OPTIMASI ALIRAN DAYA REAKTIF UNTUK MEMINIMASI RUGIRUGI DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PADA SISTEM KELISTRIKAN LAMPUNG (Skripsi) Oleh PITIADANI BR TARIGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK OPTIMASI ALIRAN DAYA REAKTIF UNTUK MEMINIMASI RUGIRUGI DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PADA SISTEM KELISTRIKAN LAMPUNG Oleh Pitiadani Br Tarigan Optimasi aliran daya reaktif pada sistem tenaga listrik digunakan untuk meminimasi rugi-rugi daya dan mengontrol profil tegangan pada sistem. Pengaturan daya reaktif pada sistem dilakukan pengontrolan variabel yang meliputi tegangan pada generator, mengatur rasio tap transformator dan kapasitas daya reaktif dari kapasitor. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi daya pada sistem dengan mengatur aliran daya reaktif menggunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO). Simulasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan software Matlab. Optimasi aliran daya reaktif pada penelitian ini dilalakukan pada sistem Kelistrikan Lampung. Dari hasil optimasi diperoleh rugirugi daya aktif sebesar 16,5896 MW dan rugi-rugi daya reaktif sebesar 52.84 MVAr. Bila dibandingkan dengan rugi daya sebelum optimasi sebesar 19,605 MW, maka setelah optimasi dilakukan terjadi penurunan rugi-rugi daya aktif sebesar 15,381 %. Optimasi aliran daya reaktif dapat mempertahankan profil tegangan pada batas operasi yang diizinkan pada sistem tenaga Listrik Lampung. Kata Kunci: Particle Swarm Optimization, optimasi, daya reaktif ABSTRACT OPTIMIZATION OF REACTIVE POWER DISPATCH TO MINIMIZE POWER LOSSES USING PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) METHOD OF LAMPUNG’S ELECTRIC POWER SYSTEM By Pitiadani Br Tarigan Reactive power dispatch optimization in power systems is used to minimize power losses and control voltage profile at the power system. Reactive power setting on the system is conducted controlling by several variables such as generator voltages, tap ratios of transformers, and reactive power capacity of capacitor. The proposed of this research is reducing power losses in the system by regulating the flow of reactive power using the Particle Swarm Optimization (PSO) algorithm. The simulation in this research was done by using Matlab software. Optimization of reactive power dispatch in this research was evaluated on Lampung Electricity system. Based on the optimization result, it is found that the power losses in transmission lines is about 16,5896 MW and the reactive power loss is 52.84 MVAr. When comparing to the initial losses of 19,605 MW, the optimization method reduce the losses to 15,381%. Moreover, the reactive power dispatch keep the voltage profile in their operating limits at power system of Lampung Electricity. Keywords : Particle Swarm Optimization, optimization, reaktive power OPTIMASI ALIRAN DAYA REAKTIF UNTUK MEMINIMASI RUGIRUGI DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PADA SISTEM KELISTRIKAN LAMPUNG Oleh Pitiadani Br Tarigan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuala pada tanggal 17 Juli 1995 sebagai anak pertama dari Bapak Pedoman Tarigan dan Ibu Elmi Susilawati. Pendidikan awal yang pernah penulis tempuh adalah pendidikan Taman Kanak-kanak di TK St. Yoseph Tigabinanga dan diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian, penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) 040568 Tigabinanga dan selasai tahun 2006. Lalu melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Tigabinanga dan diselesaikan tahun 2009. Kemudian Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Tigabinanga dan diselesaikan pada tahun 2013. Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Ketika menjadi mahasiswa penulis melaksanakan kerja praktik di PT PLN. Persero Pembangkitan Sumbagsel area Bukit Asam pada tahun 2016. Penulis juga pernah menjabat sebagai asisten Laboratorium Konversi Energi Elektrik Universitas Lampung dan asisten mata kuliah Probabilitas dan Statistika. Selama kuliah penulis pernah menjabat sebagai anggota divisi bidang pendidikan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro selama periode 2014/2015 dan periode 2015/2016. Penulis pernah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) program pengabdian mahasiswa di desa Way Petai- Sumber Jaya, Lampung Barat dengan program kerja pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMTH). Karya ini kupersembahkan untuk Ayah Tercinta dan Ibu Tercinta Pedoman Tarigan dan Elmi Susilawati Adikku Tersayang Albi Tarigan Keluarga Besar, Dosen, Teman, dan Almamater MOTTO “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( Al-Quran, Surat Al – Insyirah, 94 : 5 – 6 ) “Dihidup ini kita harus tau tujuan hidup. Surga yang belum ada jaminan kita malah ogah-ogahan, sedangkan rezeki yang jelas dijamin, malah dikejar mati-matian” (Gitasav) “Saat terjatuh, merebahlah sejenak untuk melihat keindahan langit di mana kau pernah gantungkan mimpimu, lalu berdiri dan mulai berjuang lagi” ( Fiersa Besari) “Orang-orang baik itu adalah perantara kebaikan. Perantara Maha Baik nya Allah. Orang-orang yang disengajakan Allah untuk hadir dalam hidupmu” (Anonim) “Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.” ( Ali bin Abi Talib RA ) SANWACANA Puji syukur kepada Allah SWT karena atas segala limpahan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan Tugas Akhir yang berjudul “Optimasi Pengiriman Daya Reaktif dengan Menggunakan Metode ParticleSwarm Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung”. Laporan ini disusun sebagai syarat menselesaikan studi S1 di Teknik Elektro Universitas Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, baik ilmu, materi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Kepada kedua orangtuaku Bapak Pedoman dan Ibu Susilawati serta adikku Albi atas segala kasih sayang, doa dan dukungan yang selalu diberikan sepanjang waktu. 2. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung. 3. Bapak Dr. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Herman Halomoan S, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. 5. Bapak Osea Zebua, S.T., M.T. selaku pembimbing utama dan pembimbing akademik yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, arahan, saran, motivasi dan nasihat selama penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Bapak Herri Gusmedi, S.T., M.T. selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, saran, dan nasihat selama penyelesaian Tugas Akhir ini. 7. Bapak Dr. Eng. Lukmanul Hakim, S.T., M.T. selaku penguji Tugas Akhir atas saran, masukan dan nasihatnya. 8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen atas segala ilmu, bimbingan, dan nasihatnya selama penulis melaksanakan kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. 9. Teman-teman Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik. 10. Perempuan-perempuan tangguh 2013 (Srikandi 2013) : Niken, Nabila, Yona, Citra, Nurul, Annisa, Ubaidah, Sitro, Shanny, Gita, Dyah, Dian atas dukungannya selama ini. 11. Kepada Fasyin dan seluruh teman-teman Teknik Elektro Universitas Lampung khususnya angkatan 2013. 12. Kepada senja yang selalu menemani setiap sore penulis. 13. Teman seperjuangan seperantauan kak cindi, vera dan lova. 14. Teman-teman KKN Sumber Jaya khususnya anak-anak Galumpai periode 2 tahun 2016 15. Mbak Ning dan staf Teknik Elektro Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi ini. Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis terbuka atas segala kritik dan saran yang bersifat membangan agar dapat didiskusikan dan dipelajari demi kemajuan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi bersama. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi kita semua. Bandar Lampung, 19 Juni 2017 Pitiadani Br Tarigan DAFTAR ISI ABSTRAK HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Halaman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2. Tujuan ........................................................................................................... 2 1.3. Perumusan Masalah ...................................................................................... 3 1.4. Batasan Masalah ........................................................................................... 3 1.5. Manfaat ......................................................................................................... 4 1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Optimasi Penyaluran Daya Reaktif .............................................................. 7 2.2. Particle Swarm Optimization (PSO) .......................................................... 12 2.3. Analisa Aliran Daya Menggunakan Metode Newton ................................ 17 2.4. Daya Dalam Sistem .................................................................................... 23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 26 3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................... 26 3.3.Tahap Pengerjaan Tugas Akhir ................................................................... 27 3.4. Diagram Alir Tugas Akhir.......................................................................... 29 3.5. Diagram Alir Algoritma PSO .................................................................... 30 3.6. Diagram Alir Pogram Aliran Daya Matpower 5.1 ..................................... 31 3.7. Langkah - langkah Perhitungan Algoritma PSO ........................................ 32 3.8. Simulasi Program ....................................................................................... 33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemodelan Sistem Transmisi Lampung ..................................................... 34 4.2. Pemodelan Saluran Transmisi Lampung .................................................... 36 4.3. Pemodelan Beban Sistem Kelistrikan Lampung ........................................ 40 4.4. Hasil Aliran Daya 4.4.1. Hasil Aliran Daya Sebelum Optimisasi ............................................ 42 4.4.2. Variabel Kontrol ............................................................................... 45 4.4.3. Parameter Optimasi PSO .................................................................. 46 4.4.4. Fungsi Penalti ................................................................................... 47 4.4.5. Hasil Simulasi................................................................................... 48 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 60 4.2. Saran ........................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Ilustrasi Pergerakan Partikel Dengan Metode PSO ..........................15 Gambar 2.2. Konsep Dari Pencarian Titik Dengan PSO .......................................15 Gambar 2.3. Aliran Daya Pada Saluran .................................................................18 Gambar 4.1. Pemodelan Diagram Satu Garis Sistem Transmisi Lampung ...........35 Gambar 4.2. Hasil Rugi-rugi Daya Minimum Berdasarkan Simulasi ...................48 Gambar 4.3. Hasil Simulasi Rugi-rugi Daya Aktif Menggunaka Metode PSO ...................................................................................................48 Gambar 4.4. Perbandingan Rugi-rugi Daya Aktif Sebelum dan Setelah Optimasi ............................................................................................49 Gambar 4.5. Perbandingan Profil Tegangan Sebelum dan Setelah Optimasi ............................................................................................55 Gambar 4.6. Perbandingan Sudut Tegangan Sebelum dan Setelah Optimasi ............................................................................................56 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Pemodelan Nama dan Jenis Bus Pada Jaringan Kelistrikan Lampung ...............................................................................................34 Tabel 4.2. Jenis dan Panjang Saluran Transmisi Lampung ...................................36 Tabel 4.3. Data Saluran Transmisi Lampung ........................................................39 Tabel 4.4. Beban di Gardu Induk ..........................................................................40 Tabel 4.5. Ringkasan Sistem Transmisi Lampung ................................................42 Tabel 4.6. Jumlah Daya Pada Masing-Masing Unit ..............................................42 Tabel 4.7. Nilai Minimum dan Maximum Masing-masing Variabel ...................43 Tabel 4.8. Data 24 Bus Sistem Kelistrikan Lampung ............................................43 Tabel 4.9. Data Saluran Sistem Transmisi Lampung .............................................44 Tabel 4.10. Variabel Kontrol yang Digunakan Pada PSO .....................................45 Tabel 4.11. Parameter Optimasi PSO ....................................................................47 Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Rugi-rugi Daya Aktif Berdasarkan Simulasi ........49 Tabel 4.13 Ringkasan Sistem Transmisi Lampung Setelah Optimasi..................52 Tabel 4.14 Jumlah Daya Pada Masing-Masing Unit Setelah Optimasi ................52 Tabel 4.15. Tabel Nilai Maksimum dan Minimum Tegangan, Daya Aktif dan Daya Reaktif Setelah Optimasi........................................................ 53 Tabel 4.16. Data 25 Bus Sistem Kelistrikan Lampung Setelah Optimasi ...........53 Tabel 4.17. Data Aliran Daya Setelah Optimasi ..................................................54 Tabel 4.18. Perbandingan Nilai Variabel Kontrol Setelah dan Sebelum Optimasi . ...........................................................................................57 Tabel 4.19. Perbandingan Arus yang Mengalir Pada Saluran Sebelum dan Setelah Optimasi. ............................................................................................58 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kualitas sistem ketenagalistrikan Indonesia maka satu hal penting yang harus dipenuhi yaitu meningkatkan mutu, kualitas dan efisiensi dari sistem jaringan itu sendiri. Selama ini, salah satu hal yang menjadi penyebab kurang efisiennya suatu sistem jaringan listrik yaitu terdapat rugi-rugi daya pada saat pengiriman dari pembangkit menuju konsumen. Oleh karena itu, rugi-rugi yang terdapat pada sistem harus dapat diperhitungkan atau diprediksi agar dapat dilakukan antisipasi agar kehilangan daya masih dalam batas normal atau wajar. Rugi-rugi daya ini terdiri dari rugi-rugi daya aktif, daya reaktif dan daya kompleks. Masalah pengiriman daya reaktif mempunyai pengaruh yang signifikan dalam operasi pengamanan dan ekonomi pada sistem daya. Oleh karena itu harus dilakukan cara optimasi untuk mengurangi rugi-rugi daya. Tujuan utama dari masalah optimasi pengiriman daya reaktif adalah untuk meminimalkan rugi-rugi daya reaktif dengan tetap menjaga profil tegangan sistem dalam rentang yang dapat diterima, dengan variabel kontrol seperti tegangan pada generator, tingkat rasio tap transformator dan sumber daya reaktif jaringan yaitu kapasitor. Penyelesaian masalah optimasi daya reaktif pada tugas akhir ini diselesaikan 2 dengan menggunakan metode Particle Swarm Optimization (PSO). Metode ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode lainnya karena metode ini dapat dengan mudah diimplementasikan dan juga parameter yang digunakan sedikit. Pada daerah Lampung sendiri kebutuhan akan tenaga listrik terus meningkat namun tidak diikuti dengan penambahan pembangkit listrik maupun sistem transmisi yang baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk menjaga agar pelayanan penyaluran listrik tetap baik dan kontinyu. Pelayanan akan tetap kontinyu apabila dilakukan peningkatan kualitas dan efisiensi sistem yang telah ada. Efisiensi suatu jaringan dikatakan baik apabila daya yang diterima oleh konsumen tidak mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan daya yang dikirim dari pembangkit. Untuk meningkatkan efisiensi jaringan listrik Lampung maka menyelesaian masalah Optimal Reactive Power Dispatch (ORPD) merupakan hal yang sangat penting untuk mengantisipasi kehilangan daya yang besar dan tetap menjaga nilai profil tegangan masih sesuai dengan batas yang diizinkan. Dasar inilah yang melatarbelakangi penulisan skripsi dengan judul Optimasi Pengiriman Daya Reaktif dengan Metode Particle Swarm Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung. 1.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menyelesaikan masalah Optimal Reactive Power Dispatch (ORPD) sehingga dapat meminimalkan rugi-rugi daya pada sistem transmisi tenaga listrik Lampung dengan menggunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO). 3 1.3. Perumusan Masalah Tujuan utama dari masalah optimasi penyaluran daya reaktif adalah untuk mengurangi rugi-rugi daya aktif pada jaringan transmisi dengan tetap mempertahankan profil tegangan pada setiap bus pada range yang dapat diterima dengan mengatur variable control seperti tegangan pada generator, tap transformator dan sumber daya reaktif yaitu kapasitor pada sistem tenaga listrik Lampung. Pada Skripsi ini yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana mengoptimalkan pengiriman daya reaktif untuk meminimalkan rugi-rugi daya aktif dan mempertahankan profil tegangan pada Sistem Tenaga Listrik Lampung dengan menggunakan metode PSO. 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini yaitu: 1. Tugas akhir ini hanya membahas optimisasi penyaluran daya reaktif pada jaringan dengan mengatur tiga variabel control yaitu tegangan pada generator, tap transformator dan kapasitor pada jaringan bus. 2. Metode optimasi pada tugas akhir ini menggunakan metode Particle Swarm Optimization (PSO). 3. Tugas akhir ini tidak membahas analisa ganguan yang terjadi di sistem tenaga. 4. Analisis yang dilakukan pada saat keadaan sistem stady state. 5. Pada tugas akhir ini beban yang digunakan beban maksimum yang pernah dicapai. 4 6. Tap transformator dinyatakan dalam bentuk decimal bukan dalam bentuk integer. 1.5. Manfaat Adapun manfaat dari tugas akhir ini adalah: 1. Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan suatu bahan kajian dan kemudahan dalam menyelesaikan masalah optimasi daya reaktif pada sistem kelistrikan Lampung. 2. Memberikan pemahaman kepada penulis tentang teknik optimasi dengan metode Particle Swarm Optimization (PSO) dan penerapannya pada sistem tenaga listrik. 3. Dapat menjadi acuan untuk mengevaluasi sistem yang ada dan pengembangannya. 4. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai teknik optimasi dalam mengurangi rugi-rugi daya pada sistem kelistrikan lampung. 5. Dapat menjadi acuan bagi mahasiswa lain dalam menyempurnakan tugas akhir ini. 5 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika suatu penulisan bertujuan untuk memberikan suatu gambaran sederhana mengenai pembahasan skripsi serta untuk memudahkan memahami materi yang disajikan pada skripsi. Adapun laporan akhir ini dibagi menjadi lima bab yaitu: BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah yang melatar belakangi mengapa tugas akhir ini dilakukan, pokok permasalahan, tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir, perumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori-teori pendukung materi tugas akhir yang merupakan pengantar pemahaman tentang materi tugas akhir yang diambil dari berbagai sumber ilmiah seperti buku dan jurnal yang digunakan sebagai panduan dalam penulisan laporan tugas akhir ini. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini memaparkan waktu dan tempat pengerjaan tugas akhir, alat dan bahan, metode yang digunakan, dan pelaksanaan serta pengamatan dalam pengerjaan tugas akhir 6 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas dan menganalisa hasil data simulasi dan memaparkan data yang diperoleh dari tugas akhir ini. BAB V. KESIMPULAN Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir berdasarkan hasil data yang diperoleh dan pembahasan tugas akhir serta saran-saran untuk kedepannya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimasi Penyaluran Daya Reaktif Pengelolaan daya reaktif merupakan suatu hal yang sangat penting dalam operasi dan kontrol pada sistem. Pengelolaan daya reaktif yang tepat diharapkan dapat mengurangi rugi-rugi daya pada sistem dengan mengatur dan menyesesuaikan nilai-nilai dari variable kontrol daya reaktif yakni tegangan pada pembangkit, pengaturan tap transformator dan sumber daya reaktif pada sistem seperti kapasitor. Rugi-rugi daya reaktif dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya kapabilitas sumber daya reaktif seperti kapasitor, tegangan pembangkit, sudut fasa dan posisi tap transformator yang dapat menyebabkan adanya masalah penyaluran daya reaktif optimal. Tujuan utama dari optimasi daya reaktif adalah untuk meminimalkan rugi-rugi daya nyata, untuk meningkatkan profil tegangan, biaya sistem menjadi murah dan meningkatkan kestabilan tegangan sistem dengan tetap menjaga nilai profil tegangan sesuai dengan nilai yang dapat diterima dengan mengontrol parameter-parameter yang disebutkan sebelumnya. Daya reakrif sangat mempunyai peranan penting dalam mempertahankan stabilitas dan kehandalan sistem sehingga pengiriman daya reaktif harus seoptimal mungkin. 8 Tujuan dari pengiriman daya reaktif adalah untuk meminimalkan kerugian daya aktif dalam jaringan transmisi yang dapat ditunjukkan dengan rumus berikut[1] [2] : ππ = ∑π∈ππΈ πππππ π = ∑π∈ππΈ ππ (ππ2 + ππ2 − 2ππ ππ πππ πππ ) (1) Dengan : ππ = Rugi-rugi daya aktif total (MW) πππ = Perbedaan sudut tegangan antara bus i dan j (rad) πππππ π = Rugi-rugi daya aktif pada saluran k (p.u) ππ = Tegangan pada bus i (p.u) ππ = Tegangan pada bus j (p.u) NE = Jumlah saluran transmisi gk = Konduktansi dari saluran k (p.u.) Minimalisasi Fungsi di atas memiliki fungsi kendala (equality constraints) sebagai berikut; 0 = ππΊπ − ππ·π − ππ ∑π∈ππ ππ (πΊππ cos πππ + π΅ππ sin πππ ) π ∈ π0 (2) 0 = ππΊπ − ππ·π − ππ ∑π∈ππ ππ (πΊππ sin πππ + π΅ππ cos πππ ) π ∈ πππ (3) Dengan : PGi = Daya aktif yang diinjeksi pada bus i (MW) PDi = Kebutuhan daya aktif pada bus i (MW) Gij = Konduktansi transfer antara bus i dan bus j (p.u.) B ij = Transfer susceptansi between bus i and j (p.u.) N0 = Jumlah dari total bus termasuk slack bus s πππ = Jumlah dari bus beban Fungsi di atas memiliki pertidaksamaan fungsi kendala yang tergantung pada nilai variabel. Unit kendala menunjukkan adanya keterbatasan magnitude tegangan 9 pada bus beban, kapabilitas daya reaktif generator terbatas pada generator dan magnitude tegangan yang terbatas pada jaringan transmisi. Berikut adalah fungsi kendala (inequality constraints) dari tegangan generator. πππππ ≤ ππ ≤ πππππ₯ (4) Dimana : Vi = Manitude tegangan dari bus i (p.u.) Selain tegangan generator, keluaran daya reaktif pada generator juga dibatasi dengan persamaan berikut: πππ πππ₯ ππΊπ ≤ ππΊπ ≤ ππΊπ (5) Dimana : QGi = Sumber daya reaktif dari generator pada bus i (MVAr) Kompensasi kapasitor shunt juga memiliki batas sendiri yang disebut dengan fungsi kendala kapasitor yaitu sebagai berikut; πππ πππ₯ ππΆπ ≤ ππΆπ ≤ ππΆπ (6) Dimana: QCi = Sumber daya reaktif yang terpasang pada bus i (MVAr) Berikut adalah fungsi kendala dari tap transformer : πππππ ≤ ππ ≤ πππππ₯ (7) Dimana : Ti = Posisi tap dari transformator i Pada kebanyakan masalah optimasi nonlinier, constraint dianggap sebagai perluasan dari fungsi objektif yang dikenal dengan istilah penalti. Dalam masalah pengiriman daya reaktif, tegangan dari bus pembangkit (πππ ), posisi transformator (T), jumlah sumber daya reaktif (ππΆ ), adalah variabel kontrol yang selfconstrained. Tegangan dari bus beban (πππ ), dan keluaran daya reaktif dari bus pembangkit (ππΊ ), injeksi daya reaktif dari kapasitor dibatasi dengan menambahkan parameter sebagai istilah penalti ke fungsi objektif. Fungsi penalti 10 dibuat untuk menangani fungsi kendala yang pertidaksamaan. Masalah diatas dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut; 2 πππ 2 πππ 2 πΉπ = ππ + ∑ πππ (ππ − πππππ ) + ∑ ππΊπ (ππΊπ − ππΊπ ) + ∑ πππ (πππ − πππ ) (8) Dengan: ππΊπ = Daya reaktif yang diinjeksi pada bus i (p.u.) ππ = Tegangan pada bus i (p.u) Ketika πππ , πππ dan ππΊπ masing-masing adalah faktor penalti untuk tegangan dari generator,daya reaktif yang diinjeksikan atau dibangkitkan dari generator dan kapasitas kapasitor. Namun fungsi kendala pertidaksamaan pada kontrol variabel yang digunakan, dapat juga terdiri dari batas tegangan dari bus, batas daya reaktif yang diinjeksi πππ dari kapasitor dan batas posisi tap transformator, maka πππππ , π‘ππππ , dan ππΊπ didefinisikan sebagai berikut [3][4] ; π1πππ πππ ππΊπ π‘ππππ πππππ₯ ; ππ > πππππ₯ = { πππ ππ ; ππ < πππππ πππ₯ πππ₯ πΊπΊπ ; πΊπΊπ > πΊπΊπ = { πππ πππ ππΊπ ; πΊπΊπ < πΊπΊπ π‘ππππ₯ ; π‘π > π‘ππππ₯ = { πππ πππ π‘π ; π‘π < π‘πΊπ (9) (10) (11) Dalam jaringan transmisi, kestabilan tegangan juga harus dijaga agar tidak melawati batas atas maupun batas bawah nilai yang ditetapkan. Optimasi penyaluran daya reaktif biasanya dimodelkan sebagai mixed integer yakni masalah pemrograman nonlinear skala besar. Sebenarnya masalah optimasi penyaluran daya reaktif sudah lama diselesaikan dengan beberapa varian metode diantaranya: pemrograman linear, pemrograman non linear, kuadrat 11 pemrograman, metode titik interior dan metode Newton yang telah diterapkan terlebih dahulu untuk memecahkan masalah optimasi penyaluran daya reaktif. Namun, beberapa teknik diatas memiliki keterbatasan diantaranya fungsi utama terus menerus diferensial, mudah menyatu untuk minimal lokal, dan kesulitan dalam menangani variabel diskrit. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut ada beberapa metode yang digunakan yang lebih baik dari metode-metode yang sebelumnya yaitu metode algoritma genetika sederhana, strategi evolusi, pemrograman evolusioner, optimasi partikel swarm, evolusi diferensial dan algoritma RGA yang telah diterapkan. Pada dekade terakhir, banyak metode pencarian stokastik yang telah dikembangkan untuk masalah optimasi global, seperti simulasi annealing, genetic algorithms and evolutionary programming. Genetic Algorithms (GAs) adalah kelas algoritma stokastik yang dimulai dengan sebuah populasi dari kandidat bebas dan dikembangkan menuju solusi yang lebih baik dengan menerapakan operator genetika. Teknik komutasi telah memiliki banyak aplikasi dalam power system, khususnya pada operasi ekonomis. Penerapan pertama aplikasi algoritma genetika pada power system yakni dalam masalah aliran beban. Untuk merespon kebutuhan penyelesaian masalah optimasi, sebuah pendekatan untuk menyelesaikan masalah penyaluran daya reaktif optimal dan kontrol tegangan pada power system telah dikembangkan, berdasakan pada penemuan terbaru yaitu algoritma particle swarm optimization (PSO). 12 2.2 Particle Swarm Optimization (PSO) Particle Swarm Optimization adalah sebuah teknik pencarian stokastik yang dikembangkan oleh Kennedy yang merupakan seorang psikolog sosial dan Eberhart dari teknik elektro pada tahun 1995. Simulasi pertama dari mereka dipengaruhi oleh teori Hepper dan Grenander’s pada tahun 1990. Particle Swarm Optimization merupakan salah satu metode optimasi yang terinspirasi dari perilaku gerakan kawanan hewan (school of fish), seperti ikan herbivor (herd), dan burung (flock) yang kemudian tiap objek hewan disederhanakan menjadi sebuah partikel. Suatu partikel dalam ruang memiliki posisi yang dikodekan sebagai vektor koordinat. Vektor posisi ini dianggap sebagai keadaan yang sedang ditempati oleh suatu partikel di ruang pencarian. Setiap posisi dalam ruang pencarian merupakan alternatif solusi yang dapat dievaluasi menggunakan fungsi objektif. Setiap partikel melintasi ruang pencarian global minimum (atau maksimum). Dalam sistem PSO, partikel mencari dalam ruang pencarian multidimensi. Selama pencarian, setiap partikel menyesuaikan posisinya sesuai dengan pengalaman masing-masing, dan pengalaman partikel tetangga dengan memanfaatkan posisi terbaik dari partikel sendiri maupun tetangga. Particle Swarm Optimization menerapkan sifat masing-masing individu dalam satu kelompok besar. Kemudian menggabungkan sifat-sifat tersebut untuk menyelesaikan permasalahan. Koordinat π₯ dan π£ menunjukkan suatu koordinat partikel (posisi) dan kecepatan dalam ruang pencarian. Posisi terbaik partikel direpresentasikan sebagai ππππ π‘ . Indeks partikel terbaik di antara semua partikel dalam kelompok ini 13 direpresentasikan sebagai ππππ π‘ . Kecepatan dan posisi dari masing-masing partikel terus diperbaharui [4][5] . Untuk menghitung kecepatan yang baru atau update kecepatan dapat menggunakan persamaan dibawah ini[5]: π£π‘+1 = π (π€0 π£π‘ + π1 π1 (π‘)π₯ (ππππ π‘ − π₯π‘ ) + ∑ππ=1 π2 π2 (π‘)π₯( ππππ π‘ − π₯π‘ )) π= 2 |2−π−√π2 −4π| (12) (13) Dimana nilai π = c1 + c2 dan π > 4. Dan update posisi dapat dihitung dengan persamaan berikut; π₯π‘+1 = π₯π‘ + π£π‘+1 (14) Dengan : π€0 = Berat inersia π1, π2 = Koefisien konstanta positif π£π‘ = kecepatan arus partikel pada iterasi t π₯π‘ = Posisi partikel pada iterasi t π£π‘+1 = Kecepatan yang diubah π₯π‘+1 = Posisi partikel pada iterasi t +1 π1 , π2 = Secara seragam terdistribusi secara acak dalam angka [0,1] k = Faktor penyempitan (constriction factor) Pada setiap iterasi, posisi saat ini dapat dievaluasi sebagai solusi masalah. Jika posisi yang lebih baik ditemukan dari posisi sebelumnya maka titik tersebut dapat dianggap sebagai ππππ π‘ dan posisi terbaik titik tersebut akan disimpan sebagai 14 perbandingan untuk iterasi berikutnya. Hal ini dilakukan agar didapat posisi terbaik dan nilai dari ππππ π‘ yang terus diperbaharui. Pemilihan berat inersia π€0 memberikan keseimbanganm antara eksplorasi global dan lokal. Secara umum, berat inersia π€0 ditentukan berdasarkan persamaan dibawah; π€0 = π€πππ₯ − π€πππ₯ − π€πππ ππ‘πππππ₯ π₯ ππ‘ππ (15) Dimana ππ‘πππππ₯ adalah jumlah maksimum iterasi, dan iter adalah jumlah iterasi saat ini. Berat inersia digunakan untuk meredam kecepatan selama proses iterasi, sehingga memungkinkan kawanan untuk konvergen lebih akurat dan efisien. Dalam prosedur di atas, kecepatan partikel dibatasi oleh beberapa nilai maksimum π£πππ₯ . Parameter π£πππ₯ menentukan resolusi, atau fitness, dengan daerah mana yang menjadi tujuan pencarian antara posisi saat ini dan posisi target. Jika π£πππ₯ terlalu tinggi, partikel mungkin terbang melewati solusi yang baik. Jika π£πππ₯ terlalu kecil, partikel mungkin tidak mengeksplorasi cukup luar solusi lokal. Pada beberapa percobaan menggunakan PSO, nilai π£πππ₯ sering ditetapkan pada 10-20% dari rentang variabel dinamis pada setiap dimensi. Ciri khas dari PSO adalah pengaturan kecepatan partikel secara heuristik dan probabilistik. Jika suatu partikel memiliki kecepatan yang konstan maka jejak posisi suatu partikel divisualisasikan akan membentuk garis lurus. Dengan adanya faktor eksternal yang membelokkan garis tersebut yang kemudian menggerakkan partikel dalam ruang pencarian. Pergerakkan partikel ini diharapkan dapat mengarah, mendekati, dan pada akhirnya mencapai titik optimal. Faktor eksternal yang dimaksud antara lain posisi terbaik yang pernah dikunjungi partikel itu, posisi terbaik seluruh partikel (diasumsikan setiap partikel mengetahui posisi 15 terbaik setiap partikel lainnya), serta faktor kreativitas untuk melakukan eksplorasi. Dibandingkan dengan teknik evolusi lain, keuntungan dari PSO adalah mudah dalam penerapnya dan hanya ada beberapa parameter yang digunakan. Sebagai contoh perhatikan gambar 2.1 dimisalkan bahwa objek pencarian yang ingin ditemukan adalah bintang biru. Pada masing-masing iterasi kita dapat menemukan partikel yang paling dekat untuk menemukan bintang. Kemudian pindahkan seluruh partikel-partikel dalam arah bintang. Berikut ilustrasi gambarnya: 1.1. Gambar Ilustrasi Pergerakan Partikel dengan Metode PSO 2.2 Gambar konsep dari pencarian titik dengan menggunakan metode PSO 16 Particle Swarm Optimization memiliki kesamaan sifat dengan teknik komputasi seperti Algoritma Genetika (Genetic Algorithm). Sistem PSO diinisialisasi oleh sebuah populasi solusi secara acak dan selanjutnya mencari titik optimum dengan cara meng-update atau memperbaharui setiap hasil penemuan. Metode optimasi yang didasarkan pada kecerdasan kumpulan/kelompok (swarm intelligence) ini disebut algoritma yang diinspirasi oleh perilaku alam (nature behaviorally inspired) sebagai alternatif dari algoritma genetika, yang sering disebut prosedur berbasis evolusi (evolution-based procedures). Dalam konteks optimasi multivariabel, kawanan diasumsikan mempunyai ukuran tertentu dengan setiap partikel posisi awalnya terletak di suatu lokasi yang acak dalam ruang multidimensi. Setiap partikel diasumsikan memiliki dua karakteristik: posisi dan kecepatan. Setiap partikel bergerak dalam ruang/space tertentu dan mengingat posisi terbaik yang pernah dilalui atau ditemukan terhadap sumber makanan atau nilai fungsi objektif. Setiap partikel menyampaikan informasi atau posisi bagusnya kepada partikel yang lain dan menyesuaikan posisi dan kecepatan masing-masing berdasarkan informasi yang diterima mengenai posisi yang bagus tersebut. PSO memiliki beberapa kelebihan di antaranya: ο Dapat dengan mudah diimplementasikan. ο Hanya memerlukan sedikit parameter. 17 ο Operator komutasi yang digunakan tidak berubah. ο PSO lebih fleksibel dalam menjaga keseimbangan antara pencarian global dan lokal Namun Algoritma PSO juga memiliki kelemahan yaitu mempunyai kemampuan yang lambat dalam pencarian lokal. Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian masalah menggunakan algoritma PSO; 1. Inisialisasi parameter dari populasi partikel dengan posisi acak dan kecepatan tertentu pada suatu dimensi. 2. Update nilai fitness yang diinginkan dalam dimensi tersebut untuk setiap partikel. 3. Bandingkan nilai fitness dengan nilai ππππ π‘ . Jika nilai saat ini lebih baik dari ππππ π‘ maka atur ππππ π‘ sama dengan nilai saat ini, dan ππ‘ sama dengan lokasi π₯π‘ . 4. Identifikasi partikel secara keseluruhan dan lihat nilai yang terbaik kemudian tentukan nilai global terbaiknya. 5. Kemudian mengubah kecepatan dan posisi dari partikel. 6. Jika kriteria terpenuhi maka proses selesai. 2.3 Analisa Aliran daya Menggunakan Metode Newton-Raphson Diperlukan suatu teknik iterasi untuk menganalisa perhitungan aliran daya pada jaringan tenaga listrik yang secara matematis merupakan persamaan non-linier. Dari perhitungan dapat diperoleh aliran daya aktif dan daya reaktif dari jaringan. 18 Dalam menganalisa aliran daya diperlukan metode perhitungan sehingga penyelesaian yang diperoleh tepat, akurat dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam analisa aliran daya diantaranya metode Gauss-Seidel, metode Newton Raphson dan metode Fast Decouple. Untuk menyelesikan persamaan nonlinear simultan, yang paling umum digunakan untuk menyelesaikan aliran daya adalah dengan menggunakan metode Newton. Dasar dari metode Newton Raphson dalam penyelesaian aliran daya adalah deret Taylor untuk suatu fungsi dengan dua variabel lebih. Metode Newton Rhapson menyelesaikan masalah aliran daya dengan menggunakan suatu set persamaan non linier untuk menghitung besarnya tegangan dan sudut fasa tegangan tiap bus. Dengan metode Newton biasanya penyelesain perhitungan diperoleh lebih cepat karena hanya perlu satu titik coba dan itersi lebih cepat dengan kata lain perhitungan sangat sederhana dan dapat dengan mudah dipahami. Namun pada metode Newton diperlukan turunan parsial dalam menyusun matriks Yakobi untuk komputasi. Oleh karena itu pemilihan titik awal harus sangat diperhatikan agar apa yang kita cari tidak terlalu jauh yang disebut dengan berisolasi sehingga penetapan nilai awal memang sangat sulit dengan metode ini [6][7] . Gambar 2.3 Aliran Daya Pada Saluran 19 Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian aliran daya dengan menggunakan metode Newton-raphson. Pertama dengan membentuk impedansi jaringan Zij. πππ = π ππ + πππ (16) Dimana : πππ = Impedansi jaringan antara bus ke i dan bus ke j π ππ = Resistansi jaringan antara bus ke i dan bus ke j πππ = Reaktansi jaringan antara bus ke i dan bus ke j Lalu membentuk admitansi jaringan πππ = ππππ + ππ₯ππ (17) Dimana : ππππ = π ππ π ππ 2 +πππ 2 (18) Dan ππ₯ππ = πππ π ππ 2 +πππ 2 (19) Hubungan antara arus bus πΌπ dengan tegangan bus ππ dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut ini : πΌπ = ∑ππ=1 πππ ππ (20) ππ = ππ + πππ = ππ ∗ πΌπ (21) ππ = ππ − πππ = ππ ∗ ∑ππ=1 πππ ππ (22) Injeksi daya dari bus i adalah : Dan 20 Maka persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk polar sebagai berikut [6] : ππ − πππ = ∑ππ=1 πππ ππ ππ ∠πππ − πΏπ + πΏj (23) Proses iterasi dicari daya terhitung dengan rumus : ππβππ‘ = ∑ππ=1[πππ ππ ππ ]cos(πππ − πΏπ + πΏj ) (24) ππβππ‘ = − ∑ππ=1[πππ ππ ππ ]sin(πππ − πΏπ + πΏj ) (25) Dimana : ππ = Daya aktif terhitung pada bus i ππ = Daya reaktif terhitung pada bus i ππ , πΏπ = Magnitude tegangan dan fasa pada bus i ππ , πΏj = Magnitude tegangan dan sudut fasa pada bus j πππ , πππ = Magnitude dan sudut fasa pada elemen matriks [Y] Kemudian membentuk Matriks Jacobian Matriks Jacobian ini terdiri dari 4 submatriks yaitu J11(H), J12(N), J21(M) dan J22(L). Penggunaan matriks jacobian dapat digunakan untuk mempresentasikan persamaan diatas sehingga dihasilkan persamaan berikut ini; 21 βπ [βπ ] = [π½π½11 13 π½12 π½14 βπΏ ] [βπ ] (26) Perhitungan untuk submatriks tersebut sebagai berikut : Elemen J11 = H ∂Pi ∂δi πππ ππΏπ = ∑ππ=1;π≠π[πππ ππ ππ ]sin(πij − πΏπ + πΏπ ) (27) = −[πππ ππ ππ ]sin(πij − πΏπ + πΏπ ) π ≠ π (28) Elemen J12 = N πππ πππ πππ πππ Elemen = 2[ππ πππ ] cos πij + ∑ππ≠1[ππ πππ ]cos(πij − πΏπ + πΏπ ) (29) = [ππ πππ ] cos(πij − πΏπ + πΏπ ) (30) π≠π J21 = M πππ ππΏπ πππ ππΏπ = ∑ππ=1;π≠π[ππ ππ πij ]cos(πij − πΏπ + πΏπ ) = −[ππ ππ πij ] cos(πij − πΏπ + πΏπ ) π≠π (31) (32) Elemen J22 = L πππ πππ πππ πππ = −2[ππ πππ ] sin πij − ∑ππ≠π[ππ πππ ]π ππ(πij − πΏπ + πΏπ ) (33) = −[ππ πππ ] cos(πij − πΏπ + πΏπ ) (34) π≠π 22 Setelah didapatkan semua nilai dari setiap elemen pada submatriks tersebut, kemudian membentuk matriks jacobian dengan menggabungkan setiap elemen dari sumatriks tersebut. Selanjutnya matriks jacobian selanjutnya diinvers menjadi [Jacobian]-1. Sehingga diperoleh nilai untuk Δδi dan Δ|Vi| / |Vi|, kemudian nilai dari masing-masing ditunjukan pada persamaan berikut; βπΏπ (π+1) = πΏπ (π) + βπΏπ (π) (35) β|π |(π) |ππ |(π+1) = |ππ |(1) + β|ππ |(π) = |ππ |(π) | π (π) | |π | π (36) Dimana : Δδi = Perubahan sudut fasa tegangan bus ke i |Vi| = Perubahan magnitude tegangan bus ke i Berikut adalah persamaan untuk menghitung aliran daya antar bus : πππ = ππ (π ∗ππ π ∗ππ ) + π ∗π ππΆ∗ ππ (37) Dan πππ − ππππ = ππ ∗ (ππ − ππ )πππ + ππ ∗ ππ ππΆππ Dimana : Sij = Aliran daya kompleks dari bus i ke bus j Pij = Aliran daya aktif dari bus i ke bus j Qij = Aliran daya reaktif dari bus i ke bus j Vi = Tegangan bus i Vj = Tegangan bus j Vij = Tegangan vector antara bus i dan bus j (38) 23 Yij = Admitansi antara bus i dan bus j Ycij = Admitansi line charging antara bus i dan bus j Persamaan rugi – rugi daya antar bus: πππ (πππ π ππ ) = πππ + πππ (39) Dimana : 2.4. Sij (losses) = Rugi – rugi daya kompleks dari bus i ke bus j Sij = Daya kompleks dari bus i ke bus j Sji = Daya kompleks dari bus j ke bus i Daya Dalam Sistem Tenaga Dalam sistem tenaga listrik, pembangkit-pembangkit tenaga listrik harus mampu menyediakan tenaga listrik kepada pelanggan sesuai dengan permintaan beban listrik yang ada, dan hal yang harus diperhatikan adalah sistem yang tetap. Dalam hal ini tegangan dan frekuensi harus tetap konstan karena berhubungan dengan daya. Daya listrik yang dibangkitkan dikenal dengan istilah : a. Daya Nyata ( Real Power ) Daya nyata dinyatakan dalam persamaan : P = |π| |πΌ| cos φ (40) Daya nyata untuk beban 3 fasa seimbang : P = √3 |πππππ−ππππ | |πΌππππ−ππππ | Cos π b. Daya Reaktif ( Reactive Power ) (41) 24 Daya reaktif adalah daya yang timbul karena adanya pembentukan medan magnet pada beban-beban induktif ( KVAR ). Daya reaktif dinyatakan dalam persamaan : Q = |π| |πΌ| sin φ (42) Daya reaktif untuk 3 fasa seimbang : Q = √3 |πππππ−ππππ | |πΌππππ−ππππ | sin π c. (43) Daya Semu ( Apparent Power ) Daya semu dinyatakan dalam persamaan : S = |π| |πΌ| (44) Pada tugas akhir ini yang menjadi fokus utama pembahasan adalah bagaimana mengoptimasikan aliran daya reaktif pada jaringan sehingga dapat mengurangi rugi-rugi daya aktif dan meningktakan profil tegangan. Aliran daya reaktif mempengaruhi tingkat tegangan pada ujung sisi penerima. Pengaturan aliran daya reaktif pada sistem dapat dilakukan dengan mengatur tegangan pada pembangkit, pengubahan Tap Transformator dan pemasangan shunt capasitor [7]. 1. Pengaturan eksitasi pada generator. Dengan menaikkan daya reaktif pada pembangkit atau generator maka tegangan akan naik. Untuk menaikkan daya reaktif pada generator dapat dilakukan dengan menaikkan arus eksitasi pada generator. Dengan mengatur arus eksitasi maka dapat dilakukan pengaturan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Dengan penambahan arus eksitasi maka tegangan akan naik. 25 2. Shunt capasitor digunakan untuk menginjeksi daya reaktif pada sistem dan dapat memeperbaiki jatuh tegangan pada lokasi tertentu. Dengan dipasangnya kapasitor shunt pada jaringan akan dapat memperbaiki profil tegangan, memperbaiki factor daya dan menaikkan kapasitas sistem serta dapat mengurangi rugi-rugi saluran. 3. Pengaturan tap transformator, transformator daya umumnya dilengkapi dengan tap pada lilitannya untuk mengubah besarnya tegangan yang keluar dari transformator. Perubahan tegangan dilakukan dengan merubah posisi tap transformator. Transformator regulasi jenis pengatur tegangan bisa digunakan untuk mengatur aliran daya reaktif pada saluran. Oleh karena itu pada salah satu ujung saluran ditempatkan sebuah transformator regulasi tegangan yang mengatur aliran daya reaktif yang melalui saluran. Saluran yang dipilih untuk dipasang transformator regulasi pengatur tegangan adalah saluran yang mengalirkan daya reaktif lebih kecil [9]. 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Maret 2017 di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu: 1. Satu unit Laptop dengan sistem operasi Windows 8.1 Pro 64 bit sebagai media perancangan dan pengujian simulasi. 2. Perangkat lunak MATLAB 2014 sebagai perangkat lunak utama untuk perancangan dan perhitungan. 3. Data-data bus pembangkit atau generator, tap transformator, kapasitor yang terpasang pada bus pada sistem tenaga listrik Lampung. 27 3.3. Tahap Pengerjaan Tugas Akhir Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas akhir yaitu: 1. Studi Literatur Studi literatur yaitu mempelajari materi yang berkaitan dengan tugas akhir. Materi tersebut berasal dari berbagai referensi atau sumber – sumber ilmiah lainnya seperti jurnal ilmiah, skripsi – skripsi, buku – buku yang terkait dengan tugas akhir. 2. Studi Bimbingan Penulis juga melakukan studi bimbingan yaitu dengan cara berdiskusi dan tanya jawab dengan dosen pembimbing untuk menambah wawasan dan menyelesaikan kendala yang terjadi saat melaksanakan tugas akhir. 3. Pengambilan dan Pengolahan Data Dalam tugas akhir ini studi kasus yang diambil fokus pada wilayah Lampung sehingga data yang diambil dapat diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Lampung. Setelah data diperoleh, data tersebut akan diolah sedemikian rupa sehingga akan memudahkan dalam memuat data yang ada ke dalam program. 28 4. Diagram alir Algoritma PSO Langkah selanjutnya yakni membuat diagram alir atau sering disebut flowchart dari Algoritma PSO. 5. Pembuatan Program Komputer Pembuatan Program Komputer dibuat dengan menggunakan software MATLAB dengan program aliran daya Matpower. 6. Pembuatan Laporan Pembuatan laporan ini menjadi tahap akhir dari tugas akhir ini yang menjadi hasil nyata dan bukti telah dilakukannya tugas akhir ini dengan sebenarbenarnya sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 Teknik Elektro Universitas Lampung dan menjadi pertanggungjawaban. Pengerjaan laporan ini dibagi kedalam dua tahap, yaitu laporan awal dari bab 1 sampai bab 3 yang digunakan untuk seminar usul dan laporan akhir yang digunakan untuk seminar hasil. 29 3.4. Diagram Alir Tugas Akhir Mulai Tugas Akhir Studi Literatur Studi Bimbingan Pengambilan dan Pengolahan Data Membuat Diagram alir Algoritma PSO Membuat Program Memasukan Data Melakukan Simulasi Membuat Laporan Bimbingan Laporan Apakah Laporan Benar? Revisi Laporan Tidak Ya Tugas Akhir Selesai 30 3.5 Diagram alir Algoritma PSO Start Memasukkan jumlah partikel, jumlah dimensi pencarian, batas atas dan bawah masing-masing variabel, tentukan Itermax Tentukan kecepatan dan posisi awal setiap partikel secara random Evaluasi nilai fitness setiap partikel dengan aliran daya metode newton Tentukan iterasi t = 1 Update pBest Update gBest Tentukan t=t+1 Update posisi Update kecepatan Tidak Tentukan t=t>Itermax Ya Cetak nilai gBest Selesai 31 3.6 Diagram Alir Program Aliran Daya Matpower 5.1 Mulai Bentuk data kasus, uji bus, branch generator Muat kasus uji Bentuk matriks admitansi bus Hitung injeksi daya kompleks Jalankan aliran daya dengan metode Newton Update data matriks buss, generator branch Cetak penyelesaian aliran daya Selesai 32 3.7 Langkah - langkah Perhitungan Algoritma PSO Langkah – langkah perhitungan yang akan dilakukan pada tugas akhir ini untuk mencari nilai minimum global adalah sebagai berikut : 1. Memasukkan nilai parameter dari sistem dan algoritma, jumlah partikel, jumlah iterasi, memasukkan batas atas dan batas bawah masing-masing variabel. 2. Inisialisasi kecepatan awal dari setiap partikel sama dengan nol. 3. Menentukan area kontrol variabel. 4. Menjalankan aliran daya Newton untuk mencari rugi-rugi daya. 5. Evaluasi nilai fitness dari setiap partikel. 6. Mencari nilai Pbest dan Gbest. 7. Update nilai iterasi t = t+1. 8. Update kecepatan setiap partikel. 9. Update posisi baru setiap partikel. 10. Jika salah satu criteria terpenuhi lanjut ke langkah 11 jika syarat tidak terpenuhi kembali ke langkah 4. 11. Cetak nilai output partikel dari nilai minimum fitness. 33 3.8. Simulasi Program Simulasi optimasi penyaluran daya reaktif dengan Matlab dengan program aliran daya matpower. Langkah – langkah simulasi yang akan dilakukan yaitu : 1. Membuat data kedalam format kasus. Adapun data yang akan dibuat yaitu : a. Data Bus b. Data Generator c. Data Saluran 2. Menjalankan program MATLAB 2013 3. Simulasi Langkah berikutnya yaitu menjalankan program Matpower. Kasus uji yang telah ada dimuat kedalam bentuk notepad. Kemudian studi kasus yang telah dibuat akan disimulasikan dengan memasukkan nama studi kasus tersebut didalam program yang telah dibuat. 4. Membuat Analisa dari Seluruh Hasil Simulasi Setelah seluruh nilai yang diinginkan telah diperoleh kemudian dapat dilakukan analisa dan pembahasan terhadap data yang ada dalam bentuk laporan. Hasil simulasi ini diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari hasil simulasi dan analisis dalam penelitian tentang “Optimasi Aliran Daya Reaktif Untuk Meminimasi Rugi-rugi Daya Dengan Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung’, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut; 1. Metode Particle Swarm Optimization (PSO) dapat digunakan untuk meminimasi rugi-rugi daya aktif dengan mengoptimalkan aliran daya reaktif pada sistem transmisi dengan mengatur tiga variabel kontrol yaitu tegangan pada bus pembangkit atau generator, rasio tap transformator dan kapasitas kapasitor yang diinjeksi pada bus. 2. Hasil simulasi optimasi dengan menggunakan Metode Particle Swarm Optimization (PSO) diperoleh rugi-rugi daya sebesar 16.589 MW dan 52.84 MVAR sedangkan dari hasil simulasi aliran daya pada data PLN Sistem Lampung 150 kV diperoleh rugi daya sebesar 19.605 MW dan 62.24 MVAr, artinya terdapat penurunan rugi-rugi daya aktif sebesar 15,381 % pada saluran. 61 3. Pengaturan daya reaktif pada sistem terbukti mampu mengurangi rugi-rugi daya pada sistem. 4. Setelah dilakukan optimasi terjadi pengurangan arus yang mengalir pada saluran sehingga mengakibatkan penurunan rugi daya aktif dan daya reaktif pada sistem. Hal ini dikarenakan selisih tegangan dan sudut tegangan antara bus pengirim dan bus penerima semakin kecil. 5.2. SARAN Dari hasil dilakukan simulasi dan analisis dalam penelitian tentang “Optimasi Pengiriman Daya Reaktif Dengan Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization (PSO) Pada Sistem Kelistrikan Lampung’ adapun saran yang dapat diajukkan guna pengembangan penelitian berikutnya adalah sebagai berikut. 1. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengembangan dan penyederhanaan terhadap algoritma yang digunakan untuk mengurangi biaya komputasi yang besar. 2. Pengaplikasian metode Particle Swarm Optimization (PSO) tidak hanya dapat digunakan pada optimasi penyaluran daya reaktif pada sistem Transmisi, untuk penelitian berikutnya perlu dilakukan optimasi pada sisi pembangkit maupun distribusi dengan menggunakan metode PSO. 62 DAFTAR PUSTAKA . [1] B. Zhao, C.X. Guo, and Y.J. Cao. An Improved Particle Swarm Optimization Algorithm for Optimal Reactive Power Dispatch. IEEE Transactions On Power Systems, Vol. 20, No. 2, May. 2005. [2] R. Mallipeddi, S. Jeyadevi, P.N. Suganthan, S. Baskar. Efficient constraint handling for optimal reactive power dispatch problems. Swarm and Evolutionary Computation 5 (2012) 28–36. [3] S. Jeyadevi, S. Baskar, C.K. Babulal, M. W. Iruthayarajan. Solving Optimal Reactive Power Dispatch Using Modified NSGA-II. Department of Electrical and Electronics Engineering, Thiagarajar College of Engineering, Madurai, Tamilnadu 625 015, India. [4] E. Arfah, F. Firmansyah. Optimal Power Flow (OPF) Pembangkit Jawa Bali Menggunakan PSO. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Jln. Arif Rahman Hakim 100 Surabaya 6011. [5] B. Zhao, C.X. Guo, and Y.J. Cao. An Improved Particle Swarm Optimization Algorithm for Reactive Power Dispatch. IEEE Transactions On Power Systems, Vol. 20, No. 2, Mei. 2005. 63 [6] Taqiyuddin, S. P. Hadi. Studi Optimal Power Flow pada Sistem Kelistrikan 500 Kv. Jawa-Bali dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO). JNTETI, Vol. 2, No. 3, Agustus 2013. [7] E. Hosea, Y. Tanoto. Perbandingan Analisa Aliran Daya dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra. Jurnal Teknik Elektro Vol. 4, No. 2, September 2004: 63 – 69. [8] R. A. Krisida, A. Soeprijanto, H.Suryoatmojo. Optimisasi Pengaturan Daya Reaktif dan Tegangan Pada Sistem Interkoneksi Jawa-Bali Menggunakan Quatum Behaved Particle Swarm Optimization. Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS. [9] D. Despa. Pengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. [10] R. D. Zimmerman, C. E. Murillo-S_anchez, and R. J. Thomas, “Matpower: Steady-State Operations, Planning and Analysis Tools for Power Systems Research and Education," Power Systems, IEEE Transactions on, vol. 26, no.1, pp. 12-19, Feb. 2011.