MODUL PERKULIAHAN Statistika Psikologi 1 Variabilitas Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh MK61003 Arie Suciyana S., M.Si. Abstract Kompetensi Jangkauan Total; Jangkauan Interkuartil, Jangkauan Semi Interkuartil; Mean Deviasi; Standard Deviasi; Varians; Z-score; Koefisien Varians Mahasiswa memahami berbagai macam ukuran variabilitas dan cara menentukannya Variabilitas Dalam analisa statistika, informasi yang didapat melalui pengukuran tendensi sentral saja tidak cukup, karena tidak memberi informasi tentang sampel yang kita ukur secara menyeluruh. Tendensi sentral hanya memberikan informasi tentang suatu nilai yang menjadi pusat dari nilai-nilai lainnya, tetapi tidak memberikan informasi seberapa jauh atau seberapa besar nilai-nilai dalam kelompok itu bervariasi. Sebagai ilustrasi, coba perhatikan ketiga kelompok data berikut: A : 25 25 25 25 25 25 25 25 25 B : 21 23 23 24 25 26 26 27 30 C : 6 15 15 21 25 27 30 41 45 Ketiga kelompok data di atas memiliki Mean atau Rata-rata yang sama, tetapi memiliki karakteristik data yang berbeda. Kelompok data A sangat homogen, sementara kelompok data B lebih homogen dibanding data C. Lalu, untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, pengukuran apa yang harus dilakukan? Untuk memberikan gambaran ringkas yang memadai mengenai suatu distribusi data atau himpunan data, di samping dengan tendensi sentral juga diperlukan suatu ukuran variabilitas. Variabilitas adalah derajat penyebaran nilai-nilai variabel dari tendensi sentralnya dalam suatu distribusi yang menunjukkan seberapa banyak nilai-nilai variabel itu berbeda dari tendensi sentralnya, atau seberapa jauh nilai-nilai varibel itu menyimpang dari tendensi sentralnya (terutama Mean atau Rata-rata). Pengukuran variabilitas akan memberikan gambaran variasi, jangkauan, serta heterogenitas-homogenitas dari pengukuran suatu kelompok (data). 2015 2 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id BEBERAPA UKURAN VARIABILITAS 1. Jangkauan Total (total range) atau Rentangan Total (range of measurement) Jangkauan Total (JT) atau Rentangan (R) adalah jarak dari data dengan nilai terendah sampai nilai tertinggi. Pengukuran JT atau RT dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sederhana: JT atau R = skor maksimum – skor minimum Sebagai contoh, perhatikan ketiga kelompok data berikut ini: A : 25 25 25 25 25 25 25 25 25 B : 21 23 23 24 25 26 26 27 30 C : 6 15 15 21 25 27 30 41 45 Tentukan JT atau R! JT atau R data A = 25 – 25 = 0 JT atau R data B = 30 – 21 = 9 JT atau R data C = 45 – 6 = 39 Pengukuran JT atau R relatif mudah dan cepat dihitung, tetapi tidak dapat diandalkan karena hanya berdasarkan nilai ekstrimnya saja. JT atau R mungkin memberikan gambaran yang salah tentang variabilitas, maka digunakan pengukuran Jangkauan semi interquartile (Q) yang memberikan informasi lebih baik dari JT atau R. 2. Jangkauan semi interkuartil (Q) Jangkauan semi interkuartil (Q) adalah distribusi data yang ditunjukkan dipotongnya di kedua ujungnya masing-masing 25%, yang terdapat di antara 3 titik Q1, Q2, dan Q3. Perhatikan ilustrasi di bawah ini untuk penjelasan letak Q di antara Q1, Q2, dan Q3. 2015 3 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Q1 Q2 Q3 Q Berdasarkan ilustrasi di atas, pengukuran jangkauan semi interquartile (Q) dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus berikut: Q = (Q3 – Q1) 2 Q1 = kuartil pertama (P25) Q2 = Median (P50) Q3 = kuartil ketiga (P75) 3. Jangkauan antar kuartil Jangkauan antar kuartil dapat diketahui dengan menggunakan rumus: Jangkauan antar kuartil = Q3 – Q1 4. Simpangan Rata-rata (Mean Deviation atau MD) Simpangan Rata-rata (Mean Deviation atau MD) adalah rata-rata dari penyimpangan nilai-nilai variabel dari rata-rata kelompoknya. Dibandingkan dengan rentangan informasi yang didapat melalui MD lebih mantap sebagai ukuran variabilitas, karena ditentukan berdasarkan seluruh nilai yang ada dalam kelompoknya, bukan hanya berdasar pada nilainilai ekstrim saja. Pengukuran MD untuk data tidak berkelompok dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: 2015 4 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id MD = Rata-rata simpangan IxI = selisih X dari M ( dalam harga mutlak) N = jumlah frekuensi Contoh: Ada lima orang masing-masing memperoleh apel 1 2 3 4 MD?: 1 2 3 4 5 3 5 (1 3) (2 3) (3 3) (4 3) (5 3) MD 5 2 1 0 1 2 1,2 5 M Sementara, untuk data berkelompok, pengukuran MD dapat dilakukan menggunakan tahapan berikut ini: Hitung Mean Mengisi kolom x dengan cara X – Mean (dengan mengabaikan tanda negatif ). Mengisi kolom fx Menjumlahkan isi kolom fx (fx ≈ Σ ΙxΙ) Membagi jumlah isi kolom fx dengan n. CONTOH: MD 2015 5 X f fX x fx 9 2 18 2,5 5 8 7 56 1,5 10,5 7 12 84 0,5 6 6 10 60 0,5 5 5 6 30 1,5 9 4 3 12 2,5 7,5 Σ 40 260 - 43 43 1,075 40 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5, 5. Simpang baku (standard deviation atau SD) SD adalah nilai tunggal yang mewakili semua perbedaan individual yang dihitung berdasarkan penyimpangan individu-individu dari nilai rata-rata mereka. SD memberikan informasi tentang posisi suatu skor dengan melihat penyimpangannya dari nilai rata-rata. SD adalah fungsi akar dari simpangan dari rata-rata (sample variance atau S2). Rumus umum pengukuran simpang baku yaitu: 2 SD = [( x )/N] Untuk pengukuran SD pada data berkelompok dalam tabel distribusi frekuensi, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: 2 SD = [( f(x ))/N] Langkah-langkah penrhitungan SD dengan data berkelompok: • Hitung simpangan setiap skor dari nilai rata-ratanya : x = X - X • Kuadratkan semua simpangan : x • Jumlahkan semua x : x 2 2 2 2 2 Jika data dalam distribusi frekuensi, kalikan x dengan f baru dijumlahkan : (f(x )) 2 • 2 Bagi jumlah ini dengan N : ( x )/N atau ( (f(x ))/N 2 • 2 Tarik akar : [( x )/N] atau [( (f(x ))/N] CONTOH: 2015 6 X f fX x fx Fx2 9 2 18 2,5 5 12,50 8 7 56 1,5 10,5 15,75 7 12 84 0,5 6 3,00 6 10 60 -0,5 -5 2,50 5 6 30 -1,5 -9 13,50 4 3 12 -2,5 -7,5 18,75 Σ 40 260 43 66 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Simpangan Baku Gabungan Simpang baku dari beberapa distribusi yang digabungkan: 2 S gab 2 2 2 = [ N (S + d ) + N (S + d )]/N 1 1 1 2 2 2 S & S = simpang baku dari distribusi 1 dan 2 1 2 d & d = X – X gabungan, X – X gabungan 1 2 1 2 N & N = jumlah individu dalam distribusi 1 dan 2 1 2 N=N +N 1 2 KAPAN MENGGUNAKAN JT, Q DAN SD? Pengukuran Jangkauan Total (JT) digunakan untuk menunjukkan variabilitas jika data yang ada terlalu sedikit atau terlalu terpencar; atau jika yang ingin diketahui hanya nilai (score) maksimum dan minimum dari distribusi. Pengukuran Q digunakan jika median dipakai sebagai ukuran pemusatan; ada skorskor yang terlalu ekstrim sehingga S akan memberikan gambaran yang menyesatkan; atau jika kasus-kasus di sekitar median dipentingkan. Simpang baku (SD) digunakan bila diinginkan ukuran variabilitas yang paling stabil atau dapat diandalkan; bila diperlukan analisis statistik lebih lanjut; atau jika ingin membandingkan dua distribusi frekuensi. VARIANS 2015 7 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Varians adalah kuadrat dari simpangan baku (SD2). Jadi kalau dari contoh pengukuran SD di atas, diperoleh SD = 1,285, maka variannya = SD2 = 1,2852 = 1,65. Namun, jika harga SD belum dihitung, maka varian dihitung dengan rumus sebagai berikut: atau NILAI BAKU (Z SCORE) Nilai baku adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu nilai (X) menyimpang dari rata-ratanya dalam satuan SD, merupakan indeks durasi suatu nilai. Nilai baku dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Z X M SD Z = Nilai baku X = Suatu nilai (skor) M = Rata - rata SD = Simpangan baku Perbedaannya dengan R dan SD, bahwa Z-score tidak lagi menggunakan angka kasar dan satuan pengukurannya, melainkan dalam satuan SD. CONTOH: Si A mendapatkan nilai matematika 50. Rata-rata kelompoknya adalah 40 dan SD = 5. Maka nilai baku dari si A tersebut adalah : Z 2015 8 X M SD Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ZA 50 40 2 5 KOEFISIEN VARIANS Beberapa ukuran variabilitas yang telah dibahas di depan kesemuanya merupakan ukuran variasi absolut, hanya dapat untuk melihat penyimpangan nilai yang terdapat pada suatu himpunan data, dan tidak dapat digunakan untuk membandingkan beberapa himpunan data. Koefisien variasi (V) merupakan ukuran variasi yang bersifat relatif yang dapat digunakan untuk memperbandingkan beberapa himpunan data yang berbeda. Koefisien varians dipakai jika hendak membandingkan S dari dua distribusi frekuensi yang tidak mempunyai satuan pengukuran yang sama; tidak mempunyai X yang sama; dan hanya boleh dipakai jika skala pengukuran adalah rasio Koefisien Varians dapat dihitung menggunakan rumus: V SD x100% M V = Koefisien variasi SD = Simpangan baku M = Rata-rata Contoh, misalkan hasil pengukuran terhadap IQ mahasiswa PTS dan PTN di Jakarta menunjukkan rerata IQ mahasiswa PTN = 105 dan SD = 10, maka besarnya koefisien variasi IQ masing-masign kelompok mahasiswa tersebut adalah: VS 20 x100% 20% 100 VN 10 x100% 9,52% 105 Ini berarti bahwa mahasiswa PTN mempunyai variasi IQ yang lebih kecil dari pada mahasiswa PTS. 2015 9 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id SOAL LATIHAN Tentukan Q, MD, SD, Varians dan Koefisien Variasi dari data berikut ini: 18 15 22 19 18 17 18 20 17 12 16 16 17 21 23 18 20 21 20 20 15 18 17 19 20 23 22 10 17 19 19 21 20 18 18 24 11 19 31 16 17 15 19 20 18 Daftar Pustaka Howell, D.C. 2012. Statistical Method for Psychology. Gravetter, F.J. & Wallnau, L.B. 2009. Statistics for the Behavioral Sciences Nolan, S.A. & Heinzen, T.E, 2012. Statistics for the Behavioral Sciences. Second Edition. 2015 10 Statistika Psikologi 1 Arie Suciyana S., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id