tinjauan strategi penetapan harga sewa bangunan dalam rangka

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini semakin banyak dan
beraneka ragam, mulai dari industri berskala besar hingga industri dengan skala
kecil seperti industri rumah tangga. Persainganpun semakin ketat antara industri
yang baru dengan industri yang sudah ada. Mereka mencoba untuk
menghasilkan produk–produk yang berkualitas.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, perusahaan dihadapkan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Setiap perusahaan pada umumnya mencari
tahu apa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam hal ini kriteria barang atau jasa
apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan adanya informasi mengenai
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen maka perusahaan bisa
melakukan proses produksi.
Pada umumnya perusahaan memproduksi barang atau jasa dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi tujuan secara khusus
perusahaan memproduksi barang atau jasa yaitu untuk mendapatkan laba atau
keuntungan. Laba atau keuntungan diperoleh dari hasil penjualan barang atau
jasa yang dihasilkan perusahaan. Agar produk tersebut dapat dijual maka
perusahaan tersebut harus menetapkan harga produk tersebut.
Harga merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yaitu
product, price, place, promotion. Pengertian harga adalah besarnya nilai atau
rupiah untuk sebuah produk. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan
suatu perusahaan, karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang
1
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
2
akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya. Menetapkan harga terlalu
tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun namun jika harga terlalu
rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan atau
tidak bisa menutupi biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu bagi seorang
manajer pemasaran harus menetapkan harga yang tepat agar produk bisa terjual
sehingga tercapainya tujuan perusahaan.
PT. INTI (Industri Telekomunikasi) merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang telekomunikasi. Perusahaan ini menghasilkan produk –
produk yang berkaitan dengan alat – alat komunikasi. Ditengah kondisi
perkembangan teknologi yang sangat pesat INTI telah melakukan perubahan
mendasar ruang lingkup bisnis inti dari manufaktur menjadi penyedia jasa
engineering solution, khususnya Sistem Infokom dan Integrasi Teknologi, atau
yang lebih dikenal dengan istilah ISTI (Infocom System & Technology
Integration).
Pada awal tahun 2005 PT. INTI membuat program pengoptimalisasian
aset perusahaan. Dalam hal ini perusahaan mencoba mengoptimalkan aset
terutama aktiva tetap berupa lahan, ruangan perkantoran, gudang dan aula.
Dalam rangka mengoptimalkan aset khususnya aktiva tetap tersebut,
maka
perusahaan mencoba untuk menyewakan tempat – tempat seperti lahan,
ruangan kantor, gudang dan aula. Dari total lahan perusahaan ini sekitar 45.000
M2 yang sudah optimal sekitar 21000 M2 dan sisanya sekitar 24000M2 belum
optimal. Hal tersebut yang mendorong perusahaan untuk menyewakan
baik
lahan, bangunan, ruangan kantor ataupun aula yang ada.
Dalam hal ini bisnis sewa ruangan ini bukan merupakan sumber utama
pendapatan perusahaan tetapi merupakan sumber pendapatan tambahan bagi
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
3
perusahaan. Walaupun bisnis penyewaan bangunan ini sudah menjamur dan
persaingan semakin ketat namun tidak menjadi hambatan bagi perusahaan ini
untuk mengembangkan bisnis ini. Ditengah ketatnya persaingan biasanya harga
menjadi salah satu factor yang sangat penting yang bisa mempengaruhi tingkat
penjualan suatu produk baik barang ataupun jasa. Perusahaan tidak boleh
menetapkan harga secara sembarang karena bisa mengakibatkan produk tidak
laku di pasaran, maka dalam hal ini perusahaan harus membuat strategi dalam
menetapkan harga sewa bangunan ini secara efektif sehingga produk dapat laku
dipasaran.
Berdasarkan keterangan – keterangan yang telah dibahas diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Tinjauan Strategi Penetapan
Harga Sewa Bangunan dalam Rangka Optimalisasi Aset di PT. INTI “.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam hal ini penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah mengenai:
1. Bagaimana strategi penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI ?
2. Apa masalah – masalah yang biasa terjadi dalam penetapan harga
sewa bangunan di PT. INTI ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam
penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI ?
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
4
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi penetapan harga sewa
bangunan di PT. INTI?
2. Untuk mengetahui masalah – masalah yang terjadi dalam penetapan
harga sewa bangunan di PT. INTI?
3. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah –
masalah dalam penetapan harga sewa bangunan di PT. INTI?
1.4 Manfaat Laporan
1. Bagi penulis
•
Dengan adanya laporan ini maka bisa menambah wawasan atau
pengetahuan yang lebih banyak.
•
Penulis bisa mengetahui bagaimana pengaplikasikan teori – teori
yang dipelajari di perkuliahan dengan kenyataan yang ada di
perusahaan.
•
Penulis bisa mengetahui hal- hal mengenai dunia kerja.
2. Bagi perusahaan
Dengan adanya laporan ini maka bisa menjadi sumber
informasi yang bermanfaat untuk proses pengambilan keputusan
perusahaan dalam menetapkan harga.
3. Bagi Pihak Lain
Dengan adanya laporan ini maka bisa menjadi masukan atau
bermanfaat bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai masalah ini.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
5
1.5 Metodologi Penelitian
1. Penelitian lapangan (field research)
a. Observasi
Untuk mendapatkan data – data yang diperlukan penulis
maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dilapangan
yaitu dengan melakukan observasi. Observasi merupakan sebuah
proses pengamatan dan pencataan sistematis secara langsung
atas fenomena – fenomena objek yang diselidiki.
b. Wawancara
Merupakan
tanya
jawab
yang
terencana
antara
pewawancara dengan orang yang diwawanca dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi.
2. Penelitian kepustakaan (library research)
Dalam hal ini dimana penulis mencoba untuk mecari literatur
atau data-data yang mendukung untuk mempermudah pembahasan
masalah yang diteliti.
1.6 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik
Penulis melakukan kerja praktik di PT. INTI (Industri Telekomunikasi)
yang berlokasi di Jl. Moch. Toha no.77 Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai
dari tanggal 29 Juli 2008 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2008.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. MANAJEMEN PEMASARAN
2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata
yaitu manajemen dan
pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut:
Menurut Ismail solihin (2004;105) dalam buku Kamus Pemasaran
menjelaskan bahwa manajemen adalah
“Proses
perencanaan,
pengendalian
berbagai
pengorganisasian,
aktivitas
manusia
pelaksanaan
dan
sumber
dan
daya
manajemen dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.”
Sedangkan pengertian pemasaran menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
Menurut Philip Kotler (2006;2) menyatakan:
Pemasaran adalah “Ilmu dan seni menjelajahi, menciptakan dan
menyampaikan nilai – nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar
sasaran (target market) demi laba.
Menurut Djaslim Saladin (2004;2) dalam buku Manajemen pemasaran
menyatakan:
“Pemasaran adalah Suatu proses sosialisasi dan manajerial dari
Individu
dan
kelompok
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai)
produk dengan yang lain.”
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
7
Menurut M. Mursid (2003: 26) dalam buku manajemen pemasaran
menyatakan bahwa:
“Pemasaran tidak lain dari pada suatu proses perpindahan barang
atau jasa dari tangan produsen ke konsumen. Atau dapat dikatakan
pula bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian
dengan arus penyerahan barang dan jasa – jasa dari produsen ke
konsumen.”
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa pengertian manajemen
pemasaran adalah
“Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian berbagai aktivitas membuat konsep produk, harga,
promosi dan distribusi sehingga dapat menciptakan pertukaran
yang mampu memuaskan kebutuhan pasar sasaran.”
2.1.2 Proses Pemasaran
Proses utama dalam pemasaran menurut Philip Kotler (2006;3) adalah:
a. Mengidentifikasi peluang
b. Mengembangkan produk baru
c. Menarik customer
d. Mempertahankan customer
2.1.3 Tujuan Pemasaran
Tujuan dari pemasaran menurut Philip Kotler (2006;13) antara lain:
a. Pemasaran bertujuan untuk menjual apapun produk perusahaan pada
siapapun.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
8
b. Untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan yang sudah
jelas dari pasar sasaran yang sudah jelas pula.
c. Untuk meningkatkan standar kehidupan dan kualitas hidup di dunia
ini.
2.1.4 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler & Armstrong (2004;78) menyatakan:
“Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang
dapat dikendalikan – produk, harga, tempat(distribusi), dan promosi
– yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.”
Menurut Kotler & Armstrong (2004;79) menyatakan bahwa bauran
pemasaran dapat digolongkan menjadi empat kelompok variable yaitu:
1. Product (produk)
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran. Menurut Kotler & Armstrong
(2004;337) mendefinisikan pengertian produk dan jasa antara lain:
“Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.”
“Jasa adalah berbagai kegiatan atau manfaat yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan perpindahan
kepemilikan.”
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
9
2. Price (harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan
untuk membeli produk.
3. Place (distribusi)
Distribusi mencangkup aktivitas perusahaan untuk menyediakan
produk bagi konsumen sasaran.
4. Promotion (promosi)
Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Menurut Philip Kotler (2006;89) dalam buku According to Kotler
menyatakan bahwa ada tiga P lain yang diusulkan sebagai panduan bagi
pemasaran jasa atau pelayanan selain product, price, place dan promotion
antara lain:
§
Personnel (personel) adalah P pertama, dimana penyedia jasa harus
menyediakan kesan yang istimewa.
§
Process (proses) adalah P kedua, dimana jasa dapat diberikan
dengan berbagai cara. Sebagai contoh, makanan direstoran dapat
dihidangkan secara table service, prasmanan, dan antar ke rumah.
§
Physical Evidence (bukti fisik) menyarankan agar pemasar jasa
berusaha menyampaikan penawaran secara kasat mata melalui
sertifikat, tiket, logo, dan lain-lain.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
10
2.2.HARGA
2.2.1 Pengertian Harga
Harga merupakan salah satu bagian dari marketing mix yaitu produk,
harga, promosi dan distribusi. Dalam bayangan orang – orang harga merupakan
uang yang dibayarkan atas suatu barang atau jasa yang diterima. Daftar harga
memang sering menjadi perhatian saat membeli barang atau jasa. Namun yang
dinamakan harga adalah lebih luas dari sekedar daftar harga. Menurut Kotler &
Armstrong (2004;430) menyatakan:
“Harga adalah Sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa
atau
jumlah
nilai
yang
konsumen
tukarkan
dalam
rangka
mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau
jasa.”
2.2.2 Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga
1. Faktor internal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga
Menurut Kotler & Armstrong (2004;433) ada beberapa faktor
internal yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan harga antara
lain:
a. Tujuan – tujuan pemasaran
Adapun tujuan-tujuan pemasaran pada umumnya adalah:
Ø
Kelangsungan hidup: Untuk menjaga agar pabrik terus
berjalan, perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah,
dengan harapan meningkatkan permintaan. Dalam kasus itu,
laba menjadi kurang penting dibandingkan kelangsungan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
11
hidup. Sepanjang harga mereka dapat menutup biaya variabel
dan sebagian biaya tetap, bisnis mereka dapat bertahan.
Ø
Maksimalisasi
laba
sekarang:
Banyak
perusahaan
menggunakan maksimalisasi laba (current profit maximization)
sebagai sasaran penetapan harga. Mereka memperkirakan
permintaan dan biaya pada harga – harga yang berbeda dan
memilih harga yang akan menghasilkan laba, aliran kas,
tingkat
pengembalian
investasi
(ROI)
sekarang
yang
maksimum.
Ø
Kepemimpinan pangsa pasar (market share leadership):
Perusahaan-perusahaan
lain
ingin
mendapatkan
kepemimpinan pangsa pasar (market share leadership).
Mereka percaya bahwa perusahaan yang memiliki pangsa
pasar terbesar akan menikmati biaya terendah dan laba
jangka panjang terbesar. Untuk menjadi pemimpin pangsa
pasar, perusahaan-perusahaan tersebut menetapkan harga
serendah mungkin.
Ø
Kepemimpinan
kualitas
produk:
Perusahaan
dapat
memutuskan untuk meraih kepemimpinan kualitas produk
(product quality leadership). Keputusan tersebut umumnya
menghendaki penetapan harga yang tinggi untuk menutup
kualitas kinerja yang lebih tinggi dan biaya litbang yang tinggi.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
12
b. Strategi bauran pemasaran
Harga
hanyalah
salah
satu
dari
peralatan
bauran
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan-tujuan pemasarannya. Keputusan – keputusan harga harus
dikoordinasikan dengan keputusan–keputusan desain produk,
distribusi, promosi, personel, proses dan Physical Evidence (bukti
fisik) untuk membentuk program pemasaran yang konsisten dan
efektif. Berbagai keputusan yang dibuat untuk variabel – variabel
bauran pemasaran lain bisa mempengaruhi keputusan penetapan
harga. Perusahaan–perusahaan sering memposisikan produkproduk mereka berdasarkan harga dan kemudian mendasarkan
keputusan-keputusan bauran pemasaran yang lain pada hargaharga yang ingin mereka kenakan. Disini harga merupakan faktor
penentu
keberhasilan
positioning
produk
yang
dapat
mendefinisikan pasar, persaingan, dan desain produk tersebut.
c. Biaya
Biaya
menjadi
landasan
bagi
harga
yang
dapat
perusahaan tetapkan atas produk – produknya. Perusahaan ingin
menetapkan
harga
yang
menutupi
semua
biaya
untuk
memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk tersebut dan
menghasilkan tingkat hasil investasi yang memadai atas semua
upaya dan resiko yang ditanggung. Biaya yang ditanggung bisa
menjadi unsur penting dalam strategi penetapan harga.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
13
Berbagai jenis biaya yaitu pertama biaya tetap adalah
biaya yang tidak berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat
produksi atau penjualan. Kedua biaya variabel adalah biaya yang
berubah-ubah secara langsung mengikuti perubahan tingkat
produksi.
d. Pertimbangan-pertimbangan organisasional
Manajemen harus memutuskan siapa di dalam organisasi
tertentu yang harus menetapkan harga. Perusahaan-perusahaan
menangani penentuan harga dalam berbagai cara. Pihak yang
mempunyai pegaruh pada penetapan harga meliputi para manajer
penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan.
2. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi keputusan Penetapan
Harga
Menurut Kotler & Armstrong (2004;433) ada beberapa faktor
eksternal yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan harga
antara lain:
a. Pasar dan Permintaan
Dalam bagian ini kami menjelaskan bagaimana hubungan
harga-permintaan akan berubah-ubah mengikuti pasar yang
berbeda-beda dan bagaimana persepsi pembeli terhadap harga
mempengaruhi keputusan penetapan harga yang berbeda-beda
pula.:
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
Ø
14
Penetapan harga pada jenis pasar yang berbeda-beda
Kebebasan penjual dalam menentukan harga itu beragam
tergantung pada jenis pasar yang berbeda. Para ekonom
mengenali adanya empat jenis pasar, yang masing-masing
menghadirkan tantangan penetapan harga yang berbeda pula.
•
Persaingan murni
yaitu pasar yang terdiri dari banyak
pembeli dan banyak penjual yang memperdagangkan
komoditas yang seragam. Tidak ada pembeli dan penjual
tunggal yang mempunyai pengaruhi besar pada harga
pasar
yang
berlaku.
Seorang
penjual
tidak
dapat
menetapkan harga tinggi dari pada harga yang berlaku di
pasar karena pembeli dapat memperoleh sebanyak yang
mereka butuhkan. Begitu juga tidak ada seorang penjual
pun yang menetapkan harga lebih rendah dari pada harga
pasar karena mereka dapat menjual sebanyak yang
mereka inginkan pada harga yang berlaku tersebut.
•
Persaingan monopolistik yaitu pasar terdiri dari banyak
pembeli dan penjual yang berdagang pada kisaran harga
tertentu bukan pada harga satu pasar.
Kisaran harga
terjadi karena penjual dapat melakukan diferensiasi atas
tawarannya kepada para pembeli.
•
Persaingan oligopoli yaitu pasar terdiri dari sedikit penjual
yang sensitive pada penetapan harga dan strategi
pemasaran yang dilakukan pesaing. Di pasar mungkin
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
15
hanya sedikit penjual karena sulit bagi penjual baru untuk
masuk ke pasar. Masing – masing penjual bersikap
waspada terhadap strategi dan langkah pesaing.
•
Monopoli murni pasar yang terdiri dari satu penjual.
Penjual itu mungkin saja sebuah pemerintah, monopoli
swasta yang diatur dengan undang – undang, dan
monopoli swasta yang tidak diatur oleh undang – undang.
Ø
Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai
Pada akhirnya konsumen akan memutuskan pantas atau
tidaknya harga produk. Keputusan-keputusan
harga seperti keputusan-keputusan
lainnya
harus
berorientasi
pada
penetapan
bauran pemasaran
pembeli.
Ketika
para
konsumen membeli produk, mereka menukar sesuatu yang
bernilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai
(manfaat dari atau menggunakan produk tersebut). Penetapan
harga yang efektif dan yang berorientasi pada pembeli
melibatkan pemahaman tentang seberapa besar nilai yang
konsumen tempatkan pada manfaat-manfaat yang mereka
terima dari produk tersebut dan penetapan harga yang cocok
dengan nilai itu.
Ø
Menganalisis hubungan harga dengan permintaan
Tiap-tiap harga yang mungkin perusahaan tetapkan akan
membawa ke tingkatan permintaan yang berbeda-beda.
Hubungan antara harga yang ditetapkan dan tingkat
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
16
permintaan yang dihasilkan ditujukan pada kurva permintaan.
Dalam kasus normal, permintaan dan harga berhubungan
secara terbalik yakni semakin tinggi harga semakin rendah
permintaan. Dengan demikian perusahaan akan menjual lebih
sedikit jika menaikan harga dari P1 ke P2. Pendek kata
konsumen yang memiliki anggaran terbatas mungkin akan
membeli sesuatu lebih sedikit jika harganya terlalu mahal.
Ø
Elastisitas permintaan terhadap harga
Para
pemasar
juga
harus
mengetahui
tentang
elastisitas harga –seberapa besar tanggapan permintaan atas
perubahan harga. Jika permintaan sulit berubah ketika harga
sedikit berubah, kita katakan permintaan inelastis. Jika
permintaan banyak berubah kita katakan permintaan elastis.
Elastisitas permintaan terhadap harga ditujukan dengan rumus
berikut:
b. Biaya, Harga, dan Tawaran pesaing
Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan–
keputusan penetapan harga adalah biaya dan harga pesaing serta
reaksi yang mungkin dilakukan oleh pesaing atas langkah –
langkah penetapan harga yang dilakukan perusahaan tertentu.
c. Faktor – Faktor Eksternal lainnya
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
Ketika
17
menetapkan
mempertimbangkan
harga
perusahaan
faktor–faktor
lain
juga
dalam
harus
lingkungan
ekternalnya, kondisi perekonomian dapat berdampak kuat pada
strategi – strategi penetapan harga oleh perusahaan. Faktor
ekonomi seperti ledakan bom atau resesi, inflasi, dan tingkat suku
bunga mempengaruhi keputusan penetapan harga karena factor –
faktor tersebut mempengaruhi baik biaya untuk memproduksi
maupun persepsi konsumen mengenai harga dan nilai produk.
2.2.3 Pendekatan Umum Penetapan Harga
Pendekatan umum penetapan harga menurut Kotler & Armstrong
(2004;447) antara lain:
A. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Ø
Penetapan Harga Berdasar Biaya-Plus
Adalah penetapan harga dengan cara menambahkan bagian laba
(markup) standar ke biaya produk. Untuk mengambarkan penetapan
harga
berdasarkan
markup,
umpamakan
sebuah
pabrikan
alat
pemanggan roti mempunyai biaya dan perkirakan penjualan sebagai
berikut:
Biaya variabel 10
Biaya tetap 300.000
Penjualan unit yang diharapkan 50.000
Maka biaya pabrikan tersebut per pemanggang ditujukan dengan
Biaya unit
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
18
Sekarang umpamakan pabrikan tersebut ingin mendapatkan
markup sebesar 20 persen dari penjualan. Harga berdasarkan markup
bagi pabrikan tersebut adalah
Pabrikan akan menjual produknya ke para dealer dengan harga
$20 per pemanggang dan mendapatkan laba $4 per unit. Penetapan
harga markup berhasil hanya jika harga tersebut secara aktual
menghasilkan tingkat penjualan yang seperti diharapkan.
Ø
Penetapan Harga Titik Impas (Penetapan Harga Sasaran)
Adalah menetapkan harga pada titik impas atas biaya pembuatan
dan
pemasaran
sebuah
produk
atau
menetapkan
harga
untuk
menghasilkan laba sasaran. Penetapan harga sasaran menggunakan
konsep grafik titik impas (break-even chart), yang menunjukan biaya total
dan penerimaan total yang diharapkan pada tingkatan volume penjualan
yang berbeda-beda.
B. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai
Penetapan harga berdasarkan nilai adalah menetapkan harga
berdasarkan persepsi pembeli tentang nilai, bukannya pada biaya yang
ditanggung penjual. Harga dipertimbangkan bersama dengan variabelvariabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan.
Perusahaan menyusun harga sasaran berdasarkan persepsi pelanggan
tentang nilai produk. Nilai dan harga sasaran kemudian menentukan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
19
keputusan-keputusan mengenai desain produk dan berapa biaya yang dapat
dikeluarkan. Sebagai hasilnya penetapan harga bermula dari penganalisis
kebutuhan konsumen dan persepsi terhadap nilai dan harga ditetapkan
sesuai persepsi konsumen tentang nilai.
C. Penetapan Harga berdasarkan Persaingan
Penetapan harga berdasarkan persaingan adalah penetapan harga
berdasarkan harga yang berlaku (going-rate pricing), dimana perusahaan
mendasarkan harga produknya terutama pada harga yang ditetapkan oleh
para
pesaing,
dengan
sedikit
sekali
dikeluarkannya
ataupun
permintaan.
memperhatikan
Perusahaan
biaya
tertentu
yang
mungkin
menetapkan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah daripada yang
ditetapkan oleh pesaing utamanya.
2.2. 4 Strategi – Strategi Penetapan Harga
Strategi harga merupakan salah satu strategi pemasaran. Penentuan
harga yang tepat dapat meningkatkan faktor–faktor keunggulan bersaing secara
keseluruhan. Harga yang diterapkan oleh pesaing harus dipantau secara terus
menerus, sehingga perusahaan tetap berada dijalur yang seimbang di pasar
yang sama sesuai harga yang terbentuk pada rata–rata industri sejenis.
Menurut Kotler & Armstrong (2004;467) Macam – macam strategi
penetapan harga antara lain sebagai berikut:
A. Strategi-Strategi Penetapan Harga Produk Baru
1. Penentuan harga mengambil sebagian pasar (market skiming pricing).
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
Menurut
20
Kotler&Armstrong
(2004;467)
penentuan
harga
mengambil sebagian pasar adalah
“Menetapkan harga tinggi atas produk baru guna mengambil
pendapatan yang maksimum lapisan demi lapisan segmen yang
mampu membayar harga tinggi tersebut; perusahaan mendapatkan
lebih sedikit penjualan tetapi lebih besar labanya.”
Mengambil sebagian pasar layak dilakukan hanya di bawah
kondisi tertentu. Pertama, kualitas dan citra produk tersebut harus mampu
mendukung penjualan dengan harga tinggi, dan harus cukup banyak
pembeli yang menginginkan produk tersebut dengan harga tinggi. Kedua,
biaya memproduksi dalam volume yang lebih kecil tidak boleh terlalu
tinggi sehingga biaya tersebut tidak menghalangi keuntungan yang
diperoleh dari memasang harga tinggi. Terakhir, para pesaing harus tidak
mampu dengan mudah masuk ke pasar dan memotong harga tinggi
tersebut.
2. Penetapan Harga Penetrasi Pasar
Menurut
Kotler&Armstrong
(2004;468)
penetapan
harga
penetrasi pasar adalah:
“ Menetapkan harga rendah untuk produk baru supaya dapat
menarik banyak sekali pembeli dan memperoleh pangsa pasar yang
besar. “
Beberapa kondisi harus dipenuhi agar strategi penetapan harga
rendah dapat berhasil. Pertama, pasar harus sangat sensitif terhadap
harga sehingga harga yang lebih rendah menghasilkan pertumbuhan
pasar yang lebih besar. Kedua, biaya – biaya produksi dan distribusi
harus turun ketika volume penjualan meningkat. Terakhir, harga rendah
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
21
harus membantu mencegah masuknya pesaing, dan perusahaan yang
menggunakan
strategi
penetapan
harga
penetrasi
harus
mempertahankan posisi harga rendah, jika tidak, keunggulan di bidang
harga mungkin sifatnya hanya sementara.
B. Strategi Penetapan Harga Bauran Produk
Menurut Kotler&Armstrong (2004;469) penetapan harga bauran produk
adalah:
“Menetapkan tingkatan–tingkatan harga diantara berbagai produk
dalam sebuah lini produk
yang berdasarkan pada
perbedaan–
perbedaan biaya diantara produk – produk tersebut, evaluasi pelanggan
terhadap fitur – fitur yang berbeda – beda dan harga – harga para
pesaing.”
Strategi – strategi penetapan harga bauran produk terdiri dari:
a. Penetapan harga lini produk
“Menetapkan tingkatan – tingkatan harga diantara item – item produk
dalam lini produk.”
b. Penetapan harga produk opsional
“Menetapkan harga produk opsional (tambahan) atau produk aksesoris
yang dijual besarnya dengan produk utama.”
c. Penetapan harga produk kaptif atau produk inti
“Menetapkan harga produk yang harus diterapkan pada produk pertama.”
d. Penetapan harga produk sampingan
“ Menetapkan harga produk–produk sampingan dalam rangka membuat
harga produk utama lebih kompetetif.”
e. Penetapan harga produk bundelan produk
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
22
“Menggabungkan beberapa produk dan menawarkan bundelan produk
tersebut dengan potongan harga.”
C. Strategi Penyesuaian Harga
a. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga
§
Diskon tunai (cash discount)
“Pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihan mereka
lebih awal.”
§
Diskon jumlah
“Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam volume yang
besar.”
§
Diskon Fungsional (Functional discount)
“Pengurangan harga yang ditawarkan oleh penjual kepada anggota–
anggota saluran pedagang yang menjalankan fungsi – fungsi tertentu
seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.”
§
Diskon musiman (season discount)
“Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang dagangan
atau jasa di luar musim.”
§
Potongan harga (allowance)
“ Uang promosi yang dibayarkan oleh pabrikan kepada para pengecer
sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menampilkan produk–
produk pabrikan dalam cara tertentu.”
b. Penetapan harga tersegmen
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
23
Menurut Kotler & Armstrong (2004;474) pengertian penetapan
harga tersegmen adalah:
“Menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga dimana
perbedaan harganya tidak didasarkan pada perbedaan – perbedaan
biaya.”
•
Penetapan harga bentuk produk
Versi – versi produk yang berbeda diberi harga secara berbeda
tetapi tidak berdasarkan perbedaan – perbedaan biaya.”
•
Penetapan harga lokasi.
Perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk lokasi–lokasi
yang berbeda, walaupun biaya dalam rangka memberikan penawaran
di masing–masing lokasi adalah sama.
•
Penetapan harga waktu.
Perusahaan meragamkan harga berdasarkan musim, bulan, hari,
dan bahkan jam.
Agar penetapan harga tersegmen dapat menjadi strategi yang
efektif, kondisi – kondisi tertentu harus ada. Pasar harus dapat di
segmenkan dan segmen – segmen yang ada harus memperlihatkan
tingkat permintaan yang berbeda. Penetapan harga tersegmentasi
harus mencerminkan perbedaan–perbedaan yang nyata atas nilai
yang dipersepsikan oleh pelanggan. Kalau tidak, untuk jangka
panjang, praktek itu akan berakibat pada kebencian dan anti pati
pelanggan.
c. Penetapan Harga Psikologis
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
24
Menurut Kotler & Armstrong (2004;475) penetapan harga psikologis
adalah
“Merupakan sebuah pendekatan penetapan harga dan tidak semata
– mata harga ekonomi harga digunakan untuk menyatakan sesuatu
tentang produk.”
Sebuah aspek lain dari penetapan harga psikologis adalah harga
acuan. Harga acuan merupakan “harga yang lekat di benak pembeli dan
mereka gunakan sebagai acuan ketika dan melihat produk tertentu.”
Harga acuan bisa dibentuk dengan mencatat harga – harga sekarang
dengan mengingat harga–harga masa lalu, atau mengkaji situasi
pembelian. Para penjual dapat mempengaruhi atau menggunakan harga–
harga acuan konsumen tersebut ketika menetapkan harga.
d. Penetapan Harga Promosi
Menurut Kotler & Armstrong (2004;478) penetapan harga promosi
adalah
“Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga
dan kadang – kadang bahkan dibawah biaya, untuk meningkatkan
penjualan jangka pendek.”
Penetapan
harga
promosi
bermacam
–
macam
bentuknya.
Supermarket dan departementstore akan memberi harga beberapa
produk di bawah biaya (sebagai loss leader) untuk menarik pelanggan
datang ke toko dengan harapan bahwa mereka akan membeli barang–
barang lain yang persentase laba (mark-up)nya normal.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
25
Para penjual juga akan menggunakan penetapan harga untuk
peristiwa khusus (special event pricing) pada musim – musim tertentu
untuk meraih banyak pelanggan.
Perusahaan pabrikan kadang – kadang akan menawarkan rabat tunai
(cash rebate) kepada para pelanggan yang membeli produk dari dealer
pada satu waktu tertentu. Beberapa pabrikan menawarkan pembiayaan
dengan bunga rendah (low interest financing), garansi uang lebih lama
(longer warranties), atau perawatan gratis (free maintenance) untuk
menurunkan “harga” bagi pelanggan.
Penetapan harga promosi dapat mempunyai efek yang berlawanan
jika digunakan terlalu sering dan ditiru oleh pesaing, promosi harga dapat
menciptakan pelanggan yang cenderung membeli kalau ada promosi
(deal phone customer) yang menunggu sampai merek – merek dijual
obral sebelum membeli produk tersebut.
e. Penetapan Harga secara Geografis
Menurut Kotler & Armstrong (2004;480) Strategi penetapan harga
secara geografis dibagi menjadi lima hal ini dapat dilakukan untuk
beberapa situasi sebagai berikut:
a. Penetapan harga FOB asal(FOB origin pricing)
Strategi penetapan harga dimana barang – barang tidak
dibayar biaya pengirimannya oleh penjual; pelanggan membayar
pengiriman dari pabrik ke tempat tujuan.”
b. Penetapan harga terkirim seragam (uniform delivered pricing)
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
26
Strategi penetapan harga berdasarkan geografis dimana
perusahaan menetapkan harga plus biaya pengiriman yang sama
bagi semua pelanggan, tanpa membedakan lokasinya.
c. Penetapan harga zona
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana
perusahaan menetapkan dua atau lebih zona, seluruh pelanggan di
zona yang sama membayar harga total yang sama, semakin jauh
zona semakin tinggi harganya.”
d. Penetapan harga berdasarkan titik pangkal (basing point pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana
penjual menunjuk kota tertentu sebagai titik pangkal dan membebani
semua pelanggan biaya pengiriman dari kota itu ke lokasi pelanggan.
Tidak peduli dari kota mana barang sebenarnya dikirim.”
e. Penetapan harga penyerapan biaya pengiriman (freight-absorption
pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana
penjual menyerap semua atau sebagian beban pengiriman aktual
agar dapat memperoleh bisnis yang diinginkan.”
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
27
BAB III
OBYEK METODOLOGI
3.1. Latar Belakang Perusahaan
3.1.1.Sejarah Perusahaan
Sejarah PT. INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI)
Eksistensi & Perkembangan INTI (1974 – 2004)
Dari cikal bakal Laboratorium Penelitian & Pengembangan Industri
Bidang Pos dan Telekomuniasi (LPPI-POSTEL), pada 30 Desember 1974
berdirilah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dengan misi untuk menjadi basis dan tulang punggung
pembangunan Sistim Telekomunikasi Nasional (SISTELNAS).
Seiring waktu dan berbagai dinamika yang harus diadaptasi, seperti
perkembangan teknologi, regulasi, dan pasar, maka selama lebih dari 30 tahun
berkiprah dalam bidang telekomunikasi, INTI telah mengalami berbagai
perubahan dan perkembangan.
Milestone Sejarah INTI
Era 1974 - 1984
Fasilitas produksi yang dimiliki INTI antara lain adalah:
•
Pabrik Perakitan Telepon
•
Pabrik Perakitan Transmisi
•
Laboratorium Software Komunikasi Data
•
Pabrik Konstruksi & Mekanik
Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara
lain dengan Siemen, BTM, PRX, JRC, dan NEC.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
28
Pada era tersebut produk Pesawat Telepon Umum Koin (PTUK)
INTI menjadi standar Perumtel (sekarang Telkom).
Era 1984 - 1994
Fasilitas produksi terbaru yang dimiliki INTI pada masa ini, di
samping fasilitas-fasilitas yang sudah ada sebelumnya, antara lain adalah
Pabrik Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) pertama di Indonesia
dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT) dan Surface
Mounting Technology (SMT).
Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara
lain adalah:
•
Bidang sentral (switching), dengan Siemens
•
Bidang transmisi dengan Siemens, NEC, dan JRC
•
Bidang CPE dengan Siemens, BTM, Tamura, Shapura, dan
TatungTEL
Pada era ini, INTI memiliki reputasi dan prestasi yang signifikan,
yaitu:
•
Menjadi pionir dalam proses digitalisasi sistem dan jaringan
telekomunikasi di Indonesia.
•
Bersama Telkom telah berhasil dalam proyek otomatisasi telepon di
hampir seluruh ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan di seluruh
wilayah Indonesia.
Era 1994 - 2000
Selama 20 tahun sejak berdiri, kegiatan utama INTI adalah murni
manufaktur. Namun dengan adanya perubahan dan perkembangan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
29
kebutuhan teknologi, regulasi dan pasar, INTI mulai melakukan transisi ke
bidang jasa engineering.
Pada masa ini aktivitas manufaktur di bidang switching, transmisi,
CPE dan mekanik-plastik masih dilakukan. Namun situasi pasar yang
berubah, kompetisi yang makin ketat dan regulasi telekomunikasi yang
makin terbuka menjadikan posisi INTI di pasar bergeser sehingga tidak
lagi sebagai market leader. Kondisi ini mengharuskan INTI memiliki
kemampuan sales force dan networking yang lebih baik.
Kerjasama teknologi masih berlangsung dengan Siemens secara
single-source.
2000 - 2004
Pada era ini kerjasama teknologi tidak lagi bersifat single source,
tetapi dilakukan secara multi source dengan beberapa perusahaan
multinasional dari Eropa dan Asia. Aktivitas manufaktur tidak lagi
ditangani sendiri oleh INTI, tetapi secara spin-off dengan mendirikan
anak-anak perusahaan dan usaha patungan, seperti:
•
Bidang CPE, dibentuk anak perusahaan bernama PT. INTI PISMA
International yang bekerja sama dengan JITech International,
bertempat di Cileungsi Bogor.
•
Bidang mekanik dan plastik, dibentuk usaha patungan dengan PT
PINDAD bernama PT. IPMS, berkedudukan di Bandung.
•
Bidang-bidang switching, akses dan transmisi, dirintis kerja sama
dengan beberapa perusahaan multinasional yang memiliki kapabilitas
memadai
dan
adaptif
terhadap
kebutuhan
pasar.
Beberapa
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
30
perusahan multinasional yang telah melakukan kerjasama pada era
ini, antara lain:
o
SAGEM, di bidang transmisi dan selular
o
MOTOROLA, di bidang CDMA
o
ALCATEL, di bidang fixed & optical access network
o
Ericsson, di bidang akses
o
Hua Wei, di bidang switching & akses
2005 - sekarang
Dari serangkaian tahapan restrukturisasi yang telah dilakukan,
INTI kini memantapkan langkah transformasi mendasar dari kompetensi
berbasis manufaktur ke engineering solution. Hal ini akan membentuk
INTI menjadi semakin adaptif terhadap kemajuan teknologi dan
karakteristik serta perilaku pasar.
Dari pengalaman panjang INTI sebagai pendukung utama
penyediaan infrastruktur telekomunikasi nasional dan dengan kompetensi
sumberdaya manusia yang terus diarahkan sesuai proses transformasi
tersebut, saat ini INTI bertekad untuk menjadi mitra terpercaya di bidang
penyediaan jasa profesional dan solusi total yang fokus pada Infocom
System & Technology Integration(ISTI).
3.1.2 Operasi Perusahaan
Berkantor pusat di Bandung dengan jumlah karyawan tetap 739 orang
(per 31 Desember 2005), INTI telah bergerak di bidang telekomunikasi selama
beberapa dekade sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon
nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom dan Indosat.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
31
Melihat kecenderungan perkembangan teknologi telekomunikasi dan
informatika yang menuju konvergensi, saat ini INTI telah melakukan perubahan
mendasar ruang lingkup bisnis inti dari manufaktur menjadi penyedia jasa
engineering solution, khususnya Sistem Infokom dan Integrasi Teknologi, atau
yang lebih dikenal dengan istilah ISTI (Infocom System & Technology
Integration).
Berbekal pengalaman dan kompetensi di bidang telekomunikasi selama
lebih dari 30 tahun (didirikan pada tahun 1974), INTI telah menggariskan
kebijakan-kebijakan organisasi yang mendukung perubahan orientasi bisnis dan
budaya kerja perusahaan yang berkemampuan untuk bersaing di pasar. Pada
tahun fiskal 2005 (per 31 Desember), INTI menghasilkan nilai penjualan sekitar
565,5 miliar rupiah, dengan pendapatan bersih sekitar 18 miliar rupiah.
Visi Perusahaan
INTI bertujuan menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam
mentransformasikan "MIMPI” menjadi “REALITA”
Dalam hal ini, "MIMPI" diartikan sebagai keinginan atau cita-cita
bersama antara INTI dan pelanggannya, bahkan seluruh stakeholder
perusahaan.
Misi Perusahaan
Berdasarkan rumusan visi yang baru maka rumusan misi INTI
terdiri dari tiga butir sebagai berikut:
•
Fokus bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai
dengan spesifikasi dan permintaan konsumen
•
Memaksimalkan value (nilai) perusahaan serta mengupayakan growth
(pertumbuhan) yang berkesinambungan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
•
32
Berperan sebagai prime mover (penggerak utama) bangkitnya industri
dalam negeri
Sifat dan Cakupan Bisnis
Produk
Pasar
Jaringan
Operator
Telekomunikasi Tetap Telekomunikasi Tetap
(JTT)
Kompetensi
Integrasi Sistem
• Jaringan Tetap
• Pita Sempit dan Pita
Lebar
Jaringan
Telekomunikasi
Seluler (JTS)
Integrasi Sistem
• Jaringan Selular
• Pita Sempit dan Pita
Lebar
Operator
Telekomunikasi
Seluler
Jasa
Integrasi Operator
Teknologi (JIT)
Telekomunikasi,
Korporasi & Publik
Produk Asli dan Kapabilitas
• Disain Rekayasa
• Network
Management Tools
• CPE
(Customer
Premises
Equipment)
• CME
(Civil,
Mechanical
and
Electrical)
• Solusi teknologi
Jaringan
Non
Operator Integrasi Sistem
Telekomunikasi Privat Telekomunikasi Tetap
• Enterprise
(JTP)
&
Non
Operator
• Private Network
Telekomunikasi
• Defense
Seluler
Communication
System
Ruang lingkup bisnis INTI difokuskan pada penyediaan jasa dalam bidang
informasi dan telekomunikasi atau infokom, yang terdiri dari:
•
Infrastructure Development Support
•
Infocom Operations & Maintenance Support
•
Infocom System & Technology Integration
•
Infocom Total Solution Provider
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
33
Selain itu, INTI juga melakukan penjualan produk software dan produk
dan jasa multimedia.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar, INTI
membagi kegiatan bisnisnya menjadi empat bidang kegiatan sebagai berikut:
•
Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT)
•
Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS)
•
Jasa Integrasi Teknologi (JTT)
•
Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP)
3.1.3 Produk, Pasar, dan Kompetensi INTI
PRODUK INTI
1. IntiRect (IR-4860 & IR-4890)
IntiRect IR-4860 dan IR-4890 adalah rectifier generasi baru
yang dirancang dengan sistem modular yang didesain khusus untuk
industri dan perangkat telekomunikasi diantaranya Access Network,
PABX, Perangkat digital Radio Microwave, repeater, dan lain-lain.
2. IMTE (INTI Magnetic Tape Emulator)
Ada dua fungsi utama dari IMTE; yaitu menggantikan tape
drive dan media tape yang telah usang, atau menangkap data pada
sistem untuk memungkinkan pengumpulan data secara online.
IMTE dapat dilengkapi dengan puluhan hingga ratusan mega
Byte flash memory yang memiliki reliabilitas tinggi atau hardisk
dengan kapasitas yang lebih besar. IMTE juga dapat menggantikan
media tape dengan hardisk, Compact Disk (CD), atau Magnetic
Optical Disk (MOD). Sebagai tambahan IMTE dapat memungkinkan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
34
memperoleh data secara online dari sistem switch tanpa mengubah
sistem baik software maupun hardware.
3. IMPA (INTI Multi Protocol Analyzer) 40C
Meningkatnya kompleksitas jaringan telekomunikasi dalam hal
platform, protokol komunikasi, dan ragam vendor, memunculkan
tantangan baru, tidak hanya pada sisi integrasi namun juga pada sisi
operasi dan perawatan. Sebagai pionir pada telekomunikasi digital di
Indonesia, PT. INTI telah mengembangkan IMPA 40C, protokol
analyzer yang serba guna untuk fasilitas monitoring, dan analisa
sinyaling protokol link komunikasi.
4. IMPA (INTI Multi Protocol Analyzer) 60C
Seiring dengan proses digitalisasi jaringan telekomunikasi di
Indonesia, PT. INTI telah mengembangkan IMPA 60C, sebuah
perangkat yang sangat berguna untuk memantau dan menganalisa
protokol sinyal dalam jalur-jalur komunikasi.
IMPA 60C dirancang secara spesifik untuk optimisasi dan
troubleshooting dalam tugas-tugas instalasi dan operasi, namun juga
dapat digunakan di laboratorium maupun dalam jaringan trial untuk
tes interoperabilitas.
5. ISLiMS (INTI Subscriber Line Maintenance System)
ISLiMS adalah software untuk mengukur, memelihara, dan
melaporkan kondisi jaringan akses pelanggan menggunakan sistem
terintgrasi. Kondisi jaringan akses pelanggan dapat diukur secara
periodik atau secara insidental menggunakan perintah-perintah user
interface. Hasil pengukuran diproses atau diolah untuk memberikan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
35
output terbaik untuk memelihara jaringan akses pelanggan. Sistem ini
juga dapat diakses oleh sistem eksternal melalui protokol TCP/IP
ISLiMS dapat meningkatkan kualitas layanan-layanan akses
pelanggan. Kesalahan-kesalahan yang muncul pada jaringan akses
pelanggan dapat dideteksi sebelum pelanggan menyampaikan
keluhan. Terlebih lagi ISLiMS dapat dikoneksikan ke berbagai tipe
sentral telepon seperti EWSD Siemens, Nee NEAX, dan Lucent
5ESS. Ia juga dapat membantu memperbaiki kesalahan pada jaringan
akses pelanggan dengan memberikan prediksi kesalahan.
6. iNMS (INTI Network Management System) Solution
iNMS dapat memantau jaringan, konfigurasi dan troubleshooting
perangkat atau resource dan mengatur seluruh jaringan dengan satu
platform.
iNMS memungkinkan beberapa pengguna mengakses layanannya
secara simultan.
Sistem ini menyediakan manajemen jaringan dan akses ke berbagai
elemen managers.
Dengan iNMS anda dapat menyediakan sistem manajemen yang
robust, carrier grade, dan selalu tersedia untuk berbagai perangkat
jaringan.
iNMS membantu anda mendayagunakan dari perangkat jaringan
dengan menggunakan aplikasi-aplikasi manajemen yang sangat
efektif. Hal ini memungkinkan penyedia layanan lebih mudah
merealisasikan kemampuan dan nilai perangkat tanda.iNMS dapat
saling beroperasi dengan Operation Support System (OSS) dan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
36
Network Management System (NMS) yang sudah ada melalui
protokol-protokol northbound seperti : CORBA, SNMP, TL I, RMI,
HTTP dan JMX. Di sisi southbound, iNMS mendukung berbagai
protokol termasuk SNMP, TL I, CLI, XML, dan CORBA.
iNMS menyediakan server mediasi yang ringan, yang dapat
didistribusikan untuk menyediakan fungsi-fungsi mediasi terdistribusi.
Server-server ringan tersebut memiliki kemampuan bekerja pada
berbagai koneksi WAN dan di belakang Firewall. Fungsionalitas ini
dapat digunakan untuk mengatur jaringan yang besar dengan
menyeimbangkan beban yang dihadapi oleh jaringan di antara serverserver mediasi. Server-server tersebut juga dapat digunakan untuk
melakukan remote manajemen terhadap perangkat-perangkat antar
WAN, Firewall dan sebagainya.
7. Inti Rack Outdoor & Indoor
IntiRack adalah rak/kabinet yang dirancang khusus untuk
keperluan
peralatan
telekomunikasi,
elektronika,
dan
industri.
Tersedia dalam dua tipe : Outdoor dan Indoor
IntiRack sangat mudah dalam proses perakitan. Lebih dari
95% komponen lokal dengan kualitas terjamin. Didominasi oleh profil
alumunium yang memberikan kekuatan yang memadai, bobot yang
ringan, dan mudah dalam penggabungan.
Bagian luar dilapisi powder coating yang memperkuat
ketahanan terhadap korosi dan nyaman dipandang. Tersedia dalam
berbagai pilihan warna dan dilengkapi dengan berbagai asesoris,
sistem pendingin dan EMC.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
37
8. Module Frame
Module frame dirancang khusus untuk mendukung sistem
VMEBus packaging, namun dapat dimodifikasi untuk mendukung
sistem packaging lainnya. Module frame tersedia dalam beberapa
ukuran tinggi mulai dari 2U, 3U, 6U, dan 9U dan untuk mendukung
module dengan kedalaman 160 mm dan 220 mm.
Pelapisan akhir dengan anodized dan alodine. Module frame
tersusun dari plat samping, profile vertikal, profil horisontal tengah
beserta dudukannya dan rel module. Interkoneksi antar komponen
tersebut menggunakan baut dan mekanisme kaitpada rel module.
Posisi pemasangan profile horisontal belakang pada plat samping
disesuaikan dengan kedalaman module, sesuai dengan euroboard.
Bagian belakang plat samping menonjol melebihi bidang konektor
untuk melindungi sistem perkabelan dan menyediakan tempat untuk
memasang.
Strategi Perusahaan
Strategi INTI dalam periode 2006-2010 difokuskan pada bidang
jasa pelayanan infokom dengan penekanan pada pengembangan
"Infocom System & Technology Integration (ISTI)".
Bisnis INTI dalam kurun waktu 2006-2010 akan dipusatkan untuk
memenuhi kebutuhan customer yang berbadan hukum. Jadi sifat bisnis
yang akan dikembangkan INTI adalah bersifat "B to B" dan kurang ke "B
to C". Dengan demikian target utama pembeli atau pengguna produk/jasa
INTI adalah operator-operator jasa layanan telekomunikasi, badan-badan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
pemerintah,
38
khususnya
bidang
pertahanan
dan
keamanan,
dan
perusahaan-perusahaan baik swasta maupun BUMN.
Angka-angka Penting
Angka-angka perusahaan yang terpenting selama dua tahun
terakhir diberikan sebagai perbandingan
Ikhtisar Keuangan
dalam milyar rupiah
Keterangan
2004 *
2005 *
Penjualan (Sales)
Laba Bersih (Net Income)
Jumlah Ekuitas (Total Equity)
Jumlah Aktiva (Total Assests)
Jumlah Karyawan (Number of Employees)
796,005
36,759
486,651
823,337
751
565,562
18,071
486,631
742,683
739
*) untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2004 & 2005
3.1.4 Struktur Organisasi
Sejalan dengan intensi INTI untuk lebih fokus pada jasa engineering dan
lebih berorientasi ke pelanggan, maka INTI menyiapkan organisasinya sebagai
berikut:
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
39
Struktur organisasi perusahaan diatas merupakan struktur organisasi
secara keseluruhan atau pada umumnya. Untuk struktur organisasi bagian
manajemen aset dapat dilihat dalam lampiran tugas akhir ini.
Deskripsi pekerjaan bagian manajemen asset:
Untuk
memperlancar
aktivitas
suatu
perusahaan
perlu
adanya
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para pegawai. Dalam hal
ini penulis mendapat data pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia yaitu
sebagai berikut :
1. Man Manajemen Aset
Tugas-tugas Man. Manajemen aset antara lain:
•
Merencanakan,
mengorganisasikan
dan
mengendalikan
kegiatan
informasi kebutuhan pasar, analisa pasar, pemilihan pasar guna
menentukan target pasar yang akan dituju
•
Merencanakan,
mengorganisasikan
dan
mengendalikan
kegiatan
identifikasi kebutuhan pelanggan atau pelanggan potensial dalam rangka
penawaran solusi yang tepat bagi pelanggan
•
Bersama-sama dengan kelompok ahli Account Manager merencanakan
dan melaksankan kegiatan penawaran solusi yang tepat kepada
pelanggan atau pelanggan potensial, kegiatan negosiasi dan pembuatan
kontrak
•
Melaporkan
kemajuan
kegiatan
manajemen
asset
memberikan
rekomendasi alternatif penyelesaian masalah yang ada sesara periodic
kepada kepala proyek
•
Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran
biaya dan investasi manajemen aset
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
40
•
Membina dan mengembangkan kompetensi karyawan di manajemen aset
•
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung
Tanggung Jawab Dari Man Manajemen Aset adalah sebagai berikut:
§
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di manajemen aset dan
pencapaian kinerja manajemen aset
§
Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan kompetensi
SDM manajemen aset
2. Asman Man Ops Aset
Tugas-tugas Asman Man Ops Aset antara lain:
•
Merencanakan dan melaksanakan persiapan asministrasi kegiatan
identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi kepada
pelanggan dan proses negosiasi yang dilakukan oleh kelompok account
manager, serta melaikan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan
•
Merencanakan, melaksanakan dan mengevalussi kegiatan pembuatan
dokumentasi pendukung yang diperlukan dalam kegitan identifikasi
kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi yang tepat kepada
pelanggan atau calon pelanggan potensial dan proses negosiasi
•
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembuatan
dokumen kontrak yang dilakukan bersama-sama dengan staf kelompok
account manager
•
Merencanakan, melaksanakan dan mengarahkan pelaksanakan kegiatan
yang mendukung oprasional pemasaran
•
Membina dan mengembangkan kompetensi karyawan di manajemen aset
•
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
41
Tanggung Jawab Asman Man Ops Aset adalah sebagai berikut:
§
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di manajemen aset dan
pencapaian kinerja manajemen aset
§
Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan kompetensi
3. Asman Portofolio
Tugas dari Asman Portofolio yaitu:
Memonitoring kinerja anak perusahaan, seperti : Baktelindo, PT.
IPMS, Inti Pisma dan Smart mengenai laba atau rugi yang dihasilkan oleh
anak perusahaan
Tanggung Jawab Asman Portofolio
§
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di manajemen aset dan
pencapaian kinerja manajemen aset
§
Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan kompetensi
4. Pi Pratama
Tugas-tugas dai Pi Pratama antara lain:
•
Melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran guna mendukung kegiatan
identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi kepada
pelanggan dan proses negosiasi yang dilaksanakan oleh kelompok
accont manager
•
Melaksanakan kegiatan pembuatan dokumentasi pendukung yang
diperlukan dalam kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial,
penawaran solusi yang tepat kepada pelanggan atau calon pelanggan
potensial dan proses negosiasi
•
Pembuatan daftar rekanan, daftar pelanggan / calon pelanggan dan
kontak peronnya
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
42
•
Pembuatan Dokumen SPH
•
Penyiapan kelengkapan dokumen : perjanjian, harga penawaran, kontrak
penjualan, penagihan
•
Melaksanakan pembuatan dokumen kontrak yang dilakuakan bersamasama dengan staf kelompok account manager
•
Melaksanakan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh atasan langsung
Tanggung Jawab Pi Muda adalah sebagai berikut:
§
Terhadap pencapaian hasil pelaksanaan tugasnya
§
Terhadap penggunaan sumber daya dalam rangka pelaksanaan tugasnya
§
Terhadap Kebenaran / kesesuaian dokumen yang dibuatnya
5. Pi Muda
Tugas-tugas dari Pi Muda antara lain:
•
Melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran guna mendukung kegiatan
identifikasi kebutuhan pelanggan potensial, penawaran solusi kepada
pelanggan dan proses negosiasi yang dilaksanakan oleh kelompok
accont manager
•
Melaksanakan kegiatan pembuatan dokumentasi pendukung yang
diperlukan dalam kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan potensial,
penawaran solusi yang tepat kepada pelanggan atau calon pelanggan
potensial dan proses negosiasi
•
Pembutan daftar rekanan, daftar pelanggan / calon pelanggan dan kontak
peronnya
•
Pembuatan Dokumen SPH
•
Penyiapan kelengkapan dokumen : perjanjian, harga penawaran, kontrak
penjualan, penagihan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
•
43
Melaksanakan pembuatan dokumen kontrak yang dilakuakan bersamasama dengan staf kelompok account manager
•
Melaksanakan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh atasan langsung
Tanggung Jawab Pi Muda adalah sebagai berikut:
§
Terhadap pencapaian hasil pelaksanaan tugasnya
§
Terhadap penggunaan sumber daya dalam rangka pelaksanaan tugasnya
§
Terhadap Kebenaran / kesesuaian dokumen yang dibuatnya
3.2 Metodologi Penelitian
1. Penelitian lapangan (field research)
a. Observasi
Untuk mendapatkan data – data yang diperlukan penulis maka
penulis mencoba untuk melakukan penelitian dilapangan yaitu dengan
melakukan observasi. Observasi merupakan sebuah proses pengamatan
dan pencataan sistematis secara langsung atas fenomena – fenomena
objek yang diselidiki.
b. Wawancara
Merupakan tanya jawab yang terencana antara pewawancara dengan
orang yang diwawanca dengan tujuan untuk mendapatkan informasi.
2. Penelitian kepustakaan (library research)
Dalam hal ini dimana penulis mencoba untuk mecari literatur atau datadata yang mendukung untuk mempermudah pembahasan masalah yang
diteliti.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
44
BAB IV
ANALISIS
Harga
merupakan
salah
satu
bauran
pemasaran
yang
dapat
menghasilkan laba, sedangkan bauran pemasaran yang lainnya seperti produk,
promosi dan place membutuhkan biaya. Agar sebuah produk dapat terjual maka
perusahaan harus menetapkan harga pada produk tersebut, karena harga dapat
diibaratkan sebagai sebuah informasi bagi para konsumen agar konsumen bisa
mengetahui berapa nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
produk tersebut.
Untuk menetapkan harga pada sebuah produk, setiap perusahaan harus
mengetahui faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penetapan harga,
disamping itu juga perusahaan harus membuat strategi dalam menetapkan
harga. Dengan adanya penetapan harga yang tepat dan diterima oleh konsumen
maka produk dapat terjual sehingga perusahaan bisa meraih keuntungan.
Dalam
rangka
program
optimalisasi
asset,
PT.
INTI
mencoba
menyewakan ruangan perkantoran, gedung, lahan, dan aula. Program
optimalisasi asset ini dimulai pada tahun 2005. Sebelum tahun 2005 PT.INTI
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dimana proses
produksi sangat besar dan mengunakan karyawan dalam jumlah yang sangat
besar dimana jumlah karyawan PT INTI ini sekitar 2000 orang. Seiring dengan
berkembangnya zaman perusahaan ini beralih kegiatan dari menjadi penyedia
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
45
jasa engineering solution. Dengan adanya perubahan tersebut maka kegiatan
manufaktur terhenti sehingga banyak karyawan yang menganggur.
Perubahan cakupan yang dilakukan PT. INTI ini mengharuskan
perusahaan untuk membuat program untuk mengatasinya. Dalam hal ini PT. INTI
membuat sebuah program yang dinamakan Pensiun Dini Secara Sukarela Dalam
Rangka Rasionalisasi. Program tersebut banyak menarik perhatian karyawan
karena dalam program tersebut karyawan dapat mengambil dana pensiun secara
keseluruhan atau sebagian.
Dengan adanya program pensiun dini ini menyerap karyawan sebanyak
1275 jiwa sehingga jumlah karyawan yang tetap bekerja hanya tinggal 725
karyawan. Banyaknya karyawan yang pensiun dini mengakibatkan banyak
ruangan kantor yang tidak terpakai atau tidak optimal sedangkan perusahaan
harus mengeluarkan biaya untuk ruangan tersebut. Maka dalam hal ini
perusahaan mencoba melakukan program baru yang bernama Probis Property
yang bergerak dalam sewa menyewa banguna, ruang kantor, lahan,gudang dan
aula.
Karena beberapa pertimbangan PT. INTI mengubah Probis Property
menjadi Optimalisasi Asset.
4.1. Strategi Penetapan Harga Sewa Bangunan di PT. INTI
4.1.1
Faktor-Faktor yang
Dipertimbangkan PT. INTI Ketika
Menetapkan Harga
A. Faktor internal
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
46
a. Tujuan – tujuan pemasaran
Adapun tujuan-tujuan pemasaran PT. INTI adalah
Ø
Kelangsungan hidup: Dalam hal ini bagi PT. INTI dengan
merupakan tujuan jangka pendek agar perusahaan bisa terus
melaksanakan kegiatan produksinya.
Ø
Maksimalisasi laba: PT.INTI menginginkan hasil keuangan yang
maksimal terutama dalam perolehan laba perusahaan dari hasil
penyewaan ruangan kantor, gudang, dan aula.
b. Strategi bauran pemasaran
Dalam hal ini bagi PT.INTI strategi bauran pemasaran yang
lain
seperti
product(produk),
price(harga),
place(distribusi)
promotion(promosi) membantu dalam pengambilan keputusan
harga.disamping 4P yang telah disebutkan diatas, bagi perusahaan
jasa
ditambahkan
juga
3P
yaitu
personnel(personel),
process(proses), Physical Evidence (bukti fisik). Strategi bauran
produk
yang
dilakukan
PT.
INTI
ini
dimana
dalam
produknya(bangunan) hanya memberikan fasilitas-fasilitas pada
umumnya seperti fasilitas kebersihan, keamanan, listrik, AC, dan
telepon. Pada strategi penetapan harga PT. INTI menetapkan
harga untuk ruangan kantor dan gudang menggunakan strategi
penetapan harga bauran produk dan untuk aula menggunakan
strategi penetapan harga tersegmen. Untuk strategi promosi yang
dilakukan dengan promosi melalui iklan di media massa yaitu
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
47
Pikiran Rakyat, selain itu juga promosi yang dilakukan dengan
membagikan brosur-brosur baik kepada personal maupun kepada
perusahaan-perusahaan, sehingga dapat direspon oleh konsumen
menjadi nilai baik untuk pertimbangan harga. Untuk strategi
place(tempat) dimana posisi gedung yang disewakan sangat
strategis dimana berada di pusat kota, tersedianya fasilitas public
yang lengkap juga keamanan lingkungan sekitar.
Untuk tambahan 3P lainnya bagi perusahaan jasa antara
lain
Personal
dimana
perusahaan
menyediakan
karyawan-
karyawan yang sudah terlatih atau sudah berpengalaman dalam
bidangnya. Proses dimana pada pelaksanaannya penyewa yang
akan menyewa baik ruangan kantor, gudang, dan aula dilayani oleh
bagian manajemen aset di dalam ruangan tamu yang telah
disediakan, setelah itu penyewa diberikan kesempatan untuk
melihat ruangan, dan bila telah disepakati penyewa bisa melakukan
pembayaran melalui bank BNI. Physical Evidence (bukti fisik)
dimana adanya surat perjanjian kontrak sewa menyewa.
c. Biaya
Adapun biaya yang dikeluarkan oleh PT. INTI yang bisa menjadi
pertimbangan dalam penetapan harga sewa gedung atau ruangan ini
dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Biaya pemeliharaan dan perawatan
ruangan, biaya keamanan, dan biaya fasilitas dalam ruangan seperti ac.
Untuk biaya listrik biasanya dibebankan pada penyewa dan ditagih setiap
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
48
bulannya sesuai dengan pemakaian. Dan untuk biaya telepon ada jika
penyewa ingin memasang telepon di ruangannya.
d. Pertimbangan-pertimbangan Organisasional
PT. INTI menetapkan harga sewa bangunan ini, tidak secara
langsung ditetapkan oleh bagian manajemen aset. Kebijakan penetapan
harga ini dipengaruhi oleh beberapa pihak terutama oleh dewan
direksi,manajer keuangan, dan manajer aset. Kebijakan penetapan harga
sewa ini, pertama kali ditetapkan oleh direksi. Kebijakan harga yang telah
ditetapkan oleh direksi menjadi standard patokan harga bagi manajemen
aset. Dengan adanya kebijakan harga dari dewan direksi maka bagian
manajemen aset bisa membuat kebijakan harga yang baru
dengan
berbagai pertimbangan dari manajer keuangan perusahaan. Akan tetapi
kebijakan dari bagian manajemen aset tidak boleh dibawah harga yang
ditetapkan direksi.
B. Faktor Eksternal
a. Pasar dan Permintaan
Ø
Penetapan harga pada jenis pasar yang berbeda-beda
Pengetahuan jenis pasar bagi PT. INTI sangat membantu
untuk penetapan harga. Jenis pasar yang ada di Bandung ini
untuk bisnis sewa menyewa ruangan kantor ini adalah pasar
persaingan
monopolistik
dimana
banyak
penjual
yang
manawarkan produk pada kiasaran harga tertentu bukan pada
satu harga pasar.
Ø
Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
49
PT. INTI mencoba mencari informasi mengenai tanggapan
konsumen terhadap harga dimana dengan menyewakan sebuah
ruangan, PT.INTI memberikan nilai apa bagi konsumen.
Ø
Menganalisis hubungan harga dengan permintaan
Dalam hal ini PT.INTI mencoba menganalisis hubungan harga
dengan permintaan. Salah satunya dimana mengaplikasikan hukum
permintaan dalam sebuah kurva permintaan. PT. INTI menganalisis
bagaimana permintaan sewa bangunan ini di pasaran dan pada
tingkatan harga berapa.
Ø
Elastisitas permintaan terhadap harga
Elastisitas permintaan terhadap harga menjadi faktor yang
berpengaruh dalam penetapan harga sewa oleh PT. INTI. Dalam hal
ini PT. INTI menganalisis jumlah permintaan jika terjadi perubahan
harga.
b. Biaya, Harga, dan Tawaran pesaing
Pada tahap ini PT.INTI mencoba mensurvei siapa para
pesaing yang ada di pasar. Pesaing yang sudah ada di pasaran
adalah perusahaan sewa ruang kantor di gedung BRI dan gedung
Lippo. Dalam hal ini PT.INTI mencoba mencari tahu berapa harga
yang ditawarkan oleh pesaing dan serta keunggulan-keunggulan
apa yang dimiliki oleh pesaing. Data tersebut sangat berpengaruh
pada keputusan penetapan harga.
c. Faktor – Faktor Eksternal lainnya
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
50
Kebijakan-kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian
menjadi factor yang menjadi pertimbangan PT. INTI dalam
penetapan harga sewa. Kebijakan pemerintah yang berpengaruh
seperti menaikan tarif PBB, menaikan tarif listrik dan BBM.
Disamping itu kondisi perekonomian juga bagi PT. INTI sangat
berpengaruh dalam membuat keputusan penetapan harga.
4.1.2 Pendekatan Umum Penetapan Harga yang Dipilih oleh PT.INTI
Pada pelaksanaannya PT. INTI menetapkan harga untuk sewa bangunan
atau ruangan ini dengan penetapan harga berdasarkan biaya. Penetapan harga
berdasarkan biaya dibagi kedalam dua bagian yaitu penetapan harga biaya-plus
dan penetapan harga titik impas. Dari dua penetapan harga tersebut PT. INTI
menggunakan penetapan harga biaya-plus yaitu penetapan harga dengan cara
menambahkan bagian laba (mark-up) standar ke biaya produk. Dalam
pendekatan penetapan harga ini PT. INTI terlebih dahulu menghitung jumlah
biaya yang dikeluarkan setelah itu menentukan persentase keuntungan yang
diinginkan.
PT. INTI menyewakan mulai dari bangunan(ruangan kantor), gudang dan
Aula. Penyewa minimal menyewa ruangan atau gedung yaitu 1 tahun. Untuk
menghitung berapa harga sewa untuk sebuah ruangan dan gudang berbeda
harga tiap meternya. Berikut adalah cara perhitungan untuk menghitung harga
sewa untuk ruangan kantor atau gudang:
a. Bangunan (ruang kantor)/ Lahan
Rp. 65.000/m2 x luas lahan x 12 bulan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
51
b. Gudang.
Rp. 15.000/m2 x luas lahan x 12 bulan
c. Aula
•
Rp.7.500.000/hari
•
Rp.3.500.000/hari
Pendekatan penetapan harga yang diterapkan oleh PT. INTI sesuai
dengan teori-teori yang berlaku. Pendekatan harga berdasarkan biaya dipilih oleh
perusahaan dengan melihat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
proses produksi jasa ini.
4.1.3 Strategi – Strategi Penetapan Harga pada PT.INTI
Dalam pelaksanaannya strategi penetapan harga yang dipilih oleh
PT. INTI dalam menetapkan harga sewa bangunan(ruang kantor) dan
gudang
adalah
strategi
penetapan
harga
bauran
produk,
yaitu
Menetapkan tingkatan – tingkatan harga diantara berbagai produk dalam
sebuah lini produk yang berdasarkan pada perbedaan – perbedaan biaya
diantara produk – produk tersebut, evaluasi pelanggan terhadap fitur –
fitur yang berbeda – beda dan harga – harga para pesaing. Pada
dasarnya bagi setiap perusahaan ruangan kantor dan gudang memang
sangat dibutuhkan. Ruangan kantor dipakai perusahaan untuk kegiatan
manajerial sedangkan gudang bisa dipakai untuk kegiatan operasional
atau produksi. PT. INTI menetapkan strategi penetapan harga ini karena
gudang dan kantor masih dalam satu lini produk akan tetapi PT. INTI
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
52
membedakan harga pada produk tersebut berdasarkan biaya dan fasilitas
yang ada dalam produk baik gudang maupun ruang kantor. Untuk
ruangan kantor fasilitas yang diberikan berupa fasilitas kebersihan,
keamanan, listrik, AC, dan telepon. Untuk gudang fasilitas yang diberikan
hanya berupa kebersihan, kemanan, dan listrik.
Untuk sewa Aula strategi penetapan harga yang dipilih oleh PT.
INTI ini adalah strategi penyesuaian harga dimana strategi ini terdiri dari;
Penetapan harga diskon dan pengurangan harga, Penetapan harga
tersegmen, Penetapan Harga Psikologis, Penetapan Harga Promosi, dan
Penetapan Harga secara Geografis. Pelaksanaannya penetapan harga
tersegmen dipilih PT. INTI untuk sewa aula. Penetapan harga tersegmen
adalah Menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga dimana
perbedaan harganya tidak didasarkan pada perbedaan – perbedaan
biaya. Pada penetapan harga tersegmen ini PT. INTI memilih penetapan
harga lokasi. PT. INTI memiliki dua buah aula yang berada di lokasi yang
berbeda yaitu untuk aula yang pertama berada di jl.Moch Toha No.77 dan
yang kedua berada di jl. Moch. Toha No.225. PT. INTI menawarkan harga
untuk sewa aula ini berbeda-beda sesuai dengan lokasi aula tersebut.
Pertimbangan lokasi ini dapat dilihat dari fasilitas publik yang tersedia
seperti fasilitas angkutan umum dan ruas jalan, kedekatan lokasi
merupakan bahan pertimbangan dalam strategi penetapan harga ini.
Strategi penetapan harga yang digunakan oleh PT. INTI dalam
menetapkan harga sewa bangunan ini sesuai dengan teori-teori yang ada.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
53
Dimana strategi penetapan harga yang dipilih adalah strategi bauran
produk dan strategi penyesuaian harga.
4.2 Masalah-masalah yang Terjadi dalam Penetapan Harga Sewa Bangunan
di PT.INTI
Dalam menetapkan harga sewa bangunan ini biasanya terjadi masalah
atau hambatan dalam pelaksanaannya. Adapun masalah tersebut bisa berasal
dari faktor internal dan faktor eksernal.
1. Faktor internal
Ruangan atau gedung yang disewakan PT.INTI ini memang apa
adanya karena ruangan tersebut merupakan ruangan yang dulu dipakai
untuk kegiatan perkantoran perusahaan atau untuk kegiatan produksi
perusahaan. Para konsumen yang akan menyewa ruangan biasanya tidak
sesuai dengan keinginan atau apa yang diharapkan oleh kosumen.
Dimisalkan konsumen ingin menyewa ruangan berukuran 30m2 dengan ada
fasilitas toilet dalam ruangan, akan tetapi PT. INTI hanya memiliki ruangan
yang berukuran 20m2 sehingga tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
Berbeda dengan pesaing yang ada dipasaran dimana mereka menyewakan
ruangan untuk perkantoran sesuai keinginan konsumen misalkan dalam
ruangan kantor konsumen menginginkan dalam ruangan tersebut ada
sepuluh meja dan kursi serta toilet yang ada dalam ruangan, maka
perusahaan penyewa tersebut bisa memenuhi keinginan konsumen.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
54
2. Faktor Eksternal
Kondisi perekonomian saat ini sangat berpengaruh besar pada
penetapan harga sewa bangunan ini. Disamping itu kebijhakan-kebijakan
pemerintah seperti menaikan tarif listrik, tarif PBB yang bisa berpengaruh
besar pada penetapan harga sewa ini.
4.3 Solusi untuk Mengatasi Masalah dalam Penetapan Harga Sewa
Bangunan di PT.INTI
1. Faktor internal
Dari tahun ketahun hasil penerimaan sewa ruangan ini meningkat atau
diatas perkiraan perusahaan. Dengan tingginya pendapatan tersebut
sebaiknya PT.INTI menginvestasikan hasil keuntungan tersebut untuk
memperbaiki ruangan yang ada sehingga apa yang diinginkan oleh
konsumen dapat terpenuhi. PT. INTI dalam meningkatkan kualitas
ruangan yang disewakan ini tidak perlu dengan langkah mengubah
kontruksi bangunan. Dengan cara memberikan fasilitas tambahan
seperti pemasangan AC baru khusus ruangan, menambahkan fasilitas
perlengkapan ruangan seperti meja, kursi, dan lemari dalam ruangan,
tersedianya fasilitas toilet dalam ruangan, tersedianya ruangan untuk
menerima tamu, adanya fasilitas internet yang dapat dihubungkan ke
dalam ruangan, disamping itu juga perusahaan bisa menyediakan
ruangan yang menarik seperti tembok berupa wallpaper, lantai
berkarpet, dan tersedianya kursi untuk direksi.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
55
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal mungkin sulit untuk diubah oleh perusahaan. PT.
INTI harus selalu mengupdate informasi-informasi terbaru seperti kebijakan
pemerintah seperti dalam menaikan tarif listrik atau tarif PBB. PT. INTI
menghadapi masalah eksternal lainnya dengan membuat strategi-strategi
yang baru yang bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Diantaranya
pada kondisi perekonomian yang belum stabil PT.INTI bisa meningkatkan
kualitas baik dari segi pelayanan ataupun bauran pemasaran yang lainnya
sehingga
bisa
lebih
bersaing
dengan
memperlihatkan
keunggulan-
keunggulan yang terbaik di pasaran.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
pembahasan
yang
dipaparkan
oleh
penulis
sebelumnya mengenai strategi penetapan harga yang dilaksanakan pada
PT.INTI dikaitkan dengan dukungan dari teori-teori yang ada serta data-data dari
perusahaan baik berupa data tertulis maupun hasil wawancara pada saat kerja
praktek maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan PT. INTI Ketika Menetapkan Harga
A. Faktor internal
a. Tujuan – tujuan pemasaran
•
Kelangsungan hidup
•
Maksimalisasi laba
•
Kepemimpinan pangsa pasar
•
Kepemimpinan kualitas produk
b. Strategi bauran pemasaran
Bauran pemasaran seperti produk(bangunan) dimana PT. INTI
hanya hanya memberikan fasilitas-fasilitas pada umumnya yang bisa
mendukung kegiatan penyewa. Sedangkan untuk promosi PT. INTI
melakukan promosi melalui media massa dan membagikan brosur
pada perusahaan-perusahaan. Untuk place dimana lokasi bangunan
sangat strategis dan tersedianya fasilitas public. Strategi untuk harga
menggunakan strategi penetapan bauran produk dan penetapan
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
57
harga tersegmen. Pada tambahan 3P lainnya pertama untuk personel
dimana menggunakan karyawan yang terlatih,kedua untuk proses
dilakukan mulai dari pembahasan tentang ruangan di ruang tamu,
pengecekan ruangan hingga pembayaran. Dan yang terakhir Physical
Evidence (bukti fisik) dimana adanya surat perjanjian kontrak sewa
menyewa.
c. Biaya
Biaya pemeliharaan, biaya perawatan,biaya fasilitas dan biaya
keamanan mejadi penentu penetapan harga sewa gedung.
d. Pertimbangan-pertimbangan organisasional
Dewan direksi, manajer keuangan dan manajer asset
merupakan bagian dalam organisasi yang berpengaruh dalam
penetapan harga sewa.
B. Faktor Eksternal
a. Pasar dan Permintaan
Ø
Penetapan harga pada jenis pasar yang berbeda-beda
Ø
Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai
Ø
Menganalisis hubungan harga dengan permintaan
Ø
Elastisitas permintaan terhadap harga
b. Biaya, Harga, dan Tawaran pesaing
Banyaknya pesaing dengan menawarkan harga yang berbeda
serta
menonjolkan
keunggulan
yang berbeda
menjadi bahan
pertimbangan PT. INTI dalam menetapkan harga.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
58
c. Faktor – Faktor Eksternal lainnya
Kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi merupakan faktor
yang paling dominan yang berpengaruh pada penetapan harga.
2. Pendekatan Umum Penetapan Harga yang Dipilih oleh PT.INTI
PT.
INTI
menggunakan
pendekatan
umum
penetapan
harga
berdasarkan biaya yaitu penetapan harga biaya-plus. Pendekatan seperti ini
umum dilakukan oleh setiap perusahaan. PT. INTI menghitung semua biaya
dan menentukan markup yang diinginkannya.
3. Strategi – Strategi Penetapan Harga pada PT.INTI
PT. INTI menggunakan dua strategi penetapan harga yaitu strategi
penetapan harga bauran produk dan strategi penyesuaian harga. Kedua
strategi tersebut digunakan perusahaan dan diterapkan pada masing-masing
produk dimana untuk gudang dan ruangan kantor menggunakan strategi
penetapan harga bauran produk dan untuk aula menggunakan strategi
penyesuaian harga.
5.2 Saran
PT.INTI sudah
menjalankan bisnis
sewa-menyewa baik
ruangan
kantor,gudang dan aula ini sudah hampir tiga tahun dan dari tahun ke tahun
pendapatan dari sewa ini meningkat. Akan tetapi dengan peningkatan
pendapatan ini tidak diiringi dengan peningkatan kualitas produk. Dalam hal ini
penulis memberikan saran sebagai berikut:
2. Sebaiknya PT. INTI meningkatkan kualitas produknya(ruangan perkantoran).
Dalam meningkatkan kualitas tersebut maka PT.INTI harus menyediakan
ruangan yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan konsumen. Dalam
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
BAB I PENDAHULUAN
59
meningkatkan kualitas ruangan ini tidak perlu merubah kontruksi dari
bangunan akan tetapi PT.INTI harus bisa memyediakan fasilitas yang
menarik yang dibutuhkan konsumen saat ini pada sebuah ruangan seperti
tersedianya meja dan kursi yang sesuai dengan permintaan, tersedianya
fasilitas toilet dalam ruangan, tersedianya ruangan untuk menerima tamu,
adanya fasilitas internet yang dapat dihubungkan ke dalam ruangan,
disamping itu juga perusahaan bisa menyediakan ruangan yang menarik
seperti tembok berupa wallpaper, lantai berkarpet, dan tersedianya kursi
untuk direksi.
3. Perusahaan
harus
melakukan
kembali
riset
pasar
dimana
dengan
mengetahui bagaimana kondisi pasar sekarang, bagaimana perilaku
konsumen sekarang, bagaimana gaya hidup konsumen zaman sekarang dan
bagaimana tingkat pendapatan konsumen. Sehingga dengan adanya
informasi terbaru mengenai hal tersebut dapat membantu dalam penetapan
harga.
4. Untuk faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah dalam menaikan harga
listrik atau tarif PBB tidak dapat diubah oleh perusahaan akan tetapi
perusahaan
harus
mengupdate
berbagai
informasi
terbaru
atau
perkembangan informasi mengenai hal tersebut.
Angga Supriatna 04.05.029
Universitas Widyatama
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Download