BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Tri Bodroastuti1 [email protected] TA. Teguh Setiawan2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan kinerja karyawan PT Prudential KPM SM1 Semarang. Populasi penelitian ini adalah 220 karyawan PT Prudential KPM SM1 Semarang. Sampelnya adalah 100 karyawan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan pendekatan Parsial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yaitu Pelatihan dan Pengembangan (X1), Kepuasan Kerja (X2), dan Budaya Organisasi (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi (Y) dan juga Kinerja (Z) karyawan. Kata kunci: Pelatihan dan Pengembangan, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi, Motivasi, Kinerja ABSTRACT The aim of this research was to analyze the factors that influence the motivation and performance of marketing employees of PT Prudential KPM SM1 Semarang. The population of this study were 220 marketing employees of PT Prudential KPM SM1 Semarang. The samples were 100 marketing employees. The sampling technique used was purposive sampling. The analysis technique used was Structural Equation Model (SEM) with Partial Least Square (PLS) approach. The result showed that all variables which were Training and Development (X1), Job Satisfaction (X2), and Culture of Organization (X3) had positive and significant influence on the Motivation (Y) and also the Performance (Z) of marketing employees. Keywords : Training and Development, Job Satisfaction, Culture of Organization, Motivation, Performance Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan kunci bagi kelangsungan suatu organisasi karena merupakan aset organisasi yang relatif sulit untuk ditiru oleh organisasi lain. Hal ini disebabkan sifat sumber daya manusia yang tidak tetap dan terus bergerak secara fleksibel mengikuti setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Seiring perkembangan organisasi, tenaga kerja Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 536 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan dengan keterampilan unggul merupakan aset utama untuk keunggulan kompetitif berkesinambungan. Meski seleksi menjadi salah satu cara mencapai keunggulan ini, namun secara strategik pelatihan dan pengembangan yang terfokus menawarkan keunggulan yang fleksibel dan jangka panjang. Beberapa organisasi terkemuka menggunakan pelatihan dan pengembangan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif melalui pembelajaran berkelanjutan (Judy,1996 diacu dalam Krisdiyanto,2010). Kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan job performance atau actual performance atau level performance, merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang berasal dari organisasi (Priansa,2014). Kinerja karyawan yang maksimal merupakan salah satu faktor pendukung utama yang dapat menentukan keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya, termasuk pada PT Prudential Indonesia. Dalam rangka mencapai kinerja yang maksimal , diperlukan pelatihan dan pengembangan yang rutin, kepuasan kerja karyawan dan budaya organisasi yang baik guna memotivasi karyawan untuk bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut. Atas dasar hasil wawancara dengan branch manager PT Prudential KPM SM1 Semarang, ada beberapa masalah yang menyebabkan pasang surutnya laporan penjualan setiap bulan. Beberapa penyebab masalah di perusahaan adalah masih kurangnya kinerja yang maksimal dari setiap tenaga pemasar dalam melakukan prospek terhadap nasabah. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dari dalam diri tenaga pemasar sehingga beberapa tenaga pemasar cenderung kurang giat dalam menjalankan pekerjaannya meskipun telah diberi arahan dan target oleh pimpinan perusahaan. Selain itu, kurangnya kesadaran beberapa tenaga pemasar dalam mengikuti pelatihan yang diadakan oleh perusahaan, dimana pelatihan ini penting untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan para tenaga pemasar. Meskipun perusahaan telah menginformasikan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh perusahaan, namun masih ada beberapa tenaga pemasar yang tidak hadir. Pelatihan ini sesungguhnya memang tidak mewajibkan para tenaga pemasar untuk hadir, karena perusahaan merasa jika para tenaga pemasar ini memiliki kesadaran untuk belajar maka kesempatan untuk berkembang di perusahaan akan semakin besar. Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh dari pelatihan dan pengembangan, kepuasan kerja, dan budaya organisasi terhadap motivasi serta dampaknya terhadap kinerja tenaga pemasar. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Kinerja dapat diartikan sebagai kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaanya. Ukuran kesuksesan masingmasing karyawan bergantung pada fungsi dari pekerjaannya yang spesifik dalam bentuk aktivitas selama kurun waktu tertentu. Dengan kata lain, ukuran Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 537 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan kesuksesan kinerja didasarkan pada ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya (Umam, 2010:186). Kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang berasal dari organisasi (Priansa,2014:269). Gibson, Ivancevich dan Donnely (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah variabel individu, variabel psikologis, maupun variabel organisasi. Variabel individu meliputi kemampuan dan keterampilan baik fisik maupun mental; latar belakang seperti keluarga tingkat sosial dan pengalaman; demografi, menyangkut umur, asal usul dan jenis kelamin. Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi. Variabel organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Sutermeister (1999) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pegawai terdiri dari motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, serta kebutuhan egoistik. Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa Kinerja dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Faktor kemampuan secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi yang disebut IQ (Intelligent Quotient) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Sikap mental itu sendiri merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikosifisik (siap mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap secara mental, maupun secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, juga mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja (Priansa, 2014:270-271). Motivasi Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Pendapat ahli mengatakan bahwa ada kesamaan antara motif dengan needs (dorongan, kebutuhan). Wexley & Yukl (1977) mengemukakan bahwa pengertian motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya (As’ad, 2010:45). Robbins dan Coulter (2004) dalam Ardana, Mujiati dan Sriathi (2009) menyatakan bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 538 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Adanya kebutuhan ini menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam usahanya mencapai suatu tujuan (Ardana, Mujiati dan Sriathi, 2009:30). Pelatihan dan Pengembangan Wexley & Yukl (1976, halaman 282) mengatakan : “Training and development are terms referring to planned efforts designed to facilitate the acquisition of relevant skills, knowledge and attitudes by or organizational members”. Disini latihan dan pengembangan adalah istilah yang menyangkut usaha yang berencana yang diselenggarakan supaya dicapai penguasaan akan ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang relevan terhadap pekerjaan. Ada beberapa pendapat yang mengatakan tentang istilah latihan dan pengembangan, misalnya Campbell, Dunnette, Lawler, and Weick, 1970 (dikutip pada Wexley & Yukl, 1976, halaman 282) mengatakan: “Development focuses more on improving the decision-making and human relations skills of middle and upper level management, while training involves lower level employees and the presentation of a more fractual and narrow subyect matter.” Pendapat ini didukung oleh Sikula (1976) dikutip oleh Munandar (1978, halaman 22) sebagai berikut: training adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan tertentu. Adapun yang disebut pengembangan ialah proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan teorganisir, dengan mana tenaga kerja managerial memperlajari pengetahuan konseptual dan teoritik untuk tujuan-tujuan umum (As’ad, 2001:70). Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada karyawan yang tidak puas. Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu bergantung pada cara ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan dan hasil keluarannya (Umam, 2010:192). Kepuasan kerja merupakan hal penting yang dimiliki individu di dalam bekerja. Setiap individu pekerja memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga tingkat kepuasan kerja nya pun berbeda. Tinggi rendahnya kepuasan kerja dapat memberikan dampak yang berbeda. Hal ini bergantung pada sikap mental individu yang bersangkutan. Roe dan Byars (2008) mengatakan bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong terwujudnya tujuan organisasi secara efektif. Sementara tingkat Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 539 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan kepuasan kerja yang rendah merupakan ancaman yang akan membawa kemunduran bagi organisasi, secara cepat maupun perlahan (Priansa, 2014:290-291). Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan. Menurut Schein, budaya meliputi asumsi, adaptasi, persepsi, dan pelajaran. Ia lebih lanjut menetapkan bahwa budaya organisasi mempunyai tiga lapisan. Lapisan I meliputi benda dan ciptaan yang kelihatan, tetapi sering tidak bisa menginterpretasikan. Laporan tahunan, laporan berkala, jarak pembagi antarpara pekerja, dan peralatan adalah contoh benda dan ciptaan. Lapisan II adalah nilai-nilai, atau berbagai hal yang penting bagi orang. Nilai-nilai sadar, hasrat afektif atau keinginan. Lapisan III adalah asumsi dasar yang menceritakan pada individu bagaimana cara memandu perilaku mereka. Termasuk dalam lapisan ini menceritakan kepada individu bagaimana untuk merasakan, berpikir tentang, dan merasakan tentang pekerjaan, capaian tujuan, hubungan manusia, dan capaian para rekan kerja (Rivai dan Mulyadi, 2009:256). Lewis (1992) yang dikutip oleh Octa Melia Jalal (2000) mengelompokkan budaya organisasi ini menjadi empat (Ardana, Mujiati dan Sriathi, 2009:168). 1) Simbol, terdiri dari logo, slogan, upacara, cerita yang sering disampaikan orang dalam organisasi tersebut. 2) Proses, merupakan metode organisasi untuk melaksanakan tugasnya, seperti jalur pertanggungjawaban, desain pekerjaan, strategi manajemen dalam mengambil keputusan, jalur komunikasi resmi, dan peraturan pertemuan. 3) Format, merupakan benda yang bisa langsung observasi, seperti desain bangunan, tata letak ruang, furnitur dokumen resmi, pidato. 4) Perilaku, merupakan manifestasi simbol, proses dan format yang ada di organisasi. Hubungan Pelatihan dan Pengembangan dengan Motivasi Pengelolaan kinerja menetapkan tujuan bisnis untuk individual dan tim. Pelatihan dan pengembangan terkait pekerjaan penting untuk pengembangan kapabilitas dan kinerja yang dibutuhkan (Walker,1998). Pelatihan dan pengembangan melibatkan transfer pengetahuan antar unit organisasi yang berbeda. Pelatihan merupakan proses dimana individu memperoleh pengetahuan, serta wawasan baru yang selanjutnya akan memodifikasi perilaku dan tindakan mereka. Pengembangan muncul melalui pembagian wawasan dan pengetahuan (Baker dan Sinkula, 1999). Proses pelatihan dan pengembangan membutuhkan waktu. Perubahan pada pembelajaran perusahaan merupakan “sikap hati-hati, komitmen, dan proses manajemen yang pelan dan tetap sepanjang waktu”. Perilaku organisasi dapat menjadi cepat merubah dan mempunyai efek positif pada profitabilitas (Sinkula, dkk., 1997). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pelatihan dan pengembangan organisasional dapat Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 540 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan memotivasi karyawan untuk mengerjakan tugas mereka. Hasil penelitian Babakus et al. (1996) menunjukkan bahwa Pelatihan dan pengembangan memiliki pengaruh langsung terhadap motivasi (Krisdiyanto, 2010). Hubungan Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kepuasan kerja atau job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaannya (Hani Handoko, 1992). Kepuasan kerja sebagai keadaan emosi yang positif atau meyenangkan, sebagai hasil dari penghargaan atas pekerjaan atau pengalaman kerja orang itu (Hoffman & Ingram, 1996). Kepuasan kerja merupakan konsep yang dapat diuraikan dari sosiologi dan psikologi industri. Menurut Freeman (1978 dalam Uppal, 2005) kepuasan kerja merupakan variable subjektif yang diukur dari what people say daripada what people do. Freeman (1978) juga menyebutkan 10 bahwa kepuasan merupakan faktor penentu utama dari kinerja karyawan, kepuasan kerja yang tinggi akan mengakibatkan tingkat kinerja kayawan yang tinggi pula (Krisdiyanto, 2010). Dikatakan oleh Louis A. Allen tentang pentingnya unsur manusia dalam menjalankan roda industri, “betapapun sempurnanya rencana, organisasi, dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapainya”. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor manusia cukup berperan dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan perusahaan. Memberikan motivasi agar dicapai kepuasan kerja bagi para karyawan merupakan kewajiban bagi setiap pimpinan perusahaan (As’ad, 2001:103). Hubungan Budaya Organisasi dengan Motivasi O’ Reilly, Chatman, dan Caldwell (1991) yang diacu pada Krisdiyanto (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa budaya perusahaan mempunyai pengaruh terhadap efektifitas perusahaan, terutama pada perusahaan yang mempunyai budaya yang sesuai dengan strategi dan dapat meningkatkan komitmen karyawan kepada perusahaan. Kesesuaian antara budaya organisasi terhadap partisipasi yang mendukungnya akan menimbulkan kepuasan kerja yang mendorong individu untuk kreatif dalam arti dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sheridan (1992), menunjukkan bahwa budaya organisasi secara signifikan berhubungan positif dengan kinerja karyawan., voluntary turnover, dan komitmen organisasi. Dikatakan bahwa variasi dalam cultural value memiliki pengaruh terhadap tingkat turnover dan kinerja karyawan. Gordon (1991), menyatakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung kepada keberhasilannya dalam menciptakan budaya organisasi yang khas sebagai bagian rencana strategik. Selanjutnya dia menyatakan bahwa kesesuaian antara sikap dan perilaku karyawan dengan budaya Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 541 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan organisasi memiliki efek pada kinerjanya. Pengelolaan budaya perusahaan diarahkan kepada kemampuan budaya untuk mendorong meningkatnya kinerja perusahaan melalui peningkatan kinerja karyawannya. Hal ini berkaitan dengan fungsi budaya perusahaan sebagai sarana menentukan prioritas atau menentukan the way things are done around here, menciptakan komitmen bersama, serta memandu sikap dan perilaku (diantaranya adalah motivasi kerja) para karyawan (Robbins, 2003 diacu dalam Krisdiyanto, 2010). Budaya organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus-menerus. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemicu motivasi/motivator, pengembangan yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang ditetapkan (Umam, 2010:129-130). Hubungan Pelatihan dan Pengembangan dengan Kinerja Karyawan Pelatihan dan pengembangan mempengaruhi tingkat dimana perusahaan mempromosikan pembelajaran generatif sebagai inti kompetensi (Sinkula, dkk.,1997). Perusahaan yang menerapkan orientasi Pelatihan dan pengembangan bagi para karyawannya lebih berharap mempertanyakan asumsi long-held mengenai filosofi operasional fundamental. Perusahaan ini bahkan mungkin mempertanyakan asumsi bahwa perilaku market-oriented berkaitan dengan setiap situasi. Perusahaan dengan orientasi Pelatihan dan pengembangan yang kuat mungkin mempertanyakan logika pendekatan market-oriented yang alami bagi pengembangan produk baru. Sinkula, dkk.,(1997) selanjutnya mencatat bahwa “kompetisi yang sangat alami menyarankan bahwa tidak ada strategi replicable (yang menggantikan selain pelatihan dan pengembangan karyawannya) yang akan mengarahkan bisnis untuk memperoleh profit jangka panjang diatas normal karena karyawannya menghasilkan kinerja yang tinggi”. Wahyuni (2009) dalam penelitiannya menyatakan praktek sumber daya manusia yaitu training (pelatihan dan pengembangan) berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Krisdiyanto, 2010). Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan Kepuasan bekerja berpengaruh dalam meningkatkan motivasi berprestasi, hal ini didasari atas beberapa sebab. Pertama karyawan yang merasakan kepuasan kerja lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan penjualan mereka sehingga akan membawa pada peningkatan kualitas mereka. Kedua adanya proses kepuasan bekerja yang diadopsi dalam aktivitas secara intektual, dimana pada akhirnya mampu mengarahkan mereka untuk berpikir kreatif dan mendapatkan keuntungan atas pekerjaan mereka. Oleh karena itu kepuasan bekerja merupakan proses penting yang memberikan banyak Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 542 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan manfaat untuk mengembangkan kualitas mereka, sehingga mereka memiliki prestasi untuk mencapai kinerja (Grant et.al.,2001). Penelitian Lund (2003) menyatakan bahwa kepuasan bekerja terhadap proses motivasi berprestasi akan menciptakan dan menularkan antusias yang sama pada rekanrekan dan lingkungan kerja seorang karyawan. Sehingga secara jangka panjang akan menghasilkan kinerja yang menyeluruh. Almigo (2004) dalam penelitiannya menyatakan kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas (kinerja) karyawan (Krisdiyanto, 2010). Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan Robbins (2003) menyatakan bahwa budaya organisasi berawal dari filosofi pendirinya. Sekali budaya terbentuk, praktek-praktek dalam organisasi bertindak untuk mempertahankannya, misalnya praktek pengelolaan sumber daya manusia. Tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya, yaitu praktek seleksi, tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi. Budaya dalam organisasi atau perusahaan bisa dilihat kuat lemahnya intensitas dan sebaran nilai inti organisasi, yaitu nilai primer atau dominan yang diterima dengan baik di seluruh organisasi itu (Robbin, 2003). Dalam organisasi dengan budaya kuat nilai inti organisasi dipegang (held) secara intensif dan dianut secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat mempunyai pengaruh besar pada perilaku anggotanya karena tingkat kebersamaan (shardness) dan intensitas menciptakan suatu iklim internal kendali yang tinggi atas perilaku. Budaya yang kuat dapat bertindak sebagai suatu pengganti untuk formula karena kemampuannya untuk meningkatkan konsistensi perilaku. Wahyuni (2009) menyatakan bahwa praktek sumber daya manusia yaitu empowering (pemberdayaan) melalui keterbukaan, keteraturan dan profesionalisme berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Krisdiyanto, 2010). Budaya organisasi adalah isu yang banyak mendapat perhatian dari berbagai kalangan, utamanya para praktisi ataupun pengelola organisasi. Berdasarkan pengalaman yang telah dialami oleh berbagai organisasi bisnis, ada bukti yang cukup signifikan bahwa budaya organisasi berkontribusi terhadap efektivitas total organisasi. Budaya organisasi berdampak pada perilaku anggota organisasi, dari level yang paling tinggi sampai level terendah. Paling tidak ada tujuh faktor objektif seperti: inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke hal-hal yang rinci/detil, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, agresifitas, dan stabilitas/kemantapan yang dipersepsikan sebagai budaya organisasi yang dengan segala kekuatannya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja tersebut (Ardana, Mujiati dan Sriathi, 2009:173-174). Hubungan Motivasi dengan Kinerja Karyawan Melalui program-programnya, suatu perusahaan memotivasi karyawannya agar bekerja dengan lebih baik dengan harapan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 543 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan bahwa upaya ini akan berdampak positif yang berupa peningkatan kinerja tenaga kerja. Strategi memotivasi karyawan meningkatkan kendali dari karyawan untuk menghasilkan kinerja yang lebih tinggi (Tansuhaj, Randall & McCulough, 1998). Hasil penelitian Cravens et al (1993) mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi karyawan dengan kinerja karyawan. Penelitian ini juga merupakan uji empirik terhadap proposisi yang diajukan oleh Anderson & Oliver (1987) yang menghasilkan kesimpulan yang sama dengan Oliver & Anderson (1994) yaitu bahwa terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manakala karyawan termotivasi dalam bekerja, mereka akan memiliki kinerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi (Krisdiyanto, 2010). Penelitian Terdahulu Review penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini sebagai berikut : Tabel 1 : Review Penelitian Terdahulu No. Judul Variabel Metode Hasil 1 2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur (Koesmono, 2005) Budaya SEM Organisasi, (Structural Motivasi, Equation Kepuasan Modelling) Kerja, dan dengan uji Kinerja kesesuaian model (goodness of fit) pada persamaan struktural Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi; budaya organisasi dan motivasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja; serta budaya organisasi, motivasi, dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja Analisis Faktor-faktor Pelatihan dan Confirmatory Faktor pelatihan dan yang Mempengaruhi Pengembangan, Factor Analysis pengembangan, Motivasi dan Kepuasan dan Regression kepuasan kerja, dan Pengaruhnya Terhadap Kerja, Budaya Weight pada budaya organisasi Peningkatan Kinerja Organisasi, SEM berpengaruh positif Karyawan Motivasi, terhadap motivasi dan (Krisdiyanto, 2010) Kinerja kinerja karyawan karyawan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 544 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Budaya organisasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja karyawan, serta kepuasan kerja pun juga memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi kerja Pengaruh Pelatihan dan Pelatihan dan Metode Pelatihan dan 4 Pengembangan Terhadap Pengembangan, deskriptif pengembangan Motivasi Dampaknya Motivasi dan verivikatif berpengaruh positif Terhadap Prestasi Kerja Prestasi kerja terhadap motivasi dan Karyawan di Lokawisata karyawan prestasi karyawan Baturraden paling dominan sebesar (Martina dan 52,63% dibanding Syarifuddin, 2014) pengaruh positif motivasi terhadap prestasi karyawan sebesar 11,42%. Sumber : Koesmono (2005), Krisdiyanto (2010), Kambey dan Suharnomo (2013), Diputra dan Riana (2014), dan Martina dan Syarifuddin (2014). 3 Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Hard Rock Hotel Bali (Diputra dan Riana, 2014) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Budaya Organisasi, Kepuasan kerja dan Motivasi kerja SEM (Structural Equation Modelling) Kerangka Teoretis Adapun gambar kerangka teoretis penelitian ini adalah sebagai berikut: Pelatihan dan H4 Pengembangan (X1) H1 H2 Motivasi Kepuasan Kerja (X2) Kinerja Karyawan (Y) H7 (Z) H3 Budaya Organisasi H6 H5 (X3) Gambar 1 Sumber : Kerangka Teoritis Penelitian : Krisdiyanto (2010) Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 545 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Hipotesis Ha1: Terdapat pengaruh positif pelatihan dan pengembangan terhadap motivasi tenaga pemasar Ha2: Terdapat pengaruh positif kepuasan kerja terhadap motivasi tenaga pemasar Ha3: Terdapat pengaruh positif budaya organisasi terhadap motivasi tenaga pemasar Ha4: Terdapat pengaruh positif pelatihan dan pengembangan terhadap kinerja tenaga pemasar Ha5: Terdapat pengaruh positif kepuasan kerja terhadap kinerja tenaga pemasar Ha6: Terdapat pengaruh positif budaya organisasi terhadap kinerja tenaga pemasar Ha7: Terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja tenaga pemasar METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan terhadap tenaga pemasar PT Prudential KPM SM1 Semarang yang berada di Jl. Lamper Tengah Blok C No 7 Semarang. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro, 2002). Variabel Penelitian Variabel Dependen (Y) Variabel dependennya adalah motivasi (Y) dan kinerja karyawan (Z). Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini adalah : 1. Pelatihan dan Pengembangan (X1) 2. Kepuasan Kerja (X2) 3. Budaya Organisasi (X3) Definisi Operasional Motivasi (Y) Indikator motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kebutuhan Berprestasi (Need for Achievement), meliputi : pengetahuan, keberhasilan, tanggungjawab, hasil yang terbaik 2. Kebutuhan Kekuasaan (Need for Power) , meliputi : kemampuan dan tingkat kerja yang baik; dorongan untuk meraih jabatan tertentu 3. Kebutuhan Berafiliasi (Need for Affiliation) : faktor yang berhubungan dengan kebutuhan memiliki hubungan yang baik antara rekan kerja. Kinerja Karyawan (Z) Indikator kinerja karyawan sebagai berikut : 1. Individu : meliputi kemampuan dan keterampilan baik fisik maupun mental. 2. Psikologis : meliputi faktor motivasi yang kuat dan semangat dalam bekerja. 3. Organisasi : meliputi struktur dan desain pekerjaan, serta faktor imbalan/upah. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 546 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Pelatihan dan Pengembangan (X1) Indikator pelatihan dan pengembangan sebagai berikut : 1. Analisis Organisasi (Organizational analysis) : meliputi visi/misi perusahaan. 2. Analisis Job dan Tugas (Job or task analysis) : merupakan dasar untuk membantu pengembangan karir karyawan. 3. Analisis Pegawai (person analysis) : difokuskan pada identifikasi khusus kesesuaian training bagi pegawai yang bekerja pada job nya. Kepuasan Kerja (X2) Indikator kepuasan kerja yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Faktor Psikologi : berhubungan dengan kenyamanan dalam bekerja. 2. Faktor Sosial : berhubungan dengan kepuasan kerja yang didapat melalui interaksi antara sesama rekan kerja. 3. Faktor Fisik : berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja dan waktu istirahat pegawai. 4. Faktor Finansial : berhubungan dengan gaji/tunjangan dan jaminan sosial karyawan. Budaya Organisasi (X3) Indikator budaya organisasi sebagai berikut : 1. Inovasi dan pengambilan risiko 2. Perhatian ke hal yang rinci/detil 3. Orientasi hasil 4. Orientasi orang 5. Orientasi tim 6. Keagresifan 7. Kemantapan/stabilitas Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pemasar PT Prudential KPM SM1 Semarang, yang berjumlah 220 orang. Sampel Jumlah sampel ditentukan dengan mempertimbangkan kecukupan data untuk keperluan analisis. Menurut Hair (1995) dalam Krisdiyanto (2010) jumlah sampel yang diambil dari populasi ditentukan sebesar 5-10 kali jumlah indikator variabel yang digunakan , dan sekurang-kurangnya sebanyak 100 sampel. Dalam penelitian ini jumlah pengambilan sampel sebanyak 20x5=100 responden. Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu tenaga pemasar yang memiliki masa kerja minimal satu tahun. Jenis Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data subjek, yaitu hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner. Sumber Data Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari tenaga pemasar sebagai responden , mengenai tanggapan responden tentang pelatihan dan pengembangan(X1), kepuasan kerja(X2), Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 547 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan budaya organisasi(X3) terhadap motivasi (Y) dan kinerja karyawan (Z). Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, berasal dari buku, jurnal serta literatur lainnya. Teknik Analisis Data Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) yang merupakan alternatif dalam metode persamaan struktural. (Ghozali, 2014). Pengujian yang dilakukan meliputi : 1. Model Pengukuran/Outler Model Outler model atau model pengukuran dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model melalui validitas convergent dan discriminant untuk indikator pembentuk konstruk laten, serta melalui composite reability dan Croncbach alpha untuk blok indikatornya ( Ghozali, 2014). Convergent validity dari measurement model dengan indikator reflektif dilihat dari korelasi antara score item atau indikator dengan indikator konstruknya. Indikator individu dianggap reliabel jika memiliki nilai diatas 0,70. Namun pada riset tahap pengembangan skala, loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima. (Ghozali, 2014) Outer model sering disebut outler relation atau measurement model, mengidentifikasikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok indikator refleksi dapat ditulis dengan persamaan : X = Λxξ + εx Y = Λyη + εy dimana : X, Y = indikator Λx , Λy = matrik loading εx , εy = residual ξ = pelatihan dan pengembangan, kepuasan kerja, dan budaya organisasi η = motivasi dan kinerja karyawan Sedangkan blok dengan menggunakan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut : ξ = Пξx + δξ □ = Пηy + δη dimana : X, Y = indikator ξ, η = variabel laten Пx , Пy = koefisien regresi linear berganda dari variabel dan indikator δη = residual dan regresi 2. Evaluasi Model Pengukuran (Inner Model) Dalam penelitian ini Inner Model digunakan sebagai uji hipotesis variabel yang akan diteliti. Model persamaannya sebagai berikut : η = β0 + βη + Гξ + ζ dimana : η = vektor endogen ζ = variabel residual ξ = vektor exogen β,Г = matrik koefisien jalur Inner Model dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dan koefisien parameter jalur struktural. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 548 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Model Pengukuran (Outler Model) Gambar 2 Sumber Berikut ini hasil pengujian pengukuran (Outler Model) : model : Hasil Uji Validitas Convergent Validity Model Tahap 1 : Hasil output PLS, 2017 Atas dasar gambar 2 diatas, terlihat bahwa beberapa indikator yang membentuk variabel konstruk masih ada yang belum valid karena nilai faktor loading lebih kecil dari 0,50, yaitu pada X2.1, X2.4, X2.5, X2.6, X3.1, X3.4, X3.6, X3.7, Y.2, Y.3 dan Z.2. Untuk itu, dilakukan uji validitas ulang dengan mengeluarkan indikator tersebut dari model. Hasil uji validitas ulang dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini : Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 549 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Gambar 3 Sumber Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan : Hasil Uji Validitas Convergent Validity Model Tahap 2 : Hasil output PLS, 2017 Dari gambar diatas terlihat lain. Model discriminant validity yang bahwa semua indikator yang membentuk baik adalah jika setiap nilai cross loading variabel konstruk sudah valid karena nilai dari setiap indikator pada variabel laten factor loading lebih besar dari 0,50. Selain memiliki nilai cross loading yang paling dengan model convergent validity diatas, besar daripada nilai loading lain terhadap uji validitas variabel dilakukan dengan model laten lain. Tabel berikut discriminant validity untuk memastikan menunjukkan hasil uji validitas model bahwa setiap konsep dari masing-masing dengan discriminant validity. variabel laten berbeda dengan variabel Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 550 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Tabel 2 : Discriminant Validity Pelatihan dan Pengembangan Indikator (X1) 0.7115 X1.1 0.5540 X1.2 0.8577 X1.3 0.0831 X2.2 0.2681 X2.3 0.4225 X3.2 0.1710 X3.3 0.2146 X3.5 0.2998 Y.1 0.0283 Y.4 0.1715 Y.5 0.1093 Y.6 0.1802 Y.7 0.2394 Z.1 0.2697 Z.3 0.4190 Z.4 0.2651 Z.5 Sumber : Hasil output PLS, 2017 Kepuasan Kerja (X2) 0.2189 0.0643 0.1227 0.8888 0.6523 0.0078 -0.0088 0.2080 0.2765 0.3826 0.0637 0.1946 0.1661 0.0707 0.1263 0.1031 0.2915 Budaya Organisasi (X3) 0.1747 0.3914 0.2980 0.0849 0.0254 0.7734 0.7921 0.5896 0.2420 0.1490 0.2189 0.2614 0.2217 0.2547 0.3077 0.4102 0.3174 Motivasi (Y) 0.2121 0.1709 0.127 0.2842 0.1955 0.2602 0.2358 0.1538 0.8175 0.673 0.5621 0.6962 0.8032 0.2615 0.2439 0.3384 0.1852 Kinerja (Z) 0.2745 0.2124 0.4078 0.2053 0.0873 0.3800 0.3197 0.2858 0.3399 0.1481 0.1425 0.3325 0.2765 0.7013 0.7290 0.7823 0.6661 Tabel diatas menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas juga dilihat dari semua indikator sudah valid membentuk nilai composite reliability, cronbach alpha variabel konstruknya karena memiliki dan average variance extracted (AVE). nilai cross loading lebih tinggi dibanding Indikator individu dianggap reliabel jika dengan variabel konstruk lainnya. nilai korelasi diatas 0,70. Namun pada riset tahap pengembangan skala loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan composite reliability untuk mengukur (Ghozali, 2014:61). Berikut hasil output uji reliabilitas model : konsistensi internal dan eksternal . Kriteria Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 551 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Tabel 3 : Hasil Output Reliabilitas Model Composite Cronbachs Indikator AVE Reliability Alpha Pelatihan dan 0.5163 0.7565 0.5155 Pengembangan (X1) 0.6077 0.7517 0.5772 Kepuasan Kerja (X2) 0.7650 0.5419 Budaya Organisasi (X3) 0.5244 0.5134 0.8384 0.7615 Motivasi (Y) 0.5198 0.8118 0.6963 Kinerja (Z) Sumber : Hasil output PLS, 2017 Dari tabel diatas terlihat bahwa Evaluasi inner model semua indikator memiliki angka diatas dilakukan dengan melihat , seperti 0,50, sehingga tidak ditemukan masalah yang dijelaskan pada tabel 4 berikut reliabilitas pada model yang dibentuk. ini: 1. Evaluasi Model Pengukuran (Inner Model) Tabel 4 : Hasil Uji R Square VARIABEL R Square 0,1827 MOTIVASI (Y) 0,3294 KINERJA (Z) Sumber : Hasil output PLS, 2017 Dari tabel diatas terlihat bahwa 0,3294 terdapat pada Motivasi untuk nilai konstruk Kinerja (Z), yang 0,1827, tang berarti berarti dan Pengembangan (X1), Kepuasan Kerja Pengembangan (X1), Kepuasan Kerja (X2), dan Budaya Organisasi (X3) mampu (X2), menjelaskan bahwa Budaya Pelatihan Organisasi (X3), dan Motivasi (Y) mampu menjelaskan varian Motivasi (Y) sebesar Pelatihan (Y) dan sebesar 18,27%. Kinerja (Z) sebesar 32,94%. Nilai R juga Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 552 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan tabel. Jika nilai t tabel lebih dari 1,96 Pengujian Hipotesis Dilakukan boostrapping, dengan nilai signifikansi metode maka pengujian dinyatakan signifikan. yang Tabel berikut ini menunjukkan hasil digunakan 5% = 1,96 untuk standar nilai t output PLS untuk pengujian hipotesis : Tabel 5 : Hasil Output PLS Untuk Pengujian Hipotesis Variabel Original Sample (O) Sample Mean (M) X1 -> Y 0.0771 0.0978 X1 -> Z 0.2577 0.2598 X2 -> Y 0.2790 0.2968 X2 -> Z 0.0679 0.0583 X3 -> Y 0.2540 0.2497 X3 -> Z 0.2938 0.2940 Y -> Z 0.1946 0.196 Sumber : Hasil output PLS, 2017 1. Pengaruh Pelatihan Pengembangan (X1) dan Terhadap Motivasi (Y) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) 0.1380 0.1087 0.1459 0.1184 0.1209 0.1005 0.1077 0.1380 0.1087 0.1459 0.1184 0.1209 0.1005 0.1077 2.5588 2.3707 3.9120 2.5735 2.1003 2.9236 3.8073 sepanjang waktu”. Perilaku organisasi dapat menjadi mempunyai Hasil penelitian menunjukkan ada efek dikatakan (X1) pengembangan Motivasi (Y) yang merubah positif dan pada profitabilitas. Oleh karena itu, dapat pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap cepat bahwa pelatihan organisasional dan dapat ditunjukkan nilai t tabel 1,96 dengan t memotivasi karyawan untuk mengerjakan hitung sebesar 2,5588 sehingga hipotesis 1 tugas diterima. pendapat dari Babakus et al. (1996) yang Menurut Krisdiyanto (2010) proses pelatihan dan pengembangan membutuhkan waktu. Perubahan pada pembelajaran perusahaan merupakan mereka. Hal ini senada dengan menyatakan bahwa pengembangan Pelatihan memiliki dan pengaruh langsung terhadap motivasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan “sikap hati-hati, komitmen, dan proses penelitian manajemen (2014), dan Krisdiyanto (2010) yang yang pelan dan tetap Martina Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 dan Syarifuddin Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 553 BIMA BINGKAI MANAJEMEN menyatakan bahwa Pengembangan Pelatihan berpengaruh Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan dan positif signifikan terhadap Motivasi. 3. Pengaruh Budaya Organisasi (X3) Terhadap Motivasi (Y) Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh 2. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) Terhadap Motivasi (Y) Hasil penelitian Budaya Organisasi (X3) terhadap Motivasi (Y) yang ditunjukkan nilai t tabel 1,96 dengan t hitung sebesar menunjukkann ada 2,1003 sehingga hipotesis 3 diterima. pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Umam (2010) menyatakan bahwa Motivasi (Y) yang ditunjukkan nilai t budaya organisasi merupakan sistem nilai tabel 1,96 dengan t hitung sebesar 3,9120 yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat sehingga hipotesis 2 diterima. diterapkan Menurut Louis A. Allen dalam As’ad terus-menerus. (2001) menyatakan tentang pentingnya berfungsi sebagai perekat, pemersatu, unsur manusia dalam menjalankan roda identitas, industri, sempurnanya motivasi/motivator, pengembangan yang rencana, organisasi, dan pengawasan serta berbeda dengan organisasi lain yang dapat penelitiannya, bila mereka tidak dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi menjalankan tugasnya dengan minat dan berikutnya, dan dapat dijadikan acuan gembira maka suatu perusahaan tidak perilaku manusia dalam organisasi yang akan mencapai hasil sebanyak yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau sebenarnya dapat dicapainya”. Dengan hasil/target yang ditetapkan. Pernyataan demikian, faktor manusia ternyata cukup ini menekankan bahwa budaya organisasi berperan dalam mencapai hasil sesuai memiliki pengaruh terhadap motivasi. “betapapun dengan tujuan perusahaan. dan dikembangkan Budaya citra, secara organisasi brand, pemicu Hasil penelitian ini sesuai dengan Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian milik Diputra dan Riana (2014) penelitian Krisdiyanto (2010) dan Diputra dan Krisdiyanto (2010) bahwa Budaya dan Riana (2014) bahwa Kepuasan Kerja Organisasi berpengaruh positif signifikan berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap Motivasi. Motivasi. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 554 BIMA BINGKAI MANAJEMEN 4. Pengaruh Pelatihan Pengembangan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan dan (X1) Terhadap 5. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) Terhadap Kinerja (Z) Kinerja (Z) Hasil penelitian menunjukkann ada Hasil penelitian menunjukkann ada pengaruh antara Budaya Organisasi (X3) pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Motivasi (Y) yang ditunjukkan (X1) nilai t tabel 1,96 dengan t hitung sebesar terhadap Kinerja (Z) yang ditunjukkan nilai t tabel 1,96 dengan t 2,5735 sehingga hipotesis 5 diterima. hitung sebesar 2,3707 sehingga hipotesis 4 diterima. Sinkula, Grant et.al. (2001) dalam Krisdiyanto (2010) menyatakan bahwa dkk.,(1997) dalam kepuasan bekerja berpengaruh dalam Krisdiyanto (2010) menyatakan bahwa meningkatkan motivasi berprestasi, hal ini “kompetisi alami didasari atas beberapa sebab. Pertama menyarankan bahwa tidak ada strategi karyawan yang merasakan kepuasan kerja replicable (yang menggantikan selain lebih pelatihan pengembangan mengembangkan kemampuan penjualan karyawannya) yang akan mengarahkan mereka sehingga akan membawa pada bisnis untuk memperoleh profit jangka peningkatan panjang diatas normal karena karyawan- adanya proses kepuasan bekerja yang karyawannya menghasilkan kinerja yang diadopsi dalam aktivitas secara intektual, tinggi”. Wahyuni (2009) juga menyatakan dimana bahwa praktek sumber daya manusia yaitu mengarahkan training (pelatihan dan pengembangan) kreatif dan mendapatkan keuntungan atas berpengaruh pekerjaan mereka. Oleh kepuasan bekerja merupakan yang sangat dan langsung dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. termotivasi mereka kualitas pada untuk mereka. akhirnya mereka Kedua mampu untuk berpikir karena itu proses Hasil penelitian ini sesuai dengan penting yang memberikan banyak manfaat penelitian milik Krisdiyanto (2010) dan untuk mengembangkan kualitas mereka, Kambey dan Suharnomo (2013) bahwa sehingga mereka memiliki prestasi untuk Pelatihan dan Pengembangan berpengaruh mencapai kinerja. positif signifikan terhadap Kinerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian milik Krisdiyanto (2010) dan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 555 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Koesmono (2005) bahwa Kepuasan Kerja yang dengan segala kekuatannya akan berpengaruh positif signifikan terhadap mempengaruhi kinerja dalam perusahaan. Kinerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian 6. Pengaruh Budaya Organisasi (X3) Terhadap Kinerja (Z) milik Krisdiyanto Koesmono (2010) bahwa (2005) Budaya Organisasi berpengaruh positif signifikan Hasil penelitian menunjukkann ada pengaruh antara Budaya Organisasi (X3) terhadap Motivasi (Y) yang ditunjukkan nilai t tabel 1,96 dengan t hitung sebesar 2,9236 sehingga hipotesis 6 diterima. terhadap Kinerja. 7. Pengaruh Motivasi (Y) Terhadap Kinerja (Z) Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara Motivasi (Y) terhadap Ardana, Mujiati dan Sriathi (2009) Kinerja (Z) yang ditunjukkan nilai t tabel menyatakan bahwa budaya organisasi 1,96 dengan t hitung sebesar 3,8073 adalah isu yang sangat banyak mendapat sehingga hipotesis 7 diterima. perhatian dari berbagai kalangan, Menurut Tansuhaj, & utamanya para praktisi ataupun pengelola McCulough organisasi. Berdasarkan pengalaman yang 2010) telah dialami oleh berbagai organisasi karyawannya bisnis, ada bukti yang cukup signifikan programnya agar bekerja dengan lebih bahwa budaya organisasi berkontribusi baik dengan harapan bahwa upaya ini terhadap organisasi. akan berdampak positif yang berupa Budaya organisasi akan berdampak pada peningkatan kinerja tenaga kerja. Strategi perilaku anggota organisasi, dari level memotivasi yang paling tinggi sampai level terendah. kendali Ada tujuh faktor objektif seperti: inovasi menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. dan pengambilan risiko, perhatian ke hal- Dapat hal karyawan termotivasi dalam bekerja maka efektivitas yang rinci/detil, total orientasi hasil, (diacu Randall suatu memotivasi melalui akan sebagaimana meningkatkan bahwa untuk manakala memiliki yang kinerja diharapkan oleh organisasi. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 program- karyawan dikatakan dan dipersepsikan sebagai budaya organisasi perusahaan dari mereka yang Krisdiyanto, karyawan orientasi orang, orientasi tim, agresifitas, stabilitas/kemantapan pada Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 556 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan BIMA BINGKAI MANAJEMEN Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian milik Krisdiyanto Koesmono (2010) bahwa (2005) Motivasi perusahaan lebih berorientasi kepada hasil pekerjaan, diambil oleh keputusan manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap mempertimbangkan Kinerja. terhadap dapat dampaknya tenaga meningkatkan yang pemasar, kerjasama tim, PENUTUP meningkatkan Simpulan kompetitif, serta lebih menekankan 1. Pelatihan dan Pengembangan (X1), pertumbuhan Kepuasan Kerja (X2), dan Budaya pekerjaan. Organisasi (X3) berpengaruh positif 2. 3. keagresifan/lebih daripada kestabilan 2. Untuk penelitian yang akan datang signifikan terhadap Motivasi (Y). diharapkan untuk mengunakan alat Pelatihan dan Pengembangan (X1), analisis Kepuasan Kerja (X2), dan Budaya dengan SEM berbasis covariance Organisasi (X3) berpengaruh positif sehingga lebih bisa menggambarkan signifikan terhadap Kinerja (Z). hasil yang lebih mendekati keadaan Motivasi (Y) berpengaruh positif yang signifikan terhadap Kinerja (Z). sampel yang digunakan lebih besar yang berbeda, sebenarnya, misalnya karena jumlah Saran lagi, yaitu minimal jumlah sampel 1. Budaya Organisasi (X3) memiliki 200 responden. pengaruh paling kecil terhadap Motivasi (Y) ditingkatkan sehingga lagi hal-hal perlu yang berkaitan dengan variabel tersebut, yaitu manajemen perusahaan harus mampu meningkatkan tenaga pemasar menjadi pribadi yang inovatif dan berani mengambil meningkatkan perhatian ke kecermatan hal yang risiko, dan detail, DAFTAR PUSTAKA Ardhana, Komang, Ni Wayan Mujiati & Anak Agung Ayu Sriathi. 2009. Perilaku Keorganisasian. Edisi Kedua. Yogyakarta: GrahaIlmu. As’ad, M. 1991. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Diputra, IBG Surya, dan I Gede Riana. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada Hard Rock Hotel Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 557 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pemgaruhnya terhadap Kinerja Karyawan / Tri Bodroastuti / TA. Teguh Setiawan Bali. Studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali. Ferdian, Maulida, dan Rosidah. 2012. Analisis Permintaan Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Konsumsi di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Studi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Edisi Keempat. BadanPenerbit: Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Edisi Kelima. BadanPenerbit: Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling. Edisi Keempat. BadanPenerbit: Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2015. Partial Least Square: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. BadanPenerbit: Universitas Diponegoro. Semarang. Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: BumiAksara. Indriantoro, M. Akuntan. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. PT: BPFE Yogyakarta. . 2001. Metodologi Penelitian Bisnis. PT: BPFE Yogyakarta. . 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. PT: BPFE Yogyakarta. Kambey, FL, Suharnomo. 2013. Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan. Studi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Koesmono, H. Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya. Krisdiyanto, Ardhyan. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan. Studi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala Semarang. Matina & Syarifuddin. 2014. Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Motivasi Dampaknya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan di Lokawisata Baturraden. Studi pada Jurusan Manajemen Pariwisata Universitas Bina Sarana Informatika Bandung. Mangkunegara, Anwar P. 2013. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung : Alfabeta. Rivai, V & Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Pustaka Setia. Umar, Husein. 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi & Tesis Bisnis. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 558