PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN KURS RUPIAH SERTA INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM (Suatu Studi Kasus Pada PT. INDOSAT, Tbk) Dian Putra Perdana Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRACT This study tried to look at various factors that affect stock prices. The factors that influence was represented by the Interest Rates (Bank Indonesia Certificate), Exchange Rate of Rupiah against the U.S. Dollar, and Inflation. The company's stock price which is used as the sample is PT. Indosat, Tbk. Indosat, Tbk. So that it can be seen how much relationships Interest Rates, Exchange Rate of Rupiah against the U.S. Dollar, and Inflation for the company's stock price. This study uses secondary data. Data obtained through the site www.idx.co.id and www.bi.go.id In the test data, statistical analysis using SPSS version 13.0. Research methods used are multiple linear regression analysis, Test T and Test F. Dependent variable (dependent variable) from this study is the stock price of PT. Indosat, Tbk, while the independent variables (independent variables) is SBI rate, exchange rate of rupiah against the U.S. dollar, and inflation. From the results of research, based on the results of Multiple Linear Regression testing, all independent variables have a negative effect for the dependent variable. Based on the test-T is known that the SBI interest rate variables have a significant impact on stock price of PT. Indosat, Tbk, while the rupiah exchange rate variable to the U.S. dollar and inflation do not have a significant impact on stock price of PT. Indosat, Tbk . Based on the coefficient of multiple determination test (R 2), that all independent variables could explain the variation of the dependent variable. Based on the test-F is known that the three independent variables had a significant impact on stock price of PT. Indosat, Tbk, a third means of independent variables are significant explanatory factors for the dependent variable. Keywords :. : Interest Rates, Exchange Rate of Rupiah, Inflation, Stock Price dana masyarakat. Sebagai suatu instru ment ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, seperti pengaruh lingkungan ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro 1. Pendahuluan Pasar modal mempunyai pera nan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi 1 seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman lapo ran keuangan atau dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain itu, perubahan lingkungan ekonomi yang ter jadi seperti perubahan suku bunga tabu ngan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal. Meningkatnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berdam pak pada peningkatan bunga deposito yang pada akhirnya mengakibatkan tingginya tingkat bunga kredit, sehingga investasi dalam perekonomian menjadi menurun. Investasi domestik yang menu run mengakibatkan meningkatnya keter gantungan usaha domestik pada investor luar negeri yang berarti bahwa terjadi peningkatan aliran arus dollar AS ke dalam negeri. Meningkatnya inflasi secara relatif adalah signal negatif bagi para investor, inflasi yang tinggi menye babkan menurunnya profitabilitas suatu perusahaan sehingga akan menurunkan pembagian deviden dan daya beli masya rakat juga menurun. Suku bunga dan inflasi yang tinggi mempunyai hubu ngan yang negatif bagi pasar modal. Dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) terhadap harga saham PT Indosat, Tbk ? 2. Bagaimana pengaruh kurs rupiah terhadap dollar AS (Amerika Serikat) terhadap harga saham PT Indosat, Tbk ? 3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap harga saham PT Indosat, Tbk? 4. Bagaimana pengaruh suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi terhadap harga saham PT Indosat, Tbk (secara bersamaan atau keseluruhan) ? 2. Tinjuan Pustaka 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. ( Anoraga dan Pakarti, 2006:7 ) Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjual belikan adalah dana-dana jangka pan jang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. ( Widoatmodjo , 2000:15 ) Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang atau pun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. ( Husnan dan Pudjiastuti, 2004:1 ) Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang teror ganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lemba ga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar ( tempat berupa gedung) yang disiapkan guna memper dagangkan saham-saham, obligasi-obli gasi, dan jenis surat berharga lainnya de ngan memakai jasa perantara pedagng efek. ( Sunariyah, 2004:1 ) 2.2 Saham Saham terdiri dari saham preferen ( preferred stock ) dan saham biasa (common stock). Saham preferen merupakan gabungan ( hybrid ) antara obligasi dan saham biasa. Artinya, disamping memiliki karakteristik obli gasi misalnya, saham preferen membe 2 rikan hasil yang tetap, seperti bunga obligasi. Meskipun tidak sepopuler saham biasa, namun saham preferen kini cukup berkembang. Tetapi dalam penyu sunan skripsi ini penulis hanya memba has mengenai saham biasa ( common stock ). Saham biasa atau common stock atau sering disebut saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. ( Sulistyastuti, 2002:43 ) Saham ( share ) merupakan suatu bentuk penanaman modal pada suatu entitas (badan usaha) yang dilaku kan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan tersebut. ( Sunariyah, 2004:6 ) Saham ( stock atau share ) dapat didefinisikan sebagai tanda penyer taan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau per seroan terbatas. Saham berwujud selem bar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik peru sahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. ( Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 6 ) Saham atau stock atau inventory atau share merupakan salah satu alternatif instrumen investasi keu angan yang diperdagangkan di pasar modal (capital market) atau bursa efek ( stock exchange ). ( Khalwaty, 2000:256 ) namkan dananya di bank daripada meng investasikannya pada sektor produksi atau industri yang resikonya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan mena namkan uang di bank terutama dalam bentuk deposito. Suku bunga yang tinggi menyedot jumlah uang yang beredar di masyarakat. Namun di sisi lain, tingginya suku bunga akan mening katkan nilai uang selain menyebabkan besarnya opportunity cost pada sektor industri atau sektor rill. Sertifikat merupakan suatu surat keterangan atau pernyataan tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti suatu kejadian. Sertifikat yang dikeluar kan oleh Bank Indonesia ( BI ) dikenal dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Setifikat Bank Indonesia ( SBI ) adalah surat berharga yang dikeluarkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek ( 1-3 bulan ) dengan sistem diskonto bunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar ber dasarkan sistem lelang. 2.4 Kurs Kurs adalah perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. ( Sukirno, 2004:397 ) Menurut Abimayu ( 2004 ) nilai tukar ( exchange rate ) atau kurs 2.3 Suku Bunga Suku bunga menurut Khalwaty ( 2000:145 ) merupakan instrumen kon vensional untuk mengendalikan atau menekan laju pertumbuhan tingkat inflasi. Suku bunga yang tinggi akan mendorong orang-orang untuk mena 3 adalah harga relatif mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Masalah nilai tukar muncul manakala suatu negara melakukan pertukaran dengan negara lain, dimana masing-masing negara menggunakan mata uang yang berbeda. Jadi nilai tukar adalah merupakan harga yang harus dibayar oleh mata uang suatu negara untuk memperoleh mata uang negara lain, harga yang harus dibayar itu disebut kurs. Dari sudut pandang pasar modal maka penurunan nilai mata uang suatu negara akan menjadi return investasi pada negara tersebut juga menurun bila diukur dengan mata uang negara lain. 2.6 Kajian Penelitian Sejenis Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Eliyah (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh suku bunga SBI dan kurs rupiah terhadap dollar AS serta inflasi terhadap harga saham PT. Indosat, Tbk. Dalam penelitian tersebut sampel yang digunakan sebanyak 36, dimana perode yang digunakan adalah dari tahun 2002-2005. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa variabel suku bunga BSI, kurs rupiah dan inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham PT. Indosat, Tbk. 2.5 Inflasi Inflasi merupakan kecenderu ngan harga-harga barang dan jasa ter masuk faktor-faktor produksi, diukur de ngan satuan mata uang, yang semakin menaik secara umum dan terus menerus. ( Na’im, 1995:1 ) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus. ( Nopirin, 2000:25 ) Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan hargaharga secara tajam ( absolute ) yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama dengan ke naikan harga-harga tersebut, nilai uang turun secara tajam pula sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut. ( Khalwaty, 2000:6 ) Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. ( Rahardja dan Manurung, 2004:155 ). Dari definisi ini, ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu kenaikan harga, bersifat umum dan berlangsung terus-menerus. 3. Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Indonesian Satellite Corporation ( Indosat ), Tbk. 3.2 Variabel yang Digunakan Variabel yang digunakan terdiri dari variabel bebas (suku bunga SBI, Kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi periode januari 2006 hingga desember 2008 ) dan variabel tidak bebas ( harga saham PT. Indosat, Tbk periode januari 2006 hingga desember 2008 ) 3.3 Jenis Data Pengumpulan data dan informasi dalam penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu pengumpulan data sekun der mengenai laporan suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, inflasi dan harga saham PT. Indosat, Tbk. 4 dalam penelitian. Nilai rata-rata ( mean ) merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel yang teliti. Standar deviasi meru pakan sebaran data yang digunakan dalam penelitian yang mencerminkan data itu heterogen atau homogen yang sifatnya fluktuatif. Analisis statistik deskriptif semua variabel tersebut diatas disajikan secara bersamaan pada tabel diberikut ini : 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Statistik Deskriptive Dalam analisis deskriptif ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhi tungan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata ( mean ) dan standar devi asi dari Harga Saham PT. Indosat, Tbk, Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan Inflasi. Nilai minimum merupakan nilai terendah untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel Descriptive Statistics N HARGA SAHAM SUKU BUNGA SBI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AS INFLASI Valid N (listwise) 36 36 Minimum 8.3605 .0793 Maximum 9.0711 .1275 Mean 8.715017 .098722 Std. Deviation .1813236 .0172041 36 9.0797 9.4052 9.141497 .0633993 36 36 .0527 .1792 .100128 .0396230 Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 ( lihat lampiran ) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat empat variabel penelitian ( harga saham, suku bunga SBI, Kurs Rupiah, dan Inflasi ) yang digunakan dalam penelitian. Jumlah N yaitu jumlah seluruh data sampel yang diteliti. Pada tabel 4.1 diatas, dari hasil pengujian statistik deskriptif diketahui bahwa variabel Harga Saham memiliki nilai terendah ( minimum ) sebesar 8,3605 dan nilai terbesar ( maximum ) sebesar 9,0711. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 8,715017 dan simpangan baku ( standar deviasi ) sebesar 0,1813236 Pada variabel Suku Bunga SBI memiliki nilai terendah ( minimum ) se besar 0,0793 dan nilai terbesar ( maksi mum ) sebesar 0,1275. Sedangkan untuk nilai rata-rata ( mean ) sebesar 0,098722 dan nilai simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0,017041. Pada variabel Kurs Rupiah terhadap Dollar AS memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 9,0797 dan nilai terbesar ( maksimum ) sebesar 9,4052. Sedangkan untuk nilai rata-rata ( mean ) sebesar 9,141497 dan nilai simpangan baku ( standar deviasi ) sebesar 0,0633993. Pada variabel Inflasi memiliki nilai terendah ( minimum ) sebesar 0,0527 dan nilai terbesar ( maksimum ) sebesar 0,1792. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 0,100128 dan 5 nilai simpangan baku ( standar deviasi ) Persamaan hipotesis untuk uji sebesar 0,0396230. normalitas adalah sebagai berikut : Ho : Data berdistribusi normal 4.2 Analisis Pengujian Normalitas Ha : Data berdistribusi tidak normal Data Uji normalitas data bertujuan Dasar pengambilan keputusan untuk menguji apakah dalam model berdasarkan nilai probabilitas yaitu : regresi, variabel terikat dan variabel Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diteri bebas keduanya mempunyai distribusi ma, artinya data berdistribusi normal. normal atau tidak ( Ghozali, 2001 ). Uji Jika probabilitas < 0,05, maka Ho normalitas data dalam penelitian ini ditolak, artinya data berdistribusi tidak menggunakan Kolmogrov-Smirnov Test normal. untuk masing-masing variabel. Untuk uji Hasil pengujian normalitas Kolmogrov-Simrnov Test akan dilihat data dengan Kolmogrov-Smirnov Test dari probabilitasnya. dapat dilihat pada tabel berikut : Variabel Sig. Kesimpulan Harga Saham 0.988 Ho diterima ( Data berdistribusi Normal ) Suku Bunga SBI 0.298 Ho diterima ( Data berdistribusi Normal ) Kurs Rupiah 0.000 Ho diterima ( Data berdistribusi Normal ) Inflasi 0.067 Ho diterima ( Data berdistribusi Normal ) Sumber : Data diolah dengan SPSS 13.0 (lihat lampiran) Uji asumsi klasik ini meliputi Pada tabel 4.2 diatas, diketahui uji multikolinearitas, uji heteroskedas bahwa variabel Harga Saham, Suku tisitas, dan uji autokorelasi. Bunga SBI, dan Inflasi memiliki p-value yang lebih besar dari 0,05, masing4.3.1 Uji Multikolinearitas masing adalah sebesar 0,988 , 0,298 , Multikolinearitas menunjukkan 0,067. sedangkan variabel Kurs Rupiah bahwa antara variabel independen mempunyai p-value yang lebih kecil mempunyai hubungan langsung ( dari 0,05 yang berarti data berdistribusi korelasi ) yang sangat kuat. Multiko tidak normal. linearitas terjadi jika nilai Variance Walaupun dari hasil Inflation Factor ( VIF ) lebih besar dari pengujian statistik Kurs Rupiah berdistri 5. Model regresi yang baik seharusnya busi tidak normal tetapi Kurs Rupiah tidak terjadi korelasi di antara variabel dianggap normal. Hal ini didasari pada bebas. Central Limit Theorem yang berdasarkan Perumusan hipotesis untuk pada buku Levin dalam Statistiks for pengujian multikolinearitas adalah seba Management, yang menyatakan jika gai berikut : sampel ≥ 30 maka data dianggap Ho : Tidak ada multikolinearitas. berdistribusi normal. Ha : Ada multikolinearitas. Dasar pengambilan keputusan : Jika r > 5, maka Ho ditolak ( ada 4.3 Analisis Pengujian Asumsi multikolinearitas ). Klasik Jika r < 5, maka Ho diterima ( tidak ada multikolinearitas ). 6 Variabel Independen VIF Kesimpulan Suku Bunga SBI 3.204 Ho diterima ( Tidak ada Multikolinearitas ) Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS 1.027 Ho diterima ( Tidak ada Multikolinearitas ) Inflasi 3.171 Ho diterima ( Tidak ada Multikolinearitas ) Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 ( lihat lampiran ) uji Glejser yaitu meregresi masingBerdasarkan tabel 4.3 diketahui masing variabel bahwa seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF < 5, yaitu pada independen dengan absolute residual variabel suku bunga SBI sebesar 3,204, sebagai variabel dependen. Sebagai kurs rupiah terhadap dollar AS sebesar pengertian dasar, residual adalah selisih 1,027, dan inflasi sebesar 3,171. Maka antara nilai observasi dengan nilai kesimpulannya adalah Ho diterima, yang prediksi sedangkan absolute adalah nilai berarti model regresi tersebut terhindar mutlaknya. dari masalah multikolinearitas, yaitu Hipotesis yang digunakan tidak ditemukannya korelasi di antara dalam pengujian heteroskedastisitas suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap adalah sebagai berikut : dollar AS, dan inflasi. Ho : Tidak ada heteroskedastisitas. Ha : Ada heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan : 4.3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menun Jika signifikan < 0,05, maka Ho ditolak ( jukkan bahwa varians dari setiap error ada heteroskedastisitas ). bersifat heterogen yang berarti melang Jika signifikan > 0,05, maka Ho diterima gar asumsi klasik yang mensyaratkan ( tidak ada Heteroskedastisitas ). bahwa varians dari error harus bersifat Dari hasil pengolahan data, homogen. Pengujian dilakukan dengan diperoleh tabel pengujian heteroskedas tisitas sebagai berikut : Variabel Independen Sig. Kesimpulan Suku Bunga SBI 0.963 Ho diterima (Tidak ada Heteroskedastisitas) Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS 0.269 Ho diterima (Tidak ada Heteroskedastisitas) Inflasi 0.536 Ho diterima (Tidak ada Heteroskedastisitas) Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 (lihat lampiran) dan variabel inflasi memiliki nilai Dari hasil uji di atas pada tabel signifikan sebesar 0,536. dari hasil 4.4 diketahui bahwa variabel suku bunga ketiga variabel independen tersebut, SBI memiliki nilai signifikan 0,963, seluruh nilai signifikannya lebih besar variabel kurs rupiah terhadap dollar AS dari 0,05 maka Ho diterima, yang berarti memiliki nilai signifikan sebesar 0,269, tidak terdapat masalah heteroskedas tisitas dalam model regresi. Hal ini 7 menunjukkan bahwa varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain bersifat homogen. autokorelasi yaitu tidak ada korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Dengan demikian model regresi yang digunakan dapat diteruskan karena tidak melanggar uji asumsi klasik. 4.3.3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pe nyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara resi dual pada satu pengamatan dengan pe ngamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan Uji DurbinWatson (uji DW) dengan ketentuan sebagi berikut : 1. Angka D –W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D –W dari -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D –W di atas +2 berarti ada autokorelasi positif. Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 13.0, nilai Durbin Watson (DW) yang didapat adalah sebesar 0,700, yang berarti bahwa nilai DW tersebut terletak antara -2 sampai dengan +2, sehingga kesimpulan yang didapat untuk model ini adalah tidak ada 4.4 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui penga ruh antara variabel independent yaitu suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi terhadap variabel dependent yaitu harga saham PT. Indosat, Tbk.. ). Analisis ini untuk me ngetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel indepen den berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel indepen den mengalami kenaikan atau penurunan. Hasil pengujian statistik regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 13.0 disajikan dalam tabel sebagai berikut : Unstandardized Variabel Coefficients B Std. Error (Constant) 10.665 2.663 Suku Bunga SBI -8.146 1.885 Kurs Rupiah terhadap Dollar AS -.123 .290 Inflasi -.240 .814 Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 (lihat lampiran) bentuk persamaan regresi linier berganda Dalam tabel 4.5 dapat dilihat sebagai berikut : hubungan variabel suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi Y1 = 10,665 + (8,146)X1 + (0,123)X2 + (independent) terhadap variabel harga (0,240)X3 + ε saham (dependent). Sehingga didapat 8 Di mana : Y1 = Harga Saham PT. Indosat, Tbk. A = Konstanta. b = Koefisien Regresi. X1 = Suku bunga SBI. X2 = Kurs rupiah terhadap dollar AS. X3 = Inflasi. ε = Standard Error. besarnya variabel-variabel yang lain tidak berubah. Standard Error adalah 0,290 ( satuan yang digunakan adalah variabel dependen, atau dalam hal ini adalah harga saham ). Koefisien regresi inflasi pada pengujian tersebut sebesar -0,240 artinya inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan, dimana bila inflasi naik sebesar 1% maka harga saham perusahaan akan turun sebesar 0.240 dengan asumsi besarnya variabel-variabel yang lain tidak berubah. Standard Error adalah 0,814 ( satuan yang digunakan adalah variabel dependen, atau dalam hal ini adalah harga saham ). Dari hasil pengujian regresi linier berganda maka dapat diketahui bahwa konstanta adalah sebesar 10,665 artinya apabila terdapat variabel independen seperti suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi maka besarnya harga saham perusahaan adalah sebesar 10,665 dengan asumsi besarnya variabel-variabel yang lain tidak berubah. Standard Error adalah 2,663 ( satuan yang digunakan adalah variabel dependen, atau dalam hal ini adalah harga saham ). Koefisien regresi suku bunga SBI pada pengujian tersebut sebesar 8,146 artinya suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan, dimana bila suku bunga SBI naik sebesar 1% maka harga saham perusahaan akan turun sebesar 8,146 dengan asumsi besarnya variabelvariabel yang lain tidak berubah. Standard Error adalah 1,885 ( satuan yang digunakan adalah variabel dependen, atau dalam hal ini adalah harga saham ). Koefisien regresi kurs rupiah terhadap dollar AS pada pengujian tersebut sebesar -0,123 artinya kurs rupiah terhadap dollar AS memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan, dimana bila kurs rupiah terhadap dollar AS naik sebesar 1% maka harga saham perusahaan akan turun sebesar 0,123 dengan asumsi 4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Uji Koefisien Determinasi Berganda ( R2 ) Koefisien determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui sumbangan sebuah variabel atau lebih ( variabel bebas, x ) terhadap variasi (naik atau turunnya) variabel yang lain ( variabel tidak bebas, y ). nilai koefisien determinasi berarti antara 0 sampai 1 ( 0<KD<1 ). Nilai R² yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan varia bel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel tidak bebas sangat terbatas. Sedangkan R² yang mendekati 1 berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel tidak bebas. Karena dalam penelitian ini digu nakan lebih dari 2 variabel bebas maka digunakan Adjusted R² (R² yang disesuaikan) sebagai koefisien determi nasi dari kolom adjusted R square (R²) pada output SPSS diperoleh angka sebagai berikut : 9 Model Summaryb Model 1 R R Square .825a .680 Adjusted R Square .651 Std. Error of the Estimate .1071950 DurbinWatson .700 a. Predictors: (Constant), INFLASI, KURS, SUKU BUNGA b. Dependent Variable: SAHAM Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 (lihat lampiran) Dari hasil tabel 4.6 pengolahan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi Adjusted R2 = 0,651. Artinya seluruh variabel independent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dolar AS, dan inflasi ) mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen ( Harga Saham ) sebesar 65,1%. Sedangkan sisanya ( 100% - 65,1% = 34,9% ) mampu dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. 1. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : Jika p-value < 0,05, maka Ho ditolak Jika p-value > 0,05, maka Ho diterima 2. Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung : Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Jika t hitung < -t tabel, maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Jika t hitung > -t tabel, maka Ho diterima Diketahui bahwa nilai t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 sebesar ± 1,697. Dari hasil pengujian regresi linier berganda didapat hasil uji-t sebagai berikut : 4.5.2 Uji Parsial ( Uji T ) Uji-t dilakukan untuk me ngetahui hubungan dari masing-masing variabel independent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi ) terhadap variabel dependent ( Harga Saham ). Dasar pengambilan keputusan : Variabel Suku Bunga SBI Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS Inflasi t -4.332 -.424 -.295 Sig. 0.000 0.675 0.770 Kesimpulan Ho ditolak Ho diterima Ho diterima Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 (lihatlampiran) Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk. 1) Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham. Hipotesis 1 : 10 Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk. Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan pada tabel 4.7 bahwa suku bunga SBI menghasilkan p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 ( atau t-hitung sebesar -4,332 lebih kecil dari ttabel -1,697 ). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk. Hal tersebut disebabkan karena suku bunga merupakan instrumen konven sional untuk mengendalikan laju partum buhan tingkat inflasi, dimana inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu perusahaan, menu runnya probabilitas ini, akan meng akibatkan dampak yang signifikan ter hadap pendapatan deviden yang harus diterima oleh investor, yang gilirannya investasi pada saham di pasar modal menjadi kurang menarik. Pada akhirnya investor akan berpindah kejenis investasi lain, yang memberikan return yang lebih baik dalam hal ini bunga yang lebih tinggi, deposito misalnya. Meningkatnya suku bunga akan meningkatkan harga kapital sehingga memperbesar biaya perusahaan, sehingga terjadi perpin dahan investasi dari saham ke deposito. Suku bunga yang tinggi merupakan signal negatif bagi harga saham. Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan pada tabel 4.7 bahwa nilai kurs rupiah menghasilkan p-value sebesar 0,675 lebih besar dari 0,05 ( atau t-hitung sebesar -0,424 lebih besar dari ttabel -1,697 ). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs rupiah terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk. Hal ini dapat disebabkan karena dalam operasional perusahaan, kebutuhan akan pemakaian mata uang asing tidak begitu diperlukan, karena biasanya setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan menggunakan mata uang rupiah, sehingga variabel kurs rupiah pada dollar AS tersebut tidak berpe ngaruh terhadap harga saham. 3) Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham. Hipotesis 3 : Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Harga Saham. Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan pada tabel 4.7 bahwa inflasi menghasilkan p-value sebesar 0,770 lebih besar dari 0,05 ( atau thitung sebesar -0,295 lebih besar dari ttabel -1,697 ). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2006 hingga 2008 (periode dalam penelitian) inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan relatif kecil dan sedang ( data inflasi bisa dilihat pada lampiran ) sehingga tingkat inflasi yang tidak mempengaruhi harga saham. 2) Analisis Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Harga Saham. Hipotesis 2 : Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs Rupiah terhadap Harga Saham. Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs Rupiah terhadap Harga Saham. 11 1. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : Jika p-value > 0,05, maka Ho diterima Jika p-value < 0,05,maka Ho ditolak 2. Pengambilan keputusan berdasarkan F-hitung : Jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak Jika F-hitung < F-tabel maka Ho diterima Diketahui bahwa F-tabel dengan tingkat signifikan 0,05 adalah sebesar 3,32. 4.5.3 Uji Serentak ( Uji F ) Analisis Uji Serentak ( Uji-F ), digunakan untuk menguji apakah secara bersama-sama seluruh variabel indepen dent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terha dap dollar AS dan inflasi ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varia bel dependent ( Harga Saham ). Demikian pula sebaliknya secara ber sama-sama seluruh variabel independent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS dan inflasi ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent ( Harga Saham ). Dasar pengambilan keputusan : ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares .783 .368 1.151 df 3 32 35 Mean Square .261 .011 F 22.715 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), INFLASI, KURS, SUKU BUNGA b. Dependent Variable: SAHAM Sumber : data diolah dengan SPSS 13.0 ( lihat lampiran ) independent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi ) terhadap variabel dependent ( Harga Saham ). Dari pengujian regresi pada tabel 4.8 dengan melihat tabel anova, diketahui bahwa p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 ( atau F-hitung sebesar 22,715 lebih besar dari F-tabel = 3,32 ) maka Ho ditolak, yang berarti secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara seluruh variabel independent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi ) terhadap variabel dependent ( Harga Saham ). Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independent merupa Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS, dan Inflasi Terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk. Perumusan hipotesa : Ho : b1 = b2 = b3 = 0 Secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara seluruh variabel independent ( suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi ) terhadap variabel dependent ( Harga Saham ). Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara seluruh variabel 12 kan faktor penjelas yang nyata bagi variasi dalam variabel dependent. 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Dalam hasil penghitungan skripsi ini menggunakan metode regresi linear berganda, dimana pengertian regre si linear berganda adalah untuk merama lkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel krite rium, atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y). Sebelum melakukan perhitungan menggunakan re gresi linear berganda, terlebih dahulu menggunakan analisis statistik deskrip tive dan pengujian normalitas data, kemu dian pengujian asumsi klasik, dimana dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan software SPSS 13.0 seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dilihat dan ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Berdasarkan hasil analisis Uji Parsial ( Uji T ), variabel Suku Bunga SBI menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk.. Berdasarkan pengujian analisis regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa Suku Bunga SBI pada pengujian tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan. 2 Berdasarkan hasil analisis Uji Parsial ( Uji T ), variabel Kurs Rupiah terhadap Dollar AS menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs Rupiah 3 4 terhadap Dollar AS terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk.. Berdasarkan pengujian analisis regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa Kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada pengujian tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan. Berdasarkan hasil analisis Uji Parsial ( Uji T ), variabel Inflasi menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Harga Saham PT. Indosat, Tbk.. Berdasarkan pengujian analisis regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa Kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada pengujian tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan. Dari hasil pengolahan Uji Hipotesis, Koefisien Determinasi Berganda ( R2 ), diketahui bahwa seluruh variabel independent ( Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS, dan Inflasi ) mampu menjelaskan variasi dari variabel dependent ( Harga Saham ). Berdasarkan hasil analisis Uji Serentak (Uji F), pengolahan Regresi dengan melihat tabel Anova, diketahui bahwa secara bersamasama terdapat pengaruh yang signifikan antara seluruh variabel independent ( Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS, dan Inflasi ) terhadap variabel dependent ( Harga Saham ). Hal ini menun jukkan bahwa variabel-variabel independent merupakan faktor penjelas yang nyata bagi variasi dalam variabel dependent. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dihasilkan dalam penelitian ini, untuk tujuan perbaikan pada hasil yang akan datang, maka penulis memberikan 13 saran-saran yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Memperpanjang jangka waktu atau periode penelitian lebih dari tiga tahun agar sampel yang digunakan dapat menjadi lebih banyak. 2. Memperluas jangkauan sampel perusahaan agar tidak hanya terbatas pada perusahaan satu perusahaan, tetapi dapat mencakup lebih dari satu perusahaan. Na’im, Ainun, 1995, Akuntansi Inflasi, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta . Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Nugroho, Bhuono Agung, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, ANDI, Yogyakarta. Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, 2004, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Daftar Pustaka Abimanyu, Yoopi, 2004, Memahami Kurs Valuta Asing, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sukirno, Sadono, 2001, Makro Ekonomi Teori Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006, Pengantar Pasar Modal, Edisi revisi, Rineka Cipta, Jakarta. Sukirno, Sadono, 2004, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, 2006, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta. Suku Bunga SBI, http://www.bi.go.id/. Http://www.idx.co.id/ Sulistyastuti, Dyah Ratih, 2002, Saham dan Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Http://finance.yahoo.com/ Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2004, Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Tiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sunariyah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Empat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Inflasi, http://www.bi.go.id/. Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar, 2000, Pengantar Statistika, Edisi satu, Bumi Aksara, Jakarta Khalwaty, Tajul, 2000, Inflasi dan solusinya, Edisi pertama, PT. SUN, Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji, 2005, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kurs Rupiah, http://www.bi.go.id/. 14