Vol. 15, No. 1a, Is. 6 November 2013 DAFTAR ISI Faktor

advertisement
Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Santoso Chandra ...................................................................
1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Regi Muzio Ponziani ............................................................
13
The Influence Of Current Ratio, Working Capital To Total Asset, Asset
Structure, Return On Investment, Net Profit Margin, And Debt Ratio To
Affect Financial Distress
Maris Agung T ......................................................................
27
The Effects Of Customer Satisfaction, Trust, Dan Complaint
Handling On Loyalty
Muwaffick ...........................................................................
39
Pengaruh Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security
Dan Communication Terhadap Customer Satisfaction Online Retailing
Novrita Adriani F ................................................................
49
Pengaruh Promosi, Kepemimpinan, Dan Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja
Nugrahani Tunggadewi........................................................
63
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia
Rutji Satwiko .......................................................................
93
Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Keputusan Pendanaan Perusahaan Dan
Struktur Kepemilikan Pada Kinerja Perusahaan
Ricardo S. Wirjawan ..............................................................
107
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor
Rudi Riady...........................................................................
121
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Ricky A. Mulyana ..................................................................
135
Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Kebijakan Editorial
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI
secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan
penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis
ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis
dan akuntansi.
JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah
dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA
dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku
untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan
profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi.
Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif
terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan
hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada
JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh
Editor.
Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan
(hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA :
Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440
Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480
E-mail : [email protected]
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika
penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan
dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN
Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang
disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal (bold)
dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai
berikut:
PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah)
Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri)
Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri)
B. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri
empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan email penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian,
motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan
pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai
landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda
Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data,
definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang
menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang
berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian
selanjutnya, serta 7) Referensi.
C. ABSTRAK
Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan
yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia).
Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda
atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi
(apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca
sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti
dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
D. FORMAT
1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata.
2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x
11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga
setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented
style).
3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time
new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan
gambar.
4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks.
5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas
penulis.
6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor
urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan
menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau
kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika
digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas
matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan
ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya
disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun.
9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis
gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol
%.
10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan
rata marjin kanan.
E. TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari
hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel.
2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas
kiri tabel.
3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di
bawah gambar.
4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di
akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan
teks untuk mencantumkan tabel dan gambar.
5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal
hanya pada judul kolom dan akhir tabel.
6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi
tabel, gambar dan sumber kutipan.
F. KUTIPAN DAN REFERENSI
1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup
yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor
halaman jika dipandang perlu.
Contoh:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan
nomor halaman (Jones 1987: 115)
b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973)
c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985)
d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman
1986)
e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika
tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b)
f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya
menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994).
2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber
kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi
b. Susunan setiap referensi:
1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama
jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit:
nama penerbit.
3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel.
nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan,
halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul,
skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web
dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama
surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan
tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
Contoh:
Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of
Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision
Process, Vol.53 (November).
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997).
Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara
Daftar
Belanja.
Detikcom,
(http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/,
24
Juni 2008).
Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York:
Irwin, Mc Graw Hill Companies.
Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job
Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and
Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation.
Lexington: University of Kentucky.
Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The
Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636.
. 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate
investment intentions, The Journal of the American Taxation
Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19.
Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian
Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi
Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial.
Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 1-12
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
SANTOSO CHANDRA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to show empirical test the
influence of seven independent variables to dividend policy. They are
managerial ownership, institutional ownership, profitability, debt ratio, firm
size, earnings per share, and risk. The research populations are 136
manufacture companies listed at Indonesia Stock Exchange (IDX) in period
2007-2010. Purposive sampling is the technique of sample collection and
obtained 33 companies. Analysis method used to test the hypothesis is
multiple regression. The result show that variable institutional ownership
(INST) and earnings per share (EPS) have positive influence to dividend policy.
The other variables are managerial ownership (MJR), profitability (PRFT),
debt ratio (HTG), firm size (UKP), and risk (RSK) haven’t partially influence
to dividend policy.
Keywords: Dividend policy, managerial ownership, institutional ownership,
profitability, debt ratio, firm size, earnings per share, and risk.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan uji empiris
pengaruh tujuh variabel independen terhadap kebijakan deviden. Mereka
adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas,
rasio utang, ukuran perusahaan, laba bersih per lembar saham, dan risiko.
Populasi penelitian adalah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2010. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel dan diperoleh 33 perusahaan. Metode analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional (INST) dan
laba per lembar saham (EPS) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Variabel lain yaitu kepemilikan manajerial (MJR), profitabilitas (PRFT), rasio
utang (HTG), ukuran perusahaan (UKP), dan risiko (RSK) belum secara parsial
berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Kata kunci:
Kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, profitabilitas, rasio utang, ukuran perusahaan,
laba bersih per lembar saham, dan risiko.
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini,
masyarakat
cenderung
lebih
menyukai
melakukan
suatu
investasi
saham
dibandingkan
dengan melakukan investasi dengan
menabung.
Apabila
investasi
dengan menabung maka tingkat
pengembalian
(bunga)
yang
didapat, yaitu tetap, walaupun
banyak menabung tetap saja
tingkat pengembalian yang didapat
hanya sedikit. Apabila investasi
dengan
melakukan
penanaman
saham atas perusahaan maka
tingkat pengembalian yang didapat
(dividen) tergantung dari laba yang
dimiliki oleh perusahaan dan
besarnya investasi yang ditanam
karena prinsipnya adalah high risk
and high return.
Orang yang akan melakukan
investasi,
cenderung
untuk
menanamkan
sahamnya
di
perusahaan yang memiliki citra
yang
baik.
Perusahaan
yang
memiliki citra yang semakin baik
(net income tinggi) maka dividen
yang
dibagikan
kepada
para
pemegang saham juga besar.
Begitupun
sebaliknya,
apabila
perusahaan memiliki citra yang
buruk (net income kecil) maka
dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham juga rendah.
Menurut Deitiana (2009),
kebijakan
dividen
merupakan
keputusan apakah laba
yang
diperoleh
perusahaan
akan
dibagikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba
yang ditahan guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang.
Penetapan kebijakan dividen sangat
penting karena berkaitan erat
dengan
kesejahteraan
para
2
November 2013
pemegang saham, yang nantinya
dapat
mempengaruhi
kinerja
perusahaan, nilai perusahaan, dan
harga saham perusahaan (Dewi,
2008).
Suwaldiman dan Aziz (2006)
menyatakan bahwa agency conflict
adalah konflik yang terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan
antara pemegang saham dan
manajer. Misalnya saja, manajer
menginginkan pembagian dividen
yang kecil karena perusahaan
membutuhkan dana yang besar
untuk
mendanai
investasinya,
sedangkan
pemegang
saham
menghendaki pembagian dividen
yang besar. Konflik keagenan ini
akan menimbulkan biaya keagenan.
Salah satu cara untuk mengurangi
biaya keagenan adalah dengan
pembagian dividen kepada para
pemegang saham.
Motivasi dari penelitian ini
adalah peneliti ingin mengetahui
apakah terdapat pengaruh variabel
independen
(kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, profitabilitas, rasio
hutang,
ukuran
perusahaan,
earnings per share, dan risiko)
terhadap
variabel
dependen
(kebijakan
dividen)
pada
perusahaan
manufaktur
yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2007-2010.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, keputusan penetapan
dividen merupakan keputusan yang
sangat penting dalam menentukan
going concern perusahaan. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen”.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA
TEORITIS
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Santoso Chandra
DAN
Teori keagenan menurut
Jensen dan Meckling (1976) dalam
Fauz (2007), perusahaan yang
memisahkan fungsi pengelolaan
dengan fungsi kepemilikan akan
rentan terhadap konflik keagenan.
Penyebab konflik antara manajer
dan
pemegang
saham
yaitu
menyangkut pembuatan keputusan
yang terkait dengan bagaimana
aktivitas pencairan dana dan
pembuatan
keputusan
terkait
dengan bagaimana yang diperoleh
tersebut diinvestasikan. Konflik ini
biasa disebut agency problem.
Menurut Jensen dan Meckling
(1976) dalam Fauz (2007), agency
problem seringkali terjadi apabila
proporsi
kepemilikan
manajer
kurang
dari
100%
sehingga
cenderung
bertindak
untuk
mengejar kepentingan dirinya, dan
tidak berdasarkan pada usaha
memaksimalkan
nilai
dalam
pengambilan keputusan pendanaan.
Kondisi
ini
terjadi
sebagai
konsekuensi
pemisahan
fungsi
pengelolaan
dan
fungsi
kepemilikan.
Pemegang
saham
hanya
peduli pada risiko sistematis dari
saham
perusahaan,
karena
melakukan investasi pada portfolio
yang terdiversifikasi dengan baik.
Namun, manajer lebih peduli pada
resiko
perusahaan
secara
keseluruhan,
dimana
ini
dikarenakan bagian substantif dari
kekayaan mereka di dalam aspek
human
capital
perusahaan,
disamping juga karena reputasi
manajer akan terancam apabila
perusahaan
mengalami
kebangkrutan
(Jensen
dan
Meckling, 1976 dalam Fauz, 2007).
Masalah
keagenan
mengakibatkan adanya agency cost,
yaitu mencakup semua biaya yang
dikeluarkan
dalam
mendesain,
mengimplementasikan,
dan
mengembangkan sistem kontrol
yang memadai dalam organisasi,
untuk mengontrol kerugian residual
yang dihasilkan oleh kerumitan
dalam pemecahan masalah kontrol
secara lengkap. Agency cost dapat
dikurangi
melalui
beberapa
alternatif, salah satunya adalah
meningkatkan kepemilikan saham
oleh manajemen, sehingga dapat
merasakan secara langsung manfaat
dari setiap keputusan yang diambil,
serta apabila ada kerugian yang
timbul sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah.
Kepemilikan
ini
akan
menyejajarkan
kepentingan
manajemen
dengan
pemegang
saham (Jensen dan Meckling, 1976
dalam Fauz, 2007).
Terdapat tiga teori dividen,
yaitu yang pertama teori dividen
meningkatkan
kesejahteraan
stockholders. Teori ini mengatakan
bahwa semakin tinggi dividend
payout ratio, maka semakin tinggi
pula nilai dari perusahaan. Investor
menilai dividend payout lebih besar
daripada pertumbuhan, karena
investor yakin jika menerima
dividen
dibandingkan
jika
menerima capital gain dari laba
yang
dihasilkan
perusahaan
(Gordon, 1959 dan Lintner, 1956
dalam Hatta, 2002). Kedua, teori
dividen tidak relevan. Teori ini
mengatakan
bahwa
kebijakan
dividen tidak relevan terhadap
tingkat kesejahteraan pemegang
saham. nilai perusahaan lebih
ditentukan
oleh
keputusan
investasi,
bukan
pembayaran
dividen (Martin, Petty, Keown, dan
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Scott, 1991, Miller, 1986, Miller dan
Modigliani, 1961 dalam Hatta,
2002).
Ketiga,
teori
dividen
menurunkan
kesejahteraan
stockholders. Teori ini mengatakan
bahwa semakin tinggi dividend
payout
ratio,
maka
nilai
perusahaan akan semakin rendah.
Hal ini didasarkan pada pemikiran
jika capital gain dikenakan pajak
dengan tarif yang lebih rendah
daripada pajak atas dividen, maka
saham yang memiliki pertumbuhan
yang tinggi akan menjadi lebih
menarik dan lebih banyak diminati
(Litzenberger dan Ramaswamy,
1979 dalam Hatta, 2002).
Kebijakan dividen menurut
Weston dan Coopeland (1996)
dalam Sanjaya (2009) adalah
keputusan
untuk
menentukan
besarnya
bagian
pendapatan
(earnings), yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan
bagian yang akan ditahan oleh
perusahaan.
Memaksimalkan
kesejahteraan shareholders dapat
dilakukan melalui keputusan dan
kebijakan
investasi,
keputusan
pendanaan, dan keputusan dividen
yang tercermin dalam harga saham
di pasar modal. Ini berkaitan
dengan
memaksimumkan
nilai
perusahaan.
Ross (1977) dalam Suharli
(2007) menyatakan bahwa dividen
sebagai
pembayaran
kepada
pemilik perusahaan yang diambil
dari
keuntungan
perusahaan.
Artinya, hanya perusahaan yang
membukukan keuntungan dapat
membagikan
dividen,
karena
dividen diambil dari keuntungan
perusahaan.
Menurut
Suharli
(2007),
terdapat 3 tanggal penting terkait
dengan
dividen,
yaitu
pengumuman, pencatatan, dan
4
November 2013
pembayaran/pembagian.
Dividen
dapat berupa cash dividen, stock
dividen, script dividen, liquidating
dividen, dan property dividen.
Dividen tunai (cash dividend) lebih
menarik bagi pemegang saham
dibandingkan dengan jenis dividen
lainnya.
Sanjaya (2009) menyatakan
bahwa pembagian dividen sebagian
besar dipengaruhi oleh perilaku
investor yang lebih memilih dividen
tinggi yang mengakibatkan laba
ditahan (retained earning) menjadi
rendah.
Investor
beranggapan
bahwa dividen yang diterima saat
ini lebih berharga dibandingkan
capital gain yang diperoleh di
kemudian hari. Besarnya bagian
laba yang akan dibayarkan sebagai
dividen, terkait dengan besarnya
dana yang dibutuhkan perusahaan
dan kebijakan manajer perusahaan
mengenai sumber dana yang akan
digunakan (sumber dana internal
atau
eksternal).
Salah
satu
alternatif pemenuhan kebutuhan
dana adalah dari internal, yaitu
menahan laba yang diperoleh (tidak
dibagikan sebagai dividen).
Arilaha (2009) menyatakan
bahwa besarnya dividen yang
dibagikan kepada para pemegang
saham tergantung dari kebijakan
dividen pada setiap perusahaan.
Menurut Naveli (1989) dalam
Suharli (2007), secara umum
kebijakan dividen yang diterapkan
perusahaan adalah salah satu dari
tiga kebijakan dibawah ini, yaitu
constant dividend payout ratio,
stable per share dividend, dan
regular dividend plus extra.
Variabel independen yang
pertama
adalah
kepemilikan
manajerial. Nuringsih (2005) dalam
Dewi (2008) mengemukakan bahwa
manajer mendapat kesempatan
ISSN: 1410 -9875
untuk terlibat dalam kepemilikan
saham dengan tujuan mensetarakan
dengan pemegang saham. Melalui
kebijakan ini, manajer diharapkan
menghasilkan kinerja yang baik,
serta mengarahkan dividen pada
tingkat yang rendah. Dengan
penetapan
dividen
rendah,
perusahaan memiliki laba ditahan
yang tinggi, sehingga memiliki
sumber dana internal relatif tinggi
untuk membiayai investasi di masa
yang akan datang.
Variabel independen yang
kedua
adalah
kepemilikan
institusional.
Menurut
Sanjaya
(2009),
variabel
kepemilikan
institusional merupakan persentase
saham yang dimiliki oleh pihak luar
atau
disebut
institutional
ownership. Secara logika, para
pemegang saham terutama dari
pihak institusi, yang menanamkan
dananya
pada
perusahaan,
tentunya
akan
mengharapkan
return yang tinggi berupa dividen.
Pada suatu institusi biasanya
memiliki saham yang cukup besar
yang mencerminkan kekuasaan,
mempunyai
kemampuan
untuk
melakukan intervensi terhadap
jalannya perusahaan terutama pada
pihak manajemen jika menyangkut
return yang akan dibagikan kepada
pemegang saham (Sanjaya, 2009).
Variabel independen yang
ketiga
adalah
profitabilitas.
Wirjolukito et al. (2003) dalam
Suharli
(2007)
mengemukakan
bahwa pihak manajemen akan
membayarkan
dividen
untuk
memberi
sinyal
mengenai
keberhasilan
perusahaan
membukukan profit. Sinyal tersebut
menyimpulkan bahwa kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
dividen merupakan fungsi dari
keuntungan.
Santoso Chandra
Variabel independen yang
keempat adalah rasio hutang.
Menurut Jensen (1986) dalam
Pujiastuti (2008), mengemukakan
bahwa dengan hutang, perusahaan
mempunyai kewajiban melakukan
pembayaran periodik atas bunga
dan
prinsipal.
Hal
ini
bisa
mengurangi keinginan manajer
menggunakan cash flow untuk
kegiatan-kegiatan
yang
kurang
optimal.
Dengan
kata
lain,
eksistensi hutang memaksa manajer
untuk menikmati keuntungan yang
lebih sedikit dan menjadikan
manajer bekerja lebih efisien, serta
pembayaran dividen yang rendah.
Variabel independen yang
kelima adalah ukuran perusahaan.
Menurut Chen dan Steiner (1999)
dalam Sanjaya (2009), perusahaan
yang baru dan masih kecil akan
mengalami banyak kesulitan untuk
memasuki akses ke pasar modal.
Kemudahan akses ke pasar modal
cukup berarti untuk fleksibilitas
dan
kemampuannya
untuk
memperoleh dana yang besar,
sehingga
perusahaan
mampu
memiliki rasio pembayaran dividen
yang
lebih
tinggi
daripada
perusahaan kecil.
Variabel independen yang
keenam adalah earnings per share.
Menurut Binastuti dan Wibowo
(2012), perusahaan selalu berusaha
meningkatkan citranya dengan cara
setiap peningkatan laba akan
diikuti dengan peningkatan porsi
laba yang akan dibagi sebagai
dividen dan juga dapat mendorong
peningkatan
nilai
saham
perusahaan. Dengan menggunakan
earnings
per
share,
dapat
memberikan suatu indikasi kepada
manajemen mengenai apa yang
dipikirkan oleh para investor
mengenai
kinerja
masa
lalu
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan, serta prospek di masa
yang akan datang.
Variabel independen yang
ketujuh adalah risiko. Bukhori
(2008) menyatakan bahwa risiko
dapat
meningkatkan
financial
distress.
Dengan
adanya
peningkatan financial distress, hal
tersebut
dapat
mengakibatkan
peningkatan risiko kebangkrutan
yang tidak lain merupakan biaya
keagenan.
Risiko
tinggi
mengakibatkan
kreditor
meningkatkan tingkat suku bunga
dan persyaratan hutang, sehingga
perusahaan akan menghindari biaya
utang (cost of debt), yaitu dengan
menurunkan
hutang
dan
mengandalkan pendanaan internal.
Hal tersebut akan berpengaruh
terhadap besarnya laba perusahaan
yang akan dibagikan dalam bentuk
dividen.
Penelitian
pengaruh
kepemilikan manajerial terhadap
kebijakan
dividen
dilakukan
Wahyudi dan Baidori (2008), Putri
dan Nasir (2006), Dewi (2008), dan
Pujiastuti (2008). Hasil penelitian
ini menyatakan bahwa variabel
kepemilikan manajerial mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun,
bertentangan
dengan penelitian Fadah dan Rian
(2007), Suwaldiman dan Aziz
(2006), Darman (2008), Nuringsih
(2005), Fauz (2007), dan Sanjaya
(2009), menyatakan bahwa variabel
kepemilikan
manajerial
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Penelitian
pengaruh
kepemilikan institusional terhadap
kebijakan
dividen
dilakukan
Sanjaya (2009), Putri dan Nasir
(2006), Dewi (2008), serta Bukhori
(2008).
Hasil
penelitian
ini
menyatakan bahwa kepemilikan
6
November 2013
institusional memiliki pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun,
bertentangan
dengan
penelitian Fadah dan Rian (2007),
Darman (2008), Wiagustini (2009),
dan Fauz (2007), menyatakan
bahwa
variabel
kepemilikan
institusional
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Penelitian
pengaruh
profitabilitas terhadap kebijakan
dividen dilakukan Fadah dan Rian
(2007), Dewi (2008), Denis dan
Osobov (2007), Arilaha (2009),
Nuringsih (2005), Suharli (2007),
serta Al-Yahyaee, Pham, dan
Walter (2006). Hasil penelitian ini
menyatakan
bahwa
variabel
profitabilitas mempunyai pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun,
bertentangan
dengan
penelitian Suwaldiman dan Aziz
(2006) menyatakan bahwa variabel
profitabilitas tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Penelitian pengaruh rasio
hutang terhadap kebijakan dividen
dilakukan Fadah dan Rian (2007),
Kania dan Bacon (2005), Dewi
(2008), Al-Yahyaee, Pham, dan
Walter (2006), Pujiastuti (2008),
Prihantoro (2003), dan Nuringsih
(2005), menyatakan bahwa variabel
rasio hutang memiliki pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun,
bertentangan
dengan
penelitian Sanjaya (2009), Putri dan
Nasir (2006), Bukhori (2008), dan
Deitiana (2009), yang menyatakan
bahwa
rasio
hutang
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Penelitian pengaruh ukuran
perusahaan terhadap kebijakan
dividen dilakukan Dewi (2008),
Utami dan Inanga (2011), Nuringsih
ISSN: 1410 -9875
(2005), Arilaha (2009), Al-Yahyaee,
Pham, dan Walter (2006), Gugler
dan Yurtoglu (2007), Renneboog
dan Szilagyi (2007), Kowalewski et
al. (2007), serta Denis dan Osobov
(2007), menyatakan bahwa variabel
ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun,
bertentangan
dengan penelitian Suwaldiman dan
Aziz (2006) dan Sanjaya (2009),
yang menyatakan bahwa variabel
ukuran
perusahaan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Penelitian pengaruh earnings
per share terhadap kebijakan
dividen dilakukan Deitiana (2009),
Binastuti dan Wibowo (2012), serta
Kania dan Bacon (2005) mendukung
penelitian Deitiana (2010), yang
menyatakan
bahwa
variabel
earnings
per
share
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Penelitian pengaruh risiko
terhadap
kebijakan
dividen
dilakukan Putri dan Nasir (2006),
serta Chen dan Steiner (1999)
dalam
Bukhori
(2008),
yang
menyatakan
variabel
risiko
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun,
bertentangan dengan penelitian
Bukhori (2008), yang menyatakan
bahwa
variabel
risiko
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Hipotesis alternatif yang
akan diuji dalam penelitian ini
berdasarkan pengaruh variabel
independen terhadap kebijakan
dividen, yaitu sebagai berikut:
pengaruh
Ha1: Terdapat
kepemilikan
manajerial
terhadap kebijakan dividen
Santoso Chandra
Ha2:
Terdapat
pengaruh
kepemilikan
institusional
terhadap kebijakan dividen
pengaruh
Ha3: Terdapat
profitabilitas terhadap kebijakan
dividen
Ha4: Terdapat pengaruh rasio
hutang terhadap kebijakan dividen
Ha5: Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
kebijakan dividen
Ha6: Terdapat pengaruh earnings
per share terhadap kebijakan
dividen
Ha7: Terdapat pengaruh risiko
terhadap kebijakan dividen
METODA PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah
penelitian
kausalitas.
Menurut
Sugiyono
(2012),
penelitian
kausalitas adalah suatu bentuk
penelitian yang bersifat sebab
akibat. Obyek dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur
yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2007-2010.
Dengan menggunakan purposive
sampling method maka jumlah
sampel yang terpilih sebanyak 33
perusahaan. Kriteria perusahaan
yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2007 sampai
dengan 2010.
2. Perusahaan yang membagikan
dividen kas secara berturutberturut selama periode 2008
sampai dengan 2010.
3. Perusahaan yang memiliki laba
bersih positif selama periode
2008 sampai dengan 2010.
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
4. Laporan
keuangan
yang
disajikan dalam satuan Rupiah.
5. Laporan
keuangan
yang
disajikan berakhir 31 Desember.
6. Perusahaan yang tidak memiliki
harga penutupan saham yang
sama
secara
berturut-turut
selama satu tahun.
Berikut ini adalah definisi
operasional variabel dependen dan
independen:
a. Dividend Payout Ratio = Dividen
per lembar/ Laba per lembar
b. Kepemilikan
Manajerial
menggunakan dummy.
D = 1 untuk perusahaan yang
memiliki
kepemilikan
manajerial
D = 0 untuk perusahaan yang
tidak
memiliki
kepemilikan
manajerial
c. Kepemilikan Institusional =
Jumlah saham yang dimiliki
institusi/
Total
saham
perusahaan
November 2013
d. Profitabilitas = Laba setelah
pajak/ Total aset
e. Rasio
Hutang
=
Total
Hutang/ Total aset
f. Ukuran Perusahaan = Log
total aktiva
g. Earnings per share = Net
income/ Weighted Average
of
Ordinary
Share
Outstanding
h. Risiko
Returni,t = (Pt - Pt-1)/ Pt-1
Risiko = Standar deviasi
returni,t
Keterangan:
:
tingkat
Returni,t
pengembalian
investasi
pada tingkat bunga i dan
waktu t
Pt : harga penutupan saham
pada
bulan
yang
bersangkutan
harga penutupan
Pt-1 :
saham bulan sebelumnya
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Hasil Uji Hipotesis
Coefficients(a)
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Model
Coefficients
s
Std.
Error
Beta
B
1
(Constant)
-,465 ,456
Kpm. Mnjr.
,031 ,054
,056
Kpm.
,395 ,152
,255
Institusi
Profitabilitas
,556 ,351
,170
Rasio Hutang
-,046 ,139
-,032
Ukuran Pers.
,047 ,037
,123
EPS
5,278E-05 ,000
,321
Resiko
-,540 ,376
-,128
a Dependent Variable: DPR
8
t
Sig.
-1,018
,583
,312
,561
2,604
,011
1,581
-,330
1,289
3,249
-1,439
,118
,742
,201
,002
,154
ISSN: 1410 -9875
Variabel kepemilikan manajerial
memiliki nilai signifikansi (0,561)
lebih besar dari alpha (0,05)
sehingga HA1 tidak dapat diterima.
Hal ini menunjukkan variabel
kepemilikan
manajerial
tidak
memiliki pengaruh secara individual
terhadap kebijakan dividen. Hal ini
terjadi karena manajemen memiliki
prosentase jumlah saham yang
kecil, sehingga mereka tidak
mempunyai hak suara dalam
penetapan pembagian dividen.
Variabel
kepemilikan
institusional
memiliki
nilai
signifikansi (0,011) lebih kecil dari
alpha (0,05) sehingga HA2 dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
variabel kepemilikan institusional
memiliki pengaruh positif secara
individual
terhadap
kebijakan
dividen.
Apabila
kepemilikan
institusional
meningkat
maka
penetapan
pembagian
dividen
kepada para pemegang saham juga
meningkat. Hal ini terjadi karena
tingginya kepemilikan institusional
maka pihak institusional akan
melakukan upaya pengawasan yang
besar pula dan akibatnya akan
mengurangi
biaya
keagenan.
Dengan
demikian,
pembagian
dividen kepada para pemegang
saham juga besar.
Variabel
profitabilitas
memiliki nilai signifikansi (0,118)
lebih besar dari alpha (0,05)
sehingga HA3 tidak dapat diterima.
Hal ini menunjukkan variabel
profitabilitas
tidak
memiliki
pengaruh
secara
individual
terhadap kebijakan dividen. Di
Indonesia
diterapkan
pajak
berganda
terhadap
besarnya
dividen
yang
bagikan,
yaitu
dikenakan pajak pendapatan atas
Santoso Chandra
laba yang dihasilkan perusahaan
dan kemudian dikenakan kembali
pajak penghasilan perorangan atas
dividen tersebut yang dibagikan.
Jadi, dengan adanya pembagian
dividen yang besar maka tidak akan
menggiurkan para pemegang saham
karena
mereka
tidak
dapat
keuntungan pajak atas besarnya
dividen yang diterima.
Variabel
rasio
hutang
memiliki nilai signifikansi (0,742)
lebih besar dari alpha (0,05)
sehingga HA4 tidak dapat diterima.
Hal ini menunjukkan variabel rasio
hutang tidak memiliki pengaruh
secara
individual
terhadap
kebijakan dividen. Hal ini terjadi
karena perusahaan menetapkan
pembagian dividen kepada para
pemegang saham terlebih dahulu,
kemudian
baru
melakukan
pelunasan hutang, yaitu dengan
menerbitkan saham atau obligasi
baru. Dampaknya, besarnya hutang
yang
dilunasi
tersebut
tidak
berpengaruh terhadap penetapan
dividen.
Variabel ukuran perusahaan
memiliki nilai signifikansi (0,201)
lebih besar dari alpha (0,05)
sehingga HA5 tidak dapat diterima.
Hal ini menunjukkan variabel
ukuran perusahaan tidak memiliki
pengaruh
secara
individual
terhadap kebijakan dividen. Hal ini
terjadi karena perusahaan yang
berukuran besar yang mampu
masuk ke pasar modal, belum tentu
mendapatkan dana dan rasio
pembagian dividen kepada para
pemegang saham lebih besar,
melainkan tujuan lain perusahaan
mendapatkan dana yaitu untuk
melunasi hutang dan investasi.
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Variabel earnings per share
memiliki nilai signifikansi (0,002)
lebih kecil dari alpha (0,05)
sehingga HA6 dapat diterima. Hal ini
menunjukkan variabel earnings per
share memiliki pengaruh positif
secara
individual
terhadap
kebijakan dividen. Earnings per
share merupakan cerminan dari
baiknya kinerja suatu perusahaan.
Dengan adanya nilai earnings per
share yang tinggi maka akan
menarik minat para investor untuk
menanamkan sahamnya di suatu
perusahaan
dan
diharapkan
pembagian dividen tentunya juga
akan tinggi.
Variabel risiko memiliki nilai
signifikansi (0,154) lebih besar dari
alpha (0,05) sehingga HA7 tidak
dapat
diterima.
Hal
ini
menunjukkan variabel risiko tidak
memiliki pengaruh secara individual
terhadap kebijakan dividen. Risiko
merupakan ketidakpastian atas
pendapatan suatu perusahaan di
masa yang akan datang. Besar
kecilnya pembagian dividen kepada
para pemegang saham merupakan
discretionary policy. Jadi, faktor
risiko bukan merupakan faktor
penentu
dalam
pembayaran
dividen.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, hasil uji F (uji model fit)
menunjukkan
bahwa
data
penelitian ini baik digunakan. Hasil
uji t (uji pengaruh individual)
menunjukkan
bahwa
variabel
November 2013
kepemilikan
manajerial,
profitabilitas, rasio hutang, ukuran
perusahaan, dan risiko tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Variabel
kepemilikan
institusional
dan
earnings
per
share
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen. Berikut ini keterbatasan
dalam penelitian:
1. Obyek
penelitian
yang
digunakan hanya mencakup
perusahaan
manufaktur
sehingga total sampel yang
didapat sedikit.
2. Periode
penelitian
yang
digunakan hanya tiga tahun,
yaitu dari tahun 2008 sampai
dengan 2010.
3. Variabel independen dalam
penelitian ini hanya terdapat
tujuh variabel.
Berdasarkan
keterbatasan
penelitian diatas, saran yang dapat
disampaikan
untuk
penelitian
selanjutnya sebagai berikut:
1. Obyek penelitian diperluas,
yaitu
dengan
menambah
perusahaan non keuangan agar
mendapat jumlah sampel yang
lebih banyak.
2. Jumlah
periode
penelitian
diperluas, yaitu menjadi lima
tahun agar mendapat hasil yang
lebih akurat.
3. Menambah variabel independen
yang
dapat
mempengaruhi
kebijakan
dividen,
seperti
corporate
governance,
kesempatan investasi, dan free
cash flow.
REFERENSI
Al-Yahyaee, K., T. Pham, dan T. Walter. 2006. Dividend Policy in The Absence
of
Taxes.
Wales:
University
of
New
South
Wales.
http://www.centerforpbbefr.rutgers.edu/2007/Papers/025-
10
ISSN: 1410 -9875
Santoso Chandra
Dividend%20 Policy%20in%20the%20Absence.pdf (accessed March 10,
2012).
Arilaha, M.A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan
Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Januari 2009, Vol. 13, No. 1.
Arilaha, M.A. 2009. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
September 2009, Vol. 13, No. 3.
Binastuti, S. Dan T.E. Wibowo. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa
Efek
Indonesia).
Universitas
Gunadarma.
http://taqdire.files.wordpress.com/2012/04/jurnal.pdf
(accessed
April 19, 2013).
Bukhori, I. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan
Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit dan Tingkat Resiko Terhadap
Kebijakan Dividen. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Juli 2008, Vol. 16,
No. 2.
Deitiana, T. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran
Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April 2009, Vol. 11, No. 1.
Jakarta
Barat:
Trisakti
School
of
Management.
http://www.stietrisakti.ac.id/jba/JBA11.1April2009/4_artikel_jba11.
1April2009.pdf (accessed March 10, 2012).
Dewi, S.C. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April 2008, Vol. 10,
No. 1. Jakarta Barat: Trisakti School of Management.
http://www.stietrisakti.ac.id/jba/JBA10.1April2008/5_Artikel_JBA10
.1April2008.pdf (accessed March 10, 2012).
Fadah, I. dan D. Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen.
Jurnal Bisnis dan Manajemen, April 2007, Vol. 1, No. 1.
Fauz, A. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral Asset
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Juni
2007, Vol. 8, No. 2.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Edisi
Kelima. Badan Penelitian Universitas Diponegoro.
Gitman, L.J. 2008. Principles of Managerial Finance. Twelfth Edition. Boston:
Pearson Education.
Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, dan R.E. Anderson. 2010. Multivariate Data
Analysis. Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education.
Hatta, A.J. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia, Desember 2002, Vol. 6, No. 2. Yogyakarta:
Universitas
Proklamasi
Yogyakarta.
http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/viewFile/853/781%25
20rel%3D'nofollow' (accessed March 10, 2012).
Kieso, D.E., J.J. Weygandt, dan T.D. Warfield. 2011. Intermediate
Accounting. Volume 2.
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Nuringsih, K. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
(Studi 1995-1996). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, JuliDesember 2005, Vol. 2, No. 2.
Pujiastuti, T. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Mei 2008, Vol. 12, No. 2.
Reilly, F.K. dan K. Brown. 2009. Analysis of Investments and Management of
Portfolios. Ninth Edition. South Wetern.
Sanjaya, I.P.B. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Kajian Akuntansi, Juni
2009, Vol. 4, No. 1.
Santosa, P.B. dan M. Hamdani. 2009. Statistika Deskriptif dalam Bidang
Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharli, M. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel
Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Periode 2002-2003). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei 2007, Vol. 9,
No. 1. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/
16811/16794 (accessed March 10, 2012).
Suwaldiman dan A. Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Kajian Bisnis dan Manajemen,
Januari 2006, Vol. 8, No. 1.
12
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 13-26
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
REGI MUZIO PONZIANI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of free
cash flow, profitability, liquidity, leverage, growth, and firm size toward
dividend policy. The population in this research is all manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 until 2010. Data was
selected by purposive sampling method and criteria used are 30
manufacturing companies. This research using multiple linear regression as
the analysis method. The result of this research shows that profitability has
significant influence toward dividend policy. While free cash flow, liquidity,
leverage, growth, and firm size had no influence toward dividend policy.
Keywords: Dividend Policy, Free Cash Flow, Profitability, Liquidity, Leverage,
Growth, Firm Size
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh arus
kas bebas, profitabilitas, likuiditas, leverage, pertumbuhan, dan ukuran
perusahaan terhadap kebijakan dividen. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2008 hingga 2010. Data yang dipilih dengan metode purposive sampling
dan kriteria yang digunakan, adalah 30 perusahaan manufaktur. Penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda sebagai metode analisis. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen. Sementara arus kas bebas, likuiditas, leverage,
pertumbuhan, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Kata kunci: Kebijakan Dividen, Arus Kas Bebas, Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan
PENDAHULUAN
perusahaan
membutuhkan
pendanaan yang cukup banyak.
Salah satu cara yang dapat
dilakukan
untuk
mendapatkan
sumber pendanaan lain adalah
Memasuki era globalisasi,
persaingan di dunia usaha semakin
ketat. Dalam pengembangan usaha,
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
bekerja sama dengan investor
dengan menerbitkan saham. Para
investor
memiliki
tujuan
menanamkan modalnya pada suatu
perusahaan untuk mendapatkan
return berupa dividen. Kebijakan
dividen menentukan penempatan
laba yang dihasilkan perusahaan,
yaitu antara menempatkan laba
kepada para pemegang saham
dalam bentuk dividen atau laba
tersebut ditahan untuk membiayai
investasi perusahaan.
Penelitian ini merupakan
pengembangan
dari
penelitian
Arilaha
(2009).
Penelitian
sebelumnya menggunakan empat
variabel independen yaitu free cash
flow, profitabilitas, likuiditas, dan
leverage. Pengembangan penelitian
ini menggunakan dua variabel
tambahan yaitu growth dan ukuran
perusahaan. Periode penelitian
sebelumnya
adalah
2004-2007.
Periode penelitian ini dari tahun
2008-2010.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut.
Pertama pendahuluan menjelaskan
latar belakang penelitian dan
sistematika
penulisan.
Kedua
terdiri dari rerangka teoritis
sebagai landasan teori, penelitian
terdahulu yang relevan dengan
masalah
penelitian,
model
penelitian yang mengungkapkan
hubungan antar variabel, dan
pengembangan hipotesis terhadap
permasalahan yang diteliti. Ketiga,
metoda pemilihan sampel dan
definisi operasional variabel dalam
penelitian. Keempat, menguraikan
tentang analisis dan pembahasan
serta hasil pengujian hipotesis.
Kelima, berisikan tentang simpulan,
keterbatasan, dan rekomendasi.
14
November 2013
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling (1976, 5) yang
berpendapat
bahwa
agency
relationship merupakan sebuah
ikatan kerja dimana satu orang
atau lebih sebagai pemilik dari
suatu entitas (principal) menunjuk
pihak lain (agent) untuk bertindak
atas nama pemilik. Ketika kedua
belah pihak antara principal dan
agent
hanya
mementingkan
kepentingannya sendiri, maka ada
alasan kuat bahwa agent tidak akan
selalu bertindak sesuai dengan
kepentingan principal. Menurut
Tarjo dan Hartono (2003) dalam
Dewi
(2008),
Agency
theory
menjelaskan bahwa kepentingan
manajemen
dan
kepentingan
pemilik
modal
sering
kali
bertentangan
sehingga
dapat
terjadi konflik diantaranya.
Bird in the Hand Theory
Menurut
Gordon
(1962)
dalam Suharli (2007, 11), bird in
the hand theory menyebutkan
bahwa memperoleh dividen (a bird
in the hand) lebih baik daripada
saldo laba (a bird in the bush)
karena pada akhirnya saldo laba
tersebut mungkin tidak akan
pernah berubah menjadi dividen di
masa depan (it can fly away). Hal
ini mengakibatkan para pemilik
modal
lebih
memilih
untuk
mendapatkan dividen dari pada
memperoleh capital gain.
Signaling Theory
Menurut Wirjolukito et al.
(2003) dalam Suharli (2006, 246),
pihak
manajemen
akan
membayarkan
dividen
untuk
ISSN: 1410 -9875
memberikan
sinyal
mengenai
keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan
laba.
Menurut
Wahyudi dan Baidori (2008, 474),
pembagian dividen yang relatif
besar
oleh
perusahaan
akan
dianggap investor sebagai sinyal
positif terhadap perkembangan
perusahaan di masa yang akan
datang.
Penghentian
atau
pengurangan dividen akan dianggap
sinyal
negatif
oleh
investor
terhadap
perkembangan
perusahaan di masa yang akan
datang.
Kebijakan Dividen
Menurut Ramadhan (2011,
83), kebijakan dividen adalah
kebijakan yang berkaitan dengan
pembayaran dividen oleh pihak
perusahaan.
Kebijakan
dividen
menentukan besarnya dividen yang
akan dibayarkan kepada pemilik
modal dan besarnya saldo laba
ditahan
untuk
kepentingan
perusahaan.
Dengan demikian,
kebijakan
dividen
merupakan
penggunaan laba perusahaan yang
disisihkan untuk dijadikan dividen
dan dibagikan kepada pemilik
modal dan laba ditahan untuk
membiayai
kepentingan
perusahaan.
Free Cash Flow dan Kebijakan
Dividen
Ross et al. (2000) dalam
Rosdini (2009, 2) mendefinisikan
free cash flow sebagai kas
perusahaan yang dapat didistribusi
kepada kreditur atau pemilik modal
yang tidak digunakan untuk modal
kerja atau investasi pada aset
tetap. Menurut Arilaha (2009, 79),
pembayaran dividen merupakan
arus kas keluar. Semakin kuat posisi
kas perusahaan maka semakin besar
Regi Muzio Ponziani
kemampuan
perusahaan
untuk
melakukan pembayaran dividen
kepada pemilik modal. Rosdini
(2009)
menyimpulkan
bahwa
pengaruh free cash flow terhadap
kebijakan dividen adalah signifikan
positif. Utami dan Inanga (2011)
berpendapat bahwa pengaruh free
cash flow terhadap kebijakan
dividen adalah signifikan negatif.
Berbeda dengan Arilaha (2009),
menyimpulkan bahwa free cash
flow tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha1: Free cash flow mempunyai
pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Profitabilitas
dan
Kebijakan
Dividen
Menurut Darminto (2008,
91), profitabilitas mempengaruhi
kebijakan
dividen
dikarenakan
profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dan dividen akan
dibagi apabila perusahaan tersebut
memperoleh laba. Darminto (2008)
menyimpulkan bahwa profitabilitas
perusahaan berpengaruh signifikan
positif terhadap kebijakan dividen.
Dewi (2008) menyimpulkan bahwa
profitabilitas bernilai signifikan
negatif. Selain itu Ramadhan (2011)
menyatakan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hipotesis yang diajukan
adalah:
Ha2: Profitabilitas mempunyai
pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Likuiditas dan Kebijakan Dividen
Menurut Arilaha (2009, 80),
likuiditas menunjukan kemampuan
perusahaan mendanai operasional
dalam melunasi kewajiban jangka
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
pendeknya. Likuiditas akan sangat
berpengaruh
terhadap
besar
kecilnya
dividen
yang
akan
dibayarkan kepada pemilik modal,
sehingga semakin kuat posisi
likuiditas perusahaan terhadap
kebutuhan dana di masa yang akan
mendatang, semakin tinggi pula
dividen tunai yang akan dibayarkan.
Menurut Wahyudi dan Baidori
(2008),
likuiditas
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
kebijakan
dividen.
Bertolak
belakang dengan penelitian Arilaha
(2009) yang menyimpulkan bahwa
likuiditas
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
mempunyai
Ha3: Likuiditas
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Leverage dan Kebijakan Dividen
Menurut Rozeff (1982) dalam
Suharli (2006, 247) menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki
leverage operasi yang tinggi maka
akan memberikan dividen yang
rendah dengan maksud untuk
mengurangi ketergantungan akan
pendanaan
secara
eksternal.
Permodalan yang lebih tinggi
dimiliki oleh hutang, menyebabkan
manajemen
perusahaan
akan
melakukan pelunasan kewajiban
terlebih
dahulu
sebelum
membagikan
dividen
kepada
pemilik modal. Utami dan Inanga
(2011)
menyimpulkan
bahwa
leverage berpengaruh signifikan
positif terhadap kebijakan dividen.
Hasil penelitian Dewi (2008)
menyimpulkan bahwa leverage
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan dividen. Berbeda dengan
Sulistiyowati et al. (2010) yang
menyimpulkan bahwa leverage
16
November 2013
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Hipotesis yang
diajukan adalah:
Ha4: Leverage mempunyai
pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Growth dan Kebijakan Dividen
Tampubolon (2005) dalam
Sulistiyowati et al. (2010, 6)
menyatakan
bahwa
tingkat
pertumbuhan
perusahaan
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
Semakin cepatnya pertumbuhan
suatu perusahaan, maka akan
semakin besar kebutuhan dana
untuk
perluasan
perusahaan.
Semakin
besar
biaya
yang
digunakan
untuk
pertumbuhan
perusahaan,
perusahaan
akan
menahan labanya sebagai laba
ditahan
daripada
membagikan
labanya sebagai dividen kepada
pemilik modal. Menurut Rahman
(2010),
growth
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
kebijakan dividen. Berbeda dengan
Sulistiyowati et al. (2010), yang
menyimpulkan bahwa growth tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha5: Growth mempunyai
pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Dividen
Menurut Vogt (1994) dalam
Hatta
(2002,
8),
besarnya
perusahaan memainkan peranan
dalam
menjelaskan
rasio
pembayaran
dividen
dalam
perusahaan. Perusahaan yang besar
memiliki akses yang lebih mudah ke
pasar modal untuk mendapatkan
modal yang lebih besar. Hal
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
tersebut
akan
mengurangi
ketergantungan
mereka
pada
pendanaan
internal,
sehingga
perusahaan akan memberikan rasio
pembayaran dividen yang tinggi.
Dewi (2008) menyimpulkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
kebijakan dividen. Berbeda dengan
hasil penelitian Ramadhan (2011)
yang menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Ha6: Ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Model Penelitian
Free Cash Flow
Profitabilitas
Likuiditas
Kebijakan Dividen
Leverage
Growth
Ukuran Perusahaan
Gambar 1
Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan
Pengumpulan Data
Obyek
penelitian
dalam
penelitian
ini
adalah
semua
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2010. Data dalam
penelitian
ini
adalah
data
sekunder, yaitu data yang diperoleh
dari media perantara. Pemilihan
sampel dilakukan dengan purposive
sampling
method.
Kriteria
pemilihan sampel yaitu seluruh
perusahaan manufaktur yang secara
konsisten terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2008-2010,
menerbitkan laporan keuangan
yang berakhir pada 31 Desember,
memiliki laba, menggunakan mata
uang rupiah, memiliki aliran kas
positif, dan membagikan dividen
secara berturut-turut. Berdasarkan
kriteria pemilihan sampel, data
yang diteliti adalah sebanyak 90
observasi.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Variabel Dependen
Variabel
dependen
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
kebijakan
dividen.
Pengukuran yang dipakai dalam
penelitian ini adalah menggunakan
pengukuran skala rasio dirumuskan
dengan dividend payout ratio, yang
merupakan perbandingan antara
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dividend per share dengan earnings
per share (Arilaha 2009).
Dividend Payout Ratio
=
Dividend Per Share
Earnings Per Share
Variabel Independen
Free cash flow merupakan
kelebihan kas yang diperlukan
untuk mendanai semua proyek yang
memiliki net present value positif.
Free cash flow dihitung dengan
mengurangi aliran kas operasi
perusahaan dengan pengeluaran
modal dan modal kerja bersih
(Arilaha 2009, 82). Free cash flow
dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
FCFit = AKOit – PMit – NWCit
Keterangan:
FCFit : Free cash flow
perusahaan i pada tahun t
AKOit : Aliran kas operasi
perusahaan i pada tahun t
: Pengeluaran modal
PMit
perusahaan i pada tahun t
NWCit : Modal kerja bersih
perusahaan i pada tahun t
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
memperoleh
keuntungan
yang
dihasilkan dari total penjualan
perusahaan aktiva maupun modal.
Skala pengukuran yang digunakan
untuk menghitung profitabilitas
adalah skala rasio. Dihitung dengan
menggunakan return on assets
yaitu hasil perbandingan earnings
after tax dengan total assets
(Ramadhan 2011).
Return on Assets
18
=
Earnings After Tax
Total Assets
November 2013
Likuiditas
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan mendanai operasional
perusahaan
dan
melunasi
kewajiban
jangka
pendeknya.
Dihitung
dengan
menggunakan
current ratio (Arilaha 2009, 82).
Current Ratio
=
Current Assets
Current Liabilities
Leverage merupakan rasio
yang menghitung seberapa besar
dana yang disediakan oleh kreditur,
dan juga sebagai rasio yang
membandingkan
total
hutang
terhadap keseluruhan aktiva suatu
perusahaan.
Dihitung
dengan
menggunakan debt to equity ratio
(Sulistiyowati et al. 2010).
Debt to Equity Ratio
=
Longterm Debt
Total Equity
Growth
(tingkat
pertumbuhan)
perusahaan
merupakan
peningkatan
pertumbuhan
perusahaan
yang
dalam
perkembangannya
mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Tingkat pertumbuhan
perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan total asset growth
(Sulistiyowati et al. 2010).
Asset t - Asset t-1
Total Asset Growth
=
Asset t-1
Keterangan:
Asset t : Aset
pada
tahun
sekarang
Asset t-1 : Aset pada tahun
sebelumnya
Ukuran perusahaan yaitu
jumlah keseluruhan kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan yang
mempunyai nilai dan dapat diukur.
Variabel ini diberi simbol SIZE dan
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
diukur dari natural logaritma total
assets (Ramadhan 2011).
SIZE
=
Ln Total Assets
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan
untuk memberikan gambaran atau
deskriptif suatu variabel yang akan
diuji. Uji satistik deskriptif untuk
mengetahui karakteristik suatu
data yang dilihat dari mean,
standar deviasi, maksimum, dan
minimum.
Hasil
uji
statistik
deskriptif dapat dilihat pada Tabel
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan
dengan One-Sample KolmogorovSmirnov Test. Hasil uji normalitas
pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
nilai signifikansi sebesar 0,323.
Hasil signifikansi tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual data
terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
semua variabel independen yang
diujikan memiliki nilai Tolerance
lebih besar dari 0,1 dan mempunyai
nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil
pengujian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa model regresi
tidak
terjadi
masalah
multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan meregresi nilai absolute
residual
terhadap
variabel
independennya.
Hasil
uji
heteroskedastisitas pada Tabel 4
menunjukan
bahwa
variabel
profitabilitas
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,027 lebih
kecil dari 0,05 yang berarti variabel
profitabilitas
terjadi
masalah
heteroskedastisitas. Hal tersebut
juga terjadi pada variabel ukuran
perusahaan yang memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,009 lebih
kecil dari 0,05 yang berarti variabel
ukuran perusahaan terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Pengujian
autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji
Breusch-Godfrey
yaitu
dengan
melakukan perbandingan nilai res_2
terhadap nilai res_1. Hasil uji
autokorelasi
pada
Tabel
5
menunjukkan bahwa nilai sig. res_2
memiliki nilai 0,036 lebih kecil dari
nilai signifikansi 0,05. Hal ini
menyimpulkan bahwa model regresi
terdapat masalah autokorelasi.
Analisa Koefisien Korelasi (R)
Hasil
analisa
koefisien
korelasi pada Tabel 6 menunjukkan
nilai R pada model regresi sebesar
0,501. Nilai koefisien korelasi
berada pada 0,5-0,7. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel free
cash flow, profitabilitas, likuiditas,
leverage, growth, dan ukuran
perusahaan
terhadap
variabel
kebijakan
dividen
mempunyai
hubungan yang kuat.
Analisa Koefisien Determinasi
(Adjusted R Square)
Hasil
analisa
koefisien
determinasi pada Tabel 7 yang
ditunjukkan oleh angka Adjusted RSquare adalah 0,196. Hal tersebut
menyimpulkan bahwa 19,6% variasi
variabel kebijakan dividen dapat
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dijelaskan oleh variasi variabel free
cash flow, profitabilitas, likuiditas,
leverage, growth, dan ukuran
perusahaan, sedangkan sisanya
sebesar 80,4% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian.
Hasil uji F pada Tabel 8
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari signifikansi 0,05. Hal ini
menyimpulkan bahwa model regresi
fit dan data yang digunakan sesuai
dengan model penelitian.
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Variabel growth (GROW)
memiliki nilai signifikansi 0,592
lebih besar dari 0,05 yang berarti
Ha5 tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa growth tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Variabel ukuran perusahaan
(SIZE) memiliki nilai signifikansi
0,730 lebih besar dari 0,05 yang
berarti Ha6 tidak dapat diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Uji t
PENUTUP
Uji F
Hasil uji t pada Tabel 9
menunjukkan
nilai
signifikansi
variabel free cash flow (FCF)
sebesar 0,397 lebih besar dari 0,05
yang berarti Ha1 tidak dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa free cash flow tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Variabel profitabilitas (PROF)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 dan
memiliki koefisien positif yang
berarti Ha2 dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap kebijakan dividen.
Variabel
likuiditas
(LIQ)
memiliki nilai signifikansi 0,651
lebih besar dari 0,05 yang berarti
Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa likuiditas tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Variabel
leverage
(LEV)
memiliki nilai signifikansi 0,757
lebih besar dari 0,05 yang berarti
Ha4 tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa leverage tidak
20
November 2013
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis
dan
pembahasan
yang
telah
diuraikan,
dapat
disimpulkan
bahwa free cash flow, likuditas,
leverage, growth, dan ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Sedangkan,
profitabilitas
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap kebijakan dividen.
Keterbatasan
Penelitian
ini
hanya
menggunakan periode penelitian
yang relatif pendek yaitu 3 tahun.
Objek penelitian hanya terbatas
pada perusahaan manufaktur saja
sehingga sulit untuk digeneralisasi.
Variabel
independen
yang
digunakan dalam penelitian ini
terbatas hanya 6 variabel saja.
Penelitian ini terdapat masalah
asumsi
klasik
yaitu
masalah
autokorelasi yang biasa terjadi
pada data time series. Penelitian
ini
juga
terjadi
masalah
ISSN: 1410 -9875
heteroskedastisitas yang biasanya
terjadi pada data cross sectional.
Rekomendasi
Menambah objek penelitian
sehingga tidak terbatas pada
perusahaan
manufaktur
saja.
Menambahkan variabel lain yang
bisa menjelaskan lebih banyak lagi
kebijakan
dividen
seperti
Regi Muzio Ponziani
Kepemilikan
Manajerial,
Cash
Position,
Good
Corporate
Governance.
Memperpanjang
periode penelitian lebih lama
seperti 5 tahun periode penelitian
dan menambahkan jumlah variabel
lebih
banyak
lagi
sehingga
penelitian selanjutnya terhindar
dari masalah autokorelasi dan
heteroskedastisitas.
DAFTAR REFERENSI
Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitans,
Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Vol.13, No.1. hal: 78-87.
Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan
Vol.13, No.3. hal: 386-394.
Budiyanti, Maria Susilowati. 2010. Pengaruh Investasi, Kepemilikan Manajerial,
dan Leverage Operasi terhadap Hubungan Interdependensi antara
Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Leverage Keuangan. JAM, Vol.21,
No.1. hal: 17-29.
Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan
Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial, Vol.20, No.2. hal: 87-97.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.10, No.1.
hal: 47-58.
Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral
Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.8,
No.2. hal: 259-267.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
Edisi Lima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadianto, Bram dan Herlina. 2010. Prediksi Arus Kas Bebas, Kebijakan Hutang,
dan Profitabilitas terhadap Kemungkinan Dibayarkannya Dividen. Jurnal
Manajemen Bisnis, Vol.3, No.1. hal: 53-74.
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin dan Rolph E. Anderson. 2010.
Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. Seventh Edition. New
Jersey: Pearson Education.
Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajerial, Vol.7, No.1. hal: 64-71.
Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI, Vol.6, No.2. hal:
1-22.
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. (1976). Theory of the firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, Vol.3, No.4. pp: 306-360.
Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance,
and Takeovers. American Economic Review, Vol.76, No.2. pp: 323-329.
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, Jr.
2002. Financial Management: Principles and Applications. Tenth Edition.
New Jersey: Pearson Education.
Marpaung, Elyzabet Indrawati dan Bram Hadianto. 2009. Pengaruh
Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi
Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi, Vol.1, No.1. hal: 70-84.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Hutang, ROA, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Studi:
1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2. hal:
103-123.
Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan
Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal
Manajemen, No.1. hal: 1-15.
Ramadhan, Syahril. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Aktiva, Vol.4,
No.6. hal: 80-100.
Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio.
Research Days Faculty of Economics Padjajaran University. Bandung. hal:
1-9.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Edisi 1.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.
Sartono, R. Agus. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
22
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill
Building Approach. Fifth Edition. Haddington: Scotprint.
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Profitabilitas, Leverage, dan
Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal MAKSI, Vol.6, No.2.
hal: 243-256.
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel
Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.9, No.1. hal: 9-17.
Sulistiyowati, Indah, Ratna Anggraini, dan Tri Hesti Utaminingtyas. 2010.
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen
dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening.
Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. hal: 1-23.
Utami, Siti Rahmi dan Eno. L. Inanga. 2011. Agency Cost of Free Cash Flow,
Dividend Policy, and Leverage of Firms in Indonesia. European Journal of
Economics, Finance and Administrative Science. pp: 7-24.
Uyara, Ali Sani dan Askam Tuasikal. 2003. Moderasi Aliran Kas Bebas terhadap
Hubungan Rasio Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan
Earning Response Coefficients. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6,
No.2. hal: 186-198.
Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collaterazible
Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.6. No.3. hal: 474-482.
Wijaya, Lihan Rini Puspo, Bandi, Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. hal: 1-21.
www.idx.co.id
Daftar Tabel:
Variabel
DPR
FCF
PROF
LIQ
LEV
GROW
SIZE
Valid N
N
90
90
90
90
90
90
90
90
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Maximum
Minimum
0,0624
-1,6883E13
0,0089
0,6589
0,0197
-0,1932
24,8502
1,4217
3,0213E12
0,4116
10,6845
7,6641
0,5440
32,3571
Mean
0,498637
-1,136306E12
0,150702
3,151767
0,329150
0,122178
28,302652
Std.
Deviation
0,3101978
2,847175E12
0,0968157
2,2353329
0,8790971
0,1128876
1,6625166
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
res_1
N
Asymp. Sig. (2-tailed)
90
0,323
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistic
Variabel
Tolerance
VIF
Free Cash Flow
0,593
1,686
Profitabilitas
0,834
1,199
Likuiditas
0,740
1,352
Leverage
0,813
1,230
Growth
0,888
1,127
Ukuran Perusahaan
0,490
2,040
Dependent Variable: DPR
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig.
Keterangan
0,853
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,027
Terjadi heteroskedastisitas
0,530
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,538
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,452
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,009
Terjadi heteroskedastisitas
Variabel
Free Cash Flow
Profitabilitas
Likuiditas
Leverage
Growth
Ukuran Perusahaan
Dependent Variable: ares_1
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model
1
Sig.
0,036
Dependent Variable: res_1
Tabel 6
Hasil Analisa Koefisien Korelasi
Model
1
24
R
0,501
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
Tabel 7
Hasil Analisa Koefisien Determinasi
Adjusted R
Square
Model
1
0,196
Tabel 8
Hasil Uji F
Model
1
Sig.
0,000
Tabel 9
Hasil Uji t
Variabel
Konstanta
FCF
PROF
LIQ
LEV
GROW
SIZE
B
0,80
1,144E-14
1,505
-0,007
-0,012
-0,149
0,009
Sig.
0,911
0,397
0,000
0,651
0,757
0,592
0,730
Keterangan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Dependent Variable: DPR
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
26
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 27-38
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE INFLUENCE OF CURRENT RATIO, WORKING CAPITAL TO TOTAL
ASSET, ASSET STRUCTURE, RETURN ON INVESTMENT, NET PROFIT
MARGIN, AND DEBT RATIO TO AFFECT FINANCIAL DISTRESS
MARIS AGUNG T
STIE TRISAKTI
[email protected]
ABSTRACT
This research analyzes the influence of financial ratios to affect
financial distress condition of a company. Independent variables used in this
study are current ratio, working capital to total asset, asset structure, return
on investment, net profit margin, and debt ratio.
The population in this research are real estate and properties company
in Indonesia Stock Exchange with research period 2006 – 2011. The sampling
technique used in this research is purposive sampling. Method of data
analysis used in this study is binary logistic regression method.
The results of this study shows that return on investment has a
relationship to affect financial distress condition of a company. On the other
hand, current ratio, working capital to total asset, asset structure, net profit
margin and debt ratio have no affect to the financial distress condition of a
company.
Keywords: Current Ratio, Working Capital to Total Asset, Asset Structure,
Return on Investment, Net Profit Margin, Debt Ratio, Financial
Distress
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis
pengaruh Current Ratio, Working Capital to Total Asset, Asset Structure,
Return on Investment, Net Profit Margin, Debt Ratio, Financial Distress
Penelitian ini juga bermaksud untuk membandingkan hasil penelitian yang
didapatkan dengan penelitian sebelumnya. Sampel penelitian ini adalah
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2011.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dianalisis dengan
binary logistic regression untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel return on investment berpengaruh terhadap
financial distress.Secara simultan, seluruh variabel independen memiliki
pengaruh terhadap dividend payout ratio.
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Kata kunci : Harta Lancar, Working Capital to Total Asset, Struktur Asset,
Return on Investment, Net Profit Margin, Debt Ratio, Financial
Distress
PENDAHULUAN
Dalam
perkembangan
ekonomi suatu Negara dapat diukur
dengan menggunakan
berbagai
cara,
salah
satunya
dengan
mengetahui perkembangan kondisi
investasi di negara tersebut terkait
erat dengan pasar modal. Ekonomi
Indonesia rentan terhadap berbagai
gejolak seperti: gejolak sosial,
politik dan kebijakan ekonomi yang
diambil pemerintah. Fenomena
kesulitan keuangan yang juga
terjadi pada perusahaan publik di
Indonesia yaitu ketika muncul
guncangan pada harga minyak di
tahun 2005 dan subprime mortgage
pada tahun 2008. Pada tahun 2005,
ketika
pemerintah
mulai
mengurangi subsidi harga minyak
lokal, hal tersebut mengakibatkan
timbulnya kenaikan biaya produksi
dan membuat keuntungan yang
diperoleh menjadi kecil, hal
tersebut tentu membuat rugi
perusahaan. Akibatnya, banyak
perusahaan yang telah terdaftar di
BEI
(Bursa
Efek
Indonesia)
mengalami delisting sebagai efek
dari adanya kerugian yang besar
dan kekurangan uang tunai.
Situasi seperti di atas banyak
di alami oleh perusahaanperusahaan di Indonesia tidak
terkecuali pada sektor real estate
dan property pada saat terjadinya
krisis ekonomi. Pada saat krisis
sebagian perusahaan real estate
dan property meminta di adakan
peninjauan ulang atas proyek yang
sedang berjalan baik proyek
pemerintah maupun swasta.
28
Kebangkrutan
suatu
perusahaan dapat dilihat dan
diukur melalui laporan keuangan.
Laporan
keuangan
merupakan
sarana pengkomunikasian informasi
keuangan kepada pihak – pihak
yang
berkepentingan
dalam
perusahaan. Laporan keuangan
meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan,
catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan
bagian dari laporan keuangan.
Untuk mengetahui manfaat dari
laporan keuangan, maka dibuatlah
suatu penelitian mengenai manfaat
laporan keuangan yaitu dengan
menggunakan rasio keuangan, yang
digunakan
untuk
memprediksi
adanya
suatu
kemungkinan
terjadinya kondisi financial distress
pada suatu perusahaan.
Alasan menggunakan rasio
keuangan sebagai variabel bebas
yang
mempengaruhi
financial
distress adalah bahwa variabel
rasio keuangan merupakan salah
satu
indikator
atau
sumber
informasi yang paling dominan
untuk memprediksi kemungkinan
terjadinya financial distress di
dalam suatu perusahaan.
Pada penelitian kali ini
penulis
memilih
objek
menggunakan sektor real estate
and property dikarenakan laba dan
penjualan perusahaan property di
Indonesia sekarang ini meningkat
secara signifikan. Harga saham
property telah dicatat mengalami
kenaikan 40%-150%, data tersebut
didapat dari SWA 2012. Meskipun
telah tercatat di Bursa Efek
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung T
Indonesia bahwa harga saham
property melambung tinggi, tetapi
apakah potensi kenaikan itu akan
terus
berlanjut
sehingga
menghilangkan
kemungkinan
adanya kondisi financial distress
pada sektor real estate and
property.
RERANGKA TEORITIS DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
b.
Selama lebih dari satu tahun
tidak melakukan pembayaran
dividen
(sesuai
dengan
penelitian Lau 1987 dalam
Almilia dan Kristijadi 2003).
Financial distress adalah
kondisi
dimana
perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan
terancam
bangkrut.
Jika
perusahaan
mengalami
kebangkrutan, maka akan timbul
biaya kebangkrutan (bankcrupcty
costs)
yang
disebabkan
dari
keterpaksaan
menjual
aktiva
dibawah
harga
pasar,
biaya
likuidasi
perusahaan,
rusaknya
aktiva
tetap
dimakan
waktu
sebelum terjual, dan sebagainya.
Bankcrupcty costs ini termasuk
“Direct cost offinancial distress”
(Sjahrial 2008, 202).
Kondisi
perusahaan
dikatakan mengalami
financial
distress apabila :
a. Beberapa tahun mengalami
laba bersih (net income)
negatif
(dalam
penelitian
Hofer 1980 dan Whitaker
1999,
menggunakan
laba
bersih operasi atau net
operating
income
dalam
Almilia dan Kristijadi 2003).
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2004, 37)
Analisis rasio adalah suatu metode
analisa untuk mengetahui hubungan
pos-pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut.
Analisis rasio pada dasarnya
tidak
hanya
berguna
bagi
kepentingan internal perusahaan
saja melainkan juga pihak luar dan
ini berbeda menurut kepentingan
khusus dari analisis atau pihak yang
berkepentingan.Dengan
menggunakan alat analisa berupa
rasio akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan
suatu
perusahaan
terutama apabila angka rasio
tersebut
dibandingkan
dengan
angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.
1. Rasio Likuiditas
Menurut Tampubolon (2005,
35) Rasio likuiditas menunjukan
tingkat kemudahan relatif suatu
aktiva untuk segera dikonversikan
ke dalam kas dengan sedikit atau
tanpa penurunan nilai serta tingkat
kepastian tentang jumlah kas yang
dapat diperoleh. Rasio likuiditas
merupakan rasio yang menyediakan
informasi
tentang
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
keuangan
jangka
pendeknya.Semakin tinggi rasio
likuiditas, semakin besar pula
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya.
Tingkat likuiditas perusahaan
menjadi sangat penting dalam
analisis aktivitas bisnis, yang
termasuk dalam rasio ini adalah:
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Current Ratio
Menurut Gitman (2009, 58)
“Current ratio is a measure of
liquidity calculated by dividing the
firm’s current assets by its current
liabilities, generally the higher the
current ratio, the more liquid the
firm is considered to be”. Current
ratio adalah rasio likuiditas yang
membandingkan antara current
asset perusahaan dengan current
liabilities, Semakin besar current
ratio, semakin besar pula tingkat
jaminan
atas
terbayarnya
kewajiban lancar perusahaan.
Working capital to total asset
(WCTA)
Menurut Gitman (2012,601)
working capital yaitu “Current
assets, which represent the portion
of investment that circulates from
one form to another in the
ordinary
conduct
of
business”.Sedangkan net working
capital yaitu “The difference
between the firm’s current assets
and its current liabilities”.
Variabel
ini
mempunyai
hubungan
negatif
terhadap
kemungkinan
perusahaan
akan
mengalami
financial
distress.
Berarti semakin besar modal kerja
terhadap jumlah aktiva, maka
semakin
kecil
kemungkinan
perusahaan mengalami financial
distress(Trisnaningsih dan Saputri
2009).
Struktur Aktiva
Aktiva tetap (fixed asset)
adalah aktiva berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai
dan digunakan dalam operasi
perusahaan,
tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun
(Sundjaja dan Barlian 2003, 325).
30
November 2013
Struktur aktiva merupakan
sisi sebelah kiri neraca (aktiva
perusahaan yang harus dibelanjai).
Variabel ini mengukur total aktiva
yang berasal dari aktiva lancar.
Variabel ini mempunyai hubungan
negatif tehadap kemungkinan suatu
perusahaan
akan
mengalami
financial distress. Perbandingan
atau perimbangan antara aktiva
lancar dan aktiva tetap akan
menentukan struktur kekayaan
(struktur aktiva)(Trisnaningsih dan
Saputri 2009).
2. Rasio Profitabilitas
Menurut Gitman (2009,639)
profitability
adalah
“The
relationship between revenues and
cost generated by using the firm’s
assets both current and fixed in
productive
activities”.
Profitabilitas merupakan hasil akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan.
Rasio
profitability
dimaksudkan
untuk
mengukur
efesiensi
perusahaan
dalam
menggunakan aset dan mengelola
kegiatan operasional. Analisis ini
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan
laba,
dalam
hubungannya dengan penjualan dan
investasi. Dalam jangka panjang,
perusahaan
harus
mampu
menghasilkan keuntungan yang
cukup agar dapat membayar
kewajibannya.
Return on Investment(ROI)
Menurut Sudjaja dan Barlian
(2003, 145), Return on investment
atau return on assets adalah ukuran
keseluruhan
keefektifan
manajemen dalam menghasilkan
laba dengan aktiva yang tersedia.
Return
on
investment
melaporkan tingkat pengembalian
total yang dihasilkan dari semua
ISSN: 1410 -9875
sumber pendanaan yaitu utang dan
ekuitas. Semakin tinggi return on
investment, maka semakin efesien
manajemen asetnya. Atau dengan
kata
lain,
semakin
kecil
kemungkinan
perusahaan
mengalami financial distress.
Net Profit Margin (NPM)
Menurut Gitman (2012, 60),
Net profit margin measures the
percentage of each sales dollar
remaining after all costs and
expenses, including interest, taxes,
and preferred stock dividend, have
been deducted. The higher firm’s
net profit margin, the better.
Variabel
ini
menghitung
bagaimana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu.Variabel
ini berpengaruh negatif terhadap
laba perusahaan dimasa datang.
Nilai
koefisien
yang
negatif
menunjukkan bahwa semakin tinggi
profit margin suatu perusahaan
maka
peluang
perusahaan
dikategorikan sebagai perusahaan
yang profitable lebih besar. Berarti
semakin besar variabel ini, maka
semakin
kecil
perusahaan
mengalami financial distress.
3. Rasio Financial Leverage
Penelitian Terdahulu
Current Ratio dan Financial
distress
Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Almilia dan Kristijadi (2003),
variabel (CA/CL)
menghasilkan
tanda negatif, yang menunjukan
bahwa variabel current ratio
(CA/CL)
berpengaruh
negatif
terhadap financial distress suatu
perusahaan. Ini berarti bahwa
semakin besar rasio ini, maka
semakin
kecil
kemungkinan
Maris Agung T
Menurut Gitman (2009, 516),
Financial leverage yaitu “The use
of fixed financial costs to magnify
the effects of changes in earnings
before interest and taxes on the
firm’s earnings per share”.
Rasio ini mengukur sejauh
mana perusahaan dibelanjai dengan
hutang
atau
dengan
kata
lainfinancial leverage menunjukkan
proporsi atas penggunanan hutang
untuk
membiayai
investasi
perusahaan.
Rasio
keuangan
yang
termasuk dalam kelompok ini
adalah:
Debt Ratio (DR)
Menurut Gitman (2012, 77),
“Debt
ratiomeasures
the
proportion of total assets financed
by the firm’s creditors. The higher
this ratio, the greater the amount
of other people’s money being used
to generate profits”.
Variabel
ini
mengukur
jumlah aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh hutang atau modal
yang berasal dari kreditur.Semakin
besar debt ratio, maka semakin
besar risiko yang dihadapi. Variabel
ini mempunyai hubungan positif
terhadap kemungkinan perusahaan
akan mengalami financial distresss
(Trisnaningsih dan Saputri 2009).
perusahaan mengalami financial
distress.
Working Capital to Total Asset
danFinancial Distress
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Almilia
dan
Kristijadi (2003), variabel (WC/TA)
memberikan tanda negatif, yang
menunjukan
bahwa
variabel
(WC/TA)
berpengaruh
negatif
terhadap financial distress suatu
perusahaan. Hal itu berarti semakin
besar nilai (WC/TA) maka akan
semakin
kecil
kemungkinan
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan
mengalami
financial distress.
kondisi
Struktur Aktiva dan Financial
Distress
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Almilia
dan
Kristijadi (2003), variabel struktur
aktiva (CA/TA) memiliki tanda
negatif, yang menunjukan bahwa
variabel
(CA/TA)
berpengaruh
negatif terhadap financial distress
suatu perusahaan.
Dan hasil
penelitian ini juga didukung oleh
Trisnaningsih
dan
Saputri
(2009).Hal tersebut berarti bahwa
semakin besar variabel struktur
aktiva
maka
semakin
kecil
kemungkinan
perusahaan
mengalami
kondisi
financial
distress.
Return
On
Investment
dan
Financial Distress
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Trisnaningsih
dan Yudiyani (2009), variabel ROI
bernilai negatif dan menunjukan
bahwa pengaruh variabel ROI
terhadap probabilitas munculnya
kondisi financial distress pada
Model Penelitian
Berdasarkan
penjelasan
penelitian-penelitian
terdahulu,
maka yang menjadi variabelvariabel dalam penelitian ini adalah
current ratio, working capital to
total asset (WCTA), struktur aktiva
(SA), return on investment (ROI),
net profit margin (NPM) dan debt
ratio (DR) yang masing-masing
sebagai
variabel
independen.
Sedangkan
variabel
dependen
dalam penelitian ini adalah tingkat
signifikan model kondisi financial
distress.
perusahaan adalah negatif dan
signifikan. Dengan kata lain, jika
ROI tinggi maka probabilitas
perusahaan mengalami financial
distress akan rendah.
Net Profit Margin dan Financial
distress
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Almilia
dan
Kristijadi (2003), variabel net
profit margin (NI/S) memberikan
hasil yang signifikan dan bertanda
negatif. Hal itu berarti semakin
tinggi nilai (NI/S)
maka akan
semakin
kecil
kemungkinan
perusahaan
mengalami
kondisi
financial distress.
Debt Ratio dan Financial Distress
Financial
leverage
yang
diukur dengan variabel total
liabilities to total asset dalam
penelitian Almilia dan Kristijadi
(2003) terbukti memiliki pengaruh
positif terhadap financial distress
suatu perusahaan. Jadi jika nilai
debt
ratio
tinggi,
maka
kemungkinan
perusahaan
mengalami
kondisi
financial
distress juga tinggi.
Dari semua variabel-variabel
tersebut, maka kerangka pemikiran
dapat digambarkan sebagai berikut
:
CR
WCTA
SA
Kondisi
financial
distress
ROI
NPM
DR
32
November 2013
Gambar 1 Model
Penelitian
ISSN: 1410 -9875
METODA PENELITIAN
Berdasarkan
karakteristik
penelitian, maka jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kausalitas karena
bertujuan untuk menguji pengaruh
antara
variabel
independen
terhadap variabel dependen.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan real
estate and property yang go public
dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) serta mempunyai
laporan
keuangan
yang
dipublikasikan sampai dengan akhir
Desember tahun 2011 dan hanya
pada perusahaan dalam kategori
perusahaan
real
estate
and
property. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu
Definisi Operasional
1) Current ratio
������� �����
������� �����������
2) Working Capital to Total
Asset (WCTA)
������� ����� � ������� �����������
����� �����
3) Struktur Aktiva (SA)
������� �����
����� �����
4) Return on Investment (ROI)
������� ����� ���
ROI �
����� �����
5) Net Profit Margin (NPM)
������� ����� ���
NPM �
�����
6) Debt Ratio (DR)
����� �����������
����� �����
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
Maris Agung T
suatu metode pengambilan sampel
dengan
maksud
dan
tujuan
tertentu. Kriteria yang ditetapkan
untuk memperoleh sampel adalah:
1. Perusahaan real estate and
property
yang
konsisten
terdaftar (listed) di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode
penelitian.
2. Menerbitkan laporan keuangan
yang telah diaudit pada
periode pengamatan yaitu
pada tahun 2006-2011.
3. Perusahaan
menerbitkan
laporan
keuangan
dengan
satuan mata uang rupiah.
4. Selama dua tahun berturutturut mengalami laba bersih
negatif.
5. Selama lebih dari satu tahun
tidak melakukan pembayaran
dividen.
data sekunder yang berupa annual
report
laporan
keuangan
perusahaan sampel dengan melihat
dan menganalisa laporan keuangan
perusahaan
real
estate
and
property
selama periode tahun
2006 sampai tahun 2011 yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
(BEI), jurnal ekonomi dan bisnis,
serta informasi yang didapat
melalui situs website internet.
Metoda Analisis Data
Dalam
penelitian
ini,
variabel
dependen
merupakan
variabel dummy. Oleh karena itu
metoda
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah metoda binary logistic
regression.
Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran
secara umum, data penelitian akan
diadakan analisis statistik deskriptif
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
mengenai
variabel-variabel
penelitian, yaitu rasio keuangan
yang meliputi current ratio,
working capital to total asset,
struktur
aktiva,
return
on
investment, net profit margin, dan
debt ratio.
Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis
mengenai
pengaruh rasio keuangan terhadap
kemungkinan terjadinya financial
distress (H1, H2, H3, H4, H5, H6)
digunakan alat analisis binary
logistic regression dengan -2Log
Likelihood. Model persamaan dalam
penelitian tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
��
�
� �0 � �1�� � �2���� � �3�� � �4���
1��
� �5��� � �6�� � �
Keterangan :
Ln (P/1-P) =
Logaritma
probabilitas perusahaan mengalami
financial distress
= Konstanta
β0
β1 ‐ β6 = Koefisien Regresi
CR
= Current ratio
WCTA = Working capital to total
asset
SA
= Struktur aktiva
ROI = Return on investment
NPM = Net profit margin
DR
= Debt ratio
ε
= Error term
Nagelkerke R Square
Nilai nagelkerke r square
merupakan uji kelayakan model
yang mirip dengan adjusted r
square. Menurut Nawawi (2010,
196)
nagelkerke
r
square
menunjukan
variansi
variabel
dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen yang ada
didalam model regresi, dan sisanya
dapat dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak terdapat dalam model
regresi logit.
34
November 2013
Hosmer
dan
Lemeshow’s
Goodness of Fit Test
Hidayat dan Istiadah (2011,
175) menyatakan bahwa hosmer
and lemeshow’s goodness of fit
test untuk menguji kelayakan
model regresi dalam melakukan
prediksi. Hosmer and lemeshow
test dipergunakan untuk melihat
apakah data empiris cocok atau
tidak dengan model atau dengan
kata lain diharapkan tidak ada
perbedaan antara data empiris
dengan model.
Uji Tingkat Ketepatan Prediksi
Jika kita menolak suatu
hipotesis ketika hipotesis tersebut
benar, kita mengatakan bahwa
telah terjadi error Tipe I.
Sementara di lain pihak, jika kita
menerima suatu hipotesis yang
seharusnya
ditolak,
kita
mengatakan bahwa telah terjadi
error
Tipe
II.
Keduanya
mengindikasikan
bahwa
telah
diambil keputusan yang salah atau
terjadi error dalam penilaian
(Spiegel et al. 2004, 182).
Uji Signifikansi Koefisien Regresi
Untuk mengetahui seberapa
besar
variabel
independen
berpengaruh terhadap variabel
dependen
dapat
dilakukan
pengujian koefisien regresi yang
bertujuan untuk menguji seberapa
besar semua untuk masing-masing
variabel
independen
(variabel
bebas) di dalam suatu penelitian
yang dimasukkan kedalam model
memiliki
pengaruh
terhadap
variabel
dependen
(variabel
terikat) (Supranto 2009, 181).
Kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis dengan binary
adalah jika nilai sig >0.05 maka Ha
ISSN: 1410 -9875
ditolak, sebaliknya jika nilai sig
<0.05 maka Ha diterima.
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji
kemampuan
rasio
keuangan dan menunjukan bahwa
rasio keuangan dapat digunakan
untuk
memprediksi
kondisi
financial distress pada perusahaanperusahaan
real
estate
and
property yang konsisten terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2006-2011.
Keterbatasan pada pengujian
prediksi kondisi financial distress
dalam penelitian ini adalah:
Penelitian ini terbatas hanya pada
kelompok perusahaan real estate
and property, penelitian dilakukan
saat ini tidak dapat membedakan
perusahaan mana yang mengalami
kondisi financial distress pada masa
normal
dengan
masa
krisis,
Maris Agung T
penelitian ini terbatas karena
hanya menggunakan rasio keuangan
sebagai variabel bebasnya, dan
jumlah data perusahaan hanya
menggunakan enam periode yaitu
selama tahun 2006-2011.
Berdasarkan
keterbatasanketerbatasan tersebut, beberapa
hal yang dapat direkomendasikan
untuk
penelitian
selanjutnya
adalah:
penelitian
selanjutnya
disarankan menggunakan sampel
bukan hanya pada perusahaan real
estate and property, yang kedua
disarankan untuk mengelompokan
penelitian pada dua kondisi yang
berbeda, yaitu pada masa normal
dan masa krisis, ketiga disarankan
untuk menambah variabel bebas
lainnya
dan
tidak
hanya
menggunakan rasio keuangan, dan
keempat disarankan untuk bisa
menambah
jumlah
periode
penelitian
agar
data
yang
didapatkan mendapatkan hasil yang
lebih valid.
Referensi
Almilia, Luciana Spica., dan Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Analisa Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 2,
hal. 183-196.
Almilia, Luciana Spica. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kondisi Financial Distress suatu Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 1, hal 1-22.
Almilia, Luciana Spica. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go
Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, Vol. XII, No. 1.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western:
CENGANGE Learning.
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Anggraini, Tifani Vota. 2010. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap
Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia). Semarang: Universitas Dipenogoro.
Candrawati,
Anna. 2008.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Turnaround Pada Perusahaan yang Mengalami Financial
Distress (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2000-2005).
Fachrudin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal.
Medan: USU Press.
Gitman, Lawrence. J. 2009. Principles of Managerial Finance. 12th Edition.
New York: Pierson Prentice Hall.
Gitman, Lawrence. J., and Chad J. zutter. 2012. Principles of Managerial
Financial. 13th Edition. Prentice Hall.
Keown, Arthur. J., John D. martin, dan Sheridan Titman. 2010. Manajemen
Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Jakarta: Indeks.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Newbold, Paul, William L. Carlson and Betty Thorne. 2010. Statistics for
business and Economics 7th Edition. New Jersey: Pearson Education.
Nur, Emrinaldi. 2007. Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan
(Corporate Governance) terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan
(Financial Distress): Suatu Kajian Empiris. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Vol. 9,No. 1, hal. 88-108.
Platt, H., and M. B. platt, 2002. Predicting Corporate Financial Distress:
Reflections and Choices Based Simple Bias, Journal of Economic and
Finance, Vol. 26, No.2.
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. 2001. Yogyakarta:
BPEE Yogyakarta.
Sjahrial, Dermawan. 2008. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Subagyo, Rr. Iramani. 2007. Model Prediksi Financial Distress di Indonesia Era
Globalisasi. The 1st PPM National Conference on Management Research.
Supeno, Bambang. 2009. Analisis Fakto - Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Pada Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis Volume 1 No. 1: 92-110.
36
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung T
Sutresno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisisa Kampus Fakultas Ekonomi UII.
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Trisnaningsih, Sri., dan Yudiyani Saputri. 2009. Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Strategi Akuntansi, Vol. 1, No. 2, hal 89105.
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
38
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 39-48
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE EFFECTS OF CUSTOMER SATISFACTION, TRUST, DAN COMPLAINT
HANDLING ON LOYALTY
MUWAFFICK
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to examine the factors that influence
Loyalty. Those factors are Customer Satisfaction, Trust, and Complaint
Handling. The research sample was 150 of users Lion Air in Jakarta Timur
selected by purposive sampling method. Data analysis method used is a
simple regression analysis and multiple regression analysis with SPSS 21
program. The result on this research is Customer Satisfaction, Trust, and
Complaint Handling have positive influence to Loyalty individually. And
simultaneously, all the independent variables are have influence to
dependent variables.
Keyword: Customer Satisfaction, Trust, Complaint Handling, Loyalty.
Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi Loyalty. Faktor-faktor tersebut adalah Customer Satisfaction,
Trust, dan Complaint Handling. Sampel penelitian adalah 150 pengguna Lion
Air di Jakarta Timur yang dipilih dengan metode purposive sampling. Metode
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis
regresi berganda dengan program SPSS 21. Hasil dari penelitian ini adalah
Customer Satisfaction, Trust, dan Complaint Handling memiliki pengaruh
positif terhadap Loyalty secara individual. Dan secara bersamaan, semua
variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Kata kunci:
Kepuasan Konsumen, Kepercayaan, Manajemen Keluhan,
Loyalitas.
PENDAHULUAN
pariwisata,
serta
pengiriman
barang.
Transportasi
tersebut
meliputi transportasi dalam negeri
dan transportasi luar negeri.
Transportasi dalam negeri dapat
ditempuh melalui jalur darat, laut,
dan udara.
Perusahaan
layanan
transportasi udara dari waktu ke
waktu
terus
melakukan
pengembangan untuk memuaskan
Transportasi merupakan sarana
yang penting dalam mendukung dan
membantu
kegiatan
yang
berhubungan dengan kehidupan,
dari periode waktu sekarang hingga
periode masa depan. Masyarakat
menggunakan transportasi untuk
menjalankan
kegiatan
yang
berkaitan
dengan
pekerjaan,
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
kebutuhan
konsumen,
seperti
peningkatan teknologi di pesawat,
harga yang relatif murah dan
pelayanan
yang
memuaskan.
Pengembangan
yang
dilakukan
maskapai penerbangan didasari
oleh persaingan yang ketat antara
sesama
maskapai
untuk
mendapatkan konsumen sebanyakbanyaknya. Persaingan tersebut
menggambarkan
bahwa
dunia
penerbangan itu sangatlah penting.
Untuk memenangkan persaingan,
perusahaan
penerbangan
menggunakan
bermacam-macam
strategi,
misalnya
dengan
mengembangkan pelayanan serta
memberikan promosi penjualan.
Salah
satu
perusahaan
maskapai
penerbangan
terbaik
ialah
Lion Air, yang
mulai
mengangkasa dari Indonesia pada
tahun 2000 dengan satu buah
pesawat dalam armadanya. Selama
delapan tahun beroperasi, Lion Air
kini terbang ke lebih dari 36 kota di
Indonesia.
Sebagai
perusahaan
transportasi swasta yang terbesar
di Indonesia, Lion Air bukan
hanya menawarkan
harga
yang
terjangkau kepada penumpangnya,
namun juga perjalanan udara yang
aman,
menyenangkan,
dapat
diandalkan dan nyaman. Lion Air
meraih indeks sebesar 33.6% dalam
kemampuan atau potensial dari
sebuah produk untuk menambah
jumlah penumpang di masa depan.
Lion Air menghubungkan anda ke
lebih dari 36 tujuan penerbangan
dan mengoperasikan hingga 226
penerbangan tiap harinya.
Setiap perusahaan mempunyai
strategi
masing-masing
dalam
memuaskan
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen,
dengan
terpuaskannya konsumen tersebut
akan
menghasilkan
loyalitas
40
November 2013
penggunaan
produk.
Menurut
Kotler dan Keller (2012:150),
satisfaction
adalah
perasaan
individu senang atau kecewayang
dihasilkan dari kinerja perusahaan
suatu
produkatau
hasil
yang
dirasakan
dengan
harapan.
Pelanggan
yang
sangat
puas
umumnya akan loyal lebih lama
kepada
perusahaan.
Loyalitas
pelanggan menghasilkan pembelian
rutin dimasa mendatang, dan
secara tidak langsung pelanggan
menjadi
alat
promosi
bagi
perusahaan. Loyalitas pelanggan
yang tinggi juga mempengaruhi
cara berpikir pelanggan tersebut
dalam menganalisa pasar, mereka
tidak lagi memperhatikan pesaing
dan tingkat sensivitas terhadap
harga juga menurun.
Semakin hari teknologi semakin
berkembang,
pembelian
menggunakan
media
internet
merupakan
gaya
baru
yang
diterapkan perusahaan, khususnya
Lion
Air
yang
memberikan
kemudahan pembelian tiket secara
online. Menurut Kotler dan Keller
(2012:225), trust adalah kesediaan
perusahaan mengandalkan mitra
bisnis,
itu
tergantung
pada
sejumlah faktor interpersonal dan
antarorganisasi, seperti kompetensi
perusahaan dirasakan, integritas,
jujur,dan
kebajikan.
Tentunya
membangun trust dalam online bisa
sangat rumit, pembeli khawatir
bahwa
perusahaan
tidak
memberikan produk sesuai dengan
kualitas dan waktu yang tepat.
Perusahaan
dapat
membangun
kepercayaan
pelanggan dalam
melakukan
pembelian
ketika
informasi yang diberikan jujur,
mampu melayani pelanggan secara
baik,
membantu
pelanggan
mengetahui
dan
mempelajari
ISSN: 1410 -9875
produk,
serta
menawarkan
perbandingan produk yang berlaku
dengan produk yang kompetitif.
Seiring dengan berjalannya waktu,
akan muncul kepercayaan yang
tertanam dibenak pelanggan yang
menciptakan loyalitas yang tinggi,
pelanggan
akan
merasakan
kenyamanan
dalam
memakai
produk yang dipromosikan oleh
perusahaan.
Setelah konsumen terpuaskan
dan menaruh kepercayaan terhadap
suatu perusahaan, faktor lain yang
harus
diperhatikan
adalah
bagaimana
mengatasi
keluhan
pelanggan atau complaint handling.
Manusia tidak luput dari kesalahan,
oleh
karena
itu
perusahaan
tentunya harus dapat menampung
masukan
dan
keluhan
dari
pelanggan
serta
mengatasi
masalahnya.
Menurut
Lovelock
(2011:115), complaint handling
merupakan
aktivitas
yang
memerlukan prosedur yang tertata
dengan baik, harus mudah bagi
pelanggan untuk mengekspresikan
ketidakpuasan, menawarkan saran
untuk
perbaikan,
atau
menyampaikan
pujian,
dan
penyedia layanan harus mampu
memberikan respon cepat. Agar
loyalitas tidak hilang, perusahaan
harus mampu bertanggung jawab
atas masalah yang terjadi serta
melakukan pemulihan yang nyaman
dan
responsif.
Selain
itu,
perusahaan yang baik mampu
memberikan penjelasan terhadap
kegagalan dan berusaha untuk
menyelesaikannya
sehingga
loyalitas pelanggan tidak hilang
serta
tingkat
kepuasan
dan
kepercayaan
pelanggan
terus
bertahan sampai ke masa depan.
Muwaffick
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Customer Satisfaction
Kotler dan Keller (2012:150)
berpendapat bahwa “satisfaction is
persons feeling of pleasure or
disappointment that result from
company a product’s perceived
performance
or
outcome
to
expectations.”
Lovelock
(2011:76)
mendefinisikan yaitu, “a shortterm emotional reaction to a
specific service performance.”
Menurut Hansemark and
Albinson (2004) yaitu, “Satisfaction
is an overall customer attitude
towards a service provider or an
emotional
reaction
to
the
difference
between
what
customer's anticipate and what
they
receive,
regarding
the
fulfillment of some need, goal or
desire.”
H1 : Terdapat pengaruh Customer
Satisfaction terhadap Loyalty.
Trust
Menurut Kotler dan Keller
(2012:225) “Trust is the willingness
of a firm to rely on a business
partner, it depends on a number of
interpersonal
and
interorganizational factors, such as
the firm’s perceived competence,
integrity,
honestly,
and
benevolence.”
Lovelock
(2011:244)
menjelaskan bahwa “trust is
customer's willingness to accept
change may be closely related to
the degree of goodwill they bear
toward the organization.”
Clow and Baack berpendapat
bahwa, “trust is the degree of
confidence or level of acceptance
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
consumer place in the spokesperson
message.”
H2 : Terdapat pengaruh
terhadap Loyalty.
Trust
Complaint Handling
Menurut Lovelock (2011:115)
“complaint handling is activity
requires well-defined procedures.
It should be easy for customers to
express
dissatisfaction,
offer
suggestions for improvement, or
pas on compliment, and service
providers should be able to make
an appropriate response quickly.”
Hansemark dan Albinson
(2004)
menjelaskan
bahwa,
“complaint handling is encouraging
consumers to complaint increased
their satisfaction, and this was
especially the case for the most
dissatisfied customers.”
Diperjelas oleh pendapat
Johnston
(2001)
“complaint
handling not only result in
customer satisfaction but also
leads to operational improvement
and
improved
financial
performance.”
November 2013
H3 : Terdapat
Complaint
Handling
Loyalty
pengaruh
terhadap
Loyalty
Menurut Kotler dan Keller
(2012:149) “Loyalty is a deeply
held commitment to rebuy or
repeat a preffered product or
service consistently in the future,
there by causing repetitive some
brand
or
dome
brand
set
purchasing, despite situational
influences and marketing efforts
having the potential to case
switching behaciour.”
Lovelock
(2011:265)
menjelaskan bahwa, “loyalty is a
customer’s
commitment
to
continue patronizing a specific firm
over an extended period of time.”
Menurut Lamb and Burton
(2006) “Loyal customers are more
likely to participate in repeat
purchases from a supplier or
increase their ‘share’ of purchases
from a particular supplier.
Berikut ini adalah kerangka penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
CUSTOMER SATISFACTION
(X1)
TRUST
LOYALTY
(X2)
(Y)
COMPLAINT HANDLING
(X3)
Gambar 1 Model Penelitian
42
ISSN: 1410 -9875
METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif
dan kausal. Penelitian deskriptif
adalah
penelitian
yang
menggambarkan setiap variabel
sesuai dengan karakteristiknya.
Menurut Sekaran dan Bougie (2013,
97), “descriptive studies are often
designed to collect data that
describe the characteristics of
persons, events, or situations.”
Definisi penelitian kausalitas
menurut Sekaran dan Bougie
(2013,98) menyatakan bahwa “In a
causal study, the researcher is
interested in delineating one or
more factors that are causing the
problem.”
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini
adalah orang yang mengkonsumsi
jasa transportasi udara Lion Air.
Kriteria
responden
didalam
penelitian ini adalah:
1. Usia responden berumur 30-55
tahun.
2. Status bekerja.
3. Responden yang sudah pernah
mengkonsumsi jasa transportasi
Lion Air, minimal 3 kali dalam 1
tahun.
4. Responden
yang
langsung
membeli dan menggunakannya
sendiri.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
Muwaffick
adalah metode non probability
sampling, yang dimana tidak
memberi peluang/kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Menurut Sekaran
dan Bougie (2013, 252) ” non
probability
samplingare
the
elements in the population do not
have any probabilities attached to
their being chosen as sample
subjects.”
Peneliti menggunakan teknik
purposive sampling agar sasaran
dapat memberikan informasi yang
sesuai
dengan
kriteria
yang
ditentukan oleh peneliti. Menurut
Sekaran dan Bougie (2013, 252)
“purposive sampling is confined to
specific types of people who can
provide the desired information,
either because they are the only
ones who have it, or they conform
to some criteria set by the
researcher.”
Penentuan jumlah sampel
dalam
penelitian
ini
dengan
menggunakan asumsi Hair (2010,
102), “Regarding the sample size
question, the researcher generally
would not factor analyze a sample
of fewer than 50 observation, and
preferably the sample size should
be 100 or larger.” Berdasarkan
teori
Hair
tersebut,
penelitimengambil
sampel
sebanyak 150 responden. Jumlah
sampel sebanyak 100-200 sudah
dapat mewakili populasi yang
jumlah populasinya tidak diketahui.
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
44
No.
1
Variabel
Customer
Satisfaction
(X1)
2
Trust (X2)
3
Complaint
Handling (X3)
4
Loyalty
Tabel I
Tabel Variabel dan Pengukurannya
Skala
Indikator Pertanyaan
1. Secara keseluruhan, saya
Semantic
puas
dengan
maskapai Differential
tersebut
2. Jasa dan layanan maskapai
memenuhi harapan saya
3. Kualitas keseluruhan layanan
yang
disediakan
oleh
maskapai ini adalah sangat
baik
1. Saya merasa bahwa saya
dapat
mempercayai
maskapai ini untuk dapat
memberikan pelayanan yang
baik
2. Maskapai
selalu
menyampaikan
informasi
dengan
jujur
kepada
pelanggan
3. Saya percaya bahwa
maskapai ini tidak akan
mencoba untuk menipu saya
4. Maskapai
ini
dapat
diandalkan
karena
mengutamakan kepentingan
pelanggan
1. Seberapa
baik
keluhan
terbaru
anda
ditangani
maskapai tersebut?
2. Jika anda membayangkan
diri
anda
mengajukan
complain terhadap kualitas
layanan maskapai tersebut,
menurut anda seberapa
baikkah maskapai tersebut
akan menanganinya ?
3. Kualitas maskapai dalam
menangani
keluhan
pelanggan
1. Saya memilih maskapai ini
dibanding
maskapai
penerbangan lain
Semantic
Differential
Semantic
Differential
Semantic
Differential
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick
2. Saya berniat untuk terus
menggunakan maskapai ini
3. Saya
akan
merekomendasikan
maskapai ini kepada orang
lain
4. Saya adalah pelanggan setia
kepada maskapai saya
5. Saya berpikir untuk tidak
menggunakan maskapai ini
HASIL PENELITIAN
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N
Persentase
78
72
52%
48%
Usia
30-35 thn
35-40 thn
40-45 thn
45-50 thn
50-55 thn
40
40
22
25
23
26.7%
26.7%
14.7%
16.7%
15.3%
Status Pernikahan
Lajang
Menikah
15
135
10%
90%
Pekerjaan
Wirausaha
PNS
Swasta
Lainnya
33
4
109
4
22%
2.7%
72.7%
2.7%
Penghasilan
Rp 3.000.000 – Rp 8.000.000
Rp 8.000.000 – Rp 13.000.000
> Rp 13.000.000
59
69
22
39.3%
46%
14.7%
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Frekuensi Penerbangan
3-5 kali/thn
5-8 kali/thn
>8 kali/thn
62
55
33
41.3%
36.7%
22%
Tujuan Penerbangan
Pariwisata
Pekerjaan
48
102
32%
68%
Tabel 3
Hasil Uji Hipotesis 1
Model
R
R2
B
T
Sig
(Constant)
TTL_CS
0.482
0.232
13.416
0.742
7.837
6.695
0.000
0.000
Berdasarkan tabel III hubungan
variabel Customer Satisfaction
terhadap
Loyalty
memiliki
hubungan yang sedang yaitu 0.482,
dengan variabel Loyalty
yang
dapat dijelaskan oleh variabel
Customer
Satisfaction
sebesar
23.2%. Berdasarkan tabel tersebut
nilai sig < 0.05 yang berarti
terdapat
pengaruh
Customer
Satisfaction terhadap Loyalty.
Model regresi dari variabel Customer
Satisfaction adalah Y = 13.416 +
0.742x1 + ϵ.
Tabel 4
Hasil Uji Hipotesis 2
Model
R
R2
B
T
Sig
(Constant)
TTL_T
0.762
0.581
3.876
1.040
2.638
14.311
0.009
0.000
Berdasarkan tabel IV hubungan
variabel Trust terhadap Loyalty
memiliki hubungan yang kuat yaitu
0.762, dengan variabel Loyalty
yang dapat dijelaskan oleh variabel
Trust sebesar 58.1%. Berdasarkan
tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang
berarti terdapat pengaruh Trust
terhadap Loyalty.
Model regresi dari variabel Trust
adalah Y = 3.876 + 1.040x2 + ϵ.
Tabel 5
Hasil Uji Hipotesis 3
46
Model
R
R2
B
T
Sig
(Constant)
TTL_CH
0.564
0.318
10.712
0.925
6.276
8.304
0.000
0.000
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick
Berdasarkan tabel V hubungan
variabel
Complaint
Handling
terhadap
Loyalty
memiliki
hubungan yang sedang yaitu 0.564,
dengan variabel Loyalty
yang
dapat dijelaskan oleh variabel
Complaint Handling sebesar 31.8%.
Berdasarkan tabel tersebut nilai sig
< 0.05 yang berarti terdapat
pengaruh
Complaint
Handling
terhadap Loyalty.
Model regresi dari variabel Trust
adalah Y = 10.712 + 0.925x3 + ϵ.
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis 4
Model
R
Adjusted R2
B
F
Sig
(Constant)
TTL_CS
TTL_T
TTL_CH
0.840
0.705
3.908
-1.016
1.924
-0.145
116.493
0.000
Berdasarkan tabel VI hubungan
variabel Customer Satisfaction,
Trust dan Complaint Handling
terhadap
Loyalty
memiliki
hubungan yang sangat kuat 0.840,
dengan variabel Loyalty yang dapat
dijelaskan oleh variabel Customer
Satisfaction, Trust, dan Complaint
Handling
sebesar
69.9%.
Berdasarkan tabel tersebut nilai sig
< 0.05 yang berarti terdapat
pengaruh Customer Satisfaction,
Trust, dan Complaint Handling
terhadap Loyalty.
Model regresi dari variabel Loyalty
adalah Y = 3.908 - 1.016x1 + 1.924x2
- 0.145x3 + ϵ
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
dan
pembahasan
yang
telah
dilakukan pada bab sebelumnya
mengenai
hubungan
Customer
Satisfaction, Trust, dan Complaint
Handling terhadap Loyalty
Adapun
juga
dalam
penelitian ini terdapat beberapa
keterbatasan,
adalah
sebagai
berikut,
Keterbatasan
waktu,
tenaga,
dan
biaya
sehingga
penelitian ini menggunakan 150
responden, dimana 150 responden
tersebut dianggap telah mewakili
suatu populasi, responden mengisi
kuesioner berdasarkan tingkat yang
telah
ditetapkan
dan
tidak
diberikan
kesempatan
untuk
mengutarakan pendapat pribadi,
responden yang diambil hanya
responden
yang
menggunakan
layanan maskapai penerbangan Lion
Air minimal 3 kali per tahun.
Adapun masukan yang dapat
diberikan penulis untuk
dapat
digunakan
pada
penelitian
berikutnya,
sebaiknya
jumlah
sampel yang digunakan melebihi
dari
150
responden.
untuk
penelitian selanjutnya, disarankan
memilih objek penelitian yang
berbeda
yakni
maskapai
penerbangan lain. Untuk penelitian
selanjutnya,
disarankan
untuk
merubah atau menambah variabel
independen.
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
REFERENSI
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western:
CENGANGE Learning.
Badan Pusat Statistik. BPS Provinsi DKI Jakarta – Kota Kota Jakarta Timur per
Kecamatan Tahun 2010
http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0xNSZwYWdlPWRhdGEmc3ViPSZp
ZD0xMSZpZHdpbD0zMTcy
Clow, Kenneth E., and Donald Baack 2012. Integrated Advertising, Promotion,
and Markerting Communications 5th Edition. England: Pearson
Education.
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis: Seventh Edition. Pearson Global
Edition.
Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management: 14th
Edition. USA: Pearson Educational International.
Lovelock, Christopher, and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing. 7th Edition.
By: Pearson.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. 5th
Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.
Sekretariat Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Statistik Angkutan Udara
tahun 2013. Mei 2013.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Wah Yap, Bee, T. Ramayah, and Wan Nushazelin Wan Shahidan. 2012.
Satisfaction and Trust on Customer Loyalty: a PLS approach. Emerald
Group Publishing Limited, Vol 13 NO. 4 2012, pp 154-167.
48
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 49-62
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH SHOPPING CONVENIENCE, SITE DESIGN,
INFORMATIVENESS, SECURITY
DAN COMMUNICATION TERHADAP
CUSTOMER SATISFACTION
ONLINE RETAILING
NOVRITA ADRIANI F
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to know how the influence of
shopping convenience, site design, informativeness, security, and
communication of customer satisfaction online retailing Zalora. The research
design used in this research is descriptive and causality research. The
sampling in the research was convenience sampling and uses 100 respondents.
Data is used the primary data, and the methods for the analysis is regression
and multiple regression. The result of this research is shopping convenience,
site design, informativeness, security, and communication have a positives
influence to customer satisfaction individually. And simultaneously, all the
independents variables are have influence to the dependent variable
customer satisfaction.
Keywords:
Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security,
Communication, and Customer Satisfaction.
Abstract : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security, dan
communication of customer satisfaction ritel online Zalora. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan
kausalitas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience
sampling dan menggunakan 100 responden. Data yang digunakan data primer,
dan metode untuk analisis regresi dan regresi berganda. Hasil penelitian ini
adalah kenyamanan belanja, desain situs, keinformatifan, keamanan, dan
komunikasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan secara
individual. Dan secara bersamaan, semua variabel independen yang memiliki
pengaruh terhadap kepuasan pelanggan variabel dependen.
Kata kunci: Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security,
Communication, and Customer Satisfaction.
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN
Dunia
informasi
dan
teknologi saat ini berkembang
sangat cepat. Komputer dan
telepon genggam yang disediakan
oleh produsen didesain sedemikian
rupa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen
dan
memanjakan
konsumen, salah satunya adalah
dengan dilengkapinya akses untuk
internet. Hal ini merupakan salah
satu
pemicu
meningkatnya
pengguna internet. Berdasarkan
hasil riset yang dilakukan oleh
Asosisasi
Penyelenggara
Jasa
Internet
Indonesia,
jumlah
pengguna internet di Indonesia per
akhir tahun 2012 mencapai 63 juta
orang,
sebuah
angka
yang
menunjukan perkembangan hingga
8 juta orang dari pengguna internet
tahun 2011 yang berjumlah 55 juta
orang.
Pengguna
internet
di
Indonesia terus meningkat, hal ini
dikarenakan melalui internet kita
bisa mendapatkan banyak informasi
terbaru tentang berbagai hal tanpa
batas ruang dan waktu. Terlebih
dengan perkembangan yang terjadi,
internet tak hanya digunakan untuk
berkomunikasi dengan teman lama
maupun baru di dunia maya
melainkan penelusuran informasi,
transaksi
perbankan,
hingga
berbelanja online adalah manfaat
yang bisa didapat.
Perkembangan e-commerce
terlihat dari nilai transaksi yang
terus bertambah, di Indonesia
sepanjang 2012 mencapai Rp126
triliun atau meningkat dua kali
lipat dari nilai transaksi pada 2011
sebesar Rp63 triliun. Pertumbuhan
e-commerce yang begitu pesat di
Indonesia dipicu oleh beberapa hal,
diantaranya
adalah
penetrasi
50
November 2013
pengguna internet Indonesia, yang
berdasarkan
data
Asosiasi
Penyelenggara
Jasa
Internet
Indonesia
(APJII)
pertumbuhan
berbelanja online di Indonesia
mengalami kenaikan sebesar 15%,
yaitu meningkat menjadi 57%, dari
42% pada tahun sebelumnya dan
dari hasil survei yang ada, sebanyak
22,8% dari 63 juta pengguna
internet di Indonesia mengaku
pernah
berbelanja
online,
sementara sisanya sebanyak 77,2%
pengguna internet yang tidak
melakukan belanja online, 34,6%
diantaranya
beralasaan
takut
ditipu.
Peningkatan
pertumbuhan
belanja
online
di
Indonesia
didasarkan
pada
kebutuhan
konsumen, dimana konsumen yang
memiliki aktivitas padat setiap
harinya dan tidak memiliki waktu
untuk berbelanja ke toko fisik
dapat dengan mudah mendapatkan
kebutuhan produk yang ingin
dibelinya melalui media online
salah satunya adalah melalui
website
penjual.
Banyaknya
website penjualan yang ada,
berdasarkan MasterCard Worldwide
Online Shopping Survey 2012
dijelaskan bahwa situs berbelanja
paling popular terbanyak adalah
pakaian/asesoris
sebesar
36%,
diikuti oleh situs berbelanja kupon,
buku dan DVD sebesar 33%, dan
juga sebesar 31% untuk situs
pembelian tiket nonton.
Dilihat dari data persentase
jumlah website yang ada, maka
dapat dinyatakan bahwa banyaknya
penjual
yang
memasarkan
produknya secara online dan juga
banyaknya konsumen yang membeli
secara
online.
Salah
satu
aplikasinya dibidang usaha di
Indonesia
adalah
aplikasi
ISSN: 1410 -9875
pemesanan
kebutuhan
fesyen
secara online langsung kepada
konsumen. Zalora merupakan satu
perusahaan yang menjual berbagai
jenis barang kebutuhan fesyen
kepada konsumen secara langsung
melalui website Zalora.
Zalora adalah pusat belanja
online terlengkap untuk fesyen dan
gaya hidup di Indonesia, yang
memberikan pengalaman belanja
mudah dengan harga terjangkau,
ditambah dengan pelayanan yang
terbaik di kelasnya bagi para
pelanggan. Zalora Indonesia adalah
bagian
dari
grup
Zalora
(http://www.zalora.com),
yang
beroperasi di 8 negara (Indonesia,
Singapura,
Malaysia,
Thailand,
Filipina, Vietnam, Taiwan, dan
Hong Kong). Zalora merupakan
salah satu bagian dari investasi
Rocket
Internet,
yang
telah
membantu
mengembangkan
beberapa perusahaan e-commerce
terbesar di dunia, seperti Zalanndo
(Eropa), Dafiti (Amerika Selatan),
Jabong (India) dan The Iconic
(Australia). Tanggal 24 Februari
2012 merupakan hari yang sangat
penting untuk Zalora Indonesia, di
tanggal
tersebutlah
website
(www.zalora.co.id) LIVE di dunia
online Indonesia. Zalora sebagai
perusahaan yang bergerak di dalam
dunia e-commerce, dilihat sudah
sangat baik dalam memanfaatkan
berbagai media online yang ada
untuk
memasarkan
produknya,
seperti media sosial twitter dan
facebook, dan juga memanfaatkan
blog serta website untuk lebih
mendekatkan
diri
dengan
konsumen. Tampilan website Zalora
dikemas dengan sedemikian rupa
sehingga memberikan kemudahan
bagi konsumen dalam berbelanja
produk fesyen dengan penyampaian
Novrita Adriani F
informasi
cara
membeli
dan
informasi yang transparan akan
suatu produk yang ditawarkan.
Kenyamanan saat berbelanja
merupakan hal yang sangat penting
bagi konsumen dalam mencari
produk.
Kenyamanan
yang
dirasakan konsumen berhubungan
dengan kecepatan dan kemudahan.
Kecepatan yang dimaksud adalah
kecepatan mengakses situs dan
kemudahan yang dimaksud adalah
kemudahan dalam mendapatkan
suatu produk dengan diberikannya
panduan
yang
jelas
untuk
berbelanja. Tampilan situs Zalora
didesain dengan sederhana dan
memberikan warna yang cerah
kepada setiap pegunjung website.
Situs dipandang sebagai cerminan
jati diri dari penjual/perusahaan,
karena situs didesain sesuai dengan
kehendak pemilik situs. Di dalam
suatu situs penjualan, dibutuhkan
berbagai informasi yang jelas
tentang
berbagai
hal
yang
berkaitan dengan produk yang ada
pada situs tersebut. Informasi
sangat dibutuhkan bagi pengunjung
situs untuk memudahkan dalam
menjelajahi isi dari situs tersebut.
Selain informasi tentang
produk, informasi akan keamanan
juga diperlukan agar konsumen
yakin bila melakukan pendaftaran
akun
dan
bertransaksi,
data
konsumen akan aman. Dalam suatu
situs, komunikasi merupakan hal
yang penting, apabila informasi
yang terdapat pada situs kurang
menjelaskan dan ada pengunjung
yang kurang mengerti dalam
mengakses situs, maka hal ini dapat
diatasi dengan melihat system FAQ
yang ada pada situs atau dnegan
meminta bantuan ke salah seorang
yang melayani konsumen dalam
ruang
chat
yang
disediakan.
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Kepuasan
konsumen
akan
penggunaan suatu website terjadi
bila kenyamanan, tampilan situs,
pemberian
informasi
tentang
produk, keamanan
situs
dan
komunikasi memberikan hasil yang
memuaskan
kepada
pengunjung/konsumen
karena
melebihi apa yang diharapkannya.
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah
pengaruh shopping convenience,
site
design,
informativeness,
security
dan
communication
terhadap customer satisfaction
online retailing.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut:
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah. Kedua,
kerangka
teoritis
dan
pengembangan hipotesis memuat
shopping convenience, site design,
informativeness,
security,
communication
dan
customer
satisfaction.
Ketiga,
metode
penelitian yang memuat metode
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional, dan
pengukuran variabel. Keempat,
hasil penelitian yang menguraikan
analisis dan pembahasan temuan
penelitian. Kelima, penutup yang
berisi kesimpulan, keterbatasan,
dan
saran
untuk
penelitian
selanjutnya.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Shopping Convenience
Shopping convenience adalah
rasa nyaman bagi pelanggan saat
melakukan aktivitas perbelanjaan
karena kemudahan yang diberikan
perusahaan
untuk
mengakses
produk yang dijualnya.
Menurut pendapat Seiders,
Berry, and Gresham (2000, 79) di
52
November 2013
dalam jurnal Michelle Bednarz
Beauchamp (2007, 2) dijelaskan
bahwa “Shopping convenience is
defined as the speed and ease
associated with shopping”.
Rohm
and
Swaminathan
(2004, 752) “Shopping convenience
is time and effort savings in
shopping”.
Wen-Jang (Kenny) Jih (2007,
36) “shopping convenience is
something (as an appliance, device,
or service) conducive to comfort or
ease; fitness or suitability for
performing an action or fulfilling a
requirement”.
Dimensi–dimensi
shopping
convenience secara umum menurut
Brown (1989) yang dikutip dari
jurnal Wen-Jang (Kenny) Jih (2007,
27) antara lain time, place,
acquisition, use, dan execution.
Terdapat pengaruh shopping
H1:
convenience
terhadap
customer satisfaction online
retailing.
Site Design
Web
design
adalah
rancangan tampilan desain sebuah
web, dimana terdapat beberapa
elemen desain yang ada pada
sebuah situs. Elemen tersebut
antara lain, text, graphics, audio,
dan video.
Menurut pendapat Deborah
and Charles (2011, 371) “web site
design refers to the process of
planning what your web site will
look like and how it will
work/function”.
Eccher, Hunley dan Simmons
(2005, 2) menjelaskan, “web design
meant creating static html (hyper
text markup language) pages with
linked text and graphics”.
Shelly,
Cashman,
dan
Vermeat (2002, 2.26) menjelaskan
ISSN: 1410 -9875
bahwa “web site design means to
include all the elements of the
design into the web site. Design
the layout of elements of the web
page such as text, graphics, audio,
video, & virtual reality”.
Menurut Jeffrey F. Rayport
dan Bernard J. Jaworski yang
dikutip dari Kotler dan Keller
(2012, 564) mengemukakan bahwa
situs yang efektif memiliki tujuh
elemen desain yang disebut 7Cs,
yaitu context, content, community,
customization,
communication,
connection, dan commerce.
Terdapat
pengaruh
site
H2:
design terhadap customer
satisfaction online retailing.
Informativeness
Informativeness
adalah
menerangkan atau menjelaskan
kepada konsumen mengenai suatu
produk, bersifat persuasif yang
dapat membangun permintaan akan
suatu
merek
dengan
cara
meyakinkan
konsumen
dan
mengingatkan konsumen pada suatu
produk atau merek.
Menurut pendapat Belch and
Belch (2001, 502) yang menyatakan
“more buyers expect that a
company will have a site providing
then with detailed information
about its offerings”.
Clow and Baack (2012, 212)
menjelaskan bahwa “informative is
present
information
to
the
audience in a straightforward
manner”.
David L. Kurtz and Boone
Brand (2008, 532) “informative is
the promotion that seeks to
develop initial demand for a good,
service,
organization,
person,
place, idea or cause”.
Terdapat
pengaruh
H3:
informativeness
terhadap
Novrita Adriani F
customer satisfaction online
retailing.
Security
Security
adalah
bentuk
perlindungan berupa kebijakan,
prosedural dan sistem yang dibuat
untuk melindungi informasi tentang
data–data
perusahaan
maupun
pelanggan, dari unsur kesengajaan
maupun
tidak
sengaja
yang
diakukan oleh pihak yang tidak
dikenal.Menurut pendapat Capron
(2004, 10-295) “security is a system
of safeguards designed to protect a
computer system and data from
deliberate or accidental damage or
access by unauthorized person’s”.
Kenneth C. Laudon dan Jane
P. Laudon (2012, 321) “security is
policies, procedurs, and technical
measures
use
to
prevent
unauthorized acces, alteration,
theft, or physical damage to
information systems”.
Firewall, Intrusion Detection
Systems (IDS), Antivirus and
Antispyware Software, Unified
Threat
Management
Systems
(UTM), Virtual Private Network
(VPN),
dan
encryption
telah
menjadi alat bisnis yang penting
menurut Kenneth C. Laudon Dan
Jane P. Laudon (2012, 342).
S. M. Furnell, et.al (2002,
352) menjelaskan bahwa “security
is a multi-faceted problem, the
comprehensive solution to which
will normally encompass physical,
procedural and logical forms of
protection”.
Terdapat pengaruh security
H4:
terhadap
customer
satisfaction online retailing.
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Communication
Communication
adalah
proses
penyampaian
informasi
(pesan, ide, sikap, gagasan) dari
komunikator atau pengirim pesan
untuk merubah serta membentuk
perilaku komunikan atau penerima
pesan (pola, sikap, pandangan, dan
pemahamannya) ke pola dan
pemahaman
yang
dikehendaki
komunikator.
Menurut pendapat Clow dan
Baack (2012, 32) menjelaskan
komunikasi
sebagai
berikut
“communication can be defined as
transmitting,
receiving
and
processing information”.
Schiffman dan Kanuk (2010,
280)
menyatakan
bahwa
“Communication is transmission of
a message from a sender to a
receiver via a medium (or channel)
of transmission”.
Perreault,
Cannon
dan
Carthy (2010, 376) menyatakan
“Communication is the process
which means a source (the sender
of a message) trying to reach a
receiver (a potential customer)
with message”.
Menurut Kotler dan Amstrong
(2012, 438) terdapat sembilan
elemen dalam sebuah komunikasi
yaitu pengirim dan penerima, pesan
dan
media,
penyampaian,
penerimaan, respon, dan umpan
balik.
Terdapat
pengaruh
H5:
communication
terhadap
customer satisfaction online
retailing.
54
November 2013
Customer Satisfaction
Customer satisfaction adalah
perasaaan senang yang dirasakan
konsumen setelah mengkonsumsi
suatu produk, dimana apa yang
dirasakan konsumen melebihi dari
apa yang diharapkan konsumen.
Kotler dan Keller (2012, 150)
memberikan pengertian mengenai
customer
satisfaction
sebagai
berikut “customer satisfaction is a
person’s feeling of pleasure or
disappointment resulting from
comparing a products perceived
performance (or outcome) to
expectation”.
Lovelock and Writs (2011,
619)
mendefinisikan
customer
satisfaction
yaitu
“customer
satisfaction
is
a
short-term
emotional reaction to a specific
service performance”.
Schiffman dan Kanuk (2010,
29) dijelaskan bahwa “customer
satisfaction is the individual
perception of the performance of
product or service in the relation
to this or her expectation”.
Cara pengukuran kepuasan
pelanggan menurut Kotler dan
Keller (2012, 150) terbagi menjadi
3 teknik, yaitu periodic survey,
customer loss rate, dan mystery
shoppers.
Terdapat pengaruh shopping
H6:
convenience, site design,
informativeness,
security
dan communication terhadap
customer satisfaction online
retailing.
Dari pemaparan telaah pustaka di
atas, maka dapat dikembangkan
suatu kerangka pemikiran teoritis
yang tersaji di bawah ini:
ISSN: 1410 -9875
Novrita Adriani F
Shopping
Convenience (X1)
Site Design
(X2)
Informativeness
Customer Satisfaction
(X3)
(Y)
Security
(X4)
Communication
(X5)
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
menjawab
masalah
penelitian
mengenai
pengaruh
shopping
convenience,
site
design,
informativeness,
security
dan
communication terhadap customer
satisfaction online retailing, untuk
itu digunakan penelitian kausalitas.
Dan
untuk
penggambaran
karakteristik responden digunakan
penelitian deskriptif. Penelitiaan
ini menggunakan regresi sebagai
alat
uji
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Metode pengambilan sampel
yang digunakna dalam penelitian
adalah non probability sampling
dengan
teknik
convenience
sampling. Obyek dalam penelitian
ini adalah Zalora yaitu pusat
belanja fashion online retailing
terbesar
di
Indonesia
yang
menyediakan kebutuhan fashion
pria, fashion wanita, dan fashion
anak dengan menawarkan brandbrand terkemuka, baik lokal
maupun internasional. Kriteria yang
digunakan
untuk
pengambilan
responden adalah masyarakat yang
pernah membeli produk di website
Zalora.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 1. Total Penyebaran Kuesioner
Keterangan
Data
Jumlah kuesioner yang disebar
130
Jumlah kuesioner yang tidak memenuhi
kriteria
18
Total sampel yang dapat digunakan
112
Total data yang dijadikan sampel
100
Ukuran sampel yang digunakan
adalah sejumlah 100 responden
dengan mengacu pada apa yang
dikatakan oleh Hair et.al (2010,
102) “the researcher generally
would not factor analyze a sample
of fewer than 50 obeservations,
and preferably the sample size
should be 100 or larger.
Variabel dan Pengukurannya
Tabel 2. Variabel dan Pengukuran
Variabel
Indikator
Independen
1. Kenyamanan penggunaan
website
1. Shopping
2. Waktu
Convenience
3. Prosedur
4. Kemudahan
1. Tampilan Visual
2. Pilihan yang baik dalam
website
2. Site Design
3. Penampilan profesional
4. Kecepatan
dan
kemudahan transaksi
1. Kaya informasi
2. Informasi yang akurat
3. Informativeness
3. Informasi peripheral
4. Informasi produk
4. Security
5. Communication
Variabel Dependen
6. Customer
Satisfaction
56
1.
2.
3.
4.
1.
Keamanan
Terlindungi
Penyalahgunaan
Kerahasiaan
Kebebasan
saran
dan
kritik
2. FAQ sistem
3. Keaktifan konsumen
4. Pertukaran pendapat
Indikator
1. Penawaran
2. Pembelian
3. Produk
Skala
Pengukuran
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala
Pengukuran
Skala Likert
ISSN: 1410 -9875
Novrita Adriani F
HASIL PENELITIAN
Tabel 3. Statistik Deskriptif
Karakteristik Responden
N
Jenis Kelamin
Pria
28
Wanita
72
Usia
17 – 20 tahun
25
21 – 30 tahun
68
31 – 40 tahun
7
Pendidikan
SMU
19
D1/D3
26
S1
53
S2/S3
2
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
43
Karyawan
47
Ibu Rumah Tangga
8
Lainnya
2
Frekuensi melakukan pembelian di
website Zalora selama 1 tahun
1x
38
2x
25
3x
11
4x
10
5x
16
Metode Pembayaran
Kartu Kredit
Transfer ATM
Pembayaran di Tempat/COD
7
40
53
Persentase
28%
72%
25%
68%
7%
19%
26%
53%
2%
43%
47%
8%
2%
38%
25%
11%
10%
16%
7%
40%
53%
Tabel 4. Hasil Hipotesis 1
Model
(Constant
)
TTL_SC
R R Square
.23
.054
2
B
7.090
t
5.701
Sig.
.000
.213
2.364
.020
Tabel 5. Hasil Hipotesis 2
Model
R R Square
(Constant .532
.283
)
TTL_SD
B
3.284
t
3.018
Sig.
.003
.492
6.222
.000
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 6. Hasil Hipotesis 3
Model
R R Square
(Constant .47
.226
)
5
TTL_IN
B
4.753
t
4.791
Sig.
.000
.395
5.345
.000
Tabel 7. Hasil Hipotesis 4
Model
R R Square
(Constant .57
.325
)
0
TTL_SEC
B
3.178
t
3.170
Sig.
.002
.509
6.865
.000
Tabel 8. Hasil Hipotesis 5
Model
R R Square
.54
.297
(Constant)
5
TTL_COM
B
4.462
t
5.118
Sig.
.000
.448
6.427
.000
Tabel 9. Hasil Hipotesis 6
Model
(Constant)
R
Adjusted
R Square
.67
.430
8
TTL_SC
TTL_SD
TTL_IN
TTL_SEC
TTL_COM
Berdasarkan tabel 4 nilai R
(coefficient correlation) sebesar
0,232 yang artinya secara statistik
hubungan
variabel
shopping
convenience (X1) dengan variabel
customer satisfaction (Y) adalah
sangat lemah dan variasi variabel
customer satisfaction (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel shopping
convenience (X1) adalah sebesar
5,4%. Berdasarkan tabel tersebut
nilai sig < 0.05 yang berarti
58
B
F
.562 15.953
Sig.
.000
-.043
.285
-.009
.296
.185
terdapat
pengaruh
shopping
terhadap
convenience
(X1)
customer satisfaction (Y) online
retailing.
Model
regresi
dari
variabel shopping convenience (X1)
di atas adalah:
Y = 7,090 + 0,213X1 + e
Berdasarkan tabel 5 nilai R
(coefficient correlation) sebesar
0,532 yang artinya secara statistik
hubungan variabel site design (X2)
dengan
variabel
customer
ISSN: 1410 -9875
satisfaction (Y) adalah kuat dan
variasi
variabel
customer
satisfaction (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel site design (X2) adalah
sebesar 28,3%. Berdasarkan tabel
tersebut nilai sig < 0.05 yang
berarti terdapat pengaruh site
design (X2) terhadap customer
satisfaction (Y) online retailing.
Model regresi dari variabel site
design (X2) di atas adalah:
Y = 3,284 + 0,492X2 + e
Berdasarkan tabel 6 nilai R
(coefficient correlation) sebesar
0,475 yang artinya secara statistik
hubungan variabel informativeness
(X3) dengan variabel customer
satisfaction (Y) adalah cukup dan
variasi
variabel
customer
satisfaction (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel informativeness (X3)
adalah sebesar 22,6%. Berdasarkan
tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang
berarti
terdapat
pengaruh
terhadap
informativeness
(X3)
customer satisfaction (Y) online
retailing.
Model
regresi
dari
variabel informativeness (X3) di
atas adalah:
Y = 4,753 + 0,395X3 + e
Berdasarkan tabel 7 nilai R
(coefficient correlation) sebesar
0,570 yang artinya secara statistik
hubungan variabel security (X4)
dengan
variabel
customer
satisfaction (Y) adalah kuat dan
variasi
variabel
customer
satisfaction (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel security (X4) adalah
sebesar 32,5%. Berdasarkan tabel
tersebut nilai sig < 0.05 yang
berarti terdapat pengaruh security
(X4) terhadap customer satisfaction
(Y) online retailing. Model regresi
dari variabel security (X4) di atas
adalah:
Y = 3,178 + 0,509X4 + e
Novrita Adriani F
Berdasarkan tabel 8 nilai R
(coefficient correlation) sebesar
0,545 yang artinya secara statistik
hubungan variabel communication
(X5) dengan variabel customer
satisfaction (Y) adalah kuat dan
variasi
variabel
customer
satisfaction (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel communication (X5)
adalah sebesar 29,7%. Berdasarkan
tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang
berarti
terdapat
pengaruh
terhadap
communication
(X5)
customer satisfaction (Y) online
retailing.
Model
regresi
dari
variabel communication (X5) di atas
adalah:
Y = 4,462 + 0,448X5 + e
Berdasarkan tabel 9 nilai R
(coefficient correlation) sebesar
0,678 yang artinya secara statistik
hubungan
variabel
shopping
convenience (X1), site design (X2),
informativeness (X3), security (X4)
dan communication (X5) dengan
variabel customer satisfaction (Y)
adalah kuat dan variasi variabel
customer satisfaction (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel shopping
convenience (X1), site design (X2),
informativeness (X3), security (X4)
dan communication (X5) adalah
sebesar 43%. Berdasarkan tabel
tersebut nilai sig < 0.05 yang
berarti terdapat pengaruh shopping
convenience (X1), site design (X2),
informativeness (X3), security (X4)
dan communication (X5) secara
individu
terhadap
customer
satisfaction (Y) online retailing.
Model
regresi
dari
variabel
shopping convenience (X1), site
design (X2), informativeness (X3),
security (X4) dan communication
(X5) di atas adalah:
Y = 0,562 - 0.043X1 + 0.285X2 0.009X3 + 0.296X4 + 0.185X5 + e
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
di atas menunjukan terdapat
pengaruh shopping convenience
site
design
(X2),
(X1),
informativeness (X3), security (X4)
dan communication (X5) secara
individu
terhadap
customer
satisfaction (Y) online retailing.
Hasil penelitian di atas juga
menunjukan terdapat pengaruh
shopping convenience (X1), site
design (X2), informativeness (X3),
security (X4) dan communication
(X5) secara bersama-sama terhadap
customer satisfaction (Y) online
retailing.
Keterbatasan
yang
dihadapi dalam penelitian ini
antara lain adalah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
hanya
berjumlah
100
orang,
penelitian ini hanya dilakukan pada
responden yang pernah membeli
suatu produk di website/situs
Zalora, dalam penelitian ini hanya
menggunakan
5
variabel
independen
yaitu
shopping
convenience,
site
design,
November 2013
informativeness,
security
dan
communication, sehingga masih ada
variabel independen lain yang
dimungkinkan
berpengaruh
terhadap customer satisfaction
namun
tidak
diteliti
dalam
penelitian ini, dan responden hanya
mengisi
berdasarkan
tingkat
kesetujuan atau ketidaksetujuan
dan tidak diberikan kesempatan
untuk
mengutarakan
pendapat
pribadinya.
Adapun beberapa saran
yang
dapat
peneliti
berikan
berkaitan dengan penelitian yang
telah dilakukan, sehingga dapat
berguna bagi penelitian selanjutnya
yaitu
penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menambah
jumlah sampel, disarankan pada
penelitian selanjutnya agar tidak
hanya meneliti Zalora tetapi juga
online shop lainnya, bagi penelitian
selanjutnya yang memilih topik
yang sama sebaiknya menambah
variabel-variabel lain karena masih
banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi
customer
satisfaction.
REFERENSI
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistic for Business and Economics 11th Edition. South Western:
Cengage Learning.
Belch, George E. and Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion 5th
Edition. New York: Mc Graw Hill.
Beauchamp, Michelle Bednarz. 2007. The Need for Retail Shopping
Convenience. Missisipi: Proquest.
Capron, H L., and Johnson, J. A. 2004. Computers: Tools an Information Age
Complete 8th Edition. New Jersey: Pearson Education Int, Prentice Hall.
Clin, Eccher., Erick Hunley, and Erik Simmons. 2005. Professional Web Design:
Techniques and Templates 2nd Edition. Charles River Media Internet
Series.
60
ISSN: 1410 -9875
Novrita Adriani F
Clow, Kenneth E. and Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion &
Marketing Communication 5th Edition. New Jersey: Upper Saddle River,
Pearson Prentice Hall.
Furnell, S. M., M. Gennatou, dan P. S. Dowland. A Prototype Tool for Security
Awareness and Training Vol. 15 pp. 352-357.UK: Emerald.
Gujarati, Damodar. N., dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th
Edition. New York: McGraw Hill Companies.
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, dan Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New
Jersey: Pearson Education.
Jih, Wen Jang (Kenny). 2007. Effects of Consumer Perceived Convenience on
Shopping Intention in
Mobile Commerce Vol 3 iss 4. USA: IGI
Publishing.
Chung, Ki-Han dan Jae-Ik Shin. 2010. The antecedents and consequents of
relationship quality in internet shopping. Korea: Asia Pacific Journal of
Marketing and Logistic, Vol. 22 Iss: 4 pp. 273-491 Emerald.
Kotler, Philp and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management Global
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kotler, Philp and Gary Armstrong. 2012. Marketing Management Global
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kurtz, David L. 2008. Principles of Contemporary Marketing 14th Edition. New
York: Cengage Learning.
Laudon, Kenneth C., and Laudon Jane P. 2012. Management Information
System 9th Edition. Singapore: Pearson Prentice Hall.
Lovelock, Chrisptopher and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing: People,
Technology, and Strategy. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Morley, Deborah and Charles S. Parker. 2011. Understanding Computers:
Today and Tomorrow Comprehensive 13th Edition. USA: Cengage
Learning.
Perreault, William D. dan E. Jerome McCarthy. 2010. Basic Marketing Global
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Rohm, Andrew J., dan Vanitha Swaminathan. 2004. A Typology of Online
Shoppers based on Shopping Motivation pp 748-757. New York:
Elsevier.
Sarwono, Jonathan. 2011. IBM SPSS 19. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Schiffman, Leon G., and Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior Global
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business 5th
Edition. United Kingdom: John Wiley& Sons, Ltd.
Shelly, Gary B., Thomas J. Cashman, dan E. Misty Vermeat. 2002. Discovering
Computers, Concept for a Digital World. New Jersey: Pearson
Education Int, Prentice Hall.
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
62
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 63-76
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PEN GARU H PR OMOSI, KEPE MIM PIN AN, DA N KONDISI KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA
NUGRAHANI TUNGGADEWI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to know much the
influence of promotion, leadership and working condition with job
satisfaction of the SMA and SMK Yadika School Teacher’s in West
Jakarta.Data for study were obtained from questionnaire. The
respondents population of this research consist SMA and SMK Yadika
School Teacher’s in West Jakarta. This research uses descriptivestatistics method and casuality analisys, which has as many as 42
teacher’s as sample. Nonprobability sampling with “Jenuh” sampling
technique are the sampling method which are used. This study uses
statistical analysis to examine the problem and to test the hypothesis
in the study, including correlation analysis, regression, F test and t
test. Data was analyzed with IBM SPSS Statistic 19.The results show
significant between promotion, leadership and working condition wirh
work statisfaction of the SMA and SMK Yadika School Teacher’s in West
Jakarta. The hypothesis was tested by F test and t test to show that
promotion, leadership and working condition a significant positive
effect on work statisfaction either partially or simultaneously.
Keyword: Promotion, Leadership, Working Condition, Job Satisfaction
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui banyak
pengaruh Promotion, Leadership dan Working Condition dengan Job
Satisfaction dari SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Data
untuk penelitian diperoleh dari kuesioner. Responden Populasi penelitian ini
terdiri SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif-statistik dan analisis casuality, yang memiliki
sebagai sampel sebanyak 42 guru. Nonprobability sampling dengan "Jenuh"
Teknik pengambilan sampel adalah metode sampling yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik untuk menguji masalah dan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini, termasuk analisis korelasi, regresi, uji
F dan uji t. Data dianalisis dengan IBM SPSS Statistik 19. Hasil penelitian
menunjukkan signifikan antara promosi, kepemimpinan dan kondisi kerja wirh
statisfaction kerja SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat.
63
Hipotesis diuji dengan uji F dan uji t menunjukkan Promotion, Leadership dan
Working Condition berpengaruh positif signifikan terhadap Job Satisfaction
baik secara parsial maupun secara simultan.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui banyak pengaruh Promotion, Leadership dan Working
Condition dengan Job Satisfaction dari SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di
Jakarta Barat. Data untuk penelitian diperoleh dari kuesioner. Responden
Populasi penelitian ini terdiri SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta
Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-statistik dan analisis
casuality, yang memiliki sebagai sampel sebanyak 42 guru. Nonprobability
sampling dengan "Jenuh" Teknik pengambilan sampel adalah metode sampling
yang digunakan. Penelitian ini menggunakan analisis statistik untuk menguji
masalah dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, termasuk analisis
korelasi, regresi, uji F dan uji t. Data dianalisis dengan IBM SPSS Statistik 19.
Hasil penelitian menunjukkan signifikan antara promosi, kepemimpinan dan
kondisi kerja wirh statisfaction kerja SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di
Jakarta Barat. Hipotesis diuji dengan uji F dan uji t menunjukkan bahwa
Promotion, Leadership dan Working Condition berpengaruh positif signifikan
terhadap Job Satisfaction baik secara parsial maupun secara simultan.
Kata kunci
Satisfaction
:
Promotion,
Leadership,
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hak
asasi manusia dan hak setiap warga
negara
untuk
dapat
mengembangkan potensi dirinya
melalui
proses
pembelajaran
minimal pada tingkat pendidikan
dasar.
Setiap
warga
negara
Indonesia
berhak
memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai
dengan minat dan bakat yang
dimilikinya
tanpa
memandang
status sosial, ekonomi, suku, etnis,
agama dan gender.
Sumber daya manusia yang
berkualitas seperti tenaga pengajar
(guru) adalah salah satu aset paling
penting yang dimiliki bangsa
Indonesia yang akan menjadi
penunjang
di
dalam
dunia
pendidikan. Era globalisasi yang
semakin berkembang dan semakin
maju menjadi tantangan bagi
bangsa Indonesia untuk memajukan
Working
Condition,
Job
kualitas
pendidikan
terutama
tenaga pengajar (guru).
Pendidikan yang berkualitas
pada
setiap
jenjang
akan
berdampak pada generasi penerus
bangsa menuju masa depan yang
lebih baik, tetapi kualitas sumber
daya manusia yang semakin rendah
membuat mutu pendidikan pada
setiap lembaga pendidikan menjadi
rendah,
rendahnya
kualitas
pendidikan
bersumber
dari
persaingan karena setiap sekolah
dituntut untuk dapat meningkatkan
mutu dan kualitas sumber daya
manusia terutama tenaga pengajar
(guru).
Kepuasan kerja menjadi
salah satu variabel penting dalam
peranan sumber daya manusia.
Karyawan yang merasa tidak puas
akan mengurangi usahanya dalam
melakukan pekerjaan yang telah
diberikan oleh perusahaan.
Kepuasan
kerja
adalah
atribut yang sangat penting yang
sering diukur oleh organisasi, cara
pengukuran dengan penggunaan
skala
penilaian
karyawan
melaporkan reaksi mereka terhadap
pekerjaan
mereka
seperti
kesempatan
promosi,
promosi
dapat menyediakan peluang untuk
mendapatkan kepuasan
atas
pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan.
Kepuasan kerja tidak hanya
dipengaruhi oleh promosi tetapi
dapat
juga
dipengaruhi
oleh
kepemimpinan,
kepemimpinan
otoriter
akan
mengakibatkan
kepuasan kerja karyawan rendah.
Kepuasan kerja juga dapat
dipahami dalam hal hubungan
dengan faktor kunci lainnya, salah
satunya adalah kondisi kerja,
tempat kerja yang kotor akan
membuat pekerja menjadi sakit,
suara bising di tempat kerja juga
dapat menciptakan kerusakan pada
pendengaran serta penerangan
yang redup dapat mengakibatkan
kerusakan mata, keadaan seperti
ini dapat menciptakan pekerja
merasa tidak puas di dalam
bekerja.
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah
promosi, kepemimpinan dan kondisi
kerja
berpengaruh
terhadap
kepuasan kerja guru SMA dan SMK
Yadika di Jakarta Barat. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk
menguji kembali pengaruh promosi,
kepemimpinan dan kondisi kerja
terhadap kepuasan kerja.
Penulisan
penelitian
ini
disusun dengan urutan bagian
pertama menjelaskan mengenai
latar belakang penelitian, masalah
dan
tujuan
penelitian
serta
sistematika
penulisan.
Kedua
kerangka hipotesis dan rumusan
teori yang meliputi promosi,
kepemimpinan, kondisi kerja dan
kepuasan kerja. Ketiga metoda
penelitian yang meliputi metoda
pemilihan sample dan pengumpulan
data, definisi operasional, variable
dan pengukuran. Keempat analisa
dan pembahasan yang meliputi
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan. Dan kelima penutup
yang
berisi
kesimpulan,
keterbatasan dan rekomendasi.
RERANGKA
TEORITIS
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2013, 108)
“Job satisfaction is describes a
positive feeling about a job,
resulting from an evaluation of its
characteristics.”
Menurut Hasibuan (2001,
202) “Kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjannya.”
Menurut
Siagian
(2002,
295)“Kepuasan kerja merupakan
suatu cara pandang seseorang baik
yang bersifat positif maupun
bersifat
negatif
tentang
pekerjaannya.”
Teori-teori kepuasan yaitu
the hierarchy of needs dari
Abraham Maslow, ERG Theory dari
Clayton Alderfer, two factor dari
Frederick Hezberg, dan acquired
needs dari McClelland (Daft 2012,
468-472):
1. The Hierarchy of Needs dari
Abraham Maslow, (Abraham
Maslow)
a) Physiological
needs
merupakan kebutuhan akan
makan,
minum,
air,
oksigen,udara, gaji.
b) Safety needs merupakan
kebutuhan rasa aman secara
fisik dan lingkungan emosi
dan bebas dari ancaman,
bebas dari ganguan, rasa
aman
saat
bekerja,
mendapat tunjangan.
c) Belongingness needs, yaitu
kebutuhan
akan
teman,
diterima dalam kelompok
dan dicintai, berpartisipasi
dalam kelompok kerja dan
hubungan
yang
positif
dengan pengawas.
d) Esteem
needs,
yaitu
kebutuhan akan penghargaan
diri, perhatian, pengakuan
dan apresiasi dari orang lain,
kenaikan tanggung jawab,
status yang tinggi.
e) Self-actualization
needs,
yaitu
kebutuhan
untuk
memenuhi
diri
sendiri
dengan penggunaan bakat
dan menilai menjadi orang
yang lebih baik, menjadi
mempunyai peluang untuk
lebih kreatif, bertumbuh.
2. ERG
Theory
dari
Clayton
Alderfer
1) Existence needs merupakan
kebutuhan fisik.
2) Relatednees
needs
merupakan
kebutuhan
berhubungan baik dengan
orang lain.
3) Growth needs merupakan
fokus untuk mengembangkan
potensi manusia, bertumbuh
dan
meningkatnya
kompetensi.
3. Two factor
dari Frederick
Hezberg
Penelitian
Herzberg
melahirkan
dua
kesimpulan
mengenai teori tersebut:
a. Serangkaian
kondisi
ekstrinsik, dimana keadaan
pekerjaan dan hygienic yang
menyebabkan rasa tidak
puas
diantara
para
karyawan, meliputi kondisi
kerja, gaji dan keamanan,
kebijakan
perusahaan,
pengawasan, dan hubungan
dengan orang lain.
b. Serangkaian kondisi intrinsik,
tingkat motivasi yang kuat
yang dinamakan pemuas
atau
motivator
yang
menyebabkan
seseorang
menjadi
puas,
seperti
prestasi,
pengakuan,
tanggung jawab, peluang
untuk bertumbuh.
4. Acquired needs dari McClelland
a. Need
for
Achievement
merupakan keinginan untuk
mencapai segala sesuatu
meskipun sulit, menetapkan
standar yang tinggi untuk
sukses.
for
Affiliation
b. Need
merupakan keinginan untuk
bisa
berhubungan
baik
dengan orang lain, tidak
menyukai konflik.
c. Need for Power merupakan
keinginan
untuk
mempengaruhi
atau
mengontrol
orang
lain,
bertanggung jawab untuk
organg lain, dan mempunyai
tanggung jawab.
Promosi
Menurut Dessler (2011, 385)
“Promotion is advancements to
positions
of
increased
responsibility.”
Menurut Mondy (2008, 401)
“Promotion is the movement of a
person to a higher level position in
the organization.”
Menurut Hasibuan (2001,
108) “Promosi adalah perpindahan
yang memperbesar authority dan
responsibility karyawan ke jabatan
yang lebih tinggi didalam satu
organisasi sehingga kewajiban, hak,
status dan penghasilannya semakin
besar.”
Menurut Hasibuan (2001,
113-4) ada empat jenis promosi,
yaitu:
1. Promosi sementara (Temporary
Promotion)
Seorang
karyawan
dinaikan
jabatannya untuk sementara
karena adanya jabatan yang
lowong yang harus diisi.
2. Promosi
Tetap
(Permanent
Promotion)
Seorang karyawan dipromosikan
dari suatu jabatan ke jabatan
yang
lebih
tinggi
karena
karyawan
tersebut
telah
memenuhi
syarat
untuk
dipromosikan.
3. Promosi Kecil (Small Scale
Promotion)
Menaikkan jabatan seseorang
karyawan dari jabatan yang
tidak sulit dipindahkan ke
jabatan yang sulit yang meminta
keterampilan tertentu, tetapi
tidak
disertai
dengan
peningkatan
wewenang,
tanggung jawab, dan gaji.
4. Promosi Kering (Dry Promotion)
Seorang
karyawan
dinaikan
jabatannya ke jabatan yang
lebih tinggi disertai dengan
peningkatan pangkat, wewenang
dan tanggung jawab tetapi tidak
disertai dengan kenaikan gaji
atau upah.
:
Promosi
berpengaruh
Ha1
terhadap kepuasan kerja.
Kepemimpinan
Menurut Daft (2008, 5)
“Leadership
is
an
influence
relationship among leaders and
followers who intend real changes
and outcomes that reflect their
shared purposes.”
Menurut Pride et al (2008,
245) “Leadership is different from
management in that a leader
strives for voluntary coorperation,
whereas a manager may have to
depend on coercion to change
employee behavior.”
Menurut Wirawan (2009, 59)
“Kepemimpinan yaitu kemampuan
untuk memberikan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan kemampuan
untuk memberikan semangat kerja,
membina atau mendidik bawahan
dan wibawa.”
Menurut Daft (2008, 320 - 7),
ada
tiga
jenis
tipe
dari
kepemimpinan yaitu:
1) Transformasional Leadership:
Karakteristik
kepemimpinan
yang mampu untuk membawa
perubahan yang signifikan di
dalam
organisasi
dan
pengikutnya
serta
mampu
untuk
memimpin
suatu
perubahan
dalam
visi
organisasi, strategi, budaya,
promosi, inovasi didalam suatu
produk dan teknologi.
Transactional
Leadership:
Sebuah transaksi atau proses
pertukaran
yang
dilakukan
antara seorang pemimpin dan
pengikutnya, dapat digunakan
oleh seorang pemimpin dalam
menggerakan
anggotanya
menawarkan
imbalan
atau
akibat
terhadap
setiap
kontribusi yang diberikan oleh
anggota kepada organisasi.
2) Charismatic
Leadership:
Seorang
pemimpin
yang
mempunyai
kemampuan
untuk menginspirasi dan
memotivasi
orang
untuk
melakukan hal yang lebih
dibandingkan dengan mereka
yang seharusnya mereka
lakukan,
meskipun
kendalanya pribadi yang
berkorban.
3) Coalitional
Leadership:
Membangun koalisi
yang
terdiri atas orang-orang yang
mendukung tujuan pemimpin
dan
dapat
membantu
mempengaruhi orang lain
untuk mengimplementasikan
keputusan pemimpin dan
pencapaian tujuan.
Ha2 : Kepemimpinan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
Kondisi Kerja
Menurut
Mangkunegara
(2005, 105) “Kondisi kerja adalah
semua aspek fisik kerja, psikologis
kerja dan peraturan kerja yang
dapat mempengaruhi kepuasan
kerja
dan
pencapaian
produktivitas kerja.”
Menurut Darma (2000, 105)
“Kondisi kerja adalah semua faktor
lingkungan
dimana
pekerjaan
berlangsung.”
Menurut Sedarmayanti (2000,
21) “Kondisi kerja adalah semua
keadaan yang terdapat di sekitar
tempat
kerja
yang
akan
mempengaruhi pegawai baik secara
langsung dan tidak langsung
terhadap pekerjaannya.”
Faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya
kondisi kerja dikaitkan dengan
kemampuan manusia atau pegawai,
diantaranya menurut Mangkunegara
(2005, 105):
1. Kondisi
fisik
kerja,
yang
mencakup penerangan, suhu
udara,
suara
kebisingan,
penggunaan
warna,
musik,
kelembaban dan ruang gerak
yang diperlukan.
2. Kondisi
psikologis
kerja,
misalnya stres kerja, bosan
kerja dan letih kerja.
3. Kondisi temporer kerja, yang
dimaksud adalah peraturan lama
kerja, waktu istirahat kerja dan
shif kerja.
Ha3 : Kondisi Kerja berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
Kerangka model penelitian adalah sebagai berikut:
Promosi
Kepuasan Kerja
(X1)
Kepemimpinan
(Y)
(X2)Kerja
Kondisi
(X3)
Gambar 1 Kerangka Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
data
primer
dengan
teknik
kuesioner, kuesioner ini sebarkan
kepada guru SMA dan SMK Yadika.
Pemilihan sampel pada penelitian
ini menggunakan metode sampling
jenuh. Jumlah sampel responden
dalam penelitian ini adalah 42
responden.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukuran
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap
yang diterima oleh seseorang ketika
dia berhasil mencapai rasa puas,
tertarik terhadap pekerjannya serta
mempunyai tanggung jawab di
dalam pekerjannya dan tidak sulit
ketika melakukan pekerjannya.
Kepuasan
kerja
diukur
dengan 17 indikator pernyataan
kuesioner. Variabel kepuasan kerja
diukur menggunakan Likert scale 4
points.
Promosi
Promosi
adalah
suatu
aktifitas perpindahan seseorang ke
tingkatan yang lebih tinggi dengan
tanggung jawab yang lebih tinggi
dari pekerjaan sebelumnya.
Promosi diukur dengan 3
indikator pernyataan kuesioner.
Variabel
promosi
diukur
menggunakan Likert scale 4 points.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap
dari
atasan
yang
dapat
mempengaruhi bawahan atau orang
lain untuk mencapai suatu tujuan.
Kpemimpinan diukur dengan
4 indikator pernyataan kuesioner.
Variabel
kepemimpinan
diukur
menggunakan Likert scale 4 points.
Kondisi Kerja
Kondisi
kerja
adalah
serangkaian lingkungan kerja yang
akan mempengaruhi pekerjaan dari
masing-masing karyawan.
Kondisi kerja diukur dengan
3 indikator pernyataan kuesioner.
Variabel
promosi
diukur
menggunakan Likert scale 4 points.
Tabel 1
Variabel Indikator dan Skala Pengukuran
VARIABEL
INDIKATOR
SKALA PENGUKURAN
PROMOSI
(X1)
1. Kesempatan yang sama
untuk dipromosikan
2. Adil dan jujur
LIKERT
KEPEMIMPINAN (X2)
1.Mendukung
jika
ada
masalah
2. Meyakinkan dan mengajak
LIKERT
KONDISI KERJA
(X3)
1. Tidak bekerja berlebihan
2. Jam kerja yang masuk akal
LIKERT
KEPUASAN KERJA
(Y)
1. Pekerjaan yang menarik
2.Otoritas di dalam pekerjaan
LIKERT
Sumber : Work Satisfaction and Motivation Questionnaire
HASIL PENELITIAN
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Jenis Kelamin
(N Valid = 42)
Laki-laki = 10
Perempuan = 32
Usia
(N Valid = 42)
25-29 tahun =
30-34 tahun =
40-44 tahun =
45-50 tahun =
Pendidikan Terakhir
(N Valid = 42)
S1 = 35
S2 = 7
Lama Bekerja
(N Valid = 42)
6-10 = 18
11-15 = 12
16-20 = 6
>20 = 6
12
9
14
7
Hasil Uji Normalitas Data
Penelitian ini memiliki data sebanyak 42 kuesioner data.
Pengujian normalitas dilakukan dengan 2 metode yaitu:
1. Pengujian normalitas dengan metode grafik Normal
Probability Plot.
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
2. Pengujian normalitas dengan metode non grafik Kolmogorov –
Smirnov.
Tabel 3
Metode Kolmogorov-Smirnov Z
Kolmogorov-Smirnov Z
.551
Asymp. Sig. (2-tailed)
.922
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan metode grafik dan non
grafik di atas, dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
Promosi
.899
1.112
Kepemimpinan
.826
1.211
KondisiKerja
.759
1.318
Seluruh variabel memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0.1 dan
VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterosedastisitas dilakukan dengan dua metode analisis.
1. Metode analisis grafik scatterplot
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
2. Metode analisis non grafik uji
glejser,
nilai signifikansi
masing-masing
variabel
independen di atas tingkat
kepercayaan
5%,
disimpulkan tidak
heteroskedastisitas
penelitian ini.
dapat
terjadi
dalam
Tabel 5
Hasil Pengujian Glejser
Variabel
Signifikan
Promosi
Kepemimpinan
Kondisi Kerja
.342
.140
.165
Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi
menggunakan uji Bruesch-Godfrey,
absolute residual lag 3 (res_3)
memberikan signifikan 0.79 hal ini
menunjukan bahwa 0.79 > 0.05
sehingga tidak terjadi korelasi
antara kesalahan pengganggu pada
periode
t
dengan
kesalahan
pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya).
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
ares_3
.079
Pengujian Hipotesis dan
y =
4.523 + 1.454x1 +
Pembahasan
1.731x2 + 1.492x3 + e
Model persamaan regresi linier
berganda penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Regresi Berganda
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
4.523
4.304
1.454
.400
1.731
.212
Model
1
(Constant)
Promosi
Kepemimpina
n
KondisiKerja
1.492
P
romosi berpengaruh (0.001 < 0.005)
dan memiliki korelasi positif berarti
promosi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja.
t
1.051
3.639
8.163
Sig.
.300
.001
.000
.429
3.477
.001
K
epemimpinan berpengaruh (0.000 <
0.005) dan memiliki korelasi positif
berarti kepemimpinan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
Kondisi kerja berpengaruh
(0.001 < 0.005) dan memiliki
korelasi positif berarti kondisi kerja
berpengaruh
kerja.
terhadap
kepuasan
Tabel 8
Nilai Koefisien Determinasi dan Analisis F Statistik
F
R
0.899
53.662
Adjusted R
0.794
Sig.
0.000
Square
Coefficient Correlation (R)
sebesar 0.899 yang artinya promosi
(x1), kepemimpinan (x2) dan kondisi
kerja (x3) secara bersama-sama
memiliki hubungan yang sangat
kuat terhadap kepuasan kerja (y),
sedangkan adjusted R square
sebesar
0.794
yang
artinya
besarnya variasi variabel kondisi
kerja (y) dapat dijelaskan oleh
variabel
promosi
(x1),
kepemimpinan (x2) dan
kondisi
kerja (x3) sebesar 79.4% sedangkan
sisanya 20.6% dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini. Artinya promosi (x1),
kepemimpinan (x2) dan
kondisi
kerja (x3) memiliki pengaruh
terhadap kepuasan kerja.
PENUTUP
Kesimpulan dari penelitian
ini
adalah
bahwa
promosi,
kepemmimpinan dan kondisi kerja
memiliki
pengaruh
terhadap
kepuasan kerja.
Keterbatasan yang terjadi
pada penelitian ini adalah (1)
peneliti hanya dilakukan di SMA dan
SMK Yadika dan hanya di Jakarta
Barat, (2) jumlah responden yang
terbatas hanya 42 responden
dikarenakan waktu yang terbatas,
maka tidak dapat meneliti lebih
banyak responden, (3) variabel
yang diteliti hanya mencakup
promosi, kepemimpinan dan kondisi
kerja.
Rekomendasi
untuk
penelitian selanjutnya adalah (1)
menambah jumlah responden yang
ada, (2) penelitian selanjutnya
disarankan
memperluas
ruang
lingkup penelitian agar tidak hanya
di
Jakarta
Barat,
(3)
memperbanyak variabel penelitian
yang dapat berpengaruh pada
kepuasan
kerja
guru
dan
dimasukkan
dalam
penelitian
selanjutnya.
REFERENSI
Anderson, David R, Denis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics. United States: South Western.
Daft, Richard L. 2011. Leadership. United States: South Western.
Dessler, Garry. 2011. Human Resource Management. United States: Pearson
Education.
______________.2012. New Era of Management. United States: South
Western.
Dharma, Agus. 2000. Manajemen Supervisi (Petunjuk Praktis Bagi Para
Supervisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogero.
Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba
Empat.
______, Damodar N. 2010. Basic Econometrics. United States: Mc Graw-Hill.
Hair, Joseph F, William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, and
Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global
Perspective. United State: Pearson.
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Jackson, Susan E , Randall S. Schuler, and Steve Werner. 2009. Managing
Human Resource. United States: South Western.
Jogiyanto. 2011. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner,
Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mondy, R. Wayne. 2008. Human Resource Management. United States:
Pearson Internation Edition.
Pride, William M, Robert J. Hughes, and Jack R. Kapoor. 2008. Introduction
to Business. United State: South Western.
Robbins, Stephen P, and Timothy A. Judge. 2013 Organizational Behavior.
United States: Pearson Education
Sedarmayanti. 2000. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari
Aspek Ergonomo atau Kaitan Antara Manusia dengan Lingkungan
Kerja). Bandung : CV Mandar Maju.
Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2003. Research Methods for Business: A skill
Building Approach. United States: Wiley.
_____________________________. 2009. Research Methods for Business: A
skill Building Approach. United States: Wiley.
_____________________________. 2010. Research Methods for Business: A
skill Building Approach. United States: Wiley.
Shiraz, Nadeem, Majed Rashid, and Adnan Riaz. 2011. “The Impact of Reward
and Recognition Programs on Employee’s Motivation and Satisfaction”.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, no 3
(July,
2011),
http;??search.proquest.com/docview/887726475/fulltextPDF/13F9E6D7
5BC3D40AD71/1?accountid=31731 (accessed April 15, 2013).
Siagian, Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
_______. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supranto. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
_______. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Tampubolon, Manahan. 2008. Perilaku Keorganisasian (Organization
Behavior). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
76
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 77-92
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ARUS KAS OPERASI MASA DEPAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RUSDY WAHID
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to examine whether current
earning, current earning plus depreciation, operating working capital,
operating cash flows, changes of account receivable, and changes of account
payable have influenced to future operating cash flows.Data is collected
from manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange for three years
(2010-2012). Sample selected by using purposive sampling method. Only 69
companies meet the criteria and taken as sample. The statistical method
used in this research is multiple regression.Result of this research showed
that current earning, current earning plus depreciation, operating working
capital, operating cash flows, and changes of account payable have influence
to future operating cash flows but changes of account receivable have no
influence future operating cash flows.
Keywords:
Future operating cash flows, earnings, earnings plus
depreciation, operating working capital.
Abstrak: Tujuan dari penelitian untuk menguji pengaruh laba bersih, laba
bersih ditambah beban penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi,
perubahan piutang, dan perubahan hutang terhadap arus kas operasi masa
depan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode 20102012. Prosedur pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling
sehingga diperoleh 69 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel
penelitian. Data ini dianalisa menggunakan multiple regression analysis. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih, laba bersih ditambah
beban penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi, dan perubahan
hutang pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan sedangkan perubahan
piutang tidak pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan.
Kata Kunci:
Arus kas operasi masa depan, Laba bersih, laba bersih
ditambah beban penyusutan, dan modal kerja operasi.
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN
Saat ini banyak laporan
keuangan yang dimiliki perusahaan
menunjukan bahwa perusahaan
dapat menghasilkan laba dan
memiliki total asset yang tinggi.
Tetapi mereka mengalami masalah
kesulitan
untuk
membayarkan
kewajiban jangka pendek dan
memerlukan kas untuk mendanai
dan memperluas kegiatan usaha.
Sehingga peramalan arus kas
operasi sangat dibutuhkan oleh
pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi
(Subramanyam danWild 2010, 108).
Manajemen
perusahaan,
investor, kreditur dan pengguna
laporan keuangan lainnya tertarik
untuk memprediksi dan menilai
kondisi perusahaan di masa depan
dalam menghasilkan arus kas positif
dari
aktivitas
operasional
perusahaan. Sehingga perusahaan
memiliki
dana
cukup
untuk
melunasi kewajiban jangka pendek,
membayar dividen, membeli bahan
baku, membayar gaji karyawan dan
memenuhi kebutuhan operasional
lainnya yang dapat dilihat dari
kemampuannya menciptakan arus
kas operasi masa depan (Takhtaei
dan Hassan 2013).
Investor dan calon investor
dapat mengetahui kemampuan
perusahaan
dalam menghasilkan
arus kas di masa yang akan
datang
.
Dengan
melihat
kemampuan
perusahaan
menghasilkan pendapatan yang
nantinya akan dibagikan dalam
bentuk pembayaran deviden. Selain
itu investor dan calon investor juga
dapat memperkirakan keuntungan
yang
akan
diperoleh dari
penanaman modal sebelum mereka
melakukan investasi, seperti yang
78
November 2013
dikemukakan oleh Effendi (1993)
dalam Sumiyati dan Ardiani (2011).
Prediksi arus kas aktivitas
operasi
juga
mempengaruhi
keputusan
kreditur
dalam
memberikan
pinjaman
kepada
perusahaan.
Dengan
melihat
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas
dari aktivitas operasional di masa
depan, kreditur dapat mengetahui
kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajibannya serta para
kreditur juga dapat meminimalkan
resiko ketidakmampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban sebelum
mereka memberikan pinjaman dana
kepada
perusahaan
tersebut
(Takhtaei dan Hassan 2013).
Dari
sisi
manajemen
perusahaan, prediksi arus kas
operasi
digunakan
untuk
menyediakan kas atau setara kas
yang cukup untuk membayar
keperluan
atau
kebutuhan
operasional perusahaan seperti
membeli bahan baku, membayar
gaji karyawan, membayar hutang
dagang, membayar deviden dan
kebutuhan
operasional
lainnya
tanpa
mengandalkan
sumber
pendanaan dari luar. Serta untuk
menilai
dan
mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam
mengelola kas (Weygandt et al.
2013) .
Motivasi dilakukan penelitian
karena memprediksi arus kas
aktivitas operasi sangat bermanfaat
dalam
memberikan
informasi
keuangan perusahaan yang akan
digunakan
dalam
pengambilan
keputusan bagi para pengguna
laporan keuangan. Sehingga dengan
adanya penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi investor,
kreditur, manajemen dan pengguna
laporan keuangan lainnya dalam
ISSN: 1410 -9875
mengambil keputusan ekonomi dan
untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
kas tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar.
Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Takhtaei dan Hassan
(2013). Perbedaan penelitian ini
dengan
penelitian
sebelumnya
adalah
penambahan
variabel
independen yang sudah diteliti
sebelumnya oleh Sumiyati dan
Ardiani (2011) berupa variabel
perubahan piutang dagang dan
perubahan hutang dagang, dengan
alasan apabila perusahaan memiliki
perubahan piutang dagang yang
besar maka akan meningkatkan
arus kas operasi di masa yang
akan datang dan sebaliknya apabila
perusahaan memiliki perubahan
hutang dagang yang besar maka
akan
menurunkan arus
kas
operasi perusahaan (Sumiyati dan
Ardiani 2011).
Serta perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelum
adalah pengambilan sampel dan
tahun
penelitian.
Peneliti
mengambil
sampel
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2010
sampai tahun 2012 sedangkan
penelitian sebelumnya mengambil
sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Iran
dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi
perusahaan
untuk
menilai
kemampuan dalam menghasilkan
kas, mengukur kinerja dari aktivitas
operasional
perusahaan.
Bagi
investor hasil penelitian ini dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
dalam
mengambil
keputusan
investasi
dan
mengukur
Rusdy Wahid
kemampuan perusahaan dalam
melakukan pembayaran deviden.
Bagi kreditur hasil penelitian ini
dapat dijadikan bahan informasi
dalam
mempertimbangkan
pemberikan kredit dengan melihat
kemampuan perusahaan dalam
menghasikan kas yang positif dan
mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya.
Organisasi penulisan dalam
penelitian ini adalah pertama,
pendahuluan yang berisikan latar
belakang
penelitian,
masalah
penelitian, tujuan penelitian, dan
sistematika
penulisan.
Kedua,
kerangka
teoritis
dan
pengembangan
hipotesis
yang
menguraikan landasan teori, hasil
penelitian
sebelumnya
sebagai
dasar pengembangan hipotesis.
Ketiga, metode penelitian terdiri
atas objek penelitian dan cara
pemilihan
sampel,
definisi
operasional,
dan
pengukuran
variabel. Keempat, hasil penelitian
yang berisi hasil pengujian hipotesis
dan
intrepretasi
pengujian
hipotesis.Terakhir, penutup yang
berisi kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk peneliti
selanjutnya.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Signaling Theory
Teori signaling merupakan
teori
yang
menggambarkan
bagaimana suatu laporan keuangan
perusahaan dapat memberikan
sinyal kepada para pengguna
laporan keuangan. Sinyal tersebut
dapat berisikan informasi yang
positif mengenai kinerja dan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan di masa
depan. Selain itu laporan keuangan
juga dapat memberikan sinyal yang
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
negatif mengenai kondisi dan
ketidakmampuan perusahaan dalam
mengelola sumber daya yang
dimilikinya, sehingga perusahaan
mengharapkan kinerja yang tinggi
dari manajer untuk meningkatkan
pertumbuhan di masa depan.
Konsep
mengenai
teori
signaling menjelaskan dorongan
manajer untuk memberikan sinyal
bahwa mereka dapat memberikan
harapan mengenai kemampuan
dalam menghasilkan keuntungan di
masa depan dari pertumbuhan
kinerja suatu perusahaan. Apabila
investor percaya akan sinyal
tersebut maka akan meningkatkan
harga saham sehingga para investor
mendapatkan
keuntungan
dari
penanaman
modal
yang
di
perusahaan. Suatu laporan dapat
memberikan sinyal yang dipercaya
oleh pengguna laporan keuangan
jika laporan keuangan tersebut
menghasilkan
informasi
sesuai
dengan kinerja perusahaan yang
sebenarnya (Godfrey 2010, 375).
Arus Kas Operasi Masa Depan
Merupakan perkiraan arus
kas operasi yang akan diterima dan
dikeluarkan perusahaan di masa
depan. Prediksi arus kas operasi di
masa akan datang merupakan
informasi yang penting yang dapat
membantu pengambilan keputusan
bagi
para
pemakainya.
Bagi
investor informasi arus kas operasi
masa depan dapat digunakan dalam
melakukan analisis investasi karena
deviden dibagikan dengan kas
bukan laba, serta para investor,
kreditur dan manajemen lebih
tertarik untuk melihat laporan arus
kas dibandingkan laporan laba rugi
dimana mereka dapat melihat
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas yang benar-benar
80
November 2013
akan diterima. Prediksi arus kas
operasi di masa yang akan datang
juga dapat memberikan sinyal
kepada
perusahaan
mengenai
kelebihan atau kekurangan kas di
masa yang akan datang yang dapat
menimbulkan
masalah
dalam
perusahaan, memberikan penilaian
kinerja
perusahaan
dan
memberikan
informasi
yang
berhubungan dengan kelangsungan
hidup suatu perusahaan.
Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
Masa Depan
Laba adalah ringkasan hasil
bersih
dari
kegiatan
operasi
perusahaan dan
non operasi
perusahaan dalam suatu periode.
Laba dapat digunakan untuk
mengetahui
sejauh
mana
perusahaan dapat menutupi biaya
dari kegiatan operasional maupun
non operasional dan menghasilkan
pengembalian kepada pemegang
sahamnya serta untuk mengestimasi
potensi laba dan arus kas di masa
depan (Subramanyam dan Wild
2010, 109). Menurut penelitianJoni
(2011), Moeinaddin et al. (2012),
dan Shubita (2013), Takhtaei dan
Hassan (2013) yang menyatakan
bahwa laba bersih berpengaruh
positif terhadap arus kas operasi
masa depan. Sedangkan menurut
Arifah (2010), Dahler dan Rahmat
(2006) yang menyatakan bahwa
laba tidak berpengaruh terhadap
arus kas operasi masa depan.
Hipotesis yang dapat digunakan:
Ha1: Laba bersih berpengaruh
terhadap arus kas operasi masa
depan.
ISSN: 1410 -9875
Laba Bersih ditambah Beban
Penyusutan dan Arus Kas Operasi
Masa Depan
Laba bersih ditambah beban
penyusutan merupakan ukuran kas
dalam menghitung arus kas bersih.
Hampir
seluruh
perusahaan
memiliki beban penyusutan dan
beban
penyusutan
merupakan
komponen beban terbesar dari
beban
accrual
dalam
suatu
perusahaan sehingga jumlah beban
tersebut dapat mempengaruhi arus
kas di masa depan. Apabila terjadi
peningkatan beban penyusutan
maka dapat diartikan bahwa terjadi
penambahan aset tetap untuk
mendukung produksi perusahaan.
Peningkatan produksi berhubungan
dengan pendapatan yang akhirnya
akan meningkatkan arus kas operasi
di masa akan datang ( Prasetio dan
Aris 2004 dalam Sumiyati dan
Ardiani 2011). Menurut Shubita
(2013), Takhtaei dan Hassan (2013),
dan Moeinaddin et al. (2012)
menyatakan bahwa laba bersih
ditambah
beban
penyusutan
mempunyai pengaruh terhadap arus
kas operasi masa depan. Hipotesis
yang dapat digunakan :
Ha2: Laba bersih ditambah beban
penyusutan
berpengaruh
terhadap arus kas operasi
masa depan.
Modal Kerja Operasi dan Arus Kas
Operasi Masa Depan
Modal
kerja
operasi
merupakan ukuran likuiditas suatu
perusahaan dan digunakan untuk
mengukur
apakah
perusahaan
dapat
memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan aktiva
yang dimilikinya apabila modal
kerja
operasi
yang
bernilai
positif
mencerminkan
bahwa
perusahaan
mampuuntuk
Rusdy Wahid
melunasi
hutang
jangka
pendeknya. Sedangkan
modal
kerja
operasi yang
bernilai
negatif
mencerminkan bahwa
perusahaan tidak mampu untuk
membayar
hutang
jangka
pendeknya dengan aset lancarnya
yang dimiliki perusahaan (Gitman
2012, 600). Menurut penelitian
yang dilakukan Shubita (2013),
Moeinaddin
et
al.
(2011)
menyatakan bahwa modal kerja
operasi tidak memiliki pengaruh
terhadap arus kas operasi masa
depan. Sedangkan hasil penelitian
Takhtaei dan Hassan (2013) Quirin
et al. (2010) menyatakan bahwa
modal kerja operasi berpengaruh
terhadap arus kas operasi masa
depan. Hipotesis yang dapat
digunakan:
Modal
kerja
operasi
Ha3 :
berpengaruh terhadap arus kas
operasi masa depan.
Arus Kas Operasi Dan Arus Kas
Operasi Masa Depan
Agar suatu perusahaan dapat
terus bertahan dan melanjutkan
kelangsungan hidup maka harus
memiliki arus kas positif dari
aktivitas operasi, tetapi apabila
perusahaan memiliki arus kas
negatif dari aktivitas operasinya,
maka perusahaan
tidak dapat
meningkatkan kas dari sumber
pendanaan luar. Karena investor
maupun
kreditur
dalam
memberikan sumber pendanaan
tidak hanya melihat laporan laba
rugi yang menunjukan kinerja
perusahaan tetapi
mereka juga
akan memperhatikan bagaimana
suatu
perusahaan
dapat
menghasilkan kas dari aktivitas
operasi perusahaan dalam laporan
arus kas. Menurut penelitian Joni
(2011), Kusuma (2006), Surya
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
(2011), Takhtaei dan Hassan (2013),
Shubita (2013), arus kas operasi
mempunyai pengaruh terhadap arus
kas operasi masa depan. Sedangkan
hasil penelitian yang dilakukan
Nany (2013) dan Moeinaddin et al.
(2012) yang menyatakan bahwa
arus kas operasi tidak memiliki
pengaruh terhadap arus kas operasi
masa depan. Hipotesis yang dapat
digunakan:
Ha4 : Arus kas operasi berpengaruh
terhadap arus kas operasi masa
depan.
Perubahan Piutang Dagang dan
Arus Kas Operasi Masa Depan
Menurut Weygandt et al.
(2013,
368)
piutang
dagang
merupakan jumlah yang terutang
oleh pelanggan atas pembelian
barang dan jasa secara kredit
kepada perusahaan sebagai bagian
dari aktivitas bisnis. Semakin tinggi
kenaikan piutang dagang pada
periode ini maka semakin tinggi
juga arus kas operasi yang akan
diterima perusahaan di masa
depan. Peningkatan piutang dagang
juga dapat mengidentifikasikan
bahwa penjualan kredit yang
dilakukan perusahan meningkat
sehingga akan meningkatkan resiko
ketidakmampuan untuk menagih
piutang (Elingga dan Supatmi 2008).
Penelitian yang dilakukan Ebaid
(2011), Kusuma (2006) menunjukan
bahwa perubahan piutang dagang
memiliki pengaruh terhadap arus
kas operasi masa depan. Sedangkan
penelitian Sumiyati dan Ardiani
(2011), Elingga dan Supatmi (2008)
menyatakan
bahwa
perubahan
piutang dagang tidak berpengaruh
terhadap arus kas operasi masa
depan. Hipotesis yang dapat
digunakan:
82
November 2013
Ha5 : Perubahan piutang dagang
berpengaruh terhadap arus
kas operasi masa
depan.
Perubahan Hiutang Dagang dan
Arus Kas Operasi Masa Depan
Pembelian
bahan
baku
secara
kredit
menimbulkan
kewajiban yang biasa disebut
sebagai
hutang
dagang.
Peningkatan hutang dagang dapat
menandakan pembelian kredit yang
dilakukan perusahaan meningkat
sehingga di masa depan dapat
diperkirakan
pengeluaran
kas
perusahaan akan meningkat atas
transaksi
pembayaran
hutang
tersebut (Sumiyati dan Ardiani
2011). Penelitian yang dilakukan
oleh Kusuma (2006) menyatakan
bahwa perubahan hutang dagang
memiliki pengaruh negatif terhadap
arus kas operasi masa depan.
Sedangkan menurut penelitian yang
dilakukan Ebaid (2011), Sumiyati
dan Ardiani (2011) menyatakan
perubahan
hutang
dagang
berpengaruh positif terhadap arus
kas operasi masa depan. Hipotesis
yang dapat digunakan :
Ha6 : Perubahan hutang dagang
berpengaruh terhadap arus kas
operasi masa depan
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
adalah
seluruh
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
seluruh
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2010
sampai
dengan
tahun
2012.
ISSN: 1410 -9875
Pengambilan
sampel
dengan
menggunakan metode purposive
sampling. Adapun kriteria yang
digunakan
dalam
pengambilan
sampel
adalah
sebagai
berikut:Perusahaan
manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
selama
periode
pengamatan, yakni dari tahun 2010
sampai tahun 2012, perusahaan
manufaktur
yang
menerbitkan
laporan keuangan dengan tahun
buku per 31 Desember, perusahaan
manufaktur
yang
menerbitkan
laporan keuangan dalam mata uang
rupiah selama periode pengamatan
dan perusahaan manufaktur yang
membukukan laba bersih setelah
pajak secara berturut-turut selama
periode 2010- 2012.
Rusdy Wahid
Definisi
Operasional
Pengukuran Variabel
dan
Arus kas operasi masa
depan (CFOit) : adalah arus kas
yang berasal dari kegiatan utama
perusahaan pada periode yang akan
datang dan dapat digunakan untuk
menggambarkan
apakah
perusahaan dapat menghasilkan kas
yang cukup di masa depan dari
kegiatan utama yang dilakukan
perusahaan.
Variabel ini menggunakan skala
rasio dan cara menghitung arus kas
operasi masa depan adalah :
CFOit= Future Cash Flow from Operations as reported in the
Cash flow Statement
Laba bersih (EARNS) :
digunakan untuk mengetahui sejauh
mana perusahaan dapat menutupi
biaya dari kegiatan operasi dan
menghasilkan pengembalian kepada
pemegang sahamnya serta untuk
mengestimasi potensi laba dan arus
kas di masa depan (Subramanyam
dan
Wild2010).
Variabel
ini
menggunakan skala rasio dan diukur
dengan rumus sebagai berikut
(Takhtaei dan Hassan 2013) :
EARNS = Net Earning after Tax as reported in the Income Statement
Laba
bersih
ditambah
beban penyusutan (EDPR) :
merupakan
ukuran
tradisional
dalam menghitung arus kas operasi
dengan cara menambahkan beban
penyusutan pada laba setelah pajak
pada tahun pengamatan. Variabel
ini menggunakan skala rasio dan
diukur dengan rumus sebagai
berikut (Takhtaei dan Hassan 2013)
:
EDPR = Net Earning After Tax + Depreciation Expenseas reportedin the
Income Statement
Modal kerja operasi (WCFO)
: menjadi ukuran keamanan dari
kepentingan
kreditur
jangka
pendek dalam menilai sebuah
perusahaan (Harahap 2001, 288).
Variabel ini menggunakan skala
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
rasio dan diukur dengan rumus
sebagai berikut (Takhtaei dan
November 2013
Hassan 2013) :
WCFO = ∆Current Asset with the exception of cash ­ ∆Current Liabilities
Arus kas operasi (CFO) :
merupakan arus kas yang berasal
dari aktivitas utama yang dilakukan
perusahaan dalam memperoleh
pendapatan.
Variabel
ini
menggunakan skala rasio. Menurut
Takhtaei dan Hassan (2013) rumus
yang digunakan untuk menghitung
arus kas operasi sebagai berikut :
CFO = Cash flow from Operating activities as reported in the
Cash flow Statement
Perubahan piutang (∆AR)
: merupakan
selisih
antara
piutang
pada
tahun berjalan
dengan tahun sebelumnya. Variabel
yang digunakan merupakan skala
rasio dan rumus yang digunakan
untuk
menghitung
perubahan
piutang sebagai berikut (Elingga
dan Supatmi 2008) :
∆ Account Receivable = Account Receivablet - Account Receivablet-1
Perubahan hutang (∆AP) :
merupakan selisih antara hutang
pada tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.
Variabel
yang
digunakan merupakan skala rasio
∆ Account Payable = dan rumus yang digunakan untuk
menghitung perubahan piutang
sebagai berikut (Elingga
dan
Supatmi 2008):
Account Payablet - Account Payablet-1
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Sampel (Obyek
Penelitian)
Prosedur pemilihan sampel dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Jumlah
Sampel
Kriteria Sampel
per
tahun
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31
Desember 2012
84
137
Total
Sampel
411
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
Perusahaan manufaktur yang sahamnya tidak
aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
dari 2010 hingga 2012
-21
-63
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dengan tahun buku per 31 Desember
-4
-12
Perusahaan yang tidak menggunakan mata
uang Rupiah dalam laporan keuangannya.
-20
-60
Perusahaan manufaktur yang tidak
memperoleh laba berturut-turut selama
periode penelitian.
-23
-69
Jumlah perusahaan dan data yang digunakan
69
207
Tabel 1 menunjukkan jumlah
perusahaan
manufaktur
yang
konsisten terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2010
sampai 2012 adalah sebanyak 116
perusahaan
dan
yang
tidak
menerbitkan laporan keuangan
dengan tahun buku per 31
Desember berjumlah 4 perusahaan.
Perusahaan manufaktur yang tidak
menggunakan mata uang Rupiah
dalam laporan keuangan berjumlah
20 perusahaan dan terdapat 23
perusahaan manufaktur yang tidak
memperoleh laba positif berturutturut selama 2010-2012. Dengan
demikian, perusahaan manufaktur
yang digunakan berjumlah 69
perusahaan dengan 207 data.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif untuk
mengetahui gambaran data yang
digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini :
Tabel 2
Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std
Deviation
CFOit
207
EARNS
207
EDPR
207
WCFO
207
7137494462
81
21250000000
000
851991356632, 2388537912671
63
,26
306286065
22742000000
000
904318203823, 2785023423518
28
,64
1295521068
-
29455000000 1099736687793 3442627070999
000
,4
,37
60700000000
113821642179,
720653621553,
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
CFO
∆AR
∆AP
November 2013
2633875000
000
00
11088270000
000
705233200586, 1767018038288
005
,84
207
6079395459
37
51350000000
00
114486817315,
498
416976704542,
653
207
1909890801
90
62670000000
00
77595107063,6
039
529915877069,
011
207
2857000000
000
Dari table 2 dapat dilihat
bahwa jumlah sampel dalam
penelitian ini dalah 69 perusahaan
dengan 207 data . Nilai mean
menunjukan nilai rata-rata dari
seluruh sampel penelitian. Nilai
standar
deviasi
menunjukan
besarnya nilai penyimpangan yang
terjadi. Nilai minimum menunjukan
nilai terendah dari seluruh sampel
penelitian.
Nilai
maksimum
menunjukan nilai tertinggi dari
seluruh sampel penelitian.
039
761
Uji Normalitas Data Residual
Hasil Uji Normalitas Sebelum dan
Sesudah Uji Outlier
Uji normalitas ini bertujuan
untuk mengetahui apakah distribusi
data mendekati distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal.
Uji normalitas data pada penelitian
ini mengunakan metode statistik uji
One-Sample
Kolmogrov-Smirnov
test. Hasil uji normalitas sebelum
dan sesudah uji outlier dapat
dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesudah Uji Outlier
Asymp. Sig. (2tailed)
Sebelum
Sesudah
0,000
0,000
Tabel 3 menunjukan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebelum dan
sesudah uji outlier bernilai 0,000.
Hal
ini
menunjukan
bahwa
berdasarkan
data
tidak
berdistribusi
normal,
karena
memiliki tingkat signifikan yang
lebih kecil dari alpha 0,05. Oleh
86
karena itu, peneliti menggunakan
data penelitian awal sebelum
outlier berjumlah 207 perusahaan.
Uji Asumsi Klasik
Uji
multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terdapat
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
korelasi
antara
variabel
independen.
Multikolinearitas
dapat dinilai dari nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan nilai
tolerance. Uji heteroskedastisitas
digunakan untuk menguji apakah
dalam
model
regresi
terjadi
ketidaksamaan variance antara
pengamatan yang satu dengan yang
lainnya. Uji heteroskedastisitas
dalam penelitian ini mengunakan
mengunakan metode uji glejser. Uji
autokorelasi
digunakan
untuk
menguji apakah di dalam model
regresi terdapat korelasi antara
penggangu pada periode sekarang
(t) dengan kesalahan penggangu
pada periode sebelumnya (t-1). Uji
autokorelasi dalam penelitian ini
mengunakan uji Bruesch-Godfrey.
Hasil uji asumsi klasik dapat dilihat
pada
tabel
4
berikut
ini:
Tabel 4
Hasil Uji Asumsi Klasik
Variabel
EARNS
EDPRS
WCFO
CFO
∆AR
∆AP
Res_2
Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Tolerance
VIF
Sig
Sig
0,002
436,759
0,247
0,002
444,164
0,481
0,497
2,011
0,242
0,243
4,117
0,000
0,113
8,842
0,000
0,309
3,232
0,003
0,027
Hasil uji multikolinearitas
menunjukan variabel independen
laba bersih dan laba bersih
ditambah
beban
penyusutan
memiliki nilai tolerance kurang dari
0,1 dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) lebih dari 10 yang
artinya terdapat multikolinearitas
Sedangkan variabel independen
modal kerja operasi, arus kas
operasi, perubahan piutang, dan
perubahan hutang memiliki nilai
tolerance lebih dari 0,1 dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF)
kurang dari 10. Maka dapat
dikatakan
tidak
terdapat
multikolinearitas.
Hasil uji heteroskedastisitas
menunjukan variabel independen
laba bersih, laba ditambah beban
penyusutan, dan modal kerja
operasi tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dengan nilai Sig
lebih dari 0,05. Sedangkan variabel
independen arus kas operasi,
perubahan piutang dagang dan
perubahan hutang dagang terjadi
masalah heteroskedasitas dengan
nilai Sig kurang dari 0,05.
Hasil
uji
autokorelasi
menunjukan Residual lag 2 atau
res_2 memiliki nilai signifikan
sebesar 0,027 dimana nilai ini lebih
kecil dari nilai Sig 0.05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa terjadi
autokorelasi dalam model regresi.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan analisis
regresi
berganda
(multiple
regression). Pengujian hipotesis ini
berisi uji analisis koefisien korelasi,
analisis koefisien determinasi, uji
model fit, dan uji koefisien. Hasil
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
uji asumsi klasik dapat dilihat pada
tabel 5 berikut ini:
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
R
0,953
Adjusted R
Square
0,905
Uji t
Variabel
(Constant)
EARNS
EDPR
WCFO
CFO
∆AR
∆AP
Sig
Uji F
0,000
Sig
0,174
0,000
0,009
0,000
0,000
0,348
0,000
Analisa Koefisien Korelasi (R)
Analisis korelasi digunakan
untuk mengetahui kuat tidaknya
hubungan
antara
variabel
independen
dengan
variabel
dependen. Pada tabel 5 dapat
dilihat nilai dari koefisien korelasi
(R)
sebesar
0,953
hal
ini
menunjukan bahwa hubungan kuat
antara variabel independen yaitu
laba bersih, laba bersih ditambah
beban penyusutan, modal kerja
operasi,
arus
kas
operasi,
perubahan piutang, dan perubahan
hutang dengan variabel dependen
yaitu arus kas operasi masa depan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
(Adjusted R-Square)
Analisis adjusted R-Square
atau
koefisien
determinasi
digunakan
untuk
mengukur
seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan
oleh variasi variabel independen
dan berapa besar yang dapat
88
November 2013
dijelaskan oleh faktor-faktor di luar
model
penelitian
ini.
Hasil
pengujian koefisien determinasi
(Adjusted R-square) dapat dilihat
pada tabel 5 menunjukan nilai
Adjusted R-Square bernilai 0,905.
Dari
hasil
tersebut
peneliti
mengambil
kesimpulan
bahwa
besarnya variasi variabel dependen
yaitu arus kas operasi masa
depanyang dapat dijelaskan oleh
variabel independen berupa laba
bersih, Laba bersih ditambah
penyusutan, modal kerja operasi,
arus
kas
operasi,
perubahan
piutang, dan perubahan hutang
sebesar 90,5% sedangkan sisanya
9,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak dimasukan kedalam
model penelitian ini.
Hasil Uji F
Uji
F
berfungsi
untuk
menguji apakah model regresi yang
digunakan dalam observasi layak
atau
tidak
digunakan
dalam
penelitian. Hasil uji F dapat dilihat
pada tabel 5 yang menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05
berarti
model
fit,
hal
ini
menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai untuk memprediksi
arus kas operasi masa depan.
Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk
menunjukkan
seberapa
jauh
pengaruh
variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen. Hasil uji t dapat dilihat
pada tabel 5 yang menunjukan nilai
signifikansi laba bersih adalah
sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 yang berarti bahwa Ha1 dapat
diterima. Hal ini menunjukan
terdapat pengaruh laba bersih
ISSN: 1410 -9875
terhadap arus kas operasi masa
depan. Karena laba merupakan
ukuran kinerja yang digunakan
untuk menilai kemampuan manajer
dalam
mengelola
perusahaan
sehingga laba menjadi bahan
pertimbangan investor dan calon
investor
untuk
melakukan
keputusan investasi.
Nilai signifikansi laba bersih
ditambah
beban
penyusutan
adalah sebesar 0,009 lebih kecil
dari 0,05 yang berarti bahwa Ha2
dapat diterima. Hal ini menunjukan
terdapat pengaruh laba bersih
ditambah penyusutan
terhadap
arus kas operasi masa depan.
Karena
penyusutan
merupakan
biaya terbesar dari komponen biaya
yang bukan termasuk pengeluaran
kas dan beban penyusutan dapat
menurunkan
penghasilan
kena
pajak yang harus dibayarkan
perusahaan
sehingga
akan
menaikan arus kas (Sumiyati dan
Ardiani 2011).
Nilai signifikansi modal kerja
operasi adalah sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 yang berarti bahwa
Ha3 dapat diterima. Hal ini
menunjukan terdapat pengaruh
modal kerja operasi terhadap arus
kas operasi masa depan. Karena
modal kerja menjadi ukuran
keamanan bagi kreditur dalam
memberikan pinjaman sehingga
dengan modal kerja perusahaan
memiliki
kemampuan
untuk
memperoleh sumber pendanaan
dari
luar
sehingga
akan
mempengaruhi arus kas operasi di
masa depan (Munawir 1992,115).
Nilai signifikansi arus kas
operasi adalah sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 yang berarti bahwa
Hal ini
Ha4 dapat diterima.
menunjukan terdapat pengaruh
arus kas operasi terhadap arus kas
Rusdy Wahid
operasi masa depan . Karena arus
kas dari aktivitas operasional dapat
mencerminkan hasil dari kegiatan
operasional perusahaan sehingga
membantu
investor
dalam
melakukan keputusan investasi dan
membantu
kreditur
dalam
menentukan jumlah pinjaman yang
akan diberikan.
Nilai signifikansi perubahan
piutang adalah sebesar 0,348 lebih
besar dari 0,05 yang berarti bahwa
Ha5 tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukan
tidak
terdapat
pengaruh
perubahan
piutang
terhadap arus kas operasi masa
depan .
Nilai signifikansi perubahan
hutang adalah sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 yang berarti bahwa
diterima. Hal ini
Ha6 dapat
menunjukan terdapat pengaruh
perubahan hutang terhadap arus
kas operasi masa depan. Semakin
besar perubahan hutang dagang
maka arus kas operasi menurun dan
sebaliknya semakin kecil perubahan
hutang dagang maka arus kas
operasi akan meningkat (Sumiyati
dan Ardiani 2011).
PENUTUP
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa laba bersih,
laba
bersih
ditambah
beban
penyusutan, modal kerja operasi,
arus kas operasi, dan perubahan
hutang pengaruh terhadap arus kas
operasi masa depan sedangkan
perubahan piutang tidak pengaruh
terhadap arus kas operasi masa
depan.
Keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah penelitian ini
hanya
menggunakan
periode
pengamatan selama 3 tahun yaitu
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dari tahun 2010 sampai 2012,
peneliti hanya menggunakan enam
variabel
independen,
masih
terdapat
variabel
independen
lainnya
yang
diduga
dapat
mempengaruhi variabel dependen,
penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan manufaktur sebagai
obyek sehingga obyek penelitian
belum mencakup keseluruhan jenis
perusahaan yang ada, dan data
yang dihasilkan dari pengujian tidak
normal
dan
terjadi
masalah
multikolinearitas,
heteroskedastisitas,
dan
autokolerasi dalam penelitian ini.
Rekomendasi yang diberikan
penulis
untuk
penelitian
selanjutnya
adalah
Sebaiknya
memperpanjang periode penelitian
sehingga
lebih
mencerminkan
November 2013
kondisi jangka panjang, penelitian
selanjutnya dapat menambahkan
variabel-variabel lain yang belum
dimasukkan dalam penelitian ini
seperti
variabel
perubahan
persediaan,
variabel
beban
penyusutan dan variabel Accrual,
penelitian
selanjutnya
dapat
memperluas
obyek
penelitian
menjadi perusahaan non keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia,
dan
penelitian
selanjutnya dapat memperbanyak
data yang digunakan dalam model
penelitian, sehingga diharapkan
data dapat terdistribusi normal dan
tidak
terjadi
masalah
multikolinearitas,
heteroskedastisitas,
dan
autokolerasi dalam penelitian ini.
DAFTAR REFERENSI
Arifah, Siti. 2010. Arus Kas dan Laba Variabel untuk Memprediksi Arus Kas
Masa Depan. Open Journal System, Vol. 33, No.1: 89-98.
Dahler, Yolanda dan Rahmat Febrianto. 2006. Kemampuan Prediktif Earning
dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan. Simposium
Nasional Akuntansi 9, 1-16.
Ebaid, Syaed. 2011. Accrual and The Prediction of Future Cash
Flows. Management Research Review, Vol. 34, No.7.
Elingga, Supatmi. 2008. Pengaruh Komponen Akuntansi Akrual Sebagai
Prediktor Arus Kas Operasi Pada Saat Krisis dan Setelah Krisis. Jurnal
Akuntansi, No.02: 132-141.
Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Manajerial
Finance. Thirteenth Edition. Pearson.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.
2010. Accounting Theory (7thed.). Australia: John Wiley & Sons, Inc.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan : Analisa
Arus Kas dan Modal Kerja. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Joni. 2011. Daya Prediksi Laba dan Aliran Kas (Studi empiris pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009). Jurnal Reviu
Akuntansi dan Keuangan, Vol.1, No.1: 39-48.
90
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
Kusuma, Hadri. 2006. Kemampuan Prediksi Aliran Kas Utama dan Bukan Utama
( Studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol.8, No.2: 65-77.
Moeinaddin, Mahmood., Saeid S Ardakani dan Fatemeh Akhoondzadeh. 2012.
Examination The Ability Of Earning and Cah Flow in Predicting Future
Cash Flows. Interdiciplinary Jurnal of Contemporary Research in
Business, Vol.4, No.6.
Manuwir. 1992. Analisa Laporan Keuangan : Analisa Sumber dan Penggunaan
Modal Kerja. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Nany, M. 2013. Analisis Kemampuan Prediksi Arus Kas Operasi (Studi pada
Bursa Efek Indonesia). Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 5, No.1: 3546.
Quirin, Jeffrey J., David O’Bryan, William E Wilcox, and Kevin T. Berry. 1999.
Forecasting Cash Flow Operation. Atlantic Jurnal of Business, Vol. 35,
No.2&3: 135-142.
Sjahrial, Dermawan. 2012. Manajemen Keuangan. Laporan Keuangan. Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana Media.
Sekaran, Uma dan Bougie Roger. 2013. Research Methods for Business.
Sixth Edition. West Sussex: John Willey and Sons Ltd.
Shubita, Mohammad Fawzi. 2013. The Forescasting Ability of Earning and
Operating Cash Flow. Interdisciplinary Journal Of Contemporary
Research In Business, Vol. 5, No. 3.
Subramanyam dan Wild. 2010. Financial Statement Analysis diterjemahkan
oleh Dewi Yanti. Edisi 10, Jakarta : Salemba Empat
Sumiyati dan Ardiarni Ika S. 2011. Komponen Akuntansi Akrual Sebagai
Prediktor Arus Kas Operasi. Jurnal Solusi, Vol. 10, No. 2: 48-58.
Surya, Jen. 2011. Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi Dalam
Memprediksikan Arus Kas Masa Depan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol 1, No. 2: 129-137.
Takhaei, Nasrollah and Hassan Karimi. 2013. Relative Ability Of Earning Data
and Cash Flow in Predicting Future Cash Flows. Journal of accunting
and Financial Reporting, Vol. 3, No. 1.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel and Donald E.Kieso 2013. Financial
Accounting. John Wiley and Sons, Inc. IFRS Edition.
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
92
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 93-106
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
RUTJI SATWIKO
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to investigate the effect of working
capital management, firm size, sales growth, debt ratio, tax, and tangibility
to profitability of manufacturing companies. Population in this study is
manufacturing companies which listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) from
2009 to 2012. Sample was taken using purposive sampling method and 73
companies was selected as the sample for this research. The data used in this
study is obtained from financial statements of the listed manufacturing
companies in Indonesia over the four years. Multiple regression analysis is
used in this study. The result finding that there are five variables which have
effect on return on assets and only one variable, sales growth which have no
effect on return on assets. These result shows that cash conversion cycle,
firm size, and tax ratio have a positive significant effect, and debt ratio and
tangibility have a negative significant effect on return on assets.
Keywords:
Profitability, Financial Ratios, Firm Size, Cash Conversion Cycle
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
manajemen modal kerja, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, rasio
hutang, pajak, dan keberwujudan terhadap profitabilitas perusahaan
manufaktur. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2012.
Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dan 73
perusahaan terpilih sebagai sampel untuk penelitian ini. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indonesia selama empat tahun. Analisis regresi berganda
digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya adalah ada lima variabel yang
berpengaruh pada pengembalian atas aset dan hanya satu variabel,
pertumbuhan penjualan yang tidak berpengaruh pada pengembalian atas
aset. Hasil ini menunjukkan bahwa siklus konversi kas, ukuran perusahaan,
dan rasio pajak memiliki pengaruh yang signifikan positif, dan rasio hutang
dan keberwujudan memiliki efek negatif yang signifikan terhadap
pengembalian atas aset.
Kata kunci: Profitabilitas,
Konversi Kas
Rasio
Keuangan,
93
Ukuran
Perusahaan,
Siklus
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN
Perusahaan
membutuhkan
dana dalam menjalankan kegiatan
usahanya untuk dapat bertahan dan
menjaga performa keuangannya
agar tetap baik. Performa keuangan
penting
terutama
dalam
pengaturan
modal
kerja.
Perusahaan
yang
mengalami
kesulitan
keuangan
karena
ketidakmampuannya
dalam
mengelola dananya adalah PT Bumi
Resources
yang
diproyeksikan
bangkrut
karena
mengalami
kerugian dan tidak mampu melunasi
hutangnya. Penjualan PT Bumi
Resources mengalami peningkatan,
namun peningkatan tersebut tidak
setara dengan beban yang harus
dikeluarkan
sehingga
hal
ini
menyebabkan menurunnya laba
perusahaan.
Penggunaan modal kerja
yang tepat dan efisien dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan
yang menunjukkan keberhasilan
suatu
perusahaan.
Kinerja
perusahaan dapat dilihat salah
satunya melalui profitabilitas yang
merupakan alat ukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
laba melalui kegiatan operasional
dan pendanaan perusahaan untuk
menjamin
kelangsungan
hidup
perusahaan. Profitabilitas penting
bagi setiap perusahaan karena
sebagai
tolak
ukur
kinerja
perusahaan di mata investor apakah
perusahaan memiliki prospek ke
depan yang baik atau tidak.
Perusahaan dengan profitabilitas
yang
tinggi
dapat
menarik
perhatian investor untuk melakukan
investasi.
Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi profitabilitas, salah
satunya adalah manajemen modal
94
November 2013
kerja yang terdiri dari tiga
komponen
yaitu
persediaan,
piutang, dan hutang dagang.
Tujuan utama dari manajemen
modal kerja untuk memastikan
bahwa perusahaan memiliki arus
kas yang cukup untuk operasi
perusahaan dan meminimalkan
resiko likuiditas. Faktor lain yang
mempengaruhi profitabilitas adalah
ukuran
perusahaan,
biaya,
leverage, dan penjualan.
Motivasi peneliti melakukan
penelitian ini karena berdasarkan
beberapa penelitian sebelumnya,
para peneliti menguji pengaruh
modal kerja, ukuran perusahaan,
dan hutang terhadap profitabilitas.
Sedangkan masih banyak faktor lain
yang
dapat
mempengaruhi
profitabilitas.
Rumusan masalah penelitian
ini adalah apakah manajemen
modal kerja, ukuran perusahaan,
debt
ratio,
pertumbuhan
penjualan, pajak, dan tangibility
berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan.
Sehingga
tujuan
dilakukannya penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh dari keenam
variabel
tersebut
terhadap
profitabilitas
perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Rerangka Hipotesis
DuPont System of Analysis
Gitman (2006) menjelaskan
DuPont System of Analysis adalah
sistem yang digunakan untuk
membedah laporan keuangan dan
menilai
kondisi
keuangan
perusahaan yang menggambarkan
hubungan penjualan, biaya, dan
aset perusahaan. Sistem DuPont
menggabungkan laporan laba rugi
dan neraca menjadi dua ringkasan
ISSN: 1410 -9875
profitabilitas yaitu Return on Assets
(ROA) dan Return on Equity (ROE).
Sistem DuPont terbagi menjadi dua
bagian,
yang
pertama
menggabungkan Net Profit Margin
dengan Total Asset Turnover.
Bagian kedua adalah Modified
DuPont
Formula
yang
menghubungkan ROA dan ROE.
Agency Theory
Teori
keagenan
menggambarkan hubungan antara
agen dan prinsipal dimana agen
bertanggung
jawab
kepada
prinsipal untuk meningkatkan nilai
perusahaan
yang
dapat
menguntungkan perusahaan dan
pemegang saham. Namun baik agen
maupun
prinsipal
memiliki
perbedaan kepentingan sehingga
timbul
agency
conflict
yang
menyebabkan munculnya agency
cost yang terdiri dari monitoring
cost, bonding cost, dan residual
loss.
Signalling Theory
Signalling
theory
menjelaskan bagaimana perusahaan
memberikan sinyal kepada pihak
berkepentingan seperti investor
dan kreditor. Sinyal yang diberikan
berupa informasi yang dapat
dipublikasikan atau tidak untuk
membantu
investor
dalam
pengambilan keputusan. Jika sinyal
direspon positif, maka investor
akan melakukan investasi, jika
direspon negatif, maka investor
tidak tertarik melakukan investasi.
Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui kegiatan
operasional
dan
pendanaan
perusahaan
untuk
menjamin
Rutji Satwiko
kelangsungan hidup perusahaan
dalam
kaitannya
dengan
pendapatan
dan
biaya
yang
dihasilkan dengan menggunakan
aset. Semakin tinggi profit maka
investor akan semakin tertarik
untuk
berinvestasi
karena
menunjukkan perusahaan memiliki
prospek yang baik di masa yang
akan datang. Jika laba perusahaan
tinggi, maka return yang akan
didapatkan oleh investor juga
tinggi.
Manajemen Modal Kerja
Modal
kerja
merupakan
modal yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional
perusahaan yang terkait dengan
aset lancar dan kewajiban lancar.
Gitman (2006) menjelaskan bahwa
modal kerja adalah aset lancar
yang bersikulasi dari satu bentuk ke
bentuk lain dan bertujuan untuk
mengatur setiap aset lancar dan
liabilitas lancar untuk mencapai
keseimbangan antara profitabilitas
dan resiko.
Mansoori dan Muhammad
(2012) menjelaskan bahwa standar
untuk mengevaluasi bagaimana
perusahaan mengatur modal kerja
adalah cash conversion cycle (CCC)
yang
terdiri
dari
komponen
persediaan, piutang usaha, dan
hutang dagang. Untuk menghitung
CCC dibutuhkan dua komponen,
yaitu Operating cycle dan average
payment period. Operating cycle
didapat dengan menjumlahkan
average age of inventory dan
average collection period.
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
merupakan salah satu faktor yang
dapat menentukan besar laba yang
diperoleh perusahaan. Semakin
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
besar skala perusahaan, maka
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba semakin besar
karena perusahaan memiliki tingkat
daya saing yang tinggi dibandingkan
perusahaan kecil. Menurut Putri
(2012),
ukuran
perusahaan
menunjukkan total aset yang
dimiliki perusahaan.
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan
penjualan
merupakan
perubahan
tingkat
penjualan
dimana
penjualan
mengalami
peningkatan
atau
penurunan
dari
periode
sebelumnya. Penjualan dilakukan
untuk mencapai tingkat profit yang
diharapkan.
Semakin
tinggi
penjualan, maka semakin besar
profit yang diperoleh. Namun jika
perusahaan
tidak
melakukan
efisiensi biaya, maka peningkatan
dari
penjualan
tidak
akan
berdampak bagi laba perusahaan.
Debt Ratio
Debt ratio adalah rasio
leverage yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar aset
perusahaan yang didanai oleh
hutang seperti yang dijelaskan oleh
Syamsuddin (2009) pada Herdiani et
al. (2013). Penggunaan hutang
untuk mendanai aset diharapkan
dapat menghasilkan keuntungan
bagi
perusahaan.
Pinjaman
merupakan sumber pendanaan yang
menghasilkan
beban
tetap.
Pinjaman dapat memberikan efek
96
November 2013
negatif jika perusahaan tidak
efisien dalam penggunaan hutang
sehingga
menambah
beban
perusahaan dan menurunkan profit.
Pajak
Menurut Rochmat Soemitro
dalam Mardiasmo (2011), pajak
adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapat jasa timbal
yang langsung dan untuk membayar
pengeluaran umum. Pajak badan
dikenakan atas penghasilan kena
pajak perusahaan. Semakin besar
laba, maka semakin besar beban
pajak. Jika laba kecil, maka pajak
yang dibebankan juga rendah.
Tangibility
Supriyanto dan Falikhatun
(2008) menjelaskan
Tangibility
sebagai rasio aktiva tetap terhadap
total aktiva. Joni dan Lisa (2010)
menjelaskan bahwa struktur aktiva
adalah rasio yang menggambarkan
proporsi total aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan dengan total
aktiva. Sehingga dapat didefinisikan
bahwa tangibility menggunakan
aset tetap dalam perhitungannya.
Semakin
banyak
aset
tetap
perusahaan akan membutuhkan
keahlian manajemenyang lebih
tinggi untuk mengelolanya, karena
jika perusahaan tidak mengelolanya
dengan efisien maka kemampuan
perusahaan menghasilkan laba akan
menurun.
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
Model Penelitian
Manajemen Modal Kerja (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Pertumbuhan Penjualan (X3)
Profitabilitas (Y)
Debt Ratio (X4)
Pajak (X5)
Tangibility (X6)
Gambar 2.1 Model Penelitian
Pengembangan Hipotesis
Pengembangan
hipotesis
yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha1:
Manajemen modal kerja
berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan
Ha2:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan
Ha3:
Pertumbuhan penjualan
berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan
Ha4:
Debt ratio berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan
Ha5: Pajak berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan
Ha6:
Tangibility berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan
METODA PENELITIAN
Jenis
penelitian
ini
dikategorikan sebagai penelitian
kausalitas untuk menguji hubungan
sebab
akibat
dari
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen. Populasi yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode
2009-2012.
Metode
pengambilan
sampel
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling method dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia dari tahun 2009-2012.
2. Perusahaan manufaktur yang
menyajikan laporan keuangan
per
31
Desember
selama
periode pengamatan.
3. Perusahaan manufaktur yang
mengalami laba positif selama
periode pengamatan.
4. Perusahaan manufaktur yang
menggunakan satuan mata uang
rupiah
pada
laporan
keuangannya.
Data
penelitian
yang
digunakan adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang
diperoleh dari Indonesian Capital
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Market Directory dan situs Bursa
Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukuran
Manajemen Modal Kerja
Manajemen
modal
kerja
diukur dengan cash conversion
cycle yang menggambarkan siklus
yang dibutuhkan perusahaan untuk
membeli persediaan dan menerima
kas dari piutang.
CCC = AAI + ACP - APP
Rumus
ini
sesuai
penelitian
Mansoori dan Muhammad (2012).
Pertumbuhan Penjualan =
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur
dengan logaritma natural dari total
aset perusahaan. Pengukuran ini
sesuai dengan pengukuran dalam
penelitian Kamaliah et al. (2009).
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan
penjualan
menggambarkan peningkatan atau
penurunan penjualan perusahaan
yang diukur dengan mengurangi
penjualan tahun sekarang dan
penjualan tahun lalu, dibagi dengan
penjualan tahun lalu sesuai dengan
penelitian Malik dan Iqbal (2012).
Penjualan tahun ini – Penjualan tahun sebelumnya
Penjualan tahun sebelumnya
Debt Ratio
Debt
ratio
merupakan
perbandingan antara total hutang
dengan
total
aset
seperti
pengukuran
dalam
penelitian
Kebewar (2013).
Debt Ratio =
Pajak
Pajak diukur dengan rasio
pajak dengan membagi total pajak
dengan laba sebelum bunga dan
pajak seperti dalam penelitian
Zeitun dan Tian (2007).
Total Hutang
Total Aset
Tax Ratio =
Total Pajak
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Tangibility
Tangibility untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
mengelola aset tetapnya yang
diukur dengan membagi total aset
tetap dengan total aset sesuai
penelitian Zeitun dan Tian (2007).
Tangibility Ratio =
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Populasi
menggunakan
98
November 2013
penelitian
ini
perusahaan
Aset Tetap
Total Aset
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 20092012. Berdasarkan data yang
diperoleh, didapatkan sebanyak 124
ISSN: 1410 -9875
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama
periode
pengamatan.
Setelah melalui proses sampling
berdasarkan kriteria-kriteria yang
telah
ditentukan,
diperoleh
sebanyak
73
perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel
penelitian dan dengan periode
pengamatan selama empat tahun
maka didapatkan sebanyak 292
data perusahaan yang akan diteliti.
Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif
menunjukkan
nilai
maksimum,
minimum, rata-rata, dan deviasi
standar dari masing-masing variabel
yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Rutji Satwiko
tangibility
tidak
berdistribusi
normal.
Sehingga
data
yang
digunakan untuk dilakukan uji
statistik selanjutnya menggunakan
data sebelum outlier.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Tabel
4.4
menunjukkan
bahwa variabel cash conversion
cycle, firm size, sales growth, debt
ratio, tax ratio, dan tangibility
memiliki nilai Tolerance diatas 0,1
dan VIF dibawah 10. Hal ini
menunjukkan
bahwa
semua
variabel independen tidak terjadi
multikolinearitas.
Uji Normalitas
Berdasarkan
hasil
uji
normalitas yang menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov pada Tabel
4.2, menunjukkan bahwa nilai
Asymp Sig. sebelum outlier sebesar
0,000 lebih kecil dari alpha 0,05.
Hal ini berarti bahwa semua
variabel tidak berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
Tabel
4.5,
variabel cash conversion cycle dan
tangibility
terjadi
masalah
heteroskedastisitas karena memiliki
nilai signifikansi dibawah nilai
alpha 0,05. Sedangkan variabel
firm size, sales growth, debt ratio,
dan tax ratio tidak terjadi
heteroskedastisitas karena memiliki
nilai signifikansi diatas 0,05.
Uji Outlier
Dalam uji outlier digunakan
z-score dengan ketentuan di atas 3
dan
di
bawah
-3
untuk
mendapatkan distribusi normal dari
data. Berdasarkan kriteria z-score
tersebut, terdapat 23 data yang
dikeluarkan dari penelitian.
Uji Autokorelasi
Hasil pengujian autokorelasi
pada Tabel 4.6 menggunakan uji
Bruesch-Godfrey dan diperoleh nilai
res_2 sebesar 0,240 lebih besar dari
nilai alpha 0,05. Hal ini berarti
bahwa tidak terdapat masalah
autokorelasi dalam model regresi.
Uji Normalitas Setelah Outlier
Setelah dilakukan uji outlier,
maka data tersisa hanya 269 data.
Berdasarkan
Tabel
4.3
menunjukkan nilai Asymp Sig.
sebesar 0,017 lebih kecil dari nilai
alpha 0,05, sehingga variabel cash
conversion cycle, firm size, sales
growth, debt ratio, tax ratio, dan
Pengujian Hipotesis
Uji Koefisien Korelasi (R)
Tabel 4.7 menunjukkan nilai
dari koefisien korelasi (R) sebesar
0,470. Hal ini menunjukkan bahwa
secara statistik hubungan variabel
independen yaitu cash conversion
cycle, firm size, sales growth, debt
ratio, tax ratio, dan tangibility
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dengan variabel dependen return
on assets adalah lemah.
Uji
Koefisien
Determinasi
(Adjusted R Square)
Tabel 4.7 menunjukkan nilai
dari Adjusted R Square sebesar
0,204 yang berarti besar variasi
variabel dependen (return on
assets) yang dapat dijelaskan oleh
variabel
independen
(cash
conversion cycle, firm size, sales
growth, debt ratio, tax ratio, dan
tangibility) adalah sebesar 20,4%.
November 2013
Sedangkan sisanya 79,6% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam model penelitian.
Uji F
Berdasarkan hasil uji F pada
Tabel 4.8, nilai signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai alpha
0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa
model
regresi
yang
digunakan dalam penelitian ini fit
untuk digunakan.
Uji t
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.9, model regresi penelitian ini adalah:
Y = -0,214 + 0,000CCC + 0,012SIZE + 0,007SG – 0,055DR + 0,225TAX –
0,096TANG + e
Keterangan:
Y
= Profitabilitas
CCC = Cash Conversion Cycle
SIZE = Ukuran Perusahaan
SG
= Pertumbuhan Penjualan
DR
= Debt Ratio
TAX = Pajak
TANG = Tangibility
e
= Error
Hasil uji t pada Tabel 4.9
menunjukkan
variabel
cash
conversion cycle memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,010 lebih
kecil dari nilai alpha 0,05 maka Ha1
dapat diterima, artinya variabel
cash
conversion
cycle
(CCC)
berpengaruh terhadap variabel
return on assets (ROA). Variabel
CCC memiliki koefisien positif
sebesar 0,000 artinya variabel ini
memiliki pengaruh positif terhadap
ROA, karena CCC yang lama dapat
meningkatkan profit perusahaan
melalui penjualan yang tinggi.
Semakin besar piutang dagang
menunjukkan
penjualan
yang
100
terjadi semakin tinggi sehingga
dapat
menambah
sedikit
keuntungan bagi perusahaan.
Tabel
4.9
menunjukkan
variabel firm size memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari nilai alpha 0,05, maka
Ha2 dapat diterima artinya firm
size berpengaruh terhadap return
on assets. Variabel firm size
memiliki koefisien positif sebesar
0,012 yang menunjukkan bahwa
firm size berpengaruh positif
terhadap return on assets, karena
semakin besar skala perusahaan
maka semakin besar laba yang
dihasilkan
karena
perusahaan
ISSN: 1410 -9875
memiliki tingkat daya saing yang
tinggi.
Hasil uji t pada Tabel 4.9
menunjukkan nilai signifikansi sales
growth sebesar 0,756 lebih besar
dari nilai alpha 0,05 yang berarti
Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini
berarti sales growth tidak memiliki
pengaruh terhadap return on assets
karena perusahaan tidak melakukan
efisiensi biaya pokok penjualan dan
biaya
operasional
sehingga
peningkatan dari penjualan tidak
berpengaruh
terhadap
profit
perusahaan.
Pada Tabel 4.9, debt ratio
menunjukkan
nilai
signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai
alpha sebesar 0,05 maka Ha4 dapat
diterima,
artinya
debt
ratio
berpengaruh
terhadap
profitabilitas. Variabel debt ratio
memiliki nilai koefisien negatif
sebesar -0,055. Artinya debt ratio
berpengaruh
negatif
terhadap
return on assets karena perusahaan
tidak menggunakan pinjamannya
dengan efisien sehingga menambah
beban perusahaan dan menurunkan
laba perusahaan.
Hasil uji t pada Tabel 4.9
menunjukkan tax ratio memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari nilai alpha 0,05, maka
Ha5 dapat diterima artinya pajak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas. Variabel tax ratio
memiliki nilai koefisien positif
sebesar 0,225 artinya tax ratio
berpengaruh
positif
terhadap
return on assets karena semakin
besar tagihan pajak perusahaan,
menunjukkan laba yang dihasilkan
perusahaan tinggi karena pajak
penghasilan dibebankan atas laba.
Hasil uji t pada Tabel 4.9
menunjukkan tangibility memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
Rutji Satwiko
kecil dari nilai alpha 0,05 maka Ha6
dapat diterima, artinya tangibility
berpengaruh
terhadap
profitabilitas. Variabel tangibility
memiliki nilai koefisien negatif
sebesar
-0,096
yang
berarti
terdapat pengaruh negatif dan
signifikan dari variabel tangibility
terhadap return on assets, karena
perusahaan tidak mengelola aset
tetapnya dengan baik dan efisien
sehingga memberikan hasil yang
kurang
menguntungkan
dan
menurunkan profit perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen modal kerja, ukuran
perusahaan, dan pajak memiliki
pengaruh
positif
terhadap
profitabilitas.
Pertumbuhan
penjualan tidak memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas. Sedangkan
debt
ratio
dan
tangibility
berpengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas.
Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian
ini terdapat beberapa keterbatasan
yang
dialami
oleh
peneliti
diantaranya adalah:
1. Periode penelitian yang realtif
singkat yaitu selama empat
tahun dari tahun 2009 sampai
2012.
2. Penelitian
ini
hanya
menggunakan
6
variabel
independen
yaitu
cash
conversion cycle, firm size,
sales growth, debt ratio, tax
ratio, dan tangibility yang
dianggap dapat mempengaruhi
profitabilitas
perusahaan.
Sementara masih banyak faktor
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
lain yang dapat mempengaruhi
profitabilitas.
3. Hasil
uji
normalitas
menunjukkan distribusi data
yang tidak normal.
4. Terdapat variabel yang terjadi
masalah
heteroskedastisitas
dalam model regresi.
Rekomendasi
Adapun beberapa saran atau
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya
terkait
dengan
pembahasan mengenai pengaruh
terhadap profitabilitas:
1. Penelitian
selanjutnya
diharapkan dapat menggunakan
periode pengamatan yang lebih
panjang agar hasil penelitian
bisa lebih akurat dan maksimal.
November 2013
2. Untuk penelitian selanjutnya
dapat mengunakan variabel lain
yang
dianggap
memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas
agar korelasi antar variabel
menjadi kuat. Diharapkan juga
menggunakan pengukuran yang
berbeda untuk profitabilitas dan
variabel bebas lainnya.
3. Menggunakan
data
yang
memiliki
karakteristik
yang
sesuai dengan sampel dan
menghindari kesalahan dalam
input data agar data dapat
berdistribusi normal.
4. Menambah
jumlah
data
observasi agar tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
REFERENSI
Azlina, N. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal dan
Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas. Jurnal Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis, 1 (2): 107-114
Bhayani, Sanjay J. 2010. Determinant of Profitability in Indian Cement
Industry: An Economic Analysis. South Asian Journal of Management, 17
(4): 6-20
Bisnis Indonesia. 2012. BUMI Diproyeksi Bangkrut: Manajemen Masih Optimis.
http://archive.bisnis.com/articles/bumi-diproyeksi-bangkrutmanajemen-masih-optimistis, 29 Agustus
Erasmus, P.D. 2010. Working Capital Management and Profitability: The
Realtionship Between The Net Trade Cycle and Return on Assets.
Management Dynamics, 19 (1): 2-10
Falope, Olufemi I., and Olubanjo T. Ajilore. 2009. Working Capital
Management and Corporate Profitability: Evidence from Panel Data
Analysis of Selected Quoted Companies in Nigeria. Research Journal of
Business Management, 3 (3): 73-84
Gitman, L J. 2006. Principles of Managerial Finance. 11th Edition, San Diego
State University
Godfrey, J., Allan Hodgson, Scoot Holmes, Ann Tarca. 2006. Accounting
Theory. 6th Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd
Ghozali, H. I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Cetakan IV. Universitas Diponegoro
102
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
Gill, Armajit., Nahum Biger, dan Neil Mathur. 2010. The Relationship Between
Working Capital Management and Profitability: Evidence From the
United States. Business and Economics Journal, BEJ-10: 1-9
______________________________________. 2011. The Effect of Capital
Structure on Profitability: Evidence From United States. International
Journal of Management, 28 (4): 3-15
Herdiani, Tiara., Darminto, dan MG. Wi. Endang NP. 2013. Pengaruh Financial
Leverage Terhadap Profitabilitas: Studi Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/artic
le/view/221/238
Joni., dan Lina. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi 12 (2): 81-96
Kamaliah, Nasrizal Akbar., dan Lesinta Kinanti. 2009. Analisis Pengaruh Rasio
Aktivitas, Leverage Keuangan, Ukuran, dan Umur Perusahaan Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, 17 (3): 10-23
Kebewar, M. 2013. Does Debt Affect Profitability? An Empirical Study of
French Trade Sector. Munich Personal RePEc Archive No.43968
Kristantri, Rr. T M., dan Ni Ketut Rasmini. 2012. Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Profitabilitas Dengan Pertumbuhan Laba Sebagai
Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1 (2),
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/2111/3251
Malik, U Z., Athar Iqbal. 2012. Affect of Working Capital Management on Firms
Profitability in Sugar Industry of Pakistan. Munich Personal RePEc
Archive No.41436
Mansoori, E., and Datin Dr. Joriah Muhammad. 2012. The Effect of Working
Capital Management on Firm’s Profitability: Evidence From Singapore.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 4 (5):
472-486
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta
Mareta, Asty Dela., Topowijono, Zahroh. 2013. Pengaruh Financial Leverage
Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Sektor Makananan dan
Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011).
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/artic
le/view/49/52
Nurhasanah. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ilmiah, 4 (3): 31-39
Putri, Yesa. 2012. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal,
Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2010.
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1990/1/NewJurnal.
pdf
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Raheman, A., M Nasr. 2007. Working Capital Management and Profitability –
Case of Pakistani Firms. International Review of Business Research
Papers, 3 (1): 279-300
Riadi,
M.
2012.
Rasio
Profitabilitas.
Kajian
Pustaka.
www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html
Rosyadah, Faizatur., Suhadak, dan Darminto. 2013. Pengaruh Struktur Modal
Terhadap Profitabilitas (Studi Perusahaan Real Estate and Property
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011).
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/artic
le/download/136/191
Samiloglu, F., K Demirgunes. 2008. The Effect of Working Capital Management
on Firm Profitability: Evidence from Turkey. The International Journal
of Applied Economics and Finance, 2 (1): 44-50
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Supriyanto, Eko., dan Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan
Penjualan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Keuangan. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, 10 (1): 13-22
Usama, Muhammad. 2012. Working Capital Management and its affect on
firm’s profitability and liquidity: In Other food sector of (KSE) Karachi
Stock Exchange. Arabian Journal of Business and Management Review
(OMAN Chapter), 1 (12): 62-73
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Essentials of Managerial
Finance. 10th Edition. University of California , Los Angeles and Florida.
Weygandt, J J., Paul D.Kimmel, Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting.
IFRS Edition. University of Wiconsin. Northern Illinas University
Zeitun, R., G G Tian. 2007. Capital Structure and Corporate Performance:
Evidence from Jordan. The Australasian Accounting Business and
Finance Journal, 1 (4): 40-61
104
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
LAMPIRAN
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
N
Minimum Maksimum Rata-rata
292
0,0004
0,4173
0,098973
292 -25,7520
349,1493 107,553955
292 24,9687
32,8365 27,853029
292 -0,5866
1,4855
0,121762
292
0,0739
3,2100
0,453138
292 -0,4893
0,5895
0,197519
292
0,0052
0,7880
0,350884
ROA
CCC
SIZE
SG
DR
TAX
TANG
Valid N
292
(listwise)
Sumber: Output Data SPSS 19
Deviasi
Standar
0,0881810
72,6762188
1,5534228
0,2199395
0,3544780
0,1000229
0,1841838
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier
N
Asymp Sig.
Sebelum Uji Outlier
292
0,000
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas setelah Outlier
N
Asymp Sig.
Setelah Uji Outlier
269
0,017
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
CCC
0,846
1,182
SIZE
0,899
1,112
SG
0,977
1,024
DR
0,926
1,079
TAX
0,959
1,043
TANG
0,932
1,073
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Sig.
CCC
0,000
SIZE
0,103
SG
0,594
DR
0,607
TAX
0,097
TANG
0,001
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Sig.
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Res_2
0,240
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model
R
Adjusted R Square
1
0,470
0,204
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.8 Hasil Uji F
F
Sig.
13,460
0,000
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4.9 Hasil Uji t
Variabel
B
t
Konstanta
-0,214
-2,355
CCC
0,000
-2,588
SIZE
0,012
3,967
SG
0,007
0,312
DR
-0,055
-4,070
TAX
0,225
4,776
TANG
-0,096
-3,706
Sumber: Output Data SPSS 19
106
Sig.
0,019
0,010
0,000
0,756
0,000
0,000
0,000
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 107-120
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, KEPUTUSAN PENDANAAN
PERUSAHAAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN
PADA KINERJA PERUSAHAAN
RICARDO S. WIRJAWAN
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The study examines the influence of board size, proportion of
female director, board meeting, audit commitee, independent commissioner,
capital structure, dividend payment, dan ownership structure toward firm
performance. Data for this study is taken from public manufacturing
companies listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2012. The sample
method uses purposive sampling method. There are 38 public manufacturing
companies that fulfill the selection of criteria sample. This study uses multiple
regression method to see the contribution of each variable influence to firm
performance. The results shows that dividend policy affects firm performance.
While board size, proportion of female director, board meeting, audit
committee, independent commissioner, capital structure, and ownership
structure do not affect firm performance.
Keywords: Corporate Governance, Corporate Financing Decision, Firm
Performance, Return on Asset, Board Size, Board Meeting,
Proportion of Female Director, Audit Commitee, Independent
Commissioner, Capital Structure, Dividend Policy, and Ownership
Structure.
Abstrak: Studi ini meneliti pengaruh ukuran dewan, proporsi direktur wanita,
pertemuan dewan, komite audit, komisaris independen, struktur modal,
pembayaran dividen, dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan.
Data untuk penelitian ini diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012. Metode sampel menggunakan
metode purposive sampling. Ada 38 perusahaan manufaktur sektor publik yang
memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini menggunakan metode
regresi berganda untuk melihat kontribusi setiap pengaruh variabel terhadap
kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sementara ukuran dewan, proporsi
direktur wanita, pertemuan dewan, komite audit, komisaris independen,
struktur modal, dan struktur kepemilikan tidak mempengaruhi kinerja
perusahaan.
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Kata kunci: Tata Kelola Perusahaan, Keputusan Pembiayaan Perusahaan,
Kinerja Perusahaan, Return on Asset, Ukuran Dewan, Rapat
Dewan, Proporsi Direktur Perempuan, Komite Audit, Komisaris
Independen, Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Struktur
Kepemilikan.
PENDAHULUAN
Pasar
modal
merupakan
komponen yang sangat penting
dalam dunia ekonomi di suatu
negara karena diawali dari dana
investasi berbagai pihak dan juga
dianggap
sebagai
indikator
pertumbuhan
untuk
ekonomi
negara. Dari hasil investasi berbagai
pihak tersebut, tentu mereka
mengharapkan
tingkat
pengembalian investasi untuk modal
yang telah ditanamkan. Hal ini
memperjelas bahwa maksimalisasi
keuntungan
merupakan
tujuan
utama dari manajer yang mengelola
investasi tersebut dan sudah
ditetapkan dari semula (Moradi et
al. 2012).
Isu corporate governance
mulai menjadi pembicaraan yang
sangat penting sejak berbagai
skandal
perusahaan
yang
mengindikasikan
lemahnya
corporate governance. Skandal
Enron dan WorldCom di Amerika,
Marconi di Inggris dan Royal Ahold di
Belanda
membuktikan
bahwa
corporate governance mendapat
perhatian khusus dan bukan sesuatu
yang
bisa
dianggap
ringan
(Nuswandari 2009).
Perbedaan penelitian ini
dengan
penelitian
sebelumnya
adalah
penelitian
sebelumnya
menggunakan perusahaan yang
tergabung dalam Tehran Stock
Exchange sedangkan penelitian
sekarang menggunakan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek
108
Indonesia. Adanya penambahan
variabel independen yaitu board
size, proportion of female director,
audit committee, board meeting,
dan independent commissioner.
Pada penulisan ini, peneliti tertarik
untuk membahas dengan topik:
“Pengaruh Tata Kelola Perusahaan,
Keputusan Pendanaan Perusahaan,
dan Struktur Kepemilikan pada
Kinerja Perusahaan”.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai pengaruh board
size, proportion of female director,
board meeting, audit commitee,
independent commissioner, capital
structure, dividend policy, dan
ownership
structure
terhadap
kinerja perusahaan.
Sistematika penulisan terdiri
atas
lima
bagian.
Pertama,
pendahuluan menjelaskan tentan
latar belakang penelitian, tujuan
penelitian,
dan
sistematika
penulisan. Kedua, menjelaskan
mengenai rerangka teoritis dari
penelitian, penelitian terdahulu,
dan hipotesis. Ketiga, menjelaskan
bentuk penelitian, objek penelitian,
definisi operasional variabel dan
pengukuran, metode pengumpulan
data, metode analisis dan hipotesis
penelitian. Keempat, menjelaskan
mengenai hasul dari penelitian yang
dilakukan. Terakhir, ditutup dengan
temuan
hasil
penelitian,
keterbatasan
penelitian,
dan
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya dengan tujuan yang
sama.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Teori
keagenan
mengasumsikan
bahwa
semua
individu berhak atas kepentingan
mereka sendiri. Pemegang saham
sebagai prinsipal diasumsikan hanya
tertarik kepada hasil keuangan yang
bertambah atau investasi mereka
dalam perusahaan. Para agen
diasumsikan menerima manfaat
berupa kompensasi keuangan dan
syarat-syarat yang menyertai dalam
hubungan
tersebut.
Karena
perbedaan kepentingan ini, masingmasing pihak saling mengejar
keuntungan untuk pihak masingmasing (Wahyudiharto 2009 dalam
Susanto 2011).
Pecking Order Theory
Pecking Order Theory secara garis
besar menyatakan bahwa keputusan
pendanaan perusahaan memiliki
suatu hierarki. Perusahaan akan
lebih cenderung untuk menggunakan
sumber
pendanaan
internal
daripada eksternal dalam aktivitas
pendanaan. Jika perusahaan tidak
memiliki dana internal yang cukup
memadai, maka dana eksternal akan
dipilih sebagai alternatif pendanaan
tersebut. Jika dana eksternal
dibutuhkan maka perusahaan akan
cenderung untuk menggunakan
hutang daripada ekuitas (Siregar
2005 dalam Joni dan Lina 2010).
Teori Miller Modigliani
Teori ini menjelaskan bahwa
tidak ada rasio hutang yang optimal
dan rasio hutang tidak menjelaskan
nilai perusahaan. Asumsi yang
digunakan dalam teori ini adalah
tidak ada pajak, tidak ada asimetri
informasi, dan tidak ada biaya
Ricardo S. Wirjawan
transaksi (Frensidy 2008 dalam Joni
dan Lina 2010).
Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah suatu tampilan
keadaan
secara
utuh
atas
perusahaan selama periode waktu
tertentu yang merupakan hasil atau
prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan
dalam
memanfaatkan
sumbersumber daya yang dimiliki (Helfert
1996 dalam Nuswandari 2009).
Kinerja perusahaan dapat ditinjau
dari perspektif keuangan yang
memiliki hubungan yang erat dengan
profitabilitas.
Perusahaan
cenderung bergantung pada modal
dari
pihak
eksternal
untuk
membiayai kegiatan operasionalnya.
Return On Asset
Banyak
cara
untuk
mengidentifikasikan
kinerja
perusahaan. Kita dapat menganalisa
dengan
menggunakan
banyak
metode pengukuran, salah satunya
adalah Return on Asset (ROA).
Return on Asset merupakan cara
pengukuran yang
paling
luas
cakupannya
dalam
mengukur
performa perusahaan, khususnya
untuk
perusahaan
yang
mengandalkan
investasi
dalam
bentuk aset yang terlihat maupun
yang tidak terlihat, dan kita juga
dapat
membandingkan
tingkat
pengembalian
modal
yang
diinvestasikan
dari
investasi
alternatif.
Dalam
menganalisa
tingkat pengembalian atas modal,
kita
akan
membandingkan
pendapatan sebuah perusahaan atau
pengukuran kinerja lainnya, pada
level perusahaan dan sumber
pendanaan perusahaan tersebut
(Subramanyam dan Wild 2009).
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Board Size
Beiner
et
al.
(2003)
menegaskan bahwa dewan direktur
merupakan institusi ekonomi yang
membantu
memecahkan
permasalahan
agensi,
yang
melekat dalam perusahaan publik.
Dewan direktur bertanggung jawab
pada komisaris perusahaan mereka.
Komposisi dewan direksi sering
digunakan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolusi dan dominasi
direksi. Jumlah dewan direksi yang
besar
kurang
efektif
dalam
memonitor manajemen. Direksi
sangat berpengaruh di perusahaan
karena dewan direksi adalah
eksekutor
dalam
perusahaan.
Direksi diukur dengan jumlah
anggota dewan direksi (Jati 2008).
Board
size
berpengaruh
Ha1:
terhadap kinerja perusahaan.
Proportion of Female Director
Masih sedikitnya wanita yang
ditempatkan di posisi direktur
mungkin disebabkan oleh adanya
persepsi yang berbeda mengenai
kesuksesan yang diraih pria dan
wanita. Kesuksesan pria dianggap
karena adanya kemampuan yang
tinggi dalam hal talenta atau
kecerdasan, sedangkan kesuksesan
wanita dianggap lebih disebabkan
oleh
faktor
keberuntungan
(Crawford 2006 dalam Kusumastuti
et al. 2007). Gneezy (2004) dalam
Kusumastuti
et
al.
(2007)
menjelaskan
penelitian
yang
mengambil sampel mahasiswa yang
mengambil kelas decision making
menemukan bahwa dalam investasi
keuangan,
wanita
melakukan
investasi yang lebih kecil daripada
yang
dilakukan
pria.
Mereka
berpendapat bahwa wanita kurang
menyukai risiko daripada pria,
sehingga
wanita
memiliki
110
November 2013
persentase yang rendah dalam
beberapa jabatan daripada pria.
Ha2: Proportion of Female Director
berpengaruh
terhadap
kinerja
perusahaan.
Board Meeting
Dalam sebuah perusahaan
biasanya
terdapat
sebuah
pertemuan yang diadakan baik oleh
dewan komisaris maupun dewan
direksi.
Mereka
biasanya
mengadakan
pertemuan
untuk
membahas hal-hal yang berkaitan
dengan
kegiatan
operasional
perusahaan. Selain itu, dengan
adanya board meeting akan lebih
memudahkan melihat sisi tata kelola
perusahaan (corporate governance)
yang sudah dilaksanakan oleh
perusahaan tersebut (Makki et al.
2009).
Ha3: Board meeting berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Audit Committee
Kep. 29/PM/2004 menyebutkan
bahwa komite audit adalah komite
yang dibentuk oleh dewan komisaris
untuk melakukan tugas pengawasan
pengelolaan pelaporan keuangan
perusahaan. Komite audit sebaiknya
memiliki
latar
belakang
pengetahuan di bidang keuangan
khususnya di bidang akuntansi.
Dengan adanya pengetahuan di
bidang
akuntansi,
diharapakan
komite audit akan semakin efektif
dalam
melakukan
pengawasan
terhadap pelaporan keuangan dan
tata kelola perusahaan (Nurhidayati
et al. 2013).
Ha4: Audit Committee berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Capital Structure
Komisaris independen terdiri dari
anggota dewan komisaris yang tidak
ISSN: 1410 -9875
terafiliasi
dengan
manajemen
perusahan (yang tidak memiliki
hubungan
istimewa
dengan
perusahaan), atau anggota dewan
komisaris
lainnya,
investor
mayoritas. Komisaris independen
juga dapat dikatakan tidak memiliki
hubungan bisnis atau pun bentuk
hubungan lain yang mempengaruhi
dirinya untuk bisa bekerja dan
bertindak
secara
independen
(Machmud dan Djakman 2008 dalam
Manik 2011).
Ha5: Independent Commissioner
berpengaruh
terhadap
kinerja
perusahaan.
Capital Structure
Menurut Kartadinata (1999) dalam
Kesuma (2009), struktur keuangan
suatu
perusahaan
akan
menggambarkan secara keseluruhan
bagian kredit hutang jangka pendek
maupun jangka panjang dalam
neraca. Sedangkan struktur modal
merupakan
susunan
atau
perbandingan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri, atau
dengan kata lain struktur modal
merupakan bagian dalam struktur
keuangan sebuah perusahaan.
Ha6: Capital structure berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Dividend Policy
Kebijakan dividen adalah keputusan
di mana perusahaan menentukan
seberapa
besar
porsi
bagian
keuntungan yang menjadi hak bagi
pemegang saham atau investor. Bagi
para investor atau pemegang saham,
dividen merupakan salah satu
keuntungan yang akan didapatkan
selain keuntungan lain berupa
capital gain. Secara umum, dividen
dapat didefinisikan sebagai bagian
yang dibagi oleh perusahaan kepada
masing-masing pemegang saham
Ricardo S. Wirjawan
(Brigham dan Houston 2006 dalam
Sukendro dan Pujiharjanto 2012).
Ha7: Dividend policy berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Ownership Structure
Institusi merupakan sebuah lembaga
yang memiliki kepentingan besar
terhadap investasi yang dilakukan,
termasuk investasi saham. Sehingga
biasanya institusi menyerahkan
tanggung jawab pada divisi tertentu
untuk
mengelola
investasi
perusahaan tersebut (Murwaningsari
2009). Menurut Pozen (1994) dalam
Murwaningsari
(2009),
investor
institusi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu investor pasif dan
investor aktif. Keberadaan institusi
inilah yang mampu menjadi alat
pengawasan yang efektif bagi
perusahaan.
Ownership
structure
Ha8:
berpengaruh
terhadap
kinerja
perusahaan.
METODA PENELITIAN
Bentuk
penelitian
yang
digunakan peneliti dalam model
penelitian ini adalah penelitian
kausalitas. Populasi yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode tahun 2009-2012. Teknik
pengambilan dan pengumpulan
sampel ini menggunakan metode
purposive sampling. . Adapun
kriteria pengambilan sampel yaitu:
(1) Perusahaan manufaktur yang
memiliki laporan keuangan periode
tutup buku 31 Desember; (2)
Perusahaan
manufaktur
yang
memiliki direksi wanita selama
periode penelitian tahun 2009-2012;
(3) Perusahaan yang memiliki
komite audit dengan latar belakang
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
keuangan selama periode penelitian
tahun 2009-2012; (4) Perusahaan
yang memiliki komisaris independen
selama periode penelitian tahun
2009-2012; (5) Perusahaan yang
memiliki kepemilikan institusional
selama periode penelitian tahun
2009-2012.
Definisi Operasional
Variabel Dependen
Dalam penelitian ini, Return
on Asset akan diproksikan dengan
membandingkan laba bersih dengan
total aset perusahaan. Dengan
membandingkan kedua komponen
ini diharapkan dapat menunjukkan
kinerja
perusahaan
dalam
menghasilkan tingkat pengembalian
akan aset (Moradi et al. 2012).
Variabel ini menggunakan skala
rasio.
Net income
ROA =
Total Asset
Board Size
Komposisi dewan direksi
sering digunakan untuk melakukan
identifikasi keberadaan kolusi dan
dominasi direksi. Jumlah dewan
direksi yang kurang efektif dalam
memonitor
perusahaan
sangat
berpengaruh
bagi
perusahaan.
Maka, susunan dewan direksi diukur
dengan jumlah anggota dewan
direksi yang terdapat dalam suatu
perusahaan tersebut (Jati 2008).
Variabel ini menggunakan skala
rasio.
Board Size = ∑ Anggota Dewan
Direksi
Proportion of Female Director
Menurut
Bonn
(2004)
Pengukuran variabel dari proporsi
direksi wanita (FEM_DIR), diukur
dengan menggunakan female ratio
yaitu dengan membagi antara
jumlah direksi wanita dalam sebuah
perusahaan dengan keseluruhan
total
direksi
dalam
sebuah
perusahaan.
Variabel
ini
menggunakan skala rasio.
Proportion of Female Director �
Board Meeting
Board meeting dalam konteks
penelitian dapat diukur dengan
berapa kali rapat anggota dewan
direksi dilakukan dalam kurun waktu
1
tahun
periode
perusahaan
(Suhardjanto 2010). Variabel ini
menggunakan skala rasio.
Board Meeting = ∑ Rapat dewan
direksi dalam kurun waktu 1 tahun
Audit Committee =
112
November 2013
Jumlah direksi wanita
Total jumlah direksi
Audit Committee
Menurut Nurhidayati (2013)
komite audit yang dihitung adalah
berdasarkan jumlah proporsi komite
audit yang memiliki pengetahuan
atau pun latar belakang pendidikan
di bidang keuangan terhadap jumlah
keseluruhan anggota komite audit
yang terdapat dalam perusahaan.
Variabel ini menggunakan skala
rasio.
Komite audit yang memiliki latar belakang keuangan
Jumlah komite audit
ISSN: 1410 -9875
Ricardo S. Wirjawan
Independent Commissioner
Komisaris independen diukur
dengan menggunakan indikator
proporsi jumlah dewan komisaris
rasio.
independen terhadap total dewan
komisaris yang ada di dalam sebuah
perusahaan (Manik 2011). Variabel
ini menggunakan skala
Jumlah komisaris independen
Total anggota komisaris perusahaan
Capital Structure
menghasilkan
keuntungan
bagi
Rasio ini digunakan untuk
perusahaan (Syamsudin, 2007:54
mengukur kemampuan perusahaan
dalam Natalia et al. 2013). Struktur
dalam menjamin hutang-hutangnya
modal dalam model penelitian ini
dengan sejumlah aktiva yang
dihitung dengan membagi total
dimilikinya. Semakin tinggi total
hutang terhadap total aktiva.
debt semakin besar jumlah modal
Variabel ini menggunakan skala
pinjaman yang digunakan dalam
rasio.
Total Debts
Capital Structure �
Total Assets
Independent Commissioner =
Dividend Policy
Menurut
Sukendro
dan
Pujiharjanto
(2012),
kebijakan
dividen dapat diukur dengan
variabel dummy, yaitu dengan nilai
1 dan 0. Variabel ini bertujuan
untuk melihat apakah perusahaan
yang membagi dividen maupun yang
tidak
membagikan
dividen
menghasilkan perbedaan dalam
kinerja perusahaan. Variabel ini
menggunakan skala nominal, di
mana:
Dummy 1 = membagikan dividen
Dummy 0 = tidak membagikan
dividen
Institutional Ownership =
HASIL PENELITIAN
Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 38
perusahaan. Ada pun prosedur
pemilihan sampel dapat dilihat pada
tabel 1. Hasil dari statistik
deskriptif dapat dilihat pada tabel
2, sedangkan hasil frekuensi
dividend policy dapat dilihat pada
Ownership Structure
Kepemilikan
institusional
merupakan kepemilikan saham oleh
pemerintah,
institusi keuangan,
institusi berbadan hukum, institusi
luar negeri, dana perwalian serta
institusi lainnya pada akhir tahun
(Shien et al. 2006 dalam Nurhidayati
2013). Variabel ini dapat diukur dari
penjumlahan atas persentase saham
institusional (perusahaan lain baik
yang berada di dalam maupun di
luar negeri, serta saham pemerintah
baik di dalam maupun di luar
negeri). Variabel ini menggunakan
skala rasio.
Jumlah saham institusional
Total saham beredar
tabel 3. Uji normalitas residual
dapat dilihat pada tabel 4 dan 5
yang menunjukkan nilai asymp.sig
<0,05, hal itu menunjukkan bahwa
data tidak terdistribusi secara
normal. Uji outlier dilakukan dan
hasilnya menunjukkan bahwa nilai
asymp.sig <0,05 dimana nilai
residual
tersebut
juga
tidak
terdistribusi secara normal. Maka
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data awal
sebelum uji outlier. Hasil uji
multikolinearitas berdasarkan tabel
6 menunjukkan bahwa semua
variabel independen memiliki nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF (Variance Inflation
Factor) yang lebih kecil dari 10,
maka bahwa model regresi tersebut
tidak mengalami multikolinearitas.
Hasil uji heteroskedastisitas yang
menggunakan metode uji glejser
dapat dilihat pada tabel 7 dimana
menunjukkan beberapa variabel
terdapat heteroskedastisitas yaitu:
dividend
policy
(DP),
dan
independent
commisioner
(INDP_COM). Hasil uji autokorelasi
yang
menggunakan
pengujian
Bruesch-Godfrey dapat dilihat pada
tabel 8 Uji autokorelasi pada
penelitian ini menunjukkan nilai
signifikan lebih besar dari 0,05,
maka dalam model regresi ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi. Hasil dari analisis
koefisien korelasi (R) dan hasil
analisis koefisien determinasi (Adj.
R2) yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel 9 dan tabel 10.
Hasil dari analisis koefisien korelasi
menunjukkan
bahwa
terdapat
hubungan yang lemah antara
variabel
independen
terhadap
variabel dependen. Nilai dari
analisis koefisien korelasi adalah
sebesar 0,107 atau sebesar 10,7%
yang berarti bahwa besarnya variasi
variabel dependen (Return on
Asset) dapat dijelaskan oleh
variabel independen. Sedangkan
sisanya sebesar 89,3% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam model regresi ini.
Hasil dari uji statistik F ditunjukkan
pada tabel 11 atas menunjukkan
bahwa nilai sig. pengujian tersebut
114
November 2013
adalah sebesar 0,002 atau lebih
kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan
bahwa model regresi fit dan layak
digunakan dalam penelitian. Hasil
dari uji t ditunjukkan pada tabel 12
yang menunjukkan bahwa variabel
dividend policy memiliki pengaruh
yang positif terhadap kinerja
perusahaan (Return on Asset).
PENUTUP
Kesimpulan dari hipotesis
adalah:
(1)
Dividend
Policy
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja perusahaan (2) Board size,
Proportion of female director,
Board meeting, Audit commitee,
Independent commissioner, Capital
Structure, dan Ownership structure
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kinerja
perusahaan.
Keterbatasan dalam penelitian ini
antara lain: (1) Analisis koefisien
determinasi menunjukkan bahwa
variabel independen yakni sebesar
10,7%. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 89,3% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak disertakan
dalam penelitian ini; (2) Penelitian
ini hanya menggunakan perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia sehingga jumlah
populasi penelitian terbatas dan
jumlah obyek penelitian hanya
berjumlah 38 perusahaan dari
keseluruhan populasi; (3) Data
penelitian terdapat masalah asumsi
klasik, yaitu heteroskedastisitas.
Dengan terdapatnya keterbatasan
penelitian, maka rekomendasi yang
dapat diberikan penulis bagi
penelitian berikutnya adalah: (1)
Menambahkan beberapa variabel
independen
yang
dapat
mempengaruhi variabel dependen,
seperti variabel yang berhubungan
corporate governance karena masih
ISSN: 1410 -9875
banyak yang bisa digali dari
perspektif variabel tersebut, dan
penambahan
variabel
yang
berhubungan dengan corporate
financing decision, seperti debt to
equity ratio; (2) Obyek penelitian
yang digunakan sebaiknya diperluas
Ricardo S. Wirjawan
untuk memperoleh jumlah sampel
yang
lebih
besar
seperti
menggunakan
perusahaan
non
keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
sebagai
populasi penelitian.
REFERENSI
Amidu, Mohammed. 2007. How Does Dividend Policy Affect Performance of The
Firm on Ghana Stock Exchange. Investment and Financial
Innovations,Vol.4, Issue 2, 2007.
Antari, Dewa Ayu Prati P., I Made Dana. 2011. Pengaruh Struktur Modal,
Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan.
E-Journal Universitas Udayana.
Beiner, S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. Zimmermann. 2003. “Is Board Size An
Independent Corporate Governance Mechanism? National Centre of
Competence in Research Financial Valuation and Risk Management
Working Paper no.89.
Bonn, Ingrid. 2004. Board Structure and Firm Performance: Evidence From
Australia. Journal of the Australian and New Zealand Academy of
Management 10. 1 (2004): 14-24.
Eisenberg, Theodore, Stefan Sundgren, dan Martin T. Wells. 1998. Larger Board
Size and Decresing Firm Value in Small Firms. Journal of Financial
Economics 48, 35-54.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indrawatie, Ratna. 2012. Pengaruh Keahlian Auditor Intern dan Tingkat
Kepatuhan Terhadap Kinerja Perusahaan (Survey pada Perusahaan skala
Mengengah dan Besar di Tasikmalaya). Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Siliwangi.
Jati, Framudyo. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi, fakultas Ekonomi-Universitas Gunadarma, 2009.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada.
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol, No.2. Agustus, Hal 81-96.
Kajananthan, Rajendran.2012. Effect of Corporate Governance on Capital
Structure: Case of The Srinlankan Listed Manufacturing Companies.
Researchers World 3. 4 (Oct 2012): 63-71.
Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhada Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11,
Maret, Hal 38-45.
Kusumastuti Sari, Supatmi, dan Perdana Sastra. 2007. Pengaruh Board Diversity
Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance.
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Keuangan, Vol.9 No.2 November 2007: 8898.
Kyereboah-Coleman, Anthony. 2007. Relationship Between Corporate
Governance and Firm Performance: an African Perspective. Faculty of
Economic and Management Sciences. Dept. of Business Management.
Stellenbosch University.
Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu
Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 11, No.1 ,Mei 2009:30-41.
Manik, Tumpal. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Komisaris
Independen, Komite Audit, Umur Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
(Studi Empiris Perusahaan Property & Real Estate di BEI). JEMI, Vol.2,
No.2, Desember 2011:25-36.
Moradi, Nassim Shah; Aldin, Mahmood Moein; Heyrani, Forough; Iranmahd,
Mohsen. 2012. The Effect of Corporate Governance, Corporate Financing
Decision and Ownership Structure on Firm Performance: A Panel Data
Approach from Tehran Stock Exchange. International Journal of
Economics and Finance 4. 6 (Jun 2012): 86-93.
Natalia, Desy; Rande Samben; Musviyanti. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda.
Nurhidayati, Winda; Andreas; Julita Saidi. 2013. Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan LQ 45.
Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index
Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2009, Hal 7084.
Subramanyam,K.R, John J.Wild. 2009. Financial Statement Analysis, Tenth
Edition. McGraw.Hill. International Edition.
Suhardjanto, Djoko, Novita Dian Permata Sari. 2010. Pengaruh Corporate
Governance, Etnis, dan Pendidikan Terhadap Environmental Disclosure:
Studi Empiris pada Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia. KINERJA,
Volume 14, No.2, Th. 2010: Hal. 151-164.
Sukendro, Djoko, C.Ambar Pujiharjanto. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen
Terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia. Proceedings of Conference in
Business, Accounting and Management (CBAM) 2012, hal 475-484.
Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen,
Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang, Investasi, dan
Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.13, No.3 Desember
2011, Hlm 195-210.
Wicaksana, Ketut Arya Bayu. 2011. Pengaruh Umur Anggota Dewan pada Kinerja
Pasar. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol.3 November 2011. Hal 177187.
Wulandari, Ndaruningpuri. 2006. Pengaruh Indikator Mekasnime Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus
Ekonomi Vol 1 No.2 Desember 2006 :120-136
116
ISSN: 1410 -9875
No.
1
2
3
Ricardo S. Wirjawan
Tabel 1
Hasil Pemilihan Sampel
Deskripsi Kriteria
Semua perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada periode 1
Januari 2009 sampai 31 Desember 2012.
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki
laporan keuangan periode tutup buku 31
Desember.
Perusahaan manufaktur yang memiliki direksi
wanita selama periode penelitian tahun 20092012.
4.
Jumlah
Jumlah
Perusahaan Data
126
504
(4)
(16)
(83)
(332)
(1)
(4)
(0)
(0)
(0)
(0)
Perusahaan yang memiliki komite audit
dengan latar belakang keuangan selama
periode penelitian tahun 2009-2012.
5.
6.
Perusahaan
yang
memiliki
komisaris
independen selama periode penelitian tahun
2009-2012
Perusahaan yang memiliki kepemilikan
institusional selama periode penelitian tahun
2009-2012
38
Total perusahaan dan data penelitian
Sumber: Data yang dikumpulkan
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif
Std. Deviation Minimum
Variable
N
Mean
ROA
152 ,09156966 ,115281338
-,179000
B_SIZE
152 5,44
2,380
2
FEM_DIR
152 ,28565021 ,130224640
,090909
B_MEET
152 16,11
13,081
1
AUD_COM
152 ,80000000 ,205677330
,333333
INDP_COM
152 ,41977339 ,129536959
,111111
CS
152 ,58875451 ,528524854
,052400
OS
152
,218323504
,066700
,70559924
Sumber: Output Data SPSS 19
152
Maximum
,570000
12
,750000
52
1,000000
,800000
3,209999
,981800
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 3
Hasil Frekuensi Dividend Policy
Frequenc
Valid
Cumulative
y
Percent
Percent
Percent
Valid Otherwise
75
49.3
49.3
49.3
Pay
77
50.7
50.7
100.0
dividend
Total
152
100.0
100.0
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
DA
N
Normal Parameters(a,b) Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogrov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: Output Data SPSS 19
152
0,0000000
,10601819
0,172
0,172
-0,085
2,119
0,000
Tabel 4.5
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier
DA
N
146
Normal Parameters(a,b) Mean
0,0000000
Std. Deviation
,09721004
Most Extreme
Absolute
0,141
Differences
Positive
0,141
Negative
-0,062
Kolmogrov-Smirnov Z
1,698
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,006
Sumber: Output Data SPSS 19
118
ISSN: 1410 -9875
Ricardo S. Wirjawan
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance
VIF
B_SIZE
0,747
1,339
FEM_DIR
0,829
1,206
B_MEET
0,926
1,080
AUD_COM 0,865
1,156
INDP_COM 0,827
1,210
CS
0,870
1,150
DP
0,764
1,309
OS
0,854
1,171
Dependent Variable: return on asset
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig.
Variabel
B_SIZE
,908
FEM_DIR ,177
B_MEET
,164
AUD_COM ,297
IND_COM ,038
CS
,415
DP
,038
OS
,986
Dependent Variabel: ARES_1
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi
Model
Sig
res_2
0,563
Dependent variable: res_1
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 9
Hasil Analisis Koefisien Korelasi
R
Model
1
0,393
Sumber: Output Data SPSS 19
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 10
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model
Adj. R
square
1
0,107
Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 11
Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares
1
Regression
0,310
Residual
1,697
Total
2,007
Sumber: Output Data SPSS 19
Variabel
Constant
B
,102
B_SIZE
,002
FEM_DIR
-,025
B_MEET
-,001
AUD_COM
-,032
IND_COM
,063
CS
-,022
DP
,064
OS
-,020
Sumber: Output Data SPSS 19
120
df
8
143
151
Mean
Square
0,039
0,012
Tabel 12
Hasil Uji t
Sig
Keputusan
,12
2
,62 Ha1 gagal
6
diterima
,74 Ha2 gagal
2
diterima
,05 Ha3 gagal
9
diterima
,49 Ha4 gagal
4
diterima
,40 Ha5 gagal
3
diterima
,21 Ha6 gagal
8
diterima
,00 Ha7 diterima
2
,64 Ha8 gagal
4
diterima
F
Sig.
3,260
,002
Kesimpulan
Tidak
berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Berpengaruh
Tidak
berpengaruh
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 121-134
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA AUDITOR
RUDI RIADY
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze whether audit structure,
role conflict, role ambiguity, good governance, organizational culture and
leadership style have an effect to auditor performance. Subject of this
research is auditors whom worked at registered public accountant firm in
Jakarta. The sample is selected using purposive sampling method. Data were
collected using survei method. Number of questionnaires distributed was 200
coppies, but only 168 questionnaires returned. However, only 107 of returned
questionnaires were valid for analyses. The conclusion of this research shows
that role conflict, role ambiguity, good governance, and organizational
culture have influence to auditor performance. However, audit structure and
leadership style do not have influence to auditor performance.
Keywords:
Auditor Performance, Audit Structure, Role Conflict, Role
Ambiguity, Good Governance, Organizational Culture, and
Leadership Style.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, tata kelola yang baik,
budaya organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
auditor. Subjek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan
publik yang terdaftar di Jakarta. Sampel dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei.
Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 200 rangkap, tetapi hanya 168
kuesioner yang dikembalikan. Namun, hanya 107 kuesioner kembali yang
valid/sah untuk analisis. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
konflik peran, ambiguitas peran, tata kelola yang baik, dan budaya organisasi
memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Namun, struktur audit dan gaya
kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Kata Kunci: Kinerja auditor, struktur audit, konflik peran, ambiguitas peran,
tata kelola yang baik, struktur organisasi dan gaya kepimpinan.
PENDAHULUAN
dalam rangka mencapai hasil kerja
yang lebih baik atau menonjol ke
arah tercapainya tujuan organisasi
(Fanani et al. 2008). Kinerja
Kinerja auditor merupakan
perwujudan kerja yang dilakukan
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
auditor menjadi salah satu tolak
ukur yang digunakan untuk menilai
apakah suatu pekerjaan yang
dilakukan
akan
baik
atau
sebaliknya. Kinerja auditor menjadi
perhatian utama, baik bagi klien
ataupun publik, dalam menilai hasil
audit yang dilakukan.
Maraknya skandal akuntansi
perusahaan-perusahaan
besar
(seperti Enron, Global Crossing,
Worldcom, Adelphia, PNC Financial
Services, Bank Lippo, dan lain-lain)
hampir seluruhnya melibatkan KAP
besar seperti The Big Five. Auditor
seolah menjadi pihak yang harus
turut bertanggung jawab terhadap
merebaknya kasus-kasus manipulasi
akuntansi seperti ini (Fanani et al.
2008). Posisi akuntan publik sebagai
pihak independen yang memberikan
opini kewajaran terhadap laporan
keuangan serta profesi auditor yang
merupakan profesi kepercayaan
masyarakat juga mulai banyak
dipertanyakan
apalagi
setelah
didukung oleh bukti semakin
meningkatnya
tuntutan
hukum
terhadap kantor akuntan. Padahal
profesi
akuntan
mempunyai
peranan penting dalam penyediaan
informasi keuangan yang handal
bagi pihak yang berkepentingan
(Susiana dan Herawaty 2007).
Auditor menghadapi begitu
banyak tekanan dan tantangan
dalam memperbaiki kinerjanya,
sehingga menjadi hal yang cukup
penting bagi peneliti untuk melihat
dan mengetahui faktor-faktor yang
dapat
mempengaruhi
dan
meningkatkan kinerja auditor. Agar
untuk kedepannya auditor dapat
menjadi pihak independen yang
dapat dipercaya oleh masyarakat
dan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan.
122
November 2013
Penelitian
ini
dilakukan
untuk mengembangkan penelitian
sebelumnya, mengingat pentingnya
penilaian kinerja auditor dan
peranan penting profesi akuntan
dalam
penyediaan
informasi
keuangan yang handal. Penelitian
ini merupakan pengembangan dari
penelitian Fanani et al. (2008).
Adapun
pengembangan
yang
dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian sebelumnya dilakukan
di Jawa Timur pada auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan
Publik yang dikeluarkan oleh IAI
pada tahun 2003, sedangkan
penelitian penulis kali ini
dilakukan pada auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan
Publik yang berada di Jakarta
menurut daftar Direktori Kantor
Akuntan Publik yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) pada tahun
2012.
2. Penelitian
sebelumnya
menggunakan
3
variabel
independen
yaitu:
struktur
audit, konflik peran, dan
ketidakjelasan peran (Fanani et
al. 2008). Sedangkan dalam
penelitian ini, penulis akan
menambahkan tiga variabel
yang berbeda dari peneliti
sebelumnya yaitu pemahaman
good
governance,
budaya
organisasi,
dan
gaya
kepemimpinan.
Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai pengaruh dari
struktur audit, konflik peran,
ketidakjelasan peran, pemahaman
good
governance,
budaya
organisasi, gaya kepemimpinan
terhadap kinerja auditor.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS
Kinerja Auditor
Kinerja auditor merupakan
hasil kerja yang dicapai oleh
auditor
dalam
melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya,
dan menjadi salah satu tolak ukur
yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu pekerjaan yang
dilakukan akan baik atau sebaliknya
(Fanani et al. 2008). Menurut
Mulyadi (1998) dalam Trisnaningsih
(2007), kinerja auditor adalah
akuntan publik yang melaksanakan
penugasan pemeriksaan secara
obyektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi
lain
dengan
tujuan
untuk
menentukan
apakah
laporan
keuangan
tersebut
menyajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum,
dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan.
Struktur Audit
Menurut Bowrin (1998) dalam
Fanani et al. (2008), struktur audit
didefinisikan
sebagai
sebuah
pendekatan sistematis terhadap
auditing yang dikarakteristikkan
oleh langkah-langkah penentuan
audit, prosedur rangkaian logis,
keputusan,
dokumentasi,
dan
menggunakan sekumpulan alat-alat
dan
kebijakan
audit
yang
komprehensif dan terintergrasi
untuk
membantu
auditor
melakukan
audit.
Penggunaan
struktur audit dapat membantu
auditor
dalam
melaksanakan
tugasnya menjadi lebih baik,
sehingga
dapat
meningkatkan
kinerja auditor.
Rudi Riady
Konflik Peran
Konflik peran adalah konflik
yang timbul karena mekanisme
pengendalian birokrasi organisasi
tidak sesuai dengan norma, aturan,
etika dan kemandirian profesional.
Kondisi ini biasanya terjadi karena
adanya dua perintah yang berbeda
yang diterima secara bersamaan,
dan
pelaksanaan
salah
satu
perintah saja akan mengakibatkan
terabaikannya perintah yang lain
(Fanani et al. 2008).
Ketidakjelasan Peran
Ketidakjelasan peran muncul
karena tidak cukup atau tidak
adanya informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas-tugas
atau pekerjaan yang diberikan
dengan cara yang memuaskan
dalam
menjalankan
tugasnya
(Peterson dan Smith 1995 dalam
Fanani et al. 2008). Individu yang
mengalami ketidakjelasan peran
akan menjadi cemas, lebih tidak
puas, dan melakukan perkerjaan
dengan kurang efektif dibanding
individu lain sehingga menurunkan
kinerja mereka (Fanani et al.
2008). Hal ini didukung oleh
penelitian Fried (1998) dalam
Fanani
et
al.
(2008)
yang
menunjukkan bahwa ketidakjelasan
peran
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja auditor.
Pemahaman Good Governance
Menurut
Trisnaningsih
(2007),
Good
governance
merupakan tata kelola yang baik
pada suatu usaha yang dilandasi
oleh etika profesional dalam
berusaha
atau
berkarya.
Pemahaman
good
governance
merupakan wujud penerimaan akan
pentingnya suatu tata kelola yang
baik untuk mengatur hubungan,
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
fungsi, dan kepentingan berbagai
pihak dalam urusan bisnis maupun
pelayanan publik. Pemahaman atas
good governance adalah untuk
menciptakan
keunggulan
manajemen dan kinerja baik pada
perusahaan bisnis manufaktur (good
corporate governance) ataupun
perusahaan jasa, serta lembaga
pelayanan
publik
atau
pemerintahan (good government
governance).
Seorang
akuntan
yang
memahami good governance secara
benar maka akan mempengaruhi
perilaku profesional akuntan dalam
berkarya dengan orientasi pada
kinerja yang tinggi untuk mencapai
tujuan
akhir
sebagaimana
diharapkan oleh berbagai pihak
(Trisnaningsih 2007). Berdasarkan
uraian di atas dan penelitian
sebelumnya, diindikasikan bahwa
seorang auditor yang memahami
good governance maka kinerjanya
akan menjadi lebih baik.
Budaya Organisasi
Budaya telah didefinisikan
dengan berbagai cara, namun
belum dapat ditentukan definisinya
secara pasti (Ouchi dan Wilkins
1985 dalam Cahyono dan Ghozali
2002). Menurut Murtanto dan
Djasmin (2005) budaya organisasi
merupakan persepsi umum yang
dimiliki oleh seluruh anggota
organisasi,
sehingga
setiap
karyawan yang menjadi anggota
organisasi akan mempunyai nilai,
keyakinan, dan perilaku yang sesuai
dengan organisasi.
Lindawati
(2001)
menyatakan
bahwa
budaya
organisasi
dibangun
dari
kepercayaan yang dipegang teguh
secara
mendalam
tentang
bagaimana organisasi seharusnya
124
November 2013
dijalankan.
Budaya
merupakan
sistem nilai organisasi dan akan
mempengaruhi
cara
pekerjaan
dilakukan
dan
cara
pegawai
berprilaku. Individu dapat mampu
dan efisien tanpa tergantung pada
orang lain, tetapi perilakunya tidak
sesuai dengan budaya organisasi,
maka orang tersebut tidak akan
berhasil didalam organisasi.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah
cara pimpinan untuk mempengaruhi
orang lain maupun bawahannya
sedemikian rupa sehingga orang
tersebut mau melakukan kehendak
pemimpin untuk mencapai tujuan
organisasi meskipun secara pribadi
hal
tersebut
mungkin
tidak
disenangi (Luthans 2002 dalam
Trisnaningsih
2007).
Hubungan
antara pemimpin dengan yang
dipimpin sangat erat, oleh karena
itu keberhasilan seorang pemimpin
dalam mengelola organisasi tidak
akan
terlepas
dari
peran
bawahannya.
Pemimpin
harus
memiliki jiwa kepemimpinan yang
kuat agar apa yang diharapkan
dapat diwujudkan bersama dengan
stafnya (Koesmono 2006).
Penelitian Terdahulu
Struktur Audit terhadap Kinerja
Auditor
Asih
(2006)
menyatakan
bahwa struktur audit memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja auditor. Demikian
juga dengan penelitian Fanani et
al. (2008) yang menyatakan bahwa
struktur audit berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
auditor. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan struktur audit
dapat membantu auditor dalam
melaksanakan tugasnya menjadi
ISSN: 1410 -9875
lebih
baik,
sehingga
dapat
meningkatkan kinerja auditor.
Konflik Peran terhadap Kinerja
Auditor
Agustina (2009) menyatakan
bahwa konflik peran memiliki
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap kinerja auditor. Penelitan
yang dilakukan oleh Fanani et al.
(2008) juga menyatakan bahwa
konflik peran berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja
auditor. Konflik peran secara
potensial
dapat
menurunkan
motivasi kerja,
sehingga dapat
menurunkan
kinerja
secara
keseluruhan.
Ketidakjelasan Peran terhadap
Kinerja Auditor
Menurut Agustina (2009),
ketidakjelasan
peran
memiliki
pengaruh negatif terhadap kinerja
auditor. Namun berbeda dengan
penelitian tersebut di atas, Fanani
et al. (2008) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa ketidakjelasan
peran tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja auditor. Hal ini
terjadi
karena
kebanyakan
responden
dari
penelitiannya
adalah
auditor
pemula
yang
memiliki pengalaman kerja yang
relatif singkat (0-2 tahun) dan usia
yang relatif muda, sehingga belum
merasakan ketidakjelasan peran.
Pemahaman Good Governance
terhadap Kinerja Auditor
Trisnaningsih
(2007)
menyatakan bahwa pemahaman
good governance tidak berpengaruh
langsung terhadap kinerja auditor.
Temuan ini mengindikasikan bahwa
auditor yang hanya memahami good
governance
tetapi
dalam
pelaksanaan pemeriksaan tidak
Rudi Riady
menegakkan independensinya maka
tidak akan berpengaruh terhadap
kinerjanya. Hal ni terbukti bahwa
independensi auditor berfungsi
sebagai variabel intervening dalam
hubungan antara pemahaman good
governance
terhadap
kinerja
auditor.
Budaya
Organisasi
terhadap
Kinerja Auditor
Marganingsih dan Martani
(2009)
membuktikan
dalam
penelitiannya
bahwa
budaya
organisasi memiliki pengaruh yang
negatif terhadap kinerja auditor.
Menurutnya lingkungan birokrasi
seringkali
mengakibatkan
penurunan
kinerja
pegawai.
Berbeda dengan Koesmono (2006)
menyatakan
bahwa
budaya
organisasi berpengaruh terhadap
kinerja secara positif. Suharto dan
Cahyono (2005) juga menyatakan
bahwa ada pengaruh yang positif
antara budaya organisasi dengan
kinerja karyawan.
Namun, Trisnaningsih (2007)
menyatakan
bahwa
budaya
organisasi
tidak
berpengaruh
langsung terhadap kinerja auditor.
Temuan ini mengindikasikan bahwa
budaya
organisasi
dapat
mempengaruhi kinerja auditor jika
auditor
tersebut
mempunyai
komitmen terhadap organisasinya.
Dengan
demikian
dapat
diindikasikan
bahwa
komitmen
organisasi
berfungsi
sebagai
variabel
intervening
dalam
hubungan antara budaya organisasi
terhadap kinerja auditor.
Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Auditor
Marganingsih dan Martani
(2009) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan
tidak
terbukti
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
signifikan terhadap kinerja auditor.
Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan
oleh
Suharto
dan
Cahyono (2005) yang menyatakan
bahwa ada pengaruh yang positif
antara
kepemimpinan
dengan
kinerja
karyawan.
Menurut
Trisnaningsih
(2007),
gaya
November 2013
kepemimpinan
berpengaruh
langsung terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini mengindikasi
bahwa gaya kepemimpinan dalam
KAP sebagai faktor yang dominan
dalam
menentukan
dan
pembentukan karakter perusahaan.
Model Penelitian
Struktur Audit
Konflik Peran
Ketidakjelasan
Kinerja Auditor
Good Governance
Budaya Organisasi
Gaya Kepemimpinan
Gambar 1 Model Penelitian
Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
Ha1: Struktur audit berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Ha2: Konflik peran berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
peran
Ha3: Ketidakjelasan
berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor.
Ha4: Pemahaman Good Governance
berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor.
Ha5: Budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
kepemimpinan
Ha6: Gaya
berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor.
126
METODA PENELITIAN
Obyek
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah Kantor Akuntan Publik yang
berada di provinsi DKI Jakarta
menurut daftar Direktori Kantor
Akuntan Publik yang dikeluarkan
oleh
Ikatan
Akuntan
Publik
Indonesia (IAPI) pada tahun 2012.
Para auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik tersebut menjadi
unit analisis dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, dengan kriteria
yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah:
1. Auditor yang memiliki latar
belakang pendidikan minimal S1
jurusan akuntansi.
ISSN: 1410 -9875
2. Auditor yang sudah mempunyai
pengalaman kerja sebagai auditor
minimal dua tahun.
Dipilih mempunyai pengalaman
kerja minimal dua tahun karena
auditor telah memiliki waktu dan
pengalaman
untuk
beradaptasi
serta menilai kondisi lingkungan
kerjanya (Trisnaningsih 2007).
Jenis data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer diperoleh
secara langsung dari responden.
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan metode survey yaitu dengan
mengunakan kuisioner. Penyebaran
kuisioner
dilakukan
dengan
berbagai cara, seperti datang
langsung ke Kantor Akuntan Publik
wilayah DKI Jakarta, melalui
perantara, ataupun menggunakan
surat elektronik.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Kinerja
auditor
dapat
didefinisikan sebagai hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan padanya, dan menjadi
salah satu tolak ukur yang
digunakan
untuk
menentukan
apakah suatu pekerjaan yang
dilakukan akan baik atau sebaliknya
(Kalbers dan Fogarty 1995 dalam
Fanani et al. 2008).
Struktur audit merupakan
suatu
pendekatan
sistematis
terhadap
auditing
yang
dikarakteristikan oleh langkahlangkah penentuan audit, prosedur
rangkaian
logis,
keputusan,
dokumentasi, dan menggunakan
sekumpulan alat-alat dan kebijakan
audit yang komprehensif dan
terintegrasi
untuk
membantu
Rudi Riady
auditor melakukan audit (Bowrin
1998 dalam Fanani et al. 2008).
Konflik peran merupakan
kondisi yang muncul karena adanya
dua perintah yang berbeda yang
diterima secara bersamaan dan
pelaksanaan salah satu perintah
saja
akan
mengakibatkan
terabaikannya perintah yang lain
(Wolfe dan Snoke 1962 dalam
Cahyono dan Ghozali 2002). Konflik
peran juga diartikan sebagai suatu
gejala psikologis yang dirasakan
oleh anggota organisasi yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman
dalam bekerja (Rizzo et al. 1970
Fanani et al. 2008).
Ketidakjelasan peran muncul
karena tidak cukupnya informasi
yang dimiliki seseorang serta tidak
adanya arah dan kebijakan yang
jelas,
ketidakpastian
tentang
otoritas, kewajiban dan hubungan
lainnya, dan ketidakpastian timbal
balik dan ganjaran terhadap
perilaku yang dilakukan (Rizzo et
al. 1970 Fanani et al. 2008).
Ketidakjelasan peran membentuk
suatu kondisi dimana tidak adanya
kejelasan
mengenai
pekerjaan
struktur tugas, deskripsi kerja,
peran sesungguhnya.
Pemahaman
good
governance dapat didefinisikan
dengan seberapa jauh pemahaman
atas konsep tata kelola perusahaan
atau organisasi yang baik oleh para
auditor (Trisnaningsih 2007). Prinsip
yang ada di dalam good governance
seperti
keadilan,
transparansi,
akuntabilitas,dan
pertanggung
jawaban diharapkan dapat menjadi
arahan
yang
jelas
dalam
menghasilkan kinerja auditor yang
efektif.
Budaya
organisasi
dapat
diartikan
sebagai
nilai-nilai
dominan yang digunakan dalam
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan atau organisasi dan
digunakan sebagai acuan filosofi
kinerja karyawan (Trisnaningsih
2007). Budaya dapat menyatukan
semua anggota yang berada dalam
komunitas organisasi dan menjadi
identitas yang membedakan suatu
organisasi satu dengan organisasi
lainnya.
Gaya kepemimpinan adalah
suatu cara yang digunakan oleh
seorang
pemimpin
untuk
mempengaruhi di dalam mengatur
dan mengkoordinasikan bawahan
dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan
yang
efektif
(Trisnaningsih 2007).
HASIL PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah
Kantor Akuntan Publik yang berada
di provinsi DKI Jakarta menurut
daftar Direktori Kantor Akuntan
Publik yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
November 2013
pada tahun 2012. Data penelitian
dikumpulkan dengan menyebar 200
kuisioner kepada beberapa Kantor
Akuntan Publik. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan
selama 4 minggu.
Data
kuisioner
yang
dikembali sebanyak 168 kuisioner
dari 200 kuisioner yang disebarkan.
Kuisioner yang tidak memenuhi
kriteria karena pengalaman kerja
kurang dari 2 tahun ataupun
memiliki latar belakang minimal
bukan
S1
jurusan
akuntansi
sebanyak 52 kuisioner dan kuisioner
yang tidak lengkap pengisiannya
berjumlah 9 kuisioner, sehingga
kuisioner yang memenuhi kriteria
untuk
diolah
berjumlah
107
kuisioner.
Jadi
tingkat
pengembalian
kuisioner
untuk
diolah
dalam
penelitian
ini
sebanyak 53,5%. Berikut tabel
mengenai rincian pengiriman dan
pengembalian
kuisioner
dalam
penelitian ini:
Tabel 1
Rincian jumlah sampel dan rincian pengembalian kuisioner
Jumla Persentas
Keterangan
h
e
Total kuisioner yang dibagikan
200
100%
Total kuisioner yang tidak kembali
32
16%
Total kuisioner yang kembali
168
84%
Total kuisioner yang tidak lengkap
9
4.5%
Total kuisioner yang tidak memenuhi kriteria
52
26%
penelitian
Total kuisioner yang dapat digunakan
107
53,5%
Sumber : Data primer diolah tahun 2012
Profil dari 107 responden
yang berpartisipasi pada penelitian
ini, berdasarkan jenis kelamin
dapat diketahui lebih banyak
responden yang berjenis kelamin
wanita, yaitu sebesar 59,8%,
sisanya sebesar 40,2% berjenis
128
kelamin pria. Dan kebanyakan dari
responden yaitu sebesar 66,4%
memiliki umur 20-25 tahun, dan
sisanya 28,0% berumur 26-30 tahun,
sebesar 3,7% berumur 31-35 tahun,
dan sebesar 1,9% berumur 36-40
tahun. Kemudian responden yang
ISSN: 1410 -9875
Rudi Riady
berpendidikan S1 sebesar 97,2% dan
pendidikan
S2
sebesar
2,8%.
Selanjutnya
untuk
responden
berdasarkan
lama
bekerja,
responden yang memiliki masa
bekerja 2-5 tahun berjumlah
sebesar 90,7%, masa bekerja 5-10
tahun sebesar 5,6%, dan sisanya
sebesar 3,7% memiliki masa bekerja
>10
tahun.
Responden
yang
memiliki jabatan sebagai junior
auditor sebesar 35,5%, sebagai
senior auditor sebesar 62,6%, dan
sebagai manager/partner sebersar
1,9%.
Untuk
memperoleh
gambaran secara umum mengenai
data penelitian, berikut disajikan
statistik deskriptif data sampel
keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Minimum Maximum
N
struktur_audit
konflik_peran
ketidakjelasan_peran
good_governance
budaya_organisasi
gaya_kepemimpinan
kinerja_auditor
107
107
107
107
107
107
107
13,00
7,00
6,00
20,00
17,00
17,00
14,00
20,00
24,00
18,00
32,00
31,00
36,00
26,00
Mean
16,5701
15,5327
10,8224
26,2523
22,4393
27,7290
20,6636
Std.
Deviation
1,67170
3,10908
2,61640
2,81201
2,35195
2,97654
2,65623
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Tabel 2 diatas menunjukkan
statistik deskriptif untuk variabel
dependen dan independen. Dimana
tabel
tersebut
menunjukkan
Struktur Audit memiliki nilai
terendah sebesar 13, nilai tertinggi
sebesar 20, nilai rata-rata sebesar
16,5701, dan memiliki standar
deviasi sebesar 1,67170. Konflik
Peran memiliki nilai terendah
sebesar 7, nilai tertinggi sebesar
24, nilai rata-rata sebesar 15,5327,
dan memiliki standar deviasi
sebesar 3,10908. Ketidakjelasan
Peran memiliki nilai terendah
sebesar 6, nilai tertinggi sebesar
18, nilai rata-rata sebesar 10,8224,
dan memiliki standar deviasi
sebesar 2,61640. Pemahaman Good
Governance memiliki nilai terendah
sebesar 20, nilai tertinggi sebesar
32, nilai rata-rata sebesar 26,2523,
dan memiliki standar deviasi
sebesar 2,81201. Budaya Organisasi
memiliki nilai terendah sebesar 17,
nilai tertinggi sebesar 31, nilai ratarata sebesar 22,4393, dan memiliki
standar deviasi sebesar 2,35195.
Gaya Kepemimpinan memiliki nilai
terendah sebesar 17, nilai tertinggi
sebesar 36, nilai rata-rata sebesar
27,7290, dan memiliki standar
deviasi sebesar 2,97654. Kinerja
Auditor memiliki nilai terendah
sebesar 14, nilai tertinggi sebesar
26, nilai rata-rata sebesar 20,6636,
dan memiliki standar deviasi
sebesar 2,65623.
Hasil uji validitas terhadap
seluruh butir-butir pertanyaan dari
variabel struktur audit, konflik
peran, ketidakjelasan peran, good
governance, budaya organisasi,
gaya kepemimpinan, dan kinerja
auditor dinyatakan valid. Setiap
butir pertanyaan menghasilkan nilai
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
r masing-masing yang mempunyai
korelasi secara signifikan, yaitu <
0,05. Hasil uji reliabilitas secara
Variabel
Struktur Audit
Konflik Peran
Ketidakjelasan Peran
Good Governance
Budaya Organisasi
Gaya Kepemimpinan
Kinerja Auditor
November 2013
rinci ditampilkan
berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Jumlah
Alpha
Pertanyaan
0,6321
5
0,7671
7
0,9004
6
0,8009
8
0,6257
8
0,8082
9
0,8241
7
dalam
tabel
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel di atas
terlihat bahwa nilai Alpha pada
setiap variabel bernilai >0,60. Pada
struktur
audit
menghasilkan
Cronbanch’s Alpha sebesar 0,6321,
variabel konflik peran menghasilkan
Cronbanch’s Alpha sebesar 0,7671,
variabel
ketidakjelasan
peran
sebesar
0,9004,
variabel
pemahaman
good
governance
sebesar 0,8009, variabel budaya
organisasi sebesar 0,6257, variabel
gaya kepemimpinan sebesar 0,8082,
dan variabel kinerja auditor sebesar
0,8241. Berdasarkan hal tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa
setiap butir pertanyaan variabel
independen dan variabel dependen
adalah adalah reliabel dan dapat
digunakan untuk mengukur variabel
yang bersangkutan.
Hasil uji t dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
Sig
B
Std.
Beta
Error
(Constant)
1,599 0,113
8,062 5,042
struktur_audit
-0,063 0,152
-0,040
- 0,679
konflik_peran
0,175 0,075
0,205 0,416 0,022
ketidakjelasan_peran -0,330 0,103
-0,325 2,326 0,002
good_governance
0,210 0,095
0,223
- 0,029
budaya_organisasi
0,322 0,094
0,285 3,194 0,001
gaya_kepemimpinan
0,063 0,082
0,071 2,209 0,440
3,412
0,775
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
130
ISSN: 1410 -9875
Variabel
struktur
audit
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,679 yang berarti lebih besar dari
0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Ha1 tidak
terdukung. Hal ini menunjukkan
bahwa struktur audit tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja auditor.
Hasil ini menunjukkan bahwa
penggunaan struktur audit yang
rinci dalam suatu KAP tidak dapat
membantu
auditor
dalam
meningkatkan kinerjanya secara
keseluruhan. Hal ini dapat terjadi
karena struktur audit bukanlah
pertimbangan utama yang dapat
mempengaruhi kinerja auditor.
Apabila di dalam suatu Kantor
Akuntan Publik (KAP), terdapat
struktur audit yang jelas, namun
kemampuan dari auditor tersebut
tidak cukup memadai, maka akan
menimbulkan kinerja auditor yang
kurang maksimal.
Variabel
konflik
peran
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,022 yang berarti lebih kecil dari
0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Ha2 terdukung.
Ini berarti bahwa konflik peran
memiliki pengaruh terhadap kinerja
auditor. Hal ini terjadi karena
sebagian besar responden dalam
penelitian ini adalah auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) non big four. Sehingga konflik
peran yang terjadi merupakan hal
yang biasa dialami oleh auditor
yang bekerja pada KAP non big
four. Dan juga konflik peran yang
dihadapi
oleh
auditor
tidak
membuat kinerja mereka menurun,
namun sebaliknya, meningkatkan
kinerja mereka. Hal ini dikarenakan
auditor
lebih
memprioritaskan
kinerja mereka sehingga konflik
peran yang mereka alami dan
rasakan tidak menghambat mereka
Rudi Riady
untuk bekerja lebih baik sehingga
kinerja mereka tetap meningkat.
Variabel
ketidakjelasan
peran memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,002 yang berarti lebih
kecil dari 0,05. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa Ha3
terdukung. Ini berarti bahwa
ketidakjelasan
peran
memiliki
pengaruh terhadap kinerja auditor.
Hal
ini
terjadi
karena
ketidakjelasan peran menimbulkan
rasa tidak nyaman dalam bekerja,
sehingga auditor yang mengalami
ketidakjelasan peran, kinerjanya
cenderung menjadi menurun.
Variabel pemahaman good
governance
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,029 yang
berarti lebih kecil dari 0,05. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan
bahwa Ha4 terdukung. Ini berarti
bahwa
pemahaman
good
governance
memiliki
pengaruh
terhadap kinerja auditor. Hal ini
dikarenakan karena seorang auditor
yang memahami good governance
secara
benar
maka
akan
mempengaruhi perilakunya dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan
orientasi memperoleh hasil yang
baik sehingga kinerjanya akan
meningkat.
Variabel budaya organisasi
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,001 yang berarti lebih kecil dari
0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Ha5 terdukung.
Ini berarti bahwa budaya organisasi
memiliki pengaruh terhadap kinerja
auditor. Hal ini sesuai dengan
penjelasan
bahwa
budaya
organisasi
memberikan
sugesti
kepada semua perilaku yang
diusulkan oleh organisasi agar
dapat dikerjakan, penyelesaian
yang sukses dan akibatnya akan
memberikan
keuntungan
pada
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
karyawan itu sendiri. Karyawan
akan memiliki
kepercayaan diri
yang tinggi, kemandirian, dan
mengagumi dirinya sendiri. Sifatsifat seperti ini akan dapat
meningkatkan harapan karyawan
agar
kinerjanya
semakin
meningkat.
Variabel gaya kepemimpinan
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,440 yang berarti lebih besar dari
0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Ha6 tidak
terdukung. Ini berarti bahwa gaya
kepemimpinan
tidak
memiliki
pengaruh terhadap kinerja auditor.
Hal ini disebabkan karena tidak
semua gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh atasan dalam
menjalankan
aktifitasnya
mempunyai pengaruh yang sama
terhadap
pencapaian
tujuan
perusahaan
dan
kinerja
bawahannya.
3.
4.
5.
PENUTUP
Penelitian
ini
bertujuan
untuk mendapatkan bukti empiris
apakah struktur audit, konflik
peran,
ketidakjelasan
peran,
pemahaman
good
governance,
budaya
organisasi,
dan
gaya
kepemimpinan
mempunyai
pengaruh terhadap kinerja auditor.
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Struktur audit tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
kinerja
auditor. Hasil penelitian ini
tidak
konsisten
dengan
penelitian Asih (2006) dan
Fanani et al. (2008).
2. Konflik
peran
mempunyai
pengaruh
terhadap
kinerja
auditor. Hasil penelitian ini
132
6.
November 2013
konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Agustina
(2009) dan Fanani et al. (2008).
Ketidakjelasan
peran
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja auditor. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Agustina (2009), namun tidak
konsisten dengan penelitian
Fanani et al. (2008) yang
menyatakan
bahwa
ketidakjelasan
peran
tidak
mempunyi pengaruh terhadap
kinerja auditor.
Pemahaman good governance
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja auditor. Hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan
penelitian Trisnaningsih (2007).
Budaya organisasi mempunyai
pengaruh
terhadap
kinerja
auditor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian
Koesmono (2006), Suharto dan
Cahyono
(2005),
serta
Marganingsih
dan
Martani
(2009). Namun tidak konsisten
dengan penelitian Trisnaningsih
(2007).
Gaya
kepemimpinan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja auditor. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Marganingsih
dan
Martani
(2009). Namun tidak sesuai
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Suharto dan
Cahyono (2005) dan penelitian
Trisnaningsih (2007).
Beberapa
hal
yang
menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini
adalah:
1. Periode penyebaran kuisioner
dilakukan pada periode peak
season. Karena itu, kuisioner
hanya dapat disebarkan kepada
beberapa
Kantor
Akuntan
ISSN: 1410 -9875
2.
3.
4.
5.
Publik (KAP) yang berada di DKI
Jakarta
dan
membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan
kembali
kuisioner yang telah disebar.
Responden dalam penelitian ini
ditujukan
hanya
untuk
responden yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik yang
berada di wilayah DKI Jakarta
saja, dan belum mencangkup
responden di wilayah lain.
Jumlah
responden
dalam
penelitian ini hanya sebanyak
107 responden, sehingga belum
mampu menggambarkan jumlah
auditor yang bekerja di seluruh
Kantor Akuntan Publik yang
berada di wilayah DKI Jakarta.
Penelitian ini hanya meneliti 6
variabel
independen,
sementara
masih
banyak
variabel independen lain yang
dapat mempengaruhi variabel
dependen (kinerja auditor).
Model regresi dalam penelitian
ini
mengandung
heteroskedastisitas.
Beberapa rekomendasi peneliti bagi
penelitian selanjutnya:
Rudi Riady
1. Penelitian
selanjutnya
sebaiknya saat membagikan
kuisioner tidak berada pada
periode peak season, sehingga
dapat menghasilkan data yang
lebih banyak.
2. Wilayah
untuk
penyebaran
kuisioner diperluas, tidak hanya
di daerah DKI
Jakarta,
sehingga mendapatkan hasil
yang lebih maksimal.
3. Jumlah
responden
yang
memenuhi kriteria sebaiknya
diperbanyak
agar
hasil
penelitian selanjutnya dapat
menghasilkan output yang lebih
maksimal.
4. Penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel-variabel
lain yang ikut mempengaruhi
variabel kinerja auditor namun
belum
dimasukkan
dalam
penelitian
ini,
seperti
independensi auditor, motivasi,
pengalaman, dan sebagainya.
5. Penelitian selanjutnya dapat
memperbanyak sampel dan
melakukan
transformasi
variabel
atau
dengan
melakukan
transformasi
logaritma.
REFERENSI
Abdulkadir. 2006. Konstruk dan Beberapa Hasil Penelitian tentang Budaya
Organisasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja. Teknologi & Manajemen
Informasi Vol. 4: 248-262.
Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan
Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal
Akuntansi Vol. 1: 40-69.
Armia, Chairuman. 2002. Peranan Budaya dalam Implementasi Good
Corporate Governance. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 4: 89-102.
Asih, Rike Dewi. 2006. Pengaruh Interaksi Locus of Control Auditor dan
Struktur Audit terhadap Kinerja Auditor: Studi pada KAP di Kota
Surabaya dan Malang. Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen & Akuntansi Vol.
3: 121-145.
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Cahyono, Dwi, dan Imam Ghozali. 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi
dan Konflik Peran terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen
Organisasi: Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia Vol. 5: 341-364.
Fanani, Zaenal., Rheny Afriana Hanif, dan Bambang Subroto. 2008. Pengaruh
Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap
Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol.5: 139155.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro
Koesmono, Teman. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi,
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. Ekuitas Vol. 10: 84-104.
Koesmono, Teman. 2006. Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
terhadap Perilaku Karyawan. Ekuitas Vol. 10: 335-348.
Lindawati, Tuty. 2001. Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja. Jurnal
Widya Manajemen & Akuntansi Vol. 1: 179-192.
Marganingsih, Arywarti, dan Dwi Martani. 2009. Analisis Variabel Anteseden
Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya terhadap Kinerja: Studi
Empiris pada Auditor di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah – Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Murtanto, dan Melva Djasmin. 2005. Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di Kantor
Akuntan Publik dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 7: 84-109.
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Jakarta:
Penerbit PT Elex Media Komputerindo
Sugiarto. 2006. Good Corporate Governance, Mampukah Meningkatkan Kinerja
Perusahaan?. Akuntabilitas Vol. 6, No. 1.
Suharto, dan Budhi Cahyono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi,
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Sumber Daya
Manusia di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah. JRBI Vol. 1: 13-30.
Supranto, J., 2008. Statistik Teori dan Aplikasi.
Susiana, dan Arleen Herawaty dan. 2007. Analisis Pengaruh Independensi,
Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap
Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas
Makassar, 26-28 Juli.
Suwandi, dan Nur Indriantoro. 1999. Pengujian Model Turnover Pasewark dan
Stawser: Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia Vol. 2: 173-195.
Trisnaningsih. Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governanace, Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Knerja Auditor.
Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar.
134
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 135-150
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
RICKY A. MULYANA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The research examines the influence of institutional ownership,
managerial ownership, private ownership, foreign ownership, firm size, debt
policy, free cash flow, and growth to dividend policy. The research model
uses dividend policy to reflect the agency issues and conflict of interest
between agent (manager) and principal (insider and outsider shareholders).
The object of this research are non financing companies listed in Indonesia
Stock Exchange from period 2009 until 2011. There are seventy eight
companies meet the criteria and were used as samples. The samples of this
research collected using purposive sampling. The resource data are taken
from Indonesia Stock Exchange website. Data were analyzed using multiple
regression analysis. The results of the analysis indicated that institutional
ownership, managerial ownership, private ownership, foreign ownership,
debt policy, free cash flow, and growth have no influence to dividend policy.
However, firm size has positive influence to dividend policy.
Keywords: institutional
ownership,
managerial
ownership,
private
ownership, foreign ownership, firm size, debt policy, free cash
flow, growth and dividend policy.
Abstrak: Penelitian ini meneliti pengaruh kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, kepemilikan pribadi, kepemilikan asing, ukuran
perusahaan, kebijakan hutang, arus kas bebas, dan pertumbuhan terhadap
kebijakan dividen. Model penelitian menggunakan kebijakan dividen untuk
mencerminkan isu-isu agensi dan konflik kepentingan antara agen (manajer)
dan prinsipal (insider dan pemegang saham luar). Objek penelitian ini adalah
perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode
2009 sampai 2011. Ada tujuh puluh delapan perusahaan memenuhi kriteria
dan digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan purposive sampling. Sumber data diambil dari situs Bursa Efek
Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, kepemilikan pribadi, kepemilikan asing, kebijakan hutang, arus
kas bebas, dan pertumbuhan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan
deviden. Namun, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen.
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Kata kunci: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan
pribadi, kepemilikan asing, ukuran perusahaan, kebijakan
hutang, arus kas bebas, pertumbuhan, kebijakan dividen
PENDAHULUAN
Tujuan utama investor dalam
menanamkan
modalnya
dalam
suatu
perusahaan adalah untuk
mendapatkan tingkat pengembalian
investasi (return) yang diharapkan.
Return yang akan diperoleh dapat
berupa dividen maupun pendapatan
dari selisih harga jual saham
terhadap harga beli (capital gain).
Setiap perubahan dalam kebijakan
pembayaran
dividen
akan
mempunyai
dua
dampak
berlawanan.
Dampak
tersebut
adalah
apabila
manajemen
membagikan semua laba dalam
bentuk dividen kepada investor
maka kebutuhan dana internal akan
terganggu
dalam
melakukan
investasi
untuk
mencukupi
modalnya. Dampak sebaliknya akan
terjadi
apabila
manajemen
menahan seluruh laba untuk
investasi, kewajiban perusahaan
dalam membayar dividen juga
terganggu.
Dengan adanya fenomena tersebut
penting untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi
kebijakan
dividen
sehingga
informasi
yang
melandasi
pembagian dividen akan diketahui.
Hal ini mungkin dapat dijadikan
dasar oleh para investor dalam
membuat keputusan investasi atau
membantu
manajer
dalam
memutuskan kebijakan pembayaran
dividen.
Penelitian
ini
merupakan
pengembangan dari
penelitian
Warrad et al. (2012). Perbedaan
antara penelitian ini dengan
136
penelitian
sebelumnya
yaitu,
penelitian
sebelumnya
menggunakan semua perusahaan
industri yang terdaftar di Bursa
Efek Amman (ASE) untuk periode
2005
sampai
2007
dengan
menggunakan
enam
variabel
independen
yaitu
kepemilikan
pribadi,
kepemilikan
keluarga,
kepemilikan asing, kepemilikan
negara dengan ukuran perusahaan,
dan kebijakan hutang sebagai
variabel
kontrol.
Sedangkan
penelitian ini menggunakan semua
perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada periode 2009 sampai
2011.
Penelitian
ini
hanya
menggunakan
empat
variabel
independen
yang
telah
ada
sebelumnya dan menghilangkan
variabel kepemilikan keluarga dan
kepemilikan Negara karena datanya
lebih banyak di Indonesia.
Penelitian
ini
menambahkan
variabel independen dari penelitian
sebelumnya yaitu free cash flow
dan tingkat pertumbuhan . Selain
itu, penelitian ini menggunakan
indikator kepemilikan institusional,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
pribadi
dan
kepemilikan asing untuk mengukur
pengaruh
struktur
kepemilikan
terhadap kebijakan dividen karena
penerapannya lebih banyak pada
perusahaan di Indonesia.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan bahwa
kepentingan
manajemen
dan
ISSN: 1410 -9875
kepentingan
pemegang
saham
sering kali bertentangan sehingga
dapat terjadi konflik (Tarjo dan
Hartono 2003 dalam Dewi 2008).
Menurut Godfrey et al. (2010, 362)
konflik antara manajemen dan
pemegang saham mengakibatkan
adanya biaya keagenan. Ada
beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan untuk mengurangi agency
cost antara lain meningkatkan
kepemilikan manajerial, dengan
menggunakan kebijakan hutang dan
mengaktifkan pengawasan melalui
investor-investor institusional.
Signalling Theory
Teori ini menyatakan bahwa
investor
akan
memandang
perubahan dividen sebagai suatu
sinyal
peramalan
laba
dari
manajemen. Menurut Suharli (2007)
pihak
manajemen
akan
membayarkan
dividen
untuk
memberikan
sinyal
mengenai
Ricky A. Mulyana
keberhasilan perusahaan dalam
membukukan
laba.
Adanya
peningkatan dividen sering kali
disertai dengan peningkatan harga
saham, sedangkan pengurangan
dividen biasanya mengacu pada
penurunan harga saham.
Bird In The Hand Theory
Bird
In
The
Hand
Theory
merupakan teori yang menjelaskan
bahwa dividen memiliki tingkat
kepastian
yang
lebih
tinggi
daripada capital gain. Investor akan
memilih dividen yang sudah pasti
jumlahnya daripada capital gain
yang belum pasti di masa yang akan
datang karena dividen merupakan
faktor yang dapat dikendalikan
perusahaan sedangkan capital gain
merupakan
faktor
yang
dikendalikan oleh pasar melalui
mekanisme penentuan harga saham
(Gordon dan Lintner 1963).
Model Penelitian
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Pribadi
Kepemilikan Asing
Kebijakan Dividen
Ukuran Perusahaan
Kebijakan Hutang
Free Cash Flow
Pengembangan
Hipotesis
Tingkat Pertumbuhan
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Berdasarkan uraian di atas,
hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Kepemilikan institusional
Ha1
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Kepemilikan
manajerial
Ha2
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Kepemilikan
pribadi
Ha3
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Kepemilikan
asing
Ha4
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Ukuran
perusahaan
Ha5
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Kebijakan
hutang
Ha6
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Free
cash
flow
Ha7
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
Tingkat
pertumbuhan
Ha8
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
METODA PENELITIAN
Pemilihan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah data dari perusahaan
nonkeuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari periode
tahun 2009 sampai dengan tahun
2011. Beberapa kriteria purposive
sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan non keuangan yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia selama
2009-2011.
2. Perusahaan non keuangan yang
menerbitkan laporan keuangan
dengan mata uang rupiah
138
3.
4.
5.
6.
7.
8.
November 2013
selama periode penelitian 20092011.
Perusahaan non keuangan
yang memiliki laporan keuangan
yang berakhir 31 Desember.
Perusahaan non keuangan yang
memiliki earnings after tax
positif secara konsisten selama
periode penelitian tahun 20092011.
Perusahaan non keuangan yang
membagikan dividen kas secara
konsisten
selama
periode
penelitian 2009-2011.
Perusahaan non keuangan yang
memiliki arus kas positif secara
konsisten
selama
periode
penelitian 2009-2011.
Perusahaan
yang
memiliki
kepemilikan institusional secara
konsisten
selama
periode
penelitian 2009-2011.
Perusahaan
yang
memiliki
kepemilikan
pribadi
secara
konsisten
selama
periode
penelitian 2009-2011.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah
keputusan manajemen tentang
besar kecilnya jumlah dividen yang
akan dibayarkan kepada pemegang
saham setiap tahunnya. Variabel ini
diukur dengan Dividend Payout
Ratio
(DPR).
Variabel
DPR
merupakan data berskala rasio.
Dividend Per Share
Dividend Payout Ratio=
Earnings Per Share
Sumber: Afza dan Mirza (2010)
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan
Institusional
merupakan rasio jumlah saham
yang dimiliki oleh lembaga atau
ISSN: 1410 -9875
institusi.
Kepemilikan
meliputi
kepemilikan
perusahaan
oleh
Ricky A. Mulyana
institusi
saham
institusi
pemerintah, swasta maupun asing
(Dewi 2008). Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala rasio.
Saham Institusi + Saham Blockholder
Kepemilikan Institusional =
Jumlah saham yang beredar
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
adalah suatu keadaan dimana
pemegang saham dalam suatu
perusahaan secara aktif ikut dalam
pengambilan
keputusan
yang
dilakukan oleh perusahaan (Hatta
2002). Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa seorang manajer
yang juga merangkap sebagai
pemegang saham di dalam suatu
perusahaan. Variabel kepemilikan
manajerial menggunakan variabel
dummy untuk menunjukkan ada
tidaknya kepemilikan
tersebut.
manajerial
Kepemilikan Pribadi
Kepemilikan pribadi dapat
juga disebut kepemilikan individu,
dianggap sebagai proporsi saham
yang dimiliki oleh investor individu
. Kepemilikan pribadi diukur
dengan jumlah saham yang dimiliki
oleh pemegang saham pribadi
dibandingkan dengan jumlah saham
yang beredar (Thanatawee 2013).
Variabel
ini
diukur
dengan
menggunakan skala rasio.
Saham yang dimiliki pribadi
Kepemilikan Pribadi =
Jumlah saham yang beredar
Kepemilikan Asing
Warrad et al. (2012)
menyatakan bahwa kepemilikan
asing
diukur
dengan
menggunakan variabel dummy
dengan ketentuan D=1 untuk
perusahaan
yang
memiliki
kepemilikan asing
dan D=0
untuk perusahaan yang tidak
memiliki
kepemilikan
asing.
Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala nominal.
Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang memiliki
ukuran besar akan lebih mudah
memasuki pasar modal sehingga
dengan
kesempatan
ini
perusahaan membayar dividen
besar kepada pemegang saham
(Dewi 2008). Menurut Warrad et
al. (2012), ukuran perusahaan
diukur dengan natural logaritma
dari total asset suatu perusahaan
pada akhir tahun.
Size = LN (Total Assets)
Kebijakan Hutang
Variabel Kebijakan Hutang
merupakan data berskala rasio.
Peningkatan
hutang
akan
mempengaruhi
tingkat
pendapatan bersih yang tersedia
bagi pemegang saham, artinya
semakin
tinggi
kewajiban
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan,
menurunkan
akan
semakin
kemampuan
perusahaan
dividen.
November 2013
dalam
membayar
Total Debt
Debt to total assets =
Total Assets
Sumber: Warrad et al. (2012)
Free Cash Flow
Free cash flow merupakan
jumlah arus kas yang tersisa dari
aktivitas operasi perusahaan
yang dapat digunakan untuk
tambahan investasi pada aset
tetap
(Kieso 2010, 616).
Pengukurannya
dengan
cara
aliran kas operasi dikurangi
besarnya pengeluaran modal dan
modal kerja bersih perusahaan
pada suatu periode dibagi
dengan total aset (Rosdini 2009).
Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala rasio.
Free Cash Flow
Free Cash Flow =
Total Aset
rasio yaitu dengan perubahan
total
assets,
dilambangkan
dengan
GROWTH
yaitu
perbandingan perubahan total
assets setiap periode (Masdupi
2012).
Tingkat Pertumbuhan
Pertumbuhan perusahaan
merupakan
kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan
size.
Variabel pertumbuhan
perusahaan diukur dengan skala
Total asset
(t )
- Total assets
GROWTH =
(t-1)
x 100%
Total assets
Metoda Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji
regresi berganda. Pengujian ini
bertujuan untuk menguji apakah
(t-1)
variabel
independen
berpengaruh terhadap variabel
dependen. Persamaan regresi
yang digunakan adalah:
DPR= B0 + B1INST + B2MANJ+ B3PRIV+ B4FORE+ B5SIZE+ B6DTA+ B7FCF+
B8GROWTH+ e
Dalam hal ini DPR Kebijakan
kepemilikan
Dividen,
INST
institusional, MANJ kepemilikan
manajerial, PRIV kepemilikan
pribadi, FORE kepemilikan asing,
140
SIZE ukuran perusahaan, DTA
kebijakan hutang, FCF free cash
flow, dan GROWTH tingkat
pertumbuhan.
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Variabel
N
Mean
DPR
234
0,4394577
INST
234
0,6986858
MANJ
234
0,44
PRIV
234
0,2713641
FORE
234
0,13
SIZE
234 28,701320
DTA
234
0,4150308
FCF
234
0,154229
GROWTH 234
0,1607728
Minimum Maximum
Std.Deviation
0,3416217
0,0151695 3,306721
0,1818234
0,0159146
0,981786
0,497
0,1622097
0
0,0182139
1
0,769980
0,340
1,4256132
0,1820912
0
25,011400
0,0307980
1
32,66486
0,893964
0,6666207
-9,471908
0,805262
0,2579762
-0,505852
2,648067
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Uji Normalitas Data Residual
Unstandardized
Residual
N
234
Asymp. Sig. (20,000
tailed)
Keterangan
Data tidak berdistribusi
normal
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil
pengujian
normalitas data residual yang
dilakukan
dengan
menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov menunjukkan bahwa
nilai asymp. Sig
2-tailed)
sebesar
0,000,
nilai
signifikansi ini lebih kecil dari
0,05 yang artinya data tidak
berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Variabel
Tolerance
INST
0,280
VIF
3,565
MANJ
0,855
1,169
PRIV
0,291
3,437
FORE
0,961
1,041
SIZE
0,907
1,103
Keterangan
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
DTA
0,903
1,108
FCF
0,831
1,204
GROWTH
0,836
1,196
November 2013
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil pengujian multikolinieritas
menunjukkan
bahwa
semua
variabel independen memiliki nilai
VIF dibawah 10 dan nilai tolerance
Uji Heteroskedastisitas
Model
Variabel
1
(Constant)
yang diatas 0,1. Hasil di atas
menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
Sig
0,095
INST
0,691
MANJ
PRIV
0,002
0,251
FORE
0,381
SIZE
0,475
DTA
0,736
FCF
0,820
GROWTH
0,207
Keterangan
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Terjadi heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil uji heteroskedastisitas di
atas menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan manajerial (MANJ)
terjadi heteroskedastisitas karena
nilai signifikansinya kurang dari
0,05.
Uji Autokorelasi
Model
1
Variabel
Sig.
Lag_res
0,170
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil uji Autokorelasi
menunjukkan nilai dari lag
residual sebesar 0,170. Nilai
signifikansi diatas lebih besar
142
atau
sama
dengan
0,05
sehingga di dalam model
tersebut
tidak
terjadi
autokorelasi.
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
Uji Hipotesis
Analisis Korelasi (R)
Model
1
R
0,265
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil
analisis
korelasi
sebesar 0.265 lebih kecil dari 0,5
dan menjauhi angka 1 yang berarti
hubungan
antara
variabel
kepemilikan institusional (INST),
kepemilikan manajerial (MANJ),
kepemilikan
pribadi
(PRIV),
kepemilikan
asing
(FORE),
kebijakan hutang (DTA), ukuran
perusahaan (SIZE), free cash flow
(FCF) ,dan tingkat pertumbuhan
(GROWTH)
dengan
kebijakan
dividen (DPR) adalah lemah.
Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model
Adjusted R-square
1
0,037
Sumber:
Pengolahan data SPSS 19
Tabel di atas menunjukkan
nilai Adjusted R Square sebesar
0,037. Hal ini berarti bahwa variasi
dari variabel kebijakan dividen
(DPR)
dapat
dijelaskan
oleh
variabel
independen
3,7%,
sedangkan sisanya sebesar 96,3%
dijelaskan oleh variasi variabel lain
yang tidak termasuk dalam model
regresi.
Uji F
Model
1
F
2,124
Sig
0,035
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai F sebesar 2,124 dengan
signifikansi sebesar 0,035. Nilai ini
lebih kecil atau sama dengan 0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa model
fit untuk dilakukan penelitian.
Uji t
Variab
el
(Constant)
T
B
-0,545
-1,129
INST
0,256
1,123
MANJ
-0,053
-1,119
PRIV
-0,090
-0,357
FORE
-0,064
-0,964
SIZE
0.032
1,996
Sig
0,26
0
0,26
3
0,26
5
0,72
1
0,33
6
0,04
Keterangan
Ha tidak
diterima
Ha tidak
diterima
Ha tidak
diterima
Ha tidak
diterima
Ha diterima
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
DTA
-0,109
-0,859
FCF
0,022
0,620
-0.107
- 1,151
GROWTH
November 2013
7
0,39
1
0,53
6
0,251
Ha tidak
diterima
Ha tidak
diterima
Ha tidak
diterima
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Berdasarkan uji T pada Tabel di
atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Hasil
signifikansi
dari
kepemilikan institusional (INST)
sebesar 0,263, nilai signifikansi
tersebut lebih besar atau sama
dengan
0,05
maka
dapat
disimpulkan Ha1 tidak diterima
yang berarti bahwa tidak
terdapat
pengaruh
variabel
kepemilikan
institusional
terhadap kebijakan dividen. Hal
ini
disebabkan
terjadinya
persebaran saham institusional.
Kekuatan
dan
keefektifan
kepemilikan saham institusional
dalam memonitor manajemen
terletak pada kekuatan kolektif
mereka. Tingkat persebaran
kepemilikan institusional akan
menurunkan kekuatan kolektif
mereka dalam mempengaruhi
kebijakan perusahaan, dalam
hal ini kebijakan dividen.
2. Hasil
signifikansi
dari
kepemilikan manajerial (MANJ)
sebesar 0,265, nilai signifikansi
tersebut lebih besar atau sama
dengan
0,05
maka
dapat
disimpulkan Ha2 tidak diterima
yang berarti bahwa tidak
terdapat
pengaruh
variabel
kepemilikan
manajerial
terhadap kebijakan dividen. Hal
ini
disebabkan
kepemilikan
saham
manajerial
tidak
signifikan sehingga manajer
lebih
mengutamakan
144
mengalokasikan laba ditahan
daripada membayar dividen
karena sumber dana internal
lebih
efisien
untuk
diinvestasikan kembali.
3. Hasil
signifikansi
dari
kepemilikan
pribadi
(PRIV)
sebesar 0,721, nilai signifikansi
tersebut lebih besar atau sama
dengan
0,05
maka
dapat
disimpulkan Ha3 tidak diterima
yang berarti bahwa tidak
terdapat
pengaruh
variabel
kepemilikan pribadi terhadap
kebijakan dividen. Hal ini dapat
terjadi
karena
kepemilikan
pribadi merupakan kepemilikan
publik di bawah 5% sehingga
tidak signifikan. Selain itu
kepemilikan pribadi juga tidak
disajikan secara rinci dalam
laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di BEI.
4. Hasil
signifikansi
dari
kepemilikan
asing
(FORE)
sebesar 0,336, nilai signifikansi
tersebut lebih besar atau sama
dengan
0,05
maka
dapat
disimpulkan Ha4 tidak diterima
yang artinya bahwa tidak
terdapat
pengaruh
variabel
kepemilikan asing terhadap
kebijakan dividen. Hal ini
disebabkan kepemilikan asing
diukur dengan menggunakan
variabel dummy, selain itu
kepemilikan asing di perusahaan
Indonesia masih sedikit sehingga
modal yang diterima dari
ISSN: 1410 -9875
investor asing tidak dapat
meningkatkan
kinerja
dan
mempengaruhi
kebijakan
dividen perusahaan.
5. Hasil nilai signifikansi dari
ukuran
perusahaan
(SIZE)
sebesar 0,047, nilai signifikansi
tersebut lebih besar atau sama
dengan
0,05
maka
dapat
disimpulkan Ha5 diterima yang
berarti bahwa variabel ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap kebijakan dividen,
serta arah yang diberikan
positif. Hal ini menunjukkan
semakin
besar
ukuran
perusahaan maka semakin tinggi
kebijakan
dividennya.
Perusahaan yang besar akan
cenderung membagikan dividen
yang tinggi untuk menjaga
reputasi di kalangan investor.
6. Signifikansi
dari
kebijakan
hutang (DTA) sebesar 0,391,
nilai signifikansi tersebut lebih
besar atau sama dengan 0,05
maka dapat disimpulkan Ha6
tidak diterima yang berarti
bahwa tidak terdapat pengaruh
variabel
kebijakan
hutang
terhadap kebijakan dividen. Hal
ini disebabkan perusahaan lebih
baik menggunakan hutang untuk
kegiatan operasional perusahaan
dan peningkatan modal daripada
membayar dividen.
7. Hasil signifikansi dari free cash
flow (FCF) sebesar 0,536, nilai
signifikansi tersebut lebih besar
atau sama dengan 0,05 maka
dapat disimpulkan Ha7 tidak
diterima yang artinya bahwa
tidak
terdapat
pengaruh
variabel free cash flow terhadap
kebijakan dividen. Hal ini
disebabkan perusahaan lebih
memilih
sisa
dana
untuk
Ricky A. Mulyana
investasi
yang
lebih
menguntungkan.
8. Hasil signifikansi dari tingkat
pertumbuhan (GROWTH) sebesar
0,251, nilai signifikansi tersebut
lebih besar atau sama dengan
0,05 maka dapat disimpulkan
Ha8 tidak diterima yang berarti
bahwa tidak terdapat pengaruh
variabel tingkat pertumbuhan
terhadap kebijakan dividen. Hal
ini
disebabkan
perusahaan
biasanya lebih menggunakan
dana yang tersedia untuk
menambah aset dibandingkan
membayar dividen.
SIMPULAN
Berdasarkan
pengujian
hipotesis yang telah dilakukan,
penulis dapat mengambil simpulan
sebagai berikut:
1. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Fadah dan Rian (2007) dan
Wiagustini (2009) dan
tidak
konsisten dengan penelitian
Dewi (2008), Lucyanda dan
Lilyana (2012), Putri dan Nasir
(2006),
Bukhori (2008) dan
Embara et al. (2012).
2. Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Fadah dan Rian (2007) serta
Suwaldiman dan Aziz (2006)
dan tidak konsisten dengan
penelitian Dewi (2008) dan
Nuringsih (2005).
3. Kepemilikan
pribadi
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Warrad
et.al
(2012)
dan
Lucyanda dan Lilyana (2012)
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
4.
5.
6.
7.
146
dan tidak konsisten dengan
penelitian Thanatawee (2013).
Kepemilikan
asing
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Lucyanda dan Lilyana (2012)
dan tidak konsisten dengan
penelitian Warrad et al. (2012),
Bokpin (2011), dan Hasnain et
al. (2012).
Ukuran
perusahaan
berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Warrad et al. (2012) , Lucyanda
dan Lilyana (2012), Mehta
(2012), Hasnain et al. (2010 ),
Dewi (2008) dan Nuringsih
(2005)
dan tidak konsisten
dengan penelitian Suwaldiman
dan Aziz (2006) dan Afza dan
Mirza (2010).
Kebijakan
hutang
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Bukhori (2008) dan Lucyanda
dan Lilyana (2012) dan tidak
konsisten dengan penelitian
Warrad et al. (2012), Fadah dan
Rian (2007), Nuringsih (2005),
serta Dewi (2008).
Free
cash
flow
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Thanatawee
(2013)
dan
Wiagustini (2009) dan tidak
konsisten dengan penelitian
Lucyanda dan Lilyana (2012),
Rosdini (2009), Kouki dan
Guizani ( 2012) dan Embara et
al. (2012).
8. Tingkat pertumbuhan tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Penelitian
November 2013
ini konsisten dengan penelitian
Suwaldiman dan Aziz (2006)
dan tidak konsisten dengan
penelitian Masdupi (2012) dan
Rahmawati (2011).
Keterbatasan
Dalam penelitian ini tentu
tidak
terlepas
dari
segala
keterbatasan-keterbatasan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perioda
penelitian
yang
digunakan cukup singkat yaitu
dalam periode selama 3 tahun.
2. Dalam penelitian ini hanya
meneliti 8 variabel independen
saja, sedangkan masih banyak
terdapat variabel lain yang
mungkin
mempengaruhi
kebijakan dividen.
3. Di dalam penelitian ini terjadi
heteroskedastisitas
pada
variabel
kepemilikan
manajerial dan data tidak
berdistribusi normal.
Rekomendasi
Setelah
mempertimbangkan
keterbatasan-keterbatasan di atas,
maka rekomendasi dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah sampel penelitian
perusahaan dalam penelitian.
2. Memperpanjang jangka waktu
penelitian misalnya 4 atau 5
tahun.
3. Menambah
variabel-variabel
independen lain yang belum
dimasukkan dalam penelitian
ini seperti cash position,
leverage keuangan, penjualan,
risiko pasar, dan lain-lain.
4. Mengatasi heteroskedastisitas
yang terjadi pada variabel
kepemilikan manajerial dengan
cara
menambah
jumlah
pengamatan.
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
REFERENSI
Afza, Talat dan Hammad Hassan Mirza. 2010. Ownership Structure and Cash
Flows as Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan.
International Business Research, July ,Vol. 3, No. 3, hlm. 210-218.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Wiliams, Jeffrey D. Camm,
James J. Cochran.. 2012. Statistics for Business and Economics. South
Western: Cengage Learning.
Bokpin, Godfred A. 2011. Ownership Structure, Corporate Governance and
Dividend Performance on the Ghana Stock Exchange. Journal of Applied
Accounting Research, Vol. 12, No. 1, Pp. 61-73.
Bukhori, Iskandar. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional,
Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit, dan Tingkat Resiko
Terhadap
Kebijakan Dividen. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Juli, Vol. XVI,
No. 2,
hlm. 135-143
Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial:
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Mei, Vol 9, No.1, hlm. 1-8.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April, Vol. 10,
No. 1, hlm. 47-58.
Efni, Yulia dan Sri Restuti. 2009. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity
Ratio, Rentabilitas Ekonomi, dan Return On Equity Terhadap Dividend
Per
Share pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI. Jurnal
Ekonomi, Vol. 17, No. 2.
Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari., Ni Luh Putu Wiagustini, dan Ida Bagus
Badjra. 2012. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen serta Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek.
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaa,. Agustus, Vol. 6,
No. 2.
Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan
Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ). Jurnal
Bisnis dan Manajemen, April, Vol.1, No.1, hlm. 14-29.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes.
2010. Accounting Theory, 7th Edition. United States: John Wiley &
Sons, Inc.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasnain, Baqir, Syed Zulfiqar Ali Shah and Wasim Ullah. 2010. Impact of
Ownership Structure on Dividend Policy of Firm Evidence from Pakistan.
International Conference on E-business, Management and Economics,
Vol. 3. Pp. 22-26.
Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jaai, Desember, Vol.
6, No. 2, hlm. 1-21.
147
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi & Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : Bhakti
Profesindo.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt,dan Paul D. Kimmel. 2010. Financial
Accounting: IFRS Edition, 1st Edition. United States: John Wiley & Sons
Inc.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2011.
Intermediate Accounting IFRS Edition, Vol. 2. United States: John Wiley
& Sons Inc.
Kouki, M., dan Guizani, M. 2012. Ownership Control Discrepancy and Dividend
Policy Evidence from Tunisian. International Business Research.
January, Vol. 5, No.1, Pp. 127-139.
Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur
Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika
Akuntansi, September, Vol. 4, No. 2, Pp. 129-138.
Masdupi, Erni. 2012. Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan
Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2 Economac, April, Vol.
12, No. 1, hlm. 9-14.
Mehta, Anupam. 2012. An Empirical Analysis of Determinants of Dividend
Policy Evidence from the UAE Companies. Global Review of Accounting
and Finance, March,Vol. 3, No. 1, Pp 18-31.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi
1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember,
Vol. 2, No. 2, hlm. 103-123.
Putri, Imanda F. dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan
Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan.
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus,
Hlm.1-25.
Rahmawati, Christina Heti Tri. 2011. Pengaruh Insider Ownership,
Institusional Ownership, Dispersion of Ownership, Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006.
Widya Warta, Januari, No. 01, hlm. 1-18.
Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio.
Research Days, Faculty of Economics – Padjadjaran University,
Bandung, Oktober, hlm. 1-8.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta:
Gramedia.
Sekaran U dan R Bougie. 2010. Research Methods For Business A Skill Building
Approach Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Inc.
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis
Tenth Edition. United States: The McGraw-Hill.
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel
Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei, Vol. 9, No. 1, hlm. 9-17.
148
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
Suwaldiman dan Ahmad Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko
Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Sinergi Kajian Bisnis dan
Manajemen, Januari, Vol. 8, No. 1, hlm. 53-64.
Thanatawee, Yordying. 2012. Ownership Structure and Dividend Policy
Evidence from Thailand. International Journal of Economics and
Finance,
Vol. 5, No. 1, Pp. 121-132.
Warrad, L.,Suzan , A., Ola, K., dan Imad,A. 2012. The Effect of Ownership
on Dividend Payout Policy: Evidence from Jordanian Context.
International Journal of Economics and Finance, February, Vol. 4, No.
2, Pp. 187-195.
Wiagustini, Nih Luh Putu. 2009. Investment Opportunity, Institutional
Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap Kebijakan Dividen
dan Return Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, September, Vol.
13, No. 3, hlm. 373-385.
149
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
150
November 2013
Download