V. PERNAPASAN 5.1 KONSEP. Pertukaran gas balk antara medium Iingkungan (udara, air) dan cairan tubuh hewan maupun antara cairan tubuh dengan sel-sel tidak pemah secara transpor aictif, melainkan selalu dengan proses difusi murni. Difusi suatu gas ber Iangsung dan tempat bertekanan Iebih tinggi ke tempat bertekanan lebih rendah; penurunan tekanan merupakan tenaga pendorong difusi. Struktur zone respirasi benar-benar sesuai untuk proses mi. Proses difusi itu tunduk pada hukum Fick. 5.2. TIPE-TIPE DASAR ALAT PERNAPASAN. Perlengkapan pernapasan pada hewan sangat beraneka ragam, tetapi secara bebas dapat dikembalikan pada tipe-tipe dasar: 1) Pemapasan melalui permukaan tubuh (dengan peredaran atau tidak); 2) Sistem kanal dalam tubuh (memperpendek lintasan difusi); 3) Insang (terbuka terhadap medium luar atau tersembunyi dalam tubuh); 4) Paru-paru (senantiasa tersedia anyaman kapiler darah); 5) Trakea (tempat pertukaran gas dan juga lintasan transpor gag pemapasan). 5.3. PERNAPASAN PADA BURUNG DAN HEWAN MENYUSU. Perbedaan fungsional antara paru-paru burung dan paru-paru hewan menyusu ialah: 1. Pada paru-paru burung, perubahan-perubahan volume selama menyelenggarakan ventilasi terjadi pada kantong-kantong udara, sedangkan pertukaran gas terjadi pada jaringan parabronchi, di situ kapiler-kapiler udara jalmn-menjalin dengan kapiler-kapiler darah. 2. Pada paru-paru hewan menyusu, perubahan-perubahan volume selama menyelenggarakan ventilasi terjadi pada struktur yang sama yaitu area pertukaran gas(ductus alveolaris dan alveolus). 3. Pada burung, rancang bangun pipa-pipa udara memungkinkan adanya beberapa pilihan lintasan udara pemapasan antara lingkungan dan kantongkantong udara. 4. Pada hewan menyusu, aliran udara inspirasi dan ekspirasi harus mengikuti lintasan sama di seluruh bagian paru-paru, tetapi dengan arah berlawanan [Gambar 15]. Gambar 15: Sistem pemafasan pada manusia 5.4 VENTILASI PARU-PARU PADA AMFIBI DAN REPTIL. Struktur paru-paru amfibi dan reptil pada pokoknya serupa dengan paruparu hewan menyusu. Ventilasi paru paru reptil lebih efisien daripada paru-paru amfibi oleh karena memiliki kelebihan sarana seperti adanya bronkus sejati yang diperkuat dengan cincin-’ cincin tulang rawan, area permukaan difusi yang lebih luas, memiliki tulang rusuk, memiliki trakea. Hal-hal seperti itu belum ada pada amfibi sehingga amfibi masih memerlukan tambahan area permukaan difusi yaitu kulit. 5.5. INSANG IKAN. Ventilasi insang efisiensinya tinggi yang dicapai dengan perluasan area difusi dan menggunakan sistem arus berlawanan (counter-current system) [Gambar 16]. Gambar 16: sistem arus berlawanan (counter-current system) pada ikan 5.6. PENGENDALIAN PERNAPASAN PADA HEWAN MENYUSU. Ada dua jalur pengendalian pemapasan yaitu: a. Berdasarkan pemantauan langsung pada aktivitas paru-paru. diduga ada empat pusat dalam otak: pusat pneumotaksis, pusat apnoe, pusat inspirasi, dan pusat ekspirasi. b. Berdasarkan pemantauan pada status asam-basa darah melalui dua reseptor kimia: reseptor kimia perifer (glomus karotikum dan glomus aortikum) dan reseptor sentral (dalam medulla oblongata). Kedua cara itu tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan. 5.7. TRANSPOR GAS PERNAPASAN. A. Transpor 02. Gas 02 diangkut dalam ikatan dengan hemoglobin (Hb) oleh Karena daya Iarutnya dalam plasma sangat rendah dibandingkan dengan daya larut CO2. lkatannya dengan Hb bukan hasil dari oksidasi melainkan dari oksi genisasi. Kecepatan oksigenisasi ini tergantung dan p 02. Dengan demikian jelas bahwa kandungan 02 dalam darah tergantung pada [Hb]. PO2 dan daya ikatnya terhadap Hb. Oksigenisasi Hb dipengaruhi oleh ligan-ligan lain dan suhu. B. Transpor CO2. C02 terutama diangkut terlarut dalam plasma darah dalam bentuk bikarbonat sebanyak 90%. CO2 utuh sebanyak 5% larut dalam plasma darah. dan 5% sisanya diangkut dalam bentuk senyawa, karbamino dalam eritrosit.