Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA PENDAHULUAN

advertisement
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
BAB
1
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia dapat dikatakan relatif masih jauh tertinggal
dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur perkotaan lainnya. Berbagai program pembangunan
sanitasi telah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat, namun demikian hasilnya masih belum
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat yang dinamis dan terus meningkat. Oleh sebab
itu dibutuhkan upaya percepatan pembangunan sanitasi.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program nasional
pembangunan sanitasi di Indonesia yang digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)
dengan mempromosikan Strategi Sanitasi Kota (SSK). SSK merupakan dokumen cetak biru berisi
pembangunan sanitasi sebuah kota/kabupaten yang komprehensif. Program ini diresmikan tahun 2009
oleh Wakil Presiden Boediono dalam deklarasi yang dikeluarkan pada Konferensi Sanitasi Nasional
(KSN) II, PPSP diarahkan pada 3 sasaran, yakni:
1. Menghentikan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) pada tahun 2014, di perkotaan
dan pedesaan.
2. Pengurangan timbunan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang ramah
lingkungan
3. Pengurangan genangan di 100 kabupaten/kota seluas 22.500 hektar.
Program ini juga untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia memenuhi tujuan – tujuan
Millenium Development Goals (MDGs), khususnya yang terkait dengan Butir 7 Target ke-10 MDGs,
yakni mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutan pada
air yang aman diminum dan sanitasi yang layak pada tahun 2015. Target PPSP adalah pada tahun
2015 dapat menjangkau 330 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Ternyata, hasil pencapaiannya jauh
melebihi target. Sampai dengan tahun 2014 ini, telah 446 kota/kabupaten yang tercatat sebagai peserta
program PPSP termasuk diantaranya adalah Kabupaten Konawe Utara sebagai salah satu daerah
otonom yang baru dimekarkan berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2007 tentang
pembentukan Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diharapkan bisa menjadi
payung bagi berbagai aktivitas terkait pembangunan sektor sanitasi yang berlangsung dan
mengimplementasikan pembangunan sanitasi dengan mengacu kepada Strategi Sanitasi Kabupaten
yang nantinya akan dibuat.
1
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
Untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan sanitasi yang layak, diperlukan suatu baseline data terkait kondisi sanitasi
kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
(SSK) dan keperluan pemantuan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi, diperlukan buku
panduan yang dilebih dikenal dengan Buku Putih Sanitasi Kabupaten.
Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan
kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek
keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspekaspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan
data teraktual dan telah disepakati seluruh satuan kerja perangkat dinas (SKPD) dan pemangku
kepentingan terkait pembangunan sanitasi yang disusun oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi
Kabupaten Konawe Utara dengan cakupan berskala Kabupaten. Proses tersebut harus dapat
menghasilkan dokumen perencanaan strategis yang mencerminkan 4 (empat) karakteristik dokumen
perencanaan di dalam PPSP, yaitu:
1. Dari, oleh dan untuk Kabupaten Konawe Utara
2. Berdasarkan Data Empiris,
3. Menggunakan pendekatan top down meets bottom up,
4. Komprehensif dan berskala kabupaten
1.2
Landasan Gerak
1.2.1
Definisi Sanitasi
Pengertian Sanitasi dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (berdasarkan Buku
Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi, TTPS, 2010) adalah upaya membuang limbah cair
domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik di tingkat rumah
tangga maupun lingkungan perumahan.
1.2.2
Ruang Lingkup Sanitasi
Beberapa Pengertian dasar dalam penanganan sanitasi adalah sebagai berikut:
1. Air Limbah Domestik, yaitu limbah cair rumah tangga yang mencakup limbah black water dan
grey water. Limbah black water adalah limbah cair yang dihasilkan dari WC rumah tangga,
yakni berupa urin, tinja, air pembersih anus, air guyur, dan materi pembersih atau materi
lainnya. Limbah grey water adalah limbah cair dari berbagai aktivitas yang berlangsung di
dapur dan kamar mandi rumah tangga, yakni mandi, mencuci pakaian atau peralatan makan.
2
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
Penanganan air limbah domestik harus mempertimbangkan kaitan antara pengelolaan air
limbah domestik yang aman dan pengelolaan air minum khususnya dalam pengamanan
sumber daya air.
2. Pengolahan persampahan atau limbah padat basah dan kering yang dihasilkan dari rumah
tangga yaitu pengolahan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat yang meliputi kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan
yang berupa pengurangan dan penanganan sampah (pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir) yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
3. Drainase Lingkungan, yaitu drainase tersier/mikro dengan cakupan layanan kurang dari 4
(empat) hektar, dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase lingkungan pada
umumnya direncanakan, dibangun, dan dirawat oleh masyarakat dan atau pemeritah
kabupaten/kota.
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik dalam tatanan rumah tangga maupun dalam
tatanan sekolah.
Sehubungan dengan ruang lingkup sanitasi, wilayah kajian di Kabupaten Konawe Utara yang
masuk dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) mencakup semua
desa yang terdapat dalam 5 dari 10 Kecamatan yang ada, yaitu Kecamatan Asera, Kecamatan
Andowia, Kecamatan Molawe, Kecamatan Lasolo dan Kecamatan Lembo.
1.2.3
Visi dan Misi Kabupaten Kabupaten Konawe Utara 2012 – 2016
Visi Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara dimekarkan berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2007.
Dengan pemekaran ini, Kabupaten Konawe Utara telah memiliki wilayah otonomi sendiri dengan ibu
kota di Wanggudu. Sebagai salah satu syarat tercapainya tujuan pembangunan dan berjalannya roda
pemerintahan dengan baik maka pembangunan kota Wanggudu sebagai pusat pemerintahan mutlak
dilakukan.
Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kabupaten Konawe Utara saat ini dan untuk
memenuhi aspirasi yang berkembang di masyarakat mengenai tantangan lima tahun ke depan serta
memperhatikan amanat konstitusional, maka dalam periode 2012 – 2016, Visi Kabupaten Konawe
Utara adalah :
3
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
“Mewujudkan masyarakat Kabupaten Konawe Utara yang sejahtera, maju dan tenteram, dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang religius dan berbudaya dengan
mengembangkan pemerintah yang bersih dan demokratis”.
Pada visi Kabupaten Konawe Utara 2012 – 2016 terdapat 4 (empat) kata kunci yaitu :
1. Sejahtera, adalah kemampuan memberdayakan potensi internal dan eksternal, dalam hidup
yang bahagia, tentram, aman dan damai sehingga terpenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin.
2. Persatuan, adalah modal dasar dalam mendorong terciptanya iklim kehidupan sosial yang
kondusif dalam muwujudkan pembangunan yang demokratis, adil dan mandiri, guna mencapai
kesejahteraan masyarakat lahir dan batin dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Religius dan Berbudaya, adalah meningkatkan kualitas kehidupan beragama guna
meningkatkan dan mewujudkan etika dan moral yang dilandasi dengan nilai – nilai agama dan
budaya dalam interaksi kehidupan masyarakat sehari-hari.
4. Pemerintah Yang Bersih dan Demokratis, adalah system pemerintahan yang dibangun dan
dikembangkan dalam rangka menumbuhkan partisipasi masyarakat, dalam perspektif Good
Govermance dan Clean Govermance.
Misi Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2016
Guna mewujudkan visi Konawe Utara menjadi suatu realitas kehidupan politik, ekonomi,
kesehatan, sosial budaya, hukum dan ketentraman/ketertiban serta tatanan pemerintahan, maka visi
tersebut diterjemahkan dalam misi yang akan diemban yaitu :
1.
Politik, mendorong dan mewujudkan kehidupan politik yang dinamis dan bermartabat dengan
mengembangkan partisipasi politik masyarakat secara sehat dan rasional melalui partai politik
serta memposisikan lembaga eksekutif dan legislatif dalam kemitraan yang sejajar
2.
Ekonomi, mewujudkan infrastruktur yang menunjang kebutuhan dasar masyarakat yang
memungkinkan berlangsungnya kelancaran dan pengembangan ekonomi rakyat dengan
mengembangkan sentra – sentra produksi dan pusat – pusat pertumbuhan dengan distribusi
faktor-faktor produksi secara proporsional. Mendorong secara luas tumbuhnya investasi dalam
skala besar, menengah dan kecil pada berbagai sektor sehingga memberikan kontribusi yang
besar dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja lokal secara berkelanjutan.
Mengoptimalkan potensi sumber daya alam (SDA) yang dikelola dalam perspektif
kemaslahatan masyarakat secara fungsional, akuntabilitas, transparan dan berkelanjutan yang
ditunjang dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).
4
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
3.
Sosial Budaya, Mengembangkan perluasan akses dan daya tampung pendidikan serta
pembangunan pendidikan yang bermutu baik TK, SD, SMA/Kejuruan dalam mewujudkan suatu
tatanan community learning yaitu masyarakat yang terus menerus mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan baik melalui institusi pendidikan luar sekolah maupun melalui
proses pendampingkan instansi terkait dan LSM. Mewujudkan nilai – nilai agama dan
pengamalan pancasila secara konsisten dalam kehidupan sehari – hari oleh seluruh anggota
masyarakat. Mendorong dan mengembangkan reaktualisasi nilai – nilai budaya sebagai
landasan untuk mewujudkan proses pembangunan yang beradab dan kontekstual.
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk
mewujudkan tenaga kesehatan yang profesional.
4.
Hukum, mewujudkan tertib hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan keadilan
bagi semua anggota masyarakat.
5.
Ketenteraman dan ketertiban, memberikan jaminan yang kondusif terselenggaranya rasa
aman, tenteram dan harmonis dalam kehidupan masyarakat disemua lini dan tatanan,
sehingga memungkinkan terselanggaranya semua bentuk interaksi sosial, ekonomi, politik dan
keagamaan secara tertib. Mendorong suasana persatuan dan keharmonisan kehidupan
masyarakat sebagai prasyarat yang diperlukan dalam proses pembangunan yang merupakan
komitman masyarakat dan pemerintah Kabupaten Konawe Utara dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
6.
Tatanan Pemerintahan, Mengoptimalisasi fungsi lembaga dan aparatur pemerintah dalam
meningkatkan kualitas kinerja mengedepankan nilai – nilai demokrasi, supremasi hukum,
transparansi, akuntabilitas dan partisipatif guna mendorong percepatan pembangunan serta
mewujudkan Good Governance dan Clean Governance.
1.2.4 Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Konawe Utara.
Penataan ruang Kabupaten Konawe Utara bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
kabupaten yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan industri
pertambangan, yang disertai dengan kegiatan pertanian, perkebunan, dan perikanan dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Konawe Utara akan dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan yang senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi
investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk
tercapainya kesejahteraan masyarakat.
5
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1
Maksud
Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual
mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Konawe Utara pada saat ini.
1.3.2
Tujuan
Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi
Kabupaten Konawe Utara saat ini yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi
Kabupaten (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi
khususnya di wilayah Kabupaten Konawe Utara.
1.4 Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,akan
disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam
penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.4.1
Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi antara
lain:
a. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment /EHRA)
b. Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA)
c. Survey Pemberdayaan Masyarakat dalam Higiene Sanitasi yang Sensitive Jender dan
Kemiskinan (PMHSJK), Perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah
d. Studi Profil Keuangan dan Perekonomian Daerah, dan
e. Studi Komunikasi dan Pemetaan Media
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini meliputi aspek data profil
umum dan data profil sanitasi yang terdiri dari:
a. Data profil Umum:

Geografis, Administratif & Geohidrologis

Demografis
6
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA

Keuangan dan Perekonomian Daerah

Sosial & Budaya

Tata Ruang Wilayah

Kelembagaan Daerah
b. Data Profil Sanitasi :
1.4.2

Data Teknis
: Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan

Data Non Teknis
: Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai kuesioner bersifat tertutup, kuesioner
tertutup dimaksud adalah bahwa jawaban kuesioner telah tersedia dan responden tinggal
memilih beberapa alternatif yang telah disediakan.
2. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan
dengan beberapa nara sumber yang dianggap mampu dan mengetahui permasalahan. Teknik
ini dipakai secara simultan dan sebagai cara utama untuk memperoleh data secara mendalam
yang tidak diperoleh dengan data dokumentasi, menanyakan hal-hal yang belum ada atau
belum jelas yang mungkin terdapat dalam data dokumentasi.
3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan hal – hal yang
penting berkaitan dengan objek yang sedang diteliti, sehingga peneliti mampu menggambarkan
secara nyata kondisi di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
visual langsung ke lingkungan yang menjadi obyek studi. Obyek yang diamati berupa kondisi
drainase, sarana persampahan, dan saluran pembuangan limbah. Hasil dari pengamatan
tersebut ditulis secara deskriptif dan direkam dengan kamera foto.
4. Dokumentasi, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku dan
dokumen/arsip yang berhubungan dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi
Sanitasi Kabupaten/Kota
1.4.3
Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data dalam pelaksanaan proses kajian data primer dan sekunder ini antara lain
dengan menggunakan program Epi info, SPSS, Microsoft Excel dan ArcView GIS. Untuk visualisasi
7
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
data ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram dan peta, sedangkan data – data yang bersifat
penjelasan dipresentasikan secara deskriptif kualitatif dalam bentuk uraian.
1.4.4
Analisis Data
Analisis data adalah merupakan tindak lanjut dari tahapan pengumpulan data untuk
memperoleh output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Analisis Profil Wilayah Kabupaten Konawe Utara
Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis ini adalah kondisi existing
wilayah Kabupaten Konawe Utara ditinjau dari aspek fisik, demografi, ekonomi, tata ruang
wilayah, sosial budaya dan kelembagaan Kabupaten Konawe Utara pada saat ini.
2. Profil Sanitasi Wilayah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Konawe Utara saat ini
secara obyektif berdasarkan data primer dan sekunder dari sistem dan layanan sanitasi, serta
permasalahan yang dihadapi dan rencana pembangunan sanitasi yang ada saat ini. Hasil
analisis ini adalah peta sistem sanitasi untuk masing – masing subsektor dan lokasinya yang
spesifik, teridentifikasinya rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi serta
kegiatan sanitasi yang sedang berlangsung. Analisis ini menggunakan metode tabulasi,
Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dan analisis deskriptif.
3. Penetapan Area Berisiko Sanitasi
Analisis ini bertujuan untuk menetapkan area berisiko sanitasi dan posisi pengelolaan sanitasi
saat ini di Kabupaten Konawe Utara berdasarkan analisis data sekunder, data primer yang
dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas dan kontinuitas
sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku PHBS. Analisis ini menggunakan metode tabulasi,
pembobotan (skoring) dan peta.
1.5
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
1.5.1 Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Konawe Utara.
Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Konawe Utara ini
antara lain :
a. Undang-Undang
1. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
3. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN);
6. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
10. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
11. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
12. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
14. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
c. Keputusan Presiden
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri
2. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
9
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah
Bagi Kawasan Industri.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
7. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional.
d. Peraturan Daerah
1. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 59 Tahun 2014 tentang Roadmap Sanitasi.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara Nomor 19 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2016.
1.5.2
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Perencanaan lain
Buku Putih Sanitasi merupakan salah satu bagian dari dokumen perencanaan khusus untuk
bidang Sanitasi yang nantinya akan saling mendukung dengan dokumen perencanaan lainnya seperti
RPJPD, RPJMD, RTRW, RPIJM, Renstra SKPD yang menjadi dasar perencanaan kegiatan dalam
RKPD.
1. Buku Putih Sanitasi dengan RPJPD Kabupaten Konawe Utara
Dokumen RPJP Kabupaten Konawe Utara digunakan sebagai referensi untuk memetakan
permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan program sanitasi ke depan.
2. Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD
Buku putih sanitasi menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah
(RPJMD) Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2016 sebagai referensi untuk memperoleh
data isu – isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus
ditangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan
sanitasi ke depan.
10
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KONAWE UTARA
3. Buku Putih Sanitasi dan RTRW Kabupaten Konawe Utara
Pelaksanaan penyusunan Buku Putih harus memperhatikan dan mempedomani tujuan
penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten
Konawe Utara, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW
Kabupaten Konawe Utara menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan
buku putih.
4. Buku Putih Sanitasi dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD)
Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani
sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah Buku Putih selesai,
akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program
terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku
sekarang.
11
Download