EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh Lidya Melawati NIM: 107054102667 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M. LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. 2. 3. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 7 Juni 2011 Lidya Melawati EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh Lidya Melawati NIM: 107054102667 Pembimbing, Ismet Firdaus, M.Si NIP: 150411196 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M. PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial. Jakarta, 7 Juni 2011 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Penguji II, Drs. Wahidin Saputra, M.A NIP: 19700903 1996031001 Ahmad Zaky, M.Si NIP: 150411158 Anggota, Penguji I, Penguji II, Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd NIP: 19690322 1996032001 Ahmad Zaky, M.Si NIP: 150411158 Pembimbing, Ismet Firdaus, M.Si NIP: 150411196 ABSTRAK Lidya Melawati Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Bagi Orang Miskin Di Jakarta Timur Keluhan utama masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan adalah mahalnya biaya pengobatan dan perawatan. Keberadaan program layanan kesehatan untuk orang miskin yang berbasis zakat merupakan salah satu pranata filantropi Islam dalam bentuk instrument kreatif untuk memberikan keamanan dan perlindungan bagi kelompok mustahik dengan pemerataan kesejahteraan yang dilakukan oleh kelompok orang kaya (aghniya). Rumah Zakat juga menjalankan program kesehatan maka dalam hal ini penulis membatasi masalah pada salah satu program Senyum Sehat yaitu Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur. Manfaat keberadaan rumah bersalin gratiis untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, memudahkan akses orang miskin untuk mendapatkan layanan kesehatan dan status kesehatan yang berdampak pada daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah, dan kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang. Evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur sebuah penilaian program. Layanan kesehatan adalah proses pemenuhan kebutuhan penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Adapun metode penelitian dalam penyusunan skripsi menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Penulis melakukan wawancara kepada 5 orang anggota dan 3 orang yang mewakili manajemen rumah bersalin gratiis. Dalam pemilihan informan menggunakan purposive sampling. Kesimpulan akhir menggunakan triangulasi. Pelaksanaan program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis yaitu pengadaan fasilitas kesehatan gratis berupa rumah bersalin dan klinik umum yang berfungsi memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta masyarakat kurang mampu. Hasil evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis yaitu relevansi tentang tujuan program perbaikan kualitas kesehatan dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota pemberdayaan di wilayah Integrated Community Development (ICD). Efektifitas kemudahan dalam aksesakses kelompok untuk proses pengobatan dan persalinan keselamatan ibu dan anak yang didahulukan bukan administrasi dan biaya. Efisiensi ketelitian dan ketepatan pemeriksaan dokter dan bidan terhadap pasien. Dokter dan bidan tidak hanya memberikan obat saja tapi meluangkan waktu untuk penyuluhan masalah kesehatan. Kaji dampak kepuasan pasien, penurunan angka kematian ibu, penurunan angka kematian bayi dan balita, dan penurunan angka sakit khusus di daerah Jakarta Timur. Berdasarkan kaji kesinambungan rumah bersalin gratiis dapat bertahan jika tetap fokus pada kaum fakir dan miskin. Evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi seluruh pihak sehingga model Rumah Bersalin Gratiis yang menjadi salah satu solusi permasalahan kesehatan masyarakat dapat lebih tumbuh dan berkembang di masyarakat luas. v KATA PENGANTAR Bismillãhirrahmãnirrahĩm dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas rahmat dan pertolongan Allah S.W.T sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR. Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Sosial Islam jenjang pendidikan strata satu Program Studi Kesejahteraan Sosial pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya baik material maupun spiritual khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta Dekanat. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A sebagai Ketua Sidang Munaqasyah dan Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Sekretaris merangkap Penguji II dalam Sidang Munaqasyah. 3. Ibu Nurul Hidayati, M.Pd sebagai Penguji I dalam Sidang Munaqasyah. 4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi yang membimbing penulis dalam penyusunan skripsi. 5. Ibu Siti Napsiyah, M.SW sebagai Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial dan Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial. 6. Segenap Dosen Pengajar pada Program Studi Kesejahteraan Sosial. 7. Bapak Mamit dan Ibu Rohaya sebagai Orang Tua yang selalu memotivasi dan memberikan semangat serta doa kepada penulis. 8. Keluarga Bapak Prof. Dr. dr. Amir S Madjid, SpAN. KIC dan Ir. Lola Nursalim Madjid yang telah menjadi Orang Tua Asuh membantu biaya perkuliahan dari semester pertama sampai semester akhir. 9. Keluarga Besar Rumah Bersalin Gratiis yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian. 10. Keluarga Besar BPZIS (Badan Pengelola Zakat, Infak, dan Shadaqah) Mandiri yang telah membantu secara financial untuk penyusunan skripsi. 11. Abdurrahman dan Mardiana sebagai kakak dan Siti Rahma Vara Dilla selaku adik. 12. Sahabat dan teman-teman terdekat yang selalu memberikan dukungan dan masukkan dalam penyusunan skripsi. vi 13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah S.W.T memberikan dan melimpahkan rahmat dan karuniaNya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta menambah wacana pemikiran bagi kita semua. Jakarta, 7 Juni 2011 Penulis, Lidya Melawati vii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii iv v vi viii x xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah 2. Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 2. Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka E. Sistematika Penulisan 1 10 10 11 11 11 11 12 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Evaluasi Program 1. Pengertian Evaluasi Program 2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi 3. Pendekatan Evaluasi 4. Desain Evaluasi 5. Indikator Evaluasi B. Layanan Kesehatan 1. Pengertian Jasa, Layanan dan Pelayanan 2. Kesehatan 3. Ciri-Ciri Jasa/Layanan C. Kemiskinan 1. Definisi Miskin 2. Paradigma Kemiskinan 3. Ciri-Ciri Kemiskinan 4. Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas 14 14 17 18 20 22 24 24 24 26 27 27 29 30 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Jenis Penelitian 2. Pendekatan Penelitian 3. Waktu dan Tempat Penelitian 4. Pemilihan Subjek, Informan dan Objek Penelitian 32 32 32 34 35 viii B. Metode Penelitian 1. Teknik Pemilihan Informan dan Objek 2. Instrumen dan Alat Bantu 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Sumber dan Data 5. Teknik Analisis Data 6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 7. Teknik Penulisan 35 35 37 38 40 42 43 45 BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR A. Gambaran Umum Objek Penelitian 46 1. Profil Rumah Bersalin Gratiis 46 2. Latar Belakang Rumah Bersalin Gratiis 46 3. Tujuan Rumah Bersalin Gratiis 47 4. Struktur Rumah Bersalin Gratiis 48 5. Sasaran Program Rumah Bersalin Gratiis 49 6. Penerima Manfaat Program Rumah Bersalin Gratiis 49 7. Cara Pengajuan Bantuan Program RBG 50 8. Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis 50 51 9. Fasilitas Pasien Rumah Bersalin Gratiis 10. Sumber Dana Rumah Bersalin Gratiis 52 11. Tenaga Kerja Rumah Bersalin Gratiis 52 B. Penemuan dan Pembahasan 53 1. Relevansi Program RBG dengan Kebutuhan Masyarakat 53 60 2. Efektifitas Program Rumah Bersalin Gratiis 3. Efisiensi Rumah Bersalin Gratiis 63 4. Dampak Pelaksanaan Program Rumah Bersalin Gratiis 70 5. Kesinambungan Rumah Bersalin Gratiis 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan Program Layanan Kesehatan RBG 2. Hasil Evaluasi Program Layanan Kesehatan RBG B. Saran 1. Rumah Bersalin Gratiis 2. Untuk Anggota 3. Mahasiswa 77 77 77 82 82 82 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 84 88 ix DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Tabel 1 Persentasi Penyaluran Dana ZIS Tahun 2010 Tabel 2 Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas Tabel 3 Informan Penelitian Tabel 4 Objek Penelitian Tabel 5 Jumlah Anggota RBG Tahun 2007-2011 Tabel 6 Jenis Layanan RBG Tabel 7 Jumlah Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 8 Bidang dan Jumlah Pekerja Tabel 9 Jumlah Anggota RBG Tahun 2007-2011 Tabel 10 Jumlah Anggota RBG Tahun 2007-2011 Tabel 11 Data Angka Kematian Ibu dari Tahun 2008-2010 x 8 31 36 37 49 51 53 53 60 66 70 DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI) 1. Gambar 1 Skema Alur Tindakan Pengobatan xi 67 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kebodohan merupakan potret sosial yang selama ini sering kali dipertontonkan di media massa, bahkan fenomena itu kerap menimbulkan kegelisahan pemerintah sehingga mereka membuat programprogram penanggulangan kemiskinan sebagai bentuk upaya mengurangi jumlah kemiskinan tersebut. Berbagai program-program tersebut diantaranya bantuan langsung tunai, pemberian beras masyarakat miskin, program pemberdayaan masyarakat kelurahan, kredit usaha rakyat dan bahkan dari kesehatan kini ada upaya orang miskin memperoleh jaminan asuransi kesehatan. 1 Namun dalam pelaksanaan program-program itu hasilnya jauh dari harapan, meskipun dalam tataran konsep program-program pemerintah memiliki korelasi pada pengentasan kemiskinan. Hal ini karena koordinasi dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat ada perbedaan, programprogram tersebut sering kali tidak tepat sasaran, membentuk karakter penerima bantuan pasrah, program-program tersebut memiliki keterbatasan waktu dan tempat. Dari masalah ini sebaiknya dilakukan evaluasi program untuk menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain terjadi di luar rencana. Sedangkan program-program pemberdayaan zakat bukanlah sekedar bantuan sewaktu-waktu untuk meringankan penderitaan hidup orang miskin 1 Gus Yul, Peran LAZ Menghapus Cerita Kemiskinan, artikel diakses pada 30 November 2010 dari www.pkesinteraktif.com/.../185-peran-laz-menghapus-cerita-kemiskinan.htm. 1 2 dan selanjutnya tidak diperdulikan lagi bagaimana nasib mereka, tetapi zakat bertujuan menanggulangi kemiskinan, menginginkan agar orang-orang miskin itu mampu memperbaiki sendiri kehidupan mereka. 2 Zakat merupakan salah satu pranata filantropi Islam yang merupakan instrument kreatif untuk memberikan keamanan dan perlindungan bagi kelompok mustahik dengan pemerataan kesejahteraan yang dilakukan oleh kelompok orang kaya (aghniya). 3 Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah alBaqarah/2:267 dan Hadis Riwayat Bukhari berikut: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang burukburuk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” 2 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Jakarta: PT Mitra Kertajaya Indonesia, 2010), h. 89. Nana Sutisna, Zakat & Empowering, Model Pengelolaan Zakat di Putukrejo: Sinergi Pengelolaan Zakat Melalui Tiga Pilar Komunitas Untuk Kesejahteraan Kaum Miskin (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 3, September 2010), h. 36. 3 3 Rasulullah S.A.W bersabda: “Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya) merasa sakit, dan merasakan demam (karenanya).” (H.R. Bukhari) Dalam al-Qur’an keharusan setiap orang untuk melindungi keluarga atau kerabat keturunannya dari kesulitan hidup, sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah an-Nisā’/4:9 berikut: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Dalam pasal 16 ayat 1 dan 2 undang-undang no. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahik sesuai dengan ketentuan agama (delapan golongan ashnaf) dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif. Keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 373 tahun 2003 pasal 28 ayat 2 dijelaskan bahwa pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para mustahik dan ternyata masih terdapat kelebihan. Jadi zakat, infaq dan shadaqah (ZIS), terutama infaq dan shadaqah, dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif apabila terdapat usaha-usaha 4 nyata yang berpeluang menguntungkan. Dengan demikian, secara garis besar dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan yaitu kegiatan-kegiatan konsumtif dan produktif. 4 Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa zakat, infaq dan shadaqah merupakan salah satu sumber dana pembangunan sarana dan prasarana yang harus dimiliki ummat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, institusi ekonomi dan sebagainya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah atTaubah/9:71 berikut: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Lembaga zakat berkewajiban mengembangkan program-program bagi golongan mustahik sebagai sarana pemecahan masalah mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Secara umum lembaga zakat harus dapat mencegah (preventif), pemulihan (rehabilitatif), dan pengembangan (developmental) mustahik agar dapat memaksimalkan kesempatan untuk berkembang sesuai kemampuan. 4 Nasution, et al., 2008. 5 Manfaat lembaga zakat adalah kepastian muzakki membayar zakat, menghilangkan rasa rendah diri mustahik, efisiensi dan efektifitas (pengumpulan dan penyaluran), syiar Islam. Perlu dilakukan sinergi antar lembaga zakat, terutama dalam praktek pendistribusian zakat dengan lembaga keuangan syari’ah. Potensi ini akan bisa diaktualkan manakala langkahlangkah dan upaya sistematis dilakukan dengan amanah, profesional dan penuh tanggungjawab. Langkah-langkah tersebut antara lain sosialisasi, kelembagaan dan pendayagunaan. Fenomena yang terjadi pada lembaga zakat secara tidak langsung berkaitan erat dengan ilmu kesejahteraan sosial 5 yaitu suatu ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan memaksimalkan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang. Pada mulanya, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh kelompok keagamaan. 6 Usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan melalui pelayanan sosial yang bersifat amal (charity). Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Kemudian muncul kelompok-kelompok (relawan) yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial 5 Adi Isbandi Rukminto, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: UI Press, 2005), h. 17. 6 Charles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare (Sixth Edition. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1996). Page 15. 6 untuk memperbaiki kondisi tersebut. Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir. 7 Filantropi sosial yang mempromosikan kesejahteraan sosial antara penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, diantaranya: 8 1. Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai diberikan. 2. Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima. 3. Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya. 4. Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para donor dan kemauan pemerintah untuk menggunakan uang pembayar pajak demi mendukung kegiatan-kegiatan amal. Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai konsumtif tradisional (zakat, infaq dan shadaqah dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik untuk pemenuhan kebutuhan hidup), konsumtif kreatif (zakat, infaq dan shadaqah yang diwujudkan dalam bentuk lain dari jenis barang semula contohnya beasiswa), produktif tradisional (zakat, infaq dan shadaqah yang diberikan dalam bentuk barang-barang 7 Isbandi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 1-10. James Migley, Social Development:The Developmental Perspective in Social Welfare (London: Sage Publications Ltd, 1995), h. 15-25. 8 7 produktif), produktif kreatif (pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah diwujudkan dalam bentuk modal). 9 Rumah Zakat adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Selain menerima titipan zakat, infaq dan shadaqah, Rumah Zakat juga menjalankan beberapa program yaitu Senyum Juara (pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan) dan Senyum Mandiri (kemandirian, kewirausahaan). 10 Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor, di 38 kota besar dari Aceh hingga Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Dalam pengembangan keempat rumpun programnya Rumah Zakat mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan intensif berbasis komunitas yang disebut integrated community development (ICD) baik per kecamatan maupun kelurahan. 11 Untuk setiap integrated community development dikelola oleh satu orang atau lebih mustahik relation officer yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih 9 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Press, 1988), h. 61-63. 10 Wikipedia, Rumah Zakat Indonesia, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.wikipedia.id.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia. 11 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org. 8 terjaga. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. 12 Realisasi dana penyaluran zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) Rumah Zakat pada tahun 2010 sebagai berikut: 13 Tabel 1. Persentasi Penyaluran Dana ZIS Tahun 2010 Jenis Penyaluran Persentasi Kesehatan 20% Pendidikan 23% Ekonomi 23% Bencana 7% Penyaluran Langsung 3% Ramadhan 5% Qurban 17% Lain-lain 1% Masyarakat miskin menghadapi masalah keterbatasan akses layanan kesehatan dan rendahnya status kesehatan yang berdampak pada rendahnya daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang, dan rendahnya derajat kesehatan ibu. Penyebab utama dari rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin selain kurangnya kecukupan pangan adalah keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, rendahnya pendapatan 12 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org. 13 Wawancara Pribadi dengan Manager Rumah Zakat, Jakarta, 14 April 2011. 9 dan mahalnya biaya jasa kesehatan, serta kurangnya layanan kesehatan reproduksi. 14 Menurut data dari Human Development Indeks (HDI) pada tahun 2010, Indonesia berada pada peringkat 108 di dunia dari segi kualitas sumber daya manusia. Harapan hidup manusia di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia adalah 1,2% dari gross domestic product (GDP) Indonesia, sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah hal ini dibuktikan dengan tingkat keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah 420 ibu meninggal saat melahirkan. 15 Dalam kesempatan itu Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa menjelaskan bahwa laporan pembangunan manusia telah mengubah cara pandang bangsabangsa, yaitu bahwa peningkatan pendapatan penduduk bukan satu-satunya yang sangat penting karena yang bermakna akhirnya adalah apakah penduduk berumur panjang, sehat dan mempunyai kehidupan yang produktif. Pengukuran lain dalam laporan ini adalah multidimensional measure of poverty index, yang menambahkan ukuran multiple deprivation, atau faktorfaktor lain yang berpengaruh pada tingkat rumah tangga, meliputi kebutuhan dasar, pendidikan, air bersih dan pelayanan kesehatan serta hal-hal lain dibandingkan hanya pada ukuran yang berbasis pendapatan semata. 16 Sedangkan dari data di Sudin Kesehatan Jakarta Timur sepanjang tahun 2010 ini, jumlah kematian ibu hamil tercatat 4 orang dari total ibu hamil 14 Tim, Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (T.tp.: Tim Penyusun Komite Penanggulangan Kemiskinan, t.t.), h. 15. 15 Kualitas SDM Indonesia di Dunia, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari www.ekonomi.kompasiana.com. 16 Human Development Report, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari Human Development Report | Bataviase.co.id. 10 sebanyak 42.288 orang. Pada tahun 2009, jumlah kematian ibu hamil sebanyak 5 orang dari total ibu hamil sebanyak 46.346 orang. Sedangkan tahun 2008 silam, jumlah kematian ibu hamil lebih tinggi lagi yaitu 11 orang dari jumlah total ibu hamil sebanyak 60.061 orang. 17 Sehingga dapat saya simpulkan, beberapa keluhan utama masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan adalah mahalnya biaya pengobatan dan perawatan, perilaku hidup yang tidak sehat, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya sarana kesehatan lainnya, kecenderungan penyebaran tenaga kesehatan yang tidak merata, dan rendahnya anggaran yang tersedia bagi pembangunan pelayanan kesehatan. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas bahwa Rumah Zakat mempunyai program pemberdayaan yaitu senyum juara, senyum mandiri dan senyum sehat. Namun karena keterbatasan penulis, maka dalam hal ini membatasi masalah yang akan diteliti pada salah satu program senyum sehat yaitu Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur diantaranya: a. Pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG). b. Evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG). 17 Rodin Daulat, Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim, artikel diakses pada 3 Mei 2011 dari Pencanangan Pengembangan Hutan Kota Di Kawasan Industri Pulogadung...http://www.timur.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=664. 11 2. Perumusan Masalah Selanjutnya berdasarkan batasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan yaitu bagaimana pelaksaan dan evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur dengan rincian: a. Bagaimana pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG)? b. Bagaimana evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG)? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan: a. Untuk mengetahui pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG). b. Untuk mengetahui hasil evaluasi program layanan kesehatan dari aspek relevansi, efektifitas, efisiensi, dampak dan kesinambungan. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menilai kinerja program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG). 12 2) Dapat memberikan masukkan buat Rumah Zakat dari evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan. b. Manfaat Akademis 1) Bagi UIN, sebagai bahan referensi atau tambahan pustaka tentang lembaga zakat dan kesejahteraan sosial. 2) Dapat menambah khazanah keilmuan baru dalam program pelayanan masyarakat melalui lembaga dan kesejahteraan sosial bagi mahasiswa jurusan konsentrasi kesejahteraan sosial. 3) Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung dilapangan melalui penelitian ini. D. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi berjudul evaluasi program telah banyak dilakukan oleh beberapa mahasiswa namun masing-masing dari mereka memiliki perbedaan dalam metodologi penulisannya, seperti skripsi karya Izur Suryadi yang melakukan penelitian evaluasi program comdev Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat peternak domba di desa Srogol, kec. Cijeruk, kab. Bogor. Berbeda dengan skripsi karya Muhammad Hasanuddin yang melakukan penelitian evaluasi program kampung ternak dompet dhuafa dalam mengembangkan potensi ternak lokal di desa Lebak Sari Sukabumi Jawa Barat. Pada intinya penulis sangat tertarik pada salah satu program pelayanan yang dilakukan lembaga zakat menyalurkan bantuan sesuai dengan kebutuhan 13 mustahik dan keluarganya. Perbedaan dari skripsi yang lain biasanya evaluasi dilakukan pada bidang ekonomi sedangkan peneliti akan fokus pada program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG). Berdasarkan hasil uraian di atas maka penulis merasa tertarik dan menelaah untuk mengevaluasi program secara menyeluruh mulai dari input, proses, output, dan impact. Dan judul yang digunakan dalam penelitian adalah: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penyusunan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab yaitu: BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori terdiri dari evaluasi program, layanan kesehatan, kemiskinan. BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode penelitian. BAB IV Analisis Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur terdiri dari gambaran umum objek penelitian, penemuan dan pembahasan. BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Evaluasi Program 1. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah populer adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai. 18 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata evaluasi diartikan dengan penilaian. 19 Evaluasi adalah pengidentifikasian keberhasilan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal dua tipe evaluasi, yaitu evaluasi terus-menerus (on-going evaluation) dan evaluasi akhir (ex-post evaluation). 20 Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan pada interval periode waktu tertentu, misalnya per tri wulan atau per semester selama proses implementasi (biasanya pada akhir phase atau tahap suatu rencana). Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi biasanya lebih difokuskan pada pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program. 21 18 Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arloka, 1994), h. 163. 19 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 238. 20 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 119. 21 Ibid., h. 119. 14 15 Menurut Suharsimi Arikunto (2004) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi yang berguna bagi decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. 22 Scriven (1967) orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Fungsi evaluasi formatif yaitu evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Fungsi evaluasi sumatif yaitu evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan.23 Kemudian Stufflebeam juga membedakan evaluasi sesuai di atas yaitu proactive evaluation untuk melayani pemegang keputusan dan retroactive evaluation untuk keperluan pertanggungjawaban. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat. 24 22 Nana Mintarti, dkk., Zakat & Empowering, Kajian Perumusan Performance Indicator bagi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009), h. 23. 23 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen, Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 4. 24 Ibid., h.4. 16 Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaransasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum. Segala bentuk program apapun baik itu dalam bentuk profit dan non profit (nirlaba) dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah disyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi pengawasan dalam suatu organisasi pada umumnya terkait dengan proses pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation). 25 Definisi evaluation (evaluasi) menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)/Development Assistance Committee (DAC) adalah penilaian sistematis dan objektif terhadap sebuah proyek, program atau kebijakan yang telah selesai atau masih berlangsung, serta rancangan, implementasi dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk menentukan relevansi dan realisasi tujuan, efisiensi pembangunan, efektivitas, dampak dan keberlanjutan. 26 Menurut John L Herman dalam Tayibnapis (1989) program adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil atau manfaat. Menurut Suharsimi Arikunto (2004) program dapat dipahami dalam dua makna yaitu secara umum dan khusus. 27 Secara umum, program dapat diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang di kemudian hari. Sedangkan pengertian secara khusus dari program biasanya 25 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI Press, t.t.), h. 187. 26 Purwa Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009), h. 70. 27 Mintarti, dkk., Zakat & Empowering, Kajian Perumusan, h. 23. 17 dikaitkan dengan evaluasi yaitu suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. 28 Menurut Kirkpatrick (1996) Evaluasi program dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas masingmasing komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator. 29 Dari dapat di atas dapat saya simpulkan bahwa evaluasi program berguna untuk menentukan apakah keluaran dan hasil dari pelaksanaan program bisa terealisasikan dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan, dalam hal ini, Feurstein menyatakan sepuluh alasan mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan: 30 a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai. b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif program. c. Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manajemen yang lebih baik. d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar memperkuat program itu sendiri. 28 Ibid., h. 23. Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak, h. 70. 30 Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, h. 188. 29 dapat 18 e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat perbedaan apa yang terjadi setelah diterapkan suatu program. f. Biaya dan manfaat. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk akal. g. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengolah kegiatan program secara lebih baik. h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam kesalahan yang sama, atau untuk mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah berhasil dengan baik. i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas. j. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal. 3. Pendekatan Evaluasi Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan sebagai beberapa pendapat tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, dengan kata lain tujuan dan prosedur evaluasi. Pendekatan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) 31 mengembangkan evaluasi ini dengan logical framework sebagai alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan rancangan pelaksanaan program yang melibatkan pengidentifikasian 31 Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak, h. 70-71. 19 unsur-unsur strategis (masukan, keluaran, hasil, dampak) dan hubungan sebab-akibat unsur-unsur strategis tersebut, berbagai indikator dan asumsi atau risiko yang mungkin mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan. Secara sederhana, evaluasi ini memuat lima kriteria evaluasi yaitu: a. Relevansi (relevance) didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana (tujuan) suatu program sejalan dengan persyaratan penerima manfaat, kebutuhan, prioritas, kebijakan mitra dan donor. Pada dasarnya relevansi merupakan jawaban dari kebermanfaatan dan kedayagunaan. b. Efektifitas (effectiveness) ialah jangkauan sejauh mana tujuan dan target program tercapai, mempertimbangkan arti atau diharapkan tercapai, penting relatifnya. Secara dengan eksplisit, efektifitas adalah hubungan antara output (produk dan jasa) dengan outcome (manfaat dan diharapkan dari sasaran atau penerima manfaat). c. Efisiensi (efficiency) adalah ukuran tentang bagaimana sumber daya/masukan secara ekonomis (dana, keahlian, waktu dan sebagainya) dikonversikan menjadi hasil. Secara sederhana, efisiensi dapat diukur dengan membandingkan antara hasil (output) dengan asupan (input) yang digunakan (waktu, SDM, alat, dan sebagainya). d. Dampak (impact) merupakan efek primer dan sekunder dalam jangka panjang, baik positif maupun negatif, yang dihasilkan sebuah program, langsung atau tidak langsung, dikehendaki maupun tidak 20 dikehendaki. Dalam evaluasi dampak program, beberapa hal yang perlu ditanyakan adalah perubahan apa yang terjadi sebagai hasil dari pelaksanaan program, apa perubahan nyata yang dirasakan penerima manfaat dari pelaksanaan program dan berapa banyak orang yang merasakan pengaruhnya. e. Kesinambungan (sustainability) adalah kesinambungan manfaat dari suatu program setelah bantuan program besar diselesaikan atau kemungkinan berlanjutnya manfaat dalam jangka panjang. Atau didefinisikan juga sebagai daya tahan manfaat-bersih (net benefit) terhadap risiko sepanjang waktu. 4. Desain Evaluasi Desain evaluasi program (Carol Tayler Fitz Gibbon & Lynn Lyons Morris, 1987), suatu desain ialah rencana yang menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan selama proses evaluasi. Alasan utama memakai desain yaitu untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut organisasi yang teratur dan menurut aturan evaluasi yang baik. Semua orang yang terlibat dalam evaluasi adalah orang yang tepat, dilakukan pada waktu yang tepat, dan ditempat yang tepat seperti yang telah direncanakan. 32 Pada dasarnya suatu desain ialah bagaimana mengumpulkan informasi yang komparatif sehingga hasil program yang dievaluasi dapat 32 Tayibnapis, Evaluasi Program, h. 64. 21 dipakai untuk menilai manfaat dan besarnya program apakah akan diperlukan atau tidak. 33 a. Desain dalam evaluasi sumatif. Biasanya evaluator desain sumatif dihubungkan diharapkan dengan membuat evaluasi sumatif, kesimpulan umum, menyingkat dan membuat laporan tentang keberhasilan program. Karena laporan tersebut dapat mempengaruhi keputusan tentang masa depan program atau nasib orang lain, maka evaluator perlu mendukung penemuannya dengan data yang cukup terpercaya. Biasanya desain dibuat sebagai metode untuk melakukan eksperimen ilmiah, metode dimana orang dapat membuat dampak secara logika pada hasil sesuatu perlakuan yang dibuatnya, misalnya evaluasi pendidikan dan perlakuannya. Evaluasi sumatif sebaiknya memakai eksperimen apabila meneliti program yang akan di evaluasi dengan hasil evaluasinya. b. Desain dalam evaluasi formatif. Menggunakan desain formatif dalam program berarti karyawan program akan berkesempatan melihat dengan seksama keefektifan program dan komponen yang ada didalamnya. Hal ini memungkinkan evaluator menjalankan fungsinya yang utama, menganjurkan orang-orang program mengamati terus-menerus dengan cermat kegiatan-kegiatan dalam program. 33 Ibid., h. 64. 22 Dalam hal ini saya menggunakan desain evaluasi sumatif pada analisis program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis untuk menilai keberhasilan program apakah keluaran dan hasil bisa terealisasikan dan dapat dipertanggungjawabkan. 5. Indikator Evaluasi Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau pendapat yang dapat menunjukkan suatu keadaan. 34 Terdapat empat indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan, yaitu: 35 a. Indikator ketersediaan. Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada, misalnya dalam suatu program pembangunan sosial yang menyatakan bahwa diperlukan suatu tenaga kader lokal yang terlatih untuk menangani 10 rumah tangga. Maka perlu dicek (dilihat), apakah tenaga kader yang terlatih tersebut benar-benar ada. b. Indikator relevansi. Indikator ini menunjukkan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang ditawarkan, misalnya pada suatu program pemberdayaan perempuan pedesaan dimana diperkenalkan kompor teknologi yang biasa 34 35 Suharto, Membangun Masyarakat, h. 126. New Life Options: Evaluasi Program, h. 73. 23 mereka gunakan. Berdasarkan keadaan tersebut maka teknologi yang lebih baru ini dapat dikatakan kurang untuk diperkenalkan, bila dibandingkan dengan kompor biasa mereka gunakan. c. Indikator efisiensi. Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna (efisien), atau tidak memboroskan sumber daya yang ada dalam upaya mencapai tujuan, misalnya suatu layanan yang dijalankan dengan baik hanya memanfaatkan 4 tenaga lapangan, tidak perlu dipaksakan untuk memperkerjakan 10 tenaga lapangan dengan alasan untuk menghindari terjadinya pengangguran. Bila hal ini yang dilakukan, maka yang akan terjadi adalah under employment (pengangguran terselubung). d. Indikator keterjangkauan. Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam jangkauan pihak-pihak yang membutuhkan, misalnya apakah puskesmas yang didirikan untuk melayani suatu masyarakat desa berada pada posisi yang strategis, dimana sebagian warga desa mudah datang ke puskesmas. Dari penjelasan di atas saya simpulkan bahwa dalam mengevaluasi program harus memilih pendekatan/desain untuk melakukan penilaian secara sistematis dan objektif terhadap pelaksanaan program. 24 B. Layanan Kesehatan 1. Pengertian Jasa, Layanan dan Pelayanan Jasa dan layanan merupakan hal yang sama untuk lebih memperjelas berikut ini dipaparkan beberapa definisi jasa/layanan. Pada bukunya Rambat Lupiyoadi mengutip definisi Lethtinen mengenai jasa adalah satu atau lebih rangkaian aktivitas pada interaksi antara seseorang atau peralatan fisik yang menyediakan kepuasan pelanggan. 36 Moenir (2008) menjelaskan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung. 37 Pelayanan yang dikatakan berwujud tersebut berarti bahwa pelayanan itu hanya dapat dirasakan, oleh sebab itu lebih jauh Normann (1991:14) memberikan karakteristik tentang pelayanan sebagai pelayanan merupakan suatu produksi yang mempunyai sifat tidak dapat diraba, berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi atau barang industri yang berwujud). Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya adalah tindak sosial. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat yang sama. 38 36 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta; Salemba 4, 2006), hal. 5-6. 37 H. A. S Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: PT Bumi Aksara, st 1 ed), hal. 17. 38 Usep Mulyana, Manajemen Pelayanan Umum, artikel diakses pada 27 Maret 201 dari www.usepmulyana.files.wordpress.com/2009/02/mpu-kp-1.pdf. 25 2. Kesehatan Definisi sehat dari Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) yaitu kesehatan bukan hanya bebas penyakit, melainkan mencakup kesejahteraan fisik, mental, sosial dan spiritual. Pemahaman tentang arti sehat ini sangat mempengaruhi bentuk perawatan, termasuk hubungan antara tenaga medis dengan pasien, tindak lanjut perawatan, usaha-usaha penunjang yang antara lain mencakup rehabilitasi, pencegahan dan diagnosa dini. 39 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. 40 Menurut undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan dan undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran yaitu kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap 39 Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien Dalam Setting Rumah Sakit (Surakarta: Tim Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothese, 1988), h. 6. 40 Wikipedia, Kesehatan, artikel diakses pada 16 April 2010 dari Kesehatan Menurut Undang-Undang - Tujuan Kesehatan Dalam Segala ... www.wikipedia.id.org/wiki/Kesehatan. 26 orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 41 Sehingga dapat saya simpulkan, layanan kesehatan adalah proses pemenuhan kebutuhan penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. 3. Ciri-ciri Jasa/Layanan Ciri-ciri Jasa/layanan diantaranya: 42 a. Tangible Merupakan sarana dengan fasilitas yang dapat langsung dirasakan oleh penerimanya. Hal ini dapat dilihat dari: 1) Kebersihan, kerapihan, kenyamanan dan keamanan ruangan. 2) Penataan interior dan eksterior, termasuk didalamnya tempat parkir baik yang berada didalam maupun yang diluar. 3) Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat medis. 4) Penampilan petugas yang bersih dan rapi. b. Reliability Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal. Hal ini dapat dilihat dari: 41 Wikipedia, Kesehatan. Fajriyah Ch. Sudjudi, Pengaruh Layanan Kesehatan RS. Hospital Cinere Terhadap Loyalitas Konsumen, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2008). 42 27 1) Prosedur administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran pasien. 2) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan pasien secara cepat dan tepat. 3) Jadwal pelayanan tepat, waktu pemeriksaan di rumah bersalin gratis dan pelayanan di bidang kesehatan. 4) Prosedur layanan tidak berbelit. c. Responsiveness Kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat di lihat dari: 1) Dokter cepat tanggap dalam melayani keluhan pasien. 2) Perawat dan petugas lainnya cepat tanggap. 3) Petugas memberikan informasi yang jelas. 4) Tindakan diberikan secara cepat. C. Kemiskinan 1. Definisi Miskin Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata “miskin” diartikan sebagai tidak berharta benda atau serba kekurangan (berpenghasilan rendah). 43 Dari bahasa aslinya Arab kata miskin berasal dari kata sakana yang berarti diam atau tenang, tetap, dan statis. Al-Raghib al-Ashfahani 43 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, artikel diakses pada 29 April 2011 dari media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Miskin.html. 28 mendefinisikan miskin adalah seorang yang tidak memiliki sesuatu apa pun. 44 Imam Syafii berpendapat orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. K.H Ali Yafie menjelaskan bahwa orang miskin adalah orang memiliki harta atau memiliki pekerjaan atau memiliki keduanya, tetapi harta atau hasil dari pekerjaannya itu hanya mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya. 45 Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisik dalam kelompoknya tersebut. 46 Sedangkan menurut antropolog Parsudi Suparlan, masyarakat miskin adalah sekelompok manusia yang kehidupan serta pendapatan sehari-harinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok sehingga kehidupan mereka serba kekurangan. 47 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Sosial (Depsos) (2002:4) kemiskinan merupakan kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan. Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 44 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Perspektif alQur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin dalam Pengembangan Masyarakat (Jakarta: IAIN Indonesian Social Equity Project, 2006), h. 134. 45 Ibid., h. 136. 46 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 349. 47 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 76. 29 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. 48 Sehingga dapat saya simpulkan orang miskin adalah seseorang yang tidak berharta benda, tidak memiliki pekerjaan tetap, dan penghasilannya itu tidak mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya. 2. Paradigma Kemiskinan Ada dua teori dalam memandang kemiskinan: 49 Pertama teori neo-liberal adalah kemiskinan absolut merupakan persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan-kelemahan dan pilihan-pilihan individu yang bersangkutan seperti lemahnya pengaturan pendapatan dan lemahnya kepribadian (malas, pasrah dan bodoh). Strategi penanggulangan kemiskinan dengan cara penyalurkan pendapatan terhadap orang miskin secara selektif dan memberikan pelatihan keterampilan pengelolaan keuangan melalui inisiatif masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Kedua teori demokrasi-sosial adalah kemiskinan relatif merupakan ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses-akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber kemasyarakatan. Strategi penanggulangan kemiskinan dengan cara penyaluran pendapatan secara universal dan perubahan fundamental dalam pola-pola pendistribusian pendapatan melalui intervensi negara dan kebijakan sosial. 48 49 Suharto, Membangun Masyarakat, h. 133-134. Ibid., h. 139-140. 30 3. Ciri-ciri Kemiskinan Kemiskinan mempunyai beberapa ciri diantaranya: 50 a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan). b. Ketidakadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi). c. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga). d. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal. e. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam. f. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat. g. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan. h. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental. i. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil). 50 Suharto, Membangun Masyarakat, h. 132. 31 4. Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas Indikator kemandirian individu dan komunitas merupakan indikator yang dibuat oleh Rumah Zakat untuk memberikan akses dan jaminan di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan kepada mustahik. Tabel 2. Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas 51 Aspek Individu Komunitas Ekonomi - Fakir tidak berpenghasilan. Munculnya lembaga - Miskin penghasilan $1.25 keuangan dengan alternatif per jiwa/hari. lembaga formal (mis: Keuangan - Mandiri penghasilan lebih Lembaga dari $ 1.25/jiwa per hari – Syari’ah) atau lembaga informal (mis: arisan). 15% di atas nishab zakat. - Muzzaki lebih dari 15% di atas nishab zakat. tingkat Pendidikan - Terpenuhi pendidikan - Meningkatnya partisipasi warga binaan dasar. pembiayaan - Mendapat vocational (non dalam pendidikan dasar di formal) training. komunitas. - Munculnya aktivitas pengembangan potensi anak (formal maupun non formal). Kesehatan Implementasi perilaku Munculnya dan/atau hidup bersih dan sehat meningkatnya kuantitas (PHBS) di tatanan rumah dan kualitas aktivitas tangga warga binaan. usaha kesehatan berbasis masyarakat yaitu posyandu, implementasi PHBS di tatanan rumah tangga warga binaan, menurunnya angka kematian ibu dan anak warga binaan, dan aktivitas dan output program posyandu di wilayah pengembangan masyarakat terpadu. 51 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org. 32 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Jenis Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah jenis penelitian metode evaluasi. Metode evaluasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program atau untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan suatu program. Manfaat metode evaluasi adalah untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan program yang lalu dan untuk memperbaiki pelaksanaan program yang akan dilaksanakan berikutnya. 52 Jadi, metode evaluasi sangat dibutuhkan untuk menilai keberhasilan dan keefektifan pelaksanaan suatu program. Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini akan menggambarkan tentang evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur. 2. Pendekatan Penelitian Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber pada pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan 52 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 144. 32 33 pengukuran tingkatan (perhitungan atau angka) suatu ciri tertentu. Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. 53 Sedangkan dalam penelitian sosial, dikenal adanya dua metodologi (proses, prinsip dan prosedur yang ditempuh seorang peneliti dalam mendekati permasalahan dan mencari jawabannya) yang dikenal dengan istilah kualitatif dan kuantitatif. 54 Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 55 Menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun 53 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 2. 54 Monasse Mallo, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Penerbit Karunika, 1986), h. 31. 55 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 3. 34 praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasiinformasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.56 Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam Metode Penelitian Pendidikan mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif (kualitatif), dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.57 Dari penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia. 3. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat penelitian di Rumah Bersalin Gratiis yang beralamat di Jalan Pulo Asem Timur Raya No. 18, Jakarta Timur. Peneliti memilih 56 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992), h. 209. 57 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2010), h. 15. 35 tempat penelitian tersebut dengan alasan lokasi tempat yang letaknya strategis dari rumah peneliti sehingga memudahkan dalam pengumpulan data lapangan, menghemat waktu dan dana dalam melakukan penelitian. Untuk tempat wawancara penulis melakukan di tempat yang berbeda yaitu rumah bersalin gratiis dan rumah anggota yang menerima layanan kesehatan secara gratis di daerah Jakarta Timur. Sedangkan waktu penelitian dimulai sejak tanggal 1 April 2011 dan penelitian ini akan berakhir pada tanggal 30 Mei 2011. 4. Pemilihan Subjek, Informan dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur. Untuk informan dalam penelitian adalah dokter, bidan dan pegawai rumah bersalin gratiis. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian adalah 5 (lima) orang anggota penerima manfaat layanan kesehatan secara gratis di Rumah Bersalin Gratiis. B. Metode Penelitian 1. Teknik Pemilihan Informan dan Objek Pemilihan informan bertujuan untuk mempermudah peneliti sehingga tidak perlu menjadikan keseluruhan populasi sebagai informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, orang tersebut harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. 58 58 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 90. 36 Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, dalam memilih responden ini penulis menggunakan teknik nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball. 59 Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, menurut Lincoln dan Guba (1985), dalam penelitian naturalistik, spesifikasi sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ciriciri khusus sampel purposive, yaitu: 60 a. Emergent sampling design/sementara. b. Serial selection of sample units/menggelinding seperti bola salju. c. Continuous adjustment or ‘focusing’ of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan. d. Selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh. Berikut ini tabel informan dan objek yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Tabel 3. Informan Penelitian No Nama Jabatan Alasan Memilih 1) dr. Hilmi Kepala Mengetahui keseluruhan Sulaiman Cabang program dan pelaksanaan R layanan kesehatan rumah bersalin gratiis dengan dana ZIS. 59 60 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 122-123 Ibid., h. 300-301 37 2) Dwi Laksmi General Administrasi 3) Nurzakiah Bidan No 1) 2) 3) 4) 5) Mengetahui data anggota dan rutinitas layanan kesehatan rumah bersalin gratiis. Kriteria ibu hamil yang mendapat layanan bersalin gratis dan layanan pengobatan umum selama tiga tahun. Tabel 4. Objek Penelitian Status Alasan Memilih Pasien Ibu Dianti Anggota Anggota yang sedang berobat tahun umum untuk anak kedua di 2010 rumah bersalin gratiis. Ibu Marlina Anggota Anggota yang sedang berobat tahun umum untuk anak ketiga di 2010 rumah bersalin gratiis. Ibu Anggota Rujukan dari bidan yang lokasi Sitisa’diah tahun rumahnya dekat dengan rumah 2010 bersalin gratiis dan peneliti. Ibu Anggota Rujukan dari bidan karena Triwiyanti tahun kondisi ekonomi yang 2010 memprihatinkan untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Ibu Anggota Rujukan dari bidan untuk Caturwiyanti tahun menilai perbedaan program 2007 layanan kesehatan rumah bersalin gratiis tahun 2007 dengan 2011. Nama 2. Instrumen dan Alat Bantu Dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. 61 Instrumen diperlukan untuk mengevaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin. Bentuk instrumen 61 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 133. 38 adalah pertanyaan. Untuk itu dapat digunakan sebagai pedoman wawancara dan observasi. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi yaitu: a. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak. 62 Menurut Lincoln dan Guba (1985:266), antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. 63 Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 64 62 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 135. Ibid., h. 135. 64 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: CV Alfabeta, 2008), h. 231. 63 39 Dalam wawancara penulis melakukan tanya jawab terhadap lima orang anggota, dokter, bidan dan pegawai rumah bersalin gratiis secara langsung. b. Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala penelitian. 65 Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. 66 Notoatmodjo mendefinisikan observasi sebagai perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Rangsangan tadi setelah mengenai indra menimbulkan kesadaran untuk melakukan pengamatan. Dalam penelitian yang dimaksud pengamatan tidak hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk meresapi, mencermati, memaknai dan akhirnya mencatat. 67 Dalam hal observasi penulis melakukan pengamatan dan pencatatan data dalam proses pelaksanaan program layanan kesehatan di Rumah Bersalin Gratiis pada tanggal 12 Mei 2011. 65 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 52. 66 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 226. 67 B Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006), h. 141. 40 c. Dokumentasi Guba dan Lincoln (1981:228) mendefinisikan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. 68 Dalam hal dokumentasi penulis pengumpulan berupa sub copy data asli tentang rumah bersalin gratiis dari data tulisan dan data gambar. 4. Sumber dan Data Menurut Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau flim. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. 69 Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat 68 69 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 161. Ibid., h. 122. 41 dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. 70 Sumber yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: a. Sumber primer adalah para anggota yang menerima manfaat layanan kesehatan secara gratis dan manajemen rumah bersalin gratiis. b. Sumber sekunder adalah pencatatan dokumentasi dan observasi di rumah bersalin gratiis. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Relevansi yaitu need assessment, tujuan-visi-misi rumah bersalin gratiis, input (sumber daya manusia dan fasilitas) dan eksplorasi terkait konsistensi rumah bersalin gratiis dalam mencapai tujuan. b. Efektifitas yaitu target rumah bersalin gratiis, SOP, eksplorasi dan observasi kondisi aktual. c. Efisiensi yaitu output rumah bersalin gratiis (layanan, tindakan medis dan jumlah anggota) dan input (tenaga medis, waktu dan pendanaan). d. Dampak yaitu program rumah bersalin gratiis, output program, analisa perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota. e. Kesinambungan yaitu keterjaminan pendanaan, penerimaan masyarakat dan segenap stakeholder, evaluasi teknis dan kualitas, ketersediaan sumber daya manusia, fasilitas, kebijakan publik di 70 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 113. 42 sektor ekonomi, kesehatan dan politik yang mempengaruhi pelaksanaan program, respon dari masyarakat. 5. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah proses mencari dan mengatur data secara sistematis transkrip interview, catatan dilapangan, dan bahan-bahan lain yang didapatkan, yang kesemuanya itu dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti (terhadap suatu fenomena) dan membantu peneliti untuk menginterpretasikan penemuannya kepada orang lain. 71 Didalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan bersamaan atau hampir bersamaan dengan pengumpulan data, berikut ini adalah prosedur analisis data penelitian kualitatif menurut Irawan yang digunakan dalam penelitian ini. 72 a. Pengumpulan data mentah Tahap pengumpulan data mentah dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan dan kajian pustaka. b. Transkrip data Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dari pengumpulan data mentah diubah ke bentuk tertulis seperti yang diketik persis seperti apa adanya (verbatim). c. Pembuatan koding Pada tahap ini, bagian-bagian tertentu dari transkrip yang sudah dibuat sebelumnya, dimana merupakan hal-hal yang penting dan dapat menjadi kata kunci diberikan kode. 71 Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Depok: FISIP UI, 2006), h. 73. 72 Ibid,. h. 78-80. 43 d. Kategorisasi data Yang dimaksud dengan kategorisasi data adalah peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara mengikat konsep-konsep (katakata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan kategori. e. Penyimpulan sementara Sampai tahap ini, peneliti sudah boleh mengambil kesimpulan, meskipun masih bersifat sementara, dimana kesimpulan tersebut sepenuhnya harus berdasarkan data. f. Penyimpulan akhir Untuk sampai pada tahap ini, ada kemungkinan peneliti akan mengulangi langkah satu sampai langkah enam berkali-kali, sebelum peneliti mengambil kesimpulan akhir dan mengakhiri penelitiannya. Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti sudah merasa bahwa data sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data baru hanya berarti ketumpangtindihan (redundant). Dari hasil analisis tersebut akan didapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian ini serta mampu memberikan penilaian layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur. 6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik 44 pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. 73 a. Menurut Patton (1987:331) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. b. Menurut Patton (1987:329) triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu: 1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 73 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 178. 45 2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. c. Triangulasi penyidik ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. d. Menurut Lincoln dan Guba (1981:307) triangulasi dengan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Sedangkan menurut Patton (1987:327) berpendapat lain, yaitu bahwa triangulasi dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival expalanations). 7. Teknik Penulisan Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press Tahun 2007. 74 74 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: CeQDA, 2007), h. 26. 46 BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Rumah bersalin gratiis adalah program pengadaan fasilitas kesehatan gratis berupa rumah bersalin dan klinik umum yang berfungsi memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta masyarakat kurang mampu. Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan skema keanggotaan per kepala keluarga, sehingga intervensi kesehatan yang diberikan dapat lebih komperhensif dengan menggunakan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 75 2. Latar Belakang Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Latar belakang didirikan rumah bersalin gratiis adalah tingkat angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia. Sebagian besar kematian perempuan saat melahirkan disebabkan komplikasi hamil dan bersalin, pendarahan, infeksi, eklamsia, aborsi tidak aman, kebersihan yang buruk dan persalinan yang lama. Sebagian besar dari komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dengan penerapan teknologi kesehatan yang ada. Namun demikian banyak faktor yang membuat layanan kesehatan tidak dapat diaplikasikan keseluruhan. Pada waktu kesehatan didekatkan 75 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 4 April 2011 dari dokumentasi rumah bersalin gratiis. 46 47 kepada masyarakat, belum tentu masyarakat memanfaatkan karena salah satu faktor utama adalah hambatan ekonomi. Rumah Zakat membangun pemberdayaan pada bidang kesehatan dengan healthcare untuk menyehatkan masyarakat kurang mampu. Healthcare mulai berkiprah pada tahun 1998-2009. Kegiatan kesehatan berawal dari kegiatan charity yaitu layanan yang diberikan secara langsung dan dalam waktu-waktu tertentu. Layanan kesehatan yang diberikan berupa siaga sehat, khitanan, dan bakti sosial kesehatan. Sebelumnya ada klinik pada tahun 2005, termasuk klinik pertama di Bandung. Rumah bersalin gratiis di Jakarta Timur didirikan tanggal 26 Februari 2007, beralamat di Jalan Taruna no. 43, Pulogadung. Di Taruna lebih dekat ke mustahik. Tahun 2010 sampai sekarang menjadi alat transformasi dan pembangunan pada bidang kesehatan. 76 Program kesehatan rumah bersalin gratiis berbasis keanggotaan untuk akses layanan kesehatan gratis. Layanan yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu terdiri dari layanan pengobatan umum, layanan kesehatan ibu dan anak, dan layanan jasa. Pada tahun 2008 lokasi rumah bersalin gratiis pindah ke jalan Pulo Asem Timur Raya no. 18, Pulogadung. Perbedaan bangunan saat ini lebih luas dan pelaksanaan program layanan kesehatan bersifat independent, walaupun dalam naungan Rumah Zakat. 3. Tujuan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Tujuan rumah bersalin gratiis adalah perbaikan kualitas kesehatan dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota pemberdayaan di wilayah 76 Wawancara Pribadi dengan Manager rumah bersalin gratiis, Jakarta, 4 April 2011. 48 Integrated Community Development (ICD) baik per kecamatan maupun kelurahan. 77 Visi Menjadi pusat pemberdayaan kesehatan masyarakat yang bersifat universal. Misi - Menyelenggarakan program kesehatan yang bersifat komperhensif di seluruh Indonesia menuju pemerataan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. - Menintegrasikan nilai-nilai universal dalam setiap aktifitas dan kebijakan lembaga. - Menyempurnakan seluruh proses lembaga berbasis teknologi, komunikasi dan informasi untuk mencapai kinerja yang optimal. - Menumbuhkan usaha di sektor produktif dalam rangka menunjang kontinuitas menyelenggarakan program lembaga. 4. Struktur Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Struktur rumah bersalin gratiis yaitu: 78 Kepala Cabang : dr. Hilmi Sulaiman R General Administrasi : Dwi Laksmi Staf Keuangan : Dewi Puspitasari Kepala RBG : dr. Agung Z. W Dokter Jaga : dr. Silvi, dr. Indra dan dr. Maryam Bidan Jaga : Nurzakiah, Siska dan Suci 77 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. General Administrasi, Struktur RSI, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari email [email protected]. 78 49 Perawat : Eko dan Ningsih Rekap Medis : Tita Puspitasari Asisten Apoteker : Rahma dan Ros Keamanan : Aris M dan Arif M Petugas Kebersihan : Geneniyati Supir Ambulance : Ahmad Fakhrur, Toni Hariyanto dan Triyono 5. Sasaran Program Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Sasaran program rumah bersalin gratiis adalah ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin dengan kriteria usia kandungan di bawah tujuh bulan dan lebih dari dua puluh minggu, serta tidak termasuk ibu hamil dengan risiko tinggi dan tidak hamil di luar nikah, yang memiliki akses minim terhadap fasilitas kesehatan dan tidak memiliki jaminan kesehatan di Jakarta Timur. 79 6. Penerima Manfaat Program Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Penerima manfaat program rumah bersalin gratiis dikhususkan kepada ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, namun pelayanan kesehatan yang diterima akan bermanfaat untuk keluarga inti. Pada periode 2007-2011 jumlah anggota penerima manfaat adalah: 80 Tabel 5. Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011 Tahun Jumlah Anggota 2007 115 orang 2008 39 orang 2009 64 orang 79 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Layanan Bersalin Gratis, artikel diakses pada 4 April 2011 dari dokumentasi rumah bersalin gratiis. 80 General Administrasi, Total Data Rekap Member Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 25 April 2011 dari email [email protected]. 50 2010 2011 53 orang 23 orang Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena pencataan data yang direkap hanya sampai bulan Maret. 7. Cara Pengajuan Bantuan Program Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Untuk pengajuan bantuan program layanan kesehatan adalah pasien ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin yaitu: 81 a. Calon anggota datang langsung ke layanan kesehatan gratis Rumah Zakat terdekat. b. Pasien datang ke pendaftaran atau melalui rekomendasi bidan untuk kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan fisik dan kehamilan. c. Calon anggota melengkapi dokumentasi persyaratan pengajuan bantuan. d. Setelah persyaratan lengkap dan formulir sudah terisi, maka diserahkan kembali ke rumah bersalin gratiis. e. Calon anggota akan di survei oleh surveyor. f. Setelah data dokumen dan hasil survei dinyatakan sesuai kriteria penerima bantuan dan dipastikan menjadi anggota rumah bersalin gratiis, maka pasien mendapatkan fasilitas layanan kesehatan secara gratis. 8. Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Jenis layanan rumah bersalin gratiis yaitu: 82 81 Bidanku Sholeh, Info Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 17 April 2011 dari bidankusholihah.blogspot.com/.../info-rumah-bersalin-gratis.html. 82 Wawancara Pribadi dengan Manager rumah bersalin gratiis, Jakarta, 4 April 2011. 51 Tabel 6. Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis Jenis Program Praktek Layanan Pelayanan Kesehatan Dokter Umum Layanan a. Pelayanan kesehatan Hari: Senin-Sabtu Umum umum. Jam: 08.00-16.00 WIB Hari libur tidak praktek. Bidan Setiap Hari 24 Jam Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB Layanan Ibu Hamil b. Layanan c. Ibu dan d. Anak e. f. Pelayanan prenatal Pelayanan postnatal dan neonatus Pelayanan KB Pelayanan Imunisasi Kendaraan Medis Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB Oncall Layanan Jasa Mobil ambulance dan mobil jenazah Edukasi kesehatan dan pembinaan anggota Pelayanan rujukan g. h. i. Pelayanan persalinan 9. Fasilitas Pasien Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Fasilitas yang disediakan rumah bersalin gratiis untuk pasien sebagai berikut: 83 a. Fasilitas untuk pasien yang berstatus anggota (member) yaitu kartu berobat pasien, kartu keanggotaan yang lengkap dengan nama keluarga inti maksimal 5 orang, mendapat fasilitas program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan secara gratis dan penggunaan kartu keanggotaan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis berfungsi selama tiga tahun. 83 April 2011. Wawancara Pribadi dengan General Administrasi rumah bersalin gratiis, Jakarta, 8 52 b. Fasilitas untuk pasien (non member) yaitu mendapat kartu berobat, mendapatkan program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan dan dikenakan infaq sebagai berikut: 1) Dokter umum dikenakan infaq sebesar Rp.5000,-. 2) Bidan dikenakan infaq sebesar Rp.3000,-. 3) Obat dikenakan infaq sesuai jumlah dan jenis obat yang diresepkan. 4) Persalinan dikenakan infaq antara Rp.350.000,- sampai dengan Rp.400.000,-. c. Fasilitas dalam persalinan diantaranya perlengkapan medis saat melahirkan, perawatan setelah melahirkan ± satu hari, makan dan minum disesuaikan dengan kondisi kedatangan pasien ± 2-3 kali, sebelum pulang bayi dimandikan, imunisasi awal, bingkisan dan pulang di antar ambulance sesuai permintaan pasien. 10. Sumber Dana Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Sumber dana rumah bersalin gratiis sebagai berikut: 84 a. Rumah Zakat b. Infaq dan shadaqah (ZIS) Rohis Lintas Arta c. Permata Bank Syariah bantuan sarana dan prasarana d. Infaq pasien (non member) 11. Tenaga Kerja Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Tenaga kerja yang bekerja melayani pasien di rumah bersalin gratiis terdiri dari: 85 84 Wawancara Pribadi dengan Manager rumah bersalin gratiis, Jakarta, 14 April 2011. 53 Tabel 7. Jumlah Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Pekerja Jenis Kelamin 13 orang Wanita 8 orang Pria Tabel 8. Bidang dan Jumlah Pekerja Bidang Pekerjaan Dokter Umum Bidan Perawat Asisten Apoteker Petugas Kebersihan Keamanan Rekap Medis Manajemen Rumah Bersalin Gratiis Supir Ambulance Baksos Kesehatan di luar Rumah Bersalin Gratiis Jumlah 3 orang 3 orang 2 orang 2 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 3 orang 2 orang C. Penemuan dan Pembahasan Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini mengacu kepada lima kriteria evaluasi yaitu relevansi, efektifitas, efisiensi, dampak dan kesinambungan. Dalam hal ini akan dibahas satu per satu sebagai berikut: 1. Relevansi Program Rumah Bersalin Gratiis dengan Kebutuhan Masyarakat Relevansi yang menggambarkan konsistensi tujuan, kebijakan, layanan dan program terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan di rumah bersalin gratiis. Berikut ini penjelasan tentang relevansi: a. Tujuan Rumah Bersalin Gratiis Tujuan rumah bersalin gratiis dalam pelayanan kesehatan yaitu: 85 April 2011. Wawancara Pribadi dengan General Administrasi rumah bersalin gratiis, Jakarta, 8 54 Perbaikan kualitas kesehatan dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota (member) pemberdayaan di wilayah Integrated Community Development (ICD). 86 Sehingga dapat saya simpulkan bahwa anggota (member) adalah ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin atau tergolong mustahik yang memiliki akses minim terhadap fasilitas kesehatan di Jakarta Timur. Perbaikan kualitas kesehatan tersebut untuk keluarga inti yang termasuk dalam teori kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang disebabkan oleh ketidakadilan dan ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat ekonomi ke bawah akibat tersumbatnya akses-akses perbaikan kesehatan. b. Kebijakan Rumah Bersalin Gratiis Kebijakan rumah bersalin gratiis yaitu: Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, pemeriksaan USG minimal 1 kali selama kehamilan untuk deteksi dini terhadap kelainan bawaan, risiko kehamilan dan persalinan lainnya. 87 Untuk menjadi calon anggota diharuskan mengisi berkas lembar pengantar dan formulir permohonan keanggotaan. Formulir keanggotaan terdiri dari identitas pemohon, identitas ibu hamil, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, persetujuan, rekomendasi, pernyataan komitmen hidup sehat dan islami, pernyataan kesungguhan, dan pernyataan pengurus masjid setempat. Selain itu calon anggota harus melampirkan berkas yang menguatkan persyaratan diantaranya fotokopi KTP pasien dan 86 87 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. 55 suami/wali, fotokopi KK, fotokopi surat nikah, pas foto 4x6, SKTM dari RT/RW setempat, dan hasil USG. Untuk pengisian berkas lembar pengantar dan formulir permohonan keanggotaan dapat dibawa pulang dan dikembalikan setelah seluruh persyaratan lengkap. Selanjutnya, berkas akan langsung di follow up melalui survei untuk yang di wilayah ICD akan di rekap dan di survei bersamaan setiap hari selasa oleh MRO, sedangkan untuk di wilayah non ICD akan langsung di survei oleh surveyor internal rumah bersalin gratiis. Dalam aplikasi program rumah bersalin gratiis mengalami kendala internal dan eksternal. Kendala internal berasal dari rumah bersalin gratiis dalam mensurvei menurut general administrasi yaitu proses survei calon anggota, sering tertunda sampai beberapa hari karena RBG tidak punya surveyor khusus untuk survei data calon anggota. Sedangkan kendala eksternal berasal dari anggota yaitu proses administrasi yang dibutuhkan sebagai kelengkapan persyaratan menjadi anggota sering tidak lengkap karena anggota kebanyakan pendatang yang tidak punya KTP dan KK wilayah Jakarta. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota maka dapat disimpulkan: 1) Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti tempat tinggalnya campur dengan mertua yang di dalam ada tiga kepala 56 keluarga. 88 Sedangkan ibu Catur, ibu Tri, ibu Dianti dan ibu Marlina tempat tinggal sementara di rumah kontrakan. 89 2) Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Catur, ibu Dianti, ibu Marlina, dan ibu Siti telah memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota. Namun menurut ibu Catur pada tahun 2007 berbeda dengan tahun yang sekarang lebih selektif dengan adanya pernyataan dari DKM masjid setempat. Menurut ibu Tri persyaratan dengan seadanya yaitu SKTM dari RT/RW setempat, dan fotokopi surat keterangan nikah. Sedangkan KTP dan KK Jakarta dalam proses pembuatan karena tempat tinggal yang sebelumnya berpindah-pindah dari Solo ke Bengkulu. Ketika penulis berada di ruang pendaftaran ada calon anggota (member) baru, saat itu posisi ibu X hamil dalam kondisi rujukan ke rumah sakit yang berada di Harmoni dikarenakan tidak ada respon dari bayi yang ada dikandungan padahal usia kandungan melebihi waktu yang diperhitungkan, pengajuan member pun baru dilakukan saat itu karena izin dari bidan. Ibu X harus melengkapi persyaratan dan mengisi formulir dengan benar. Berhubung ambulance digunakan untuk keperluan RBG saat itu baru balik jam 14.00 siang. Ibu X pun disuruh pulang untuk siapsiap membawa perlengkapan melahirkan dan balik lagi jam 14.00 siang. Ibu X mengisi formulir dilakukan di rumah, saat itu yang 88 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011. 89 57 dibawa ibu X adalah SKTM dari Kelurahan, jadi pulang untuk melengkapi persyaratan. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa rumah bersalin gratiis sangat selektif untuk calon anggota. Dalam memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan anggota dengan riwayat persalinan normal (tidak pernah sesar) dan ibu hamil bukan di luar pernikahan. Untuk administrasi yang kurang dapat dilengkapi dengan informasi surveyor yang meninjau langsung kondisi ekonomi anggota. c. Layanan Rumah Bersalin Gratiis Layanan kesehatan rumah bersalin gratiis untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah yaitu: Tersedianya sarana dan prasarana rumah bersalin gratiis sesuai standart yang berlaku di Indonesia, tersedianya sumber daya manusia medis yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (memenuhi standart kompetisi dan mempunyai ijin praktik). 90 Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota maka dapat disimpulkan: 91 1) Tangible merupakan sarana dengan fasilitas yang dapat langsung dirasakan oleh penerimanya (anggota) yaitu dari 5 anggota yang diwawancarai untuk kondisi ruangan bersih, rapih, nyaman dan aman. Penataan ruangan cukup memadai dan ruangan lebih luas dan tertutup. Kunjungan lebih mudah. Alatalat medis sudah sudah memadai dan kebersihannya terjaga. 90 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011. 91 58 Tempat parkir kurang memadai. Penampilan petugas seragam rapih dan bersih. 2) Responsiveness merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat dan tepat yaitu dari 5 anggota yang diwawancarai pelayanan sudah bagus. Tindakan perawatan tensi, timbang berat badan. Dokter atau bidan yang meriksa kesehatan memberikan pengobatan secara tepat dalam pemberian resep obat, dan petugas ramah-ramah dalam memberikan informasi. Menurut manager RBG fungsi dan peran dokter, bidan dan perawat sebagai fasilitator layanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien. Yang berperan dalam pemberian informasi kepada masyarakat tentang persalinan gratis adalah bidan. Bidan memberikan info persalinan gratis kepada ibu hamil yang tergolong mustahik sedang berkunjung ke RBG atau saat melakukan aksi siaga sehat di wilayah ICD. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa untuk dokter dan bidan sudah ada izin praktik yang dipasang pada dinding ruangan. Sedangkan untuk sarana dan prasarana di RBG sudah cukup baik namun masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan saya masih berharap adanya tambahan fasilitas diantaranya: 92 1) Untuk perlengkapan medis adanya penambahan alat USG, Rongent, dan Dokter ahli kandungan. 92 Observasi Pribadi di Rumah Bersalin Gratiis, Jakarta, 12 Mei 2011. 59 2) Untuk dapur umum keberfungsian selama ini kurang karena pemberian makanan kepada pasien dan makanan untuk para pegawai kerjasama dengan rumah makan tidak dibuat sendiri oleh pihak RBG. 3) Untuk tempat parkir belum ada arahan sehingga penempatan motor terkadang tidak tertata rapih. d. Program Rumah Bersalin Gratiis Jenis program pelayanan kesehatan dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Layanan Umum Pelayanan kesehatan umum yang dilakukan oleh dokter umum adalah pemeriksaan dan pengobatan umum terhadap pasien. 2) Layanan Ibu dan Anak Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan bidan berbentuk klinik kesehatan ibu dan anak menangani pelayanan prenatal, pelayanan postnatal dan neonates, pelayanan keluarga berencana (KB), pelayanan imunisasi dan persalinan. 3) Layanan Jasa Pelayanan kesehatan yang berbentuk jasa yaitu pelayanan jasa pengantaran ambulance, mobil jenazah, edukasi kesehatan, pembinaan anggota dan pelayanan rujukan. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa anggota (member) dapat memilih jenis program pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pengobatan dan perawatan. Sehingga intervensi kesehatan yang 60 diberikan dapat lebih menjamin pemeliharaan kesehatan anggota selama 3 tahun secara gratis. e. Kesimpulan akhir dari pembahasan relevansi di atas maka penilaian yang mengkategorikan rumah bersalin gratiis cukup relevan, walaupun dibeberapa aspek masih harus dilakukan perbaikan. 2. Efektifitas Program Rumah Bersalin Gratiis Efektifitas yang menggambarkan tingkat pencapaian target rumah bersalin gratiis. Berikut ini penjelasan tentang efektifitas: a. Target Rumah Bersalin Gratiis Target penerima manfaat untuk pelayanan kesehatan gratis ada 1500 member dan ambulance 50 pengantaran per bulan. Periode pelaksanaan ibu hamil sampai dengan melahirkan yaitu 1 tahun operasional rumah bersalin gratiis. Sasaran program ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin. 93 Penerima manfaat program rumah bersalin gratiis dikhususkan kepada ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, namun pelayanan kesehatan yang diterima akan bermanfaat untuk keluarga inti. Pada periode 2007-2011 jumlah anggota penerima manfaat adalah: 94 Tabel 9. Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011 Tahun Jumlah Anggota 2007 115 orang 2008 39 orang 2009 64 orang 2010 53 orang 2011 23 orang 93 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. General Administrasi, Total Data Rekap Member Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 25 April 2011 dari email [email protected]. 94 61 Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena pencataan data yang direkap hanya sampai bulan Maret. Total sementara ibu hamil yang menjadi anggota dari tahun 2007-2011 sebanyak 294 orang. Menurut general administrasi selama proses persalinan anggota melahirkan dengan normal, kondisi ibu dan anak dalam keadaan sehat. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa dari tahun ke tahun rumah bersalin gratiis tetap exsis dalam program keanggotaan buat ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin. Keluarga inti tersebut mendapat jaminan pelayanan kesehatan gratis selama 3 tahun. b. SOP Rumah Bersalin Gratiis Menurut manager rumah bersalin gratiis untuk pelaksanaan SOP medis dilakukan di forum audit medis. Sedangkan SOP non medis dilakukan lewat forum konseling masing-masing karyawan sesuai jobdesc. SOP rumah bersalin gratiis disahkan pada tahun ini. Namun pada saat ini SOP masih dalam proses penyelesaian dan perbaikan. Pemberian sanksi dibedakan menjadi dua kriteria. Jika pelanggaran kriteria masuk maka sanksi administrasi mulai dari ST atau SP dan jika pelanggaran tidak termasuk dalam kriteria maka sanksi sebatas teguran lisan atau peringatan. 95 Sehingga dapat saya simpulkan bahwa pembuatan SOP setelah program dilaksanakan dan dalam pelaksanaan program ada 95 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari [email protected]. 62 peningkatan dari tahun ke tahun. SOP diperlukan dalam program sebagai pedoman kerja bagi Rumah Zakat dalam menjalankan kegiatan operasional rumah bersalin gratiis. c. Kerjasama Rumah Bersalin Gratiis dengan Posyandu Menurut Manager rumah bersalin gratiis saat ini kerjasama posyandu yang dilakukan secara rutin baru di wilayah Pulogadung. Pelaksanaan program sebulan sekali yang terdiri dari pembinaan posyandu, UKS (siaga sehat), dan penyuluhan PHBS. Kegiatan posyandu yaitu pemberian PMT untuk balita, pemeriksaan kesehatan dan pemberian bantuan alat-alat medis, misal timbangan bayi, obatobatan dan lain-lain. 96 Untuk kerjasama posyandu dilakukan di daerah-daerah wilayah ICD Rumah Zakat atau daerah yang sudah direkomendasikan donatur untuk diberikan bantuan. Nara sumber dalam pelaksanaan adalah dokter, dan bidan yang ada di RBG. Alhamdulillah dapat respon positif oleh masyarakat. 97 Sehingga dapat saya simpulkan bahwa kerjasama rumah bersalin gratiis dengan posyandu sangat berperan penting dalam pencapaian target penerima manfaat untuk pelayanan kesehatan gratis. Dari kegiatan ini RBG dapat meninjau kondisi kesehatan masyarakat miskin yang memiliki akses minim terhadap fasilitas 96 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 28 April 2011 dari [email protected]. 97 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 28 April 2011 dari [email protected]. 63 kesehatan dan tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan khususnya ibu yang sedang hamil. d. Kesimpulan akhir dari pembahasan efektifitas di atas maka diperoleh nilai yang mengkategorikan masih efektif. Walaupun perlu peningkatan dan perluasan akan kerjasama dengan posyandu di wilayah Jakarta Timur. 3. Efisiensi Program Rumah Bersalin Gratiis Efisiensi yang diperlihatkan perbandingan output dengan input. Dalam hal ini penulis memfokuskan pembahasan tentang layanan ibu hamil yaitu pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus. Berikut penjelasan tentang efisiensi: a. Layanan Ibu Hamil Menurut Bidan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis terhadap ibu hamil yaitu: 1) Pelayanan prenatal yaitu perawatan pra lahir mengacu pada perawatan medis dan keperawatan direkomendasikan untuk perempuan sebelum dan selama kehamilan. Kehamilan dimulai dari usia 0-42 minggu kehamilan. Tujuan prenatal adalah untuk mendeteksi, mencegah dan mengarahkan untuk memeriksakan kesehatan saat atau ingin hamil. 2) Pelayanan Persalinan dimulai dari mules sampai bayi mau keluar. Untuk persalinan normal melalui 10 pembukaan yaitu sampai posisi kepala bayi. 64 3) Pelayanan postnatal dan neonatus periode awal segera setelah melahirkan. Pasien wajib kontrol nifas kesehatan ibu dan anak setelah seminggu kelahiran. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa pelayanan untuk kesehatan ibu hamil mulai dari pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus dilaksanakan secara berurutan berdasarkan usia kehamilan. b. Tindakan Medis Ibu Hamil Menurut bidan tindakan medis terhadap ibu hamil yaitu: 1) Tindakan medis pra lahir adalah menganjurkan kepada ibu yang akan atau sedang hamil mengkonsumsi vitamin dan asam folat untuk mencegah cacat tabung saraf. Tindakan medis saat hamil timbang, tensi, ukur tinggi fundus, pemberian tablet besi, riwayat medis, penyuluhan dan pemeriksaan hasil USG. 2) Trimester pertama usia kandungan 0-3 bulan mengalami keluhan yaitu mual, nga mau makan, muntah dan pusing maka bidan memberikan vitamin, asam folat dan obat-obatan yang disesuaikan kondisi pasien. Trimester kedua usia kandungan 3-6 bulan jarang ada keluhan maka bidan memberikan 90 tablet besi dan anjuran ibadah sholat lima waktu. Trimester ketiga usia kandungan 6-9 bulan mengalami keluhan yaitu resah, sering buang air kecil, pegal pada pinggang, sulit tidur maka bidan menganjurkan shalat tahajud, dzikir, putar puting dan hubungan suami-istri untuk membuat rangsangan pada bayi. 65 3) Tindakan medis untuk mengetahui tanggal kelahiran bayi pasien, bidan menggunakan kalender terhitung mulai awal kehamilan. Tujuan dari penanggalan adalah memprediksi tanggal persalinan sebagai batasan untuk melahirkan secara normal dan menghindari rujuk ibu. 4) Rujuk ibu terdiri dari riwayat bedah sesar, pendarahan pervagiman, persalinan kurang bulan usia hamil kurang dari 37 minggu, ketuban pecah lama lebih dari 24 jam, ketuban pecah pada persalinan kurang dari 37 minggu usia kandungan, ikterus, anemia berat, gejala infeksi, hipertensi dalam kehamilan, tinggi fundus 40 cm/ lebih gawat janin, primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5. Persalinan normal dapat terjadi jika berat badan bayi 2,5-4 kg dan usia ibu hamil 20-35 tahun. 5) Dalam proses persalinan jika terjadi pendarahan yang bidan tidak dapat mengatasi selama masa krisis yaitu 2 jam setelah melahirkan maka segera di rujuk ke rumah sakit yang berada di harmoni. Di rumah sakit harmoni akan ditangani oleh dokter ahli kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Untuk pembiayaan pasien khusus RBG mendapat diskon (potongan harga) yang disesuaikan kondisi ekonomi pasien. 6) Tindakan medis setelah melahirkan. Pasien wajib kontrol seminggu setelah melahirkan, bidan akan meriksa kesehatan ibu 66 dan anak. Tiga minggu setelah melahirkan kontrol nifas dan 40 hari setelah melahirkan mengikuti program keluarga berencana. Menurut Manager RBG dari awal keanggotaan, dari kami sudah menjelaskan kepada pasien, jika persalinannya di rujuk, maka biaya ditanggung sendiri oleh pasien, karena RBG belum punya dana khusus untuk menangani biaya rujukan. Jika ada donasi dari donatur untuk anggota RBG, maka dana itu baru bisa dikeluarkan untuk membantu biaya persalinan anggota yang di rujuk. Solusi yang sering RBG berikan ke pasien saat di rujuk, mereka harus buat SKTM agar bisa dibebaskan dari biaya persalinan di R.S. atau Klinik lain. Pasien RBG biasa di rujuk ke Klinik Harmoni atau R.S. terdekat atau bisa atas pilihan pasien sendiri. Dari data diatas dapat saya simpulkan bahwa bidan yang menangani ibu hamil selain berpendidikan bidan juga pengalaman dalam tindakan medis yang dilakukan berdasarkan standarisasi bidan. c. Jumlah Anggota Ibu Hamil Tabel 10. Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011 Tahun Jumlah Anggota 2007 115 orang 2008 39 orang 2009 64 orang 2010 53 orang 2011 23 orang Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena pencataan data yang direkap hanya sampai bulan Maret. Total 67 sementara ibu hamil yang menjadi anggota dari tahun 2007-2011 sebanyak 294 orang. Menurut general administrasi selama proses persalinan anggota melahirkan dengan normal, kondisi ibu dan anak dalam keadaan sehat. Untuk bukan anggota (non member) ada dua kasus bayi meninggal karena tidak punya pernafasan, dan satu bayi menderita bibir sumbing. Dari data diatas dapat saya simpulkan bahwa keahlian bidan dalam menangani ibu hamil sampai melahirkan secara normal tidak ada perbedaan antara anggota dan bukan anggota semua mendapat pelayanan yang sama secara profesional. d. Penilaian Anggota Layanan Kesehatan Gratis Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota maka dapat disimpulkan dalam efisiensi menggunakan reliability. Reliability merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal. Hal ini dapat dilihat dari: 98 1) Prosedur administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran pasien. Gambar 1. Skema Alur Tindakan Pengobatan Pendaftaran Tindakan Perawat Datang berobat Dokter Atau Bidan Depo Obat (Infaq) Pulang 98 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011. 68 Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti, ibu Dianti, ibu Tri sudah bagus. Begitu juga menurut ibu Catur untuk administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran di RBG setelah penanganan persalinan berbeda saat saya melahirkan anak pertama di R.S. Persahabatan itu administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran diurus sampai selesai baru proses penanganan persalinan. Lain hal dengan ibu Marlina menurutnya posisi tempat pendaftaran dengan tempat tindakan perawat sebaiknya berdekatan agar memudahkan pasien. 2) Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti, ibu Dianti dan ibu Marlina memeriksakan kehamilan rutin dilakukan di RBG. Untuk ibu Catur pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas karena saat mengajukan jadi anggota usia kandungan 8 bulan. Untuk ibu Tri memeriksakan kehamilan tidak rutin karena penghasilan suami setiap bulan hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari. 3) Pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan pasien secara cepat dan tepat. Dari 5 anggota yang diwawancarai dapat disimpulkan mereka memanfaatkan kartu anggota dengan baik karena menggunakan pelayanan kesehatan gratis sesuai kebutuhan bukan hanya persalinan, perawatan setelah lahir tetapi saat sakit juga berobat di RBG. 69 4) Jadwal pelayanan tepat, waktu pemeriksaan di RBG dan pelayanan di bidang kesehatan. Dari 5 anggota yang diwawancarai dapat disimpulkan bahwa untuk pemeriksaan dokter umum atau bidan 15 menit, di depo obat 30 menit sampai 1 jam. Pemeriksaan untuk diagnosa penyakit dilakukan oleh dokter umum, sedangkan pemeriksaan kandungan, imunisasi dan persalinan dilakukan oleh bidan. Untuk tindakan suntik, kontrol kadar gula darah dan asam urat, penguapan, nimbang dan tensi dilakukan oleh perawat. 5) Prosedur layanan tidak berbelit. Dari 5 anggota yang diwawancarai ibu Catur, ibu Dianti, ibu Marlina, ibu Siti dan ibu Tri layanan di RBG karena saat pengajuan menjadi anggota mengutamakan pelayanan kesehatan terlebih dahulu, setelah itu baru administrasi yang kurang dilengkapi. Untuk non member pelayanan kesehatan yang didahulukan setelah itu biaya pengobatan dan perawatan. Untuk biaya pengobatan dan perawatan dapat dibayarkan pada depo obat. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa efisiensi berdasarkan realibility sesuai dengan harapan masyarakat dimana proses penanganan kesehatan didahulukan dibandingkan biaya pengobatan dan administrasi. Khusus saat proses persalinan sampai perawatan sedangkan pembayaran dilakukan ketika pasien non member sudah bisa pulang ke rumah. 70 e. Kesimpulan akhir dari pembahasan efisiensi di atas maka diperoleh nilai yang mengkategorikan sudah efisien. Walaupun perlu peningkatan dan perbaikan dalam kualitas kesehatan gratis buat masyarakat miskin. 4. Dampak Pelaksanaan Program Rumah Bersalin Gratiis Dampak yaitu pengaruh program rumah bersalin gratiis (preventif dan kuratif) terhadap anggota. Dalam hal ini dampak sebagai efek primer dan sekunder dalam jangka panjang, baik positif maupun negatif, yang dihasilkan sebuah program, langsung atau tidak langsung, dikehendaki maupun tidak dikehendaki. Dampak pelaksanaan program rumah bersalin gratiis terhadap pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin sebagai efek primer dan sekunder dalam jangka panjang. Berikut ini pembahasan dampak pelaksanaan program rumah bersalin gratiis: a. Efek Sekunder Efek sekunder pelaksanaan program rumah bersalin gratiis bagi wilayah ICD Rumah Zakat adalah penurunan angka kematian ibu hamil di Jakarta Timur. Menurut Sudin Kesehatan Jakarta Timur dari tahun ke tahun mengalami penurunan angka kematian ibu hamil pada proses persalinan. Berdasarkan data berikut: 99 Tabel 11. Data Angka Kematian Ibu dari Tahun 2008-2010 Tahun Total Ibu Hamil Jumlah Kematian 2008 60.061 orang 11 orang 2009 46.346 orang 5 orang 2010 42.288 orang 4 orang 99 Rodin Daulat, Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim, diakses pada 3 Mei 2011 dari Pencanangan Pengembangan Hutan Kota Di Pulogadung...http://www.timur.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=664. Kawasan Industri 71 Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa keberadaan rumah bersalin gratiis di Jakarta Timur sangat berperan dalam penurunan angka kematian ibu saat proses persalinan. Dan keberadaan RBG sangat membantu ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin untuk mendapatkan akses kesehatan gratis secara layak. b. Efek Primer Efek primer pelaksanaan program rumah bersalin gratiis terhadap anggota adalah peningkatan status kesehatan keluarga inti anggota, ibu dan bayi selamat dalam proses persalinan, peningkatan pengetahuan dan implementasi PHBS. Dalam hal ini indikator keluaran dan dampak dari program yang sudah berlangsung pada tahun sebelumnya. Untuk mengetahui keluaran dan dampak melalui wawancara kepada 5 anggota yang mendapatkan layanan kesehatan gratis. 100 Berikut ini kesimpulan dari wawancara kepada 5 anggota: 1) Menurut ibu Dianti dan ibu Marlina saat mengandung bidan menyarankan untuk menjaga asupan makanan yang bergizi, jangan suka jajan sembarangan karena ada pengawetnya. 2) Menurut ibu Dianti dan ibu Marlina pemulihan setelah melahirkan butuh waktu 2 jam, selain itu harus minum obat penambah darah dan vitamin. Hal tersebut dibenarkan bidan untuk masa kritis pasien 2 jam setelah melahirkan. 100 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011. 72 3) Dari 5 anggota yang diwawancarai yaitu ibu Dianti, ibu Marlina, ibu Siti, ibu Tri dan ibu Catur untuk obat-obatan yang diresepkan dokter atau bidan selama ini cocok dan cepat untuk penyembuhan. Namun pada ibu Marlina akan alergi jika minum obat DMT maka dokter mengganti dengan resep obat yang lain. 4) Dari 5 anggota yang diwawancarai kondisi anak yang lahir di RBG dalam keadaan sehat dan normal. Untuk ibu Catur anak kedua perempuan kini usia 3 tahun. Ibu Siti anak kedua laki-laki usia 2 tahun saat penulis wawancara kondisi anak dalam masa penyembuhan RBG karena diare. Ibu Tri anak kelima wanita baru seminggu melahirkan maka wajib kontrol nifas dan kontrol kesehatan bayi. Ibu Marlina anak ketiga wanita usia 2 tahun, sedang melakukan tindakan kesehatan karena sakit pilek jadi harus diuap. Untuk ibu Dianti saat berobat tidak membawa anak yang lahir di RBG. 5) Perasaan dari 5 anggota yang terpilih menjadi anggota RBG sangat senang dan membantu meringankan beban mereka untuk mendapatkan akses dan jaminan kesehatan secara gratis selama 3 tahun. Meningkatkan status kesehatan keluarga inti anggota. 6) Dari 5 anggota yang terpilih jadi anggota RBG maka mengikuti saran bidan dan dokter untuk menjaga sholat 5 waktu untuk keluarga inti anggota, untuk suami pekerjaannya halal dan merokok dikurangi karena tidak baik buat kesehatan, uang untuk 73 rokok ditabung untuk kebutuhan yang lain, dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Manajemen rumah bersalin gratiis petugas kesehatan pernah berkeluh kesah seputar ketidakpatuhan pasien terhadap terapi yang dokter atau bidan berikan kepada mereka. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa keberadaan pelayanan rumah bersalin dan klinik umum yang berasal dari dana ZIS sangat berperan untuk kesejahteraan ibu hamil dan keluarga yang tergolong mustahik. Hasil dari pelaksanaan program rumah bersalin gratiis adalah penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita dan penurunan angka sakit di wilayah Jakarta Timur. c. Kesimpulan akhir dari pembahasan dampak di atas maka diperoleh efek primer dan efek sekunder yang mengkategorikan nilai positif baik dari dampak maupun keluaran. 5. Kesinambungan Program Rumah Bersalin Gratiis Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program rumah bersalin gratiis kesinambungan dari manfaat berbagai dari aspek. suatu Keberlanjutan program setelah adalah program dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya dalam jangka panjang terhadap risiko sepanjang waktu. Berikut ini pembahasan tentang kesinambungan program RBG yaitu: a. Sumber Manusia Daya 74 Dalam hal sumber daya manusia di rumah bersalin gratiis terkait dengan survei data terhadap anggota yang tergolong mustahik. Menurut Manager RBG idealnya, setiap tahun dilakukan verifikasi (survei ulang) data seluruh anggota (member). Namun, sampai saat ini belum dapat dilakukan karena beberapa kendala yaitu: 101 1) Kekurangan sumber daya manusia. Data domisili dan 2) kontak anggota yang kurang valid. Hal ini disebabkan sebagian besar anggota bukan penduduk asli Jakarta atau tempat tinggal dikontrakan yang sewaktu-waktu akan pindah. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa rumah bersalin gratiis harus menambah sumber daya manusia untuk bidang survei. Surveyor yang mempunyai latar belakang pendidikan kesejahteraan sosial. b. Pendanaan Dalam hal pendanaan di rumah bersalin gratiis terkait dengan monitoring kepada anggota. Menurut Manager RBG monitoring kepada anggota dilakukan pada saat pembinaan mentor anak asuh yang dilakukan oleh MRO di bawah Rumah Zakat. Waktu pembinaan mentor anak asuh diadakan sebulan sekali dan pembinaan kesehatan melalui pengajian dari MRO diadakan sepekan 101 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 28 April 2011 dari [email protected]. 75 dua kali, namun hanya mencakup beberapa wilayah di Jakarta Timur. Ketika pembinaan, perkembangan kesehatan anggota dicek melalui penerapan komitmen hidup sehat secara Islami sesuai nota kesepahaman anggota. 102 Sedangkan waktu pembinaan kesehatan anggota yang diadakan sendiri oleh tim RBG, sempat berjalan pada awal hingga pertengahan tahun 2010, namun terkendala karena pendanaan. Hal itu disebabkan dana yang tersedia selama ini hanya untuk pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa pemberdayaan kepada anggota untuk layanan kesehatan terus dilakukan oleh RBG sendiri dan Rumah Zakat. Namun hal ini tidak akan berlanjut jika tidak ditunjang dengan pendanaan, maka solusi yang tepat adalah RBG bekerja sama dengan posyandu-posyandu yang berada di wilayah Jakarta Timur dan mudah di akses oleh anggota untuk memberikan pembinaan kesehatan melalui layanan kesehatan gratis untuk ibu hamil dan balita. c. Teknis Dalam hal teknis di rumah bersalin gratiis terkait dengan pemberlakuan kartu anggota untuk layanan kesehatan gratis. Menurut Manager RBG kartu anggota awalnya berlaku untuk 5 tahun, namun dalam perjalanannya mengalami perubahan pola 102 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari [email protected]. 76 intervensi pemberdayaan pada saat ini kartu anggota berlaku untuk 3 tahun. Keputusan ini dilakukan oleh Pusat Rumah Zakat. Dengan jangka waktu 3 tahun disesuaikan dengan jangka waktu pembinaan ICD Rumah Zakat, dengan asumsi (harapan) sebagian besar anggota berdomisili di wilayah ICD. Kartu anggota dapat digunakan untuk keluarga inti anggota maksimal berjumlah 5 orang. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi suami dan istri dalam perencanaan mempunyai anak berdasarkan keluarga berencana. Dan diharapkan setelah 3 tahun, anggota sudah bisa merubah taraf hidupnya menjadi lebih baik. 103 Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa dalam pelaksanaan program rumah bersalin gratiis, Rumah Zakat melakukan evaluasi program secara internal yang disesuaikan dengan konsep pemberdayaan masyarakat dan pendanaan yang baik. d. Kesimpulan Kesinambungan Kekhawatiran ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin akan biaya persalinan dan kesehatan yang mahal, keterlambatan penanganan medis dan administrasi yang ribet pada pelayanan kesehatan dengan kehadiran rumah bersalin gratiis berubah menjadi senyum sehat. Walaupun RBG berbasis filantropis Islam yang pendanaan berasal dari ZIS, namun dalam pelaksanaan preventif dan 103 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari [email protected]. 77 kuratif tentang pelayanan kesehatan bersifat universal tidak membedakan agama, suku, budaya dan ras. 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis Rumah bersalin gratiis adalah program pengadaan fasilitas kesehatan gratis berupa rumah bersalin dan klinik umum yang berfungsi memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta masyarakat kurang mampu. Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan skema keanggotaan per kepala keluarga, sehingga intervensi kesehatan yang diberikan dapat lebih komperhensif dengan menggunakan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 104 Rincian pelayanan di Rumah Bersalin Gratiis yaitu pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus, pelayanan KB, pelayanan imunisasi, pelayanan kesehatan umum, pelayanan jasa pengantaran ambulance dan mobil jenazah, edukasi kesehatan dan pembinaan anggota, pelayanan rujukan. 2. Hasil Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis Pada penelitian ini telah dievaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis dari aspek relevansi, efektifitas, efisiensi, kaji dampak dan kesinambungan. Hasilnya berupa analisa deskriptif yang dibuat melalui jenis penelitian kualitatif evaluatif. Berdasarkan data di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 104 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 4 April 2011 dari dokumentasi rumah bersalin gratiis. 77 78 a. Relevansi Relevansi yang menggambarkan konsistensi tujuan, kebijakan, layanan dan program terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan di rumah bersalin gratiis. Anggota adalah ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin atau tergolong mustahik yang memiliki akses minim terhadap fasilitas kesehatan di Jakarta Timur. Perbaikan kualitas kesehatan tersebut untuk keluarga inti yang termasuk dalam teori kemiskinan relatif. Rumah bersalin gratiis sangat selektif untuk calon anggota. Dalam memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan anggota dengan riwayat persalinan normal (tidak pernah sesar) dan ibu hamil bukan di luar pernikahan. Untuk administrasi yang kurang dapat dilengkapi dengan informasi surveyor yang meninjau langsung kondisi ekonomi anggota. Dalam pelayanan dokter dan bidan sudah ada izin praktik yang dipasang pada dinding ruangan. Anggota (member) dapat memilih jenis program pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pengobatan dan perawatan. Sehingga intervensi kesehatan yang diberikan dapat lebih menjamin pemeliharaan kesehatan anggota selama 3 tahun secara gratis. Kesimpulan relevansi cukup relevan, walaupun dibeberapa aspek masih harus dilakukan perbaikan. f. Efektifitas Program layanan kesehatan dari tahun ke tahun rumah bersalin gratiis tetap efektif. Dalam program keanggotaan buat ibu hamil 79 yang berasal dari keluarga miskin. Keluarga inti tersebut mendapat jaminan pelayanan kesehatan gratis selama 3 tahun. Pembuatan SOP setelah program dilaksanakan dan dalam pelaksanaan program ada peningkatan dari tahun ke tahun. SOP diperlukan dalam program sebagai pedoman kerja bagi Rumah Zakat dalam menjalankan kegiatan operasional rumah bersalin gratiis. Kerjasama rumah bersalin gratiis dengan posyandu sangat berperan penting dalam pencapaian target penerima manfaat untuk pelayanan kesehatan gratis. Dari kegiatan ini RBG dapat meninjau kondisi kesehatan masyarakat miskin yang memiliki akses minim terhadap fasilitas kesehatan dan tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan khususnya ibu yang sedang hamil. Kesimpulan efektifitas masih efektif, walaupun perlu peningkatan dan perluasan akan kerjasama dengan posyandu di wilayah Jakarta Timur. g. Efisiensi Efisiensi yang diperlihatkan perbandingan output dengan input. Dalam hal ini penulis memfokuskan pembahasan tentang layanan ibu hamil yaitu pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus dilaksanakan secara berurutan berdasarkan usia kehamilan. Bidan yang menangani ibu hamil selain berpendidikan bidan juga pengalaman dalam tindakan medis yang dilakukan berdasarkan standarisasi bidan. Keahlian bidan dalam menangani ibu hamil 80 sampai melahirkan secara normal tidak ada perbedaan antara anggota dan bukan anggota semua mendapat pelayanan yang sama secara profesional. Efisiensi berdasarkan realibility sesuai dengan harapan masyarakat dimana proses penanganan kesehatan didahulukan dibandingkan biaya pengobatan dan administrasi. Khusus saat proses persalinan sampai perawatan. Pembayaran dilakukan ketika pasien non member sudah bisa pulang ke rumah. Kesimpulan efisiensi sudah efisien, walaupun perlu peningkatan dan perbaikan dalam kualitas kesehatan gratis buat masyarakat miskin. h. Dampak Dampak pelaksanaan program rumah bersalin gratiis terhadap pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin sebagai efek primer dan sekunder dalam jangka panjang. Keberadaan rumah bersalin gratiis di Jakarta Timur sangat berperan dalam penurunan angka kematian ibu saat proses persalinan. Dan keberadaan RBG sangat membantu ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin untuk mendapatkan akses kesehatan gratis secara layak. Keberadaan pelayanan rumah bersalin dan klinik umum yang berasal dari dana ZIS sangat berperan untuk kesejahteraan ibu hamil dan keluarga yang tergolong mustahik. Hasil dari pelaksanaan program rumah bersalin gratiis adalah penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita dan penurunan angka sakit di wilayah Jakarta Timur. 81 i. Kesinambungan Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program rumah bersalin gratiis dari berbagai aspek. Keberlanjutan adalah kesinambungan manfaat dari suatu program setelah program dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya dalam jangka panjang terhadap risiko sepanjang waktu. Pemberdayaan kepada anggota untuk layanan kesehatan terus dilakukan oleh RBG sendiri dan Rumah Zakat. Namun hal ini tidak akan berlanjut jika tidak ditunjang dengan pendanaan, maka solusi yang tepat adalah RBG bekerja sama dengan posyandu-posyandu yang berada di wilayah Jakarta Timur dan mudah diakses oleh anggota untuk memberikan pembinaan kesehatan melalui layanan kesehatan gratis untuk ibu hamil dan balita. pelaksanaan program rumah bersalin gratiis, Rumah Zakat melakukan evaluasi program secara internal yang disesuaikan dengan konsep pemberdayaan masyarakat dan pendanaan yang baik. Rumah bersalin gratiis dapat terus berlanjut dan berkesinambungan jika tetap fokus pada nilai kemanusiaan untuk membantu kaum fakir dan miskin terhadap akses jaminan pelayanan kesehatan gratis. Berusaha terus untuk memperbaiki kualitas layanan dan mengembangkan program yang kurang disentuh oleh pemerintah misalnya persalinan gratis untuk ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, pembinaan rohani melalui integrated community development. 82 B. Saran 1. Rumah Bersalin Gratiis Untuk perbaikan pelaksanaan program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis di masa mendatang, penulis menyarankan perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak rumah bersalin gratiis yaitu: Relevansi perlu menyusun target terukur yang sesuai dengan tujuan program dan terkait dengan sasaran, melakukan sosialisasi dan internalisasi tujuan rumah bersalin gratiis ke segenap stakeholder. Efektifitas perlunya evaluasi berkala terhadap pencapaian target sehingga perbaikan berkesinambungan dapat terus berjalan, perlu mengupayakan peningkatan kinerja petugas kesehatan dan penghargaan diberikan untuk memotivasi berprestasi dalam melayani pasien. Sedangkan dampak perlu ada upaya penyebaran informasi lebih, tidak sebatas mulut ke mulut, selain optimalisasi layanan dalam gedung, peningkatan layanan luar gedung nampaknya dapat menjadi alternatif untuk peningkatan kebermanfaatan. Kesinambungan keunggulan kompetitif rumah bersalin gratiis (gratis, kuratif, religius, berbasis kesehatan keluarga miskin) harus dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk dapat memberi program kesehatan secara lebih profesional dan terwujudnya perilaku hidup sehat setelah anggota sembuh melalui program promosi kesehatan. 2. Untuk Anggota Dengan pengobatan gratis ini bisa memanfaatkan keberfungsian kartu selama tiga tahun, namun dalam perjalanannya jika anggota 83 mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi dan sudah bisa dikatakan mandiri maka dengan sukarela mengembalikan kartu anggota dan merubahnya dengan infaq. 3. Mahasiswa Saat ingin melakukan penelitian sebaiknya pikirkan konsep secara matang. Tempat penelitian sebaiknya di survey untuk kenyamanan saat meneliti jangan sampai pada pertengahan mengalami perubahan pada tempat dan konsep penelitian, seperti yang dialami penulis bukan hanya waktu, dana dan kelulusan jadi tertunda. 84 DAFTAR PUSTAKA BUKU Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI Press, 1988. Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992. Irawan, Prasetya. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Depok: FISIP UI, 2006. Ismail, Asep Usman. Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Perspektif Al-Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin dalam Pengembangan Masyarakat. Jakarta: IAIN Indonesian Social Equity Project, 2006. Johnston, Mary. Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien Dalam Setting Rumah Sakit. Surakarta: Tim Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothese, 1988. Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta; Salemba 4, 2006. Mallo, Monasse. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Karunika, 1986. Migley, James. Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare. London: Sage Publications Ltd, 1995. Moenir, H. A. S. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia Jakarta: PT Bumi Aksara, 1st ed. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999. Nasuhi, Hamid. dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA, 2007. Partanto, Pius A dan Al Barry, M Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka, 1994. Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta: PT Mitra Kertajaya Indonesia, 2010. 84 85 Rukminto, Adi Isbandi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta: UI Press, 2005. Rukminto, Adi Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: FEUI Press, t.t. Sandjaja, B dan Heriyanto, Albertus. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 1987. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2010. Kuantitatif, Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama, 2005. Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995. Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen, Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Tim Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan. T.tp.: Tim Penyusun Komite Penanggulangan Kemiskinan, t.t. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penilitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Zastrow, Charles. Introduction to Social Work and Social Welfare. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1996. JURNAL Mintarti, Nana dkk. Zakat & Empowering, Kajian Perumusan Performance Indicator bagi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009. Sutisna, Nana. Zakat & Empowering, Model Pengelolaan Zakat di Putukrejo: Sinergi Pengelolaan Zakat Melalui Tiga Pilar 86 Komunitas Untuk Kesejahteraan Kaum Miskin. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 3, September 2010. Udiutomo, Purwa. dkk. Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kajian Dampak Program Layanan Kessehatan Cuma-Cuma. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009. DOKUMENTASI General Administrasi. Struktur RSI, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari email [email protected]. General Administrasi. Total Data Rekap Member RBG (Rumah Bersalin Gratiis), artikel diakses pada 25 April 2011 dari email [email protected]. Nasution, et al., 2008. New Life Options: Evaluasi Program, h. 73. Observasi Pribadi di Rumah Bersalin Gratiis, Jakarta, 12 Mei 2011. R, Hilmi Sulaiman. Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis, diakses pada 4 April 2011 dari Dokumentasi Rumah Bersalin Gratiis. SKRIPSI Sudjudi, Fajriyah Ch. Pengaruh Layanan Kesehatan RS. Hospital Cinere Terhadap Loyalitas Konsumen. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2008. INTENET Bidanku Sholeh. Info Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 17 April 2011 dari bidankusholihah.blogspot.com/.../info-rumahbersalin-gratis.html. Daulat, Rodin. Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim, artikel diakses pada 3 Mei 2011 dari http://www.timur.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=664. Human Development Report, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari Human Development Report | Bataviase.co.id. Kualitas SDM Indonesia di Dunia, artikel pada 19 Maret 2011 dari www.ekonomi.kompasiana.com. Mulyana, Usep. Manajemen Pelayanan Umum, artikel diakses pada 27 Maret 2011 dari www.usepmulyana.files.wordpress.com/2009/02/mpu-kp-1.pdf. 87 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org. Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an, artikel diakses pada 29 April 2011 dari media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Miskin.html. Wikipedia. Rumah Zakat Indonesia, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.wikipedia.id.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia. Wikipedia. Kesehatan, artikel diakses pada 16 April 2010 dari www.wikipedia.id.org/wiki/Kesehatan. Yul, Gus. Peran LAZ Menghapus Cerita Kemiskinan, artikel diakses pada 30 November 2010 dari www.pkesinteraktif.com/.../185-peran-lazmenghapus-cerita-kemiskinan.htm. WAWANCARA Wawancara Pribadi dengan General Administrasi, Jakarta, 8 April 2011. Wawancara Pribadi via email dengan General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 28 April 2011 dari [email protected]. Wawancara Pribadi dengan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti, Jakarta, 20 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Manager RBG, Jakarta, 4 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Manager RBG, Jakarta, 14 April 2011. Wawancara Pribadi via email dengan Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari [email protected]. 84 85 LAMPIRAN 86 RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama Nomor Pokok/NIM Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Alamat Asal Kode Pos Telepon/HP Jurusan/Program Studi Judul Skripsi : Lidya Melawati : 107054102667 : Perempuan : Jakarta, 6 Mei 1987 : Jalan Jati Manggis No. 33A Kel. Jati, Kec. Pulogadung, Jakarta Timur : 13220 : 021 96568266 : Kesejahteraan Sosial/S1 Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur Saya orang betawi asli yang terlahir sebagai anak ke-tiga dari pasangan Bapak Mamit dan Ibu Rohaya, mempunyai cita-cita sebagai guru agama.......meneruskan sekolah ke UIN impian saya dan seiring doa serta usaha dapat terwujud namun jurusan yang saya dapat bukan PAI melainkan Kessos.........tahun 2007 awal dari perjalanan saya menuju kampus UIN, mesti berbagai rintangan harus saya lalui termasuk sering datang terlambat karena jarak tempuh pulogadung sampai ciputat......berbeda dengan teman-teman yang bisa kumpul setelah kuliah sedangkan saya mesti bekerja partime untuk biaya ongkos........selama kuliah cita-cita saya berubah ingin menjadi pekerja sosial yang profesional membantu masyarakat menuju kesejahteraan melalui kemampuan yang dimilikinya.....semua ini berat akan tetapi jika kita berusaha dan berdoa dengan niat ikhlas untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat maka Allah SWT akan memudahkan langkah kita.......thanks Allah............terima kasih atas bantuan orang tua dan orang tua asuh saya atas doa dan dukungan skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Terima kasih buat para dosen yang mau mengajari dan membimbing saya dalam proses belajar di UIN....... STRUKTUR KEPENGURUSAN RUMAH BERSALIN GRATIIS 84 OBSERVASI PENELITIAN RUMAH BERSALIN GRATIIS Hari : Kamis Tanggal : 12 Mei 2011 Jam : 08.15 s/d 16.00 WIB A. Kegiatan Tenaga Kerja Rumah Bersalin Gratiis. Kegiatan pekerja sebelum melaksanakan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Pukul 08.00 s/d 08.30 WIB melakukan breafing seluruh anggota di ruang tunggu secara internal. Para pekerja setiap hari rutin melakukan inspirasi pagi di mulai dari jam 7.55 – 8.30 WIB yaitu tilawah secara bergantian, baca visi dan misi, pembacaan hadist, baca asmaul-husna, materi umum (agama, kesehatan, dan lain-lain), info-info/pengumuman, yel-yel dan doa. 2. Pukul 08.30 s/d 16.00 WIB para pekerja bersiap-siap untuk melayani kesehatan masyarakat. 3. Dalam bekerja menggunakan busana yang diseragamkan yaitu untuk wanita memakai baju tangan panjang warna hitam, rok panjang hitam dan kerudung hijau sedangkan yang pria celana bahan panjang warna hitam, kemeja panjang warna putih dan dasi. 4. Untuk pekerja memakai alas kaki sandal atau sepatu dalam bekerja. 5. Salam, senyum, sapa dan ramah selalu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. B. Tata Ruang Rumah Bersalin Gratiis. Rumah Bersalin Gratiis yang beralamat di Jalan Pulo Asem Timur Raya No. 18, Jakarta Timur. Bangunan ini dirawat dan dibersihkan dua kali sehari jam 06.30-08.00 WIB dan jam 15.30-16.30 WIB. Bangunan ini berada di pinggir jalan raya akses menuju kesini naik mikrolet 21. 84 85 Ruangan pendaftaran tahun 2009 s/d april 2011, saat ini ruangan yang tempat bagasi mobil dirubah jadi ruang pendaftaran pasien. Ruang pendaftaran dipindahkan ke garasi yang cukup luas dilengkapi tempat duduk untuk 14 orang, ber-AC, dua lemari arsip/data pengunjung, TV, telepon, seperangkat komputer, telepon dan meja kerja. Dalam sudut ruangan terdapat poster Rumah Zakat dan Senyum Sehat, background Rumah Zakat. Hal ini dilakukan pihak RBG demi kenyamanan pasien dan pekerja dalam proses administrasi. Ruangan pendaftaran dalam kondisi rapih dan bersih. Ruangan tindak perawatan tahun 2009 s/d april 2011, saat ini ruangan pendaftaran yang terlihat pada gambar di atas berubah menjadi ruang tindakan perawatan yang (perawat). Fasilitas dilakukan dalam suster ruangan dilengkapi peralatan tensi, timbangan, timbangan bayi, alat ukur tinggi badan, uap, perlengkapan suntik, sarung tangan dan menutup mulut, oksigen, tempat tidur pasien, alat untuk kontrol kadar gula darah dan asam urat, kipas angin, meja dan kursi untuk pemeriksaan. Untuk tindakan pemeriksaan oleh perawat berlangsung 1-2 menit tindakan tensi dan nimbang sedangkan 1-10 menit jika uap atau tindakan lainnya. Untuk pendaftaran pasien 2-4 menit. Ruang tunggu pasien yang terdapat di luar ruangan terbagi menjadi 4 bagian yaitu ruang tunggu tindak perawatan, ruang tunggu untuk pemeriksaan ke dokter, ruang tunggu untuk pemeriksaan ke bidan, dan ruang tunggu untuk nunggu obat. Larangan 86 merokok dan buang sampah pada tempatnya di tempel pada dinding ruang tunggu. Ruangan dokter umum dalam kondisi bersih dan rapih. Fasilitas ruangan yaitu ruangan ber-AC, ranjang pemeriksaan untuk pasien, westafel, tempat sampah, meja dan kursi untuk pemeriksa pasien, pintu masuk antara pasien dan dokter dibedakan. Beberapa lemari arsip dan meja obat. Sedangkan pada dinding ruangan di pajang surat izin praktek dokter umum, jam dinding dan kalender. Pada meja dokter ada catatan jenis-jenis penyakit dan cara penanganan yang tepat, buku resep obat dan surat izin dokter. Peralatan medis steril. Kebanyakan pasien adalah ibu dan anak. Untuk pemeriksaan kesehatan secara umum dilakukan oleh dokter kepada pasien dengan waktu 5-16 menit disesuaikan diagnosa jenis penyakit bukan pada banyak antrian pasien. Pada pukul 11.15 WIB waktu istirahat untuk dokter melakukan ishoma. Untuk pemeriksaan dokter umum dilanjutkan pukul 13.00 s/d 15.30 WIB. Ruang bidan dalam kondisi rapih dan bersih. Fasilitas ruangan yaitu ruangan ber-AC, lemari es yang berisi obat-obat yang harus didinginkan, kasur pemeriksaan, meja dan kursi pemeriksa, wetafel, tempat sampah, pintu masuk pasien dan bidan dibedakan. Terdapat alat USG namun belum dipergunakan karena belum adanya dokter ahli kandungan. Dinding ruangan di pajang surat izin praktek bidan, rujuk ibu, tanda bahaya pada masa mengandung, frame cuci tangan yang efektif, pertumbuhan dan perkembangan balita, 40 minggu perkembangan janin, kalender, jam dinding. Persetujuan Untuk pemeriksaan bidan antara 4-16 menit namun saat 87 ini penulis mengamati satu orang ibu hamil yang sedang meriksakan kandungan bersama suaminya berlangsung selama 4 menit. Ruangan persalinan dilengkapi fasilitas ruangan ber-AC dan kipas angin, kamar mandi dan westafel untuk pasien pasca melahirkan, gambar hand manuver KBI-KBE di dinding, westafel, lemari baju dan perlengkapan ibu dan bayi, lemari obat-obatan, semua alat medis dalam keadaan steril, alat standard inkubator bayi, dua tempat tidur pasien dan perlengkapan untuk persalinan, tempat tidur bayi untuk mengukur tinggi dan berat bayi, tabung oksigen, 2 buah lampu sorot, 4 buah clemek untuk bidan dan perawat. Satu kursi duduk, 1 jemuran tuk handuk. Ruangan tertata rapih dan bersih namun saat penulis masuk ada bercak betadine, tak berapa lama petugas membersihkan ruangan. Ruangan rawat pasien setelah melahirkan terbagi menjadi dua ruangan dan Acnya jadi satu, fasilitasnya lima tempat tidur untuk ibu dan lima box bayi, tirai horden yang menutupi antara pasien satu dengan yang lain, lima meja+lemari buat pakaian. Ruangan ini tertutup untuk umum hanya pihak keluarga dan orang yang diizinkan RBG boleh masuk. Ruangan ini bersih dan rapih. 88 Ruangan depo obat mempunyai fasilitas sebagai berikut ber-AC, 3 lemari obat, satu set komputer, meja racik obat, westafel, ruangan terjaga kebersihannya. Untuk meracik obat butuh waktu 15 menit satu pasien namun jika saat yang berobat banyak maka terjadi antrian. Toilet khusus pasien RBG berada di depan ruangan bidan, saat pagi toilet dalam keadaan bersih dan tertata rapih. Untuk fasilitas yang ada di dalam yaitu tempat sampah, keset, cuci tangan detol, westafel, closed duduk dalam kondisi tertutup, bak air dan gayung. Ruang istirahat dokter berada di depan ruang persalinan. Fasilitas dalam ruangan ini yaitu dua kasur busa, dua lemari pakaian, kipas angin dan AC, dialasi matras untuk shalat dan duduk-duduk, kebersihan terjaga. Ruangan ini agak sedikit berantakan penataan barang-barang. Ruangan ini digunakan oleh perawat dan bidan untuk bermalam dan setiap hari jaga 24 jam secara bergiliran untuk melayani proses persalinan normal. Ruangan proyek baksos kesehatan berada paling ujung dekat tangga lantai dua dan samping dapur. Fasilitas ruang proyek terdiri dari kamar mandi, ruangan khusus obat-obatan jadi satu dengan tempat sholat, satu set komputer + printer, meja dan kursi kerja, kipas angin, telepon dan lemari arsip data kegiatan baksos kesehatan. Ruangan lainnya yang terbuka terdapat cadangan ranjang tidur pasien, box bayi, dua kursi dorong untuk pasien, lemari yang berisikan sprai, selimut, sarung bantal yang sudah bersih dan distrika tersusun rapih. Untuk ruang tunggu pasien melahirkan ada di dalam fasilitas kipas angin, lemari TV+TV, bangku tunggu, lemari es berisikan makanan dan minuman untuk pekerja. Ruangan dapur ada di paling pojok dalam bangunan. Penataan ruangan ini kurang rapi, ruangan ini kebersihannya terjaga dalam ruangan ini ada ruangan yang menyatu dengan gudang yang tidak boleh dibuka, fasilitas 89 dalam ruang dapur yaitu mesin cuci, kompor gas, galon-galon air, rak sepatu, sepeda, panci dan termos. Ruangan manajemen terdapat di lantai dua yang terdiri dari ruang kerja, ruang tamu dan kamar mandi pegawai. Tiga set meja+kursi kerja yang dilengkapi komputer, ber-AC, ruang sholat dan lemari arsip data anggota yang mendapat pelayanan kesehatan gratis. ruang tamu yang berisi sofa, meja dan lemari TV+TV, kipas angin. Mushollah ada di atas depo obat lantai dua agak sulit di jangkau sama pasien yang ingin sholat. 90 PEDOMAN WAWANCARA LEMBAGA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Sejak kapan Rumah Bersalin Gratiis mulai berkiprah untuk membantu kesehatan masyarakat? Apa yang menjadi dasar (melatarbelakangi) berdirinya RBG dimasyarakat? Apa tujuan (visi dan misi RBG)? Program pelayanan apa saja yang terdapat di RBG untuk kesehatan masyarakat? Fasilitas apa saja yang tersedia di RBG? Kendala atau masalah apa saja yang RBG temui dalam proses member? kendala dari member itu sendiri atau dari RBG kepada member? Rujukan jika member pendarahan atau ada masalah itu tempatnya dimana? Kalo membernya tidak punya uang solusi RBG seperti apa? apakah dibebaskan biaya? RBG selain masalah pengobatan pernah mengadakan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat yang murah dan menyehatkan? Berapa kali? Rutin/Tidak? dilakukan dimana biasanya? siapa nara sumbernya? bagaimana tanggapan masyarakat? Apakah RBG melakukan kerjasama kepada Posyandu? bagaimana bentuk kerjasama tersebut diwilayah mana aja? Jika RBG ingin melakukan suatu perubahan biasanya dibidang mana?alasannya? Fungsi dan peran dokter umum, bidan, dan perawat dalam pelayanan kesehatan di RBG? Pernah nga ada member yang melahirkan anaknya cacat atau meninggal? Alasannya? Berapa Banyak? Apakah semua pelaksanaan program harus mengikuti SOP? ada kah pelanggaran dalam pelaksanaan program di luar SOP? bagaimana solusinya? Untuk program member itu seperti apa prosesnya apakah ada waktu2 tertentu seperti pendaftaran murid baru di sekolah? saat mengisi formulir pasien ada yang tungguin atau formulirnya dibawa pulang dulu? berapa lembar formulirnya? berisikan apa saja? adakah kriteria khusus untuk menjadi member kesehatan? prosesnya berapa lama? saat formulir dah dikumpul langsung di proses atau nunggu beberapa orang member lagi baru diproses? Survey dilakukan saat apa? siapa yang survey, berapa orang dengan berapa pertanyaan, berapa lama waktunya? kriteria waktu survey apa saja? adakah pelatihan untuk petugas survey bentuknya seperti apa? Siapa saja yang berperan dalam memberikan informasi kepada masyarakat miskin yang sedang hamil untuk gabung jadi member? Apakah selain dokter dan bidan, pegawai di RBG lulusan keperawatan? bagian mana saja yang perawat? Kalo dari wawancara awal dengan bapak RBG pernah melakukan evaluasi pada program member adanya perubahan awalnyakan member berlaku 5 tahun, cakupan seluruh anggota keluarga inti tanpa ada batasan tetapi 91 19. 20. sekarang berubah member berlaku 3 tahun dan hanya 5 orang saja gimana kalo ada alasan mengapa harus ada perubahan? Untuk pemutusan member terjadi pada saat apa? jika dalam satu tahun ada member yang ekonominya meningkat apakah member akan diputuskan atau bagaimana kebijakan RBG? Apakah monitoring kepada member dilakukan saat survey aja atau ada waktu tertentu yang harus dilakukan monitoring ulang ke member? 92 HASIL WAWANCARA PENULIS DENGAN PIHAK RUMAH BERSALIN GRATIIS 1. 2. 3. 4. Sejak kapan Rumah Bersalin Gratiis mulai berkiprah untuk membantu kesehatan masyarakat? 9 Sejak tahun 1998 s/d 2009 kegiatan kesehatan bersifat charity. Sebelumnya ada klinik pada tahun 2005, termasuk klinik pertama di Bandung. Rumah bersalin gratiis di Jakarta Timur didirikan tanggal 26 Februari 2007, beralamat di Jalan Taruna no. 43, Pulogadung. Di Taruna lebih dekat ke mustahik. Tahun 2010 sampai sekarang menjadi alat transformasi dan pembangunan pada bidang kesehatan. Apa yang menjadi dasar (melatarbelakangi) berdirinya RBG dimasyarakat? 9 Hambatan ekonomi masyarakat yang menyebabkan tidak mendapat akses kesehatan. Apa tujuan (visi dan misi RBG)? 9 Visi: menjadi pusat pemberdayaan kesehatan masyarakat yang bersifat universal. 9 Misi - Menyelenggarakan program kesehatan yang bersifat komperhensif di seluruh Indonesia menuju pemerataan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. - Menintegrasikan nilai-nilai universal dalam setiap aktifitas dan kebijakan lembaga. - Menyempurnakan seluruh proses lembaga berbasis teknologi, komunikasi dan informasi untuk mencapai kinerja yang optimal. - Menumbuhkan usaha di sektor produktif dalam rangka menunjang kontiniutas menyelenggarakan program lembaga. Program pelayanan apa saja yang terdapat di RBG untuk kesehatan masyarakat? 9 Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis Praktek Jenis Layanan Dokter Umum Layanan Hari: Senin-Sabtu Umum Jam: 08.00-16.00 WIB Hari libur tidak praktek. Bidan Setiap Hari 24 Jam Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB Program Pelayanan Kesehatan j. Pelayanan kesehatan umum Layanan Ibu Hamil k. Pelayanan persalinan Layanan Ibu dan Anak l. Pelayanan prenatal Pelayanan postnatal dan neonatus Pelayanan KB Pelayanan m. n. o. 93 Imunisasi Kendaraan Medis Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB Oncall Layanan Jasa p. q. r. 5. 6. 7. Mobil ambulance dan mobil jenazah Edukasi kesehatan dan pembinaan anggota Pelayanan rujukan Fasilitas apa saja yang tersedia di RBG? 9 Fasilitas untuk pasien yang berstatus member yaitu kartu berobat pasien, kartu keanggotaan yang lengkap dengan nama keluarga inti maksimal 5 orang, mendapat fasilitas program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan secara gratis dan penggunaan kartu keanggotaan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis berfungsi selama tiga tahun. Fasilitas dalam persalinan diantaranya perlengkapan medis saat melahirkan, perawatan setelah melahirkan ± satu hari, makan dan minum disesuaikan dengan kondisi kedatangan pasien ± 2-3 kali, sebelum pulang bayi dimandikan, imunisasi awal, bingkisan dan pulang di antar ambulance sesuai permintaan pasien. Fasilitas untuk non member yaitu mendapat kartu berobat, mendapatkan program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan dan dikenakan infaq sebagai berikut: 5) Dokter umum dikenakan infaq sebesar Rp.5000,-. 6) Bidan dikenakan infaq sebesar Rp.3000,-. 7) Obat dikenakan infaq sesuai jumlah dan jenis obat yang diresepkan. 8) Persalinan dikenakan infaq antara Rp.350.000,- sampai dengan Rp.400.000,-. Kendala atau masalah apa saja yang RBG temui dalam proses member? kendala dari member itu sendiri atau dari RBG kepada member? 9 Kalau dari RBG sendiri kendalanya dalam proses survey calon member, sering tertunda sampai beberapa hari karna RBG tidak punya surveyor khusus untuk survey data calon member. Selama ini jika calon member itu ada di wilayah ICD Rumah Zakat maka yang survey MRO...di wilayah luar ICD, RBG memberdayakan PIC dari relawan.Kalo kendala dari membernya, dalam hal administrasi yang di butuhkan sebagai kelengkapan persyaratan menjadi member.................seringnya tidak lengkap..mis..karena mereka kebanyakan pendatang, KTP dan KK tidak ada. Rujukan jika member pendarahan atau ada masalah itu tempatnya dimana? Kalo membernya tidak punya uang solusi RBG seperti apa? apakah dibebaskan biaya? 9 Dari awal kememberan, dari kami sudah menjelaskan kepada pasien, jika persalinannya di rujuk, maka biaya di 94 8. 9. 10. 11. 12. 13. tanggung sendiri oleh pasien,karena RBG belum punya dana khusus untuk memback up biaya rujukan, jika ada donasi dari donatur untuk member RBG, maka dana itu baru bisa di keluarkan untuk membantu biaya persalinana member yang di rujuk.Solusi yang sering kami berikan ke pasien saat di rujuk, mereka harus buat SKTM agar bisa di bebaskan dari biaya persalinan di RS atau Klinik lain. Pasien RBG biasanya di rujuk ke Klinik Harmoni atau RS terdekat atau bisa atas pilihan pasien sendiri. RBG selain masalah pengobatan pernah mengadakan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat yang murah dan menyehatkan? Berapa kali? Rutin/Tidak? dilakukan dimana biasanya? siapa nara sumbernya? bagaimana tanggapan masyarakat? 9 Iya. sebulan sekali ada pembinaan posyandu, UKS atau siaga sehat, dan selalu di sertai dengan penyuluhan PHBS. Dilakukan di daerah2 wilayah ICD RZ, atau daerah2 yang memang sudah di tunjuk oleh donatur untuk di berikan bantuan. nara sumbernya dari dokter, bidan yang ada di RBG. Alhamdulilah direspon positif oleh masyarakat. Apakah RBG melakukan kerjasama kepada Posyandu? bagaimana bentuk kerjasama tersebut diwilayah mana aja? 9 Iya. Saat ini yang rutin baru di wilayah posyandu yang ada di Pulogadung. Pemberian PMT untuk balita, pemeriksaan kesehatan dan pemberian bantuan alat2 medis, mis timbangan bayi dll. Jika RBG ingin melakukan suatu perubahan biasanya dibidang mana?alasannya? 9 Semua bidang pasti kami ingin selalu ada perubahan, perubahan dalam rangka pengembangan sehingga kami bisa memberikan layanan yang semaksimal mungkin kepada semua masyarakat.Dan keberadaan RBG bisa di rasakan oleh semua lapisan masyarakat. Fungsi dan peran dokter umum, bidan, dan perawat dalam pelayanan kesehatan di RBG? 9 Sebagai fasilitator layanan RBG yang berhubungan langsung dengan pasien atau masyarakat yang datang ke RBG. Pernah nga ada member yang melahirkan anaknya cacat atau meninggal? Alasannya? Berapa Banyak? 9 Kalo member seinget ku belum ada...tapi kalo non member ada yang cacat dan akhrinya meninggal.... Apakah semua pelaksanaan program harus mengikuti SOP? ada kah pelanggaran dalam pelaksanaan program di luar SOP? bagaimana solusinya? 9 Pelaksanaan program untuk layanan medis di RBG sudah ada SOPnya yang baru saja disahkan. Sampai sekarang berkas yang sudah disahkan dikirimkan ke pusat untuk direview, namun belum dikirim balik ke cabang. Pelaksanaan SOP dilakukan di forum audit medis untuk SOP medis, sedang SOP non medis dilakukan lewat forum konseling masing-masing karyawan sesuai jobdescnya. Jika ada pelanggaran dari SOP, kalau kriterianya masuk untuk diberikan sanksi administrasi mulai dari ST atau SP, akan diberikan ST atau SP. Namun kalau tidak 95 14. 15. 16. 17. termasuk dalam kriteria mendapat sanksi, maka sampai sekarang baru sebatas teguran lisan/peringatan. Untuk program member itu seperti apa prosesnya apakah ada waktu2 tertentu seperti pendaftaran murid baru di sekolah? saat mengisi formulir pasien ada yang tungguin atau formulirnya dibawa pulang dulu? berapa lembar formulirnya? berisikan apa saja? adakah kriteria khusus untuk menjadi member kesehatan? prosesnya berapa lama? saat formulir dah dikumpul langsung di proses atau nunggu beberapa orang member lagi baru diproses? 9 Form member ada di bagian pendaftaran, silakan diambil. Pengajuan member bisa melalui dua rute, melalui pemeriksaan bidan terlebih dahulu, atau mendaftar administrasi lebih dahulu, yang mana duluan tidak masalah. Intinya, persyaratan yang harus dipenuhi adalah telah diperiksa oleh bidan dan dibuatkan berita acara pemeriksaan yang hasilnya (secara medis) direkomendasikan untuk jadi member karena kemungkinan persalinannya akan berlangsung normal dan bisa ditolong di RBG. Sedangkan persyaratan administrasi dibutuhkan untuk membuktikan bahwa member adalah termasuk dalam kategori mustahik, yang dibuktikan dengan data2 keluarga, penghasilan, rekomendasi RT/RW dan masjid, dll. Formulir member dapat dibawa pulang, dan dikembalikan setelah seluruh persyaratan lengkap. Setelah lengkap, berkas akan langsung difollow up melalui survey. Untuk yang di wilayah ICD akan direkap dan disurvey bersamaan setiap hari selasa oleh MRO, sedang untuk di wilayah non ICD akan langsung disurvey oleh surveyor internal RBG. Survey dilakukan saat apa? siapa yang survey, berapa orang dengan berapa pertanyaan, berapa lama waktunya? kriteria waktu survey apa saja? adakah pelatihan untuk petugas survey bentuknya seperti apa? 9 Survey dilakukan oleh 2 pihak, surveyor MRO (pendamping ICD) atau surveyor internal RBG. Untuk wilayah ICD, survey dilakukan MRO, setiap selasa pada setiap pekan. Sedangkan untuk wilayah non ICD, survey dilakukan oleh surveyor internal RBG, yang waktunya bebas, setiap kali ada data masuk langsung disurvey. Form survey ada di pendaftaran, silakan minta. Pelatihan untuk surveyor diberikan oleh branch manager pada saat awal rekrutmen sebagai surveyor, atau saat awal tahun, atau ketika ada perubahan komponen yang harus disurvey. Calon member yang sudah disurvey diminta untuk menelpon/konfirmasi ke RBG 3 hari pasca survey untuk menanyakan statusnya apakah di acc atau tidak. Siapa saja yang berperan dalam memberikan informasi kepada masyarakat miskin yang sedang hamil untuk gabung jadi member? 9 Bidan, ketika ada ibu hamil mustahik yang berkunjung. MRO di wilayah masing-masing. Tim RBG ketika melakukan aksi siaga sehat (pengobatan massal) di wilayah ICD. Apakah selain dokter dan bidan, pegawai di RBG lulusan keperawatan? bagian mana saja yang perawat? 96 18. 19. 20. 9 Karyawan yang memiliki latar belakang keperawatan adalah perawat. Sisanya sesuai jabatan masing-masing (asisten apoteker lulusan sekolah farmasi, finance lulusan akuntansi, dst.) Kalo dari wawancara awal dengan bapak RBG pernah melakukan evaluasi pada program member adanya perubahan awalnyakan member berlaku 5 tahun, cakupan seluruh anggota keluarga inti tanpa ada batasan tetapi sekarang berubah member berlaku 3 tahun dan hanya 5 orang saja gimana kalo ada alasan mengapa harus ada perubahan? 9 Keputusan ini dari Rumah Zakat Pusat, karena ada perubahan pola intervensi pemberdayaan yang coba dilakukan. Jangka waktu 3 tahun disesuaikan dengan jangka waktu pembinaan ICD rumah zakat, dengan asumsi sebagian besar member berdomisili di wilayah ICD. Jumlah 5 orang lebih ke mengedukasi keluarga member untuk memilki perencanaan dalam keluarga (anak). Untuk pemutusan member terjadi pada saat apa? jika dalam satu tahun ada member yang ekonominya meningkat apakah member akan diputuskan atau bagaimana kebijakan RBG? 9 Idealnya, setiap tahun dilakukan verifikasi (survey ulang) data seluruh member. Namun, sampai tahun ini hal ini belum dilakukan. Kendalanya (1) kekurangan SDM (2) data domisili dan kontak member yang kurang valid, mengingat sebagian besar member tidak memiliki tempat tinggal yang permanen, bahkan cukup banyak member yang bukan penduduk asli Jakarta, sehingga ketika didatangi rumahnya sedang berada di kampung halamannya. Apakah monitoring kepada member dilakukan saat survey aja atau ada waktu tertentu yang harus dilakukan monitoring ulang ke member? 9 Monitoring member dilakukan pada saat pembinaan member yang dilakukan terintegrasi dengan sektor lain, yakni MRO dan Mentor Anak Asuh. Sedangkan waktu pembinaan member yang diadakan sendiri oleh tim RBG, sempat berjalan pada awal 2010 hingga pertengahan, namun berhenti karena kendala pendanaan. Waktu pembinaan dari Mentor Anak Asuh diadakan sebulan sekali, sedangkan pembinaan (pengajian) dari MRO diadakan sepekan dua kali, namun mencakup beberapa wilayah. Ketika pembinaan, perkembangan member dicek melalui penerapan komitmen hidup sehat islami sesuai nota kesepahaman member. 97 PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN A. Indikator Penerima Bantuan Persalinan Gratis di Rumah Bersalin Gratiis (RBG). 1. Dalam hal ini peneliti menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: a. Nama istri dan suami. b. Umur. c. Alamat rumah/tempat tinggal. d. Pekerjaan istri dan suami. e. Jumlah anak. f. Penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. g. Kepemilikan rumah. h. Status pasien. i. Golongan. 2. Wawancara kepada informan secara langsung. B. Indikator Evaluasi Program Rumah Bersalin Gratiis. 1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang tunggu sudah nyaman dan aman? c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? f. Bagaimana menurut anda tempat parkir di RBG? g. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? h. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? i. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? j. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? k. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? l. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? m. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? 2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? 98 d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? e. Pada saat akan melahirkan apakah bidan selalu mengingatkan untuk anda punya uang simpanan untuk jaga-jaga jika terjadi pendarahan akan dirujuk? f. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? g. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? h. Saat persalinan jam berapa anda melahirkan? Dan jam berapa anda pulang ke rumah? i. Berapa kali anda melakukan kontrol nifas? j. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? k. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? 3. Indikator Output/Keluaran a. Apakah dokter/bidan memberikan pengetahuan kepada anda selama pemeriksaan kandungan? Berupa apa saja? b. Bagaimana kondisi anda setelah melahirkan? Butuh waktu berapa lama untuk pemulihan? Berapa kali anda dijahit? Adakah obat yang harus diminum setelah melahirkan? c. Bagaimana kondisi anak yang dilahirkan? Berapa berat badannya? Berapa tingginya? d. Apakah anda KB di sini? e. Apakah layanan kesehatan anda di RBG sudah sesuai tindakan medisnya? Berapa lama anda sembuh? Apakah selama ini obat yang diberikan cocok? Apakah anda pernah alergi obat? f. Bagaimana perasaan anda dapat bantuan persalinan gratis? Manfaat apa yang anda rasakan? g. Apakah semua layanan kesehatan di RBG gratis? Apakah layanannya sudah cukup puas bagi anda? 4. Indikator Impact/Dampak a. Apakah ada pembagian makanan atau susu formula untuk anda/anak anda? b. Apa saja saran dari bidan/dokter kepada anda dan suami? Apakah anda dan suami menerapkannya? c. Apakah anda dan suami diajari cara memandikan bayi, mengganti tali pusar, saat membedong, saat menggendong? 99 WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT Hari/Tanggal Jam Tempat Wawancara Informan : Senin/2 Mei 2011 : 10.54-11.13 WIB : Rumah Bersalin Gratiis : Ibu Dianti Identitas Pasien Nama Nama Suami Umur Alamat Pekerjaan Ibu Pekerjaan Bapak Jumlah Anak Penghasilan Rumah Status Golongan : Dianti : Friadi : 29 Tahun : Jalan Kayu Mas No. 2, RT. 004/RW. 004, Pulogadung Jakarta Timur : Ibu Rumah Tangga : Supir Pribadi : 3 orang : Rp 1.000.000,- perbulan : Kontrak dengan biaya Rp 300.000,- per/bulan : Member RBG tahun 2010 : Orang miskin (mustahik) Hasil Wawancara 1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? Ruangannya bersih dan rapih , nga ada sampah berantakan. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Menurut saya nyaman dan aman, kalo mau periksa cuman antri. c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Ada dokter/bidan sama saya dan suster aja. d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Ya, cukup memadailah sekarang sih lebih bagus waktu saya sih belum seperti ini keadaannya masih terbuka. Kalo sekarang sudah tertutup dan ruangannya lebih besar. e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lagi nga berebutan. f. Bagaimana menurut anda tempat parkir di RBG? Kurang memadai penempatan saat parkirnya. g. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat sudah cukup memadai dan keberihannya terjaga. h. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? 100 Petugasnya rapih dan pakaiannya bersih serta sama. i. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah, nimbang dan yang nentuin perawat mau kemananya. j. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan cepat nanganinya, semuanya enak menurut saya. k. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Pada tahun 2010 pas lahir sampai sekarang. Anak ke tiga. Waktu itu saya ngurus member pas kandungan 8 bulan lebih. Selama pemeriksaan kandungan saya bayar antara Rp 8.000,- s/d Rp 17.000,- sekali periksa. l. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Pas pemeriksaan saat berobat ditawarin sama bidan untuk masuk member terus saya mau karena suami saat itu sedang di PHK. m. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KK, KTP, Foto, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, DKM masjid, USG iya. Berlaku sampai 3 tahun untuk satu keluarga saya aja. Suami, saya dan anak. 2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Periksa kehamilan sebulan sekali, nga ada masalah. Diajarin waktu hamil pas bulannya jangan banyak makan, banyak gerak tuk olahraga, istirahat, minum susu dikurangi waktu mau persalinan. b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Nga ribet sih. Pertama ke pendaftaran lalu ke perawat tuk di tensi dan ditimbang setelah itu baru ke dokter/ke bidan terakhir adalah ke depo obat nunggu obat. c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya sudah sesuai. d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? 1/4 jam baik pemeriksaan dokter umum maupun bidan. Antri di depo obat ya ½ jam. e. Pada saat akan melahirkan apakah bidan selalu mengingatkan untuk anda punya uang simpanan untuk jaga-jaga jika terjadi pendarahan akan dirujuk? Nga dikasih tau akan dirujuk kan dari pemeriksaan dah bisa lahir normal. Ada tetangga saya lahir di sini trus dirujuk ke harmoni bayarnya itu seadanya uang aja, besokkannya uang dia di kembalikan pihak RBG. 101 f. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, ambet, baju ganti saya, pembalut dan gendongan bayi. g. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah. h. Saat persalinan jam berapa anda melahirkan? Dan jam berapa anda pulang ke rumah? Saya datang jam 07.00 WIB melahirkan jam 09.00 WIB dan pulang habis maghrib. i. Berapa kali anda melakukan kontrol nifas? Hanya sekali. j. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? 4 kali yaitu imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis. Nanti bulan Agustus disuruh balik untuk imunisasi campak. k. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Obat yang digunakan lebih bagus daripada puskesmas. 3. Indikator Output/Keluaran a. Apakah dokter/bidan memberikan pengetahuan kepada anda selama pemeriksaan kandungan? Berupa apa saja? Makanan harus bergizi kalo bisa nga ada bahan pengawetnya. b. Bagaimana kondisi anda setelah melahirkan? Butuh waktu berapa lama untuk pemulihan? Berapa kali anda dijahit? Adakah obat yang harus diminum setelah melahirkan? Lemas butuh waktu 2 jam tuk memulihkan. Saat itu nga dijahit. Ada obat penambah darah dan vitamin. c. Bagaimana kondisi anak yang dilahirkan? Berapa berat badannya? Berapa tingginya? Sehat dan normal. Beratnya 2,7 kg, Tingginya 49 cm. d. Apakah anda KB di sini? Ya, KB suntik 3 bulan sekali berdasarkan tanggal. e. Apakah layanan kesehatan anda di RBG sudah sesuai tindakan medisnya? Berapa lama anda sembuh? Apakah selama ini obat yang diberikan cocok? Apakah anda pernah alergi obat? Sudah sesuai, dua hari dah sembuh. Cocok obatnya nga alergi. f. Bagaimana perasaan anda dapat bantuan persalinan gratis? Manfaat apa yang anda rasakan? Senang. Ngebantu banget waktu suami saya lagi nga kerja lantaran dikeluarin dari tempat kerjanya. g. Apakah semua layanan kesehatan di RBG gratis? Apakah layanannya sudah cukup puas bagi anda? Iya, gratis. Sangat puas, kualitasnya bagus lah. 102 4. Indikator Impact/Dampak a. Apakah ada pembagian makanan atau susu formula untuk anda/anak anda? Nga ada. b. Apa saja saran dari bidan/dokter kepada anda dan suami? Apakah anda dan suami menerapkannya? Iya, suruh rajin sholat biar ngebantu saat persalinan. Larangan merokok dilaksanain nga sepenuhnya. Ngerokok dulunya sehari satu bungkus jadi setengah sekarang. c. Apakah anda dan suami diajari cara memandikan bayi, mengganti tali pusar, saat membedong, saat menggendong? Nga. 103 WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT Hari/Tanggal Jam Tempat Wawancara Informan : Senin/2 Mei 2011 : 11.58-12.40 WIB : Rumah Bersalin Gratiis : Ibu Marlina Identitas Pasien Nama Nama Suami Umur Alamat Pekerjaan Ibu Pekerjaan Bapak Jumlah Anak Penghasilan Rumah Status Golongan : Marlina : Umar Iswanto : 25 Tahun : Jalan Kp Pulo Jahe, RT. 005/RW. 014, Pulogadung Jakarta Timur : Ibu Rumah Tangga : Supir KWK : 3 orang : Rp 30.000,- perbulan : Kontrak dengan biaya Rp 200.000,- per/bulan : Member RBG tahun 2010 : Orang miskin (mustahik) Hasil Wawancara 1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? Ruangannya bagus sih rapih, sampah sih kata saya nga ada. b. Apakah menurut anda ruang tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Sudah cukup, dulu beda sama sekarang lebih nyaman sekarang lebih rapi banget, beda dikit aja sih. Lingkungan aman c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Ada dokter/bidan sama saya. d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Tata ruang rapih sih e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Kalo bisa sih tempat pendaftaran sama tensi berdekatan jangan berjauhan nga mondar-mandir lah f. Bagaimana menurut anda tempat parkir di RBG? Tempat parkir belum rapih, pada parkir motor sendiri-sendiri. g. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis belum lengkap nga ada USG, Rongent, dan suntik mantub. Bersih dan steril sih alat-alatnya. h. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Cakep-cakep deh, rapih, bersih dan seragam. 104 i. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan uap, suntik, tensi, nimbang, dokter cuma periksa doang. Ditanya pas di pendaftaran, kalo bidan biasanya suntik KB dan periksa kehamilan sedangkan dokter selain KB dan pemeriksaan kehamilan. j. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan ngasih masukan langsung sih. k. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Pada tahun 2010. Anak ke tiga. Waktu itu saya bikin-bikin member pas kandungan 6 bulan. l. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Mba yati karyawan disini yang kebetulan rumahnya dekat saya. m. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KTP, foto, KK, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, surat nikah, pengurus masjid, dan ada tanda tangan materai nunggu hasil survey ke rumah dulu. Awalnya sih lima tahun pas ketemu dokter bilang ikut member yang sekarang aja 3 tahun. 2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Periksa dari kandungan 4 bulan. Ada kalo kecapean keluar flek jadi USG sampai 5 kali karena khawatir plasenta/ari-arinya kebawah. Nga boleh minum jamu, susu distop kalo kandungan dah besar, dan nga boleh makan goreng-gorengan. b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Pertama ke pendaftaran lalu ke perawat tuk di tensi dan ditimbang setelah itu baru ke dokter/ke bidan terakhir adalah ke depo obat nunggu obat agak lama. c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Udah sesuai d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 15 menit. Lama di depo obat ½ -1 jam. e. Pada saat akan melahirkan apakah bidan selalu mengingatkan untuk anda punya uang simpanan untuk jaga-jaga jika terjadi pendarahan akan dirujuk? Bidannya bicara, bu walaupun kita member ya ibu jaga-jaga untuk dana talangan takutnya dioper (dirujuk) nantinya. 105 f. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti saya. g. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum, obat, terus dapat tas bingkisan yang berisi satu set bedak, shampo dan sabun bayi, kudungan dua, wash lap, baju kita, handuk dan kasa dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah. h. Saat persalinan jam berapa anda melahirkan? Dan jam berapa anda pulang ke rumah? Saya datang jam 01.30 WIB melahirkan jam 10.07 WIB dan paginya baru pulang. i. Berapa kali anda melakukan kontrol nifas? Tiga kali kontrol nifas. j. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Imunisasi Cuma BCG aja, karena anaknya sakit-sakitan mulu. Setiap hari selasa dan jum’at untuk imunisasi. k. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Belum ada suntik mantub, rongent dan USG. Lebih enak disini ramahramah. 3. Indikator Output/Keluaran a. Apakah dokter/bidan memberikan pengetahuan kepada anda selama pemeriksaan kandungan? Berupa apa saja? Makanan harus bergizi kalo bisa masak sendiri jangan beli karena suka ada bahan pengawetnya. b. Bagaimana kondisi anda setelah melahirkan? Butuh waktu berapa lama untuk pemulihan? Berapa kali anda dijahit? Adakah obat yang harus diminum setelah melahirkan? Lemas butuh waktu 2 jam tuk memulihkan. Saat itu nga dijahit. Ada obat penambah darah dan vitamin. c. Bagaimana kondisi anak yang dilahirkan? Berapa berat badannya? Berapa tingginya? Sehat dan normal. Beratnya 3,3 kg, Tingginya 49 cm. d. Apakah anda KB di sini? Ya, KB suntik 3 bulan sekali berdasarkan tanggal. e. Apakah layanan kesehatan anda di RBG sudah sesuai tindakan medisnya? Berapa lama anda sembuh? Apakah selama ini obat yang diberikan cocok? Apakah anda pernah alergi obat? Cepat sembuh, obat-obatnya cocok. Ada kalo minum obat DMT alergi. f. Bagaimana perasaan anda dapat bantuan persalinan gratis? Manfaat apa yang anda rasakan? Ya, senang banget ke pilih survey dan terpilih. Ngebantu banget deh. g. Apakah semua layanan kesehatan di RBG gratis? Apakah layanannya sudah cukup puas bagi anda? Semuanya sih gratis kalo member. Kualitasnya bagus dan cukup puas lah. 106 4. Indikator Impact/Dampak a. Apakah ada pembagian makanan atau susu formula untuk anda/anak anda? Nga ada bantuan saya beli sendiri. b. Apa saja saran dari bidan/dokter kepada anda dan suami? Apakah anda dan suami menerapkannya? Iya, anjuran ibadah biar dijaga, masakkan anak masak sendiri jangan beli karena ntar ada pengawetnya. Larangan merokok dilaksanain nga sepenuhnya. Larangan jangan banyak ngerokok mending uangnya buat nambah-nambah beli beras tadinya ngerokok sehari tiga bungkus jadi sekarang satu bungkus sehari. c. Apakah anda dan suami diajari cara memandikan bayi, mengganti tali pusar, saat membedong, saat menggendong? Nga. Lagi pula udah anak ketiga mah dah pengalaman. 107 WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT Hari/Tanggal Jam Tempat Wawancara Informan Nama Nama Suami Umur Alamat Pekerjaan Ibu Pekerjaan Bapak Jumlah Anak Penghasilan Rumah Status Golongan : Senin/18 April 2011 : 13.02-13.10 WIB : Rumah Pasien : Ibu Sitisa’diah Identitas Pasien : Sitisa’diah : Irfansyah : 28 Tahun : Jalan Jati Kenari No. 29 RT. 010/RW. 004, Jati Jakarta Timur : Ibu Rumah Tangga : Sudah tidak bekerja setahun ini karena sakit 105 : 2 orang : Nga Ada 106 : Rumah kecil dihuni oleh tiga kepala keluarga. 107 : Member RBG 2010 : Orang miskin (mustahik) Hasil Wawancara 1. 105 Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? Ruangan bagus, rapih. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Pelayanan sudah lengkap, nyaman dan aman. c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Ada dokter/bidan sama saya dan suster aja. d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Rapih sih. e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lah f. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis dilengkapi lagi deh. Bersih alat-alatnya. g. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Penampilan petugasnya rapih, bersih dan kompak. Menurut Ibu Siti tadinya suaminya kerja di mebel (ukiran kayu) karena sakit tumor di kepala yang menyebabkan mata kirinya sudah tidak bisa melihat lagi nan mata kanan mulai bermasalah. 106 Untuk penghasilan paling dari tetangga ada yang nyuruh-nyuruh cuci gosok. 107 Menurut Ibu Siti untuk rumah nyampur dirumah mertua 108 h. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah dan nimbang berat badan. i. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan lebih teliti, ramah-ramah. Waktu saya melahirkan ngerasa banget didukung dan dapat semangat dari bidan. j. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Ikutnya di RBG sembilan bulan yang lalu. Saya mengandung anak ke dua. Sekarang anak saya usianya 9 bulan. k. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Informasinya dari tetangga yang pernah periksa kesana. Pas pemeriksaan saat berobat ditawarin sama bidan untuk masuk member terus saya mau karena suami saat itu sedang di PHK. l. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KK, Fotocopy KTP, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, surat nikah, pengurus masjid, dan hasil USG nunggu hasil survey ke rumah dulu. Ikut member selama 3 tahun. 2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Pemeriksaan kehamilan. b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Daftar dulu, setelah itu ditensi darah dan nimbang baru ke dokter/bidan. c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya udah sesuai. d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 15 menit. Lama di depo obat ½ -1 jam. e. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti saya. f. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah. g. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Imunisasi, berobat batuk, pilek, demam dan terakhir kemarin diare. 109 h. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Puskesmas dibelakang sini biayanya Rp 2000,-. Puskesmas kurang celaten beda banget sama RBG yang lebih teliti dan ramah-ramah. 3. Indikator Impact/Dampak a. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat layanan kesehatan gratis? Mendapat layanan kesehatan gratis senang banget, meringankan beban persalinan lah. b. Manfaat apa yang ibu rasakan tentang RBG? Nga bingung masalah berobat. Dan meringankan beban biaya persalinan dan pengobatan. Ditingkatkan lagi pelayanannya. c. Apakah kartu member ini membantu seluruh keluarga ini dalam pengobatan? Kartu member sih membantu banget pengobatan selama tiga tahun. Untuk penyakit suamiku tumor di mata belum ada obat nya kemarin sih dokter nyaranin untuk ke RS. Persahabatan tapi karena harus ke bedah dan biayanya mahal jadi saya ke alternatif aja. Ya Paling diurut-urut aja. 110 WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT Hari/Tanggal Jam Tempat Wawancara Informan Nama Nama Suami Umur Alamat Pekerjaan Ibu Pekerjaan Bapak Jumlah Anak Penghasilan Rumah Status Golongan : Rabu/20 April 2011 : 10.34 -10.50 WIB : Rumah Pasien : Ibu Triwiyanti Identitas Pasien : Triwiyanti : Abdul Hamid : 30 Tahun : Jalan Tanah Koja III RT. 008/RW. 005 108 Klender, Jakarta Timur : Ibu Rumah Tangga : TKI pelayaran di Korea : 4 orang : Rp 700.000,- perbulan 109 : Kontrak satu ruangan, kamar madi dan dapur diluar Lingkungan Gang Kecil : Member RBG 2010 : Orang miskin (mustahik) Hasil Wawancara 1. 108 Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? Kondisi ruangan bagus, rapih dan bersih. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Pelayanannya bagus. c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Didalam ruangan ada dokter/bidan, sama aku. d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Penataan ruangan bagus. e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lah f. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis lengkap kok. Bersih alat-alatnya. g. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Penampilan petugasnya rapih. Menurut Ibu Tri sebelum tinggal di Jakarta beliau tinggal di Bengkulu namun setelah suami pertamanya meninggal pernah tinggal di Solo. 109 Kemarin-marin kirim uang cuam 700 rb s/d 800 rb aja namun karena bulan ini aku mau melahirkan jadi kirim uangnya Rp. 1.500.000,- 111 h. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah dan nimbang berat badan. i. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan ramah-ramah. Waktu saya melahirkan ngerasa banget didukung dan dapat semangat dari bidan. j. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Aku dari umur 5 bulan dikandungan. Saat itu ngandung anak ke lima. k. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Rekomendasi bidan. l. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Seadanya aja surat keterangan nikah sama surat keterangan tidak mampu dari RT setempat karena KK dan KTP aku belum punya lantaran sering pindah kota dan dipersulit ngurusnya. Member sampai 3 tahun cuma lima orang, anak pertama ku nga bisa berobat. 2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Pemeriksaan kehamilan aku nga rutin karena ekonomi saat itu untuk kebutuhan sehari-hari. b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Ke loket dulu, setelah itu ditensi darah dan nimbang, ke dokter/bidan dan terakhir ke apotek. c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya udah sesuai. d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 1/4 jam. Lama di depo obat ½ -1 jam. e. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti aku. f. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum susu dan teh, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah. g. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Persalinan dan Imunisasi awal bayi. 112 3. Indikator Impact/Dampak a. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat layanan kesehatan gratis? Mendapat layanan kesehatan gratis aku merasa ditolong banget. b. Manfaat apa yang ibu rasakan tentang RBG? Merasa ditolong banget. Ya alhamdulillah meringankan biaya persalinan lah. Kemarin sebelum pulang kerumah bidan pesan anaknya agar dimandikan, kasih shampo jangan dilap-lap doang atau dicelup, selalu ganti tali pusarnya. c. Apakah kartu member ini membantu seluruh keluarga ini dalam pengobatan? Waktu aku nerima kartu member dokter sih nanyain masalah ekonomi dan sekolah anak-anak. Kalo tuk sekolah anak-anak kan masih dapat bantuan sedang ekonomi ya seadanya. Kata dokter sih untuk ekonomi nanti akan di follow up lagi untuk ikut di home industri. 113 WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT Hari/Tanggal Jam Tempat Wawancara Informan Nama Nama Suami Umur Alamat Pekerjaan Ibu Pekerjaan Bapak Jumlah Anak Penghasilan Rumah Status Golongan : Rabu/20 April 2011 : 10.58 -11.33 WIB : Rumah Pasien : Ibu Caturwiyanti Identitas Pasien : Caturwiyanti : Suratman : 27 Tahun : Jalan Tanah Koja III RT. 002/RW. 005 110 Klender, Jakarta Timur : Ibu Rumah Tangga : Security Taman 111 : 2 orang : Rp 700.000,- perbulan : Kontrak satu ruangan, satu kamar madi dan dapur Lingkungan Gang Kecil : Member RBG 2007 : Orang miskin (mustahik) Hasil Wawancara 1. 110 Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? Ruangan bagus, rapih. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Pelayanan sudah lengkap, nyaman dan aman. c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Didalam ruangan ada dokter/bidan, sama saya. d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Penataan ruangan lebih luaslah dari 2007, kalo 2007 tempat persalinan baru satu dan perawatan tiga kalo sekarang mah udah dua tempat persalinannya dan ruang rawatnya untuk lima orang. Ruang tunggunya lebih enak yang sekarang dulu mah diruang pelataran sempit. e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lah f. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis lebih lengkap deh. Bersih alat-alatnya. Menurut Ibu catur beliau tinggal di tanah koja baru dua tahun sebelumnya ngontrak dekat rumah mertua di Jl. Kincir IV no.9 B Rt.14/06 Jati Pulo Gadung. 111 Dari data Rumah Bersalin Gratiis pada tahun 2007 Pak Suratman pekerjaannya sales. 114 g. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Penampilan petugasnya rapih, bersih dan kompak. h. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah dan nimbang berat badan lansung deh tuh mau ke dokter/bidan. i. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan lebih teliti, ramah-ramah. Waktu saya melahirkan ngerasa banget didukung dan dapat semangat dari bidan. j. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Saya periksa di RBG dari anak saya 8 bulan pada tahun 2007. Saya mengandung anak ke dua. k. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Saya dapat informasinya dari teman almarhum suami katanya melahirkan anaknya dapat persalinan gratis di RBG. l. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KTP, KK, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, surat nikah, USG nunggu hasil survey ke rumah dulu. Berlaku member 5 tahun untuk satu keluarga. Prosedur persyaratan sekarang makin diperketat pake surat dari masjid dan materai. 2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Saya pemeriksaan kandungan dipuskesmas baru di RBG usia kandungan 8 bulan. b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Ke loket dulu, setelah itu ditensi darah dan nimbang, ke dokter/bidan dan terakhir ke apotek. c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya udah sesuai. d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 1/4 jam. Lama di depo obat 1 jam. e. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti saya. f. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Saya melahirkan jam lima shubuh dan pulang magrib selama melahirkan saya diberi makan pagi-siang-sore, pulang pun diantar dengan ambulance sampai rumah, diajarin cara mandi dan bedong oleh asisten bidan. 115 Pulang dianter pake ambulance. Supir ambulance yang anter, saya mau kasih uang rokok buat ucapan terima kasih namun ditolaknya alasannya takut dosa. Mungkin karena saking tulusnya kali yah. Ya Allah saya baru heran dan nga percaya kok ada zaman sekarang persalinan sampe 100% gratis. Sampe-sampe kemarin saya nazar untuk ngasih parsel buah ke bidannya sebagai ucapan terima kasih. Dapat makan, minum susu dan teh, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah. g. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Persalinan, Imunisasi lengkap, kemarin sih anak sunat dapat gratis di RBG. Karna kartu saya masa aktif sampai 5 tahun. h. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Kalo ada uang untuk ongkos yah saya milih ke RBG karena meriksanya teliti dan lebih cocok aja dari segi obat. Kalo nga ada yang kepuskesmas aja dibelakang sini biayanya Rp.2000,-. Kalo persalinan pelayanannya bagus di RBG pasien ditangani terlebih dahulu baru administrasi beda banget sama RS. Persahabatan waktu melahirkan anak pertama administrasi dulu kelar baru deh ditangani pasiennya. Pegawai RBG ramah-ramah lain dengan kalo berobat ke lain tempat kadang pegawainya kurang ramah padahal kita dah bayar. 3. Indikator Impact/Dampak a. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat layanan kesehatan gratis? Mendapat layanan kesehatan gratis sangat senang sekali. Menurut saya ni ya sangat menolong banget dan sangat membantu buat keluarga saya. Mendapat layanan kesehatan gratis aku merasa ditolong banget. b. Manfaat apa yang ibu rasakan tentang RBG? Meringankan beban saya dalam pengobatan. Kalo selama ini sih pengobatan aja untuk pencegahan belum. 116 PROFIL LEMBAGA RUMAH ZAKAT A. Nama Lembaga Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Lembaga yang memulai kiprah sejak Mei 1998 di Bandung, awalnya bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) dan mengalami perubahan nama menjadi Rumah Zakat semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat. Legalitas formal mulai dari Akta Notaris No. 31 Tanggal 12 Juli 2001 oleh DR. Wiratni Ahmadi, SH; SK Menkeh Y.A. 7/37/22; LAZDA 451.12/Kep.478-Yansos/2002; LAZNAS Kep. Menag No. 157 Tahun 2003 direvisi LAZNAS menjadi No. 42 Tahun 2007; Dir. Sospol 280/LKYAYAS/2000; Depag W.i/I/BA/03.2/4386/2000; Izin Domisili 19/DM/VIII/2001; NPWP 02.083.957.7-424.000; Keputusan Menkumham RI No. C-1490.HT.01.02.TH 2006 tercatat pada lembaran berita Negara RI No. 68 Tanggal 22-08-2003; Perubahan Akta Yayasan No. 01 Tanggal 05-022010 kini lembaga yang dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi dan tim namanya menjadi Rumah Zakat Indonesia. B. Latar Belakang Hingga awal 2006, Rumah Zakat Indonesia yang dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi dan tim, telah memiliki kantor pusat di Bandung dan 28 titik kantor pelayanan di 12 propinsi utama di Indonesia. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahiq. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. 117 Harmoni ini semakin hangat dengan telah bergabungnya 28.220 donatur (per Agustus 2006). Merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga, selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan. Selain menerima titipan zakat, infaq dan shadaqah, Rumah Zakat juga menjalankan beberapa program yaitu Senyum Juara (pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan) dan Senyum Mandiri (kemandirian, kewirausahaan). Rumah Zakat Indonesia telah hadir di 44 jaringan kantor di 38 kota besar dari Banda Aceh NAD hingga Jayapura, Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Dalam pengembangan keempat rumpun programnya Rumah Zakat Indonesia mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan intensif berbasis komunitas yang disebut Integrated Community Development (ICD) baik per kecamatan maupun kelurahan. Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau lebih Mustahik Relation Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki dan mitra lembaga. Merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga, selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan. C. Tujuan Visi Menjadi lembaga amil zakat bertaraf internasional yang unggul dan terpercaya. 118 Misi - Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara produktif. - Menyempurnakan kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani. D. Brand Value Trusted Menjalankan usaha dengan professional, transparan dan terpercaya. Progressive Senantiasa berani melakukan inovasi dan edukasi untuk memperoleh manfaat yang lebih. Humanitarian Memfasilitasi segala upaya humanitarian dengan tulus secara universal pada seluruh umat manusia. E. Lingkup Karya ZIS Consultant Relationship Management Superinfak Consultant Internet Marketing International Philanthropy Human Capital Management Strategic Development Finance Marketing Management Inf. System Service Quality Management Program and Project Monev Report Management Volunteer Volunteer Rumah Juara Rumah Sehat Rumah Mandiri F. Sumber Daya Optimalisasi Jenis Amil/SDM Kantor Cabang dan Pusat Donatur Aktif Penerima Manfaat Wilayah Integrated Comm. Dev (ICD) Sekolah Juara Rumah Bersalin Gratiis Klinik Sehat Layanan Bersalin Gratis Armada Kesehatan dan Mobil Jenazah Gratiis Empowering Centre Jumlah 405 46 84221 653462 121 11 7 1 17 40 17 119 G. Program PROGRAM RUMAH ZAKAT SENYUM JUARA - SD Juara. SMP Juara. Beasiswa Ceria SDSMA. Beasiswa Mahasiswa. Beasiswa Juara SDSMP. Lab Juara. Mobil Juara. Gizi Sang Juara. Kemah Juara. SENYUM SEHAT SENYUM MANDIRI - Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI). Empowering Centre. Sarana Usaha Mandiri. Water Well. Pelatihan Skill dan Pemberdayaan Potensi Lokal. Budidaya Agro. - Rumah Bersalin Gratiis. Layanan Bersalin Gratiis. Siaga Sehat. Armada Sehat Keluarga. Ambulances Ringankan Duka. Siaga Gizi Balita. Revitalisasi Posyandu. Program Khitanan SEASONAL PROGRAM Ramadhan SuperQurban 120 H. Struktur Organisasi DEWAN PEMBINA H. Asep Lu'lu'iddin, S.Ag Muhammad Rachmadi DEWAN PENGAWAS SYARIAH Kardita Kintabuwana, Lc., MA Referensi Syariah Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc., MM DEWAN PENGAWAS Emryas Imsak Soelaiman DEWAN PENGURUS Chief Executive Officer (CEO) Chief Strategic Relationship Officer (CSRO) Chief Funding Officer (CFO) : Rachmat Ari Kusumanto : Rachmat Noviar Bustari : Nur Efendi Area Jakarta Raya dan Sumatera R.Herry Hermawan Area Jawa-Kalimantan-Sulawesi-Papua Chief Operating Officer (COO) Chief Program Officer (CPO) : Sri Nurmiyati : Asep Mulyadi KONSORSIUM KONSULTAN AHLI Konsultan Legal Konsultan Marketing Konsultan Pajak Konsultan Keuangan Konsultan Pemberdayaan : Yayan Sutarna, SH., MH : AM. Adhy Trisnanto : Arif Muhlasin, Ak. BKP : Muhammad Sunusi, SE., Akt : Hendrati Dwi Mulyaningsih, SE., MM AUDITOR INDEPENDEN KAP Bambang Mudjiono KAP Ahmad Toha KAP Kanaka Puradiredja I. Penghargaan 1. Social Entreneurship Achievement 2010 dari majalah SWA. 2. LAZ terbaik 2010 Versi Majalah SWA. 3. IMZ AWARD 2010 kategori Best Fundraising Growth and Best Empowerment In Education Program