Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 DAFTAR ISI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Arief Alfiandri .................................................................... 1 Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kualitas Audit pada Perusahaan Non Keuangan Aries Jonathan .................................................................. 15 Analysis Of Influence Total Assets, Debt To Equity Ratio, Return On Equtiy, Total Sales, And Growth Earning Per Share On Price Earnings Ratio In Companies Food And Beverages Listed At Indonesian Stock Exchange A. Sri Wahyudi........................................................................ 27 Pengaruh Product Features, Brand Name, Price, dan Social Influence Terhadap Demand Denny Farabi ....................................................................... 37 Pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling Terhadap Customer Satisfaction Denny Septa Haryanti ......................................................... 49 Pengaruh Outcome Quality, Interaction Quality, Peer – To – Peer Quality Dan Customer Satisfaction Terhadap Customer Loyalty Dilla Noverita dan Hendra ...................................................... 59 Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Pengungkapan Sukarela pada Perusahan Manufaktur Alfian Arifin ........................................................................ 69 Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Arya Somanatta ................................................................... 79 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Agustin Palupi .................................................................... 89 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Anton Herdianto ..................................................................... 103 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Arleen Herawaty .................................................................... 115 Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail : [email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA. A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner. 8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 1-14 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN ARIEF ALFIANDRI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract : Human resources is a need to every company in order for the company to established itself in the market. This is an important factor since competition is getting tight in global market which was caused by factors technology and new competitors to the market. The aim of the study was to analyze and determine the influence of style of leadership, communication and work motivation on employee performance at Gading Pluit Hospital. This research uses decriptive-statistics method and casuality analisys, which has as many as 115 employee as sample. Nonprobability sampling with purposive sampling technique are the sampling method which are used. Simple regresion and multiple regresion are used to analyze. The result of the research indicated that style of leadership, communication and work motivation simultaneously have sugnificant effect on employee performance with determination value of 0,346 or 34,6%. Keyword: Style of Leadership, Communication, Work Motivation, Employee Performance PENDAHULUAN cepat merespon setiap perubahan global yang terjadi. Perubahan yang terjadi mengarah pada perubahan yang diinginkan oleh konsumen atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, seperti mutu yang lebih baik, penyerahan yang cepat dan mudah, dan harga yang lebih murah. Untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut maka perusahaan harus melakukan Setiap saat pertambahan jumlah bisnis di Indonesia semakin bertambah dan memaksa perusahaan-perusahaan untuk selalu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk mengahadapi persaingan yang ada, baik di tingkat nasional dan internasional, maka perusahaan harus mampu bersikap adaptif dan 1 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 perbaikan secara terus menerus serta mengefektifkan sarana yang ada untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, khususnya sumber daya manusia. Pelayanan dibidang kesehatan merupakan salah satu pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam bidang pelayanan kesehatan dan berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat. Tidak mengherankan pelayanan dibidang kesehatan harus selalu dibenahi agar selalu dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Pelayanan terbaik yang dimaksud adalah pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah. Karena sebuah negara akan bisa menjalani sebuah pembangunan yang baik apabila masyarakatnya sehat jasmani dan rohani. Agar selalu dapat mengembangkan pelayanannya, rumah sakit harus meningkatkan kinerja karyawan nya dalam bekerja, seperti pemberian layanan medis yang baik dan memberikan rasa nyaman kepada konsumen atau pasien. Pasien atau konsumen rumah sakit sangat mengiinginkan pelayanaan yang terbaik dari rumah sakit. Karyawan rumah sakit di haruskan serius dalam menangani seluruh pasien, karena pada beberapa tahun ini banyak terjadi kasus keterlambatan penanganan pasien yang meyebabkan kerugian pihak pasien seperti hilangnya nyawa sang pasien, penolakan 2 November 2012 terhadap pasien, kasus malpraktek dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan pasien komplain dan membuat pemberitaan yang tidak baik atas pelayanan suatu rumah sakit. Untuk menghindari masalah tersebut, maka karyawan diharapkan memberikan kinerja terbaiknya. Dan pihak perusahaan mendukung dengan memberikan faktor – faktor yang mampu meningkatkan kinerja para karyawan nya, seperti pemberian motivasi kerja, pengarahan tugas yang jelas dari para atasan, meciptakan suasana kerja yang baik dengan membangun komunikasi yang baik. Rumah Sakit Gading Pluit adalah sister hospital Rumah Sakit Pluit yang pertama di kawasan Kelapa Gading. Rumah Sakit Gading Pluit dibangun pada tahun 2004 dan hadir sebagai rumah sakit swasta modern yang dilengkapi berbagai fasilitas diagnostic unggul. Salah satu nya adalah Cyclotron And Pet CT Scan. Untuk mencapai misinya yaitu menjadi rumah sakit kepercayaan dan kebanggan masyarakat melalui pelayanan yang baik dan bermutu melalui SDM yang unggul dan profesional dalam menjalankan tugas pekerjaannya, yang didasari kasih dan pengabdian kepada sesama. Rumah Sakit Gading Pluit harus terus melakukan pemeliharan dan pengembangan SDM yang dimiliki nya. Karena pemeliharan dan pengembangan karyawan akan memberikan dampak yang baik pada kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, dengan menggunakan karyawan rumah sakit ISSN: 1410 -9875 Gading Pluit sebgai objek dalam penelitian ini. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang disusun oleh Kristanti dan Harahap (2012:27) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang. Arief Alfiandri Menurut Hersey (2004:29), “Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain”. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Jadi menurut penulis, Gaya Kepemimpinan adalah segala pola perilaku yang dilakukan oleh pemimpin untuk mengarahkan orang-orang, yang berupa kata-kata atau tindakan yang dapat dirasakan yang dapat mempegaruhi orangorang sehingga mau bekerja dan mencapai tujuan bersama. Gaya Kepemimpinan Komunikasi Gaya Kepemimpinan adalah cara yang digunakan seorang pemimpin untuk memimpin dan memberi arahan kepada inividu atau kelompok. Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya atau cara yang mampu meningkatkan produktifitas, memberikan pertumbuhan, dan mampu menyesuaikan dalam berbagai situasi. Menurut Diposoedarmo (2008:5) Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada suatu penerima melalui saluran untuk mencapai hasil atau tujuan . Menurut Robbins dan Judge (2008:49) “Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan’’. Menurut Ardana (2011:179), “Gaya Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang memang diinginkan bersama”. Menurut Stoner dalam Sutarto (2006:22), “Gaya Kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan pekerja”. Menurut Muhammad (2005:4), Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara pengirim dan penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Dalam hal ini pengirim pesan yang dimaksud dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi. Sedangkan penerima pesan dapat berupa anggota organisasi, pimpinanm atau kelompok dalam organisasi itu. Menurut Liliweri (2003:4), Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Jadi menurut penulis, Komunikasi adalah proses pengiriman pesan dari satu orang ke orang lain yang berupa simbolsimbol yang dapat dimengerti oleh penerima pesan, sehingga menghasilkan feedback. 3 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Motivasi Kerja Motivasi (Motivation) adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (Robbins dan judge 2008:222). Menurut As’ad (2002:45), “Motivasi Kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, yang biasa disebut pendorong atau semangat kerja”. Menurut George dan Jones (2005:175), “Motivasi Kerja adalah suatu keadaan psikologis dalam diri seseorang yang menentukan arah perilaku seseorang di dalam organisasi, tingkat usaha, dan kegigihan dalam menghadapi rintangan. Menurut Nawawi (2006:351), Motivasi Kerja merupakan suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Jadi menurut penulis, Motivasi Kerja adalah dorongan yang dirasakan seseorang dari dalam diri (intrinsik) dan dorongan yang di dapat dari luar (ekstrinsik) sehingga menjadi sebab seseorang mau melakukan sesuatu kegiatan. Kinerja Karyawan Menurut Dessler (2000:41) Kinerja (prestasi kerja) Karyawan adalah prestasi actual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dengan karyawan. Menurut Notoatmodjo (2009:124), “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan dalam kurun waktu tertentu”. 4 November 2012 Menurut Umam (2010:189), Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Jadi kinerja karyawan adalah prestasi karyawan yang telah dicapai dbandingkan dengan prestasi yang diharapkan yang berupa kualitas dan kuantitas dalam kurun waktu tertentu yang dihasilkan dari proses belajar. METODA PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif Kausal. Menurut Sekaran (2006:158) Penelitian Deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran kepada peneliti mengenai aspekaspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya. Menurut Sugiyono (2009:56), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat. Dimana dalam penelitian ini terdapat variabel independen (Gaya kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi kerja) dan variabel dependen (Kinerja karyawan). ISSN: 1410 -9875 Arief Alfiandri Objek Penelitian Populasi yang penulis gunakan dalam penelitan ini adalah karyawan RS. Gading Pluit. Rumah Sakit ini adalah sister hospital Rumah Sakit Pluit yang pertama di kawasan Kelapa Gading. Rumah Sakit Gading Pluit dibangun pada tahun 2004 dan hadir sebagai rumah sakit swasta modern yang dilengkapi berbagai fasilitas diagnostic unggul. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2009:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Menurut Sugiyono (2009:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah sampel/responden yang diambil oleh peneliti sebanyak 115 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota pupolasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2009:120). Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang dipilih sebagai sampel karena peneliti menilai bahwa seseorang tersebut memiliki informasi yang relevan bagi penelitiannya, dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan peneliti sebelumnya. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu karyawan yang telah memiliki masa kerja minimal dua tahun. Tabel 1 Variabel dan Pengukurannya No 1 Variabel Penelitian Gaya Kepemimpinan (X1) Indikator - - - Skala Pengukuran Biasanya atasan langsung saya hanya Skala Likert mengajukan tujuan yang ingin dicapai dan menyerahkan kepada saya bagaimana mencapainya. Atasan langsung saya sering menekankan pentingnya tugas dan meminta saya melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Ketika memberi tugas, atasan langsung saya sering menekankan pentingnya efesiensi dan meminta anak buah untuk menyelesaikan tugas sesegera mungkin. 5 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 No Variabel Penelitian Indikator - - 2 Komunikasi (X2) - - 3 6 Mootivasi Kerja (X3) November 2012 Skala Pengukuran Ketika memberikan tugas, atasan saya sering memberitahu anak buah untuk tidak merusak hubungan dengan orang tertentu. Ketika memberi tugas, atasan langsung saya biasanya berdiskusi dengan saya, dan jarang memberikan perintah secara leterlek (kaku). Atasan langsung saya menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan anak buahnya. Saya mempercayai rekan sekerja saya. Skala Likert Rekan sekerja saya bergaul baik satu sama lain. Hubungan saya dengan rekan sekerja saya memuaskan. Saya mempercayai supervisor langsung saya. Supervisior langsung saya jujur dengan saya. Supervisior saya mau mendengarkan saya. Saya bebas untuk tidak setuju dengan supervisior saya. Saya dapat memberitahu supervisior langsung saya ketika ada sesuatu yang tidak beres. Supervisior saya memuji saya karena kerja saya bagus. Supervisior saya bersikap ramah terhadap anak buahnya. Supervisior langsung saya memahami kebutuhan kerja saya. Hubungan saya dengan supervisior saya memuaskan. Skala Likert A. intrinsik - Saya sungguh peduli dengan pekerjaan saya. - Pekerjaan saya sangat menyenagkan dan menantang. - Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk belajar sesuatu yang berbeda dan baru. ISSN: 1410 -9875 No Arief Alfiandri Variabel Penelitian Indikator Skala Pengukuran Jika saya sudah kaya, saya masih mengambil pekerjaan ini karena menantang dan menyenagkan. ekstrinsik - Saya bekerja keras untuk mendapatkan promosi jabatan. - Saya mendukung kerja lembur demi mendapatkan insentif. - Jika bukan karena uang, saya tidak akan menerima pekerjaan ini. Kualitas kerja karyawan ini melebihi Skala Likert rata-rata karyawan lain. Kualitas kerja karyawan ini jauh lebih baik dari karyawan lain Efisiensi karyawan ini melebihi ratarata karyawan lain. Standar kualitas karyawan melebihi standar resmi yang ada. Karyawan berusaha dengan lebih keras dari pada seharusnya. Karyawan memegang standar profesional yang tinggi Kemampuan karyawan melaksanakan pekerjaan inti bagus Ketepatan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan bagus Pengetahuan karyawan berkaitan dengan pekerjaan utamanya adalah baik Kreativitas karyawan dalam melaksanakan pekerjaan utamanya adalah baik - B. 4 Kinerja Karyawan (Y) - - HASIL PENELITIAN Uji Hipotesis Uji Hipotesis 1 Ho1: Tidak terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Ha1: Terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. 7 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Tabel 2 menunjukan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan memiliki hubungan yang cukup (0,25 – 0,50). Sedangkan besar nya R square sebesar 0,190 berarti bahwa variabel Kinerja Karyawan (y) dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 19,0%, dan sisanya (81,%) dapat dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Model Summary Hipotesis 1 Model Summary Model R R Square Std. Error of the Estimate Adjusted R Square 1 .435a .190 .182 a. Predictors: (Constant), x1_total 2.320 Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Berdasarkan tabel diketahui nilai R sebesar November 2012 diatas 0,435 Tabel 3 Coeficient Hipotesis 1 Coefficientsa Model B 1 Standardized Coefficients Beta Unstandardized Coefficients (Constant) Std. Error 25.595 2.758 .605 .118 x1_total .435 t Sig. 9.279 .000 5.140 .000 a. Dependent Variable: y_total Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Pada tabel karena nilai Sig variabel gaya kepemimpinan (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Berdasarkan tabel maka didapat persamaan sebagai berikut: diatas regresi y = 25,595 + 0,605 x1 + e Analisis: 1. Jika variabel gaya kepemimpinan (x1) = 0 maka kinerja karyawan (y) sebesar 25,595. 8 2. Setiap kenaikan 1 satuan nilai dari gaya kepemimpinan (x1) akan meningkatkan kinerja karyawan (y) sebesar 0,605. Uji Hipotesis 2 Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Ha2 : Terdapat pengaruh antara komunikasi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. ISSN: 1410 -9875 Arief Alfiandri Tabel 4 menunjukan bahwa variabel komunikasi memiliki hubungan yang cukup (0,25 – 0,50). Sedangkan besarnya R square sebesar 0,148 berart bahwa variabel variabel kinerja karyawan (y) dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi sebesar 14,8%, dan sisanya (85,2%) dapat dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Model Summary Hipotesis 2 Model Summary Model R Adjusted Std. Error of R Square R Square the Estimate 1 .385a .148 .141 a. Predictors: (Constant), x2_total 2.379 Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Berdasarkan tabel diketahui nilai R sebesar diatas 0,385 Tabel 5 Coeffisients Hipotesis 2 Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Model 1 (Constant) Std. Error 25.984 3.106 .292 .066 x2_total Standardized Coefficients Beta .385 t Sig. 8.366 .000 4.437 .000 a. Dependent Variable: y_total Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Pada tabel 5 karena nilai Sig variabel komunikasi (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komuikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. setiap kenaikan 1 satuan nilai dari komunikasi (x2) akan meningkatkan kinerja karyawan (y) sebesar 0,292 Berdasarkan tabel maka didapat persamaan sebagai berikut: Uji hipotesis 3 diatas regresi y = 25,984 + 0,292 x2 + e Analisis: 1. jika komunikasi (x2) = 0 maka kinerja karyawan (y) sebesar 25,984 Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Ha3 : Terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. 9 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Tabel 6 menunjukan bahwa variabel motivasi kerja memiliki hubugan yang cukup (0,25 – 0,50). Sedangkan besar nya R square sebesar 0,218 berarti bahwa variabel kinerja karyawan (y) dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja sebesar 21,8%, dan sisanya (78,2%) dapat dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Model Summary Hipotesis 3 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 .466a .218 .211 a. Predictors: (Constant), x3_total November 2012 Std. Error of the Estimate 2.280 Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R sebesar 0,466 Tabel 7 Coefficient Hipotesis 3 Coefficientsa Standardized Coefficients Beta Unstandardized Coefficients B Model 1 (Constant) x3_total Std. Error 22.205 3.134 .607 .108 .466 t Sig. 7.085 .000 5.605 .000 a. Dependent Variable: y_total Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Pada tabel 7 karena nilai Sig variabel motivasi kerja (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. setiap kenaikan 1 satuan nilai dari motivasi kerja (x3) akan meningkatkan kinerja karyawan (y) sebesar 0,607. Berdasarkan tabel diatas maka di dapat persamaan regresi sebagai berikut: Uji Hipotesis 4 Ho4 : Tidak terdapat pengaruh Gaya Kepemimpnan, Komunikasi, dan Motivasi Kerja secara bersama - sama terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Ha4 : Terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi Kerja secara y = 22,205 + 0,607 x3 + e Analisis: 1. jika motivasi kerja (x3) = 0 maka kinerja karyawan (y) sebesar 22,205 10 ISSN: 1410 -9875 Arief Alfiandri Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R sebesar 0,603 menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan (x1), komunikasi (x2), dan motivasi kerja (x3) memiliki hubugan yang kuat (0,50 – 0,75) dengan variabel kinerja karyawan (y). Sedangkan besar nya adjusted R square sebesar 0,346 berarti bahwa variabel kinerja karyawan (y) dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan (x1), komunikasi (x2), dan motivasi kerja (x3) sebesar 34,6%, dan sisanya (65,4%) dapat dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. bersama - sama terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Tabel 8 Model Summary Hipotesis 4 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .603a 2.075 .363 .346 a. Predictors: (Constant), x3_total, x2_total, x1_total Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Tabel 9 Coefficient Hipotesis 4 Coefficientsa Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients B Model 1 (Constant) Std. Error Beta 9.585 3.819 x1_total .287 .122 x2_total .229 x3_total .438 t Sig. 2.510 .014 .206 2.349 .021 .059 .302 3.884 .000 .112 .337 3.918 .000 a. Dependent Variable: y_total Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Berdasarkan tabel diatas maka didapat persamaan regresi sebagai berikut: y = 9,585 + 0,287 x1 + 0,229 x2 + 0,438 x3 + e Analisis: 1. Nilai konstanta sebesar 9,585 menunjukan jika Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi Kerja = 0, maka Kinerja Karyawan sebesar 9,585 2. Setiap kenaikan 1 satuan nilai dari Gaya Kepemimpinan (x1) akan meningkatkan nilai Kinerja Karyawan (y) sebesar 0,287 satuan, jika nilai variabel Komunikasi dan Motivasi Merja diasumsikan konstan. 3. Setiap kenaikan 1 satuan nilai dari Komunikasi (x2) akan 11 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 meningkatkan nilai Kinerja Karyawan (y) sebesar 0,229 satuan, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja diasumsikan konstan. November 2012 meningkatkan nilai Kinerja Karyawan (y) sebesar 0,438 satuan, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi diasumsikan konstan. 4. Setiap kenaikan 1 satuan nilai dari Motivasi Kerja (x3) akan Tabel 10 ANOVA Hipotesis 4 ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 272.753 3 90.918 Residual 477.891 111 4.305 Total 750.643 114 F 21.117 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), x3_total, x2_total, x1_total b. Dependent Variable: y_total Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS Pada tabel 10 karena nila Sig variabel Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi Kerja sebesar (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi kerja secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. PENUTUP Berdasarkan hasil dari analisa yang telah dibahas sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. 12 2. Terdapat pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. 3. Terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. 4. Terdapat pegaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Gading Pluit. Penelitian ini keterbatasan, yaitu: memiliki 1. Adanya keterbatasan variabel independen (Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Motivasi Kerja) maupun ISSN: 1410 -9875 variabel dependen (Kinerja Karyawan) yang diteliti dalam penelitian ini. 2. Keterbatasan pada metode survey bahwa peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden, sehingga dapat saja pengisiian kuisioner ini dilakukan oleh orang lain yang tidak sesuai dengan karakteristik dan pendapat responden yang bersangkutan. Arief Alfiandri Peneliti memiliki beberapa rekomendasi atau saran atas penelitian yang telah dilakukan. Mungkin hal ini bisa menjadi sarana informasi ataupun acuan dalam penelitian selanjutnya. 1. Memasukkan variabelvariabel lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 2. Menggunakan obyek penelitian lain yang lebih luas sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar. REFERENSI Ardana,I Komang, Mujiati, Ni Wayan., Mudhiarta Utama,I Wayan. 2011. Manjemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Graha Ilmu. As’ad, Moh. 2002. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Daft,Richard L. 2010. New Era Management. Edisi kesembilaan, Jakarta: Salemba Empat. Dessler, Gary. 2000. Manajemen Personalia. Edisi 3. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga. Diposoedarmo. 2008. Komunikasi Penugasan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung. George and Jones. 2005. Understanding And Mnaging Organitational Behaviour 4th edition.Pretince Hall: Pearson. Gujarati, Damonar. 2003. Ekonometrika Dasar. Edisi Enam. Jakarta: Erlangga. Hair, Joseph F., Anderson, R.E., and Black, W.C. 2010. Multivariate Data Analysis. New Jersey : Prentice Hall International Inc. Hariandja, Marihot T.E. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hersey. 2004. Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta: Delaprasata. Kiswanto, M. 2010. Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja karyawan Kaltim Pos Samarinda. Kristanti dan Harahap H.Pahlawansjah. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Keryawan (Studi Pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang). Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: AMP YKPN. Kusomo, Wahyu. 2013. Analisi Pengaruh Motivasi Kerja, Iklim Organisasi, dan Stress Kerja Terhadapa Kinerja Karyawan Studi Kasus Karyawan Departemen ASO di PT. Adi Sarana Armada Semarang. 13 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.bandung: PT. Refika Aditama. Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mulyana, Dedi. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, Mulia. 2000. Manajemen personalia edisi kedua: Djambatan. Nawawi, Hadari. 2006. Manajemen sumber daya manusia untuk bisnis yang kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka cipta. Riyadi, Selamet. 2013. Pengaruh kompensasi finansial, Gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan manufaktur. Robbins, Stephen and Timothy Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistik 19. PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO. Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar maju. Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research Methods For Business : A Skill Building Approach. New York : John wiley & Sons ltd. Sekaran, Uma. 2006. Metode penelitian untuk bisnis. Jilid 1. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Surabaya : Alfabet. Sutarto. 2006. Dasar-dasar kepemimpinan adminisrasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Umam, Khaerul. 2010. Perilaku organisasi. Bandung: Pustaka Setia. Usman ,husnaini. 2006. Manajemen teori, praktik dan riset penddidikan. Jakarta. Pt. bumi aksara Viethzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo. Yulk, Gary. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: Prenhallindo. 14 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 2, November 2012, Hlm. 15-26 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN ARIES JONATHAN STIE Trisakti [email protected] Abstrak: The purpose of this study is to assess some variables that affect the audit quality by analyzing the influence of public accounting firm size, public accounting firm’s reputation, firm size, sales changes, loss, rasio leverage, cash flow from operation, and public accounting firm’s rotation. This research used a sample of listed non financial companies firms in Indonesian Stock Exchange during 2007-2010. Dependent variable in this research is audit quality that measured by discretionary accruals. Multiple regression model is used to this study for analyzing. The results of this research indicate that firm size, rasio leverage, and cash flow from operation have influence to the audit quality. Otherwise, public accounting firm size, public accounting firm’s reputation, changes sales, loss and public accounting firm’s rotation have no influence to the capital structure. Keywords: Audit Quality, Public Accounting Firm Size, Public Accounting Firm’s Reputation, Firm Size, Changes Sales, Loss, Rasio Leverage, Cash Flow From Operation, and Public Accounting Firm’s Rotation. auditor eksternal perusahaan. kualitas audit itu sendiri ditentukan oleh berbagai faktor, sperti kompetensi, independensi, ukuran KAP, struktur kepemilikan dan sebagainya. Penelitian yang dilakukan Choi et al. (2010) mengemukakan bahwa perusahaan audit besar dan terkenal (big 4) menyediakan layanan audit yang berkualitas tinggi daripada perusahaan audit kecil dan tidak terkenal. Penelitian ini mengembangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Choi et al. (2010) dengan menambahkan rotasi kantor akuntan publik, Pendahuluan Skandal akuntansi yang terjadi beberapa tahun lalu yang melibatkan Enron dan Arthur Andersen mengakibatkan kepercayaan publik menurun terhadap KAP besar dan perusahaan besar. Untuk mengembalikan kepercayaan publik tersebut, maka dibutuhkan peran KAP untuk mengaudit laporan keuangan agar bebas dari salah saji yang material dan kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Baik buruknya kualitas laporan keuangan ditentukan dari hasil pengauditan yang dilakukan oleh auditor internal maupun 15 Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1 menggunakan periode penelitian tahun 2007 sampai 2010 berbeda dari penelitian terdahulu yang menggunakan periode penelitian tahun 2000 sampai 2005. Sampel yang digunakan penelitian terdahulu adalah U.S. audit client firm. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan pemilihan sampel adalah karena presentase perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak dari jumlah perusahaan dari kelompok industri lainnya. Alasan penambahan variabel rotasi kantor akuntan publik adalah karena pada penelitian Choi et al. (2010) belum ada pengukuran mengenai rotasi kantor akuntan publik yang dianggap bisa mempengaruhi kualitas audit yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas laba di dalam laporan keuangan (Siregar 2011). Motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan hasil dari penelitian Choi et al. (2010) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dengan melakukan pengembangan penelitian dengan penambahan variabel, serta perbedaan tahun penelitian dan perbedaaan sampel penelitian yang digunakan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah ukuran kantor akuntan publik, reputasi kantor akuntan publik, ukuran perusahaan, perubahan penjualan, kerugian, rasio leverage, arus kas dari operasi, dan rotasi kantor akuntan publik mempengaruhi kualitas audit?. 16 November 2012 RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) dalam Wibowo dan Rossieta (2010) melihat hubungan antara manajer dan pemilik dalam hal kerangka keagenan. Dalam hubungan keagenan, ada kontrak yang dibuat antara pemilik (prinsipal) dan manajer (agen). Berdasarkan kontrak, agen wajib untuk memberikan pelayanan kepada prinsipal. Agen juga diberikan hak istimewa untuk membuat keputusan bisnis atas nama dan untuk kepentingan prinsipal. Namun, kepentingan prinsipal dan agen tidak selalu sama sehingga akan menyebabkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, sebagai pihak yang diberi kewenangan untuk mengelola perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator antara prinsipal dan agen dan untuk memonitor perkerjaan manager dan agen. Gavious (2007) dalam Wibowo dan Rossieta (2010) berpendapat bahwa masalah keagenan auditor disebabkan oleh mekanisme organisasi antara auditor dan manajemen. Dimana auditor ditunjuk oleh manajemen untuk melakukan audit untuk kepentingan pemegang saham, tetapi di sisi lain, biaya audit dibayarkan oleh manajemen. Ini menciptakan konflik kepentingan yang tak terhindarkan yang akan dihadapi oleh auditor. Mekanisme organisasi ini dapat menyebabkan auditor harus bergantung pada klien. Sebagai hasilnya, para auditor dapat kehilangan independensi mereka ISSN: 1410 -9875 karena mereka harus mengakomodasi kepentingan klien demi kelanjutan perikatan audit. Teori Signaling Laporan akuntansi sering dijadikan sebagai sinyal informasi tentang kondisi suatu perusahaan, dimana tren pendapatan dapat mencerminkan keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini dapat menghasilkan kabar buruk, menurunkan atau menaikkan dividen, perataan laba, dan sebagainya. Pengungkapan laporan akuntansi ini membantu investor dalam pengambilan keputusan (Godfrey et al. 2010). Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi semua manajer untuk sinyal harapan keuntungan di masa depan. Karena, jika investor mempercayai sinyal tersebut, harga saham akan meningkat sehingga para pemegang saham dan manajer akan mendapatkan keuntungan. Perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik akan memberikan sinyal bahwa perusahaan tersebut rendah dalam melakukan manajemen laba, sehingga kualitas auditnya tinggi (Godfrey et al. 2010). Kualitas Audit Kualitas audit merupakan suatu peluang dimana auditor eksternal bisa mendeteksi kesalahan dalam laporan keuangan suatu perusahaan dan kemudian melaporkan temuannya itu kepada manajemen perusahaan atau pengguna laporan keuangan (DeAngelo 1981 dalam Siregar et al. 2011). Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen Aries Jonathan pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (IAPI 2011). Laporan keuangan audit dimaksudkan untuk mengurangi risiko informasi dan meningkatkan pengambilan keputusan (Arens et al. 2008 dalam Al-Thuneibat et al. 2010). Auditor mempunyai tanggung jawab untuk memastikan apakah laporan keuangan suatu perusahaan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Jika kualitas audit yang dihasilkan buruk maka laba yang dihasilkan cenderung tidak terlalu tepat untuk menggambarkan hasil operasi serta kondisi keuangan perusahaan (Chen et al. 2004 dalam Siregar et al. 2011). Kualitas audit biasanya dikaitkan dengan kualitas laba yang dilaporkan perusahaan. Dalam penelitiannya, Kim et al. (2002) dalam Siregar et al. (2011) menilai kualitas audit dengan menggunakan pendekatan kualitas laba perusahaan. Johnson et al. (2002) dalam Siregar et al. (2011) menilai kualitas laba dengan besaran akrual diskresioner yang terkandung dalam angka laba. Sehingga nilai akrual diskresioner yang semakin besar mengindikasikan kualitas laba yang lebih rendah (Chen et al. 2004 dalam Siregar et al. 2011). Ukuran Kantor Akuntan Publik Ukuran kantor akuntan publik dilihat dari banyaknya jumlah klien yang diaudit oleh suatu KAP pada tahun yang bersangkutan. Deangelo (1981) dalam Nindita dan Siregar 17 Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1 (2012) menunjukkan bahwa semakin besar ukuran kantor akuntan publik, semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkan. Francis et al. (1999) dalam Handayani dan Rachadi (2009) menyebutkan bahwa hasil audit perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non big four, terindikasi lebih banyak melakukan pelaporan laba oportunistik daripada perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik big four. Reputasi Kantor Akuntan Publik Big four auditors adalah empat kelompok firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani perkerjaan audit untuk perusahaan publik, perusahaan swasta maupun perusahaan tertutup. Empat besar auditor tersebut adalah: Price Waterhouse Cooper, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, dan KPMG. Beberapa penelitian terdahulu berpendapat bahwa KAP big four akan memberikan layanan kualitas audit yang lebih baik daripada KAP non big four. Herusetya (2009) dalam Nindita dan Siregar (2012) menemukan bahwa reputasi auditor berhubungan positif dengan kualitas pelaporan keuangan, termasuk kualitas laba. Kualitas pelaporan keuangan disini dapat dianggap sebagai kualitas audit karena kemampuan menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas bertujuan untuk melindungi reputasi nama KAP. Oleh karenanya ketika reputasi auditor baik seperti big four, auditor tersebut cenderung menghasilkan kualitas audit yang baik pula agar reputasi mereka tetap baik (Nindita dan Siregar 2012). Khurana et al. 18 November 2012 (2004) dalam Siregar (2011) menemukan bahwa kualitas audit lebih tinggi dari KAP big four hanya terjadi di negara Amerika Serikat, namun tidak untuk negara lain dalam penelitian mereka (Australia, Kanada, dan Inggris) begitu juga di indonesia ini dikarenakan risiko litigasi terhadap KAP big four sebagai auditor besar lebih tinggi di Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya, sehingga di Amerika Serikat KAP big four lebih memperhatikan kualitas auditnya (Siregar et al. 2011). Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan biasanya diukur dari jumlah total aset yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan besar akan lebih memilih auditor dari KAP besar (big 4) daripada auditor dari KAP kecil untuk mengaudit laporan keuangannya. Karena KAP besar (big 4) akan menyediakan kualitas audit yang lebih baik daripada KAP kecil. Ukuran perusahaan adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga memungkinkan dilakukan manajemen laba (Kusumawardhani 2012). Perusahaanperusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar (Albreeth et al. 1990 dalam Siregar et al. 2011). Selain itu perusahaan kecil lebih sering melakukan manajemen laba untuk menghindari kerugian. ISSN: 1410 -9875 Perubahan Penjualan Peningkatan volume penjualan akan meningkatkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang rendah cenderung melakukan praktek manajemen laba sehingga kualitas auditnya rendah. Menurut Kim et al. (2003) dalam Handayani dan Rachadi (2009), perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi, kemungkinan tidak termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang rendah, maka memiliki kencenderungan untuk menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan manipulasi laba. Kerugian Kerugian adalah kondisi dimana perusahaan memperoleh pendapatan yang lebih kecil dari biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional. Perusahaan dengan laba yang negatif diekspektasikan akan memiliki hubungan yang negatif dengan kualitas akrual, artinya perusahaan yang melaporkan kerugian tidak memiliki lebih banyak insentif untuk memainkan labanya dibandingkan perusahaan yang melaporkan laba positif (Nindita dan Siregar 2012). Rasio Leverage Rasio leverage menunjukkan seberapa besar total utang yang dipakai untuk membiayai operasional perusahaan maupun melakukan ekspansi usaha. Semakin Aries Jonathan rendahnya rasio utang, itu menunjukkan bahwa semakin bagusnya kondisi perusahaan. Artinya hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dengan utang. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mempunyai motivasi untuk melakukan manajemen laba yang lebih besar ( Siregar et al. 2011). Arus Kas Operasi Laporan arus kas memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang bisa digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Perusahaan yang memiliki arus kas yang kecil mengindikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang tidak baik, sehingga perusahaan cenderung menggunakan akrual diskresioner untuk menutupi kelemahannya ( Nindita dan Siregar 2012), sebaliknya perusahaan yang memiliki arus kas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan rendah dalam mengatur laba (AlThuneibat et al. 2010). Rotasi Kantor Akuntan Publik Departemen Keuangan Republik Indonesia menerapkan kebijakan rotasi akuntan publik dan kantor akuntan publik dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tanggal 5 februari 2008 dimana rotasi akuntan publik harus dilakukan setiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 6 tahun (Siregar et al. 2011). Tujuan adanya peraturan rotasi KAP adalah untuk meningkatkan kualitas audit. 19 Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Model Penelitian Model penelitian menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang terdapat dalam penelitian. Ukuran KAP Reputasi KAP Ukuran Perusahaan Perubahan Penjualan Kerugian Rasio Leverage Arus Kas Operasi Rotasi KAP Kualitas Audit November 2012 Pengembangan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah yang akan diteliti. Hipotesishipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1 Ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha2 Reputasi kantor akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha3 Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha4 Perubahan penjualan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha5 Kerugian mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha6 Rasio leverage mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha7 Arus kas operasi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Ha8 Rotasi kantor akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. METODA PENELITIAN Gambar 2.1 Model Penelitian 20 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2010. Ringkasan prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: ISSN: 1410 -9875 Aries Jonathan Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Keterangan Jumlah perusahaan Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut 285 dari tahun 2007 sampai 2010 (5) Perusahaan yang laporan keuangannya tidak berakhir 31 desember Perusahaan yang laporan keuangannya (46) tidak disajikan dalam mata uang rupiah (Rp) (32) Perusahaan yang tidak memiliki data laporan keuangan yang lengkap 202 Total Perusahaan yang menjadi sampel Jumlah data 1.140 (20) (184) (128) 808 Sumber: hasil pengumpulan data Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Kualitas Audit PPEjt Ajt-1 ejt Dalam penelitian ini variabel kualitas audit diukur dengan menggunakan pendekatan laba, yaitu akrual diskresioner yang diukur dengan modified Jones model (1991) (Choi et al. 2010). Dimana nilai akrual diskresioner didapat dari meregresikan persamaan dibawah ini dan nilai akrual diskresioner yang didapat kemudian diabsolutkan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: ACCRjt / Ajt-1 = α1[1/Ajt‐1] + α2[(∆REVjt ‐ ∆RECjt)/Ajt‐1] + α3[PPEjt/Ajt‐1] + εjt Keterangan : ACCR = income before extraordinary item – cash flow from operation ∆REVjt = perubahan pendapatan perusahaan antara tahun t dan t-1 ∆RECjt = perubahan piutang bersih perusahaan antara tahun t dan t-1 = aset tetap bruto perusahaan pada tahun t = total asset perusahaan pada tahun t-1 = discretionary accruals Ukuran Kantor Akuntan Publik (UK_KAP) Dalam penelitian ini ukuran KAP diukur dari banyaknya jumlah klien yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang diaudit oleh suatu KAP pada tahun yang bersangkutan (Choi et al. 2010). Reputasi Kantor Akuntan Publik (REP_KAP) Dalam penelitian ini reputasi KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana KAP yang termasuk dalam big four diberi nilai 1 (satu), sedangkan yang tidak termasuk dalam big four diberi nilai 0 (nol) (Choi et al. 2010). Ukuran Perusahaan (UK_PER) Ukuran perusahaan diukur menggunakan natural log dari total aktiva (Choi et al. 2010). 21 Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Perubahan Penjualan (PRBHN_PENJ) Perubahan penjualan diukur menggunakan perubahan dalam penjualan dibagi dengan total aset (Choi et al. 2010). PRBHN_PENJ = Arus Kas Operasi (CFO) Arus kas dari operasi diukur dengan menggunakan nilai arus kas dari operasi dibagi dengan total aset (Choi et al. 2010). Nilai arus kas dari operasi ( Salest – Sales[t-1]) ARSK_OPR = Total Aset Rotasi Kantor Akuntan Publik (ROT_KAP) Rotasi KAP adalah pergantian penggunaan jasa audit dari suatu KAP yang dilakukan setiap 6 tahun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Dalam penelitian ini variabel rotasi KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy. Dimana jika terjadi rotasi KAP karena regulasi diberi nilai 1 (satu) dan beri nilai 0 (nol) jika sebaliknya (Siregar et al. 2011). Kerugian (KERUGIAN) Kerugian diukur dengan menggunakan varibel dummy. Dimana perusahaan yang melaporkan kerugian pada tahun berjalan diberi nilai 1 (satu) dan perusahaan yang melaporkan laba diberi nilai 0 (nol) (Choi et al. 2010). Rasio leverage (LEV) Rasio leverage diukur dengan menggunakan total liabilities divided by total assets (Choi et al. 2010). LEV = November 2012 Total Aset HASIL PENELITIAN Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian statistik deskritif. Total Kewajiban Total Aset Tabel 2 Statistik Deskriptif KL_AUDIT UK_KAP REP_KAP UK_PER PRBHN_PENJ KERUGIAN LEV CFO ROT_KAP Valid N N Minimum Maximum Mean 808 808 808 808 808 808 808 808 808 808 0,00004 1 0 22,64267 -4,66419 0 0,00034 -0,52944 0 1,22006 97 1 32,83653 1,52975 1 8,24998 1,12659 1 0,0758675 32,82 0,37 27,8890228 0,0583475 0,15 0,5341073 0,0753983 0,02 Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 22 Std. Deviation 0,08743328 28,610 0,482 1,65726038 0,37834645 0,357 0,47516979 0,11822546 0,152 ISSN: 1410 -9875 Aries Jonathan Berdasarkan hasil uji t Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Statistik t Coefficients(a) Variabel B Sig. Kesimpulan Constant UK_KAP REP_KAP UK_PER PRBHN_PENJ KERUGIAN LEV CFO ROT_KAP 0,179 1,159E-5 0,012 -0,004 -0,002 0,002 0,040 -0,058 -0,003 0,942 0,211 0,030 0,827 0,823 0,000 0,035 0,883 Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh a. Dependent Variable: KL_AUDIT Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, rasio leverage dan arus kas operasi berpengaruh terhadap kualitas audit sedangkan ukuran kantor akuntan publik, reputasi kantor akuntan publik, perubahan penjualan, kerugian, dan rotasi kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas. Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi, antara lain adalah sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri perusahaan non keuangan dan tidak termasuk perusahaan keuangan, tahun periode pengamatan yang terbatas hanya empat tahun, yaitu dari tahun 2007-2010, Dalam penelitian ini hanya menguji 8 variabel yang diduga mempengaruhi kualitas audit, data klien kantor akuntan publik yang digunakan hanya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja, model regresi dalam penelitian ini terdapat heteroskedastisitas dan data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal. Rekomendasi yang disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah jumlah sampel penelitian tidak hanya perusahaan non keuangan tetapi juga meneliti perusahaan keuangan, memperbarui tahun periode pengamatan, menambah variabel lain yang diduga mempengaruhi kualitas audit, seperti independensi dan kompetensi auditor, spesialisasi auditor, struktur kepemilikan dan sebagainya, menambah data klien kantor akuntan publik tidak hanya terdiri dari perusahaaan yang listing di Bursa Efek Indonesia tetapi data klien perusahaan yang non lisiting yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang bersangkutan, untuk mengatasi heteroskedastisitas dan data yang tidak berdistribusi normal, disarankan untuk menambah jumlah data. 23 Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 REFERENSI Algifari. 2010. Statistitika deskriptif plus untuk ekonomi dan bisnis. Yogyakarta; UPP STIM YKPN. Al-Thuneibat, Ali A., Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa, and Rana Ahmad Ata Baker. 2010. Do audit tenure and firm size contribute to audit quality? Empirical evidence from Jordan. Managerial Auditing Journal, vol.26, no.4, Oktober, hlm317-334, http://search.proquest.com/docview/861089424/13DB1950C62AFDE05 2/1?accountid=31731. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams, Jeffrey D. Camm, and James J. Cochran. 2012. Canada: south-westren cengage learning statistics for business and economics. Edisi dua belas. Choi, Jang-Hag, Chansog (Francis) Kim, Jeong-Bon Kim, and Yoonsoek Zang. 2010. Audit office size, audit quality, and audit pricing. Journal of the American Accounting Association, vol.29, no. 1, Mei, hlm 73-97, http://search.proquest.com/docview/205364052/13DB1E368DD42D2BD 31/1?accountid=31731. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS19.Edisi lima. Universitas Diponegoro. Giri, Efraim F. 2011. The effect of tenure and reputation of public accounting firm toward audit quality: case of mandatory rotation of auditors in Indonesia. The Journal of Accounting Research, vol.14, no.1, Januari, hlm 41-63. Handayani RR Sri, and Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol.11, no.1, April, hlm 33-56. Hartadi, Bambang. 2012. Pengaruh fee audit, rotasi KAP, dan reputasi auditor terhadap kualitas audit di Bursa Efek Indonesia. http://www.stiesia.ac.id/jurnal/index.php/article/get_data_article/2 /201210 04007/1. Herusetya, Antonius. 2009. Pengaruh ukuran auditor dan spesialisasi auditor terhadap kualitas laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, vol.6, no.1, Juni, hlm 46-70, http://accounting.fe.ui.ac.id/jaki/vol-61.html. Hoitash, Rani, Ariel Markelevich, and Charles A. Barragato. 2007. Auditor fees and audit quality. Managerial Auditing Journal, vol.22, no.8, hlm 761-786 http://search.proquest.com/docview/274532519/13DB19A3CF43EA7FA A6/6?accountid=31731. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar professional akuntan publik .Jakarta; Salemba Empat. Indriantoro, N and Bambang Supomo. 1999. Metodologi penelitian bisnis. Yogyakarta; BPFE. Jackson, Andrew B., Michael Moldrich, and Peter Roebuck. 2008. Mandatory audit firm rotation and audit quality. Managerial Auditing Journal, vol.23, no.5, hlm 420-437, 24 ISSN: 1410 -9875 Aries Jonathan http://search.proquest.com/docview/274633257/13DB1A0845F9DDE19F/1?ac countid=31731. Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh corporate governance, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Jurnal Akuntan dan Sistem Teknologi Informasi, vol.9, no.1, Oktober, hlm 4154. http://ejournal.unisri.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/520/45 4. Maradona, Agus F., Sutrisno, Grahita Chandrarin. 2010. Audit tenure and audit quality: Evidence of mandatory auditor rotation in Indonesia. The Indonesian Journal of Accounting Research, vol.13, no.2, Mei, hlm 99-116. Nindita, chairunissa and Sylvia Veronica Siregar. 2012. Analisa pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap kualitas audit di Indonesia. Jurnal akuntansi dan keuangan, vol.14, no2, November, hlm91-104, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/view/18711 /0. Siregar, Sylvia V., Fitriany, Arie Wibowo, and Viska Anggraita. 2011. Rotasi dan kualitas audit: Evaluasi atas kebijakan Menteri Keuangan KMK No. 423/KMK. 6/2002 tentang jasa akuntan publik. Journal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, vol.8, no. 1, Juni, hlm 1-20. Supranto, J. 2009. Statistik teori dan aplikasi. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta; Penerbit Erlangga. Wibowo, Arie and Hilda Rossieta. 2010. Determinant factors of audit quality. The Indonesian Journal of Accounting Research, vol. 13, no. 1, Januari, hlm 29-44. 25 Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1 26 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 27-36 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA ANALYSIS OF INFLUENCE TOTAL ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUTIY, TOTAL SALES, AND GROWTH EARNING PER SHARE ON PRICE EARNINGS RATIO IN COMPANIES FOOD AND BEVERAGES LISTED AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE A.SRI WAHYUDI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract : A Stock valuation is a very important factor in the investment of stock. One of the best methods of this analysis is Price Earning Ratio. It based on the ratio between price per share in the stock market and available net profit for the stockholders. Price earning ratio is applied to identify the stock to buy or sell. This thesis consist of independent variables analysis that are estimated to influence PER, by employing an empirical test to the data of the companies recorded in Jakarta Stock Exchange and taken from an Indonesian Capital Market Directory. The independent variables taken by the writer is the total assets, debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), sales, and growth of earnings pershare.Based on the result of the analysis, independent variable of debt to equity ratio has a big and significant influence to PER. Which is appropriate to be considered as the analysis tool in estimating PER value, of course, it excludes the other variables which are not include by the writer in this research. Keywords : Price Earnings Ratio (PER), Total Asset, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Total Sales, the Growth of Earnings Per-Share. harus ditanggung. Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan semua modalnya (Sawidji, 2004:91). Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak semua investor mengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang menawarkan return yang tinggi (Sawidji,2004:7). Diantara berbagai instrumen pasar modal, saham merupakan instrumen investasi PENDAHULAN Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa datang (Abdul Halim, 2005:2). Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. Hukum ekonomi berlaku, semakin tinggi return yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risiko yang 27 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 yang memiliki tingkat return dan risiko yang tinggi. Disisi lain return atas investasi saham yaitu dividen dan capital gain lebih sulit diprediksi, sehingga investor harus melakukan analisis saham guna memperoleh keuntungan yang diharapkan (Subekti, 2002:5). Valuasi saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham (Husnan, 2001:34). Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba dan sebagainya. Pada dasarnya proses valuasi saham yang dilakukan oleh analis keuangan bertujuan untuk bisa menghasilkan tingkat keuntungan yang menarik, dan mengidentifikasikan saham mana yang sebaiknya dijual atau dibeli, namun pada pasar modal yang efisien akan sulit bagi investor untuk memperoleh tingkat bunga keuntungan di atas normal. Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value) (Hartono, 2000:79). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi saham karena dapat 28 November 2012 membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Investor dalam mempertimbangkan pembuatan keputusan membeli atau menjual saham dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan. Salah satu pendekatan dalam penilaian saham adalah pendekatan PER (P/E Ratio Approach). Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk mengukur nilai perusahaan pada saat tertentu berdasar laba yang dicapainya yang dihitung dengan membagi harga saham di pasar dengan labanya. Dengan mengetahui PER suatu perusahaan diketahui posisi saham relatif terhadap saham-saham lainnya (Subekti, 2002:35). Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel perusahaan (misalnya penjualan, laba dan dividen) yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. (Abdul Halim, 2003:16). Perbandingan harga saham dengan earnings per share yang ditunjukkan dengan price earnings ratio merupakan rasio yang sering digunakan analisis sekuritas untuk menaksir harga saham. Secara umum dikatakan bahwa PER yang rendah mengindikasikan murahnya harga saham, sehingga layak untuk dibeli. Namun demikian, ada kalanya investor tetap membeli saham yang memiliki PER tinggi kalau investor tersebut percaya pada potensi perkembangan beberapa tahun kemudian (Cahyono, 2000:153). Saham-saham yang mempunyai price earnings ratio relatif tinggi tidak saja mencerminkan tingkat ISSN: 1410 -9875 pertumbuhan yang tinggi tetapi juga meningkatkan kepercayaan dan kekayaan investor. Dengan demikian sangat logis bila setiap investor mengharapkan adanya keuntungan (return) tentunya dengan tingkat risiko yang kecil atas investasi yang telah dilakukan. Pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model untuk menilai PER perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pula kewajaran harga suatu saham perusahaan (Praditya, 2004:8). Penelitian ini merupakan pengembangan (expand replicant) dari penelitian Mulia (2002). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini hanya meneliti satu sektor dan menggunakan periode penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah Total Asset, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equtiy (ROE), Total Sales, serta growth of Earnings Per-Share (growth EPS) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER). Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio atau PER adalah metoda untuk menilai saham diukur dengan harga pasar per saham terhadap laba per lembar saham (Weston dan Copeland, 2000:262). PER merupakan suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham (Simamora, A. Sri Wahyudi 2000:531). Price Earning Ratio is the equivalent of a multiple of net earnings, or in other words, it is the number of years necessary to reach pay back for an investment, assuming that the company will continue to generate the same result over the interval (Broadman, 2000:53). Price Earning Ratio (PER) adalah rasio untuk menilai saham dengan cara membagi harga saham per lembar dengan Earning pershare. Total Assets Total asset adalah total aktiva atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lainlain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan total ekuitas (Margaretha, 2003:108). Total asset adalah total keseluruhan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar atau total liabilities ditambah total equity (Kuncoro, 2001:45). Total asset adalah seluruh harta perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, yaitu dari current asset sampai dengan fixed asset dan juga tangible asset (Harahap, 2005:252). Total Asset is equal to total capital regardless of how much capital is equity and how much is debt (Livingstone and Grossman, 2009:15). Total asset merupakan jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lainlain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah H1 Total assets berpengaruh terhadap price earning ratio 29 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Debt to Equity Ratio (DER) DER merupakan rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. (Simamora, 2000:533). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utangutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri (Dendawijaya, 2005:121). Debt to Equtiy Ratio is a ratio of Total Liabilities to owner’s equity;measures the relationship between the amount of debt financing of equity financing (owner’s funds) (Gitman,and McDaniel, 2008:494). Debt to Equity Ratio (DER) adalah untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang didanai modal sendiri. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah H2 Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap price earning ratio. Return on Equity (ROE) Rasio Return on Equity (ROE) adalah mengukur pengembalian yang akan diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham EAT dengan modal saham (Walsh, 2003:56). ROE adalah rasio laba bersih terhadap modal saham (Zvi Bodie et all, 2001:447). Return on equity is a percentage determined by dividing pretax profits (from P& L) by equity/net worth (from balance sheet) (Tyson and Schell, 2008:240). Return on Equity (ROE) adalah rasio laba bersih terhadap modal saham. Hipotesis yang diajukan adalah 30 November 2012 H3 Return on Equity berpengaruh terhadap price earning ratio Total Sales Total penjualan adalah total pendapatan dari hasil penjualan bersih yang berasal baik dari kegiatan operasi maupun nonoperasi (Kuswadi, 2006:91). Total Sales adalah penjualan bersih dari laporan laba rugi perusahaan, diperoleh melalui hasil penjualan seluruh produk selama jangka waktu tertentu dan hasil penjualan yang dicapai dari market share yang merupakan pasar potensial, yang dapat terdiri dari kelompok pembeli selama jangka waktu tertentu (Irawan dan Basu Swastha, 2001:461). Total sales is a measure refers to the number or size of goods and services sold (Madura 2006:547). Total Sales adalah penjualan bersih dari laporan laba rugi perusahaan, yang diperoleh melalui hasil penjualan seluruh produk selama jangka waktu tertentu dan hasil penjualan yang dicapai dari market share yang merupakan pasar potensial. Hipotesis yang diajukan adalah H4 Total Sales berpengaruh terhadap price earning ratio Growth Of Earning Per-Share (EPS) Pertumbuhan laba bersih per saham (rasio pertumbuhan earning per share) adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan EPS di tahun lalu. Perhitungan rasio ini diukur dengan membandingkan EPS dari tahun ini dikurangi EPS tahun lalu kemudian dibagi dengan EPS tahun lalu (Harahap, 2003:310). Growth Earning per-share adalah kecenderungan kenaikan laba per ISSN: 1410 -9875 lembar saham dari satu periode ke periode berikutnya, dapat dikatakan perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan laba per lembar saham (Husnan, 2001:382). Growth Earning per-share diperoleh dengan membandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS) pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan, perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham (Sutrisno, 2003:265). Growth Earning per-share is the rate of change from year to year demonstrates how well one company is able to continue profitable growth from year to year (Thomsett 2009:222). Growth Earning per-share adalah rasio yang membandingkan EPS dari tahun ini dikurangi EPS tahun lalu kemudian dibagi dengan EPS tahun lalu. Hipotesis yang diajukan adalah H5 Growth of earning pershare berpengaruh terhadap price earning ratio. METODA PENELITIAN Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI) periode dan Indonesian Capital Market Directory. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki data harga saham penutupan dan earning pershare. Teknik penarikan sampel probability samping yang artinya A. Sri Wahyudi tiap perusahaan dalam populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel dengan kriteria-kriteria sebagai berikut Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI. Perusahaan Food & Beverages tidak melakukan aktivitas yang dapat mempengaruhi jumlah dan harga saham seperti right issue, bonus share, stock split, dividen share, emisi saham baru selama periode pengamatan. Price Earning Ratio atau PER adalah metoda untuk menilai saham diukur dengan harga pasar per saham terhadap laba per lembar saham (Weston dan Copeland, 2000:262). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Brigham dan Houston (2007:116) untuk menghitung PER menggunakan rumus: Price per share = Earning per share Keterangan : PER = Rasio harga terhadap laba Price per share = Harga per lembar saham Earning per share = Laba per lembar saham PER Total Asset Total asset adalah total aktiva atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lainlain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan total ekuitas (Margaretha, 2003:108). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Walsh (2010:25) untuk menghitung Total Asset menggunakan rumus: Total Asset = Total Liabilities + Total equity 31 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Keterangan: Total Asset = Jumlah keseluruhan asset Total Liabilities = Jumlah keseluruhan kewajiban Total Equity = Jumlah keseluruhan modal Untuk variabel Total Asset di dalam model dinyatakan dalam logaritma natural (ln), dengan tujuan untuk 1)Menunjukan laju perubahan variabel, 2) Menyamakan satuan pengukuran Logaritma Natural (ln) ialah logaritma dengan basis bilangan 10. Hubungan antara logaritma natural dengan logaritma biasa adalah lneX=2.3026.log10X (Gujarati, 2003:175), maka variabel Total Asset menjadi lnTotal Asset. Total Assets = Ln Natural) Total Assets Ln = Logaritma Natural (Logaritma Debt to Equity Ratio (DER) DER merupakan rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. (Simamora, 2000:533). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Walsh (2010:133) untuk menghitung DER menggunakan rumus: November 2012 Total Equity = Jumlah keseluruhan modal Return On Equity (ROE) Rasio Return on Equity (ROE) adalah mengukur pengembalian yang akan diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham EAT dengan modal saham (Walsh, 2003:56). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Brigham dan Houston (2007:115) untuk menghitung ROE menggunakan rumus: ROE = EAT Total Equity Keterangan: ROE = Tingkat pengembalian modal EAT = Laba Setelah Pajak Total Equity = Jumlah keseluruhan modal Total Sales Total penjualan adalah total pendapatan dari hasil penjualan bersih yang berasal baik dari kegiatan operasi maupun nonoperasi (Kuswadi, 2006:91). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Kuswadi (2006:52) untuk menghitung Total Sales menggunakan rumus: Total Sales = COGS + Gross Total Debt DER = Total Equity Keterangan: DER = Rasio hutang terhadap modal Total Debt = Jumlah keseluruhan hutang 32 Profit Keterangan: Total Sales = Total Penjualan COGS = Harga Pokok Penjualan Gross Profit = Laba Kotor ISSN: 1410 -9875 A. Sri Wahyudi Untuk variabel Total Sales di dalam model dinyatakan dalam logaritma natural (ln), dengan tujuan untuk 1)Menunjukan laju perubahan variabel, 2) Menyamakan satuan pengukuran Logaritma Natural (ln) ialah logaritma dengan basis bilangan 10. Hubungan antara logaritma natural dengan logaritma biasa adalah lneX=2.3026.log10X (Gujarati, 2003:175), maka variabel Total Sales menjadi lnTotal Sales. Total Sales = Ln (Logaritma Natural) Total Sales Ln = Logaritma Natural Growth Earning per-share (EPS) Pertumbuhan laba bersih per saham (rasio pertumbuhan earning per share) adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan EPS di tahun lalu. Perhitungan rasio ini diukur dengan membandingkan EPS dari tahun ini dikurangi EPS tahun lalu kemudian dibagi dengan EPS tahun lalu (Harahap, 2003:310). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Sawidji (2008:37) untuk menghitung Growth EPS menggunakan rumus: Growth EPS = EPSn - EPSn - 1 EPSn - 1 Keterangan: Growth EPS = Pertumbuhan EPS EPSn = EPS pada tahun sekarang EPSn-1 = EPS pada tahun lalu HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil pengujian sebagai berikut : Pengujian hipotesis pertama Total Assets terhadap Price Earning Ratio diperoleh nilai signifikansi lebih besar daripada alpha (α) yaitu 0.249>0.05 sehingga dapat disimpulkan Ho1 diterima dan Ha1 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan Total Assets terhadap Price Earnings Ratio pada Perusahaan Food & Beverages, ini artinya jika semakin tinggi Total Asset maka semakin tinggi pula Price Earnings Ratio. Berarti terjadi hubungan positif antara Total Asset terhadap Price Earning Ratio. Pengujian hipotesis yang kedua menghasilkan nilai signifikansi lebih besar daripada alpha (α) yaitu 0.524>0.05 sehingga dapat disimpulkan Ho2 diterima dan Ha2 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio terhadap Price Earnings Ratio pada Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI . Pengujian hipotesis ketiga menghasilkan nilai signifikansi lebih kecil daripada alpha (α) yaitu 0.035<0.05 sehingga dapat disimpulkan Ho3 ditolak dan Ha3 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan Return On Equity terhadap Price Earnings Ratio pada Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI. Pengujian hipotesis keempat menghasilkan nilai signifikansi dan nilai signifikansi lebih besar daripada alpha (α) yaitu 0.250 >0.05 sehingga dapat disimpulkan 33 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Ho4 diterima dan Ha4 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan Total Sales terhadap Price Earnings Ratio pada Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI. Pengujian hipotesis keempat menghasilkan nilai signifikansi lebih besar daripada alpha (α) yaitu 0.865>0.05 sehingga dapat disimpulkan Ho5 diterima dan Ha5 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan Growth Earning Per Share terhadap Price Earnings Ratio pada Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI. PENUTUP Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh total assets dan return equity terhadap price earnings ratio, adapun ketiga variabel yang lain yaitu debt to equity ratio, total sales, dan growth earning pershare tidak berpengaruh signifikan terhadap price earnings ratio. Berdasarkan penelitian diatasterdapat implikasi bahwa variabel Return On Equity (ROE) merupakan alat analisa yang baik dalam menilai PER perusahaan, karena berpengaruh signifikan, maka bagi perusahaan hendaknya November 2012 lebih memperhatikan rasio ini dikarenakan investor melihat sejauh mana si perusahaan dapat memberikan keuntungan serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan dari keuntungan dari investasi. Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini, dimana faktor faktor yang diduga mempengaruhi PER, sebaiknya mengambil sektor perusahaan yang cukup banyak agar diperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian yang penulis lakukan hanya mencakup 1 sektor yang jumlahnya sedikit. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melanjutkan penelitian ini, sebaiknya juga memasukkan variabel independen lain yang diperkirakan memiliki pengaruh besar terhadap PER ke dalam model, seperti dividend payout ratio sehingga lebih diperoleh bentuk model PER yang lebih optimal. Selain itu investor sebaiknya menguasai analisis fundamental, terutama faktorfaktor yang mempengaruhi PER, karena dalam jangka panjang sangat berguna melengkapi analisis teknikal, sehingga investor dapat melakukan estimasi atas nilai PER di masa yang akan datang dalam periode tertentu. REFERENSI Basu Swastha dan Irawan. 2001. Manajemen Penjualan, BPFE, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Bodie, Zvi; Kane, Alex dan Marcus, Alan J. 2001. Investments, Edisi kelima, Penerbit McGraw-Hill, New York. Boedijoewono, Noegroho. 2001. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan, Edisi Revisi, Jilid Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta 34 ISSN: 1410 -9875 A. Sri Wahyudi Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston. 2007. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta. Broadman, Harry G. 2000. Case-by-case privatization in the Russian Federation: lessons from International Experience. USA: The World Bank. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta. Durbin, J., dan Watson, G.S. 1951. Testing for Serial Correlation in Least Square Regression. Biometrika, Vol. 38. Hlm. 159 – 177 Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2005. Structural equation modeling: Teori, konsep, dan aplikasi dengan program Lisrel. Semarang: Badan penerbit Universitas Dipenogoro. Gitman, Lawrence J. & Carl Mc Daniel. 2008. The Future of Business:The Essentials, Fourth Edition. USA:Nelson Education. Grossman, Theodore & Livingstone JL. 2009. The Portable MBA in Finance and Accounting, fourth Edition. NewJersey:Hoboken. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics, international ed. McGrawHill: New York. Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi 2, PT Salemba Emban Patria, Jakarta. Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi, Edisi 2, PT Salemba Emban Patria, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2003. Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Jaka E Cahyono, Dua Puluh Dua (22). 2000. Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham, Jilid 1, Elex Media Komputindo, Jakarta. Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE. Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Kuswadi. 2006. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi Orang Awam, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Madura,J eff. 2006. Pengantar Bisnis, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Margaretha Farah. 2003. Teori dan Aplikasi – Manajemen Keuangan – Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek, Edisi Pertama, Penerbit PT Grasindo, Jakarta. 35 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 36 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 37-48 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH PRODUCT FEATURES, BRAND NAME, PRICE, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP DEMAND DENNY FARABI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine structural relationship of product features, brand name, price, and social influence with demand for smartphone. This research is also to improve the results of prior researches. Population of this research in people who lived in Bekasi city and using Smartphone Samsung Galaxy S Series. Data collected from 111 valid prescreened youth people who have experience in using and owning smartphone, selected using purposive sampling method. This research were tested against the research model using regression with SPSS. The result shows that product features, brand name, and social influence have influences towards demand for smartphone. Otherwise, price do not have influences towards demand. Y = 10.139 + 0.174X1 + 0.010X2 + 0.014X3 + 0.410X3 memberikan sumbangan terbesar untuk PDB Nasional tahun 2012. Disusul kemudian sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian. Kenaikan permintaan akan produk barang jadi atau setengah jadi baik domestik maupun internasional, telah mendorong perkembangan sektor industri pengolahan menjadi sektor yang terbesar peranannya dalam pembentukan PDB sejak tahun 1991. (Data “Pendapatan Nasional Indonesia 2009-2012”, BPS). Struktur PDB sektor industri pengolahan didominasi oleh PENDAHULUAN Di tahun 2009, PDB secara global didominasi oleh kontribusi dari industri jasa. Sebesar 64 persen penerimaan PDB dunia berasal dari industri jasa yang mengalami pertumbuhan dengan cepat dan menguasai hamper setengah dari penerimaan PDB dunia. Industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 32 persen dari penerimaan PDB dunia. Sedangkan Industri pertanian menyumbang 4 persen dari penerimaan PDB Dunia. Di Indonesia, industri manufaktur atau pengolahan 37 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 subsektor industri bukan migas, khususnya industri makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 7,58 persen pada tahun 2012. Subsektor alat angkutan, mesin dan peralatannya memiliki peranan sebesar 5,65 persen, sedangkan kontribusi subsektor industri yang lain kurang dari 5,00 persen. Pertumbuhan pemakai smartphone di Indonesia diprediksi meningkat dari 6% di 2011 menjadi 22% pada 2012, atau naik tiga kali lipat. Mereka menggunakan handphone pintar untuk kepentingan jejaring sosial dan chatting. Tak heran jika kemudian Jakarta menjadi kota terbesar ke-2 di dunia pengguna Facebook. Temuan itu seperti dilaporkan Ericsson Lab yang melakukan riset sejak awal 2011 hingga awal 2012 kepada 6.600 responden di seluruh Indonesia. Dikatakan bahwa orang yang sudah maupun belum memiliki smartphone, di 2012 ini akan membeli smartphone. Di perkotaan, pertumbuhannya naik dari 8% pada 2011 menjadi 22%. Yang mengejutkan, di pedesaan angka penggunanya naik dari 5% menjadi 21%. Orang-orang di desa sepertinya tak mau ketinggalan menggunakan smartphone (SWA, Juli 2013). Menurut hasil riset Nielsen yang berjudul “Decoding the Asian Mobile Consumer 2013”, negaranegara di Asia Pasifik diyakini akan mengalami tren pertumbuhan pesat dalam penggunaan ponsel cerdas. Penetrasi smartphone terbesar terjadi di Hong Kong dan Singapura dengan pertumbuhan 87% dari populasi. Pertumbuhan terbesar 38 November 2012 kedua terjadi di Malaysia dengan 80%, disusul Australia 75%, dan China 71%. Sementara penetrasi di Thailand tercatat 49%, Indonesia 23%, India 18%, dan Filipina 15%. (AC Nielsen, 2013). Pertumbuhan smartphone nasional justru mulai pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dari laporan Badan Pusat Statistik, Indonesia tercatat mengimpor ponsel 15.338 ton lebih dengan nilai belanja USD 2,6 miliar di sepanjang 2013. Dan dikutip dari laporan IDC di kuartal keempat 2013, Samsung tercatat masih merajai pasar smartphone di Indonesia dengan angka pengapalan 1.137.664 unit. Samsung sudah mencapai dua kali lipat total volume dari vendor pesaingnya, yaitu Apple, dan mengapalkan lebih banyak unit dibandingkan gabungan total volume empat pesaing lainnya, seperti dijabarkan pada table berikut ini. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Product Features Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) berpendapat bahwa “ feature (fitur) adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.” Dari ketiga definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Product features adalah : Karakteristik tambahan yang dimiliki suatu produk atau jasa untuk melengkapi fungsi utamanya ISSN: 1410 -9875 dan memberikan nilai tambah untuk menarik perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Brand Name Menurut Rangkuti (2004: 2), brand name adalah bagian dari brand yang dapat diucapkan. Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Brand name adalah : Suatu bagian dari merk yang berupa kata-kata atau susunan huruf yang dapat diucapkan untuk diferensiasi produk sehingga dapat mempermudah dikomunikasikan maupun dipasarkan. Price Menurut Swani dan Yoo (2010: 143), “Price is the amount of money expected, required, or given in payment for a product.” Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Price adalah : “Sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan dan juga seringkali dijadikan indikator kepuasaan konsumen atas manfaat yang diterimanya dari produk atau jasa tersebut.” Social influence Menurut Jogiyanto (2007:321) “Pengaruh sosial (social influence) didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem baru.” Denny Farabi Dari ketiga definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Social influence adalah : “Pengaruh yang datang dari lingkungan individu dan mempengaruhi persepsi individu dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan produk atau jasa tertentu.” Demand Kotler dan Keller (2012:10) berpendapat bahwa “Demands are wants for specific products backed by an ability to pay.” Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris paribus). Mau dan mampu disini memiliki arti betapapun orang berkeinginan atau membutuhkan sesuatu, jika ia tidak memiliki uang atau tidak bersedia mengeluarkan uang sejumlah tertentu untuk melakukan pembelian, maka keinginan tersebut tetap keinginan, dan belum disebut permintaan. Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Demand adalah: Keinginan terhadap suatu produk atau jasa yang diikuti dengan kemampuan dan kesediaan untuk membeli dengan sejumlah harga yang sudah ditentukan. Model Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, yang disesuaikan dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dibuat suatu model penelitian sebagai berikut: 39 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Gambar 1 Model Penelitian Berdasarkan model penelitian diatas, dapat diketahui rumusan hipotesis Hipotesis ke-1: Ho1 : Tidak terdapat pengaruh product features terhadap demand for smartphones Ha1 : Terdapat pengaruh product features terhadap demand for smartphones Hipotesis ke-2: Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Brand Name terhadap demand for smartphones Ha2 : Terdapat pengaruh Brand Name terhadap demand for smartphones Hipotesis ke-3: Ho3 : Tidak terdapat pengaruh Price terhadap demand for smartphones Ha3 : Terdapat pengaruh Price terhadap demand for smartphones Hipotesis ke-4: Tidak terdapat pengaruh Social Influence terhadap demand for smartphones 40 Terdapat pengaruh Social Influence terhadap demand for smartphones METODA PENELITIAN Rancangan / Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan penelitian pada pengaruh product features, brand name, product price, dan social influence terhadap demand for smartphone merk Samsung Galaxy menggunakan penelitian deskriptif dan kausalitas. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah smartphone merk Samsung Galaxy S Series yang mana didasarkan pada beberapa kriteria. Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Product Features (X1) Product features adalah seperangkatan kelengkapan yang dimiliki suatu produk yang ISSN: 1410 -9875 ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan atau permintaan konsumen terhadap manfaat produk 2. Definisi Brand Name (X2) Brand name adalah inisial eksklusif yang dimiliki produk sebagai bentuk identifikasi di pasar. 3. Definisi Price (X3) Product price adalah sejumlah angka yang diperkirakan, diberikan, atau diminta dalam Denny Farabi bentuk pembayaran untuk suatu produk. 4. Definisi Social Influence (X4) Social influence adalah suatu dampak secara emosi yang timbul akibat adanya dorongan atau preferensi dari sosial. 5. Definisi Demand for Smartphones (Y) Demand for Smartphones adalah kemauan konsumen untuk membeli produk, diikuti dengan kemampuan daya beli. Variabel dan Pengukurannya Tabel 1 Variabel dan Pengukuran Variabel Indikator Pengukuran Product Features Smartphone’s design (X1) Likert Smartphone has more applications High quality of games Internet accessibility Its operation system Brand Name (X2) Internationally recognized smartphone Likert A trustworthy brand of smartphone Only buy favorite brand of smartphone Brand name is a major factor that influences my decision towards buying a smartphone Price (X3) Willingness to buy a smartphone even Likert though the price is higher Only buy a smartphone during a price reduction period Using smartphone is expensive overall Price is main consideration Social Influence (X4) Almost all of friend and 41 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Demand for Smartphone (Y) family members use smartphone Friends and family members think that we should all use smartphones Friends and family members influenced to buy smartphone People around have encouraged to use smartphone Intend to continue using smartphone Intend to increase the use of the smartphone in the future Intend to use smartphone for ecommerce Willingness to find more details about smartphones Intend to recommend others November 2012 Likert Likert Sumber: Norazah Mohd Suki, 2013 HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah laki-laki (49 orang/49,1%) dan perempuan (62 orang/55,9%). Responden yang berusia 1820 tahun adalah sebanyak 10 orang (9%), responden yang berusia 21-23 tahun adalah sebanyak 53 orang (47,7%), dan responden yang berusia 24 tahun keatas adalah sebanyak 48 orang (43,2%). Responden yang berpendidikan akhir tingkat SMA Sederajat sebanyak 51 orang (45,9%), responden yang 42 berpendidikan akhir tingkat Diploma sebanyak 27 orang (24,3%), responden yang berpendidikan akhir tingkat Sarjana sebanyak 31 orang (27,9%), dan responden yang berpendidikan akhir tingkat Master sebanyak 2 orang (1,8%). Responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 9 orang (8,1%), responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 64 orang (57,7%), responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 26 orang (23,4%), dan responden yang bekerja sebagai lainnya sebanyak 12 orang (10,8%). Responden yang menggunakan smartphone Samsung ISSN: 1410 -9875 Denny Farabi Galaxy S2 sebanyak 5 orang (4,5%), responden yang menggunakan smartphone Samsung Galaxy S3 sebanyak 45 orang (38,7%), responden yang menggunakan smartphone Samsung Galaxy S4 sebanyak 51 orang (45,9%), dan responden yang menggunakan smartphone Samsung Galaxy S5 sebanyak 12 orang (10,8%). Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ROE Variabel R R-squared Hubungan Product features 0.199 0.040 Brand name Price 0.206 0.043 0.118 0.014 Sangat lemah Sangat lemah Sangat lemah Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel product features terhadap demand adalah sangat lemah, dimana variasi variabel demand dapat dijelaskan oleh variasi variabel product features sebesar 4%, sisanya sebesar 96% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Hubungan antara variabel brand name terhadap demand adalah sangat lemah, dimana variasi variabel demand dapat dijelaskan oleh variasi variabel brand name sebesar 4,3%, sisanya sebesar 95,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Variabel Constant Product features Social Influence 0.457 0.208 Cukup kuat Selanjutnya, hubungan antara variabel price terhadap demand adalah sangat lemah, dimana variasi variabel demand dapat dijelaskan oleh variasi variabel price sebesar 1,4%, sisanya sebesar 98,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Dan terakhir, hubungan antara variabel social influence terhadap demand adalah cukup kuat, dimana variasi variabel demand dapat dijelaskan oleh variasi variabel social influence sebesar 20,8%, sisanya sebesar 79,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Tabel 3 Uji t-Statistik Hipotesis ke-1 t-Statistik Coefficient 13.678 6.538 0.230 2.121 Prob. 0.000 0.036 43 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Berdasarkan tabel 3 nilai thitung variabel product features sebesar 2,121 lebih besar dari ttabel 1,982 (dF=109) berada di wilayah penolakan H0. Maka dapat Variabel Constant Brand name Variabel Constant Price 44 Prob. 0.000 0.219 disimpulkan bahwa Ha3 ditolak dan Ho3 diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh price (X3) terhadap demand (Y). Tabel 6 Uji t-Statistik Hipotesis ke-4 Coefficient t-Statistik 13.602 15.678 0.429 5.358 Berdasarkan tabel nilai thitung variabel social influence sebesar 5,358 lebih besar dari ttabel 1,982 (dF=109) berada di wilayah penolakan H0. Maka dapat Prob. 0.000 0.030 disimpulkan bahwa Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh brand name (X2) terhadap demand (Y) Tabel 5 Uji t-Statistik Hipotesis ke-3 Coefficient t-Statistik 16.277 10.981 0.137 1.236 Berdasarkan tabel 5 nilai thitung variabel price sebesar 1,236 lebih kecil dari t-tabel 1,982 (dF=109) berada di wilayah penerimaan H0. Maka dapat Variabel Constant Social influence disimpulkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh product feature (X1) terhadap demand (Y). Tabel 4 Uji t-Statistik Hipotesis ke-2 Coefficient t-Statistik 15.096 10.934 0.204 2.200 Berdasarkan tabel 4 nilai thitung variabel brand name sebesar 2,200 lebih besar dari t-tabel 1,982 (dF=109) berada di wilayah penolakan H0. Maka dapat November 2012 Prob. 0.000 0.000 disimpulkan bahwa Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh social influence (X4) terhadap demand (Y). ISSN: 1410 -9875 Tabel 7 Hasil Analisis Korelasi Regresi Berganda R 0.483 R-squared 0.233 Adjusted Rsquared 0.204 Dari tabel diatas diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.483, yang berarti product feature (X1), brand name (X2), price (X3), dan social influence (X4) secara bersama-sama memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap demand (Y) karena berada di antara > 0.25 – 0.5. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui nilai adjusted R square sebesar 0.204 yang artinya besarnya variasi variabel demand (Y) yang dapat dijelaskan oleh product feature (X1), brand name (X2), price (X3), dan social influence (X4) sebesar 20,4% dan sisanya 79,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Tabel 8 Hasil Analisis Anova Regresi Berganda F Sig. Regression 8.044 .000b Residual Total Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa product feature (X1), brand name (X2), price (X3), dan social influence (X4) memiliki tingkat signifikansi (Sig) sebesar 0.000, dimana tingkat signifikansi dibawah alpha sebesar 0.05 maka product feature, brand Denny Farabi name, price, dan social influence memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap demand Smartphone Samsung Galaxy S Series di Kota Bekasi. PENUTUP Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh product feature terhadap demand Smartphone. Dan juga terdapat pengaruh brand name terhadap demand Smartphone. . Terdapat pengaruh social influence (X4) terhadap demand (Y) Smartphone. Sementara itu, Tidak terdapat pengaruh price (X3) terhadap demand (Y) Smartphone. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada responden yang menggunakan smartphone merk Samsung Galaxy S Series sehingga kurang bisa menggeneralisasikan smartphone pada umumnya di Kota Bekasi. Adapun rekomendasi utukpenelitian lebih lanjut adalah 1. Menambah sampel penelitian, dengan begitu jumlah data akan lebih banyak. 2. Melakukan penelitian di wilayah geografi yang berbeda utuk melihat permintaan smartphone. 3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan model yang diusulkan dengan memasukkan variabel-variabel seperti lifestyle, budaya, dan juga faktor demografi seperti usia, dll. 45 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 REFERENSI Lovelock, C.H., J. Wirtz, dan Jayanta Chatterjee. 2011. Service Marketing : People, Technology, Strategy. Sixth Edition. USA: Prentice Hall. Badan Pusat Statistik, 2012. Data Pendapatan nasional Indonesia 2009-2012. Badan Pusat Statistik, 2009. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Huurdeman, Anton A. (2003), The Worldwide History of Telecommunications, IEEE Press and J. Wiley & Sons, 2003. Baker, Burton H. (2000), The Gray Matter: The Forgotten Story of the Telephone, Telepress, St.Joseph, MI, 2000. ISBN 0-615-11329-X. Smura, T., Kivi, A. & Toyli, J. (2009). A framework for analysing the usage of mobile services. Journal of Policy, Regulation and Strategy for Telecommunications, Information and Media, 11(4): 53-67. Chow, M. M., Chen, L. H., Yeow, J. A. & Wong, P. W. (2012). Conceptual paper: Factor affecting the demand of Smartphone among young adult. International Journal on Social Science Economics and Art, 2(2): 44-49.Badan Pusat Statistik, 2013. Kota Bekasi dalam Angka, 2013. Kotler, Phillip dan Keller. 2012.Marketing Management Edisi 14, Global Edition.Pearson Prentice Hall. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Suki, Norazah Mohd. 2013. Students’ Demand for Smartphone: Structural Relationships of Product Features, Brand Name, Product Price, and Social Influence, page 18. Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York: The Free Press. Rangkuti, Freddy. 2004, The Power of Brand, Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka. Swani, K. &Yoo, B. H. (2010). Interactions between price and price deal. Journal of Product and Brand Management, 19(2): 143-152 Oentoro, Deliyanti. 2012. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang PressIndo. Sarwono, Sarlito W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tian, L., Shi, J. & Yang, Z. (2009). Why does half the world’s population have a mobilephone? An examination of consumers’ attitudes toward mobile phones. CyberPshychology and Behaviour, 12(5): 513-516. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2011. Research Methods for Business: A skill Building Approach, 5th edition. New York: John Wiley and Sons. Hair, Joseph F. et.al, 2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ketujuh, ISBN, Semarang. Gujarati, Damodar.N., dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat. Ting, Ding Hooi., Suet.F.L., Tanusina S.P., Ca .G.L., & Gay .C.K. 2011. Dependency on Smartphone and the Impact on Purchase Behaviour. Young Consumer, Vol. 12 ISS: 3. 46 ISSN: 1410 -9875 Denny Farabi Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi 2). 1996. Jakarta: Balai Pustaka. Rice, Ronald E., Katz, James E. 2008. Assesing New Cell Phone Text and Video Services: Telecommunications Policy. Elsevier. Vol. 7, p. 455. Singer, C., A. Hall, T. Williams. 1958. 3 A History of Technology, Vol. 3. London: Oxford University Press. Jones, S., R. Kovac, and Groom F. M. 2009. Introduction to Communication Technologies: A Guide for Non Engineers. Bocaraton: CRC Press. Josephson, Matthew. 1992. Edison: A Biography. New York: Wiley. SWA. Article: Tahun ini Pengguna Smartphone Naik Tiga Kali Lipat. Juli 2013 http://swa.co.id/technology/tahun-ini-pengguna-smartphone-naik-3kali-lipat SWA. Article: Samsung Cetak Laba Rp. 625 Triliun di Kuartal I 2013. Juli 2013 http://swa.co.id/corporate/samsung-cetak-laba-rp-625-triliun-dikuartal-1-2013 Theguardian.com. Article: Samsung overtakes Apple as world's most profitable phone maker. Juli 2013. http://www.theguardian.com/technology/2013/jul/26/samsung-appleprofitable-mobile-phone. BBC.co.uk. Article: Samsung gains tablet market share as Apple lead narrows. Juli 2013. http://www.bbc.co.uk/news/business-21288852. Samsung.com. Article: Samsung Electronics Co., Ltd Financial Statements. Juli 2013. http://investing.businessweek.com/research/stocks/financials/financi als.asp?ticker=005930:KS Haryanto, Edy S.T. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Http://Media.Diknas.Go.Id/Media/Document/5595 47 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 48 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 49-58 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH TRUST, COMMUNICATION, COMMITMENT, CONFLICT HANDLING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DENNY SEPTA HARYANTI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: Competition in the telecommunication industry increase rapidly. Many telecommunication providers serve good service to fulfill costumer’s needs. Developing long-term relationships have better value and is regarded as a more effective solution to improve the profitability of the company and retain customers in the increasingly fierce of competition. In an effort to retain customers, companies need to strive to provide satisfaction to the customers so as to create customer loyalty. Factors that may affect Customer Satisfaction are Trust, Communication, Commitment, and Conflict Handling. This study aims to determine the influence of several factors such as Trust, Communication, Commitment, and Conflict Handling on consumer Telkomsel in Jakarta. Questionnaires were distributed to 100 respondents. The results found that the trust affects the customer satisfaction on Telkomsel users is 44,3%, Communication affect the Consumer Satisfaction on Telkomsel users is 39,7% , Commitment affect the Consumer Satisfaction on Telkomsel users is 39,2% , Conflict Handling affect the Consumer Satisfaction on Telkomsel users is 38,8%. Based on these results, Telkomsel must maintain and increase customer satisfaction to improve the profitability of the company and retain customers. Keywords: Trust, Communication, Customer Satisfaction. Commitment, Conflict Handling, untuk menambah pelanggan baru. Mengembangkan hubungan jangka panjang memiliki nilai yang lebih baik serta dianggap sebagai solusi yang lebih efektif untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jadi perusahan perlu menciptakan hubungan yang kuat guna mempertahankan atau menjaga pelanggan tetap agar tidak berpindah ke penyedia jasa PENDAHULUAN Semakin tingginya persaingan khususnya di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan cenderung untuk berusaha mempertahankan pangsa pasar dengan berfokus pada mempertahankan pelanggan yang sudah ada, selain itu juga dengan hanya memberi layanan yang baik 49 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 lainnya dimana persaingan bisnis telekomunikaasi yang semakin ketat, sehingga juga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang Dari sisi persaingan penyelenggara jaringan telkomunikasi di Indonesia yang menggunakan teknologi GSM adalah PT. Telkomsel (kartu HALO, SimPATI, kartu AS, kartu Loop), PT. Indosat (Mentari, Matrix, dan IM3), PT. XL-Axiata (XL), PT. Hutchison (3), dan PT. Axis Telecom Indonesia (Axis). Telkomsel merupakan pemimpin pasar industry telkomunikasi seluler di Indonesia dan memiliki jangkauan luas, Hal ini merupakan keunggulan tersendiri bagi Telkomsel dalam menghadapi persaingan industry telkomunikasi seluler di tanah air, karena tingkat kebutuhan setiap konsumen berbeda-beda maka perusahaan sekarang ini tidak bisa hanya berfokus pada memberi jaringan yang kuat tetapi perlu untuk mempertahankan pelanggan dan memberikan kepuasan pada konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga hubungan yang kuat pada pelanggan guna memberikan kepuasan dan mempertahankan pelanggan ialah Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling terhadap Customer Satisfaction 50 November 2012 Trust Communication Customer Satifaction Commitment Conflict Handling Gambar 1 Model Penelitian “Pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict handling Terhadap Customer Satisfaction Telkomsel di Jakarta” Pengembagan Hipotesis : Bedasarkan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, landasan teori dan tujuan penelitian, maka rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho1 : Tidak terdapat pengaruh Trust terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Ha1 : Terdapat pengaruh Trust terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Communication terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Ha2 : Terdapat pengaruh Communication terhadap ISSN: 1410 -9875 Ho3 : Ha3 : Ho4 : Ha4 : Ho5 : Ha5 : Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Tidak terdapat pengaruh Commitment terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Terdapat pengaruh Commitment terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Tidak terdapat pengaruh Conflict Handling terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Terdapat Pengaruh Conflict Handling terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Tidak terdapat pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling secara simultan terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. Terdapat pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling secara simultan terhadap Customer Satisfaction pada Telkomsel di JAKARTA. METODA PENELITIAN Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang diperoleh dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner untuk memperoleh data mengenai penelitian atas pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert dengan menggunakan skala 5 point, dimana nilai 1 berarti Denny Septa Haryanti sangat tidak setuju, 2 berarti tidak setuju, 3 berarti cukup setuju, 4 berarti setuju, 5 berarti sangat setuju. Penelitian ini menggunakan metode penentuan sample berdasarkan Hair et al (2010:102) dimana dikatakan jumlah sample yang baik adalah 100-200, dimana sample tersebut bersifat homogency dan spesifik serta sudah dapat mewakili populasi yang jumlahnya tidak dapat diketahui. Oleh karena itu, peneliti menggunakan 100 responden. Definisi Operasional Trust ialah suatu kepercayaan atau keyakinanan konsumen saat menilai produk atau jasa akan kualitasnya. Keyakinan akan produk atau jasa yang dirasakan oleh konsumen dapat mempengaruhi konsumen untuk bertindak dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Communication ialah proses penyampaian pesan, informasi kepada individu atau organisasi yang dituju baik secara langsung maupun tidak langsung guna untuk mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan. Commitment ialah suatu sikap yang merupakan niat untuk mempertahankan keterhubungan jangka panjang karena hubungan tersebut dirasa berharga dan memberikan manfaat. Conflict Handling ialah suatu kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah, kritik atau keluhan yang diterima guna untuk menciptakan kepuasan konsumen, sehingga mencegah hal-hal negative yang dapat merugikan. 51 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 1. Trust a. Telkomsel sangat peduli dengan memberikan layanan yang aman untuk pelanggan b. Janji-janji yang diberikan Telkomsel dapat diandalkan c. Telkomsel konsisten dalam memberikan pelayanan yang berkualitas d. Karyawan Telkomsel yang pernah saya hubungi menunjukan rasa hormat pada saya e. Telkomsel memenuhi kewajibannya dan menjanjikan dengan pelanggan f. Saya memiliki keyakinan dalam semua layanan Telkomsel. 2. Communication a. Telkomsel menyediakan informasi yang tepat waktu dan terpercaya b. Telkomsel menyediakan informasi yang cepat ketika ada layanan baru yang ditawarkan c. Informasi yang disediakan oleh Telkomsel akurat 3. Commitment a. Penawaran layanan Telkomsel disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan b. Telkomsel menawarkan pelayanan pribadi untuk memenuhi kebutuhan saya c. Telkomsel flesibel dalam memberikan layanan 52 d. November 2012 telkomunikasi dari berbagai jenis Telkomsel fleksibel dalam melayani kebutuhan saya terkait dengan layanan telkomunikasi 4. Conflict Handling a. Telkomsel berusaha untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik b. Telkomsel memiliki kemampuan untuk secara terbuka mendiskusikan solusi ketika terjadi suatu masalah c. Telkomsel berusaha menyelesaikan konflik sebelum konflik tersebut timbul 5. Customer Satisfaction a. Pengalaman saya dengan Telkomsel sangat baik b. Saya sangat senang dengan layanan dari Telkomsel c. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan Telkomsel HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini target populasi yang dipilih adalah pengguna Telkomsel yang pernah mengeluh ke operator Telkomsel di Jakarta dengan karakteristik pria sebesar 69% dan wanita sebesar 31%, Umur 17-23 tahun sebesar 17%, 23-40 tahun sebesar 72%, >40 sebesar 11%, berdasarkan pekerjaan dimana mahasiswa sebesar 15%, Wiraswasta sebesar 13%, Karyawan sebesar 72%. ISSN: 1410 -9875 Denny Septa Haryanti Tabel 1 Uji Validitas dan Reliabilitas NO Pernyataan Trust Valid 1 Telkomsel sangat peduli dengan memberikan 0,737 layanan yang aman untuk pelanggan 2 dapat 0,753 Telkomsel konsisten dalam memberikan pelayanan yang berkualitas 4 Karyawan Telkomsel yang pernah saya hubungi menunjukan rasa hormat pada saya 5 Telkomsel memenuhi kewajibannya dan menjanjikan dengan pelanggan 6 Saya memiliki keyakinan dalam semua layanan Telkomsel. Pernyataan Communication 1 Telkomsel menyediakan informasi yang tepat waktu dan terpercaya 2 Telkomsel menyediakan informasi yang cepat ketika ada layanan baru yang ditawarkan 3 Informasi yang disediakan oleh Telkomsel akurat Pernyataan Commitment 1 Penawaran layanan Telkomsel disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan 2 Telkomsel menawarkan pelayanan pribadi untuk memenuhi kebutuhan saya 3 Telkomsel flesibel dalam memberikan layanan telkomunikasi dari berbagai jenis 4 Telkomsel fleksibel dalam melayani kebutuhan saya terkait dengan layanan telkomunikasi Pernyataan Conflict Handling 1 Telkomsel berusaha untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik 2 Telkomsel memiliki kemampuan untuk secara terbuka mendiskusikan solusi ketika terjadi suatu masalah 3 Telkomsel berusaha menyelesaikan konflik sebelum konflik tersebut timbul Pernyataan Customer Satisfaaction 1 Pengalaman saya dengan Telkomsel sangat baik 2 Saya sangat senang dengan layanan dari Telkomsel 3 Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan Telkomsel Sumber : Hasil pengolahan Data 0,745 3 Janji-janji yang diandalkan diberikan Telkomsel Reliability 0,912 0,788 0,788 0,715 0,505 0,557 0,712 0,542 0,651 0,548 0,834 0,714 0,747 0595 0,737 0,767 0,484 0,742 0,759 0,853 0,673 53 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Dari data di atas semua variable independen yang terdiri dari Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling serta variable Dependen yaitu Customer Satisfaction mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua variable dalam penelitian ini baik independen maupun dependennya memenuhi asumsi reliabilitas. Semua variable independen yang terdiri dari Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling serta variable dependen yaitu Customer Satisfaction mempunyai r hitung lebih besar dari r table (r hitung > r table). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua variable dalam penelitian ini baik independen maupun dependennya memenuhi asumsi validitas. Tabel 2 Koefisien Korelasi Variabel Penelitian Trust Koefisien Korelasi 0,666 Koefisien Determinasi 0,443 Communication 0,630 0,397 Commitment 0,626 0,392 Conflict Handling 0,623 0,388 Hasil Olah data SPSS 21.0 November 2012 Semua variable independen Trust, Communication, Commitment, Conflict handling memiliki hubungan yang kuat dengan variabel Customer Satisfaction (Y) karena terletak diantara 0,60-0,799 (Sugiyono 2012:184). Variabel Trust dapat menjelaskan variable Customer Satisfaction sebesar 0,443, Communication dapat menjelaskan Customer satisfaction sebesar 0,397, Commitment dapat menjelaskan Customer Satisfaction sebesar 0,392, Conflict Handling dapat menjelaskan Customer Satisfaction sebesar 0,388, dan semua variable independen Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling secara bersamasama dapat menjelaskan Variabel Customer Satisfaction sebesar 0,580. Hasil Regresi Berganda Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + e Y = 0,542 + 0,139 X1 + 0,355 X2 + 0,193 X3 + 0,116 X4 + e Keterangan : Y = Customer Satisfaction X1 = Trust X2 = Communication X3 = Commitment a = Constanta X4 = Conflict Handling b = Koefisien e = Error Tabel 3 Hasil Pembuktian Uji t T value Sig. Keterangan Trust 8,835 0,000 Signifikan Communication 8,027 0,000 Signifikan Commitment 7,947 0,000 Signifikan Conflict Handling 7,885 0,000 Signifikan Hasil olah data SPSS 21.0 Variabel 54 ISSN: 1410 -9875 Hasil Uji t untuk variable trust diketahui nilai signifikannya adalah sebesar 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa variable Trust berpengaruh signifikan terhadap Customer Satisfaction Telkomsel di Jakarta. Dengan demikian hipotesis 1 ditolak. Hasil Uji t variable Communication, nilai signifikan yang dihasilkan adalah sebesar 0,000. Sehingga dapat dapat disimpulkan Communication berpengaruh signifikan terhadap Customer Satisfaction. Variable Commitment diketahui nilai signifikan sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan Commitment berpengaruh signifikan terhadap Customer Satisfaction. Sedangkan untuk Variabel Conflict Handling diketahui nilai signifikan sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan Conflict Handling berpengaruh signifikan terhadap Customer Satisfaction Telkomsel di Jakarta. Dari hasil uji F dapat diperoleh nilai signifikan Uji F sebesar 0,000 sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling secara bersama-sama mempengaruhi Customer Satisfaction secara signifikan. PENUTUP Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan Trust terhadap Customer Satisfaction didukung. Hal ini menunjukan adanya kekonsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian Negi and Ketema (2013:116) yang menjelaskan bahwa Trust memiliki pengaruh signifikan terhadap Customer Denny Septa Haryanti Satisfaction. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan Communication terhadap Customer Satisfaction. Hal ini menunjukan adanya kekonsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian Negi and Ketema (2013:116). Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan Commitment terhadap Customer Satisfaction adalah didukung. Hal ini menunjukan adanya kekonsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian Negi and Ketema (2013:116). Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan Conflict Handling terhadap Customer Satisfaction didukung. Hal ini menunjukan adanya kekonsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian Negi and Ketema (2013:116) yang menjelaskan bahwa Conflict Handling memiliki pengaruh signifikan terhadap Customer Satisfaction. Telkomsel di Jakarta sebaiknya lebih meningkatkan kualitas layanan yang konsisten untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga tercipta suatu kepercayaan yang positif bagi pelanggan yang memungkinkan terjadinya word of mouth. Telkomsel sebaiknya membangun komunikasi yang baik terutama dalam memberi informasi yang terpercaya, akurat dan tepat waktu guna meningkatkan kepuasan pelanggan dimana persaingan di bidang telkomunikasi yang semakin ketat. Telkomsel sebaiknya membangun komitmen dengan pelanggan agar meningkatkan kepuasan pelanggan agar tetap loyal. Dalam membangun komitmen tentunya tidak hanya membangun 55 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 kepercayaan yang positif tetapi perlunya menjaga suatu hubungan yang baik dengan pelanggan dalam memenuhi kebutuhan yang benarbenar diharapkan pelanggan. Telkomsel sebaiknya meningkatkan penanganan konflik yang lebih cepat dan sesuai yang diharapkan pelanggan. Penanganan keluhan dan masalah-masalah harus di November 2012 kelola dengan sangat cepat dan ramah karena Telkomsel memiliki pelanggan terbanyak dibandingkan dengan pesaingnya, sehingga ini membutuhkan pengelolaan yang baik guna meningkatkan kepuasan pelanggan yang ada. REFERENSI Anderson, E. and Weitz, B.A. (1992), ‘‘The use of pledges to build and sustain commitment in distribution channels’’, Journal of Marketing Research, Vol. 29, pp. 18-34. Badan Pusat Statistik. Statistik Telkomunikasi Indonesia 2011. November 2012 Clow, Kenneth, and Donald Baack. 2010. Integrated Advertising, promotion, And Marketing Communication. 4th Edition. By: Pearson Prentice Hall. Dwyer, F.R., Schurr, P.H. and Oh, S. (1987), “Developing buyer-seller relationships”, Journal of Marketing, Vol. 51, pp. 11-27. Francis Buttle (2007), “Customer Relationship Management”, Bayumedia publishing. All rights Reserved. Gujarati, Demodar N., and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. New York McGraw-Hill. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, And Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14eth Edition.England: Pearson Education Limited. Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. “Manajement Pemasaran”. 2011. Edisi 13 Lovelock, Christopher, and Jochenz Wirtz. 2011. Service Marketing. 7th Edition. By: Pearson. Moorman, C., Zaltman, G. and Deshpande, R. (1992), “Relationships between providers and users of market research: the dynamics of trust within and between organizations”, Journal of Marketing Research, Vol. 29, pp. 314-28. Moorman, C., Deshpande, R. and Zaltman, G. (1993), Relationship Between Providers and Users of Market Research: The Role of Personal Trust, Marketing Science Institute, Cambridge, MA. Negi, R. and Eyob, K. (2010), “Relationship Quality antecedents: the Malaysian retail banking perspective”, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 24 No. 8, pp. 829-845. Schfman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk. 2010 Consumer Behavior. 10th Edition. New Jersey : Prentice Hall. 56 ISSN: 1410 -9875 Denny Septa Haryanti Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Reasearch Methods For Business. 5th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta. Song, M.X., Xie, J. and Dyer, B. (2000), ‘‘Antecedents and consequences of conflict-handling behaviours’’, Journal of Marketing, Vol. 64, pp. 5066. Telkomsel. 2013. “laporan Tahunan PT Telkom 2013” Jakarta. http://www.republika.co.id/berita/trendtek/telkomunikasi/11/11/02/1u16y 7-tiga-penghargaan-untuk-kualitas-layanan-pelanggan-xl. http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.s atu.perusahan. 57 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 58 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 59-68 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH OUTCOME QUALITY, INTERACTION QUALITY, PEER – TO – PEER QUALITY DAN CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP CUSTOMER LOYALTY DILLA NOVERITA dan HENDRA STIE Trisakti Dilla @stietrisakti.ac.id [email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze and test a theoretical model of the influence among outcome quality, interaction quality, peer – to – peer quality and customer satisfaction as well as these variables' impacts on customer loyalty. Data for this research came from 275 respondents were sick and visited the doctor at Atma Jaya hospital Jakarta Utara more than three times. For testing, analysis, and decision making about the hypothesis, this research used Structural Equational Modeling (SEM). And for statistic analysis for this research used AMOS 18. Keywords: Outcome Quality, Interaction Quality, Peer – to – Peer Quality, Customer Satisfaction, Customer Loyalty peyerapan air semakin berkurang sehingga dapat menyebabkan polusi yang semakin meningkat. Polusi akan membuat masyarakat lebih rentan terhadap penyakit sehingga fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit semakin diperlukan. Rumah sakit merupakan tempat penyediaan layanan kesehatan untuk masyarakat. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu pelayanan kesehatan dengan tenaga medis, paramedis dan non medis yang profesional serta ditunjang dengan fasilitas peralatan PENDAHULUAN Penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya khususnya penduduk di DKI Jakarta. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin padatnya dan semakin berkembang nya daerah DKI Jakarta. Semakin meningkatnya jumlah penduduk akan membuat semakin bertambahnya bangunan – bangunan yang didirikan untuk tempat tinggal bahkan alat transportasi yang digunakan. Hal tersebut membuat lahan untuk tempat seperti menanam pohon, 59 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 yang lengkap dan berkualitas, membuat tuntutan masyarakat terhadap Rumah Sakit semakin meningkat. Rumah Sakit Atma Jaya yang akan dipilih dalam penelitian ini. Rumah Sakit Atma Jaya didirikan pada tahun 1976, dengan nama Rumah Sakit Pendidikan, diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada tanggal 19 Mei 1976. Berdirinya Rumah Sakit Atma Jaya didorong oleh adanya tuntutan kebutuhan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, terutama untuk menunjang pelaksanaan praktek profesi kedokteran dan pengembangan pendidikan dan penelitian ilmu kedokteran. Seiring dengan perkembangan ekonomi di daerah Pluit, Rumah Sakit Atma Jaya masih tetap eksis sampai saat ini. Hal itu disebabkan karena kekonsistenan Rumah Sakit Atma Jaya dalam memberikan layanan kepada masyarakat sehingga tidak kalah bersaing dengan Rumah Sakit yang muncul belakangan ini. Rumah Sakit Atma Jaya memberikan fasilitas untuk meunjang pelayanan kepada konsumen. Fasilitas tersebut seperti pelayanan spesialis klinik, pelayanan rawat inap dan pelayanan penunjang. Pelayanan Spesialis Klinik terdiri dari Spesialis Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan, Penyakit Dalam, Gigi dan Mulut, Syaraf, THT, Mata, Kulit & Kelamin, Paru, Bedah Tulang, dan Fisioterapi. Pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Atma Jaya antara lain: Laboratorium Patologi Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi, X- 60 November 2012 Ray, USG, Kamar Bedah, Endoscopi, Konsultasi Gizi, dan Farmasi. Rumah Sakit Pluit dan Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk yang menjadi pesaing utama bagi Rumah Sakit Atma Jaya. Untuk menghadapi persaingan, Rumah Sakit Atma Jaya terus menjaga kualitas layanan yang diberikan kepada konsumen. Rumah Sakit Atma Jaya bergerak dibidang layanan kesehatan, yang memadukan iman kristiani dengan ilmu pengetahuan demi pelayanan kasih. Selain itu Rumah Sakit Atma Jaya juga mendukung pengembangan, pendidikan ilmu kedokteran, dan ilmu kesehatan lainnya, seirama dengan perkembangan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan demi pengabdian kepada masyarkat. Oleh sebab itu, Rumah sakit Atma Jaya memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan memberi pelayanan yang sama kepada setiap pelanggan yang datang untuk berobat. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Outcome Quality Menurut Brady dan Cronin (2001) “outcome quality reflects the customer’s perception of the superiority of service experience.” Dimensi kualitas hasil terdiri dari waktu tunggu, bukti fisik, dan valensi. Waktu tunggu yang diukur adalah waktu menunggu penyampaian jasa. Bukti fisik mencerminkan fasilitas fisik yang relevan dalam jasa bersangkutan. Valensi mengacu pada atribut – atribut yang mempengaruhi keyakinan konsumen bahwa hasil ISSN: 1410 -9875 jasa itu baik atau buruk, terlepas dari evaluasi mereka terhadap aspek lain dari pengalamannya. Interaction Quality Menurut Solomon (1987) dalam jurnal Brady & Cronin (2001), menyatakan bahwa “kualitas jasa lebih dilihat dari prosesnya, bukan pada hasilnya. Selain itu, Solomon juga mengatakan bahwa sikap, perilaku dan keahlian kayawan jasa mendefinisikan kualitas yang disampaikan dan akhirnya mempengaruhi apa yang dievaluasi klien sebagai pertemuan yang memuaskan.” Peer - to - Peer Quality Menurut Lemke et al. (2011) menyatakan bahwa “customer experience quality define as a perceived judgment about the excellence or superiority of the customer experience.” Selain itu, Lemke setuju dengan mengusulkan bahwa kualitas pengalaman tidak hanya didasarkan pada evaluasi dari produk atau jasa, tetapi juga peer to - peer quality yang mengacu pada penghakiman yang dirasakan atas keunggulan interaksi pelanggan dengan orang lain. Menurutnya, perilaku pelanggan yang membantu maupun mengganggu dapat mempengaruhi pengalaman pelanggan lain atas layanan baik secara positif maupun negatif. Misalnya, pelanggan berpengetahuan dapat memberikan pengaruh positif terhadap Dilla Noverita dan Hendra pengalaman pelanggan lain dengan menyebarkan pengetahuan pelanggan yang berguna dan membantu pelanggan lain juga dapat meningkatkan evaluasi pelanggan dari pengalaman layanan yang diberikan penyedia jasa. Customer Satisfaction Menurut Schiffman Kanuk (2010,29) menyatakan bahwa “Customer Satisfaction adalah the individual’s perception of te performance of the product or service in relation to his or her expectations.” Menurut Kotler (2012), ada empat metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen yaitu: sistem keluhan dan saran, survey kepuasan konsumen, ghost shopping, dan analisa konsumen yang hilang. Customer Loyalty Menurut Lovelock dan Wirtz (2011, 338), customer loyalty is “To describe a customer’s willingness to continue patronizing a firm over the long term.” Menurut Griffin (2007;31) pelanggan yang loyal memiliki karakteristik yaitu: melakukan pembelian secara teratur atau pembelian ulang, membeli diluar lini produk atau jasa (pembelian antar lini produk), merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk atau jasa sejenis, atau dengan kata lain tidak mudah terpengaruh oleh tarikan pesaing 61 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Model Penelitian Outcome Quality (X1) Interaction Quality (X2) Customer Loyalty (Y) Customer Satisfaction Peer – to – Peer Quality (X3) Gambar 1 Model Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan model penelitian yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1: Terdapat pengaruh Outcome quality terhadap Customer satisfaction di Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta Utara. Ha2: Terdapat pengaruh Interaction quality terhadap Customer Satisfaction di Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta Utara. Ha3: Terdapat pengaruh Peer-toPeer quality terhadap Customer Satisfaction di Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta Utara. Ha4: Terdapat pengaruh Customer Satisfaction terhadap Customer Loyalty Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta Utara. 62 METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan yaitu penelitian kausalitas adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penyebab masalah satu atau lebih, dan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan karakteristik suatu variable pada keadaan tertentu. Menurut Sekaran (2003) Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Atmajaya yang terletak di Jakarta Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta Utara. Dilla Noverita dan Hendra ISSN: 1410 -9875 Definisi Operasional Tabel 1 Definisi Operasional No 1 Variabel Outcome Quality 2 Interaction Quality 3 Peer-toPeer Quality 4 Customer Satisfaction 5 Customer Loyalty Indikator 1. melayani dengan efektif. 2. diagnosa yang akurat 3. menentukan jenis perawatan yang terbaik 1. kualitas interaksi sangat baik 2. memberi pelayanan dan perhatian yang tulus 3. selalu melayani dengan sopan dan ramah 1. dapat berinteraksi dengan baik dengan sesama pasien 2. akan dapat berinteraksi dengan sangat baik 3. interaksi dengan sesama pasien selama ini sangat baik 1. saya puas dengan pelayanan yang diberikan 2. pelayanan sesuai dengan harapan 3. Saya puas dibanding pelayanan Rumah Sakit lain 1. tetap kembali ke Rumah Sakit Atma Jaya 2. merekomendasikan kepada sanak keluarga saya 3. merekomendasikan kepada orang lain Skala Likert HASIL PENELITIAN Uji Validitas Tabel 2 Uji Validitas No Variabel 1 Outcome Quality 2 Interaction Quality 3 Peer-to-Peer Quality 4 Customer Satisfaction 5 Customer Loyalty Estimate .979 1.000 .964 .767 .997 .966 .906 .987 .908 .898 1.006 .923 .936 .940 .957 Cut Off 0.5 0.5 0,5 0.5 0,5 Sumber: hasil analisis program AMOS 63 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Uji Reliabilitas Metode Construct Reliability Tabel 3 Metode Konstruk Variabel CR Outcome Quality 0,987 Interaction 0,939 Quality Peer – to –Peer 0,953 Quality Customer 0,960 Satisfaction Customer 0,961 Loyalty Sumber: Hasil Pengolahan AMOS November 2012 Cut Off 0,70 0,70 Keputusan Reliabel Reliabel 0,70 Reliabel 0,70 Reliabel 0,70 Reliabel Metode AVE Tabel 4 Metoda Ave AVE Cut Off 0,962 0,5 0,838 0,50 Variabel Outcome Quality Interaction Quality Peer – to –Peer 0,873 Quality Customer 0,89 Satisfaction Customer 0,892 Loyalty Sumber: hasil analisis program AMOS 0,50 Reliabel 0,50 Reliabel 0,50 Reliabel Uji Kesesuaian Model Persamaan Struktural Sumber: hasil analisis program AMOS 64 Keputusan Reliabel Reliabel Dilla Noverita dan Hendra ISSN: 1410 -9875 Uji Normalitas Tabel 5 Uji Normalitas Variable CL_3 CL_2 CL_1 CS_3 CS_2 CS_1 PP_3 PP_2 PP_1 IQ_3 IQ_2 IQ_1 OQ_3 OQ_2 OQ_1 Multivariate min 1.000 1.000 1.000 2.000 2.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 max 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 skew -.857 -.626 -.687 .018 -.302 -.596 -.554 -.436 -.445 -.426 -.487 -.433 -.913 -.730 -.925 c.r. -5.803 -4.237 -4.649 .121 -2.042 -4.034 -3.753 -2.949 -3.013 -2.885 -3.296 -2.929 -6.184 -4.945 -6.264 kurtosis -.409 -.418 -.556 -1.259 -1.178 -.534 -.304 -.842 -.615 -.936 -.522 -.663 .774 .559 .803 4.508 c.r. -1.385 -1.416 -1.884 -4.263 -3.986 -1.806 -1.028 -2.850 -2.083 -3.169 -1.766 -2.245 2.621 1.893 2.717 1.655 Sumber: hasil analisis program AMOS Dari hasil output assessment of normality di atas (tabel terlampir) dapat dilihat bahwa data berdistribusi secara normal karena nilai critical ratio yang berada di antara ± 1,96. Begitu pula dengan nilai multivariate pada table output yang menunjukkan nilai 1,655 atau lebih rendah dari ± 1,96. Persamaan – Persamaan Struktural Customer Satisfaction = γ1.1 Outcome Quality + γ1.2 Interaction Quality + γ1.3 Peer – to – Peer Quality Customer Satisfaction = 0,44 OQ + 0,69 IQ + 0,18 PP – z1 Artinya yaitu: 1. Variabel Outcome Quality berpengaruh positif terhadap Customer Satisfaction sebesar 0,44 satuan. Artinya setiap kenaikan satu satuan nilai dari Outcome Quality akan meningkatkan Customer Satisfaction sebesar 0,44 satuan. 2. Variabel Interaction Quality berpengaruh positif terhadap Customer Satisfaction sebesar 0,69 satuan. Artinya setiap kenaikan satu satuan nilai dari Outcome Quality akan meningkatkan Customer Satisfaction sebesar 0,69 satuan. 3. Variabel Peer – to - Peer Quality berpengaruh positif terhadap Customer Satisfaction sebesar 0,18 satuan. Artinya setiap kenaikan satu satuan nilai dari Peer – to - Peer Quality akan meningkatkan Customer Satisfaction sebesar 0,18 satuan. Customer Loyalty = β1 Customer Satisfaction + z2 Customer Loyalty = 0,36 CS + z2 Artinya yaitu: Variabel Customer Satisfaction berpengaruh positif terhadap Customer Loyalty sebesar 0,36 satuan. Artinya setiap kenaikan satu satuan nilai dari Customer Satisfaction akan meningkatkan Customer Loyalty sebesar 0,36 satuan. 65 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Tabel 6 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Estimate .699 .127 Customer Satisfaction Customer Loyalty Sumber: hasil analisis program AMOS 1. Koefisien determinasi untuk persamaan Customer Satisfaction adalah sebesar 0,699. Artinya variabilitas Customer Satisfaction yang dapat dijelaskan oleh variabilitas Outcome Quality, Interaction Quality dan Peer – to November 2012 – Peer Quality adalah sebesar 69,9% sedangkan sisanya 30,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian. 2. Koefisien determinasi untuk persamaan Customer Loyalty adalah sebesar 0,127. Artinya variabilitas Customer Loyalty yang dapat dijelaskan oleh variabilitas Customer Satisfaction adalah sebesar 12,7% sedangkan sisanya 87,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian. Uji Hipotesa Tabel 7 Uji Hipotesis Customer Satisfaction Customer Satisfaction Customer Satisfaction Customer Loyalty Estimate .382 S.E. .031 C.R. 12.176 P *** Interaction Quality .620 .033 18.886 *** Peer-to-Peer Quality Customer Satisfaction .154 .031 5.033 *** .422 .070 6.021 *** <--- Outcome Quality <--<--<--- Label Sumber: hasil analisis program AMOS Analisis: 1. Dari hasil tabel regression weights di atas dapat dilihat hasilnya adalah nilai critical ratio Outcome Quality terhadap Customer Satisfaction sebesar 12,176 > t-tabel 1,96 dan nilai probabilita 0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha tidak dapat ditolak. 2. Dari hasil tabel regression weights di atas dapat dilihat hasilnya adalah nilai critical ratio Interaction Quality terhadap Customer Satisfaction sebesar 18,806 > t-tabel 1,96 dan nilai probabilita 0,010 < 66 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha tidak dapat ditolak. 3. Dari hasil tabel regression weights di atas dapat dilihat hasilnya adalah nilai critical ratio Peer – to - Peer Quality terhadap Customer Satisfaction sebesar 5,033 > t-tabel 1,96 dan nilai probabilita 0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha tidak dapat ditolak. 4. Dari hasil tabel regression weights di atas dapat dilihat hasilnya adalah nilai critical ratio Customer Satisfaction terhadap Customer Loyalty sebesar 6,021 > t-tabel 1,96 dan ISSN: 1410 -9875 nilai probabilita 0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha tidak dapat ditolak. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian Outcome Quality, Interaction Quality, Peer – to – Peer Quality memiliki pengaruh terhadap Customer Satisfaction dan Customer Satisfaction memiliki pengaruh terhadap Customer Loyalty. Beberapa keterbatasan yang peneliti peroleh selama proses penyusunan skripsi adalah terdapat beberapa pengukuran seperti AGFI, Dilla Noverita dan Hendra CMIN/df dan lainnya yang belum mencapai ukuran good fit. Selain itu, keterbatasan waktu, materi, dan tenaga yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Berdasarkan keterbatasan penelitian diatas maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti hubungan antara Outcome Quality, Interaction Quality, Peer – to – Peer Quality, Customer Satisfaction, Customer Loyalty pada objek perusahaan, pada penelitian selanjutnya diharapkan pengukuran seperti AGFI, CMIN/df dan lainnya yang masih dibawah standard dapat mencapai ukuran good fit. REFERENSI Brady, Michael. K & Joseph Cronin Jr. 2001. “Some New Thoughts on Conceptualizing Perceived Service Quality: A Hierarchical Approach”. Journal of Marketing, Vol. 65 Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam penelitian manajemen. Semarang: FE UNDIP Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It. Kentucky: McGraw Hill. . 2002. Customer Loyalty. Jakarta: Erlangga Hair, J.F., Anderson, R.E., and Black, W.C. 2010. “Multivariate Data Analysis”, New Jersey: Prentice Hall International, Inc Haryono, Siswoyo & Wardoyo, Parwoto. 2012. Structural Equation Modeling untuk penelitian manajemen. Jawa Barat: PT. IPU Kotler, P & Keller, K.L. 2013. Marketing Management, 14th edition. Global Edition. Pearson Prentice Hall Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran. 13th edition. Indonesian version Kotler, Philip, & Gary Amstrong. 2012. Principles of Marketing. Pearson Education Lemke, Fred., Moira Clark & Hugh Wilson. 2011. “Customer Experience Quality: an exploration in business and consumer contexts using repertory grid technique”. Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 39 Lovelock, Christopher & Wirtz, Jochen. 2011. Service Marketing. 7th edition. Global Edition. Pearson Prentice Hall 67 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Mustafa, Zainal EQ & Tony Wijaya. 2012. Panduan Teknik Statistik SEM & PLS dengan SPSS AMOS. Cahaya Atma Pustaka Schiffman, Leon G & Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. 10th edition. Pearson Prentice Hall Sekaran, Uma., Bougie Roger. 2010. Research Methods For Business, John Wiley an Sons Ltd Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sirdeshmukh, D., Singh, J. and Sabol, B. (2002), “Consumer trust, value, and loyalty in relational exchanges”, Journal of Marketing, Vol. 66 No. 1, pp. 15-37. 68 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 69-78 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR – FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA PERUSAHAN MANUFAKTUR ALFIAN ARIFIN STIE Trisakti [email protected] Abstrack: This research attempts to find out the factors of voluntary disclosure inmanufacturing companieswhich listed in the Indonesia Stock Exchange. For this purpose, seven independent variables that isfirm size, board of commissioner, proxy CPA industry firm specialist, public share proportions, firm age, profitablility and liquidity are takens into considerations to identify their effect on dependent variable. The populations used in this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange that chooses for the period of 2007 until 2010 as the samples. The samples of this research use 372 manufacturing companies. Samples selection procedures carried out by implementing purposive sampling method. The result of this research showed that firm size and firm agehave influence to voluntary disclosure. However,board of commissioner, proxy CPA industry firm specialist, public share proportions, profitablility and liquidityhas no influence tovoluntary disclosure. Keywords:Voluntary disclosure, firm size, board of commissioner, proxy CPA industry firm specialist, public share proportions, firm age, profitablility and liquidity keterbukaan kondisi perusahaan dalam informasi laporan keuangan dan pengungkapannya (disclosure) pada laporan keuangan emiten. Isu pengungkapan laporan keuangan menjadi begitu menarik, karena pengungkapan laporan keuangan merupakan faktor signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik (Na’im dan Rakhman, 2000 dalam Johan dan Lekok, 2006). PENDAHULUAN Laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berada di luar manajemen suatu perusahaan, merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi perusahaan pada masa pelaporan (Almilia dan Retrinasari 2007). Sejauh mana informasi suatu laporan keuangan yang memadai dapat diperoleh, tergantung pada sejauh mana 69 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Prinsip pengungkapan (disclosure principles) menyatakan bahwa manajer hendaknya mengumumkan seluruh informasi, yang baik maupun yang buruk (Assih, 2002 dalam Johan dan Lekok, 2009). Terdapat tiga konsep dalam pengungkapan yaitu, pengungkapan cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full). pengungkapan cukup yaitu pengungkapan yang hanya mengungkapkan pengungkapan yang minim dengan tujuan agar laporan tidak menyesatkan. Pengungkapan wajar adalah pengungkapan yang secara tidak langsung bertujuan memberikan perlakuan yang sama untuk semua pemakai laporan, dan pengungkapan lengkap adalah pengungkapan yang menyiratkan penyajian semua informasi yang relevan (Kiswara 2009). Pengungkapan laporan keuangan tahunan dapat dilihat dari dua jenis, yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minumum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku, yaitu peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002, sedangkan pengungkapan wajib lebih mengarah pada aspek keuangan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, dan hasil usaha perusahaan yang disertai analisa dan pembahasan oleh pihak manajemen. 70 November 2012 RERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN Pengungkapan Sukarela Pengungkapan sukarela yaitu sebuah pengukapan berupa butir– butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku (Nai’m dan Rakhman, 2000 dalam Johan dan Lekok 2006). Pengungkapan sukarela menurut Gunawan (2001) dapat digunakan untuk bersaing, dengan memberikan informasi yang lebih transparan sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. Menurut Belkaoui (2000:210) dalam Johan dan Lekok (2006) pengungkapan mempunyai tujuan, yaitu menjelaskan item-item yang diakui serta menyediakan pengukuran yang relevan dengan item-item tersebut selain pengukuran dalam laporan keuangan, menjelaskan item-item yang tidak diakui dan menyediakan pengukuran yang tepat untuk itemitem yang tidak diakui tersebut, menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor untuk memahami risiko dan potensi yang akan terjadi dari item-item yang diakui dan tidak diakui, menyediakan informasi penting sehingga laporan keuangan dapat dibandingakan dengan laporan keuangan di tahun-tahun sebelumnya, menyediakan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dimasa akan datang, membuat investor mengakses pengembalian (return) atas investasinya. ISSN: 1410 -9875 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan. Dalam penelitian Almilia (2008) terdapat beberapa argumentasi yang mendasari hubungan ukuran perusahaan dengan tingkat pengungkapan. Pertama, perusahaan besar yang memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung memiliki sumber daya untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut lebih rendah. Kedua, perusahaan besar memiliki insentif menyajikan pengungkapan sukarela, karena perusahaan besar dihadapkan pada biaya dan tekanan politik yang lebih tinggi. Ketiga, perusahaan kecil cenderung menyembunyikan informasi penting dikarenakan competitive disadvantage. Ha1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Komposisi Dewan Komisaris Menurut penelitian Nuryaman (2009) komposisi dewan komisaris (BOD) adalah susunan keanggotaan yang terdiri dari komisaris dari luar perusahaan (komisaris independen) dan komisaris dalam perusahaan yang bertugas melakukan pengendalian terhadap perusahaan. Semakin besar persentase anggota yang berasal dari luar perusahaan (komisaris independen) akan menjadikan peran dari dewan komisaris menjadi semakin efektif dalam melaksanakan setiap tugas dan fungsi pengawasan terhadap pengelolahan perusahaan yang berlangsung. Alfian Arifin Ha2: Komposisi dewan berpengaruh pengungkapan sukarela. komisaris terhadap Jenis KAP Yang Mengaudit Menurut Hendriksen dan Breda (1992:880-881) Dalam Johan dan Lekok (2006) Auditor berperan dalam mengungkapkan informasiinformasi tentang pengaruh material dari metoda akuntansi yang berbeda dari yang diterima umum, perubahan metode akuntansi, dan menyatakan opini. . IAI dalam Peryataan Standar Auditing (PSA No.4 tahun 1994) menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang cukup memiliki keahlian dan pelatihan teknis sebagai auditor. Eksternal auditor dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen dengan berperan optimal, maka harus memberikan jasa audit berkualitas. Ha3: Jenis Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Proporsi Saham Publik Naim dan Rahman (2000) dalam penelitian Agustina (2006) mengemukakan adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan, dengan adanya kepemilika saham oleh publik maka semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dengan demikian pengungkapan perusahaan semakin luas (Johan dan Lekok 2006). 71 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Ha4: Proporsi saham publik berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Umur Perusahaan Menurut Kartika (2009) umur perusahaan menunjukan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang lain. Menurut Marwata (2001) dalam penelitian Johan dan Lekok (2006) semakin lama perusahaan berdiri, maka perusahaan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan,sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan pemakai akan informasi tentang perusahaan tersebut. Ha5: Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Profitabilitas Menurut Gitman (2003: 61) dalam Agustina (2006) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. Ha6: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Tingkat Likuiditas Dalam Johan dan Lekok (2006) tingkat likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajiban jangka 72 November 2012 pendeknya dan mengetahui kebutuhan tidak terduga atas kas. Menurut Marwata (2001) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) menjelaskan tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Disatu sisi, tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan, perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukan bahwa perusahaan itu kredibel. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi (Gunawan 2001). Ha7: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun proses pemilihan sampel sebagai berikut: ISSN: 1410 -9875 Alfian Arifin Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan Jumlah Data Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten tahun 2007 sampai dengan 2010 118 472 Perusahaan yang tidak mempunyai tahun buku yang berakhir per tanggal 31 Desember. (4) (16) Perusahaan yang laporan keuangannya tidak disajikan dalam mata uang rupiah (10) (40) Perusahaan yang tidak secara memiliki nilai ekuitas positif (11) (44) 93 372 konsisten Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini Data penelitian 372 Berdasarkan tabel diatas jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebanyak 93 perusahaan. Secara keseluruhan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 372 laporan perusahaan. Nuryaman (2009) adalah sebanyak 68 item. Pengungkapan sukarela dihitung sebagai berikut: Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Keterangan: PS = Indeks kelengkapan pengungkapan sukarela. Q = Item kelengkapan pengungkapan sukarela yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan. S = Semua item kelengkapan pengungkapan sukarela yang diharapkan, terdapat pada instrumen. Pengungkapan Sukarela Perhitungan pengungkapan sukarela dalam penelitian ini menggunakan persamaan dengan yang dilakukan dengan penelitian Nuryaman (2009), yang dengan skala rasio yang diukur dengan cara memberi skor untuk setiap item pengungkapan. Jika suatu item diungkapkan diberi skor 1, sedangkan tidak diungkapkan mendapat nilai 0. Skor total pengungkapan sukarela diperoleh dari setiap skor yang diperoleh oleh setiap perusahaan. Jumlah total item pengungkapan berdasarkan daftar pengungkapan sukarela ∑� �� � ∑� Data pengungkapan sukarela diperoleh dari laporan tahunan perusahaan. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran besar atau kecilnya perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dapat diukur 73 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 dengan menggunakan skala rasio dengan pengukurannya adalah nilai log total penjualan perusahaan pada akhir tahun seperti yang dilakukan dalam penelitian Nuryaman (2009). Ukuran perusahaan = log total penjualan Komposisi Dewan Komisaris Komposisi dewan komisaris adalah susunan keanggotaan dalam perusahaan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu komisaris dari luar perusahaan atau komisaris independen dan komisaris dari dalam perusahaan. Perhitungan variabel proporsi komisaris independen seperti yang digunakan dalam penelitian Nuryaman (2009) yaitu menggunakan skala rasio, dan pengukurannya merupakan hasil bagi dari jumlah komisaris independen terhadap jumlah total anggota komisaris. Komposisi Dewan komisaris = jumlah komisaris independen jumlah total anggota komisaris Jenis KAP Yang Mengaudit Dalam penelitian ini variabel jenis kantor akuntan publik yang mengaudit menggunakan variabel dummy atau skala nominal yang pengukurannya dibedakan menjadi dua, yaitu angka 1 untuk perusahaan yang di audit oleh KAP Bigfour, dan angka 0 untuk perusahaan yang di audit oleh KAP lainnya. KAP Bigfour yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yaitu KAP KPMG, E&Y, Deloitte, PWC. Proporsi Saham Publik Dalam penelitian proporsi saham 74 ini publik November 2012 menggunakan skala rasio dengan membandingkan persentase saham milik publik terhadap total saham seperti yang dilakukan dalam penelitian Johan dan Lekok (2006). ��� � jumlah saham milik masyarakat total saham Umur Perusahaan Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan itu dapat bertahan. Dalam penelitian ini variabel umur perusahaan menggunakan skala rasio dan diukur berdasarkan selisih antara tahun 2007 sampai 2010 dengan tahun first issued di BEI ditambah 1. Dimana masing–masing tahun merupakan periode yang diambil dalam penelitian. Pengukuran dalam penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Johan dan Lekok (2006). Umur perusahaan = Tahun penelitian – tahun first issue di BEI + 1 Profitabilitas Profitabilitas mengukur laba perusahaan dibandingkan dengan pendapatan dan besarnya modal yang digunakan, dan digunakan untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini profitablitas diukur dengan menggunakan skala rasio, dan pengukurannya akan menggunakan rumus net profit margin yaitu net profit dibagi dengan net sales seperti yang digunakan dalam penelitian Johan ISSN: 1410 -9875 Alfian Arifin dan Lekok (2006). Persamaannya adalah sebagai berikut: Net profit margin = net profit yaitu perbandingan current assets dengan current liabilities seperti yang dilakukan dalam penelitan Johan dan Lekok (2006). net sales Current ratio = Tingkat Likuditas Tingkat likuditas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam jangka pendek untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, dan mengetahui biaya atau kebutuhan tidak terduga atas kas. Penelitian ini dalam tingkat likuiditas menggunakan skala rasio, dan pengukurannya dengan menggunakan rumus current ratio Variabel Pengungkapan Sukarela Ukuran Perusahaan Komposisi Dewan Komisaris Jenis KAP Yang Mengaudit Proporsi Saham Publik Umur Perusahaan Profitabilitas Tingkat Likuiditas current assets current liabilities HASIL PENELITIAN Hasil statistik deskriptif menunjukan jumlah sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian adalah nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, dan nilai standar deviasi dari masingmasing variabel. Tabel 2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean 372 372 372 0,4118 20,1066 0 0,8529 32,7221 1 0,6681 27,6925 0,3467 0,0955 1,7803 0,1674 372 0 1 0,3925 0,4890 372 372 372 372 0,0026 1,0000 -6,3747 0,0343 0,7030 35,0000 0,8635 113,7079 0,2549 16,9516 0,0312 3,0705 0,1676 5,9931 0,3535 8,1382 Standard Deviation Tabel 3 Hasil Uji T Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) Std. Error Standardized Coefficients t Sig. Beta 0,4127 0,0835 4,9426 0,0000 uk_persh 0,0079 0,0030 komp_dk (0,0162) 0,0302 0,1478 2,6120 0,0094 (0,0284) (0,5361) 0,5922 jns_kap pro_sp 0,0147 (0,0141) 0,0117 0,0297 0,0751 (0,0247) 1,2527 (0,4749) 0,2111 0,6352 75 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Model Unstandardized Coefficients B um_persh Std. Error 0,0024 0,0009 prof 0,0069 0,0139 t_lik (0,0006) 0,0006 Standardized Coefficients November 2012 t Sig. Beta 0,1519 2,7658 0,0060 0,0255 0,4976 0,6191 (0,0530) (1,0439) 0,2972 Model penelitian berdasarkan tabel diatas adalah: PS= 0,4127 + 0,0079 UK_PER – 0,0162 KON_DK + 0,0147 JNS_KAP -0,0141 PRO_SP + 0,0024 UM_PER + 0,0069 PROF – 0,0006 TIN_LIK + ε Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,0094 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima, yaitu ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela. Komposisi dewan komisaris memiliki nilai signifikansi sebesar 0,5922 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 tidak diterma, yaitu komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Jenis KAP yang mengaudit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,2111 lebih besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa Ha3 tidak diterima, yaitu jenis KAP yang mengaudit tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Proporsi saham publik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,6352 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha4 tidak diterima, yaitu proporsi saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Umur perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0060 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha5 diterima, yaitu umur perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela. Profitabilitas memiliki nilai 76 signifikansi sebesar 0,6191 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha6 tidak diterima, yaitu profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Tingkat likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,2972 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha7 tidak diterima tingkat likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. PENUTUP Penelitian ini mendapatkan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Sedangkan komposisi dewan komisaris, jenis KAP yang mengaudit, proporsi saham publi, profitsbilitas, dan tingkat likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Keterbatasan Dalam penelitian ini adalah: (1) Indeks pengungkapan sukarela sebagai ukuran luas pengungkapan sukarela ditentukan atas dasar penelitian sebelumnya terhadap pengungkapan dimana dasar item informasi yang digunakan tanpa pembobotan dan tidak ISSN: 1410 -9875 memperhatikan apakah penting atau tidaknya informasi dalam pembuatan keputusan, sehingga masih bersifat subjektif; (2) Sampel yang digunakan terbatas pada perusahaan manufaktur saja sehingga tidak dapat dibandingkan dengan jenis industri lainnya; (3) Terjadi masalah heteroskedastisitas untuk variabel ukuran perusahaan. Alfian Arifin Berdasarkan dari keterbatasan diatas, maka penulis menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan memberikan pembobotan yang relevan pada setiap item pengungkapan, penambahan jumlah sampel dengan tidak terbatas pada perusahaan manufaktur saja, dan penambahan tahun penelitian. REFERENSI Agustina, Dewi. 2006. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Transportasi, Perdagangan dan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8. No. 3. Desember. hlm: 219-246. Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial and Sustainability Reporting”. JAAI. Vol. 12. No. 2. Desember. hlm: 117-131. Almilia, Luciana, Spica dan Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Procceding Seminar Nasional. Inovasi Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti Jakarta. Juni Anggraini, Fr. Reni. Retno. 2006. Pengungkapan Informasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Agustus. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gunawan, Yunianti. 2001. Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 1. No. 1. April. hlm: 1-24. Johan dan Widyawati Lekok. 2006. Analisis Faktor-Faktir yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Informasi Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ). Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8. No. 1. April. hlm: 70-91. Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kajian Akuntansi. Februari. hlm: 2947. Kiswara, Endang. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Oleh Perusahaan Multinasional Di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 20. No. 2. Agustus. 77 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Kusumawati, Dwi Novi. 2006. Profitability and Corporate Goverment Disclosure: an Indonesia Study. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Agustus. Nuryaman. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perushaan, Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 6. No. 1. Juni. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo. Jakarta. 78 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 79-88 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARYA SOMANATTA STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of some variables toward firm leverage. The variables are profitability, sales growth, company size, asset tangibility, firm growth, dividend policy and managerial ownership. This research was using 33 manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange during 2007-2010. The data are collected using purposive sampling method. The analysis and decision making about the hypothesis using multiple regression analysis. The results of this research indicate that sales growth and asset tangibility have an influence towards firm leverage. Profitability, firm size, firm growth, dividend policy and managerial ownership have no influence to the firm leverage. Keywords: Profitability, Sales Growth, Company Size, Asset Tangibility, Firm Growth, Dividend Policy, Managerial Ownership, and Leverage. untuk ikut serta menjadi bagian pemilik perusahaan, atau dari sumber pembiayaan eksternal berupa pinjaman atau yang sering disebut dengan hutang (debt). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris pengaruh profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dewasa ini sudah semakin sangat ketat, selain perusahaan harus pintar-pintar melakukan inovasi agar tetap bisa bertahan, kekuatan financial juga menjadi hal yang penting dalam rangka membangun, mempertahankan, atau mengembangkan sebuah usaha bisnis. Dalam rangka memenuhi kebutuhan keuangannya tersebut, perusahaan bisa mendapatkannya dari modal sendiri (equity) si pemilik usaha, mengajak orang lain 79 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Salah satu penyebab masalah keagenan adalah bahwa adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham. Pihak manajemen tidak menyukai pendanaan menggunakan hutang, karena mempunyai risiko yang tinggi, sedangkan pihak pemegang saham lebih menyukai pendanaan dengan menggunakan hutang. Menurut Yeniatie dan Destriana (2010), penyebab lain konflik antara manager dengan pemegang saham adalah dalam hal pengambilan keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada portofolio yang terdiversivikasi dengan baik, Sedangkan manager lebih peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan. Pecking Order Theory Pecking order theory menilai bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan sesuai dengan urutan risiko. Perusahaan memerlukan dana eksternal jika dana internal yang dimiliki tidak cukup dan sumber daya yang diutamakan adalah hutang (Surya dan Rahayuningsih, 2012). Kebijakan Hutang Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan. Kebijakan hutang (leverage) merupakan keputusan perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak ketiga untuk 80 November 2012 melakukan investasi dan perluasan usahanya. Menurut Setiabudi dan Agustia (2012), kebijakan hutang diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR), yaitu dengan membagi total hutang dengan total aset. Profitabilitas Profitabilitas memiliki pengaruh penting dalam performa bisnis perusahaan, karena profitabilitas merefleksikan laba yang didapat oleh perusahaan. Profitabilitas adalah standar dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan hal tersebut mengindikasikan efektivitas dari manajemen perusahaan dalam mengggunakan aset untuk menghasilkan laba sebesar mungkin (Setiabudi dan Agustia, 2012). Pada tingkat profitabilitas yang rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasional, sebaliknya pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengurangi penggunaan hutang Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan pada periode masa lalu dan dapat dijadikan prediksi pertumbuhan di masa yang akan datang. Murni dan Andriana (2007) menyatakan bahwa pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. ISSN: 1410 -9875 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah sebuah ilustrasi dari besar atau kecilnya skala perusahaan yang dipengaruhi oleh total asetnya (Setiabudi dan Agustia, 2012). Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Semakin besar perusahaan tersebut maka semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasional perusahaan, salah satu sumber pendanannya adalah dengan hutang. Struktur Aktiva Struktur aktiva adalah semua aktiva berbentuk yang dimiliki oleh perusahaan (Setiabudi dan Agustia, 2012). Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva yang besar, pasti bisa dengan mudah memperoleh pendanaan dengan menggunakan hutang, karena aktiva yang besar tersebut dapat dijadikan jaminan. Aktiva menjelaskan seberapa besar nilai dari aset yang dapat digunakan sebagai jaminan. Aset yang digunakan tersebut merupakan permintaan dari kreditor sebagai jaminan untuk pinjaman. Pertumbuhan Perusahaan Suatu perusahaan yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan akan memerlukan dana yang cukup besar, sehingga kemungkinan pengunaan hutang Arya Somanatta untuk kebutuhan dana juga meningkat. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan eksternal lebih besar dibandingkan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah. Kebijakan Dividen Dividen dapat diartikan sebagai bagian yang dibagikan oleh emiten kepada masing-masing pemegang saham. Kebijakan dividen akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan (Susanto, 2011). Perusahaan dengan kebijakan deviden yang stabil, bahkan cenderung sangat tinggi pasti akan membutuhkan dana lebih untuk melakukan pembayaran dividen tersebut, salah satunya dengan adalah dengan menggunakan hutang. . Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan banyaknya jumlah saham beredar yang dimiliki oleh manajer yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Wahidahwati, 2002 dalam Steven dan Lina, 2011). Model Penelitian. Model penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah: 81 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Profitabilitas Pertumbuhan Penjualan Ukuran Perusahaan Kebijakan Hutang Struktur Aktiva Pertumbuhan Perusahaan Kebijakan Dividen Kepemilikan Manajerial Pengembangan Hipotesis Ha1 Profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Ha2 Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Ha3 Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Ha4 Struktur Aktiva berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Ha5 Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Ha6 Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. 82 Ha7 Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. METODA PENELITIAN Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian kausalitas. Populasi atau obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ISSN: 1410 -9875 Arya Somanatta Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan Jumlah Sampel Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2010. 126 504 Perusahaan yang tidak melaporkan keuangan tanggal 31 Desember. (2) (8) Perusahaan yang memiliki net income after tax negatif (51) (204) Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah (5) (20) (35) (140) 33 132 laporan Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas secara berturut-turut Total data yang digunakan dalam penelitian Sumber: Hasil Pengumpulan Data Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya rumus sebagai berikut (Setiabudi dan Agustia 2012): Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pengembalian atas aset Return on assets (ROA). Menurut Setiabudi dan Agustia (2011), profitabilitas diukur dengan skala rasio dengan rumus: Sales= ROA= Net income after tax Average Total Assets Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan perusahaan didefinisikan sebagai pertumbuhan level penjualan yang dialami oleh perusahaan dari satu tahun ke tahun selanjutnya. Pertumbuhan diukur dengan skala rasio dengan Salest – salest-1 Salest-1 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dari total aktiva perusahaan dengan skala pengukuran rasio dan rumus sebagai berikut (Setiabudi dan Agustia (2012): FirmSize= Natural total asset logarithm of Struktur Aktiva Struktur aktiva adalah semua aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan. Struktur aktiva diukur dengan skala pengukuran rasio dan rumus sebagai berikut (Setiabudi dan Agustia, 2012): 83 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Asset tangibility= Total Fixed Asset Total Asset Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan dirumuskan sebagai berikut (Murni dan Andriana, 2007 dalam Indahningrum dan Handayani (2009): GROW= Total aset akhir tahun Total aset awal tahun Kebijakan Dividen Kebijakan dividen diukur dengan dividend payout ratio (DPR). DPR diukur dengan skala rasio dan dihitung dengan rumus (Wahidahwati, 2002 dalam Susanto, 2011): DPR= November 2012 Keterangan: DPR : Dividend Payout Ratio EAT : Earnings after tax Kepemilikan manajerial Pengukuran variabel kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy, kode 1 berarti saham yang dimiliki oleh pihak managerial sedangkan kode 0 tidak dimiliki. Variabel ini menggunakan skala nominal. Kebijakan Hutang Kebijakan hutang diukur dengan menggunakan leverage ratio (DAR). Menurut Setiabudi dan Agustia (2012), kebijakan hutang diukur dengan debt to asset ratio (DAR), yaitu: DAR= Net Liabilities Total Assets Dividend EAT HASIL PENELITIAN Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variable N Minimum Maximum Std. Deviation DAR 132 0,0943 0,9482 0,369027 0,1892417 ROA 132 0,0056 0,4536 0,156513 0,1098870 SG 132 -0.2901 0,5301 0,143354 0,1493471 CS 132 24,8502 32,6649 28,292505 1.6230749 AT 132 0,0507 0,7313 0,3217000 0,1582524 FG 132 0,8068 1,5440 1,127271 0,1176513 DPR 132 0,0027 1,4217 0,479808 0,3051119 MO 132 0 1 0,46 0,500 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 11.5 84 Mean ISSN: 1410 -9875 Arya Somanatta Tabel 3 Hasil Uji t Variabel B Std Error Constant -0,196 0,287 Return on asset -0,214 0,163 Sales growth 0,300 0,121 Company size 0,009 Asset tangibility t 0,682 1,313 Sig Kesimpulan 0,497 0,192 Ha ditolak 2,490 0,014 Ha diterima 0,010 0,952 0,343 Ha ditolak 0,406 0,098 4,160 0,000 Ha diterima Firm growth 0,131 0,161 0,811 0,419 Ha ditolak Div_pay_ratio 0,024 0,056 0,435 0,665 Ha ditolak Managerial_own 0,005 0,032 0,150 0,881 Ha ditolak Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 11.5 Y= Persamaan model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: -0,196 – 0,214 ROA + 0,300 SG + 0,009 CS + 0,406 AT + 0,131 FG + 0,024 DPR + 0,005 MO + e. PENUTUP Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen, dan kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Surya dan Rahayuningsih (2012), Murtiningtyas (2012), dan Steven dan Lina (2011). Namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Setiabudi dan Agustia (2012), Yeniate dan Destriana (2010), Joko (2011), dan Susanto (2011) yang menunjukan hasil bahwa variabelvariabel tersebut memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan variabel pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiabudi dan Agustia (2012). Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya mengambil sampel dari perusahaan manufaktur saja, sehingga objek penelitian belum mencakup keseluruhan 85 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini hanya menggunakan 7 variabel independen saja, sehingga ketujuh variabel tersebut belum menggambarkan variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang secara keseluruhan. 3. Periode penelitian yang dilakukan dalam melakukan pengujian hanya 4 tahun saja, yaitu periode 2007-2010. 4. Model regresi dalam penelitian ini terjadi masalah autokorelasi. Dari beberapa keterbatasanketerbatasan penelitian di atas, maka rekomendasi yang dapat diberikan bagi penelitian selanjutnya adalah: November 2012 1. Objek penelitian diperluas, sehingga tidak terbatas pada perusahaan manufaktur saja. 2. Melakukan penambahan variabel-variabel lain yang diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan hutang.. 3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memperluas periode penelitian dan menggunakan periode penelitian terbaru. 4. Dengan memperluas objek penelitian, melakukan penambahan variabel lain, dan memperluas periode penelitian dengan menggunakan periode penelitian terbaru, maka dapat diharapkan masalah autokorelasi dapat diatasi. REFERENSI Anggraini, Novita dan Ceacilia Srimindarti. 2009. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional dan Kebijakan Hutang Terhadap Kepemilikan Manajerial. Kajian Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Agustus, hlm. 133-152. Algifari. 2010. Statistika deskriptif plus untuk ekonomi dan bisnis, edisi I. Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Godfrey, Jayne., Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes. 2009. Accounting theory, 7th edition. John Wiley and Sons Ltd. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19, edisi V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hajiha, Zohreh., Hasan Ali Akhlaghi. 2012. The determinant of debt maturity structure in Iranian firm. World Applied Sciences Journal, Vol. 18, No. 5, Hlm. 624-632. Hardiningsih, Pancawati dan Rachmawati Meita Oktaviani. 2012. Determinant Kebijakan Hutang (Dalam Agency Theory dan Pecking Order Theory) . Dinamika Akuntansi, keuangan dan perbankan, Vol. 1, No. 1, Mei, hlm. 11-24. Indahningrum, Rizka putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dividen, pertumbuhan perusahaan, free cash flow, dan profitabilitas terhadap kebijakan 86 ISSN: 1410 -9875 Arya Somanatta hutang perusahaan. Jurnal bisnis dan akuntansi, Vol. 11, No. 3, Desember, hlm. 189-207. Joko, Agus. 2011. Analisis Kebijakan Hutang pada Perusahaan Go Public di BEI. Media Mahardika, Vol. 9, No. 3, Mei, Hlm. 25-40. Kartikahadi, Hans., Rosita Uli Sinaga, Merliyana Syamsul, Sylvia Veronica Siregar. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS, edisi I. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Morissan, Andy Corry, dan Farid Hamid. 2012. Metode penelitian survei, edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Murtiningtyas, Andhika Ivona. 2012. Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Resiko Bisnis terhadap kebijakan hutang. Accounting Analysis Journal, Vol 1, No. 2, November. Narita, Rona Mersi. 2012. Analisis Kebijakan Hutang. Accounting Analysis Journal, Vol. 1, No. 2, November. Nabela, Yoandhika. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Vol. 1, No.1, September, hlm. 1-8. Setiabudi, Andy dan Dian Agustia. 2012. The Effect of Company Fundamental Factor to the Firm Leverage. Jurnal of basic and applied scientific research, Vol 2 (11), Hlm 11917-11923. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Steven dan Lina. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 13, No.3, Desember, hlm 163-181. Surya, Dennys dan Deasy Ariyanti Rahayuningsih. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan non keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No.3, Desember, Hlm 213-225. Susanto, Yulius. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No.3, Desember, hlm 195210. Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blackholder Ownership dan Firm Size terhadap kebijakan hutang perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, Juli. Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1, April, hlm 1-16. 87 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 88 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 89-102 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA AGUSTIN PALUPI STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to investigate the factors that affect corporate debt policy by analyzing the influence of insider ownership, institutional ownership, dividend policy, firm growth, firm size, assets structure, business risk, and profitability. This research uses sample of 39 non financial companies firms which listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2010. Debt ratio is used to measure the corporate debt policy, which is the dependent variable in this research. The statistical methods used in this research for testing, analyzing, and decision making about the hypothesis are multiple regressions. The result of this research shows that insider ownership, assets structure, firm size, and profitability have influence to corporate debt policy. In the other hand, institutional ownership, dividend policy, firm growth, business risk have no influence to corporate debt policy. Keywords: Debt Policy, Insider Ownership, Institutional Investor, Dividend Policy, Firm Growth, Firm Size, Assets Structure, Business Risk, Profitability. perusahaan-perusahaan juga dituntut untuk selalu berinovasi dan berkespansi demi mendapatkan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga perusahaan harus bisa menentukan kebijakan dan keputusan yang tepat, karena dapat mempengaruhi going concern perusahaan untuk jangka panjang. Maka dibuatlah kebijakan-kebijakan yang tujuannya dapat membantu pertumbuhan perusahaan, salah satunya yaitu kebijakan hutang. Setiap perusahaan membutuhkan sumber pendanaan PENDAHULUAN Pada masa era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaanperusahaan dituntut agar dapat menyusun kebijakan-kebijakan dan membuat keputusan secara tepat dalam berbagai kegiatan usaha perusahaan. Terutama dalam perusahaan-perusahaan yang terdafatar di BEI, pesatnya perkembangan di bidang ekonomi yang menuntut perusahaan harus terus bertahan dalam persaingan global yang semakin kompetitif dan 89 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 sebagai modalnnya untuk mencapai tujuan perusahaan, yang merupakan sumber pendanaan perusahaan yaitu berasal dari eksternal dengan penerbitan saham baru atau hutang kepada pihak lain dan internal melalui laba ditahan, tetapi perusahaan lebih banyak memilih untuk mengajukan hutang kepada pihak eksternal ketimbang harus menerbitkan saham baru atau mengambil laba ditahan, karena hutang dapat menyebabkan pajak yang ditangung oleh perusahaan lebih kecil akibat adanya bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya dan diakui oleh pajak sebagai biaya yang boleh dikurangkan. Menurut Steven dan Lina (2011) modal dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri (equity) atau modal yang diperoleh dari hutang (debt). Manager keuangan harus melakukan analisa dengan seksama dalam pengambilan keputusan pendanaan karena akan menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan berpengaruh juga terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang salah dalam menentukan keputusan pendanaan akan menyebabkan perusahaan jatuh ke dalam kebangkrutan, akibat banyaknya hutang dan terbelit bunga yang tidak bisa lagi dibayarkan. Perusahaan yang memiliki hutang banyak dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan dan akhirnya membuat perusahaan masuk kedalam krisis (financial distress), sehingga perusahaan harus bisa memanfaatkan fasilitas kredit yang ditawarkan dengan sebaik mungkin. 90 November 2012 Menurut Rizka dan Handayani (2009) menyatakan perusahaan yang menggunakan hutang yang besar sebagai pendanaan utamanya dapat menyebabkan masalah seperti agency cost yaitu biaya keagenan yang disebabkan oleh shareholders dan debtholders. Terdapat biaya yang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan monitoring terhadap tindakan manager untuk mencegah tingkah laku manager yang tidak dikhendaki oleh shareholders, selain itu juga terdapat opportunity cost akibat pembatasan yang dilakukan oleh pemegang saham terhadap manager. RERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN Pecking Order Theory Teori ini mengatakan bahwa perusahaan memerlukan dana, terutama dari dana internal daripada dana eksternal untuk aktivitas pendanaanya (Siregar 2005 dalam Steven dan Lina 2011). Perusahaan lebih menyukai pendanaan sesuai dengan urutan resikonya yaitu dimulai dari sumber dana termurah, dana internal, dan saham sebagai sumber dana terakhir, pada dasarnya jika dana internal perusahaan sudah tidak mencukupi lagi, maka perusahaan akan membutuhkan dana eksternal sebagai sumber pendanaanya dan yang diutamakan adalah hutang (Steven dan Lina 2011). Sumber dana internal juga digunakan untuk membayarkan dividen dan mengimplementasikan sebagai peluang pertumbuhan, dana internal berasal dari laba ditahan sedangkan sumber dana eksternal ISSN: 1410 -9875 berasal dari pihak eksternal seperti hutang yang diperoleh dari pinjaman kreditur (Myers 1984 dalam Yeniate dan Destriana 2010). Agency Theory Menurut Indahningrum dan Handayani (2009) menyatakan teori keagenan adalah suatu hubungan antara prinsipal dengan agen yang terdapat sebuah kontrak, dimana dalam hubungan tersebut sering terjadinya masalah yang ditimbulkan oleh pihak-pihak terkait karena tujuan yang berbeda. Masalah-masalah yang sering terjadi yaitu antara manager perusahaan sebagai agen yang melakukan ekspansi untuk meningkatkan status dan gaji, sedangkan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan menginginkan meningkatnya nilai perusahaan sehingga pemegang saham dapat memperoleh dividen yang tinggi. Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan Hutang Kepemilikan manajerial di dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan pihak manajemen untuk lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan. Menurut Yeniatie dan Destriana (2010), kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan karena semakin besar presentase kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan, maka manager tersebut secara tidak langsung akan turut merasakan dampak dari pengambilan keputusan yang akan dipilihnya sebagi salah satu pemegang saham perusahaan. Indahningrum dan Handayani (2009) menemukan bahwa Agustin Palupi kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, Steven dan Lina (2011) juga menemukan tidak adanya pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. Ha1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Kepemilikan Institutional dan Kebijakan Hutang Murni dan Adriana (2007) yang menyatakan bahwa institutional investor memiliki wewenang yang lebih besar bila dibandingkan dengan pemegang saham kelompok lain untuk cenderung memilih proyek yang lebih beresiko dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Yeniatie dan Destriana (2010) serta Soestio (2008) menemukan bahwa terdapat pengaruh kebijakan institutional terhadap kebijakan hutang, karena semakin tinggi kepemilikan institutional maka keberadaan investor institutional dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manager akan semakin efektif. Namun menurut Susanto (2011) menyatakan bahwa kepemilikan institutional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, karena sebagian investor tidak teralu peduli dengan penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan, melainkan bagaimana hasil dari kinerja perusahaan untuk bisa mengembalikan hutangnya. Ha2 : Kepemilikan institutional berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. 91 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Menurut hasil penelitian Indahningrum dan Handayani (2009) serta Yeniatie dan Destriana (2010) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara dividen dengan kebijakan hutang, Namun menurut penelitian Steven dan Lina (2011) terdapat hubungan antara kebijakan dividen dengan kebijakan hutang, di mana kebijakan dividen yang stabil menyebabkan keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar dividen tetap tersebut dan juga sebaliknya. Hal ini senada dalam penelitian Susanto (2011). Ha3 : Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Struktur Aset dan Kebijakan Hutang Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang besar, aktiva tetap tersebut dapat dijadikan jaminan oleh manajer terhadap kreditur sehingga manajer dapat memperoleh pinjaman dengan mudah Yeniatie dan Destriana (2010). Menurut Junaidi (2006) menunjukan bahwa struktur aset tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Diana dan Irianto (2008) mengatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan. Hasil ini juga sesuai 92 November 2012 dengan penelitian Steven dan Lina (2011) serta Soestio (2008) yang mengatakan semakin tinggi jumlah aktiva tetap dalam perusahaan maka semakin mudah perusahaan untuk mendapatkan hutang karena aktiva tetap tersebut dapat dijadikan jaminan. Ha4 : Struktur Aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Profitabilitas dan Kebijakan Hutang Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang, hal ini disebabkan karena perusahaan lebih menyukai menggunakan sumber dana dari modal sendiri atau dana internal daripada menggunakan dana eksternal, apabila dana internal tidak mencukupi baru menggunakan dana eksternal (Yeniatie dan Destriana 2010). Menurut penelitian Yeniatie dan Destriana (2010) serta Steven dan Lina (2011) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh antara profitabilitas dengan kebijakan hutang. Namun bertentangan dengan hasil penelitian dari Diana dan Irianto (2008) menemukan hasil yang tidak signifikan antara profitabilitas dengan kebijakan hutang. Ha 5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Pertumbuhan Perusahaan dan Kebijakan Hutang Tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang sehingga terdapat hubungan antara ISSN: 1410 -9875 pertumbuhan perusahaan dan debt ratio Murni dan Andriana (2007). Yeniatie dan Destriana (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan hutang perusahaan. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Steven dan Lina (2011) serta Indahningrum dan Handayani (2009) yang menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dana dari luar, perusahaan dihadapkan pada pertimbangan sumber dana yang lebih murah. Ha 6 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Hutang Perusahaan besar tentu akan lebih mudah mengakses pasar modal. Kemudahan tersebut berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibelitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana Wahidahwati (2002) dalam Steven dan Lina (2011). Dalam penelitian Steven dan Lina (2011) mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara ukuran perusahaan dengan kebijakan hutang. Namun berdasarkan penelitian Wiliandari (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dengan kebijakan hutang. Perusahaan yang besar akan dengan mudah melakukan akses ke pasar modal dan lebih cepat untuk memperoleh dana. Hasil ini sesuai dengan penelitian Diana dan Irianto (2008). Agustin Palupi Ha 7 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Risiko Bisnis dan Kebijakan Hutang Risiko bisnis mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi tentunya akan menghindari penggunaan hutang dalam mendanai perusahaan karena dengan menggunakan hutang risiko likuiditas perusahaan akan semakin meningkat. Yeniatie dan Destriana (2010). Secara umum risiko bisnis yang besar tidak akan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya karena dapat mengancam likuiditas perusahaan, sehingga sumber dana yang dipilih lebih baik berasal dari internal perusahaan. Hasil penelitian Junaidi (2006) mengatakan hubungan antara risiko bisnis dan hutang berlawanan arah. Hal ini berarti perusahaan dengan risiko yang tinggi cenderung memiliki hutang yang rendah. Sedangkan hasil penelitian Yeniatie dan Destriana (2010) menemukan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap hutang. Hal ini disebabkan karena tingkat risiko bisnis perusahaan merupakan suatu keadaan yang sulit untuk diukur atau ditentukan secara pasti. Ha 8 : Risiko bisnis berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan nonkeuangan. Model Penelitian Model penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut : 93 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Kebijakan Dividen Struktur Aset Kebijakan Hutang Profitabilitas Pertumbuhan Perusahaan Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan pengumpulan data Penelitian ini berbentuk kasualitas yaitu penelitian yang mempunyai karakteristik masalah yang berupa hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Obyek penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahan – perusahaan non keuangan selain bank dan lembaga keuangan pada tahun 2008 sampai 2011. Adapun proses pemilihan sampel sebagai berikut: Tabel 1 Pemilihan Sampel No. Kriteria Sampel 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI secara konsisten selama tahun 2008-2011 2. Perusahaan yang laporan keuangannya tidak mempunyai akhir tahun fiskal 31 Desember 3. Perusahaan yang menggunakan mata uang asing 4. Perusahaan yang tidak mempunyai kepemilikan institusional berturut-turut selama periode penelitian 5. Perusahaan yang tidak menghasilkan laba secara berturut-turut selama periode penelitian 94 Jumlah 314 (10) (18) (6) (98) ISSN: 1410 -9875 Agustin Palupi No. Kriteria Sampel 6. Perusahaan yang tidak memiliki hutang jangka panjang secara berturut-turut selama periode penelitian 7. Perusahaan yang tidak membagikan dividen tunai secara konsisten selama periode penelitian 8. Perusahaan yang tidak terdapat closing Price berturut-turut selama periode penelitian 9. Perusahaan yang dapat dijadikan sampel 10. Data penelitian dari tahun 2007-2010 Jumlah (60) (69) (14) 39 156 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya yang mengacu pada penelitian Yeniatie dan Destriana (2010). Kebijakan Hutang Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang (DEBT). Kebijakan hutang digambarkan dalam total hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiaya kegiatan operasionalnya. Pengukurannya menggunakan rasio seperti yang digunakan dalam penelitian Yeniatie dan Destriana (2010). Kepemilikan Institusional Mengacu pada penelitian Yeniatie dan Destriana (2010), kepemilikan institusional (INST) menunjukkan kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional pada akhir tahun yang diukur dengan menggunakan skala rasio. Yeniatie dan Destriana (2010) mengukur kepemilikan institusional dengan rumus sebagai berikut. Hutang Jangka Panjang DEBT = Hutang Jangka Panjang + Total Ekuitas Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial (INSD) adalah keadaan dimana manajer mempunyai saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham. Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial (INSD) merupakan variabel dummy yang diwakili dengan angka 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial sedangkan nilai 1 menunjukkan yang memiliki kepemilikan manajerial. Variabel ini diukur dengan skala nominal INST = Jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusional Jumlah saham yang beredar Kebijakan Dividen Djabid (2009) menyatakan bahwa pembayaran dividen akan mengurangi arus kas perusahaan sehingga dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya perusahaan. Variabel ini merupakan rasio pembayaran dividen terhadap laba bersih setelah pajak. Djabid (2009). Pembayaran dividen dirumuskan sebagai berikut : DIV = Dividen tunai Laba Bersih Setelah Pajak Struktur Aset Menurut Yeniatie Destriana (2010), struktur dan aset 95 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 merupakan komposisi jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka akan semakin besar jaminan yang akan didapatkan oleh perusahaan. Struktur aset dirumuskan sebagai berikut. AST = Aset Tetap Total Aset Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan (GROWTH) menyajikan tingkat perubahan total aset dari tahun ke tahun (Yeniatie dan Destriana 2010). Variabel ini diukur dengan rumus : Total Aset Akhir Tahun GROWTH = Total Aset Awal Tahun Profitabilitas Profitabilitas (PROF) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa mendatang (Jansen et al. 1992 dalam Indahningrum dan Handayani 2009). Variabel ini menggunakan rumus sebagai berikut. PROFIT = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset Risiko Bisnis . Risiko bisnis dihitung sebagai standar deviasi return saham secara bulanan selama satu periode (Yeniatie dan Destriana 2010). Variabel ini dirumuskan sebagai berikut. Riskit = STD Returnit Pi,i - Pi,t-1 RISK = Pi,t-1 96 November 2012 Keterangan : Pi,i : Closing Price Bulanan Pi,t-1 : Closing Price Sebelumnya Bulan Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan (SIZE) merupakan besar kecilnya jumlah aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Soestio (2008) mengatakan variabel ini dapat diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset. SIZE � Ln.Total Aset Metoda Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda (multiple regression). Model empiris dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b6X6 + b7X7 + b8X8+ e b4X4 + b5X5 Dalam hal ini, Y = Kebijakan Hutang (DEBT) a = Konstanta X1 = Kepemilikan Manajerial (INSDR) X2 = Kepemilikan Institusional (INST) X3 = Kebijakan Dividen (DIV) X4 = Struktur Aset (AST) X5 = Profitabilitas (PROFIT) X6 = Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH) X7 = Risiko Bisnis (RISK) X8 = Ukuran Perusahaan (SIZE) e = Error Term + ISSN: 1410 -9875 Agustin Palupi HASIL PENELITIAN Hasil statistic deskriptif sebagai berikut: Table 2 Statistik Deskriptif N Kebijakan Hutang Kepemilikan Institutional Kebijakan Dividen Struktur Aset Pertumbuhan Perusahaan Profitabilitas Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan Minimum Maximum Mean Std. Deviation 156 .000056 .634143 .17167042 .167318760 156 .049963 .981786 .63895842 .213955853 156 .000181 23.420583 .64849522 2.518683054 156 .000727 .30670846 .211125853 156 .758244 1.757163 1.14734207 .144997049 156 156 .003295 .031705 .069624418 .083643691 .871103 .416200 .703050 .09546694 .14525191 29.0518800 156 24.850204 32.664858 2 1.650374095 Sumber: Hasil pengolahan data Hasil pengujian hipotesis sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji t Unstandardized Coefficients B Std Model Error 1 (Constant) -.806 .196 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Kebijakan Dividen Struktur Aset Pertumbuhan Perusahaan Profitabilitas Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan a. Dependent variable : DEBT Standardized Coefficients Beta .044 -.063 .021 .048 .132 -.081 -.002 .327 .100 .004 .048 .067 -.029 .413 .087 1.070 .089 .030 .155 -.445 .118 .006 .044 .295 t Sig. 4.114 2.083 1.308 -.477 6.864 1.495 .000 6.902 .753 4.664 .000 .039 .193 .634 .000 .137 .453 .000 Sumber: Hasil pengolahan data 97 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Variabel kepemilikan manajerial (INSD) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.039 dan menunjukkan arah positif. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil daripada tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Artinya Ha1 dapat diterima, hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajer harus lebih berhati-hati dalam penggunaan hutang. Semakin tinggi presentase kepemilikan manajerial maka secara tidak langsung manajer akan merasakan dampak dari pengambilan keputusan yang akan dipilihnya. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi dari kepemilikan institutional (INST) sebesar 0.193 arah negatif. Nilai ini lebih besar daripada tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Artinya Ha2 tidak dapat diterima, kepemilikan institutional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil ini menunjukkan bahwa pihak institusi tidak teralu mementingkan pengawasan terhadap penggunaan hutang dalam perusahaan, sehingga kinerja manajer tidak akan ada perubahan. Pihak institusi hanya mementingkan kinerja perusahaan dan kemampuan membayar hutang. Hasil penelitian variabel kebijakan dividen (DIV) menunjukkan nilai sig sebesar 0.634 arah negatif. hasil ini lebih besar daripada tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha3 tidak dapat diterima, artinya 98 November 2012 kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Peningkatan dividen akan menurunkan jumlah penggunaan hutang didalam perusahaan, karena perusahaan lebih memilih untuk tidak membayarkan dividen dan mengalokasikan labanya ke laba ditahan Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi dari varibel struktur aset (AST) sebesar 0.000 arah positif, hasil ini lebih kecil daripada tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan Ha4 dapat diterima, artinya struktur asset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Semakin tinggi asset yang dimiliki perusahaan untuk dijadikan jaminan, maka semakin mudah perusahaan memperoleh hutang. Hasil penelitian menunjukkan variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.137 dengan arah positif. Hasil ini lebih besar daripada tingkat tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha6 tidak dapat diterima. Artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Tidak semua perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi memilih hutang sebagai sumber pendanaanya. Perusahaan akan menggunakan borrowing cost yang lebih murah dan lebih mengandalkan dana internal. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi dari profitabilitas (Profit) sebesar 0.000 ISSN: 1410 -9875 arah negatif. Hasil ini lebih kecil daripada tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Hasil ini menujukkan Ha5 dapat diterima, artinya profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Arah negatif menunjukkan semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin kecil hutang yang dimilikinya, dan sebaliknya. Semakin banyak dana yang tersedia bagi perusahaan, maka perusahaan cenderung menggunakan dana internalnya untuk digunakan bagi perusahaan Hasil penelitian variabel risiko bisnis (RISK) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.453 dengan arah postif. Nilai sig lebih besar daripada tingkat kepercayaan yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05 sehingga Ha8 tidak dapat diterima, risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini disebabkan karena tingkat risiko bisnis perusahaan merupakan suatu keadaaan yang sulit untuk diukur atau ditentukan dengan pasti. Hasil penelitian ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000 dengan arah positif. Hasil ini lebih kecil daripada tingkat kepercayaan (α) yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Sehingga Ha7 dapat diterima, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap hutang. Arah positif menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar hutang yang digunakannya. Perusahaan yang besar lebih mudah masuk ke pasar modal dan lebih cepat untuk memperoleh dana. Agustin Palupi PENUTUP Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Hasil ini konsisten dengan penelitian Yeniatie dan Destriana (2010), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Indahningrum dan Handayani (2009) serta Steven dan Lina (2011) yang tidak menemukan adanya pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan institutional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2011), namun tidak konsisten dengan Yeniatie dan Destriana (2010) dan Soestio (2008). Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum dan Handayani (2009) serta Yeniatie dan Destriana (2010), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Steven dan Lina (2011) serta Susanto (2011). Struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana dan Irianto (2008), Steven dan Lina (2011), dan Soestio (2008), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Junaidi (2006) yang menyatakan bahwa struktur asset tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini sesusai dengan penelitian Yeniatie dan Destriana (2010) serta Steven dan Lina (2011). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Diana dan Irianto (2008 Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan 99 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Steven dan Lina (2011) serta Indahningrum dan Handayani (2009). Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Yeniatie dan Destriana (2010). Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiliandari (2011) serta Diana dan Irianto (2008). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Steven dan Lina (2011). Risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil ini konsisten dengan penelitian Yeniatie dan Destriana (2010). Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Junaidi (2006) Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup perusahaan non keuangan saja, penelitian ini hanya menggunakan delapan variabel independen, masih terdapat variabel independen lainnya yang November 2012 diduga dapat mempengaruhi kebijakan hutang, periode penelitian hanya empat tahun yaitu dari tahun 2008-2011. Dari keterbatasanketerbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis akan memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, yaitu penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel yang digunakan, dengan menambahkan perusahan keuangan sehingga penelitian dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen yang mungkin berpengaruh terhadap kebijakan hutang dan belum dimasukkan kedalam penelitian ini seperti free cash flow dan investasi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian hingga lima tahun atau lebih. REFERENSI Christiawan, Y.J. dan T. Josua. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.9, No.1 Mei :1-8. Diana, D.N.A. dan G. Irianto. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Sebaran Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Ditinjau dari Teori Keagenan. Emisi Vol 1 No.1 April:1-16. Djabid, Abdullah W. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Utang : Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.3, No.2, Mei:249-259. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, Joseph F, W.C Black, B.J Babin, R.E Anderson. 2011. Multivariate Data Analysis. United States: Pearson Education, Inc. 100 ISSN: 1410 -9875 Agustin Palupi Indahningrum, R.P. dan R. Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 11, No.3, Desember , Hlm. 189-207. Joher, H., M.Ali, dan Nazrul. 2006. The Impact of Ownership Structure on Corporate Debt Policy: Two Stage Least Square Simultaneous Model Approach For Post Crisis Period: Evidence From Kuala Lumpur Stock Exchange. International Business and Economic Research Journal, May , Vol.5, No.5. Junaidi. 2006. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Agency Theory dengan Variabel Kontrol Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Assets Structure, dan Resiko Bisnis (Studi pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen dan Akuntansi, Vol.3, No.2, September 2006; ISSN 1693-7864, Hal. 214-227 Larasati, Eva. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th.16 No.2 Juli . Murni, Sri dan Andriana. 2007. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Investor, Dividend Payments, dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.7, No.1, Februari :15-24. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Soesetio, Yuli. 2008. Kepemilikan Manajerial dan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12 No.3 September, hal. 384-398. Steven dan Lina. 2011. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.13, No.3, Desember, Hlm.163–181. Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis. Th.16 No.2 Juli. Yeniatie dan N. Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Busa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12 No. 1, April Hlm. 1-16. Susanto,Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistematis, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.13, No.3, Desember , Hlm 195-2 101 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 102 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 103-114 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANTON HERDIANTO STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to investigate factors which affect the dividend policy on the manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange. The factors being investigated were free cash flow, profitability, liquidity, leverage, managerial ownership and size. Samples in this research are all manufacture companies which listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 until 2010. Sample selected based on purposive sampling method and there are 30 manufacture companies which suit with the criteria. The statistical methods used in this research are multiple regression.Result of this research shows that profitability affect the dividend policy while free cash flow, liquidity, leverage, managerial ownership, and size don’t show any effect to dividend policy. Keywords: Dividend Policy, Free Cash Flow, Profitability, Liquidity, Leverage, Managerial Ownership and Size berkeinginan untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan tersebut. Dividen merupakan laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen adalah penentu jumlah besarnya keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai laba ditahan. Keputusan dari perusahaan dapat menentukan apakah akan menyenangkan investor dengan memberikan dividen atau menahan keuntungan untuk keperluan di masa yang akan datang. PENDAHULUAN Perusahaan dalam merencanakan ekspansi bisnisnya membutuhkan dana yang relatif besar. Salah satu cara yang diambil perusahaan dalam mencari dana yaitu dengan cara menerbitkan saham di pasar modal. Pasar modal merupakan tempat yang dimanfaatkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Sumber dana tersebut bisa diperoleh dari investor dengan cara membeli saham perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang besar akan membuat investor 103 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arilaha (2009). Adapun pengembangan yang dilakukan dalam penelitian terdahulu yaitu menggunakan empat variabel independen yaitu free cash flow, profitabilitas, likuiditas dan leverage. Sedangkan dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dengan menambahkan dua variabel independen yaitu kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut, pertama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dan sistematika penulisan. Kedua, menjelaskan mengenai rerangka teoritis dan hasil penelitian sebelumnya yang nantinya menjadi dasar dalam pengambilan hipotesis penelitian, Ketiga, metoda pemilihan sampel dan definisi operasional variabel dalam penelitian. Keempat, hasil pengujian hipotesis, dan terakhir terkait pada kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan. Manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi, dan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena akan menambah cost bagi perusahaan 104 November 2012 dan akan menurunkan keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham. Bird-in-the-hand Theory Teori yang dibentuk oleh Gordon dan Litner pada tahun 1962 dan 1963 mengemukakan bahwa investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan. Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal yang tidak penting, investor berasumsi bahwa hasil yang diperoleh dari perolehan modal akan berbeda dengan pendapatan berupa dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Signaling Theory Di dalam teori ini Modigliani dan Miller (1961) berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang di atas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Investor yakin jika suatu penurunan atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal terdapat suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit di masa mendatang. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba ditahan untuk kepentingan perusahaan (Ramadhan 2011). Setiap perusahaan selalu ISSN: 1410 -9875 menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan, namun di sisi lain perusahaan ingin membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen merupakan keputusan dari pihak manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu para pemegang saham dan pihak manajemen. Anton Herdianto dan Danica (2009), Purwanti dan Sawitri (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Di sisi lain, penelitian Dewi (2008), profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah : Ha2 : Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen Free Cash Flow dan Kebijakan Dividen Jensen (1986) mendefinisikan free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Penelitian Rosdini (2009) menunjukkan free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sebaliknya, menurut Utami dan Inanga (2011) menyimpulkan bahwa free cash flow berpengaruh negatif terhadap kebijkan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah : Ha1 : Free Cash Flow mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Likuiditas dan Kebijakan Dividen Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya (Arilaha 2009). Likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Penelitian Wahyudi dan Baidori (2008), Parica et al. (2011) menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah : Ha3 : Likuiditas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Laba merupakan indikator utama yang menunjukkan kapasitas perusahaan dalam membayarkan dividen (Handayani dan Hadinugroho 2009). Hasil penelitian menurut Arilaha (2009), Marlina Leverage dan Kebijakan Dividen Leverage merupakan kebijakan pendanaan perusahaan dengan memanfaatkan hutang dalam kegiatan operasi (Arilaha 2009). Penelitian Purwanti dan Sawitri (2010), Utami dan Inanga (2011) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sebaliknya, menurut Dewi (2008), Arifanto dan Prasetiono (2010), Asif et al. (2011) menyimpulkan bahwa 105 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah : Ha4 : Leverage mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. November 2012 kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah : Ha6 : Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Model Penelitian Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan Dividen Kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang manajer, yaitu manajer bertindak sebagai pemegang saham (Ramadhan 2011). Manajer ditugaskan oleh prinsipal untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Namun manajer juga memiliki tugas untuk memakmurkan pemegang saham. Penelitian Dewi (2008), Arifanto dan Prasetiono (2010) menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah : Ha5 : Kepemilikan Manajerial mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen Ukuran atau besarnya perusahaan memiliki peran dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen dalam perusahaan, karena perusahaan yang besar cenderung mempunyai akses yang lebih mudah dalam pasar modal (Ramadhan 2011). Kemudahan dalam akses ke pasar modal memberikan laba yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Hasil penelitian menurut Rahman (2010), Lucyanda dan Lilyana (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap 106 Free Cash Flow Profitabilitas Likuiditas Leverage Kebijaka n Dividen Kepemilikan Ukuran Perusahaan Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan yang diperoleh melalui media perantara Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan. Kriteria pemilihan sampel tersebut yaitu perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan ISSN: 1410 -9875 Anton Herdianto 2010, menghasilkan laba positif selama periode penelitian, dalam mata uang rupiah, menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember, membagikan dividen secara berturut-turut selama periode penelitian, dan memiliki aliran kas operasi positif selama periode peneleitian. Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah ditentukan, maka data yang diteliti adalah sebanyak 90 observasi. Definisi Operasional Pengukuran Variabel dan Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Pengukuran skala yang digunakan untuk variabel kebijakan dividen adalah skala rasio. Kebijakan dividen diukur dengan menggunakan rumus Dividen Payout Ratio yang ada dalam penelitian Arilaha (2009) : Dividend Payout Ratio = Dividend per share Earning per share Variabel Independen Free Cash Flow merupakan kelebihan yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif. Skala yang digunakan untuk menghitung free cash flow adalah skala rasio (Arilaha 2009) yang diformulasikan sebagai berikut: FCFit = AKOit – PMit – NWCit Keterangan: FCFit = Free cash flow perusahaan i pada tahun t AKOit = Aliran kas perusahaan i pada PMit = Pengeluaran perusahaan i pada NWCit = Modal kerja perusahaan i pada operasi tahun t modal tahun t bersih tahun t Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Skala yang digunakan untuk menghitung profitabilitas adalah skala rasio. Variabel ini diukur dengan rumus seperti yang ada dalam penelitian Arilaha (2009). Return On Asset = Earnings After Tax Total Assets Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Pengukuran pada variabel ini menggunakan skala rasio, dihitung menggunakan rumus yang ada di penelitian Arilaha (2009). Current Ratio = Current Assets Current Liabilities Leverage menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Variabel ini menggunakan skala rasio, dengan mengggunakan rumus seperti yang digunakan oleh Arilaha (2009). Debt to Equity Ratio= Long Term Debt Total Equity Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dan pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan. Skala pengukuran yang digunakan adalah 107 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 skala nominal. Kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy dengan ketentuan yaitu : 1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial (Ramadhan 2011). Ukuran perusahaan yaitu jumlah keseluruhan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai nilai dan dapat diukur. Rasio ukuran perusahaan menggunakan pengukuran yang ada di dalam penelitian (Nuringsih 2005). Ukuran perusahaan = Log n (total assets) HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah salah satu teknik statistik yang memiliki tujuan untuk menjelaskan karakteristik dari suatu data atau lebih sehingga ciri-ciri unik dari kelompok data tersebut dapat diketahui. Hasil dari statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal. Hasil dari pengujian normalitas residual dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut diperoleh nilai asymp.sig. (2-tailed) sebesar 0,332 lebih besar dari alpha (α=0,05), maka data dalam penelelitian ini berdistribusi normal. 108 November 2012 Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Hasil dari pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut seluruh variabel memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesamaan atau tidak variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Dari Tabel 4 menunjukkan nilai signifikansi dari semua variabel lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi linear ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya dengan kesalahan pengganggu sekarang. Dari Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi menunjukkan nilai res_2 sebesar 0,540 lebih besar dari sig 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi. ISSN: 1410 -9875 Pengujian Hipotesis Hasil Uji korelasi dan Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Uji korelasi menunjukkan nilai R sebesar 0,498 lebih kecil 0,5 maka korelasi atau hubungan antara variabel independen, yaitu free cash flow (FCF), profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), leverage (DER), kepemilikan manajerial (OWN), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap variabel dependen, kebijakan dividen, adalah lemah dan positif. Hasil (Adjusted R2) menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen hanya sebesar 19,4% sedangkan sisanya sebesar 80,6% dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak terdapat di dalam model penelitian. Hasil pengujian korelasi dan koefisien determinasi ditunjukkan pada tabel Tabel 6. Hasil Uji F Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa model regresi fit dan data yang digunakan sesuai dengan model. Hasil Uji t Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa variabel free cash flow memiliki nilai signifikansi sebesar 0,330 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha1 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar Anton Herdianto 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha2 dapat diterima. Hal ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,889 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,667 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha4 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,547 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha5 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,473 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha6 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa free cash flow, likuiditas, leverage, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan, 109 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini hanya menggunakan 6 variabel independen. Keterbatasan waktu dalam penelitian sehingga penelitian ini hanya mengambil sampel selama 3 tahun. Saran Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi kepada penelitian-penelitian November 2012 selanjutnya. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya mengunakan sampel perusahaan manufaktur saja tetapi juga seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dapat memasukkan variabel-variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan, seperti Collateralizable Assets, growth, earnings per share dan kepemilikan institusional. Penambahan jumlah tahun penelitian agar sampel yang didapat lebih banyak, sehingga dapat mewakili data yang diperlukan. DAFTAR REFERENSI Arifanto, Nur Imam dan Prasetiono. 2010. Agency Cost Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 8: 141 – 157. Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Volume 13 : 78-87. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 10 : 47 – 58. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. 2006. Principal of Managerial Finance 11th Edition. England : Addison-Wesley Publishing. Hair, Joseph F ., William C. Black, Barry J. Babin dan Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Prespective. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Jensen, Michael C.. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers”, American Economic Review, Volume 76. No.2 : 323329 Jensen, M.C., dan Meckling, W.H. 1976. Theory of Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economic, Volume 3. No. 4 : 305-360. Latiefasari, Hani Diana dan Chabachib. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden (Studi Empiris pada Perusahaan 110 ISSN: 1410 -9875 Anton Herdianto Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009). Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Volume 7 No. 5 : 1-28. Lloyd, W.P., J.S. Jahera, dan D.E. Page. 1985. Agency Costs and DividendPayout Ratios, Quaterly Journal of Business and Economics. Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi, Volume 4. No.2 : 129-138 Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2 : 1-6. Miller, Merton H. and Modigliani, Franco. 1961. Dividen Policy, Growth and the Valuation of Share. Journal of Business, Volume 34 : 411-433. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen : Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 2 : 103 – 123. Parica. et.al. 2011. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Automotive And Allied Product Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Volume 12 No. 2 : 1 - 15. Purwanti, Dwi dan Sawitri, Peni. 2010. Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisma, Volume 3 No. 02 : 17 – 34. Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung, No. 01 : 1 – 15. Ramadhan, Syahril. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Aktiva, Volume 4 : 80 – 100. Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio. Research Days Faculty of Economics Padjajaran University Bandung: 19. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada statistik parametrik. Edisi 1. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research methods for business: a skill building approach. Fifth Edition. Haddington: Scotprint Utami, Siti Rahmi dan Eno L. Inanga. 2011. Agency Cost of Free Cash Flow, Dividen Policy and Leverages of firm in Indonesia. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences. Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collaterazible Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Peroide 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6 : 474 – 482. White, Gerald I., Sondhi, Ashwinpul C., dan Fried, Dov. 1998. The Analysis and Use Of Financial Statements. John Wiley and Sons, Inc. New York. 111 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Variable DPR FCF ROA CR DER OWN SIZE N 90 90 90 90 90 90 90 Minimum 0.0433145 -1.E+13 0.00750185 0.65886641 0.02119034 0 24.8502035 Tabel 1 Statistik Deskriptif Maximum Mean 1.421666192 0.476033305 4.E+12 -1.11E+12 0.411556506 0.149983653 10.6844899 3.154436953 7.664102378 0.331766143 1 0.488888889 32.35714265 28.27708028 November 2012 Std. Deviation 0.306080904 2.900E+12 0.097633479 2.234852612 0.878853923 0.502676979 1.684299753 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N Asymp. Sig. (2-tailed) 90 0.332 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 Model FCF ROA CR DER OWN SIZE Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistic Tolerance VIF 0,627 1,594 0,794 1,259 0,724 1,381 0,832 1,202 0,887 1,127 0,515 1,944 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Sig. Kesimpulan FCF 0,806 Tidak terjadi heteroskedastisitas ROA 0,106 Tidak terjadi heteroskedastisitas CR 0,865 Tidak terjadi heteroskedastisitas DER 0,702 Tidak terjadi heteroskedastisitas OWN 0,342 Tidak terjadi heteroskedastisitas SIZE 0,112 Tidak terjadi heteroskedastisitas Dependent Variable: ares_1 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 112 ISSN: 1410 -9875 Anton Herdianto Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Model Sig. FCF 0,916 Tidak ROA 1,000 Tidak CR 0,924 Tidak DER 0,907 Tidak OWN 0,851 Tidak SIZE 0,951 Tidak res_2 0,540 Tidak Dependent Variabel: Unstandardized Residual Kesimpulan terjadi autokorelasi terjadi autokorelasi terjadi autokorelasi terjadi autokorelasi terjadi autokorelasi terjadi autokorelasi terjadi autokorelasi Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 Tabel 6 Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R Adjusted R Square 1 0,498 0,194 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 Tabel 7 Hasil Uji F Model 1 Sig 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 Variabel (Constant) FCF ROA CR DER OWN SIZE Tabel 8 Hasil Uji t B -0,190 1.243E-14 1.360 0,002 -0,016 -0,037 0,017 Sig. 0,782 0,330 0,000 0,889 0,667 0,547 0,473 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19 113 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 114 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 115-128 ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARLEEN HERAWATY STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this study is to analyze the factors that influencing income smoothing practices among manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange. The factors being examined were firm size, return on asset, financial leverage, dividend payout ratio, debt to equity ratio, net profit margin, and operating leverage. The sample used in this research were 32 companies listed on Indonesia Stock Exchange, with a period from 2008 until 2010. The sample was classified into smoother and non smoother using Eckel’s model. Data were analyzed using binary logistics regression. The result of this study indicated that firm size, return on asset, financial leverage, dividend payout ratio, debt to equity ratio, and operating leverage do not have significant influence to income smoothing practices but net profit margin have significant influence to income smoothing. Keywords: Firm Size, Return on Asset, Financial Leverage, Dividend Payout Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Operating Leverage, Income Smoothing. tarik yang dimiliki perusahaan agar investor mau menanamkan dananya. Indikator yang umumnya digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan investasi salah satunya adalah laba perusahaan yang ada dalam laporan keuangan. Dengan asumsi bahwa investor adalah penolak resiko (risk averse) sehingga mereka akan lebih memilih berinvestasi pada PENDAHULUAN Dengan dimulainya perdagangan bebas antar negara ASEAN, saat ini perusahaanperusahaan di Indonesia mulai menghadapi tingkat persaingan global yang sangat ketat. Persaingan yang ketat ini akan mengakibatkan perusahaanperusahaan tersebut saling berusaha untuk meningkatkan daya 115 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 perusahaan dengan laba yang stabil, maka perusahaan akan berusaha menormalkan labanya. Tindakan menormalkan laba inilah yang disebut dengan praktik perataan laba (income smoothing). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Subijanto dan Viriany (2011) yang menguji pengaruh ukuran perusahaan, return on asset, financial leverage, dan dividend payout ratio. Penelitian ini akan mereplikasi penelitian sebelumnya dengan menambahkan variabel debt to equity ratio, net profit margin, dan operating leverage. Selain itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode yang digunakan. Penelitian sebelumnya mengambil periode tahun 2005-2007 sedangkan penelitian ini mengambil periode tahun 2008-2010 karena hasil yang didapat akan lebih baru dan peneliti ingin melihat apakah hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut, pertama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. Kedua, menjelaskan mengenai mengenai teori-teori yang mendasari praktik perataan laba dan penjelasan untuk masingmasing variabel dependen dan independen, penelitian terdahulu, model penelitian serta perumusan hipotesis. Ketiga, menjelaskan mengenai bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data dan metode 116 November 2012 analisis data yang akan digunakan. Keempat, berisi gambaran umum sampel (obyek penelitian), statistik deskriptif dan hasil uji hipotesis dan terakhir terkait pada kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Anthony dan Govindarajan (2005) dalam Budiasih (2009) menyatakan bahwa agency theory menjelaskan mengenai hubungan antara pemilik perusahaan dan manajemen yang diistilahkan dengan principal dan agent. Dalam teori ini timbul konflik kepentingan antara principal dan agent dikarenakan aktivitas dari agent tidak dapat dimonitor oleh principal setiap waktu, oleh karena itu informasi mengenai perusahaan akan diketahui lebih banyak oleh agent dan akan menimbulkan ketidakseimbangan informasi. Dengan adanya ketidakseimbangan informasi dan konflik kepentingan, maka beberapa informasi yang dimiliki oleh agent mungkin akan disembunyikan, terutama informasi yang berkaitan dengan pengukuran kinerja, sehingga informasi yang disajikan kepada principal bukan merupakan informasi yang sebenarnya. Commander Theory Pada teori ini dijelaskan bahwa dalam suatu perusahaan ada pihak yang mempunyai kekuasaan untuk mengendalikan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang disebut ”Commander”. Pemilik ISSN: 1410 -9875 perusahaan adalah commander pada perusahaan perorangan, namun pemilik dari perusahaan besar yang sudah go public adalah para pemegang saham, dimana hak untuk mengendalikan sumber daya perusahaan tidak dimiliki oleh pemegang saham ini, melainkan mereka hanya dapat menggunakan persentase kepemilikan mereka untuk mempengaruhi kinerja manajemen. Pada akhirnya, sumber daya dari perusahaan tetap dikendalikan oleh manajemen. Hal inilah yang berdampak langsung terhadap praktik perataan laba. (Oktaviani dan Lina, 2011). Perataan Laba (Income Smoothing) Menurut Koch (1981) dalam Suwito dan Herawaty (2005), perataan laba adalah alat yang digunakan oleh manajemen agar laba yang dilaporkan sesuai dengan target yang diinginkan dengan maksud untuk mengurangi fluktuasi laba, umumnya dilakukan dengan melalui metode akuntansi maupun melalui transaksi. Sementara itu, Kusnawati danEkawati (2006) dalam Herni dan Susanto (2008) menyatakan bahwa perataan laba merupakan proses yang dilakukan agar laba yang dilaporkan relatif stabil melalui manipulasi laporan keuangan. Penelitian Kustono (2009) menyatakan bahwa penelitianpenelitian mengenai perataan laba mengindikasi bahwa stabilitas posisi manajer dalam suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh struktur aliran laba perusahaan, dimana posisi ini menentukan kesejahteraan manajer. Oleh karena itu, manajer akan termotivasi untuk melakukan Arleen Herawaty perataan laba untuk meningkatkan kesejahteraannya. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengidentifikasikan besar kecilnya perusahaan melalui beberapa cara, yakni total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan terdiri dari tiga kategori yaitu perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar (Suwito dan Herawaty, 2005). Zimmerman dan Watts (1986) dalam Rahmawati dan Muid (2012) menyatakan bahwa dengan semakin besarnya ukuran perusahaan yang ditandai dengan besarnya asset perusahaan, maka pembebanan biaya yang lebih tinggi kepada perusahaan akan dilakukan karena pembebanan biaya tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk menghindari pembebanan biaya yang terlalu tinggi, maka perusahaan besar cenderung melakukan praktik perataan laba. Return on Asset Profitabilitas umumnya digunakan oleh investor dan kreditor dalam menilai seberapa efektif perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya (Zuhroh, 1996 dalam Syafriont, 2008). Salah satu rasio yang digunakan dalam menghitung profitabilitas adalah return on asset dimana rasio ini mengukur mengenai efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan. 117 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Penelitian Kustono dan Sari (2012) menyatakan bahwa kinerja manajemen dinilai dari tingkat laba yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Ketika return on asset yang dihasilkan perusahaan rendah, maka kinerja manajemen akan dinilai tidak baik sehingga kedudukan manajemen terancam. Oleh karena itu agar terhindar dari pengambilalihan kedudukan, maka manajemen akan melakukan praktik perataan laba ketika return on asset perusahaan rendah. Financial Leverage Menurut Sartono (2001) dalam Budiasih (2009), financial leverage menunjukkan besarnya penggunaan utang perusahaan untuk membiayai investasi perusahaan. Resiko yang akan ditanggung oleh investor akan semakin besar ketika utang yang digunakan oleh perusahaan semakin besar, akibatnya investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, demi mencegah hal tersebut terjadi, perusahaan cenderung melakukan praktik perataan laba. Dividend Payout Ratio Menurut Stice, et.al. (2005) dalam Suharli (2007), dividen adalah pembagian laba untuk para pemegang saham dalam bentuk uang tunai maupun saham. Purwanto (2009) menyatakan bahwa dividen memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba karena kebijakan dividen akan berimplikasi pada pengambilan keputusan investor dalam pembelian saham perusahaan. Pihak investor menyukai tingkat dividen yang tinggi tapi juga merupakan pihak yang menolak 118 November 2012 resiko, sedangkan perusahaan yang menetapkan tingkat dividen yang tinggi juga akan memiliki resiko yang tinggi saat terjadi fluktuasi laba yang besar. Oleh karena itu, dengan adanya tuntutan untuk dapat membagikan dividen yang tinggi dengan resiko yang kecil membuat pihak manajemen akan melakukan praktik perataan laba pada saat laba perusahaan berfluktuasi. Debt to Equity Ratio Menurut Robert Ang (1997) dalam Rahmawati dan Muid (2012), debt to equity ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan modal perusahaan dimana semakin besar debt to equity ratio maka hal ini menunjukkan bahwa total hutang perusahaan lebih besar daripada modal sendiri yang memberikan indikasi bahwa perusahaan kemungkinan tidak dapat membayar semua hutangnya, hal ini akan membuat kreditor takut untuk meminjamkan dananya kepada perusahaan. Akibatnya tingkat pendanaan perusahaan akan semakin rendah yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan laba. Oleh karena itu perusahaan dengan debt to equity ratio yang tinggi akan melakukan praktik perataan laba untuk membuat laba perusahaan menjadi stabil (Robert Ang, 1997 dalam Rahmawati dan Muid, 2012). Net Profit Margin Net profit margin merupakan suatu pengukuran setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi seluruh biaya, bunga dan pajak. Secara logis, net profit margin terkait langsung ISSN: 1410 -9875 dengan objek perataan penghasilan, oleh karena itu variabel ini diduga mempengaruhi perataan laba (Salno dan Baridwan, 2000 dalam Suwito dan Herawaty, 2005). Menurut Rahmawati dan Muid (2012), perusahaan yang memiliki net profit margin yang stabil menandakan perusahaan memiliki laba yang stabil dan sebaliknya ketika net profit margin perusahaan berfluktuasi maka hal ini menandakan laba perusahaan berfluktuasi. Ketika laba perusahaan berfluktuasi, maka kinerja manajer akan dinilai kurang optimal bagi investor dan pada akhirnya investor tidak akan menanamkan dananya pada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dengan net profit margin yang berfluktuasi lebih cenderung melakukan praktik perataan laba. Operating Leverage Menurut Riyanto (1998) dalam Syafriont (2008), operating leverage berhubungan dengan penggunaan aktiva yang disertai biaya tetap dengan harapan agar pendapatan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva tersebut dapat menutup biaya tetap dan biaya variabel. Penelitian Syafriont (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki operating leverage tinggi cenderung melakukan praktik perataan laba dibandingkan perusahaan yang memiliki operating leverage rendah dikarenakan perusahaan yang memiliki operating leverage yang tinggi menandakan bahwa perusahaan telah melakukan investasi yang besar pada aktiva Arleen Herawaty tetap dan akibatnya perusahaan akan mempunyai biaya tetap yang tinggi. Dengan biaya tetap yang tinggi, maka ketika terjadi sedikit saja penurunan dalam penjualan dapat mengakibatkan penurunan yang besar pada laba operasi perusahaan, sehingga resiko perusahaan menjadi tinggi. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ukuran Perusahaan Return on Asset Financial Leverage Dividend Payout Ratio Perataan Laba Debt to Equity Ratio Net Profit Margin Operating Gambar 1 Model Penelitian Hipotesis Ha1 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba. Ha2 : Terdapat pengaruh return on asset terhadap praktik perataan laba. Ha3 : Terdapat pengaruh financial leverage terhadap praktik perataan laba. Ha4 : Terdapat pengaruh dividend payout ratio terhadap praktik perataan laba. Ha5 : Terdapat pengaruh debt to equity ratio terhadap praktik perataan laba. 119 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 Ha6 : Ha7 : Terdapat pengaruh net profit margin terhadap praktik perataan laba. Terdapat pengaruh operating leverage terhadap praktik perataan laba. METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaanperusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 dimana sampel yang diambil adalah perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel dengan perincian proses pengambilan sampel sebagai berikut: Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di BEI selama periode 2006-2010 Perusahaan yang tidak konsisten membagikan dividen selama periode 2008-2010 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah Perusahaan Jumlah sampel akhir 32 November 2012 Sumber: Hasil pengumpulan data penelitian Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel Independen Ukuran perusahaan diukur menggunakan skala rasio dimana rumusnya adalah sebagai berikut (Budiasih, 2009): Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva Return on asset diukur menggunakan skala rasio dimana rumusnya adalah sebagai berikut (Masodah, 2007): Return on Asset = Laba Bersih Sebelum Pajak x 100% Total Aktiva Financial leverage diukur menggunakan skala rasio yang diproksikan menggunakan debt to total assets ratio, dimana rumusnya adalah sebagai berikut (Dewi dan Carina, 2008): Data Debt to Total Assets Ratio = Total Utang Total Aktiva 117 351 (81) (243) Dividend payout ratio diukur menggunakan skala rasio dimana rumusnya adalah sebagai berikut (Budiasih, 2009): Dividen per Lembar Saham x 100% Dividend Payout Laba per Lembar Saham Ratio = (1) (3) (3) (9) Debt to equity ratio diukur menggunakan skala rasio dimana rumusnya adalah sebagai berikut (Syafriont, 2008): Debt to Equity Ratio = Total Utang Total Ekuitas 96 Net profit margin diukur menggunakan skala rasio dimana 120 ISSN: 1410 -9875 rumusnya adalah sebagai berikut (Suryandari, 2012): Arleen Herawaty CV ∆I dan CV ∆S : ∆X = ∑(∆x ‐ ∆X)2 n–1 Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak x 100% Total Penjualan Operating leverage diukur menggunakan skala rasio dimana rumusnya adalah sebagai berikut (Gitman and Zutter, 2012): Operating Leverage = % Perubahan EBIT % Perubahan Sales Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik perataan laba (income smoothing). Skala yang digunakan adalah skala nominal. Variabel ini akan diukur menggunakan indeks (Eckel, 1981 dalam Herni dan Susanto, 2008) untuk menentukan perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba. Indeks Eckel diukur menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penjualan bersih yang dapat dihitung sebagai berikut: Indeks Eckel = CV ∆I CV ∆S CV ∆I dan CV ∆S dapat dihitung sebagai berikut: CV ∆I dan CV ∆S= Standard Deviation Expected Value Atau Keterangan: ∆x : Perubahan penghasilan bersih atau laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n1 dan tahun n ∆X : Rata‐rata perubahan penghasilan bersih atau laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n-1 dan tahun n N : Banyaknya tahun yang diamati Apabila CV ∆I > CV ∆S, maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan praktik perataan laba. Metoda Analisis Data Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ln P/1‐P = α + β1(TA) + β2(ROA) + β3(FL) + β4(DPR) + β5(DER) + β6(NPM) + β7(OL) + e Keterangan: Α : Konstanta β1‐ β7 : Koefisien Regresi Logistik TA : Ukuran Perusahaan ROA : Return on Asset FL : Financial Leverage DPR : Dividend Payout Ratio DER : Debt to Equity Ratio NPM : Net Profit Margin OL : Operating Leverage e : Faktor gangguan Ln P/1-P : Status perataan laba 121 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Hasil pengujian statistik deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean SIZE ROA FINAN_LEV DPR DER NPM OPER_LEV PRATA_NON Valid N (listwide) Sumber: pengolahan 96 25.0114 32.6649 96 .3266 56.7615 96 .0943 .9054 96 1.2719 122.7697 96 .1041 9.5709 96 .0755 28.9549 96 -89.3380 26.7097 96 .00 1.00 96 data dengan SPSS 28.519410 19.448612 .398285 43.382216 1.148224 11.027755 1.488978 .4479 Std. Deviation 1.6502129 13.0216591 .2012207 29.8745599 1.7615974 6.7807210 10.9185383 .49989 Uji Hipotesis Tabel 3 Hasil Uji -2 Log Likelihood Keterangan -2 log likelihood Block Number = 0 132.041 Block Number = 1 111.201 Sumber: pengolahan data dengan SPSS Berdasarkan tabel 3 di atas, terlihat bahwa nilai -2 log likelihood menurun nilainya sebesar 20.839 bila dibandingkan antara iterasi Block 0 (hanya konstanta) dengan iterasi pada Block 1 (iterasi yang mengikutkan semua variabel independen) yaitu dari 132.041 menjadi 111.201. Penurunan nilai ini menunjukkan bahwa model tersebut sudah fit atau sesuai dengan data. Step 1 Tabel 4 Hasil Uji Nagelkerke R Square -2 Log Cox & Snell Nagelkerk likelihood R Square eR Square a 111.201 .195 .261 Sumber: pengolahan data dengan SPSS 122 ISSN: 1410 -9875 Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.261 yang berarti bahwa hanya 26.1 persen variasi dari variabel dependen yaitu perataan laba yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model ini yaitu ukuran perusahaan, return on asset, financial leverage, dividend payout ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan operating leverage, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variasi variabel independen lain yang tidak Arleen Herawaty terdapat dalam model penelitian ini. Tabel 5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Ste Chidf Sig. p square 1 6.727 8 .566 Sumber: pengolahan data dengan SPSS Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.566 yang mana lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model fit dengan data observasi penelitian. Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model Predicted PRATA_NON Observed nonprata prata 41 12 nonprata PRATA_NON 19 24 Step 1 prata Overall Percentage Berdasarkan hasil uji t pada tabel 11 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial (INSDR) memiliki nilai signifikan sebesar 0,739 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan sehingga Ha1 tidak diterima. Variabel kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai signifikan sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan sehingga Ha2 diterima. Artinya semakin tinggi kepemilikan Percentage Correct 77.4 55.8 67.7 institusional maka investor akan semakin efektif dalam Sumber: pengolahan data dengan SPSS Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat bahwa berdasarkan data yang diperoleh, ada 43 perusahaan yang melakukan perataan laba, akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebanyak 24 perusahaan (55.8%, 24/43) dan sisanya 19 perusahaan (19.8%, 19/96) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe 1. Untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba sebanyak 53 perusahaan, akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 41 perusahaan (77.4%, 41/53) dan sisanya sebanyak 12 123 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 perusahaan (12.5%, 12/96) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe 2. Secara November 2012 keseluruhan, ketepatan prediksi berdasarkan model sebanyak 65 perusahaan (67.7%, 65/96). Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Koefisien B S.E. Wald df Sig. Exp(B) SIZE .119 .149 .639 1 .424 1.126 ROA -.034 .033 1.038 1 .308 .967 FINAN_LEV 2.555 2.368 1.165 1 .280 12.877 DPR .018 .010 3.099 1 .078 1.018 DER -.519 .389 1.779 1 .182 .595 NPM .125 .061 4.234 1 .040 1.133 OPER_LEV -.043 .044 .944 1 .331 .958 Constant -5531 4.101 1.820 1 .177 .004 Sumber: pengolahan data dengan SPSS Berdasarkan tabel 7 di atas, hasil pengujian untuk variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.424 yang jauh lebih besar dari 0.05 yang berarti Ha1 gagal diterima. Dengan gagal diterimanya Ha1, hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian untuk variabel return on asset (ROA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.308 yang jauh lebih besar dari 0.05 yang berarti Ha2 gagal diterima. Dengan gagal diterimanya Ha2, hal ini menunjukkan bahwa variabel return on asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian untuk variabel financial leverage (FINAN_LEV) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.280 yang jauh lebih besar dari 0.05 yang berarti Ha3 gagal diterima. Dengan gagal 124 diterimanya Ha3, hal ini menunjukkan bahwa variabel financial leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian untuk variabel dividend payout ratio (DPR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.078 yang jauh lebih besar dari 0.05 yang berarti Ha4 gagal diterima. Dengan gagal diterimanya Ha4, hal ini menunjukkan bahwa variabel dividend payout ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian untuk variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.182 yang jauh lebih besar dari 0.05 yang berarti Ha5 gagal diterima. Dengan gagal diterimanya Ha5, hal ini menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian untuk variabel net profit margin (NPM) ISSN: 1410 -9875 memiliki nilai signifikansi sebesar 0.040 yang jauh lebih kecil dari 0.05 yang berarti Ha6 diterima. Dengan diterimanya Ha6, hal ini menunjukkan bahwa variabel net profit margin berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian untuk variabel operating leverage (OPER_LEV) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.331 yang jauh lebih besar dari 0.05 yang berarti Ha7 gagal diterima. Dengan gagal diterimanya Ha7, hal ini menunjukkan bahwa variabel operating leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Oktaviani dan Lina (2011), Subijanto dan Viriany (2011), Kustono (2009), Syafriont (2008), Wijayanti dan Rahayu (2008) serta Martinez dan Castro (2011). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Susanto dan Oktaviani (2011), Budiasih (2009), Herni dan Susanto (2008), dan Moses (1987) dalam Utomo dan Siregar (2008). Tidak terdapat pengaruh variabel return on asset terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Subijanto dan Viriany (2011), Susanto dan Oktaviani Arleen Herawaty (2011), Wijayanti dan Rahayu (2008), Juniarti dan Corolina (2005), serta Suwito dan Herawaty (2005). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Oktaviani dan Lina (2011), Budiasih (2009), Utomo dan Siregar (2008), serta Herni dan Susanto (2008). Tidak terdapat pengaruh variabel financial leverage terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Subijanto dan Viriany (2011), Budiasih (2009), Wijayanti dan Rahayu (2008), Herni dan Susanto (2008) serta Utomo dan Siregar (2008). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Husnan (1998) dalam Dewi dan Carina (2008) serta Jin dan Machfoedz (1998) dalam Dewi dan Carina (2008). Tidak terdapat pengaruh variabel dividend payout ratio terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Subijanto dan Viriany (2011) serta Kustono (2009). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Budiasih (2009) serta Sartono (2001) dalam Budiasih (2009). Tidak terdapat pengaruh variabel debt to equity ratio terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto dan Oktaviani (2011), Oktaviani dan Lina (2011) serta Suwarno (2004) dalam Syafriont (2008). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Santoso (2010), Masodah (2007) serta Syafriont (2008). Terdapat pengaruh variabel net profit margin terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini 125 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 konsisten dengan penelitian Susanto dan Oktaviani (2011), Oktaviani dan Lina (2011) serta Narsa, et.al. (2003) dalam Dewi dan Carina (2008). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Dewi dan Carina (2008), Suwito dan Herawaty (2005), serta Salno dan Baridwan (2000) dalam Dewi dan Carina (2008). Tidak terdapat pengaruh variabel operating leverage terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Oktaviani dan Lina (2011) Syafriont (2008), Suwito dan Herawaty (2005), serta Suwarno (2004) dalam Syafriont (2008). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Jin dan Machfoedz (1998) dalam Syafriont (2008), Zuhroh (1996) dalam Syafriont (2008) serta Ashari, et.al. (1994) dalam Suwito dan Herawaty (2005). Dari penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat November 2012 beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur, kemudian rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup tiga tahun, karena keterbatasan waktu, data tidak berdistribusi normal, data ini masih terdapat masalah heteroskedastisitas, penelitan ini hanya menggunakan tujuh variabel independen. Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi kepada peneliti-peneliti selanjutnya. Rekomendasi tersebut antara lain yaitu memperbanyak jumlah sampel di luar perusahaan manufaktur, misalnya perusahaan non manufaktur, memperpanjang periode penelitian misalnya selama lima tahun, dan terakhir menambahkan variabel independen yang dapat mempengaruhi perataan laba seperti harga saham dan umur perusahaan. REFERENSI Belkaoui, A.R. 2000. Accounting Theory. University of Illinois at Chicago. Illinois, USA. Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.4, No.1, Januari: 44-50. Dewi, S.P. dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan Lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, No.02, Mei: 117-131. Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, L.J. dan Zhad J.Z. 2012. Principle of Management Finance. United States: Pearson Education. Godfrey, J.M. 2010. Accounting Theory Seventh Edition. Australia: John Willey and Sons Ltd. 126 ISSN: 1410 -9875 Arleen Herawaty Harahap, S.S. 2004. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Herni dan Y.K. Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Resiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.23, No.3, Juli: 302-314. Juniarti dan Corolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, November: 148162. Kustono, A.S. 2009. Pengaruh Ukuran, Devidend Payout, Resiko Spesifik, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006. Jurnal Ekonomi Bisnis, No.3, November: 200-205. Kustono, A.S. dan Evelin D.K. 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Penghasilan Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Akuntansi, Vol.2, No.2, Agustus: 99-112. Masodah. 2007. Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil, Vol.2, Agustus: 16-23. Martinez, A.L. & Castro. 2011. The Smoothing Hypothesis, Stock Returns And Risk In Brazil. Brazilian Administration Review, Vol.8, No.1. Oktaviani, Monica dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Income Smoothing Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Akuntabilitas, Vol.11, No.1, September: 68-88. Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.1, No.2: 1-14. Santoso, Yosika Tri. 2010. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Company Size, Financial Leverage, dan DER terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Subijanto, Jessica dan Viriany. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007. Jurnal Akuntansi, Vol.XV, No.2, Mei: 190-201. Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.9, No.1, Mei: 9-17. Suryandari, N.N. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing. Media Komunikasi FIS, Vol.1, No.1, April: 1-15. Susanto, Herry dan Melinda Oktaviani. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Periode 2006-2009 (Studi Empiris: Sektor Perbankan dan Asuransi yang Terdaftar di BEI). Proceeding Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Sipil, Vol.4, Oktober: 20-26. Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh 127 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, September: 136-146. Syafriont. 2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.12, No.2, Mei: 217-228. Utomo, S.B. dan B. Siregar. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kontrol Kepemilikan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Akuntansi Manajemen, Vol. 19, Agustus: 113-125. Wijayanti, D.L. dan S.I. Rahayu. 2008. Analisis Perataan Laba (Income Smoothing) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Dikta Ekonomi, Vol.5, No.2, Agustus: 155-169. Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol.8, No.1, Juni: 99-125. 128