Sedikitnya ada tiga fungsi utama yang hams dijalankan oleh

advertisement
1.1. Latar Belakang
Sedikitnya ada tiga fungsi utama yang hams dijalankan oleh
pemerintah dalam fungsi pelayanan publik, yaitu fungsi pelayanan
masyarakat @ublic service function), fungsi pembangunan (development
function) dan fungsi perlindungan (protection function). Fungsi pelayanan
masyarakat berkaitan erat dengan pelaksanaan tugas-tugas umum
pemerintahan dan salah satunya adalah administrasi kependudukan.
Setiap penduduk yang mengalami peristiwa penting dan peristiwa
kependudukan hams melakukan pendaftaran kepada petugas negara.
Pendaftaran tersebut merupakan
sarana untuk pelayanan publik y n a
menetapkan status secara legal melalui penerbitan dokumen kependudukan.
Dokumen tersebut dapat bempa kartu, akte, maupun surat keterangan resmi
sebagai bukti identitas dan pengesahan tentang peristiwa penting dan
peristiwa kependudukan yang dialami. Dokumen ini sering kali di perlukan
untuk mendapatkan bentuk pelayanan publik lainnya misalnya di bidang
pendidikan , kesehatan, jaminan kesejahteraan sosial, dan lain lain.
Hasil pendaftaran penduduk juga memiliki fungsi demografi, yaitu
sebagai sumber data dan informasi perkembangan kependudukan yang
mutakhir dan bermanfaat bagi proses penyusunan kebijakan dan perencanaan
pembangunan yang berwawasan kependudukan.
Sesuai semangat otonomi daerah, dengan dikeluarkannya Undangundang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, penyelenggaraan
administrasi' kependudukan
kabupatedkota.
telah
diserahkan
kepada
pemerintah
Namun dalam ha1 merumuskan pedoman, standar,
spesifikasi teknis, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidang
administrasi kependudukan masih menjadi tangyng jawab Pemerintah
Pusat, dalam ha1 ini Direktorat Jenderal Admistrasi Kependudukan,
Departemen ~ a l a mNegeri. Dalam kaitan tersebut, perlu menyusun strategi
pengembangan sistem pendafiaran penduduk di kabupatedkota.
1.2. Identifikasi dan Perurnusan Masalah
Sistem
pendafiaran
penduduk
di
kabupatenlkota
memiliki
karakteristik dan masalah yang dapat digambarkan di bawah ini.
1. Aspek Peraturan Perundangan
Selama ini peraturan perundangan yang mengatur tentang pendaftaran
penduduk adalah Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977 ysng
pembuatannya berdasarkan Undang
-
Undang Nomor 5 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Dengan dikeluarkannya
Undang - Undang Nomor 22 ' ~ a h u n1999 tentang Pemerintahan Daerah,
secara otornatis Undang Undang sebelumnya beserta turunannya tidak
berlaku lagi. Sedangkan menurut TAP MPR Nomor 111 Tahun 2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang
-
Undangan, pasal 2 menyebut bahwa tata urutan peraturan perundangundangan Republik Indonesia adalah :
a. Undang - Undang Dasar 1945
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
I
c. Undang - Undang
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang ( Perpu )
e. Peraturan Pemerintah
f.
Keputusan Presiden
g. Peraturan Daerah
Dengan demikian, untuk menerbitkan Peraturan Daerah minimal hams
ada Keputusan Presiden tentang pendafiaran penduduk sekaliys
pengganti Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977.
2.
Aspek Kelembagaan
Pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 1
Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di
bidang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk kepada Daerah, sejak
saat itu lembaga yang menangani pendaftaran penduduk di daerah
menjadi semakin beragam sesuai kebutuhan daerah masing-masing.
Pengelolaan data kependudukan saat ini berada pada beberapa
Departemen yaitu Departemen Dalam Negeri, Departemen Agama dan
Departemen Kehakiman dan HAM. Hal ini menyebabkan sumber data
administrasi kependudukan tersebar, belum terkoordinir dan terintegrasi.
Aparat penyelenggara pendaftaran penduduk secara kualitas masih
kurang baik di Pusat maupun di daerah, ha1 ini terlihat dari banyaknya
petugas pelayanan pendafiaran penduduk di kabupatenlkota, kecamatan
dan desalkelurahan berasal dari instansi yang sama sekali tidak
berhubungan dengan kependudukan.
Masih banyak ditemukan kabupatenlkota belum memiliki peraturan
daerah tentang pendaftaran penduduk. Namun kegiatan pendaftaran
penduduk tetap berjalan walaupun dengan aturan seadanya yang dibuat
oleh pemerintah pusat
3.
Aspek Sarana dan Prasarana
Dukungan sarana dan prasarana dalam pelayanan pendafiaran
penduduk selama ini bemariasi antara lain manual, semi manual dan
komputer. Walaupun sudah menggunakan komputer belum ada relasional
dengan tempat pelayanan lainnya. Demikian juga formulir dan blangko
pendaftaran penduduk masih bemariasi dari satu daerah dengan daerab
lainnya.
4. Aspek Sumber Daya Manusia (Masyarakat)
Kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan
masih kurang, ha1 ini terlihat dari banyak masyarakat tidak bisa
mengikuti program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Ada juga seorang
anak gaga1 masuk tentara karena anak tersebut tidak memiliki akte
kelahiran, ha1 ini disebabkan oleh orang tua tidak memiliki surat
nikahlbuku nikah.
Sebagai dampak dari kondisi tersebut, muncul berbagai masalah
pokok terkait sistem pendaftaran penduduk saat ini adalah :
1). Dokumen kependudukan kurang dapat memberi kepastian hukum.
2). Cakupan pemilikan dokumen kependudukan sangat rendah.
3). Mutu pelayanan rendah
.
4). Mutu data rendah
Untuk mengatasi kondisi ini pemerintah dalam ha1 ini Dil-ektur
Jenderal
Administrasi
Kependudukan
berkewajiban
untuk
mengembangkan Sistem Administrasi Kependudukan yang dalam
penelitian ini difokuskan pada sistem pendaftarm penduduk di
kabupatedkota.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana mengidentifikasi
faktor internal
dan lingkungan
eksternal pada Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan
dalam rangka pengembangan sistem pendaftaran penduduk di
kabupatenlkota.
2.
Bagaimana strategi yang sesuai untuk diterapkan dalam ranpka
pengembangan sistem pendaftaran penduduk di kabupatedlcota .
1.3. Tujuan Penelitian
I
Berdasarkan perumusan masalah tentang sistem pendaftaran penduduk
di kabupatenlkota, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Melakukan identifikasi terhadap faktor lingkungan eksternal dan faktor
internal pada Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dalam
rangka pengembangan sistem pendaftaran penduduk di kabupatedkota.
2. Memformulasikan strategi pengembangan sistem pendaftaran penduduk
di kabupatedkota.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.
Bahan masukan bagi pimpinan Direktorat Jenderal Administrasi
Kependudukan, Departemen Dalam Negeri sebagai dasar penentuan
strategi dan rencana pengembangan selanjutnya.
2.
Bahan masukan bagi pemerintah Kabupatenlkota sebagai dasar
penentuan kebijakan dan pelaksanaan selanjutnya.
3.
Sarana untuk berlatih melakukan evaluasi dan analisis strategi pada
instansi pemerintah.
4.
Memperluas wawasan penerapan manajemen strategi dalam tugas dan
fungsi pemerintah.
5.
Sarana berlatih penerapan ilmu-ilmu manajemen yang diperoleh di
bangku kuliah.
Download