Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik

advertisement
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
PUTUSAN
Nomor : 223 / PID.B / 2012 / PN. SMG
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal 22-03-2012 s/
d 20-04-2012 ;
Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal
In
do
ne
si
•
ep
•
R
am
ub
lik
ah
A
gu
Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Pidana pada peradilan tingkat pertama dengan acara pemeriksaan
biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama Lengkap
: Yuli Setyarini S Farm Apt Binti Soepangat
Tempat Lahir
: Semarang
Umur/tanggal Lahir : 30 Tahun/08-07-1981
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kebangsaan
: Indonesia.
Tempat Tinggal
: Jalan Kauman Timur Nomor 88 Rt 3/1 Kelurahan Kauman
Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Apoteker/Swasta.
Pendidikan
: S-1.
Terdakwa berada di dalam tahanan Kota oleh :
• Penuntut Umum sejak tanggal : 13-03-2012 s/d 01-04-2012 ;
ah
k
21-04-2012 s/d 19-06-2012 ;
Menimbang, bahwa di persidangan Terdakwa yang didampingi oleh
Penasehat Hukumnya : BAMBANG JOYO SUPENO, SH.,Mhum dari Lembaga
Advokasi Partai Amanat Nasional (LAPAN) Jawa Tengah, beralamat di Jl.
Mukharom No. 7 Kel. Kedungmundu, Kec. Tembalang, Kota Semarang
menyerahkan Surat Kuasa Khususnya tertanggal 3 April 2012 ;
Pengadilan Negeri tersebut ;
Setelah membaca surat-surat dalam berkas perkara ;
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa di
persidangan ;
Setelah meneliti dan memperhatikan surat-surat bukti di persidangan ;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut
Umum, karena telah didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diuraikan
dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor. Reg. Perk : PDM-134/
Semar/Epp.2/3/2012, tertanggal 20 Maret 2012 sebagai berikut :
Bahwa Terdakwa Yuli Setyorini S farm Apt binti Soepangat pada hari Rabu
tanggal 01 Desember 2010 atau pada suatu waktu dalam bulan Desember 2010
bertempat di Apotik Dirgantara (badan usaha) Jalan Prof. Hamka Nomor 30
Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, setidak-tidaknya di
suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Semarang, dengan
sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya
es
on
Hal 1 dari 38
In
d
A
gu
ng
R
ep
ub
lik
A
gu
ng
ah
m
ka
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 1
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
terhadap barang, disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian
atau karena mendapat upah untuk itu, yang dilakukan dengan cara :
• Bahwa pada tanggal 29 Mei 2010 di hadapan Notaris Emi
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
•
ub
lik
•
A
gu
ng
Wijayanti, SH Jalan Prof. Hamka Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang, saksi Wiwik Suprihatiningsih selaku
pemilik sarana Apotik Dirgantara tersebut di atas
melakukan perjanjian kerjasama dengan Terdakwa selaku
Apoteker di Apotik Dirgantara tersebut (akte Notaris
terlampir dalam berkas) ;
Bahwa perjanjian kerjasama tersebut mengatur hak dan
kewajiban Para pihak serta syarat-syarat lainnya yang
dituangkan/diuraikan dalam isi/klausula perjanjian yang
disepakati oleh saksi Wiwik Suprihatiningsih dan
Terdakwa ;
Di dalam perjanjian tersebut disusun hak dan kewajiban
tersangka selaku Apoteker antara lain : menerima gaji
pokok, menerima resep obat, mengamankan/menyimpan
obat-obatan, masa berlakunya perjanjian, tata cara
mengakhiri perjanjian, tata cara salah satu pihak
mengundurkan diri dan sebagainya sedangkan hak dan
kewajiban saksi Wiwik selaku Pemilik sarana apotik
antara lain : menyediakan dana, sarana (obat), bangunan,
mengesahkan laporan pembukuan dan keuangan, masa
berlakunya perjanjian, tata cara mengakhiri perjanjian,
tata cara salah satu pihak mengundurkan diri dan
sebagainya ;
Pada hari Rabu tanggal 01 Desember 2010 sekira jam
09.00 wib di Apotik Dirgantara Jalan Prof Dr Hamka 30
Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang, Terdakwa menggunakan 01 kunci membuka
peti/lemari dan mengambil obat-obatan dalam 01 (satu)
dus berisikan jenis narkotika dan phisikotropika dengan
jenis antara lain : Codein tab. 10 mg 175,05 tab , Codein
tab. 20 mg 199,675 tab, Codipront Caps 45 cap,.
Codipront syrup 1 Botol, Codipront Cum exp. Syrup 3
Botol, Amitriptilin 25 mg 91
tab, Carbamazepin 63
tab , Haloperidol 110 tab, CPZ 525,5 tab, Clobazain 60
tab, Danalgin 61 tab, Metaneuron 60 Tab, Luminal 30 mg
979,9 tab, Stesolid Rectal 5 mg 3 tab, Tramal 15 tab dan
barang lainnya yaitu : 1 buah kunci almari narkotik, 2 buah
buku laporan narkotik dan psikotropik, 1 bendel kartu stok
narkotik dan psikotropik, 1 buah buku resep, 2 bendel
resep bulan Nopember dan Desember 2010, 5 bendel
resep narkotik dan psikotropik bulan Juli sampai dengan
Nopember 2010 dan 1 faktur narkotik dan psikotropik, 1
Hal 2 dari 38
es
on
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
lik
ah
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 2
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Surat pesanan narkotik, 1 bendel laporan narkotik dan
psik-otopik bulan Juli sampai dengan Nopember 2010 ;
Selanjutnya Terdakwa membawa obat-obatan tersebut di
atas keluar dari Apotik Dirgantara tanpa seijin/tiada
persetujuan saksi Wiwik selaku pemilik sarana apotik/
pemilik barang ;
Bahwa Terdakwa yang telah menguasai obat-obatan
•
tersebut di atas lalu menyerahkannya kepada saksi Lies di
kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk disimpan ;
•
Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut di atas tidak sesuai/
melanggar syarat-syarat/ketentuan yang telah ditentukan
dalam perjanjian kerjasama antara saksi Wiwik dengan
Terdakwa (akta Notaris) perihal antara lain : jika salah
satu pihak menggandakan/memindahkan barang, akan
mengakhiri perjanjian kerjasama dan mengundurkan diri
maka memberitahukan kepada pihak lain (pemilik sarana)
secara tertulis 03 bulan sebelumnya dan salah satu/kedua
pihak harus mencari/mendapat Apoteker baru (pengganti)
hingga segala sesuatu diselesaikan secara musyawarah ;
•
Bahwa Terdakwa telah berbuat menyimpang dari sifat dan
tujuan
diadakannya
obat-obatan
tersebut
dan
menghilangkan apa yang berada di bawah kekuasaanya
yang dipercayakan oleh pemilik barang kepada
Terdakwa ;
Akibat perbuatan Terdakwa tersebut, saksi Wiwik (Apotik
ep
on
Hal 3 dari 38
In
d
ng
gu
A
es
R
ep
ub
lik
Dirgantara) mengalami kerugian ditaksir sekitar Rp 2.
213.675,- ( dua juta dua ratus tiga belas ribu enam ratus
tujuh puluh lima rupiah) atau sekitar sejumlah tersebut ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 374
KUHP ;
Menimbang, bahwa setelah dakwaan dibacakan di depan persidangan,
Penasihat Hukum Terdakwa telah menyampaikan keberatan/eksepsi terhadap
surat dakwaan yang diajukan pada tanggal 10 April 2012 dan Penuntut Umum
telah pula mengajukan tanggapannya tertanggal 18 April 2012 ;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa dan
tanggapan Penuntut Umum tersebut, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan
Sela Nomor : 223/Pid,B/2012/PN.Smg, tanggal 02 Mei 2012 yang amarnya
berbunyi sebagai berikut :
1. Menolak Eksepsi/keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa Yuli
Setyarini S Farm Apt binti Soepangat ;
2. Memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk melanjutkan
proses persidangan dengan menghadirkan saksi-saksinya pada
persidangan yang akan datang ;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
R
ah
k
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 3
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
gu
ng
R
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya oleh Penuntut
Umum di persidangan telah didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah
pada pokoknya memberikan sebagai berikut :
1. WIWIK SUPRIHARTININGSIH bt SUTRISNO,
• Bahwa perkara ini sehubungan kehilangan obat-obat Narkotika
dan psikotropika pada hari Rabu tanggal 01 Desember 2010 di
Apotik Dirgantara Jl. Prof. DR. Hamka No. 30 Ngaliyan Semarang ;
•
Bahwa Rumah dan obat-obatan milik saksi ;
•
•
Bahwa karyawannya ada 21 karyawan ;
•
Bahwa Terdakwa keluar tanpa pamit, setelah terima gajinya ;
Bahwa ada prosedur untuk keluar dari apotik, 3 bulan sebelum
keluar cari penggantinya dan mengajukan pengunduran diri ;
Bahwa kerugian saksi sekitar Rp.2 jutaan ;
In
do
ne
si
Bahwa dalam hal ini tidak ada masalah, karena tidak ada keluhan
dari Terdakwa ;
A
gu
ng
ah
k
•
Bahwa benar ada perjanjian kerjasama yang tertuang dalam Akte
Notaris No. 10 dengan tugas menjual, membeli obat-obatan
sedang tugas saksi hanya memantau ;
Bahwa ada pelanggaran Terdakwa adalah isi perjanjian yang
berakibat apotik ditutup ;
Bahwa pemilik Apotik Dirgantara Bapak Mualim sebagai pemilik
utama, saksi pemilik kedua berdiri sejak tahun 2002 ;
ub
lik
am
•
Bahwa Yuli Septyarini masuk ke Apotik Dirgantara dengan
melamar, pada bulan Desember 2010 tidak pernah masuk lagi
setelah mengambil gajinya ;
ep
ah
•
Bahwa pelakunya diberitahu polisi yaitu Terdakwa ;
R
A
•
•
•
•
ah
•
m
•
Bahwa ada transaksi dibuat Terdakwa bahwa obat dibawa untuk
diserahkan ke DKK (Dinas Kesehatan Kota) ;
Bahwa obat Narkotik/psikotropik tidak dapat dibawa keluar kecuali
terjual;
Bahwa bentuk kerjasamanya, Apoteker sebagai pengelola Apotek
(APA) dan Pemilik sebagai Pemilik sarasa Apotik (PSA). Hak dan
kewajiban apoteker/ pengelola sesuai perjanjian kerjasama :
diperolehnya ijin serta yg lain ; menyumbangkan tenaga
kepandaian. Sedang PSA menyediakan sarana apotik baik itu
pendanaan, perlengkapan apotik, bangunan ;
es
on
Hal 4 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
•
Bahwa yang pegang kunci lemari Terdakwa, jadi sewaktu dibuka,
ternyata lemari obat penyimpanan obat narkotika/psikotropika
kosong ;
Bahwa tiap hari diawasi ;
lik
•
ub
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa saksi tahu Pasal 3 perjanjian kerjasama pengelola apotik
adalah apoteker ;
•
Bahwa saksi tahu Pasal 4 APA berkewajiban penuh serta
bertanggungjawab sepenuhnya mengelola apotik dalam bidangbidang : pelayanan kefarmasian , administrasi dan keuangan ;
Bahwa saksi tahu sesuai pasal 4 dalam melakukan/menjalankan
ng
R
•
•
berupa tindakan : meminjam uang, melakukan pembelian
penjualan, menggandakan barang ;
Bahwa
tindakan
apoteker
dalam
kefarmasian
itu
•
tanggungjawabnya ;
Bahwa saksi tidak tahu PP No. 51 tahun 2009 ;
•
Bahwa saksi tidak tahu Kemenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002
•
tentang perubahan Peraturan Menkes No. 922/Menkes/Per/
X/1993 ;
Bahwa Terdakwa mempunyai kewenangan kefarmasian ;
•
Bahwa PSA tidak mempunyai kewenangan kefarmasian ;
•
Bahwa sebelum apoteker keluar, 3 bulan sebelumnya mencari
pengganti ada dalam Perjanjian kerjasama ;
•
Bahwa benar dalam pasal 8 berakhirnya kerjasama : jangka waktu
kerjasama ; dicabutnya Surat Ijin Apoteker (SIA) karena
pelanggaran peraturan dibidang farmasi, apoteker mengembalikan
SIA ke Dinas Kesehatan ;
Bahwa apotik Dirgantara tidak pernah melakukan pelanggaran ;
ub
lik
ep
In
do
ne
si
R
A
gu
ng
ah
k
am
ah
A
gu
•
tindakan harus mendapatkan persetujuan dari PSA ;
Bahwa saksi tidak tahu dalam pasal 4 yang dimintai persetujuan
•
•
•
Bahwa saksi kenal dengan Puput dan Elyana sebagai asisten
apoteker ;
Bahwa saksi tidak pernah paksa Puput melakukan pemeriksaan
•
dan kefarmasian yang buka wewenang saksi ;
Bahwa tidak pernah saksi paksa Elyana melakukan peracian ;
A
lik
Hal 5 dari 38
on
gu
ng
M
•
In
d
ah
•
ub
ka
•
ep
m
•
Bahwa tidak pernah bulan Nopember 2010 apotik Dirgantara
mengeluarkan Danalgin tablet yang tidak sesuai dengan resep ;
Bahwa tidak pernah ada pemeriksaan dari DKK Semarang, karena
ada peracian tanpa resep dokter, padahal tidak tersedia obatnya,
tetapi apotik bisa mengeluarkan ;
Bahwa benar tanggal 18 Nopember 2012 ada Pernyataan
Bersama untuk tidak melakukan pelanggaran, bila melakukan DKK
akan mencabut SIAnya ;
Bahwa benar setelah diserahkannya SIA, apoteker tidak lagi
bertanggungjawab
Bahwa tidak pernah pada tanggal 24 Nopember 2010 apotik
Dirgantara mengeluarkan obat yang tidak sesuai resep ;
R
ah
•
es
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 5
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa saksi tidak tahu alasan Terdakwa mengundurkan diri ;
•
•
Bahwa saksi lupa kepastiannya kehilangan obat Narkotikapsikotropika ; Bahwa saksi tidak tahu tanggal 2 Desember 2011
Terdakwa menyerahkan obat Narkotika-psikotropika ke DKK
karena tidak ada aturan untuk itu ;
Bahwa saksi tidak tahu tanggal 11 Januari 2011 obat narkotikapsikotropika diserahkan kepada Mualim, suami saksi dan saat itu
juga apotik disegel ;
Bahwa saksi tidak tahu Dimana obat narkotika-psikotropika (BB)
disita polisi ;
Bahwa saksi tidak tahu ada Berita Acara penghentian operasional
apotik Dirgantara ;
Bahwa atas Keputusan Kepala Badan Perlayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang No. 445.8/2 tentang Pencabutan izin
apotik Dirgantara saksi tahunya apotik ditutup, karena tidak ada
apoteker yang tertuang dalam surat tanggal 18 Desember 2010 ;
Bahwa Terdakwa bekerja dengan saksi 5 bulan ;
•
Bahwa yang menangani surat menyurat apoteker ;
•
Bahwa benar tanggal 27 Juni 2011 sejak dibuka kembali, obat
narkotika-psikotropika diserahkan kembali oleh DKK kepada Iga
Dewinta, sebagai pemilik baru yang adalah anak saksi ;
Bahwa pelayanan kefarmasian tugas apoteker ;
ng
R
•
•
Bahwa saksi lapor ke polisi tanggal 13 Agustus 2011 ( Penasihat
Hukum Terdakwa menunjukkan Surat dari DiskrimUm tanggal 30
Maret 2012 kepada Terdakwa, bahwa Perbuatan Terdakwa “bukan
merupakan tindak pidana” ini di nyatakan atas dilaksanakan gelar
perkara ) ;
Bahwa saksi tidak mempunyai kewenangan memiliki obat
narkotika-psikotropika
•
Bahwa saksi tahu Berita Acara Penyitaan tanggal 31 Agustus 2011
yang ditandatangani saksi ;
•
•
Bahwa saat dinotaris dijelaskan semua isi perjanjian ;
Bahwa dengan ditutupnya apotik 21 karyawan terlantar ;
•
Bahwa prosedur penutupan apotik mestinya ada 3 kali peringatan ;
lik
•
ub
m
ah
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
ah
k
am
•
ep
ah
•
R
A
•
ub
lik
gu
•
Bahwa perkara ini yang saksi tahu, saat itu ada resep datang yang
membutuhkan obat psikotropika, sewaktu tempat penyimpanan
akan dibuka ternyata kunci lemari tidak ada dilaci tempat
on
In
d
A
gu
ng
M
Hal 6 dari 38
es
Bahwa saksi pernah memberi keterangan di polisi ;
R
ah
•
•
ep
ka
Atas keterangan-keterangan saksi, Penasihat Hukum Terdakwa mohon agar
dicatat, bahwa saksi telah memberi keterangan bohong ;
2. HENI BUDIARTI bt ABDUL DJUHUT,
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 6
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
Bahwa apotekernya Mbak Tin dan mbak Yuli ;
•
Bahwa saksi bekerja di apotik Dirgantara sejak tahun 2005 dan
dibagian kasir ;
•
Bahwa saksi tidak tahu atas Apotik kehilangan obat ;
•
•
Bahwa Terdakwa tidak kerja lagi sejak ;
Bahwa yang melayani resep, jika apoteker tidak ada Asisten
•
apoteker ;
Bahwa saksi tahu hilangnya obat tersebut, tetapi tidak tahu obat
•
apa yang hilang ;
Bahwa saksi tidak tahu obat yang hilang ada persidangan ;
ub
lik
•
Bahwa saat hilangnya obat, Terdakwa tidak masuk kerja ;
•
Bahwa harga obat yang hilang ratusan juta ;
•
Bahwa yang bertanggungjawab mengelola obat adalah apoteker ;
•
•
Bahwa saksi tahu bahwa apoteker menyimpan obat narkotikapsikotropika ;
Bahwa saksi tahu ada perjanjian bersama antara pemilik apotik
dengan apoteker ;
Bahwa saksi tidak ingat pada tanggal 7 Nopember 2010 ada sidak
dari DKK ;
Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 15 Nopember 2010 ada
pembinaan dari DKK ;
Bahwa saksi tidak tahu, terdakwa adalah karyawan kontrak ;
•
•
Bahwa saksi tidak tahu pemilik apotik melakukan racian ;
Bahwa saksi kenal dengan Puput sebagai asisten apoteker ;
•
Bahwa saksi tidak tahu apotik dirgantara mendapat peringatan dari
DKK ;
Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa menyerahkan obat-obatan ke
DKK ;
ka
m
•
•
ub
ah
•
es
on
Hal 7 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ep
•
lik
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
•
ep
am
•
•
ah
k
Bahwa yang berhak menerima atau order obat Apoteker, karena
harus ada tandatangan apoteker ;
Bahwa saksi tidak tahu alasan terdakwa diperiksa dipersidangan
ini ;
Bahwa saksi duluan masuk dengan Yuli. Yuli tahun 2010 langsung
dengan jabatan apoteker ;
Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa ambil obat tersebut tanpa
sepengetahun pemilik ;
Bahwa kejadian hilangnya obat tersebut Desember ;
R
ah
A
gu
ng
R
•
penyimpanannya. Kemudian Ibu Wiwik telpon Yuli tetapi tidak
diangkat dan kelanjutannya saksi tidak tahu ;
Bahwa pemilik barang Ibu Wiwik ;
•
ah
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
Bahwa saksi tidak tahu
penyimpanan obat-obatan
•
Bahwa kewenangan apoteker terhadap apotik dan obat ;
yang
R
siapa
•
mendobrak
lemari
gu
ng
Bahwa saksi tidak tahu bentuk tindak pidana yang dilakukan
terdakwa ;
• Bahwa Berita Acara pemeriksaan saksi di Polisi sudah benar ;
Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tentang obat tersebut tidak
sampai ratusan juta ;
3. NUGRAHENI ULFA bt SUBIYATNO,
• Bahwa perkara ini sehubungan obat narkotika-psikotropika ;
•
Bahwa beda kewenangan apotik antara pemilik dengan apoteker,
pemilik sarana yang memiliki apotik sedang apteker yang
mengelola ;
Bahwa lemari hanya untuk menyimpan obat narkotikapsikotropika ;
Bahwa yang membuka lemari tersebut bapak Mualim, obatnya
•
tidak ada ;
Bahwa saksi tidak tahu tindakan pemilik apotik ;
•
Bahwa saksi tidak tahu oabat-obatan tersebut diketemukan lagi ;
•
Bahwa apotik masih jalan ;
•
Bahwa ada apoteker lagi Juni-Juli 2011 dengan apoteker Agnes,
setelah 6 bulan tidak ada apoteker ;
Bahwa apoteker dapat meracik ;
A
gu
ng
A
lik
gu
ng
M
•
Hal 8 dari 38
on
ah
•
Bahwa tidak ada obat lain yang hilang kecuali obat narkotikapsikotropika saja ;
Bahwa saksi tidak tahu obat-obatan tersebut kembali lagi ke apotik
dirgantara ;
Bahwa saksi tidak tahu bahwa obat tersebut sebelumnya disimpan
di DKK ;
In
d
ka
•
ub
•
Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa keluar ;
Bahwa saksi tidak tahu siapa yang ambil obat-obatan tersebut dari
apotik Dirgantara ;
Bahwa pembongkaran lemari obat Bulan Desember malam hari ;
ep
m
ah
•
•
R
•
es
•
In
do
ne
si
ah
k
•
ub
lik
•
R
am
•
Bahwa ceritanya, saat itu malam, hari dan tanggal lupa, ada resep
yang membutuhkan obat psikotropika, lalu saksi menuju lemari
penyimpanan, namun saat mengambil kunci almari di laci, tempat
penyimpanan biasanya, tidak ada. Lalu lapor Ibu Wiwik, kemudian
karena Yuli ditelepon tidak diangkat, akhirnya almari didobrak ;
Bahwa saksi adalah asisten apoteker di apotik Dirgantara, tugas
meracik obat dengan gaji Rp.1juta ;
Bahwa yang bertanggungjawab atas kunci tersebut Yuli ;
ep
•
ah
A
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa kalau ada order masuk Pemilik Sarana Apotik (PSA) yang
membayar ;
•
Bahwa saksi duluan kerja di Apotik Dirgantara masuk Pebruari
2010, Yuli Mei 2010;
ng
R
•
Bahwa tidak pernah Terdakwa ambil obat tanpa sepengetahuan
PSA selama bekerja ;
•
Bahwa saksi bukan karyawan kontrak ;
•
Bahwa Obat narkotika-psikotropika dalam bentuk tablet dan syrup,
sedang psikotropika bentuk tablet ;
•
Bahwa saksi tidak tahu siapa yang mengambil obat-obatan
tersebut, hanya Terdakwa yang bertanggungjawab ;
•
Bahwa saksi tahu Terdakwa kerja dengan kontrak, biasanya
begitu ;
•
•
Bahwa PSA tidak bertanggungjawab soal obat-obatan ;
Bahwa saksi menandatangani dalam Berita Acara serah terima ;
•
Bahwa Terdakwa disidangkan dalam perkara pencurian ;
•
Bahwa Pekerjaan saksi meracik ;
•
Bahwa PSA tidak pernah meracik obat ;
•
Bahwa saksi tidak tahu adanya bukti Terdakwa, ada resep masuk
yang mana obat yang diminta tidak ada kesediaan apotik, namun
ternyata dalam buku keluar obat, ada ;
Bahwa saksi tidak tahu Perjanjian bersama akte No. 10 ;
ub
lik
ep
In
do
ne
si
Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 7 Nopember 2010 ada sidak
dari DKK ;
•
Bahwa saksi tidak tahu cek list ini ;
•
Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 15 Nopember 2010 ada
pembinaan oleh DKK ;
Bahwa saksi tidak tahu Surat Pernyataan Terdakwa dan Wiwik
yang dibuat setelah adanya pembinaan ;
A
gu
ng
•
ka
•
•
on
Hal 9 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
lik
m
•
Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 1 Desember 2012 Terdakwa
ajukan pengunduran diri ke DKK, karena PSA melakukan
kesalahan ;
Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa menitipkan obat narkotikapsikotropika ke DKK ;
Bahwa apotik masih berjalan setelah ganti nama sejak tanggal 27
Juni 2011 menjadi Mualim Farma ;
Bahwa saksi tidak tahu tanggal 11 Januari 2011 DKK
menyerahkan obat tersebut kepada Mualim ;
Bahwa setahu saksi pada tanggal 12 Januari 2011 tidak ada
penghentian kegiatan apotik Dirgantara, apotik jalan terus dengan
nama Apotik Dirgantara ;
ub
ah
•
ep
•
es
•
R
ah
k
am
ah
A
gu
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 9
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa bila obat yang diminta dalam resep tidak ada, resep
dikembalikan
•
Bahwa saksi tidak tahu Kemenkes No. 98 ;
•
Bahwa saksi tidak tahu Pasal 28 : perihal pengamanan obat di
DKK setelah apotik tidak jalan ;
Bahwa saksi tahu laporan bulanan apotik narkotika ke DKK
tanggal 20 Desember 2012 ;
ng
R
•
•
Bahwa saksi tidak tahu pada tanggal 13 Agustus 2011 Wiwik
menyerahkan obat tersebut ke polisi ;
•
•
Bahwa yang membeli kesediaan obat tersebut apoteker ;
Bahwa PSA tidak mempunyai kewenangan membeli ;
•
Bahwa maksud pesanan khusus, harus ada tandatangan apoteker,
ub
lik
ah
A
gu
•
•
Bahwa perkara ini sehubungan pencurian obat narkotikapsikotropika golongan III atas laporan ;
Bahwa pada Bulan januari 2011 Apotik Dirgantara disegel, dan
keluar izin baru dengan nama baru Mualim Farma. Kemudian atas
hal itu segel dibuka dan obat-obatan dialihkan ke apotik baru
tersebut ;
Bahwa saksi tidak tahu barang bukti ini (BB) ;
•
Bahwa Mualim farma beroperasi 26 Juni 2011 ;
•
•
•
Bahwa selama ditutup boleh melayani penjualan obat, obat-obatan
biasa, tapi namanya toko obat ;
Bahwa PSA tidak dapat membeli obat tanpa sepengetahuan
apoteker. semua itu pengelolaan apotik ditangan apoteker ;
Bahwa pemilik Mualim Farma adalah Iga Dewinta, anak dari
Mualim ;
Bahwa apotik disegel karena apoteker mengembalikan SIA, maka
apotik gugur ;
Bahwa yang pegang SIA apoteker ;
Bahwa selama disegel apotik tidak boleh beroperasi ;
•
Bahwa papan nama dicopot sewaktu disegel ;
•
Bahwa selama disegel apotik dibawah pengawasan DKK dan
BPOM ;
Bahwa Terdakwa menyerahkan BB sehari setelah penyerahan
SIA, itu dari data yang ada ;
ka
m
ah
•
es
on
Hal 10 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
ub
•
ep
•
lik
A
gu
ng
R
•
In
do
ne
si
ah
k
•
ep
am
tanpa ada surat pesanan khusus tidak dapat membeli ;
• Bahwa saksi tahu surat atau faktur datangnya obat khusus (BB) ;
Terdakwa menyatakan bahwa keterangan saksi tersebut benar ;
4. DIAN PRATIWI LIBRIANI Ssi Apt bt KARSONO
WIRYOKUSUMO,
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
•
berwenang;
Bahwa alasan Terdakwa serahka SIA demi pengamanan. itu sudah
•
memenuhi undang-undang, hal ini ada latarelakangnya ;
Bahwa dari data yang ada, DKK pernah mengadakan sidak ke
•
apotik dirgantara
Bahwa saksi tidak tahu apakah pengamanan obat itu sudah
ng
R
•
Bahwa mengenai sebelum keluar, 3 bulan sebelumnya harus
memberitahukan, kalau pristiwanya normal memang 3 bulan
sebelum keluar harus memberitahukan kepada PSA sesuai
perjanjian yang dibuat. Sedang yang tidak normal ini terjadi bila
ada pelanggaran ;
Bahwa hal pengamanan tidak harus diserahkan ke DKK.
Penyerahan harus dengan menginventaris obat ;
Bahwa bisa disimpan di apotik tetapi harus disegel oleh yang
•
A
gu
ng
•
Bahwa dari data apotik Dirgantara mempunyai pelanggaran yaitu
memberi racikan tidak melalui apoteker ;
Bahwa ada Surat pernyataan antara Apoteker dan PSA perihal
untuk tidak melakukan pelanggaran lagi ;
Bahwa dari data apoteker serahkan SIA tanggal 1 Desember
2012 ;
Bahwa apoteker titipkan obatnya tanggal 12 Desember 2010 ;
In
do
ne
si
ah
k
•
ub
lik
•
diberitahu kepada PSA ;
Bahwa saksi tahu akte No. 10 hal perjanjian bersama apoteker
dengan PSA Dirgantara ;
Bahwa kerja sama berakhir bila SIA apoteker dicabut ;
ep
•
R
am
ah
A
gu
•
ah
•
ka
m
•
es
on
Hal 11 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
lik
•
Bahwa DKK menyerahkan obat narkotika-psikotropika yang hilang
kepada apotik 11 Januari 2011 ;
Bahwa benar tanggal 18 Nopember 2010 apotik buat pelanggaran
lagi dan dibuat Surat Pernyataan lagi. Atas hal ini apoteker
serahkan SIA ;
Bahwa pada tanggal 6 Januari 2011 ada pembinaan di Apotik
Dirgantara dihadiri Terdakwa dan PSA, setelah pemaparan oleh
apoteker/Yuli dan PSA/Wiwik. Dinas langsung memutuskan untuk
menutup apotik ;
Bahwa setelah itu DKK pada tanggal 12 januari 2011 oabat
dititipkan ke apotik, dan tanggal 27 Juni 2011 apotik dibuka
dengan nama baru, lalu obat-obatan diserahkan kepada pemilik
baru, yang mana obat tersebut sudah ada di apotik, saya
menandatangani penyerahannya ;
Bahwa saat itu Wiwik tetapi tidak ikut menandatangani ;
ub
•
ep
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 11
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
R
Bahwa tentang pemberitahuan 3 bulan sebelumnya, kalau
keadaan normal harus ada laporan tertulis 3 bulan sebelum
pengunduran diri ;
Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar ;
5. LIES SUNARLIAWATI, Amd bt SOENARDI,
• Bahwa saksi bertugas tahun 1994 ;
Baha Dinas Kesehatan pernah menerima penyerahan obat
narkotika/psikotropika dari Yuli tanggal 2 Nopember 2010. barang
tersebut saksi terima atas perintah atasan saksi. Kemudian setelah
tersimpan selama 10 hari, barang tersebut dibawa ke apotik
Dirgantara untuk disegel bersamaan dengan penyegelan apotik
Dirgantara ;
•
Bahwa obat-obatan ketika dikembalikan ke apotik Dirgantara
diterima Bp. Mualim ;
•
Bahwa apotik disegel karena ada kekosongan apoteker yang
mengundurkan diri
•
Bahwa untuk pengurusan pendirian apotik oleh apoteker, sedang
PSA (Pemilik sarana apotik) setahu saksi pemberi modal ;
Bahwa penyerahan obat narkotika/psikotropika harus ke DKK, hal
ini sesuai aturan, demi kemanan khusus untuk obat narkotika/
psikotropika. Sedang obat-obat yang lain tidak, itu aturannya ;
Bahwa selama ini baru kali ini ada penyerahan obat ke DKK ;
ub
lik
Bahwa penyerahan ada tanda terimanya yang dipegang Yuli
dengan uraian obat-obat yang diserahkan ;
Bahwa tidak ada maksud-maksud lain dengan penyetahan
tersebut, saksi diperintah atasan (Fathulrohman) untuk menerima ;
A
gu
ng
Bahwa saksi tidak tahu nilai harga obat yang diserahkan tersebut ;
•
Bahwa saksi saat penyerahan obat-obatan tersebut Iis Ambarsari,
apoteker Apotik Mualim ;
•
Bahwa sewaktu penyegelan tanggal 11 januari 2011 Mualin dan
Wiwik ada ;
Bahwa sebelum dibuatnya Berita Acara Penghentian Apotik
Dirgantara, saksi ada disitu. Intinya penyegelan apotik termasuk
obat narkotika/psikotropika ;
Bahwa maksud disegel, ditutup. Tidak boleh beroperasi ;
A
gu
ng
M
•
Hal 12 dari 38
on
ah
•
Bahwa obat-obatan lain, ada tanda terimanya dari Yuli ke Lies
dititipkan ke apotik Mualim ;
Bahwa ini lazim dilakukan penyerahan karena terjadi dalam
keadaan tidak normal, yaitu ada pelanggaran ;
Bahwa saksi tidak mengetahui adanya pelanggaran yang ke II,
sesuai laporan tanggal 18 Nopember 2010 ;
In
d
ka
•
ub
•
ep
m
•
lik
•
R
ah
•
es
•
In
do
ne
si
•
ep
ah
k
•
R
am
ah
A
gu
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
•
Bahwa tandaterima barang bukti ke
tandatangani (27 Juni 2011) ;
•
Bahwa SIA hanya diberikan kepenanggungjawab apotik yaitu
apoteker ;
ng
R
Mualim
Bahwa Wiwik saat pembukaan segel ada ;
•
Bahwa yang pesan obat-obatan adalah apoteker ;
•
Bahwa Siapa yang membiayai apotik itu sudah diatur dalam
gu
•
A
gu
ng
•
•
Bahwa Pernah ada sidak dari DKK dan ditemukan palanggaran
obat racian dan tes laborat mis. Gula darah) ;
Bahwa soal racian obat tidak tahu siapa yang membuat ;
Bahwa Yuli kerja dari pagi – sore. Sedang sore seharusnya ada
apotiker pedamping, tetapi apotiker pedamping di apotik
Dirgantara tidak ada ;
Bahwa PSA yang menyiapkan sarana dan prasarana ;
•
•
Bahwa Surat jalan saksi yang tandatangan ;
•
Bahwa Iis Ambarsari adalah apoteker di Apotik Mualim ;
7. M U A L I M,
Bahwa Kominikasi antara Yuli dan Wiwik baik tidak ada masalah ;
•
ng
gu
A
Hal 13 dari 38
on
ah
•
In
d
•
Bahwa bila akan mengundurkan diri, seharusnya mencari
penggantinya dan menyerahkan ke PSA dan ini dilakukan dalam
entang waktu 3-6 bulan ;
Bahwa setiap membawa obat narkotika/psikotropika harus ada
surat jalan ;
Bahwa obat-obatan tersebut menurut UU tidak harus dibawa
keluar, cukup disimpan di apotik ;
Bahwa kerugian sekitar Rp.5juta ;
ub
ka
m
•
ep
•
lik
•
•
Bahwa obat yang dikirim ke DKK ada Surat jalan yang berisi
rincian daftar obatnya. Saksi cocokan barang dengan daftarnya
dan sesuai ;
Bahwa Wiwik adalah penanam modal ;
Bahwa barang-barang milik apoteker ;
R
ah
•
es
ah
k
•
In
do
ne
si
•
ub
lik
am
•
ep
ah
•
perjanjian bersama
6. NURWAHYU PANCAWATI NINGSIH bt SANTOSA,
Bahwa perkara ini masalah pencurian obat Narkotika dan
psikotropika ;
Bahwa obat-obatan itu diamankan karena apoteker kembalikan
SIA ;
Bahwa obat narkotika/psikotropika tersebut dibawa Yuli dan Iis
(Apoteker Mualim) pada tanggal 2 Desember 2010, dengan pamit
kepada saksi akan ke DKK ;
Bahwa saksi kerja sejak Oktober –Desember 2010 ;
R
A
•
M
farma saksi
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 13
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa SIA itu milik apotik, kenapa diserahkan ke DKK ;
•
Bahwa Pasal 29 Permenkes tahun 1332 cukup disimpan di lemari
apotik khusus barang narkotika/psikotropika ;
Bahwa atas kejadian ini konsultasi ke BPPT, dan saran dari
mereka agar dilaporkan ke Polisi ;
Bahwa Kemungkinan ada persengkongkolan, karena sewaktu
menemui Yuli agar diselesaikan secara kekeluargaan, Yuli
mengatalkan itu tergantung Fathulrohman (Pegawai DKK) ;
Bahwa saat tandatangan serah terima, barang tidak ada hanya
terima kunci. Saat serah terima ada dari BPPT : Tiwi Hariani ;
ng
•
R
•
gu
•
•
In
do
ne
si
kepada PSA ;
Bahwa selain kerugian Barang bukti, obat-obatan di gudang
sewaktu diserahkan sudah kadaluwarsa dan rusak, kemudian
hutang terhadap pembelian obat-obatan tersebut, bayar
karyawan ;
Bahwa saksi tidak tahu saat sidak dari BPOM, ada obat yang tidak
dipesan/sediaan tetapi ada dalam daftar keluar ;
Bahwa obat masuk tanpa tandatangan apoteker tidak dapat
masuk ;
Bahwa menurut BPPT mengani test laboran tidak ada aturan yang
melarang ;
Bahwa obat racikan itu dari beberapa produk obat (antalgin,
antibiotik) dijadikan satu dan dibungkus plastik dan hal ini tidak
ada yang komplain ;
Bahwa kalau apoteker tidak ada, maka harus ada apoteker
pedamping untuk membantu Ass Apoteker untuk membantu bila
Ass Apoteker tidak dapat membaca resep ;
8. IIS AMBARSARI,
ah
•
•
ka
m
•
es
on
Hal 14 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
ub
•
ep
•
lik
A
gu
ng
ah
k
•
ep
am
•
ub
lik
•
UU ;
Bahwa Yuli tidak memberitahukan atas dibawanya obat-obatan
ah
•
Bahwa Hanya satu kali penyerahan saat Penyegelan pada tanggal
11 Januari 2011, terima dari Lies Sunarliawati. Dan tanggal 11
januari 2011 tersebut Surat Pembneritahuan kepada PSA
kemudian esoknya tanggal 12 Januari 2011 Penghentian
Kegiatan ;
Bahwa tandatangan dalam Surat Tanda terima ini adalah
tandatangan saksi ;
Bahwa Hanum Tri Pertiwi ( apotik pedamping) yang menyerahkan
barang bukti untuk disita (28 Juni 2011), dimana Barang Bukti
sudah dilimpahkan ke Mualim Farma ;
Bahwa Membawa obat narkotika/psikotropika dilarang menurut
R
A
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 14
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa sekarang bekerja di pedagang besar farmasi, dulu di apotik
Mualim, sejak Mei 2009 –Juni 2011 ;
•
Bahwa saksi sebagai apoteker penanggungjawan apotik Mualim ;
•
Bahwa Terdakwa di apotik Dirgantara, hanya 6 bulan sampai akhir
Desember 2010 dengan tugas kefarmasian ;
Bahwa PSA apotik Dirgantara Wiwik Suprihatiningsih, Mualim dan
Iga Dewinta (putri Mualim) ;
ng
R
•
gu
•
•
DKK dengan tujuan berbeda dimana sebelum ke DKK saksi sudah
menemui Mualim, sedang Yuli dengan maksud menyerahkan SIA
dan obat narkotik/psikotropika ;
Bahwa enar surat tanda terima tersebut ;
•
Bahwa ada resep masuk menjadi tanggungjawab apoteker ;
•
•
Bahwa pemegang kunci lemari penyimpanan narkotik/ psikotropik
adalah apoteker ;
Bahwa daftar Inventarisasi obat di gudang ada ;
•
Bahwa kalau ada kecurian harus ada laporan ke Dinas terkait ;
•
Bahwa kalau pergi tanpa ijin, itu melihat kasusnya ;
•
Bahwa Kewenangan apoteker : pelayanan kefarmasian
(pelayanan resep) ;
Bahwa Pengamanan meliputi : pengadaan, distribusi,
penyimpanan ;
Bahwa diduga melakukan pelanggaran dalam pekerjaan dengan
terdakwa Yuli, yang dilakukan : mengamankan kesediaan farmasi,
itu istilah kami ;
Bahwa di apotik tidak aman, itu tergantung apoteker melihatnya ;
ka
•
•
Bahwa kriteria tidak aman, karena ini obat narkotik/psikotropik
bukan obat bebas dan biar tidak disalah gunakan ;
es
on
Hal 15 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
ub
m
•
lik
•
ep
ah
A
gu
ng
•
Bahwa sekarang apotik Mualim sudah ditutup setelah saksi tidak
disana lagi. Kemudian apotik Dirgantara ditutup menjadi Mualim
Farma dengan PSA : Iga Dewinta ;
Bahwa kalau keluar tanpa masalah, ada pemberitahuan dahulu
kepada PSA. Kalau ada masalah apoteker boleh tanpa lapor ;
In
do
ne
si
ah
k
•
ep
•
Bahwa BA penyerahan dari Yuli, obat bebas terbatas karena
bukan narkotik/psikotropik dan bisa diserahkan kemana saja,
karena Mualim punya dua apotik, maka saksi yang terima ;
Bahwa Mualim datang ke Yuli, minta agar Yuli datang ke apotik (2
Desember 2010) ;
Bahwa saksi sebagai apoteker di apotik Mualim ;
R
ah
am
•
ub
lik
Bahwa saksi hanya mendengar ada pelanggaran pengracian ;
Bahwa saksi tahu, tanggal 2 Desember 2010 pergi bersama ke
A
•
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa waktu penyerahan obat ke Dinas sebagai saksi.
Kesaksiannya karena benar-benar mengetahui obat-obat itu
diserahkan ke DKK ;
Bahwa saksi tidak tahu kelanjutan setelah diserahkan ;
R
ng
•
•
•
diserahkan apoteker ;
Bahwa saksi tidak tahu kejadiannya ;
•
Bahwa saksi pernah diperiksa di kepolisian ;
•
Bahwa benar, menerima barang dengan menugaskan karyawan
(Lies), terima barang legal ;
•
Bahwa saksi tahu yang bawa barang bukti adalah Yuli, atas
keterangan staf/Lies ;
Bahwa hal ini pengamanan dari seorang apoteker, ini adalah tugas
profesi ;
•
•
Bahwa ini tidak merugikan pemilik ini adalah kewenangan
apoteker sesuai aturan (PP 51) ;
Bahwa motivasi Terdakwa menyerahkan itu adalah tugas apoteker
yaitu sebagai pengamanan ;
Bahwa Itu tidak melanggar kode etik apoteker, itu sudah aturan ;
Bahwa sesuai PP 51, menamankan agar obat itu bisa aman
•
sesuai profesi ;
Bahwa mengamankan itu agar masyarakat tidak memakai /
In
do
ne
si
A
gu
ng
•
ep
ah
k
•
ub
lik
•
R
am
ah
A
gu
•
Bahwa tanpa ada Surat Resmi dengan diserahkannya SIA, maka
gugur operasional apotik ;
9. AHLI : DRS. FATHULROHMAN bin ABDUL GHOFUR:
Bahwa perkara ini penggelapan, tetapi hal ini sudah lazim
ka
•
ah
•
•
on
In
d
A
gu
ng
M
•
lik
m
•
ub
ah
•
ep
•
R
•
menyalahgunakan ;
Bahwa barang itu harus ada dalam penyimpanan di lemari yang
terkunci ;
Bahwa Itu diamankan karena apotik akan ditutup. Karena ada
masalah, hal ini sudah dilakukan mediasi ;
Bahwa sesuai pasal 121 obat narkotika/psikotropika yang utama
dulu diamankan ;
Bahwa perihal obat lain yang tertinggal masih jadi tanggungjawab
apoteker. Jadi karena ini narkotika/psikotropika yang paling
bahaya, maka ini yang diutamakan untuk diamankan ;
Bahwa apotik kan ditutup, setelah ada rapat lintas instansi (DKK,
BPOM, BPTT dll) ;
Bahwa tugas apoteker adalah mengelola apoteker ;
Bahwa sesuai pasal 3 UU Obat keras, yang punya obat keras
adalah apoteker ;
Bahwa sesuai pasal 24 Permenkes tahun 1332, yang
mengembalikan selain apoteker adalah ahli waris ;
Hal 16 dari 38
es
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa sesuai pasal 24 PP 51, pemilik adalah apoteker ;
•
Bahwa Apoteker dapat mendirikan apotik sendiri ;
•
Bahwa Kedudukan pemilik modal, hanya pemasok modal kepada
apoteker ;
Bahwa sesuai pasal 3 UU Obat Keras kewenangan ada di
apoteker ;
Bahwa karena ada pemodal, maka dibuat perjanjian bersama
ng
R
•
•
gu
•
•
apoteker tidak mau kerjasama lagi dengan alasan sering terjadi
pelanggaran yang melakukan pelanggaran PSA ;
Bahwa penyerahan SIA sesuai dengan Permenkes 1332 ;
Bahwa pengamanan yang dilakukan apoteker, sah dan lazim.
Aturan mengatakan demikian ;
Bahwa tidak ada keharusan 3 bulan sebelumnya memberitahu
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
•
ep
ah
k
•
R
am
ah
A
•
ub
lik
•
dengan kedudukan setara dengan tugas kewenangan tidak sama,
begitu pula dalam kefarmasian ;
Bahwa saksi tahu ada pelanggaran dimana apotik membuat
racikan sendiri, melakukan pemeriksaan laborat, pemalsuan resep
dimana obat A diganti obat generik tetapi dengan harga obat A,
pengeluaran obat psikotropik dimana apoteker tidak merasa
membeli jenis obat tersebut, resep 10 biji ditulis 20 biji yang 10
disimpan apotik ;
Bahwa atas hal tersebut, DKK melakukan peringatan dan
pembinaan dengan memanggil apoteker dan PSA) ;
Bahwa Apotik ditutup karena tidak ada apoteker dengan alasan
ah
•
m
•
ka
•
Bahwa atas keterangan Ass Apoteker Nugraheni, apotik masih
jalan setelah ditutup, itu pelanggaran UU ;
es
on
Hal 17 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
lik
•
ub
•
ep
•
kepada PSA ;
Bahwa yang melakukan segel BPOM, lalu oleh DKK dibawa ke
apotik untuk disegel ;
Bahwa saat segel dibuka karena apotik dengan ijin dan nama
baru, obat tersebut diterima apoteker ;
Bahwa yang melakukan penyerahan obat ke polisi seharusnya
adalah apoteker
Bahwa kalau yang menyerahkan PSA/Wiwik, itu melanggar pasal
122 dengan ancaman hukuman 7 tahun ;
Bahwa dengan adanya pelanggaran, dilakukan mediasi dengan
kesepakatan untuk tidak melakukan pelanggaran lagi. Tetapi
ternyata ada pelanggaran lagi ;
Bahwa Berita Acara Koordinasi Pembahasan, itu sebelum apotik
ditutup dengan sebelumnya ada mediasi dengan dihadiri apoteker
dan PSA ;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa Ass apoteker yang menjalankan kefarmasian bila apotik
ditutup, Ass apoteker tidak mempunyai kewenangan, ini
pelanggaran ;
Bahwa SIA diserahkan atas nama Yuli Setyorini ;
R
•
ng
•
Bahwa benar SIAnya, yang merupakan ijin operasional, sedang
Wiwik Suprihatiningsih adalah pemodal ;
•
Bahwa dengan adanya PP 51 PSA diganti dengan istilah Pemilik
Modal ;
•
Bahwa SIA Apotik Mualim atas nama Agnes ;
•
Bahwa saat penyitaan oleh polisi tidak boleh
Suprihatiningsih yang menyerahkan, seharusnya Agnes ;
•
Bahwa Apoteker bukan bawahan atau karyawan tetapi mitra kerja.
Jadi laporan ke polisi itu tidak betul apoteker dibawah PSA ;
•
Bahwa surat Wiwik tanggal 9 Mei 2012 mengatakan penutupan
seharusnya ada peringatan I, II dan III dan melalui arbitrasi. Kalau
setelah SIA diserahkan, maka tidak ada peringatan, tidak ada
arbitrasi karena ada pelanggaran ;
Bahwa dengan adanya pelanggaran, apoteker sudah melakukan
konsultasi, maka ada mediasi ;
Bahwa pelanggaran terjadi saat apoteker Yuli Setyorini ;
•
Bahwa sesuai UU Obat
memiliki ...adalah apoteker ;
•
Bahwa Mualim mengetahui saat obat-obatan disegel ;
menyimpan
Bahwa yang melakukan pemeriksaan atas obat-obatan masuk
adalah BPOM, sedang DKK hanya pembinaan ;
• Bahwa saat sidak ada bukti pelanggaran ;
Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar ;
10.AHLI-2 : DRS. RUSTYAWATI, M.Kes, APT,
• Bahwa saksi bekerja di Kantor BPOM dengan tugas : Pengawasan
komoditi manusia, obat dn makanan ;
• Bahwa karena apoteker adalah pengelola obat, maka menjadi
pengawasan kami ;
• Bahwa kewenangan apoteker ada di Kemenkes 1332, disitu
menjelaskan semua pekerjaan kefarmasian diserahkan kepada
apoteker pengelola apotik, termasuk keamanan karena mulai
pengadaan, penyimpanan, inventarisasi dan penyerahan kepada
pasien, ini semua kendali apoteker dengan tujuan kemanan
produk tetap terjaga ;
• Bahwa keamanan penempatan tidak dirinci, yang penting aman.
Jadi bisa di apotik, BPOM, dalam kondisi apapun untuk mejaga
kemanan ;
es
on
Hal 18 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
lik
ah
boleh
In
do
ne
si
yang
A
gu
ng
Keras,
•
m
Wiwik
ub
lik
ep
•
R
am
ah
A
gu
•
•
ah
k
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 18
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa dengan PSA hanya hubungan bisnis, sedang apoteker
punya kewenangan yang penuh dibidang kefarmasian ;
•
Bahwa Pemilik apotik adalah apoteker, karena ini fungsi sosial, ini
ada dalam SIA yang menyebutkan pemohon adalah apoteker,
maka SIA atas nama apotekernya ;
Bahwa Farmasi, adalah meracik, mengemas yang sudah ada
ng
R
•
•
•
Kemenkes 1332 ;
Bahwa bila ada pelanggran yang dilakukan PSA, maka ini adalah
•
pelanggaran menurut UU pidana. Bila dilakukan terus menerus,
maka SIA gugur atau harus dikembalikan ;
Bahwa tindakan menyimpan untuk pengamanan di DKK adalah
ub
lik
ah
A
gu
•
dengan resep dokter, sedang mengemas ulang, yaitu melepas
obat untuk dikemas tersendiri ini pelanggaran;
Bahwa Peraturan yang mengatur apoteker, ada di UU Obat Keras,
•
Bahwa Setelah diserahkan obat-obat dan bila
diserahkan , maka kewenangan/kuasa ada di DKK ;
•
Bahwa penyerahan obat-obat tersebut itu kewenangan apoteker
bukan PSA ;
•
Bahwa bila PSA melakukan kefarmasian, itu melanggar aturan ;
Bahwa pengaturan bila menyimpan narkotika/psikotropika oleh
juga
ep
SIA
In
do
ne
si
•
R
ah
k
am
tindakan yang benar. Karena menyangkut obat-obat narkotika/
psikotropika, untuk menjaga agar tidak jatuh ke orang lain, ini
tindakah sah ;
A
gu
ng
orang yang tidak berhak sudah diatur dalam UU No. 35 tahun
2009 ;
ah
•
on
es
ep
Hal 19 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
•
R
ah
ka
ub
m
•
Bahwa keterangan saksi Wiwik Suprihatiningsih, bahwa terhadap
obat narkotika/psikotropika PSA adalah pemilik karena dia yang
membeli. Kalau maksudnya sebagai pemilik apalagi untuk dijual,
maka ini tidak dibenarkan, karena perseorangan tidak
diperbolehkan memiliki narkotik/psikotropik. Sedang Undangundang mengatur hanya pedagang besar kefarmasian dan apotik
yang boleh menjual dan memiliki ;
Bahwa saksi tugas di BPOM sudah 19 tahun, terakhir sebagai
Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan ;
Bahwa ada pelanggran di Apotik Dirgantara. Tahun 1995, yang
dulunya toko obat, kena pidana pemiliknya yaitu Mualim ; atas hal
tersebut pendirian apotik oleh istrinya ; setelah jadi apotik,
melakukan pelanggaran dengan membuat stelan obat,
administrasi (PSA berperan lebih) ; ada pasien membeli obat
(ponstan) yang ternyata palsu dan sampai tahun 2010 masih ada
pelanggran yang dilakukan ;
Bahwa pesanan obat tidak pakai kop apotik dirgantara, tetapi kop
apotik mualim. Penerimaan obat tidk di tandatangani apoteker. Hal
lik
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 19
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Ini telah dilakukan pemeriksaan BPOM sedang apoteker Yuli
diteruskan ke DKK ;
Bahwa mendobrak tempat penyimpanan narkotika/psikotropika
sangat tidak dibenarkan ;
Bahwa hubungan kerja PSA dengan apoteker, diluar kefarmasian
ng
adalah setara, yaitu yang non tehnis, makanya ada perjanjian
bersama ;
Bahwa dalam apotik tidak ada struktur organisasi. Yang ada
apoteker bukan karywan, kalau PSA akan masuk bisa jadi
karyawan ;
Bahwa yang menyatakan apoteker dan PSA satu level adalah
perjanjian bersama, karena tidak ada dalam perjanjian bersama
ada atasan dan bawahan;
ah
k
•
A
gu
ng
•
Bahwa tidak ada laporan ke BPOM atas obat-obat yang disegel
DKK rusak. Prosedur bila ada obat yang rusak dalam kondisi
normal, apoteker dapat lapor ke DKK/BPOM, bahwa ada obat
rusak, karena nanti ada proses pemusnahan tanpa harus ijin PSA.
Pemusnahan itu tidak ada kata lain ;
Bahwa saksi Nugraheni Ulfa menyatakan bahwa tanggal 12
Agustus 2010 apotik dirgantara disegel, namun apotik masih
melayani resep. Dalam status hukum, ini melanggar hukum. Jadi
tidak ada kewenangan, baik itu juga mantan apoteker ;
Bahwa sesuai UU itu melanggar hukum (UU narkoba) tidak
dibenarkan PSA (yang bukan pemilik) menyerahkan narkotik
kepada polisi ;
Bahwa ada dilakukan mediasi, karena kami dapat tembusan,
dalam hal ini setelah Yuli menyerahkan SIA, lalu dilanjuti dengan
rapat di BPPT dihadiri Mualim, karena SIA sudah diserahkan,
maka dilakukan penyegelan. Saksi hadir, hadir Yuli, Mualim
mewakili istrinya Wiwik Suprihatiningsih yang banyak mengajukan
uneg-uneg. Dari pernyataan mereka bahwa keadaan sudah kronis;
In
do
ne
si
am
•
ep
ah
•
R
A
•
ub
lik
gu
•
A
lik
Hal 20 dari 38
on
gu
ng
M
•
In
d
ah
•
ub
ka
•
Bahwa pemeriksaan laborat (asam urat, gula) oleh apotik oleh
BPOM diperbolehkan. Apotik tidak diberi kewenangan untuk
melakukan pemeriksaan laborat, apotik hanya penyerahan obat ke
pasien. Kalau ada konsultasi, pasti ada laporan dan semua
laporan itu masuk ke saksi, jadi pernyataan itu tidak ada ;
Bahwa soal pengamanan, bahwa PSA telah konsultasi ke Kepala
BPOM dan menyarankan lapor polisi. Bahwa ini kalau ada usulan,
harus ada rapat dan saya pasti terkait. Jadi itu tidak benar ;
Bahwa BPOM menyatakan tidak ada pelanggaran (18-11-2010),
tidak semua pemeriksaan ada pelanggaran untuk narkotik ;
Bahwa ada pelanggaran itu tanggungjawab apoteker ;
ep
m
ah
•
R
•
es
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
•
mengawasi adalah dewan profesi ;
Bahwa kami bukan menyebut gaji, tetapi profesi fee, sedang
•
besarnya itu kesepakatan keduabelah pihak ;
Bahwa besar gaji apoteker tidak sama, tergantung kelayakan dan
•
kesepakatan ;
Bahwa secara resmi (12 januari 2011) disegel dan diamankan
•
tanggal 2 Desember 2010 ;
Bahwa waktu penyerahan
obat
narkotik/psikotropik
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
•
Bahwa Pengamanan ada di pasal 24, 28, 29 Kemenkes 1332.
dalm hal ini bukan tempat penyimpanannya, tetapi di lihat dari
sudut pengamanannya, karena sering ada kehilangan saat
disimpan di apotik ;
Bahwa Masalah gaji tu ada dalam perjanjian bersama, yang
yang
Bahwa tanggal 19 Januari 2011 apoteker menyerahkan SIA dan
secara resmi dicabut ;
•
•
Bahwa Obat diserahkan tanggal 2 Desember 2010 ;
Bahwa Pengamanan disini bersifat sementara ;
•
Bahwa sebelum keluar putusan resmi, sudah ada mediasi ;
•
Bahwa
perbuatan
terdakwa
apakah
tidak
diprediksi
akan
merugikan, hal ini yang ditekankan adalah pengamanan, dimana
sebelumnya sudah ada mediasi, dan Mualim sudah
menyampaikan semua ;
Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar, soal tidak
diketemukan pelanggaran saat BPOM melakukan pemeriksaan, karena
sebelumnya sudah ada telepon masuk yang memberitahukan akan adanya
pemeriksaan ;
11. AHLI-3 : DJATMIKA, S.Si.,Apt,
• Bahwa saksi dosen di sekolah Tinggi farmasi dengan mengajar
mata kuliah UU Kefarmasian ;
• Bahwa apoteker sesuai PP No. 51 / 2009, yaitu tenaga
kefarmasian untuk menjalankan tugas pokok kefarmasian. Jadi
yang bertanggung jawab dalam kefarmasian adalah apoteker ;
• Bahwa tugas pokoknya : pembuatan, penyediaan, penyimpanan
dll ;
• Bahwa tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan
kefarmasian ;
• Bahwa apoteker dapat dirikan apotik sendiri (Pasal 25 : 1 PP No.
51 tahun 2009) dan dapat bekerja sama dengan pemilik modal
dirikan apotik (ayat 2) ;
Hal 21 dari 38
es
on
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
lik
ah
m
In
do
ne
si
R
ep
•
A
gu
ng
ah
k
am
menerima Mualim, karena apoteker tidak ada/gugur. Dalam hal ini
juga sudah tidak ada PSA, karena kerjasama juga sudah gugur,
maka Mualim hanya sebagai yang menguasai tempat itu/
menguasai saat itu ;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 21
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
•
tanggungjawab ada di apoteker ;
Bahwa tidak ada aturan bahwa apoteker bertanggungjawab
•
kepada pemilik modal ;
Bahwa tujuan kerjasama mengupayakan berdirinya apotik ;
•
Bahwa Kewenangan pemilik tidak bisa melebihi apoteker yag
•
berhubungan dengan sediaan obat dan pelayanan farmasian ;
Bahwa Sturktur dalam Berita Acara Wiwik tersebut, IAI tidak
ub
lik
In
do
ne
si
A
gu
ng
•
ep
ah
k
am
•
mengenal, baik itu bila tercantum dalam akte, pasti dari IAI tidak
akan memberi rekonmendasi untuk berdirinya apotik ;
Bahwa saksi PSA menyatakan apoteker adalah karyawan yang
digaji. Adanya hubungan pelayanan dengan hasil kerja. Jasa
apoteker ada karena sudah melaksanakan kewajiban. Hubungan
apoteker dengan pemodal : apoteker tidak menjanjikan tetapi
ikhtiar. Bukan PSA memberi gaji, tetapi apoteker adalah pengelola
yang memberi pelayanan. Jasa profesi ini berkenaan dengan jasa
pelayanan ;
Bahwa Terdakwa pernah ajukan laporan ke IAI yang meminta
perlindungan. Dari bukti yang ada, dari rapat Majelis Etis, tidak
diketemukan pelanggaran, maka kemudian majelis profesi yang
menyimpulkan : tidak ditemukan pelanggaran etika, pelanggaran
keprofesian (tanggal 3 Desember 2011). Jadi tindakan yang
dilakukan terdakwa sudah sesuai dengan UU dan peraturan yang
terkait ;
R
ah
A
gu
ng
R
•
Bahwa tanggungjawab pemilik modal adalah ada aspek kerjasama
yaitu perjanjian, pemilik adalah memodali dari sini ada hak dan
kewajiban. Meski dibuat perjanjian tetapi tidak boleh bertentangan
dengan UU ;
Bahwa stuktur di apotik, bentuk kerjasama, maka semua
ka
m
•
Bahwa dari tugas kewenangan, maka PSA tidak dapat melakukan
kefarmasian ;
es
on
Hal 22 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
lik
•
ub
ah
•
Bahwa tindakan pengamanan itu benar, bila tidak sanggup, maka
ada regulator untuk pengamanan yaitu dalam hal ini adalah DKK ;
Bahwa pengamanan di kemari yang terkunci adalah pengamanan
fisik ; Karena ada laporan, maka ada sesuatu yang tidak sinkron,
maka dari hasil rapat MPAD, IAI membenarkan ;
Bahwa mengapa Terdakwa mengamankan ke DKK itulah yang
menjadikan kita laporkan untuk diperiksa dalam majelis etika ;
Bahwa mengapa tidak minta ijin PSA, itu harus dilihat apa
kewenangan masing-masing. Dalam perjanjian bersama tidak
diperlukan ijin. Apalagi sudah ada pertimbangan dari Majelis Etika ;
ep
•
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 22
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
narkotika, sesuai pasal 122 ayat 1 UU No. 35/2009 dan pasal 122.
yang punya kewenangan adalah apoteker ;
Bahwa Fungsi apoteker pendamping dan asisten apoteker adalah
•
membantu apoteker. Namun yang bertanggungjawab tetap adalah
apoteker. Dalam hal ini berhubungan dengan jam kerja, dimana
apoteker punya jam kerja selama 8 jam. Asisten apoteker dibatasi
UU hanya obat bebas dan terbatas, sedang obat keras harus
dibawah apoteker ;
Bahwa Apotik disegel masih melayani, Itu pelanggaran ;
ub
lik
Bahwa mendobrak lemari narkotika/psikotropika oleh PSA.
Kembali kepada awal keterangan, bahwa kewenangan
pengamanan sediaan farmasi adalah apoteker, maka apa yang
dilakukan tidak dibenarkan ;
•
Bahwa Apoteker mengundurkan diri, bila ada satu dan lain hal/
tidak normal, tindakan apoteker dibenarkan mengembalikan Surat
ijin ke regulator yang menerbitkan ;
Bahwa Meski ada pemodal, tetap itu milik dan tanggungjawab
apoteker, tidak melihat uang darimana ;
Bahwa karena adanya perjanjian, maka serta merta sudah menjadi
kuasa apoteker ;
Bahwa alasan pengamanan : banyak faktor, misal salah
penggunanan. Tetapi tidak sesederhana itu, bila obat itu nanti
dicuri, jadi pengamanan ini adalah tugas apoteker yang dilindungi
UU ;
Bahwa Pengamanan untuk obat lain dapat dilakukan retur
sebelum 3 bulan dari tanggal daluwarsa ;
Bahwa obat yang diamankan karena terdakwa merasa adanya
kekawatiran disalah gunakan, maka atas laporan terdakwa,
kemudian IAI tidak langsung membenarkan, tetapi diserahkan
kepada lembaga profesi;
Bahwa Apoteker meninggalkan pekerjaan sebelum ada
pembatalan perjanjian, disini adanya temuan pelanggaran, bila
berhubungan dengan regulasi, maka itu tugas DKK, kalau sediaan
farmasian itu DKK + BPOM ;
Bahwa diperkenankan meninggalkan, dan tugas dilakukan asisten
apoteker, tetapi hanya berwenang khusus obat tertentu ;
Bahwa Apoteker menyimpan dan mandaftar semua obat-obat
tersimpan, begitu pula resep-resep, siapa dokternya, nama pasien,
jenis obat serta ukurannya ;
ah
•
ka
m
•
ah
•
on
Hal 23 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
•
ub
•
ep
•
lik
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
•
ep
•
R
ah
k
am
ah
A
gu
ng
R
•
Bahwa Aturan yang mengatur soal apoteker ada di PP 51/2009,
Kemenkes 1332, UU Kesehatan, dimana yang bertanggungjawab
dalam apotik adalah apoteker pengelola apotik ;
Bahwa PSA tidak punya kewenangan menyerahkan barang
es
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 23
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa letak lemari harus ada batas aman, tidak bisa dilihat dari
luar dan tidak dapat digeser-geser ;
•
Bahwa peletakkan sediaan farmasi disesuaikan dengan ijin
pendirian apotik ;
ng
R
•
Bahwa apakah ada ketentuan apoteker dibenarkan membawa
obat keluar. Bahwa narkotik hanya diproduksi Kimia farma, nah itu
dibawa keluar ke regulator, ini konteksnya sama dengan apoteker
bawa keluar ke regulator. Ini diatur dalam UU no. 35/2009 ;
Bahwa apakah ada dasar hukum PSA tidak boleh melakukan
gu
•
•
•
Bahwa mana yang dominan dari peraturan yang digunakan. Dilihat
hirarkinya ; 1. UU Kesehatan, ini dijalankan dengan PP ;
Bahwa Bila yang dibawah tidak sinkron dengan peraturan yang di
atasnya, maka yang dibawah tidak meniadakan aturan yang di
atas ;
Bahwa aturan itu tidak mungkin tabrakan, karena akan menjadi
pertimbangan ;
Bahwa Soal cacat hukum, itu bukan kewenangan saya ;
•
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
•
ah
k
ub
lik
Bahwa Hasil rapat majelis etika yang menyimpulkan : perbuatan
terdakwa telah sesuai dengan UU ; majelis bersedia menjadi saksi
kepada yang berwenang ;
ep
•
R
am
ah
A
bongkar almari obat. Lemari itu salah satu persyaratan ijin, jadi
yang ngapa-ngapain almari adalah apoteker. Secara explisit UU
tidak mengatur, tetapi berhubungan dengan kewenangan dan
tugas ;
on
Hal 24 dari 38
In
d
ng
gu
A
es
R
ep
ub
lik
Bahwa Berita Acara penyerahan obat bebas terbatas, diserahkan
kepada apoteker apotik lain, hal ini berhubungan dengan konteks
pengamanan itu dibenarkan, meski tidak pemilik sarana ;
Terdakwa menyatakan bahwa keterangan tersebut benar ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa memberikan keterangan yang
pada pokoknya adalah sebagai berikut :
• Bahwa mengamankan tanggal 2 Desember 2010 hal ini
diatur Undang-Undang Obat Keras St No. 419 di pasal 3 :
1. jadi kepemilikan sedian obat melekat pada apoteker ;
• Bahwa Hal ini sudah Terdakwa sampaikan ke Asisten
Apoteker bahwa akan mengembalikan SIA dan
mengamankan sediaan narkotika dan psikotropika, lalu
dibuat inventarisasi sedian tersebut kemudian membauat
Surat Perintah jalan yang ditandatangani Nur Wahyu ; Ke
DKK dengan apoteker Mualim, sampai disana dilakukan
inventarisasi kembali ;
• Bahwa Surat Perintah Jalan untuk Obat Keras ini diatur
dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) UU Obat Keras ;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
•
Halaman 24
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa tak beritahu PSA, karena aspek kewenangan
sepenuhnya ada pada apoteker sesuai PP No. 51 Th.
2009 pasal 1 ayat (1) dan (4) ;
Bahwa cara mendapatkan pengadaan dan Pelayanan,
R
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
•
•
Bahwa PSA hanya memfalitasi pembiayaan, sesuai pasal
7 Akte Notaris No. 10, PSA hanya memantau via
pembukuan, PSA tidak dapat masuk ;
Bahwa tidak ada kepemilikan bersama, ini sesuai UU
•
Obat Keras tidak boleh dimiliki perseorangan (obat),
kecuali yang tidak berhubungan dengan kefarmasian
(Pasal 4 ayat (2) Akte Notaris ) ;
Bahwa kepemilikan dimaksud, dalam UU ini adalah
In
do
ne
si
apoteker, karena perseorangan tidak boleh memiliki ;
Bahwa PSA tidak hilang haknya, PSA akan mendapat
profit ;
Bahwa Terdakwa tidak menyerahkan kepada orang lain,
saya mengamankan ;
Bahwa tidak ijin, karena semua farmasi sudah melekat
A
gu
ng
A
gu
ng
M
•
Hal 25 dari 38
on
ah
ka
•
In
d
m
•
pada apoteker ;
Bahwa alasan diserahkan kepada DKK, karena ada
pelanggaran di apotik, makanya Terdakwa dan PSA
disuruh
membuat
Surat
Pernyataan
(8 Nopember 2010) ;
Bukan tidak dapat mengatasi, karena pelanggaran terjadi
pada saat saya tidak ada di apotik ;
Bahwa Tiap pagi Terdakwa selalu klarifikasi kepada
Asisten Apoteker dan PSA, makanya minta Apoteker
Pedamping tetapi PSA mengatakan itu tidak perlu karena
fungsi Apoteker Pedamping sama dengan Asisten
Apoteker ;
Bahwa terbukti ada pelanggaran lagi, maka sebelum ada
hal-hal, maka Terdakwa mengembalikan SIA ;
lik
ah
•
ub
•
ep
•
R
•
es
ah
k
am
•
ub
lik
•
Bahwa sesuai paraturan pendirian apotik. Dalam
perjanjian kerjasama, apoteker mengajukan permohonan
SIA. Setelah terbit dari Dinkes, maka semua melekat pada
apoteker ;
Bahwa Tedakwa faham dengan isi perjanjian ;
ep
ah
•
R
A
gu
dimulai pemesanan dengan Surat Pemesanan Khusus
untuk Narkotik, ini harus ditandatangani Apoteker
pengelola apoteker, maka otomatis melekat pada
apoteker, setelah dikirim dari farmasi, disimpan pada
lemari khusus yang tertanam, jadi tidak dapat dipindah
dan pintu rangkap dua ;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 25
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
pada apoteker ;
Bahwa soal ada akibat, Terdakwa sudah disumpah, maka
•
saya lebih takut kalau ada pelanggaran di apotik, karena
Terdakwa yang kena nantinya ;
Bahwa Pelanggaran itu berhubungan dengan narkotik/
•
psikotropik yang berhubungan dengan pasien ; Misal :
pemeriksaan laborat, kami tidak punya keahlian untuk itu,
bagaimana kami mengatasi ini ;
Bahwa Pemeriksaan laborat itu adalah pasien yang
ah
k
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
R
•
ub
lik
•
mandiri tidak berdasar dengan konsul dokter ;
Bahwa ada pelanggaran psikotropika maka diamankan
dengan bukti Surat Pernyataan Puput dan Rut Elyana
(bukti T.23 s/d T.26 ; T.2) dikuatkan dengan bukti T.6 dan
T.7 ;
Bahwa ada pelanggaran. Terdakwa tegor Asisten apoteker
dan klarifikasi ke PSA, maka Terdakwa minta Apoteker
pedamping ;
Bahwa Itu terjadi malam, Terdakwa kerja jam 08.00 –.00
wib dan tiap hari sabtu Terdakwa tidak masuk, hal ini
disetujui PSA ;
Bahwa kunci lemari obat keras di laci meja yang
tersembunyi ;
Bahwa kerja di apotik sejak tandatangan Akte Notaris ;
ep
am
ah
A
gu
ng
•
Bahwa hasil kerja/imbalan (Pasal 27 UU Kesehatan) dan
ini disepakati dalam Akte besarnya ditentukan dua belah
pihak ;
Bahwa Ini kerjasama, tetapi kepemilikan otomatis melekat
•
•
•
Bahwa Pasal 4 ayat (1) bukti T-1 benar ;
•
Bahwa maksud Material : berhubungan dengan aspek
kefarmasian ; pasal 4 ayat (2) : maksud tindakan yang
ada persetujuan adalah yang non kefarmasian, mis :
pinjam uang ; jadi pasal ini diluar kefarmasian ;
on
Hal 26 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ka
m
•
ub
•
lik
•
Bahwa Terdakwa tahu ada alat laborat setelah ada
pemeriksaan/sidak dari BPPT dan DKK. Tiap sidak yang
jadi obyek pemeriksaan selalu berbeda ;
Bahwa kegiatan laborat Terdakwa tidak tahu, karena tidak
ada ditempat ;
Bahwa perbuatan Terdakwa dilaksanakan tidak ada
dendam, kerja berdasar sumpah jabatan ;
Bahwa semua alat bukti yang sudah diajukan benar ;
ep
ah
•
es
•
Bahwa Kunci ada di apotik, dalam laci penyimpanan ini
diketahui 4 asisten lain ;
R
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 26
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
mengamankan juga tanggal yang sama dimana hal ini
sudah dikonsultasikan ke Dinas dan IAI ;
Bahwa obat setelah diamankan ke DKK maka
•
kewenangan berpindah ke DKK ;
Bahwa PSA tidak punya kewenangan, karena tidak punya
•
keahlian kefarmasian ;
Bahwa Polisi yang menerima penyerahan yang bukan
•
kewenangannya (bukti T.30) ;
Bahwa tanggal 2 Nopember 2011 obat dimasukkan ke
Bahwa rumah dan apotik jadi satu ;
•
A
gu
ng
m
•
ka
•
on
Hal 27 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
•
lik
ah
•
sudah ada mediasi ;
Bahwa memang Surat Pernyataan apoteker + PSA tidak
disebutkan mengembalikan obat-obatan, ini sudah ada di
perjanjian, bila ada pelanggaran apoteker dapat
mengembalikan SIA (pasal 7 ) ;
Bahwa yang dimaksud dengan istilah “tambahan” di pasal
lain-lain itu dengan adanya Surat Pernyataan ;
Bahwa akibat terhadap karyawan lain. Hal ini sudah
Terdakwa konsultasikan ke DKK dan IAI dan hasil
konsultasi, itu yang harus dilakukan ;
Bahwa tanggal 15 Mei 2012 saksi Nurgraeni Ulfa
mengatakan apotik Dirgantara yang disegel, masih
melakukan pelayanan kefarmasian, padahal tanggal 12
ub
•
Bahwa dalam hal ini tidak ada kerugian, tetapi ada
karyawan yang terlantar. Jangan melihat segi itu, tetapi
melihat akibat bila terjadi pelanggaran, bila apotik mau
melakukan tanpa pelanggaran maka tanpa ada aspek
lain ;
Bahwa Terdakwa tidak gegabah ada pelanggaran tetapi
ep
•
In
do
ne
si
am
•
ah
k
ub
lik
•
•
ep
•
apotik dan disegel ;
Bahwa tanggal 27 Juni 2011 diserahkan kepada Iga anak
Mualim (Mualim Farma) ;
Bahwa tanggal 13 Agustus 2011 ada laporan dari Wiwik
(PSA) menyerahkan kepada Penyidik ;
Bahwa yang menerima dari DKK bernama Lies
Sunartiawati, kewenangan beralih ke DKK dengan jumlah
yang sama, karena dilakukan inventarisasi ;
Bahwa sejak SIA diserahkan maka PSA gugur ;
R
ah
A
gu
ng
R
•
Bahwa sesuai pasal 8 ayat (3) hal pengunduran diri, kalau
ada pelanggaran, tidak perlu. menurut pasal 8 ayat (3)
mis. Akan pergi mengikuti suami ;
Bahwa SIA dikembalikan tanggal 2 Desember 2010 dan
es
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 27
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Januari disegel. Ini Terdakwa tidak tahu, tahunya atas
kesaksian saksi dipersidangan ;
Bahwa mengapa disimpan di Dinas, karena Terdakwa
tidak mau mendapat resiko, dan merasa aman di DKK.
Dan hal ini sudah dikonsultasikan dulu makanya
dilakukan ;
Bahwa nyatanya dikembalikan lagi ke apotik, tetapi apotik
gu
ng
•
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
•
lik
ub
ep
es
R
on
Hal 28 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
sudah ditutup, karena SIA sudah dierahkan ;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini telah diajukan barang bukti yaitu :
1. Codein tab 10mg 175,05 tab=175,1/2 tab 800/tab Rp.140.400,- ;
2. Codein tab 20mg 199,675 tab=199,3/4 tab 1500/tab Rp.299.625,- ;
3. Condipront caps 39 caps 7600/cap Rp.296.400,- ;
4. Condipront syrup 1 botol 9.900/fls Rp.55.900,- ;
5. Condipront cum exp syrup 3 botol 63.500/fls Rp.190.500,- ;
6. Amitrypilin 25mg 91 tab 100/tab Rp.9.100,- ;
7. Carbamazepin 63 tab 700/tab Rp.44.100,- ;
8. Haloperidol 110 tab 100/tab Rp.157.650,- ;
9. Cpz 525,1/2tab 300/tab Rp.157.650,- ;
10.Clobazam 60/tab 1200/tab Rp.72.000,- ;
11. Danalgin 61/tab 1300/tab Rp.79.300,- ;
12.Metaneuron 60 tab 1500/tab Rp.90.000,- ;
13.Luminal 30mg 979,9 tab 600/tab Rp.586.000,- ;
14.Stesolid rectal 5mg 3 tub 29.900/tub Rp.89.700,- ;
15.Tramol 15 tab 6.000/tab Rp.90.000,- ;
1 (satu) bh almari Narkotik, 2 bh bk laporan Narkotika & Phisikotropika, 1 bendel
buku resep bulan Nopember dan Desember 2010 , 5 bendel resep Narkotika
dan Phisikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010, 1 faktur Narkotik dan
psikotropik, 1 surat pesanan narkotik, 1 bendel narkotik dan psikotropik bulan
Juli s/d Nopember 2010. , barang bukti tersebut telah diperlihatkan kepada
saksi-saksi dan Terdakwa, mereka menyatakan mengenalnya dan barang bukti
tersebut telah disita sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, oleh karena itu barang bukti tersebut dapat diterima menjadi alat bukti
yang sah dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, selanjutnya
Penuntut Umum mengajukan tuntutannya yang dibacakan di persidangan pada
tanggal 02 Juli 2012 yang pada pokoknya : MENUNTUT, supaya Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan :
1. Menyatakan terdakwa Yuli Setyarini S Farm Apt binti
Soepangat
bersalah
melakukan
tindak
pidana
Penggelapan dalam jabatan/dalam hubungan kerja, dalam
dakwaan pasal 374 KUHP ;
2. Menghukum terdakwa tersebut dengan pidana penjara
selama 7 (tujuh) bulan ;
Halaman 28
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
lik
ub
In
d
on
Hal 29 dari 38
es
ep
R
A
gu
ng
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
In
do
ne
si
a
3. Menyatakan barang bukti berupa : 01 (satu) dus/kardus
berisikan obat-obat jenis narkotika dan phisikotropika
merk/macamnya antara lain :
1. Codein tab 10mg 175,05 tab ;
2. Codein tab 20mg 199,675 tab ;
3. Condipront caps 45 caps ;
4. Condipront syrup 1 bd ;
5. Condipront cum exp syrup 3 bd ;
6. Amitrypilin 25mg 91 tab ;
7. Carbamazepin 63 tab ;
8. Haloperidol 110 tab ;
9. Cpz 525,5 tab ;
10.Clobazam 60tab ;
11. Danalgin 61tab ;
12.Metaneuron 60 tab ;
13.Luminal 30mg 979,9 tab ;
14.Stesolid rectal 5mg 3 tb ;
15.Tramol 15 tab ;
Dan barang lainnya yaitu : 2 bh bk laporan Narkotika & Phisikotropika, 1
(satu) bendel kartu stok narkotika dan psikotropika, 1 buah buku resep,
2 bendel resep bulan Nopember dan Desember 2010, 5 bendel resep
Narkotika dan Phisikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010 dan 1 faktur
Narkotik dan psikotropik, 1 surat pesanan narkotik, 1 bendel laporan
narkotik dan psikotropik bulan Juli s/d Nopember 2010 (berikut surat/
dokumen pendukung keabsahannya) dikembalikan kepada Apotik
Mualim ex Apotik Dirgantara/yang berhak ;
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya sebesar
Rp. 1.000,-(seribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa atas tuntutan pidana tersebut diatas, Penasihat
Hukum Terdakwa dan Terdakwa telah mengajukan Nota Pembelaannya yang
dibacakan dipersidangan pada tanggal 09 Juli 2012, yang pada pokoknya dapat
disimpulkan sebagai berikut : Bahwa “Dakwaan dengan sengaja dan melawan
hak memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, ada
padanya karena jabatan/hubungan kerja Tidak Terbukti, sehingga Terdakwa
tidak dapat dipersalahkan dan dipertanggungjawabkan sebagaimana
didakwakan, oleh karena itu Terdakwa Harus Dilepas Dari Segala Tuntutan
Hukum” ;
Menimbang, bahwa terhadap Nota Pembelaan tersebut di atas, Jaksa
Penuntut Umum telah mengajukan Replik tertanggal 19 Juli 2012 yang isinya
bertetap pada Surat Tuntutan, sedangkan atas Replik tersebut Penasihat
Hukum Terdakwa pada tanggal 01 Agustus 2012 telah menanggapinya yang
bertetap pada nota pembelaannya ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka
semua yang dicatat dalam berita acara persidangan telah turut dipertimbangkan
dalam putusan ini ;
Halaman 29
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
lik
ub
In
d
on
Hal 30 dari 38
es
ep
R
A
gu
ng
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Penasihat Hukum Terdakwa telah
menyerahkan alat bukti tertulis yang telah dicocokkan dengan aslinya dan diberi
meterai secukupnya yaitu alat bukti tertulis berupa fotocopy :
1.Akte Perjanjian Kerjasama No. 10 tanggal 29 Mei 2010, antara Apoteker
Pengelola Apotik dengan Pemilik Sarana Apotik (PSA), dibuat Notaris
Emi Wijayanti, SH. Notaris di Semarang;
2.Chek List Bimbingan Tehnis Apotik, dibuat Dinas Kesehatan Kota
Semarang ;
3.Surat Pernyataan atas nama Puput Puji Indriyani tertanggal 01 November
2010 menyatakan masih melakukan pemeriksaan laborat atas perintah
PSA ;
4.Surat Pernyataan atas nama Rut Elyana Sabatini tertanggal 01November
2010 menyatakan masih melakukan pemeriksaan laborat atas perintah
PSA ;
5.Surat Pernyataan atas nama Yuli Setyarini, S. Farm, Apt tertanggal 07
November 2010 menyatakan tidak akan melakukan pelanggaran ;
6.Surat Pernyataan bersama antara Wiwik Suprihatiningsih dengan Yuli
Setyarini, S. farm, Apt tertanggal 08 November 2010 bila PSA melakukan
pelanggaran akan wajib mengembalikan SIA kepada Dinas Kesehatan
Kota Semarang dan Apoteker tidak bertanggungjawab lagi atas Apotek
Dirgantara ;
7.Surat Pernyataan atas nama Rut Elyana Sabatini tertanggal 01Desember
2010 menyatakan mengeluarkan Danalgin Tablet tidak sesuai yang ada
di resep atas suruan PSA;
8.Surat Pengunduran diri/penyerahan SIA Yuli Setyarini, S. Farm, Apt
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, tanggal 01 Desember
2012.
9.Surat Jalan Penitipan Sediaan Obat Narkotikadan Psikotropika dari Apotik
Dirgantara untuk dititipkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang
tertanggal
2 Desember 2010 ;
10.Tanda Terima obat-obatan antara Yuli Setyarini S. Farm, Apt dengan Lies
Sunarliawati (DKK Kota Semarang) tanggal 2 Desember 2010 ;
11. Surat Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Semarang tanggal 2 Desember 2010 perihal Laporan pemakaian
Narkotika bulan Nopember 2010 Apotik Dirgantara ;
12.Surat Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Semarang tanggal 2 Desembner 2010 perihal Laporan pemakaian OGB
bulan Nopember 2010 Apotik Dirgantara ;
13.Surat Yuli Setyarini, S. Farm, Apt kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Semarang tanggal 2 Desember 2010 perihal Laporan pemakaian
Psikotropika bulan Nopember 2010 Apotik Dirgantara ;
14.Surat Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang kepada Kepala Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang No. 442/13660
tanggal 08 Desember 2010 perihal Penutupan Apotik Dirgantara ;
15.Berita Acara Rapat Koordinasi Pembahasan Apotek Dirgantara ;
Halaman 30
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
lik
es
on
Hal 31 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
In
do
ne
si
a
16. Tanda Terima obat-obatan dari Lies Sunarkawati kepada Mualim 11
Januari 2011 ;
17.Berita Acara Penghentian Kegiatan Apotek Dirgantara Semarang tanggal
12 Januari 2011 ;
18.Berita Acara Penyerahan obat Bebas Terbatas dari Yuli Setyarini, S.
Farm.Apt kepada Lis Ambarsari, S. Farm, Apt tertanggal 12 januari 2011 ;
19.Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
Nomor : 445.8/2 Tentang Pencabutan Izin Apotek Dirgantara Semarang
tertanggal 19 Januari 2011 ;
20.Berita Acara Rapat Pleno Pengurus Harian, Majelis Pertimbangan Etik
Apoteker Daerah dan Dewan Penasehat Pengurus Daerah Ikatan
Apoteker Indonesia Nomor : 084/PD-IAI/JTG/B/XII/11 tanggap 3
Desember 2011 ;
21.Surat Keterangan Ikatan Apoteker Indonesia No.00I/S.Ket/IAI/I/2012
Tanggal 2 Januari 2012 perihal : Surat Keterangan bahwa pengamanan
sediaan narkotika dan psikotropika telah sesuai dengan profesi ;
22.Surat Direktur Reskrim Um Polda Jateng No. Res.1.24/3482/III/2012/
Reskrimum tanggal 30 Maret 2012 perihal : Tindak lanjut penanganan
aduan masyarakat kepada Yuli Setyarini bahwa perbuatan Yuli Srtyarini
bukan merupakan tindak pidana, maka penyidik agar menghentikan
penyidikan dengan menerbitkan SP3.
23.Fotocopy Resep dokter G. Dewo Kencono tanggal 18 Oktober 2010.
24.Fotocopy Resep dokter G. Dewo Kencono tanggal 25 Oktober 2010.
25.Fotocopy Resep dokter Harry Tjahjanto, SpOG tanggal 14 Januari 2011.
26.Fotocopy Resep dokter Indrayani Ps.MsiMed,SpPK tanggal 23 Nopember
2010.
27.Fotocopy Nota Apotik Dirgantara No. 051854-051857.
28.Fotocopy Tanda Terima tertanggal 27 Juni 2011, pembukaan segel obat
Narkotika dan psikotropika ex apotik Dirgantara dan diserahkan kepada
Apotik Mualim Farma diterima Hanum Try Pertiwi S Farm/apoteker
pedamping apotik Mualim Farma.
29.Fotocopy Surat Ijin Apotik No. 058/445/SIA-G.APA/11.04/BPPT/VII/2010
tetanggal 22 Juli 2010 atas nama Yuli Setyarini S.farm, Apt.
30.Fotocopy Sampul Berkas Perkara No. BP.01/I/2012/Reskrim tertanggal
16 J5anuari 2012.
31.Fotocopy Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
32.Fotocopy Undang-Undang RI No. 35 Tahun 20098 tentang Narkotika.
33.Fotocopy Undang-Undang RI No. 36 Tahun 20098 tentang Kesehatan.
34.Fotocopy Undang-Undang Obat Keras St No. 419 tanggal 22 Desember
1949.
35. Fotocopy Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993
tentang Ketentuan dan tata Cata Pemberian Izin Apotik.
36.Fotocopy Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 31
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
ub
lik
In
do
ne
si
•
•
on
In
d
ng
gu
A
Hal 32 dari 38
es
R
ep
Bahwa dengan dibawanya obat-obatan tanpa ijin oleh
Terdakwa ke DKK, maka PSA (Pemilik Sarana Apotik)
menderita kerugian dan melapor ke Polsek Ngaliyan Jl.
Prof DR Hamka 24 Ngaliyan Semarang pada tanggal 1
Agustus 2011 ;
Menimbang, bahwa dari fakta seperti tersebut di atas, selanjutnya Majelis
Hakim akan mempertimbangkan dengan Surat Dakwaan Penuntut Umum yang
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
•
ub
•
lik
A
gu
ng
•
ep
ah
k
•
Apotik) Apotik Dirgantara yang melakukan kerjasama
dengan Wiwik Suprihatiningsih selaku Pemilik Sarana
Apotik (PSA) Dirgantara sebagaimana dituangkan dalam
Perjanjian kerjasama dalam Akta Notaris No. 10
tertanggal 29 Mei 2010 dihadapan Notaris Emi Wijayanti,
SH ;
Bahwa Apotik Dirgantara mendapat ijin beroperasi dari
keputusan BPPT (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu)
Kota Semarang No. 058/445/SIA-G.APA)11.04/BPPT/
VII/2010 tanggal 22 Juli 2010 ;
Bahwa bahwa dengan alasan disertai bukti-bukti yang
menyatakan jika Pemilik sarana Apotik yang dalam hal ini
bernama Wiwik Suprihatiningsih melakukan pelanggaran
dibidang
kefarmasian,
maka
Terdakwa
akan
mengembalikan Surat ijin Apotik ke Dinas Kesehatan ;
Bahwa akhirnya Terdakwa pada tanggal 1 Desember
2010 pergi/tidak masuk kerja sebagai Apoteker di Apotik
Dirgantara milik Wiwik Suprihatiningsih tanpa pamit,
walaupun telah dilakukan pemanggilan melalui handphone
berkali-kali ;
Bahwa terdakwa pergi/keluar dari Apotik Dirgantara
setelah mengambil gajinya ;
Bahwa benar pada tanggal 2 Desember 2010 Terdakwa
membawa obat-obatan sebagaimana terinci dalam daftar
barang bukti ke DKK bersama-sama dengan Apoteker dari
Apotik Mualim ;
R
am
ah
A
gu
ng
R
In
do
ne
si
a
37. Fotocopy Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/
Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotik.
38.Fotocopy Surat Ijin Apotik No. 049/445/SIA/11.04/BPPT/VI/2011 tetanggal
23 Juni 2011 atas nama Agnes Budiarti SF, Apt.
Menimbang, bahwa selanjutnyadari keterangan saksi-saksi, Ahli serta
keterangan Terdakwa yang dikaitkan dengan barang bukti serta alat-alat bukti
berupa fotocopy seperti tersebut, maka dapat diungkap fakta-fakta pada
pokoknya sebagai berikut :
• Bahwa Terdakwa adalah Apoteker (Apoteker Pengelola
Halaman 32
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
lik
ub
In
d
on
Hal 33 dari 38
es
ep
R
A
gu
ng
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
mendakwa Terdakwa dengan pasal 374 KUHP yang menurut unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Unsur Barang Siapa ;
2. Unsur dengan sengaja dan melawan hukum ;
3. Unsur memiliki suatu barang ;
4. Unsur yang ada padanya karena ada hubungan
kerja/karena jabatan ;
1. Unsur Barang Siapa
Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah setiap orang
yang menjadi subyek hukum yang dapt dipertanggungjawabkan terhadap
perbuatannya yang dalam perkara ini terbukti jika Terdakwa yang
bernama Yuli Setyarini.S.Farm.Apt binti Soepangat adalah subyek hukum
yang dimaksud sehingga oleh karenanya unsur ini telah terbukti ;
2. Unsur dengan sengaja dan melawan hukum
Bahwa dari fakta-fakta yang terungkap yaitu Terdakwa pada bulan
Desember 2010 telah mangkir bekerja sebagai Apoteker Pelaksana
Apotik Dirgantara yang terletak di Jl. Prof Hamka No. 30 Ngaliyan
Semarang milik Wiwik Suprihatiningsih Pemilik Sarana Apotik (PSA) ;
Bahwa Terdakwa yang tidak bekerja sebagai Apoteker Dirgantara dan
keluar setelah mengambil gaji pada Desember 2011 dan membawa
barang-barang bukti yang kemudian diserahkan ke DKK Kodya
Semarang dengan alasan untuk pengamanan, karena Terdakwa khawatir
barang-barang bukti khususnya obat-obatan yang mengandung Narkotika
dan psikotropika disalahgunakan oleh PSA sebagaimana tertuang dalam
bukti T-2, T-, T-4, T-5, T-6, T-7 dan T-8 ;
Bahwa alasan Terdakwa membawa obat-obatan ke DKK Kodya
Semarang dan merasa dibenarkan adalah atas dasar Keputusan Menteri
Kesehatan R.I No. 12/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 922/Menkes/Per/X/1993 Tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik. Bahwa selain membawa
obat-obatan ke DKK Kodya Semarang Terdakwa juga menyerahkan SIA
(Surat Ijin Apotik)nya ke DKK Kodya Semarang yang akhirnya kegiatan
Apotik Dirgantara dicabut ijinnya melalui Keputusan Kepala Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Semarang dengan no. 445.8/2 tanggal 19
Januari 2011 ;
Menimbang, bahwa selajutnya oleh karena alasan Terdakwa
melakukan tindakan pengamanan tehadap obat-obatan Narkotika &
Psikotropika, maka perlu meneliti apakah dasar hukumnya yang dijadikan
alasan Terdakwa melakukan pengamanan telah sesuai dengan aturan ;
Bahwa dalam pasal 29 dari Keputusan Menteri Kesehatan R.I No.
1332/Menkes/Sk/X/2002 menyebutkan :
a. Melakukan inventarisasi terhadap seluruh
persediaan Narkotik, psikotropik, obat keras
tertentu dan obat lainnya serta seluruh resep
yang tersedia di Apotik ;
Halaman 33
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
lik
es
on
Hal 34 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
In
do
ne
si
a
b. Narkotika, psikotropik dan resep harus
dimasukkan dalam tempat yang tertutup dan
terkunci ;
Bahwa dari bunyi pasal 29 tersebut telah jelas-jelas jika untuk
tindakan pengamanan Narkotik dan Psikotropik harus dimasukkan dalam
tempat yang tertutup dan terkunci, sedang dari keterangan saksi-saksi
menerangkan jika almari tempat penyimpanan Narkotik dan psikotropik
yang ada di Apotik Dirgantara semua kuncinya dikuasai oleh Apoteker
sehingga hanya Apoteker yang bisa membukanya. Jadi jelas jika narkotik
dan Psikotropik cukup disimpan di dalam almari yang ada di dalam Apotik
Dirgantara saja tanpa harus membawa keluar dari tempatnya ;
Bahwa tindakan terdakwa yang membawa Narkotik dan Psikotropik
jelas-jelas telah menyalahi aturan ;
Selanjutnya, perlu dibuktikan siapakah pemilik sebenarnya obatobatan yang mengandung Narkotik dan Psikotropik dalam kasus ini,
bahwa dalam Akte Notaris No. 10 tanggal 29 Mei 2010 yang dibuat oleh
Notaris Emi Wijajanti, SH menyebutkan dalam pasal 2 : jika Terdakwa
selaku Apoteker Pengelola Apotik hanya mengusahakan diperolehnya ijin
serta fasilitas lain yang berkaitan dengan Apotik Dirgantara, serta
menyumbangkan tenaga kepandaian, keahlian, good will dan
kecakapannya dibidang sesuai ketentuan perundangan-undangan yang
berlaku dan sumpah jabatannya. Sedang PSA menyediakan sarana
apotik yang terdiri dari dana secukupnya, perlengkapan apotik,
perbekalan kesehatan dibidang farmasi, bangunan yang menjadi milik
dan atau berada dalam penguasaan dari PSA ;
Bahwa dengan demikian Apoteker adalah bukan sebagai pemilik
barang yang berada dalam Apotik, tetapi hanya sebagai orang yang
diberi kekuasaan mengelola atau sebagai Bezitter sedang PSA adalah
sebagai pemilik/Eigenaar ;
Bahwa hal ini dapat dibuktikan setelah barang diserahkan Terdakwa
ke Dinas Kesehatan Kodya Semarang selanjutnya dalam pembukaan
segel barang-barang tersebut diserahkan kembali ke Mualim Farma yang
berdiri pada tanggal 2 Juni 2004 dan penyerahan obat Narkotik dan
Psikotropik dari Apotik Dirgantara ke Apotik Mualim Farma yang diterima
oleh Hanum Try Pertiwi Asisten Apoteker Mualim dan Iga Dewanta Putri
selaku PSA Mualim sebagaimana dalam penjelasan Bukti T-38 yang
menurut Majekis Hakim perlu dipertanyakan apakah mereka dibenarkan
berhak menerima obat milik Apotik lain yaitu Apotik Digantara yang sudah
disegel dan juga sipemberi yaitu petugas DKK Kodya Semarang
seharusnya tahu jika asal obat yang diterima oleh DKK berasal dari
Apotik Dirgantara yang sudah dicabut ijinnya, maka seharusnya obat
kembalikan ke PSA Dirgantara, sehingga sipemberi obat seharusnya
dapat dipermasalahkan untuk kasus ini, yaitu menyerahkan Narkotika
dan Psikotropika kepihak lain yaitu PSA Mualim ;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 34
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
lik
ub
In
d
on
Hal 35 dari 38
es
ep
R
A
gu
ng
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
Bahwa oleh karena Apoteker Pengelola Apotik yang dalam hal ini
Terdakwa terbukti bukan sebagai pemilik yang sebenarnya terhadap
narkotik dan psikotropik yang ada dalam kekuasaannya, maka unsur
dengan sengaja dan melawan hukum telah terbukti ;
3. Unsur memiliki suatu barang
Bahwa Terdakwa yang membawa narkotik dan psikotropik ke DKK
Kodya Semarang dengan alasan bahwa APA (Apoteker Pengelola Apotik)
berwenang penuh terhadap semua obat-obatan yang ada dalam Apotik
sedangkan sebagaimana telah dipertimbangkan sebelumnya jika
Terdakwa selaku APA hanyalah sebagai orang yang dikuasakan
mengelola Apotik Dirgantara, maka Terdakwa yang membawa narkotik
dan psikotropik ke DKK Kodya Semarang adalah tindakan yang salah.
Bagaimanapun tindakan Bezitter terhadap barang yang ada dalam
kekuasaannya tidak seluas Eigenaar selaku pemilik aslinya ;
Menimbang, bahwa Terdakwa yang bertindak seolah-olah sebagai
pemilik telah membawa obat-obatan Narkotika dan Psikotropika dari
tempat terdakwa bekerja tanpa seijin PSA Dirgantara tanpa ijin, maka
unsur ini telah terbukti ;
4. Unsur yang ada padanya karena ada hubungan kerja/karena
jabatan
Bahwa dari keterangan saksi-saksi serta pengakuan Terdakwa jika
posisi Terdakwa di Apotik Dirgantara adalah selaku orang yang dipercaya
oleh PSA untuk mengelola Apotik dengan mendapatkan pembayaran/gaji
sehingga dengan demikian hubungan Terdakwa dengan PSA ada
hubungan kerja dan oleh karenanya unsur ini pun telah terbukti ;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur yang termuat dalam pasal
374 KUHP terbukti, maka Majelis Hakim berpendapat jika Terdakwa terbukti
melakukan tindak pidana penggelapan dalam pekerjaannya secara sah dan
meyakinkan ;
Menimbang, bahwa akibat perbuatan Terdakwa sehingga Apotik
Dirgantara ditutup berdampak menimbulkan kerugian terhadap PSA yang nota
bene juga pegawai-pegawai Apotik Dirgantara yang kehilangan pekerjaan ;
Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan Terdakwa benar-benar
terbukti melakukan tindak pidana, maka Terdakwa patut dijatuhi dengan
hukuman yang setimpal dan dibebani membayar biaya perkara ;
Menimbang, bahwa mengenai barang bukti serta alat bukti dari Terdakwa
berupa fotocopy No. 1 s/d 38 akan diten tukan dalam amar putusan ;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan hukuman perlu
mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan maupun yang meringankan diri
Terdakwa ;
Hal-hal yang memberatkan :
• Perbuatan Terdakwa mengakibatkan kerugian orang lain yang dalam hal ini
dialami saksi korban Pemilik Sarana Apotik Wiwik Suprihatiningsih ;
Hal-hal yang meringankan :
• Terdakwa masih muda usia ;
Halaman 35
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
R
• Terdakwa belum pernah dipidana ;
Mengingat akan Undang-Undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku
khusus pasal 374 KUHP ;
MENGADILI
on
In
d
ng
gu
A
Hal 36 dari 38
es
ep
R
Demikian putusan ini diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Semarang pada hari : Kamis, tanggal 09 Agustus 2012, yang
diketuai oleh : TJIPTO. S. BASUKI, SH dan RAMA. J. PURBA, SH serta
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
ub
m
lik
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
1. Menyatakan Terdakwa Yuli Setyarini.S. farm.Apt binti Soepangat
bersalah melakukan tindak pidana penggelapan dalam pekerjaan ;
2. Menjatuhkan hukuman penjara kepada Terdakwa selama 4
(empat) bulan dan memerintahkan kepada Terdakwa untuk
ditahan ;
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa, akan
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
4. Menyatakan barang bukti berupa :
1. Codein tab 10mg 175,05 tab ;
2. Codein tab 20mg 199,675 tab ;
3. Condipront caps 45 ;
4. Condipront syrup 1 botol ;
5. Condipront cum exp syrup 3 botol ;
6. Amitrypilin 25mg 91 tab ;
7. Carbamazepin 63 tab ;
8. Haloperidol 110 tab ;
9. Cpz 525,5tab ;
10.Clobazam 60/tab ;
11. Danalgin 61/tab ;
12.Metaneuron 60 tab ;
13.Luminal 30mg 979,9 tab ;
14.Stesolid rectal 5mg 3 tab ;
15.Tramol 15 tab ;
1 (satu) buah kunci almari Narkotik, 2 buah buku laporan Narkotika
& Phisikotropika, 1 bendel kartu stok Narkotika dan psikotropik ; 1
buah buku resep ; 2 bendel resep bulan Nopember dan Desember
2010 ; 5 bendel resep Narkotika dan Phisikotropik bulan Juli s/d
Nopember 2010 dan 1 faktur Narkotik dan psikotropik ; 1 surat
pesanan narkotik ; 1 bendel laporan narkotik dan psikotropik bulan
Juli s/d Nopember 2010 ;
Diserahkan kepada yang berhak yaitu Wiwik Suprihatiningsih.
Menyatakan alat bukti berupa fotocopy No. 1 s/d No. 38 tetap dalam
berkas perkara ;
5. Membebani kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah) ;
Halaman 36
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Hakim Ketua Majelis,
Hakim-Hakim Anggota
ub
lik
am
ah
A
gu
ng
R
GADING MUDA SIREGAR, SH.MH masing-masing sebagai Hakim Angggota,
dan putusan mana diucapkan dalm persidangan yang terbuka untuk umum di
Pengadilan Negeri Semarang pada hari : Rabu, tanggal 15 Agustus 2012 oleh
TJIPTO. S. BASUKI, SH sebagai Hakim Ketua Majelis dan didampingi oleh
RAMA. J. PURBA, SH dan WINARTO, SH. masing-masing Hakim Anggota
dengan dibantu oleh TONNY BUHA, SH, Panitera Pengganti pada Pengadilan
Negeri Semarang, dengan dihadiri oleh : AGUNG DHEDY DWI HANDES,
SH,MH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Semarang, Terdakwa
SERTA PenasIhat Hukumnya.
( TJIPTO. S. BASUKI, SH )
ah
k
ep
( RAMA. J. PURBA, SH )
In
do
ne
si
Panitera Pengganti,
( TONNY BUHA, SH ).
es
on
Hal 37 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
lik
ah
A
gu
ng
R
( W I N A R T O, SH )
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 37
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
Catatan : putusan tersebut di atas belum mempunyai kekuatan hukum tetap,
karena Terdakwa pada tanggal 15 Agustus 2012 dengan No. 44/
Banding / Akta.Pid / 2012 / PN. Smg telah mengajukan banding.-
A
gu
PANITERA/SEKRETARIS
es
on
Hal 38 dari 38
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
lik
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
AGUNG RUMEKSO, SH.MH
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 38
Download