mengenal berbagai penyakit parasitik pada ternak

advertisement
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
MENGENAL BERBAGAI PENYAKIT PARASITIK
PADA TERNAK
SUWANDI
Balai Penelitian Ternak, PO BOX 221 Bogor 16002
RINGKASAN
Parasit merupakan organisme yang hidupnya merugikan induk semang
yang ditumpanginya. Ada beberapa sifat hidup dari parasit seperti parasit
fakultatif, obligat, insidentil temporer dan permanen. Penyebarannya di atas
permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siklus hidup,
iklim, sosial budaya/ekonomi dan kebersihan. Biasanya hospes/induk semang
yang jadi sasarannya bisa berupa hospes definitif (akhir), insidentil, carrier,
perantara dan hospes mekanik .
Tempat hidup parasit terbagi ke dalam 2 golongan : 1 . Endoparasit
(parasit yang hidup dalam jaringan atau bagian dalam hospes) seperti cacing
cestoda, nematoda, trematoda, dan protozoa ; 2 . Ektoparasit dari golongan lalat,
tungau dan caplak. Maka disimpulkan bahwa yang disebabkan endoparasit
menunjukkan gangguan pertumbuhan, anemia dan mencret, sedangkan
ektoparasit adanya perdarahan kulit akibat luka-luka dan permukaan kulit
kasar.
PENDAHULUAN
Kebutuhan protein hewani asal ternak yang semakin terasa untuk
negara berkembang, khususnya Indonesia, harus terns ditangani karena
kebutuhan itu terns semakin bertambah disebabkan oleh pertambahan
penduduk yang pesat dan daya beli rakyat semakin tinggi .
Upaya untuk meningkatkan protein hewani itu pada saat sekarang telah
dijalankan diantaranya dengan jalan impor susu bubuk, telur, daging dan
mendatangkan bibit ternak unggul (RONOHARDJO, 1984). Banyak kendala yang
dihadapi para peternak di dalam mengembangkan usaha peternakannya .
Umumnya faktor-faktor kendala yang dihadapi berkisar pada problem pakan,
tatalaksana /manajemen pemeliharaan, masalah penyakit. Salah satu serangan
penyakit yang bisa merugikan peternak yakni penyakit parasiter (KHAIDIR,
1994) . Walaupun penyakit ini kadang-kadang tidak langsung mematikan, akan
tetapi kerugiannya dipandang dari segi ekonomi sangat besar dan dapat
menimbulkan kerugian berupa penurunan berat badan ternak, penurunan
produksi susu, kualitas daging/ kulit/ jeroan, produktivitas ternak sebagai
tenaga kerja di sawah serta bahaya penularan terhadap manusia/ zoonosis
(ARIFIN DAN SOEDARMONO, 1982).
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal berbagai jenis
penyakit parasit yang biasa menyerang ternak-ternak peliharaan.
Sifat Hidup
Parasit Fakultatif : Bila parasit itu dapat hidup bebas dan dapat pula
hidup sebagai parasit.
Parasit Obligat
: Parasit berdiam secara permanen dalam hospes dan
seluruh hidupnya tergantung pada hospes tersebut .
Parasit Insidentil : Parasit yang secara kebetulan terserang dalam suatu
hospes yang biasanya tidak dihinggapinya. Contoh :
penyakit tidur yang disebabkan oleh lalat di Afrika .
Parasit Temporer : Parasit yang hidup bebas pada sebagian masa
hidupnya dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk
mencari makanannya (nyamuk) .
Parasit Permanen : Parsit yang tinggal pada permukaan atau dalam tubuh
hospes sejak permulaan sampai dewasa.
Distribusi Geografis
Beberapa hal yang mempengaruhi distribusi geografis parasit
diantaranya:
Siklus Hidup
Iklim
: Setiap organisme penyebab parasit berbeda-beda
: Iklim tropis lebih banyak parasit sedangkan pada
iklim sub-tropis lebih sedikit karena pada iklim subtropis terdapat 4 perubahan iklim sehingga
adaptasinya lebih sulit.
Sosial Budaya, : Tingkat ekonomi/ pendidikan yang rendah
Ekonomi
memungkinkan orang untuk tidak memperdulikan
keadaanlingkungan.
Higiene
: Untuk diri sendiri dan lingkungan .
Hospes (Induk Semang)
Hewan atau organisme tempat parasit memperoleh kebutuhan hidup.
Hospes Definitif : Hospes yang di dalamnya terdapat parasit yang
(akhir)
mengalami perkembangan seksual dalam stadium
dewasa .
Hospes Insidentil : Hospes yang secara kebetulan ditulari oleh suatu
parasit yang umunya menghinggapi hospes lain.
.Hospes
: Hewan yang terinfeksi yang bertindak sebagai
Reservoir/ carrier
sumber bagian hewan lain untuk terinfeksi parasit
Hospes Perantara : Hospes yang di dalamnya terdapat parasit yang
(vektor)
mengalami perubahan penting kemudian sebagian/
seluruhnya stadium larva diteruskan ke hewan
lainnya.
Hospes transpor/ : Orgamsme yang semata-mata membawa parasit yang
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
tidak mengalami perubahan pada tubuhnya kepada
hospes berikutnya.
Lokasi Hidup (Habitat)
mekanik
Parasit-parasit yang hidup pada hewan dapat dibagi menjadi 2 golongan:
Endoparasit
Ektoparasit
: Parasit yang hidupnya di dalam jaringan atau organisme
bagian dalam hospes
: Parasit yang hidupnya pada permukaan tubuh bagian luar
atau bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan
dunia luar dari hospes . Seperti : kulit, rongga telinga,
hidung, bulu, ekor dan mata.
1. Jenis-Jenis Endoparasit Pada Ternak
1 . Cacing kelas trematoda (cacing hisap/ gepeng)
Menurut JEFFREY DAN LEACH (1983) kelas Trematoda termasuk filum
plathyhelminthes dengan ciri-ciri : badan tidak bersegmen, umumnya
hermaprodit, reproduksi ovipar (berbiak dalam larva), infeksi terutama oleh
stadium larva yang masuk lewat mulut sampai usus. Semua organ dikelilingi
oleh sel-sel parenkim, badan tak berongga dan mempunyai mulut penghisap
atau sucker (SOULSBY, 1968) .
Umumnya sifat parasit pada hewan vertebrata, permukaan tubuh
terdapat epidermis bersilia dan tubuh dilapisi oleh kutikula (JASIN, 1984) . Yang
termasuk ke dalam cacing ini Genus Fasciola (cacing hati) yang berwarna
merah muda ke kuning-kuningan sampai abu-abu ke hijau-hijauan .
" Cacing Param phistomum sp. (cacing parang)
" Genus Schistosoma (menyerang sistem peredaran darah)
2 . Cacing kelas nematoda (cacing gilig)
Kelas nematoda termasuk ke dalam filum nemathelminthes dengan
ciri-ciri ; tubuh tidak bersegmen, berbentuk silindris, mempunyai rongga tubuh
mulai dari mulut sampai anus, umumnya terpisah dan reproduksi ovipar.
Infeksi terutama disebabkan termakannya telur/ larva dalam kista (JEFFREY
DAN LEACH, 1983) .
Beberapa contoh cacing yang termasuk ke dalam kelas nematoda
" Ascaris vitulorum (cacing gelang)
" Oesophagustomum sp (cacing bungkul)
" Bunostomum sp (cacing kait)
" Haemunchus sp. (cacing lambung)
" Trichostrongylus sp.(cacing rambut)
" Beberapa cacing yang sering ditemukan pada unggas diantaranya;
Ascaridia galli (cacing gelang besar), Heteraxis galinarrum (cacing
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001
gelang kecil), Cappilaria sp (cacing rambut), Amidostomum anserus
(cacing perut) dan Syngamus trachea (cacing trachea) .
3 . Cacing kelas Cestoda (cacing pita)
Cacing ini mempunyai ciri-ciri tubuh bersegmen, mempunyai scolex
leher, proglotida (telur berembryo), hermaprodit, reproduksi ovipar dan
kadang-kadang berbiak dalam bentuk larva, infeksi umumnya oleh larva dalam
kista. Menurut ARIFIN DAN SOEDARMONO (1982), cacing cestoda yang hidup
dalam usus kecil pada sapi dan kerbau ; jenisnya yaitu Moniezia sp. dan Taenia
spp .
4 . Protozoa
Merupakan mikroorganisme yang sebagian besar bersel satu dengan
ciri-ciri khusus ; memiliki bentuk bermacam-macam (berukuran 0,0002-0,003
mm), punya inti bergerak dengan flagella, pseudopodia, silia/ bergerak sendiri,
ada yang hidup bebas, komensalisme, mutualistis dan parasit, berkembang biak
asexual dan beberapa konyugasi (JASIN, 1984) . Salah satu golongan filum
protozoa yang penting dan menyerang tractus digestivus sapi dan kerbau adalah
golongan
" Coccidia (saluran pencemaan) .
" Trypanosoma (menyerang sel darah merah) .
" Babesiosis, anaplasmosis dan Theileriosis (menyerang sel darah
merah) .
Trichomonas (menyerang sistem perkemihan)
H. Jenis-jenis Ektoparasit pada ternak
Umumnya ektoparasit yang biasa menyerang ternak dari
Golongan lalat : Lucilia sericata, Musca sp., Chrycomyia sp.,
Sarcophaga (lalat blirik)
2. Golongan Tungau (penyebab kudisan) Tenyakit kudis ini dapat
disebabkan oleh
3 . Sarcoptes scabiei,Demodex sp. Psoroptes ovis., Otodectes
cyanotis (menyerang telinga anjing) .
4. Golongan Caplak
Menurut bentuk tubuhnya ada 2 jenis caplak diantaranya
Caplak lunak : Argas (caplak unggas) : Orhthodoras, Otobius .
Caplak kelas : Ixodes, Rhipicephalus (caplak anjing) .Amblyomma spp,
Boophilus, Hyolomma,Margaropus.
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
PEMBAHASAN
Gangguan endoparasit sejenis cacing ini sebenarnya sudah sejak lama
menghantui industri peternakan komersil. Kejadian ini ditemukan tidak hanya
di Indonesia tetapi di seluruh belahan dunia . Seperti contoh dari cacing kelas
trematoda dari genus Fasciola (cacing hati ternak) bisa menyerang ternak sapi
dan kerbau pada semua umur dimana cacing dewasa terdapat di ductus
biliverus, mengakibatkan anemia, lesu, anorexia, oedema, terutama pada
rahang bawah , ascites, kekurusan dan konstipasi (DHARSANA, 1987 )
Menurut JENNINGS (1962) seekor cacing dewasa mampu untuk bertelur
20.000 butir dan menghisap 0.5 ml darah hospes/hari . Kerugian yang
diakibatkan oleh penyakit cacing hati ini selain banyaknya kematian ternak
juga terjadinya penurunan mutu dan efisiensi daging, penurunan produksi susu
sapi perah dan yang terpenting adalah pengafkiran hati bila terdapat satu atau
lebih cacing hati.
Penanggulangan yang efektif, setiap membeli atau memasukan ternak
baru dalam peternakan harus diadakan pemeriksaan kesehatan hewan, untuk
mengetahui adanya telur cacing hati atau cacing-cacing lainnya, secara teratur
dilakukan pengawasan terhadap siput-siput air tawar dan kalau ada temakternak yang sakit cepat diobati dengan dovenix atau obat-obatan lainnya .
Cacing paramphistomum sp. dari kelas trematoda yang menyerang
rumen dan retikulum ternak ruminansia, dapat mengakibatkan ternak tersebut
menjadi lemah, lekas capai, badan makin kurus dan mencret . Sedangkan cacing
dari Genus Schistosoma bisa menyerang sistem peredaran darah seperti pada
Schistosoma nasalis
berkembang di dalam vena dari mucosa hidung
menyebabkan rahang rongga hidung dengan keluarnya cairan bernanah (ARMIN
dan SOEDARMONO, 1982) . Pencegahan dan. pemberantasan siput sebagai induk
semang antara mutlak diperlukan yaitu dengan menggunakan 5 gram Copper
sulfat dilarutkan ke dalam 100 gallon air disemprotkan ke selokan yang banyak
siputnya .
Cacing dari kelas Nematoda yang menyerang saluran pencernaan
ternak ruminansia dapat menimbulkan kerugian berupa penurunan produksi air
susu, gangguan pertumbuhan dan mencret, salah satu cara untuk penanganan
hal tersebut di atas dapat dilakukan secara teratur merupakan kunci pencegahan
parasit cacing, di samping pemberian makanan yang berkualitas tinggi,
menghindari tempat becek, kebersihan kandang dan kesehatan lingkungan .
Jenis obat yang cocok untuk membasmi cacing nemoteda antara lain Valbazen,
Nilzan dan Rametin. Sedangkan kelompok cacing yang sering ditemukan pada
unggas menurut MEIRHAEGHE (1997) jelas sangat merugikan . Beberapa
kerugian yang diderita bila unggas terinfeksi cacing secara ekonomis
sebenarnya bisa dihitung pada tahap yang lebih kronis bisa menimbulkan
kematian karena terakumulasinya populasi cacing dalam tubuh ayam.
Penanggulangannya dengan pemberian obat cacing Flubenol 5%.
Kerugian yang ditimbulkan oleh infeksi cacing pita (Cestoda)
sebenarnya hampir sama dengan yang diderita oleh cacing nemoteda dan
120
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
penanganan hanya bisa dengan obat-obatan yang cocok untuk membunuh
cacaing pita .
Taeniasis (Taenia saginata) pada manusia, telur cacing dapat masuk ke
dalam tubuh melalui tangan yang tercemar/ memakan daging yang
mengandung Cysticercus. Dengan adanya Cysticerus dalam daging akan
menyebabkan kerusakan sel-sel sekitar sehingga bila jumlah larva ini cukup
banyak, daging harus dimusnahkan karena dapat membahayakan kesehatan
manusia dan penanganannya paling baik dengan cara menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan dan makan daging harus dimasak lebih dahulu .
Penyakit parasit yang disebabkan protozoa dari golongan Coccidia
akan terlihat pertumbuhan terganggu, anemia dan terjadi berak darah (diare).
Pencegahan yang biasa dilakukan dengan pemberian obat-obatan berupa sulfat
dan antibiotik/streptomisin dan perlu diketahui penyakit ini yang paling sering
muncul jika ternak-ternak dipadatkan ke dalam kandang yang sangat kotor.
Sedangkan protozoa darah yang banyak menyerang ternak ; Trypanosoma
evansi, penularan terjadi melalui gigitan dan hisapan lalat-lalat pengisap darah,
kerugian ekonomis penyakit ini pada ternak akibat penurunan berat badan
ternak sangat cepat, keguguran kandungan dan bahkan mati. Pencegahannya
bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, pengeringan tanah dan
pembuangan kotoran hewan secara baik dan teratur serta pemberian obatobatan berupa Naganol, Moranil dan obat-obatan yang lain.
Parasit lain yang menyerang sistem perkemihan dari Genus
Trichomonas penyakit menular ini ditandai dengan menurunnya daya
reproduksi, rahim bernanah dan keguguran pada waktu bunting muda .
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui asal-usul dan kesuburan sapi
yang akan dibeli, mengawinkan ternak-ternak yang baru dibeli dengan kawin
suntik dan apabila ada sapi pejantan yang sakit dianjurkan untuk dipotong saja .
Infestasi parasit yang sering terjadi pada ternak peliharaan banyak
menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar, kemampuan kerjanya
menurun, luka-luka pada kulit yang akan menurunkan harga ternak itu sendiri.
Pencegahan yang dilakukan ternak bisa disemprot dengan obat-obatan anti lalat
atau caplak .
Petani peternak di pedesaan berusaha mencegah ternaknya digigit oleh
nyamuk dan serangga lainnya dengan jalan membakar kayu di sekitar kandang
dalam waktu sepanjang sore dan malam hari .
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit parasitik yang
disebabkan oleh parasit dalam (endoparasit) dapat mengakibatkan ganguan
pertumbuhan pada ternak, anemia dan mencret sedangkan gangguan dari
ektoparasit terjadinya perdarahan pada permukaan kulit dan kulit menjadi
kasar.
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
DAFTAR BACAAN
ARIFIN,
C. DAN SOEDARMONO, 1982. Parasit Temak
Penanggulangannya . PT. Penebar Swadaya . Jakarta .
dan
Cara
DHARSANA, R. 1987 . Infeksi Cacing Hati (Fasciola gigantica) pada Temak di
Indonesia . Paper Seminar .
JASIN, M. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata . Cetakan ke 1 .
Penerbit Sinar Wijaya. Surabaya. Hal . 25 :29.
JEFFREY, H.C. DAN R.M. LEACH, 1983. Atlas Helminthologi dan Protozoologi
Kedokteran (terjemahan) . Edisi ke 2 . Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta .
JENNINGS FW. 1962. Biochemical and Immunological Studies on some
Helminth Disease of Domestic Animal. Dalam Soulsby, EJL (ed)
1976. Pathophysiology of Parasitic Infection . Academic Press . Inc .
London . P. 44 .
KHAIDIR, 1994 . Penyakit Parasit Ayam Buras.Poultry Indonesia. No. 172 hal
11 .
MEIRHAEGHE P.V. 1997. Lompatan Maju Pengobatan Cacing .
Petemakan Ayam Telur. XXVII no: 126 .
Bisnis
RONOHARDJO, P. DAN SOETEDJO, 1984. Penuntun Kesehatan Temak Kambing .
Balai Penelitian Penyakit Hewan. Bogor-Deptan .
SOULSBY, E.J .L ., 1968. Helminthes, Arthropoda and Protozoa of Domesticated
Animal . Bailliere. Tindal. London . pp. 5.23-24; 30-33; 149 .
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
Lampiran
Contoh berbagai siklus hidup parasit.
Domba atau kambing
memakan tanaman yang
mengandung
1lfetacercaria .
CACING DEWASA
dalam saluran empedu
domba atau kambing.
Bertelur, mengeluarkan
IA nya dari saluran
empedu memasuki usus .
- .Cercaria berkista pads
tanaman air dan berubah
menjadi Afetacercaria
Cercuriu bebas
berenang
dalam air .
U
0
Telur dalam
tinja
Dalam air, telur-telur
menetas menjadi
Miracidia yang
memasuki tubuh siput .
Di dalam tubuh siput,
Miracidia mengalami
beberapa tingkatan
pcrkembang-biakan dan
alchirnya banyak menghasilkan Cercaria .
1 . Siklus Hidup Cacing Hati
(sumber: RONOHARDJO P, 1984)
Domba atau kambing makan
rumput yang mengandung larva `"`" " `" ``14
't
_ Telur keluar
bersama tinja
I'? Larva meramtat ke atas
W! pada daun-daun rumput
Larva tingkat 3
yang efektif
R
Larva tingkat 1
_
_
Larva tingkat Z
l1
Telur menetas
2 . Siklus Hidup dari Cacing Gilig
(sumber : RONOHARDJO P, 1984)
123
Tema Teknis Fungsional Non Penelid 200/
Domba &tau kambing
memakan tungau-tuagau
bersama akar tanaman
Lama tumbuh menjadi
bentuk dewasa dan mmgkait
pada usus dan malranan
Caeing pit& dewasa hidup
dalam asus domba dan
kambing
Telur-telur menetas
menjadi larva
ketika masih dalam
tubuh tungau
R
000
t) t)
Progiotid paeah dan
melepaskan banyak telur
Telur-telur termakan oleh tungau
tanah yang hidup pada akar
tanaman
3 . Siklus Hidup dari Cacing Pita (Cestoda)
Trypanosome evansi dari Berbagai Darah Hewan (X 2000) . From Wenyon, 19261 .
Trypanosome Evansi
Daur Hidup Trypanosoma Evansi Parasit ini dipindahkan oleh Gigitan lalat .
(Gambar Asli, Book For Farmers, Bayer) .
4 . Siklus Hidup dari Trypanosoma evansi
(sumber : BOOK FOR FARMER, BUYER)
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
DAUR HIDUP PIROPLASMOSIS
(Gambar ash Book For Farmers, Baver) .
Keterangan
1.
2.
3.
Sel darah mersh berisi Babosis dolamSel. usus caplak
Permit keluar dari darah, msnyerang sel epitel usus don berkembang biak
Satelah mencapai ovarium eaplak, permit memmuki tolurnya
0.
5.
Pods lame yang sedang borkembang, parasit berada dalam sel epitel usus
Smudsh manghisap darah pads stadium lama don nymp, permit pindah ke kelenjar
mean
6.
Berkembang biak deism sel kelenjar ludah
7.
Dengan ludahnys, parasit mssuk logi kedalarn tubuh ternak melalui gigitan uplak
don menyerang set darah mersh don berkembang biak Iagi.
5. Siklus Hidup dari Piroplasmosis
(sumber : BOOK FOR FARMER, BUYER)
Download