Deskripsi Data Rekam Medis Penyakit Kanker Payudara Rumah

advertisement
c. Penderita kanker payudara berdasarkan
keadaan yang diderita.
I. Kekambuhan;
1 = data kosong
2 = < 1 tahun
3 = 1 – 3 tahun
4 = 3 – 5 tahun
5 = > 5 tahun
II. Stadium;
1 = stadium I
2 = stadium II
3 = stadium III
4 = stadium IV
III. Kondisi pasien; Meninggal atau data
kosong.
d. Karakterisik penderita kanker payudara
berdasarkan pengobatan kanker payudara.
I. Operasi ; ya atau tidak
II. Radiasi; ya atau tidak
III. Kemoterapi; ya atau tidak
Metode
Tahapan yang dilakukan pada penelitian
ini adalah analisis statistika deskriptif
(Aunudin 1989) untuk menyajikan data
secara visual dalam bentuk gambar-gambar
sehingga
lebih
mudah
untuk
diinterpretasikan.
Data deskriptif disajikan dalam bentuk :
1. Tabel frekuensi, digunakan untuk
mengetahui frekuensi dan persentase data
untuk
semua
peubah
kategorik
berdasarkan identitas penderita, faktor
resiko, keadaan penderita dan pengobatan
yang dijalani.
2. Diagram balok yang digunakan untuk
mengetahui frekuensi dan persentase data
untuk
semua
peubah
kategorik
berdasarkan identitas penderita, faktor
resiko, keadaan penderita dan pengobatan
yang dijalani.
3. Histogram, digunakan untuk mengetahui
kesimetrikan sebaran data dan frekuensi
setiap nilai atau selang tertentu pada
peubah umur, menarche dan menopause.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas penderita kanker payudara
Kanker payudara umumnya terjadi pada
wanita berusia diatas 40 tahun, karena pada
usia tersebut manusia biasanya mulai
memproduksi sel-sel yang tidak begitu bagus
kualitasnya.
Tetapi
tidak
menutup
kemungkinan kanker payudara terjadi pada
usia muda. Menurut dr. Kardinah Sp.R, dari
instalasi Radiodiagnostik RSKD yang
bersumber
pada
artikel
kompas
(http://www.ikabisurgeon.com/m_artikel.asp
?kategori=artikel&id_informasi=53), kanker
payudara biasanya disebabkan oleh kelainan
genetik atau faktor keturunan. Seorang anak
perempuan yang tidak terkena kanker tetapi
memiliki bakat karena ibunya penderita
kanker kemudian dipicu dengan gaya
hidupnya yang mengkonsumsi fast food, atau
faktor pencetus lainnya seperti alkohol,
rokok, konsumsi obat-obatan hormonal
seperti pil anti hamil, maka kemungkinan dia
menderita kanker payudara adalah besar.
Pada bulan Oktober tahun 1993 sampai
dengan bulan Maret tahun 2003 terdapat 820
penderita kanker payudara yang melakukan
pemeriksaan pada Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta. Rata-rata umur penderita
adalah 53 tahun, umur termuda 38 tahun dan
tertua 89 tahun dengan median 52 dan
modus 41 tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Statistika deskriptif peubah umur.
Umur
N
Mean
Median
St. dev
Minimum
Maksimum
Q1 (Kuartil 1)
Q3 (Kuartil 3)
Nilai
820
53.474
52.000
9.463
38.000
89.000
46.000
59.000
Jika pada peubah umur dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu kurang dari atau
sama dengan 50 (lima puluh) tahun dan lebih
dari 50 (lima puluh) tahun, maka usia
penderita kanker payudara terbanyak pada
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta lebih
dari 50% (Tabel 2) berada pada umur lebih
dari 50 tahun. Tabel frekuensi (Tabel 2)
ditampilkan dalam bentuk diagram balok
seperti pada Gambar 1 untuk melihat bahwa
persentase pada usia produktif (kurang dari
atau sama dengan 50 tahun) juga tidak jauh
berbeda dengan usia lebih dari 50 tahun
sehingga kesimpulan yang tepat tidak mudah
diambil berdasarkan fakta ini, tetapi dapat
terlihat bahwa pada umumnya usia penderita
kanker payudara berumur lebih dari 38
tahun.
Tabel
2. Frekuensi dan persentase data
berdasarkan identitas penderita
kanker payudara.
No
Peubah
1.
Umur
• • 50 tahun
• > 50 tahun
Status
• menikah
• Belum menikah
Tempat Tinggal
• Jakarta
• Banten
• Jawa Barat
• Jawa Tengah
• Jawa Timur
• Luar Jawa
Pendidikan
• SD
• SMP
• SMA
• Akademi
• Sarjana
• Kosong
Pekerjaan
Rumah
• Ibu
Tangga
• K. Swasta
• PNS
• Wiraswasta
• Lain-lain
2.
3.
4.
5.
frekuensi
persentase
371
449
45.24
54.76
770
50
93.9
6.1
611
73
99
8
3
26
74.5
8.9
12.1
1.0
0.4
3.2
111
115
280
33
101
180
13.5
14.0
34.1
4.0
12.3
22.0
501
55
52
41
171
61.1
6.7
6.3
5.0
20.8
371
449
200
100
0
35-50 tahun
No
Frekuensi dan persentase data
berdasarkan status penderita
kanker payudara.
Peubah
Status
• menikah
• Belum menikah
1
frekuensi
persentase
770
50
93.9
6.1
Tabel frekuensi status penderita secara
visual dapat dilihat pada Gambar 2 dengan
menggunakan diagram balok.
770
800
700
500
400
300
200
> 50 tahun
Gambar 1. Diagram balok berdasarkan usia
penderita kanker payudara.
Hasil penelitian ini tampak bertentangan
dengan kepustakaan dimana wanita yang
memiliki resiko paling tinggi terkena kanker
50
100
0
500
300
Tabel 3.
600
Berdasarkan statusnya penderita yang
terserang kanker payudara, sebagian besar
adalah telah menikah, walaupun tidak
dipungkiri resiko terkena kanker payudara
dipengaruhi oleh wanita yang menunda
perkawinan.
Hal ini tampak bahwa
persentasenya adalah sebesar 93.9 % untuk
wanita yang telah menikah dan 6.1 %
wanita yang belum menikah (Tabel 3).
400
payudara adalah wanita yang menunda
perkawinan.
Hal
ini
kemungkinan
disebabkan oleh data yang terseleksi dimana
data yang dianalisis bukan data acak dari
populasi wanita, tetapi data tersensor dari
wanita yang berobat ke RSKD.
m e n ik ah
b e lu m m e n ik a h
Gambar 2. Diagram balok status penderita
kanker payudara.
Berdasarkan tempat tinggalnya
penderita kanker payudara, paling banyak
bertempat tinggal di Jakarta dengan
persentase (74.5 %), sedangkan terendah
bertempat tinggal di Jawa Timur (0.4%).
Penderita kanker payudara terbanyak kedua
bertempat tinggal di Jawa Barat (12.1%),
diikuti oleh penderita yang bertempat tinggal
di Banten (8.9%), bertempat tinggal di luar
Jawa (3.2%), dan sisanya (1.0%) bertempat
tinggal di Jawa Tengah (Tabel 2).
Tabel 4 mengindikasikan bahwa jika
daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat
memiliki karakteristik yang sama karena
daerah yang berdekatan, maka daerah Jakarta
dan sekitarnya memiliki persentase yang
lebih besar (95.5%) dibandingkan dengan
daerah selainnya (Gambar 3). Sebagian besar
pasien bertempat tinggal di Jakarta dan
sekitarnya mengindikasikan bahwa pasien
Rumah Sakit Kanker Dharmais berasal dari
Jakarta dan ada pula sebagian kecil pasien
yang berasal dari luar Jakarta. Adanya pasien
dari luar Jakarta dikarenakan di tempat
asalnya tidak terdapat rumah sakit yang
mengkhususkan penyakit kanker dan
peralatan yang kurang lengkap atau dapat
diartikan bahwa RSKD masih merupakan
rumah sakit regional khusus kanker bagi
penderita yang bertempat tinggal di
Jabotabek. Di luar Jabotabek, RSKD belum
dijadikan sebagai rumah sakit rujukan
nasional.
Tabel 4.
No
1
lebih mempermudah interpretasi secara
visual disajikan pada Gambar 4 dengan
menggunakan diagram balok.
Tabel 5.
No
1
Peubah
Pendidikan
♣ SMP kebawah
♣ SMA keatas
♣ data kosong
Frekuensi dan persentase data
berdasarkan
tempat
tinggal
penderita kanker payudara.
Peubah
Tempat tinggal
♣Jakarta
&
sekitranya
♣Jawa Tengah
♣Jawa Timur
♣Luar Jawa
Frekuensi
Persentase
783
95.5
8
3
26
1
0.4
3.2
Persentase
226
414
180
27.5
50.5
22.0
400
350
300
250
414
200
100
800
Frekuensi
450
150
783
Ferkuensi dan persentase data
berdasarkan pendidikan terakhir.
226
180
50
0
S M P k ebawah
S M A k eatas
data k os ong
600
400
200
0
8
Jakarta &
sekitarnya
Gambar 3.
Jawa Tengah
3
Jawa Timur
26
Luar Jawa
Diagram balok berdasarkan
tempat tinggal penderita
kanker payudara.
Berdasarkan pendidikan terakhir yang
dimiliki penderita, persentase terbesar adalah
yang
berpendidikan
SMA
(34.1%),
sedangkan terendah ada pada pasien yang
berpendidikan terakhir akademi (4%).
Persentase terbesar kedua adalah data
kosong (22%), Penderita terbanyak ketiga
(14.0%) memiliki pendidikan terakhir SMP,
diikuti dengan pasien yang berpendidikan
terakhir SD (13.5%). Penderita yang
berpendidikan terakhir akademi dan sarjana
persentasenya masing-masing sebesar 4.0%
dan 12.3% (Tabel 2).
Tabel 5 mengindikasikan bahwa jika
pendidikan SMA, akademi dan sarjana
menjadi kategori gabungan maka penderita
kanker payudara yang berpendidikan terakhir
SMA keatas (50.5%) memiliki persentase
lebih besar dibandingkan dengan SMP ke
bawah (27.5%). Selain tabel frekuensi, untuk
Gambar 4. Frekuensi penderita kanker
payudara
berdasarkan
pendidikan terakhir.
Karakteristik penderita kanker payudara
berdasarkan pekerjaan pada Gambar 5 dan
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar
penderita berprofesi sebagai ibu rumah
tangga (61%), sedangkan terendah (5.0%)
adalah yang berwiraswasta. Banyaknya
penderita yang memiliki pekerjaan lainnya
mencakup 20.8%. Data kosong pada peubah
ini adalah karena paramedis tidak
mencantumkan jenis pekerjaan pada saat
melakukan pendaftaran, ada pula pasien
yang memiliki jenis pekerjaan sebagai
petani, pembantu, pensiunan dan lain-lain.
Persentase
penderita
yang
memiliki
pekerjaan sebagai karyawan swasta dan
pegawai negeri sipil masing-masing sebesar
6.7% dan 6.3%.
Tabel 6. Ferkuensi dan persentase data
berdasarkan pekerjaan.
No
1
Peubah
Pekerjaan
• Ibu Rumah
Tangga
• K. Swasta
• PNS
• Wiraswasta
• Lain-lain
Frekuensi
501
55
52
41
171
Persentase
61.1
6.7
6.3
5.0
20.8
600
Tabel 7. Frekuensi dan persentase data
berdasarkan
faktor
resiko
penderita kanker payudara.
501
500
400
Peubah
171
300
55
200
52
1.
41
100
0
IRT
K.Swasta
PNS
Wiraswasta
Lain-lain
2.
Gambar 5. Karakteristik penderita kanker
payudara
berdasarkan
pekerjaan.
Penderita kanker payudara berdasarkan
faktor resiko
Menurut Bonadonna G., et al (1988)
faktor yang dapat meningkatkan wanita
terserang
penyakit
kanker
payudara
diantaranya adalah memiliki riwayat kanker
pada keluarga, menunda perkawinan dan
kehamilan sampai diatas usia 35 tahun, tidak
menyusui bayinya, merokok, pola makan
tidak sehat,
wanita yang memulai
menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun
dan menopause setelah usia 55 tahun.
Riwayat
kanker
pada
keluarga
merupakan faktor resiko terjadinya kanker
payudara. Penderita yang memiliki riwayat
kanker pada keluarga di RSKD adalah
sebanyak 79 orang (9.6%), sedangkan
banyaknya penderita kanker payudara yang
tidak memiliki riwayat kanker pada keluarga
sebanyak 146 orang (17.8%), sisanya
sebanyak 595 orang yang tidak diketahui ada
atau tidaknya riwayat kanker pada keluarga
(Tabel 7). Gambar 6 menyajikan peubah
riwayat keluarga.
3.
4.
persentase
146
79
595
17.8
9.6
72.56
10
29
781
1.2
3.5
95.2
32
88
700
3.9
10.7
85.4
100
15
192
513
12.2
1.8
23.4
62.5
Tidak dilakukannya laktasi oleh ibu
menyusui merupakan salah satu faktor resiko
terserang kanker payudara. Berdasarkan
peubah laktasi, persentase pemberian laktasi
pada anak yang dilakukan penderita kanker
payudara sebesar 3.5% dan penderita tidak
memberikan laktasi pada anak
(1.2%).
Sisanya (95.2%) merupakan data kosong
(Tabel 7). Gambar 7 menyajikan diagram
balok peubah laktasi.
d ata ko s o n g
781
ya
29
tid ak
10
0
600
frekuensi
Riwayat
kanker
keluarga
• disangkal
• ada
• kosong
Laktasi
• tidak
• ya
• kosong
Menarche
• • 12 tahun
• > 12 tahun
• kosong
Menopause
• < 55 tahun
• • 55 tahun
• belum
• kosong
200
400
600
800
500
Gambar 7.
400
595
300
Diagram balok penderita
berdasarkan
pemberian
laktasi pada anak.
200
100
0
Gambar
146
disangkal
6.
79
ada
data kosong
Diagram balok penderita
berdasarkan riwayat kanker
pada keluarga.
Usia menstruasi pertama (menarche) bagi
wanita kurang dari dua belas tahun juga
merupakan faktor resiko terjadinya kanker
payudara. Data menunjukkan bahwa rataan
usia menarche penderita kanker adalah 13
tahun dengan usia menarche minimum
sebesar 10 tahun dan maksimum sebesar 18
tahun (dengan median dan modus 13 tahun)
(Tabel 8).
Tabel
8.
Statistika deskriptif
menarche.
Menarche
N
Mean
Median (Q2)
St. dev
Minimum
Maksimum
Q1 (Kuartil 1)
Q3 (Kuartil 3)
peubah
Nilai
119
13.52
13.00
1.51
10.00
18.00
12.00
15.00
Usia menarche dengan skala pengukuran
rasio dapat dijadikan skala ordinal dengan
mengkategorikannya menjadi dua yaitu
kurang dari atau sama dengan dua belas
tahun dan lebih dari dua belas tahun.
Persentase usia menarche penderita yang
berusia kurang dari atau sama dengan dua
belas tahun sebesar 3.9%, lebih dari dua
belas tahun sebesar 10.7%, sedangkan
sisanya sebesar 85.4% merupakan data
kosong (Tabel 9). Gambar 8 menyajikan
diagram balok peubah menarche.
Tabel
9. Frekuensi dan persentase data
berdasarkan menarche penderita
kanker payudara.
No
1
Peubah
Menarche
• • 12 tahun
• > 12 tahun
• kosong
Frekuensi
Persentase
32
87
701
3.9
10.7
85.4
700
701
600
500
400
300
87
200
100
0
Usia menopause lebih dari atau sama
dengan 55 tahun juga merupakan salah satu
faktor resiko terserang penyakit kanker
payudara. Data pada Tabel 10 menunjukkan
bahwa rataan usia menopause penderita
kanker sebesar 49 tahun dengan minimum
usia menopausenya sebesar 38 tahun dan
maksimum berusia 72 tahun (Tabel 10).
Tabel
10.
Statistika deskriptif
menopause.
Menopause
N
Mean
Median (Q2)
St. dev
Minimum
Maksimum
Q1 (Kuartil 1)
Q3 (Kuartil 3)
peubah
Nilai
115
49.138
49.000
5.336
38.000
72.000
46.500
52.000
Usia menopause dibentuk menjadi tiga
kategori yaitu kurang dari 55 tahun, lebih
dari atau sama dengan 55 tahun dan belum.
Resiko terjadinya kanker payudara pada
wanita akan meningkat jika menopausenya
berumur lebih dari atau sama dengan 55
tahun. Data pada RSKD belum dapat
menunjukkan kesesuaian yang terdapat pada
berbagai teori yang ada karena banyaknya
data kosong. Data menunjukkan bahwa
wanita penderita kanker payudara dengan
peubah menopause memiliki persentase
terbesar adalah data kosong sebesar 62.5%,
terbesar kedua sebesar 23.4% adalah
penderita
yang
belum
mengalami
menopause, usia menopausenya kurang dari
55 tahun sebanyak 100 pasien (12.2%) dan
usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun
sebesar 1.8%. (Tabel 11). Gambar 9
menyajikan
diagram
balok
peubah
menopause.
32
Tabel
£ 12 tahun
> 12 tahun
data kosong
Gambar 8. Diagram balok berdasarkan usia
menarche
penderita
kanker
payudara.
No
1
11. Frekuensi dan persentase data
berdasarkan
menopause
penderita kanker payudara.
Peubah
Menopause
- < 55 tahun
- ≥ 55 tahun
- belum
- data kosong
Frekuensi
Persentase
100
15
192
513
12.2
1.8
23.4
62.5
600
500
400
513
15
192
• 55 tahun
belum
100
< 55 tahun
Gambar 9.
87
17
659
0
Diagram balok berdasarkan
usia menopause penderita
kanker payudara.
No
Peubah
1.
Kekambuhan
• kosong
• < 1 tahun
• 1 – 3 tahun
• 3 – 5 tahun
• > 5 tahun
Stadium
•I
• II
• III
• IV
• kosong
Kondisi
• kosong
• meninggal
200
400
600
800
kosong
Tabel 12. Frekuensi dan persentase data
berdasarkan keadaan penderita
kanker payudara.
3.
19
data k os ong
Penderita kanker payudara berdasarkan
keadaan yang diderita
Pada peubah kekambuhan, data kosong
mencapai 80.4%. Penderita yang mengalami
kekambuhan dibagi menjadi empat kategori
berdasarkan tahun. Persentase penderita
yang mengalami kekambuhan kurang dari
satu tahun sebesar 2.1%, satu sampai dengan
tiga tahun sebesar 10.6%, tiga sampai
dengan lima tahun sebesar 2.3% dan
penderita yang mengalami kekambuhan
lebih dari lima tahun sebesar 4.6% (Tabel
12). Gambar 10 menyajikan diagram balok
peubah kekambuhan.
2.
3-5 tahun
< 1 tahun
200
0
38
1-3 tahun
300
100
> 5 tahun
frekuensi
persentase
659
17
87
19
38
80.4
2.1
10.6
2.3
4.6
63
156
222
173
206
7.7
19.0
27.1
21.1
25.1
720
100
87.8
12.2
Gambar 10. Diagram balok berdasarkan
peubah
kekambuhan
penderita kanker payudara.
Berdasarkan stadium yang diderita
penderita kanker payudara (Tabel 12),
tampak bahwa persentase stadium penderita
paling banyak stadium III (27.1%), data
kosong mencapai 25.1%, diikuti stadium IV
sebesar 21.1%, stadium II dan I masingmasing sebesar 19.0% dan 7.7%. Dapat
disimpulkan bahwa penderita pada umumnya
baru memeriksakan diri pada stadium lanjut
(48.2%), sedangkan pada stadium dini hanya
sebanyak 219 penderita (Tabel 13). Gambar
11 dan Gambar 12 menyajikan diagram
balok peubah stadium penderita.
Tabel 13. Frekuensi dan persentase data
berdasarkan stadium penderita
kanker payudara.
No
1.
Peubah
Stadium
- Stadium dini
(I dan II)
- Stadium Lanjut
(III dan IV)
- Data kosong
250
Frekuensi
219
26.7
395
206
48.2
25.1
222
200
Persentase
206
173
156
150
100
63
50
0
I
II
III
IV
Data
kosong
Gambar 11. Karakteristik penderita kanker
payudara berdasarkan stadium.
presentase yang rendah yaitu 26.5% dan
38.2%. Sebaliknya sebagian besar penderita
tidak melakukan kemoterapi (53.0%),
sedangkan yang melakukan kemoterapi
mencakup 385 orang (47.0%).
206
D ata k os ong
S tadium lan jut
(III & IV )
395
S tadium din i (I
& II)
Tabel 14. Frekuensi dan persentase data
berdasar pengobatan.
219
0
100
200
300
400
Gambar 12. Diagram balok peubah stadium.
Berdasarkan peubah kondisi penderita
kanker payudara (Tabel 7) tampak bahwa
angka kematian pada RSKD sebesar 12.2%
sedangkan data kosong mencapai 87.8%.
Selain tabel frekuensi, Gambar 13
menyajikan diagram balok peubah kondisi.
No
Peubah
1.
Operasi
• ya
• tidak
Radiasi
• ya
• tidak
Kemoterapi
• ya
• tidak
2.
3.
700
700
600
600
500
720
100
200
507
313
61.8
38.2
385
435
47.0
53.0
385
435
313
217
200
100
100
0
73.5
26.5
507
300
300
603
217
603
400
400
persentase
Gambar 14 menyajikan diagram
balok peubah operasi, radiasi dan
kemoterapi.
800
500
frekuensi
0
Data kosong
Meninggal
o p e ra s i
ra d ia s i
ya
k e m o te ra p i
tid a k
Gambar 13. Diagram balok berdasarkan
kondisi penderita kanker
payudara.
Gambar 14. Diagram Balok berdasarkan
peubah operasi, radiasi dan
kemoterapi.
Penderita kanker payudara berdasarkan
pengobatan yang dijalani
Pengobatan atau penanganan kanker
payudara sangat tergantung jenis atau
tingkatannya. Ada yang berupa operasi
(pengangkatan sebagian atau seluruh
payudara beserta jaringan di sekitarnya),
pemberian
obat-obatan
anti
kanker
(kemoterapi),
proses
penyinaran
(radioterapi), dan lain-lain, tetapi hanya
dokter ahli yang menentukan jenis
pengobatan
yang
akan
dilakukan
(Tjindarbumi, 1982).
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa
penderita kanker payudara yang menjalani
pengobatan pada RSKD sebagian besar
melakukan operasi dan radiasi berturut-turut
sebanyak 603 orang (73.5%) dan 507 orang
(61.8%), sedangkan yang tidak melakukan
operasi dan radiasi masing-masing memiliki
Permasalahan
Dalam telaah ini ditemui dua
permasalahan yang menyulitkan interpretasi,
yaitu (1) data kosong, dan (2) penulisan yang
tidak jelas.
Data Kosong
Permasalahan terjadi pada data kosong
yang terdapat pada beberapa peubah
diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan,
riwayat kanker pada keluarga, laktasi,
menarche,
menopause,
kekambuhan,
stadium, dan kondisi penderita. Semua
peubah yang memiliki data kosong
dikarenakan dokter dan paramedis tidak
mencantumkan atau kurang disiplin dalam
pencatatan, sehingga data kosong tersebut
tidak dapat dianalisis atau disimpulkan lebih
lanjut secara statistik karena dapat
menyebabkan kesalahan dalam interpretasi.
Penulisan yang tidak jelas
Kekambuhan
dan
laju
kematian
merupakan parameter
untuk menilai
keberhasilan suatu pengobatan. Definisi dari
Kekambuhan adalah timbulnya kembali
tumor baik lokal, regional maupun
metastasis jauh. Diagnosis kekambuhan
dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis dan
imajing berupa foto dada untuk metastasis
paru, USG abdomen untuk metastasis hati
dan scanning tulang untuk penyebaran ke
tulang (Panigoro,1997). Kekambuhan dan
kematian ini dialami oleh banyak penderita
kanker payudara pada Rumah Sakit Kanker
Dharmais. Kekambuhan dan laju kematian
sebagai peubah yang direkam di sini tidak
jelas, yaitu bahwa data kekambuhan dan
kematian ini tidak dapat diketahui secara
akurat karena tidak semua pasien kembali
atau dapat ditelusuri. Banyak pasien yang
berasal dari rumah sakit lain dan hanya
melakukan sebagian perawatan untuk
selanjutnya dilakukan pengobatan di rumah
sakit asal pasien pertama kali melakukan
pemeriksaan atau pasien hanya melakukan
konsultasi dengan dokter tanpa melakukan
pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit
Kanker Dharmais, atau tidak ada kesadaran
atau takut untuk memeriksakan diri atau
merasa sudah sehat sehingga kembali ke
daerah asalnya, atau tidak ada biaya untuk
menjalani pengobatan lebih lanjut, atau
dikarenakan kesuksesan dalam pengobatan
sehingga tidak diketahui keadaan mendatang
yang diderita pasien kanker payudara.
Beberapa catatan juga tidak jelas
penulisannya sehingga tidak terbaca.
sebesar 48.2%, angka kematian cukup tinggi
(12.2%).
Banyaknya data kosong menyebabkan
data rekam medis ini sulit dianalisis lebih
lanjut. Penulisan baik dalam bentuk tulisan
maupun informasi yang tidak jelas pada
catatan rekam medik juga menyebabkan data
tidak dapat digunakan.
Populasi data pada penelitian ini hanya
terbatas pada penderita kanker payudara di
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dari
bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan
bulan Maret tahun 2003, sehingga tidak
dapat disimpulkan dan dianalisis untuk
populasi penderita kanker payudara secara
keseluruhan di Indonesia. Kesimpulan hanya
terbatas pada tahun yang diteliti, tetapi jika
ingin melakukan kesimpulan untuk tahun
berikutnya agar peneliti lebih berhati-hati
dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
Saran
Kesulitan dalam pengambilan data
dikarenakan penulisan tidak jelas yang
ditulis oleh dokter dan paramedis dapat
dikurangi apabila penulisan dibuat secara
akurat (lengkap dan jelas). Oleh karena
banyak peneliti yang harus meluangkan
waktu dalam pencarian data di bagian
catatan rekam medis yang masih kurang
sempurna, disarankan agar merealisasikan
catatan rekam medis ke dalam file komputer
atau paperless untuk mempermudah
penelitian agar tidak rusak dan hilang serta
lebih mudah dilaksanakan oleh para dokter
dan paramedis.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggunaan statistika deskriptif dapat
melihat distribusi penderita menurut jenis
informasi yang diinginkan (peubah). Dari
catatan rekam medis, sebanyak 54.76%
penderita kanker payudara berumur lebih
dari 50 tahun dengan rataan 53 tahun,
sebagian besar telah menikah (93.9%).
Paling banyak penderita bertempat tinggal di
Jakarta dan sekitarnya (95.5%) mungkin
dikarenakan lokasi RSKD yang berada di
Jakarta. Pendidikan penderita paling banyak
adalah SMA atau lebih tinggi (50.5%).
Banyak yang berobat di RSKD dalam
keadaan stadium lanjut (stadium III & IV)
Anonim. 2005. Apa Yang Harus Anda
Ketahui
Tentang
Kanker.
http://www.indosiar.com/.
[21
Desember 2005].
Aunuddin. 1989. Analisis Data. PAU Ilmu
Hayat IPB, Bogor.
Bonadonna, G. et al. 1988. Handbook of
Medical oncology. Masson, Italy.
Darwis, dr. Idral. 2000. Kanker Payudara,
Momok
bagi
Setiap
Wanita.
http://www.pdpersi.co.id/kanker
payudara.html. [1 Juni 2005].
Download