Bahwa dengan adanya PP 51 PSA diganti dengan istilah Pemilik Modal ; • Bahwa SIA Apotik Mualim atas nama Agnes ; • Bahwa saat penyitaan oleh polisi tidak boleh Suprihatiningsih yang menyerahkan, seharusnya Agnes ; • Bahwa Apoteker bukan bawahan atau karyawan tetapi mitra kerja. Jadi laporan ke polisi itu tidak betul apoteker dibawah PSA ; • Bahwa surat Wiwik tanggal 9 Mei 2012 mengatakan penutupan seharusnya ada peringatan I, II dan III dan melalui arbitrasi. Kalau setelah SIA diserahkan, maka tidak ada peringatan, tidak ada arbitrasi karena ada pelanggaran ; Bahwa dengan adanya pelanggaran, apoteker sudah melakukan konsultasi, maka ada mediasi ; Bahwa pelanggaran terjadi saat apoteker Yuli Setyorini ; • Bahwa sesuai UU Obat memiliki ...adalah apoteker ; • Bahwa Mualim mengetahui saat obat-obatan disegel ; menyimpan Bahwa yang melakukan pemeriksaan atas obat-obatan masuk adalah BPOM, sedang DKK hanya pembinaan ; • Bahwa saat sidak ada bukti pelanggaran ; Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar ; 10.AHLI-2 : DRS. RUSTYAWATI, M.Kes, APT, • Bahwa saksi bekerja di Kantor BPOM dengan tugas : Pengawasan komoditi manusia, obat dn makanan ; • Bahwa karena apoteker adalah pengelola obat, maka menjadi pengawasan kami ; • Bahwa kewenangan apoteker ada di Kemenkes 1332, disitu menjelaskan semua pekerjaan kefarmasian diserahkan kepada apoteker pengelola apotik, termasuk keamanan karena mulai pengadaan, penyimpanan, inventarisasi dan penyerahan kepada pasien, ini semua kendali apoteker dengan tujuan kemanan produk tetap terjaga ; • Bahwa keamanan penempatan tidak dirinci, yang penting aman. Jadi bisa di apotik, BPOM, dalam kondisi apapun untuk mejaga kemanan ; es on Hal 18 dari 38 In d A gu ng M R ah ep ka ub lik ah boleh In do ne si yang A gu ng Keras, • m Wiwik ub lik ep • R am ah A gu • • ah k In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa dengan PSA hanya hubungan bisnis, sedang apoteker punya kewenangan yang penuh dibidang kefarmasian ; • Bahwa Pemilik apotik adalah apoteker, karena ini fungsi sosial, ini ada dalam SIA yang menyebutkan pemohon adalah apoteker, maka SIA atas nama apotekernya ; Bahwa Farmasi, adalah meracik, mengemas yang sudah ada ng R • • • Kemenkes 1332 ; Bahwa bila ada pelanggran yang dilakukan PSA, maka ini adalah • pelanggaran menurut UU pidana. Bila dilakukan terus menerus, maka SIA gugur atau harus dikembalikan ; Bahwa tindakan menyimpan untuk pengamanan di DKK adalah ub lik ah A gu • dengan resep dokter, sedang mengemas ulang, yaitu melepas obat untuk dikemas tersendiri ini pelanggaran; Bahwa Peraturan yang mengatur apoteker, ada di UU Obat Keras, • Bahwa Setelah diserahkan obat-obat dan bila diserahkan , maka kewenangan/kuasa ada di DKK ; • Bahwa penyerahan obat-obat tersebut itu kewenangan apoteker bukan PSA ; • Bahwa bila PSA melakukan kefarmasian, itu melanggar aturan ; Bahwa pengaturan bila menyimpan narkotika/psikotropika oleh juga ep SIA In do ne si • R ah k am tindakan yang benar. Karena menyangkut obat-obat narkotika/ psikotropika, untuk menjaga agar tidak jatuh ke orang lain, ini tindakah sah ; A gu ng orang yang tidak berhak sudah diatur dalam UU No. 35 tahun 2009 ; ah • on es ep Hal 19 dari 38 In d A gu ng M • R ah ka ub m • Bahwa keterangan saksi Wiwik Suprihatiningsih, bahwa terhadap obat narkotika/psikotropika PSA adalah pemilik karena dia yang membeli. Kalau maksudnya sebagai pemilik apalagi untuk dijual, maka ini tidak dibenarkan, karena perseorangan tidak diperbolehkan memiliki narkotik/psikotropik. Sedang Undangundang mengatur hanya pedagang besar kefarmasian dan apotik yang boleh menjual dan memiliki ; Bahwa saksi tugas di BPOM sudah 19 tahun, terakhir sebagai Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan ; Bahwa ada pelanggran di Apotik Dirgantara. Tahun 1995, yang dulunya toko obat, kena pidana pemiliknya yaitu Mualim ; atas hal tersebut pendirian apotik oleh istrinya ; setelah jadi apotik, melakukan pelanggaran dengan membuat stelan obat, administrasi (PSA berperan lebih) ; ada pasien membeli obat (ponstan) yang ternyata palsu dan sampai tahun 2010 masih ada pelanggran yang dilakukan ; Bahwa pesanan obat tidak pakai kop apotik dirgantara, tetapi kop apotik mualim. Penerimaan obat tidk di tandatangani apoteker. Hal lik • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Ini telah dilakukan pemeriksaan BPOM sedang apoteker Yuli diteruskan ke DKK ; Bahwa mendobrak tempat penyimpanan narkotika/psikotropika sangat tidak dibenarkan ; Bahwa hubungan kerja PSA dengan apoteker, diluar kefarmasian ng adalah setara, yaitu yang non tehnis, makanya ada perjanjian bersama ; Bahwa dalam apotik tidak ada struktur organisasi. Yang ada apoteker bukan karywan, kalau PSA akan masuk bisa jadi karyawan ; Bahwa yang menyatakan apoteker dan PSA satu level adalah perjanjian bersama, karena tidak ada dalam perjanjian bersama ada atasan dan bawahan; ah k • A gu ng • Bahwa tidak ada laporan ke BPOM atas obat-obat yang disegel DKK rusak. Prosedur bila ada obat yang rusak dalam kondisi normal, apoteker dapat lapor ke DKK/BPOM, bahwa ada obat rusak, karena nanti ada proses pemusnahan tanpa harus ijin PSA. Pemusnahan itu tidak ada kata lain ; Bahwa saksi Nugraheni Ulfa menyatakan bahwa tanggal 12 Agustus 2010 apotik dirgantara disegel, namun apotik masih melayani resep. Dalam status hukum, ini melanggar hukum. Jadi tidak ada kewenangan, baik itu juga mantan apoteker ; Bahwa sesuai UU itu melanggar hukum (UU narkoba) tidak dibenarkan PSA (yang bukan pemilik) menyerahkan narkotik kepada polisi ; Bahwa ada dilakukan mediasi, karena kami dapat tembusan, dalam hal ini setelah Yuli menyerahkan SIA, lalu dilanjuti dengan rapat di BPPT dihadiri Mualim, karena SIA sudah diserahkan, maka dilakukan penyegelan. Saksi hadir, hadir Yuli, Mualim mewakili istrinya Wiwik Suprihatiningsih yang banyak mengajukan uneg-uneg. Dari pernyataan mereka bahwa keadaan sudah kronis; In do ne si am • ep ah • R A • ub lik gu • A lik Hal 20 dari 38 on gu ng M • In d ah • ub ka • Bahwa pemeriksaan laborat (asam urat, gula) oleh apotik oleh BPOM diperbolehkan. Apotik tidak diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan laborat, apotik hanya penyerahan obat ke pasien. Kalau ada konsultasi, pasti ada laporan dan semua laporan itu masuk ke saksi, jadi pernyataan itu tidak ada ; Bahwa soal pengamanan, bahwa PSA telah konsultasi ke Kepala BPOM dan menyarankan lapor polisi. Bahwa ini kalau ada usulan, harus ada rapat dan saya pasti terkait. Jadi itu tidak benar ; Bahwa BPOM menyatakan tidak ada pelanggaran (18-11-2010), tidak semua pemeriksaan ada pelanggaran untuk narkotik ; Bahwa ada pelanggaran itu tanggungjawab apoteker ; ep m ah • R • es • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id • mengawasi adalah dewan profesi ; Bahwa kami bukan menyebut gaji, tetapi profesi fee, sedang • besarnya itu kesepakatan keduabelah pihak ; Bahwa besar gaji apoteker tidak sama, tergantung kelayakan dan • kesepakatan ; Bahwa secara resmi (12 januari 2011) disegel dan diamankan • tanggal 2 Desember 2010 ; Bahwa waktu penyerahan obat narkotik/psikotropik ub lik ah A gu ng R • Bahwa Pengamanan ada di pasal 24, 28, 29 Kemenkes 1332. dalm hal ini bukan tempat penyimpanannya, tetapi di lihat dari sudut pengamanannya, karena sering ada kehilangan saat disimpan di apotik ; Bahwa Masalah gaji tu ada dalam perjanjian bersama, yang yang Bahwa tanggal 19 Januari 2011 apoteker menyerahkan SIA dan secara resmi dicabut ; • • Bahwa Obat diserahkan tanggal 2 Desember 2010 ; Bahwa Pengamanan disini bersifat sementara ; • Bahwa sebelum keluar putusan resmi, sudah ada mediasi ; • Bahwa perbuatan terdakwa apakah tidak diprediksi akan merugikan, hal ini yang ditekankan adalah pengamanan, dimana sebelumnya sudah ada mediasi, dan Mualim sudah menyampaikan semua ; Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar, soal tidak diketemukan pelanggaran saat BPOM melakukan pemeriksaan, karena sebelumnya sudah ada telepon masuk yang memberitahukan akan adanya pemeriksaan ; 11. AHLI-3 : DJATMIKA, S.Si.,Apt, • Bahwa saksi dosen di sekolah Tinggi farmasi dengan mengajar mata kuliah UU Kefarmasian ; • Bahwa apoteker sesuai PP No. 51 / 2009, yaitu tenaga kefarmasian untuk menjalankan tugas pokok kefarmasian. Jadi yang bertanggung jawab dalam kefarmasian adalah apoteker ; • Bahwa tugas pokoknya : pembuatan, penyediaan, penyimpanan dll ; • Bahwa tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan kefarmasian ; • Bahwa apoteker dapat dirikan apotik sendiri (Pasal 25 : 1 PP No. 51 tahun 2009) dan dapat bekerja sama dengan pemilik modal dirikan apotik (ayat 2) ; Hal 21 dari 38 es on In d A gu ng M R ah ep ka ub lik ah m In do ne si R ep • A gu ng ah k am menerima Mualim, karena apoteker tidak ada/gugur. Dalam hal ini juga sudah tidak ada PSA, karena kerjasama juga sudah gugur, maka Mualim hanya sebagai yang menguasai tempat itu/ menguasai saat itu ; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id • tanggungjawab ada di apoteker ; Bahwa tidak ada aturan bahwa apoteker bertanggungjawab • kepada pemilik modal ; Bahwa tujuan kerjasama mengupayakan berdirinya apotik ; • Bahwa Kewenangan pemilik tidak bisa melebihi apoteker yag • berhubungan dengan sediaan obat dan pelayanan farmasian ; Bahwa Sturktur dalam Berita Acara Wiwik tersebut, IAI tidak ub lik In do ne si A gu ng • ep ah k am • mengenal, baik itu bila tercantum dalam akte, pasti dari IAI tidak akan memberi rekonmendasi untuk berdirinya apotik ; Bahwa saksi PSA menyatakan apoteker adalah karyawan yang digaji. Adanya hubungan pelayanan dengan hasil kerja. Jasa apoteker ada karena sudah melaksanakan kewajiban. Hubungan apoteker dengan pemodal : apoteker tidak menjanjikan tetapi ikhtiar. Bukan PSA memberi gaji, tetapi apoteker adalah pengelola yang memberi pelayanan. Jasa profesi ini berkenaan dengan jasa pelayanan ; Bahwa Terdakwa pernah ajukan laporan ke IAI yang meminta perlindungan. Dari bukti yang ada, dari rapat Majelis Etis, tidak diketemukan pelanggaran, maka kemudian majelis profesi yang menyimpulkan : tidak ditemukan pelanggaran etika, pelanggaran keprofesian (tanggal 3 Desember 2011). Jadi tindakan yang dilakukan terdakwa sudah sesuai dengan UU dan peraturan yang terkait ; R ah A gu ng R • Bahwa tanggungjawab pemilik modal adalah ada aspek kerjasama yaitu perjanjian, pemilik adalah memodali dari sini ada hak dan kewajiban. Meski dibuat perjanjian tetapi tidak boleh bertentangan dengan UU ; Bahwa stuktur di apotik, bentuk kerjasama, maka semua ka m • Bahwa dari tugas kewenangan, maka PSA tidak dapat melakukan kefarmasian ; es on Hal 22 dari 38 In d A gu ng M R ah • lik • ub ah • Bahwa tindakan pengamanan itu benar, bila tidak sanggup, maka ada regulator untuk pengamanan yaitu dalam hal ini adalah DKK ; Bahwa pengamanan di kemari yang terkunci adalah pengamanan fisik ; Karena ada laporan, maka ada sesuatu yang tidak sinkron, maka dari hasil rapat MPAD, IAI membenarkan ; Bahwa mengapa Terdakwa mengamankan ke DKK itulah yang menjadikan kita laporkan untuk diperiksa dalam majelis etika ; Bahwa mengapa tidak minta ijin PSA, itu harus dilihat apa kewenangan masing-masing. Dalam perjanjian bersama tidak diperlukan ijin. Apalagi sudah ada pertimbangan dari Majelis Etika ; ep • ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • narkotika, sesuai pasal 122 ayat 1 UU No. 35/2009 dan pasal 122. yang punya kewenangan adalah apoteker ; Bahwa Fungsi apoteker pendamping dan asisten apoteker adalah • membantu apoteker. Namun yang bertanggungjawab tetap adalah apoteker. Dalam hal ini berhubungan dengan jam kerja, dimana apoteker punya jam kerja selama 8 jam. Asisten apoteker dibatasi UU hanya obat bebas dan terbatas, sedang obat keras harus dibawah apoteker ; Bahwa Apotik disegel masih melayani, Itu pelanggaran ; ub lik Bahwa mendobrak lemari narkotika/psikotropika oleh PSA. Kembali kepada awal keterangan, bahwa kewenangan pengamanan sediaan farmasi adalah apoteker, maka apa yang dilakukan tidak dibenarkan ; • Bahwa Apoteker mengundurkan diri, bila ada satu dan lain hal/ tidak normal, tindakan apoteker dibenarkan mengembalikan Surat ijin ke regulator yang menerbitkan ; Bahwa Meski ada pemodal, tetap itu milik dan tanggungjawab apoteker, tidak melihat uang darimana ; Bahwa karena adanya perjanjian, maka serta merta sudah menjadi kuasa apoteker ; Bahwa alasan pengamanan : banyak faktor, misal salah penggunanan. Tetapi tidak sesederhana itu, bila obat itu nanti dicuri, jadi pengamanan ini adalah tugas apoteker yang dilindungi UU ; Bahwa Pengamanan untuk obat lain dapat dilakukan retur sebelum 3 bulan dari tanggal daluwarsa ; Bahwa obat yang diamankan karena terdakwa merasa adanya kekawatiran disalah gunakan, maka atas laporan terdakwa, kemudian IAI tidak langsung membenarkan, tetapi diserahkan kepada lembaga profesi; Bahwa Apoteker meninggalkan pekerjaan sebelum ada pembatalan perjanjian, disini adanya temuan pelanggaran, bila berhubungan dengan regulasi, maka itu tugas DKK, kalau sediaan farmasian itu DKK + BPOM ; Bahwa diperkenankan meninggalkan, dan tugas dilakukan asisten apoteker, tetapi hanya berwenang khusus obat tertentu ; Bahwa Apoteker menyimpan dan mandaftar semua obat-obat tersimpan, begitu pula resep-resep, siapa dokternya, nama pasien, jenis obat serta ukurannya ; ah • ka m • ah • on Hal 23 dari 38 In d A gu ng M R • ub • ep • lik A gu ng • In do ne si • ep • R ah k am ah A gu ng R • Bahwa Aturan yang mengatur soal apoteker ada di PP 51/2009, Kemenkes 1332, UU Kesehatan, dimana yang bertanggungjawab dalam apotik adalah apoteker pengelola apotik ; Bahwa PSA tidak punya kewenangan menyerahkan barang es • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa letak lemari harus ada batas aman, tidak bisa dilihat dari luar dan tidak dapat digeser-geser ; • Bahwa peletakkan sediaan farmasi disesuaikan dengan ijin pendirian apotik ; ng R • Bahwa apakah ada ketentuan apoteker dibenarkan membawa obat keluar. Bahwa narkotik hanya diproduksi Kimia farma, nah itu dibawa keluar ke regulator, ini konteksnya sama dengan apoteker bawa keluar ke regulator. Ini diatur dalam UU no. 35/2009 ; Bahwa apakah ada dasar hukum PSA tidak boleh melakukan gu • • • Bahwa mana yang dominan dari peraturan yang digunakan. Dilihat hirarkinya ; 1. UU Kesehatan, ini dijalankan dengan PP ; Bahwa Bila yang dibawah tidak sinkron dengan peraturan yang di atasnya, maka yang dibawah tidak meniadakan aturan yang di atas ; Bahwa aturan itu tidak mungkin tabrakan, karena akan menjadi pertimbangan ; Bahwa Soal cacat hukum, itu bukan kewenangan saya ; • A gu ng • In do ne si • ah k ub lik Bahwa Hasil rapat majelis etika yang menyimpulkan : perbuatan terdakwa telah sesuai dengan UU ; majelis bersedia menjadi saksi kepada yang berwenang ; ep • R am ah A bongkar almari obat. Lemari itu salah satu persyaratan ijin, jadi yang ngapa-ngapain almari adalah apoteker. Secara explisit UU tidak mengatur, tetapi berhubungan dengan kewenangan dan tugas ; on Hal 24 dari 38 In d ng gu A es R ep ub lik Bahwa Berita Acara penyerahan obat bebas terbatas, diserahkan kepada apoteker apotik lain, hal ini berhubungan dengan konteks pengamanan itu dibenarkan, meski tidak pemilik sarana ; Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar ; Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa memberikan keterangan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : • Bahwa mengamankan tanggal 2 Desember 2010 hal ini diatur Undang-Undang Obat Keras St No. 419 di pasal 3 : 1. jadi kepemilikan sedian obat melekat pada apoteker ; • Bahwa Hal ini sudah Terdakwa sampaikan ke Asisten Apoteker bahwa akan mengembalikan SIA dan mengamankan sediaan narkotika dan psikotropika, lalu dibuat inventarisasi sedian tersebut kemudian membauat Surat Perintah jalan yang ditandatangani Nur Wahyu ; Ke DKK dengan apoteker Mualim, sampai disana dilakukan inventarisasi kembali ; • Bahwa Surat Perintah Jalan untuk Obat Keras ini diatur dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) UU Obat Keras ; M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah • Halaman 24 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Bahwa tak beritahu PSA, karena aspek kewenangan sepenuhnya ada pada apoteker sesuai PP No. 51 Th. 2009 pasal 1 ayat (1) dan (4) ; Bahwa cara mendapatkan pengadaan dan Pelayanan, R • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng • • Bahwa PSA hanya memfalitasi pembiayaan, sesuai pasal 7 Akte Notaris No. 10, PSA hanya memantau via pembukuan, PSA tidak dapat masuk ; Bahwa tidak ada kepemilikan bersama, ini sesuai UU • Obat Keras tidak boleh dimiliki perseorangan (obat), kecuali yang tidak berhubungan dengan kefarmasian (Pasal 4 ayat (2) Akte Notaris ) ; Bahwa kepemilikan dimaksud, dalam UU ini adalah In do ne si apoteker, karena perseorangan tidak boleh memiliki ; Bahwa PSA tidak hilang haknya, PSA akan mendapat profit ; Bahwa Terdakwa tidak menyerahkan kepada orang lain, saya mengamankan ; Bahwa tidak ijin, karena semua farmasi sudah melekat A gu ng A gu ng M • Hal 25 dari 38 on ah ka • In d m • pada apoteker ; Bahwa alasan diserahkan kepada DKK, karena ada pelanggaran di apotik, makanya Terdakwa dan PSA disuruh membuat Surat Pernyataan (8 Nopember 2010) ; Bukan tidak dapat mengatasi, karena pelanggaran terjadi pada saat saya tidak ada di apotik ; Bahwa Tiap pagi Terdakwa selalu klarifikasi kepada Asisten Apoteker dan PSA, makanya minta Apoteker Pedamping tetapi PSA mengatakan itu tidak perlu karena fungsi Apoteker Pedamping sama dengan Asisten Apoteker ; Bahwa terbukti ada pelanggaran lagi, maka sebelum ada hal-hal, maka Terdakwa mengembalikan SIA ; lik ah • ub • ep • R • es ah k am • ub lik • Bahwa sesuai paraturan pendirian apotik. Dalam perjanjian kerjasama, apoteker mengajukan permohonan SIA. Setelah terbit dari Dinkes, maka semua melekat pada apoteker ; Bahwa Tedakwa faham dengan isi perjanjian ; ep ah • R A gu dimulai pemesanan dengan Surat Pemesanan Khusus untuk Narkotik, ini harus ditandatangani Apoteker pengelola apoteker, maka otomatis melekat pada apoteker, setelah dikirim dari farmasi, disimpan pada lemari khusus yang tertanam, jadi tidak dapat dipindah dan pintu rangkap dua ; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • pada apoteker ; Bahwa soal ada akibat, Terdakwa sudah disumpah, maka • saya lebih takut kalau ada pelanggaran di apotik, karena Terdakwa yang kena nantinya ; Bahwa Pelanggaran itu berhubungan dengan narkotik/ • psikotropik yang berhubungan dengan pasien ; Misal : pemeriksaan laborat, kami tidak punya keahlian untuk itu, bagaimana kami mengatasi ini ; Bahwa Pemeriksaan laborat itu adalah pasien yang ah k A gu ng • In do ne si R • ub lik • mandiri tidak berdasar dengan konsul dokter ; Bahwa ada pelanggaran psikotropika maka diamankan dengan bukti Surat Pernyataan Puput dan Rut Elyana (bukti T.23 s/d T.26 ; T.2) dikuatkan dengan bukti T.6 dan T.7 ; Bahwa ada pelanggaran. Terdakwa tegor Asisten apoteker dan klarifikasi ke PSA, maka Terdakwa minta Apoteker pedamping ; Bahwa Itu terjadi malam, Terdakwa kerja jam 08.00 –.00 wib dan tiap hari sabtu Terdakwa tidak masuk, hal ini disetujui PSA ; Bahwa kunci lemari obat keras di laci meja yang tersembunyi ; Bahwa kerja di apotik sejak tandatangan Akte Notaris ; ep am ah A gu ng • Bahwa hasil kerja/imbalan (Pasal 27 UU Kesehatan) dan ini disepakati dalam Akte besarnya ditentukan dua belah pihak ; Bahwa Ini kerjasama, tetapi kepemilikan otomatis melekat • • • Bahwa Pasal 4 ayat (1) bukti T-1 benar ; • Bahwa maksud Material : berhubungan dengan aspek kefarmasian ; pasal 4 ayat (2) : maksud tindakan yang ada persetujuan adalah yang non kefarmasian, mis : pinjam uang ; jadi pasal ini diluar kefarmasian ; on Hal 26 dari 38 In d A gu ng M R ah ka m • ub • lik • Bahwa Terdakwa tahu ada alat laborat setelah ada pemeriksaan/sidak dari BPPT dan DKK. Tiap sidak yang jadi obyek pemeriksaan selalu berbeda ; Bahwa kegiatan laborat Terdakwa tidak tahu, karena tidak ada ditempat ; Bahwa perbuatan Terdakwa dilaksanakan tidak ada dendam, kerja berdasar sumpah jabatan ; Bahwa semua alat bukti yang sudah diajukan benar ; ep ah • es • Bahwa Kunci ada di apotik, dalam laci penyimpanan ini diketahui 4 asisten lain ; R • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia • mengamankan juga tanggal yang sama dimana hal ini sudah dikonsultasikan ke Dinas dan IAI ; Bahwa obat setelah diamankan ke DKK maka • kewenangan berpindah ke DKK ; Bahwa PSA tidak punya kewenangan, karena tidak punya • keahlian kefarmasian ; Bahwa Polisi yang menerima penyerahan yang bukan • kewenangannya (bukti T.30) ; Bahwa tanggal 2 Nopember 2011 obat dimasukkan ke Bahwa rumah dan apotik jadi satu ; • A gu ng m • ka • on Hal 27 dari 38 In d A gu ng M R ah • lik ah • sudah ada mediasi ; Bahwa memang Surat Pernyataan apoteker + PSA tidak disebutkan mengembalikan obat-obatan, ini sudah ada di perjanjian, bila ada pelanggaran apoteker dapat mengembalikan SIA (pasal 7 ) ; Bahwa yang dimaksud dengan istilah “tambahan” di pasal lain-lain itu dengan adanya Surat Pernyataan ; Bahwa akibat terhadap karyawan lain. Hal ini sudah Terdakwa konsultasikan ke DKK dan IAI dan hasil konsultasi, itu yang harus dilakukan ; Bahwa tanggal 15 Mei 2012 saksi Nurgraeni Ulfa mengatakan apotik Dirgantara yang disegel, masih melakukan pelayanan kefarmasian, padahal tanggal 12 ub • Bahwa dalam hal ini tidak ada kerugian, tetapi ada karyawan yang terlantar. Jangan melihat segi itu, tetapi melihat akibat bila terjadi pelanggaran, bila apotik mau melakukan tanpa pelanggaran maka tanpa ada aspek lain ; Bahwa Terdakwa tidak gegabah ada pelanggaran tetapi ep • In do ne si am • ah k ub lik • • ep • apotik dan disegel ; Bahwa tanggal 27 Juni 2011 diserahkan kepada Iga anak Mualim (Mualim Farma) ; Bahwa tanggal 13 Agustus 2011 ada laporan dari Wiwik (PSA) menyerahkan kepada Penyidik ; Bahwa yang menerima dari DKK bernama Lies Sunartiawati, kewenangan beralih ke DKK dengan jumlah yang sama, karena dilakukan inventarisasi ; Bahwa sejak SIA diserahkan maka PSA gugur ; R ah A gu ng R • Bahwa sesuai pasal 8 ayat (3) hal pengunduran diri, kalau ada pelanggaran, tidak perlu. menurut pasal 8 ayat (3) mis. Akan pergi mengikuti suami ; Bahwa SIA dikembalikan tanggal 2 Desember 2010 dan es • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Januari disegel. Ini Terdakwa tidak tahu, tahunya atas kesaksian saksi dipersidangan ; Bahwa mengapa disimpan di Dinas, karena Terdakwa tidak mau mendapat resiko, dan merasa aman di DKK. Dan hal ini sudah dikonsultasikan dulu makanya dilakukan ; Bahwa nyatanya dikembalikan lagi ke apotik, tetapi apotik gu ng • In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id • lik ub ep es R on Hal 28 dari 38 In d A gu ng M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A sudah ditutup, karena SIA sudah dierahkan ; Menimbang, bahwa dalam perkara ini telah diajukan barang bukti yaitu : 1. Codein tab 10mg 175,05 tab=175,1/2 tab 800/tab Rp.140.400,- ; 2. Codein tab 20mg 199,675 tab=199,3/4 tab 1500/tab Rp.299.625,- ; 3. Condipront caps 39 caps 7600/cap Rp.296.400,- ; 4. Condipront syrup 1 botol 9.900/fls Rp.55.900,- ; 5. Condipront cum exp syrup 3 botol 63.500/fls Rp.190.500,- ; 6. Amitrypilin 25mg 91 tab 100/tab Rp.9.100,- ; 7. Carbamazepin 63 tab 700/tab Rp.44.100,- ; 8. Haloperidol 110 tab 100/tab Rp.157.650,- ; 9. Cpz 525,1/2tab 300/tab Rp.157.650,- ; 10.Clobazam 60/tab 1200/tab Rp.72.000,- ; 11. Danalgin 61/tab 1300/tab Rp.79.300,- ; 12.Metaneuron 60 tab 1500/tab Rp.90.000,- ; 13.Luminal 30mg 979,9 tab 600/tab Rp.586.000,- ; 14.Stesolid rectal 5mg 3 tub 29.900/tub Rp.89.700,- ; 15.Tramol 15 tab 6.000/tab Rp.90.000,- ; 1 (satu) bh almari Narkotik, 2 bh bk laporan Narkotika & Phisikotropika, 1 bendel buku resep bulan Nopember dan Desember 2010 , 5 bendel resep Narkotika dan Phisikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010, 1 faktur Narkotik dan psikotropik, 1 surat pesanan narkotik, 1 bendel narkotik dan psikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010. , barang bukti tersebut telah diperlihatkan kepada saksi-saksi dan Terdakwa, mereka menyatakan mengenalnya dan barang bukti tersebut telah disita sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu barang bukti tersebut dapat diterima menjadi alat bukti yang sah dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, selanjutnya Penuntut Umum mengajukan tuntutannya yang dibacakan di persidangan pada tanggal 02 Juli 2012 yang pada pokoknya : MENUNTUT, supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan : 1. Menyatakan terdakwa Yuli Setyarini S Farm Apt binti Soepangat bersalah melakukan tindak pidana Penggelapan dalam jabatan/dalam hubungan kerja, dalam dakwaan pasal 374 KUHP ; 2. Menghukum terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) bulan ; Halaman 28 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id lik ub In d on Hal 29 dari 38 es ep R A gu ng M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R In do ne si a 3. Menyatakan barang bukti berupa : 01 (satu) dus/kardus berisikan obat-obat jenis narkotika dan phisikotropika merk/macamnya antara lain : 1. Codein tab 10mg 175,05 tab ; 2. Codein tab 20mg 199,675 tab ; 3. Condipront caps 45 caps ; 4. Condipront syrup 1 bd ; 5. Condipront cum exp syrup 3 bd ; 6. Amitrypilin 25mg 91 tab ; 7. Carbamazepin 63 tab ; 8. Haloperidol 110 tab ; 9. Cpz 525,5 tab ; 10.Clobazam 60tab ; 11. Danalgin 61tab ; 12.Metaneuron 60 tab ; 13.Luminal 30mg 979,9 tab ; 14.Stesolid rectal 5mg 3 tb ; 15.Tramol 15 tab ; Dan barang lainnya yaitu : 2 bh bk laporan Narkotika & Phisikotropika, 1 (satu) bendel kartu stok narkotika dan psikotropika, 1 buah buku resep, 2 bendel resep bulan Nopember dan Desember 2010, 5 bendel resep Narkotika dan Phisikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010 dan 1 faktur Narkotik dan psikotropik, 1 surat pesanan narkotik, 1 bendel laporan narkotik dan psikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010 (berikut surat/ dokumen pendukung keabsahannya) dikembalikan kepada Apotik Mualim ex Apotik Dirgantara/yang berhak ; 4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya sebesar Rp. 1.000,-(seribu rupiah) ; Menimbang, bahwa atas tuntutan pidana tersebut diatas, Penasihat Hukum Terdakwa dan Terdakwa telah mengajukan Nota Pembelaannya yang dibacakan dipersidangan pada tanggal 09 Juli 2012, yang pada pokoknya dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa “Dakwaan dengan sengaja dan melawan hak memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, ada padanya karena jabatan/hubungan kerja Tidak Terbukti, sehingga Terdakwa tidak dapat dipersalahkan dan dipertanggungjawabkan sebagaimana didakwakan, oleh karena itu Terdakwa Harus Dilepas Dari Segala Tuntutan Hukum” ; Menimbang, bahwa terhadap Nota Pembelaan tersebut di atas, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Replik tertanggal 19 Juli 2012 yang isinya bertetap pada Surat Tuntutan, sedangkan atas Replik tersebut Penasihat Hukum Terdakwa pada tanggal 01 Agustus 2012 telah menanggapinya yang bertetap pada nota pembelaannya ; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka semua yang dicatat dalam berita acara persidangan telah turut dipertimbangkan dalam putusan ini ; Halaman 29 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id lik ub In d on Hal 30 dari 38 es ep R A gu ng M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R Menimbang, bahwa dalam perkara ini Penasihat Hukum Terdakwa telah menyerahkan alat bukti tertulis yang telah dicocokkan dengan aslinya dan diberi meterai secukupnya yaitu alat bukti tertulis berupa fotocopy : 1.Akte Perjanjian Kerjasama No. 10 tanggal 29 Mei 2010, antara Apoteker Pengelola Apotik dengan Pemilik Sarana Apotik (PSA), dibuat Notaris Emi Wijayanti, SH. Notaris di Semarang; 2.Chek List Bimbingan Tehnis Apotik, dibuat Dinas Kesehatan Kota Semarang ; 3.Surat Pernyataan atas nama Puput Puji Indriyani tertanggal 01 November 2010 menyatakan masih melakukan pemeriksaan laborat atas perintah PSA ; 4.Surat Pernyataan atas nama Rut Elyana Sabatini tertanggal 01November 2010 menyatakan masih melakukan pemeriksaan laborat atas perintah PSA ; 5.Surat Pernyataan atas nama Yuli Setyarini, S. Farm, Apt tertanggal 07 November 2010 menyatakan tidak akan melakukan pelanggaran ; 6.Surat Pernyataan bersama antara Wiwik Suprihatiningsih dengan Yuli Setyarini, S. farm, Apt tertanggal 08 November 2010 bila PSA melakukan pelanggaran akan wajib mengembalikan SIA kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Apoteker tidak bertanggungjawab lagi atas Apotek Dirgantara ; 7.Surat Pernyataan atas nama Rut Elyana Sabatini tertanggal 01Desember 2010 menyatakan mengeluarkan Danalgin Tablet tidak sesuai yang ada di resep atas suruan PSA; 8.Surat Pengunduran diri/penyerahan SIA Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, tanggal 01 Desember 2012. 9.Surat Jalan Penitipan Sediaan Obat Narkotikadan Psikotropika dari Apotik Dirgantara untuk dititipkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang tertanggal 2 Desember 2010 ; 10.Tanda Terima obat-obatan antara Yuli Setyarini S. Farm, Apt dengan Lies Sunarliawati (DKK Kota Semarang) tanggal 2 Desember 2010 ; 11. Surat Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang tanggal 2 Desember 2010 perihal Laporan pemakaian Narkotika bulan Nopember 2010 Apotik Dirgantara ; 12.Surat Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang tanggal 2 Desembner 2010 perihal Laporan pemakaian OGB bulan Nopember 2010 Apotik Dirgantara ; 13.Surat Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang tanggal 2 Desember 2010 perihal Laporan pemakaian Psikotropika bulan Nopember 2010 Apotik Dirgantara ; 14.Surat Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang No. 442/13660 tanggal 08 Desember 2010 perihal Penutupan Apotik Dirgantara ; 15.Berita Acara Rapat Koordinasi Pembahasan Apotek Dirgantara ; Halaman 30 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id lik es on Hal 31 dari 38 In d A gu ng M R ah ep ka ub m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R In do ne si a 16. Tanda Terima obat-obatan dari Lies Sunarkawati kepada Mualim 11 Januari 2011 ; 17.Berita Acara Penghentian Kegiatan Apotek Dirgantara Semarang tanggal 12 Januari 2011 ; 18.Berita Acara Penyerahan obat Bebas Terbatas dari Yuli Setyarini, S. Farm.Apt kepada Lis Ambarsari, S. Farm, Apt tertanggal 12 januari 2011 ; 19.Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang Nomor : 445.8/2 Tentang Pencabutan Izin Apotek Dirgantara Semarang tertanggal 19 Januari 2011 ; 20.Berita Acara Rapat Pleno Pengurus Harian, Majelis Pertimbangan Etik Apoteker Daerah dan Dewan Penasehat Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : 084/PD-IAI/JTG/B/XII/11 tanggap 3 Desember 2011 ; 21.Surat Keterangan Ikatan Apoteker Indonesia No.00I/S.Ket/IAI/I/2012 Tanggal 2 Januari 2012 perihal : Surat Keterangan bahwa pengamanan sediaan narkotika dan psikotropika telah sesuai dengan profesi ; 22.Surat Direktur Reskrim Um Polda Jateng No. Res.1.24/3482/III/2012/ Reskrimum tanggal 30 Maret 2012 perihal : Tindak lanjut penanganan aduan masyarakat kepada Yuli Setyarini bahwa perbuatan Yuli Srtyarini bukan merupakan tindak pidana, maka penyidik agar menghentikan penyidikan dengan menerbitkan SP3. 23.Fotocopy Resep dokter G. Dewo Kencono tanggal 18 Oktober 2010. 24.Fotocopy Resep dokter G. Dewo Kencono tanggal 25 Oktober 2010. 25.Fotocopy Resep dokter Harry Tjahjanto, SpOG tanggal 14 Januari 2011. 26.Fotocopy Resep dokter Indrayani Ps.MsiMed,SpPK tanggal 23 Nopember 2010. 27.Fotocopy Nota Apotik Dirgantara No. 051854-051857. 28.Fotocopy Tanda Terima tertanggal 27 Juni 2011, pembukaan segel obat Narkotika dan psikotropika ex apotik Dirgantara dan diserahkan kepada Apotik Mualim Farma diterima Hanum Try Pertiwi S Farm/apoteker pedamping apotik Mualim Farma. 29.Fotocopy Surat Ijin Apotik No. 058/445/SIA-G.APA/11.04/BPPT/VII/2010 tetanggal 22 Juli 2010 atas nama Yuli Setyarini S.farm, Apt. 30.Fotocopy Sampul Berkas Perkara No. BP.01/I/2012/Reskrim tertanggal 16 J5anuari 2012. 31.Fotocopy Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 32.Fotocopy Undang-Undang RI No. 35 Tahun 20098 tentang Narkotika. 33.Fotocopy Undang-Undang RI No. 36 Tahun 20098 tentang Kesehatan. 34.Fotocopy Undang-Undang Obat Keras St No. 419 tanggal 22 Desember 1949. 35. Fotocopy Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan tata Cata Pemberian Izin Apotik. 36.Fotocopy Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id ub lik In do ne si • • on In d ng gu A Hal 32 dari 38 es R ep Bahwa dengan dibawanya obat-obatan tanpa ijin oleh Terdakwa ke DKK, maka PSA (Pemilik Sarana Apotik) menderita kerugian dan melapor ke Polsek Ngaliyan Jl. Prof DR Hamka 24 Ngaliyan Semarang pada tanggal 1 Agustus 2011 ; Menimbang, bahwa dari fakta seperti tersebut di atas, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dengan Surat Dakwaan Penuntut Umum yang M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah • ub • lik A gu ng • ep ah k • Apotik) Apotik Dirgantara yang melakukan kerjasama dengan Wiwik Suprihatiningsih selaku Pemilik Sarana Apotik (PSA) Dirgantara sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian kerjasama dalam Akta Notaris No. 10 tertanggal 29 Mei 2010 dihadapan Notaris Emi Wijayanti, SH ; Bahwa Apotik Dirgantara mendapat ijin beroperasi dari keputusan BPPT (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu) Kota Semarang No. 058/445/SIA-G.APA)11.04/BPPT/ VII/2010 tanggal 22 Juli 2010 ; Bahwa bahwa dengan alasan disertai bukti-bukti yang menyatakan jika Pemilik sarana Apotik yang dalam hal ini bernama Wiwik Suprihatiningsih melakukan pelanggaran dibidang kefarmasian, maka Terdakwa akan mengembalikan Surat ijin Apotik ke Dinas Kesehatan ; Bahwa akhirnya Terdakwa pada tanggal 1 Desember 2010 pergi/tidak masuk kerja sebagai Apoteker di Apotik Dirgantara milik Wiwik Suprihatiningsih tanpa pamit, walaupun telah dilakukan pemanggilan melalui handphone berkali-kali ; Bahwa terdakwa pergi/keluar dari Apotik Dirgantara setelah mengambil gajinya ; Bahwa benar pada tanggal 2 Desember 2010 Terdakwa membawa obat-obatan sebagaimana terinci dalam daftar barang bukti ke DKK bersama-sama dengan Apoteker dari Apotik Mualim ; R am ah A gu ng R In do ne si a 37. Fotocopy Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/ Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. 38.Fotocopy Surat Ijin Apotik No. 049/445/SIA/11.04/BPPT/VI/2011 tetanggal 23 Juni 2011 atas nama Agnes Budiarti SF, Apt. Menimbang, bahwa selanjutnyadari keterangan saksi-saksi, Ahli serta keterangan Terdakwa yang dikaitkan dengan barang bukti serta alat-alat bukti berupa fotocopy seperti tersebut, maka dapat diungkap fakta-fakta pada pokoknya sebagai berikut : • Bahwa Terdakwa adalah Apoteker (Apoteker Pengelola Halaman 32 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id lik ub In d on Hal 33 dari 38 es ep R A gu ng M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R mendakwa Terdakwa dengan pasal 374 KUHP yang menurut unsur-unsur sebagai berikut : 1. Unsur Barang Siapa ; 2. Unsur dengan sengaja dan melawan hukum ; 3. Unsur memiliki suatu barang ; 4. Unsur yang ada padanya karena ada hubungan kerja/karena jabatan ; 1. Unsur Barang Siapa Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah setiap orang yang menjadi subyek hukum yang dapt dipertanggungjawabkan terhadap perbuatannya yang dalam perkara ini terbukti jika Terdakwa yang bernama Yuli Setyarini.S.Farm.Apt binti Soepangat adalah subyek hukum yang dimaksud sehingga oleh karenanya unsur ini telah terbukti ; 2. Unsur dengan sengaja dan melawan hukum Bahwa dari fakta-fakta yang terungkap yaitu Terdakwa pada bulan Desember 2010 telah mangkir bekerja sebagai Apoteker Pelaksana Apotik Dirgantara yang terletak di Jl. Prof Hamka No. 30 Ngaliyan Semarang milik Wiwik Suprihatiningsih Pemilik Sarana Apotik (PSA) ; Bahwa Terdakwa yang tidak bekerja sebagai Apoteker Dirgantara dan keluar setelah mengambil gaji pada Desember 2011 dan membawa barang-barang bukti yang kemudian diserahkan ke DKK Kodya Semarang dengan alasan untuk pengamanan, karena Terdakwa khawatir barang-barang bukti khususnya obat-obatan yang mengandung Narkotika dan psikotropika disalahgunakan oleh PSA sebagaimana tertuang dalam bukti T-2, T-, T-4, T-5, T-6, T-7 dan T-8 ; Bahwa alasan Terdakwa membawa obat-obatan ke DKK Kodya Semarang dan merasa dibenarkan adalah atas dasar Keputusan Menteri Kesehatan R.I No. 12/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 922/Menkes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik. Bahwa selain membawa obat-obatan ke DKK Kodya Semarang Terdakwa juga menyerahkan SIA (Surat Ijin Apotik)nya ke DKK Kodya Semarang yang akhirnya kegiatan Apotik Dirgantara dicabut ijinnya melalui Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Semarang dengan no. 445.8/2 tanggal 19 Januari 2011 ; Menimbang, bahwa selajutnya oleh karena alasan Terdakwa melakukan tindakan pengamanan tehadap obat-obatan Narkotika & Psikotropika, maka perlu meneliti apakah dasar hukumnya yang dijadikan alasan Terdakwa melakukan pengamanan telah sesuai dengan aturan ; Bahwa dalam pasal 29 dari Keputusan Menteri Kesehatan R.I No. 1332/Menkes/Sk/X/2002 menyebutkan : a. Melakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan Narkotik, psikotropik, obat keras tertentu dan obat lainnya serta seluruh resep yang tersedia di Apotik ; Halaman 33 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id lik es on Hal 34 dari 38 In d A gu ng M R ah ep ka ub m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R In do ne si a b. Narkotika, psikotropik dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup dan terkunci ; Bahwa dari bunyi pasal 29 tersebut telah jelas-jelas jika untuk tindakan pengamanan Narkotik dan Psikotropik harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup dan terkunci, sedang dari keterangan saksi-saksi menerangkan jika almari tempat penyimpanan Narkotik dan psikotropik yang ada di Apotik Dirgantara semua kuncinya dikuasai oleh Apoteker sehingga hanya Apoteker yang bisa membukanya. Jadi jelas jika narkotik dan Psikotropik cukup disimpan di dalam almari yang ada di dalam Apotik Dirgantara saja tanpa harus membawa keluar dari tempatnya ; Bahwa tindakan terdakwa yang membawa Narkotik dan Psikotropik jelas-jelas telah menyalahi aturan ; Selanjutnya, perlu dibuktikan siapakah pemilik sebenarnya obatobatan yang mengandung Narkotik dan Psikotropik dalam kasus ini, bahwa dalam Akte Notaris No. 10 tanggal 29 Mei 2010 yang dibuat oleh Notaris Emi Wijajanti, SH menyebutkan dalam pasal 2 : jika Terdakwa selaku Apoteker Pengelola Apotik hanya mengusahakan diperolehnya ijin serta fasilitas lain yang berkaitan dengan Apotik Dirgantara, serta menyumbangkan tenaga kepandaian, keahlian, good will dan kecakapannya dibidang sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku dan sumpah jabatannya. Sedang PSA menyediakan sarana apotik yang terdiri dari dana secukupnya, perlengkapan apotik, perbekalan kesehatan dibidang farmasi, bangunan yang menjadi milik dan atau berada dalam penguasaan dari PSA ; Bahwa dengan demikian Apoteker adalah bukan sebagai pemilik barang yang berada dalam Apotik, tetapi hanya sebagai orang yang diberi kekuasaan mengelola atau sebagai Bezitter sedang PSA adalah sebagai pemilik/Eigenaar ; Bahwa hal ini dapat dibuktikan setelah barang diserahkan Terdakwa ke Dinas Kesehatan Kodya Semarang selanjutnya dalam pembukaan segel barang-barang tersebut diserahkan kembali ke Mualim Farma yang berdiri pada tanggal 2 Juni 2004 dan penyerahan obat Narkotik dan Psikotropik dari Apotik Dirgantara ke Apotik Mualim Farma yang diterima oleh Hanum Try Pertiwi Asisten Apoteker Mualim dan Iga Dewanta Putri selaku PSA Mualim sebagaimana dalam penjelasan Bukti T-38 yang menurut Majekis Hakim perlu dipertanyakan apakah mereka dibenarkan berhak menerima obat milik Apotik lain yaitu Apotik Digantara yang sudah disegel dan juga sipemberi yaitu petugas DKK Kodya Semarang seharusnya tahu jika asal obat yang diterima oleh DKK berasal dari Apotik Dirgantara yang sudah dicabut ijinnya, maka seharusnya obat kembalikan ke PSA Dirgantara, sehingga sipemberi obat seharusnya dapat dipermasalahkan untuk kasus ini, yaitu menyerahkan Narkotika dan Psikotropika kepihak lain yaitu PSA Mualim ; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id lik ub In d on Hal 35 dari 38 es ep R A gu ng M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R Bahwa oleh karena Apoteker Pengelola Apotik yang dalam hal ini Terdakwa terbukti bukan sebagai pemilik yang sebenarnya terhadap narkotik dan psikotropik yang ada dalam kekuasaannya, maka unsur dengan sengaja dan melawan hukum telah terbukti ; 3. Unsur memiliki suatu barang Bahwa Terdakwa yang membawa narkotik dan psikotropik ke DKK Kodya Semarang dengan alasan bahwa APA (Apoteker Pengelola Apotik) berwenang penuh terhadap semua obat-obatan yang ada dalam Apotik sedangkan sebagaimana telah dipertimbangkan sebelumnya jika Terdakwa selaku APA hanyalah sebagai orang yang dikuasakan mengelola Apotik Dirgantara, maka Terdakwa yang membawa narkotik dan psikotropik ke DKK Kodya Semarang adalah tindakan yang salah. Bagaimanapun tindakan Bezitter terhadap barang yang ada dalam kekuasaannya tidak seluas Eigenaar selaku pemilik aslinya ; Menimbang, bahwa Terdakwa yang bertindak seolah-olah sebagai pemilik telah membawa obat-obatan Narkotika dan Psikotropika dari tempat terdakwa bekerja tanpa seijin PSA Dirgantara tanpa ijin, maka unsur ini telah terbukti ; 4. Unsur yang ada padanya karena ada hubungan kerja/karena jabatan Bahwa dari keterangan saksi-saksi serta pengakuan Terdakwa jika posisi Terdakwa di Apotik Dirgantara adalah selaku orang yang dipercaya oleh PSA untuk mengelola Apotik dengan mendapatkan pembayaran/gaji sehingga dengan demikian hubungan Terdakwa dengan PSA ada hubungan kerja dan oleh karenanya unsur ini pun telah terbukti ; Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur yang termuat dalam pasal 374 KUHP terbukti, maka Majelis Hakim berpendapat jika Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana penggelapan dalam pekerjaannya secara sah dan meyakinkan ; Menimbang, bahwa akibat perbuatan Terdakwa sehingga Apotik Dirgantara ditutup berdampak menimbulkan kerugian terhadap PSA yang nota bene juga pegawai-pegawai Apotik Dirgantara yang kehilangan pekerjaan ; Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan Terdakwa benar-benar terbukti melakukan tindak pidana, maka Terdakwa patut dijatuhi dengan hukuman yang setimpal dan dibebani membayar biaya perkara ; Menimbang, bahwa mengenai barang bukti serta alat bukti dari Terdakwa berupa fotocopy No. 1 s/d 38 akan diten tukan dalam amar putusan ; Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan hukuman perlu mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan maupun yang meringankan diri Terdakwa ; Hal-hal yang memberatkan : • Perbuatan Terdakwa mengakibatkan kerugian orang lain yang dalam hal ini dialami saksi korban Pemilik Sarana Apotik Wiwik Suprihatiningsih ; Hal-hal yang meringankan : • Terdakwa masih muda usia ; Halaman 35 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng R • Terdakwa belum pernah dipidana ; Mengingat akan Undang-Undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku khusus pasal 374 KUHP ; MENGADILI on In d ng gu A Hal 36 dari 38 es ep R Demikian putusan ini diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang pada hari : Kamis, tanggal 09 Agustus 2012, yang diketuai oleh : TJIPTO. S. BASUKI, SH dan RAMA. J. PURBA, SH serta M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka ub m lik ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu 1. Menyatakan Terdakwa Yuli Setyarini.S. farm.Apt binti Soepangat bersalah melakukan tindak pidana penggelapan dalam pekerjaan ; 2. Menjatuhkan hukuman penjara kepada Terdakwa selama 4 (empat) bulan dan memerintahkan kepada Terdakwa untuk ditahan ; 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa, akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4. Menyatakan barang bukti berupa : 1. Codein tab 10mg 175,05 tab ; 2. Codein tab 20mg 199,675 tab ; 3. Condipront caps 45 ; 4. Condipront syrup 1 botol ; 5. Condipront cum exp syrup 3 botol ; 6. Amitrypilin 25mg 91 tab ; 7. Carbamazepin 63 tab ; 8. Haloperidol 110 tab ; 9. Cpz 525,5tab ; 10.Clobazam 60/tab ; 11. Danalgin 61/tab ; 12.Metaneuron 60 tab ; 13.Luminal 30mg 979,9 tab ; 14.Stesolid rectal 5mg 3 tab ; 15.Tramol 15 tab ; 1 (satu) buah kunci almari Narkotik, 2 buah buku laporan Narkotika & Phisikotropika, 1 bendel kartu stok Narkotika dan psikotropik ; 1 buah buku resep ; 2 bendel resep bulan Nopember dan Desember 2010 ; 5 bendel resep Narkotika dan Phisikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010 dan 1 faktur Narkotik dan psikotropik ; 1 surat pesanan narkotik ; 1 bendel laporan narkotik dan psikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010 ; Diserahkan kepada yang berhak yaitu Wiwik Suprihatiningsih. Menyatakan alat bukti berupa fotocopy No. 1 s/d No. 38 tetap dalam berkas perkara ; 5. Membebani kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah) ; Halaman 36 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Hakim Ketua Majelis, Hakim-Hakim Anggota ub lik am ah A gu ng R GADING MUDA SIREGAR, SH.MH masing-masing sebagai Hakim Angggota, dan putusan mana diucapkan dalm persidangan yang terbuka untuk umum di Pengadilan Negeri Semarang pada hari : Rabu, tanggal 15 Agustus 2012 oleh TJIPTO. S. BASUKI, SH sebagai Hakim Ketua Majelis dan didampingi oleh RAMA. J. PURBA, SH dan WINARTO, SH. masing-masing Hakim Anggota dengan dibantu oleh TONNY BUHA, SH, Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Semarang, dengan dihadiri oleh : AGUNG DHEDY DWI HANDES, SH,MH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Semarang, Terdakwa SERTA PenasIhat Hukumnya. ( TJIPTO. S. BASUKI, SH ) ah k ep ( RAMA. J. PURBA, SH ) In do ne si Panitera Pengganti, ( TONNY BUHA, SH ). es on Hal 37 dari 38 In d A gu ng M R ah ep ka ub m lik ah A gu ng R ( W I N A R T O, SH ) ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng Catatan : putusan tersebut di atas belum mempunyai kekuatan hukum tetap, karena Terdakwa pada tanggal 15 Agustus 2012 dengan No. 44/ Banding / Akta.Pid / 2012 / PN. Smg telah mengajukan banding.- A gu PANITERA/SEKRETARIS es on Hal 38 dari 38 In d A gu ng M R ah ep ka ub m lik ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah AGUNG RUMEKSO, SH.MH ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38