Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 KRITERIA PENENTUAN TELUK MENURUT UNITED NATION CONVENTIONS ON THE LAW OF THE SEA (Studi Kasus Wilayah Bungus Teluk Kabung-Kota Padang) Criteria for Determining Guls According to United Nation Conventions on The Law of The Sea Muhammad Ramdhan Calon Peneliti Bidang Geomatika Kelautan Balitbang - KP, KementerianKelautandanPerikanan Jl. PasirPutih I, AncolTimur Jakarta Diterima (received): 1 -6-2012, disetujui untuk publikasi (accepted): 2-8-2012 ABSTRAK Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki teluk yang sangat banyak. Teluk sebagai suatu estuaria tertutup memiliki peran strategis sebagai salah satu sumberdaya ekologi dan layanan lingkungan. Paper ini mencoba menyajikan kriteria penentuan teluk menurut UNCLOS, dengan aplikasi langsung untuk wilayah Bungus Teluk Kabung-Kota Padang. Menurut UNCLOS definisi teluk adalah bentukan laut yang menjorok ke arah daratan dengan luas area yang lebih besar daripada luasan setengah lingkaran berdiameter mulut lekukan di teluk tersebut. Hasil menunjukkan bahwa peta RBI produk dari Bakosurtanal belum sepenuhnya mengacu pada kriteria teluk yang disyaratkan oleh UNCLOS. Kata Kunci:UNCLOS, kategori teluk, konvensi hukum laut ABSTRACT Indonesia as an archipelagic country has many bays. As an enclosed estuary, a bay area has strategic role as a source of ecological resources and other environmental services. This paper triesto present acriteriato consider an area as abay under UNCLOS, with direct application to Bungus Teluk Kabung in Padang city. According to the UNCLOS definition,abay area is a marine formation that protrudes toward the mainlandand larger than the semi-circle curvature area diameter at the bay mouth. The findingsshow that the bay area in Topographic Maps from Bakosurtanal has not been fully refers to the criteria required by UNCLOS. Keywords:UNCLOS, bay area, conventions on the law of the sea PENDAHULUAN Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang memiliki banyak Teluk, tercatat 341 teluk di yang telah memiliki nama (id.wikipedia, 2012).Suatu wilayah dapat dikatakan teluk apabila memenuhi kaidah-kaidah yang telah disyaratkan oleh UNITED NATION CONVENTIONS on the LAW of the SEA (UNCLOS).UNCLOS adalah perjanjian internasional yang dihasilkan dari Konferensi Perserikatan 116 Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mengadopsi hukum-hukum yang ada pada UNCLOS melalui UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi HukumLaut 1982. Sebagai negara hukum, penamaaan teluk harus mengacu kepada peraturan UNCLOS, karena konvensi adalah salah satu sumber hukum(Bagir,2006). Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 Penelitian sebelumnya (Kusumah,2008) mengatakan bahwa Teluk Bungus memiliki panjang garis pantai 21.050 meter dan panjang teluk 5.418 meter, luas permukaan 1383,86 Ha, Volume 223.255.052,2 m3, dan memeiliki bentuk permukaan yang cenderung membulat Dasar teluk Bungus didominasi oleh lereng datar (0-2%) sebesar 85% selebihnya adalah miring dan sebagian kecil terjal dan curam (Kusumah, 2008). Kusumah menentukan angka-angka tersebut dengan menganggap bahwa teluk bungus adalah gabungan dari 4 buah teluk yang terdapat di batas koordinat: 100°22'22.37"BT hingga 100°25'16.54" BT, dan 1° 1'46.45"LS hingga 1° 4'47.12"LS. Sedangkan pada peta RBI Bakosurtanal lembar 0714-6444 dan 0714-6447 edisi tahun 2008 menggambarkan bahwa di lokasi bungus teluk kabung terdapat 4 buah teluk yaitu Teluk Bungus, Teluk Kabung, Pandan. Teluk Keluang dan Teluk Paper ini menerapkan kriteria yang dikeluarkan oleh UNCLOS dalam penentuan suatu wilayah dapat dimasukkan dalam kategori teluk atau tidakdan menguji data-data yang ada tentang toponim penamaan teluk. Adapun studi kasus yang dipilih adalah kawasan Bungus Teluk Kabung-Padang seperti yang disebutkan pada Kusumah, 2008. Areal tersebut menarik untuk dikaji dikarenakan wilayah Bungus ini telah dicanangkan untuk menjadi sentra tuna kawasan Indonesia Bagian Barat. oleh Presiden RI pada tanggal 19 Desember 2006. Sehingga kehadiran peta yang baik sebagai dasar bagi pembangunan infrastruktur di wilayah ini sangatlah penting. Peta yang baik salah satunya berisi tentang informsasi toponim yang baik sesuai kaidah-kaidah internasional. Gambar1. Wilayah Kajian, Bungus Teluk Kabung-Kota Padang 117 Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 METODE Menurut pasal 10 UNCLOS,teluk adalah bentukan laut yang menjorok ke daratan, ditandai dengan baik lekukan yang penetrasi dalam proporsi seperti dengan lebar mulutnya sebagai mengandung tanah-terkunci perairan dan merupakan lebih dari sekedar kelengkungan dari pantai. Lekukan tidak akan, bagaimanapun, dianggap sebagai sebuah teluk kecuali daerah adalah sebesar, atau lebih besar daripada, bahwa dari setengah lingkaran yang berdiameter sebuah garis ditarik di mulut lekukan tersebut.Apabila lekukan mempunyai lebih dari satu mulut, maka setengah lingkaran dibuat pada suatu garis yang panjangnya sama dengan jumlah keseluruhan panjang garis yang melintasi berbagai mulut tersebut. Data yang digunakan adalah peta Rupa Bumi Indonesia lembar 0714-6444 dan 0714-6447 edisi tahun 2008 dengan format JPEG (tabel 1), yang diunduh dari website Bakosurtanal dengan alamat: http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurt anal/peta-rbi-skala-1-10-00. Data tersebut kemudian di registrasi sistem koordinatnya menggunakan software globalmapper, sehinga memiliki sistem koordinat yang sama,yaitu UTM zone 47S dengan datum WGS1984.Selanjutnya dilakukan identifikasi dan deliniasi kawasan teluk yang ada pada peta. Seperti di sebutkan sebelumnya bahwa di lokasi kajian pada peta RBI terdapat 4 teluk yaitu: Teluk Bungus, Teluk Kabung, Teluk Keluang dan Teluk Pandan. 118 Tabel 1. Data yang digunakan No Judul Peta RBI Skala Edisi Lembar 1 Labuan Talaok 1:10.000 2008 0714-6447 2 Pasar Teluk Kabung 1:10.000 2008 0714-6444 Gambar2.Kriteriapenentuan telukmenurut UNCLOS Peta RBI Georeferenc e Identifikasi dan delineasi batas teluk Jari-jari mulut teluk Luasan Area Teluk (L) Luas Setengah Lingkaran (R) L >R Ya Teluk berdasarkan UNCLOS Gambar 3.Diagram alir penentuan daerah teluk berdasarkan kriteria UNCLOS Dari delienasi batas teluk didapatkan luasan area teluk (L), dan jari-jari mulut teluk dapat diperoleh dari garis penutup teluk sebagai diameter setengah lingkaran sebagai syarat luas suatu wilayah Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 dikategorikan suatu teluk atau tidak menurut UNCLOS (gambar 2 dan 3) HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4 menunjukkan RBI bakosurtanal lembar 0714-6444 dan 0714-6447 edisi tahun 2008 yang telah digabungkan. Terlihat bahwa ada 4 teluk yang ada di wilayah kajian.Teluk Bungus terletak di sebelah utara berdampingan dengan Teluk Kabung di sebelah timur, kemudian Teluk Keluang dan Teluk Pandan di sebelah selatan. Dari perhitungan software GIS didapatkan luas area untuk Teluk Bungus adalah 4.849.809 m2, Teluk Kabung 1.815.210 m2, Teluk Keluang 31.282m2 dan Teluk Pandan adalah 576.142 m2. Luas tersebut dihitung dengan batasan garis pantai yang ada di peta RBI. Diasumsikan bahwa garis pantai tersebut adalah garis air rendah untuk wilayah kajian. Gambar 4.Peta RBI untuk wilayah kajian Selanjutnya dibuat suatu lingkaran dengan jari-jari mulut penutup teluk, dan dihitung luas setengah lingkarannya, sebagai acuan kriteria penentuan teluk menurut UNCLOS. Secara visual kita dapat melihat apakah suatu wilayah dapat dikategorikan sebagai teluk atau tidak, seperti terlihat pada gambar 5. Selanjutnya UNCLOS menyebutkan bahwa, apabila di suatu wilayah terdapat lebih dari satu lekukan mulut teluk, maka maka setengah lingkaran dibuat pada suatu garis yang panjangnya sama dengan jumlah keseluruhan panjang garis yang melintasi berbagai mulut tersebut. Untuk kasus wilayah kajian ini, teluk-teluk tersebut berada dalam satu lekukan yang sama. Oleh karena itu dilakukan pengujian juga terhadap seluruh area teluk dengan setengah lingkaran yang berdiameter jumlah dari garis mulut penutup ke empat teluk yang ada di dalamnya. Visualisasi perbandingan luas seluruh teluk dengan luas setengah lingkaran berdiameter jumlah seluruh garis penutup teluk dapat dilihat pada gambar 6. Peta RBI yang digunakan memiliki skala 1: 10.000, dengan asumsi tingkat kesalahan 1 mm, menjadikan hitungan diatas memiliki tingkat kesalahan ± 100 meter. Dengan demikian menurut hasil perhitungan, hanya Teluk Bungus dan Teluk Kabung masuk kedalam kriteria area Teluk menurut UNCLOS. Teluk Bungus memiliki luas area 4.849.809 m2, luasan tersebut lebih besar dari luas setengah lingkaran dengan diameter garis penutup muluk teluknya yaitu 3.157.096 m2. Luas area Teluk Kabung adalah 1.815.210 m2 lebih besar dari luas setengah lingkaran dengan diameter garis penutup muluk teluknya yaitu 955.550 m2. 119 Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 Gambar 5.Visualisasi pengujian kriteria teluk di wilayah (a) Teluk Bungus (b) Teluk Kabung (c) Teluk Pandan (d) Teluk Keluang Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan properti kriteria penentuan teluk yang ada di wilayah kajian. Tabel 2. Hasil perhitungan properti kriteria penentuan teluk di wilayah kajian Gambar 6.Diameter hasil penjumlahan garis penutup teluk di Bungus Teluk Kabung (menurut RBI) 120 No Nama Teluk Diameter garis (m) Luas Setengah Lingkaran (m2) Luas Area (m2) 1 Keluang 389 59395 31282 2 Kabung 1560 955550 1815210 3 Pandan 1714 1153527 576142 4 Bungus Total Diameter 2836 3157096 4849809 6499 16578022 11421163 Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 Adapun Teluk Keluang dan Teluk Pandan tidak masuk kedalam kriteria Teluk menurut UNCLOS, karena luasan areanya lebih kecil dari luasan setengah lingkaran yang berdiameter garis penutup teluknya. Sebagai rekomendasi, diusulkan agar kedua teluk ini digabungkan dengan Teluk Kabung sebagai teluk yang bersebelahan seperti terlihat pada Gambar 7. KESIMPULAN DAN SARAN Diameter teluk gabungan dari Teluk Kabung, Teluk Keluang dan Teluk Pandan adalah 2.484 m, dengan luas area teluk 3.966.445 m2 dan luas setengah lingkaran dengan diameter garis penutup teluknya adalah 3.157.096 m2. Luas area teluk lebih besar daripada luas setengah lingkaran berdiameter garis penutup teluk, dengan demikian menurut UNCLOS keseluruhan telukteluk tersebut dapat digabungkan menjadi satu penamaan saja. Disarankan untuk Teluk Keluang dan Teluk Pandan digabungkan dengan Teluk Kabung agar memenuhi kriteria UNCLOS untuk dikatakan sebagai wilayah teluk. Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi UNCLOS harus mengikuti kriteria yang ada dalam konvensi hukum internasional tersebut dalam menentukan penentuan nama suatu teluk. Berdasarkan kriteria UNCLOS, Teluk Bungus dan Teluk Kabung dapat dikategorikan sebagai wilayah teluk. DAFTAR PUSTAKA Bagir Manan. Ketatanegaraan. FH. 2006.Konvensi UII Press, Yogyakarta. Danar Guruh P. 2004. Aspek Teknis Pembatasan Wilayah Laut Dalam Undang-Undang No 22 Tahun 1999, ProsidingPertemuan Ilmiah Tahunan I. Teknik Geodesi-ITS, Surabaya. Farida P. 2009. Penegakan hukum di wilayah laut Indonesia. Karya Tulis Ilmiah, www.scribd.com. http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurt anal/peta-rbi-skala-1-10-00. diakses tanggal 1 Mei 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_teluk _di_Indonesia, diakses tanggal 5 Mei 2012. http://www.un.org/depts/los/convention _agreements/texts/unclos/unclos_e.p df diunduh pada tanggal 1 Mei 2012. Gambar7.Area gabungan Teluk Kabung, Teluk Keluang dan Teluk Pandan http://www.hukumonline.com, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2000 121 Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 2, Desember 2012 Tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah.diakses tanggal 9 Mei 2012 Kusumah G. dan Salim HL. 2008. Kondisi Morfometri dan Morfologi Teluk Bungus Padang, Jurnal Segara.Volume 4. Pusat Riset 122 Wilayah Laut dan Sumberdaya Non hayati. Jakarta. Yulius.2009. Kajian Pengembangan Wisata Pantai Kategori Rekreasi di Teluk Bungus Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.Thesis. Sekolah Pasca Sarjana – IPB. Bogor.