Vol. 14, No. 2a, Is. 1 November 2012 DAFTAR ISI Pengaruh Gaya

advertisement
Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
DAFTAR ISI
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Arief
Alfiandri
.................................................................... 1
Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kualitas Audit pada Perusahaan
Non Keuangan
Aries Jonathan ..................................................................
15
Analysis Of Influence Total Assets, Debt To Equity Ratio, Return On Equtiy,
Total Sales, And Growth Earning Per Share On Price Earnings Ratio In
Companies Food And Beverages Listed At Indonesian Stock Exchange
A. Sri Wahyudi........................................................................
27
Pengaruh Product Features, Brand Name, Price, dan Social Influence
Terhadap Demand
Denny Farabi .......................................................................
37
Pengaruh Trust, Communication, Commitment, Conflict Handling
Terhadap Customer Satisfaction
Denny Septa Haryanti .........................................................
49
Pengaruh Outcome Quality, Interaction Quality, Peer – To – Peer
Quality Dan Customer Satisfaction Terhadap Customer Loyalty
Dilla Noverita dan Hendra ......................................................
59
Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Pengungkapan Sukarela pada
Perusahan Manufaktur
Alfian Arifin ........................................................................
69
Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Arya Somanatta ...................................................................
79
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Agustin Palupi ....................................................................
89
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Anton Herdianto ..................................................................... 103
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Arleen Herawaty .................................................................... 115
Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Kebijakan Editorial
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI
secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan
penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis
ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis
dan akuntansi.
JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah
dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA
dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku
untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan
profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi.
Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif
terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan
hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada
JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh
Editor.
Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan
(hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA :
Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440
Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480
E-mail : [email protected]
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika
penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan
dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN
Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang
disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold)
dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai
berikut:
PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah)
Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri)
Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri)
B. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri
empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian,
motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan
pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai
landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda
Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data,
definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang
menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang
berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian
selanjutnya, serta 7) Referensi.
C. ABSTRAK
Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan
yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia).
Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda
atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi
(apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca
sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti
dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
D. FORMAT
1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata.
2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x
11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga
setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented
style).
3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time
new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan
gambar.
4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks.
5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas
penulis.
6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor
urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan
menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau
kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika
digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas
matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan
ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya
disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun.
9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis
gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol
%.
10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan
rata marjin kanan.
E. TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari
hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel.
2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas
kiri tabel.
3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di
bawah gambar.
4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di
akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan
teks untuk mencantumkan tabel dan gambar.
5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal
hanya pada judul kolom dan akhir tabel.
6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi
tabel, gambar dan sumber kutipan.
F. KUTIPAN DAN REFERENSI
1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup
yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor
halaman jika dipandang perlu.
Contoh:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan
nomor halaman (Jones 1987: 115)
b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973)
c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985)
d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman
1986)
e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika
tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b)
f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya
menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994).
2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber
kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi
b. Susunan setiap referensi:
1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama
jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit:
nama penerbit.
3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel.
nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan,
halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul,
skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web
dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama
surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan
tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
Contoh:
Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of
Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision
Process, Vol.53 (November).
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997).
Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara
Daftar
Belanja.
Detikcom,
(http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/,
24
Juni 2008).
Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York:
Irwin, Mc Graw Hill Companies.
Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job
Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and
Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation.
Lexington: University of Kentucky.
Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The
Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636.
. 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate
investment intentions, The Journal of the American Taxation
Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19.
Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian
Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi
Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial.
Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 1-14
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN
ARIEF ALFIANDRI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract : Human resources is a need to every company in order for the
company to established itself in the market. This is an important factor
since competition is getting tight in global market which was caused by
factors technology and new competitors to the market. The aim of the study
was to analyze and determine the influence of style of leadership,
communication and work motivation on employee performance at Gading
Pluit Hospital. This research uses decriptive-statistics method and casuality
analisys, which has as many as 115 employee as sample. Nonprobability
sampling with purposive sampling technique are the sampling method which
are used. Simple regresion and multiple regresion are used to analyze. The
result of the research indicated that style of leadership, communication and
work motivation simultaneously have sugnificant effect on employee
performance with determination value of 0,346 or 34,6%.
Keyword:
Style of Leadership, Communication, Work Motivation, Employee
Performance
PENDAHULUAN
cepat merespon setiap perubahan
global yang terjadi. Perubahan yang
terjadi mengarah pada perubahan
yang diinginkan oleh konsumen atas
barang atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan, seperti mutu yang
lebih baik, penyerahan yang cepat
dan mudah, dan harga yang lebih
murah. Untuk memenuhi keinginan
pelanggan
tersebut
maka
perusahaan
harus
melakukan
Setiap
saat
pertambahan
jumlah bisnis di Indonesia semakin
bertambah
dan
memaksa
perusahaan-perusahaan untuk selalu
bersaing dengan perusahaan lain.
Untuk mengahadapi persaingan yang
ada, baik di tingkat nasional dan
internasional, maka
perusahaan
harus mampu bersikap adaptif dan
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
perbaikan secara terus menerus
serta mengefektifkan sarana yang
ada untuk mengoptimalkan sumber
daya yang dimiliki perusahaan,
khususnya sumber daya manusia.
Pelayanan dibidang kesehatan
merupakan salah satu pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh
masyarakat. Salah satu sarana
pelayanan
kesehatan
yang
mempunyai peran sangat penting
dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat
adalah rumah sakit. Rumah sakit
merupakan lembaga dalam bidang
pelayanan
kesehatan
dan
berkewajiban
memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat. Tidak mengherankan
pelayanan dibidang kesehatan harus
selalu dibenahi agar selalu dapat
memberikan pelayanan kesehatan
terbaik
kepada
masyarakat.
Pelayanan terbaik yang dimaksud
adalah pelayanan yang cepat, tepat,
dan ramah. Karena sebuah negara
akan
bisa
menjalani
sebuah
pembangunan yang baik apabila
masyarakatnya sehat jasmani dan
rohani.
Agar
selalu
dapat
mengembangkan
pelayanannya,
rumah sakit harus meningkatkan
kinerja
karyawan
nya
dalam
bekerja, seperti pemberian layanan
medis yang baik dan memberikan
rasa nyaman kepada konsumen atau
pasien.
Pasien atau konsumen rumah
sakit
sangat
mengiinginkan
pelayanaan yang terbaik dari rumah
sakit. Karyawan rumah sakit di
haruskan serius dalam menangani
seluruh
pasien,
karena
pada
beberapa tahun ini banyak terjadi
kasus keterlambatan penanganan
pasien yang meyebabkan kerugian
pihak pasien seperti
hilangnya
nyawa sang pasien, penolakan
2
November 2012
terhadap pasien, kasus malpraktek
dan
sebagainya.
Hal
tersebut
menyebabkan pasien komplain dan
membuat pemberitaan yang tidak
baik atas pelayanan suatu rumah
sakit. Untuk menghindari masalah
tersebut,
maka
karyawan
diharapkan
memberikan
kinerja
terbaiknya. Dan pihak perusahaan
mendukung
dengan
memberikan
faktor – faktor yang mampu
meningkatkan
kinerja
para
karyawan nya, seperti pemberian
motivasi kerja, pengarahan tugas
yang jelas dari para atasan,
meciptakan suasana kerja yang baik
dengan
membangun
komunikasi
yang baik.
Rumah Sakit Gading Pluit
adalah sister hospital Rumah Sakit
Pluit yang pertama di kawasan
Kelapa Gading. Rumah Sakit Gading
Pluit dibangun pada tahun 2004 dan
hadir sebagai rumah sakit swasta
modern yang dilengkapi berbagai
fasilitas diagnostic unggul.
Salah
satu nya adalah Cyclotron And Pet
CT Scan. Untuk mencapai misinya
yaitu
menjadi
rumah
sakit
kepercayaan
dan
kebanggan
masyarakat melalui pelayanan yang
baik dan bermutu melalui SDM yang
unggul
dan
profesional
dalam
menjalankan tugas pekerjaannya,
yang didasari kasih dan pengabdian
kepada sesama. Rumah Sakit Gading
Pluit
harus
terus
melakukan
pemeliharan dan
pengembangan
SDM yang dimiliki nya. Karena
pemeliharan
dan
pengembangan
karyawan akan memberikan dampak
yang baik pada kinerja karyawan.
Penelitian ini dilakukan untuk
menguji
apakah
Gaya
Kepemimpinan,
Komunikasi
dan
Motivasi
Kerja
berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan, dengan
menggunakan karyawan rumah sakit
ISSN: 1410 -9875
Gading Pluit sebgai objek dalam
penelitian
ini.
Penelitian
ini
mengacu pada penelitian terdahulu
yang disusun oleh Kristanti dan
Harahap (2012:27) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh
yang
positif antara Gaya Kepemimpinan,
Komunikasi dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT Bank
Tabungan
Pensiunan
Nasional
Cabang Semarang.
Arief Alfiandri
Menurut Hersey (2004:29),
“Gaya Kepemimpinan adalah pola
tingkah laku (kata-kata
dan
tindakan) dari seorang pemimpin
yang dirasakan oleh orang lain”.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Jadi menurut penulis, Gaya
Kepemimpinan adalah segala pola
perilaku
yang
dilakukan
oleh
pemimpin
untuk
mengarahkan
orang-orang, yang berupa kata-kata
atau tindakan yang dapat dirasakan
yang dapat mempegaruhi orangorang sehingga mau bekerja dan
mencapai tujuan bersama.
Gaya Kepemimpinan
Komunikasi
Gaya Kepemimpinan adalah cara
yang digunakan seorang pemimpin
untuk memimpin dan memberi
arahan
kepada
inividu
atau
kelompok. Gaya kepemimpinan yang
baik adalah gaya atau cara yang
mampu meningkatkan produktifitas,
memberikan
pertumbuhan,
dan
mampu
menyesuaikan
dalam
berbagai situasi.
Menurut
Diposoedarmo
(2008:5) Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari sumber
kepada suatu penerima melalui
saluran untuk mencapai hasil atau
tujuan .
Menurut Robbins dan Judge
(2008:49) “Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok
guna
mencapai
suatu visi atau serangkaian tujuan
yang ditetapkan’’.
Menurut Ardana (2011:179),
“Gaya
Kepemimpinan
adalah
keseluruhan aktivitas dalam rangka
mempengaruhi orang-orang
agar
mau bekerja sama mencapai tujuan
yang memang diinginkan bersama”.
Menurut Stoner dalam Sutarto
(2006:22),
“Gaya Kepemimpinan
adalah berbagai pola tingkah laku
yang disukai oleh pemimpin dalam
proses mengarahkan pekerja”.
Menurut Muhammad (2005:4),
Komunikasi adalah pertukaran pesan
verbal maupun nonverbal antara
pengirim dan penerima pesan untuk
mengubah tingkah laku. Dalam hal
ini pengirim pesan yang dimaksud
dapat berupa individu, kelompok,
atau
organisasi.
Sedangkan
penerima pesan dapat berupa
anggota organisasi, pimpinanm atau
kelompok dalam organisasi itu.
Menurut Liliweri (2003:4),
Komunikasi adalah pengalihan suatu
pesan dari satu sumber kepada
penerima agar dapat dipahami.
Jadi
menurut
penulis,
Komunikasi
adalah
proses
pengiriman pesan dari satu orang ke
orang lain yang berupa simbolsimbol yang dapat dimengerti oleh
penerima
pesan,
sehingga
menghasilkan feedback.
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Motivasi Kerja
Motivasi (Motivation) adalah
proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan
seorang
individu untuk mencapai tujuannya
(Robbins dan judge 2008:222).
Menurut
As’ad
(2002:45),
“Motivasi Kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan
semangat
atau
dorongan kerja, yang biasa disebut
pendorong atau semangat kerja”.
Menurut George dan Jones
(2005:175), “Motivasi Kerja adalah
suatu keadaan psikologis dalam diri
seseorang yang menentukan arah
perilaku
seseorang
di
dalam
organisasi,
tingkat
usaha,
dan
kegigihan
dalam
menghadapi
rintangan.
Menurut Nawawi (2006:351),
Motivasi Kerja merupakan suatu
kondisi yang mendorong
atau
menjadi sebab seseorang melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan, yang
berlangsung secara sadar.
Jadi
menurut
penulis,
Motivasi Kerja adalah dorongan yang
dirasakan seseorang dari dalam diri
(intrinsik) dan dorongan yang
di
dapat dari luar (ekstrinsik) sehingga
menjadi sebab seseorang mau
melakukan sesuatu kegiatan.
Kinerja Karyawan
Menurut Dessler (2000:41)
Kinerja (prestasi kerja) Karyawan
adalah prestasi actual karyawan
dibandingkan dengan prestasi yang
diharapkan dengan karyawan.
Menurut
Notoatmodjo
(2009:124), “Kinerja adalah hasil
kerja yang dapat ditampilkan atau
penampilan kerja seorang karyawan
dalam kurun waktu tertentu”.
4
November 2012
Menurut Umam (2010:189),
Kinerja merupakan kualitas dan
kuantitas dari suatu hasil kerja
(output) individu maupun kelompok
dalam suatu aktivitas tertentu yang
diakibatkan oleh kemampuan alami
atau kemampuan yang
diperoleh
dari proses belajar serta keinginan
untuk berprestasi.
Jadi kinerja karyawan adalah
prestasi karyawan
yang
telah
dicapai dbandingkan dengan prestasi
yang diharapkan yang
berupa
kualitas dan kuantitas dalam kurun
waktu tertentu yang dihasilkan dari
proses belajar.
METODA PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Deskriptif dan
Asosiatif Kausal. Menurut Sekaran
(2006:158)
Penelitian
Deskriptif
merupakan
penelitian
yang
dilakukan untuk mengetahui dan
menjelaskan karakteristik variable
yang diteliti dalam suatu situasi.
Tujuan dari penelitian deskriptif
adalah
memberikan
gambaran
kepada peneliti mengenai aspekaspek yang relevan
dengan
fenomena perhatian dari perspektif
seseorang,
organisasi,
orientasi
industri, atau lainnya.
Menurut Sugiyono (2009:56),
penelitian asosiatif kausal adalah
penelitian yang bertujuan untuk
mengungkapkan permasalahan yang
bersifat hubungan sebab akibat.
Dimana
dalam
penelitian
ini
terdapat variabel independen (Gaya
kepemimpinan,
Komunikasi,
dan
Motivasi
kerja)
dan
variabel
dependen (Kinerja karyawan).
ISSN: 1410 -9875
Arief Alfiandri
Objek Penelitian
Populasi
yang
penulis
gunakan dalam penelitan ini adalah
karyawan RS. Gading Pluit. Rumah
Sakit ini adalah sister hospital
Rumah Sakit Pluit yang pertama di
kawasan Kelapa Gading. Rumah
Sakit Gading Pluit dibangun pada
tahun 2004 dan hadir sebagai rumah
sakit swasta modern yang dilengkapi
berbagai fasilitas diagnostic unggul.
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009:115)
populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai
kualitas
dan
karakteristik
tertentu
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang dipilih
dalam penelitian
ini
adalah
karyawan Rumah Sakit Gading Pluit.
Menurut Sugiyono (2009:116)
sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi
tersebut.
Jumlah
sampel/responden yang
diambil
oleh
peneliti
sebanyak
115
responden. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
Nonprobability
Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota pupolasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono
2009:120).
Sedangkan
teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu sampel
yang dipilih dengan maksud atau
tujuan tertentu. Seseorang dipilih
sebagai sampel karena peneliti
menilai bahwa seseorang tersebut
memiliki informasi yang relevan bagi
penelitiannya,
dan
memenuhi
kriteria yang telah
ditentukan
peneliti
sebelumnya.
Responden
yang
dijadikan
sampel
dalam
penelitian
ini
sesuai
dengan
penelitian dan kriteria yang telah
ditetapkan
sebelumnya
yaitu
karyawan yang telah memiliki masa
kerja minimal dua tahun.
Tabel 1 Variabel dan Pengukurannya
No
1
Variabel
Penelitian
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Indikator
-
-
-
Skala
Pengukuran
Biasanya atasan langsung saya hanya Skala Likert
mengajukan tujuan yang ingin dicapai
dan
menyerahkan
kepada
saya
bagaimana mencapainya.
Atasan
langsung
saya
sering
menekankan pentingnya tugas dan
meminta saya melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Ketika memberi tugas, atasan langsung
saya sering menekankan pentingnya
efesiensi dan meminta anak
buah
untuk menyelesaikan tugas sesegera
mungkin.
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
No
Variabel
Penelitian
Indikator
-
-
2
Komunikasi
(X2)
-
-
3
6
Mootivasi
Kerja (X3)
November 2012
Skala
Pengukuran
Ketika memberikan tugas, atasan saya
sering memberitahu anak buah untuk
tidak merusak hubungan dengan orang
tertentu.
Ketika memberi tugas, atasan langsung
saya biasanya berdiskusi dengan saya,
dan jarang memberikan perintah
secara leterlek (kaku).
Atasan langsung saya menekankan
pentingnya menjalin hubungan baik
dengan anak buahnya.
Saya mempercayai rekan sekerja saya. Skala Likert
Rekan sekerja saya bergaul baik satu
sama lain.
Hubungan saya dengan rekan sekerja
saya memuaskan.
Saya mempercayai supervisor langsung
saya.
Supervisior langsung saya jujur dengan
saya.
Supervisior saya mau mendengarkan
saya.
Saya bebas untuk tidak setuju dengan
supervisior saya.
Saya dapat memberitahu supervisior
langsung saya ketika ada sesuatu yang
tidak beres.
Supervisior saya memuji saya karena
kerja saya bagus.
Supervisior
saya bersikap
ramah
terhadap anak buahnya.
Supervisior langsung saya memahami
kebutuhan kerja saya.
Hubungan saya dengan supervisior saya
memuaskan.
Skala Likert
A. intrinsik
- Saya
sungguh
peduli
dengan
pekerjaan saya.
- Pekerjaan
saya
sangat
menyenagkan dan menantang.
- Pekerjaan
saya
memberikan
kesempatan untuk belajar sesuatu
yang berbeda dan baru.
ISSN: 1410 -9875
No
Arief Alfiandri
Variabel
Penelitian
Indikator
Skala
Pengukuran
Jika saya sudah kaya, saya masih
mengambil pekerjaan ini karena
menantang dan menyenagkan.
ekstrinsik
- Saya
bekerja
keras
untuk
mendapatkan promosi jabatan.
- Saya mendukung kerja lembur demi
mendapatkan insentif.
- Jika bukan karena uang, saya tidak
akan menerima pekerjaan ini.
Kualitas kerja karyawan ini melebihi Skala Likert
rata-rata karyawan lain.
Kualitas kerja karyawan ini jauh lebih
baik dari karyawan lain
Efisiensi karyawan ini melebihi ratarata karyawan lain.
Standar kualitas karyawan melebihi
standar resmi yang ada.
Karyawan berusaha dengan lebih keras
dari pada seharusnya.
Karyawan
memegang
standar
profesional yang tinggi
Kemampuan karyawan melaksanakan
pekerjaan inti bagus
Ketepatan
karyawan
dalam
melaksanakan pekerjaan bagus
Pengetahuan
karyawan
berkaitan
dengan pekerjaan utamanya adalah
baik
Kreativitas
karyawan
dalam
melaksanakan pekerjaan utamanya
adalah baik
-
B.
4
Kinerja
Karyawan (Y)
-
-
HASIL PENELITIAN
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis 1
Ho1:
Tidak terdapat
pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan
Rumah Sakit Gading Pluit.
Ha1:
Terdapat pengaruh Gaya
Kepemimpinan
terhadap
Kinerja Karyawan Rumah
Sakit Gading Pluit.
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Tabel 2
menunjukan bahwa variabel Gaya
Kepemimpinan
dan
Kinerja
Karyawan memiliki hubungan yang
cukup (0,25 – 0,50).
Sedangkan
besar nya R square sebesar 0,190
berarti bahwa variabel Kinerja
Karyawan (y) dapat dijelaskan oleh
variabel
Gaya
Kepemimpinan
sebesar 19,0%, dan sisanya (81,%)
dapat dijelaskan oleh faktor - faktor
lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
Model Summary Hipotesis 1
Model Summary
Model
R
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Adjusted R
Square
1
.435a
.190
.182
a. Predictors: (Constant), x1_total
2.320
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah
SPSS
Berdasarkan tabel
diketahui nilai R sebesar
November 2012
diatas
0,435
Tabel 3
Coeficient Hipotesis 1
Coefficientsa
Model
B
1
Standardized
Coefficients
Beta
Unstandardized Coefficients
(Constant)
Std. Error
25.595
2.758
.605
.118
x1_total
.435
t
Sig.
9.279
.000
5.140
.000
a. Dependent Variable: y_total
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS
Pada tabel karena nilai Sig
variabel gaya kepemimpinan (0,000)
lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel gaya
kepemimpinan
berpengaruh
signifikan terhadap variabel kinerja
karyawan.
Berdasarkan tabel
maka didapat persamaan
sebagai berikut:
diatas
regresi
y = 25,595 + 0,605 x1 + e
Analisis:
1. Jika
variabel
gaya
kepemimpinan (x1) = 0 maka
kinerja karyawan (y) sebesar
25,595.
8
2. Setiap
kenaikan
1
satuan
nilai dari gaya kepemimpinan
(x1) akan meningkatkan kinerja
karyawan (y) sebesar 0,605.
Uji Hipotesis 2
Ho2
: Tidak terdapat pengaruh
antara komunikasi terhadap
kinerja karyawan Rumah Sakit
Gading Pluit.
Ha2 : Terdapat pengaruh antara
komunikasi terhadap kinerja
karyawan Rumah Sakit Gading
Pluit.
ISSN: 1410 -9875
Arief Alfiandri
Tabel 4
menunjukan
bahwa
variabel
komunikasi memiliki hubungan yang
cukup (0,25 – 0,50). Sedangkan
besarnya R square sebesar 0,148
berart bahwa variabel variabel
kinerja karyawan (y)
dapat
dijelaskan oleh variabel komunikasi
sebesar 14,8%, dan sisanya (85,2%)
dapat dijelaskan oleh faktor - faktor
lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
Model Summary Hipotesis 2
Model Summary
Model
R
Adjusted Std. Error of
R Square R Square the Estimate
1
.385a
.148
.141
a. Predictors: (Constant), x2_total
2.379
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah
SPSS
Berdasarkan tabel
diketahui nilai R sebesar
diatas
0,385
Tabel 5
Coeffisients Hipotesis 2
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
B
Model
1
(Constant)
Std. Error
25.984
3.106
.292
.066
x2_total
Standardized
Coefficients
Beta
.385
t
Sig.
8.366
.000
4.437
.000
a. Dependent Variable: y_total
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS
Pada tabel 5 karena nilai Sig
variabel komunikasi (0,000) lebih
kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
komuikasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan.
2. setiap
kenaikan
1
satuan
nilai dari komunikasi (x2) akan
meningkatkan kinerja karyawan
(y) sebesar 0,292
Berdasarkan tabel
maka didapat persamaan
sebagai berikut:
Uji hipotesis 3
diatas
regresi
y = 25,984 + 0,292 x2 + e
Analisis:
1. jika komunikasi (x2) = 0 maka
kinerja karyawan (y) sebesar
25,984
Ho3
:
Tidak terdapat pengaruh
antara
motivasi
kerja
terhadap kinerja karyawan
Rumah Sakit Gading Pluit.
Ha3 : Terdapat pengaruh antara
motivasi
kerja
terhadap
kinerja karyawan Rumah
Sakit Gading Pluit.
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Tabel 6
menunjukan
bahwa
variabel
motivasi kerja memiliki hubugan
yang cukup (0,25 – 0,50). Sedangkan
besar nya R square sebesar 0,218
berarti bahwa variabel kinerja
karyawan (y) dapat dijelaskan oleh
variabel motivasi kerja sebesar
21,8%, dan sisanya (78,2%) dapat
dijelaskan oleh faktor - faktor lain
yang
tidak
terdapat
dalam
penelitian ini.
Model Summary Hipotesis 3
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted
R Square
1
.466a
.218
.211
a. Predictors: (Constant), x3_total
November 2012
Std. Error
of the
Estimate
2.280
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah
SPSS
Berdasarkan tabel
di atas
diketahui nilai R sebesar 0,466
Tabel 7
Coefficient Hipotesis 3
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Beta
Unstandardized Coefficients
B
Model
1
(Constant)
x3_total
Std. Error
22.205
3.134
.607
.108
.466
t
Sig.
7.085
.000
5.605
.000
a. Dependent Variable: y_total
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS
Pada tabel 7 karena nilai Sig
variabel motivasi kerja (0,000)
lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
motivasi
kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
karyawan.
2. setiap
kenaikan
1
satuan
nilai dari motivasi kerja (x3)
akan
meningkatkan
kinerja
karyawan
(y) sebesar 0,607.
Berdasarkan
tabel
diatas
maka di dapat persamaan regresi
sebagai berikut:
Uji Hipotesis 4
Ho4 :
Tidak terdapat pengaruh
Gaya
Kepemimpnan,
Komunikasi, dan
Motivasi
Kerja secara bersama - sama
terhadap Kinerja Karyawan
Rumah Sakit Gading Pluit.
Ha4
: Terdapat pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Komunikasi,
dan Motivasi Kerja secara
y = 22,205 + 0,607 x3 + e
Analisis:
1. jika motivasi kerja (x3) = 0
maka kinerja karyawan (y)
sebesar 22,205
10
ISSN: 1410 -9875
Arief Alfiandri
Berdasarkan tabel di atas
diketahui nilai R sebesar 0,603
menunjukan bahwa variabel gaya
kepemimpinan
(x1),
komunikasi
(x2), dan motivasi kerja (x3)
memiliki hubugan yang kuat (0,50 –
0,75) dengan variabel kinerja
karyawan (y). Sedangkan besar nya
adjusted R square sebesar 0,346
berarti bahwa variabel kinerja
karyawan (y) dapat dijelaskan oleh
variabel gaya kepemimpinan (x1),
komunikasi (x2), dan motivasi kerja
(x3) sebesar 34,6%, dan sisanya
(65,4%) dapat dijelaskan
oleh
faktor - faktor lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
bersama - sama terhadap
Kinerja
Karyawan
Rumah
Sakit Gading Pluit.
Tabel 8
Model Summary Hipotesis 4
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1
.603a
2.075
.363
.346
a. Predictors: (Constant), x3_total, x2_total,
x1_total
Sumber: Hasil kuesioner yang
diolah SPSS
Tabel 9
Coefficient Hipotesis 4
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients
B
Model
1
(Constant)
Std. Error
Beta
9.585
3.819
x1_total
.287
.122
x2_total
.229
x3_total
.438
t
Sig.
2.510
.014
.206
2.349
.021
.059
.302
3.884
.000
.112
.337
3.918
.000
a. Dependent Variable: y_total
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS
Berdasarkan
tabel
diatas
maka didapat persamaan regresi
sebagai berikut:
y = 9,585 + 0,287 x1 + 0,229 x2 +
0,438 x3 + e
Analisis:
1. Nilai konstanta sebesar 9,585
menunjukan
jika
Gaya
Kepemimpinan,
Komunikasi,
dan Motivasi Kerja = 0, maka
Kinerja Karyawan sebesar 9,585
2. Setiap
kenaikan
1
satuan
nilai dari Gaya Kepemimpinan
(x1) akan meningkatkan nilai
Kinerja Karyawan (y) sebesar
0,287 satuan, jika nilai variabel
Komunikasi dan Motivasi Merja
diasumsikan konstan.
3. Setiap
kenaikan
1
satuan
nilai dari
Komunikasi
(x2)
akan
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
meningkatkan
nilai
Kinerja
Karyawan (y) sebesar 0,229
satuan, jika nilai variabel Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi
Kerja diasumsikan konstan.
November 2012
meningkatkan
nilai
Kinerja
Karyawan (y) sebesar 0,438
satuan, jika nilai variabel Gaya
Kepemimpinan dan Komunikasi
diasumsikan konstan.
4. Setiap kenaikan 1 satuan nilai
dari Motivasi Kerja (x3) akan
Tabel 10
ANOVA Hipotesis 4
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
272.753
3
90.918
Residual
477.891
111
4.305
Total
750.643
114
F
21.117
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), x3_total, x2_total, x1_total
b. Dependent Variable: y_total
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah SPSS
Pada tabel 10 karena nila Sig
variabel
Gaya
Kepemimpinan,
Komunikasi, dan Motivasi Kerja
sebesar (0,000) lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa
variabel
Gaya
Kepemimpinan,
Komunikasi, dan Motivasi kerja
secara
bersamaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kinerja
Karyawan.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil
dari
analisa
yang
telah
dibahas
sebelumnya,
maka
ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat
pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
terhadap
Kinerja Karyawan Rumah Sakit
Gading Pluit.
12
2. Terdapat pengaruh Komunikasi
terhadap
Kinerja
Karyawan
Rumah Sakit Gading Pluit.
3. Terdapat pengaruh Motivasi
Kerja
terhadap
Kinerja
Karyawan Rumah Sakit Gading
Pluit.
4.
Terdapat
pegaruh
Gaya
Kepemimpinan,
Komunikasi,
dan Motivasi Kerja secara
bersama-sama terhadap Kinerja
Karyawan Rumah Sakit Gading
Pluit.
Penelitian
ini
keterbatasan, yaitu:
memiliki
1. Adanya keterbatasan variabel
independen
(Gaya
Kepemimpinan, Komunikasi dan
Motivasi
Kerja)
maupun
ISSN: 1410 -9875
variabel
dependen
(Kinerja
Karyawan) yang diteliti dalam
penelitian ini.
2.
Keterbatasan pada
metode
survey bahwa peneliti tidak
dapat
mengontrol
jawaban
responden, sehingga dapat saja
pengisiian
kuisioner
ini
dilakukan oleh orang lain yang
tidak
sesuai
dengan
karakteristik
dan
pendapat
responden yang bersangkutan.
Arief Alfiandri
Peneliti memiliki beberapa
rekomendasi
atau
saran
atas
penelitian yang telah dilakukan.
Mungkin hal ini bisa menjadi sarana
informasi ataupun acuan dalam
penelitian selanjutnya.
1. Memasukkan
variabelvariabel
lain
yang
dapat
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
2. Menggunakan obyek penelitian
lain yang lebih luas sehingga
jumlah
sampel
penelitian
menjadi lebih besar.
REFERENSI
Ardana,I Komang, Mujiati, Ni Wayan., Mudhiarta Utama,I Wayan. 2011.
Manjemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Graha Ilmu.
As’ad, Moh. 2002. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Daft,Richard L. 2010. New Era Management. Edisi kesembilaan, Jakarta:
Salemba Empat.
Dessler, Gary. 2000. Manajemen Personalia. Edisi 3. Terjemahan Agus
Dharma. Jakarta: Erlangga.
Diposoedarmo. 2008. Komunikasi Penugasan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
George and Jones. 2005. Understanding And Mnaging Organitational Behaviour
4th edition.Pretince Hall: Pearson.
Gujarati, Damonar. 2003. Ekonometrika Dasar. Edisi Enam. Jakarta: Erlangga.
Hair, Joseph F., Anderson, R.E., and Black, W.C. 2010. Multivariate Data
Analysis. New Jersey : Prentice Hall International Inc.
Hariandja, Marihot T.E. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hersey. 2004. Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta: Delaprasata.
Kiswanto, M. 2010. Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja
karyawan Kaltim Pos Samarinda.
Kristanti dan Harahap H.Pahlawansjah. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Keryawan (Studi Pada
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang).
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi, Yogyakarta: AMP YKPN.
Kusomo, Wahyu. 2013. Analisi Pengaruh Motivasi Kerja, Iklim Organisasi, dan
Stress Kerja Terhadapa Kinerja Karyawan Studi Kasus Karyawan
Departemen ASO di PT. Adi Sarana Armada Semarang.
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia.bandung: PT. Refika Aditama.
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyana, Dedi. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, Mulia. 2000. Manajemen personalia edisi kedua: Djambatan.
Nawawi, Hadari. 2006. Manajemen sumber daya manusia untuk bisnis yang
kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta:
Rineka cipta.
Riyadi, Selamet. 2013. Pengaruh kompensasi finansial, Gaya kepemimpinan,
dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan
manufaktur.
Robbins, Stephen and Timothy Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistik 19. PT ELEX MEDIA
KOMPUTINDO.
Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar maju.
Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research Methods For Business : A Skill
Building Approach. New York : John wiley & Sons ltd.
Sekaran, Uma. 2006. Metode penelitian untuk bisnis. Jilid 1. Edisi Empat.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Surabaya : Alfabet.
Sutarto. 2006. Dasar-dasar kepemimpinan adminisrasi. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada Press.
Umam, Khaerul. 2010. Perilaku organisasi. Bandung: Pustaka Setia.
Usman ,husnaini. 2006. Manajemen teori, praktik dan riset penddidikan.
Jakarta. Pt. bumi aksara
Viethzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo.
Yulk, Gary. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta:
Prenhallindo.
14
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 16, No. 2, November 2012, Hlm. 15-26
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA
PERUSAHAAN NON KEUANGAN
ARIES JONATHAN
STIE Trisakti
[email protected]
Abstrak: The purpose of this study is to assess some variables that affect the
audit quality by analyzing the influence of public accounting firm size, public
accounting firm’s reputation, firm size, sales changes, loss, rasio leverage,
cash flow from operation, and public accounting firm’s rotation. This
research used a sample of listed non financial companies firms in Indonesian
Stock Exchange during 2007-2010. Dependent variable in this research is audit
quality that measured by discretionary accruals. Multiple regression model is
used to this study for analyzing. The results of this research indicate that
firm size, rasio leverage, and cash flow from operation have influence to the
audit quality. Otherwise, public accounting firm size, public accounting
firm’s reputation, changes sales, loss and public accounting firm’s rotation
have no influence to the capital structure.
Keywords: Audit Quality, Public Accounting Firm Size, Public Accounting
Firm’s Reputation, Firm Size, Changes Sales, Loss, Rasio Leverage,
Cash Flow From Operation, and Public Accounting Firm’s Rotation.
auditor
eksternal
perusahaan.
kualitas audit itu sendiri ditentukan
oleh
berbagai
faktor,
sperti
kompetensi, independensi, ukuran
KAP, struktur kepemilikan dan
sebagainya.
Penelitian
yang
dilakukan Choi et al. (2010)
mengemukakan bahwa perusahaan
audit besar dan terkenal (big 4)
menyediakan layanan audit yang
berkualitas
tinggi
daripada
perusahaan audit kecil dan tidak
terkenal.
Penelitian
ini
mengembangkan
penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Choi
et al. (2010) dengan menambahkan
rotasi
kantor
akuntan
publik,
Pendahuluan
Skandal akuntansi
yang
terjadi beberapa tahun lalu yang
melibatkan
Enron
dan
Arthur
Andersen
mengakibatkan
kepercayaan
publik
menurun
terhadap KAP besar dan perusahaan
besar.
Untuk
mengembalikan
kepercayaan publik tersebut, maka
dibutuhkan
peran
KAP
untuk
mengaudit laporan keuangan agar
bebas dari salah saji yang material
dan kecurangan yang dilakukan oleh
pihak manajemen.
Baik
buruknya
kualitas
laporan keuangan ditentukan dari
hasil pengauditan yang dilakukan
oleh
auditor
internal
maupun
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1
menggunakan periode penelitian
tahun 2007 sampai 2010 berbeda
dari penelitian terdahulu yang
menggunakan periode penelitian
tahun 2000 sampai 2005. Sampel
yang digunakan penelitian terdahulu
adalah U.S. audit client firm.
Sedangkan sampel yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Alasan pemilihan sampel
adalah
karena
presentase
perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
lebih banyak
dari
jumlah
perusahaan dari kelompok industri
lainnya.
Alasan penambahan variabel
rotasi kantor akuntan publik adalah
karena pada penelitian Choi et al.
(2010)
belum
ada
pengukuran
mengenai rotasi kantor akuntan
publik
yang
dianggap
bisa
mempengaruhi kualitas audit yang
pada akhirnya akan mempengaruhi
kualitas laba di dalam laporan
keuangan (Siregar 2011). Motivasi
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui perbedaaan hasil dari
penelitian Choi et al. (2010)
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kualitas
audit
dengan melakukan pengembangan
penelitian
dengan
penambahan
variabel, serta perbedaan tahun
penelitian dan perbedaaan sampel
penelitian yang digunakan. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui Apakah ukuran
kantor akuntan publik, reputasi
kantor akuntan publik, ukuran
perusahaan, perubahan penjualan,
kerugian, rasio leverage, arus kas
dari operasi, dan rotasi kantor
akuntan
publik
mempengaruhi
kualitas audit?.
16
November 2012
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976)
dalam Wibowo dan Rossieta (2010)
melihat hubungan antara manajer
dan pemilik dalam hal kerangka
keagenan.
Dalam
hubungan
keagenan, ada kontrak yang dibuat
antara
pemilik
(prinsipal)
dan
manajer
(agen).
Berdasarkan
kontrak,
agen
wajib
untuk
memberikan
pelayanan
kepada
prinsipal. Agen juga diberikan hak
istimewa untuk membuat keputusan
bisnis
atas
nama
dan
untuk
kepentingan
prinsipal.
Namun,
kepentingan prinsipal
dan
agen
tidak selalu sama sehingga akan
menyebabkan konflik kepentingan
antara prinsipal dan agen, sebagai
pihak yang diberi kewenangan untuk
mengelola perusahaan. Oleh karena
itu dibutuhkan pihak ketiga yang
independen sebagai mediator antara
prinsipal dan agen dan untuk
memonitor perkerjaan manager dan
agen.
Gavious (2007) dalam Wibowo
dan Rossieta (2010) berpendapat
bahwa masalah keagenan auditor
disebabkan
oleh
mekanisme
organisasi
antara
auditor
dan
manajemen.
Dimana
auditor
ditunjuk oleh manajemen untuk
melakukan audit untuk kepentingan
pemegang saham, tetapi di sisi lain,
biaya
audit
dibayarkan
oleh
manajemen.
Ini
menciptakan
konflik
kepentingan
yang
tak
terhindarkan yang akan
dihadapi
oleh auditor. Mekanisme organisasi
ini dapat
menyebabkan
auditor
harus bergantung
pada
klien.
Sebagai hasilnya, para auditor dapat
kehilangan independensi mereka
ISSN: 1410 -9875
karena
mereka
harus
mengakomodasi kepentingan klien
demi kelanjutan perikatan audit.
Teori Signaling
Laporan
akuntansi
sering
dijadikan sebagai sinyal informasi
tentang kondisi suatu perusahaan,
dimana tren pendapatan dapat
mencerminkan keuntungan di masa
yang akan datang. Hal ini dapat
menghasilkan
kabar
buruk,
menurunkan
atau
menaikkan
dividen,
perataan
laba,
dan
sebagainya. Pengungkapan laporan
akuntansi ini membantu investor
dalam
pengambilan
keputusan
(Godfrey et al. 2010).
Konsekuensi logis dari teori
signaling adalah bahwa ada insentif
bagi semua manajer untuk sinyal
harapan keuntungan di masa depan.
Karena, jika investor mempercayai
sinyal tersebut, harga saham akan
meningkat sehingga para pemegang
saham
dan
manajer
akan
mendapatkan
keuntungan.
Perusahaan yang mempunyai kinerja
yang baik akan memberikan sinyal
bahwa perusahaan tersebut rendah
dalam melakukan manajemen laba,
sehingga kualitas auditnya tinggi
(Godfrey et al. 2010).
Kualitas Audit
Kualitas audit
merupakan
suatu peluang
dimana
auditor
eksternal bisa mendeteksi kesalahan
dalam laporan keuangan suatu
perusahaan
dan
kemudian
melaporkan temuannya itu kepada
manajemen
perusahaan
atau
pengguna
laporan
keuangan
(DeAngelo 1981 dalam Siregar et al.
2011). Tujuan audit atas laporan
keuangan oleh auditor independen
Aries Jonathan
pada
umumnya
adalah
untuk
menyatakan
pendapat
tentang
kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas dan arus
kas sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia (IAPI 2011).
Laporan
keuangan
audit
dimaksudkan untuk
mengurangi
risiko informasi dan meningkatkan
pengambilan keputusan (Arens et al.
2008 dalam Al-Thuneibat et al.
2010). Auditor mempunyai tanggung
jawab untuk memastikan apakah
laporan keuangan suatu perusahaan
telah disajikan secara wajar dan
sesuai dengan kondisi keuangan
perusahaan. Jika kualitas audit yang
dihasilkan buruk maka laba yang
dihasilkan cenderung tidak terlalu
tepat untuk menggambarkan hasil
operasi serta kondisi keuangan
perusahaan (Chen et al. 2004 dalam
Siregar et al. 2011).
Kualitas
audit
biasanya
dikaitkan dengan kualitas laba yang
dilaporkan
perusahaan.
Dalam
penelitiannya, Kim et al. (2002)
dalam Siregar et al. (2011) menilai
kualitas audit dengan menggunakan
pendekatan
kualitas
laba
perusahaan. Johnson et al. (2002)
dalam Siregar et al. (2011) menilai
kualitas laba dengan besaran akrual
diskresioner yang terkandung dalam
angka laba. Sehingga nilai akrual
diskresioner yang semakin besar
mengindikasikan kualitas laba yang
lebih rendah (Chen et al. 2004
dalam Siregar et al. 2011).
Ukuran Kantor Akuntan Publik
Ukuran kantor akuntan publik
dilihat dari banyaknya jumlah klien
yang diaudit oleh suatu KAP pada
tahun yang bersangkutan. Deangelo
(1981) dalam Nindita dan Siregar
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1
(2012) menunjukkan bahwa semakin
besar ukuran kantor akuntan publik,
semakin baik kualitas audit yang
akan dihasilkan. Francis et al.
(1999) dalam Handayani
dan
Rachadi (2009) menyebutkan bahwa
hasil audit perusahaan yang diaudit
oleh kantor akuntan publik non big
four,
terindikasi
lebih
banyak
melakukan
pelaporan
laba
oportunistik daripada perusahaan
yang diaudit oleh kantor akuntan
publik big four.
Reputasi Kantor Akuntan Publik
Big four auditors adalah empat
kelompok firma jasa profesional dan
akuntansi internasional terbesar,
yang menangani perkerjaan audit
untuk
perusahaan
publik,
perusahaan
swasta
maupun
perusahaan tertutup. Empat besar
auditor tersebut adalah: Price
Waterhouse
Cooper,
Deloitte
Touche Tohmatsu, Ernst & Young,
dan KPMG. Beberapa penelitian
terdahulu berpendapat bahwa KAP
big four akan memberikan layanan
kualitas audit yang lebih baik
daripada
KAP
non
big
four.
Herusetya (2009) dalam Nindita dan
Siregar (2012) menemukan bahwa
reputasi auditor berhubungan positif
dengan
kualitas
pelaporan
keuangan, termasuk kualitas laba.
Kualitas pelaporan keuangan
disini dapat dianggap
sebagai
kualitas audit karena kemampuan
menghasilkan pelaporan keuangan
yang berkualitas bertujuan untuk
melindungi reputasi nama KAP. Oleh
karenanya ketika reputasi auditor
baik seperti big four, auditor
tersebut cenderung menghasilkan
kualitas audit yang baik pula agar
reputasi mereka tetap baik (Nindita
dan Siregar 2012). Khurana et al.
18
November 2012
(2004)
dalam
Siregar
(2011)
menemukan bahwa kualitas audit
lebih tinggi dari KAP big four hanya
terjadi di negara Amerika Serikat,
namun tidak untuk negara lain
dalam penelitian mereka (Australia,
Kanada, dan Inggris) begitu juga di
indonesia ini dikarenakan risiko
litigasi terhadap KAP
big
four
sebagai auditor besar lebih tinggi di
Amerika
Serikat
dibandingkan
negara lainnya, sehingga di Amerika
Serikat
KAP
big
four
lebih
memperhatikan kualitas auditnya
(Siregar et al. 2011).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan biasanya
diukur dari jumlah total aset yang
dimiliki
perusahaan.
Suatu
perusahaan besar akan
lebih
memilih auditor dari KAP besar (big
4) daripada auditor dari KAP kecil
untuk
mengaudit
laporan
keuangannya. Karena KAP besar (big
4) akan menyediakan kualitas audit
yang lebih baik daripada KAP kecil.
Ukuran perusahaan adalah ukuran
yang digunakan untuk mengetahui
apakah
perusahaan
memiliki
aktivitas operasional
yang lebih
kompleks sehingga memungkinkan
dilakukan
manajemen
laba
(Kusumawardhani 2012). Perusahaanperusahaan yang lebih besar kurang
memiliki dorongan untuk melakukan
perataan
laba
dibandingkan
perusahaan kecil karena perusahaan
besar dipandang lebih kritis oleh
pihak luar (Albreeth et al. 1990
dalam Siregar et al. 2011). Selain
itu perusahaan kecil lebih sering
melakukan manajemen laba untuk
menghindari kerugian.
ISSN: 1410 -9875
Perubahan Penjualan
Peningkatan
volume
penjualan akan
meningkatkan
tingkat
laba
yang
diperoleh
perusahaan.
Perusahaan
dengan
tingkat penjualan yang rendah
cenderung
melakukan
praktek
manajemen laba sehingga kualitas
auditnya rendah. Menurut Kim et al.
(2003) dalam Handayani
dan
Rachadi (2009), perusahaan yang
memiliki pertumbuhan penjualan
yang tinggi, kemungkinan tidak
termotivasi
dalam
melakukan
tindakan manipulasi laba untuk
melaporkan laba. Sebaliknya jika
perusahaan memiliki pertumbuhan
penjualan yang rendah,
maka
memiliki
kencenderungan
untuk
menyesatkan laporan laba atau
perubahan laba melalui tindakan
manipulasi laba.
Kerugian
Kerugian
adalah
kondisi
dimana
perusahaan
memperoleh
pendapatan yang lebih kecil dari
biaya
yang
digunakan
untuk
kegiatan operasional.
Perusahaan
dengan
laba
yang
negatif
diekspektasikan
akan
memiliki
hubungan yang negatif dengan
kualitas akrual, artinya perusahaan
yang melaporkan kerugian tidak
memiliki lebih banyak insentif untuk
memainkan labanya dibandingkan
perusahaan yang melaporkan laba
positif (Nindita dan Siregar 2012).
Rasio Leverage
Rasio leverage menunjukkan
seberapa besar total utang yang
dipakai
untuk
membiayai
operasional
perusahaan
maupun
melakukan ekspansi usaha. Semakin
Aries Jonathan
rendahnya
rasio
utang,
itu
menunjukkan
bahwa
semakin
bagusnya
kondisi
perusahaan.
Artinya hanya sebagian kecil aset
perusahaan yang dibiayai dengan
utang. Perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi mempunyai
motivasi
untuk
melakukan
manajemen laba yang lebih besar (
Siregar et al. 2011).
Arus Kas Operasi
Laporan arus kas memberikan
informasi
keuangan
suatu
perusahaan yang bisa digunakan
sebagai indikator untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan kas dan setara kas.
Perusahaan yang memiliki arus kas
yang kecil mengindikasikan bahwa
kondisi keuangan perusahaan sedang
tidak baik, sehingga perusahaan
cenderung
menggunakan
akrual
diskresioner
untuk
menutupi
kelemahannya ( Nindita dan Siregar
2012), sebaliknya perusahaan yang
memiliki arus kas yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan
rendah dalam mengatur laba (AlThuneibat et al. 2010).
Rotasi Kantor Akuntan Publik
Departemen
Keuangan
Republik
Indonesia
menerapkan
kebijakan rotasi akuntan publik dan
kantor
akuntan
publik
dengan
mengeluarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tanggal 5 februari 2008
dimana
rotasi akuntan
publik
harus
dilakukan setiap 3 tahun dan rotasi
KAP setiap 6 tahun (Siregar et al.
2011). Tujuan adanya peraturan
rotasi
KAP
adalah
untuk
meningkatkan kualitas audit.
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Model Penelitian
Model penelitian menggambarkan
hubungan antara variabel dependen
dan variabel independen yang
terdapat dalam penelitian.
Ukuran KAP
Reputasi KAP
Ukuran
Perusahaan
Perubahan
Penjualan
Kerugian
Rasio
Leverage
Arus Kas
Operasi
Rotasi KAP
Kualitas
Audit
November 2012
Pengembangan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban
sementara atas rumusan masalah
yang
akan
diteliti.
Hipotesishipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ha1 Ukuran kantor akuntan publik
mempunyai pengaruh terhadap
kualitas audit.
Ha2 Reputasi kantor akuntan publik
mempunyai pengaruh terhadap
kualitas audit.
Ha3 Ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap kualitas
audit.
Ha4 Perubahan
penjualan
mempunyai pengaruh terhadap
kualitas audit.
Ha5 Kerugian mempunyai pengaruh
terhadap kualitas audit.
Ha6 Rasio
leverage
mempunyai
pengaruh terhadap kualitas
audit.
Ha7 Arus kas operasi mempunyai
pengaruh terhadap kualitas
audit.
Ha8 Rotasi kantor akuntan publik
mempunyai pengaruh terhadap
kualitas audit.
METODA PENELITIAN
Gambar 2.1
Model Penelitian
20
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan
non keuangan yang terdaftar
di
Bursa Efek Indonesia dari tahun
2007-2010.
Ringkasan
prosedur
pemilihan sampel dapat dilihat pada
tabel 1 di bawah ini:
ISSN: 1410 -9875
Aries Jonathan
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Keterangan
Jumlah
perusahaan
Perusahaan non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia secara berturut
285
dari tahun 2007 sampai 2010
(5)
Perusahaan yang laporan keuangannya
tidak berakhir 31 desember
Perusahaan yang laporan keuangannya
(46)
tidak disajikan dalam mata uang rupiah
(Rp)
(32)
Perusahaan yang tidak memiliki data
laporan keuangan yang lengkap
202
Total Perusahaan yang menjadi sampel
Jumlah
data
1.140
(20)
(184)
(128)
808
Sumber: hasil pengumpulan data
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Kualitas Audit
PPEjt
Ajt-1
ejt
Dalam penelitian ini variabel
kualitas
audit
diukur
dengan
menggunakan
pendekatan
laba,
yaitu akrual diskresioner yang diukur
dengan modified Jones
model
(1991) (Choi et al. 2010). Dimana
nilai akrual diskresioner didapat dari
meregresikan persamaan
dibawah
ini dan nilai akrual diskresioner yang
didapat
kemudian
diabsolutkan.
Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
ACCRjt / Ajt-1 = α1[1/Ajt‐1] + α2[(∆REVjt ‐
∆RECjt)/Ajt‐1] + α3[PPEjt/Ajt‐1] +
εjt
Keterangan :
ACCR
=
income
before
extraordinary item – cash
flow from operation
∆REVjt = perubahan pendapatan
perusahaan antara tahun
t dan t-1
∆RECjt = perubahan piutang bersih
perusahaan antara tahun
t dan t-1
= aset
tetap
bruto
perusahaan pada tahun t
= total asset perusahaan
pada tahun t-1
= discretionary accruals
Ukuran Kantor Akuntan Publik
(UK_KAP)
Dalam penelitian ini ukuran
KAP diukur dari banyaknya jumlah
klien yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia yang diaudit oleh suatu
KAP pada tahun yang bersangkutan
(Choi et al. 2010).
Reputasi Kantor Akuntan Publik
(REP_KAP)
Dalam penelitian ini reputasi
KAP diukur dengan menggunakan
variabel dummy, dimana KAP yang
termasuk dalam big four diberi nilai
1 (satu), sedangkan yang tidak
termasuk dalam big four diberi nilai
0 (nol) (Choi et al. 2010).
Ukuran Perusahaan (UK_PER)
Ukuran
perusahaan
diukur
menggunakan natural log dari total
aktiva (Choi et al. 2010).
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Perubahan
Penjualan (PRBHN_PENJ)
Perubahan penjualan diukur
menggunakan
perubahan
dalam
penjualan dibagi dengan total aset
(Choi et al. 2010).
PRBHN_PENJ =
Arus Kas Operasi (CFO)
Arus kas dari operasi diukur
dengan menggunakan nilai arus kas
dari operasi dibagi dengan total aset
(Choi et al. 2010).
Nilai arus kas dari operasi
( Salest – Sales[t-1])
ARSK_OPR =
Total Aset
Rotasi Kantor Akuntan Publik
(ROT_KAP)
Rotasi KAP adalah pergantian
penggunaan jasa audit dari suatu
KAP yang dilakukan setiap 6 tahun
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008.
Dalam penelitian ini variabel rotasi
KAP diukur dengan menggunakan
variabel dummy. Dimana jika terjadi
rotasi KAP karena regulasi diberi
nilai 1 (satu) dan beri nilai 0 (nol)
jika sebaliknya (Siregar et al. 2011).
Kerugian (KERUGIAN)
Kerugian
diukur
dengan
menggunakan
varibel
dummy.
Dimana
perusahaan
yang
melaporkan kerugian pada tahun
berjalan diberi nilai 1 (satu) dan
perusahaan yang melaporkan laba
diberi nilai 0 (nol) (Choi et al.
2010).
Rasio leverage (LEV)
Rasio leverage diukur dengan
menggunakan
total
liabilities
divided by total assets (Choi et al.
2010).
LEV =
November 2012
Total Aset
HASIL PENELITIAN
Tabel 2 menunjukkan hasil
pengujian statistik deskritif.
Total Kewajiban
Total Aset
Tabel 2
Statistik Deskriptif
KL_AUDIT
UK_KAP
REP_KAP
UK_PER
PRBHN_PENJ
KERUGIAN
LEV
CFO
ROT_KAP
Valid N
N
Minimum
Maximum
Mean
808
808
808
808
808
808
808
808
808
808
0,00004
1
0
22,64267
-4,66419
0
0,00034
-0,52944
0
1,22006
97
1
32,83653
1,52975
1
8,24998
1,12659
1
0,0758675
32,82
0,37
27,8890228
0,0583475
0,15
0,5341073
0,0753983
0,02
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS
22
Std.
Deviation
0,08743328
28,610
0,482
1,65726038
0,37834645
0,357
0,47516979
0,11822546
0,152
ISSN: 1410 -9875
Aries Jonathan
Berdasarkan hasil uji t Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Statistik t
Coefficients(a)
Variabel
B
Sig.
Kesimpulan
Constant
UK_KAP
REP_KAP
UK_PER
PRBHN_PENJ
KERUGIAN
LEV
CFO
ROT_KAP
0,179
1,159E-5
0,012
-0,004
-0,002
0,002
0,040
-0,058
-0,003
0,942
0,211
0,030
0,827
0,823
0,000
0,035
0,883
Tidak Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
a. Dependent Variable: KL_AUDIT
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
PENUTUP
Berdasarkan hasil
analisis
dan pembahasan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan, rasio leverage dan arus
kas operasi berpengaruh terhadap
kualitas audit sedangkan ukuran
kantor akuntan publik, reputasi
kantor akuntan publik, perubahan
penjualan, kerugian, dan rotasi
kantor
akuntan
publik
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas.
Dalam melakukan penelitian ini,
terdapat beberapa keterbatasan
yang dihadapi, antara lain adalah
sampel perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini hanya terdiri
perusahaan non keuangan dan tidak
termasuk perusahaan keuangan,
tahun periode pengamatan yang
terbatas hanya empat tahun, yaitu
dari
tahun
2007-2010,
Dalam
penelitian ini hanya menguji 8
variabel yang diduga mempengaruhi
kualitas audit, data klien kantor
akuntan publik yang digunakan
hanya perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia saja, model
regresi
dalam
penelitian
ini
terdapat heteroskedastisitas dan
data dalam penelitian ini tidak
berdistribusi normal. Rekomendasi
yang disarankan untuk penelitian
selanjutnya
adalah
menambah
jumlah sampel penelitian tidak
hanya perusahaan non keuangan
tetapi juga meneliti perusahaan
keuangan,
memperbarui
tahun
periode pengamatan, menambah
variabel
lain
yang
diduga
mempengaruhi kualitas
audit,
seperti
independensi
dan
kompetensi auditor,
spesialisasi
auditor, struktur kepemilikan dan
sebagainya, menambah data klien
kantor akuntan publik tidak hanya
terdiri dari
perusahaaan
yang
listing di Bursa Efek Indonesia
tetapi data klien perusahaan yang
non lisiting yang diaudit oleh
kantor
akuntan
publik
yang
bersangkutan,
untuk
mengatasi
heteroskedastisitas dan data yang
tidak
berdistribusi
normal,
disarankan
untuk
menambah
jumlah data.
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
REFERENSI
Algifari. 2010. Statistitika deskriptif plus untuk ekonomi dan bisnis.
Yogyakarta; UPP STIM YKPN.
Al-Thuneibat, Ali A., Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa, and Rana Ahmad Ata Baker.
2010. Do audit tenure and firm size contribute to audit quality?
Empirical evidence from Jordan. Managerial Auditing Journal, vol.26,
no.4, Oktober, hlm317-334,
http://search.proquest.com/docview/861089424/13DB1950C62AFDE05
2/1?accountid=31731.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams, Jeffrey D.
Camm, and James J. Cochran. 2012. Canada: south-westren cengage
learning statistics for business and economics. Edisi dua belas.
Choi, Jang-Hag, Chansog (Francis) Kim, Jeong-Bon Kim, and Yoonsoek Zang.
2010. Audit office size, audit quality, and audit pricing. Journal of the
American Accounting Association, vol.29, no. 1, Mei, hlm 73-97,
http://search.proquest.com/docview/205364052/13DB1E368DD42D2BD
31/1?accountid=31731.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan program
SPSS19.Edisi lima. Universitas Diponegoro.
Giri, Efraim F. 2011. The effect of tenure and reputation of public accounting
firm
toward audit quality: case of mandatory rotation of auditors in
Indonesia.
The Journal of Accounting Research, vol.14, no.1,
Januari, hlm 41-63.
Handayani RR Sri, and Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
vol.11, no.1, April, hlm 33-56.
Hartadi, Bambang. 2012. Pengaruh fee audit, rotasi KAP, dan reputasi auditor
terhadap kualitas audit di Bursa Efek Indonesia.
http://www.stiesia.ac.id/jurnal/index.php/article/get_data_article/2
/201210 04007/1.
Herusetya, Antonius. 2009. Pengaruh ukuran auditor dan spesialisasi auditor
terhadap kualitas laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
vol.6, no.1, Juni, hlm 46-70, http://accounting.fe.ui.ac.id/jaki/vol-61.html.
Hoitash, Rani, Ariel Markelevich, and Charles A. Barragato. 2007.
Auditor fees and audit quality. Managerial Auditing Journal, vol.22,
no.8, hlm 761-786
http://search.proquest.com/docview/274532519/13DB19A3CF43EA7FA
A6/6?accountid=31731.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar professional akuntan publik
.Jakarta; Salemba Empat.
Indriantoro, N and Bambang Supomo. 1999. Metodologi penelitian bisnis.
Yogyakarta; BPFE.
Jackson, Andrew B., Michael Moldrich, and Peter Roebuck. 2008. Mandatory
audit firm rotation and audit quality. Managerial Auditing Journal,
vol.23, no.5, hlm 420-437,
24
ISSN: 1410 -9875
Aries Jonathan
http://search.proquest.com/docview/274633257/13DB1A0845F9DDE19F/1?ac
countid=31731.
Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh corporate governance, struktur
kepemilikan, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Jurnal
Akuntan dan Sistem Teknologi Informasi, vol.9, no.1, Oktober, hlm 4154.
http://ejournal.unisri.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/520/45
4.
Maradona, Agus F., Sutrisno, Grahita Chandrarin. 2010. Audit tenure and audit
quality: Evidence of mandatory auditor rotation in Indonesia. The
Indonesian Journal of Accounting Research, vol.13, no.2, Mei, hlm
99-116.
Nindita, chairunissa and Sylvia Veronica Siregar. 2012. Analisa pengaruh
ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap kualitas audit di Indonesia.
Jurnal akuntansi dan keuangan, vol.14, no2, November, hlm91-104,
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/view/18711
/0.
Siregar, Sylvia V., Fitriany, Arie Wibowo, and Viska Anggraita. 2011. Rotasi
dan kualitas audit: Evaluasi atas kebijakan Menteri Keuangan KMK No.
423/KMK. 6/2002 tentang jasa akuntan publik. Journal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, vol.8, no. 1, Juni, hlm 1-20.
Supranto, J. 2009. Statistik teori dan aplikasi. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta;
Penerbit Erlangga.
Wibowo, Arie and Hilda Rossieta. 2010. Determinant factors of audit quality.
The Indonesian Journal of Accounting Research, vol. 13, no. 1,
Januari, hlm 29-44.
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol. 14, No. 2a, Is. 1
26
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 27-36
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
ANALYSIS OF INFLUENCE TOTAL ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO,
RETURN ON EQUTIY, TOTAL SALES, AND GROWTH EARNING PER SHARE
ON PRICE EARNINGS RATIO IN COMPANIES FOOD
AND BEVERAGES LISTED AT INDONESIAN STOCK
EXCHANGE
A.SRI WAHYUDI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract : A Stock valuation is a very important factor in the investment of
stock. One of the best methods of this analysis is Price Earning Ratio. It based
on the ratio between price per share in the stock market and available net
profit for the stockholders. Price earning ratio is applied to identify the stock
to buy or sell. This thesis consist of independent variables analysis that are
estimated to influence PER, by employing an empirical test to the data of the
companies recorded in Jakarta Stock Exchange and taken from an Indonesian
Capital Market Directory.
The independent variables taken by the writer is the total assets, debt to
equity ratio (DER), return on equity (ROE), sales, and growth of earnings pershare.Based on the result of the analysis, independent variable of debt to
equity ratio has a big and significant influence to PER.
Which is appropriate to be considered as the analysis tool in estimating PER
value, of course, it excludes the other variables which are not include by the
writer in this research.
Keywords : Price Earnings Ratio (PER), Total Asset, Debt to Equity Ratio,
Return On Equity, Total Sales, the Growth of Earnings Per-Share.
harus ditanggung. Investor bisa saja
mengalami kerugian bahkan lebih
dari itu bisa kehilangan semua
modalnya (Sawidji, 2004:91). Hal
ini mungkin dapat menjelaskan
mengapa tidak semua investor
mengalokasikan
dananya
pada
semua instrumen investasi yang
menawarkan return yang tinggi
(Sawidji,2004:7). Diantara berbagai
instrumen pasar modal, saham
merupakan
instrumen investasi
PENDAHULAN
Investasi
merupakan
penempatan sejumlah dana pada
saat
ini
dengan
harapan
memperoleh keuntungan di masa
datang (Abdul Halim, 2005:2).
Investasi selalu memiliki dua sisi,
yaitu return dan risiko. Hukum
ekonomi berlaku, semakin tinggi
return yang ditawarkan maka
semakin tinggi pula risiko yang
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
yang memiliki tingkat return dan
risiko yang tinggi. Disisi lain return
atas investasi saham yaitu dividen
dan capital gain lebih sulit
diprediksi, sehingga investor harus
melakukan analisis saham guna
memperoleh
keuntungan
yang
diharapkan (Subekti, 2002:5).
Valuasi saham merupakan
suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau
variabel
perusahaan
yang
diramalkan
menjadi
perkiraan
tentang harga saham (Husnan,
2001:34).
Variabel-variabel
ekonomi tersebut misalnya laba
perusahaan,
dividen
yang
dibagikan, variabilitas laba dan
sebagainya. Pada dasarnya proses
valuasi saham yang dilakukan oleh
analis keuangan bertujuan untuk
bisa
menghasilkan
tingkat
keuntungan yang menarik, dan
mengidentifikasikan saham mana
yang sebaiknya dijual atau dibeli,
namun pada pasar modal yang
efisien akan sulit bagi
investor
untuk memperoleh tingkat bunga
keuntungan di atas normal.
Investor dalam melakukan
keputusan investasi di pasar modal
memerlukan
informasi
tentang
penilaian saham. Terdapat tiga
jenis penilaian yang berhubungan
dengan saham, yaitu nilai
buku
(book value), nilai pasar (market
value), dan nilai intrinsik (intrinsic
value) (Hartono, 2000:79). Nilai
buku
merupakan
nilai
saham
menurut pembukuan emiten. Nilai
pasar merupakan nilai saham di
pasar saham dan nilai intrinsik
merupakan nilai sebenarnya dari
saham. Investor perlu mengetahui
dan
memahami
ketiga
nilai
tersebut sebagai informasi penting
dalam
pengambilan
keputusan
investasi saham karena dapat
28
November 2012
membantu
investor
untuk
mengetahui saham mana yang
bertumbuh dan murah. Investor
dalam
mempertimbangkan
pembuatan
keputusan
membeli
atau menjual
saham
dapat
dilakukan
dengan
cara
membandingkan
nilai
intrinsik
dengan
nilai
pasar
saham
bersangkutan.
Salah
satu
pendekatan dalam penilaian saham
adalah pendekatan PER (P/E Ratio
Approach). Price Earning Ratio
(PER) digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan pada saat tertentu
berdasar laba yang dicapainya yang
dihitung dengan membagi harga
saham di pasar dengan labanya.
Dengan mengetahui PER suatu
perusahaan diketahui posisi saham
relatif
terhadap
saham-saham
lainnya (Subekti, 2002:35). Model
penilaian saham merupakan suatu
mekanisme
untuk
mengubah
serangkaian variabel perusahaan
(misalnya penjualan, laba dan
dividen) yang diamati menjadi
perkiraan tentang harga saham.
(Abdul Halim, 2003:16).
Perbandingan harga saham
dengan earnings per share yang
ditunjukkan dengan price earnings
ratio merupakan rasio yang sering
digunakan analisis sekuritas untuk
menaksir harga saham.
Secara
umum dikatakan bahwa PER yang
rendah mengindikasikan murahnya
harga saham, sehingga layak untuk
dibeli. Namun
demikian,
ada
kalanya investor tetap membeli
saham yang memiliki PER tinggi
kalau investor tersebut percaya
pada
potensi
perkembangan
beberapa
tahun
kemudian
(Cahyono, 2000:153). Saham-saham
yang mempunyai price earnings
ratio relatif tinggi tidak saja
mencerminkan
tingkat
ISSN: 1410 -9875
pertumbuhan yang tinggi
tetapi
juga meningkatkan kepercayaan
dan kekayaan investor. Dengan
demikian sangat logis bila setiap
investor
mengharapkan
adanya
keuntungan
(return)
tentunya
dengan tingkat risiko yang kecil
atas investasi yang telah dilakukan.
Pendekatan lain dalam menilai
harga saham adalah
dengan
mencari
faktor-faktor
yang
mempengaruhi PER secara nyata,
kemudian dibuat suatu model untuk
menilai PER perusahaan dimasa
yang akan datang, sehingga dapat
dinilai pula kewajaran harga suatu
saham
perusahaan
(Praditya,
2004:8).
Penelitian ini merupakan
pengembangan
(expand
replicant) dari penelitian Mulia
(2002). Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian tersebut adalah
penelitian ini hanya meneliti satu
sektor dan menggunakan periode
penelitian yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya, yaitu dari
tahun 2003 sampai dengan tahun
2009. Penelitian ini
bertujuan
untuk
menjawab
pertanyaan
apakah Total Asset, Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Equtiy
(ROE), Total Sales, serta growth of
Earnings Per-Share (growth EPS)
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Price Earning Ratio (PER).
Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio atau PER adalah
metoda untuk menilai saham diukur
dengan harga pasar per saham
terhadap laba per lembar saham
(Weston dan Copeland, 2000:262).
PER merupakan suatu rasio yang
lazim dipakai
untuk
mengukur
harga pasar (market price) setiap
lembar saham biasa dengan laba
per lembar saham (Simamora,
A. Sri Wahyudi
2000:531). Price Earning Ratio is
the equivalent of a multiple of net
earnings, or in other words, it is
the number of years necessary to
reach pay back for an investment,
assuming that the company will
continue to generate the same
result over the interval (Broadman,
2000:53). Price Earning Ratio (PER)
adalah rasio untuk menilai saham
dengan cara membagi harga saham
per lembar dengan Earning pershare.
Total Assets
Total asset adalah total aktiva atau
jumlah keseluruhan dari kekayaan
perusahaan yang terdiri dari aktiva
tetap, aktiva lancar dan aktiva lainlain, yang nilainya seimbang dengan
total kewajiban dan total ekuitas
(Margaretha, 2003:108). Total asset
adalah total keseluruhan aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar atau
total liabilities ditambah
total
equity (Kuncoro, 2001:45). Total
asset
adalah
seluruh
harta
perusahaan yang digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan,
yaitu dari current asset sampai
dengan fixed asset dan
juga
tangible asset (Harahap, 2005:252).
Total Asset is equal to total capital
regardless of how much capital is
equity and how much is debt
(Livingstone
and
Grossman,
2009:15). Total asset merupakan
jumlah keseluruhan dari kekayaan
perusahaan yang terdiri dari aktiva
tetap, aktiva lancar dan aktiva lainlain, yang nilainya seimbang dengan
total
kewajiban
dan
ekuitas.
Hipotesis
yang
diajukan
pada
penelitian ini adalah
H1
Total
assets
berpengaruh
terhadap price earning ratio
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio
yang
digunakan untuk melihat struktur
keuangan
perusahaan
dengan
mengaitkan
jumlah
kewajiban
dengan jumlah ekuitas pemilik.
(Simamora, 2000:533).
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menutup
sebagian
atau
seluruh
utangutangnya, baik jangka panjang
maupun jangka pendek, dengan
dana yang berasal dari modal bank
sendiri (Dendawijaya, 2005:121).
Debt to Equtiy Ratio is a ratio of
Total
Liabilities
to
owner’s
equity;measures the relationship
between the amount of debt
financing
of
equity
financing
(owner’s
funds)
(Gitman,and
McDaniel, 2008:494). Debt to
Equity Ratio (DER) adalah untuk
melihat kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang yang
didanai modal sendiri. Hipotesis
yang diajukan pada penelitian ini
adalah
H2 Debt Equity Ratio berpengaruh
terhadap price earning ratio.
Return on Equity (ROE)
Rasio Return on Equity (ROE)
adalah
mengukur
pengembalian
yang
akan
diberikan
oleh
perusahaan kepada para pemegang
saham EAT dengan modal saham
(Walsh, 2003:56). ROE adalah rasio
laba bersih terhadap modal saham
(Zvi Bodie et all, 2001:447). Return
on
equity
is
a
percentage
determined by dividing pretax
profits (from P& L) by equity/net
worth (from balance sheet) (Tyson
and Schell, 2008:240). Return on
Equity (ROE) adalah rasio laba
bersih terhadap modal saham.
Hipotesis yang diajukan adalah
30
November 2012
H3 Return on Equity berpengaruh
terhadap price earning ratio
Total Sales
Total penjualan adalah total
pendapatan dari hasil penjualan
bersih yang berasal baik dari
kegiatan operasi maupun nonoperasi (Kuswadi, 2006:91). Total
Sales adalah penjualan bersih dari
laporan laba rugi perusahaan,
diperoleh melalui hasil penjualan
seluruh produk selama
jangka
waktu tertentu dan hasil penjualan
yang dicapai dari market share
yang merupakan pasar potensial,
yang dapat terdiri dari kelompok
pembeli selama jangka waktu
tertentu (Irawan dan Basu Swastha,
2001:461). Total sales is a measure
refers to the number or size of
goods and services sold (Madura
2006:547). Total Sales adalah
penjualan bersih dari laporan laba
rugi perusahaan, yang diperoleh
melalui hasil penjualan seluruh
produk
selama
jangka
waktu
tertentu dan hasil penjualan yang
dicapai dari market share yang
merupakan
pasar
potensial.
Hipotesis yang diajukan adalah
H4
Total
Sales
berpengaruh
terhadap price earning ratio
Growth Of
Earning
Per-Share
(EPS)
Pertumbuhan laba bersih per saham
(rasio pertumbuhan earning per
share)
adalah
rasio
yang
menunjukan
kemampuan
perusahaan meningkatkan EPS di
tahun lalu. Perhitungan rasio ini
diukur dengan membandingkan EPS
dari tahun ini dikurangi EPS tahun
lalu kemudian dibagi dengan EPS
tahun lalu (Harahap, 2003:310).
Growth Earning per-share adalah
kecenderungan kenaikan laba per
ISSN: 1410 -9875
lembar saham dari satu periode ke
periode
berikutnya,
dapat
dikatakan
perusahaan
tersebut
mengalami pertumbuhan laba per
lembar saham (Husnan, 2001:382).
Growth Earning per-share diperoleh
dengan membandingkan nilai rasio
laba terhadap saham beredar (EPS)
pada tahun berjalan dengan nilai
EPS pada kwartal yang sama pada
tahun
sebelumnya
untuk
menggambarkan
pertumbuhan
tingkat keuntungan perusahaan,
perhitungan
rasio
ini
dapat
digunakan untuk memperkirakan
kenaikan ataupun penurunan harga
saham suatu perusahaan di bursa
saham (Sutrisno, 2003:265). Growth
Earning per-share is the rate of
change
from
year
to
year
demonstrates
how
well
one
company is able to continue
profitable growth from year to
year (Thomsett 2009:222). Growth
Earning per-share adalah rasio yang
membandingkan EPS dari tahun ini
dikurangi EPS tahun lalu kemudian
dibagi dengan EPS tahun lalu.
Hipotesis yang diajukan adalah
H5 Growth of earning pershare
berpengaruh terhadap price earning
ratio.
METODA PENELITIAN
Data
yang
dikumpulkan
merupakan data sekunder yang
diambil dari Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode
dan
Indonesian
Capital Market Directory. Populasi
pada
penelitian
ini
adalah
perusahaan Food & Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang memiliki data harga
saham penutupan dan earning pershare. Teknik penarikan sampel
probability samping yang artinya
A. Sri Wahyudi
tiap perusahaan dalam populasi
mendapatkan kesempatan
yang
sama untuk
menjadi
anggota
sampel
dengan
kriteria-kriteria
sebagai berikut Perusahaan Food &
Beverages yang terdaftar di BEI.
Perusahaan Food & Beverages tidak
melakukan aktivitas yang dapat
mempengaruhi jumlah dan harga
saham seperti right issue, bonus
share, stock split, dividen share,
emisi saham baru selama periode
pengamatan. Price Earning Ratio
atau PER adalah metoda untuk
menilai saham diukur dengan harga
pasar per saham terhadap laba per
lembar
saham
(Weston
dan
Copeland, 2000:262).
Skala yang digunakan adalah
skala rasio. Menurut Brigham dan
Houston
(2007:116)
untuk
menghitung
PER
menggunakan
rumus:
Price per share
= Earning per share
Keterangan :
PER = Rasio harga terhadap laba
Price per share = Harga per lembar
saham
Earning per share = Laba per
lembar saham
PER
Total Asset
Total asset adalah total aktiva atau
jumlah keseluruhan dari kekayaan
perusahaan yang terdiri dari aktiva
tetap, aktiva lancar dan aktiva lainlain, yang nilainya seimbang dengan
total kewajiban dan total ekuitas
(Margaretha, 2003:108). Skala yang
digunakan adalah skala rasio.
Menurut Walsh (2010:25) untuk
menghitung
Total
Asset
menggunakan rumus:
Total Asset = Total Liabilities + Total equity
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Keterangan:
Total Asset = Jumlah keseluruhan
asset
Total Liabilities = Jumlah
keseluruhan kewajiban
Total Equity = Jumlah keseluruhan
modal
Untuk variabel Total Asset di dalam
model dinyatakan dalam logaritma
natural (ln), dengan tujuan untuk
1)Menunjukan
laju
perubahan
variabel, 2) Menyamakan satuan
pengukuran Logaritma Natural (ln)
ialah
logaritma
dengan
basis
bilangan 10. Hubungan antara
logaritma natural dengan logaritma
biasa adalah lneX=2.3026.log10X
(Gujarati, 2003:175), maka variabel
Total Asset menjadi lnTotal Asset.
Total Assets = Ln
Natural) Total Assets
Ln = Logaritma Natural
(Logaritma
Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio yang
digunakan untuk melihat struktur
keuangan
perusahaan
dengan
mengaitkan
jumlah
kewajiban
dengan jumlah ekuitas pemilik.
(Simamora, 2000:533). Skala yang
digunakan adalah skala rasio.
Menurut Walsh (2010:133) untuk
menghitung
DER
menggunakan
rumus:
November 2012
Total Equity = Jumlah keseluruhan
modal
Return On Equity (ROE)
Rasio Return
on
Equity
(ROE)
adalah
mengukur
pengembalian yang akan diberikan
oleh perusahaan kepada para
pemegang saham EAT
dengan
modal saham (Walsh, 2003:56).
Skala yang digunakan adalah skala
rasio. Menurut Brigham
dan
Houston
(2007:115)
untuk
menghitung
ROE
menggunakan
rumus:
ROE =
EAT
Total Equity
Keterangan:
ROE = Tingkat pengembalian modal
EAT = Laba Setelah Pajak
Total Equity = Jumlah keseluruhan
modal
Total Sales
Total penjualan adalah total
pendapatan dari hasil penjualan
bersih yang berasal baik dari
kegiatan operasi maupun nonoperasi (Kuswadi, 2006:91). Skala
yang digunakan adalah skala rasio.
Menurut Kuswadi (2006:52) untuk
menghitung
Total
Sales
menggunakan rumus:
Total Sales = COGS + Gross
Total Debt
DER = Total Equity
Keterangan:
DER = Rasio hutang terhadap
modal
Total Debt = Jumlah keseluruhan
hutang
32
Profit
Keterangan:
Total Sales = Total Penjualan
COGS = Harga Pokok Penjualan
Gross Profit = Laba Kotor
ISSN: 1410 -9875
A. Sri Wahyudi
Untuk variabel Total Sales di
dalam model dinyatakan dalam
logaritma natural (ln), dengan
tujuan untuk 1)Menunjukan laju
perubahan
variabel,
2)
Menyamakan satuan pengukuran
Logaritma
Natural
(ln)
ialah
logaritma dengan basis bilangan 10.
Hubungan antara logaritma natural
dengan logaritma biasa adalah
lneX=2.3026.log10X
(Gujarati,
2003:175), maka variabel Total
Sales menjadi lnTotal Sales.
Total Sales =
Ln
(Logaritma
Natural) Total Sales
Ln
= Logaritma Natural
Growth Earning per-share (EPS)
Pertumbuhan laba bersih per
saham (rasio pertumbuhan earning
per share) adalah rasio yang
menunjukan
kemampuan
perusahaan meningkatkan EPS di
tahun lalu. Perhitungan rasio ini
diukur dengan membandingkan EPS
dari tahun ini dikurangi EPS tahun
lalu kemudian dibagi dengan EPS
tahun lalu (Harahap, 2003:310).
Skala yang digunakan adalah skala
rasio. Menurut Sawidji (2008:37)
untuk menghitung Growth EPS
menggunakan rumus:
Growth EPS =
EPSn - EPSn - 1
EPSn - 1
Keterangan:
Growth EPS = Pertumbuhan EPS
EPSn
= EPS pada tahun
sekarang
EPSn-1
= EPS pada tahun lalu
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengolahan data,
diperoleh hasil pengujian sebagai
berikut :
Pengujian hipotesis pertama
Total Assets terhadap Price Earning
Ratio diperoleh nilai signifikansi
lebih besar daripada alpha (α) yaitu
0.249>0.05
sehingga
dapat
disimpulkan Ho1 diterima dan Ha1
ditolak yang berarti bahwa tidak
terdapat pengaruh signifikan Total
Assets terhadap
Price
Earnings
Ratio pada Perusahaan Food &
Beverages, ini artinya jika semakin
tinggi Total Asset maka semakin
tinggi pula Price Earnings Ratio.
Berarti terjadi hubungan positif
antara Total Asset terhadap Price
Earning Ratio.
Pengujian
hipotesis
yang
kedua
menghasilkan
nilai
signifikansi lebih besar daripada
alpha (α) yaitu 0.524>0.05 sehingga
dapat disimpulkan Ho2 diterima
dan Ha2 ditolak yang berarti bahwa
tidak terdapat pengaruh signifikan
Debt to Equity Ratio terhadap Price
Earnings Ratio pada Perusahaan
Food & Beverages yang terdaftar di
BEI .
Pengujian hipotesis ketiga
menghasilkan nilai signifikansi lebih
kecil daripada alpha (α) yaitu
0.035<0.05
sehingga
dapat
disimpulkan Ho3 ditolak dan Ha3
diterima
yang
berarti
bahwa
terdapat
pengaruh
signifikan
Return On Equity terhadap Price
Earnings Ratio pada Perusahaan
Food & Beverages yang terdaftar di
BEI.
Pengujian hipotesis keempat
menghasilkan nilai signifikansi dan
nilai
signifikansi
lebih
besar
daripada alpha (α) yaitu 0.250
>0.05 sehingga dapat disimpulkan
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Ho4 diterima dan Ha4 ditolak yang
berarti bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan Total Sales
terhadap Price Earnings Ratio pada
Perusahaan Food & Beverages yang
terdaftar di BEI.
Pengujian hipotesis keempat
menghasilkan nilai signifikansi lebih
besar daripada alpha (α) yaitu
0.865>0.05
sehingga
dapat
disimpulkan Ho5 diterima dan Ha5
ditolak yang berarti bahwa tidak
terdapat
pengaruh
signifikan
Growth Earning Per Share terhadap
Price
Earnings
Ratio
pada
Perusahaan Food & Beverages yang
terdaftar di BEI.
PENUTUP
Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa terdapat pengaruh total
assets dan return equity terhadap
price earnings ratio, adapun ketiga
variabel yang lain yaitu debt to
equity ratio, total
sales,
dan
growth earning pershare tidak
berpengaruh signifikan terhadap
price earnings ratio.
Berdasarkan
penelitian
diatasterdapat
implikasi
bahwa
variabel Return On Equity (ROE)
merupakan alat analisa yang baik
dalam menilai PER perusahaan,
karena berpengaruh
signifikan,
maka bagi perusahaan hendaknya
November 2012
lebih memperhatikan rasio ini
dikarenakan investor
melihat
sejauh mana si perusahaan dapat
memberikan
keuntungan
serta
berapa lama
waktu
yang
dibutuhkan untuk
mendapatkan
dari keuntungan dari investasi.
Terdapat beberapa keterbatasan
pada penelitian ini, dimana faktor faktor yang diduga mempengaruhi
PER, sebaiknya mengambil sektor
perusahaan yang cukup banyak agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
Penelitian yang penulis lakukan
hanya mencakup 1 sektor yang
jumlahnya sedikit. Bagi peneliti
selanjutnya,
apabila
ingin
melanjutkan
penelitian
ini,
sebaiknya
juga
memasukkan
variabel independen lain yang
diperkirakan
memiliki
pengaruh
besar terhadap PER ke dalam
model, seperti dividend payout
ratio sehingga lebih diperoleh
bentuk model PER yang lebih
optimal.
Selain
itu
investor
sebaiknya
menguasai
analisis
fundamental,
terutama
faktorfaktor yang mempengaruhi PER,
karena dalam jangka panjang
sangat berguna melengkapi analisis
teknikal, sehingga investor dapat
melakukan estimasi atas nilai PER
di masa yang akan datang dalam
periode tertentu.
REFERENSI
Basu Swastha dan Irawan. 2001. Manajemen Penjualan, BPFE, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Bodie, Zvi; Kane, Alex dan Marcus, Alan J. 2001. Investments, Edisi kelima,
Penerbit McGraw-Hill, New York.
Boedijoewono, Noegroho. 2001. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan,
Edisi Revisi, Jilid Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
34
ISSN: 1410 -9875
A. Sri Wahyudi
Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston. 2007. Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Broadman, Harry G. 2000. Case-by-case privatization in the Russian
Federation: lessons from International Experience. USA: The World
Bank.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan
Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta.
Durbin, J., dan Watson, G.S. 1951. Testing for Serial Correlation in Least
Square Regression. Biometrika, Vol. 38. Hlm. 159 – 177
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Structural equation modeling: Teori, konsep, dan
aplikasi dengan program Lisrel. Semarang: Badan penerbit Universitas
Dipenogoro.
Gitman, Lawrence J. & Carl Mc Daniel. 2008. The Future of Business:The
Essentials, Fourth Edition. USA:Nelson Education.
Grossman, Theodore & Livingstone JL. 2009. The Portable MBA in Finance and
Accounting, fourth Edition. NewJersey:Hoboken.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics, international ed. McGrawHill: New York.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi 2, PT Salemba Emban Patria,
Jakarta.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi, Edisi 2, PT Salemba Emban Patria,
Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2003. Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Jaka E Cahyono, Dua Puluh Dua (22). 2000. Strategi dan Teknik Meraih Untung
di Bursa Saham, Jilid 1, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2,
Yogyakarta: BPFE.
Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Kuswadi. 2006. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi
Orang Awam, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Madura,J eff. 2006. Pengantar Bisnis, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Margaretha Farah. 2003. Teori dan Aplikasi – Manajemen Keuangan – Investasi
dan Sumber Dana Jangka Pendek, Edisi Pertama, Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
36
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 37-48
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PRODUCT FEATURES, BRAND NAME,
PRICE, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP
DEMAND
DENNY FARABI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to examine structural relationship
of product features, brand name, price, and social influence with demand for
smartphone. This research is also to improve the results of prior researches.
Population of this research in people who lived in Bekasi city and using
Smartphone Samsung Galaxy S Series. Data collected from 111 valid prescreened youth people who have experience in using and owning smartphone,
selected using purposive sampling method. This research were tested against
the research model using regression with SPSS. The result shows that product
features, brand name, and social influence have influences towards demand
for smartphone. Otherwise, price do not have influences towards demand.
Y = 10.139 + 0.174X1 + 0.010X2 + 0.014X3 + 0.410X3
memberikan sumbangan terbesar
untuk PDB Nasional tahun 2012.
Disusul kemudian sektor pertanian,
sektor perdagangan, hotel dan
restoran, dan sektor pertambangan
dan
penggalian.
Kenaikan
permintaan akan produk
barang
jadi atau setengah jadi baik
domestik maupun internasional,
telah mendorong perkembangan
sektor industri pengolahan menjadi
sektor yang terbesar peranannya
dalam pembentukan PDB sejak
tahun 1991. (Data “Pendapatan
Nasional Indonesia
2009-2012”,
BPS).
Struktur PDB sektor industri
pengolahan
didominasi
oleh
PENDAHULUAN
Di tahun 2009, PDB secara
global didominasi oleh kontribusi
dari industri jasa. Sebesar 64
persen penerimaan PDB dunia
berasal dari industri jasa yang
mengalami pertumbuhan dengan
cepat dan menguasai hamper
setengah dari penerimaan
PDB
dunia.
Industri
manufaktur
memberikan kontribusi sebesar 32
persen dari penerimaan PDB dunia.
Sedangkan
Industri
pertanian
menyumbang
4
persen
dari
penerimaan PDB Dunia.
Di
Indonesia,
industri
manufaktur
atau
pengolahan
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
subsektor industri bukan migas,
khususnya
industri
makanan,
minuman, dan tembakau dengan
andil sebesar 7,58 persen pada
tahun 2012. Subsektor
alat
angkutan, mesin dan peralatannya
memiliki peranan sebesar 5,65
persen,
sedangkan
kontribusi
subsektor industri yang lain kurang
dari 5,00 persen.
Pertumbuhan
pemakai
smartphone di Indonesia diprediksi
meningkat dari 6% di 2011 menjadi
22% pada 2012, atau naik tiga kali
lipat.
Mereka
menggunakan
handphone
pintar
untuk
kepentingan
jejaring
sosial
dan chatting. Tak heran jika
kemudian Jakarta menjadi kota
terbesar ke-2 di dunia pengguna
Facebook. Temuan itu seperti
dilaporkan
Ericsson
Lab
yang
melakukan riset sejak awal 2011
hingga awal 2012 kepada 6.600
responden di seluruh Indonesia.
Dikatakan bahwa orang yang sudah
maupun
belum
memiliki
smartphone, di 2012 ini akan
membeli
smartphone.
Di
perkotaan, pertumbuhannya naik
dari 8% pada 2011 menjadi 22%.
Yang mengejutkan, di pedesaan
angka penggunanya naik dari 5%
menjadi 21%. Orang-orang di desa
sepertinya tak mau ketinggalan
menggunakan smartphone (SWA,
Juli 2013).
Menurut hasil riset Nielsen
yang berjudul “Decoding the Asian
Mobile Consumer 2013”, negaranegara di Asia Pasifik diyakini akan
mengalami tren pertumbuhan pesat
dalam penggunaan ponsel cerdas.
Penetrasi
smartphone
terbesar
terjadi di Hong Kong dan Singapura
dengan pertumbuhan 87% dari
populasi. Pertumbuhan terbesar
38
November 2012
kedua terjadi di Malaysia dengan
80%, disusul Australia 75%,
dan
China 71%. Sementara penetrasi di
Thailand tercatat 49%, Indonesia
23%, India 18%, dan Filipina 15%.
(AC Nielsen, 2013).
Pertumbuhan
smartphone
nasional justru mulai pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Dari
laporan Badan Pusat Statistik,
Indonesia tercatat
mengimpor
ponsel 15.338 ton lebih dengan
nilai belanja USD 2,6 miliar di
sepanjang 2013. Dan dikutip dari
laporan IDC di kuartal
keempat
2013, Samsung tercatat masih
merajai
pasar
smartphone
di
Indonesia dengan angka pengapalan
1.137.664 unit.
Samsung sudah mencapai
dua kali lipat total volume dari
vendor pesaingnya, yaitu Apple,
dan mengapalkan lebih banyak unit
dibandingkan
gabungan
total
volume empat pesaing lainnya,
seperti dijabarkan pada table
berikut ini.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Product Features
Menurut
Mullins,
Orville,
Larreche, dan Boyd (2005: 422)
berpendapat bahwa “
feature
(fitur) adalah karakteristik produk
yang
dirancang
untuk
menyempurnakan
fungsi
produk
atau
menambah
ketertarikan
konsumen terhadap produk.”
Dari ketiga definisi diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa
Product features adalah :
Karakteristik tambahan yang
dimiliki suatu produk atau
jasa
untuk melengkapi fungsi utamanya
ISSN: 1410 -9875
dan memberikan
nilai
tambah
untuk menarik perhatian konsumen
terhadap produk
atau
jasa
tersebut.
Brand Name
Menurut Rangkuti (2004: 2),
brand name adalah bagian dari
brand yang dapat diucapkan.
Dari ketiga definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa Brand
name adalah :
Suatu bagian dari merk yang
berupa kata-kata atau susunan
huruf
yang
dapat
diucapkan
untuk
diferensiasi
produk
sehingga dapat mempermudah
dikomunikasikan
maupun
dipasarkan.
Price
Menurut Swani dan Yoo
(2010: 143), “Price is the amount
of money expected, required, or
given in payment for a product.”
Dari ketiga definisi di
atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Price adalah :
“Sejumlah uang yang harus
dibayarkan
konsumen
untuk
mendapatkan produk atau jasa
yang diinginkan dan juga seringkali
dijadikan
indikator
kepuasaan
konsumen
atas manfaat
yang
diterimanya dari produk atau jasa
tersebut.”
Social influence
Menurut
Jogiyanto
(2007:321) “Pengaruh sosial (social
influence)
didefinisikan
sebagai
sejauh mana seorang individual
mempersepsikan kepentingan yang
dipercaya oleh orang lain yang akan
mempengaruhinya
menggunakan
sistem baru.”
Denny Farabi
Dari ketiga definisi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa
Social influence adalah : “Pengaruh
yang datang dari
lingkungan
individu
dan
mempengaruhi
persepsi
individu
dalam
pengambilan
keputusan
terkait
penggunaan produk atau jasa
tertentu.”
Demand
Kotler dan Keller (2012:10)
berpendapat bahwa “Demands are
wants for specific products backed
by an ability to pay.” Demand atau
permintaan adalah jumlah dari
suatu barang yang mau dan mampu
dibeli pada berbagai kemungkinan
harga,
selama
jangka
waktu
tertentu,
dengan
anggapan
berbagai hal lain
tetap
sama
(ceteris paribus). Mau dan mampu
disini memiliki
arti
betapapun
orang
berkeinginan
atau
membutuhkan sesuatu, jika ia tidak
memiliki uang atau tidak bersedia
mengeluarkan
uang
sejumlah
tertentu
untuk
melakukan
pembelian,
maka
keinginan
tersebut tetap keinginan,
dan
belum disebut permintaan.
Dari ketiga definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa Demand
adalah: Keinginan terhadap suatu
produk atau jasa yang diikuti
dengan kemampuan dan kesediaan
untuk membeli dengan sejumlah
harga yang sudah ditentukan.
Model Penelitian
Berdasarkan
perumusan
masalah dan tujuan penelitian,
yang disesuaikan dengan teori dan
hasil penelitian sebelumnya, maka
dapat
dibuat
suatu
model
penelitian
sebagai
berikut:
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Gambar 1 Model Penelitian
Berdasarkan
model
penelitian
diatas, dapat diketahui rumusan
hipotesis
Hipotesis ke-1:
Ho1 : Tidak
terdapat pengaruh
product features terhadap
demand for smartphones
Ha1 : Terdapat pengaruh product
features terhadap demand
for smartphones
Hipotesis ke-2:
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh
Brand
Name
terhadap
demand for smartphones
Ha2 : Terdapat pengaruh Brand
Name terhadap demand for
smartphones
Hipotesis ke-3:
Ho3 : Tidak terdapat
pengaruh
Price terhadap demand for
smartphones
Ha3 : Terdapat pengaruh Price
terhadap
demand
for
smartphones
Hipotesis ke-4:
Tidak terdapat pengaruh Social
Influence terhadap demand for
smartphones
40
Terdapat pengaruh Social Influence
terhadap demand for smartphones
METODA PENELITIAN
Rancangan / Metode Penelitian
Untuk
menjawab
permasalahan
penelitian pada pengaruh product
features, brand name, product
price,
dan
social
influence
terhadap demand for smartphone
merk Samsung Galaxy menggunakan
penelitian deskriptif dan kausalitas.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah
smartphone merk Samsung Galaxy
S Series yang mana didasarkan pada
beberapa kriteria.
Definisi Operasional Variabel
1. Definisi Product Features (X1)
Product
features
adalah
seperangkatan
kelengkapan
yang dimiliki suatu produk yang
ISSN: 1410 -9875
ditujukan untuk pemenuhan
kebutuhan atau permintaan
konsumen terhadap manfaat
produk
2. Definisi Brand Name (X2)
Brand name adalah inisial
eksklusif yang dimiliki produk
sebagai bentuk identifikasi di
pasar.
3. Definisi Price (X3)
Product price adalah sejumlah
angka
yang
diperkirakan,
diberikan, atau diminta dalam
Denny Farabi
bentuk
pembayaran
untuk
suatu produk.
4. Definisi Social Influence (X4)
Social influence adalah suatu
dampak secara emosi yang
timbul akibat adanya dorongan
atau preferensi dari sosial.
5. Definisi
Demand
for
Smartphones (Y)
Demand for Smartphones adalah
kemauan
konsumen
untuk
membeli produk, diikuti dengan
kemampuan daya beli.
Variabel dan Pengukurannya
Tabel 1 Variabel dan Pengukuran
Variabel
Indikator
Pengukuran
Product Features
 Smartphone’s design
(X1)
Likert
Smartphone has more
applications
 High quality of games
 Internet accessibility
 Its operation system
Brand Name (X2)
Internationally
recognized smartphone
Likert
 A trustworthy brand of
smartphone
 Only buy favorite brand
of smartphone
 Brand name is a major
factor that influences
my decision towards
buying a smartphone
Price (X3)
Willingness to buy a
smartphone
even
Likert
though the price is
higher
 Only buy a smartphone
during a price reduction
period
 Using smartphone is
expensive overall
 Price is main
consideration
Social Influence (X4)
Almost all of friend and
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1



Demand for
Smartphone (Y)





family members use
smartphone
Friends and family
members think that we
should all use
smartphones
Friends and family
members influenced to
buy smartphone
People around have
encouraged to use
smartphone
Intend to continue using
smartphone
Intend to increase the
use of the smartphone
in the future
Intend to use
smartphone for ecommerce
Willingness to find more
details about
smartphones
Intend to recommend
others
November 2012
Likert
Likert
Sumber: Norazah Mohd Suki, 2013
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Karakteristik
responden
dalam penelitian ini adalah laki-laki
(49 orang/49,1%) dan perempuan
(62 orang/55,9%).
Responden yang berusia 1820 tahun adalah sebanyak 10 orang
(9%), responden yang berusia 21-23
tahun adalah sebanyak 53 orang
(47,7%), dan
responden
yang
berusia 24 tahun keatas adalah
sebanyak 48 orang (43,2%).
Responden
yang
berpendidikan akhir tingkat SMA
Sederajat sebanyak 51
orang
(45,9%),
responden
yang
42
berpendidikan
akhir
tingkat
Diploma sebanyak 27 orang (24,3%),
responden yang
berpendidikan
akhir tingkat Sarjana sebanyak 31
orang (27,9%), dan responden yang
berpendidikan akhir tingkat Master
sebanyak 2 orang (1,8%).
Responden
yang
bekerja
sebagai pegawai negeri sebanyak 9
orang (8,1%), responden yang
bekerja sebagai pegawai swasta
sebanyak
64
orang
(57,7%),
responden yang bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 26 orang
(23,4%), dan
responden
yang
bekerja sebagai lainnya sebanyak
12 orang (10,8%).
Responden
yang
menggunakan smartphone Samsung
ISSN: 1410 -9875
Denny Farabi
Galaxy S2 sebanyak 5 orang (4,5%),
responden
yang
menggunakan
smartphone Samsung Galaxy S3
sebanyak
45
orang
(38,7%),
responden
yang
menggunakan
smartphone Samsung Galaxy S4
sebanyak 51 orang (45,9%), dan
responden
yang
menggunakan
smartphone Samsung Galaxy S5
sebanyak 12 orang (10,8%).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 2.
Hasil Analisis Korelasi Variabel Independen
terhadap Variabel Dependen ROE
Variabel
R
R-squared
Hubungan
Product
features
0.199
0.040
Brand name
Price
0.206
0.043
0.118
0.014
Sangat
lemah
Sangat lemah Sangat lemah
Berdasarkan Tabel diatas
dapat diketahui bahwa hubungan
antara variabel product features
terhadap demand adalah sangat
lemah, dimana variasi variabel
demand dapat dijelaskan oleh
variasi variabel product features
sebesar 4%, sisanya sebesar 96%
dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdapat dalam penelitian ini.
Hubungan antara variabel brand
name terhadap demand adalah
sangat lemah, dimana variasi
variabel demand dapat dijelaskan
oleh variasi variabel brand name
sebesar 4,3%, sisanya sebesar 95,7%
dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdapat dalam penelitian ini.
Variabel
Constant
Product
features
Social
Influence
0.457
0.208
Cukup kuat
Selanjutnya,
hubungan
antara variabel price terhadap
demand adalah sangat lemah,
dimana variasi variabel demand
dapat dijelaskan oleh
variasi
variabel price sebesar 1,4%, sisanya
sebesar 98,6% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak terdapat
dalam penelitian ini. Dan terakhir,
hubungan antara variabel social
influence terhadap demand adalah
cukup kuat, dimana variasi variabel
demand dapat dijelaskan oleh
variasi variabel social influence
sebesar 20,8%,
sisanya
sebesar
79,2% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak terdapat
dalam
penelitian ini.
Tabel 3
Uji t-Statistik Hipotesis ke-1
t-Statistik
Coefficient
13.678
6.538
0.230
2.121
Prob.
0.000
0.036
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Berdasarkan tabel 3 nilai thitung variabel product features
sebesar 2,121 lebih besar dari ttabel 1,982 (dF=109) berada di
wilayah penolakan H0. Maka dapat
Variabel
Constant
Brand name
Variabel
Constant
Price
44
Prob.
0.000
0.219
disimpulkan bahwa Ha3 ditolak dan
Ho3 diterima, yang berarti bahwa
tidak terdapat pengaruh price (X3)
terhadap demand (Y).
Tabel 6
Uji t-Statistik Hipotesis ke-4
Coefficient
t-Statistik
13.602
15.678
0.429
5.358
Berdasarkan tabel nilai thitung variabel social influence
sebesar 5,358 lebih besar dari ttabel 1,982 (dF=109) berada di
wilayah penolakan H0. Maka dapat
Prob.
0.000
0.030
disimpulkan bahwa Ho2 ditolak dan
Ha2 diterima, yang berarti bahwa
terdapat pengaruh brand name (X2)
terhadap demand (Y)
Tabel 5
Uji t-Statistik Hipotesis ke-3
Coefficient
t-Statistik
16.277
10.981
0.137
1.236
Berdasarkan tabel 5 nilai thitung variabel price sebesar 1,236
lebih kecil dari t-tabel 1,982
(dF=109)
berada
di
wilayah
penerimaan
H0.
Maka
dapat
Variabel
Constant
Social influence
disimpulkan bahwa Ho1 ditolak dan
Ha1 diterima, yang berarti bahwa
terdapat pengaruh product feature
(X1) terhadap demand (Y).
Tabel 4
Uji t-Statistik Hipotesis ke-2
Coefficient
t-Statistik
15.096
10.934
0.204
2.200
Berdasarkan tabel 4 nilai thitung variabel brand name sebesar
2,200 lebih besar dari t-tabel 1,982
(dF=109)
berada
di
wilayah
penolakan
H0.
Maka
dapat
November 2012
Prob.
0.000
0.000
disimpulkan bahwa Ho4 ditolak dan
Ha4 diterima, yang berarti bahwa
terdapat pengaruh social influence
(X4) terhadap demand (Y).
ISSN: 1410 -9875
Tabel 7
Hasil Analisis Korelasi Regresi
Berganda
R
0.483
R-squared
0.233
Adjusted Rsquared
0.204
Dari tabel diatas diperoleh
angka Coefficient Correlation (R)
sebesar 0.483, yang berarti product
feature (X1), brand name
(X2),
price (X3), dan social influence (X4)
secara
bersama-sama
memiliki
hubungan yang
cukup
kuat
terhadap
demand
(Y)
karena
berada di antara > 0.25 – 0.5.
Berdasarkan tabel diatas,
dapat diketahui nilai adjusted R
square sebesar 0.204 yang artinya
besarnya variasi variabel demand
(Y) yang dapat dijelaskan oleh
product feature (X1), brand name
(X2), price (X3), dan social
influence (X4) sebesar 20,4% dan
sisanya 79,6% dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor
lain
yang
tidak
terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 8
Hasil Analisis Anova Regresi
Berganda
F
Sig.
Regression
8.044
.000b
Residual
Total
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat dilihat
bahwa
product
feature (X1), brand name
(X2),
price (X3), dan social influence (X4)
memiliki tingkat signifikansi (Sig)
sebesar 0.000, dimana tingkat
signifikansi dibawah alpha sebesar
0.05 maka product feature, brand
Denny Farabi
name, price, dan social influence
memiliki pengaruh signifikan secara
bersama-sama terhadap demand
Smartphone Samsung Galaxy
S
Series di Kota Bekasi.
PENUTUP
Hasil
dari
penelitian
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh product feature terhadap
demand Smartphone. Dan juga
terdapat pengaruh brand name
terhadap demand Smartphone. .
Terdapat pengaruh social influence
(X4)
terhadap
demand
(Y)
Smartphone. Sementara itu, Tidak
terdapat
pengaruh
price (X3)
terhadap demand (Y) Smartphone.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian
ini
terbatas
pada
responden
yang
menggunakan
smartphone merk Samsung Galaxy S
Series
sehingga
kurang
bisa
menggeneralisasikan
smartphone
pada umumnya di Kota Bekasi.
Adapun rekomendasi utukpenelitian
lebih lanjut adalah
1. Menambah sampel penelitian,
dengan begitu jumlah data akan
lebih banyak.
2. Melakukan penelitian di wilayah
geografi yang berbeda utuk
melihat
permintaan
smartphone.
3. Penelitian selanjutnya dapat
menambahkan
model
yang
diusulkan dengan memasukkan
variabel-variabel
seperti
lifestyle, budaya, dan
juga
faktor demografi seperti usia,
dll.
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
REFERENSI
Lovelock, C.H., J. Wirtz, dan Jayanta Chatterjee. 2011. Service Marketing :
People, Technology, Strategy. Sixth Edition. USA: Prentice Hall.
Badan Pusat Statistik, 2012. Data Pendapatan nasional Indonesia 2009-2012.
Badan Pusat Statistik, 2009. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Huurdeman, Anton A. (2003), The Worldwide History of Telecommunications,
IEEE Press and J. Wiley & Sons, 2003.
Baker, Burton H. (2000), The Gray Matter: The Forgotten Story of the
Telephone, Telepress, St.Joseph, MI, 2000. ISBN 0-615-11329-X.
Smura, T., Kivi, A. & Toyli, J. (2009). A framework for analysing the usage of
mobile services. Journal of Policy, Regulation and Strategy for
Telecommunications, Information and Media, 11(4): 53-67.
Chow, M. M., Chen, L. H., Yeow, J. A. & Wong, P. W. (2012).
Conceptual paper: Factor
affecting the demand of Smartphone among young adult. International
Journal on Social Science Economics and Art, 2(2): 44-49.Badan Pusat
Statistik, 2013. Kota Bekasi dalam Angka, 2013.
Kotler, Phillip dan Keller. 2012.Marketing Management Edisi 14, Global
Edition.Pearson Prentice Hall.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Suki, Norazah Mohd. 2013. Students’ Demand for Smartphone: Structural
Relationships of Product Features, Brand Name, Product Price, and
Social Influence, page 18.
Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York: The Free Press.
Rangkuti, Freddy. 2004, The Power of Brand, Teknik Mengelola Brand Equity
dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Swani, K. &Yoo, B. H. (2010). Interactions between price and price deal.
Journal of Product and Brand Management, 19(2): 143-152
Oentoro, Deliyanti. 2012. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
LaksBang PressIndo.
Sarwono, Sarlito W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tian, L., Shi, J. & Yang, Z. (2009). Why does half the world’s population have
a mobilephone? An examination of consumers’ attitudes toward mobile
phones. CyberPshychology and Behaviour, 12(5): 513-516.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2011. Research Methods for Business: A skill
Building Approach, 5th edition. New York: John Wiley and Sons.
Hair, Joseph F. et.al, 2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi
ketujuh, ISBN, Semarang.
Gujarati, Damodar.N., dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika.
Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Ting, Ding Hooi., Suet.F.L., Tanusina S.P., Ca .G.L., & Gay .C.K. 2011.
Dependency on Smartphone and the Impact on Purchase Behaviour.
Young Consumer, Vol. 12 ISS: 3.
46
ISSN: 1410 -9875
Denny Farabi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi 2). 1996. Jakarta: Balai Pustaka.
Rice, Ronald E., Katz, James E. 2008. Assesing New Cell Phone Text and Video
Services: Telecommunications Policy. Elsevier. Vol. 7, p. 455.
Singer, C., A. Hall, T. Williams. 1958. 3 A History of Technology, Vol. 3.
London: Oxford University Press.
Jones, S., R. Kovac, and Groom F. M. 2009. Introduction to Communication
Technologies: A Guide for Non Engineers. Bocaraton: CRC Press.
Josephson, Matthew. 1992. Edison: A Biography. New York: Wiley.
SWA. Article: Tahun ini Pengguna Smartphone Naik Tiga Kali Lipat. Juli 2013
http://swa.co.id/technology/tahun-ini-pengguna-smartphone-naik-3kali-lipat
SWA. Article: Samsung Cetak Laba Rp. 625 Triliun di Kuartal I 2013. Juli 2013
http://swa.co.id/corporate/samsung-cetak-laba-rp-625-triliun-dikuartal-1-2013
Theguardian.com. Article: Samsung overtakes Apple as world's most
profitable phone maker. Juli 2013.
http://www.theguardian.com/technology/2013/jul/26/samsung-appleprofitable-mobile-phone.
BBC.co.uk. Article: Samsung gains tablet market share as Apple lead narrows.
Juli 2013. http://www.bbc.co.uk/news/business-21288852.
Samsung.com. Article: Samsung Electronics Co., Ltd Financial Statements.
Juli 2013.
http://investing.businessweek.com/research/stocks/financials/financi
als.asp?ticker=005930:KS
Haryanto, Edy S.T. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangannya. Http://Media.Diknas.Go.Id/Media/Document/5595
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
48
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 49-58
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH TRUST, COMMUNICATION, COMMITMENT, CONFLICT
HANDLING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION
DENNY SEPTA HARYANTI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: Competition in the telecommunication industry increase rapidly.
Many telecommunication providers serve good service to fulfill costumer’s
needs. Developing long-term relationships have better value and is regarded
as a more effective solution to improve the profitability of the company and
retain customers in the increasingly fierce of competition. In an effort to
retain customers, companies need to strive to provide satisfaction to the
customers so as to create customer loyalty. Factors that may affect Customer
Satisfaction are Trust, Communication, Commitment, and Conflict Handling.
This study aims to determine the influence of several factors such as Trust,
Communication, Commitment, and Conflict Handling on consumer Telkomsel
in Jakarta. Questionnaires were distributed to 100 respondents. The results
found that the trust affects the customer satisfaction on Telkomsel users is
44,3%, Communication affect the Consumer Satisfaction on Telkomsel users is
39,7% , Commitment affect the Consumer Satisfaction on Telkomsel users is
39,2% , Conflict Handling affect the Consumer Satisfaction on Telkomsel
users is 38,8%. Based on these results, Telkomsel must maintain and increase
customer satisfaction to improve the profitability of the company and retain
customers.
Keywords:
Trust,
Communication,
Customer Satisfaction.
Commitment,
Conflict
Handling,
untuk menambah pelanggan baru.
Mengembangkan hubungan jangka
panjang memiliki nilai yang lebih
baik serta dianggap sebagai solusi
yang
lebih
efektif
untuk
meningkatkan
profitabilitas
perusahaan. Jadi perusahan perlu
menciptakan hubungan yang kuat
guna
mempertahankan
atau
menjaga pelanggan
tetap
agar
tidak berpindah ke penyedia jasa
PENDAHULUAN
Semakin
tingginya
persaingan khususnya di sektor
telekomunikasi,
membuat
perusahaan
cenderung
untuk
berusaha mempertahankan pangsa
pasar
dengan
berfokus
pada
mempertahankan pelanggan yang
sudah ada, selain itu juga dengan
hanya memberi layanan yang baik
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
lainnya dimana persaingan bisnis
telekomunikaasi
yang
semakin
ketat,
sehingga
juga
dapat
meningkatkan
kepercayaan
pelanggan
dan
profitabilitas
perusahaan dalam jangka panjang
Dari
sisi
persaingan
penyelenggara
jaringan
telkomunikasi di Indonesia yang
menggunakan teknologi GSM adalah
PT.
Telkomsel
(kartu
HALO,
SimPATI, kartu AS, kartu Loop),
PT. Indosat (Mentari, Matrix, dan
IM3), PT. XL-Axiata (XL), PT.
Hutchison (3), dan PT. Axis
Telecom
Indonesia
(Axis).
Telkomsel merupakan pemimpin
pasar industry telkomunikasi seluler
di
Indonesia
dan
memiliki
jangkauan luas, Hal ini merupakan
keunggulan
tersendiri
bagi
Telkomsel
dalam
menghadapi
persaingan industry telkomunikasi
seluler di tanah air, karena tingkat
kebutuhan
setiap
konsumen
berbeda-beda maka perusahaan
sekarang ini tidak bisa hanya
berfokus pada memberi jaringan
yang kuat tetapi perlu untuk
mempertahankan pelanggan dan
memberikan
kepuasan
pada
konsumen. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan
dalam
menjaga
hubungan
yang
kuat
pada
pelanggan
guna
memberikan
kepuasan
dan
mempertahankan
pelanggan
ialah
Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict Handling. Penelitian ini
bertujuan
untuk
menganalisis
pengaruh Trust, Communication,
Commitment,
Conflict
Handling
terhadap Customer Satisfaction
50
November 2012
Trust
Communication
Customer
Satifaction
Commitment
Conflict
Handling
Gambar 1 Model Penelitian
“Pengaruh Trust, Communication,
Commitment,
Conflict
handling
Terhadap Customer Satisfaction
Telkomsel di Jakarta”
Pengembagan Hipotesis :
Bedasarkan
uraian
yang
melatarbelakangi penelitian ini,
landasan
teori
dan
tujuan
penelitian,
maka
rumusan
hipotesisnya
adalah
sebagai
berikut:
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh
Trust terhadap Customer
Satisfaction pada Telkomsel
di JAKARTA.
Ha1 : Terdapat pengaruh Trust
terhadap
Customer
Satisfaction pada Telkomsel
di JAKARTA.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh
Communication
terhadap
Customer Satisfaction pada
Telkomsel di JAKARTA.
Ha2 : Terdapat
pengaruh
Communication
terhadap
ISSN: 1410 -9875
Ho3 :
Ha3 :
Ho4 :
Ha4 :
Ho5 :
Ha5 :
Customer Satisfaction pada
Telkomsel di JAKARTA.
Tidak terdapat pengaruh
Commitment
terhadap
Customer Satisfaction pada
Telkomsel di JAKARTA.
Terdapat
pengaruh
Commitment
terhadap
Customer Satisfaction pada
Telkomsel di JAKARTA.
Tidak terdapat
pengaruh
Conflict Handling terhadap
Customer Satisfaction pada
Telkomsel di JAKARTA.
Terdapat Pengaruh Conflict
Handling
terhadap
Customer Satisfaction pada
Telkomsel di JAKARTA.
Tidak terdapat pengaruh
Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict
Handling secara simultan
terhadap
Customer
Satisfaction pada Telkomsel
di JAKARTA.
Terdapat pengaruh Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict
Handling secara simultan
terhadap
Customer
Satisfaction pada Telkomsel
di JAKARTA.
METODA PENELITIAN
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber
data primer yang diperoleh dengan
menggunakan instrument penelitian
berupa
kuesioner
untuk
memperoleh
data
mengenai
penelitian atas pengaruh Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict Handling. Jenis skala yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah Likert dengan menggunakan
skala 5 point, dimana nilai 1 berarti
Denny Septa Haryanti
sangat tidak setuju, 2 berarti tidak
setuju, 3 berarti cukup setuju, 4
berarti setuju, 5 berarti sangat
setuju. Penelitian ini menggunakan
metode
penentuan
sample
berdasarkan Hair et al (2010:102)
dimana dikatakan jumlah sample
yang baik adalah 100-200, dimana
sample
tersebut
bersifat
homogency dan spesifik serta sudah
dapat mewakili populasi yang
jumlahnya tidak dapat diketahui.
Oleh
karena
itu,
peneliti
menggunakan 100 responden.
Definisi Operasional
Trust
ialah
suatu
kepercayaan
atau
keyakinanan
konsumen saat menilai produk atau
jasa akan kualitasnya. Keyakinan
akan produk atau jasa yang
dirasakan oleh konsumen dapat
mempengaruhi
konsumen
untuk
bertindak
dalam
proses
pengambilan keputusan pembelian.
Communication ialah proses
penyampaian
pesan,
informasi
kepada individu atau organisasi
yang dituju baik secara langsung
maupun tidak langsung guna untuk
mempengaruhi tindakan yang akan
dilakukan.
Commitment
ialah suatu
sikap yang merupakan niat untuk
mempertahankan
keterhubungan
jangka panjang karena hubungan
tersebut
dirasa
berharga
dan
memberikan manfaat.
Conflict Handling ialah suatu
kemampuan
perusahaan
dalam
menyelesaikan masalah, kritik atau
keluhan yang diterima guna untuk
menciptakan kepuasan konsumen,
sehingga
mencegah
hal-hal
negative yang dapat merugikan.
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
1. Trust
a. Telkomsel sangat peduli
dengan
memberikan
layanan yang aman untuk
pelanggan
b. Janji-janji yang diberikan
Telkomsel dapat diandalkan
c. Telkomsel konsisten dalam
memberikan
pelayanan yang berkualitas
d. Karyawan Telkomsel yang
pernah
saya
hubungi
menunjukan rasa hormat
pada saya
e. Telkomsel
memenuhi
kewajibannya
dan
menjanjikan
dengan
pelanggan
f. Saya memiliki keyakinan
dalam semua
layanan
Telkomsel.
2. Communication
a. Telkomsel
menyediakan
informasi yang tepat waktu
dan terpercaya
b. Telkomsel
menyediakan
informasi yang cepat ketika
ada layanan baru yang
ditawarkan
c. Informasi yang disediakan
oleh Telkomsel akurat
3. Commitment
a. Penawaran
layanan
Telkomsel disesuaikan untuk
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
b. Telkomsel
menawarkan
pelayanan
pribadi
untuk
memenuhi kebutuhan saya
c. Telkomsel
flesibel dalam
memberikan
layanan
52
d.
November 2012
telkomunikasi dari berbagai
jenis
Telkomsel fleksibel dalam
melayani kebutuhan saya
terkait
dengan
layanan
telkomunikasi
4. Conflict Handling
a. Telkomsel berusaha untuk
menghindari
kemungkinan
terjadinya konflik
b. Telkomsel
memiliki
kemampuan untuk secara
terbuka mendiskusikan solusi
ketika terjadi suatu masalah
c. Telkomsel
berusaha
menyelesaikan
konflik
sebelum
konflik
tersebut
timbul
5. Customer Satisfaction
a. Pengalaman
saya
dengan
Telkomsel sangat baik
b. Saya sangat senang dengan
layanan dari Telkomsel
c. Secara
keseluruhan,
saya
sangat puas dengan Telkomsel
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini target
populasi
yang
dipilih
adalah
pengguna Telkomsel yang pernah
mengeluh ke operator Telkomsel di
Jakarta dengan karakteristik pria
sebesar 69% dan wanita sebesar
31%, Umur 17-23 tahun sebesar
17%, 23-40 tahun sebesar 72%, >40
sebesar
11%,
berdasarkan
pekerjaan
dimana
mahasiswa
sebesar 15%, Wiraswasta sebesar
13%, Karyawan sebesar 72%.
ISSN: 1410 -9875
Denny Septa Haryanti
Tabel 1 Uji Validitas dan Reliabilitas
NO Pernyataan Trust
Valid
1
Telkomsel sangat peduli dengan memberikan 0,737
layanan yang aman untuk pelanggan
2
dapat
0,753
Telkomsel
konsisten
dalam
memberikan
pelayanan yang berkualitas
4
Karyawan Telkomsel yang pernah saya hubungi
menunjukan rasa hormat pada saya
5
Telkomsel
memenuhi
kewajibannya
dan
menjanjikan dengan pelanggan
6
Saya memiliki keyakinan dalam semua layanan
Telkomsel.
Pernyataan Communication
1
Telkomsel menyediakan informasi yang tepat
waktu dan terpercaya
2
Telkomsel menyediakan informasi yang cepat
ketika ada layanan baru yang ditawarkan
3
Informasi yang disediakan oleh Telkomsel
akurat
Pernyataan Commitment
1
Penawaran layanan Telkomsel disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
2
Telkomsel menawarkan pelayanan pribadi untuk
memenuhi kebutuhan saya
3
Telkomsel flesibel dalam memberikan layanan
telkomunikasi dari berbagai jenis
4
Telkomsel fleksibel dalam melayani kebutuhan
saya terkait dengan layanan telkomunikasi
Pernyataan Conflict Handling
1
Telkomsel
berusaha
untuk
menghindari
kemungkinan terjadinya konflik
2
Telkomsel memiliki kemampuan untuk secara
terbuka mendiskusikan solusi ketika terjadi
suatu masalah
3
Telkomsel berusaha menyelesaikan konflik
sebelum konflik tersebut timbul
Pernyataan Customer Satisfaaction
1
Pengalaman saya dengan Telkomsel sangat baik
2
Saya sangat senang dengan layanan dari
Telkomsel
3
Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan
Telkomsel
Sumber : Hasil pengolahan Data
0,745
3
Janji-janji yang
diandalkan
diberikan
Telkomsel
Reliability
0,912
0,788
0,788
0,715
0,505
0,557
0,712
0,542
0,651
0,548
0,834
0,714
0,747
0595
0,737
0,767
0,484
0,742
0,759
0,853
0,673
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Dari data di atas semua
variable independen yang terdiri
dari
Trust,
Communication,
Commitment, Conflict Handling
serta variable Dependen yaitu
Customer Satisfaction mempunyai
nilai Cronbach Alpha > 0,6 oleh
karena itu
dapat
disimpulkan
bahwa
semua
variable
dalam
penelitian ini baik independen
maupun dependennya memenuhi
asumsi reliabilitas.
Semua variable independen
yang
terdiri
dari
Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict Handling serta variable
dependen
yaitu
Customer
Satisfaction mempunyai r hitung
lebih besar dari r table (r hitung > r
table). Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa semua variable
dalam penelitian
ini
baik
independen maupun dependennya
memenuhi asumsi validitas.
Tabel 2 Koefisien Korelasi
Variabel
Penelitian
Trust
Koefisien
Korelasi
0,666
Koefisien
Determinasi
0,443
Communication
0,630
0,397
Commitment
0,626
0,392
Conflict
Handling
0,623
0,388
Hasil Olah data SPSS 21.0
November 2012
Semua variable independen
Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict
handling
memiliki hubungan yang kuat
dengan
variabel
Customer
Satisfaction (Y) karena terletak
diantara
0,60-0,799
(Sugiyono
2012:184).
Variabel
Trust
dapat
menjelaskan
variable
Customer
Satisfaction
sebesar
0,443,
Communication dapat menjelaskan
Customer
satisfaction
sebesar
0,397,
Commitment
dapat
menjelaskan Customer Satisfaction
sebesar 0,392, Conflict Handling
dapat
menjelaskan
Customer
Satisfaction sebesar 0,388, dan
semua variable independen Trust,
Communication,
Commitment,
Conflict Handling secara bersamasama dapat menjelaskan Variabel
Customer
Satisfaction
sebesar
0,580.
Hasil Regresi Berganda
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + e
Y = 0,542 + 0,139 X1 + 0,355 X2 + 0,193 X3 +
0,116 X4 + e
Keterangan :
Y = Customer Satisfaction
X1 = Trust
X2 = Communication
X3 = Commitment
a = Constanta
X4 = Conflict Handling
b = Koefisien
e = Error
Tabel 3 Hasil Pembuktian Uji t
T value
Sig.
Keterangan
Trust
8,835
0,000
Signifikan
Communication
8,027
0,000
Signifikan
Commitment
7,947
0,000
Signifikan
Conflict Handling
7,885
0,000
Signifikan
Hasil olah data SPSS 21.0
Variabel
54
ISSN: 1410 -9875
Hasil Uji t untuk variable
trust diketahui nilai signifikannya
adalah sebesar 0,000
sehingga
dapat dikatakan bahwa variable
Trust
berpengaruh
signifikan
terhadap
Customer
Satisfaction
Telkomsel di Jakarta. Dengan
demikian hipotesis 1 ditolak. Hasil
Uji t variable Communication, nilai
signifikan yang dihasilkan adalah
sebesar 0,000.
Sehingga
dapat
dapat disimpulkan Communication
berpengaruh signifikan terhadap
Customer
Satisfaction.
Variable
Commitment
diketahui
nilai
signifikan sebesar 0,000 sehingga
dapat disimpulkan Commitment
berpengaruh signifikan terhadap
Customer Satisfaction. Sedangkan
untuk Variabel Conflict Handling
diketahui nilai signifikan sebesar
0,000 sehingga dapat disimpulkan
Conflict
Handling
berpengaruh
signifikan
terhadap
Customer
Satisfaction Telkomsel di Jakarta.
Dari hasil uji F dapat
diperoleh nilai signifikan Uji F
sebesar 0,000 sehingga H0 ditolak
dan dapat disimpulkan
bahwa
Trust,
Communication,
Commitment, Conflict Handling
secara
bersama-sama
mempengaruhi
Customer
Satisfaction secara signifikan.
PENUTUP
Hipotesis
pertama
yang
menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh signifikan Trust terhadap
Customer Satisfaction didukung.
Hal
ini
menunjukan
adanya
kekonsistenan hasil penelitian ini
dengan penelitian Negi and Ketema
(2013:116) yang
menjelaskan
bahwa Trust memiliki pengaruh
signifikan
terhadap
Customer
Denny Septa Haryanti
Satisfaction. Hipotesis kedua yang
menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh signifikan Communication
terhadap Customer Satisfaction.
Hal
ini
menunjukan
adanya
kekonsistenan hasil penelitian ini
dengan penelitian Negi and Ketema
(2013:116). Hipotesis ketiga yang
menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh signifikan Commitment
terhadap
Customer Satisfaction
adalah
didukung.
Hal
ini
menunjukan adanya kekonsistenan
hasil penelitian ini
dengan
penelitian
Negi
and
Ketema
(2013:116). Hipotesis keempat yang
menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh
signifikan
Conflict
Handling
terhadap
Customer
Satisfaction didukung. Hal ini
menunjukan adanya kekonsistenan
hasil penelitian ini
dengan
penelitian
Negi
and
Ketema
(2013:116) yang
menjelaskan
bahwa Conflict Handling memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
Customer Satisfaction.
Telkomsel di Jakarta sebaiknya
lebih
meningkatkan
kualitas
layanan yang konsisten untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan
sehingga
tercipta
suatu
kepercayaan yang positif bagi
pelanggan
yang
memungkinkan
terjadinya word of
mouth.
Telkomsel sebaiknya membangun
komunikasi yang baik terutama
dalam memberi informasi yang
terpercaya, akurat dan tepat waktu
guna
meningkatkan
kepuasan
pelanggan dimana persaingan di
bidang telkomunikasi yang semakin
ketat.
Telkomsel
sebaiknya
membangun
komitmen
dengan
pelanggan
agar
meningkatkan
kepuasan pelanggan agar tetap
loyal. Dalam membangun komitmen
tentunya tidak hanya membangun
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
kepercayaan yang positif tetapi
perlunya menjaga suatu hubungan
yang baik dengan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhan yang benarbenar
diharapkan
pelanggan.
Telkomsel sebaiknya meningkatkan
penanganan konflik
yang
lebih
cepat dan sesuai yang diharapkan
pelanggan. Penanganan keluhan
dan masalah-masalah harus di
November 2012
kelola dengan sangat cepat dan
ramah karena Telkomsel memiliki
pelanggan terbanyak dibandingkan
dengan pesaingnya, sehingga ini
membutuhkan pengelolaan
yang
baik guna meningkatkan kepuasan
pelanggan yang ada.
REFERENSI
Anderson, E. and Weitz, B.A. (1992), ‘‘The use of pledges to build and sustain
commitment in distribution channels’’, Journal of Marketing Research,
Vol. 29, pp. 18-34.
Badan Pusat Statistik. Statistik Telkomunikasi Indonesia 2011. November 2012
Clow, Kenneth, and Donald Baack. 2010. Integrated Advertising, promotion,
And Marketing Communication. 4th Edition. By: Pearson Prentice Hall.
Dwyer, F.R., Schurr, P.H. and Oh, S. (1987), “Developing buyer-seller
relationships”, Journal of Marketing, Vol. 51, pp. 11-27.
Francis Buttle (2007), “Customer Relationship Management”, Bayumedia
publishing. All rights Reserved.
Gujarati, Demodar N., and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. New
York McGraw-Hill.
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, And Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective. 7th Edition. New
Jersey: Pearson Education.
Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14eth
Edition.England: Pearson Education Limited.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. “Manajement Pemasaran”. 2011. Edisi 13
Lovelock, Christopher, and Jochenz Wirtz. 2011. Service Marketing. 7th
Edition. By: Pearson.
Moorman, C., Zaltman, G. and Deshpande, R. (1992), “Relationships between
providers and users of market research: the dynamics of trust within
and between organizations”, Journal of Marketing Research, Vol. 29,
pp. 314-28.
Moorman, C., Deshpande, R. and Zaltman, G. (1993), Relationship Between
Providers and Users of Market Research: The Role of Personal Trust,
Marketing Science Institute, Cambridge, MA.
Negi, R. and Eyob, K. (2010), “Relationship Quality antecedents: the
Malaysian retail banking perspective”, International Journal of Quality
& Reliability Management, Vol. 24 No. 8, pp. 829-845.
Schfman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk. 2010 Consumer Behavior. 10th
Edition. New Jersey : Prentice Hall.
56
ISSN: 1410 -9875
Denny Septa Haryanti
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Reasearch Methods For Business. 5th
Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung :
Alfabeta.
Song, M.X., Xie, J. and Dyer, B. (2000), ‘‘Antecedents and consequences of
conflict-handling behaviours’’, Journal of Marketing, Vol. 64, pp. 5066.
Telkomsel. 2013. “laporan Tahunan PT Telkom 2013” Jakarta.
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/telkomunikasi/11/11/02/1u16y
7-tiga-penghargaan-untuk-kualitas-layanan-pelanggan-xl.
http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.s
atu.perusahan.
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
58
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 59-68
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH OUTCOME QUALITY, INTERACTION QUALITY, PEER
– TO – PEER QUALITY DAN CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP
CUSTOMER LOYALTY
DILLA NOVERITA dan HENDRA
STIE Trisakti
Dilla @stietrisakti.ac.id
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze and test a theoretical
model of the influence among outcome quality, interaction quality, peer – to
– peer quality and customer satisfaction as well as these variables' impacts on
customer loyalty. Data for this research came from 275 respondents were sick
and visited the doctor at Atma Jaya hospital Jakarta Utara more than three
times. For testing, analysis, and decision making about the hypothesis, this
research used Structural Equational Modeling (SEM). And for statistic analysis
for this research used AMOS 18.
Keywords:
Outcome Quality, Interaction Quality, Peer – to – Peer Quality,
Customer Satisfaction, Customer Loyalty
peyerapan air semakin berkurang
sehingga dapat menyebabkan polusi
yang semakin meningkat. Polusi
akan membuat masyarakat lebih
rentan terhadap penyakit sehingga
fasilitas kesehatan seperti Rumah
Sakit semakin diperlukan.
Rumah
sakit
merupakan
tempat
penyediaan
layanan
kesehatan
untuk
masyarakat.
Semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat
akan
pelayanan
kesehatan yang bermutu, yaitu
pelayanan
kesehatan
dengan
tenaga medis, paramedis dan non
medis
yang
profesional
serta
ditunjang dengan fasilitas peralatan
PENDAHULUAN
Penduduk di Indonesia terus
bertambah
setiap
tahunnya
khususnya penduduk di DKI Jakarta.
Hal tersebut dapat dilihat dari
semakin padatnya dan semakin
berkembang nya daerah
DKI
Jakarta.
Semakin
meningkatnya
jumlah penduduk akan membuat
semakin bertambahnya bangunan –
bangunan yang didirikan untuk
tempat
tinggal
bahkan
alat
transportasi yang digunakan. Hal
tersebut membuat lahan untuk
tempat seperti menanam pohon,
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
yang lengkap dan berkualitas,
membuat
tuntutan
masyarakat
terhadap Rumah Sakit semakin
meningkat.
Rumah Sakit Atma Jaya yang
akan dipilih dalam penelitian ini.
Rumah Sakit Atma Jaya didirikan
pada tahun 1976, dengan nama
Rumah
Sakit
Pendidikan,
diresmikan oleh Gubernur DKI
Jakarta, Ali Sadikin, pada tanggal
19 Mei 1976. Berdirinya Rumah
Sakit Atma Jaya didorong oleh
adanya
tuntutan
kebutuhan
Fakultas Kedokteran Universitas
Katolik
Indonesia
Atma
Jaya,
terutama
untuk
menunjang
pelaksanaan
praktek
profesi
kedokteran
dan
pengembangan
pendidikan dan penelitian ilmu
kedokteran.
Seiring
dengan
perkembangan ekonomi di daerah
Pluit, Rumah Sakit Atma Jaya masih
tetap eksis sampai saat ini. Hal itu
disebabkan karena kekonsistenan
Rumah Sakit Atma Jaya dalam
memberikan
layanan
kepada
masyarakat sehingga tidak kalah
bersaing dengan Rumah Sakit yang
muncul belakangan ini.
Rumah Sakit Atma Jaya
memberikan
fasilitas
untuk
meunjang
pelayanan
kepada
konsumen.
Fasilitas
tersebut
seperti pelayanan spesialis klinik,
pelayanan
rawat
inap
dan
pelayanan penunjang. Pelayanan
Spesialis Klinik terdiri dari Spesialis
Anak,
Bedah,
Kebidanan
dan
Kandungan, Penyakit Dalam, Gigi
dan Mulut, Syaraf, THT, Mata, Kulit
& Kelamin, Paru, Bedah Tulang,
dan
Fisioterapi.
Pelayanan
penunjang yang disediakan Rumah
Sakit Atma Jaya antara lain:
Laboratorium
Patologi
Klinik,
Laboratorium Patologi Anatomi, X-
60
November 2012
Ray, USG, Kamar Bedah, Endoscopi,
Konsultasi Gizi, dan Farmasi.
Rumah Sakit Pluit dan Rumah
Sakit Pantai Indah Kapuk yang
menjadi pesaing utama bagi Rumah
Sakit Atma Jaya. Untuk menghadapi
persaingan, Rumah Sakit Atma Jaya
terus menjaga kualitas layanan
yang diberikan kepada konsumen.
Rumah Sakit Atma Jaya bergerak
dibidang layanan kesehatan, yang
memadukan iman kristiani dengan
ilmu pengetahuan demi pelayanan
kasih. Selain itu Rumah Sakit Atma
Jaya
juga
mendukung
pengembangan, pendidikan ilmu
kedokteran, dan ilmu kesehatan
lainnya,
seirama
dengan
perkembangan ilmu dan teknologi
dibidang
kesehatan
demi
pengabdian
kepada
masyarkat.
Oleh sebab itu, Rumah sakit Atma
Jaya
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat
secara
profesional dan memberi pelayanan
yang sama kepada setiap pelanggan
yang datang untuk berobat.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Outcome Quality
Menurut Brady dan Cronin
(2001) “outcome quality reflects
the customer’s perception of the
superiority of service experience.”
Dimensi kualitas hasil terdiri dari
waktu tunggu, bukti fisik, dan
valensi. Waktu tunggu yang diukur
adalah
waktu
menunggu
penyampaian jasa. Bukti fisik
mencerminkan fasilitas fisik yang
relevan dalam jasa bersangkutan.
Valensi mengacu pada atribut –
atribut
yang
mempengaruhi
keyakinan konsumen bahwa hasil
ISSN: 1410 -9875
jasa itu baik atau buruk, terlepas
dari evaluasi
mereka
terhadap
aspek lain dari pengalamannya.
Interaction Quality
Menurut
Solomon
(1987)
dalam jurnal Brady
&
Cronin
(2001),
menyatakan
bahwa
“kualitas jasa lebih dilihat dari
prosesnya, bukan pada hasilnya.
Selain
itu,
Solomon
juga
mengatakan bahwa sikap, perilaku
dan
keahlian
kayawan
jasa
mendefinisikan
kualitas
yang
disampaikan
dan
akhirnya
mempengaruhi apa yang dievaluasi
klien sebagai pertemuan yang
memuaskan.”
Peer - to - Peer Quality
Menurut Lemke et al. (2011)
menyatakan
bahwa
“customer
experience quality define as a
perceived judgment about the
excellence or superiority of the
customer experience.” Selain itu,
Lemke setuju dengan mengusulkan
bahwa kualitas pengalaman tidak
hanya didasarkan pada evaluasi dari
produk atau jasa, tetapi juga peer to - peer quality yang mengacu
pada penghakiman yang dirasakan
atas
keunggulan
interaksi
pelanggan dengan orang lain.
Menurutnya, perilaku pelanggan
yang
membantu
maupun
mengganggu dapat mempengaruhi
pengalaman pelanggan lain atas
layanan baik secara positif maupun
negatif.
Misalnya,
pelanggan
berpengetahuan dapat memberikan
pengaruh
positif
terhadap
Dilla Noverita dan Hendra
pengalaman pelanggan lain dengan
menyebarkan
pengetahuan
pelanggan
yang
berguna
dan
membantu pelanggan
lain
juga
dapat
meningkatkan
evaluasi
pelanggan dari pengalaman layanan
yang diberikan penyedia jasa.
Customer Satisfaction
Menurut Schiffman Kanuk
(2010,29)
menyatakan
bahwa
“Customer Satisfaction adalah the
individual’s
perception
of
te
performance of the product or
service in relation to his or her
expectations.”
Menurut
Kotler
(2012), ada empat metode yang
dapat digunakan untuk mengukur
kepuasan konsumen yaitu: sistem
keluhan dan saran, survey kepuasan
konsumen, ghost shopping, dan
analisa konsumen yang hilang.
Customer Loyalty
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011,
338), customer loyalty is “To
describe a customer’s willingness
to continue patronizing a firm over
the long term.” Menurut Griffin
(2007;31) pelanggan yang loyal
memiliki
karakteristik
yaitu:
melakukan
pembelian
secara
teratur atau pembelian ulang,
membeli diluar lini produk atau
jasa (pembelian antar lini produk),
merekomendasikan produk
atau
jasa kepada orang lain, dan
menunjukkan kekebalan dari daya
tarik produk atau jasa sejenis, atau
dengan kata lain tidak mudah
terpengaruh oleh tarikan pesaing
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Model Penelitian
Outcome
Quality (X1)
Interaction
Quality (X2)
Customer
Loyalty (Y)
Customer
Satisfaction
Peer – to – Peer
Quality (X3)
Gambar 1 Model Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah
dan model penelitian yang telah
dijelaskan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
Ha1:
Terdapat
pengaruh
Outcome quality terhadap
Customer satisfaction di
Rumah Sakit Atmajaya di
Jakarta Utara.
Ha2:
Terdapat
pengaruh
Interaction
quality
terhadap
Customer
Satisfaction di Rumah Sakit
Atmajaya di Jakarta Utara.
Ha3: Terdapat pengaruh Peer-toPeer
quality
terhadap
Customer Satisfaction di
Rumah Sakit Atmajaya di
Jakarta Utara.
Ha4:
Terdapat
pengaruh
Customer
Satisfaction
terhadap Customer Loyalty
Rumah Sakit Atmajaya di
Jakarta Utara.
62
METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan
yaitu penelitian kausalitas adalah
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui penyebab masalah satu
atau lebih,
dan
penelitian
deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan
karakteristik suatu variable pada
keadaan
tertentu.
Menurut
Sekaran (2003)
Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di
Rumah Sakit Atmajaya
yang
terletak di Jakarta Utara. Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
konsumen yang pernah menjalani
pengobatan
di
Rumah
Sakit
Atmajaya di Jakarta Utara.
Dilla Noverita dan Hendra
ISSN: 1410 -9875
Definisi Operasional
Tabel 1 Definisi Operasional
No
1
Variabel
Outcome
Quality
2
Interaction
Quality
3
Peer-toPeer
Quality
4
Customer
Satisfaction
5
Customer
Loyalty
Indikator
1.
melayani dengan efektif.
2.
diagnosa yang akurat
3.
menentukan jenis perawatan yang
terbaik
1.
kualitas interaksi sangat baik
2.
memberi pelayanan dan perhatian
yang tulus
3.
selalu melayani dengan sopan dan
ramah
1.
dapat berinteraksi dengan baik
dengan sesama pasien
2.
akan dapat berinteraksi dengan
sangat baik
3.
interaksi dengan sesama pasien
selama ini sangat baik
1.
saya puas dengan pelayanan yang
diberikan
2.
pelayanan sesuai dengan harapan
3.
Saya puas dibanding pelayanan Rumah
Sakit lain
1. tetap kembali ke Rumah Sakit Atma Jaya
2. merekomendasikan kepada sanak keluarga
saya
3. merekomendasikan kepada orang lain
Skala
Likert
HASIL PENELITIAN
Uji Validitas
Tabel 2 Uji Validitas
No
Variabel
1 Outcome Quality
2 Interaction Quality
3 Peer-to-Peer Quality
4 Customer Satisfaction
5 Customer Loyalty
Estimate
.979
1.000
.964
.767
.997
.966
.906
.987
.908
.898
1.006
.923
.936
.940
.957
Cut Off
0.5
0.5
0,5
0.5
0,5
Sumber: hasil analisis program AMOS
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Uji Reliabilitas
Metode Construct Reliability
Tabel 3 Metode Konstruk
Variabel
CR
Outcome Quality
0,987
Interaction
0,939
Quality
Peer – to –Peer
0,953
Quality
Customer
0,960
Satisfaction
Customer
0,961
Loyalty
Sumber: Hasil Pengolahan AMOS
November 2012
Cut Off
0,70
0,70
Keputusan
Reliabel
Reliabel
0,70
Reliabel
0,70
Reliabel
0,70
Reliabel
Metode AVE
Tabel 4 Metoda Ave
AVE
Cut Off
0,962
0,5
0,838
0,50
Variabel
Outcome Quality
Interaction
Quality
Peer – to –Peer
0,873
Quality
Customer
0,89
Satisfaction
Customer
0,892
Loyalty
Sumber: hasil analisis program AMOS
0,50
Reliabel
0,50
Reliabel
0,50
Reliabel
Uji Kesesuaian Model Persamaan Struktural
Sumber: hasil analisis program AMOS
64
Keputusan
Reliabel
Reliabel
Dilla Noverita dan Hendra
ISSN: 1410 -9875
Uji Normalitas
Tabel 5 Uji Normalitas
Variable
CL_3
CL_2
CL_1
CS_3
CS_2
CS_1
PP_3
PP_2
PP_1
IQ_3
IQ_2
IQ_1
OQ_3
OQ_2
OQ_1
Multivariate
min
1.000
1.000
1.000
2.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
max
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
skew
-.857
-.626
-.687
.018
-.302
-.596
-.554
-.436
-.445
-.426
-.487
-.433
-.913
-.730
-.925
c.r.
-5.803
-4.237
-4.649
.121
-2.042
-4.034
-3.753
-2.949
-3.013
-2.885
-3.296
-2.929
-6.184
-4.945
-6.264
kurtosis
-.409
-.418
-.556
-1.259
-1.178
-.534
-.304
-.842
-.615
-.936
-.522
-.663
.774
.559
.803
4.508
c.r.
-1.385
-1.416
-1.884
-4.263
-3.986
-1.806
-1.028
-2.850
-2.083
-3.169
-1.766
-2.245
2.621
1.893
2.717
1.655
Sumber: hasil analisis program AMOS
Dari hasil output assessment of
normality di atas (tabel terlampir)
dapat
dilihat
bahwa
data
berdistribusi secara normal karena
nilai critical ratio yang berada di
antara ± 1,96. Begitu pula dengan
nilai multivariate pada table output
yang menunjukkan nilai 1,655 atau
lebih rendah dari ± 1,96.
Persamaan – Persamaan Struktural
Customer
Satisfaction
=
γ1.1
Outcome Quality + γ1.2 Interaction
Quality + γ1.3 Peer – to – Peer
Quality
Customer Satisfaction = 0,44 OQ +
0,69 IQ + 0,18 PP – z1
Artinya yaitu:
1. Variabel
Outcome
Quality
berpengaruh positif terhadap
Customer Satisfaction sebesar
0,44 satuan.
Artinya
setiap
kenaikan satu satuan nilai dari
Outcome
Quality
akan
meningkatkan
Customer
Satisfaction
sebesar
0,44
satuan.
2. Variabel
Interaction
Quality
berpengaruh positif terhadap
Customer Satisfaction sebesar
0,69 satuan. Artinya setiap
kenaikan satu satuan nilai dari
Outcome
Quality
akan
meningkatkan
Customer
Satisfaction
sebesar
0,69
satuan.
3. Variabel Peer – to - Peer Quality
berpengaruh positif terhadap
Customer Satisfaction sebesar
0,18 satuan. Artinya setiap
kenaikan satu satuan nilai dari
Peer – to - Peer Quality akan
meningkatkan
Customer
Satisfaction
sebesar
0,18
satuan.
Customer Loyalty = β1 Customer
Satisfaction + z2
Customer Loyalty = 0,36 CS + z2
Artinya yaitu:
Variabel
Customer
Satisfaction
berpengaruh
positif
terhadap
Customer Loyalty sebesar 0,36
satuan. Artinya setiap
kenaikan
satu satuan nilai dari Customer
Satisfaction
akan
meningkatkan
Customer Loyalty sebesar 0,36
satuan.
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Tabel 6 Analisis
Koefisien Determinasi (R2)
Estimate
.699
.127
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Sumber: hasil analisis program
AMOS
1. Koefisien
determinasi
untuk
persamaan
Customer
Satisfaction
adalah
sebesar
0,699.
Artinya
variabilitas
Customer
Satisfaction
yang
dapat
dijelaskan
oleh
variabilitas Outcome Quality,
Interaction Quality dan Peer – to
November 2012
– Peer Quality adalah sebesar
69,9% sedangkan sisanya 30,1%
dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak terdapat dalam penelitian.
2. Koefisien
determinasi
untuk
persamaan Customer Loyalty
adalah sebesar 0,127. Artinya
variabilitas Customer Loyalty
yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas
Customer
Satisfaction
adalah
sebesar
12,7% sedangkan sisanya 87,3%
dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak terdapat dalam penelitian.
Uji Hipotesa
Tabel 7 Uji Hipotesis
Customer
Satisfaction
Customer
Satisfaction
Customer
Satisfaction
Customer Loyalty
Estimate
.382
S.E.
.031
C.R.
12.176
P
***
Interaction Quality
.620
.033
18.886
***
Peer-to-Peer
Quality
Customer
Satisfaction
.154
.031
5.033
***
.422
.070
6.021
***
<---
Outcome Quality
<--<--<---
Label
Sumber: hasil analisis program AMOS
Analisis:
1. Dari hasil tabel
regression
weights di atas dapat dilihat
hasilnya adalah nilai critical
ratio Outcome Quality terhadap
Customer Satisfaction sebesar
12,176 > t-tabel 1,96 dan nilai
probabilita 0,010 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa Ha tidak
dapat ditolak.
2. Dari hasil tabel
regression
weights di atas dapat dilihat
hasilnya adalah nilai critical
ratio
Interaction
Quality
terhadap Customer Satisfaction
sebesar 18,806 > t-tabel 1,96
dan nilai probabilita 0,010 <
66
0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa Ha tidak dapat ditolak.
3. Dari hasil tabel regression
weights di atas dapat dilihat
hasilnya adalah nilai critical
ratio Peer – to - Peer Quality
terhadap Customer Satisfaction
sebesar 5,033 > t-tabel 1,96 dan
nilai probabilita 0,010 < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa Ha
tidak dapat ditolak.
4. Dari hasil tabel regression
weights di atas dapat dilihat
hasilnya adalah nilai critical
ratio
Customer
Satisfaction
terhadap
Customer
Loyalty
sebesar 6,021 > t-tabel 1,96 dan
ISSN: 1410 -9875
nilai probabilita 0,010 < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa Ha
tidak dapat ditolak.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
Outcome Quality, Interaction
Quality, Peer – to – Peer Quality
memiliki pengaruh terhadap
Customer Satisfaction dan
Customer Satisfaction memiliki
pengaruh terhadap Customer
Loyalty.
Beberapa keterbatasan yang
peneliti peroleh selama proses
penyusunan skripsi adalah terdapat
beberapa pengukuran seperti AGFI,
Dilla Noverita dan Hendra
CMIN/df dan lainnya yang belum
mencapai ukuran good fit. Selain
itu, keterbatasan waktu, materi,
dan tenaga yang diperlukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Berdasarkan
keterbatasan
penelitian diatas maka rekomendasi
bagi penelitian selanjutnya adalah
Penelitian selanjutnya disarankan
untuk meneliti hubungan antara
Outcome
Quality,
Interaction
Quality, Peer – to – Peer Quality,
Customer Satisfaction, Customer
Loyalty pada objek perusahaan,
pada
penelitian
selanjutnya
diharapkan pengukuran
seperti
AGFI, CMIN/df dan lainnya yang
masih dibawah standard dapat
mencapai ukuran good fit.
REFERENSI
Brady, Michael. K & Joseph Cronin Jr. 2001. “Some New Thoughts on
Conceptualizing Perceived Service Quality: A Hierarchical Approach”.
Journal of Marketing, Vol. 65
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam penelitian
manajemen. Semarang: FE UNDIP
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It.
Kentucky: McGraw Hill.
. 2002. Customer Loyalty. Jakarta: Erlangga
Hair, J.F., Anderson, R.E., and Black, W.C. 2010. “Multivariate Data
Analysis”, New Jersey: Prentice Hall International, Inc
Haryono, Siswoyo & Wardoyo, Parwoto. 2012. Structural Equation Modeling
untuk penelitian manajemen. Jawa Barat: PT. IPU
Kotler, P & Keller, K.L. 2013. Marketing Management, 14th edition. Global
Edition. Pearson Prentice Hall
Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran. 13th
edition. Indonesian version
Kotler, Philip, & Gary Amstrong. 2012. Principles of Marketing. Pearson
Education
Lemke, Fred., Moira Clark & Hugh Wilson. 2011. “Customer Experience
Quality: an exploration in business and consumer contexts using
repertory grid technique”. Journal of the Academy of Marketing
Science, Vol. 39
Lovelock, Christopher & Wirtz, Jochen. 2011. Service Marketing. 7th edition.
Global Edition. Pearson Prentice Hall
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Mustafa, Zainal EQ & Tony Wijaya. 2012. Panduan Teknik Statistik SEM & PLS
dengan SPSS AMOS. Cahaya Atma Pustaka
Schiffman, Leon G & Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. 10th
edition. Pearson Prentice Hall
Sekaran, Uma., Bougie Roger. 2010. Research Methods For Business, John
Wiley an Sons Ltd
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sirdeshmukh, D., Singh, J. and Sabol, B. (2002), “Consumer trust, value, and
loyalty in relational exchanges”, Journal of Marketing, Vol. 66 No. 1,
pp. 15-37.
68
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 69-78
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PENGUNGKAPAN
SUKARELA PADA PERUSAHAN MANUFAKTUR
ALFIAN ARIFIN
STIE Trisakti
[email protected]
Abstrack: This research attempts to find out the factors of voluntary
disclosure inmanufacturing companieswhich listed in the Indonesia Stock
Exchange. For this purpose, seven independent variables that isfirm size,
board of commissioner, proxy CPA industry firm specialist, public share
proportions, firm age, profitablility and liquidity are takens into
considerations to identify their effect on dependent variable. The
populations used in this study are manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange that chooses for the period of 2007 until 2010 as
the samples. The samples of this research use 372 manufacturing companies.
Samples selection procedures carried out by
implementing
purposive
sampling method. The result of this research showed that firm size and firm
agehave influence to voluntary disclosure. However,board of commissioner,
proxy CPA industry firm specialist, public share proportions, profitablility
and liquidityhas no influence tovoluntary disclosure.
Keywords:Voluntary disclosure, firm size, board of commissioner, proxy CPA
industry firm specialist, public share proportions, firm age,
profitablility and liquidity
keterbukaan kondisi perusahaan
dalam informasi laporan keuangan
dan pengungkapannya (disclosure)
pada laporan keuangan emiten. Isu
pengungkapan laporan keuangan
menjadi begitu menarik, karena
pengungkapan laporan keuangan
merupakan faktor signifikan dalam
pencapaian efisiensi pasar modal
dan merupakan sarana akuntabilitas
publik (Na’im dan Rakhman, 2000
dalam Johan dan Lekok, 2006).
PENDAHULUAN
Laporan
keuangan
bagi
pihak-pihak yang berada di luar
manajemen
suatu
perusahaan,
merupakan jendela informasi yang
memungkinkan
mereka
untuk
mengetahui
kondisi
perusahaan
pada masa pelaporan (Almilia dan
Retrinasari 2007). Sejauh mana
informasi suatu laporan keuangan
yang memadai dapat diperoleh,
tergantung pada sejauh mana
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Prinsip
pengungkapan
(disclosure principles) menyatakan
bahwa
manajer
hendaknya
mengumumkan seluruh informasi,
yang baik maupun yang buruk
(Assih, 2002 dalam Johan dan
Lekok, 2009). Terdapat tiga konsep
dalam
pengungkapan
yaitu,
pengungkapan cukup (adequate),
wajar (fair), dan lengkap (full).
pengungkapan
cukup
yaitu
pengungkapan
yang
hanya
mengungkapkan
pengungkapan
yang minim dengan tujuan agar
laporan
tidak
menyesatkan.
Pengungkapan
wajar
adalah
pengungkapan yang secara tidak
langsung bertujuan memberikan
perlakuan yang sama untuk semua
pemakai
laporan,
dan
pengungkapan
lengkap
adalah
pengungkapan yang menyiratkan
penyajian semua informasi yang
relevan (Kiswara 2009).
Pengungkapan
laporan
keuangan tahunan dapat
dilihat
dari dua jenis, yaitu pengungkapan
wajib dan pengungkapan sukarela.
Pengungkapan wajib merupakan
pengungkapan
minumum
yang
disyaratkan oleh standar akuntansi
yang berlaku, yaitu peraturan yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah
melalui keputusan ketua BAPEPAM
No.
SE-02/PM/2002,
sedangkan
pengungkapan
wajib
lebih
mengarah pada aspek keuangan
seperti laporan
keuangan
yang
telah diaudit, dan
hasil usaha
perusahaan yang disertai analisa
dan
pembahasan
oleh
pihak
manajemen.
70
November 2012
RERANGKA
TEORITIS
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela yaitu
sebuah pengukapan berupa butir–
butir yang dilakukan
secara
sukarela oleh perusahaan tanpa
diharuskan oleh peraturan yang
berlaku (Nai’m dan Rakhman, 2000
dalam Johan dan Lekok 2006).
Pengungkapan sukarela menurut
Gunawan (2001) dapat digunakan
untuk
bersaing,
dengan
memberikan informasi yang lebih
transparan sehingga akan lebih
membantu
para
pengambil
keputusan dalam mengantisipasi
kondisi yang semakin berubah.
Menurut Belkaoui (2000:210) dalam
Johan
dan
Lekok
(2006)
pengungkapan mempunyai tujuan,
yaitu menjelaskan item-item yang
diakui
serta
menyediakan
pengukuran yang relevan dengan
item-item
tersebut
selain
pengukuran
dalam
laporan
keuangan, menjelaskan item-item
yang tidak diakui dan menyediakan
pengukuran yang tepat untuk itemitem yang tidak diakui tersebut,
menyediakan
informasi
untuk
membantu para investor
dan
kreditor untuk memahami risiko
dan potensi yang akan terjadi dari
item-item yang diakui dan tidak
diakui,
menyediakan
informasi
penting sehingga laporan keuangan
dapat
dibandingakan
dengan
laporan keuangan di tahun-tahun
sebelumnya,
menyediakan
informasi tentang arus kas masuk
dan arus kas keluar dimasa akan
datang,
membuat
investor
mengakses pengembalian (return)
atas investasinya.
ISSN: 1410 -9875
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah
merupakan
gambaran
besar
kecilnya
perusahaan.
Dalam
penelitian Almilia (2008) terdapat
beberapa
argumentasi
yang
mendasari
hubungan
ukuran
perusahaan
dengan
tingkat
pengungkapan.
Pertama,
perusahaan besar yang memiliki
sistem informasi pelaporan yang
lebih baik cenderung memiliki
sumber daya untuk menghasilkan
lebih banyak informasi dan biaya
untuk
menghasilkan
informasi
tersebut lebih rendah. Kedua,
perusahaan besar memiliki insentif
menyajikan
pengungkapan
sukarela, karena perusahaan besar
dihadapkan pada biaya dan tekanan
politik yang lebih tinggi. Ketiga,
perusahaan
kecil
cenderung
menyembunyikan informasi penting
dikarenakan
competitive
disadvantage.
Ha1:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan sukarela.
Komposisi Dewan Komisaris
Menurut
penelitian
Nuryaman (2009) komposisi dewan
komisaris (BOD) adalah susunan
keanggotaan yang terdiri dari
komisaris dari luar perusahaan
(komisaris
independen)
dan
komisaris dalam perusahaan yang
bertugas melakukan pengendalian
terhadap perusahaan.
Semakin
besar persentase anggota yang
berasal
dari
luar
perusahaan
(komisaris
independen)
akan
menjadikan peran dari dewan
komisaris menjadi semakin efektif
dalam melaksanakan setiap tugas
dan fungsi pengawasan terhadap
pengelolahan
perusahaan
yang
berlangsung.
Alfian Arifin
Ha2: Komposisi dewan
berpengaruh
pengungkapan sukarela.
komisaris
terhadap
Jenis KAP Yang Mengaudit
Menurut
Hendriksen
dan
Breda (1992:880-881) Dalam Johan
dan Lekok (2006) Auditor berperan
dalam mengungkapkan informasiinformasi
tentang
pengaruh
material dari metoda akuntansi
yang berbeda dari yang diterima
umum,
perubahan
metode
akuntansi, dan menyatakan opini. .
IAI dalam Peryataan
Standar
Auditing (PSA No.4 tahun 1994)
menyatakan bahwa audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau
lebih yang cukup memiliki keahlian
dan pelatihan teknis
sebagai
auditor. Eksternal auditor dapat
menjadi mekanisme pengendalian
terhadap
manajemen
dengan
berperan optimal, maka harus
memberikan jasa audit berkualitas.
Ha3: Jenis Kantor Akuntan Publik
(KAP)
yang
mengaudit
berpengaruh
terhadap
pengungkapan sukarela.
Proporsi Saham Publik
Naim dan Rahman (2000)
dalam penelitian Agustina (2006)
mengemukakan adanya perbedaan
dalam proporsi saham yang dimiliki
oleh
investor
luar
dapat
mempengaruhi
kelengkapan
pengungkapan oleh perusahaan,
dengan adanya kepemilika saham
oleh publik maka semakin banyak
pihak yang membutuhkan informasi
tentang
perusahaan,
semakin
banyak pula detail-detail butir yang
dituntut untuk dibuka dengan
demikian pengungkapan perusahaan
semakin luas (Johan dan Lekok
2006).
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Ha4:
Proporsi
saham
publik
berpengaruh
terhadap
pengungkapan sukarela.
Umur Perusahaan
Menurut Kartika (2009) umur
perusahaan menunjukan seberapa
lama perusahaan mampu bertahan
dan bersaing dengan perusahaan
yang lain. Menurut Marwata (2001)
dalam penelitian Johan dan Lekok
(2006) semakin lama perusahaan
berdiri, maka perusahaan memiliki
pengalaman yang lebih
banyak
dalam mempublikasikan laporan
keuangan,sehingga
akan
lebih
mengetahui kebutuhan pemakai
akan informasi tentang perusahaan
tersebut.
Ha5: Umur perusahaan berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sukarela.
Profitabilitas
Menurut Gitman (2003: 61)
dalam Agustina (2006) profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba melalui
semua kemampuan dan sumber
daya yang ada seperti kegiatan
penjualan,
kas,
modal,
dan
sebagainya.
Sehingga
semakin
tinggi tingkat profitabilitas maka
semakin
besar
pengungkapan
informasi sosial.
Ha6: Profitabilitas
berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela.
Tingkat Likuiditas
Dalam Johan dan Lekok
(2006) tingkat likuiditas digunakan
untuk mengukur kemampuan jangka
pendek
perusahaan
untuk
membayar
kewajiban
jangka
72
November 2012
pendeknya
dan
mengetahui
kebutuhan tidak terduga atas kas.
Menurut Marwata (2001) dalam
Almilia dan Retrinasari (2007)
menjelaskan
tingkat
likuiditas
dapat dipandang dari dua sisi.
Disatu sisi, tingkat likuiditas yang
tinggi akan menunjukan kuatnya
kondisi
keuangan
perusahaan,
perusahaan semacam ini cenderung
untuk melakukan pengungkapan
informasi yang lebih luas kepada
pihak luar karena ingin menunjukan
bahwa perusahaan itu kredibel.
Tetapi sebaliknya, jika likuiditas
dipandang sebagai ukuran kinerja,
perusahaan
yang
mempunyai
tingkat likuiditas rendah perlu
memberikan informasi yang lebih
rinci untuk menjelaskan lemahnya
kinerja
dibandingkan
dengan
perusahaan
yang
mempunyai
tingkat
likuiditas
yang
tinggi
(Gunawan 2001).
Ha7: Tingkat likuiditas berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sukarela.
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Populasi yang diteliti dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
perusahaan yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
perusahaan
manufaktur
dengan
menggunakan
metode
purposive sampling. Adapun proses
pemilihan sampel sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
Alfian Arifin
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan
Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Data
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten
tahun 2007 sampai dengan 2010
118
472
Perusahaan yang tidak
mempunyai tahun
buku yang berakhir per tanggal 31 Desember.
(4)
(16)
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak
disajikan dalam mata uang rupiah
(10)
(40)
Perusahaan yang tidak secara
memiliki nilai ekuitas positif
(11)
(44)
93
372
konsisten
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini
Data penelitian
372
Berdasarkan tabel diatas jumlah
perusahaan yang memenuhi kriteria
sebagai sampel adalah sebanyak 93
perusahaan. Secara keseluruhan
jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 372
laporan perusahaan.
Nuryaman (2009) adalah sebanyak
68 item.
Pengungkapan
sukarela
dihitung sebagai berikut:
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Keterangan:
PS = Indeks kelengkapan
pengungkapan sukarela.
Q = Item kelengkapan
pengungkapan sukarela yang
disajikan dalam laporan
keuangan tahunan.
S = Semua item kelengkapan
pengungkapan sukarela yang
diharapkan, terdapat pada
instrumen.
Pengungkapan Sukarela
Perhitungan pengungkapan
sukarela
dalam
penelitian
ini
menggunakan persamaan dengan
yang dilakukan dengan penelitian
Nuryaman (2009), yang
dengan
skala rasio yang diukur dengan cara
memberi skor untuk setiap item
pengungkapan. Jika suatu item
diungkapkan
diberi
skor
1,
sedangkan
tidak
diungkapkan
mendapat nilai 0. Skor total
pengungkapan sukarela diperoleh
dari setiap skor yang diperoleh oleh
setiap perusahaan. Jumlah total
item pengungkapan berdasarkan
daftar
pengungkapan
sukarela
∑�
�� �
∑�
Data pengungkapan sukarela
diperoleh dari laporan tahunan
perusahaan.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah
suatu ukuran besar atau kecilnya
perusahaan. Dalam penelitian ini
ukuran perusahaan dapat diukur
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
dengan menggunakan skala rasio
dengan pengukurannya adalah nilai
log total penjualan perusahaan
pada akhir tahun seperti yang
dilakukan
dalam
penelitian
Nuryaman (2009).
Ukuran perusahaan = log total penjualan
Komposisi Dewan Komisaris
Komposisi dewan komisaris
adalah susunan keanggotaan dalam
perusahaan terdiri dari
2 (dua)
jenis, yaitu komisaris dari luar
perusahaan
atau
komisaris
independen dan komisaris
dari
dalam
perusahaan.
Perhitungan
variabel
proporsi
komisaris
independen seperti yang digunakan
dalam penelitian Nuryaman (2009)
yaitu menggunakan skala rasio, dan
pengukurannya merupakan
hasil
bagi
dari
jumlah
komisaris
independen terhadap jumlah total
anggota komisaris.
Komposisi Dewan komisaris = jumlah komisaris independen
jumlah total anggota komisaris
Jenis KAP Yang Mengaudit
Dalam
penelitian
ini
variabel jenis kantor akuntan publik
yang
mengaudit
menggunakan
variabel dummy atau skala nominal
yang
pengukurannya
dibedakan
menjadi dua, yaitu angka 1 untuk
perusahaan yang di audit oleh KAP
Bigfour, dan angka 0 untuk
perusahaan yang di audit oleh KAP
lainnya. KAP Bigfour yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah yaitu
KAP KPMG, E&Y, Deloitte, PWC.
Proporsi Saham Publik
Dalam
penelitian
proporsi
saham
74
ini
publik
November 2012
menggunakan skala rasio dengan
membandingkan persentase saham
milik publik terhadap total saham
seperti yang dilakukan dalam
penelitian Johan dan Lekok (2006).
��� �
jumlah saham milik masyarakat
total saham
Umur Perusahaan
Umur
perusahaan
menunjukkan
seberapa
lama
perusahaan itu dapat bertahan.
Dalam penelitian ini variabel umur
perusahaan
menggunakan
skala
rasio dan diukur berdasarkan selisih
antara tahun 2007 sampai 2010
dengan tahun first issued di BEI
ditambah 1. Dimana masing–masing
tahun merupakan periode yang
diambil
dalam
penelitian.
Pengukuran dalam penelitian ini
sama
seperti
penelitian
yang
dilakukan oleh Johan dan Lekok
(2006).
Umur perusahaan =
Tahun penelitian – tahun first issue di BEI + 1
Profitabilitas
Profitabilitas
mengukur
laba
perusahaan
dibandingkan
dengan pendapatan dan besarnya
modal
yang
digunakan,
dan
digunakan
untuk
mengukur
persentase keuntungan perusahaan
pada suatu periode tertentu. Dalam
penelitian ini profitablitas diukur
dengan menggunakan skala rasio,
dan
pengukurannya
akan
menggunakan rumus net profit
margin yaitu net profit dibagi
dengan net sales seperti yang
digunakan dalam penelitian Johan
ISSN: 1410 -9875
Alfian Arifin
dan Lekok (2006). Persamaannya
adalah sebagai berikut:
Net profit margin =
net profit
yaitu perbandingan current assets
dengan current liabilities seperti
yang dilakukan dalam penelitan
Johan dan Lekok (2006).
net sales
Current ratio =
Tingkat Likuditas
Tingkat likuditas digunakan
untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam jangka pendek
untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya, dan mengetahui biaya
atau kebutuhan tidak terduga atas
kas. Penelitian ini dalam tingkat
likuiditas menggunakan skala rasio,
dan
pengukurannya
dengan
menggunakan rumus current ratio
Variabel
Pengungkapan Sukarela
Ukuran Perusahaan
Komposisi Dewan
Komisaris
Jenis KAP Yang
Mengaudit
Proporsi Saham Publik
Umur Perusahaan
Profitabilitas
Tingkat Likuiditas
current assets
current liabilities
HASIL PENELITIAN
Hasil
statistik
deskriptif
menunjukan
jumlah
sampel
perusahaan yang digunakan dalam
penelitian adalah nilai minimum,
nilai maksimum, nilai mean, dan
nilai standar deviasi dari masingmasing variabel.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N
Minimum Maximum
Mean
372
372
372
0,4118
20,1066
0
0,8529
32,7221
1
0,6681
27,6925
0,3467
0,0955
1,7803
0,1674
372
0
1
0,3925
0,4890
372
372
372
372
0,0026
1,0000
-6,3747
0,0343
0,7030
35,0000
0,8635
113,7079
0,2549
16,9516
0,0312
3,0705
0,1676
5,9931
0,3535
8,1382
Standard
Deviation
Tabel 3
Hasil Uji T
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
0,4127
0,0835
4,9426
0,0000
uk_persh
0,0079
0,0030
komp_dk
(0,0162)
0,0302
0,1478
2,6120
0,0094
(0,0284)
(0,5361)
0,5922
jns_kap
pro_sp
0,0147
(0,0141)
0,0117
0,0297
0,0751
(0,0247)
1,2527
(0,4749)
0,2111
0,6352
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Model
Unstandardized Coefficients
B
um_persh
Std. Error
0,0024
0,0009
prof
0,0069
0,0139
t_lik
(0,0006)
0,0006
Standardized
Coefficients
November 2012
t
Sig.
Beta
0,1519
2,7658
0,0060
0,0255
0,4976
0,6191
(0,0530)
(1,0439)
0,2972
Model penelitian berdasarkan tabel diatas adalah:
PS= 0,4127 + 0,0079 UK_PER – 0,0162 KON_DK + 0,0147 JNS_KAP -0,0141
PRO_SP + 0,0024 UM_PER + 0,0069 PROF – 0,0006 TIN_LIK + ε
Ukuran perusahaan memiliki nilai
signifikansi 0,0094 lebih kecil dari
0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha1 diterima, yaitu ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap pengungkapan sukarela.
Komposisi
dewan
komisaris
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,5922 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ha2 tidak
diterma, yaitu komposisi dewan
komisaris
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan
sukarela.
Jenis KAP yang mengaudit
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,2111 lebih besar dari 0,05, maka
disimpulkan
bahwa
Ha3
tidak
diterima, yaitu jenis KAP yang
mengaudit
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan
sukarela. Proporsi saham publik
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,6352 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ha4 tidak
diterima, yaitu proporsi
saham
publik tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela.
Umur perusahaan memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,0060
lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Ha5 diterima,
yaitu umur perusahaan memiliki
pengaruh
positif
terhadap
pengungkapan
sukarela.
Profitabilitas
memiliki
nilai
76
signifikansi sebesar 0,6191 lebih
besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan
bahwa
Ha6
tidak
diterima, yaitu profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela. Tingkat
likuiditas memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,2972 lebih besar
dari
0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha7 tidak diterima tingkat
likuiditas
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan
sukarela.
PENUTUP
Penelitian ini mendapatkan
bukti
empiris
bahwa
ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan
mempunyai
pengaruh
terhadap
pengungkapan sukarela. Sedangkan
komposisi dewan komisaris, jenis
KAP yang mengaudit,
proporsi
saham publi, profitsbilitas, dan
tingkat likuiditas tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela.
Keterbatasan
Dalam
penelitian ini adalah: (1) Indeks
pengungkapan
sukarela
sebagai
ukuran luas pengungkapan sukarela
ditentukan atas dasar penelitian
sebelumnya
terhadap
pengungkapan dimana dasar item
informasi yang digunakan tanpa
pembobotan
dan
tidak
ISSN: 1410 -9875
memperhatikan
apakah
penting
atau tidaknya informasi dalam
pembuatan keputusan, sehingga
masih bersifat subjektif; (2) Sampel
yang digunakan terbatas pada
perusahaan
manufaktur
saja
sehingga tidak dapat dibandingkan
dengan jenis industri lainnya; (3)
Terjadi masalah heteroskedastisitas
untuk variabel ukuran perusahaan.
Alfian Arifin
Berdasarkan
dari
keterbatasan diatas, maka penulis
menyarankan beberapa hal untuk
penelitian selanjutnya yaitu dengan
memberikan
pembobotan
yang
relevan
pada
setiap
item
pengungkapan, penambahan jumlah
sampel dengan tidak terbatas pada
perusahaan manufaktur saja, dan
penambahan tahun penelitian.
REFERENSI
Agustina, Dewi. 2006. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Transportasi, Perdagangan dan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8. No. 3. Desember. hlm:
219-246.
Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Sukarela “Internet Financial and Sustainability Reporting”. JAAI. Vol.
12. No. 2. Desember. hlm: 117-131.
Almilia, Luciana, Spica dan Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam
Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.
Procceding Seminar Nasional. Inovasi Dalam Menghadapi Perubahan
Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti Jakarta. Juni
Anggraini, Fr. Reni. Retno. 2006. Pengungkapan Informasi dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan
Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Agustus.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunawan, Yunianti. 2001. Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Media Riset
Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 1. No. 1. April. hlm: 1-24.
Johan dan Widyawati Lekok. 2006. Analisis Faktor-Faktir yang Mempengaruhi
Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Informasi Laporan Keuangan (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ). Jurnal Bisnis
dan
Akuntansi. Vol. 8. No. 1. April. hlm: 70-91.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kajian Akuntansi. Februari. hlm: 2947.
Kiswara, Endang. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Sukarela Oleh Perusahaan Multinasional Di Indonesia. Jurnal Akuntansi
dan Manajemen. Vol. 20. No. 2. Agustus.
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Kusumawati, Dwi Novi. 2006. Profitability and Corporate Goverment
Disclosure: an Indonesia Study. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang. Agustus.
Nuryaman. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perushaan, Dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sukarela.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 6. No. 1. Juni.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
78
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 79-88
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ARYA SOMANATTA
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of some
variables toward firm leverage. The variables are profitability, sales growth,
company size, asset tangibility, firm growth, dividend policy and managerial
ownership. This research was using 33 manufacturing companies in Indonesia
Stock Exchange during 2007-2010. The data are collected using purposive
sampling method. The analysis and decision making about the hypothesis
using multiple regression analysis. The results of this research indicate that
sales growth and asset tangibility have an influence towards firm leverage.
Profitability, firm size, firm growth, dividend policy
and
managerial
ownership have no influence to the firm leverage.
Keywords: Profitability, Sales Growth, Company Size, Asset Tangibility, Firm
Growth, Dividend Policy, Managerial Ownership, and Leverage.
untuk ikut serta menjadi bagian
pemilik perusahaan, atau dari
sumber pembiayaan
eksternal
berupa pinjaman atau yang sering
disebut dengan hutang (debt).
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bukti
empiris
pengaruh
profitabilitas,
pertumbuhan penjualan, ukuran
perusahaan,
struktur
aktiva,
pertumbuhan
perusahaan,
kebijakan dividen dan kepemilikan
manajerial
terhadap
kebijakan
hutang.
Latar Belakang Penelitian
Persaingan bisnis dewasa ini
sudah semakin sangat ketat, selain
perusahaan
harus
pintar-pintar
melakukan inovasi agar tetap bisa
bertahan, kekuatan financial juga
menjadi hal yang penting dalam
rangka
membangun,
mempertahankan,
atau
mengembangkan
sebuah
usaha
bisnis. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan keuangannya tersebut,
perusahaan bisa mendapatkannya
dari modal sendiri (equity) si
pemilik usaha, mengajak orang lain
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Salah satu penyebab masalah
keagenan adalah bahwa adanya
perbedaan
kepentingan
antara
manajemen dan para pemegang
saham. Pihak manajemen tidak
menyukai pendanaan menggunakan
hutang, karena mempunyai risiko
yang
tinggi,
sedangkan
pihak
pemegang saham lebih menyukai
pendanaan dengan menggunakan
hutang. Menurut Yeniatie dan
Destriana (2010), penyebab lain
konflik antara manager dengan
pemegang saham adalah dalam hal
pengambilan keputusan pendanaan.
Para pemegang saham hanya peduli
terhadap risiko sistematik
dari
saham perusahaan, karena mereka
melakukan
investasi
pada
portofolio
yang
terdiversivikasi
dengan baik, Sedangkan manager
lebih peduli pada risiko perusahaan
secara keseluruhan.
Pecking Order Theory
Pecking order theory menilai
bahwa
perusahaan
cenderung
memilih pendanaan sesuai dengan
urutan
risiko.
Perusahaan
memerlukan dana eksternal jika
dana internal yang dimiliki tidak
cukup dan sumber daya yang
diutamakan adalah hutang (Surya
dan Rahayuningsih, 2012).
Kebijakan Hutang
Hutang merupakan salah satu
sumber pendanaan yang penting
bagi perusahaan. Kebijakan hutang
(leverage) merupakan keputusan
perusahaan
untuk
memperoleh
dana dari pihak ketiga untuk
80
November 2012
melakukan investasi dan perluasan
usahanya. Menurut Setiabudi dan
Agustia (2012), kebijakan hutang
diukur dengan menggunakan Debt
to Asset Ratio (DAR), yaitu dengan
membagi total hutang dengan total
aset.
Profitabilitas
Profitabilitas
memiliki
pengaruh penting dalam performa
bisnis
perusahaan,
karena
profitabilitas merefleksikan laba
yang didapat oleh perusahaan.
Profitabilitas adalah standar dari
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba dan hal tersebut
mengindikasikan efektivitas dari
manajemen
perusahaan
dalam
mengggunakan
aset
untuk
menghasilkan laba sebesar mungkin
(Setiabudi dan Agustia, 2012).
Pada tingkat profitabilitas yang
rendah, perusahaan menggunakan
hutang
untuk
membiayai
operasional,
sebaliknya
pada
tingkat profitabilitas yang tinggi,
perusahaan
mengurangi
penggunaan hutang
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan
penjualan
mencerminkan keberhasilan pada
periode masa lalu dan dapat
dijadikan prediksi pertumbuhan di
masa yang akan datang. Murni dan
Andriana (2007) menyatakan bahwa
pendekatan
pertumbuhan
perusahaan
merupakan
suatu
komponen untuk menilai prospek
perusahaan pada masa yang akan
datang.
ISSN: 1410 -9875
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah
sebuah ilustrasi dari besar atau
kecilnya skala perusahaan yang
dipengaruhi oleh total asetnya
(Setiabudi dan Agustia, 2012).
Ukuran perusahaan secara langsung
mencerminkan tinggi rendahnya
aktivitas operasi suatu perusahaan.
Semakin besar perusahaan tersebut
maka semakin banyak dana yang
digunakan
untuk
menjalankan
operasional perusahaan, salah satu
sumber
pendanannya
adalah
dengan hutang.
Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah semua
aktiva berbentuk yang dimiliki oleh
perusahaan (Setiabudi dan Agustia,
2012). Perusahaan yang memiliki
jumlah aktiva yang besar, pasti bisa
dengan
mudah
memperoleh
pendanaan dengan menggunakan
hutang, karena aktiva yang besar
tersebut dapat dijadikan jaminan.
Aktiva menjelaskan seberapa besar
nilai dari aset
yang
dapat
digunakan sebagai jaminan. Aset
yang
digunakan
tersebut
merupakan
permintaan
dari
kreditor sebagai jaminan untuk
pinjaman.
Pertumbuhan Perusahaan
Suatu perusahaan
yang
sedang
berada
dalam
tahap
pertumbuhan
akan
memerlukan
dana yang cukup besar, sehingga
kemungkinan pengunaan hutang
Arya Somanatta
untuk
kebutuhan
dana
juga
meningkat.
Perusahaan
dengan
tingkat pertumbuhan penjualan dan
laba
yang
tinggi
cenderung
menggunakan
hutang
sebagai
sumber pendanaan eksternal lebih
besar
dibandingkan
perusahaan
yang
tingkat
pertumbuhannya
rendah.
Kebijakan Dividen
Dividen
dapat
diartikan
sebagai bagian yang dibagikan oleh
emiten
kepada
masing-masing
pemegang
saham.
Kebijakan
dividen akan memiliki pengaruh
terhadap tingkat
penggunaan
hutang suatu perusahaan (Susanto,
2011).
Perusahaan
dengan
kebijakan deviden yang stabil,
bahkan cenderung sangat tinggi
pasti akan membutuhkan dana
lebih untuk melakukan pembayaran
dividen tersebut, salah satunya
dengan
adalah
dengan
menggunakan hutang.
.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
merupakan
banyaknya
jumlah
saham beredar yang dimiliki oleh
manajer yang secara aktif ikut
dalam
pengambilan
keputusan
perusahaan (direktur dan komisaris)
(Wahidahwati, 2002 dalam Steven
dan Lina, 2011).
Model Penelitian.
Model penelitian yang diterapkan
dalam
penelitian
ini
adalah:
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Profitabilitas
Pertumbuhan
Penjualan
Ukuran Perusahaan
Kebijakan Hutang
Struktur Aktiva
Pertumbuhan
Perusahaan
Kebijakan Dividen
Kepemilikan
Manajerial
Pengembangan Hipotesis
Ha1 Profitabilitas berpengaruh
terhadap Kebijakan Hutang.
Ha2 Pertumbuhan Penjualan
berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
Ha3 Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
Ha4 Struktur Aktiva berpengaruh
terhadap Kebijakan Hutang.
Ha5 Pertumbuhan Perusahaan
berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
Ha6 Kebijakan Dividen
berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
82
Ha7 Kepemilikan Manajerial
berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
METODA PENELITIAN
Bentuk penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk
penelitian kausalitas. Populasi atau
obyek penelitian yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
ISSN: 1410 -9875
Arya Somanatta
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Keterangan
Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2007-2010.
126
504
Perusahaan yang tidak melaporkan
keuangan tanggal 31 Desember.
(2)
(8)
Perusahaan yang memiliki net income after tax
negatif
(51)
(204)
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang
Rupiah
(5)
(20)
(35)
(140)
33
132
laporan
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas
secara berturut-turut
Total data yang digunakan dalam penelitian
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
rumus sebagai berikut (Setiabudi
dan Agustia 2012):
Profitabilitas
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
laba,
tingkat
profitabilitas
diukur
dengan
menggunakan
rata-rata
tingkat
pengembalian atas aset Return on
assets (ROA). Menurut Setiabudi
dan Agustia (2011), profitabilitas
diukur dengan skala rasio dengan
rumus:
Sales=
ROA=
Net income after tax
Average Total Assets
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan
perusahaan
didefinisikan sebagai pertumbuhan
level penjualan yang dialami oleh
perusahaan dari satu tahun ke
tahun selanjutnya. Pertumbuhan
diukur dengan skala rasio dengan
Salest – salest-1
Salest-1
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat
diukur dari total aktiva perusahaan
dengan skala pengukuran rasio dan
rumus sebagai berikut (Setiabudi
dan Agustia (2012):
FirmSize= Natural
total asset
logarithm
of
Struktur Aktiva
Struktur
aktiva
adalah
semua aktiva
berwujud
yang
dimiliki perusahaan. Struktur aktiva
diukur dengan skala pengukuran
rasio dan rumus sebagai berikut
(Setiabudi dan Agustia, 2012):
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Asset tangibility=
Total Fixed Asset
Total Asset
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
dirumuskan sebagai berikut (Murni
dan
Andriana,
2007
dalam
Indahningrum
dan
Handayani
(2009):
GROW= Total aset akhir tahun
Total aset awal tahun
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen diukur
dengan dividend payout ratio
(DPR). DPR diukur dengan skala
rasio dan dihitung dengan rumus
(Wahidahwati, 2002 dalam Susanto,
2011):
DPR=
November 2012
Keterangan:
DPR
: Dividend Payout Ratio
EAT
: Earnings after tax
Kepemilikan manajerial
Pengukuran
variabel
kepemilikan
manajerial
menggunakan
variabel
dummy,
kode 1 berarti saham yang dimiliki
oleh pihak managerial sedangkan
kode 0 tidak dimiliki. Variabel ini
menggunakan skala nominal.
Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang diukur
dengan
menggunakan
leverage
ratio (DAR). Menurut Setiabudi dan
Agustia (2012), kebijakan hutang
diukur dengan debt to asset ratio
(DAR), yaitu:
DAR= Net Liabilities
Total Assets
Dividend
EAT
HASIL PENELITIAN
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variable
N
Minimum
Maximum
Std.
Deviation
DAR
132
0,0943
0,9482
0,369027
0,1892417
ROA
132
0,0056
0,4536
0,156513
0,1098870
SG
132
-0.2901
0,5301
0,143354
0,1493471
CS
132
24,8502
32,6649
28,292505
1.6230749
AT
132
0,0507
0,7313
0,3217000
0,1582524
FG
132
0,8068
1,5440
1,127271
0,1176513
DPR
132
0,0027
1,4217
0,479808
0,3051119
MO
132
0
1
0,46
0,500
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 11.5
84
Mean
ISSN: 1410 -9875
Arya Somanatta
Tabel 3
Hasil Uji t
Variabel
B
Std Error
Constant
-0,196
0,287
Return on asset
-0,214
0,163
Sales growth
0,300
0,121
Company size
0,009
Asset
tangibility
t
0,682
1,313
Sig
Kesimpulan
0,497
0,192
Ha ditolak
2,490
0,014
Ha diterima
0,010
0,952
0,343
Ha ditolak
0,406
0,098
4,160
0,000
Ha diterima
Firm growth
0,131
0,161
0,811
0,419
Ha ditolak
Div_pay_ratio
0,024
0,056
0,435
0,665
Ha ditolak
Managerial_own
0,005
0,032
0,150
0,881
Ha ditolak
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 11.5
Y=
Persamaan model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-0,196 – 0,214 ROA + 0,300 SG + 0,009 CS + 0,406 AT + 0,131 FG + 0,024
DPR + 0,005 MO + e.
PENUTUP
Hasil penelitian menunjukan
bahwa variabel
profitabilitas,
ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, kebijakan dividen, dan
kepemilikan
manajerial
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kebijakan
hutang.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan penelitian Surya
dan
Rahayuningsih
(2012),
Murtiningtyas (2012), dan Steven
dan Lina (2011). Namun tidak
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh dilakukan oleh
Setiabudi dan Agustia (2012),
Yeniate dan Destriana (2010), Joko
(2011), dan Susanto (2011) yang
menunjukan hasil bahwa variabelvariabel
tersebut
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
Sedangkan
variabel
pertumbuhan
penjualan
dan
struktur aktiva memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap
kebijakan hutang. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Setiabudi dan
Agustia (2012).
Beberapa hal yang menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya mengambil
sampel
dari
perusahaan
manufaktur saja,
sehingga
objek
penelitian
belum
mencakup
keseluruhan
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian
ini
hanya
menggunakan
7
variabel
independen
saja,
sehingga
ketujuh
variabel
tersebut
belum menggambarkan variabel
yang mempengaruhi kebijakan
hutang secara keseluruhan.
3. Periode
penelitian
yang
dilakukan
dalam
melakukan
pengujian hanya 4 tahun saja,
yaitu periode 2007-2010.
4. Model regresi dalam penelitian
ini
terjadi
masalah
autokorelasi.
Dari
beberapa
keterbatasanketerbatasan penelitian di atas,
maka rekomendasi yang dapat
diberikan
bagi
penelitian
selanjutnya adalah:
November 2012
1. Objek
penelitian
diperluas,
sehingga tidak terbatas pada
perusahaan manufaktur saja.
2. Melakukan
penambahan
variabel-variabel
lain
yang
diperkirakan
akan
mempengaruhi
kebijakan
hutang..
3. Penelitian selanjutnya dapat
dilakukan dengan memperluas
periode
penelitian
dan
menggunakan
periode
penelitian terbaru.
4. Dengan
memperluas
objek
penelitian,
melakukan
penambahan variabel lain, dan
memperluas periode penelitian
dengan menggunakan periode
penelitian terbaru, maka dapat
diharapkan
masalah
autokorelasi dapat diatasi.
REFERENSI
Anggraini, Novita dan Ceacilia Srimindarti. 2009. Pengaruh Kepemilikan Saham
Institusional dan Kebijakan Hutang Terhadap Kepemilikan Manajerial.
Kajian Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Agustus, hlm. 133-152.
Algifari. 2010. Statistika deskriptif plus untuk ekonomi dan bisnis, edisi I.
Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Godfrey, Jayne., Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes.
2009. Accounting theory, 7th edition. John Wiley and Sons Ltd.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS
19, edisi V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hajiha, Zohreh., Hasan Ali Akhlaghi. 2012. The determinant of debt maturity
structure in Iranian firm. World Applied Sciences Journal, Vol. 18, No.
5, Hlm. 624-632.
Hardiningsih, Pancawati dan Rachmawati Meita Oktaviani. 2012. Determinant
Kebijakan Hutang (Dalam Agency Theory dan Pecking Order Theory) .
Dinamika Akuntansi, keuangan dan perbankan, Vol. 1, No. 1, Mei, hlm.
11-24.
Indahningrum, Rizka putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
dividen,
pertumbuhan
perusahaan, free cash flow, dan profitabilitas terhadap kebijakan
86
ISSN: 1410 -9875
Arya Somanatta
hutang perusahaan. Jurnal bisnis dan akuntansi, Vol. 11, No. 3,
Desember, hlm. 189-207.
Joko, Agus. 2011. Analisis Kebijakan Hutang pada Perusahaan Go Public di BEI.
Media Mahardika, Vol. 9, No. 3, Mei, Hlm. 25-40.
Kartikahadi, Hans., Rosita Uli Sinaga, Merliyana Syamsul, Sylvia Veronica
Siregar. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS, edisi
I. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Morissan, Andy Corry, dan Farid Hamid. 2012. Metode penelitian survei, edisi
pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Murtiningtyas, Andhika Ivona. 2012.
Kebijakan
Dividen,
Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Resiko Bisnis
terhadap kebijakan hutang. Accounting Analysis Journal, Vol 1, No. 2,
November.
Narita, Rona Mersi. 2012. Analisis Kebijakan Hutang. Accounting Analysis
Journal, Vol. 1, No. 2, November.
Nabela, Yoandhika. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Dividen dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen,
Vol. 1, No.1, September, hlm. 1-8.
Setiabudi, Andy dan Dian Agustia. 2012. The Effect of Company Fundamental
Factor to the Firm Leverage. Jurnal of basic and applied scientific
research, Vol 2 (11), Hlm 11917-11923.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Steven dan Lina. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
perusahaan manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 13, No.3,
Desember, hlm 163-181.
Surya, Dennys dan Deasy Ariyanti Rahayuningsih. 2012. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan non keuangan yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
14, No.3, Desember, Hlm 213-225.
Susanto, Yulius. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik
Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan
Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No.3, Desember, hlm 195210.
Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blackholder Ownership dan Firm
Size
terhadap kebijakan hutang perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16,
No.2, Juli.
Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1, April,
hlm 1-16.
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
88
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 89-102
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN
HUTANG PERUSAHAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
AGUSTIN PALUPI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to investigate the factors that
affect corporate debt policy by analyzing the influence of insider ownership,
institutional ownership, dividend policy, firm growth, firm size, assets
structure, business risk, and profitability. This research uses sample of 39
non financial companies firms which listed in Indonesia Stock Exchange during
2007-2010. Debt ratio is used to measure the corporate debt policy, which is
the dependent variable in this research. The statistical methods used in this
research for testing, analyzing, and decision making about the hypothesis are
multiple regressions. The result of this research shows that insider
ownership, assets structure, firm size, and profitability have influence to
corporate debt policy. In the other hand, institutional ownership, dividend
policy, firm growth, business risk have no influence to corporate debt policy.
Keywords: Debt Policy, Insider Ownership, Institutional Investor, Dividend
Policy, Firm Growth, Firm Size, Assets Structure, Business Risk,
Profitability.
perusahaan-perusahaan
juga
dituntut untuk selalu berinovasi
dan berkespansi demi mendapatkan
kelangsungan hidup perusahaan,
sehingga perusahaan harus bisa
menentukan
kebijakan
dan
keputusan yang tepat,
karena
dapat mempengaruhi going concern
perusahaan untuk jangka panjang.
Maka dibuatlah kebijakan-kebijakan
yang tujuannya dapat membantu
pertumbuhan perusahaan, salah
satunya yaitu kebijakan hutang.
Setiap
perusahaan
membutuhkan sumber pendanaan
PENDAHULUAN
Pada masa era globalisasi
seperti sekarang ini, perusahaanperusahaan dituntut agar dapat
menyusun kebijakan-kebijakan dan
membuat keputusan secara tepat
dalam berbagai kegiatan usaha
perusahaan.
Terutama
dalam
perusahaan-perusahaan
yang
terdafatar
di
BEI,
pesatnya
perkembangan di bidang ekonomi
yang menuntut perusahaan harus
terus bertahan dalam persaingan
global yang semakin kompetitif dan
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
sebagai modalnnya untuk mencapai
tujuan
perusahaan,
yang
merupakan
sumber
pendanaan
perusahaan yaitu
berasal dari
eksternal dengan penerbitan saham
baru atau hutang kepada pihak lain
dan internal melalui laba ditahan,
tetapi perusahaan lebih banyak
memilih untuk mengajukan hutang
kepada pihak eksternal ketimbang
harus menerbitkan saham baru atau
mengambil laba ditahan, karena
hutang dapat menyebabkan pajak
yang ditangung oleh perusahaan
lebih kecil akibat adanya bunga
yang
harus
dibayarkan
setiap
bulannya dan diakui oleh pajak
sebagai
biaya
yang
boleh
dikurangkan.
Menurut Steven dan Lina
(2011) modal dibagi menjadi dua
yaitu modal sendiri (equity) atau
modal yang diperoleh dari hutang
(debt). Manager keuangan harus
melakukan analisa dengan seksama
dalam
pengambilan
keputusan
pendanaan
karena
akan
menentukan
kemampuan
perusahaan
dalam
melakukan
aktivitas
operasinya
dan
berpengaruh juga terhadap resiko
perusahaan itu sendiri. Perusahaan
yang salah dalam menentukan
keputusan
pendanaan
akan
menyebabkan perusahaan jatuh ke
dalam
kebangkrutan,
akibat
banyaknya hutang dan
terbelit
bunga
yang
tidak
bisa
lagi
dibayarkan.
Perusahaan
yang
memiliki hutang banyak dapat
meningkatkan
risiko
keuangan
perusahaan dan akhirnya membuat
perusahaan masuk kedalam krisis
(financial
distress),
sehingga
perusahaan
harus
bisa
memanfaatkan fasilitas kredit yang
ditawarkan dengan sebaik mungkin.
90
November 2012
Menurut
Rizka
dan
Handayani
(2009)
menyatakan
perusahaan
yang
menggunakan
hutang
yang
besar
sebagai
pendanaan
utamanya
dapat
menyebabkan
masalah
seperti
agency cost yaitu biaya keagenan
yang disebabkan oleh shareholders
dan debtholders. Terdapat biaya
yang yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan
untuk
melakukan
monitoring
terhadap
tindakan
manager untuk mencegah tingkah
laku manager yang tidak dikhendaki
oleh shareholders, selain itu juga
terdapat opportunity cost akibat
pembatasan yang dilakukan oleh
pemegang
saham
terhadap
manager.
RERANGKA
TEORITIS
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Pecking Order Theory
Teori ini mengatakan bahwa
perusahaan
memerlukan
dana,
terutama
dari
dana
internal
daripada dana eksternal untuk
aktivitas pendanaanya (Siregar 2005
dalam Steven dan Lina 2011).
Perusahaan
lebih
menyukai
pendanaan sesuai dengan urutan
resikonya yaitu dimulai dari sumber
dana termurah, dana internal, dan
saham
sebagai
sumber
dana
terakhir, pada dasarnya jika dana
internal perusahaan sudah tidak
mencukupi lagi, maka perusahaan
akan membutuhkan dana eksternal
sebagai sumber pendanaanya dan
yang diutamakan adalah hutang
(Steven dan Lina 2011). Sumber
dana internal juga digunakan untuk
membayarkan
dividen
dan
mengimplementasikan
sebagai
peluang
pertumbuhan,
dana
internal berasal dari laba ditahan
sedangkan sumber dana eksternal
ISSN: 1410 -9875
berasal dari pihak eksternal seperti
hutang yang diperoleh
dari
pinjaman kreditur (Myers
1984
dalam Yeniate dan Destriana 2010).
Agency Theory
Menurut Indahningrum dan
Handayani (2009) menyatakan teori
keagenan adalah suatu hubungan
antara prinsipal dengan agen yang
terdapat sebuah kontrak, dimana
dalam hubungan tersebut sering
terjadinya
masalah
yang
ditimbulkan oleh
pihak-pihak
terkait
karena
tujuan
yang
berbeda.
Masalah-masalah
yang
sering terjadi yaitu antara manager
perusahaan sebagai agen yang
melakukan
ekspansi
untuk
meningkatkan status dan gaji,
sedangkan
pemegang
saham
sebagai
pemilik
perusahaan
menginginkan meningkatnya nilai
perusahaan
sehingga
pemegang
saham dapat memperoleh dividen
yang tinggi.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Kebijakan Hutang
Kepemilikan manajerial di
dalam suatu perusahaan akan
mengakibatkan pihak manajemen
untuk lebih berhati-hati dalam
menentukan kebijakan. Menurut
Yeniatie dan Destriana (2010),
kepemilikan manajerial mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap
kebijakan hutang
perusahaan
karena semakin besar presentase
kepemilikan manajerial
dalam
suatu perusahaan, maka manager
tersebut secara tidak langsung akan
turut merasakan dampak dari
pengambilan keputusan yang akan
dipilihnya
sebagi
salah
satu
pemegang
saham
perusahaan.
Indahningrum dan Handayani
(2009)
menemukan
bahwa
Agustin Palupi
kepemilikan
manajerial
tidak
mempengaruhi kebijakan hutang
perusahaan, Steven dan Lina (2011)
juga menemukan tidak adanya
pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap kebijakan hutang.
Ha1 : Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan nonkeuangan.
Kepemilikan
Institutional
dan
Kebijakan Hutang
Murni dan Adriana (2007)
yang
menyatakan
bahwa
institutional
investor
memiliki
wewenang yang lebih besar bila
dibandingkan dengan pemegang
saham
kelompok
lain
untuk
cenderung memilih proyek yang
lebih beresiko
dengan
harapan
untuk
memperoleh
keuntungan
yang lebih tinggi. Yeniatie dan
Destriana (2010) serta
Soestio
(2008) menemukan bahwa terdapat
pengaruh kebijakan institutional
terhadap kebijakan hutang, karena
semakin
tinggi
kepemilikan
institutional
maka
keberadaan
investor
institutional
dalam
melakukan pengawasan terhadap
kinerja manager akan semakin
efektif. Namun menurut Susanto
(2011)
menyatakan
bahwa
kepemilikan
institutional
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang, karena sebagian investor
tidak
teralu
peduli
dengan
penggunaan hutang sebagai sumber
pendanaan, melainkan bagaimana
hasil dari kinerja perusahaan untuk
bisa mengembalikan hutangnya.
Ha2 : Kepemilikan
institutional
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan nonkeuangan.
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Kebijakan Dividen dan Kebijakan
Hutang
Menurut
hasil
penelitian
Indahningrum dan Handayani (2009)
serta Yeniatie dan Destriana (2010)
menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara dividen dengan
kebijakan hutang,
Namun menurut penelitian
Steven dan Lina (2011) terdapat
hubungan antara kebijakan dividen
dengan kebijakan hutang, di mana
kebijakan dividen
yang stabil
menyebabkan
keharusan
bagi
perusahaan
untuk
menyediakan
sejumlah dana guna membayar
dividen tetap tersebut dan juga
sebaliknya. Hal ini senada dalam
penelitian Susanto (2011).
Ha3 : Kebijakan
Dividen
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan nonkeuangan.
Struktur Aset dan Kebijakan
Hutang
Struktur aset perusahaan
memiliki pengaruh positif terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan
terutama bagi perusahaan yang
memiliki aktiva tetap dalam jumlah
yang besar, aktiva tetap tersebut
dapat dijadikan jaminan oleh
manajer terhadap kreditur sehingga
manajer
dapat
memperoleh
pinjaman dengan mudah Yeniatie
dan Destriana (2010).
Menurut
Junaidi
(2006)
menunjukan bahwa struktur aset
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan.
Sedangkan hasil penelitian Diana
dan Irianto (2008) mengatakan
bahwa struktur aset mempunyai
pengaruh positif yang signifikan
terhadap
tingkat
hutang
perusahaan. Hasil ini juga sesuai
92
November 2012
dengan penelitian Steven dan Lina
(2011) serta Soestio (2008) yang
mengatakan semakin tinggi jumlah
aktiva tetap dalam perusahaan
maka semakin mudah perusahaan
untuk mendapatkan hutang karena
aktiva
tetap
tersebut
dapat
dijadikan jaminan.
Ha4 : Struktur Aset berpengaruh
terhadap kebijakan hutang
perusahaan nonkeuangan.
Profitabilitas
dan
Kebijakan
Hutang
Semakin tinggi profit yang
diperoleh perusahaan maka akan
semakin kecil penggunaan hutang,
hal
ini
disebabkan
karena
perusahaan
lebih
menyukai
menggunakan sumber dana dari
modal sendiri atau dana internal
daripada
menggunakan
dana
eksternal, apabila dana internal
tidak mencukupi baru menggunakan
dana
eksternal
(Yeniatie
dan
Destriana 2010).
Menurut penelitian Yeniatie
dan Destriana (2010) serta Steven
dan Lina (2011) mengemukakan
bahwa terdapat pengaruh antara
profitabilitas
dengan
kebijakan
hutang.
Namun
bertentangan
dengan hasil penelitian dari Diana
dan Irianto (2008) menemukan hasil
yang
tidak
signifikan
antara
profitabilitas
dengan
kebijakan
hutang.
Ha 5 : Profitabilitas berpengaruh
terhadap kebijakan hutang
perusahaan nonkeuangan.
Pertumbuhan
Perusahaan
dan
Kebijakan Hutang
Tingkat pertumbuhan yang
tinggi cenderung lebih banyak
menggunakan
hutang
sehingga
terdapat
hubungan
antara
ISSN: 1410 -9875
pertumbuhan perusahaan dan debt
ratio Murni dan Andriana (2007).
Yeniatie dan
Destriana
(2010) menemukan bahwa terdapat
hubungan
antara
pertumbuhan
perusahaan dengan
kebijakan
hutang
perusahaan.
Namun
penelitian
ini
tidak
konsisten
dengan penelitian Steven dan Lina
(2011) serta Indahningrum dan
Handayani (2009) yang menyatakan
bahwa untuk memenuhi kebutuhan
dana
dari
luar,
perusahaan
dihadapkan
pada
pertimbangan
sumber dana yang lebih murah.
Ha 6 : Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan nonkeuangan.
Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Hutang
Perusahaan besar tentu akan
lebih mudah mengakses pasar
modal.
Kemudahan
tersebut
berarti bahwa perusahaan memiliki
fleksibelitas dan kemampuan untuk
mendapatkan dana Wahidahwati
(2002) dalam Steven dan Lina
(2011). Dalam penelitian Steven
dan Lina (2011) mendapatkan hasil
bahwa tidak terdapat hubungan
antara ukuran perusahaan dengan
kebijakan
hutang.
Namun
berdasarkan penelitian Wiliandari
(2011) menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara ukuran perusahaan
dengan
kebijakan
hutang.
Perusahaan yang besar akan dengan
mudah melakukan akses ke pasar
modal dan lebih cepat untuk
memperoleh dana. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Diana dan Irianto
(2008).
Agustin Palupi
Ha
7
:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan nonkeuangan.
Risiko Bisnis
dan
Kebijakan
Hutang
Risiko
bisnis
mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan.
perusahaan yang memiliki risiko
bisnis yang tinggi tentunya akan
menghindari penggunaan hutang
dalam mendanai perusahaan karena
dengan menggunakan hutang risiko
likuiditas perusahaan akan semakin
meningkat. Yeniatie dan Destriana
(2010). Secara umum risiko bisnis
yang besar tidak akan menggunakan
hutang
sebagai
sumber
pendanaannya
karena
dapat
mengancam likuiditas perusahaan,
sehingga sumber dana yang dipilih
lebih baik berasal dari internal
perusahaan.
Hasil
penelitian
Junaidi
(2006) mengatakan
hubungan
antara risiko bisnis dan hutang
berlawanan arah. Hal ini berarti
perusahaan dengan
risiko
yang
tinggi cenderung memiliki hutang
yang rendah. Sedangkan hasil
penelitian Yeniatie dan Destriana
(2010) menemukan bahwa risiko
bisnis tidak berpengaruh terhadap
hutang. Hal ini disebabkan karena
tingkat risiko bisnis perusahaan
merupakan suatu keadaan
yang
sulit untuk diukur atau ditentukan
secara pasti.
Ha 8 : Risiko bisnis berpengaruh
terhadap kebijakan hutang
perusahaan nonkeuangan.
Model Penelitian
Model penelitian dapat dilihat pada
gambar 2.1 sebagai berikut :
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Kebijakan Dividen
Struktur Aset
Kebijakan Hutang
Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Risiko Bisnis
Ukuran Perusahaan
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
pengumpulan data
Penelitian
ini
berbentuk
kasualitas yaitu penelitian yang
mempunyai karakteristik masalah
yang berupa hubungan sebab akibat
antara variabel independen dan
variabel
dependen.
Obyek
penelitian ini menggunakan seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini
yaitu perusahan – perusahaan non
keuangan selain bank dan lembaga
keuangan pada tahun 2008 sampai
2011. Adapun proses pemilihan
sampel sebagai berikut:
Tabel 1 Pemilihan
Sampel
No.
Kriteria Sampel
1.
Perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI
secara konsisten selama tahun 2008-2011
2.
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak
mempunyai akhir tahun fiskal 31 Desember
3.
Perusahaan yang menggunakan mata uang asing
4.
Perusahaan yang tidak mempunyai kepemilikan
institusional berturut-turut selama periode
penelitian
5.
Perusahaan yang tidak menghasilkan laba secara
berturut-turut selama periode penelitian
94
Jumlah
314
(10)
(18)
(6)
(98)
ISSN: 1410 -9875
Agustin Palupi
No.
Kriteria Sampel
6.
Perusahaan yang tidak memiliki hutang jangka
panjang secara berturut-turut selama periode
penelitian
7.
Perusahaan yang tidak membagikan dividen tunai
secara konsisten selama periode penelitian
8.
Perusahaan yang tidak terdapat closing Price
berturut-turut selama periode penelitian
9.
Perusahaan yang dapat dijadikan sampel
10. Data penelitian dari tahun 2007-2010
Jumlah
(60)
(69)
(14)
39
156
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
yang mengacu pada penelitian
Yeniatie dan Destriana (2010).
Kebijakan Hutang
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kebijakan
hutang (DEBT). Kebijakan hutang
digambarkan dalam total hutang
jangka panjang yang dimiliki oleh
perusahaan
untuk
membiaya
kegiatan
operasionalnya.
Pengukurannya menggunakan rasio
seperti yang digunakan dalam
penelitian Yeniatie dan Destriana
(2010).
Kepemilikan Institusional
Mengacu
pada
penelitian
Yeniatie dan Destriana (2010),
kepemilikan
institusional
(INST)
menunjukkan kepemilikan saham
yang
dimiliki
oleh
pihak
institusional pada akhir tahun yang
diukur dengan menggunakan skala
rasio. Yeniatie dan Destriana (2010)
mengukur kepemilikan institusional
dengan rumus sebagai berikut.
Hutang Jangka Panjang
DEBT = Hutang Jangka Panjang + Total Ekuitas
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
(INSD) adalah keadaan dimana
manajer
mempunyai
saham
perusahaan atau dengan kata lain
manajer tersebut sekaligus sebagai
pemegang saham. Dalam penelitian
ini kepemilikan manajerial (INSD)
merupakan variabel dummy yang
diwakili dengan angka 0 dan 1. Nilai
0 menunjukkan perusahaan yang
tidak
memiliki
kepemilikan
manajerial
sedangkan
nilai
1
menunjukkan
yang
memiliki
kepemilikan manajerial. Variabel
ini diukur dengan skala nominal
INST =
Jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusional
Jumlah saham yang beredar
Kebijakan Dividen
Djabid (2009) menyatakan
bahwa pembayaran dividen akan
mengurangi arus kas perusahaan
sehingga
dalam
memenuhi
kebutuhan
operasionalnya
perusahaan. Variabel ini merupakan
rasio pembayaran dividen terhadap
laba bersih setelah pajak. Djabid
(2009).
Pembayaran
dividen
dirumuskan sebagai berikut :
DIV =
Dividen tunai
Laba Bersih Setelah Pajak
Struktur Aset
Menurut
Yeniatie
Destriana (2010), struktur
dan
aset
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
merupakan komposisi jumlah aset
tetap
yang
dimiliki
oleh
perusahaan. Semakin besar aset
yang dimiliki oleh suatu perusahaan
maka akan semakin besar jaminan
yang
akan
didapatkan
oleh
perusahaan.
Struktur
aset
dirumuskan sebagai berikut.
AST =
Aset Tetap
Total Aset
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
(GROWTH)
menyajikan
tingkat
perubahan total aset dari tahun ke
tahun (Yeniatie dan
Destriana
2010). Variabel ini diukur dengan
rumus :
Total Aset Akhir Tahun
GROWTH =
Total Aset Awal Tahun
Profitabilitas
Profitabilitas
(PROF)
merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan
laba
pada
masa mendatang (Jansen et al.
1992 dalam Indahningrum dan
Handayani 2009). Variabel ini
menggunakan
rumus
sebagai
berikut.
PROFIT =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aset
Risiko Bisnis
. Risiko bisnis dihitung
sebagai standar deviasi
return
saham secara bulanan selama satu
periode (Yeniatie dan Destriana
2010). Variabel ini dirumuskan
sebagai berikut.
Riskit = STD Returnit
Pi,i - Pi,t-1
RISK =
Pi,t-1
96
November 2012
Keterangan :
Pi,i : Closing Price Bulanan
Pi,t-1
: Closing Price
Sebelumnya
Bulan
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (SIZE)
merupakan besar kecilnya jumlah
aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan.
Soestio
(2008)
mengatakan variabel ini dapat
diukur
dengan
menggunakan
logaritma natural dari total aset.
SIZE � Ln.Total Aset
Metoda Analisis Data
Penelitian
ini
bertujuan
untuk menguji bagaimana pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen,
dalam
penelitian ini menggunakan uji
regresi
berganda
(multiple
regression). Model empiris dalam
penelitian ini adalah
sebagai
berikut.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +
b6X6 + b7X7 + b8X8+ e
b4X4
+
b5X5
Dalam hal ini,
Y = Kebijakan Hutang (DEBT)
a = Konstanta
X1 = Kepemilikan Manajerial
(INSDR)
X2 = Kepemilikan Institusional
(INST)
X3 = Kebijakan Dividen (DIV)
X4 = Struktur Aset (AST)
X5 = Profitabilitas (PROFIT)
X6 = Pertumbuhan Perusahaan
(GROWTH)
X7 = Risiko Bisnis (RISK)
X8 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
e = Error Term
+
ISSN: 1410 -9875
Agustin Palupi
HASIL PENELITIAN
Hasil statistic deskriptif sebagai berikut:
Table 2
Statistik Deskriptif
N
Kebijakan
Hutang
Kepemilikan
Institutional
Kebijakan
Dividen
Struktur Aset
Pertumbuhan
Perusahaan
Profitabilitas
Risiko Bisnis
Ukuran
Perusahaan
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
156
.000056
.634143
.17167042
.167318760
156
.049963
.981786
.63895842
.213955853
156
.000181 23.420583
.64849522
2.518683054
156
.000727
.30670846
.211125853
156
.758244 1.757163 1.14734207
.144997049
156
156
.003295
.031705
.069624418
.083643691
.871103
.416200
.703050
.09546694
.14525191
29.0518800
156 24.850204 32.664858
2
1.650374095
Sumber: Hasil pengolahan data
Hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Uji t
Unstandardized
Coefficients
B
Std
Model
Error
1 (Constant)
-.806
.196
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
Institusional
Kebijakan Dividen
Struktur Aset
Pertumbuhan
Perusahaan
Profitabilitas
Risiko Bisnis
Ukuran Perusahaan
a. Dependent variable : DEBT
Standardized
Coefficients
Beta
.044
-.063
.021
.048
.132
-.081
-.002
.327
.100
.004
.048
.067
-.029
.413
.087
1.070
.089
.030
.155
-.445
.118
.006
.044
.295
t
Sig.
4.114
2.083
1.308
-.477
6.864
1.495
.000
6.902
.753
4.664
.000
.039
.193
.634
.000
.137
.453
.000
Sumber: Hasil pengolahan data
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Variabel
kepemilikan
manajerial (INSD)
menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0.039 dan
menunjukkan arah positif. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil
daripada tingkat kepercayaan (α)
yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05.
Artinya Ha1 dapat diterima, hasil
penelitian ini menyatakan bahwa
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan hutang.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa manajer harus
lebih
berhati-hati
dalam
penggunaan hutang. Semakin tinggi
presentase kepemilikan manajerial
maka secara tidak
langsung
manajer akan merasakan dampak
dari pengambilan keputusan yang
akan dipilihnya.
Hasil
penelitian
menunjukkan nilai signifikansi dari
kepemilikan
institutional
(INST)
sebesar 0.193 arah negatif. Nilai ini
lebih
besar
daripada
tingkat
kepercayaan (α) yang ditetapkan
yaitu sebesar 0.05. Artinya
Ha2
tidak dapat diterima, kepemilikan
institutional
tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan hutang.
Hasil ini menunjukkan bahwa
pihak
institusi
tidak
teralu
mementingkan
pengawasan
terhadap penggunaan hutang dalam
perusahaan,
sehingga
kinerja
manajer tidak akan ada perubahan.
Pihak institusi hanya mementingkan
kinerja perusahaan dan kemampuan
membayar hutang.
Hasil
penelitian
variabel
kebijakan
dividen
(DIV)
menunjukkan nilai sig sebesar 0.634
arah negatif. hasil ini lebih besar
daripada tingkat kepercayaan (α)
yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05.
Hal ini menunjukkan bahwa Ha3
tidak dapat diterima,
artinya
98
November 2012
kebijakan
dividen
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Peningkatan dividen akan
menurunkan jumlah penggunaan
hutang didalam perusahaan, karena
perusahaan lebih memilih untuk
tidak membayarkan dividen dan
mengalokasikan labanya ke laba
ditahan
Hasil
penelitian
menunjukkan nilai signifikansi dari
varibel struktur aset (AST) sebesar
0.000 arah positif, hasil ini lebih
kecil daripada tingkat kepercayaan
(α) yang ditetapkan yaitu sebesar
0.05. Hal ini menunjukkan Ha4
dapat diterima, artinya struktur
asset berpengaruh positif terhadap
kebijakan hutang. Semakin tinggi
asset yang dimiliki
perusahaan
untuk dijadikan jaminan, maka
semakin
mudah
perusahaan
memperoleh hutang.
Hasil
penelitian
menunjukkan variabel pertumbuhan
perusahaan (GROWTH)
memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.137
dengan arah positif. Hasil ini lebih
besar daripada tingkat tingkat
kepercayaan (α) yang ditetapkan
yaitu
sebesar
0.05.
Hal
ini
menunjukkan bahwa
Ha6 tidak
dapat
diterima.
Artinya
pertumbuhan
perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Tidak
semua
perusahaan
yang
mempunyai
tingkat
pertumbuhan yang tinggi memilih
hutang
sebagai
sumber
pendanaanya.
Perusahaan
akan
menggunakan borrowing cost yang
lebih
murah
dan
lebih
mengandalkan dana internal.
Hasil
penelitian
menunjukkan nilai signifikansi dari
profitabilitas (Profit) sebesar 0.000
ISSN: 1410 -9875
arah negatif. Hasil ini lebih kecil
daripada tingkat kepercayaan (α)
yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05.
Hasil ini menujukkan Ha5 dapat
diterima,
artinya
profitabilitas
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan hutang.
Arah negatif menunjukkan
semakin
tinggi
profitabilitas
perusahaan maka semakin kecil
hutang
yang
dimilikinya,
dan
sebaliknya. Semakin banyak dana
yang tersedia bagi perusahaan,
maka
perusahaan
cenderung
menggunakan dana
internalnya
untuk digunakan bagi perusahaan
Hasil penelitian
variabel
risiko bisnis (RISK)
menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0.453
dengan arah postif. Nilai sig lebih
besar daripada tingkat kepercayaan
yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05
sehingga Ha8 tidak dapat diterima,
risiko bisnis tidak berpengaruh
terhadap kebijakan hutang. Hal ini
disebabkan karena tingkat risiko
bisnis perusahaan merupakan suatu
keadaaan yang sulit untuk diukur
atau ditentukan dengan pasti.
Hasil
penelitian
ukuran
perusahaan (SIZE)
menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0.000
dengan arah positif. Hasil ini lebih
kecil daripada tingkat kepercayaan
(α) yang ditetapkan yaitu sebesar
0.05. Sehingga Ha7 dapat diterima,
ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap hutang.
Arah
positif menunjukkan semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin
besar hutang yang digunakannya.
Perusahaan yang besar lebih mudah
masuk ke pasar modal dan lebih
cepat untuk memperoleh dana.
Agustin Palupi
PENUTUP
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan hutang.
Hasil
ini
konsisten
dengan
penelitian
Yeniatie dan Destriana
(2010),
tetapi tidak konsisten dengan
penelitian
Indahningrum
dan
Handayani (2009) serta Steven dan
Lina (2011) yang tidak menemukan
adanya
pengaruh
kepemilikan
manajerial
terhadap
kebijakan
hutang. Kepemilikan institutional
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan hutang. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Susanto
(2011),
namun
tidak
konsisten dengan Yeniatie dan
Destriana (2010)
dan
Soestio
(2008). Kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indahningrum dan
Handayani (2009) serta Yeniatie
dan Destriana (2010), tetapi tidak
konsisten dengan penelitian Steven
dan Lina (2011) serta Susanto
(2011).
Struktur
aset
berpengaruh
positif terhadap kebijakan hutang.
Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Diana dan Irianto (2008),
Steven dan Lina (2011), dan Soestio
(2008), tetapi tidak konsisten
dengan penelitian Junaidi (2006)
yang menyatakan bahwa struktur
asset tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang. Hasil penelitian
ini sesusai dengan
penelitian
Yeniatie dan Destriana (2010) serta
Steven dan Lina (2011). Hasil ini
tidak konsisten dengan penelitian
Diana dan Irianto (2008
Pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
hutang.
Hasil penelitian
ini
konsisten dengan penelitian Steven
dan Lina (2011) serta Indahningrum
dan Handayani (2009). Penelitian
ini
tidak
konsisten dengan
penelitian Yeniatie dan Destriana
(2010).
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan hutang. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Wiliandari
(2011) serta Diana dan Irianto
(2008). Hasil ini tidak konsisten
dengan penelitian Steven dan Lina
(2011).
Risiko
bisnis
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Yeniatie dan Destriana
(2010). Tetapi tidak
konsisten
dengan penelitian Junaidi (2006)
Adapun
keterbatasan
dalam
penelitian ini yaitu sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
hanya mencakup perusahaan non
keuangan saja, penelitian ini hanya
menggunakan
delapan variabel
independen, masih
terdapat
variabel independen lainnya yang
November 2012
diduga
dapat
mempengaruhi
kebijakan
hutang,
periode
penelitian hanya empat tahun yaitu
dari tahun 2008-2011.
Dari
keterbatasanketerbatasan yang ada dalam
penelitian ini, maka penulis akan
memberikan rekomendasi untuk
penelitian
selanjutnya,
yaitu
penelitian selanjutnya diharapkan
dapat memperluas sampel yang
digunakan, dengan menambahkan
perusahan
keuangan
sehingga
penelitian
dapat
mewakili
keseluruhan populasi yang ada,
penelitian selanjutnya diharapkan
dapat
menambahkan
variabel
independen
yang
mungkin
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang dan belum dimasukkan
kedalam penelitian ini seperti free
cash flow dan investasi.
Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat
menambah
periode
penelitian hingga lima tahun atau
lebih.
REFERENSI
Christiawan, Y.J. dan T. Josua. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan
Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol.9, No.1 Mei :1-8.
Diana, D.N.A. dan G. Irianto. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, dan Sebaran
Kepemilikan
Terhadap
Kebijakan Hutang Perusahaan Ditinjau dari Teori Keagenan. Emisi Vol
1 No.1 April:1-16.
Djabid, Abdullah W. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan
terhadap Kebijakan Utang : Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal
Keuangan dan Perbankan. Vol.3, No.2, Mei:249-259.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, Joseph F, W.C Black, B.J Babin, R.E Anderson. 2011. Multivariate Data
Analysis. United States: Pearson Education, Inc.
100
ISSN: 1410 -9875
Agustin Palupi
Indahningrum, R.P. dan R. Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Dividen,
Pertumbuhan
Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 11, No.3,
Desember , Hlm. 189-207.
Joher, H., M.Ali, dan Nazrul. 2006. The Impact of Ownership Structure on
Corporate Debt Policy: Two Stage Least Square Simultaneous Model
Approach For Post Crisis Period: Evidence From Kuala Lumpur Stock
Exchange. International Business and Economic Research Journal, May
, Vol.5, No.5.
Junaidi. 2006. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Agency
Theory dengan Variabel Kontrol Dividend Payout Ratio, Ukuran
Perusahaan, Assets Structure, dan Resiko Bisnis (Studi pada
Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ilmiah
Bidang Manajemen dan Akuntansi, Vol.3, No.2, September 2006; ISSN
1693-7864, Hal. 214-227
Larasati, Eva. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th.16 No.2 Juli .
Murni, Sri dan Andriana. 2007. Pengaruh Insider Ownership, Institutional
Investor, Dividend Payments, dan Firm Growth terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.7, No.1, Februari
:15-24.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Soesetio, Yuli. 2008. Kepemilikan Manajerial dan Institusional, Kebijakan
Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas
terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12
No.3 September, hal. 384-398.
Steven dan Lina. 2011. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.13, No.3,
Desember, Hlm.163–181.
Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size
terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis. Th.16
No.2 Juli.
Yeniatie dan N. Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Busa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12 No. 1, April Hlm. 1-16.
Susanto,Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden,
Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistematis, Set Peluang Investasi dan
Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.13,
No.3,
Desember , Hlm 195-2
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
102
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 103-114
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ANTON HERDIANTO
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to investigate factors which affect
the dividend policy on the manufacturing companies listed in Indonesian
Stock Exchange. The factors being investigated were free cash flow,
profitability, liquidity, leverage, managerial ownership and size. Samples in
this research are all manufacture companies which listed in Indonesia Stock
Exchange from 2008 until 2010. Sample selected based on purposive sampling
method and there are 30 manufacture companies which suit with the
criteria. The statistical methods used in this research are multiple
regression.Result of this research shows that profitability affect the dividend
policy while free cash flow, liquidity, leverage, managerial ownership, and
size don’t show any effect to dividend policy.
Keywords: Dividend Policy, Free Cash Flow, Profitability, Liquidity, Leverage,
Managerial Ownership and Size
berkeinginan
untuk
menginvestasikan
dananya
ke
perusahaan
tersebut.
Dividen
merupakan laba perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham.
Kebijakan dividen adalah penentu
jumlah besarnya keuntungan yang
akan dibagikan kepada pemegang
saham dan yang akan ditahan
sebagai laba ditahan.
Keputusan
dari perusahaan dapat menentukan
apakah
akan
menyenangkan
investor
dengan
memberikan
dividen atau menahan keuntungan
untuk keperluan di masa yang akan
datang.
PENDAHULUAN
Perusahaan
dalam
merencanakan ekspansi bisnisnya
membutuhkan dana yang relatif
besar. Salah satu cara yang diambil
perusahaan dalam mencari dana
yaitu dengan cara menerbitkan
saham di pasar modal. Pasar modal
merupakan
tempat
yang
dimanfaatkan oleh perusahaan yang
membutuhkan dana. Sumber dana
tersebut bisa diperoleh
dari
investor dengan cara
membeli
saham
perusahaan
tersebut.
Tingkat pengembalian yang besar
akan
membuat
investor
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Penelitian ini merupakan
pengembangan
dari
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Arilaha
(2009).
Adapun
pengembangan
yang
dilakukan
dalam penelitian terdahulu yaitu
menggunakan
empat
variabel
independen yaitu free cash flow,
profitabilitas,
likuiditas
dan
leverage.
Sedangkan
dalam
penelitian
ini
dilakukan
pengembangan
dengan
menambahkan
dua
variabel
independen
yaitu
kepemilikan
manajerial dan ukuran perusahaan.
Penelitian
ini
disusun
dengan urutan penulisan sebagai
berikut,
pertama
pendahuluan
menjelaskan
mengenai
latar
belakang penelitian dan sistematika
penulisan.
Kedua,
menjelaskan
mengenai rerangka teoritis dan
hasil penelitian sebelumnya yang
nantinya menjadi dasar dalam
pengambilan hipotesis penelitian,
Ketiga, metoda pemilihan sampel
dan definisi operasional variabel
dalam penelitian. Keempat, hasil
pengujian hipotesis, dan terakhir
terkait
pada
kesimpulan,
keterbatasan dan
rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling pada tahun
1976 yang menjelaskan bahwa
kepentingan
manajemen
dan
kepentingan
pemegang
saham
seringkali bertentangan. Manajer
cenderung berusaha mengutamakan
kepentingan pribadi, dan pemegang
saham tidak menyukai kepentingan
pribadi
manajer
karena
akan
menambah cost bagi perusahaan
104
November 2012
dan akan menurunkan keuntungan
yang akan diterima oleh pemegang
saham.
Bird-in-the-hand Theory
Teori yang dibentuk oleh
Gordon dan Litner pada tahun 1962
dan 1963 mengemukakan bahwa
investor lebih yakin terhadap
penerimaan
dividen
daripada
kenaikan nilai modal (capital gain)
yang akan dihasilkan dari laba yang
ditahan.
Kepercayaan
bahwa
kebijakan
dividen
perusahaan
merupakan hal yang tidak penting,
investor berasumsi bahwa hasil
yang diperoleh dari
perolehan
modal
akan
berbeda
dengan
pendapatan berupa dividen yang
dibagikan oleh perusahaan.
Signaling Theory
Di
dalam
teori
ini
Modigliani
dan
Miller
(1961)
berpendapat bahwa suatu kenaikan
dividen yang di atas kenaikan
normal biasanya merupakan suatu
sinyal kepada para investor bahwa
manajemen
perusahaan
meramalkan suatu penghasilan yang
baik di masa yang akan datang.
Investor yakin jika suatu penurunan
atau
kenaikan
dividen
yang
dibawah kenaikan normal terdapat
suatu sinyal bahwa perusahaan
menghadapi masa sulit di masa
mendatang.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah
kebijakan
yang
berhubungan
dengan pembayaran dividen oleh
pihak
perusahaan,
berupa
penentuan besarnya dividen yang
akan dibagikan dan besarnya saldo
laba ditahan untuk kepentingan
perusahaan
(Ramadhan
2011).
Setiap
perusahaan
selalu
ISSN: 1410 -9875
menginginkan adanya pertumbuhan
bagi perusahaan, namun di sisi lain
perusahaan
ingin
membayarkan
dividen kepada para pemegang
saham.
Kebijakan
dividen
merupakan keputusan dari pihak
manajemen yang sangat penting
dalam suatu perusahaan. Kebijakan
ini melibatkan dua pihak yang
mempunyai
kepentingan
yang
berbeda, yaitu para
pemegang
saham dan pihak manajemen.
Anton Herdianto
dan Danica (2009), Purwanti dan
Sawitri (2010) menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen. Di sisi
lain,
penelitian
Dewi (2008),
profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap
kebijakan
dividen.
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ha2 : Profitabilitas mempunyai
pengaruh terhadap
kebijakan
dividen
Free Cash Flow dan Kebijakan
Dividen
Jensen
(1986)
mendefinisikan free cash flow
adalah aliran kas yang merupakan
sisa dari pendanaan seluruh proyek
yang menghasilkan net present
value positif yang didiskontokan
pada tingkat biaya modal yang
relevan. Penelitian Rosdini (2009)
menunjukkan
free
cash
flow
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan
dividen.
Sebaliknya,
menurut Utami dan Inanga (2011)
menyimpulkan bahwa free cash
flow berpengaruh negatif terhadap
kebijkan dividen. Hipotesis yang
diajukan adalah :
Ha1 : Free Cash Flow mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Likuiditas dan Kebijakan Dividen
Likuiditas
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan mendanai operasional
perusahaan
dan
melunasi
kewajiban
jangka pendeknya
(Arilaha 2009). Likuiditas dari suatu
perusahaan
merupakan faktor
penting
yang
harus
dipertimbangkan
sebelum
mengambil
keputusan
untuk
menetapkan besarnya dividen yang
akan dibayarkan
kepada para
pemegang
saham. Penelitian
Wahyudi dan Baidori (2008), Parica
et al. (2011) menyimpulkan bahwa
likuiditas
berpengaruh positif
terhadap
kebijakan
dividen.
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ha3
:
Likuiditas
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Profitabilitas
dan
Kebijakan
Dividen
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri.
Laba merupakan indikator utama
yang
menunjukkan
kapasitas
perusahaan dalam membayarkan
dividen
(Handayani
dan
Hadinugroho 2009). Hasil penelitian
menurut Arilaha (2009), Marlina
Leverage dan Kebijakan Dividen
Leverage
merupakan
kebijakan pendanaan perusahaan
dengan
memanfaatkan
hutang
dalam kegiatan operasi (Arilaha
2009). Penelitian Purwanti dan
Sawitri (2010), Utami dan Inanga
(2011) yang menyatakan bahwa
leverage
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan
dividen.
Sebaliknya, menurut Dewi (2008),
Arifanto dan Prasetiono (2010), Asif
et al. (2011) menyimpulkan bahwa
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
leverage
berpengaruh negatif
terhadap
kebijakan
dividen.
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ha4
:
Leverage
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
November 2012
kebijakan dividen. Hipotesis yang
diajukan adalah :
Ha6
:
Ukuran
Perusahaan
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Model Penelitian
Kepemilikan Manajerial dan
Kebijakan Dividen
Kepemilikan
manajerial
menunjukkan adanya peran ganda
seorang manajer, yaitu manajer
bertindak sebagai pemegang saham
(Ramadhan
2011).
Manajer
ditugaskan oleh prinsipal untuk
meningkatkan
kemakmuran
perusahaan. Namun manajer juga
memiliki
tugas
untuk
memakmurkan pemegang saham.
Penelitian Dewi (2008), Arifanto
dan Prasetiono (2010) menunjukkan
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan dividen. Hipotesis yang
diajukan adalah :
Ha5 : Kepemilikan
Manajerial
mempunyai
pengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Dividen
Ukuran
atau
besarnya
perusahaan memiliki peran dalam
menjelaskan
rasio
pembayaran
dividen dalam perusahaan, karena
perusahaan yang besar cenderung
mempunyai akses yang lebih mudah
dalam pasar modal
(Ramadhan
2011). Kemudahan dalam akses ke
pasar modal memberikan laba yang
lebih besar, sehingga perusahaan
mampu memiliki rasio pembayaran
dividen yang lebih tinggi daripada
perusahaan kecil. Hasil penelitian
menurut Rahman (2010), Lucyanda
dan Lilyana (2012) menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
106
Free Cash Flow
Profitabilitas
Likuiditas
Leverage
Kebijaka
n Dividen
Kepemilikan
Ukuran Perusahaan
Gambar 1
Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan
Pengumpulan Data
Populasi penelitian adalah
seluruh
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2009 sampai
dengan 2010. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu
data laporan
keuangan dan catatan atas laporan
keuangan
perusahaan
yang
diperoleh melalui media perantara
Pemilihan
sampel
menggunakan metode purposive
sampling, yaitu sampel yang dipilih
atas dasar kesesuaian karakteristik
sampel dengan kriteria pemilihan
sampel yang ditentukan. Kriteria
pemilihan sampel tersebut yaitu
perusahan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sejak tahun 2009 sampai dengan
ISSN: 1410 -9875
Anton Herdianto
2010, menghasilkan laba positif
selama periode penelitian, dalam
mata uang rupiah, menerbitkan
laporan keuangan yang berakhir
pada 31 Desember, membagikan
dividen secara
berturut-turut
selama periode penelitian, dan
memiliki aliran kas operasi positif
selama
periode
peneleitian.
Berdasarkan
kriteria
penarikan
sampel yang
telah
ditentukan,
maka data yang diteliti adalah
sebanyak 90 observasi.
Definisi
Operasional
Pengukuran Variabel
dan
Variabel Dependen
Variabel
dependen
dalam
penelitian ini adalah kebijakan
dividen. Pengukuran skala yang
digunakan untuk variabel kebijakan
dividen adalah skala
rasio.
Kebijakan dividen diukur dengan
menggunakan rumus Dividen Payout
Ratio yang ada dalam penelitian
Arilaha (2009) :
Dividend Payout
Ratio =
Dividend per share
Earning per share
Variabel Independen
Free
Cash
Flow
merupakan
kelebihan
yang
diperlukan untuk mendanai semua
proyek yang memiliki net present
value positif. Skala yang digunakan
untuk menghitung free cash flow
adalah skala rasio (Arilaha 2009)
yang
diformulasikan
sebagai
berikut:
FCFit = AKOit – PMit – NWCit
Keterangan:
FCFit = Free cash flow perusahaan
i pada tahun t
AKOit = Aliran
kas
perusahaan i pada
PMit
= Pengeluaran
perusahaan i pada
NWCit = Modal
kerja
perusahaan i pada
operasi
tahun t
modal
tahun t
bersih
tahun t
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode
tertentu. Skala yang digunakan
untuk
menghitung
profitabilitas
adalah skala rasio. Variabel ini
diukur dengan rumus seperti yang
ada dalam
penelitian Arilaha
(2009).
Return On Asset =
Earnings After Tax
Total Assets
Likuiditas
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
mendanai
operasional
perusahaan
dan
melunasi
kewajiban
jangka
pendeknya.
Pengukuran
pada
variabel ini menggunakan skala
rasio, dihitung menggunakan rumus
yang ada di penelitian Arilaha
(2009).
Current Ratio =
Current Assets
Current Liabilities
Leverage
menunjukkan
hubungan antara jumlah pinjaman
jangka panjang dengan
jumlah
modal
sendiri.
Variabel
ini
menggunakan skala rasio, dengan
mengggunakan rumus seperti yang
digunakan oleh Arilaha (2009).
Debt to Equity
Ratio=
Long Term Debt
Total Equity
Kepemilikan
manajerial
adalah pemegang saham dan pihak
manajemen yang secara aktif ikut
dalam
pengambilan.
Skala
pengukuran yang digunakan adalah
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
skala
nominal.
Kepemilikan
manajerial menggunakan variabel
dummy dengan ketentuan yaitu : 1
untuk perusahaan yang memiliki
kepemilikan manajerial dan 0 untuk
perusahaan yang tidak memiliki
kepemilikan manajerial (Ramadhan
2011).
Ukuran perusahaan yaitu
jumlah keseluruhan kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan yang
mempunyai nilai dan dapat diukur.
Rasio
ukuran
perusahaan
menggunakan pengukuran yang ada
di dalam penelitian
(Nuringsih
2005).
Ukuran perusahaan = Log n (total
assets)
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah
salah satu teknik statistik yang
memiliki tujuan untuk menjelaskan
karakteristik dari suatu data atau
lebih sehingga ciri-ciri unik dari
kelompok data tersebut dapat
diketahui.
Hasil
dari
statistik
deskriptif pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 1.
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan
untuk mengetahui apakah suatu
data berdistribusi normal.
Hasil
dari pengujian normalitas residual
dengan Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat pada Tabel 2. Dari tabel
tersebut diperoleh nilai asymp.sig.
(2-tailed) sebesar 0,332 lebih besar
dari alpha (α=0,05), maka data
dalam penelelitian ini berdistribusi
normal.
108
November 2012
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terdapat
korelasi antar
variabel
bebas
(variabel independen). Hasil dari
pengujian multikolinearitas dapat
dilihat pada Tabel 3. Dari tabel
tersebut seluruh variabel memiliki
nilai tolerance lebih besar dari 0,1
dan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini
dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi kesamaan atau tidak
variance dari residual satu ke
pengamatan
yang
lain.
Uji
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan Uji Glejser. Dari Tabel 4
menunjukkan nilai signifikansi dari
semua variabel lebih besar
dari
0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada model
regresi
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi
ini
dilakukan dengan tujuan untuk
menguji apakah model
regresi
linear ditemukan adanya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada
periode
sebelumnya
dengan
kesalahan pengganggu
sekarang.
Dari Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi
menunjukkan nilai res_2 sebesar
0,540 lebih besar dari sig 0,05
sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi autokorelasi dalam model
regresi.
ISSN: 1410 -9875
Pengujian Hipotesis
Hasil Uji korelasi dan Uji Koefisien
Determinasi (Adjusted R2)
Uji korelasi menunjukkan
nilai R sebesar 0,498 lebih kecil 0,5
maka korelasi atau hubungan
antara variabel independen, yaitu
free cash flow (FCF), profitabilitas
(ROA), likuiditas (CR), leverage
(DER),
kepemilikan
manajerial
(OWN), dan ukuran perusahaan
(SIZE) terhadap variabel dependen,
kebijakan dividen, adalah lemah
dan positif.
Hasil
(Adjusted
R2)
menunjukkan
besarnya
variasi
variabel dependen yang dapat
dijelaskan
oleh
variabel
independen hanya sebesar 19,4%
sedangkan sisanya sebesar 80,6%
dijelaskan oleh factor-faktor lain
yang tidak terdapat di dalam model
penelitian. Hasil pengujian korelasi
dan
koefisien
determinasi
ditunjukkan pada tabel Tabel 6.
Hasil Uji F
Pada Tabel 7 menunjukkan
bahwa nilai signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi ini lebih
kecil
dari
0,05.
Hal
ini
membuktikan bahwa model regresi
fit dan data yang digunakan sesuai
dengan model.
Hasil Uji t
Berdasarkan hasil uji
t
pada Tabel 8, dapat diketahui
bahwa variabel free cash flow
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,330 lebih besar dari 0,05 yang
berarti Ha1 tidak dapat diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa free
cash
flow
tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Variabel
profitabilitas
memiliki nilai signifikansi sebesar
Anton Herdianto
0,000 lebih kecil dari 0,05 yang
berarti Ha2 dapat diterima. Hal ini
menunjukkan
profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Variabel likuiditas memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,889 lebih
besar dari 0,05 yang berarti Ha3
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan
likuiditas
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Variabel leverage memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,667 lebih
besar dari 0,05 yang berarti Ha4
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan
leverage
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Variabel
kepemilikan
manajerial
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,547 lebih
besar dari 0,05 yang berarti Ha5
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan
kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Variabel
ukuran
perusahaan
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,473 lebih
besar dari 0,05 yang berarti Ha6
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan ukuran perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
dan
pembahasan
yang
telah
diuraikan,
dapat
diperoleh
kesimpulan bahwa free cash flow,
likuiditas, leverage, kepemilikan
manajerial, dan ukuran perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Sedangkan,
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
profitabilitas berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Keterbatasan
Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini hanya terbatas
pada
perusahaan
manufaktur.
Penelitian ini hanya menggunakan 6
variabel independen. Keterbatasan
waktu dalam penelitian sehingga
penelitian ini hanya mengambil
sampel selama 3 tahun.
Saran
Berdasarkan keterbatasan
yang
ada,
maka
peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi
kepada
penelitian-penelitian
November 2012
selanjutnya.
Untuk
penelitian
selanjutnya sebaiknya tidak hanya
mengunakan sampel perusahaan
manufaktur saja tetapi juga seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Dapat memasukkan
variabel-variabel
yang
belum
diteliti dalam penelitian ini yang
dapat
mempengaruhi
kebijakan
dividen
perusahaan,
seperti
Collateralizable Assets, growth,
earnings per share dan kepemilikan
institusional. Penambahan jumlah
tahun penelitian agar sampel yang
didapat lebih banyak, sehingga
dapat
mewakili
data
yang
diperlukan.
DAFTAR REFERENSI
Arifanto, Nur Imam dan Prasetiono. 2010. Agency Cost Terhadap Dividend
Payout Ratio. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 8: 141 – 157.
Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas,
Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Volume 13 : 78-87.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 10 :
47 – 58.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J. 2006. Principal of Managerial Finance 11th Edition.
England : Addison-Wesley Publishing.
Hair, Joseph F ., William C. Black, Barry J. Babin dan Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis: A Global Prespective. 7th Edition.
New Jersey: Pearson Education.
Jensen, Michael C.. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance,
and Takeovers”, American Economic Review, Volume 76. No.2 : 323329
Jensen, M.C., dan Meckling, W.H. 1976. Theory of Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economic,
Volume 3. No. 4 : 305-360.
Latiefasari, Hani Diana dan Chabachib. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Deviden (Studi Empiris pada Perusahaan
110
ISSN: 1410 -9875
Anton Herdianto
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009). Jurnal
Manajemen dan Akuntansi, Volume 7 No. 5 : 1-28.
Lloyd, W.P., J.S. Jahera, dan D.E. Page. 1985. Agency Costs and DividendPayout Ratios, Quaterly Journal of Business and Economics.
Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika
Akuntansi, Volume 4. No.2 : 129-138
Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt
To Equity Ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio.
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2 : 1-6.
Miller, Merton H. and Modigliani, Franco. 1961. Dividen Policy, Growth and
the Valuation of Share. Journal of Business, Volume 34 : 411-433.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen :
Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 2 :
103 – 123.
Parica. et.al. 2011. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Likuiditas, Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Automotive
And Allied Product Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Manajemen dan
Akuntansi, Volume 12 No. 2 : 1 - 15.
Purwanti, Dwi dan Sawitri, Peni. 2010. Dampak Rasio Keuangan Terhadap
Kebijakan Dividen. Jurnal Bisma, Volume 3 No. 02 : 17 – 34.
Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan
Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung, No. 01 :
1 – 15.
Ramadhan, Syahril. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Aktiva,
Volume 4 : 80 – 100.
Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio.
Research Days Faculty of Economics Padjajaran University Bandung: 19.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada statistik parametrik. Edisi 1.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research methods for business: a skill
building approach. Fifth Edition. Haddington: Scotprint
Utami, Siti Rahmi dan Eno L. Inanga. 2011. Agency Cost of Free Cash Flow,
Dividen Policy and Leverages of firm in Indonesia. European Journal of
Economics, Finance and Administrative Sciences.
Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collaterazible
Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan
Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Indonesia Peroide 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6 :
474 – 482.
White, Gerald I., Sondhi, Ashwinpul C., dan Fried, Dov. 1998. The Analysis
and Use Of Financial Statements. John Wiley and Sons, Inc. New York.
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Variable
DPR
FCF
ROA
CR
DER
OWN
SIZE
N
90
90
90
90
90
90
90
Minimum
0.0433145
-1.E+13
0.00750185
0.65886641
0.02119034
0
24.8502035
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Maximum
Mean
1.421666192 0.476033305
4.E+12
-1.11E+12
0.411556506 0.149983653
10.6844899 3.154436953
7.664102378 0.331766143
1 0.488888889
32.35714265 28.27708028
November 2012
Std. Deviation
0.306080904
2.900E+12
0.097633479
2.234852612
0.878853923
0.502676979
1.684299753
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N
Asymp. Sig. (2-tailed)
90
0.332
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
Model
FCF
ROA
CR
DER
OWN
SIZE
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistic
Tolerance
VIF
0,627
1,594
0,794
1,259
0,724
1,381
0,832
1,202
0,887
1,127
0,515
1,944
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
Sig.
Kesimpulan
FCF
0,806
Tidak terjadi heteroskedastisitas
ROA
0,106
Tidak terjadi heteroskedastisitas
CR
0,865
Tidak terjadi heteroskedastisitas
DER
0,702
Tidak terjadi heteroskedastisitas
OWN
0,342
Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE
0,112
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Dependent Variable: ares_1
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
112
ISSN: 1410 -9875
Anton Herdianto
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model
Sig.
FCF
0,916
Tidak
ROA
1,000
Tidak
CR
0,924
Tidak
DER
0,907
Tidak
OWN
0,851
Tidak
SIZE
0,951
Tidak
res_2
0,540
Tidak
Dependent Variabel: Unstandardized Residual
Kesimpulan
terjadi autokorelasi
terjadi autokorelasi
terjadi autokorelasi
terjadi autokorelasi
terjadi autokorelasi
terjadi autokorelasi
terjadi autokorelasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
Tabel 6
Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model
R
Adjusted R Square
1
0,498
0,194
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
Tabel 7
Hasil Uji F
Model
1
Sig
0,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
Variabel
(Constant)
FCF
ROA
CR
DER
OWN
SIZE
Tabel 8
Hasil Uji t
B
-0,190
1.243E-14
1.360
0,002
-0,016
-0,037
0,017
Sig.
0,782
0,330
0,000
0,889
0,667
0,547
0,473
Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v. 19
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
114
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 1, November 2012, Hlm. 115-128
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ARLEEN HERAWATY
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to analyze the factors that influencing
income smoothing practices among manufacturing companies listed on
Indonesia Stock Exchange. The factors being examined were firm size, return
on asset, financial leverage, dividend payout ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, and operating leverage. The sample used in this research were
32 companies listed on Indonesia Stock Exchange, with a period from 2008
until 2010. The sample was classified into smoother and non smoother using
Eckel’s model. Data were analyzed using binary logistics regression. The
result of this study indicated that firm size, return on asset, financial
leverage, dividend payout ratio, debt to equity ratio, and operating leverage
do not have significant influence to income smoothing practices but net
profit margin have significant influence to income smoothing.
Keywords: Firm Size, Return on Asset, Financial Leverage, Dividend Payout
Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Operating
Leverage, Income Smoothing.
tarik yang dimiliki perusahaan agar
investor
mau
menanamkan
dananya.
Indikator
yang
umumnya
digunakan oleh investor untuk
pengambilan keputusan investasi
salah
satunya
adalah
laba
perusahaan yang ada dalam laporan
keuangan. Dengan asumsi bahwa
investor adalah penolak resiko (risk
averse) sehingga mereka akan lebih
memilih
berinvestasi
pada
PENDAHULUAN
Dengan
dimulainya
perdagangan bebas antar negara
ASEAN,
saat
ini
perusahaanperusahaan di Indonesia mulai
menghadapi
tingkat
persaingan
global
yang
sangat
ketat.
Persaingan yang ketat ini akan
mengakibatkan
perusahaanperusahaan
tersebut
saling
berusaha untuk meningkatkan daya
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
perusahaan dengan laba
yang
stabil, maka perusahaan akan
berusaha menormalkan labanya.
Tindakan menormalkan laba inilah
yang
disebut
dengan
praktik
perataan laba (income smoothing).
Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian Subijanto
dan Viriany (2011) yang menguji
pengaruh ukuran
perusahaan,
return on asset, financial leverage,
dan dividend payout
ratio.
Penelitian ini akan mereplikasi
penelitian
sebelumnya
dengan
menambahkan variabel debt to
equity ratio, net profit margin, dan
operating leverage.
Selain
itu,
perbedaan
penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada periode
yang
digunakan.
Penelitian
sebelumnya
mengambil
periode
tahun
2005-2007
sedangkan
penelitian ini mengambil periode
tahun 2008-2010 karena hasil yang
didapat akan lebih baru
dan
peneliti ingin melihat apakah hasil
penelitian ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut,
pertama pendahuluan menjelaskan
mengenai
latar
belakang
penelitian, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian,
serta
sistematika
pembahasan.
Kedua,
menjelaskan
mengenai
mengenai
teori-teori
yang
mendasari praktik perataan laba
dan penjelasan untuk masingmasing variabel dependen dan
independen, penelitian terdahulu,
model penelitian serta perumusan
hipotesis.
Ketiga,
menjelaskan
mengenai bentuk penelitian, obyek
penelitian,
definisi
operasional
variabel dan pengukurannya, teknik
pengumpulan data dan metode
116
November 2012
analisis data yang akan digunakan.
Keempat, berisi gambaran umum
sampel (obyek penelitian), statistik
deskriptif dan hasil uji hipotesis
dan
terakhir
terkait
pada
kesimpulan,
keterbatasan
dan
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Anthony dan Govindarajan
(2005)
dalam
Budiasih
(2009)
menyatakan bahwa agency theory
menjelaskan mengenai hubungan
antara pemilik perusahaan dan
manajemen
yang
diistilahkan
dengan principal dan agent. Dalam
teori ini timbul konflik kepentingan
antara
principal
dan
agent
dikarenakan aktivitas dari agent
tidak
dapat
dimonitor
oleh
principal setiap waktu, oleh karena
itu informasi mengenai perusahaan
akan diketahui lebih banyak oleh
agent dan akan menimbulkan
ketidakseimbangan
informasi.
Dengan adanya ketidakseimbangan
informasi dan konflik kepentingan,
maka beberapa informasi yang
dimiliki oleh agent mungkin akan
disembunyikan, terutama informasi
yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja, sehingga informasi yang
disajikan kepada principal bukan
merupakan
informasi
yang
sebenarnya.
Commander Theory
Pada teori ini dijelaskan
bahwa dalam suatu perusahaan ada
pihak yang mempunyai kekuasaan
untuk mengendalikan sumber daya
yang dimiliki perusahaan yang
disebut
”Commander”.
Pemilik
ISSN: 1410 -9875
perusahaan
adalah
commander
pada perusahaan
perorangan,
namun pemilik dari perusahaan
besar yang sudah go public adalah
para pemegang saham, dimana hak
untuk mengendalikan sumber daya
perusahaan tidak dimiliki oleh
pemegang saham ini, melainkan
mereka hanya dapat menggunakan
persentase
kepemilikan
mereka
untuk
mempengaruhi
kinerja
manajemen. Pada akhirnya, sumber
daya
dari
perusahaan
tetap
dikendalikan oleh manajemen. Hal
inilah yang berdampak langsung
terhadap praktik perataan laba.
(Oktaviani dan Lina, 2011).
Perataan Laba (Income Smoothing)
Menurut Koch (1981) dalam
Suwito dan
Herawaty
(2005),
perataan laba adalah alat yang
digunakan oleh manajemen agar
laba yang dilaporkan sesuai dengan
target yang diinginkan dengan
maksud untuk mengurangi fluktuasi
laba, umumnya dilakukan dengan
melalui metode akuntansi maupun
melalui transaksi. Sementara itu,
Kusnawati danEkawati
(2006)
dalam Herni dan Susanto (2008)
menyatakan bahwa perataan laba
merupakan proses yang dilakukan
agar laba yang dilaporkan relatif
stabil melalui manipulasi laporan
keuangan.
Penelitian Kustono (2009)
menyatakan
bahwa
penelitianpenelitian mengenai perataan laba
mengindikasi bahwa stabilitas posisi
manajer dalam suatu perusahaan
akan dipengaruhi oleh
struktur
aliran laba perusahaan, dimana
posisi
ini
menentukan
kesejahteraan manajer.
Oleh
karena
itu,
manajer
akan
termotivasi
untuk
melakukan
Arleen Herawaty
perataan laba untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah
suatu
skala
yang
dapat
mengidentifikasikan besar kecilnya
perusahaan melalui beberapa cara,
yakni total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Ukuran
perusahaan terdiri dari
tiga
kategori yaitu perusahaan kecil,
perusahaan
menengah,
dan
perusahaan besar (Suwito dan
Herawaty, 2005).
Zimmerman
dan
Watts
(1986) dalam Rahmawati dan Muid
(2012) menyatakan bahwa dengan
semakin
besarnya
ukuran
perusahaan yang ditandai dengan
besarnya asset perusahaan, maka
pembebanan biaya yang lebih tinggi
kepada perusahaan akan dilakukan
karena pembebanan biaya tersebut
dianggap
sesuai
dengan
kemampuan perusahaan.
Oleh
karena itu, untuk menghindari
pembebanan biaya yang terlalu
tinggi, maka perusahaan besar
cenderung
melakukan
praktik
perataan laba.
Return on Asset
Profitabilitas
umumnya
digunakan oleh investor
dan
kreditor dalam menilai seberapa
efektif
perusahaan
dalam
mengelola sumber
daya
yang
dimilikinya (Zuhroh, 1996 dalam
Syafriont, 2008). Salah satu rasio
yang digunakan dalam menghitung
profitabilitas adalah
return
on
asset dimana rasio ini mengukur
mengenai efektivitas perusahaan
dalam
menghasilkan
laba
menggunakan aktiva yang dimiliki
perusahaan.
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Penelitian Kustono dan Sari
(2012) menyatakan bahwa kinerja
manajemen dinilai dari tingkat laba
yang
mampu
dihasilkan
oleh
perusahaan. Ketika return on asset
yang dihasilkan perusahaan rendah,
maka kinerja manajemen akan
dinilai
tidak
baik
sehingga
kedudukan manajemen terancam.
Oleh karena itu agar terhindar dari
pengambilalihan kedudukan, maka
manajemen
akan
melakukan
praktik perataan laba ketika return
on asset perusahaan rendah.
Financial Leverage
Menurut
Sartono
(2001)
dalam Budiasih (2009), financial
leverage menunjukkan besarnya
penggunaan utang
perusahaan
untuk
membiayai
investasi
perusahaan. Resiko yang akan
ditanggung oleh investor akan
semakin besar ketika utang yang
digunakan oleh perusahaan semakin
besar, akibatnya investor akan
meminta tingkat keuntungan yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, demi
mencegah hal tersebut terjadi,
perusahaan cenderung melakukan
praktik perataan laba.
Dividend Payout Ratio
Menurut Stice, et.al. (2005)
dalam Suharli (2007), dividen
adalah pembagian laba untuk para
pemegang saham dalam bentuk
uang
tunai
maupun
saham.
Purwanto (2009)
menyatakan
bahwa dividen memiliki pengaruh
terhadap praktik perataan laba
karena kebijakan dividen akan
berimplikasi
pada
pengambilan
keputusan
investor
dalam
pembelian saham
perusahaan.
Pihak investor menyukai tingkat
dividen yang tinggi tapi juga
merupakan pihak yang menolak
118
November 2012
resiko, sedangkan perusahaan yang
menetapkan tingkat dividen yang
tinggi juga akan memiliki resiko
yang tinggi saat terjadi fluktuasi
laba yang besar. Oleh karena itu,
dengan adanya tuntutan
untuk
dapat membagikan dividen yang
tinggi dengan resiko yang kecil
membuat pihak manajemen akan
melakukan praktik perataan laba
pada
saat
laba
perusahaan
berfluktuasi.
Debt to Equity Ratio
Menurut Robert Ang (1997)
dalam Rahmawati dan Muid (2012),
debt to equity ratio menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar hutangnya dengan modal
perusahaan dimana semakin besar
debt to equity ratio maka hal ini
menunjukkan bahwa total hutang
perusahaan lebih besar daripada
modal sendiri yang memberikan
indikasi
bahwa
perusahaan
kemungkinan
tidak
dapat
membayar semua hutangnya, hal
ini akan membuat kreditor takut
untuk
meminjamkan
dananya
kepada
perusahaan.
Akibatnya
tingkat pendanaan perusahaan akan
semakin
rendah
yang
dapat
menyebabkan terjadinya penurunan
laba. Oleh karena itu perusahaan
dengan debt to equity ratio yang
tinggi akan melakukan praktik
perataan laba untuk membuat laba
perusahaan menjadi stabil (Robert
Ang, 1997 dalam Rahmawati dan
Muid, 2012).
Net Profit Margin
Net
profit
margin
merupakan suatu pengukuran setiap
satuan nilai penjualan yang tersisa
setelah dikurangi seluruh biaya,
bunga dan pajak. Secara logis, net
profit margin terkait langsung
ISSN: 1410 -9875
dengan
objek
perataan
penghasilan, oleh karena
itu
variabel ini diduga mempengaruhi
perataan laba (Salno dan Baridwan,
2000 dalam Suwito dan Herawaty,
2005).
Menurut Rahmawati dan Muid
(2012), perusahaan yang memiliki
net profit margin yang stabil
menandakan perusahaan memiliki
laba yang stabil dan sebaliknya
ketika net
profit
margin
perusahaan berfluktuasi maka hal
ini menandakan laba perusahaan
berfluktuasi.
Ketika
laba
perusahaan
berfluktuasi,
maka
kinerja manajer akan dinilai kurang
optimal bagi investor dan pada
akhirnya
investor
tidak
akan
menanamkan
dananya
pada
perusahaan. Oleh
karena itu,
perusahaan dengan net profit
margin yang berfluktuasi lebih
cenderung
melakukan
praktik
perataan laba.
Operating Leverage
Menurut
Riyanto
(1998)
dalam Syafriont (2008), operating
leverage
berhubungan
dengan
penggunaan aktiva yang disertai
biaya tetap dengan harapan agar
pendapatan yang dihasilkan oleh
penggunaan aktiva tersebut dapat
menutup biaya tetap dan biaya
variabel.
Penelitian
Syafriont
(2008)
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
memiliki
operating
leverage
tinggi
cenderung
melakukan
praktik
perataan
laba
dibandingkan
perusahaan
yang
memiliki
operating
leverage
rendah
dikarenakan
perusahaan
yang
memiliki operating leverage yang
tinggi
menandakan
bahwa
perusahaan
telah
melakukan
investasi yang besar pada aktiva
Arleen Herawaty
tetap dan akibatnya perusahaan
akan mempunyai biaya tetap yang
tinggi. Dengan biaya tetap yang
tinggi, maka ketika terjadi sedikit
saja penurunan dalam penjualan
dapat mengakibatkan penurunan
yang besar pada laba operasi
perusahaan,
sehingga
resiko
perusahaan menjadi tinggi.
Model
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Ukuran Perusahaan
Return on Asset
Financial Leverage
Dividend Payout
Ratio
Perataan Laba
Debt to Equity
Ratio
Net Profit Margin
Operating
Gambar 1 Model Penelitian
Hipotesis
Ha1 : Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
praktik perataan laba.
Ha2 : Terdapat pengaruh return
on asset terhadap praktik
perataan laba.
Ha3 :
Terdapat
pengaruh
financial leverage terhadap
praktik perataan laba.
Ha4 :
Terdapat
pengaruh
dividend
payout
ratio
terhadap praktik perataan
laba.
Ha5 : Terdapat pengaruh debt to
equity
ratio
terhadap
praktik perataan laba.
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
Ha6 :
Ha7 :
Terdapat pengaruh
net
profit
margin
terhadap
praktik perataan laba.
Terdapat
pengaruh
operating
leverage
terhadap praktik perataan
laba.
METODA PENELITIAN
Obyek Penelitian
Objek
penelitian
yang
digunakan
adalah
perusahaanperusahaan go
public
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2008-2010 dimana
sampel
yang
diambil
adalah
perusahaan manufaktur. Penelitian
ini menggunakan metode purposive
sampling dalam pemilihan sampel
dengan
perincian
proses
pengambilan
sampel
sebagai
berikut:
Tabel 1 Prosedur Pemilihan
Sampel
Keterangan
Perusahaan
manufaktur yang
konsisten terdaftar
di BEI selama
periode 2006-2010
Perusahaan yang
tidak konsisten
membagikan dividen
selama periode
2008-2010
Perusahaan yang
tidak menerbitkan
laporan keuangan
per 31 Desember
Perusahaan yang
tidak menyajikan
laporan keuangan
dalam mata uang
rupiah
Perusahaan
Jumlah sampel akhir
32
November 2012
Sumber: Hasil pengumpulan data
penelitian
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Variabel Independen
Ukuran perusahaan diukur
menggunakan skala rasio dimana
rumusnya adalah sebagai berikut
(Budiasih, 2009):
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva
Return on asset diukur
menggunakan skala rasio dimana
rumusnya adalah sebagai berikut
(Masodah, 2007):
Return on Asset = Laba Bersih Sebelum Pajak x 100%
Total Aktiva
Financial leverage diukur
menggunakan skala rasio yang
diproksikan menggunakan debt to
total assets
ratio,
dimana
rumusnya adalah sebagai berikut
(Dewi dan Carina, 2008):
Data
Debt to Total Assets Ratio = Total Utang
Total Aktiva
117
351
(81)
(243)
Dividend
payout
ratio
diukur menggunakan skala rasio
dimana rumusnya adalah sebagai
berikut (Budiasih, 2009):
Dividen per Lembar Saham x 100%
Dividend Payout Laba per Lembar Saham
Ratio =
(1)
(3)
(3)
(9)
Debt to equity ratio diukur
menggunakan skala rasio dimana
rumusnya adalah sebagai berikut
(Syafriont, 2008):
Debt to Equity Ratio = Total Utang
Total Ekuitas
96
Net
profit
margin
diukur
menggunakan skala rasio dimana
120
ISSN: 1410 -9875
rumusnya adalah sebagai berikut
(Suryandari, 2012):
Arleen Herawaty
CV ∆I dan CV ∆S
: ∆X
=
∑(∆x ‐ ∆X)2
n–1
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%
Total
Penjualan
Operating leverage diukur
menggunakan skala rasio dimana
rumusnya adalah sebagai berikut
(Gitman and Zutter, 2012):
Operating Leverage = % Perubahan EBIT
% Perubahan Sales
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam
penelitian
ini
adalah
praktik
perataan laba (income smoothing).
Skala yang digunakan adalah skala
nominal. Variabel ini akan diukur
menggunakan indeks (Eckel, 1981
dalam Herni dan Susanto, 2008)
untuk menentukan perusahaan yang
melakukan perataan laba dengan
yang tidak melakukan perataan
laba.
Indeks
Eckel
diukur
menggunakan Coefficient Variation
(CV) variabel penghasilan dan
variabel penjualan bersih
yang
dapat dihitung sebagai berikut:
Indeks Eckel = CV ∆I
CV ∆S
CV ∆I dan CV ∆S dapat dihitung
sebagai berikut:
CV ∆I dan CV ∆S= Standard Deviation
Expected Value
Atau
Keterangan:
∆x :
Perubahan
penghasilan
bersih atau laba (I) atau
penjualan (S) antara tahun n1 dan tahun n
∆X : Rata‐rata
perubahan
penghasilan bersih atau laba
(I) atau penjualan (S) antara
tahun n-1 dan tahun n
N : Banyaknya tahun yang diamati
Apabila CV ∆I > CV ∆S, maka
perusahaan
tidak
digolongkan
sebagai
perusahaan
yang
melakukan praktik perataan laba.
Metoda Analisis Data
Model pengujian hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ln P/1‐P = α + β1(TA) + β2(ROA) +
β3(FL) + β4(DPR) + β5(DER) +
β6(NPM) + β7(OL) + e
Keterangan:
Α
: Konstanta
β1‐ β7
: Koefisien
Regresi
Logistik
TA
: Ukuran Perusahaan
ROA
: Return on Asset
FL
: Financial Leverage
DPR
: Dividend
Payout
Ratio
DER
: Debt to Equity Ratio
NPM
: Net Profit Margin
OL
: Operating Leverage
e
: Faktor gangguan
Ln P/1-P
: Status perataan laba
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Hasil pengujian statistik deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Minimum Maximum
Mean
SIZE
ROA
FINAN_LEV
DPR
DER
NPM
OPER_LEV
PRATA_NON
Valid N (listwide)
Sumber: pengolahan
96
25.0114
32.6649
96
.3266
56.7615
96
.0943
.9054
96
1.2719
122.7697
96
.1041
9.5709
96
.0755
28.9549
96
-89.3380
26.7097
96
.00
1.00
96
data dengan SPSS
28.519410
19.448612
.398285
43.382216
1.148224
11.027755
1.488978
.4479
Std.
Deviation
1.6502129
13.0216591
.2012207
29.8745599
1.7615974
6.7807210
10.9185383
.49989
Uji Hipotesis
Tabel 3 Hasil Uji -2 Log Likelihood
Keterangan
-2 log likelihood
Block Number = 0
132.041
Block Number = 1
111.201
Sumber: pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 3 di atas, terlihat bahwa nilai -2 log likelihood
menurun nilainya sebesar 20.839 bila dibandingkan antara iterasi Block 0
(hanya konstanta) dengan iterasi pada Block 1 (iterasi yang mengikutkan
semua variabel independen) yaitu dari 132.041 menjadi 111.201. Penurunan
nilai ini menunjukkan bahwa model tersebut sudah fit atau sesuai dengan
data.
Step
1
Tabel 4 Hasil Uji Nagelkerke R Square
-2 Log
Cox & Snell Nagelkerk
likelihood
R Square
eR
Square
a
111.201
.195
.261
Sumber: pengolahan data dengan SPSS
122
ISSN: 1410 -9875
Berdasarkan tabel 4 di atas
terlihat bahwa nilai Nagelkerke R
Square sebesar 0.261 yang berarti
bahwa hanya 26.1 persen variasi
dari
variabel
dependen
yaitu
perataan
laba
yang
dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
independen dalam model ini yaitu
ukuran perusahaan, return
on
asset, financial leverage, dividend
payout ratio, debt to equity ratio,
net profit margin, dan operating
leverage,
sedangkan
sisanya
dijelaskan oleh variasi variabel
independen
lain
yang
tidak
Arleen Herawaty
terdapat dalam model penelitian
ini.
Tabel 5 Hasil Uji Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Ste
Chidf
Sig.
p
square
1
6.727
8
.566
Sumber: pengolahan data dengan
SPSS
Berdasarkan tabel 5 di atas
terlihat bahwa nilai signifikansi
sebesar 0.566 yang mana
lebih
besar
dari
0.05.
Hal
ini
menunjukkan bahwa model fit
dengan data observasi penelitian.
Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model
Predicted
PRATA_NON
Observed
nonprata prata
41
12
nonprata
PRATA_NON
19
24
Step 1
prata
Overall Percentage
Berdasarkan hasil uji t pada tabel
11 di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa
variabel
kepemilikan
manajerial (INSDR) memiliki nilai
signifikan sebesar 0,739 lebih besar
dari
0,05.
Hal
ini
berarti
kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang perusahaan sehingga Ha1
tidak diterima.
Variabel
kepemilikan
institusional (INST) memiliki nilai
signifikan sebesar 0,042 lebih kecil
dari
0,05.
Hal
ini
berarti
kepemilikan
institusional
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan
sehingga Ha2 diterima. Artinya
semakin
tinggi
kepemilikan
Percentage
Correct
77.4
55.8
67.7
institusional maka investor akan
semakin efektif dalam
Sumber:
pengolahan
data
dengan SPSS
Berdasarkan tabel 6 di atas
terlihat bahwa berdasarkan data
yang diperoleh, ada 43 perusahaan
yang melakukan perataan laba,
akan tetapi yang tepat diprediksi
berdasarkan model sebanyak 24
perusahaan (55.8%, 24/43) dan
sisanya 19 perusahaan (19.8%,
19/96) tidak tepat diprediksi yang
merupakan kesalahan tipe 1.
Untuk perusahaan yang tidak
melakukan perataan laba sebanyak
53 perusahaan, akan tetapi yang
tepat diprediksi berdasarkan model
sebesar 41 perusahaan (77.4%,
41/53) dan sisanya sebanyak 12
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
perusahaan (12.5%, 12/96) tidak
tepat diprediksi yang merupakan
kesalahan
tipe
2.
Secara
November 2012
keseluruhan, ketepatan prediksi
berdasarkan model sebanyak 65
perusahaan (67.7%, 65/96).
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Koefisien
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
SIZE
.119
.149
.639
1
.424
1.126
ROA
-.034
.033
1.038
1
.308
.967
FINAN_LEV
2.555
2.368
1.165
1
.280
12.877
DPR
.018
.010
3.099
1
.078
1.018
DER
-.519
.389
1.779
1
.182
.595
NPM
.125
.061
4.234
1
.040
1.133
OPER_LEV
-.043
.044
.944
1
.331
.958
Constant
-5531
4.101
1.820
1
.177
.004
Sumber: pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 7 di atas,
hasil pengujian untuk variabel
ukuran perusahaan (SIZE) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.424 yang
jauh lebih besar dari 0.05 yang
berarti Ha1 gagal diterima. Dengan
gagal diterimanya Ha1, hal ini
menunjukkan bahwa
variabel
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap praktik perataan laba.
Hasil pengujian
untuk
variabel return on asset (ROA)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0.308 yang jauh lebih besar dari
0.05
yang
berarti
Ha2 gagal
diterima. Dengan gagal diterimanya
Ha2, hal ini menunjukkan bahwa
variabel return on asset tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap praktik perataan laba.
Hasil pengujian
untuk
variabel
financial
leverage
(FINAN_LEV)
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0.280 yang jauh
lebih besar dari 0.05 yang berarti
Ha3 gagal diterima. Dengan gagal
124
diterimanya
Ha3,
hal
ini
menunjukkan
bahwa
variabel
financial
leverage
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap praktik perataan laba.
Hasil
pengujian
untuk
variabel dividend
payout
ratio
(DPR) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0.078 yang jauh lebih besar
dari 0.05 yang berarti Ha4 gagal
diterima. Dengan gagal diterimanya
Ha4, hal ini menunjukkan bahwa
variabel dividend
payout
ratio
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap praktik perataan laba.
Hasil
pengujian
untuk
variabel debt to equity ratio (DER)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0.182 yang jauh lebih besar dari
0.05
yang
berarti
Ha5 gagal
diterima. Dengan gagal diterimanya
Ha5, hal ini menunjukkan bahwa
variabel debt to equity ratio tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap praktik perataan laba.
Hasil
pengujian
untuk
variabel net profit margin (NPM)
ISSN: 1410 -9875
memiliki nilai signifikansi sebesar
0.040 yang jauh lebih kecil dari
0.05 yang berarti Ha6 diterima.
Dengan diterimanya Ha6, hal ini
menunjukkan bahwa variabel net
profit margin berpengaruh positif
terhadap praktik perataan laba.
Hasil
pengujian
untuk
variabel
operating
leverage
(OPER_LEV)
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0.331 yang jauh
lebih besar dari 0.05 yang berarti
Ha7 gagal diterima. Dengan gagal
diterimanya
Ha7,
hal
ini
menunjukkan
bahwa
variabel
operating
leverage
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap praktik perataan laba.
PENUTUP
Berdasarkan hasil
analisis
dan
pembahasan
yang
telah
diuraikan
dapat
diperoleh
kesimpulan bahwa tidak terdapat
pengaruh
variabel
ukuran
perusahaan
terhadap
praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
konsisten
dengan
penelitian
Oktaviani dan
Lina
(2011),
Subijanto dan Viriany (2011),
Kustono (2009), Syafriont (2008),
Wijayanti dan Rahayu (2008) serta
Martinez dan Castro (2011). Akan
tetapi hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
Susanto dan Oktaviani (2011),
Budiasih (2009), Herni dan Susanto
(2008), dan Moses (1987) dalam
Utomo dan Siregar (2008).
Tidak terdapat
pengaruh
variabel return on asset terhadap
praktik
perataan
laba.
Hasil
penelitian ini konsisten dengan
penelitian Subijanto dan Viriany
(2011), Susanto dan Oktaviani
Arleen Herawaty
(2011), Wijayanti dan Rahayu
(2008), Juniarti
dan
Corolina
(2005), serta Suwito dan Herawaty
(2005). Akan tetapi hasil penelitian
ini
tidak konsisten
dengan
penelitian Oktaviani dan Lina
(2011), Budiasih (2009), Utomo dan
Siregar (2008), serta Herni dan
Susanto (2008).
Tidak
terdapat
pengaruh
variabel
financial
leverage
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan penelitian Subijanto dan
Viriany (2011), Budiasih (2009),
Wijayanti dan Rahayu (2008), Herni
dan Susanto (2008) serta Utomo
dan Siregar (2008). Akan tetapi
hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Husnan (1998)
dalam Dewi dan Carina (2008) serta
Jin dan Machfoedz (1998) dalam
Dewi dan Carina (2008).
Tidak
terdapat
pengaruh
variabel dividend payout ratio
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan penelitian Subijanto dan
Viriany (2011) serta Kustono (2009).
Akan tetapi hasil penelitian
ini
tidak konsisten dengan penelitian
Budiasih (2009)
serta
Sartono
(2001) dalam Budiasih (2009).
Tidak terdapat
pengaruh
variabel debt to equity ratio
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan penelitian Susanto dan
Oktaviani (2011), Oktaviani
dan
Lina (2011) serta Suwarno (2004)
dalam Syafriont (2008). Akan tetapi
hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Santoso (2010),
Masodah (2007) serta Syafriont
(2008).
Terdapat pengaruh variabel
net profit margin terhadap praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
konsisten
dengan
penelitian
Susanto dan Oktaviani (2011),
Oktaviani dan Lina (2011) serta
Narsa, et.al. (2003) dalam Dewi
dan Carina (2008). Akan tetapi hasil
penelitian
ini
tidak
konsisten
dengan penelitian Dewi dan Carina
(2008),
Suwito
dan
Herawaty
(2005), serta Salno dan Baridwan
(2000) dalam Dewi dan Carina
(2008).
Tidak terdapat pengaruh
variabel
operating
leverage
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan penelitian Oktaviani dan
Lina (2011) Syafriont (2008), Suwito
dan
Herawaty
(2005),
serta
Suwarno (2004) dalam Syafriont
(2008). Akan tetapi hasil penelitian
ini tidak
konsisten
dengan
penelitian Jin dan
Machfoedz
(1998) dalam Syafriont (2008),
Zuhroh (1996) dalam
Syafriont
(2008) serta Ashari, et.al. (1994)
dalam Suwito dan Herawaty (2005).
Dari penelitian yang telah
dilakukan,
masih
terdapat
November 2012
beberapa
keterbatasan
yaitu
penelitian ini hanya menggunakan
sampel perusahaan manufaktur,
kemudian rentang waktu yang
digunakan dalam penelitian
ini
hanya mencakup tiga tahun, karena
keterbatasan waktu, data tidak
berdistribusi normal, data ini masih
terdapat
masalah
heteroskedastisitas, penelitan ini
hanya menggunakan tujuh variabel
independen.
Berdasarkan
keterbatasan
yang
ada,
maka
peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi
kepada
peneliti-peneliti
selanjutnya. Rekomendasi tersebut
antara lain yaitu memperbanyak
jumlah sampel di luar perusahaan
manufaktur, misalnya perusahaan
non manufaktur, memperpanjang
periode penelitian misalnya selama
lima
tahun,
dan
terakhir
menambahkan variabel independen
yang dapat mempengaruhi perataan
laba seperti harga saham dan umur
perusahaan.
REFERENSI
Belkaoui, A.R. 2000. Accounting Theory. University of Illinois at Chicago.
Illinois, USA.
Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.4, No.1, Januari: 44-50.
Dewi, S.P. dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik
Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan
Lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, No.02,
Mei: 117-131.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, L.J. dan Zhad J.Z. 2012. Principle of Management Finance. United
States: Pearson Education.
Godfrey, J.M. 2010. Accounting Theory Seventh Edition. Australia: John Willey
and Sons Ltd.
126
ISSN: 1410 -9875
Arleen Herawaty
Harahap, S.S. 2004. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Herni dan Y.K. Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik
Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas, dan Resiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba
(Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.23, No.3, Juli: 302-314.
Juniarti dan Corolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go
Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, November: 148162.
Kustono, A.S. 2009. Pengaruh Ukuran, Devidend Payout, Resiko Spesifik, dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006.
Jurnal Ekonomi Bisnis, No.3, November: 200-205.
Kustono, A.S. dan Evelin D.K. 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Financial
Leverage Terhadap Praktik Perataan Penghasilan Pada Bank-Bank di
Indonesia. Media Riset Akuntansi, Vol.2, No.2, Agustus: 99-112.
Masodah. 2007. Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga
Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding
Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil, Vol.2, Agustus: 16-23.
Martinez, A.L. & Castro. 2011. The Smoothing Hypothesis, Stock Returns And
Risk In Brazil. Brazilian Administration Review, Vol.8, No.1.
Oktaviani, Monica dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Income
Smoothing Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Akuntabilitas, Vol.11,
No.1, September: 68-88.
Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Praktik Perataan Laba. Diponegoro Journal of Accounting,
Vol.1, No.2: 1-14.
Santoso, Yosika Tri. 2010. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Company Size,
Financial Leverage, dan DER terhadap Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Subijanto, Jessica dan Viriany. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Tahun 2005-2007. Jurnal Akuntansi, Vol.XV, No.2, Mei: 190-201.
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.9, No.1, Mei: 9-17.
Suryandari, N.N. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income
Smoothing. Media Komunikasi FIS, Vol.1, No.1, April: 1-15.
Susanto, Herry dan Melinda Oktaviani. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perataan Laba Periode 2006-2009 (Studi Empiris: Sektor
Perbankan dan Asuransi yang Terdaftar di BEI). Proceeding Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Sipil, Vol.4, Oktober: 20-26.
Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 1
November 2012
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
Akuntansi VIII, September: 136-146.
Syafriont. 2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Perataan Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Vol.12, No.2, Mei: 217-228.
Utomo, S.B. dan B. Siregar. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
dan Kontrol Kepemilikan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal
Akuntansi Manajemen, Vol. 19, Agustus: 113-125.
Wijayanti, D.L. dan S.I. Rahayu. 2008. Analisis Perataan Laba (Income
Smoothing) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Pada
Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Dikta Ekonomi, Vol.5,
No.2, Agustus: 155-169.
Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Asing dan Non Asing di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol.8, No.1, Juni:
99-125.
128
Download