Jurnal Kesehatan Kartika 53

advertisement
HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN OBESITAS USIA DINI PADA ANAK USIA SEKOLAH
DASAR DI SDS KARTIKA SILIWANGI 5 CIMAHI
Setiawati dan Elga C
Stikes Jenderal A. Yani Cimahi
ABSTRAK
Anak adalah individu yang memerlukan bantuan orang dewasa untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan
oleh perbedaan gizi, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Kebutuhan nutrisi
anak usia sekolah adalah 85kkal/kgBB.Maraknya makanan siap saji mampu mempengaruhi perubahan
perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anak-anak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk
sampai akhirnya menderita kegemukan (obesitas). Obesitas, jika tidak teratasi akan berlanjut sampai
remaja dan dewasa dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak
usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. Metode yang digunakan deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 1-5, dengan sampel sebanyak
32 orang siswa yang mengalami obesitas.Teknik pengambilan sampel mengunakan Total Sampling dan
dianalisis dengan univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa siswa yang mengalami
obesitas dalam kategori sedang sebanyak (59,4%), dan siswa yang mendapat asupan nutrisi dalam
kategori baik sebanyak (65,6%),
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan
obesitas (p=0,222) pada tingkat kemaknaan α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar
orang tua dapat memberi penanganan khusus untuk mengurangi serta mencegah kenaikan berat badan
anak dengan memantau, memperhatikan pola makan anak dan meningkatkan aktifitas fisik seperti
olahraga pada anak.
Kata kunci
: Asupan Nutrisi, Obesitas
A. PENDAHULUAN
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan merupakan
harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan
bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. (Supartini, 2004).
Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh
kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu.Tahapan tumbuh kembang yang paling
memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005).
Karakteristik anak usia sekolah dilihat dari segi pertumbuhan fisik atau jasmani dapat
dijelaskan dalam berbagai karakter yaitu, perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda
satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi
yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan
perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan
Jurnal Kesehatan Kartika
53
orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. (Pakde Sofa, 2008, karakteristik anak usia
SD, ¶ 1, http://massofa.wordpress.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009).
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah
dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan
berdasar usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 9-12 bulan, usia toddler atau pra sekolah, usia
sekolah dan usia remaja (Hidayat, 2005).
Pada usia sekolah kebiasaan makan pada anak tergantung pada kehidupan sosial di sekolah,
kadang-kadang anak malas makan di rumah karana kondisi yang tidak disukai, pada usia ini
kemampuan anak makan dengan menggunakan sendok, piring dan garpu sudah baik. Pada usia
sekolah tata cara dalam makan seperti makan dengan duduk, mencuci tangan sebelum makan, tidak
mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan
tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan akibat stress atau
sakit sehingga perlu pemantauan (Hidayat, 2005).
Di lain sisi fenomena yang berkembang akhir-akhir ini, orang tua bersaing untuk
mencerdaskan anaknya dengan berusaha mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi serta
menjaga kesehatan tubuh anaknya. Akibatnya para orang tua menjadi panik dengan berlombalomba mempertinggi kualitas anaknya dengan memberikan bermacam jenis makanan dan berbagai
produk suplemen yang ditawarkan (Gsianturi, 2003,nutrisi untuk tumbuh kembang anak, ¶ 4,
http://www.gizi.net.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009).
Maraknya makanan siap saji, gaya hidup sedentari (kurang aktifitas) dan meningkatnya media
komunikasi tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga sampai di kota-kota kecil di seluruh daerah di
Indonesia, mampu mempengaruhi perubahan perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anakanak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk sampai akhirnya menderita kegemukan
(obesitas). Keadaan ini akan menjadi semakin parah bila orang tua menganggap bahwa anak
dengan obesitas itu sehat dan lucu. Padahal, dalam kenyataannya obesitas bukan merupakan
sesuatu hal yang membanggakan.Obesitas pada masa anak-anak dan remaja berdampak secara
signifikan terhadap kesehatan fisik maupun psikologis anak dimasa sekarang maupun di masa
mendatang. Untuk mencegah komplikasi medis dan psikologis dari obesitas, maka penanganan
harus dilakukan sedini mungkin (2009, obesitas pada anak, ¶ 1, http://klinikhuda.blogspot.com,
diperoleh tanggal 19 maret 2009).
Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan
masalah anak yang kekurangan gizi. Namun, kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah
obesitas pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian
hari. Saat ini, data tentang obesitas di Indonesia belum bisa menggambarkan prevalensi obesitas
seluruh penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang tinggal di ibukota propinsi
seluruh Indonesia cukup untuk menjadi perhatian kita. (Depkes, 2003, beban ganda masalah gizi
dan implikasinya terhadap kebijakan pembangunan kesehatan nasional, ¶ 22,
http://www.gizi.net.com, diperoleh tanggal 07 november 2008 )
Jurnal Kesehatan Kartika
54
Beberapa hasil penelitian yang dilansir dari berbagai sumber menyebutkan bahwa kejadian
obesitas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hadi (1997) menunjukkan angka
obesitas pada anak SD di Yogyakarta mencapai 9,5%. Sedangkan penelitian yang baru-baru ini
dilakukan oleh Meilany (2002) di tiga sekolah dasar swasta di Jakarta Timur menunjukkan angka
kejadian obesitas sebesar 27,5%.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 24 maret – 31 maret 2009
di SD swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi melalui teknik observasi dan penimbangan berat badan di
kelas berdasarkan rumus (7n – 5):2 (Arisman, 2004) didapatkan:
Tabel 1 Angka Obesitas di SD Swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi
No.
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Obsesitas
1
1
43
6
2
2
46
6
3
3
57
4
4
4
42
8
5
5
41
8
JUMLAH
32
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 orang tua anak dengan obesitas yang dipilih
perwakilan dari masing-masing kelas (Kelas 1 – 5) di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, 6 orang tua
mengatakan anaknya makan dengan teratur yaitu pagi, siang dan sore/malam. Selain itu, anaknya
biasa mengkonsumsi makanan tambahan lain selain makanan pokok, diantaranya: Fast Food (Pizza,
Spageti, Produk Mc Donald, chiken nugget, dll), mie instan, mie ayam, mie baso serta kudapan
ringan lainnya. Konsumsi makanan Fast Food juga biasanya dilakukan 2 – 4 kali dalam sebulan. 5
anak diantaranya juga biasa membawa bekal tambahan seperti susu, sereal, biscuit kecil, dll
disamping uang jajan. Sedangkan berdasarkan aktifitas fisik, 6 orang tua mengatakan anak-anaknya
jarang diam dirumah dan lebih banyak bermain bersama teman-teman di sekitar rumahnya sepulang
sekolah dan melakukan aktifitas tambahan seperti les dan mengaji.
Dari latar belakang tersebut diatas, melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian
tentang ”Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini pada Anak Usia Sekolah Dasar di
SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi”.
B.
METODE PENELITIAN
1. Rancangan penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menelaah hubungan antara dua variabel
pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat yaitu untuk mengetahui hubungan Asupan Nutrisi terhadap
Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana variabel-variabel yang
termasuk faktor resiko dan variable-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2005).
Jurnal Kesehatan Kartika
55
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah orang tua dan anak. Anak dalam penelitian ini adalah siswa SD Swasta
Kartika Siliwangi 5 Cimahi kelas 1 – 5 yang obesitas. Sedangkan orang tua dalam penelitian ini
adalah orang tua dari siswa kelas 1 – 5 SD Kartika Siliwangi 5 yang memiliki anak dengan
obesitas. Pengambilan populasi dalam penelitian ini tidak menyertakan siswa kelas 6 karena
tengah menghadapi Ujian Nasional. Sehingga jumlah populasi dalam sampel ini adalah 32 siswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa SDS Kartika Siliwangi 5 beserta orang tua yang sudah dipilih. Siswa
dan yang dipilih adalah siswa dan siswi dengan obesitas yang sudah dipilih berdasarkan hasil
observasi. Sedangkan orang tua yang dipilih adalah orang tua sari siswa dan siswi yang
mengalami obesitas.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Total Sampling.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, didapatkan jumlah total sampel siswa dengan obesitas
adalah 46 siswa. Namun dalam penelitian ini, penulis tidak menyertakan siswa kelas 6 karena
tengah mengikuti Ujian Nasional sehingga didapatkan jumlah siswa dengan obesitas adalah
sebanyak 32 siswa dari kelas 1 – 5. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 32 siswa.
C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi obesitas usia dini dan
mengetahui asupan nutrisi pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi
dalam artian meneliti dua variabel.
a. Klasifikasi Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah
Pengukuran klasifikasi obesitas dilakukan dengan teknik observasi pada anak dengan
menggunakan timbangan badan dacin. Hasil penelitian dikategorikan berdasarkan klasifikasi
ringan, sedang dan berat. Dengan hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah
Dasar Di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi
Obesitas
Frekuensi
Persentase
Ringan
12
37,5%
Sedang
19
59,4%
Berat
1
3,1%
Total
32
100%
Dari hasil penelitian Bedasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar siswa di
SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi mengalami obesitas sedang dengan jumlah 19 siswa
(59,4%). Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori Perry&Potter, (2005) yang mengatakan
bahwa laju pertumbuhan berbeda pada setiap anak dan waktu yang berbeda. Rata-rata
Jurnal Kesehatan Kartika
56
tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan yang lebih bervariasi, meningkat 2 3,5 kg pertahun. Banyak anak yang berat badannya dua kali lipat selama tahun pertengahan
masa kanak-kanak.
Obesitas yang dialami siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi tentunya
disebabkan karena setiap anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda
dimana anak yang satu dapat mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dari anak lainnya,
begitupun sebaliknya.Seorang anak dapat dikatakan mengalami obesitas jika berat badan
mereka >120% dari berat badan normalnya.
Tingkat obesitas yang dialami siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi
sebagian besar adalah obesitas sedang.Obesitas memiliki tiga tingkatan, yakni ringan,
sedang dan berat. Anak yang mengalami obesitas ringan apabila berat badan mereka antara
120% - 40% diatas berat badan normal, dimana pada derajat ini orang tua harus lebih
mengawasi anak tentang dampak-dampak yang akan muncul akibat obesitas. Obesitas
sedang dapat dialami anak jika berat badan mereka antara 141% - 199% diatas berat badan
normalnya, dimana pada derajat ini anak berisiko mudah terserang penyakit dan orangtua
harus mulai membatasai asupan makanan dan menganjurkan anak untuk melakukan aktifitas
yang lebih banyak untuk membakar kalori yang berlebih. Sedangkan obesitas berat jika berat
badan anak ≥200%, dimana pada derajat ini anak sangat beresiko mengalami gangguan
pernapasan, gagal jantung dan lain-lain jika obesitas tidak ditangani secara serius.
b. Asupan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah
Pengukuran asupan nutrisi dilakukan dengan menggunakan metode recall 24 jam,
dimana peneliti melakukan wawancara langsung pada responden tentang makanan yang
dikonsumsi responden selama kurun waktu 24 jam kebelakang. Masing-masing responden
diwawancara sebanyak 2 kali dengan waktu selang 1 minggu. Hasil observasi dikategorikan
berdasarkan asupan nutrisi baik, sedang dan kurang . Dengan hasil penelitian sebagai berikut
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Asupan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di SDS Kartika
Siliwangi 5 Cimahi
Asupan Nutrisi
Kurang
Sedang
Baik
Total
Frekuensi
1
10
21
32
Persentase
3,1%
31,3%
65,6%
100%
Dari tabel.3 didapatkan bahwa siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi,
sebagian besar mendapatkan asupan nutrisi baik dengan jumlah 21 siswa (65,5%).
Kegemukan atau obesitas pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara
asupan makanan dan tenaga yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga terjadi
penumpukan lemak di dalam tubuh. Risiko obesitas yang dialami anak-anak juga
disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri anak maupun terpicu
Jurnal Kesehatan Kartika
57
faktor lain di sekitarnya. Berbagai faktor penyebab obesitas pada anak, antara lain pola
makan anak, tingkat aktifitas fisik anak, faktor keluarga atau lingkungan, social, faktor
psikologis anak, faktor genetik, dan faktor lainnya (Damayanti, 2008).
Anak menjadi gemuk umumnya karena porsi makanan yang dimakan melebihi takaran
yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila anak-anak mengkonsumsi kalori dalam jumlah yang
cukup untuk pertumbuhan dan metabolisme, serta aktifitas mereka sehari-hari, maka
penambahan berat badan akan seimbang. (Damayanti, 2008).
Siswa obesitas di SDS Kartika siliwangi 5 Cimahi pada umumnya sudah mendapatkan
asupan nutrisi yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyebutkan 21
orang (65,9%) mendapat asupan nutrisi yang baik. Hal itu disebabkan karena siswa sudah
memiliki kebiasaan makan makanan yang dapat dimakan dalam jumlah tanpa batas seperti
ikan, sebagan besar sayuran dan buah-buahan, dan susu rendah lemak serta siswa
mengkonsumsi makanan yang tidak boleh sering dimakan seperti makanan tinggi lemak,
kacang-kacangan, margarine, cokelat, permen dan makanan digoreng.
Selain itu pemberian asupan nutrisi yang baik dapat memberi dampak yang positif bagi
anak, dimana anak yang mendapat asupan nutrisi baik akan mengalami proses
pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang baik sesuai dengan usianya serta anak
menjadi tidak mudah sakit karena asupan nutrisi yang baik meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap penyakit.
Hal ini didukung oleh teori Hidayat (2005) yang mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi
merupakan kebuthan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembang pada anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat
kurang nutrisi dalam tubuh. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada anak diharapkan anak
dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan
kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Untuk mengetahui hubungan antara asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada
anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, dengan p-value >α = 0,05.
Tabel 4 Distribusi Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak
Usia Sekolah Dasar Di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi
Asupan Nutrisi
Kurang
Sedang
Baik
Total
Jurnal Kesehatan Kartika
Ringan
N
%
1
100
6
60
5
23,8
12
37,5
Obesitas
Sedang
N
%
0
0
4
40
15
12,5
19
59,4
Berat
N
%
0
0
0
0
1
3,1
1
3,1
Total
N
1
10
21
32
%
100
100
100
100
P
0,222
58
Dari tabel 3 didapatkan bahwa 1 responden yang mendapat asupan nutrisi kurang,
100% mengalami obesitas ringan. Dari 10 responden yang mendapat asupan nutrisi sedang,
ada sebanyak 6 responden (60%) yang obesitas ringan dan 4 responden (40%) yang
mengalami obesitas sedang. Dan dari 21 responden yang mendapat asupan nutrisi baik ada
sebanyak 15 responden (12,5%) yang mengalami obesitas sedang sedangkan sisanya
adalah obesitas ringan dan berat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
asupan nutrisi dengan obesitas. Hal ini terlihat dari hasil P-Value > 0,05. Dari hasil penelitian
didapatkan masih terdapat siswa obesitas yang mendapat asupan nutrisi yang kurang dan
sedang dari nilai angka kecukupan gizi.Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat menjadi
penyebab seseorang mengalami obesitas.
Misnadiarly (2007) dalam teorinya mengatakan bahwa orang yang gemuk tidak makan
lebih banyak dari pada orang kurus.Bahkan terkadang orang kurus menyatakan sudah
makan banyak tetapi tetap kurus. Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami obesitas salah satunya adanya gangguan regulasi di
pusat hipotalamus dimana pusat lapar terletak pada ventrolateral hipotalamus, sedangkan
pusat kenyang terletak pada ventromedial hipotalamus. Dari pusat lapar akan dikirim isyarat
ke korteks serebri. Dalam keadaan norma, isyarat ini akan dihambat oleh rangsangan yang
berasal dari pusat kenyang karena pengaruh distensi lambung, plasma glucose, dan insulin
atau oleh pengaruh substansi katekolamin. Apabila terjadi gangguan dalam rangsangan
hambatan ini, maka akan terjadi makan yang berlebihan. Selain gangguan regulasi di pusat
hipotalamus, terdapat faktor internal lain yaitu faktor endokrinopati (gangguan/kelainan pada
system endokrin) yang dapat menyebabkan obesitas walaupun jarang.
Menurut hasil penelitian, siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi masih ada
yang mendapat asupan nutrisi kurang dan sedang namun mengalami obesitas.Hal ini
menunjukkan bahwa obesitas tidak hanya disebabkan oleh faktor asupan nutrisi saja.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seorang anak mengalami obesitas salah satunya
adalah faktor genetik dimana seorang anak yang berasal dari keluarga yang rata-rata
anggota keluarganya mengalami obesitas, kemungkinan besar juga akan mengalami
obesitas. Faktor genetik ini juga menjadi salah satu pendukung kuat anak mengalami
obesitas.
Selain faktor genetik, masih terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang anak
mengalami obesitas. Tidak hanya faktor eksternal saja, akan tetapi faktor internal juga
mempengaruhi seorang anak mengalami obesitas. Faktor eksternal yang dapat
menyebabkan anak menjadi obesitas diantaranya adalah faktor aktifitas fisik, keluarga, dan
psikologis.
Seorang anak yang memiliki aktifitas fisik yang kurang seperti bermain diluar rumah
dan hanya menghabiskan waktunya dirumah untuk menonton televisi akan lebih berisiko
mengalami obesitas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya aktifitas fisik yang dilakukan
sehingga kalori yang berlebihan di dalam tubuh mereka tidak dapat dibakar sehingga
Jurnal Kesehatan Kartika
59
tumpukan kalori tersebut akan menjadi timbunan lemak didalam tubuh. Tidak hanya faktor
kurangnya aktifitas fisik saja.
Faktor keluarga juga menjadi salah satu penyebabnya, dimana orang tua saat ini lebih
sering menyiapkan makanan yang mudah dibuat bagi anaknya karena kesibukan bekerja
yang menuntut waktu orang tua untuk berada diluar rumah lebih banyak dibanding
menyiapkan makanan sehat dan bergizi seimbang bagi anaknya, dengan kata lain anakanak kini lebih sering mengkonsumsi makanan-makanan instan yang banyak mengandung
zat-zat yang tidak baik bagi tubuh.
Faktor lain yang menyebabkan anak mengalami obesitas adalah faktor psikologis.
Pada umumnya seseorang yang mengalami tekanan pada psikologisnya seperti stress akan
cenderung mudah lapar. tekanan psikologis itu tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja,
anak-anak pun dapat mengalaminya akibat rasa jenuh dengan lingkungan sekitarnya, stress
menghadapi ujian atau masalah dengan teman sebayanya.
Pada penelitian ini didukung oleh teori Damayanti (2008) yang mengatakan bahwa
obesitas pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara asupan makanan dan
tenaga yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga terjadi penumpukan lemak di
dalam tubuh. Resiko obesitas yang dialami anak-anak juga disebabkan oleh berbagai faktor,
baik yang berasal dari dalam diri anak maupun terpicu faktor lain di sekitarnya. Berbagai
faktor penyebab obesitas pada anak, antara lain pola makan anak, tingkat aktifitas fisik anak,
faktor keluarga atau lingkungan, social, faktor psikologis anak, faktor genetik, dan faktor
lainnya (Damayanti, 2008).
Selain faktor eksternal, terdapat pula faktor internal yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami obesitas salah satunya adanya gangguan regulasi di pusat
hipotalamus dimana pusat lapar terletak pada ventrolateral hipotalamus, sedangkan pusat
kenyang terletak pada ventromedial hipotalamus. Dari pusat lapar akan dikirim isyarat ke
korteks serebri. Dalam keadaan norma, isyarat ini akan dihambat oleh rangsangan yang
berasal dari pusat kenyang karena pengaruh distensi lambung, plasma glucose, dan insulin
atau oleh pengaruh substansi katekolamin. Apabila terjadi gangguan dalam rangsangan
hambatan ini, maka akan terjadi makan yang berlebihan. Selain gangguan regulasi di pusat
hipotalamus, terdapat faktor internal lain yaitu faktor endokrinopati (gangguan/kelainan pada
system endokrin) yang dapat menyebabkan obesitas walaupun jarang (Misnasiardly, 2007).
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara
asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor
yang dapat menyebabkan anak menjadi obesitas. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan anak menjadi obesitas diantaranya yaitu, faktor kurangnya aktifitas fisik, faktor
genetik, faktor social ekonomi dan keluarga, dan faktor psikologis.
Jurnal Kesehatan Kartika
60
D.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data serta pembahasan mengenai “Hubungan
Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di SDS Kartika
Siliwangi 5 Cimahi”, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Klasifikasi siswa obesitas di SDS Kartika Siiliwangi 5 Cimahi sebanyak 19 orang (59,4%)
dalam kategori sedang.
b. Asupan nutrisi siswa obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi sebanyak 21 orang
(65,6%) dalam kategori baik
c. Dari uji statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan
obesitas usia dini pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi dengan
P-value 0,222 > α 0,05.
2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
a. Bagi pihak sekolah SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi
Perlu diadakannya penyuluhan tentang obesitas oleh pihak sekolah pada para siswa di
sekolahnya terutama yang mengalami obesitas dengan bekerja sama dengan lembaga
kesehatan yang berada di kota Cimahi.
b. Bagi Orang Tua Siswa SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi.
Perlu adanya penanganan khusus untuk mengurangi berat badan anak menjadi ideal serta
mencegah kenaikan tingkat obesitas anak menjadi kategori obesitas berat, sehingga
disarankan bagi orang tua siswa yang mengalami obesitas di SDS Kartika Siliwangi 5
Cimahi untuk :
1) Terus memantau dan menjaga berat badan anak supaya tetap dalam kondisi ideal
anak serta mengatur berat badan anak dengan diet.
2) Memperhatikan dan mengatur pola makan yang sehat dan seimbang bagi anak.
3) Meningkatkan aktifitas fisik seperti berolah raga yang berguna untuk membakar kalori
berlebih pada anak.
Jurnal Kesehatan Kartika
61
DAFTAR PUSTAKA
Anonim .(2009). Obesitas Pada Anak.http://klinikhuda.blogspost.com.diperoleh tanggal 19 Maret 2009.
Anonim.(2008). Obesitas Pada Anak-Anak.http://beingmom.org. diperoleh tanggal 07 November 2008.
Anonim.(2005). Persentase Obesitas Dini Pada Anak Di Indonesia.http://www.lampungpost.com.
diperoleh tanggal 07 November 2009.
_________(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arisman, M.B. (2004). Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Damayanti, A.D. (2008). Cara Pintar Mengatasi Kegemukan Anak. Yogyakarta: Curvaksara.
Danastri.(2008). Nutrisi Berpengaruh Pada Kesehatan.http://www.kedaulatanrakyat.com. diperoleh
tanggal 25 Maret 2009.
Gsianturi.(2003). Nutrisi Untuk Tumbuh Kembang Anak.http://www.gizi.net.com. diperoleh tanggal 19
Maret.
Judarwanto, W. (2009).Perilaku Makan Anak Sekolah. http://www.gizi.net. diperoleh tanggal 07 April 2009.
Kusuma, H. (2007). Bolehkan Fast Food Buat Si Kecil.http://www.infobunda.com. diperoleh tanggal 07
November 2008.
Meilany.(2002). Nutrisi Berpengaruh Pada Kesehatan.http://www.kedaulatanrakyat.com. diperoleh tanggal
25 Maret 2009.
Misnadiarly.(2007). Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Putaka Obor Pupuler.
Sofa, P. (2008).Karakteristik Anak Usia SD. http://massofa.wordpress.com. diperoleh tanggal 19 Maret
2009.
Supariasa, dkk.(2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Jurnal Kesehatan Kartika
62
Download