hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan

advertisement
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT
DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR
KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR
Rizka Dwi Ariani1), Sunardi2), Rufaida Nur Fitriana3)
1,2,3
Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin.Diet rendah purin berasal dari
makanan yang mengandung protein, pada penderita asam urat harus membatasi makanan
yang mengandung protein berlebih. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penyakit
ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin pada penderita asam
urat. Desain penelitian descriptif corelation dengan pendekatan cross sectional pada 30
penderita asam urat di Gawanan timur Kecamatan Colomadu Karanganyar.Variabel yang
diamati yaitu tingkat pengetahuan dan kepatuhan. Penderita asam urat mempunyai
pengetahuan baik tentang diet rendah purin yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).
Tingkat kepatuhan penderita asam urat dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh
yaitu sebanyak 28 responden (93,3%). Analisis data menggunakan chi square dengan
nilai X2 hitung sebesar 7,232 dengan nilai signifikansi(p value) 0,027 < 0,05. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa adanya hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat
dengan kepatuhan diet rendah purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu
Karanganyar.
Kata Kunci
: Tingkat Pengetahuan, Asam Urat, Kepatuhan, Diet Rendah Purin
ABSTRACT
Uric acid is the final metabolism product of purine. Low purine diet is done by limitedly
consuming food with protein. The factors suspected to this disease are diet, body weight,
and life style. The objective of this research is to investigate the correlation between the
knowledge level of uric acid clients and their obedience to low purine diet. This research
used the descriptive correlational method with the cross-sectional design to 30 uric acid
clients in GawananTimur, Colomadu Sub-district, Karanganyar. The observed variables
included knowledge level and obedience. The result of the research shows that the 16
clients (53.3%) have good knowledge on low purine diet. The 28 respondents (93.3%)
have a good obedience level to conduct low purine diet. The result of analysis with the
chi square test shows that the value of X2count is 7.232 at the significance value of p =
0.027, which is smaller than 0.05. Thus, it can be concluded that there is a correlation
between the knowledge level of uric acidclients and their obedience to low purine diet in
GawananTimur, Colomadu Sub-district, Karanganyar.
Keywords
: Knowledge level, uric acid, obedience and low purine diet.
PENDAHULUAN
Pada masa Hippocrates dikenal
luas sebuah penyakit yang bernama
gout yang sering dinamakan sebagai
“penyakit para raja dan raja dari
penyakit” karena sering muncul pada
kelompok
masyarakat
dengan
kemampuan sosial ekonomi tinggi.
Sebagaimana diketahui, kelompok
masyarakat sosial ekonomi tinggi
sering mengkonsumsi daging (yaitu
keluarga kerajaan pada zaman
dahulu), akibatnya menimbulkan
rasa
sakit
yang
teramat
sangat.Kepercayaan
kuno
menyatakan bahwa penyakit ini
disebabkan oleh luka yang jatuh tetes
demi
tetes
kedalam
sendi
(Damayanti 2012).
Prevalensi asam urat di
Indonesia menduduki urutan kedua
setelah osteoarthritis. Prevalensi
asam urat pada populasi di USA
diperkirakan 13,6/100.000 penduduk,
sedangkan di Indonesia sendiri
diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang,
prevalensi ini meningkat seiring
dengan
meningkatnya
umur.
Berdasarkan data yang diperoleh
pada tanggal 6 April 2010 di
Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya
didapatkan data bahwa warga
pralansia
dan
lansia
yang
memeriksakan diri ke Puskesmas
pada tahun 2009 sebanyak 1584
orang, sebagian besar warga
menderita penyakit radang sendi
dengan jumlah 899 orang (56,8%).
Penyakit ini dikelompokan dalam
penyakit khusus dan menduduki
prioritas pertama dengan jumlah
terbesar dari 10 penyakit prioritas
lainnya. Salah satu bagian dari
penyakit radang sendi ini adalah
asam urat berjumlah 72 orang (8%),
terdiri dari 34 (47,2%) wanita
berumur >50 tahun, 25 (34,7%)
wanita <50 tahun (Pipit 2010).
Penelitian tentang gout pada
populasi tenaga kesehatan laki-laki
di Amerika Serikat, yang meliputi
dokter gigi, optometris, osteopath,
ahli farmasi, podiatrist, dan dokter
hewan. Populasi tersebut berusia
antara 40 sampai 75 tahun. Hasil
penelitianya selama 12 tahun
menemukan 730 kasus gout baru.
Mereka menemukan peningkatan
risiko gout ketika responden
mengonsumsi daging atau seafood
dalam jumlah banyak (Andry. dkk
2009).
Asam urat merupakan hasil
metabolisme di dalam tubuh yang
kadarnya tidak boleh berlebih, setiap
orang memiliki asam urat di dalam
tubuhnya, karena setiap metabolisme
normal akan dihasilkan asam urat
sedangkan pemicunya adalah faktor
makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Purin
ditemukan pada semua makanan
yang
mengandung
protein
(Damayanti, 2012).
Peneliti
tertarik
untuk
melakukan penelitian dari masalah
yang didapatkan di latar belakang,
maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah
ada hubungan antara tingkat
pengetahuan penderita asam urat
dengan kepatuhan diet rendah purin.
Tujuan peneliti pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah
adanya
hubungan
tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan diet
rendah purin pada penderita asam
urat di Gawanan Timur Kecamatan
Colomadu Karanganyar.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian kuantitatif
dengan jenis rancangan descriptif
corelation dengan desain cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan
di Gawanan Timur Kecamatan
Colomadu Karanganyar pada bulan
Mei 2014. Responden dalam
penelitian ini adalah semua penderita
asam urat di Gawanan Timur dengan
jumlah responden sebanyak 30 orang
dengan menggunakan teknik total
sampling. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah ada hubungan antara
tingkat pengetahuan penderita asam
urat dengan kepatuhan diet rendah
purin. Teknik analisis pada penelitian
ini menggunakan uji chi square
untuk mengetahui apakah ada
hubungan tingkat penderita asam
urat dengan kepatuhan diet rendah
purin di Gawanan Timur Kecamatan
Colomadu Karanganyar dengan nilai
signifikansi dianggap bermakna
apabila p value < 0.05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tingkat pengetahuan penderita
asam urat tentang diet rendah
purin.
Hasil
analisis
deskriptif
diketahui bahwa data penelitian
tentang pengetahuan penderita asam
urat tentang diet rendah purin bahwa
skor tertinggi = 19, skor terendah =
8, mean = 16,13, range = 11, dan
standar deviasi = 2,67. Distribusi
responden
tentang
tingkat
pengetahuan penderita asam urat
tentang diet rendah purin dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan
Penderita Asam Urat Tentang Diet
Rendah Purin.
Pengetahuan
Jumlah
Persentase(%)
Baik
16
12
53,3
40,0
2
30
6,7
100
Cukup
Kurang
Jumlah
Hasil diatas diketahui bahwa
mayoritas
tingkat
pengetahuan
penderita asam urat tentang diet
rendah purin adalah baik yaitu
sebanyak 16 responden (53,3%).
Notoatmodjo
(2012)
menyatakan bahwa pengetahuan
merupakan salah satu domain
perilaku kesehatan. Pengetahuan
merupakan hasil “tahu”, dan ini
terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu,
pada hasil penelitian didapatkan hasil
bahwa
16
responden
yang
berpengetahuan
baik
mereka
mengetahui tentang diet rendah purin
yaitu mereka tahu bahwa makanan
seperti kacang-kacangan, daging, dan
jeroan dapat meningkatkan kadar
asam
urat
didalam
tubuh,
Pengetahuan (kognitif) merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang
(overt behavior), dalam hal ini
pengetahuan responden yang sudah
baik, membuat mereka membatasi
makan makanan yang mengandung
tinggi purin tersebut, sedangkan pada
responden yang berpengetahuan
kurang, mereka belum mengetahui
tentang diet rendah purin misalnya
jeroan dan melinjo yang bisa
meningkatkan kadar asam urat
didalam tubuh, hal itu menyebabkan
perilaku responden tersebut tidak
membatasi
makanan
yang
mengandung purin, hal tersebut
dipengaruhi
oleh
kurangnya
informasi pada responden, menurut
Pipit.dkk (2010) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu pendidikan, informasi, dan
ekonomi, karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari pengetahuan.
2. Tingkat kepatuhan penderita
asam urat dalam melakukan
diet rendah purin.
Data penelitian tentang tingkat
kepatuhan penderita asam urat dalam
melakukan diet rendah purin
diperoleh bahwa skor tertinggi = 23,
skor terendah = 6, mean = 14,90,
range = 17 dan standar deviasi =
4,444. Distribusi responden tentang
tingkat kepatuhan penderita asam
urat dalam melakukan diet rendah
purin dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Tingkat Kepatuhan
Penderita Asam Urat
Dalam Melakukan
Diet Rendah Purin.
Kepatuhan Jumlah Persentase(%)
Patuh
28
93,3
Tidak
2
6,7
Patuh
Jumlah
30
100
Tabel 4.4 didapatkan bahwa
mayoritas tingkat
kepatuhan
penderita
asam
urat
dalam
melakukan diet rendah purin adalah
patuh yaitu sebanyak 28 responden
(93,3%).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas tingkat kepatuhan
penderita
asam
urat
dalam
melakukan diet rendah purin adalah
patuh yaitu sebanyak 28 responden
(93,3%).
Sarafino
(2003),
mendefinisikan kepatuhan (ketaatan)
sebagai
tingkat
penderita
melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan oleh dokter
atau orang lain. Kepatuhan juga
dapat didefinisikan sebagai perilaku
positif penderita dalam mencapai
tujuan
terapi.
Kepatuhan
ini
dibedakan menjadi dua yaitu patuh
penuh (total compliance) dan tidak
patuh (non compliance).
Dalam
penelitian
ini
didapatkan hasil bahwa tingkat
kepatuhan
responden
termasuk
dalam kategori patuh penuh.
Menurut Pranoto (2007),
patuh
adalah suka menurut perintah, taat
pada perintah, sedangkan kepatuhan
adalah perilaku sesuai aturan dan
berdisiplin, hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang didapat, bahwa
responden menjalankan diet rendah
purin dengan menjauhi makanmakanan yang mengandung tinggi
purin seperti jeroan, kacangkacangan dan daging, mereka
berdisiplin
dalam
menjalankan
dietnya.
Menurut
Notoatmodjo
(2012) dari pengalaman terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan, dengan
begitu
tingkat
pengetahuan
responden yang baik membuat
responden menjadi patuh terhadap
diet rendah purin.
3. Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Penderita Asam
Urat Terhadap Kepatuhan Diet
Rendah Purin
Tabel 4.5 Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Penderita
Asam Urat Terhadap
Kepatuhan Diet Rendah
Purin
Tingkat
p
Tingkat
Kepatuhan
c2
value
Pengeta
Jumlah
huan
N
%
Kurang
2
6.7
Cukup
12
40.0 7,232
0,027
Baik
16
53.3
Jumlah
30
100
Hasil perhitungan dengan uji
chi square diperoleh nilai X2 hitung
sebesar
7,232
dengan
nilai
signifikansi (p value) 0,027 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat
hubungan
tingkat
pengetahuan penderita asam urat
dengan kepatuhan diet rendah purin.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan pernyataan dari Niven (2008)
bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan
adalah pengetahuan. Pengetahuan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah
orang
melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu, dari pengalaman dan
penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku
yang
tidak
didasari
oleh
pengetahuan. Menurut fungsinya
pengetahuan merupakan dorongan
dasar untuk ingin tahu, untuk
mencari penalaran, dan untuk
mengorganisasikan pengalamannya,
sesuai dengan penelitian bahwa
responden memiliki dorongan rasa
untuk ingin tahu makanan apa yang
seharusnya dihindari atau dibatasi
oleh penderita asam urat, setelah
mereka
tahu
mereka
akan
mengorgaisasikan pengetetahuan dan
pengalaman
tersebut
untuk
berperilaku
positif
dengan
menjalankan diet rendah purin
dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
mayoritas
tingkat
pengetahuan penderita asam urat
tentang diet rendah purin adalah baik
yaitu sebanyak 16 responden
(53,3%) dengan tingkat kepatuhan
patuh yaitu sebanyak 28 responden
(93,3%), dalam penelitian ini salah
faktor yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan adalah pengetahuan, oleh
sebab itu dengan pengetahuan yang
baik, maka kepatuhan responden
terhadap menjalankan diet rendah
purinpun juga baik, responden lebih
patuh dalam menjalankan diet rendah
purinnya.
SIMPULAN
Hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka
peneliti menyimpulkan bahwa ada
hubungan
tingkat
pengetahuan
penderita
asam
urat
dengan
kepatuhan diet rendah purin.
SARAN
Masyarakat
khususnya
penderita asam urat hendaknya lebih
patuh dalam melakukan konsumsi
diet rendah purin untuk mencegah
penurunan kadar asam urat di dalam
tubuh serta bagi peneliti lain
hendaknya dapat mengembangkan
penelitian ini misalnya dengan
melakukan penelitian tentang faktorfaktor lain yang berpengaruh
terhadap kepatuhan penderita asam
urat, misalnya adalah dukungan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Andry.,dkk 2009,Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Kadar Asam Urat Pada
Pekerja Kantor Di Desa
Kearang Turi Kecamatan
Bumiayu Kabupaten Brebes,
Journal
Keperawatan
Soediman,
<https://www.google.com/sea
rch?q=kuesioner+kepatuhan+
diet+makanan.pdf&ie=utf8&
oe=utf8&aq=t&rls=org.mozil
la:enUS:official&client=firef
oxa#q=jurnal+kuesioner+kep
atuhan+diet+rendah+purin.pd
f&rls=org.mozilla:enUS:official>
Damayanti, D 2012, Mencegah dan
Mengobati
Asam
Urat,
Araska, Yogjakarta
Niven, 2008, Psikologi Kesehatan:
Pengantar Untuk Perawat
Dan
Profesional,EGC,
Jakarta
Notoatmodjo,
2012,
Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan, PT Rineka Cipta,
Jakarta
Pipit, F 2010, Hubungan Antara
Pola Makan dengan Kadar
Asam Urat Darah Pada
Wanita Post Menopause Di
Posyandu Lansia Wilayah
Kerja Puskesmas dr.Soetomo
Surabaya,
Journal
Keperawatan,
<http://www.google.com/hub
ungan-antarapola%2520makan-dengankadar-asamurat-darah-padawanita-postmenopause-diposyandu-lansia-wilayahkerja-puskesmasdrsoetomosurabaya.pdf>
Pranoto 2007, Ilmu Kebidanan:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo,
Yogjakarta.
Sarafino 2003, Dukungan Keluarga,
Salemba Medika, Jakarta
Download