MOTIVASI A. Pendahuluan Kinerja terbaik menurut Griffen (2000) ditentuksn oleh 3 faktor, yaitu pertama motivasi (motivation), yaitu yang terkait dengan kebutuhan untuk melakukan pekerjaan, kedua kemampuan (ability) yaitu kapabilitas dari tenaga kerja atau SDM untuk melakukan pekerjaan dan ketiga lingkungan pekerjaan (the work environment) yaitu sumber daya dan situasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kita hanya membahas faktor motivasi. Motivasi terkait dengan sesuatu yang bersifat tidak dapat diukur (intangibles) dan tidak dapat dilihat secara kasat mata (invisible), (Ernie T. Sule ; 2012 : 235 – 236). Motivasi merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai yang diharapkan. Jika individu berhasil mencapai motivasinya, maka yang bersangkutan cenderung untuk terus termotivasi (lihat gambar : 1). 100 % Employee 80 to 90 % Percentace of Ability Area effective by motivation 20 to 30 % O Sebaliknya, jika seseorang sering gagal mewujudkan motivasinya, maka yang bersangkutan terus berusaha dan berdoa sampai tercapai motivasi atau justru menjadi putus asa (frustasi). B. Pengertian Motivasi Banyak pakar mendefinisi tentang motivasi (motivation) antara lain : 1. Motivasi ialah keinginan untik berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan – tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berprilaku. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai kebutuhan atau keinginan yang melatarbelakangi seseorang sehingga ia terdorong untuk bekerja. (Husaini Usman ; 2008 : 244 – 245 ). 2. Menurut French dan Raven, sebagaimana dikutip Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan prilaku tertentu (motivation is the set of forces that cause people to behave in certain ways), (Ernie T. Sule ; 2012 : 235 ). 3. Motivasi adalah dorongan yang dimiliki untuk mendapatkan tindakan tertentu berdasarkan pada kebutuhan untuk memenuhi keinginannya (Cascio ; 1995) 4. Dalam skala perusahaan motivasi individu dapat dipahami sebagai dorongan untuk mencapai tujuan perusahaan dan dirinya (robbins ; 2001). Dengan memperhatikan keempat definisi diatas, tampak bahwa motivasi individu merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Motivasi timbul dari adanya kebutuhan yang tidak terpuaskan atau belum dapat dipenuhi. Kebutuhan ini akan menimbulkan tekanan dan tegangan sehingga akan menciptakan dorongan atau upaya akan menciptakan dorongan tersebut . Pada saat kebutuhan tersebut dapat terpuaskan maka individu akan mengalami penurunan tekanan (lihat proses motivasi dibawah ini). Gambar : 2 Kebutuhan yang tak terpuaskan C. Adanya tekanan Pencarian dorongan Kebutuhan prilaku terpuaskan Penurunan tekanan Teori Motivasi Teori motivasi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu : 1. Teori Konten (isi), (content theory) 2. Teori Proses (process theory) 3. Teori Penguatan (reinforement theory) 1. Teori Konten, berpendapat bahwa motivasi individu disebabkan oleh adanya kebutuhan. Teori ini menegaskan bahwa tmbul karena adanya untuk memenuhi kebutuhan. Semakin banyak kebutuhan yang terpuaskan maka kebutuhan individu semakin meningkat. Teori konten ini terdapat (diaplikasikan) pada teori hirarki hubungan Abraham Maslow, teori ERG (Existence Relatedness Growth) dari clayton Alderfer (1972), teori dua faktor (two factor theorities) dari Herzberg dan Acquired Need Theory dari Mc Celland (1962) dikenal dengan teori motivasi berhubungan erat dengan teori belajar. Teori dan gambar Hirarki Kebutuhan Maslow’s sebagai berikut : Gambar : 3 Contoh umum Contoh dalam organisasi Pemenuhan diri Self actualization needs Status Social Needs Safety Needs / Security Need Perlindungan a. (Aktualisasi diri dan pemenuhan diri) Esteem needs Berteman Stabilitas Tantangan Kerja Physiological Needs Jabatan (kebutuhan harga diri ) Teman Bekerja (kebutuhan sosial) Jaminan Pensiun (kebutuhan keamanan dan rasa aman) Gaji (kebutuhan pangan, sandang, perumahan, seks, istirahat) Hirarki Kebutuhan Maslow Teori ini ada lima tingkatan kebutuhan manusia, mulai dari kebutuhan yang paling rendah sampai kebutuhan yang paling tinggi, urutannya lihat gambar dibawah ini : Self actualization Needs Esteem Needs Social Needs Safety Needs / Security Needs Physiological Needs 1. 2. 3. 4. Kebutuhan Physiological needs, yaitu kebutuhan dasar untuk memenuhinya manusia biasanya berusaha keras untuk mencari rezeki. Kebutuhan Keselamatan atau rasa aman. Contoh, kebutuhan akan menabung, mendapat tunjangan pensiun, memiliki asuransi, memasang pagar, teralis pintu dan jendela. Kebutuhan Berkelompok (social needs, love needs, belonging needs, affection needs). Kebutuhan hidup berkelompok, bergaul, bermasyarakat, ingin mencintai, dicintai serta ingin memiliki dan dimiliki. contoh : kebutuhan membina keluarga, bersahabat, bergaul, nikah, mempunyai anak, menjadi anggota organisasi. Kebutuhan Penghargaan (esteem needs, egoistic needs), kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi. Contoh : kebutuhan mendapat ucapan terima kasih, ucapan selamat berjumpa (salam), merasa dihormati, mendapat penghargaan (hadiah), mendapat jabatan, (legislatif), ijazah, status dan promosi. 5. Kebutuhan Aktualisasi diri (self actualization needs, self realization needs, self fulfilment needs, self expression needs). Kebutuhan aktualisasi diri atau realisasi diri, pemenuhan kepuasan atau ingin berprestasi. Contoh : kebutuhan ini bukan karena hanya fungsi (tujuan utama) tetapi juga karena gengsi dengan mengoptimalkan potensi diri secara kreatif dan inovatif, ingin mencapai taraf hidup mewah/tinggi, ingin pekerjaan yang menantang (Husaini Usman ; 2008 : 250 – 253). b. Teori Alderfer Menurut teori Alderfer (1972) disebutkan bahwa manusia itu memiliki kebutuhan yang disingkat ERG (Existence, Relatedness, Growth). Manusia menurut Alderfer pada hakikatnya ingin dihargai dan diakui keberadaannya (eksistensi), ingin diundang , dan dilibatkan. Disamping itu, manusia sebagai makhluk sosial ingin berhubungan atau bergaul dengan manusia lainnya (relasi). Manusia juga ingin selalu meningkat taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang). c. Teori Dua Faktor dari Herzberg Teori dua faktor dikembangkan oleh Herzberg bersama-sama dengan Mausner danm Snyderman. Mereka melakukan penelitian dengan bertanya pada subjek penelitian tentang waktu ia merasa paling puas terhadap pekerjaannya. Kemudian mencari sebab-sebab mereka merasa puas. Faktor kesehatan (ekstrinsik) merupakan faktor lingkungan yang menyebabkan ketidakpuasan. Penelitian menyimpulkan terdapat dua faktor, yaitu faktor pemuas dan faktor kesehatan. d. Mc Celland mengetengahkan teori motivasi yang berhubungan erat dengan teori belajar. Mc Celland (1962) berpendapat bahwa banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan. Tiga dari kebutuhan Mc Celland ialah 1) kebutuhan akan prestasi (need of achievement) disingkat n Ach, 2) kebutuhan akan afiliasi (need of affilition) disingkat n Aff, 3) kebutuhan akan kekuasaan (need of power) disingkat n Pow. Motivasi berprestasi ialah dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Motivasi afiliasi ialah dorongan untuk berhubungan dengan orang lain atau dorongan untuk memiliki sahabat sebanyak-banyaknya. Motivasi berkuasa ialah dorongan untuk memengaruhi orang lain agar tunduk kepada kehendaknya (Husaini Usman ; 2008 : 254 – 259). 2. Teori Proses, berpendapat bahwa tingkat motivasi tergantung pada proses interaksi antara atasan dan bawahan yang dipengaruhi oleh harapan, preferensi, penghargaan dan keadilan yang tercipta. Teori proses diaplikasikan pada teori keadilan (eqiuty theory) dari Stacy Adams, teori ekspektasi (expectancy theory) dari Victor Vroom dan goal setting theory dari Edwin Locke. 3. Teori Penguatan, motivasi dipengaruhi oleh proses belajar. Pada saat timbul perasaan menyenangkan dalam diri individu, maka akan terjadi proses penguatan. Sebaliknya apabila timbul perasaan yang tidak menyenangkan maka motivasi akan menurun. Hal yang perlu diperhatikan berdasarkan teori ini mempertahankan proses penguatan yang lebih banyak. Penguatan dapat dilakukan melalui positive reinforcment, punishment dan extinction, tokoh terkenal dari teori adalah Ivan Pavlov. D. TEKNIK MEMOTIVASI 1. Berpikiran positif. Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidakberesan, tetapi kita lupa memberi dorongan positif agar mereka terus maju. Jangan mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu. 2. Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau. Kata “Saya juga bisa” dapat mampu meningkatkan motivasi berprestasi. 3. Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk teknik memotivasi. Kata “ Saya mengharapkan bantuan Anda” atau “Saya mengharapkan kehadiran Anda” merupakan bentuk penghargaan yang paling murah. Berilah mereka kesempatan untuk bertanggung jawab, berilah wewenang, serta kebebasan untuk berpendapat. 4. Memantapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang benar, tindakan yang dapat membantu, dan hargai dengan tulus. 5. Membangkitkan orang lemah menjadi kuat. Buktikan bahwa mereka sudah berhasil, dan nyatakan bahwa Anda akan membantu yang mereka butuhkan. Binalah keberanian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain. 6. Membasmi sikap suka menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan pekerjaan itui terlalu sulit dan segeralah untuk memulai. E. PENUTUP Memotivasi merupakan proses psikis yag mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang. Memotivasi diri apalagi memotivasi orang lain atau bawahan bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi terhadap orang yang sudah berusia diatas 40 tahun, atau pegawai yang sudah cukup lama menggeluti pekerjaan yang sama, sementara kenaikan pangkat dan jabatan sudah kecil kemungkinannya. Runititas pekerjaan sering menimbulkan kejenuhan mendalam yang dapat menurunkan motivasi Berprestasi, yang diperparah oleh kondisi kerja yang tidak mendukung. Dalam memotivasi bawahannya, manajer atau leader berhadapan dengan dua hal yang mempengaruhi orang dalam pekerjaan, yaitu kemauan dan kemampuan. Kemauan dapat diatasi dengan pemberian motivasi. Sedangkan kemampuan dapat diatasi Dengan mengadakan diklat. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa kinerja manusia yang tampak dipengaruhi oleh fungsi motivasi dan kemampuannya ( Husaini Usman ; 2008 : 245 – 267 ).