ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENILAI KINERJA INVESTASI PADA PT. NUSANTARA SKRIPSI Program Studi Akuntansi N a m a : Sri Nurhayati NIM : 4320411-295 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENILAI KINERJA INVESTASI PADA PT. NUSANTARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi N a m a : Sri Nurhayati NIM : 4320411-295 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 LEMBAR PENGESAHAN Nama : Sri Nurhayati NIM : 4320411-295 Program Studi : Akuntansi Judul Skripsi : Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Kinerja Investasi Pada PT. NUSANTARA Tanggal Ujian Skripsi : 22 Agustus 2008 Disahkan Oleh: Pembimbing (Sri Rahayu SE., M.Si) Tanggal: Dekan Fakultas Ekonomi (Drs. Hadri Mulya, M.Si) Tanggal: Ketua Jurusan Akuntansi (Sabarudin Muslim, SE, M.Si) Tanggal: iii KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunian-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENILAI KINERJA INVESTASI PADA PT. NUSANTARA.” Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh untuk dikatakan sempurna, karena masih banyak kekurangan-kekurangan yang menyangkut teknik penulisan, materi, keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan lain sebagainya yang penulis miliki. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Yth. Ibu Sri Rahayu, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing materi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan materi. 2. Bapak Drs. Hadri Mulya, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 3. Bapak Sabarudin Muslim, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 4. Seluruh Dosen dan Staf Universitas Mercu Buana, khususnya Fakultas Ekonomi. iv 5. Keluarga tercinta, khususnya orangtua dan suami saya yang memberi dorongan, do’a dan semangat dalam menyelesaikan kuliah dan pembuatan skripsi ini. 6. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Nusantara, khususnya Bapak Suwandi selaku manajer keuangan, yang telah memberikan kemudahan mendapatkan data yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Untuk sahabat setiaku Dani A dan Jenni Fenda, yang selalu mendengarkan segala keluh kesahku, serta selalu terus memberikan semangat kepada penulis. 8. Rekan-rekan mahasiswa/i seangkatan dan sejurusan yang telah memberikan dorongan sehingga skripsi ini selesai. 9. Berbagai pihak dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, yang telah membantu penulisan dan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dan bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, 14 Juli , 2008 Penulis v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii BAB BAB I II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................... 4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 5 LANDASAN TEORI A. Kas dan Arus Kas............................................................... 7 1. Pengertian Laporan Arus Kas, Kas dan Setara Kas ..... 7 2. Kegunaan dan Tujuan Arus Kas .................................. 10 3. Klasifikasi Arus Kas .................................................... 13 4. Metode Penyajian Arus Kas......................................... 17 B. Investasi ............................................................................. 21 1. Pengertian Investasi ..................................................... 21 2. Jenis-jenis Investasi...................................................... 22 vi 3. Kebijakan Investasi ...................................................... 23 4. Resiko Investasi ........................................................... 24 5. Proses Pengembalian Keputusan Investasi .................. 25 C. Analisa Laporan Arus Kas ................................................. 26 1. Rasio Penerimaan Laba................................................ 26 2. Rasio Kecukupan ......................................................... 28 3. Rasio Efesiensi ............................................................. 29 D. Metode Penilaian Pengembalian Atas Investasi Dengan Menggunakan Model Dupont ........................................... 30 E. Model Prediksi Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Analisis Tren ...................................................................... 31 F. Analisis Laporan Arus Kas pada Pengambilan Keputusan Investasi ............................................................................. BAB III 32 METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum ............................................................... 33 1. Lokasi Perusahaan………………………………........ 33 2. Sejarah Singkat Perusahaan………………………… . 33 3. Struktur Perusahaan………………………………… . 34 B. Metode Penelitian .............................................................. 37 C. Definisi Operasi Variabel................................................... 37 D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 38 E. Metode Analisis Data......................................................... 40 vii BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Metode Penyusunan Arus Kas ........................................... 41 B. Analisa Laporan Arus Kas ................................................. 42 1. Rasio Penerimaan Laba................................................ 42 2. Rasio Kecukupan ......................................................... 45 3. Rasio Efesiensi ............................................................. 46 C. Analisa Hasil Pengembalian Atas Investasi Dengan Menggunakan Model Dupont ............................................ 49 D. Model Prediksi Laporan Arus Kas Dengan Menggunakan Analisis Tren ...................................................................... BAB V 52 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................ 55 B. Saran................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Laporan Arus kas PT. NUSANTARA Lampiran 2 Laporan Laba Rugi PT. NUSANTARA Lampiran 3 Laporan Neraca PT. NUSANTARA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin kompetitif. Para pengusaha harus semakin jeli dan cermat dalam melihat peluang bisnis yang ada serta melakukan strategi-strategi atau langkah-langkah yang tepat agar perusahaan tetap excist dan berkembang. Layaknya manusia yang terus bekerja, berusaha dan menabung untuk kepentingan masa depannya dan untuk dapat bertahan hidup, begitu pula dengan perusahaan yang harus mampu bersaing dan berinvestasi demi kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Pada dasarnya, tujuan dari setiap organisasi bisnis adalah menghasilkan laba. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain adalah: para pemilik perusahaan, manager, kreditur, investor, pemerintah dan karyawan serta pihak-pihak lainnya. Laporan keuangan merupakan alat yang memberikan informasi kondisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah di capai oleh perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan (financial statements) terdiri dari ; (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3) laporan arus kas, (4) 1 2 laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham dan (5) catatan atas laporan keuangan. Dalam bisnis saat ini, kunci paling penting adalah mengatur arus kas. Kas merupakan aktiva yang paling liquid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karna itu kas harus di rencanakan dan di awasi dengan baik, baik sumber penerimaan maupun dari pengeluaran (penggunaannya). Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) yang dihasilkan oleh perusahaan pada suatu periode akuntansi. Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas dimasa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Penerimaan dan pembayaran kas selama satu periode di klasifikasi dalam laporan arus kas menjadi tiga kegiatan yaitu arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari kegiatan pendanaan. Perusahaan yang dominan memperoleh arus kas positif dari kegiatan operasional merupakan salah satu tanda perusahaan tersebut beroperasi secara sehat. Tentunya hal tersebut harus didukung dengan kegiatan non- 3 operasional. Perusahaan yang beroperasi secara sehat dapat mengalami kebangkrutan ketika perusahaan melakukan kegiatan di luar bisnis intin yang berisiko tinggi. Salah satu ciri perusahaan yang memiliki manajemen baik adalah sangat hati-hati dalam mengelola perusahaan. Dalam manajemen terdapat banyak metode yang bisa digunakan untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Pada dasarnya metode penilain investasi bisa di dasarkan atas dua hal yaitu laba akuntansi dan arus kas. Penelitian yang dilakukan oleh pradhono (2004) bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Investor dan kreditur sebelum mengambil keputusan investasi biasanya melakukan analisa-analisa terhadap laporan keuangan terlebih dahulu sehingga dapat memprediksi kepailitan dan financial distress perusahaan. Penelitian Surroh (2005) memprediksi kepailitan yang menggunakan rasio keuangan berbasis aliran kas yaitu CFO/Current Liabilities, Total Asset, Net Worth dan Total Debts secara statistik terbukti mempunyai kemampuan dalam bentuk model prediksi kepailitan yang di gunakan untuk memprediksi kondisi suatu emiten di masa depan secara dini. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kondisi financial distress perusahaan pada umumnya menggunakan rasio keuangan perusahaan. Penelitian Wuryan (2005) dan Luciana (2006) yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan arus kas menunjukkan bahwa rasio 4 arus kas bersih dari aktivitas operasi/total aktiva (CFFOTA) dan arus kas bersih dari aktivitas operasi/hutang lancar (CFFOCL) dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Dan pada model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas menunjukkan hasil prediksi yang lebih tinggi tingkat keakuratannya. Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa kas merupakan aktiva yang paling liquid, sehingga kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada PT. NUSANTARA untuk mengetahui sejauh mana penganalisa dan penginterpretasian laporan arus kas telah di terapkan untuk mengukur perkembangan peningkatan atau penurunan arus kas pada periode penelitian sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Atas dasar latar belakang tersebut maka penulis tertarik menyusun skripsi ini dengan judul : “Analisa Laporan Arus Kas Sebagai Salah Satu Alat Bantu Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. NUSANTARA” B. Perumusan Masalah Agar dapat memahami cara laporan arus kas sebagai alat bantu di dalam pengambilan keputusan dalam investasi, penelitian ini merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 5 1. Apakah penyajian laporan arus kas PT. NUSANTARA telah sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 2 ? 2. Berapakah penerimaan jumlah arus kas yaitu kas dan setara kas pada masa yang akan datang (periode akuntansi berikutnya) pada PT. NUSANTARA ? 3. Apakah analisis laporan arus kas dapat menjadi salah satu alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi pada PT. NUSANTARA ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian dan penyusunan penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1. Kesesuaian laporan arus kas PT. NUSANTARA dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 2. 2. Penerimaan jumlah arus kas yang akan di terima oleh PT. NUSANTARA pada periode akuntansi berikutnya . 3. Peran analisa laporan arus kas terhadap kebijakan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi pada PT. NUSANTARA. Kegunaan yang dapat di petik dari penelitian dan skripsi ini antara lain sebagai berikut: 6 a. Bagi Penulis Melalui penelitian ini, penulis mencoba mengetahui kondisi keuangan yang terjadi pada perusahaan khususnya mengenai laporan arus kas yang nantinya penulis akan bandingkan dengan ilmu yang diperoleh penulis dibangku kuliah, dan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Mercubuana, Jakarta. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini di harapkan dapat memberikan bahan masukan mengenai manfaat informasi yang diperoleh dengan adanya laporan arus kas dan akan menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan pengambilan keputusan di masa yang akan datang. c. Bagi Investor Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi sumbang saran yang sekiranya dapat bermanfaat dalam penentuan kebijakan penanaman modalnya serta pengambilan keputusan investasi. d. Bagi Pembaca Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengentahuan dan wawasan mengenai laporan arus kas serta dapat dijadikan bahan referensi dan inspirasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kas dan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas, Kas dan Setara Kas Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memiliki arus kas positif. Bagi perusahaan arus kas merupakan suatu unsur yang paling penting demi kelangsungan hidup perusahaan. “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas” (IAI 2007 : 2.2). Menurut Jumingan (2006 : 96) pengertian laporan arus kas adalah sebagai berikut : laporan sumber dan penggunaan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan pengunaannya. laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukkan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Menurut Warren dkk. (2005 : 230) yang di terjemahkan oleh tim penterjemah Erlangga menjelaskan laporan arus kas sebagai berikut : Laporan arus kas (statement of cash flow) melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan 7 8 kas dan operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi kewajiban keuangannya, dan membayar deviden. Pengertian laporan arus kas menurut Henry (2000 : 507) adalah sebagai berikut : Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan dampak-dampak dari aktivitas-aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Kas merupakan unsur aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas paling tinggi. Kas mempunyai peranan penting dalam membiayai aktivitas perusahaan, setiap perusahaan harus memiliki kas yang cukup untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar perusahaan dapat terus beroperasi. “Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro” (IAI 2007 : 2.2) Jumingan (2006 : 17) menjelaskan pengertian kas adalah sebagai berikut : Kas atau uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri atas uang logam, uang kertas, check, weselwesel bank, money order, dan lain-lain yang oleh bank dapat diterima sebagai deposit dan demand deposit pada bank. 9 Pengertian kas menurut Munawir (2004 : 158) adalah sebagai berikut : kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. setara kas (cash equivalen) adalah “investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami resiko perubahan nilai yang signifikan” (IAI 2007 : 2.2) Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali subtansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang di beli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan. Tidak semua investasi jangka pendek dapat di kelompokkan sebagai setara kas. Suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas jika : a. Segera dapat diubah menjadi kas b. Tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan c. Segara akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. 10 Paragraf 01 IAI (2007, 2.1), laporan arus kas diatur dan dinyatakan sebagai berikut : Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dan laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan banwa laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diakibatkan oleh aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan pada suatu periode. 2. Kegunaan dan Tujuan Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan. Banyak pendapat yang menyatakan tentang tujuan dan manfaat laporan arus kas, beberapa diantaranya adalah: a) Henry (2000 : 507) menjelaskan manfaat laporan arus kas sebagai berikut : Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajer dan secara eksternal bagi para pemodal dan kreditor. Manajer memakai laporan arus kas untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan dividen, dan mengevaluasi imbas dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan. Informasi tentang arus kas sebuah perusahaan bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. 11 b) Munawir (2004 : 158) menjelaskan bahwa informasi arus kas dapat berguna sebagai berikut : Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan pengeluaran kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya. c) Menurut IAI (2007 : 2.1) : Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. d) Menurut Henry (2000 : 507) : Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan-penerimaan kas dan pembayaran-pembayaran kas dari suatu entitas selama suatu periode tertentu. Tujuan berikutnya adalah untuk memaparkan informasi tentang kegiatan-kegiatan operasi, investasi dan pendanaan dari suatu entitas selama periode tertentu. e) Menurut Weygandt et al. (2002 : 237) yang diterjemahkan oleh tim penterjermah penerbit Erlangga sebagai berikut : 12 “ Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode”. f) Menurut Halsey et al. (2005 : 4), yang diterjemahkan oleh tim penterjermah penerbit Salemba Empat adalah: Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas dengan memisahkan penggunaan arus kas dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dari pernyataan-pernyataan di atas maka secara garis besar tujuan dan manfaat laporan arus kas adalah : 1) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan, merencanakan dan mengontrol arus kasnya pada suatu periode. 2) Menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan arus kas yang positif di masa datang. 3) Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang. 4) Memberikan informasi bagin investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 5) Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainya terhadap posisi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu. 13 3. Klasifikasi Arus Kas Penerimaan dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas utama yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk mengumpulkan transaksi yang memiliki karakteristik yang sama dan memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan agar dapat menilai pengaruh dari setiap aktivitas terhadap posisi keuangan serta jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. Halsey et al. dalam buku yang diterjemahkan oleh tim penterjemah penerbit Salemba Empat (2005 : 5), menjelaskan laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan : 1) Aktivitas Operasi (Operating Activities) merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. 2) Aktivitas Investasi (Investing Activities) merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan aktiva nonkas (dan aktiva setara non kas). Aktivitas ini meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Aktivitas ini juga meliputi pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman. 3) Aktivitas Pendanaan (Financing Activties) merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik dan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas bisnis. Aktivitas ini meliputi perolehan pinjaman dari kreditor dan pembayaran pokok pinjaman, kontribusi dan penarikan oleh pemilik,serta pengembalian atas investasi mereka (dividen). 14 Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivas seperti yang di jelaskan dalam IAI No. 2, 2007 adalah sebagai berikut : a. Aktivitas Operasi Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi utama di peroleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karna itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengruhi penetapa laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah : 1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa 2) Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pndapatan lain 3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa 4) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, dan manfaat asuransi lainnya 5) Pembayaran kas kepada karyawan 6) Pembayaran dan penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi 15 7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. b. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi yaitu : 1) Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang di bangun sendiri 2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain 3) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain 4) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan) 5) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contract dan swap contract, kecuali apabila 16 kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasi sebagai aktivitas pendanaan c. Aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : 1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lain 2) Pembayaran kepada para pemegang saham untuk menarik atau menembus saham perusahaan 3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya 4) Pembayaran kas oleh penyewa (lesee) guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease). 5) Pelunasan pinjaman 17 4. Metode Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan menyajikan arus dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Dalam menyajikan laporan arus kas ada dua metode yang dapat dipakai yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method). a. Metode langsung Metode langsung melaporkan total arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi yaitu kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto di ungkapkan. Kemudian di lanjutkan dengan kegiatan investasi dan pendanaan. Pendapatan dan pengeluaran yang menggunakan akuntansi dasar akrual diubah menjadi dasar kas. Informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat di peroleh dari : 1) Catatan akuntansi perusahaan 2) Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba-rugi untuk : a) Perubahaan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan 18 b) Pos bukan kas lainnya c) Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Contoh penyajian laporan arus kas yang bersumber dari PSAK No. 2, dengan menggunakan metode langsung : PT ABC Laporan Arus Kas (Metode Langsung) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Kas yang dihasilkan operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Arus kas sebelum pos luar biasa Hasil dari asuransi karena gempa bumi Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi 30.150 (27.600) 2.550 ( 270 ) ( 900 ) 1.380 180 1.560 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas (Catatan A) Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (Catatan B) Hasil dari penjualan peralatan Penerimaan bunga Penerimaan deviden Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas investas ( 550) ( 350) 20 200 200 ( 480) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran utang sewa pembiayaan Pembayaran dividen Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan 250 250 ( 90 ) (1.200) ( 790) Kenaikan bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode (Catatan C) Kas dan setara kas pada akhir periode 290 120 410 19 b. Metode Tidak Langsung Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan. Pelaporan arus kas dengan metode tidak langsung menurut IAI (2007 : 2.4) adalah : Pelaporan arus kas dengan metode ini laba atau rugi bersih di sesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan dan pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi di tentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruhi : 1) Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan 2) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi 20 3) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Contoh laporan arus kas metode tidak langsung (indirect method) : PT ABC Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba bersih sebelumpajak dan pos luar biasa 30.150 Penyesuaian untuk : Penyusutan 450 Kerugian selisih kurs 40 Penghasilan investasi ( 500) Beban bunga 400 Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740 Kenaikan piutang dagang dan piutang lain ( 500) Penurunan persediaan 1.050 Penurunan utang dagang (1.740) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Arus kas sebelum pos luar biasa Hasil dari penyelesaian asuransi gempa bumi Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi 2.550 ( 270) ( 900) 1.380 180 1.560 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas (Catatan A) Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (Catatan B) Hasil dari penjualan peralatan Penerimaan bunga Penerimaan deviden Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas investas Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran utang sewa pembiayaan Pembayaran dividen Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode (Catatan C) Kas dan setara kas pada akhir periode ( 550) ( 350) 20 200 200 ( 480) 250 250 ( 90) (1.200) ( 790) 290 120 410 21 B. Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Seseorang menjadi pemegang saham dengan cara membeli saham perusahaan, kewajiban sebagai investor hanya terbatas pada investasi mereka dalam perusahaan. Investor dapat melepas sebagian atau seluruh kepemilikan mereka dalam sebuah perseroan cukup dengan menjual sahamnya. Pernyataan standar akuntansi keuangan nomor 13 (2007 : 13.2) menyatakan bahwa : Properti investasi (investment property) adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk : (a) Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang barang atau jasa atau tujuan administrative (b) Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Irham (2006 : 2) menjelaskan definisi investasi adalah sebagai berikut : Investasi dapat didefinisikan sebagai bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang di perkirakan akan memberikan tambahan keuntungan atau coumpouding. 22 Menurut Abdul halim (2003 : 2) pengertian investasi adalah sebagai berikut : penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang, individu atau lembaga yang melakukan pembelian saham, surat berharga dipasar modal disebut investor. Pengertian investasi menurut Murdifin dan Salim (2003 : 3) : investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saaat sekarang untuk membeli riil (tanah, rumah, mobil, dll) atau aktiva keuangan seperti saham dan obligasi, dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. 2. Jenis-jenis Investasi Secara umum investasi di bagi menjadi dua, yaitu investasi di real asset dan investasi di financial asset. Menurut Abdul Halim (2003 : 2) yang dimaksud dengan investasi real asset dan investasi financial asset adalah sebagai berikut: Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang , misalnya berupa sertifikat deposito , commercial paper, atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan lainnya. Sedangkan investasi pada real assets di ujudkan dalam bentuk pembeliakn asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. Menurut Yogianto (2000 : 7) investasi ke dalam aktiva keuangan dapat di kelompokkan sebagai berikut : 23 Investasi kedalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Contoh: membeli aktiva keuangan di pasar uang ( money market , pasar modal (capital market). Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaanperusahaan lain. 3. Kebijakan Investasi Kebijakan investasi merupakan penentuan tujuan dan kemampuan investor atas kekayaan yang dapat di investasikan. Membuat pedoman kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi, penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva yang ada sebaiknya di distribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama. Kelompok aktiva utama umumnya meliputi saham, obligasi, real estat dan sekuritas. Langkah dalam proses investasi meliputi identifikasi kategori potensial dari asset finansial untuk portofolio. Identifikasi ini didasarkan atas beberapa hal diantaranya adalah tujuan investasi dan jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan juga status pajak dari investor. Kendala-kendala dari klien dan peraturan yang ada harus di pertimbangkan dalam menetapkan kebijakan investasi. Contoh dari kendala peraturan adalah persyaratan pembuatan laporan keuangan juga mempengaruhi cara yang dipilih investor institusional dalam menetapkan kebijakan investasi. 24 4. Resiko Investasi Ketika melakukan investasi pasti yang diharapkan adalah memperoleh keuntungan. Bagi investor, investasi bukan hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan tetapi tujuan investasi harus dinyatakan dalam resiko maupun return. Return dan risiko mempunyai hubungan linier (searah), artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Return atau imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi, dapat berupa return realisasi/ imbal hasil yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen. Sedangkan resiko adalah ”suatu ketidakpastiaan” (Irham 2006 : 103). Risiko yang tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor dimasa yang akan datang, disebabkan oleh keadaan yang terjadi dalam perekonomian, politik, dan industri. Resiko merupakan peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Sumber risiko dapat dibagi menjadi dua. “Pertama, risiko yang sistematis yaitu yang sifatnya memengaruhi secara menyeluruh. Kedua, risiko yang tidak sistematis, yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan yang terkait.” (Irham 2006 : 104). Untuk mengurangi resiko investasi, ada beberapa cara yang perlu dilakukan, diantaranya adalah dengan melakukan diversifikasi. Melakukan diversifikasi artinya memecah dana yang dimiliki pada 25 berbagai sektor bisnis yang ada dengan menetapkan persentase dan dikalkulasikan secara cermat, sehingga investasi menjadi lebih teridentifikasi dan menghilangkan resiko yang tidak sistimatis. Resiko investasi dapat pula diminimalkan dengan cara berinvestasi di berbagai sarana investasi atau disebut dengan membuat portofolio investasi. 5. Proses Pengambilan Keputusan Investasi Lahirnya sebuah keputusan tidak sesederhana seperti yang kita lihat, karena keputusan diambil melalui proses yang membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran untuk menghasilkan sebuah keputusan sehingga keputusan tersebut dapat dijadikan acuan dan hasilnya dapat di pertanggungjawabkan. Suatu keputusan yang baik adalah berdasarkan pada analisis, dan untuk mengambil keputusan investasi salah satu caranya adalah dengan melakukan kegiatan analisis keuangan yang merupakan salah satu media untuk mendapatkan informasi keuangan yang lebih baik, dan akurat. Peranan informasi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Semakin banyak dan akurat informasi semakin baik keputusan yang diambil. Hasil analisa laporan keuangan dan informasi yang berkaitan dengan kebijakan investasi sangat menentukan untuk proses pengmbilan keputusan investasi, yang kemudian diolah dan menghasilkan keputusan investasi yang tepat sehingga mendatangkan keuntungan (laba) bagi perusahaan. 26 C. Analisa Laporan Arus Kas Analisa laporan arus kas di lakukan untuk mengetahui apakah hasil analisa laporan keuangan yang baik didukung oleh hasil analisa laporan arus kas yang baik juga. Sehingga analisa laporan arus kas merupakan salah satu perangkat analisa khusus yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi suatu perusahaan. Analisa laporan arus kas dibuat berdasarkan data-data yang ada dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecendrungan yang tidak dapat di deteksi bila kita hanya melihat komponenkomponen rasio itu sendiri. Untuk membantu analisis terhadap arus kas di gunakan ratio-ratio yang akan dapat membantu penilaian terhadap arus kas. Analisa rasio laporan arus kas terdiri dari : 1. Rasio Penerimaan Laba Rasio penerimaan laba bertujuan untuk menilai kualitas laba yang di hasilkan oleh perusahaan, bila di bandingkan dengan kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Analisa ini terdiri dari : a. Laba bersih terhadap kas dari kegiatan Opersai Kas dari kegiatan operasi adalah kas yang di peroleh dari aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas. melalui rasio ini dapat 27 di lihat berapa besar laba bersih yang di peroleh bila di bandingkan dengan arus kas yang di peroleh melalui aktivitas operasi. Rasio ini dihitung dengan cara : Laba bersih Kas dari Kegiatan Operasi b. Arus kas yang memadai Investasi kas adalah arus kas yang di peroleh dari aktivitas investasi. Deviden disini adalah deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham sedangkan pengunaan hutang adalah penambahan hutang jangka panjang yang digunakan untuk mendukung kegiatan perusahaan. Rasio ini membatu untuk melihat apakah arus kas dari kegiatan operasi cukup memadai untuk memenuhi kegiatan lainnya, seperti pembayaran deviden dan pembelian aktiva. Rasio tersebut dihitung dengan cara : Kas dari Kegiatan Operasi Investasi kas + Perubahan Persediaan + Deviden + Penggunaan Hutang 28 2. Rasio Kecukupan Rasio kecukupan ini bertujuan untuk menilai kecukupan arus kas untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Rasio ini terdiri dari : a. Kecukupan arus kas Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang, pembayaran deviden dan kemampuan untuk membeli aktiva. Rasio kecukupan arus kas (cash flow adequacy ratio) di hitung sebagai berikut : Jumlah kas dari operasi Pembayaran hutang jangka panjang + Pembelian aktiva + pembayaran dividen b. Rasio Reinvestasi Kas Rasio reinvestasi kas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan investasi kembali dalam bentuk aktiva tetap atau surat berharga dengan mengandalkan kas dari operasinya . Rasio ini dihitung sebagai berikut: Pembelian Aktiva Kas dari Kegiatan Operasi 29 3. Rasio Efesiensi Tujuan rasio ini adalah untuk menilai seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan arus kas sehubungan dengan kegiatannya dalam setahun dan membandingkannya dengan perusahaan lain. Rasio Efisiensi menunjukkan hubungan antara kas dengan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan laba rugi. Rasio ini terdiri dari: a. Arus kas terhadap penjualan : Rasio ini bertujuan untuk membandingkan antara kas yang di peroleh melalui kegiatan operasi dengan penjualan. Memalui rasio ini dapat di ketahui tingkat pengembalian arus kas dari kegiatan operasi perusahaan terhadap penjualannya. Rasio ini dihitung sebagai berikut : Kas dari Kegiatan Operasi Arus kas terhadap penjualan = Penjualan b. Arus kas terhadap pendapatan Rasio ini membandingkan tingkat pengembalian arus kas dari kegiatan operasi terhadap pendapatan. Rasio arus kas terhadap pendapatan adalah : Kas dari Kegiatan Operasi Arus kas terhadap pendapatan = Pendapatan 30 c. Hasil pengembalian arus kas atas aktiva Tujuannya untuk membandingkan tingkat pengembalian operasi terhadap aktiva, sehingga dapat dinilai tingkat efesiensi dalam aktiva untuk menghasilkan arus kas dari kegiatan operasi. Rasio ini dapat dihitung dengan cara: Kas dari Kegiatan Operasi Total Aktiva D. Metode Penilaian Pengembalian Atas Investasi Dengan Menggunakan Model Dupont Hasil pengembalian investasi (ROI) merupakan analisis pengembalian atas investasi modal dengan membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Dalam hal ini penulis menggunakan model dupont untuk menilai tingkat pengembalian atas investasi. Dupont menganggap penting angka Return on Investment (ROI). Formulanya adalah sebagai berikut : Laba setelah pajak (EAT) Return On Invesment (ROI) = Total Aset Laba setelah pajak (EAT) Net Profit Margin = Penjualan 31 Penjualan Total Aset Turnover = Total Aset Total Aset = Cash + S. Berharga + Piutang dagang + Persediaan + Aktiva Tetap/Net E. Model Prediksi Laporan Arus kas Dengan Meggunakan Analisis Tren Teknik dalam membuat perencanaan keuangan sudah banyak di kenal dan terus menjadi bidang penelitian. Model prediksi dapat juga dimasukkan sebagai bagian dari bidang analisis laporan keuangan karena salah satu tujuan analisis laporan keuangan itu adalah meramalkan kondisi keuangan di masa yang akan datang. Penulis dalam hal ini menggunakan analisis time series forcasting (Tren). Analisa tren bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan keadaan keuangan suatu perusahaan dimasa yang akan datang baik kecendrungan naik, turun maupun tetap. Teknik ini biasa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan untuk lebih dari dua periode. Analisis tren ini menjadi berguna karna dua alasan, yaitu mengungkapkan perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan memberikan informasi tentang arah kemana perusahaan akan bergerak. 32 F. Analisis Laporan Arus Kas pada Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut tentang sumber dana yang dimiliki perusahaan sebaiknya di tanamkan dalam aktiva atau bentuk investasi seperti apa. Untuk mengambil sebuah keputusan harus di tunjang oleh data-data yang akurat dan tepat yang merupakan hasil dari sebuah analisa. Analisa yang dilakukan atas laporan keuangan, khususnya dalam hal ini adalah laporan arus kas dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan tingkat pengembalian yang di harapkan. Bagi kreditor analisa tersebut dapat membantunya menilai kemampuan pengembalian pinjaman perusahaan tersebut. Hasil analisa yang di dapat, investor dan kreditor dapat mempertimbangkan jadi atau tidaknya investasi dilakukan dengan kata lain, analisa laporan arus kas dapat digunakan sebagai alat bantu didalam pengambilan keputusan investasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Perusahaan PT. NUSANTARA melakukan aktivas operasi perusahaan yang beralamat di GEDUNG ARSIP PERTAMINA, Jl. Yos Sudarso, Jembatan Tiga Plumpang Jakarta Utara 14230. 2. Sejarah Singkat Perusahaan PT. NUSANTARA adalah badan usaha yang ditunjuk pemerintah untuk mengumpul dan mengelola seluruh data hasil eksplorasi dan produksi sumur-sumur MIGAS di bumi Indonesia, yang dilakukan oleh para kontraktor kerjasama produksi asing dan lokal, maupun pertamina. Berkaitan dengan itu PT. Nusantara adalah counterpart dari BP Migas yang berdiri pada tanggal 4 November 1997 oleh Akte Notaris Ny. Pudji Redjeki Irawati, Sarjana Hukum, No. 5 dan telah disyahkan Departemen Kehakiman No. C-15964 HT.01.01.Th.99 tanggal 3 September 1999. Secara spesifik pengolaan data mencakup penyimpanan dan pelestarian sehingga semua data dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Data-data ekplorasi dan produksi dikelola dalam beragam 33 34 format mulai dari fisik seperti dokumen kertas, elektronik seperti pita magnetic, disket dan CD; hingga contoh dasar termasuk tanah, air, lumpur, batu, dan gas. PT. Nusantara bertanggungjawab untuk memberikan nilai tambah bagi data-data tersebut, dan mensosialisasikannya ke masyarakat luas untuk kebutuhan bisnis, pemerintahan, pendidikan serta sosial. PT. Nusantara mempunyai visi sebagai mitra andalan dalam informasi EP (Eksplorasi & Produksi) perminyakan. 3. Struktur Perusahaan Struktur organisasi adalah penting bagi perusahaan untuk menunjang keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Struktur organisasi yang baik akan memberikan kelancaran bagi perusahaan dan turut mendukung kelancaran proses serta tercapainya tujuan jangka panjang perusahaan. Tiap tiap perusahaan umumnya mempunyai struktur organisasi dan tata kerja sesuai dengan kebutuhannya. Struktur perusahaan berarti adanya pendelegasian wewenang dan pembagian tanggungjawab yang jelas. Hal ini membantu karyawan untuk menjelaskan tugas dengan baik. Struktur organisasi PT. NUSANTARA adalah sebagai berikut : 35 1) Direktur Utama Direktur Utama bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan dibawahnya. Direktur Utama dibantu oleh Direktur Umum dalam melaksanakan tugasnya. 2) Direktur Umum Direktur Umum bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan baik kegiatan luar atau kegiatan dalam perusahaan secara umum dan melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan bawahannya. 3) Direktur Produksi (Geodata) Direktur Produksi bertanggungjawab terhadap kegiatan produksi sampai produk dihasilkan, dalam hal ini maksudnya adalah kegiatan pengelolaan data sampai penyediaan data. 4) Direktur Administrasi dan Keuangan Direktur Administrasi dan Keuangan bertangungjawab terhadap pengawasan perekrutan kegiatan-kegiatan karyawan, yang pelatihan berhubungan karyawan dan dengan kegiatan administrasi keuangan perusahaan. Direktur Administrasi dan Keuangan dibantu oleh manajer Keuangan dan fungsi HRD serta fungsi GNA. 36 5) Direktur Pemasaran (Geo-Business) Direktur Pemasaran bertanggungjawab terhadap pengawasan kegitan yang berhubungan dengan pemasaran produk dan melakukan promosi kepada konsumen konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung (Telepon, Internet,dll). Manajer pemasaran dibantu oleh staff pemasaran. 6) Manajer Produksi (Geodata) Manajer Produksi bertanggungjawab terhadap pengawasan secara khusus kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi atau penyediaan data dan pengeloaan data serta memberinilai tambah terhadap data tersebut. 7) Manajer Keuangan Manajer Keuangan bertangungjawab terhdap pelaksanaan kegiatan operasi, pendanaan dan investasi keuangan perusahaan. Manajer keuangan di bantu oleh staff keuangan. 8) Kepala Bagian personalia Kepala Bagian Personalia bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan perekrutan karyawan dan pelatihan-pelatihan untuk karyawan baru yang dibantu oleh staff personalia. 9) Kepala Bagian General Affair (Umum) Kepala Bagian Umum bertanggungjawab terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas perusahaan dan pengiriman produk (data) dan dibantu oleh para staffnya. 37 B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk meneliti suatu obyek, kondisi atau peristiwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang yang betujuan memberikan informasi dan gamabaran yang jelas. Alasan penulis mengunakan metode ini adalah penulis ingin memberikan gambaran yang jelas secara sistematik, faktual dan akurat mengenai data-data keuangan yang ada pada perusahaaan, berfungsi untuk menganalisa laporan arus kas untuk membantu pengambilan keputusan investasi pada PT. NUSANTARA. C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yang akan digunakan adalah : 1. Analisa laporan arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dari suatu perusahaan selama satu periode tertentu. 38 2. Analisa rasio laporan arus kas Merupakan rasio yang digunakan dalam menganalisa laporan arus kas. Analisis ini meliputi rasio kualitas penerimaan laba, rasio kecukupan, rasio efesiensi dan ditambah dengan analisis trend, rasio pengembalian aktiva, rasio pengembalian investasi. 3. Keputusan investasi Keputusan Investasi adalah keputusan yang harus diambil oleh investor atau calon investor sebelum menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan. D. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu : 1. Metode penelitian kepustakaan (Library research) Yaitu data yang dikumpulkan secara teoritis dengan cara membaca serta mempelajari buku-buku dan literature-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti. Tujuannya untuk memperoleh data sekunder yang juga penting dalam melakukan analisa terhadap relevansi data yang diperoleh dari obyek penelitian. 39 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, seperti : kutipan-kutipan tentang pengertian, tujuan dan kegunaan laporan arus kas serta rumus rasio-rasio laporan arus kas. 2. Metode penelitian lapangan (Field research) Yaitu penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung. Data yang digunakan adalah data primer. Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut : a) Interview Melakukan wawancara sepihak dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah di persiapkan terlebih dahulu dan di tujukan kepada pimpinan perusahaan beserta stafnya. b) Dokumentasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data-data dan informasi-informasi penting perusahaan yang berkaitan dengan penilitian yang sedang penulis lakukan. c) Observasi Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap situasi dan kegiatan perusahaan untuk mengetahui keadaaan sebenarnya. 40 E. Metode Anlisis Data Metode analisis data yang gunakan dalam penelitian ini yaitu model analisis data deskriptif. Model analisis ini merupakan suatu analisis yang menggambarkan atau menguraikan keadaan dari objek penelitian. adapun metode analisis dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Metode Analisis Kuantitatif Dalam analisis kualitatif ini penulis menggunakan angka-angka dari laporan keuangan khususnya laporan arus kas. Angka-angka tersebut digunakan dalam melakukan analisa agar dapat menjadi pedoman sebelum melakukan keputusan investasi. 2. Metode Analisis Kualitatif Didalam metode analisis kualitatif, peneliti menggunakan analisis tren dan analisis arus kas antara lain; rasio laba bersih terhadap kegiatan, rasio kecukupan arus kas, rasio efiseiensi dan perhitungan model hasil pengembalian investasi (ROA dan ROI). Dengan menggunakan model dupont. BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas Penyusunan laporan keuangan harus tersusun dengan rapih dan baik, agar mudah dibaca dan di mengerti, salah satunya adalah penyajian laporan arus kas. Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 2, menyatakan tentang laporan arus kas. Dalam PSAK No. 2 menyatakan bahwa terdapat dua cara pelaporan arus kas, yaitu pertama penyajian laporan arus kas dengan metode langsung (direct method) dan kedua dengan metode tidak langsung (indirect method). PT. NUSANTARA dalam penyajian laporan arus kas menggunakan metode langsung (direct method). Penyajian laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung telah sesuai dengan PSAK No. 2 yang didalamnya menganjurkan perusahaan untuk menggunakan metode langsung dalam penyajian laporan arus kas suatu perusahaan, karena metode langsung dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan laporan arus kas PT. NUSANTARA untuk tiga periode akuntansi, yaitu tahun 2004, 2005 dan 2006. Penyajian laporan arus kas PT. NUSANTARA dapat dilihat pada lampiran 1, serta laporan laba rugi dan neraca PT. NUSANTARA pada lampiran 2 dan 3. 41 42 B. Analisa Laporan Arus Kas Analisa laporan arus kas di lakukan untuk mengetahui apakah hasil analisa laporan keuangan yang baik didukung oleh hasil analisa laporan arus kas yang baik juga. Sehingga analisa laporan arus kas merupakan salah satu perangkat analisa khusus yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi suatu perusahaan. Analisa laporan arus kas dibuat berdasarkan data-data yang ada dalam laporan keuangan perusahaan. Untuk membantu analisis terhadap arus kas di gunakan ratio-ratio yang akan dapat membantu penilaian terhadap arus kas. Analisa rasio laporan arus kas terdiri dari : 1. Rasio peneriman laba Rasio penerimaan laba bertujuan untuk menilai kualitas laba yang di hasilkan oleh perusahaan, bila di bandingkan dengan kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Analisa ini terdiri dari dua rasio yaitu : a. Laba bersih terhadap kas dari kegiatan Opersai Rasio ini dihitung dengan cara : Laba bersih Kas dari Kegiatan Operasi 43 3.373.429.991 2004 = X 100% = 115% 2.928.981.511 6.133.863.085 2005 = X 100% = 106% 5.795.415.077 14.526.995.784 2006 = X 100% = 119% 12.240.281.786 Hasil analisa rasio diatas menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan presentase laba bersih terhadap kas. Namun penurunan dan kenaikan presentasi dari tahun 2004 sampai tahun 2006 tidak signifikan, karena presentase mereka tetap pada angka di atas 100%. Hal ini berarti kualitas laba perusahaan baik. b. Arus kas yang memadai Rasio tersebut dihitung dengan cara : Kas dari Kegiatan Operasi Investasi kas + Perubahan Persediaan + Deviden + Penggunaan Hutang 2.928.981.511 2004 = X 100% 0 + 0 + 1.541.037.595 + 275.000.000 2.928.981.511 = = 161% 1.816.037.595 44 5.795.415.077 2005 = X 100% 61.162.596 + 0 + 1.248.795.666+ 2.600.000.000 5.795.415.077 = = 148% 3.909.958.262 12.240.281.786 2006 = X 100% 787.738.167 + 0 + 1.965.469.017 + 0 12.240.281.786 = = 445% 2.753.207.184 Dalam menghitung rasio arus kas ini semua perkiraan dinilai positif untuk memperoleh rasio yang rasional. Perhitungan di atas , dapat di lihat bahwa rata-rata persentase rasio dari tahun ke tahun cenderungan baik. Presentase rasio terbesar terjadi pada tahun 2006, hal ini di sebabkan oleh kas bersih dari kegiatan operasi meningkat dan pembayaran hutang jangka panjang menurun atau nol. Apabila keadaan seperti ini dapat terus dipertahankan, maka arus kas perusahaan memadai untuk memenuhi kegiatan lain perusahaan. 45 2. Rasio Kecukupan Rasio kecukupan ini bertujuan untuk menilai kecukupan arus kas untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Rasio ini terdiri dari : a. Kecukupan arus kas Rasio kecukupan arus kas (cash flow adequacy ratio) di hitung sebagai berikut : Jumlah kas dari operasi Pembayaran hutang jangka panjang + Pembelian aktiva + pembayaran dividen 2.928.981.511 2004 = X 100% = 161% X 100% = 151% X 100% = 623% 275.000.000 + 0 + 1.541.037.595 5.795.415.077 2005 = 2.600.000.000 + 0 + 1.248.795.666 12.240.281.786 2006 = 0 + 0 + 1.965.469.017 Angka-angka hasil rasio dari tahun 2004 sampai tahun 2005 menunjukkan angka di atas 100%, bahkan mencapai 623% pada periode terkhir, ini menunjukkan bahwa kondisi arus kas perusahaan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam pembayaran hutang jangka panjang, pembayaran dividen dan pembelian untuk aktiva. 46 3. Rasio Efesiensi Tujuan rasio ini adalah untuk menilai seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan arus kas sehubungan dengan kegiatannya dalam setahun dan membandingkannya dengan perusahaan lain. Rasio Efisiensi menunjukkan hubungan antara kas dengan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan laba rugi. Rasio ini terdiri dari: a. Arus kas terhadap penjualan : Kas dari Kegiatan Operasi Arus kas terhadap penjualan = Penjualan 2.928.981.511 2004 = X 100% = 9% 33.524.844.682 5.795.415.077 2005 = X 100% = 8% 76435443721 12.240.281.786 2006 = X 100% = 12% 104.309.250.309 Melalui rasio ini dapat dilihat bahwa adanya penurunan dan kenaikan persentase tingkat penjualan terhadap arus kas dari kegiatan operasi. Pada tahun 2005 perbandingan arus kas dengan penjualan turun menjadi 8%, tetapi pada tahun 2006 persentasi naik sebasar 12%. Dengan demikian kinerja perusahaan dapat dinilai cukup baik. 47 b. Arus kas terhadap pendapatan Rasio arus kas terhadap pendapatan adalah : Kas dari Kegiatan Operasi Arus kas terhadap pendapatan = Pendapatan 2.928.981.511 2004 = X 100% = 23% 12.772.589.167 5.795.415.077 2005 = X 100% = 23% 24.768.810.722 12.240.281.786 2006 = X 100% = 28% 44.004.910.201 Melalui rasio ini dapat dilihat bahwa adanya kenaikan prosentase tingkat penjualan terhadap arus kas dari kegiatan operasi. Hasil tahun 2004 dan 2005 stabil pada angka 23%, tetapi pada tahun 2006 persentasi tingkat pengembalian pendapatan terhadap arus kas naik menjadi 28%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi terhadap pendapatan dengan baik. 48 c. Hasil pengembalian arus kas atas aktiva Rasio ini dapat dihitung dengan cara: Kas dari Kegiatan Operasi Total Aktiva 2.928.981.511 2004 = X 100% = 17% 17.264.090.880 5.795.415.077 2005 = X 100% = 22% 26.020.889.926 12.240.281.786 2006 = X 100% = 18% 69.147.195.768 Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio pada tahun 2006 mengalami penurunan, namun penurunan tersebut tidak signifikan karna angka yang dihasilkan yaitu 18% lebih besar dari tahun 2004 sebesar 17% dapat di seimbangkan dengan kenaikan rasio pada tahun 2005 sebesar 22%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan telah menggunakan aktiva dengan cukup efisien sebagai modal kerja dan dapat menghasilkan arus kas dari aktifitas operasi. Berdasarkan hasil analisa rasio kas diatas, maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan PT. NUSANTARA berada dalam kondisi sehat. 49 Hal tersebut didukung oleh beberapa rasio yang mengalami peningkatan kinerja. Hasil analisa di atas adalah sebagai berikut : 1. Kualitas penerimaan/ laba, dinilai sangat baik karna perusahaan mampu menghasilkan laba dan arus kas dari kegiatan operasi rata-rata rasio setiap tahunnya sebesar 100% . Hal ini di dukung dengan arus kas yang semakin memadai untuk memenuhi kegiatan lain perusahaan dari arus kas kegiatan operasi perusahaan. 2. Rasio kecukupan arus kas dalam memenuhi kewajiban membayar hutang jangka panjang, pembayaran deviden dan pembelian aktiva. Dalam hal ini perusahaan dianggap mampu dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut dengan mengandalkan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. 3. Rasio efisiensi mengalami kenaikan dan penurunan persentase. Namun perusahaan dapat dinilai cukup efisien karena kenaikan dan penurunan persentasnya tidak signifikan. Dan hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah berusaha untuk meningkatkan kinerja operasinya. C. Analisis Hasil Pengembalian Atas Investasi Dengan Menggunakan Model Dupont Hasil pengembalian investasi (ROI) merupakan analisis pengembalian atas investasi modal dengan membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Dalam 50 hal ini penulis menggunakan model dupont untuk menilai tingkat pengembalian atas investasi. Dupont menganggap penting angka Return on Investment (ROI). Formulanya adalah sebagai berikut : Laba setelah pajak (EAT) Return On Invesment (ROI) = Total Aset Laba setelah pajak (EAT) Net Profit Margin = Penjualan Penjualan Total Aset Turnover = Total Aset Total Aset = Cash + S. Berharga + Piutang dagang + Persediaan + Aktiva Tetap/Net Tahun 2004 : 3.373.429.991 Return On Invesment (ROI) = X 100% = 20% 16.612.809.906 3.373.429.991 Net Profit Margin = X 100% = 10% 33.524.844.682 51 33.524.844.682 Total Aset Turnover = X 100% = 202% 16.612.809.906 Total Aset = 4.315.410.538 + 0 + 11.843.200.159 + 0 + 454.199.209 = 16.612.809.906 Tahun 2005 : 6.133.863.085 Return On Invesment (ROI) = X 100% = 26% 23.907.165.466 6.133.863.085 Net Profit Margin = X 100% = 8% 76.435.443.721 76.435.443.721 Total Aset Turnover = X 100% = 320% 23.907.165.466 Total Aset = 6.662.515.436 + 0 + 15.467.296.666 + 0 + 1.777.353.364 = 23.907.165.466 Tahun 2006 : 14.526.995.784 Return On Invesment (ROI) = X 100% = 23% 64.007.756.113 14.526.995.784 Net Profit Margin = X 100% = 14% 104.309.250.309 52 104.309.250.309 Total Aset Turnover = X 100% = 163% 64.007.756.113 Total Aset = 15.359.966.187 + 0 + 36.701.150.999 + 0 + 11.946.638.927 = 64.007.756.113 Hasil perhitungan analisa di atas memperlihatkan bahwa, perusahaan mampu untuk menghasilkan pengembalian investasi dengan rata-rata rasio setiap tahunnya sebesar 20% dan di dukung dengan persentase hasil total asset turnover pada setiap periodenya mencapai angka di atas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk melakukan investasi. D. Model Prediksi Laporan Arus kas dengan Menggunakan Analisis Tren Analisa tren bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan keadaan keuangan suatu perusahaan dimasa yang akan datang baik kecendrungan naik, turun maupun tetap pada PT. NUSANTARA . Teknik ini biasa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan untuk lebih dari dua periode. Analisis tren ini menjadi berguna karna dua alasan, yaitu mengungkapkan perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan memberikan informasi tentang arah kemana perusahaan akan bergerak. Dalam hal ini penulis melakukan analisis tren terhadap laporan arus kas PT. NUSANTARA. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut : 53 PT. NUSANTARA LAPORAN ARUS KAS 31 DESEMBER (Dinyatakan dalam Rupiah) Analisis Indeks Berseri tahun dasar 2004 = 100% 2004 ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kas Kepada : - Perusahaan yang Terkonsolidasi - Perusahaan Afiliasi - Pihak Ketiga Kas yang Dihasilkan dari Operasi Penerimaan Penghasilan Bunga Penerimaan Kelebihan Pembayaran Pajak Pembayaran Pajak Pembayaran beban Bunga dan Beban Keuangan Lainnya Penerimaan (Pembayaran) Bersih atas Aktivitas Operasi Lainnya - Bersih Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan atas Penempatan Jangka Pendek Penerimaan Penjualan Surat Berharga Penerimaan Deviden Tunai dari Perusahaan Asosiasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Saham Pembelian Surat Berharga Pembelian Aktiva Tetap 2005 2006 2004 2005 2006 31,938,617,700 74,201,946,920 84,977,937,767 100% 232.3% 266.1% (2,898,694,228) (3,538,384,070) (3,011,616,172) 100% 122.1% 103.9% (1,786,317,681) (2,999,220,133) (3,556,081,201) 100% 167.9% 199.1% (19,988,447,948) (52,100,051,385) (57,605,211,798) 100% 260.7% 288.2% 7,265,157,843 15,564,291,332 20,805,028,596 100% 214.2% 286.4% 31,760,293 197,672,167 270,125,274 100% 622.4% 850.5% (3,823,562,333) (9,736,896,782) (7,614,569,678) - - 100% - 254.7% 199.1% (28,137,880) (94,923,716) (114,091,053) 100% 337.4% 405.5% (516,236,412) (134,727,924) (1,106,211,353) 100% 26.1% 214.3% 12,240,281,786 100% 2,928,981,511 5,795,415,077 197.9% 417.9% - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% Penempatan pada Kas dan Deposito yang Terbatas penggunaannya - - 0.0% 0.0% Penambahan Penyertaan Saham Hasil Penjualan Aktiva Tetap Hasil Likuidasi Anak Perusahaan - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi - - 0.0% 0.0% ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan (Pembayaran) Hutang Bank Jangka Pendek Penambahan (Pembayaran) Pinjaman Sindikasi Penambahan (Pembayaran) Hutang Bank jangka Panjang Pembayaran Hutang Sewa Guna Usaha Pembayaran Hutang Pembelian Aktiva Tetap Pembayaran Dividen Tunai Pembayaran Dividen Tunai oleh Anak Perusahaan Kepada Pemegang Saham Minoritas Penerimaan Modal Disetor oleh Anak Perusahaan Dari Pemegang Saham Minoritas Penerimaan Modal Disetor Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas pendanaan Pengaruh bersih Perubahan Selisih Kurs Pengaruh dari Anak Perusahaan yang tidak Dikonsolidasi (61,162,596) (61,162,596) (787,738,167) (787,738,167) - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% - - - - 0.0% 0.0% 945.5% 0.0% 0.0% (275,000,000) (2,600,000,000) - 100% - - - - 0.0% - - - - 0.0% 0.0% 81.0% 127.5% (1,541,037,595) (1,816,037,595) (1,248,795,666) (3,848,795,666) (1,965,469,017) 100% 450,000,000 100% (1,239,623,851) 100% 461,648,083 - - - KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 1,538,930,447 2,347,104,898 8,697,450,751 KAS DAN SETARA KAS AWAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR 2,776,480,091 4,315,410,538 4,315,410,538 6,662,515,436 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% - 0.0% 0.0% - 0.0% 0.0% - (1,515,469,017) 425,986,531 - - 0.0% 0.0% 211.9% 83.4% 108.4% 291.0% 0.0% 0.0% 100% 152.5% 565.2% 6,662,515,436 100% 155.4% 240.0% 15,359,966,187 100% 154.4% 355.9% 54 Tendensi atau kecendrungan arus kas perusahaan pada analisa tren diatas menunjukkan bahwa arus kas pada PT. NUSANTARA bertendensi baik dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis tersebut, memperkuat perkiraan bahwa jumlah arus kas pada periode berikutnya akan lebih baik dari tahun dasar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan presentase dari tahun dasar sebesar 154.4% pada tahun 2005, dan meningkat menjadi 355.9% pada tahun 2006. Jika dihitung secara sederhana dengan merata-ratakan kas dan setara kas pada tiga tahun terakhir, maka di dapatkan kas dan setara kas untuk tahun 2007 sebesar Rp. 8.779.297.387; artinya perkiraan jumlah kas dan setara kas pada periode berikutnya naik sebesar 203% dari tahun dasar. Semua perkiraan atau prediksi dari hasil analisis diatas adalah perkiraan sederhana dari angka-angka yang terdapat pada laporan arus kas. Namun, hal ini menunjukkan bahwa analisis terhadap laporan arus kas bermanfaat memberikan informasi penting bagi manajemen suatu perusahaan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa terhadap data-data laporan keuangan yang disajikan oleh PT. NUSANTARA dan berdasarkan hasil yang diperoleh, maka penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. PT. NUSANTARA telah menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan utama perusahaan. Dalam penyusunan laporan arus kas, PT. NUSANTARA menggunakan metode langsung (Direct Metode) sesuai dengan yang dianjurkan dalam PSAK No.2, kemudian mengklafisikasikan arus kas dalam laporan arus kas tersebut menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Dengan demikian , penyajian laporan arus kas PT. NUSANTARA telah sesuai dengan ketentuan dan persyaratan PSAK No. 2. 2. Hasil analisa laporan arus kas PT. NUSANTARA dengan menggunakan analisis tren, menunjukkan bahwa arus kas PT. NUSANTARA memiliki tendensi atau kencendrungan baik dari tahun ke tahun dibandingkan dengan periode tahun dasar. Kemudian dari hasil analisis tersebut memperkuat perkiraan bahwa jumlah arus kas yaitu kas dan setara kas pada tahun 2007 sebesar Rp. 8.779.297.387; artinya perkiraan jumlah kas 55 56 dan setara kas pada periode berikutnya naik sebesar 203% dari tahun dasar. 3. Analisis arus kas dapat menjadi alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan rasio-rasio arus kas seperti perhitungan rasio kualitas penerimaan laba, rasio kecukupan dan rasio efesiensi, yang menggambarkan perusahaan memiliki arus kas positif atau arus kas perusahaan dalam kondisi yang baik serta di dukung oleh hasil analisis tingkat pengembalian atas investasi pada PT. NUSANTARA dengan mengunakan model dupont yang mununjukkan bahwa PT. NUSANTARA memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang dinilai baik. B. Saran-Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan analisis yang dilakukan pada PT. NUSANTARA adalah sebagai berikut : 1. Laporan arus kas dan analisanya mungkin belum banyak di gunakan secara maksimal oleh investor maupun manajemen suatu perusahaan, oleh karena itu di sarankan agar laporan ini digunakan dan dianalisa secara maksimal, sehingga dapat dijadikan sebagai alat bantu bagi investor maupun manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan investasi pada PT. NUSANTARA. 57 2. Perusahaan memiliki arus kas yang positif dan arus kas dari aktivitas operasi yang memadai untuk menunjang kegiatan perusahaan. Diharapakan perusahaan dapat memiliki atau meningkatkan total aktiva (aktiva tetap) agar dapat memaksimalkan penggunaan aktiva sebagai modal kerja untuk meningkatkan arus kas dari aktivitas operasi. Dan diharapkan perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatakan arus kas positif tersebut. 3. Perusahaan diharapkan menjaga dan meningkatkan kualitas manajemennya terutama dalam mengatur arus kas bersih, baik arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi maupun aktivitas pendanaan. Hal ini dimaksudkan agar total arus kas bersih memberikan angka yang meningkat dari tahun ke tahun. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2003. Analisis Investasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Halsey, Robert F, Wild, John J, Subramanyam. 2005. Financial Statement Analysis, alih bahasa Yanivi S. Bachtiar dan S. Nur Wahyu Harahap, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta. Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Cetakan Pertama, salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Irham Fahmi. 2006. Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik, Penerbit Refika Aditama, Cetakan pertama, Bandung. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Cetakan Pertama, Jakarta. Luciana Spica Almilia. 2006. “Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol.XII. No. 1 Pradhono. 2004. “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham.” Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol 6. No. 2. S.Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Empat, Liberty, Yogyakarta. Murdifin Haming dan Salim Basalamah. 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis, Penerbit PPM, Jakarta. Sofyan Safri Harahap. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta. Surroh Zu’amah. 2005. “Perbandingan Ketepatan Klasifikasi Model Prediksi Kepailitan Berbasis Akrual dan Berbasis Aliran Kas.” SNA VIII. Warrent, Carl S, Reeve, James M and Fess, Philip E. 2005. Accounting, alih bahasa Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta. Weygandt, Jerry J, Kieso, Donal E, and Warfiled, Terry D. 2002. Akuntansi Intermediate, alih bahasa Emil Salim, Edisi Kesepuluh, Erlangga, Jakarta. Wuryan. 2005. “Manfaat Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Textile Mill Products dan Apparel and Other Textile Products yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.” SNA VIII. Yogianto H.M. 2000. Teori portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Lampiran 1 PT. NUSANTARA LAPORAN ARUS KAS 31 DESEMBER (Dinyatakan dalam Rupiah) 2004 2005 2006 ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kas Kepada : - Perusahaan yang Terkonsolidasi - Perusahaan Afiliasi - Pihak Ketiga Kas yang Dihasilkan dari Operasi Penerimaan Penghasilan Bunga Penerimaan Kelebihan Pembayaran Pajak Pembayaran Pajak Pembayaran beban Bunga dan Beban Keuangan Lainnya Penerimaan (Pembayaran) Bersih atas Aktivitas Operasi Lainnya - Bersih Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 31,938,617,700 74,201,946,920 (2,898,694,228) (3,538,384,070) (1,786,317,681) (2,999,220,133) (19,988,447,948) (52,100,051,385) 7,265,157,843 15,564,291,332 31,760,293 197,672,167 (3,823,562,333) (9,736,896,782) (28,137,880) (94,923,716) (516,236,412) 2,928,981,511 (134,727,924) 5,795,415,077 84,977,937,767 (3,011,616,172) (3,556,081,201) (57,605,211,798) 20,805,028,596 270,125,274 (7,614,569,678) (114,091,053) (1,106,211,353) 12,240,281,786 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan atas Penempatan Jangka Pendek Penerimaan Penjualan Surat Berharga Penerimaan Deviden Tunai dari Perusahaan Asosiasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Saham Pembelian Surat Berharga Pembelian Aktiva Tetap Penempatan pada Kas dan Deposito yang Terbatas penggunaannya Penambahan Penyertaan Saham Hasil Penjualan Aktiva Tetap Hasil Likuidasi Anak Perusahaan - (61,162,596) - (787,738,167) - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi - (61,162,596) (787,738,167) (2,600,000,000) (1,248,795,666) - (1,965,469,017) - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan (Pembayaran) Hutang Bank Jangka Pendek Penambahan (Pembayaran) Pinjaman Sindikasi Penambahan (Pembayaran) Hutang Bank jangka Panjang Pembayaran Hutang Sewa Guna Usaha Pembayaran Hutang Pembelian Aktiva Tetap Pembayaran Dividen Tunai Pembayaran Dividen Tunai oleh Anak Perusahaan Kepada Pemegang Saham Minoritas Penerimaan Modal Disetor oleh Anak Perusahaan Dari Pemegang Saham Minoritas Penerimaan Modal Disetor (275,000,000) (1,541,037,595) - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas pendanaan Pengaruh bersih Perubahan Selisih Kurs Pengaruh dari Anak Perusahaan yang tidak Dikonsolidasi KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (1,816,037,595) 425,986,531 1,538,930,447 (3,848,795,666) 461,648,083 2,347,104,898 (1,515,469,017) (1,239,623,851) 8,697,450,751 KAS DAN SETARA KAS AWAL 2,776,480,091 4,315,410,538 6,662,515,436 KAS DAN SETARA KAS AKHIR 4,315,410,538 6,662,515,436 15,359,966,187 Sumber : PT. NUSANTARA - - - - - 450,000,000 Lampiran 2 PT. NUSANTARA LAPORAN LABA RUGI 31 DESEMBER (Dinyatakan dalam Rupiah) 2004 33,524,844,682 20,752,255,515 12,772,589,167 2005 76,435,443,721 51,666,632,999 24,768,810,722 2006 104,309,250,309 60,304,340,108 44,004,910,201 BEBAN USAHA Beban Usaha JUMLAH BEBAN USAHA 8,482,965,654 8,482,965,654 15,360,960,145 15,360,960,145 22,491,911,798 22,491,911,798 LABA USAHA 4,289,623,513 9,407,850,577 21,512,998,403 PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA BEBAN POKOK PENJUALAN LABA (RUGI) KOTOR PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) Penjualan Aktiva Tetap Penghasilan Bunga Laba Perusahaan Asosiasi - bersih Beban Keuangan Laba (rugi) Kurs Bersih Lain-lain - bersih (31,406,693) 28,882,682 (655,243,461) 73,376,669 (197,672,167) 96,825,847 (792,867,561) 983,500,880 -271,710,842 117,814,796 1,562,461,653 -812,693,712 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN DILUAR USAHA - BERSIH (584,390,803) 89,786,999 595,871,895 LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK 4,874,014,316 9,318,063,578 20,917,126,508 BEBAN PAJAK Pajak Kini Pajak Tangguhan 1,516,538,000 (15,953,675) 3,269,052,800 (84,852,307) 6,851,947,100 (461,816,376) JUMLAH BEBAN PAJAK 1,500,584,325 3,184,200,493 6,390,130,724 LABA (RUGI) BERSIH 3,373,429,991 6,133,863,085 14,526,995,784 Sumber : PT. NUSANTARA Lampiran 3 PT. NUSANTARA NERACA 31 DESEMBER (Dinyatakan dalam Rupiah) 2004 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Pinjaman Jangka Pendek Piutang Usaha - Pihak Ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang hubungan istimewa Piutang lain-lain Persediaan Uang Muka Biaya dibayar dimuka Pajak Dibayar dimuka Aktiva Lancar Lainnya Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Pajak Tangguhan Penyertaan Saham dan Obligasi Aktiva Tetap Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Nilai Buku Aktiva Lain-lain Goodwill Tanah yang tidak digunakan untuk usaha Kas dan Deposit yang terbatas penggunaannya Penyertaan saham pada anak perusahaan dalam proses likuidasi Lain-lain Jumlah Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva Sumber : PT. NUSANTARA 2005 2006 4,315,410,538.00 - 6,662,515,436.00 - 15,359,966,187.00 - 11,277,581,095.00 565,619,064.00 18,349,999.00 220,093,614.00 16,397,054,310.00 - 3,462,231,982.00 12,005,064,684.00 1,032,150,000.00 6,349,999.00 369,237,706.00 635,106,950.00 24,172,656,757.00 70,879,805.00 - 25,175,065,171.00 11,526,085,828.00 4,117,962,500.00 8,800,000.00 479,980,974.00 56,667,860,660.00 532,696,181.00 - 2,120,720,436.00 (1,666,521,227.00) 454,199,209.00 4,361,982,264.00 (2,584,628,900.00) 1,777,353,364.00 16,202,484,199.00 (4,255,845,272.00) 11,946,638,927.00 412,837,361.00 412,837,361.00 17,264,090,880.00 - - - - 26,020,889,926.00 69,147,195,768.00 Lampiran 3 PT. NUSANTARA NERACA 31 DESEMBER (Dinyatakan dalam Rupiah) 2004 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Jangka Pendek Pinjaman Jangka Pendek Hutang Usaha - Pihak Ketiga 856,908,607.00 - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2,552,516,493.00 Hutang Hubungan Istimewa 378,921,392.00 Hutang Pajak 1,103,929,691.00 Uang muka Pelanggan 74,320,000.00 Biaya masih harus dibayar 4,899,767,275.00 Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang lain-lain 910,587,745.00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 10,776,951,203.00 Kewajiban Pajak Tangguhan 13,972,502.00 Kewajiban Jangka Panjang 3,117,672,506.00 Taksiran Kewajiban Dana Hari Tua 386,181,344.00 Ekuitas Modal Saham 150,000,000.00 Modal Tambahan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengend Selisih Perubahan ekuitas perusahaan ekuitas Laba (Rugi) belum direalisasi atas kenaikan (penurunan) nilai pasar dari penempatan jangka pendek Laba Ditahan (554,116,666.00) Rugi/Laba Tahun Berjalan 3,373,429,991.00 Jumlah Ekuitas 2,969,313,325.00 Jumlah Kewajiban dan Equitas Sumber : PT. NUSANTARA 17,264,090,880.00 2005 2006 - - 2,555,660,054.00 2,855,316,457.00 120,310,001.00 1,058,535,323.00 294,558,899.00 10,178,877,763.00 3,963,607,438.00 7,004,247,451.00 36,054,350.00 8,744,778,504.00 361,830,715.00 21,695,067,906.00 476,731,901.00 17,539,990,398.00 516,760,839.00 379,005,775.00 6,600,128,108.00 48,405,714,472.00 434,953,339.00 142,532,207.00 150,000,000.00 - 150,000,000.00 450,000,000.00 - 1,301,269,829.00 6,133,863,085.00 7,585,132,914.00 5,036,999,966.00 14,526,995,784.00 20,163,995,750.00 26,020,889,926.00 69,147,195,768.00 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi • Nama : Sri Nurhayati • Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1983 • Jenis Kelamin : Perempuan • Agama : Islam • Alamat : Jl. Blok Dukuh Rt07/010 No. 2 Kel. Cibubur, Kec. Ciracas Jakarta Timur 13720 • Pendidikan Formal : 1. Tahun 1989-1995 Madrasah Ibtida’iyah Jakarta Timur 2. Tahun 1995-1998 SMPN 258 Jakarta Timur 3. Tahun 1998-2001 SMUN 105 Jakarta Timur 4. Tahun 2004-2008 Universitas Mercubuana Jakarta Barat