rugi daya dengan menggunakan metode particle swarm

advertisement
OPTIMASI ALIRAN DAYA REAKTIF UNTUK MEMINIMASI RUGIRUGI DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM
OPTIMIZATION (PSO) PADA SISTEM KELISTRIKAN LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
PITIADANI BR TARIGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
OPTIMASI ALIRAN DAYA REAKTIF UNTUK MEMINIMASI RUGIRUGI DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM
OPTIMIZATION (PSO) PADA SISTEM KELISTRIKAN LAMPUNG
Oleh
Pitiadani Br Tarigan
Optimasi aliran daya reaktif pada sistem tenaga listrik digunakan untuk
meminimasi rugi-rugi daya dan mengontrol profil tegangan pada sistem.
Pengaturan daya reaktif pada sistem dilakukan pengontrolan variabel yang
meliputi tegangan pada generator, mengatur rasio tap transformator dan kapasitas
daya reaktif dari kapasitor. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi
daya pada sistem dengan mengatur aliran daya reaktif menggunakan algoritma
Particle Swarm Optimization (PSO). Simulasi pada penelitian ini dilakukan
menggunakan software Matlab. Optimasi aliran daya reaktif pada penelitian ini
dilalakukan pada sistem Kelistrikan Lampung. Dari hasil optimasi diperoleh rugirugi daya aktif sebesar 16,5896 MW dan rugi-rugi daya reaktif sebesar 52.84
MVAr. Bila dibandingkan dengan rugi daya sebelum optimasi sebesar 19,605
MW, maka setelah optimasi dilakukan terjadi penurunan rugi-rugi daya aktif
sebesar 15,381 %. Optimasi aliran daya reaktif dapat mempertahankan profil
tegangan pada batas operasi yang diizinkan pada sistem tenaga Listrik Lampung.
Kata Kunci: Particle Swarm Optimization, optimasi, daya reaktif
ABSTRACT
OPTIMIZATION OF REACTIVE POWER DISPATCH TO MINIMIZE
POWER LOSSES USING PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)
METHOD OF LAMPUNG’S ELECTRIC POWER SYSTEM
By
Pitiadani Br Tarigan
Reactive power dispatch optimization in power systems is used to minimize
power losses and control voltage profile at the power system. Reactive power
setting on the system is conducted controlling by several variables such as
generator voltages, tap ratios of transformers, and reactive power capacity of
capacitor. The proposed of this research is reducing power losses in the system by
regulating the flow of reactive power using the Particle Swarm Optimization
(PSO) algorithm. The simulation in this research was done by using Matlab
software. Optimization of reactive power dispatch in this research was evaluated
on Lampung Electricity system. Based on the optimization result, it is found that
the power losses in transmission lines is about 16,5896 MW and the reactive
power loss is 52.84 MVAr. When comparing to the initial losses of 19,605 MW,
the optimization method reduce the losses to 15,381%. Moreover, the reactive
power dispatch keep the voltage profile in their operating limits at power system
of Lampung Electricity.
Keywords : Particle Swarm Optimization, optimization, reaktive power
OPTIMASI ALIRAN DAYA REAKTIF UNTUK MEMINIMASI RUGIRUGI DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM
OPTIMIZATION (PSO) PADA SISTEM KELISTRIKAN LAMPUNG
Oleh
Pitiadani Br Tarigan
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuala pada tanggal 17 Juli
1995 sebagai anak pertama dari Bapak Pedoman
Tarigan dan Ibu Elmi Susilawati. Pendidikan
awal yang pernah penulis tempuh adalah
pendidikan Taman Kanak-kanak di TK St.
Yoseph Tigabinanga dan diselesaikan pada tahun
2000. Kemudian, penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) 040568
Tigabinanga dan selasai tahun 2006. Lalu melanjutkan pendidikan ke SMPN 1
Tigabinanga dan diselesaikan tahun 2009. Kemudian Sekolah Menengah Atas di
SMAN 1 Tigabinanga dan diselesaikan pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN). Ketika menjadi mahasiswa penulis melaksanakan kerja praktik di PT
PLN. Persero Pembangkitan Sumbagsel area Bukit Asam pada tahun 2016.
Penulis juga pernah menjabat sebagai asisten Laboratorium Konversi Energi
Elektrik Universitas Lampung dan asisten mata kuliah Probabilitas dan Statistika.
Selama kuliah penulis pernah menjabat sebagai anggota divisi bidang pendidikan
Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro selama periode 2014/2015 dan periode
2015/2016. Penulis pernah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
program pengabdian mahasiswa di desa Way Petai- Sumber Jaya, Lampung Barat
dengan program kerja pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMTH).
Karya ini kupersembahkan untuk
Ayah Tercinta dan Ibu Tercinta
Pedoman Tarigan dan Elmi Susilawati
Adikku Tersayang
Albi Tarigan
Keluarga Besar, Dosen, Teman, dan Almamater
MOTTO
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
( Al-Quran, Surat Al – Insyirah, 94 : 5 – 6 )
“Dihidup ini kita harus tau tujuan hidup. Surga yang belum ada jaminan
kita malah ogah-ogahan, sedangkan rezeki yang jelas dijamin, malah
dikejar mati-matian”
(Gitasav)
“Saat terjatuh, merebahlah sejenak untuk melihat keindahan langit di mana kau
pernah gantungkan mimpimu, lalu berdiri dan mulai berjuang lagi”
( Fiersa Besari)
“Orang-orang baik itu adalah perantara kebaikan. Perantara Maha Baik
nya Allah. Orang-orang yang disengajakan Allah untuk hadir dalam
hidupmu”
(Anonim)
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau
menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta
itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.”
( Ali bin Abi Talib RA )
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas segala limpahan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Optimasi Pengiriman Daya Reaktif dengan Menggunakan Metode
ParticleSwarm Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung”. Laporan
ini disusun sebagai syarat menselesaikan studi S1 di Teknik Elektro Universitas
Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, baik
ilmu, materi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Kepada kedua orangtuaku Bapak Pedoman dan Ibu Susilawati serta adikku
Albi atas segala kasih sayang, doa dan dukungan yang selalu diberikan
sepanjang waktu.
2.
Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
3.
Bapak Dr. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Lampung.
4.
Bapak Dr. Herman Halomoan S, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Elektro Universitas Lampung.
5.
Bapak Osea Zebua, S.T., M.T. selaku pembimbing utama dan pembimbing
akademik yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, arahan, saran,
motivasi dan nasihat selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
6.
Bapak Herri Gusmedi, S.T., M.T. selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan banyak ilmu, bimbingan, saran, dan nasihat selama penyelesaian
Tugas Akhir ini.
7.
Bapak Dr. Eng. Lukmanul Hakim, S.T., M.T. selaku penguji Tugas Akhir
atas saran, masukan dan nasihatnya.
8.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen atas segala ilmu, bimbingan, dan nasihatnya
selama penulis melaksanakan kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lampung.
9.
Teman-teman Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Sistem Tenaga Elektrik.
10. Perempuan-perempuan tangguh 2013 (Srikandi 2013) : Niken, Nabila, Yona,
Citra, Nurul, Annisa, Ubaidah, Sitro, Shanny, Gita, Dyah, Dian atas
dukungannya selama ini.
11. Kepada Fasyin dan seluruh teman-teman Teknik Elektro Universitas
Lampung khususnya angkatan 2013.
12. Kepada senja yang selalu menemani setiap sore penulis.
13. Teman seperjuangan seperantauan kak cindi, vera dan lova.
14. Teman-teman KKN Sumber Jaya khususnya anak-anak Galumpai periode 2
tahun 2016
15. Mbak Ning dan staf Teknik Elektro Universitas Lampung yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan studi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis terbuka atas segala kritik dan saran yang
bersifat membangan agar dapat didiskusikan dan dipelajari demi kemajuan
wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi bersama. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi kita semua.
Bandar Lampung, 19 Juni 2017
Pitiadani Br Tarigan
DAFTAR ISI
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................... 2
1.3. Perumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.4. Batasan Masalah ........................................................................................... 3
1.5. Manfaat ......................................................................................................... 4
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Optimasi Penyaluran Daya Reaktif .............................................................. 7
2.2. Particle Swarm Optimization (PSO) .......................................................... 12
2.3. Analisa Aliran Daya Menggunakan Metode Newton ................................ 17
2.4. Daya Dalam Sistem .................................................................................... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 26
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................... 26
3.3.Tahap Pengerjaan Tugas Akhir ................................................................... 27
3.4. Diagram Alir Tugas Akhir.......................................................................... 29
3.5. Diagram Alir Algoritma PSO .................................................................... 30
3.6. Diagram Alir Pogram Aliran Daya Matpower 5.1 ..................................... 31
3.7. Langkah - langkah Perhitungan Algoritma PSO ........................................ 32
3.8. Simulasi Program ....................................................................................... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemodelan Sistem Transmisi Lampung ..................................................... 34
4.2. Pemodelan Saluran Transmisi Lampung .................................................... 36
4.3. Pemodelan Beban Sistem Kelistrikan Lampung ........................................ 40
4.4. Hasil Aliran Daya
4.4.1. Hasil Aliran Daya Sebelum Optimisasi ............................................ 42
4.4.2. Variabel Kontrol ............................................................................... 45
4.4.3. Parameter Optimasi PSO .................................................................. 46
4.4.4. Fungsi Penalti ................................................................................... 47
4.4.5. Hasil Simulasi................................................................................... 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 60
4.2. Saran ........................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Pergerakan Partikel Dengan Metode PSO ..........................15
Gambar 2.2. Konsep Dari Pencarian Titik Dengan PSO .......................................15
Gambar 2.3. Aliran Daya Pada Saluran .................................................................18
Gambar 4.1. Pemodelan Diagram Satu Garis Sistem Transmisi Lampung ...........35
Gambar 4.2. Hasil Rugi-rugi Daya Minimum Berdasarkan Simulasi ...................48
Gambar 4.3. Hasil Simulasi Rugi-rugi Daya Aktif Menggunaka Metode
PSO ...................................................................................................48
Gambar 4.4. Perbandingan Rugi-rugi Daya Aktif Sebelum dan Setelah
Optimasi ............................................................................................49
Gambar 4.5. Perbandingan Profil Tegangan Sebelum dan Setelah
Optimasi ............................................................................................55
Gambar 4.6. Perbandingan Sudut Tegangan Sebelum dan Setelah
Optimasi ............................................................................................56
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Pemodelan Nama dan Jenis Bus Pada Jaringan Kelistrikan
Lampung ...............................................................................................34
Tabel 4.2. Jenis dan Panjang Saluran Transmisi Lampung ...................................36
Tabel 4.3. Data Saluran Transmisi Lampung ........................................................39
Tabel 4.4. Beban di Gardu Induk ..........................................................................40
Tabel 4.5. Ringkasan Sistem Transmisi Lampung ................................................42
Tabel 4.6. Jumlah Daya Pada Masing-Masing Unit ..............................................42
Tabel 4.7. Nilai Minimum dan Maximum Masing-masing Variabel ...................43
Tabel 4.8. Data 24 Bus Sistem Kelistrikan Lampung ............................................43
Tabel 4.9. Data Saluran Sistem Transmisi Lampung .............................................44
Tabel 4.10. Variabel Kontrol yang Digunakan Pada PSO .....................................45
Tabel 4.11. Parameter Optimasi PSO ....................................................................47
Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Rugi-rugi Daya Aktif Berdasarkan Simulasi ........49
Tabel 4.13 Ringkasan Sistem Transmisi Lampung Setelah Optimasi..................52
Tabel 4.14 Jumlah Daya Pada Masing-Masing Unit Setelah Optimasi ................52
Tabel 4.15. Tabel Nilai Maksimum dan Minimum Tegangan, Daya Aktif dan
Daya Reaktif Setelah Optimasi........................................................ 53
Tabel 4.16. Data 25 Bus Sistem Kelistrikan Lampung Setelah Optimasi ...........53
Tabel 4.17. Data Aliran Daya Setelah Optimasi ..................................................54
Tabel 4.18. Perbandingan Nilai Variabel Kontrol Setelah dan Sebelum
Optimasi . ...........................................................................................57
Tabel 4.19. Perbandingan Arus yang Mengalir Pada Saluran Sebelum dan Setelah
Optimasi. ............................................................................................58
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas sistem ketenagalistrikan Indonesia maka
satu hal penting yang harus dipenuhi yaitu meningkatkan mutu, kualitas dan
efisiensi dari sistem jaringan itu sendiri. Selama ini, salah satu hal yang menjadi
penyebab kurang efisiennya suatu sistem jaringan listrik yaitu terdapat rugi-rugi
daya pada saat pengiriman dari pembangkit menuju konsumen. Oleh karena itu,
rugi-rugi yang terdapat pada sistem harus dapat diperhitungkan atau diprediksi
agar dapat dilakukan antisipasi agar kehilangan daya masih dalam batas normal
atau wajar. Rugi-rugi daya ini terdiri dari rugi-rugi daya aktif, daya reaktif dan
daya kompleks.
Masalah pengiriman daya reaktif mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
operasi pengamanan dan ekonomi pada sistem daya. Oleh karena itu harus
dilakukan cara optimasi untuk mengurangi rugi-rugi daya. Tujuan utama dari
masalah optimasi pengiriman daya reaktif adalah untuk meminimalkan rugi-rugi
daya reaktif dengan tetap menjaga profil tegangan sistem dalam rentang yang
dapat diterima, dengan variabel kontrol seperti tegangan pada generator, tingkat
rasio tap transformator dan sumber daya reaktif jaringan yaitu kapasitor.
Penyelesaian masalah optimasi daya reaktif pada tugas akhir ini diselesaikan
2
dengan menggunakan metode Particle Swarm Optimization (PSO). Metode ini
dipilih karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode lainnya karena
metode ini dapat dengan mudah diimplementasikan dan juga parameter yang
digunakan sedikit.
Pada daerah Lampung sendiri kebutuhan akan tenaga listrik terus meningkat
namun tidak diikuti dengan penambahan pembangkit listrik maupun sistem
transmisi yang baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk menjaga
agar pelayanan penyaluran listrik tetap baik dan kontinyu. Pelayanan akan tetap
kontinyu apabila dilakukan peningkatan kualitas dan efisiensi sistem yang telah
ada. Efisiensi suatu jaringan dikatakan baik apabila daya yang diterima oleh
konsumen tidak mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan daya yang
dikirim dari pembangkit. Untuk meningkatkan efisiensi jaringan listrik Lampung
maka
menyelesaian masalah Optimal Reactive Power Dispatch (ORPD)
merupakan hal yang sangat penting untuk mengantisipasi kehilangan daya yang
besar dan tetap menjaga nilai profil tegangan masih sesuai dengan batas yang
diizinkan. Dasar inilah yang melatarbelakangi penulisan skripsi dengan judul
Optimasi Pengiriman Daya Reaktif dengan Metode Particle Swarm Optimization
(PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menyelesaikan masalah Optimal Reactive Power
Dispatch (ORPD) sehingga dapat meminimalkan rugi-rugi daya pada sistem
transmisi tenaga listrik Lampung dengan menggunakan algoritma Particle Swarm
Optimization (PSO).
3
1.3. Perumusan Masalah
Tujuan utama dari masalah optimasi penyaluran daya reaktif adalah untuk
mengurangi rugi-rugi daya aktif pada jaringan transmisi dengan tetap
mempertahankan profil tegangan pada setiap bus pada range yang dapat diterima
dengan mengatur variable control seperti tegangan pada generator, tap
transformator dan sumber daya reaktif yaitu kapasitor pada sistem tenaga listrik
Lampung. Pada Skripsi ini yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana
mengoptimalkan pengiriman daya reaktif untuk meminimalkan rugi-rugi daya
aktif dan mempertahankan profil tegangan pada Sistem Tenaga Listrik Lampung
dengan menggunakan metode PSO.
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini yaitu:
1. Tugas akhir ini hanya membahas optimisasi penyaluran daya reaktif pada
jaringan dengan mengatur tiga variabel control yaitu tegangan pada generator,
tap transformator dan kapasitor pada jaringan bus.
2. Metode optimasi pada tugas akhir ini menggunakan metode Particle Swarm
Optimization (PSO).
3. Tugas akhir ini tidak membahas analisa ganguan yang terjadi di sistem tenaga.
4. Analisis yang dilakukan pada saat keadaan sistem stady state.
5. Pada tugas akhir ini beban yang digunakan beban maksimum yang pernah
dicapai.
4
6. Tap transformator dinyatakan dalam bentuk decimal bukan dalam bentuk
integer.
1.5. Manfaat
Adapun manfaat dari tugas akhir ini adalah:
1. Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan suatu bahan kajian dan
kemudahan dalam menyelesaikan masalah optimasi daya reaktif pada sistem
kelistrikan Lampung.
2. Memberikan pemahaman kepada penulis tentang teknik optimasi dengan
metode Particle Swarm Optimization (PSO) dan penerapannya pada sistem
tenaga listrik.
3. Dapat
menjadi
acuan
untuk
mengevaluasi
sistem
yang
ada
dan
pengembangannya.
4. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai teknik optimasi dalam
mengurangi rugi-rugi daya pada sistem kelistrikan lampung.
5. Dapat menjadi acuan bagi mahasiswa lain dalam menyempurnakan tugas akhir
ini.
5
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika suatu penulisan bertujuan untuk memberikan suatu gambaran
sederhana mengenai pembahasan skripsi serta untuk memudahkan memahami
materi yang disajikan pada skripsi. Adapun laporan akhir ini dibagi menjadi lima
bab yaitu:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah yang melatar belakangi mengapa
tugas akhir ini dilakukan, pokok permasalahan, tujuan tugas akhir, manfaat tugas
akhir, perumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori pendukung materi tugas akhir yang
merupakan pengantar pemahaman tentang materi tugas akhir yang diambil dari
berbagai sumber ilmiah seperti buku dan jurnal yang digunakan sebagai panduan
dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini memaparkan waktu dan tempat pengerjaan tugas akhir, alat dan
bahan, metode yang digunakan, dan pelaksanaan serta pengamatan dalam
pengerjaan tugas akhir
6
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas dan menganalisa hasil data simulasi dan memaparkan data
yang diperoleh dari tugas akhir ini.
BAB V. KESIMPULAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir berdasarkan hasil
data yang diperoleh dan pembahasan tugas akhir serta saran-saran untuk
kedepannya.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Optimasi Penyaluran Daya Reaktif
Pengelolaan daya reaktif merupakan suatu hal yang sangat penting dalam operasi
dan kontrol pada sistem. Pengelolaan daya reaktif yang tepat diharapkan dapat
mengurangi rugi-rugi daya pada sistem dengan mengatur dan menyesesuaikan
nilai-nilai dari variable kontrol daya reaktif yakni tegangan pada pembangkit,
pengaturan tap transformator dan sumber daya reaktif pada sistem seperti
kapasitor. Rugi-rugi daya reaktif dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
kapabilitas sumber daya reaktif seperti kapasitor, tegangan pembangkit, sudut fasa
dan posisi tap transformator yang dapat menyebabkan adanya masalah penyaluran
daya reaktif optimal. Tujuan utama dari optimasi
daya reaktif adalah untuk
meminimalkan rugi-rugi daya nyata, untuk meningkatkan profil tegangan, biaya
sistem menjadi murah dan meningkatkan kestabilan tegangan sistem dengan tetap
menjaga nilai profil tegangan sesuai dengan nilai yang dapat diterima dengan
mengontrol parameter-parameter yang disebutkan sebelumnya. Daya reakrif
sangat mempunyai peranan penting dalam mempertahankan stabilitas dan
kehandalan sistem sehingga pengiriman daya reaktif harus seoptimal mungkin.
8
Tujuan dari pengiriman daya reaktif adalah untuk meminimalkan kerugian daya
aktif dalam jaringan transmisi yang dapat ditunjukkan dengan rumus berikut[1] [2] :
𝑓𝑃 = ∑π‘˜∈𝑁𝐸 π‘ƒπ‘˜π‘™π‘œπ‘ π‘  = ∑π‘˜∈𝑁𝐸 π‘”π‘˜ (𝑉𝑖2 + 𝑉𝑗2 − 2𝑉𝑖 𝑉𝑗 π‘π‘œπ‘  πœƒπ‘–π‘— )
(1)
Dengan :
𝑓𝑃
= Rugi-rugi daya aktif total (MW)
πœƒπ‘–π‘—
= Perbedaan sudut tegangan antara bus i dan j (rad)
π‘ƒπ‘˜π‘™π‘œπ‘ π‘  = Rugi-rugi daya aktif pada saluran k (p.u)
𝑉𝑖
= Tegangan pada bus i (p.u)
𝑉𝑗
= Tegangan pada bus j (p.u)
NE
= Jumlah saluran transmisi
gk
= Konduktansi dari saluran k (p.u.)
Minimalisasi Fungsi di atas memiliki fungsi
kendala (equality constraints)
sebagai berikut;
0 = 𝑃𝐺𝑖 − 𝑃𝐷𝑖 − 𝑉𝑖 ∑𝑗∈𝑁𝑖 𝑉𝑗 (𝐺𝑖𝑗 cos πœƒπ‘–π‘— + 𝐡𝑖𝑗 sin πœƒπ‘–π‘— )
𝑖 ∈ 𝑁0
(2)
0 = 𝑄𝐺𝑖 − 𝑄𝐷𝑖 − 𝑉𝑖 ∑𝑗∈𝑁𝑖 𝑉𝑗 (𝐺𝑖𝑗 sin πœƒπ‘–π‘— + 𝐡𝑖𝑗 cos πœƒπ‘–π‘— )
𝑖 ∈ 𝑁𝑃𝑄
(3)
Dengan :
PGi = Daya aktif yang diinjeksi pada bus i (MW)
PDi = Kebutuhan daya aktif pada bus i (MW)
Gij = Konduktansi transfer antara bus i dan bus j (p.u.)
B ij = Transfer susceptansi between bus i and j (p.u.)
N0 = Jumlah dari total bus termasuk slack bus s
𝑁𝑃𝑄 = Jumlah dari bus beban
Fungsi di atas memiliki pertidaksamaan fungsi kendala yang tergantung pada nilai
variabel. Unit kendala menunjukkan adanya keterbatasan magnitude tegangan
9
pada bus beban, kapabilitas daya reaktif generator terbatas pada generator dan
magnitude tegangan yang terbatas pada jaringan transmisi.
Berikut adalah fungsi kendala (inequality constraints) dari tegangan generator.
π‘‰π‘–π‘šπ‘–π‘› ≤ 𝑉𝑖 ≤ π‘‰π‘–π‘šπ‘Žπ‘₯
(4)
Dimana : Vi = Manitude tegangan dari bus i (p.u.)
Selain tegangan generator, keluaran daya reaktif pada generator juga dibatasi
dengan persamaan berikut:
π‘šπ‘–π‘›
π‘šπ‘Žπ‘₯
𝑄𝐺𝑖
≤ 𝑄𝐺𝑖 ≤ 𝑄𝐺𝑖
(5)
Dimana : QGi = Sumber daya reaktif dari generator pada bus i (MVAr)
Kompensasi kapasitor shunt juga memiliki batas sendiri yang disebut dengan
fungsi kendala kapasitor yaitu sebagai berikut;
π‘šπ‘–π‘›
π‘šπ‘Žπ‘₯
𝑄𝐢𝑖
≤ 𝑄𝐢𝑖 ≤ 𝑄𝐢𝑖
(6)
Dimana: QCi = Sumber daya reaktif yang terpasang pada bus i (MVAr)
Berikut adalah fungsi kendala dari tap transformer :
π‘‡π‘–π‘šπ‘–π‘› ≤ 𝑇𝑖 ≤ π‘‡π‘–π‘šπ‘Žπ‘₯
(7)
Dimana : Ti = Posisi tap dari transformator i
Pada kebanyakan masalah optimasi nonlinier, constraint dianggap sebagai
perluasan dari fungsi objektif yang dikenal dengan istilah penalti. Dalam masalah
pengiriman daya reaktif, tegangan dari bus pembangkit (𝑉𝑃𝑉 ), posisi
transformator (T), jumlah sumber daya reaktif (𝑄𝐢 ), adalah variabel kontrol yang
selfconstrained. Tegangan dari bus beban (𝑉𝑃𝑄 ), dan keluaran daya reaktif dari
bus pembangkit (𝑄𝐺 ), injeksi daya reaktif dari kapasitor dibatasi dengan
menambahkan parameter sebagai istilah penalti ke fungsi objektif. Fungsi penalti
10
dibuat untuk menangani fungsi kendala yang pertidaksamaan. Masalah diatas
dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut;
2
π‘™π‘–π‘š 2
π‘™π‘–π‘š 2
𝐹𝑄 = 𝑓𝑄 + ∑ πœ†π‘‰π‘– (𝑉𝑖 − π‘‰π‘–π‘™π‘–π‘š ) + ∑ πœ†πΊπ‘– (𝑄𝐺𝑖 − 𝑄𝐺𝑖
) + ∑ πœ†π‘π‘– (𝑄𝑐𝑖 − 𝑄𝑐𝑖
)
(8)
Dengan:
𝑄𝐺𝑖 = Daya reaktif yang diinjeksi pada bus i (p.u.)
𝑉𝑖 = Tegangan pada bus i (p.u)
Ketika πœ†π‘‰π‘– , πœ†π‘π‘– dan πœ†πΊπ‘– masing-masing adalah faktor penalti untuk tegangan dari
generator,daya reaktif yang diinjeksikan atau dibangkitkan dari generator dan
kapasitas kapasitor.
Namun fungsi kendala pertidaksamaan pada kontrol variabel yang digunakan,
dapat juga terdiri dari batas tegangan dari bus, batas daya reaktif yang diinjeksi
π‘™π‘–π‘š
dari kapasitor dan batas posisi tap transformator, maka π‘‰π‘–π‘™π‘–π‘š , π‘‘π‘–π‘™π‘–π‘š , dan 𝑄𝐺𝑖
didefinisikan sebagai berikut [3][4] ;
𝑉1π‘™π‘–π‘š
π‘šπ‘–π‘›
𝑄𝐺𝑖
π‘‘π‘–π‘šπ‘–π‘›
π‘‰π‘–π‘šπ‘Žπ‘₯ ; 𝑉𝑖 > π‘‰π‘–π‘šπ‘Žπ‘₯
= { π‘šπ‘–π‘›
𝑉𝑖 ; 𝑉𝑖 < π‘‰π‘–π‘šπ‘–π‘›
π‘šπ‘Žπ‘₯
π‘šπ‘Žπ‘₯
𝐺𝐺𝑖
; 𝐺𝐺𝑖 > 𝐺𝐺𝑖
= { π‘šπ‘–π‘›
π‘šπ‘–π‘›
𝑄𝐺𝑖 ; 𝐺𝐺𝑖 < 𝐺𝐺𝑖
π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘₯ ; 𝑑𝑖 > π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘₯
= { π‘šπ‘–π‘›
π‘šπ‘–π‘›
𝑑𝑖 ; 𝑑𝑖 < 𝑑𝐺𝑖
(9)
(10)
(11)
Dalam jaringan transmisi, kestabilan tegangan juga harus dijaga agar tidak
melawati batas atas maupun batas bawah nilai yang ditetapkan.
Optimasi penyaluran daya reaktif biasanya dimodelkan sebagai mixed integer
yakni masalah pemrograman nonlinear skala besar. Sebenarnya masalah optimasi
penyaluran daya reaktif sudah lama diselesaikan dengan beberapa varian metode
diantaranya:
pemrograman
linear,
pemrograman
non
linear,
kuadrat
11
pemrograman, metode titik interior dan metode Newton yang telah diterapkan
terlebih dahulu untuk memecahkan masalah optimasi penyaluran daya reaktif.
Namun, beberapa teknik diatas memiliki keterbatasan diantaranya fungsi utama
terus menerus diferensial, mudah menyatu untuk minimal lokal, dan kesulitan
dalam menangani variabel diskrit. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut ada
beberapa metode yang digunakan yang lebih baik dari metode-metode yang
sebelumnya yaitu metode algoritma genetika sederhana, strategi evolusi,
pemrograman evolusioner, optimasi partikel swarm, evolusi diferensial
dan
algoritma RGA yang telah diterapkan.
Pada dekade terakhir, banyak metode pencarian stokastik yang telah
dikembangkan untuk masalah optimasi global, seperti simulasi annealing, genetic
algorithms and evolutionary programming. Genetic Algorithms (GAs) adalah
kelas algoritma stokastik yang dimulai dengan sebuah populasi dari kandidat
bebas dan dikembangkan menuju solusi yang lebih baik dengan menerapakan
operator genetika. Teknik komutasi telah memiliki banyak aplikasi dalam power
system, khususnya pada operasi ekonomis. Penerapan pertama aplikasi algoritma
genetika pada power system yakni dalam masalah aliran beban. Untuk merespon
kebutuhan
penyelesaian
masalah
optimasi,
sebuah
pendekatan
untuk
menyelesaikan masalah penyaluran daya reaktif optimal dan kontrol tegangan
pada power system telah dikembangkan, berdasakan pada penemuan terbaru yaitu
algoritma particle swarm optimization (PSO).
12
2.2 Particle Swarm Optimization (PSO)
Particle Swarm Optimization adalah sebuah teknik pencarian stokastik yang
dikembangkan oleh Kennedy yang merupakan seorang psikolog sosial dan
Eberhart dari teknik elektro pada tahun 1995. Simulasi pertama dari mereka
dipengaruhi oleh teori Hepper dan Grenander’s pada tahun 1990. Particle Swarm
Optimization merupakan salah satu metode optimasi yang terinspirasi dari
perilaku gerakan kawanan hewan (school of fish), seperti ikan herbivor (herd), dan
burung (flock) yang kemudian tiap objek hewan disederhanakan menjadi sebuah
partikel. Suatu partikel dalam ruang memiliki posisi yang dikodekan sebagai
vektor koordinat. Vektor posisi ini dianggap sebagai keadaan yang sedang
ditempati oleh suatu partikel di ruang pencarian. Setiap posisi dalam ruang
pencarian merupakan alternatif solusi yang dapat dievaluasi menggunakan fungsi
objektif.
Setiap partikel melintasi ruang pencarian global minimum (atau maksimum).
Dalam sistem PSO, partikel mencari dalam ruang pencarian multidimensi. Selama
pencarian, setiap partikel menyesuaikan posisinya sesuai dengan pengalaman
masing-masing, dan pengalaman partikel tetangga dengan memanfaatkan posisi
terbaik dari partikel sendiri maupun tetangga. Particle Swarm Optimization
menerapkan sifat masing-masing individu dalam satu kelompok besar. Kemudian
menggabungkan sifat-sifat tersebut untuk menyelesaikan permasalahan.
Koordinat π‘₯ dan 𝑣 menunjukkan suatu koordinat partikel (posisi) dan kecepatan
dalam ruang pencarian. Posisi terbaik partikel direpresentasikan sebagai 𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 .
Indeks partikel terbaik di antara semua partikel dalam kelompok ini
13
direpresentasikan sebagai 𝑔𝑏𝑒𝑠𝑑 . Kecepatan dan posisi dari masing-masing partikel
terus diperbaharui
[4][5]
. Untuk menghitung kecepatan yang baru atau update
kecepatan dapat menggunakan persamaan dibawah ini[5]:
𝑣𝑑+1 = π‘˜ (𝑀0 𝑣𝑑 + 𝑐1 π‘Ÿ1 (𝑑)π‘₯ (𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 − π‘₯𝑑 ) + ∑𝑛𝑖=1 𝑐2 π‘Ÿ2 (𝑑)π‘₯( 𝑔𝑏𝑒𝑠𝑑 − π‘₯𝑑 ))
π‘˜=
2
|2−πœ‘−√πœ‘2 −4πœ‘|
(12)
(13)
Dimana nilai πœ‘ = c1 + c2 dan πœ‘ > 4.
Dan update posisi dapat dihitung dengan persamaan berikut;
π‘₯𝑑+1 = π‘₯𝑑 + 𝑣𝑑+1
(14)
Dengan :
𝑀0
= Berat inersia
𝑐1, 𝑐2 = Koefisien konstanta positif
𝑣𝑑
= kecepatan arus partikel pada iterasi t
π‘₯𝑑
= Posisi partikel pada iterasi t
𝑣𝑑+1 = Kecepatan yang diubah
π‘₯𝑑+1
= Posisi partikel pada iterasi t +1
π‘Ÿ1 , π‘Ÿ2 = Secara seragam terdistribusi secara acak dalam angka [0,1]
k
= Faktor penyempitan (constriction factor)
Pada setiap iterasi, posisi saat ini dapat dievaluasi sebagai solusi masalah. Jika
posisi yang lebih baik ditemukan dari posisi sebelumnya maka titik tersebut dapat
dianggap sebagai 𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 dan posisi terbaik titik tersebut akan disimpan sebagai
14
perbandingan untuk iterasi berikutnya. Hal ini dilakukan agar didapat posisi
terbaik dan nilai dari 𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 yang terus diperbaharui.
Pemilihan berat inersia 𝑀0 memberikan keseimbanganm antara eksplorasi global
dan lokal. Secara umum, berat inersia 𝑀0 ditentukan berdasarkan persamaan
dibawah;
𝑀0 = π‘€π‘šπ‘Žπ‘₯ −
π‘€π‘šπ‘Žπ‘₯ − π‘€π‘šπ‘–π‘›
π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘₯
π‘₯ π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ
(15)
Dimana π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘₯ adalah jumlah maksimum iterasi, dan iter adalah jumlah iterasi
saat ini. Berat inersia digunakan untuk meredam kecepatan selama proses iterasi,
sehingga memungkinkan kawanan untuk konvergen lebih akurat dan efisien.
Dalam prosedur di atas, kecepatan partikel dibatasi oleh beberapa nilai maksimum
π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ . Parameter π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ menentukan resolusi, atau fitness, dengan daerah mana
yang menjadi tujuan pencarian antara posisi saat ini dan posisi target. Jika
π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ terlalu tinggi, partikel mungkin terbang melewati solusi yang baik. Jika
π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ terlalu kecil, partikel mungkin tidak mengeksplorasi cukup luar solusi lokal.
Pada beberapa percobaan menggunakan PSO, nilai π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ sering ditetapkan pada
10-20% dari rentang variabel dinamis pada setiap dimensi.
Ciri khas dari PSO adalah pengaturan kecepatan partikel secara heuristik dan
probabilistik. Jika suatu partikel memiliki kecepatan yang konstan maka jejak
posisi suatu partikel divisualisasikan akan membentuk garis lurus. Dengan adanya
faktor eksternal yang membelokkan garis tersebut yang kemudian menggerakkan
partikel dalam ruang pencarian. Pergerakkan partikel ini
diharapkan dapat
mengarah, mendekati, dan pada akhirnya mencapai titik optimal. Faktor eksternal
yang dimaksud antara lain posisi terbaik yang pernah dikunjungi partikel itu,
posisi terbaik seluruh partikel (diasumsikan setiap partikel mengetahui posisi
15
terbaik setiap partikel lainnya), serta faktor kreativitas untuk melakukan
eksplorasi. Dibandingkan dengan teknik evolusi lain, keuntungan dari PSO adalah
mudah dalam penerapnya dan hanya ada beberapa parameter yang digunakan.
Sebagai contoh perhatikan gambar 2.1 dimisalkan bahwa objek pencarian yang
ingin ditemukan adalah bintang biru. Pada masing-masing iterasi kita dapat
menemukan partikel yang paling dekat untuk menemukan bintang. Kemudian
pindahkan seluruh partikel-partikel dalam arah bintang. Berikut ilustrasi
gambarnya:
1.1. Gambar Ilustrasi Pergerakan Partikel dengan Metode PSO
2.2 Gambar konsep dari pencarian titik dengan menggunakan metode PSO
16
Particle Swarm Optimization memiliki kesamaan sifat dengan teknik komputasi
seperti Algoritma Genetika (Genetic Algorithm). Sistem PSO diinisialisasi oleh
sebuah populasi solusi secara acak dan selanjutnya mencari titik optimum dengan
cara meng-update atau memperbaharui setiap hasil penemuan. Metode optimasi
yang didasarkan pada kecerdasan kumpulan/kelompok (swarm intelligence) ini
disebut algoritma yang diinspirasi oleh perilaku alam (nature behaviorally
inspired) sebagai alternatif dari algoritma genetika, yang sering disebut prosedur
berbasis evolusi (evolution-based procedures). Dalam konteks optimasi
multivariabel, kawanan diasumsikan mempunyai ukuran tertentu dengan setiap
partikel posisi awalnya terletak di suatu lokasi yang acak dalam ruang
multidimensi. Setiap partikel diasumsikan memiliki dua karakteristik: posisi dan
kecepatan. Setiap partikel bergerak dalam ruang/space tertentu dan mengingat
posisi terbaik yang pernah dilalui atau ditemukan terhadap sumber makanan atau
nilai fungsi objektif. Setiap partikel menyampaikan informasi atau posisi
bagusnya kepada partikel yang lain dan menyesuaikan posisi dan kecepatan
masing-masing berdasarkan informasi yang diterima mengenai posisi yang bagus
tersebut.
PSO memiliki beberapa kelebihan di antaranya:
οƒ˜ Dapat dengan mudah diimplementasikan.
οƒ˜ Hanya memerlukan sedikit parameter.
17
οƒ˜ Operator komutasi yang digunakan tidak berubah.
οƒ˜ PSO lebih fleksibel dalam menjaga keseimbangan antara pencarian global
dan lokal
Namun Algoritma PSO juga memiliki kelemahan yaitu mempunyai
kemampuan yang lambat dalam pencarian lokal.
Berikut
adalah
langkah-langkah
penyelesaian
masalah
menggunakan
algoritma PSO;
1. Inisialisasi parameter dari populasi partikel dengan posisi acak dan
kecepatan tertentu pada suatu dimensi.
2. Update nilai fitness yang diinginkan dalam dimensi tersebut untuk setiap
partikel.
3. Bandingkan nilai fitness dengan nilai 𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 . Jika nilai saat ini lebih baik
dari 𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 maka atur 𝑝𝑏𝑒𝑠𝑑 sama dengan nilai saat ini, dan 𝑝𝑑 sama dengan
lokasi π‘₯𝑑 .
4. Identifikasi partikel secara keseluruhan dan lihat nilai yang terbaik
kemudian tentukan nilai global terbaiknya.
5. Kemudian mengubah kecepatan dan posisi dari partikel.
6. Jika kriteria terpenuhi maka proses selesai.
2.3 Analisa Aliran daya Menggunakan Metode Newton-Raphson
Diperlukan suatu teknik iterasi untuk menganalisa perhitungan aliran daya pada
jaringan tenaga listrik yang secara matematis merupakan persamaan non-linier.
Dari perhitungan dapat diperoleh aliran daya aktif dan daya reaktif dari jaringan.
18
Dalam menganalisa aliran daya diperlukan metode perhitungan sehingga
penyelesaian yang diperoleh tepat, akurat dan memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi. Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam analisa aliran daya
diantaranya metode Gauss-Seidel, metode Newton Raphson dan metode Fast
Decouple. Untuk menyelesikan persamaan nonlinear simultan, yang paling umum
digunakan untuk menyelesaikan aliran daya adalah dengan menggunakan metode
Newton. Dasar dari metode Newton Raphson dalam penyelesaian aliran daya
adalah deret Taylor untuk suatu fungsi dengan dua variabel lebih. Metode Newton
Rhapson menyelesaikan masalah aliran daya dengan menggunakan suatu set
persamaan non linier untuk menghitung besarnya tegangan dan sudut fasa
tegangan tiap bus. Dengan metode Newton biasanya penyelesain perhitungan
diperoleh lebih cepat karena hanya perlu satu titik coba dan itersi lebih cepat
dengan kata lain perhitungan sangat sederhana dan dapat dengan mudah dipahami.
Namun pada metode Newton diperlukan turunan parsial dalam menyusun matriks
Yakobi untuk komputasi. Oleh karena itu pemilihan titik awal harus sangat
diperhatikan agar apa yang kita cari tidak terlalu jauh yang disebut dengan
berisolasi sehingga penetapan nilai awal memang sangat sulit dengan metode ini
[6][7]
.
Gambar 2.3 Aliran Daya Pada Saluran
19
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian aliran daya dengan menggunakan
metode Newton-raphson.
Pertama dengan membentuk impedansi jaringan Zij.
𝑍𝑖𝑗 = 𝑅𝑖𝑗 + 𝑋𝑖𝑗
(16)
Dimana :
𝑍𝑖𝑗
= Impedansi jaringan antara bus ke i dan bus ke j
𝑅𝑖𝑗
= Resistansi jaringan antara bus ke i dan bus ke j
𝑋𝑖𝑗
= Reaktansi jaringan antara bus ke i dan bus ke j
Lalu membentuk admitansi jaringan
π‘Œπ‘–π‘— = π‘Œπ‘Ÿπ‘–π‘— + π‘Œπ‘₯𝑖𝑗
(17)
Dimana :
π‘Œπ‘Ÿπ‘–π‘— =
𝑅𝑖𝑗
𝑅𝑖𝑗 2 +𝑋𝑖𝑗 2
(18)
Dan
π‘Œπ‘₯𝑖𝑗 =
𝑋𝑖𝑗
𝑅𝑖𝑗 2 +𝑋𝑖𝑗 2
(19)
Hubungan antara arus bus 𝐼𝑖 dengan tegangan bus 𝑉𝑗 dapat dituliskan dengan
persamaan sebagai berikut ini :
𝐼𝑖 = ∑𝑛𝑗=1 π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑗
(20)
𝑆𝑖 = 𝑃𝑖 + 𝑗𝑄𝑖 = 𝑉𝑖 ∗ 𝐼𝑖
(21)
𝑆𝑖 = 𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 = 𝑉𝑖 ∗ ∑𝑛𝑗=1 π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑗
(22)
Injeksi daya dari bus i adalah :
Dan
20
Maka persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk polar sebagai berikut [6] :
𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 = ∑𝑛𝑗=1 π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑗 𝑉𝑖 ∠πœƒπ‘–π‘— − 𝛿𝑖 + 𝛿j
(23)
Proses iterasi dicari daya terhitung dengan rumus :
π‘ƒπ‘–β„Žπ‘–π‘‘ = ∑𝑛𝑗=1[π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑖 𝑉𝑗 ]cos(πœƒπ‘–π‘— − 𝛿𝑖 + 𝛿j )
(24)
π‘„π‘–β„Žπ‘–π‘‘ = − ∑𝑛𝑗=1[π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑖 𝑉𝑗 ]sin(πœƒπ‘–π‘— − 𝛿𝑖 + 𝛿j )
(25)
Dimana :
𝑃𝑖
= Daya aktif terhitung pada bus i
𝑄𝑖
= Daya reaktif terhitung pada bus i
𝑉𝑖 , 𝛿𝑖
= Magnitude tegangan dan fasa pada bus i
𝑉𝑗 , 𝛿j
= Magnitude tegangan dan sudut fasa pada bus j
π‘Œπ‘–π‘— , πœƒπ‘–π‘— = Magnitude dan sudut fasa pada elemen matriks [Y]
Kemudian membentuk Matriks Jacobian
Matriks Jacobian ini terdiri dari 4 submatriks yaitu J11(H), J12(N), J21(M) dan
J22(L). Penggunaan matriks jacobian dapat digunakan untuk mempresentasikan
persamaan diatas sehingga dihasilkan persamaan berikut ini;
21
βˆ†π‘ƒ
[βˆ†π‘„
] = [𝐽𝐽11
13
𝐽12
𝐽14
βˆ†π›Ώ
] [βˆ†π‘‰
]
(26)
Perhitungan untuk submatriks tersebut sebagai berikut :
Elemen J11 = H
∂Pi
∂δi
πœ•π‘ƒπ‘–
πœ•π›Ώπ‘—
= ∑𝑛𝑗=1;𝑗≠𝑖[π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑖 𝑉𝑗 ]sin(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
(27)
= −[π‘Œπ‘–π‘— 𝑉𝑖 𝑉𝑗 ]sin(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) 𝑖 ≠ 𝑗
(28)
Elemen J12 = N
πœ•π‘ƒπ‘–
πœ•π‘‰π‘–
πœ•π‘ƒπ‘–
πœ•π‘‰π‘—
Elemen
= 2[𝑉𝑖 π‘Œπ‘–π‘– ] cos πœƒij + ∑𝑛𝑗≠1[𝑉𝑖 π‘Œπ‘–π‘— ]cos(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
(29)
= [𝑉𝑖 π‘Œπ‘–π‘— ] cos(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
(30)
𝑖≠𝑗
J21 = M
πœ•π‘„π‘–
πœ•π›Ώπ‘–
πœ•π‘„π‘–
πœ•π›Ώπ‘—
= ∑𝑛𝑗=1;𝑗≠𝑖[𝑉𝑖 𝑉𝑗 π‘Œij ]cos(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
= −[𝑉𝑖 𝑉𝑗 π‘Œij ] cos(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
𝑖≠𝑗
(31)
(32)
Elemen J22 = L
πœ•π‘ƒπ‘–
πœ•π‘‰π‘–
πœ•π‘„π‘–
πœ•π‘‰π‘—
= −2[𝑉𝑖 π‘Œπ‘–π‘— ] sin πœƒij − ∑𝑛𝑖≠𝑗[𝑉𝑗 π‘Œπ‘–π‘— ]𝑠𝑖𝑛(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
(33)
= −[𝑉𝑖 π‘Œπ‘–π‘— ] cos(πœƒij − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
(34)
𝑖≠𝑗
22
Setelah didapatkan semua nilai dari setiap elemen pada submatriks tersebut,
kemudian membentuk matriks jacobian dengan menggabungkan setiap elemen
dari sumatriks tersebut. Selanjutnya matriks jacobian selanjutnya diinvers menjadi
[Jacobian]-1. Sehingga diperoleh nilai untuk Δδi dan Δ|Vi| / |Vi|, kemudian nilai
dari masing-masing ditunjukan pada persamaan berikut;
βˆ†π›Ώπ‘–
(π‘˜+1)
= 𝛿𝑖
(π‘˜)
+ βˆ†π›Ώπ‘–
(π‘˜)
(35)
βˆ†|𝑉 |(π‘˜)
|𝑉𝑖 |(π‘˜+1) = |𝑉𝑖 |(1) + βˆ†|𝑉𝑖 |(π‘˜) = |𝑉𝑖 |(π‘˜) | 𝑖 (π‘˜) |
|𝑉 |
𝑖
(36)
Dimana :
Δδi
= Perubahan sudut fasa tegangan bus ke i
|Vi|
= Perubahan magnitude tegangan bus ke i
Berikut adalah persamaan untuk menghitung aliran daya antar bus :
𝑆𝑖𝑗 = 𝑉𝑖 (𝑉 ∗𝑖𝑗 π‘Œ ∗𝑖𝑗 ) + 𝑉 ∗𝑖 π‘ŒπΆ∗ 𝑖𝑗
(37)
Dan
𝑃𝑖𝑗 − 𝑗𝑄𝑖𝑗 = 𝑉𝑖 ∗ (𝑉𝑖 − 𝑉𝑗 )π‘Œπ‘–π‘— + 𝑉𝑖 ∗ 𝑉𝑖 π‘ŒπΆπ‘–π‘—
Dimana :
Sij
= Aliran daya kompleks dari bus i ke bus j
Pij
= Aliran daya aktif dari bus i ke bus j
Qij
= Aliran daya reaktif dari bus i ke bus j
Vi
= Tegangan bus i
Vj
= Tegangan bus j
Vij
= Tegangan vector antara bus i dan bus j
(38)
23
Yij
= Admitansi antara bus i dan bus j
Ycij
= Admitansi line charging antara bus i dan bus j
Persamaan rugi – rugi daya antar bus:
𝑆𝑖𝑗 (π‘™π‘œπ‘ π‘ π‘’π‘ ) = 𝑆𝑖𝑗 + 𝑆𝑗𝑖
(39)
Dimana :
2.4.
Sij (losses)
= Rugi – rugi daya kompleks dari bus i ke bus j
Sij
= Daya kompleks dari bus i ke bus j
Sji
= Daya kompleks dari bus j ke bus i
Daya Dalam Sistem Tenaga
Dalam sistem tenaga listrik, pembangkit-pembangkit tenaga listrik harus mampu
menyediakan tenaga listrik kepada pelanggan sesuai dengan permintaan beban
listrik yang ada, dan hal yang harus diperhatikan adalah sistem yang tetap. Dalam
hal ini tegangan dan frekuensi harus tetap konstan karena berhubungan dengan
daya.
Daya listrik yang dibangkitkan dikenal dengan istilah :
a.
Daya Nyata ( Real Power )
Daya nyata dinyatakan dalam persamaan :
P = |𝑉| |𝐼| cos φ
(40)
Daya nyata untuk beban 3 fasa seimbang :
P = √3 |π‘‰π‘—π‘Žπ‘™π‘Ž−π‘—π‘Žπ‘™π‘Ž | |πΌπ‘—π‘Žπ‘™π‘Ž−π‘—π‘Žπ‘™π‘Ž | Cos πœ‘
b.
Daya Reaktif ( Reactive Power )
(41)
24
Daya reaktif adalah daya yang timbul karena adanya pembentukan medan magnet
pada beban-beban induktif ( KVAR ).
Daya reaktif dinyatakan dalam persamaan :
Q = |𝑉| |𝐼| sin φ
(42)
Daya reaktif untuk 3 fasa seimbang :
Q = √3 |π‘‰π‘—π‘Žπ‘™π‘Ž−π‘—π‘Žπ‘™π‘Ž | |πΌπ‘—π‘Žπ‘™π‘Ž−π‘—π‘Žπ‘™π‘Ž | sin πœ‘
c.
(43)
Daya Semu ( Apparent Power )
Daya semu dinyatakan dalam persamaan :
S = |𝑉| |𝐼|
(44)
Pada tugas akhir ini yang menjadi fokus utama pembahasan adalah bagaimana
mengoptimasikan aliran daya reaktif pada jaringan sehingga dapat mengurangi
rugi-rugi daya aktif dan meningktakan profil tegangan. Aliran daya reaktif
mempengaruhi tingkat tegangan pada ujung sisi penerima. Pengaturan aliran daya
reaktif pada sistem dapat dilakukan dengan mengatur tegangan pada pembangkit,
pengubahan Tap Transformator dan pemasangan shunt capasitor [7].
1. Pengaturan eksitasi pada generator. Dengan menaikkan daya reaktif pada
pembangkit atau generator maka tegangan akan naik. Untuk menaikkan
daya reaktif pada generator dapat dilakukan dengan menaikkan arus
eksitasi pada generator. Dengan mengatur arus eksitasi maka dapat
dilakukan pengaturan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Dengan
penambahan arus eksitasi maka tegangan akan naik.
25
2. Shunt capasitor digunakan untuk menginjeksi daya reaktif pada sistem dan
dapat memeperbaiki jatuh tegangan pada lokasi tertentu. Dengan
dipasangnya kapasitor shunt pada jaringan akan dapat memperbaiki profil
tegangan, memperbaiki factor daya dan menaikkan kapasitas sistem serta
dapat mengurangi rugi-rugi saluran.
3. Pengaturan tap transformator, transformator daya umumnya dilengkapi
dengan tap pada lilitannya untuk mengubah besarnya tegangan yang keluar
dari transformator. Perubahan tegangan dilakukan dengan merubah posisi
tap transformator. Transformator regulasi jenis pengatur tegangan bisa
digunakan untuk mengatur aliran daya reaktif pada saluran. Oleh karena
itu pada salah satu ujung saluran ditempatkan sebuah transformator
regulasi tegangan yang mengatur aliran daya reaktif yang melalui saluran.
Saluran yang dipilih untuk dipasang transformator regulasi pengatur
tegangan adalah saluran yang mengalirkan daya reaktif lebih kecil [9].
26
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Maret 2017 di
Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu:
1.
Satu unit Laptop dengan sistem operasi Windows 8.1 Pro 64 bit sebagai
media perancangan dan pengujian simulasi.
2.
Perangkat lunak MATLAB 2014 sebagai perangkat lunak utama untuk
perancangan dan perhitungan.
3.
Data-data bus pembangkit atau generator, tap transformator, kapasitor yang
terpasang pada bus pada sistem tenaga listrik Lampung.
27
3.3. Tahap Pengerjaan Tugas Akhir
Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas akhir
yaitu:
1. Studi Literatur
Studi literatur yaitu mempelajari materi yang berkaitan dengan tugas akhir.
Materi tersebut berasal dari berbagai referensi atau sumber – sumber ilmiah
lainnya seperti jurnal ilmiah, skripsi – skripsi, buku – buku yang terkait dengan
tugas akhir.
2. Studi Bimbingan
Penulis juga melakukan studi bimbingan yaitu dengan cara berdiskusi dan
tanya jawab dengan dosen pembimbing untuk menambah wawasan dan
menyelesaikan kendala yang terjadi saat melaksanakan tugas akhir.
3. Pengambilan dan Pengolahan Data
Dalam tugas akhir ini studi kasus yang diambil fokus pada wilayah Lampung
sehingga data yang diambil dapat diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) wilayah Lampung. Setelah data diperoleh, data tersebut akan diolah
sedemikian rupa sehingga akan memudahkan dalam memuat data yang ada ke
dalam program.
28
4. Diagram alir Algoritma PSO
Langkah selanjutnya yakni membuat diagram alir atau sering disebut flowchart
dari Algoritma PSO.
5. Pembuatan Program Komputer
Pembuatan Program Komputer dibuat
dengan menggunakan software
MATLAB dengan program aliran daya Matpower.
6. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan ini menjadi tahap akhir dari tugas akhir ini yang menjadi
hasil nyata dan bukti telah dilakukannya tugas akhir ini dengan sebenarbenarnya sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 Teknik Elektro
Universitas Lampung dan menjadi pertanggungjawaban. Pengerjaan laporan ini
dibagi kedalam dua tahap, yaitu laporan awal dari bab 1 sampai bab 3 yang
digunakan untuk seminar usul dan laporan akhir yang digunakan untuk seminar
hasil.
29
3.4. Diagram Alir Tugas Akhir
Mulai Tugas Akhir
Studi Literatur
Studi Bimbingan
Pengambilan dan Pengolahan Data
Membuat Diagram alir Algoritma
PSO
Membuat Program
Memasukan Data
Melakukan Simulasi
Membuat Laporan
Bimbingan Laporan
Apakah Laporan Benar?
Revisi Laporan
Tidak
Ya
Tugas Akhir Selesai
30
3.5 Diagram alir Algoritma PSO
Start
Memasukkan jumlah
partikel, jumlah dimensi
pencarian, batas atas dan
bawah masing-masing
variabel, tentukan Itermax
Tentukan kecepatan dan posisi awal setiap
partikel secara random
Evaluasi nilai fitness setiap partikel dengan
aliran daya metode newton
Tentukan iterasi t = 1
Update pBest
Update gBest
Tentukan
t=t+1
Update posisi
Update kecepatan
Tidak
Tentukan
t=t>Itermax
Ya
Cetak nilai
gBest
Selesai
31
3.6 Diagram Alir Program Aliran Daya Matpower 5.1
Mulai
Bentuk data kasus, uji bus, branch generator
Muat kasus uji
Bentuk matriks admitansi bus
Hitung injeksi daya kompleks
Jalankan aliran daya dengan metode Newton
Update data matriks buss, generator branch
Cetak penyelesaian
aliran daya
Selesai
32
3.7 Langkah - langkah Perhitungan Algoritma PSO
Langkah – langkah perhitungan yang akan dilakukan pada tugas akhir ini untuk
mencari nilai minimum global adalah sebagai berikut :
1. Memasukkan nilai parameter dari sistem dan algoritma, jumlah partikel,
jumlah iterasi, memasukkan batas atas dan batas bawah masing-masing
variabel.
2. Inisialisasi kecepatan awal dari setiap partikel sama dengan nol.
3. Menentukan area kontrol variabel.
4. Menjalankan aliran daya Newton untuk mencari rugi-rugi daya.
5. Evaluasi nilai fitness dari setiap partikel.
6. Mencari nilai Pbest dan Gbest.
7. Update nilai iterasi t = t+1.
8. Update kecepatan setiap partikel.
9. Update posisi baru setiap partikel.
10. Jika salah satu criteria terpenuhi lanjut ke langkah 11 jika syarat tidak
terpenuhi kembali ke langkah 4.
11. Cetak nilai output partikel dari nilai minimum fitness.
33
3.8. Simulasi Program
Simulasi optimasi penyaluran daya reaktif dengan Matlab dengan program aliran
daya matpower. Langkah – langkah simulasi yang akan dilakukan yaitu :
1. Membuat data kedalam format kasus. Adapun data yang akan dibuat yaitu :
a. Data Bus
b. Data Generator
c. Data Saluran
2. Menjalankan program MATLAB 2013
3. Simulasi
Langkah berikutnya yaitu menjalankan program Matpower. Kasus uji yang
telah ada dimuat kedalam bentuk notepad. Kemudian studi kasus yang telah
dibuat akan disimulasikan dengan memasukkan nama studi kasus tersebut
didalam program yang telah dibuat.
4. Membuat Analisa dari Seluruh Hasil Simulasi
Setelah seluruh nilai yang diinginkan telah diperoleh kemudian dapat
dilakukan analisa dan pembahasan terhadap data yang ada dalam bentuk
laporan. Hasil simulasi ini diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil simulasi dan analisis dalam penelitian tentang “Optimasi Aliran Daya
Reaktif Untuk Meminimasi Rugi-rugi Daya Dengan Menggunakan Metode
Particle Swarm Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung’,
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut;
1. Metode Particle Swarm Optimization (PSO) dapat digunakan untuk
meminimasi rugi-rugi daya aktif
dengan mengoptimalkan aliran daya
reaktif pada sistem transmisi dengan mengatur tiga variabel kontrol yaitu
tegangan pada bus pembangkit atau generator, rasio tap transformator dan
kapasitas kapasitor yang diinjeksi pada bus.
2. Hasil simulasi optimasi dengan menggunakan Metode Particle Swarm
Optimization (PSO) diperoleh rugi-rugi daya sebesar 16.589 MW dan
52.84 MVAR sedangkan dari hasil simulasi aliran daya pada data PLN
Sistem Lampung 150 kV diperoleh rugi daya sebesar 19.605 MW dan
62.24 MVAr, artinya terdapat penurunan rugi-rugi daya aktif sebesar
15,381 % pada saluran.
61
3. Pengaturan daya reaktif pada sistem terbukti mampu mengurangi rugi-rugi
daya pada sistem.
4. Setelah dilakukan optimasi terjadi pengurangan arus yang mengalir pada
saluran sehingga mengakibatkan penurunan rugi daya aktif dan daya
reaktif pada sistem. Hal ini dikarenakan selisih tegangan dan sudut
tegangan antara bus pengirim dan bus penerima semakin kecil.
5.2. SARAN
Dari hasil dilakukan simulasi dan analisis dalam penelitian tentang “Optimasi
Pengiriman Daya Reaktif Dengan Menggunakan Metode Particle Swarm
Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung’ adapun saran yang dapat
diajukkan guna pengembangan penelitian berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengembangan dan
penyederhanaan terhadap algoritma yang digunakan untuk mengurangi
biaya komputasi yang besar.
2. Pengaplikasian metode Particle Swarm Optimization (PSO) tidak hanya
dapat digunakan pada optimasi penyaluran daya reaktif pada sistem
Transmisi, untuk penelitian berikutnya perlu dilakukan optimasi pada sisi
pembangkit maupun distribusi dengan menggunakan metode PSO.
62
DAFTAR PUSTAKA
.
[1] B. Zhao, C.X. Guo, and Y.J. Cao. An Improved Particle Swarm Optimization
Algorithm for Optimal Reactive Power Dispatch. IEEE Transactions On
Power Systems, Vol. 20, No. 2, May. 2005.
[2] R. Mallipeddi, S. Jeyadevi, P.N. Suganthan, S. Baskar. Efficient constraint
handling for optimal reactive power dispatch problems. Swarm and
Evolutionary Computation 5 (2012) 28–36.
[3] S. Jeyadevi, S. Baskar, C.K. Babulal, M. W. Iruthayarajan. Solving Optimal
Reactive Power Dispatch Using Modified NSGA-II. Department of
Electrical
and
Electronics
Engineering,
Thiagarajar
College
of
Engineering, Madurai, Tamilnadu 625 015, India.
[4] E. Arfah, F. Firmansyah. Optimal Power Flow (OPF) Pembangkit Jawa Bali
Menggunakan PSO. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Jln. Arif
Rahman Hakim 100 Surabaya 6011.
[5] B. Zhao, C.X. Guo, and Y.J. Cao. An Improved Particle Swarm Optimization
Algorithm for Reactive Power Dispatch. IEEE Transactions On Power
Systems, Vol. 20, No. 2, Mei. 2005.
63
[6] Taqiyuddin, S. P. Hadi. Studi Optimal Power Flow pada Sistem Kelistrikan
500 Kv. Jawa-Bali dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization
(PSO). JNTETI, Vol. 2, No. 3, Agustus 2013.
[7] E. Hosea, Y. Tanoto. Perbandingan Analisa Aliran Daya dengan
Menggunakan Metode Algoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson.
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen
Petra. Jurnal Teknik Elektro Vol. 4, No. 2, September 2004: 63 – 69.
[8] R. A. Krisida, A. Soeprijanto, H.Suryoatmojo. Optimisasi Pengaturan Daya
Reaktif dan Tegangan Pada Sistem Interkoneksi Jawa-Bali Menggunakan
Quatum Behaved Particle Swarm Optimization. Jurusan Teknik Elektro
FTI – ITS.
[9] D. Despa. Pengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi
Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik. Jurusan
Teknik Elektro Universitas Lampung.
[10] R. D. Zimmerman, C. E. Murillo-S_anchez, and R. J. Thomas, “Matpower:
Steady-State Operations, Planning and Analysis Tools for Power Systems
Research and Education," Power Systems, IEEE Transactions on, vol. 26,
no.1, pp. 12-19, Feb. 2011.
Download