Support to the Justice Sector Reform in Indonesia – SUSTAIN 10 Mei 2017 No Lampiran : 430/TRAINING/SUSTAIN/V/2017 : Kerangka Acuan Kepada Yang Terhormat: Bapak Dr. H. Jufri Ghalib., SH., MH Ketua Mahkamah Syar’iyah Nanggroe Banda Aceh Jl. Tengku Nyak Arif, Komplek Keistimewaan Aceh, Banda Aceh Perihal: FGD: Penanganan Perkara Anak di Mahkamah Syar’iyah Aceh Dengan hormat, Proyek SUSTAIN bekerja sama dengan Mahkamah Agung mendukung Pengadilan Anak, terutama dalam mengembangkan sistem percontohan yang memprioritaskan sanksi alternatif untuk anak-anak (keadilan restoratif) dan kejahatan ringan, yang berfokus pada program rehabilitasi dan reintegrasi untuk kelompok rentan. Sektor Pelatihan (Keluaran# 2) dari SUSTAIN memiliki mandat untuk mendukung Kelompok Kerja MA untuk Perempuan dan Anak dalam pelatihan sertifikasi untuk hakim anak. Tetapi karena ada kebutuhan mendesak dari hakim-hakim Mahkamah Syar’iyah di wilayah Nangroe Aceh Darusalam mengenai proses persidangan pada kasus anak, maka, proyek akan menyelenggarakan FGD dan Sosialisasi mengenai bagaimana menangani persidangan dengan anak sebagai pelaku atau sebagai korban (ABH – Anak Berhadapan dengan Hukum), yang sedianya akan diselenggarakan pada: Hari & Tanggal Waktu Tempat Agenda : : : : Selasa - Rabu, 23 – 24 Mei 2017 08:00 – 17.00 WIB The Pade Hotel Banda Aceh* (dalam konfirmasi) Terlampir dalam Kerangka Acuan 1 Sehubungan dengan hal tersebut, kami memohon dukungan kepada Bapak untuk dapat mengundang peserta yang berasal dari wilayah hukum Mahkamah Syar’iyah Nanggroe Aceh Darusalam, sebagai berikut: Peserta terdiri dari: Hari Pertama: No Nama/Jabatan Jumlah Satker 1 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 2 Hakim 17 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 3 Panitera Muda 1 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 4 Ketua 1 orang PN Banda Aceh 5 Hakim PN yang telah bersertifikasi 2 orang Hakim Anak PN Banda Aceh 6 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan 7 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Langsa 8 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Janto 9 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Meulaboh 10 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Sabang 11 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Sigli 12 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Lhok Seumawe 2 13 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Bireun 14 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Takengon 15 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Merdu/Pidie Jaya Total 32 orang Hari Kedua: No Nama/Jabatan Jumlah Satker 1 ASPIDUM 1 orang Kejati Banda Aceh 2 Kasi Pidum 1 orang Kejari Banda Aceh 3 Jaksa 1 orang Kejari Banda Aceh 4 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 orang Banda Aceh 5 BAPAS 1 orang Banda Aceh 6 Polisi 2 orang Polda Banda Aceh 7 Wilayatul Hisbah 2 orang Banda Aceh 8 Dinas Syariat Islam 1 orang Banda Aceh 9 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 10 Hakim 17 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 11 Ketua 1 orang PN Banda Aceh 12 Hakim PN yang telah bersertifikasi 2 orang Hakim Anak PN Banda Aceh Total 31 orang 3 Catatan: Peserta yang berasal dari luar Banda Aceh (Ketua Mahkamah Syar’iyah), hanya akan mengikuti FGD pada hari pertama saja (23 Mei 2017). Peserta dari Kepolisian, Wilayatul Hisbah, Kejaksaan Agung, BAPAS, Dinas P3A, hanya akan mengikuti FGD untuk hari kedua saja (24 Mei 2017). Peserta dari dalam kota Banda Aceh, tidak disediakan penginapan dan akan digantikan dengan biaya transportasi local yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Proyek SUSTAIN. Peserta dari luar Banda Aceh diharapkan check in pada tanggal 22 Mei 2017 dan Check out pada tanggal 24 Mei 2017. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Proyek SUSTAIN akan menyediakan sebagai berikut: 1. Tiket Pesawat kelas ekonomi dari satker masing-masing menuju Banda Aceh (yang harus menggunakan pesawat terbang), yang akan dipesankan oleh Proyek SUSTAIN. Pemesanan yang dilakukan secara mandiri, tidak akan mendapatkan penggantian. 2. Penggantian transportasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Proyek EU-UNDP SUSTAIN. 3. Akomodasi bagi peserta di luar Banda Aceh selama kegiatan berlangsung dengan ketentuan sebagai berikut: Ketua Mahkamah Syariah, Check in tanggal 22 Mei 2017 dan Check Out pada tanggal 24 Mei 2017. Untuk informasi mengenai kebutuhan logistik kegiatan diatas dimohon menghubungi staf SUSTAIN, Tyas Purbasari, di nomor HP: 0811912 6005, email: [email protected]. Demikian surat ini kami sampaikan, kami ucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan dan kerja sama yang baik. Hormat kami, Gilles Blanchi Pimpinan Proyek SUSTAIN Tembusan : 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. YM. Ketua Kamar Pembinaan MA-RI YM. Ketua Kamar Agama MA-RI Yth. Sekretaris Mahkamah Agung RI Yth. Direktur Proyek Nasional Proyek SUSTAIN Yth. Kepala Biro Hukum dan Humas MA-RI Yth. Tim Asistensi Tim Pembaruan MA-RI Yth. Ibu Prahesti Pandanwangi – Bappenas Yth. Ibu Noviyanti Manurung – Uni Eropa 5 KERANGKA ACUAN FGD: Penanganan Perkara Anak di Mahkamah Syar’iyah Aceh. Aceh, 23-24 Mei 2017 1. Latar Belakang Dukungan terhadap reformasi dalam peradilan di Indonesia (SUSTAIN) adalah proyek yang didanai oleh Komisi Eropa dengan kurun waktu 5 tahun dengan tujuan umum untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui dukungan terhadap pemerintah Indonesia untuk memperkuat supremasi hukum. Tujuan ini akan dicapai melalui beberapa tujuan spesifik menyangkut peningkatan transparansi, integritas dan akuntabilitas lembaga peradilan dan kualitas pelayanan peradilan bagi masyarakat. Program ini sesuai akan memberikan dukungan teknis kepada Mahkamah Agung dengan tujuan untuk mencapai hasil strategis yang langsung terkait dengan Blueprints reformasi Mahkamah Agung. Lebih khusus, SUSTAIN akan fokus pada empat sektor: pengawasan internal dan eksternal kehakiman, keterampilan ditingkatkan dan pengetahuan hakim dan staf pengadilan, meningkatkan system manajemen sumber daya manusia, dan meningkatkan transparansi, kualitas data kasus dan keputusan serta ketepatan waktu penanganan kasus. Proyek SUSTAIN bekerja sama dengan Mahkamah Agung RI mendukung Pengadilan Anak terutama dalam mengembangkan sistem percontohan yang memprioritaskan sanksi alternative untuk anak-anak dan kejahatan ringan, yang berfokus pada rehabilitasi dan pengintegrasian kembali kelompok rentan. Proyek SUSTAIN bekerja sama dengan Mahkamah Agung untuk mendukung Pengadilan Anak, terutama dalam mengembangkan sistem percontohan yang memprioritaskan sanksi alternatif untuk anak-anak (keadilan restoratif) dan kejahatan ringan, yang berfokus pada program rehabilitasi dan reintegrasi untuk kelompok rentan. Sektor Pelatihan (Keluaran # 2) dari SUSTAIN memiliki mandat untuk mendukung Kelompok Kerja MA untuk Perempuan dan Anak dalam pelatihan sertifikasi untuk hakim anak. Namun hal ini akan didukung oleh Koordinator Sektor Proyek SUSTAIN untuk Pengawasan dan Pengawasan (Sektor 1) karena pengalaman dan keahliannya untuk memimpin kegiatan ini. Salah satu hambatan utama untuk menerapkan keadilan restoratif pada kasus anak adalah kurangnya dukungan dari polisi, jaksa, dan hakim karena sifat legalistik pelatihan dan pendidikan mereka. Meskipun memiliki keleluasaan untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan pelanggar muda secara damai, banyak pejabat pengadilan lebih memilih untuk mengikuti apa yang ditentukan dalam hukum pidana. Paradigma legalistik telah mencegah petugas hukum menggunakan metode alternatif dan sistem peradilan pidana telah dikritik karena tidak dapat mengatasi masalah kontemporer. Ada juga kekurangan kerjasama antara lembaga hukum di Indonesia. Banyak petugas memiliki persepsi yang berbeda tentang cara terbaik untuk menangani pelanggar muda dan ini menciptakan ketidakkonsistenan dalam menerapkan peraturan. Koordinasi antar berbagai departemen atau sektor hukum lemah, dan pertukaran data dan informasi terhambat oleh hal ini. 6 Kendala ini telah merugikan kepentingan anak-anak dengan masalah hukum saat mereka berurusan dengan lembaga penegak hukum. Situasi ini berlangsung hampir di semua kabupaten / provinsi di Indonesia, termasuk Aceh. Baru-baru ini, Sustain menerima permintaan dari Kelompok Kerja Perempuan dan Anak Mahkamah Agung dan Direktorat Jenderal Pengadilan Agama untuk mendukung Pengadilan Syariah di Aceh untuk melakukan sosialisasi mengenai bagaimana menangani kasus anak untuk hakim di Mahkamah Syariah, yang biasanya ditangani oleh Pengadilan Umum. Ini karena pemerintah daerah di Aceh, sebagai provinsi khusus di Indonesia yang memiliki kewenangan untuk menerbitkan dan menerapkan undang-undang syariah, telah mengeluarkan beberapa Qanun (hukum Islam) yang melibatkan anak-anak sebagai pelaku. Oleh karena itu, hakim di Mahkamah Syariah memiliki kewenangan untuk menangani kasus anak berdasarkan qanun yang dikeluarkan. Qanun terakhir yang dikeluarkan di Aceh termasuk Qanun 12/2013 tentang Larangan Minuman Beralkohol, Qanun 13/2013 tentang Larangan Perjudian, dan Qanun 14/2013 tentang Larangan Perjudian. Karena hakim Mahkamah Syariah di Aceh tidak terbiasa menangani kasus anak-anak, mereka perlu berdiskusi dengan para ahli mengenai prosedur penanganan kasus-kasus tersebu. Selain itu, karena tidak mungkin atau tidak efektif bagi hakim untuk memahami dan mampu menangani kasus anak tanpa berkolaborasi dengan aparat penegak hukum yang relevan, ada juga kebutuhan untuk melakukan FGD di mana semua lembaga penegak hukum remaja yang relevan di Aceh dapat mendiskusikan, mengidentifikasi dan Daftar Inventarisasi Masalah dan Rencana Tindak Lanjut /RTL dalam menangani kasus anak di Aceh. Sustain akan mendukung kegiatan ini karena telah disetujui oleh Dewan Penasehat meskipun Aceh bukanlah salah satu pengadilan percontohan di Sustain. Selain itu, untuk mempersiapkan acara dengan mengaitkan pihak berwenang setempat dan untuk dapat mengidentifikasi orang dan institusi yang tepat untuk diundang sebagai peserta, Sustain akan melakukan pendampingan dan pemantauan sebagai survei pendahuluan dengan salah satu “champion” dalam keadilan restoratif sebagai nara sumber. 2. Tujuan: Melakukan pendampingan & pemantauan untuk mempersiapkan acara dengan melibatkan pihak berwenang setempat dan untuk dapat mengidentifikasi orang dan institusi yang tepat untuk diundang sebagai peserta; Melakukan FGD untuk memperbaiki kolaborasi aparat penegak hukum dalam menangani kasus anak di provinsi Aceh, khususnya Mahkamah Syariah 3. Waktu, Tempat dan Agenda Penyelenggaraan: Waktu : 23 – 24 Mei 2017 Tempat : Hotel di Banda Aceh (dalam proses tender) Agenda : Sebagai berikut Agenda FGD: 7 FGD Sistem Peradilan Anak Terpadu 23 Mei 2017 Hotel 08.00 – 08.30 08.30 – 09.00 Upacara Pembukaan 09.00 – 11.00 Gambaran Umum Sistem Peradilan Anak Terpadu. Session 1: Presentasi – Diversi Presentasi – Panduan Final untuk hakim. Lunch Break Diskusi dan Menyusun DIM Session 2: Presentasi : Proses Investigasi. Coffee Break Diskusi dan Menyusun DIM Session 3: Presentasi: Proses Penuntutan. Diskusi dan Menyusun DIM Session 1: Presentasi: Proses Litigasi Diskusi Coffee Break Diskusi Penyusunan DIM Lunch Break Session 2: Presentasi: Proses Setelah Pengadilan. Diskusi Coffee Break Diskusi dan Menyusun DIM Session 3: Rencana Tindak Lanjut. Diskusi Penutup 11.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.00 14.00 – 15.00 15.00 – 15.30 15.30 – 16.30 16.30 – 17.30 24 Mei 2017 Pendaftaran 17.30 – 18.30 Hotel 08.30 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 11.30 11.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 13.30 13.30 – 15.00 15.00 – 15.30 15.30 – 16.00 16.00 – 16.30 16.30 – 17.30 17.30 – 18.00 8 SPPA Team / Discussion Group 1. EU-UNDP SUSTAIN 2. Pokja Perempuan dan Anak 3. Ketua Kamar Agama MA RI Resource person Resource person Resource person Resource person Resource person Resource person Resource person Resource person Resource person Resource person 4. Peserta Peserta terdiri dari: Hari Pertama, 23 Mei 2017 No Nama/Jabatan Jumlah Satker 1 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 2 Hakim 17 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 3 Panitera Muda 1 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 4 Ketua 1 orang PN Banda Aceh 5 Hakim PN yang telah bersertifikasi Hakim Anak 2 orang PN Banda Aceh 6 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan 7 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Langsa 8 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Janto 9 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Meulaboh 10 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Sabang 11 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Sigli 12 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Lhok Seumawe 13 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Bireun 14 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Takengon 15 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Merdu/Pidie Jaya Total Hari Kedua, 24 Mei 2017 No Nama/Jabatan 32 orang Jumlah Satker 1 ASPIDUM 1 orang Kejati Banda Aceh 2 Kasi Pidum 1 orang Kejari Banda Aceh 9 3 Jaksa 1 orang Kejari Banda Aceh 4 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 orang Banda Aceh 5 BAPAS 1 orang Banda Aceh 6 Polisi 2 orang Polda Banda Aceh 7 Wilayatul Hisbah 2 orang Banda Aceh 8 Dinas Syariat Islam 1 orang Banda Aceh 9 Ketua 1 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 10 Hakim 17 orang Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh 11 Ketua 1 orang PN Banda Aceh 12 Hakim PN yang telah bersertifikasi Hakim Anak 2 orang PN Banda Aceh Total 31 orang Catatan: Peserta yang berasal dari luar Banda Aceh (Ketua Mahkamah Syar’iyah), hanya akan mengikuti FGD pada hari pertama saja (23 Mei 2017). Peserta dari Kepolisian, Wilayatul Hisbah, Kejaksaan Agung, BAPAS, Dinas P3A, hanya akan mengikuti FGD untuk hari kedua saja (24 Mei 2017). Peserta dari dalam kota Banda Aceh, tidak disediakan penginapan dan akan digantikan dengan biaya transportasi local yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Proyek SUSTAIN. Peserta dari luar Banda Aceh diharapkan check in pada tanggal 22 Mei 2017 dan Check out pada tanggal 24 Mei 2017. 5. Narasumber/Trainer: Narasumber terdiri dari Anggota Timnas Pokja Perempuan dan Anak yang terdiri dari 7 orang serta dari Pokja Perempuan dan Anak (2 orang). 10