Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA BAB 1 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia dapat dikatakan relatif masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur perkotaan lainnya. Berbagai program pembangunan sanitasi telah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat, namun demikian hasilnya masih belum dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat yang dinamis dan terus meningkat. Oleh sebab itu dibutuhkan upaya percepatan pembangunan sanitasi. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program nasional pembangunan sanitasi di Indonesia yang digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan Strategi Sanitasi Kota (SSK). SSK merupakan dokumen cetak biru berisi pembangunan sanitasi sebuah kota/kabupaten yang komprehensif. Program ini diresmikan tahun 2009 oleh Wakil Presiden Boediono dalam deklarasi yang dikeluarkan pada Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) II, PPSP diarahkan pada 3 sasaran, yakni: 1. Menghentikan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) pada tahun 2014, di perkotaan dan pedesaan. 2. Pengurangan timbunan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang ramah lingkungan 3. Pengurangan genangan di 100 kabupaten/kota seluas 22.500 hektar. Program ini juga untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia memenuhi tujuan – tujuan Millenium Development Goals (MDGs), khususnya yang terkait dengan Butir 7 Target ke-10 MDGs, yakni mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutan pada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak pada tahun 2015. Target PPSP adalah pada tahun 2015 dapat menjangkau 330 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Ternyata, hasil pencapaiannya jauh melebihi target. Sampai dengan tahun 2014 ini, telah 446 kota/kabupaten yang tercatat sebagai peserta program PPSP termasuk diantaranya adalah Kabupaten Konawe Utara sebagai salah satu daerah otonom yang baru dimekarkan berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diharapkan bisa menjadi payung bagi berbagai aktivitas terkait pembangunan sektor sanitasi yang berlangsung dan mengimplementasikan pembangunan sanitasi dengan mengacu kepada Strategi Sanitasi Kabupaten yang nantinya akan dibuat. 1 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA Untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak, diperlukan suatu baseline data terkait kondisi sanitasi kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan keperluan pemantuan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi, diperlukan buku panduan yang dilebih dikenal dengan Buku Putih Sanitasi Kabupaten. Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspekaspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan data teraktual dan telah disepakati seluruh satuan kerja perangkat dinas (SKPD) dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi yang disusun oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Konawe Utara dengan cakupan berskala Kabupaten. Proses tersebut harus dapat menghasilkan dokumen perencanaan strategis yang mencerminkan 4 (empat) karakteristik dokumen perencanaan di dalam PPSP, yaitu: 1. Dari, oleh dan untuk Kabupaten Konawe Utara 2. Berdasarkan Data Empiris, 3. Menggunakan pendekatan top down meets bottom up, 4. Komprehensif dan berskala kabupaten 1.2 Landasan Gerak 1.2.1 Definisi Sanitasi Pengertian Sanitasi dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (berdasarkan Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi, TTPS, 2010) adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik di tingkat rumah tangga maupun lingkungan perumahan. 1.2.2 Ruang Lingkup Sanitasi Beberapa Pengertian dasar dalam penanganan sanitasi adalah sebagai berikut: 1. Air Limbah Domestik, yaitu limbah cair rumah tangga yang mencakup limbah black water dan grey water. Limbah black water adalah limbah cair yang dihasilkan dari WC rumah tangga, yakni berupa urin, tinja, air pembersih anus, air guyur, dan materi pembersih atau materi lainnya. Limbah grey water adalah limbah cair dari berbagai aktivitas yang berlangsung di dapur dan kamar mandi rumah tangga, yakni mandi, mencuci pakaian atau peralatan makan. 2 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA Penanganan air limbah domestik harus mempertimbangkan kaitan antara pengelolaan air limbah domestik yang aman dan pengelolaan air minum khususnya dalam pengamanan sumber daya air. 2. Pengolahan persampahan atau limbah padat basah dan kering yang dihasilkan dari rumah tangga yaitu pengolahan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat yang meliputi kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang berupa pengurangan dan penanganan sampah (pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir) yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 3. Drainase Lingkungan, yaitu drainase tersier/mikro dengan cakupan layanan kurang dari 4 (empat) hektar, dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase lingkungan pada umumnya direncanakan, dibangun, dan dirawat oleh masyarakat dan atau pemeritah kabupaten/kota. 4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik dalam tatanan rumah tangga maupun dalam tatanan sekolah. Sehubungan dengan ruang lingkup sanitasi, wilayah kajian di Kabupaten Konawe Utara yang masuk dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) mencakup semua desa yang terdapat dalam 5 dari 10 Kecamatan yang ada, yaitu Kecamatan Asera, Kecamatan Andowia, Kecamatan Molawe, Kecamatan Lasolo dan Kecamatan Lembo. 1.2.3 Visi dan Misi Kabupaten Kabupaten Konawe Utara 2012 – 2016 Visi Kabupaten Konawe Utara Kabupaten Konawe Utara dimekarkan berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2007. Dengan pemekaran ini, Kabupaten Konawe Utara telah memiliki wilayah otonomi sendiri dengan ibu kota di Wanggudu. Sebagai salah satu syarat tercapainya tujuan pembangunan dan berjalannya roda pemerintahan dengan baik maka pembangunan kota Wanggudu sebagai pusat pemerintahan mutlak dilakukan. Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kabupaten Konawe Utara saat ini dan untuk memenuhi aspirasi yang berkembang di masyarakat mengenai tantangan lima tahun ke depan serta memperhatikan amanat konstitusional, maka dalam periode 2012 – 2016, Visi Kabupaten Konawe Utara adalah : 3 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA “Mewujudkan masyarakat Kabupaten Konawe Utara yang sejahtera, maju dan tenteram, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang religius dan berbudaya dengan mengembangkan pemerintah yang bersih dan demokratis”. Pada visi Kabupaten Konawe Utara 2012 – 2016 terdapat 4 (empat) kata kunci yaitu : 1. Sejahtera, adalah kemampuan memberdayakan potensi internal dan eksternal, dalam hidup yang bahagia, tentram, aman dan damai sehingga terpenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin. 2. Persatuan, adalah modal dasar dalam mendorong terciptanya iklim kehidupan sosial yang kondusif dalam muwujudkan pembangunan yang demokratis, adil dan mandiri, guna mencapai kesejahteraan masyarakat lahir dan batin dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Religius dan Berbudaya, adalah meningkatkan kualitas kehidupan beragama guna meningkatkan dan mewujudkan etika dan moral yang dilandasi dengan nilai – nilai agama dan budaya dalam interaksi kehidupan masyarakat sehari-hari. 4. Pemerintah Yang Bersih dan Demokratis, adalah system pemerintahan yang dibangun dan dikembangkan dalam rangka menumbuhkan partisipasi masyarakat, dalam perspektif Good Govermance dan Clean Govermance. Misi Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2016 Guna mewujudkan visi Konawe Utara menjadi suatu realitas kehidupan politik, ekonomi, kesehatan, sosial budaya, hukum dan ketentraman/ketertiban serta tatanan pemerintahan, maka visi tersebut diterjemahkan dalam misi yang akan diemban yaitu : 1. Politik, mendorong dan mewujudkan kehidupan politik yang dinamis dan bermartabat dengan mengembangkan partisipasi politik masyarakat secara sehat dan rasional melalui partai politik serta memposisikan lembaga eksekutif dan legislatif dalam kemitraan yang sejajar 2. Ekonomi, mewujudkan infrastruktur yang menunjang kebutuhan dasar masyarakat yang memungkinkan berlangsungnya kelancaran dan pengembangan ekonomi rakyat dengan mengembangkan sentra – sentra produksi dan pusat – pusat pertumbuhan dengan distribusi faktor-faktor produksi secara proporsional. Mendorong secara luas tumbuhnya investasi dalam skala besar, menengah dan kecil pada berbagai sektor sehingga memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja lokal secara berkelanjutan. Mengoptimalkan potensi sumber daya alam (SDA) yang dikelola dalam perspektif kemaslahatan masyarakat secara fungsional, akuntabilitas, transparan dan berkelanjutan yang ditunjang dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). 4 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA 3. Sosial Budaya, Mengembangkan perluasan akses dan daya tampung pendidikan serta pembangunan pendidikan yang bermutu baik TK, SD, SMA/Kejuruan dalam mewujudkan suatu tatanan community learning yaitu masyarakat yang terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baik melalui institusi pendidikan luar sekolah maupun melalui proses pendampingkan instansi terkait dan LSM. Mewujudkan nilai – nilai agama dan pengamalan pancasila secara konsisten dalam kehidupan sehari – hari oleh seluruh anggota masyarakat. Mendorong dan mengembangkan reaktualisasi nilai – nilai budaya sebagai landasan untuk mewujudkan proses pembangunan yang beradab dan kontekstual. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk mewujudkan tenaga kesehatan yang profesional. 4. Hukum, mewujudkan tertib hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan keadilan bagi semua anggota masyarakat. 5. Ketenteraman dan ketertiban, memberikan jaminan yang kondusif terselenggaranya rasa aman, tenteram dan harmonis dalam kehidupan masyarakat disemua lini dan tatanan, sehingga memungkinkan terselanggaranya semua bentuk interaksi sosial, ekonomi, politik dan keagamaan secara tertib. Mendorong suasana persatuan dan keharmonisan kehidupan masyarakat sebagai prasyarat yang diperlukan dalam proses pembangunan yang merupakan komitman masyarakat dan pemerintah Kabupaten Konawe Utara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Tatanan Pemerintahan, Mengoptimalisasi fungsi lembaga dan aparatur pemerintah dalam meningkatkan kualitas kinerja mengedepankan nilai – nilai demokrasi, supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas dan partisipatif guna mendorong percepatan pembangunan serta mewujudkan Good Governance dan Clean Governance. 1.2.4 Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Konawe Utara. Penataan ruang Kabupaten Konawe Utara bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan industri pertambangan, yang disertai dengan kegiatan pertanian, perkebunan, dan perikanan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Konawe Utara akan dapat memenuhi kebutuhan pembangunan yang senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. 5 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Konawe Utara pada saat ini. 1.3.2 Tujuan Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi Kabupaten Konawe Utara saat ini yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi khususnya di wilayah Kabupaten Konawe Utara. 1.4 Metodologi Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.4.1 Sumber Data 1. Data Primer Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi antara lain: a. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment /EHRA) b. Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) c. Survey Pemberdayaan Masyarakat dalam Higiene Sanitasi yang Sensitive Jender dan Kemiskinan (PMHSJK), Perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah d. Studi Profil Keuangan dan Perekonomian Daerah, dan e. Studi Komunikasi dan Pemetaan Media 2. Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini meliputi aspek data profil umum dan data profil sanitasi yang terdiri dari: a. Data profil Umum: Geografis, Administratif & Geohidrologis Demografis 6 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA Keuangan dan Perekonomian Daerah Sosial & Budaya Tata Ruang Wilayah Kelembagaan Daerah b. Data Profil Sanitasi : 1.4.2 Data Teknis : Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan Data Non Teknis : Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui: 1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai kuesioner bersifat tertutup, kuesioner tertutup dimaksud adalah bahwa jawaban kuesioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang telah disediakan. 2. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan dengan beberapa nara sumber yang dianggap mampu dan mengetahui permasalahan. Teknik ini dipakai secara simultan dan sebagai cara utama untuk memperoleh data secara mendalam yang tidak diperoleh dengan data dokumentasi, menanyakan hal-hal yang belum ada atau belum jelas yang mungkin terdapat dalam data dokumentasi. 3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan hal – hal yang penting berkaitan dengan objek yang sedang diteliti, sehingga peneliti mampu menggambarkan secara nyata kondisi di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan visual langsung ke lingkungan yang menjadi obyek studi. Obyek yang diamati berupa kondisi drainase, sarana persampahan, dan saluran pembuangan limbah. Hasil dari pengamatan tersebut ditulis secara deskriptif dan direkam dengan kamera foto. 4. Dokumentasi, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota 1.4.3 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data Pengolahan data dalam pelaksanaan proses kajian data primer dan sekunder ini antara lain dengan menggunakan program Epi info, SPSS, Microsoft Excel dan ArcView GIS. Untuk visualisasi 7 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA data ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram dan peta, sedangkan data – data yang bersifat penjelasan dipresentasikan secara deskriptif kualitatif dalam bentuk uraian. 1.4.4 Analisis Data Analisis data adalah merupakan tindak lanjut dari tahapan pengumpulan data untuk memperoleh output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Profil Wilayah Kabupaten Konawe Utara Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis ini adalah kondisi existing wilayah Kabupaten Konawe Utara ditinjau dari aspek fisik, demografi, ekonomi, tata ruang wilayah, sosial budaya dan kelembagaan Kabupaten Konawe Utara pada saat ini. 2. Profil Sanitasi Wilayah Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Konawe Utara saat ini secara obyektif berdasarkan data primer dan sekunder dari sistem dan layanan sanitasi, serta permasalahan yang dihadapi dan rencana pembangunan sanitasi yang ada saat ini. Hasil analisis ini adalah peta sistem sanitasi untuk masing – masing subsektor dan lokasinya yang spesifik, teridentifikasinya rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi serta kegiatan sanitasi yang sedang berlangsung. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dan analisis deskriptif. 3. Penetapan Area Berisiko Sanitasi Analisis ini bertujuan untuk menetapkan area berisiko sanitasi dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini di Kabupaten Konawe Utara berdasarkan analisis data sekunder, data primer yang dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas dan kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku PHBS. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, pembobotan (skoring) dan peta. 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain 1.5.1 Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Konawe Utara. Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Konawe Utara ini antara lain : a. Undang-Undang 1. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 8 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA 3. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN); 6. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 8. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 9. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 10. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; 11. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 12. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 14. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. b. Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; c. Keputusan Presiden 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri 2. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 9 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah Bagi Kawasan Industri. 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 7. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional. d. Peraturan Daerah 1. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 59 Tahun 2014 tentang Roadmap Sanitasi. 2. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara Nomor 19 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2016. 1.5.2 Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Perencanaan lain Buku Putih Sanitasi merupakan salah satu bagian dari dokumen perencanaan khusus untuk bidang Sanitasi yang nantinya akan saling mendukung dengan dokumen perencanaan lainnya seperti RPJPD, RPJMD, RTRW, RPIJM, Renstra SKPD yang menjadi dasar perencanaan kegiatan dalam RKPD. 1. Buku Putih Sanitasi dengan RPJPD Kabupaten Konawe Utara Dokumen RPJP Kabupaten Konawe Utara digunakan sebagai referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan program sanitasi ke depan. 2. Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD Buku putih sanitasi menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah (RPJMD) Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2016 sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus ditangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi ke depan. 10 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KONAWE UTARA 3. Buku Putih Sanitasi dan RTRW Kabupaten Konawe Utara Pelaksanaan penyusunan Buku Putih harus memperhatikan dan mempedomani tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Konawe Utara, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Konawe Utara menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan buku putih. 4. Buku Putih Sanitasi dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah Buku Putih selesai, akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang. 11