Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 MONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI Julianus Gesuri Daud1,2 , Muchdar Dg. Patabo2 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS Surabaya 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Manado - SULUT Telp : (031) 5931080, (0431) 811568 Fax : (0431) 811568 E-mail : [email protected] 1 ABSTRAK Pada sistem pengaturan modern, eksitasi memegang peranan penting dalam mengendalikan kestabilan suatu pembangkit karena apabila terjadi fluktuasi beban maka eksitasi sebagai pengendali akan berfungsi mengontrol keluaran generator seperti tegangan, arus dan faktor daya dengan cara mengatur kembali besaran-besaran input guna mencapai titik keseimbangan baru. Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke sistem akan naik sebaliknya bila turun maka daya reaktif yang disalurkan akan berkurang. Jika arus eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem menuju ke generator sehingga generator menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini sangat berbahaya karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator. Hasil simulasi Matlab yang dilakukan dengan mengatur eksitasi pada kisaran nilai KE = 0.5 sampai dengan KE = 5 menunjukkan adanya respons waktu yang bervariasi antara 6 – 12 ms bagi generator untuk mencapai kondisi steady state sebelum akhirnya menjadi stabil. Kata kunci : kestabilan, eksitasi, generator PENDAHULUAN Sistem Tenaga Elektrik secara global terbagi menjadi tiga bagian yaitu sistem pembangkitan, jaringan transmisi dan beban. Pada Gambar 1, memperlihatkan transfer energi elektrik dari pusat pembangkit ke beban melalui jaringan transmisi. Gambar 1. Model sistem penyaluran daya listrik Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Bentuk persamaan dari Gambar 1, dapat dituliskan : 1 x x d ' x d x d' E 2 x ' Q E ' ' E E fd ' ' ' Td 0 x x E (1) 1 1 E fd ( E fd E fd 0 ) K ( ( xP) 2 ( xQ E 2 ) 2 E r ) T E (2) 0 E '2 E 2 ( x ' P) 2 ( x 'Q E 2 ) 2 (3) Pada Gambar 1 diatas, jika terjadi perubahan permintaan di sisi beban maka akan terjadi perubahan pada tegangan atau frekuensi sistem. Perubahan ini akan menyebabkan pengendali mengatur kembali besaran-besaran input guna mencapai titik keseimbangan baru. Pengendali semacam ini ada pada sisi pembangkit. Secara diagram blok, pengendali tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 2 yang memperlihatkan proses transfer energi dari uap/air menjadi besaran elektrik seperti daya, arus dan tegangan. Gambar 2. Diagram blok sistem Kontrol pada Generator Dari Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa energi yang dibawa oleh air (dalam kasus PLTA) atau uap (dalam kasus PLTU), menggerakkan turbin yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi elektrik. Energi elektrik yang dihasilkan oleh generator ini dikirim ke beban melalui kawat transmisi. Governor adalah pengendali yang berfungsi untuk menstabilkan nilai torsi mekanik yang menjadi masukan bagi generator. Bila ada perubahan putaran, governor berfungsi sebagai umpan balik untuk mencapai nilai kesetimbangan baru. Sistem eksitasi adalah pengendali yang berfungsi untuk mengontrol keluaran generator seperti tegangan, arus dan faktor daya. Bila terjadi perubahan pada besaran-besaran tersebut, maka eksitasi akan berfungsi sebagai umpan balik untuk mencapai nilai kesetimbangan baru. Kedua pengendali diatas, mempunyai perbedaaan waktu respon. Governor mempunyai respon yang lambat terhadap perubahan beban sedangkan sistem eksitasi mempunyai respon yang cepat. Oleh karena itu dalam studi seperti studi kestabilan dinamik respon governor sering diabaikan. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 SISTEM KONTROL EKSITASI Diagram blok mesin sinkron yang berfungsi sebagai generator beserta dengan pengendali sistem eksitasi tampak pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram blok Generator Si nkron dan sistem Eksitasi Untuk dapat menghasilkan energi elektrik, generator sinkron membutuhkan dua masukan. Masukan pertama adalah torsi mekanik dari turbin. Torsi ini berfungsi untuk memutar rotor generator sinkron sedangkan yang kedua adalah fluksi magnetik dari rangkaian medan. Belitan penghasil fluksi dari rangkaian medan terletak di rotor generator sinkron. Jadi dengan adanya torsi mekanik dari turbin, medan fluksi yang dihasilkan oleh rangkaian medan akan berputar. Fluksi putar ini akan memotong belitan konduktor di bagian stator, sehingga timbul tegangan di ujung-ujung belitan stator. Besarnya tegangan yang ditimbulkan sebanding dengan kecepatan putar poros dan besar nilai fluksi. Secara matematik : E = C.n. (4) E adalah tegangan di belitan stator, n kecepatan putar poros generator , fluksi dan C konstanta pembanding. Persamaan (1) memperlihatkan hubungan linier antara tegangan dan fluksi. Namun pada kondisi jenuh hubungan tegangan dan fluksi tidak lagi linier. Bila generator sinkron dibebani akan mengalir arus dari generator ke beban. Arus ini akan menimbulkan torsi elektrik yang melawan torsi mekanik. Pada kondisi tunak jumlah torsi elektrik dan torsi mekanik sama dengan nol. Pada keadaan ini generator akan berputar pada kecepatan tetap yang dinamakan kecepatan sinkron. Namun sebelum mencapai kondisi tunak ada masa transien, yang dalam masa ini terjadi ketidakseimbangan torsi. Ketidakseimbangan torsi menimbulkan percepatan atau perlambatan pada kecepatan rotor generator sinkron. Persamaan gerak pada masa transisi ini dapat dituliskan : J Tm Te (5) J adalah momen inertia dari sistem generator, sedangkan , Tm dan Te berturut-turut adalah sudut mekanik rotor generator, torsi mekanik dan torsi elektrik. Karena setiap mesin memiliki redaman, maka persamaan gerak (2) dapat dituliskan sebagai berikut : J + D = Tm Te (6) D dan dalam persamaan (6) adalah koefisien redaman generator dan kecepatan mekanik dari rotor generator. Persamaan (6) merupakan persamaan dasar dari gerak mekanik generator sinkron. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Penambahan beban menimbulkan pengurangan pada fluksi yang dihasilkan oleh rangkaian medan. Di samping itu, penambahan beban juga mengakibatkan penurunan tegangan terminal generator. Untuk mempertahankan nilai fluksi dan tegangan terminal generator dipasang AVR (Automatic Voltage Regulator). AVR adalah suatu pembanding yang membandingkan antara tegangan yang diinginkan dengan tegangan yang terjadi sebenarnya. Selisih kedua tegangan inilah yang digunakan oleh AVR untuk mengatur rangkaian medan agar didapat nilai tegangan dan fluksi yang konstan. METODA PENELITIAN Rangkaian simulasi dan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 4. Simulasi kontrol kestabilan melalui pengaturan Eksitasi Tabel 1. Parameter Generator Unit Amplifier Exciter Generator Sensor PID Gain KA KE KG KR Konstanta waktu = 10 τA = 0,1 = 1 τE = 0,4 = 0,8 τG = 1,4 = 1 τR = 0,05 KP = 1, KI = 0,25, KD = 0,28 ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 HASIL DAN DISKUSI Hasil simulasi dengan Matlab Simulink sebagai berikut : Gambar 5. Grafik Perubahan Frekuensi dan tegangan pada KE =1 Frekuensi → Tegangan → Turun dari titik 0 ke titik (- 0.034) pada t =1,5 ms dan naik lagi ke titik 0 pada t = 3,5ms kemudian berosilasi yang akhirnya sistem menuju ke STABIL setelah t = 10 ms. Vt akan naik dari 0 menuju ke Vt =0,8 pada t = 1 ms dan naik lagi pada t = 1,5 m dengan Vt = 0,95 yang kemudian akan STABIL pada Vt =1 ketika t = 7 ms. Gambar 6. Grafik Perubahan Frekuensi dan tegangan pada KE =5 Frekuensi → Tegangan → Turun dari titik 0 ke titik (- 0.04) pada t =1,2 ms kemudian naik ke titik 0,0025 pada t = 3,3ms berosilasi dan akhirnya sistem STABIL setelah t = 12 ms. Vt akan naik dari 0 menuju ke Vt =1 pada t = 0,5 ms dan turun lagi kemudian berisolasi naik diatas nilai Vt =1 yang kemudian akan STABIL setelah t = 6 ms. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Gambar 7. Grafik Perubahan Frekuensi dan tegangan pada KE =0,5 Frekuensi → Turun ke titik (- 0.0254) pada t =1,5 ms kemudian naik ke titik -0,0025 ( t = 3,6ms ) berosilasi serta menuju ke STABIL di titik 0 setelah t = 14 ms. Tegangan → Nilai tegangan akan naik pada t = 2 ms dengan Vt = 0,8 dan t = 5 ms untuk Vt = 0,9. Sistem akhirnya akan menjadi STABIL pada saat t = 15 ms. KESIMPULAN □ Nilai eksitasi KE kurang dari 1 menyebabkan generator memerlukan waktu yang cukup lama sebelum akhirnya menjadi stabil. □ Pada kondisi dimana KE = 5 maka frekuensi akan turun dan naik lagi kemudian berosilasi di sekitar titik nol sementara tegangan akan berosilasi di atas nilai Vt = 1. □ Range waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi steady state pada nilai KE = 0,5 masih relatif lebih lama dibandingkan dengan kondisi bila KE = 5 REFERENSI Acha E, Agelidis V.G, Anaya-Lara O, Miller T.J.E,“ Power Electronic Control in Electrical Systems.” Newnes Power Engineering Series, 2002. Hadi Saadat, “ Power System Analysis.” Mc Graw Hill, 1999 Lixin Ren, George W. Irwin, Damian Flynn, “ Nonlinear Identification and Control of a Turbogenerator – An On Line Scheduled Multiple Model/Controller Approach. “ IEEE Transactions On Energy Conversion, Vol. 20 No. 1, March 2005. Machowski J, Bialek J.W, Robak S, Bumby J.R, “ Excitation Control System for use with Synchronous Generators. “ IEE Proceeding Gener. Transm. Distrib. Vol. 145. No. 5, 1998. Rajiv Kumar, Srikumar Devupalli, Vani Rupakula, Thomas Leibfried, “ Investigation of the Influence of Automatic Excitation Control System on Turbine Generator Oscillatory Behavior. “ Institute of Electric Energy Systems and High Voltage Technology (IEH), Univ. Karlsruhe, Germany, 2005. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Reynaldo Franscisco Nugui, “ State Estimation and Voltage Security Monitoring Using Synchronized Phasor Measurement .” Virginia Polytecnic Institute and State University, Blacksburg, July 2, 2001. Rion Takahashi, Junji Tamura, Yasuhuki Tada, Atsushi Kurita, “ Model Derivation of Adjustable Speed Generator and Its Excitation Control System. “ 14 th PSCC, Sevilla 24 – 28 June 2002. Yannis L. Karnavas, Demetrios p. Papadopoulos, “Excitation Control of a Synchronous Machine using Polynomial Neural Networks.” Jounal of Electrical Engineering, Vol. 55, No. 7-8, 2004. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-7 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-8 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 ISBN : 978-979-99735-3-5 A-40-9