c. Penderita kanker payudara berdasarkan keadaan yang diderita. I. Kekambuhan; 1 = data kosong 2 = < 1 tahun 3 = 1 – 3 tahun 4 = 3 – 5 tahun 5 = > 5 tahun II. Stadium; 1 = stadium I 2 = stadium II 3 = stadium III 4 = stadium IV III. Kondisi pasien; Meninggal atau data kosong. d. Karakterisik penderita kanker payudara berdasarkan pengobatan kanker payudara. I. Operasi ; ya atau tidak II. Radiasi; ya atau tidak III. Kemoterapi; ya atau tidak Metode Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif (Aunudin 1989) untuk menyajikan data secara visual dalam bentuk gambar-gambar sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan. Data deskriptif disajikan dalam bentuk : 1. Tabel frekuensi, digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani. 2. Diagram balok yang digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani. 3. Histogram, digunakan untuk mengetahui kesimetrikan sebaran data dan frekuensi setiap nilai atau selang tertentu pada peubah umur, menarche dan menopause. HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas penderita kanker payudara Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia diatas 40 tahun, karena pada usia tersebut manusia biasanya mulai memproduksi sel-sel yang tidak begitu bagus kualitasnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kanker payudara terjadi pada usia muda. Menurut dr. Kardinah Sp.R, dari instalasi Radiodiagnostik RSKD yang bersumber pada artikel kompas (http://www.ikabisurgeon.com/m_artikel.asp ?kategori=artikel&id_informasi=53), kanker payudara biasanya disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor keturunan. Seorang anak perempuan yang tidak terkena kanker tetapi memiliki bakat karena ibunya penderita kanker kemudian dipicu dengan gaya hidupnya yang mengkonsumsi fast food, atau faktor pencetus lainnya seperti alkohol, rokok, konsumsi obat-obatan hormonal seperti pil anti hamil, maka kemungkinan dia menderita kanker payudara adalah besar. Pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 terdapat 820 penderita kanker payudara yang melakukan pemeriksaan pada Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Rata-rata umur penderita adalah 53 tahun, umur termuda 38 tahun dan tertua 89 tahun dengan median 52 dan modus 41 tahun (Tabel 1). Tabel 1. Statistika deskriptif peubah umur. Umur N Mean Median St. dev Minimum Maksimum Q1 (Kuartil 1) Q3 (Kuartil 3) Nilai 820 53.474 52.000 9.463 38.000 89.000 46.000 59.000 Jika pada peubah umur dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kurang dari atau sama dengan 50 (lima puluh) tahun dan lebih dari 50 (lima puluh) tahun, maka usia penderita kanker payudara terbanyak pada Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta lebih dari 50% (Tabel 2) berada pada umur lebih dari 50 tahun. Tabel frekuensi (Tabel 2) ditampilkan dalam bentuk diagram balok seperti pada Gambar 1 untuk melihat bahwa persentase pada usia produktif (kurang dari atau sama dengan 50 tahun) juga tidak jauh berbeda dengan usia lebih dari 50 tahun sehingga kesimpulan yang tepat tidak mudah diambil berdasarkan fakta ini, tetapi dapat terlihat bahwa pada umumnya usia penderita kanker payudara berumur lebih dari 38 tahun. Tabel 2. Frekuensi dan persentase data berdasarkan identitas penderita kanker payudara. No Peubah 1. Umur • • 50 tahun • > 50 tahun Status • menikah • Belum menikah Tempat Tinggal • Jakarta • Banten • Jawa Barat • Jawa Tengah • Jawa Timur • Luar Jawa Pendidikan • SD • SMP • SMA • Akademi • Sarjana • Kosong Pekerjaan Rumah • Ibu Tangga • K. Swasta • PNS • Wiraswasta • Lain-lain 2. 3. 4. 5. frekuensi persentase 371 449 45.24 54.76 770 50 93.9 6.1 611 73 99 8 3 26 74.5 8.9 12.1 1.0 0.4 3.2 111 115 280 33 101 180 13.5 14.0 34.1 4.0 12.3 22.0 501 55 52 41 171 61.1 6.7 6.3 5.0 20.8 371 449 200 100 0 35-50 tahun No Frekuensi dan persentase data berdasarkan status penderita kanker payudara. Peubah Status • menikah • Belum menikah 1 frekuensi persentase 770 50 93.9 6.1 Tabel frekuensi status penderita secara visual dapat dilihat pada Gambar 2 dengan menggunakan diagram balok. 770 800 700 500 400 300 200 > 50 tahun Gambar 1. Diagram balok berdasarkan usia penderita kanker payudara. Hasil penelitian ini tampak bertentangan dengan kepustakaan dimana wanita yang memiliki resiko paling tinggi terkena kanker 50 100 0 500 300 Tabel 3. 600 Berdasarkan statusnya penderita yang terserang kanker payudara, sebagian besar adalah telah menikah, walaupun tidak dipungkiri resiko terkena kanker payudara dipengaruhi oleh wanita yang menunda perkawinan. Hal ini tampak bahwa persentasenya adalah sebesar 93.9 % untuk wanita yang telah menikah dan 6.1 % wanita yang belum menikah (Tabel 3). 400 payudara adalah wanita yang menunda perkawinan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh data yang terseleksi dimana data yang dianalisis bukan data acak dari populasi wanita, tetapi data tersensor dari wanita yang berobat ke RSKD. m e n ik ah b e lu m m e n ik a h Gambar 2. Diagram balok status penderita kanker payudara. Berdasarkan tempat tinggalnya penderita kanker payudara, paling banyak bertempat tinggal di Jakarta dengan persentase (74.5 %), sedangkan terendah bertempat tinggal di Jawa Timur (0.4%). Penderita kanker payudara terbanyak kedua bertempat tinggal di Jawa Barat (12.1%), diikuti oleh penderita yang bertempat tinggal di Banten (8.9%), bertempat tinggal di luar Jawa (3.2%), dan sisanya (1.0%) bertempat tinggal di Jawa Tengah (Tabel 2). Tabel 4 mengindikasikan bahwa jika daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat memiliki karakteristik yang sama karena daerah yang berdekatan, maka daerah Jakarta dan sekitarnya memiliki persentase yang lebih besar (95.5%) dibandingkan dengan daerah selainnya (Gambar 3). Sebagian besar pasien bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya mengindikasikan bahwa pasien Rumah Sakit Kanker Dharmais berasal dari Jakarta dan ada pula sebagian kecil pasien yang berasal dari luar Jakarta. Adanya pasien dari luar Jakarta dikarenakan di tempat asalnya tidak terdapat rumah sakit yang mengkhususkan penyakit kanker dan peralatan yang kurang lengkap atau dapat diartikan bahwa RSKD masih merupakan rumah sakit regional khusus kanker bagi penderita yang bertempat tinggal di Jabotabek. Di luar Jabotabek, RSKD belum dijadikan sebagai rumah sakit rujukan nasional. Tabel 4. No 1 lebih mempermudah interpretasi secara visual disajikan pada Gambar 4 dengan menggunakan diagram balok. Tabel 5. No 1 Peubah Pendidikan ♣ SMP kebawah ♣ SMA keatas ♣ data kosong Frekuensi dan persentase data berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara. Peubah Tempat tinggal ♣Jakarta & sekitranya ♣Jawa Tengah ♣Jawa Timur ♣Luar Jawa Frekuensi Persentase 783 95.5 8 3 26 1 0.4 3.2 Persentase 226 414 180 27.5 50.5 22.0 400 350 300 250 414 200 100 800 Frekuensi 450 150 783 Ferkuensi dan persentase data berdasarkan pendidikan terakhir. 226 180 50 0 S M P k ebawah S M A k eatas data k os ong 600 400 200 0 8 Jakarta & sekitarnya Gambar 3. Jawa Tengah 3 Jawa Timur 26 Luar Jawa Diagram balok berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara. Berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki penderita, persentase terbesar adalah yang berpendidikan SMA (34.1%), sedangkan terendah ada pada pasien yang berpendidikan terakhir akademi (4%). Persentase terbesar kedua adalah data kosong (22%), Penderita terbanyak ketiga (14.0%) memiliki pendidikan terakhir SMP, diikuti dengan pasien yang berpendidikan terakhir SD (13.5%). Penderita yang berpendidikan terakhir akademi dan sarjana persentasenya masing-masing sebesar 4.0% dan 12.3% (Tabel 2). Tabel 5 mengindikasikan bahwa jika pendidikan SMA, akademi dan sarjana menjadi kategori gabungan maka penderita kanker payudara yang berpendidikan terakhir SMA keatas (50.5%) memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan SMP ke bawah (27.5%). Selain tabel frekuensi, untuk Gambar 4. Frekuensi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan terakhir. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan pada Gambar 5 dan Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita berprofesi sebagai ibu rumah tangga (61%), sedangkan terendah (5.0%) adalah yang berwiraswasta. Banyaknya penderita yang memiliki pekerjaan lainnya mencakup 20.8%. Data kosong pada peubah ini adalah karena paramedis tidak mencantumkan jenis pekerjaan pada saat melakukan pendaftaran, ada pula pasien yang memiliki jenis pekerjaan sebagai petani, pembantu, pensiunan dan lain-lain. Persentase penderita yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dan pegawai negeri sipil masing-masing sebesar 6.7% dan 6.3%. Tabel 6. Ferkuensi dan persentase data berdasarkan pekerjaan. No 1 Peubah Pekerjaan • Ibu Rumah Tangga • K. Swasta • PNS • Wiraswasta • Lain-lain Frekuensi 501 55 52 41 171 Persentase 61.1 6.7 6.3 5.0 20.8 600 Tabel 7. Frekuensi dan persentase data berdasarkan faktor resiko penderita kanker payudara. 501 500 400 Peubah 171 300 55 200 52 1. 41 100 0 IRT K.Swasta PNS Wiraswasta Lain-lain 2. Gambar 5. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan. Penderita kanker payudara berdasarkan faktor resiko Menurut Bonadonna G., et al (1988) faktor yang dapat meningkatkan wanita terserang penyakit kanker payudara diantaranya adalah memiliki riwayat kanker pada keluarga, menunda perkawinan dan kehamilan sampai diatas usia 35 tahun, tidak menyusui bayinya, merokok, pola makan tidak sehat, wanita yang memulai menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 55 tahun. Riwayat kanker pada keluarga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Penderita yang memiliki riwayat kanker pada keluarga di RSKD adalah sebanyak 79 orang (9.6%), sedangkan banyaknya penderita kanker payudara yang tidak memiliki riwayat kanker pada keluarga sebanyak 146 orang (17.8%), sisanya sebanyak 595 orang yang tidak diketahui ada atau tidaknya riwayat kanker pada keluarga (Tabel 7). Gambar 6 menyajikan peubah riwayat keluarga. 3. 4. persentase 146 79 595 17.8 9.6 72.56 10 29 781 1.2 3.5 95.2 32 88 700 3.9 10.7 85.4 100 15 192 513 12.2 1.8 23.4 62.5 Tidak dilakukannya laktasi oleh ibu menyusui merupakan salah satu faktor resiko terserang kanker payudara. Berdasarkan peubah laktasi, persentase pemberian laktasi pada anak yang dilakukan penderita kanker payudara sebesar 3.5% dan penderita tidak memberikan laktasi pada anak (1.2%). Sisanya (95.2%) merupakan data kosong (Tabel 7). Gambar 7 menyajikan diagram balok peubah laktasi. d ata ko s o n g 781 ya 29 tid ak 10 0 600 frekuensi Riwayat kanker keluarga • disangkal • ada • kosong Laktasi • tidak • ya • kosong Menarche • • 12 tahun • > 12 tahun • kosong Menopause • < 55 tahun • • 55 tahun • belum • kosong 200 400 600 800 500 Gambar 7. 400 595 300 Diagram balok penderita berdasarkan pemberian laktasi pada anak. 200 100 0 Gambar 146 disangkal 6. 79 ada data kosong Diagram balok penderita berdasarkan riwayat kanker pada keluarga. Usia menstruasi pertama (menarche) bagi wanita kurang dari dua belas tahun juga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Data menunjukkan bahwa rataan usia menarche penderita kanker adalah 13 tahun dengan usia menarche minimum sebesar 10 tahun dan maksimum sebesar 18 tahun (dengan median dan modus 13 tahun) (Tabel 8). Tabel 8. Statistika deskriptif menarche. Menarche N Mean Median (Q2) St. dev Minimum Maksimum Q1 (Kuartil 1) Q3 (Kuartil 3) peubah Nilai 119 13.52 13.00 1.51 10.00 18.00 12.00 15.00 Usia menarche dengan skala pengukuran rasio dapat dijadikan skala ordinal dengan mengkategorikannya menjadi dua yaitu kurang dari atau sama dengan dua belas tahun dan lebih dari dua belas tahun. Persentase usia menarche penderita yang berusia kurang dari atau sama dengan dua belas tahun sebesar 3.9%, lebih dari dua belas tahun sebesar 10.7%, sedangkan sisanya sebesar 85.4% merupakan data kosong (Tabel 9). Gambar 8 menyajikan diagram balok peubah menarche. Tabel 9. Frekuensi dan persentase data berdasarkan menarche penderita kanker payudara. No 1 Peubah Menarche • • 12 tahun • > 12 tahun • kosong Frekuensi Persentase 32 87 701 3.9 10.7 85.4 700 701 600 500 400 300 87 200 100 0 Usia menopause lebih dari atau sama dengan 55 tahun juga merupakan salah satu faktor resiko terserang penyakit kanker payudara. Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa rataan usia menopause penderita kanker sebesar 49 tahun dengan minimum usia menopausenya sebesar 38 tahun dan maksimum berusia 72 tahun (Tabel 10). Tabel 10. Statistika deskriptif menopause. Menopause N Mean Median (Q2) St. dev Minimum Maksimum Q1 (Kuartil 1) Q3 (Kuartil 3) peubah Nilai 115 49.138 49.000 5.336 38.000 72.000 46.500 52.000 Usia menopause dibentuk menjadi tiga kategori yaitu kurang dari 55 tahun, lebih dari atau sama dengan 55 tahun dan belum. Resiko terjadinya kanker payudara pada wanita akan meningkat jika menopausenya berumur lebih dari atau sama dengan 55 tahun. Data pada RSKD belum dapat menunjukkan kesesuaian yang terdapat pada berbagai teori yang ada karena banyaknya data kosong. Data menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara dengan peubah menopause memiliki persentase terbesar adalah data kosong sebesar 62.5%, terbesar kedua sebesar 23.4% adalah penderita yang belum mengalami menopause, usia menopausenya kurang dari 55 tahun sebanyak 100 pasien (12.2%) dan usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun sebesar 1.8%. (Tabel 11). Gambar 9 menyajikan diagram balok peubah menopause. 32 Tabel £ 12 tahun > 12 tahun data kosong Gambar 8. Diagram balok berdasarkan usia menarche penderita kanker payudara. No 1 11. Frekuensi dan persentase data berdasarkan menopause penderita kanker payudara. Peubah Menopause - < 55 tahun - ≥ 55 tahun - belum - data kosong Frekuensi Persentase 100 15 192 513 12.2 1.8 23.4 62.5 600 500 400 513 15 192 • 55 tahun belum 100 < 55 tahun Gambar 9. 87 17 659 0 Diagram balok berdasarkan usia menopause penderita kanker payudara. No Peubah 1. Kekambuhan • kosong • < 1 tahun • 1 – 3 tahun • 3 – 5 tahun • > 5 tahun Stadium •I • II • III • IV • kosong Kondisi • kosong • meninggal 200 400 600 800 kosong Tabel 12. Frekuensi dan persentase data berdasarkan keadaan penderita kanker payudara. 3. 19 data k os ong Penderita kanker payudara berdasarkan keadaan yang diderita Pada peubah kekambuhan, data kosong mencapai 80.4%. Penderita yang mengalami kekambuhan dibagi menjadi empat kategori berdasarkan tahun. Persentase penderita yang mengalami kekambuhan kurang dari satu tahun sebesar 2.1%, satu sampai dengan tiga tahun sebesar 10.6%, tiga sampai dengan lima tahun sebesar 2.3% dan penderita yang mengalami kekambuhan lebih dari lima tahun sebesar 4.6% (Tabel 12). Gambar 10 menyajikan diagram balok peubah kekambuhan. 2. 3-5 tahun < 1 tahun 200 0 38 1-3 tahun 300 100 > 5 tahun frekuensi persentase 659 17 87 19 38 80.4 2.1 10.6 2.3 4.6 63 156 222 173 206 7.7 19.0 27.1 21.1 25.1 720 100 87.8 12.2 Gambar 10. Diagram balok berdasarkan peubah kekambuhan penderita kanker payudara. Berdasarkan stadium yang diderita penderita kanker payudara (Tabel 12), tampak bahwa persentase stadium penderita paling banyak stadium III (27.1%), data kosong mencapai 25.1%, diikuti stadium IV sebesar 21.1%, stadium II dan I masingmasing sebesar 19.0% dan 7.7%. Dapat disimpulkan bahwa penderita pada umumnya baru memeriksakan diri pada stadium lanjut (48.2%), sedangkan pada stadium dini hanya sebanyak 219 penderita (Tabel 13). Gambar 11 dan Gambar 12 menyajikan diagram balok peubah stadium penderita. Tabel 13. Frekuensi dan persentase data berdasarkan stadium penderita kanker payudara. No 1. Peubah Stadium - Stadium dini (I dan II) - Stadium Lanjut (III dan IV) - Data kosong 250 Frekuensi 219 26.7 395 206 48.2 25.1 222 200 Persentase 206 173 156 150 100 63 50 0 I II III IV Data kosong Gambar 11. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan stadium. presentase yang rendah yaitu 26.5% dan 38.2%. Sebaliknya sebagian besar penderita tidak melakukan kemoterapi (53.0%), sedangkan yang melakukan kemoterapi mencakup 385 orang (47.0%). 206 D ata k os ong S tadium lan jut (III & IV ) 395 S tadium din i (I & II) Tabel 14. Frekuensi dan persentase data berdasar pengobatan. 219 0 100 200 300 400 Gambar 12. Diagram balok peubah stadium. Berdasarkan peubah kondisi penderita kanker payudara (Tabel 7) tampak bahwa angka kematian pada RSKD sebesar 12.2% sedangkan data kosong mencapai 87.8%. Selain tabel frekuensi, Gambar 13 menyajikan diagram balok peubah kondisi. No Peubah 1. Operasi • ya • tidak Radiasi • ya • tidak Kemoterapi • ya • tidak 2. 3. 700 700 600 600 500 720 100 200 507 313 61.8 38.2 385 435 47.0 53.0 385 435 313 217 200 100 100 0 73.5 26.5 507 300 300 603 217 603 400 400 persentase Gambar 14 menyajikan diagram balok peubah operasi, radiasi dan kemoterapi. 800 500 frekuensi 0 Data kosong Meninggal o p e ra s i ra d ia s i ya k e m o te ra p i tid a k Gambar 13. Diagram balok berdasarkan kondisi penderita kanker payudara. Gambar 14. Diagram Balok berdasarkan peubah operasi, radiasi dan kemoterapi. Penderita kanker payudara berdasarkan pengobatan yang dijalani Pengobatan atau penanganan kanker payudara sangat tergantung jenis atau tingkatannya. Ada yang berupa operasi (pengangkatan sebagian atau seluruh payudara beserta jaringan di sekitarnya), pemberian obat-obatan anti kanker (kemoterapi), proses penyinaran (radioterapi), dan lain-lain, tetapi hanya dokter ahli yang menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan (Tjindarbumi, 1982). Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa penderita kanker payudara yang menjalani pengobatan pada RSKD sebagian besar melakukan operasi dan radiasi berturut-turut sebanyak 603 orang (73.5%) dan 507 orang (61.8%), sedangkan yang tidak melakukan operasi dan radiasi masing-masing memiliki Permasalahan Dalam telaah ini ditemui dua permasalahan yang menyulitkan interpretasi, yaitu (1) data kosong, dan (2) penulisan yang tidak jelas. Data Kosong Permasalahan terjadi pada data kosong yang terdapat pada beberapa peubah diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan, riwayat kanker pada keluarga, laktasi, menarche, menopause, kekambuhan, stadium, dan kondisi penderita. Semua peubah yang memiliki data kosong dikarenakan dokter dan paramedis tidak mencantumkan atau kurang disiplin dalam pencatatan, sehingga data kosong tersebut tidak dapat dianalisis atau disimpulkan lebih lanjut secara statistik karena dapat menyebabkan kesalahan dalam interpretasi. Penulisan yang tidak jelas Kekambuhan dan laju kematian merupakan parameter untuk menilai keberhasilan suatu pengobatan. Definisi dari Kekambuhan adalah timbulnya kembali tumor baik lokal, regional maupun metastasis jauh. Diagnosis kekambuhan dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis dan imajing berupa foto dada untuk metastasis paru, USG abdomen untuk metastasis hati dan scanning tulang untuk penyebaran ke tulang (Panigoro,1997). Kekambuhan dan kematian ini dialami oleh banyak penderita kanker payudara pada Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kekambuhan dan laju kematian sebagai peubah yang direkam di sini tidak jelas, yaitu bahwa data kekambuhan dan kematian ini tidak dapat diketahui secara akurat karena tidak semua pasien kembali atau dapat ditelusuri. Banyak pasien yang berasal dari rumah sakit lain dan hanya melakukan sebagian perawatan untuk selanjutnya dilakukan pengobatan di rumah sakit asal pasien pertama kali melakukan pemeriksaan atau pasien hanya melakukan konsultasi dengan dokter tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit Kanker Dharmais, atau tidak ada kesadaran atau takut untuk memeriksakan diri atau merasa sudah sehat sehingga kembali ke daerah asalnya, atau tidak ada biaya untuk menjalani pengobatan lebih lanjut, atau dikarenakan kesuksesan dalam pengobatan sehingga tidak diketahui keadaan mendatang yang diderita pasien kanker payudara. Beberapa catatan juga tidak jelas penulisannya sehingga tidak terbaca. sebesar 48.2%, angka kematian cukup tinggi (12.2%). Banyaknya data kosong menyebabkan data rekam medis ini sulit dianalisis lebih lanjut. Penulisan baik dalam bentuk tulisan maupun informasi yang tidak jelas pada catatan rekam medik juga menyebabkan data tidak dapat digunakan. Populasi data pada penelitian ini hanya terbatas pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dari bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003, sehingga tidak dapat disimpulkan dan dianalisis untuk populasi penderita kanker payudara secara keseluruhan di Indonesia. Kesimpulan hanya terbatas pada tahun yang diteliti, tetapi jika ingin melakukan kesimpulan untuk tahun berikutnya agar peneliti lebih berhati-hati dan diperlukan penelitian lebih lanjut. Saran Kesulitan dalam pengambilan data dikarenakan penulisan tidak jelas yang ditulis oleh dokter dan paramedis dapat dikurangi apabila penulisan dibuat secara akurat (lengkap dan jelas). Oleh karena banyak peneliti yang harus meluangkan waktu dalam pencarian data di bagian catatan rekam medis yang masih kurang sempurna, disarankan agar merealisasikan catatan rekam medis ke dalam file komputer atau paperless untuk mempermudah penelitian agar tidak rusak dan hilang serta lebih mudah dilaksanakan oleh para dokter dan paramedis. DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penggunaan statistika deskriptif dapat melihat distribusi penderita menurut jenis informasi yang diinginkan (peubah). Dari catatan rekam medis, sebanyak 54.76% penderita kanker payudara berumur lebih dari 50 tahun dengan rataan 53 tahun, sebagian besar telah menikah (93.9%). Paling banyak penderita bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya (95.5%) mungkin dikarenakan lokasi RSKD yang berada di Jakarta. Pendidikan penderita paling banyak adalah SMA atau lebih tinggi (50.5%). Banyak yang berobat di RSKD dalam keadaan stadium lanjut (stadium III & IV) Anonim. 2005. Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Kanker. http://www.indosiar.com/. [21 Desember 2005]. Aunuddin. 1989. Analisis Data. PAU Ilmu Hayat IPB, Bogor. Bonadonna, G. et al. 1988. Handbook of Medical oncology. Masson, Italy. Darwis, dr. Idral. 2000. Kanker Payudara, Momok bagi Setiap Wanita. http://www.pdpersi.co.id/kanker payudara.html. [1 Juni 2005].