BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu (analisis wacana kritis Sara Mills). Analisis wacana feminis menggunakan teori wacana Sara Mills dan representasi ketidakadilan gender menurut teori M. Fakih. Sara Mills melihat ketidakadilan gender melalui posisi subjek terhadap objek dan posisi pembaca terhadap penulis. Kemudian representasi ketidakadilan gender akan dimunculkan secara utuh melalui teori M. Fakih beserta klasifikasinya. Berikut pembahasan hasil penelitian selengkapnya. 9. Posisi Subjek Terhadap Objek Pada pengaruh posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Pertama, tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) terhadap pihak yang didefinisikan dan digambarkan kehadirannya oleh pihak lain. Pada sebagian besar cerpen, tokoh utama muncul sebagai subjek yang bercerita hadir sekaligus sebagai objek yang diceritakan. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (6)“Akan kita apakan calon bayi ini? Kita masih terlalu muda,” kata ayahnya. Saya akan menjaganya. (PSTO/A/01) 38 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan muda yang memiliki janin di luar pernikahan menceritakan sendiri apa yang dialami melalui sudut pandang penceritaan orang pertama (aku). Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh ayahnya atau ayah dari anak yang dikandung tokoh saya, posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan oleh tokoh ayahnya yang tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya. (7)Angka yang menyala di dinding elevator mengingatkan Nayla akan usia laki-laki yang diperkenalkan kedua orangtuanya. “Masih muda tapi sudah siap menikah. Dari keluarga baik-baik dan terhormat pula,” begitu kata mereka. (PSTO/NDL/01) Kemudian data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul Nol-Dream Land. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang diperkenalkan kepada laki-laki pilihan keluarganya, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh Nayla yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh orangtuanya atau orangtua dari Nayla yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat aktif ketika mendeskripsikan laki-laki yang dijodohkan dengan tokoh 39 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Nayla. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan oleh tokoh orangtuanya yang memaksakan pernikahan dengan laki-laki yang tidak dicintai tokoh Nayla. (8)Ia cuman bisa menangis. Saat laki-laki yang dicintainya menelanjangi dengan paksa. Melakukan hal yang sama sekali Nayla tak suka atas tubuhnya. (PSTO/FD/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang diperkosa oleh kekasihnya sendiri, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh Nayla yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh laki-laki yang dicintai oleh tokoh Nayla yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan oleh tokoh laki-laki yang dicintainya dan melakukan pemerkosaan. (9)Saya malas ketemu Ibu dan Ayah. Setiap bersama, selalu saja mereka saling melempar amarah. Dan kalau pertengkaran mereka tak selesai, selalu saja ada tindakan saya yang dianggap salah. (PSTO/Sa/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang anak perempuan yang menjadi korban kekerasan oleh kedua orangtuanya sebagai pelampiasan atas kemarahan mereka, melalui sudut pandang penceritaan orang pertama (aku). Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga 40 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh Ibu dan Ayah yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang mendapat kekerasan maupun psikologis oleh kedua orangtuanya. (10)Saya sudah hafal semuanya luar kepala tanpa perlu membaca naskah lagi. Tapi bagaimana caranya menjelaskan jika saking ingin terlihat sempurna, akhirnya saya mengonsumsi teh herbal malam tadi? (PSTO/QI/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen kedelapan berjudul Qurban Iklan. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan yang menjadi korban penyalahgunaan obat herbal diet yang berakibat sakit pada pencernaannya. Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Posisi tokoh saya sebagai subjek yang bercerita sekaligus objek yang diceritakan menghadirkan kisah permpuan yang mengalami penipuan oleh iklan kecantikan diet dengan teh herbal yang disebabkan tuntutan penampilan fisik yang seringkali diinginkan oleh pihak laki-laki. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang pada akhirnya mengalami ganguan pencernaan akibat penyalahgunaan obat herbal diet. (11)Nayla sama sekali tak memikat.Tapi bocah laki-laki di sekitar gang itu menginginkannya dengan teramat sangat. (PSTO/GKA/02) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) 41 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 sekaligus sebagai objek yang diceritakan, tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan muda yang menjadi menjadi pekerja seks komersial sedari usia muda dan mampu memikat anak laki-laki di sekitar lokalisasi tersebut, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh Nayla yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh anak laki-laki yang terpikat oleh tokoh Nayla yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan oleh anak laki-laki yang melakukan pelecehan seksual dengan mengeksploitasinya. (12)Di ruang tunggu Klinik Dokter Kandungan, ia termenung sendirian. (PSTO/AMH/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen sebelas berjudul Air Mata Hujan. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya merupakan perempuan yang mengalami kehamilan di luar pernikahan tanpa tanggung jawab pihak lakilaki, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh dia yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berdasarkan narasi latar tempat dan suasana yang terdapat temuan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tokoh dia menjadi subjek yang menceritakan dan objek yang diceritakan oleh pengarang. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang tidak mendapat pertanggungjawaban dari pihak laki-laki atas kehamilannya. 42 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (13)Saya mulai sedikit paham. Ketika suami tidak mengatakan apa pun tapi tidak pulang hingga bermalam-malam. (PSTO/DS/02) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan yang mulai memahami bahwa suaminya menunjukan tanda-tanda melakukan perselingkuhan, melalui sudut pandang penceritaan orang pertama (aku). Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh suami yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang mendapat peminggiran dalam keluarga berbentuk tindakan perselingkuhan oleh tokoh suami. Pengaruh selanjutnya pada posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Kedua, posisi yang mampu mendefinisikan dirinya sendiri dan mendefinisikan pihak lain dalam sudut pandangnya sendiri terhadap posisi yang tidak bisa menampilkan dirinya dalam teks. Pada beberapa cerpen, tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masingmasing. 43 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (14)Entahlah, ia sinis pada nasibnya, atau pada kami, para lelaki yang memandangnya penuh berahi. (PSTO/MT/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh saya yang merupakan seorang laki-laki bersama sekumpulan laki-laki lain yang sedang memandang penuh birahi kepada seorang perempuan. Tokoh saya atau kami pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Tokoh dia yang tanggapannya dinarasikan tokoh saya menggambarkan respon sinis atas ketidakadilan gender yang dialami akibat kekuasaan laki-laki yang memandangnya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh dia sebagai perempuan oleh sekumpulan laki-laki yang memandangnya penuh berahi. (15)Dan juga masih ingat betul semua kejadian di dalam rumah Lalu yang terletak di kawasan mentereng. Di tingkat rumah gedongan itu ada sebuah tempat khusus untuk menjemur pakaian berlantai seng. Ibu Lalu senang menghukumnya di sana. Lalu disuruh berdiri seharian tanpa ada yang mengalasi kakinya. (PSTO/DL/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Dan yang merupakan seorang laki-laki yang memiliki sahabat seorang perempuan bernama Lalu yang mengalami kekerasan dalam keluarganya. Tokoh Dan pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Sudut pandang orang ketiga serba tahu bertujuan untuk menggambarkan ideologi atau pandangan hidup tokoh yang mengalami ketidakadilan gender. Seperti halnya 44 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 tokoh Lalu yang tampak memiliki kehidupan yang baik namun sebenarnya mendapatkan kekerasan dalam keluarga. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Lalu sebagai anak perempuan yang mendapat kekerasan secara fisik maupun psikologis oleh ibunya. (16) Namanya Nayla, tapi orang-orang menjulukinya Gadis Korek Api. Pun bukan karena ia mampu menghadirkan imajinasi yang diinginkan setiap kali menyalakan korek api seperti tokoh Gadis Penjual Korek Api. Tapi justru karena ia mampu membuat para bocah laki-laki berimajinasi. (PSTO/GKA/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan muda yang sudah diperkerjakan sebagai pekerja seks komersial menggunakan media korek api dengan banyak bocah laki-laki yang menginginkannya. Pengarang melalui tokoh Nayla pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Sudut pandang orang ketiga serba tahu bertujuan untuk menggambarkan ideologi atau pandangan hidup tokoh yang mengalami ketidakadilan gender. Seperti halnya pada tokoh Nayla yang tidak berdaya dengan pekerjaan sebagai pekerja seks komersial di usianya yang masih belia. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai anak perempuan yang mendapat pelecehan seksual akibat eksploitasinya sebagai pekerja seks komersial. (17)Sehari-hari Nayla menghabiskan waktu dengan pembantu. Pergi dan pulang ke sekolah dengan sopir yang di pertengahan jalan sering mengajaknya main dadu. Jika Nayla benar menebak angka dadu, ia diperbolehkan melumat permen loli di balik celana sopirnya. Jika Nayla salah menebak angka dadu, ia harus memperbolehkan permen 45 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 loli si sopir dicelupkan ke dalam cokelat di balik celananya. (PSTO/Se/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Nayla yang tanpa sadar menjadi korban pelecahan seksual dari supirnya akibat kurang mendapat perhatian kedua orangtuanya. Pengarang melalui tokoh Nayla pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). posisi tokoh Nayla dihadirkan untuk memunculkan perspektif atau sudut pandang pencerita yang dibangun oleh pengarang sebagai seorang anak perempuan yang kurang mendapat perhatian kedua orangtua dan sering ditinggal bersama pembantu dan supir, hingga pada akhirnya menjadi korban pelecehan seksual oleh sang supir. Dikaitkan dengan kehidupan nyata dalam masyarakat modern saat ini, banyak terjadi orang tua yang sama-sama memiliki pekerjaan seringkali lalai akan kewajibannya memperhatikan dan mendidik anak hingga berpotensi terjadinya pelecehan seksual terhadap sang anak. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai anak perempuan yang mendapat pelecehan seksual akibat kelalaian orangtuanya. (18)Nayla tak pernah mengenal ayah, ia cuma mengenal Ibu. Ibu yang mengerjakan satu demi satu perintah Bapak dan Ibu Pram dengan patuh. Ibu yang tak pernah mengeluh, tak terkecuali saat Bapak Pram di atas tubuhnya mengaduh. (PSTO/KA/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul Kulihat Awan. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Ibu yang merupakan pembantu rumah 46 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 tangga hidup menumpang di rumah majikannya bersama sang anak. Tokoh Ibu digambarkan sebagai seorang pembantu rumah tangga yang selalu patuh terhadap majikannya dalam hal pekerjaan maupun diluar pekerjaan, seperti dijelaskan pada kalimat ketiga. Pengarang melalui tokoh Nayla pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun posisi tokoh Ibu dalam ketiga kalimat pasif tersebut hadir dengan narasi melalui kehidupan tokoh Nayla. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Ibu sebagai perempuan yang mendapat pelecehan seksual oleh majikannya. Kemudian pengaruh selanjutnya pada posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Ketiga, posisi yang menentukan semua pihak yang mempunyai kekuasaan penuh dalam mengabsahkan penyampaian peristiwa kepada pembaca terhadap pihak yang termarjinalisasi oleh kelompok lain yang mempunyai posisi lebih tinggi dengan bias dan prasangkanya. Pada beberapa cerpen, tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (19)Saat tak ada satu pun keluarga yang sudi menengok apalagi merawat. Saat berbagai penyakit mulai sering kumat, setelah divonis positif mengidap HIV/AIDS yang menandakan dirinya sedang sekarat. (PSTO/Se/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang 47 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan termarjinalkan oleh masyarakat bahkan keluarganya sendiri. Posisi tokoh Nayla pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Sudut pandang orang ketiga serba tahu bertujuan untuk menggambarkan ideologi atau pandangan hidup tokoh yang mengalami ketidakadilan gender. Seperti halnya tokoh orang tua digambarkan memiliki kecenderungan sikap tidak memiliki kepedulian dan meminggirkan posisi tokoh Nayla dalam keluarga akibat penyakitnya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan yang mengidap penyakit HIV/AIDS yang mengakibatkan marginalisasi. (20)Biar semuanya berakhir, pada saat dicerai mantan suami yang kecewa setelah mengetahui jika ia sudah tak perawan lagi. (PSTO/I/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh dia yang merupakan seorang perempuan yang mengalami perceraian setelah mantan suaminya mengetahui dirinya sudah tidak perawan. Posisi tokoh dia pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Posisi tokoh dia dengan gaya sudut pandang orang ketiga serba tahu dalam cerita mampu mendefinisikan keadaannya dirinya yang mengalami marginalisasi dalam keluarga oleh suaminya setelah belum lama menikah karena alasan seksual. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender 48 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 pada tokoh dia sebagai perempuan yang menjadi korban pemerkosaan sebelum menikah dan mengalami marginalisasi oleh suaminya setelah menikah hingga berakibat perceraian. (21)Dewi yang satu ini memang sialan! Ia membuat hati saya tertekan. Meski saya tahu tak bisa melawan, saya akan tetap bertahan. (PSTO/DS/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan yang termarginalkan dalam keluarganya oleh suaminya karena adanya dewi sialan. Posisi tokoh saya pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Posisi tokoh saya dengan gaya sudut pandang orang pertama dalam cerita, mampu mendefinisikan keadaannya dirinya yang hanya mampu bertahan ketika suaminya mulai tergoda dengan dewi sialan atau pekerja seks komersial. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai istri yang termarginalkan oleh suaminya karena hadirnya perempuan pujaan lain. (22)Pernikahan megah yang sangat diinginkan kedua orangtuanya. Nayla tinggalkan belahan hati sesungguhnya. (PSTO/NDL/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul NolDream Land. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang dinikahkan secara paksa oleh kedua orangtuanya. Pandangan semacam ini sejalan dengan pandangan keliru yang 49 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 menganggap bahwa anak perempuan harus menuruti segala perintah kedua orangtuanya, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan keinginan sang anak. Posisi tokoh Nayla pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokohtokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai anak perempuan yang termarginalkan dengan adanya perjodohan oleh orangtuanya. (23)“Bapaknya aja gak pernah dateng ke sekolah, pasti piaraan!” “Mending dipiara, paling habis dipake langsung ditinggal!” “Iya, makanya janinnya dijadiin. Ngarep dikawinin!” (PSTO/FD/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh dia yang merupakan perempuan yang sedang dibicarakan oleh perempuan-perempuan lain dengan pandangan merendahkan. Posisi tokoh dia pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Tokoh dia dalam ketiga kalimat tersebut mengalami marginalisasi yang dilakukan oleh kelompok perempuan-perempuan lain dalam kelompok kontra feminis dengan anggapan kelompoknya memiliki posisi yang lebih tinggi daripada tokoh dia. Alasan kelompok kontra feminis melalukan tindakan tersebut yaitu anggapan bahwa perempuan yang mengurus anak tanpa didampingi pasangan merupakan sesuatu yang buruk. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh dia sebagai perempuan yang harus menghidupi diri dan anaknya dengan marginalisasi oleh masyarakat. 50 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Pengaruh terakhir pada posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Keempat, posisinya diuntungkan dengan teks yang ditampilkan terhadap posisi perempuan menjadi objek yang dipandang dan direpresentasikan secara buruk. Pada beberapa cerpen, tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (24)Kadang saya juga ingin melayang jauh ke masa lampau. Tidak bertemu dengan ayahnya yang begitu saja lepas tangan. (PSTO/A/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk, yaitu tokoh saya merupakan perempuan yang harus bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri bersama anaknya tanpa laki-laki. Tokoh saya pada posisi objek dipandang dan direpresentasikan buruk oleh pengarang melalui tokoh lain. Posisi tokoh saya dalam cerita yang harus bertanggungjawab sendirian atas anak yang dikandungnya setelah laki-laki yang menghamilinya lepas tangan atau tidak mau bertanggungjawab. Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Air dapat dikategorikan dalam posisi objek yang dirugikan dengan peristiwa ketidakadilan gender yang dialaminya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang harus membesarkan anaknya tanpa tanggungjawab laki-laki. 51 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (25)Ibu Lalu dipersunting pada usia muda. Itu pun sebagai istri ketiga. Kisah klasik tentang kesulitan ekonomi yang membuat kedua orangtuanya dililit utang. Tak punya pilihan, direlakannyalah sang anak semata wayang. (PSTO/DL/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk, yaitu tokoh Ibu Lalu yang dipandang dan direpresentasikan buruk karena melakukan kekerasan kepada anaknya, tetapi hal ini terjadi akibat dirinya mendapat pemaksaan dalam pernikahannya. Posisi tokoh ibu Lalu merupakan seorang perempuan yang terpaksa menikah untuk melunasi hutang kedua orangtuanya, yang kemudian melampiaskan kemarahannya pada anaknya. Tokoh Lalu yang mendapat kekerasan dari ibunya pada akhirnya pun menjadi perempuan yang dipandang dan direpresentasikan buruk dengan merusak dirinya sendiri sebagai wujud kemarahannya kepada ibunya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender baik pada tokoh Ibu Lalu maupun tokoh Lalu yang terjadi akibat kawin paksa yang dialami Ibu Lalu. (26)Biar semua itu berakhir pada saat ia berusaha masuk ke dalam rumah sehabis pulang sekolah namun massa menahan dan memerkosanya bergantian tepat di depan rumahnya sendiri. (PSTO/I/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk, yaitu tokoh dia yang merupakan seorang perempuan yang menjadi korban permerkosaan di usia mudanya. Posisi tokoh dia dihadirkan untuk memunculkan perspektif atau sudut pandang pencerita yang dibangun oleh pengarang sebagai seorang perempuan yang menceritakan 52 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 peristiwa masa lalunya sebagai korban kekerasan seksual dalam bentuk pemerkosaan. Hal ini tentu ada banyak terjadi dalam kehidupan nyata dalam lingkungan masyarakat saat ini. Media massa seringkali memberitakan kasuskasus pemerkosaan tanpa mengangkat pesan untuk melindungi masa depan korban pemerkosaan yang akan kesulitan baik dalam keluarga maupun masyarakat, seperti halnya dalam cerita tesebut. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh dia yang direpresentasikan buruk akibat pemerkosaan yang dialami di usia muda. 2. Posisi Pembaca Terhadap Penulis Pada pengaruh posisi pembaca terhadap posisi penulis ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Pertama, penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks. Maksudnya, pembaca menempatkan diri melalui keseluruhan jalinan teks yang penulis buat. Hal ini dapat dilihat pada temuantemuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (27)Saya harus segera menghayati peran. Ingin menelepon tapi sutradara memberi instruksi jika ponsel mutlak dimatikan. (PPTPn/A/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh saya dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut 53 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang berjuang sendirian menghidupi diri dan anaknya tanpa pasangan yang bertanggungjawab. Melalui tokoh saya dalam kedua kalimat tersebut muncul wacana perjuangan perempuan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap perjuangan perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan perjuangan tersebut sebagai bentuk marginalisasi terhadap perempuan karena kurangnya toleransi dalam pekerjaan yang dilakukan. (28)Padahal Nayla tahu orang-orang yang kerap obral moral di pelbagai media itu pelaku dan pengguna juga. Mereka yakin jika dirinya lebih baik dari orang kebanyakan. Mereka pun memperlakukan orang dengan HIV/AIDS seperti Nayla tanpa perasaan. (PPTPn/NDL/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh Nayla dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang berpandangan sinis terhadap masyarakat yang memandang redah dirinya yang mengidap penyakit HIV/AIDS. Melalui tokoh Nayla dalam tiga kalimat tersebut memunculkan fenomena peminggiran masyarakat terhadap korban penyalahgunaan narkoba. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan 54 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 peristiwa tersebut sebagai bentuk subordinasi terhadap perempuan oleh masyarakat. (29)Ia cuman bisa menangis. Saat laki-laki yang dicintainya menelanjangi dengan paksa. Melakukan hal yang sama sekali Nayla tak suka atas tubunya. (PPTPn/FD/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh Nayla dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolaholah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang diperkosa oleh kekasih yang dicintainya. Melalui tokoh Nayla dalam data tersebut muncul wacana kekerasan secara seksual terhadap perempuan dengan serangan seksual dari laki-laki. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk ketidakberdayaan posisi perempuan dibandingkan dengan posisi laki-laki atau subordinasi terhadap perempuan. (30)Bergantian melemparkan caci makian. Bersamaan melayangkan tamparan demi tamparan. Juga tonjokan. Tak terkecuali tendangan. Mereka tak peduli walau saya sudah menangis minta ampun dan merintih kesakitan. (PPTPn/Sa/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh saya dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang anak 55 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 perempuan yang mengalami kekerasan oleh kedua orangtuanya. Melalui tokoh saya dalam beberapa kalimat tersebut memunculkan fenomena kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak akibat pertengkaran kedua orang tua. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk ketidakberdayaan anak perempuan terhadap kekerasan oleh orangtuanya. (31)“Nambah, bayar!” hardik Mami. Antrean Gadis Korek Api di areal prostitusi terkenal yang semula hanya untuk penambah saja, tak dinyana, menjadi salah satu penghasilan utama. (PPTPn/GKA/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh dia (Gadis Korek Api) dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang anak perempuan yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial di usia belia. Melalui tokoh dia dalam dua kalimat tersebut memunculkan fenomena eksploitasi anak untuk kepentingan seksual. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. (32)Jangan bayangkan dewi yang satu ini dengan penggambaran dewi-dewi yang menetap di kahyangan. 56 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Sungguh, jika kalian membayangkan seperti apa yang saya baru tuliskan, itu adalah kesalahan. (PPTPn/I/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh saya dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang berpandangan sinis terhadap dewi malam atau pekerja seks komersial yang mengganggu rumah tangganya. Melalui tokoh Nayla dalam tiga kalimat tersebut memunculkan fenomena perselingkuhan yang dilakukan dengan perantara pekerja seks komersial. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk subordinasi dalam rumah tangga oleh suami terhadap istri. Kemudian pengaruh selanjutnya pada posisi pembaca terhadap posisi penulis ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Kedua, dalam novel atau cerpen dibangun dengan serangkaian karakter dan plot yang dirangkai penulis untuk mempengaruhi pembaca. Maksudnya, pembaca dipengaruhi penulis berdasarkan karakter dan plot cerita. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. 57 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (33)Tak pernah ada yang menanyakan nama kepadaku selain nomor booking-an. Di sini perempuan hanyalah angka. (PPTPn/MT/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh aku dalam cerita tersebut merupakan perempuan pekerja seks komersial yang seringkali diperlakukan seperti barang dengan identitas nomor. Karakter pada tokoh aku digambarkan sebagai perempuan yang kuat menerima keadaan dan pantang menyerah dalam menekuni pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial. Plot cerita yang mengisahkan perjuangan perempuan yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial dan mendapat peminggiran dalam masyarakat. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami kehidupan pekerja seks komersial. (34)“Tak ada yang lebih kelam daripada dendam seorang anak pada orangtuanya. Tapi tak ada yang lebih kejam daripada dendam seorang anak kepada orangtuanya yang dilampiaskan kepada keturunannya.” (PPTPn/DL/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh anak dan ibu (penggunaan sudut pandang orang ketiga) dalam cerita merupakan perempuan yang harus menanggung beban orangtuanya sebagai bentuk pembalasan dendam atas apa yang terjadi kepadanya. Karakter pada kedua 58 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 tokoh yang hadir dalam data tersebut sama-sama digambarkan lemah dan tak berdaya sebagai perempuan dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya kepada pihak lain. Kutipan menggambarkan ketidakadilan gender yang dialami tokoh Lalu yang mendapat kekerasan oleh ibunya sendiri. Plot cerita yang mengisahkan peristiwa kawin paksa yang tidak disertai tanggung jawab oleh pihak laki-laki menjadi penyebab perempuan lemah di mata hukum dan berpengaruh besar terhadap psikologis. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami kerugian pada kawin paksa terhadap perempuan. (35)“Mas, gimana ini, mas?!Anak kita kesurupan!” teriak Ibu. “Tenang, Sayang. Kita mesti sama-sama berdoa.” Ibu Pram mendengarkan semuanya dari luar dengan hati meradang. Ia menyesal telah pulang. (PPTPn/KA/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul Kulihat Awan. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh Ibu dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang patuh kepada majikannya hingga memiliki seorang anak hasil hubungannya dengan sang majikan tanpa sepengetahuan istri sang majikan. Karakter pada tokoh Ibu digambarkan sebagai perempuan yang lemah dan cenderung pasrah terhadap majikannya hingga tanpa sepengetahuan Ibu Pram memiliki anak hasil hubungannya dengan Bapak Pram. Plot cerita yang mengisahkan peristiwa hubungan terlarang antara pembantu dengan majikannya tanpa sepengetahuan istri majikannya, anak dari hubungan 59 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 terlarang tersebut menjadi anak yang begitu membenci sosok ayah atau lakilaki. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami fenomena hubungan gelap antara pembantu dan majikan. (36)Kalau dari pria, biasanya tentang istrinya yang tak pernah bisa memuaskan berahi suaminya. Istri yang tidak lagi menjaga penampilan karena sibuk mengurus anak dan rumah tangga. Istri yang cuma dinikahi karena permintaan orang tua. Istri yang hanya menikahi untuk harta. Istri yang tak setia. Istri yang durjana. Kalau dari perempuan, biasanya tentang betapa beratnya beban menanggung nafkah demi keluarga. Mau meneruskan kuliah namun tak ada biaya. Ditinggalkan suami begitu saja. Menjajal peruntungan nasib di Ibu Kota agar terpenuhi kebutuhan hidup anak semata wayang di desa. (PPTPn/DS/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh dia yang merupakan narasi dari pengarang dalam cerita tersebut menempatkan pembaca dalam beberapa posisi baik sebagai permpuan maupun laki-laki, yaitu menjadi perempuan dan laki-laki yang memilik menjadi pekerja seks komersial dengan berbagai alasan. Karakter pada setiap tokoh dia (perempuan maupun laki-laki) digambarkan lemah dalam menghadapi permasalahan keuangan hingga memutuskan menjadi pekerja seks komersial. Melalui tokoh dia dalam beberapa kalimat tersebut memunculkan berbagai alasan yang membenaran tindakan pekerja seks komersial. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa 60 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 tersebut sebagai bentuk ketidakberdayaan beberapa perempuan pekerja seks komersial melalui pembenaran yang salah. (37)Dan juga masih ingat betul semua kejadian di dalam rumah Lalu yang terletak di kawasan mentereng. Di tingkat rumah gedongan itu ada sebuah tempat khusus untuk menjemur pakaian berlantai seng. Ibu Lalu senang menghukumnya di sana. Lalu disuruh berdiri seharian tanpa ada yang mengalasi kakinya. (PPTPn/DL/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Berdasarkan kutipan kalimat di atas, penulis melalui tokoh Dan menarasikan tindakan kekerasan yang dialami tokoh Lalu oleh ibunya. Karakter pada kedua tokoh cenderung lemah dan tidak berdaya menghadapi permasalahan hidupnya, hingga keduanya melampiaskan kemarahannya terhadap ketidakmampuannya dengan cara yang salah. Plot cerita mengisahkan kawin paksa yang terjadi pada Ibu Lalu dengan laki-laki yang tidak bertanggungjawab menyebabkan dirinya melampiaskan kekecewaan atas apa yang dialami kepada anak perempuannya, hingga akhirnya Lalu melampiaskan kemarahannya dengan merusak hidupnya sendiri. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan perempuan yang mengalami kawin paksa tanpa tanggungjawab dari pihak laki-laki. (38)Angka yang menyala di dinding elevator mengingatkan Nayla akan usianya saat diperkenalkan oleh laki-laki pilihan kedua orangtuanya. (PPTPn/NDL/04) 61 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul NolDream Land. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh Nayla dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang dijodohkan dengan lakilaki pilihan kedua orangtuanya. Karakter pada tokoh Nayla digambarkan sebagai perempuan yang lemah dan pasrah menerima pernihkahan yang dipaksakan terhadapnya. Plot cerita mengisahkan keterpaksaan perempuan menerima pernihakan dengan laki-laki pilihan orangtuanya yang tidak dicintainya, dan pada akhirnya tokoh Nayla memutuskan untuk bunuh diri setelah tidak mampu lagi menahan segala beban hidupnya. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan perempuan yang mengalami kawin paksa. (39)“Lembaga pendidikan kami dengan tegas menolak seks bebas,” demikian alasan yang mereka kemukakan. Ingin sekali ia tanyakan, bagaimana dengan anak-anak korban pemerkosaan? (PPTPn/FD/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Fantasi Dunia. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang membesarkan seorang anak setelah mengalami pemerkosaan. Karakter pada tokoh Nayla digambarkan sebagai perempuan yang kuat dan bertanggungjawab dalam menghadapi kehidupannya. Plot cerita mengisahkan diskriminasi lembaga pendidikan di 62 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 negeri ini yang memberi keputusan yang tidak adil bagi anak hasil hubungan pemerkosaan. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan perempuan yang mengalami pemerkosaan dan memutuskan untuk membesarkan anak dari hasil pemerkosaan tersebut. (40) Saya malas ketemu Ibu dan Ayah. Setiap bersama, selalu saja mereka saling melempar amarah. Dan kalau pertengkaran mereka tak selesai, selalu saja ada tindakan saya yang dianggap salah. (PPTPn/Sa/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh saya dalam cerita tersebut merupakan anak perempuan mengalami kekerasan dalam rumah tangga oleh orangtuanya. Karakter pada tokoh saya digambarkan sebagai perempuan yang kuat dalam menghadapi kehidupannya. Plot cerita mengisahkan kehidupan pasangan suami istri yang seringkali berselisih paham dan melampiaskan kemarahan masing-masing kepada anak mereka. Seperti dalam kutipan data tersebut, penulis memunculkan kebenaran bahwa banyak orang tua pada usia muda dengan tingkat emosional yang kurang stabil memilih melakukan kekerasan terhadap anaknya sebagai pelampiasan atas emosi yang dimiliki. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan anak perempuan yang mengalami kekerasan oleh kedua orangtuanya. 63 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Pengaruh selanjutnya posisi pembaca terhadap posisi penulis ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Ketiga, pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat. Maksudnya, pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masingmasing. (41) Saat tak ada satu pun keluarga yang sudi menengok apalagi merawat. Saat berbagai penyakit mulai sering kumat, setelah divonis positif mengidap HIV/AIDS yang menandakan dirinya sedang sekarat. (PPTPn/Se/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Pada temuan data tersebut bias gender dialami tokoh dia yang mengalami peminggiran dalam masyarakat akibat penyakit yang dimiliki yaitu HIV/AIDS. Pandangan negatif masyarakat muncul dengan anggapan bahwa penderita penyakit HIV/AIDS adalah penganut seks bebas dan pengguna 64 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 narkoba. Pandangan masyarakat tersebut muncul tanpa pengertian terhadap alasan dibalik penggunaan narkoba atau perilaku seks bebas tersebut. Pembinaan tanpa pengucilan tentu lebih menjadikan korban selamat atau bahkan sembuh. Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan korban penderita HIV/AIDS. (42)Saat itu sebenarnya ia ingin mengambil kuliah jurusan Sastra. Tapi tak disetujui orangtua. Kata mereka. “Orangtua susah-susah banting tulang buat sekolah kok maunya jadi penulis? (PPTPn/NDL/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul NolDream Land. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang tidak diperbolehkan melanjutkan pendidikan pada jurusan Sastra karena dianggap bukan jurusan yang baik oleh kedua orangtuanya. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Orang tua seringkali beranggapan bahwa anak-anak mereka harus mematuhi apa yang diperintahkan sebagai wujud balas budi atas segala sesuatu yang orang tua berikan selama hidup sang anak. Hal ini menjadikan orang tua terkadang mengabaikan keinginan anak dan memaksakan kehendak diri, khususnya anak perempuan. Masyarakat pada umumnya dan orang tua khususnya memiliki anggapan bahwa anak perempuan tidak perlu mengejar pendidikan 65 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 tinggi karena pada akhirnya tugas utamanya adalah melayani suami. Jurusan tertentu dalam jenjang pendidikan tinggi juga dianggap tidak memiliki timbal balik yang sesuai dalam meraih kehidupan yang mapan. Pada temuan data di atas jurusan tersebut adalah Sastra yang tidak disetujui orang tua tokoh dia. Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan yang tidak memiliki ruang untuk berpendapat terhadap pilihan menentukan jenjang pendidikan tinggi. (43)Biar semua itu berakhir pada saat ia berusaha masuk ke dalam rumah sehabis pulang sekolah namun massa menahan dan memerkosanya bergantian tepat di depan rumahnya sendiri. Biar semuanya berakhir, pada saat dicerai mantan suami yang kecewa setelah mengetahui jika ia sudah tak perawan lagi. (PPTPn/I/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang mengalami kekerasan seksual oleh sekelompok laki-laki dan ditinggalkan oleh suami dengan alasan persoalan seksual. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Pada temuan data tersebut bias gender terjadi dalam keluarga yaitu adanya ketimpangan dalam posisi suami dan istri. Tokoh dia sebagai istri mendapat peminggiran posisinya oleh tokoh suami karena kondisi seksual yang tidak perawan lagi. Kondisi tersebut terjadi akibat peristiwa masa lalu yang dialami tokoh dia, yaitu pemerkosaan. 66 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan yang mengalami perceraian akibat kondisi seksualnya yang tidak perawan akibat pemerkosaan di masa lalu. (44)Urusan bisnis yang rumit, selesaikan saja dengan perempuan. Itu yang membuat aku selalu kemari, menjamu para pejabat yang sering dengan bermacam alasan menunda proyek yang sebenarnya bisa cepat beres. (PPTPn/MT/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh aku dalam cerita tersebut merupakan laki-laki yang memandang perempuan sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan urusan bisnis. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Pada temuan data tersebut bias gender terjadi pada tindakan segelintir lakilaki yang memandang rendah perempuan sebagai barang yang diperlukan pada saat-saat tertentu. Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan mengalami peminggiran posisinya oleh laki-laki. 3. Representasi Ketidakadilan Gender Temuan pada representasi ketidakadilan gender meliputi marginalisasi, subordinasi, stereotipe, dan kekerasan. Marginalisasi yang 67 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 merupakan peminggiran perempuan yang berakibat pada pemiskinan ditemukan pada cerpen Air. Subordinasi yang merupakan anggapan bahwa perempuan tidak mampu mengambil keputusan dan tampil memimpin, hadir pada cerpen Nol-Dream Land, Kulihat Awan, Fantasi Dunia, Dewi Sialan, Urbandit dan Air Mata Hujan. Stereotipe yang merupakan pelabelan atau penandaan terhadap perempuan dengan akibat kerugian dan ketidakadilan, muncul pada cerpen Sementara, Qurban Iklan, dan Mata Telanjang. Kekerasan terhadap perempuan yang merupakan serangan fisik dan integritas psikologis hadir dalam cerpen Dan Lalu, Saia, dan Gadis Korek Api. Temuan data berserta pembahasan pada masing-masing representasi ketidakadilan gender tersebut adalah sebagai berikut. a. Marginalisasi Temuan data pada gender dan marginalisasi perempuan terdapat dalam cerpen Air pada kumpulan Saia karya Djenar Maesa Ayu. (45)“Kami mengerti, tapi perutmu sudah kelihatan tambah besar. Kami tidak bisa mempekerjakan SPG yang kelihatan sedang hamil,” kata supervisor saya. (KG/A/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan marginalisasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, peminggiran perempuan dalam bidang pekerjaan, yaitu tokoh saya mendapat peminggiran dalam bentuk pemberhentian pekerjaan karena kondisinya yang sedang mengandung dianggap sudah tidak pantas sebagai SPG (Seles Promotion 68 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Girl). Keputusan tersebut mungkin dibenarkan untuk alasan kesehatan, mengingat usia kandungan yang semakin besar pada perempuan membutuhkan istirahat lebih bagi ibu maupun anak yang dikandung. Namun demikian, kondisi tokoh saya yang harus menghidupi diri dan anaknya tentu akan kesulitan ketika mendapat pemberhentian kerja. Perusahaan seharusnya lebih mementingkan kinerja dibanding penampilan pekerja dan mempertimbangkan untuk pemindahan atau solusi lain untuk perempuan hamil dengan alasan-alasan tertentu. Kedua, anggapan bahwa perempuan berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan, yaitu anggapan perempuan hanya sebagai pencari nafkah tambahan juga menjadi salah satu faktor pemberhentian tokoh saya dalam pekerjaannya. Pihak perusahaan bisa jadi beranggapan bahwa perempuan yang sedang mengandunng tentu memiliki suami dan tidak perlu ragu untuk memberhentikannya karena alasan kehamilan. Anggapan semacam ini tentu akan merugikan perempuan yang mengalami hal serupa dengan tokoh saya yang menggunakan pekerjaan sebagai penghasilan utama kehidupannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Air mendapatkan perlakuan marginalisasi akibat pemberhentiannya dari pekerjaan dengan alasan kehamilan. b. Subordinasi Temuan data pada gender dan subordinasi perempuan hadir dalam cerpen Nol-Dream Land, Kulihat Awan, fantasi Dunia, dan Dewi Sialan pada kumpulan Saia karya Djenar Maesa Ayu. (46)Melakukan pekerjaan yang tak disukainya. Menikah dengan laki-laki yang tak dicintainya. Dipoligami setelah positif 69 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 dinyatakan mandul ketika pernikahan mereka menginjak tahun kedua. Sebenarnya Nayla ingin bercerai saja. Tapi kedua orangtuanya merasa perceraian adalah aib yang bisa mencoreng nama baik keluarga mereka. (KG/Se/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul NolDream Land. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, anggapan tidak penting/ peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga, yaitu tokoh Nayla mendapat peminggiran dalam keluarganya baik dari kedua orangtuanya maupun suaminya. Semua hal yang tokoh Nayla lakukan harus sesuai dengan kemauan orangtuanya tanpa pertimbangan pendapat darinya. Peristiwa semacam ini sering terjadi pada anak perempuan yang dianggap kurang mampu menentukan masa depannya sendiri. Anggapan semacam ini tentu menggambarkan ketidakadilan gender yang terjadi pada perempuan. Kedua, anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, yaitu anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional menjadi penyebab perempuan dianggap tidak mampu memimpin atau mengambil keputusan. Hal ini sejalan dengan kutipan data di atas, dimana tokoh Nayla harus menjalani berbagai tahap kehidupannya mulai dari pekerjaan, pernikahan, hingga perceraian berdasarkan keputusan kedua orangtuanya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Nayla dalam cerpen Nol-Dream Land mendapatkan perlakuan subordinasi 70 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 dalam keluarganya dalam menentukan segala keputusan besar dalam hidupnya. (47)Nayla tak pernah mengenal ayah, ia cuma mengenal Ibu. Ibu yang hampir setiap saat berpeluh. Ibu yang mengerjakan satu demi satu perintah Bapak dan Ibu Pram dengan patuh. Ibu yang tak pernah mengeluh, tak terkecuali saat Bapak Pram di atas tubuhnya mengaduh. (KG/KA/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul Kulihat Awan. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, anggapan tidak penting/ peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga maupun politik, yaitu tokoh Ibu mendapat peminggiran dalam keluarga yang menampungnya dan anaknya. Kedua, perempuan dianggap bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan publik atau produksi. Hal ini sejalan dengan kutipan data di atas, dimana tokoh Ibu sebagai perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga hanya bertanggungjawab kepada urusan domestik atau reproduksi, sedangkan Bapak Pram sebagai majikan dan ayah dari anaknya tampil dalam urusan publik. Tugas pembantu rumah tangga yang bekerja melayani bukan hanya pekerjaan rumah tetapi melayani kebutuhan seksual majikannya tentu menjadi bentuk tindakan subordinasi terhadap perempuan. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Ibu dalam cerpen Kulihat Awan mendapatkan perlakuan subordinasi oleh majikannya sebagai pembantu rumah tangga. 71 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (48)“Gak usah buang waktu deh, anda sengaja menjebak laki-laki ini supaya dikawinin, kan? Mata ayahnya yang pernah membuat Nayla beberapa bulan mengandung di dalam bui, karena dinyatakan bersalah telah membuat laporan palsu atas kasus perkosaan tanpa adanya cukup bukti. (KG/FD/05) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, anggapan tidak penting/ peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga atau politik, yaitu tokoh Nayla mendapat peminggiran dalam bidang hukum yang menjadikannya tersangka saat dirinya menajdi korban pemerkosaan. Pihak kepolisian lebih mempercayai kesaksian laki-laki yang memperkosa dibanding kesaksian tokoh Nayla yang diperkosa dan mengakibatkan dia mendekam di bui dalam kondisi mengandung. Kedua, anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, yaitu anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional menjadi penyebab perempuan dianggap seringkali mengambil keputusan secara sembarangan. Hal ini yang menjadi anggapan pihak kepolisian untuk menangkap tokoh Nayla saat dirinya melaporkan tindakan pemerkosaan yang terjadi padanya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Nayla dalam cerpen Fantasi Dunia mendapatkan perlakuan subordinasi dalam bidang hukum yang mengakibatkan dirinya dipenjara dalam kondisi mengandung hasil hubungan pemerkosaan yang dialaminya. 72 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (49)“Jadi jangan-jangan selama ini dia susah banget ketemuan sama kita gara-gara jual diri?” “Udah jelas-jelas barang itu sih. (96)Paling bisa punya buku garagara nidurin kepala penerbitnya. (97)Jadi penulis juga cuma biar naik hargaaaaa!” (KG/U/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesembilan berjudul Urbandit. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, anggapan tidak penting/ peminggiran bagi perempuan, yaitu tokoh dia mendapat peminggiran dalam masyarakat karena pekerjaannya sebagai penulis. Masyarakat memiliki anggapan bahwa perempuan yang bekerja sebagai penulis memiliki peluang besar untuk menjual tubuhnya dalam meraih royalti buku yang diterbitkan. Kedua, anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, yaitu anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional menjadi penyebab perempuan dianggap seringkali mengambil keputusan secara sembarangan. Hal ini yang menjadi anggapan masyrakat terhadap tokoh dia yang berprofesi sebagai penulis. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh dia dalam cerpen Urbandit mendapatkan perlakuan subordinasi oleh masyarakat yang mengakibatkan dirinya dianggap menjual diri untuk menerbitkan bukunya. (50)Di ruang tunggu Klinik Dokter Kandungan, ia termenung sendirian. (KG/AMH/02) 73 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesebelas berjudul Air Mata Hujan. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, anggapan tidak penting/ peminggiran bagi perempuan, yaitu tokoh dia mendapat peminggiran dalam keluarga maupun masyarakat akibat kondisi dirinya yang mengalami kehamilan di luar pernikahan dan tanpa tanggung jawab pihak laki-laki. Kedua, anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, yaitu anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional menjadi penyebab perempuan dianggap seringkali mengambil keputusan secara sembarangan. Hal ini yang menjadi anggapan masyrakat terhadap tokoh dia yang mengalami kehamilan di luar pernikahan. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh dia dalam cerpen Air Mata Hujan mendapatkan perlakuan subordinasi oleh masyarakat yang mengakibatkan dirinya harus menanggung beban kehidupannya sendiri. (51)Saya pun mulai tahu, jika suami berkencan dengan seorang Dewi Malam. (KG/DS/05) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, anggapan tidak penting/ peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga atau politik, yaitu tokoh saya mengalami pengkhianatan oleh tindakan 74 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 perselingkuhan yang dilakukan suaminya. Salah satu penyebab tindakan perselingkuhan tentu akibat peminggiran posisi perempuan atau istri dalam berpendapat maupun komunikasi. Hal ini menjadikan laki-laki atau suami seringkali mencari perempuan lain yang dianggap mampu memenuhi keinginannya, salah satunya seperti dalam temuan data yang berselingkuh dengan Dewi Malam atau pekerja seks komersial. Kedua, anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, yaitu anggapan bahwa perempuan bersifat irasional atau emosional menjadi penyebab perempuan dianggap tidak mampu memimpin atau mengambil keputusan. Anggapan semacam ini seringkali membuat laki-laki tidak terbuka dan jujur terhadap perempuan sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya tindakan perselingkuhan. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Fantasi Dunia mendapatkan perlakuan subordinasi dalam rumah tangganya dengan peristiwa perselingkuhan yang dilakukan suaminya. c. Stereotipe Temuan data pada gender dan stereotipe negatif terhadap dalam cerpen Sementara pada kumpulan Saia karya Djenar Maesa Ayu. (52)Padahal Nayla tahu orang-orang yang kerap obral moral di pelbagai media itu pelaku dan pengguna juga. Mereka yakin jika dirinya lebih baik dari orang kebanyakan. Mereka pun memperlakukan orang dengan HIV/AIDS seperti Nayla tanpa perasaan. (KG/NDL/05) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang 75 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 mengarah pada tindakan stereotipe negatif terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, pelabelan negatif terhadap perempuan, yaitu tokoh Nayla mengalami pelabelan atau penandaan sebagai pengidap penyakit HIV/AIDS dan mendapat perlakuan yang tidak semestinya dari masyarakat di sekitarnya. Bentuk pelabelan atau penandaan negatif terhadap pengidap penyakit HIV/AIDS memang seringkali terjadi dan tidak bersifat gender, namun pada data temuan tersebut hal ini dialami oleh perempuan yang tentunya mengarah pada bentuk ketidakadilan gender. Kedua, banyak peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur dan kebiasaan masyarakat yang dikembangkan karena stereotipe negatif terhadap perempuan. Apabila dilihat pada kutipan data di atas, kebiasaan masyarakat yang memandang rendah pengidap mengakibatkan penyakit HIV/AIDS terus dibudayakan dan salah satunya terjadi stereotipe negatif terhadap perempuan. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Nayla dalam cerpen Sementara mendapatkan perlakuan stereotipe negatif dalam masyarakat akibat penyakit HIV/AIDS yang diderita. (53)Saya sudah hafal semuanya luar kepala tanpa perlu membaca naskah lagi. Tapi bagaimana caranya menjelaskan jika saking ingin terlihat sempurna, akhirnya saya mengonsumsi teh herbal malam tadi? (KG/QI/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedelapan berjudul Qurban Iklan. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan stereotipe negatif terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, 76 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 pelabelan negatif terhadap perempuan, yaitu tokoh saya mengalami pelabelan atau penandaan sebagai pandangan umum terhadap perempuan yang seringkali dituntut tampil sempurna. Pelabelan negatif seringkali diberikan pihak laki-laki maupun masyarakat terhadap perempuan yang memiliki kekurangan dalam penampilannya, sehingga perempuan sebisa mungkin berusaha memenuhi keinginan tersebut agar tidak mendapat penandaan negatif. Berdasarkan kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Sementara mendapatkan perlakuan stereotipe negatif dalam masyarakat setelah tidak mampu tampil sempurna dalam arti fisik. (54)“Rekan bisnisku yang kemarin datang, suka sama kamu. Ia mau ajak kencan kamu besok. Hatiku berat, Nay. Tapi jika proyekku yang satu ini berhasil, hidup kita akan stabil. Akan kunikahi kamu, dan kamu tak perlu bekerja lagi di klub itu.” (KG/MT/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan stereotipe negatif terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, pelabelan negatif terhadap perempuan, yaitu tokoh Nay mengalami pelabelan atau penandaan sebagai perempuan yang siap melayani laki-laki manapun bahkan oleh laki-laki yang mencintainya. Status sebagai pekerja seks komersial memang sudah menjadikan perempuan mendapat label atau tanda negatif, namun setelah perempuan pekerja seks komersial berkomitmen untuk hanya mencintai seorang laki-laki tentu laki-laki tersebut tidak seharusnya tidak memberikan penandaan negatif terhadap 77 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 perempuan tersebut. Kedua, masyarakat memiliki anggapan bahwa tugas utama perempuan adalah melayani suami atau melayani laki-laki, yaitu seperti halnya yang dilakukan tokoh laki-laki terhadap Nay. Dirinya menganggap bahwa tugas Nay sebagai perempuan pekerja seks komersial adalah melayani laki-laki. Iming-iming kehidupan yang mapan bahkan dijanjikan sebagai imbalan kepada tokoh Nayla. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Nay dalam cerpen Mata Telanjang mendapatkan perlakuan stereotipe negatif oleh laki-laki yang dicintai dengan menyuruhnya melayani laki-laki lain. d. Kekerasan Temuan data pada gender dan kekerasan terhadap perempuan ditemukan dalam cerpen Mata Telanjang, Dan Lalu, Saia, Gadis Korek Api, dan Insomnia pada kumpulan Saia karya Djenar Maesa Ayu. (55)Dan pun sangat amat benci setiap kali ibu Lalu tidak hanya mencaci-maki dan melayangkan tamparan. Tapi juga mempersiapkan segala atribut kekerasan hanya karena ia sendiri yang menganggap kenakalan Lalu sudah berada di luar batas kewajaran. Dan tak lagi sampai hati melihat kedua telapak kaki Lalu yang melepuh di atas seng. Diikat lalu disekap seharian tanpa minum dan makan dalam kamar mandi pembantu bagai makanan kaleng. (KG/DL/05) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan kekerasan terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologis 78 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 terhadap perempuan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, dll. Pada temuan data di atas tentu dapat diketahui bahwa tokoh Lalu mendapat serangan invasi (assault) terhadap fisiknya dan tentu integritas mental psikologis yang berbentuk kekerasan dalam rumah tangga oleh ibunya sendiri. Kedua, tindakan pemukulan dan serangan fisik yang terjadi dalam rumah tangga (domestic violence). Sejalan dengan kriteria yang pertama tokoh Lalu mendapat berbagai serangan fisik oleh ibunya mulai dari tamparan, kekerasan dengan berbagai atribut kekerasan, penjemuran tanpa alas kaki, hingga penyekapan tanpa diberi makanan. Meskipun peristiwa tersebut terjadi dengan pelaku maupun korban perempuan, namun perempuan yang melakukan penyiksaan dapat digolongkan kepada kelompok kontra-feminis sehingga berpotensi melakukan tindakan ketidakadilan gender. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Lalu dalam cerpen Dan Lalu mendapatkan perlakuan kekerasan baik fisik maupun psikologis dalam keluarga yang dilakukan oleh ibunya. (56)Ketika membuka pintu, pemandangan yang pertama kali saya lihat adalah Ibu dan Ayah sedang saling melempar sumpah serapah. Entah siapa yang menempeleng wajah saya lebih dulu. Entah siapa yang menjambak rambut hingga saya terjungkal setelah itu. (KG/Sa/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan kekerasan terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, serangan atau invasi 79 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologis terhadap perempuan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, dll. Pada temuan data di atas tentu dapat diketahui bahwa tokoh saya mendapat serangan invasi (assault) terhadap fisiknya dan tentu integritas mental psikologis yang berbentuk kekerasan dalam rumah tangga oleh kedua orangtuanya. Kedua, tindakan pemukulan dan serangan fisik yang terjadi dalam rumah tangga (domestic violence). Sejalan dengan kriteria yang pertama tokoh saya mendapat berbagai serangan fisik oleh kedua orangtuanya dalam bentuk menempeleng wajah dan menjambak rambut dalam sekali waktu. peristiwa semacam ini banyak dialami keluarga pasangan muda yang masih sama-sama pada tingkat emosional yang labil sehingga anak menjadi salah satu pelampiasan terhadap emosi yang terjadi dalam rumah tangga dari kedua pasangan suami istri. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Saia mendapatkan perlakuan kekerasan baik fisik maupun psikologis dalam keluarga yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. (57)Nayla membuka selakangannya. Ia tetap berusaha tenang saat bocah laki-laki tak hanya melihat namun memakan dengan rakus vaginanya di bawah meja. (KG/GKA/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan kekerasan terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental 80 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 psikologis terhadap perempuan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, dll. Pada temuan data di atas tentu dapat diketahui bahwa tokoh Nayla mendapat serangan invasi (assault) terhadap fisiknya dan tentu integritas mental psikologis yang berbentuk tindakan pelecahan seksual. Kata memakan dalam kalimat kedua memiliki makna konotatif mengarah kepada tindakan pelecahan seksual yang dilakukan para bocah laki-laki terhadap tokoh Nayla yang sudah diperkerjakan sebagai pekerja seks komersial di usia belia. Kedua, penyiksaan yang mengarah kepada organ alat kelamin (genital mutilation). Sejalan dengan kriteria yang pertama tokoh Nayla mendapat tindakan kekerasan berupa pelecehan seksual yang mengarah kepada organ alat kelamin (genital mutilation). Meskipun tokoh Nayla digambarkan dengan perasaan tenang mendapatkan tindakan pelecehan seksual tersebut namun secara fisik maupun psikologi tentu hal tersebut berpengaruh besar, apalagi tokoh Nayla masih tergolong di bawah umur. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh Nayla dalam cerpen Gadis Korek Api mendapatkan tindakan pelecehan seksual akibat diperkerjakan sebagai pekerja seks komersial pada usia belia. (58)Biar semua itu berakhir pada saat ia berusaha masuk ke dalam rumah sehabis pulang sekolah namun massa menahan dan memerkosanya bergantian tepat di depan rumahnya sendiri. (KG/I/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan kekerasan terhadap perempuan berdasarkan beberapa kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, 81 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017 serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologis terhadap perempuan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, dll. Pada temuan data di atas tentu dapat diketahui bahwa tokoh dia mendapat serangan invasi (assault) terhadap fisiknya dan tentu integritas mental psikologis yang berbentuk pemerkosaan. Kedua, kekerasan gender disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Tindakan pemerkosaan yang dialami tokoh dia disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat, mengingat pemerkosaan dilakukan oleh lebih dari satu laki-laki. Ketiga, penyiksaan yang mengarah kepada organ alat kelamin (genital mutilation). Sejalan dengan kriteria yang pertama tokoh dia mendapat tindakan kekerasan berupa pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok laki-laki di depan rumahnya sendiri. Perempuan yang memiliki fisik lebih lemah dibanding laki-laki dianaya baik secara fisik maupun psikologis melalui tindakan pemerkosaan. Peristiwa semacam ini tentu memberikan trauma psikologis yang mendalam bagi perempuan. Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, tokoh dia dalam cerpen Insomnia mendapatkan tindakan pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok laki-laki di depan rumahnya sendiri. 82 REPRESENTASI KETIDAKADILAN GENDER ...,NURUL ANISAH,PBSI FKIP, UMP 2017