BAB IV ANALISIS UPAYA GURU MENUMBUHKAN KESADARAN BERINFAK SISWA MTs MA’HADUL MUTA’ALLIMIN SIDOREJO COMAL KABUPATEN PEMALANG A. Analisis Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang Guru sangat berperan penting dalam menumbuhkan kesadaran berinfak siswa. Agar kesadaran siswa untuk berinfak dapat terbiasa, maka guru harus melakukan upaya-upaya untuk menumbuhkan kesadaran berinfak siswa sehingga siswa dapat terbiasa berinfak tanpa disuruh guru dan orangtua. Harapan yang kemudian terjadi adalah siswa dapat terbiasa berinfak sampai kelak ia dewasa tanpa ada suatu paksaan dan suruhan oranglain. Upaya guru menumbuhkan kesadaran berinfak kepada peserta didik tidak hanya sekedar teori saja, namun harus dipraktekkan secara langsung. Upaya yang diberikan Guru di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang kepada peserta didik adalah mengajarkan anak untuk membiasakan berinfak dan melatih sejak dini agar dapat dipraktekkan kelak sampai dewasa. Dalam menumbuhkan kesadaran berinfak siswa, upaya yang diterapkan oleh guru kepada siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo 75 Comal Kabupaten Pemalang menjadi sangat penting. Berikut upaya yang guru lakukan dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang : 1. Metode Pembiasaan Pembiasaan adalah menanamkan rasa keagamaan pada anak didik dengan dikerjakan berulang-ulang atau terus-menerus.84 Salah satu upaya guru yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran berinfak siswa MTs Ma’hadul Muta’llimin Sidorejo Comal kabupaten Pemalang adalah dengan melakukan pembiasaan. Dengan pembiasaan siswa dapat membiasakan dirinya untuk berinfak tanpa disuruh oleh orang lain. Dan setiap hari jum’at berinfak, siswa akan dibiasakan berinfak karena rutin berinfak setiap hari jum’at. Pembiasaan berinfak di sekolah merupakan ajang melatih siswa untuk membiasakan berinfak agar kelak dipraktekkan sampai dewasa. Dengan adanya pembiasaan berinfak setiap hari jum’at maka siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang terbiasa melakukannya. Siswa akan terbiasa berinfak tidak hanya disekolah saja tetapi juga diluar sekolah tanpa disuruh oleh orang lain. Pembiasaan merupakan alat pendidikan yang sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan 84 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 144 76 membentuk sosok manusia berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia berkepribadian yang buruk pula. Pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian terus-menerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan. Sebab, pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa peserta didik agar melakukan sesuatu secara otomatis seperti robot, melainkan agar ia dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati. 85 2. Metode Keteladanan Keteladanan merupakan metode sangat efektif dalam mengajarkan, mendidik, serta mengubah perilaku yang tidak atau belum baik dalam tatanan masyarakat.86 Guru memberikan contoh dengan berinfak, Sikap seperti ini dilakukan oleh guru sebagai contoh yang baik untuk siswa. Guru di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang berinfak ketika mendapat rezeki, sehingga siswa termotivasi untuk berinfak. Jadi, guru yang memberikan contoh untuk berinfak secara langsung merupakan contoh yang baik untuk siswa di MTs Ma’hadul 85 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Logos wacana Ilmu, 1999), hlm. 184-191. 86 hlm. 55. Amirulloh Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter (Bandung : Prima Pustaka, 2012), 77 Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Siswa akan lebih tergugah hatinya untuk berinfak dan akan bersemangat untuk berinfak. 3. Metode Ceramah Metode Ceramah disini diterapkan guru dengan cara guru menjelaskan materi yang diajarkan. Dalam hal ini guru mengambil materi dari LKS kelas VIII yang terdapat materi tentang infak. Ketika guru memberikan materi infak kepada siswa di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang di kelas VIII, guru menyampaikan mengenai manfaat, tujuan dan hikmah berinfak. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang infak yang dipelajari oleh siswa bukan sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan dapat memanfaatkan ilmunya tentang infak untuk kehidupan seharihari sesuai tingkat perkembangannya. Dengan demikian, Upaya yang diterapkan oleh guru dalam menumbuhkan kesadaran berinfak siswa yang sudah dipaparkan sebelumnya sangat penting untuk diterapkan siswa sejak dini, tetapi guru masih belum maksimal dalam memotivasi siswanya karena lebih menekankan pada metode pembiasaan. 4. Metode Cerita Metode cerita adalah metode penyampaian pesan atau penyajian meteri pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada siswa. Bentuk upaya guru dalam menumbuhkan 78 kesadaran berinfak siswa di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang salah satunya dengan menceritakan kisah-kisah misalnya kisah Qorun. Cerita dapat dikategorikan sebagai cerita yang bertujuan untuk menghibur atau membuat senang pendengarnya tetapi juga dapat berdasar tujuan lain, misalnya memberikan pesan yang dapat dipakai sebagai nasehat atau pelajaran yang baik bagi oranglain. Banyak cerita yang mengandung nasihat, pelajaran dan petunjuk yang sungguh sangat efektif untuk menciptakan suasana interaksi pendidikan. Ceritacerita dan nasihat itu akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan psikologis peserta didik, bila disampaikan secara baik.87 5. Guru memberikan Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum gemar berinfak agar dapat termotivasi untuk bersemangat berinfak seperti siswa yang sudah gemar berinfak. Dengan begitu, siswa yang belum gemar berinfak akan berusaha menjadi seperti siswa yang sudah gemar berinfak dan termotivasi untuk berinfak. Cara ini dilakukan agar siswa terdorong dan bersemangat untuk menjadi siswa yang sudah gemar berinfak. 87 Ramayulis, op.cit., hlm. 171. 79 Motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi sangat diperlukan oleh setiap manusia agar dalam menjalani aktivitas kehidupan bersemangat dan menatap hari dengan cerah. Motivasi memiliki banyak bentuk misalnya ucapan, perbuatan dan benda ataupun dengan menceritakan perjalanan hidup tokoh dunia. Sehinga yang mendengarkan akan menjadikan tokoh tersebut sebagai inspirasi dan berusaha menirunya dan menjadi sepertinya bahkan menjadi yang lebih baik. Motivasi dapat berasal dari guru ataupun dari orang tua serta dari diri sendiri. Tetapi biasanya motivasi lebih sering berasal dari orang lain. Menurut John Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi terarah dan bertahan lama.88 Upaya guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak sudah baik namun guru belum maksimal dalam mengupayakannya kepada siswa. Hai ini dikarenakan guru lebih menekankan pada pembiasaan. Guru berpendapat bahwa siswa akan terbiasa dengan sendirinya untuk berinfak. Selain itu guru jarang memberikan motivasi kepada siswanya untuk berinfak. 88 hlm. 510. John W. Santrock, Educational Psikology, Tri Wibowo B. S, (Jakarta: Kencana, 2008), 80 B. Analisis Pertumbuhan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Setiap sekolah yang menerapkan kegiatan infak kesadaran siswa untuk berinfak berbeda-beda. Ada sekolah yang tingkat kesadarannya tinggi, sedang maupun rendah. Pertumbuhan kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal kabupaten Pemalang adalah sedang. Upaya Guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak memang belum maksimal. Pengetahuan siswa mengenai tentang infak sudah tahu tetapi guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak masih belum tercapai sepenuhnya karena masih ada sebagian siswa yang sulit untuk berinfak dan dari siswa sendiri ada beberapa alasan mengapa tidak berinfak.Guru belum berhasil sepenuhnya menyadarkan siswa untuk gemar berinfak walaupun pengetahuan agama yang guru sampaikan kepada siswa sudah berhasil namun dalam prateknya, ada sebagian siswa yang belum berinfak. Adapun alasan kenapa siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang tidak berinfak sebagai berikut: a. Malas Adanya kemalasan sebagian siswa untuk berinfak karena ada sebagian siswa lebih memilih untuk menghabiskan uang saku untuk keperluan yang lain misalnya untuk membeli jajan dan membeli pulsa padahal nominal pemberian uang infak minimal seribu rupiah. Alasan 81 malas berinfak tersebut banyak dilakukan oleh siswa laki-laki sedangkan siswa perempuan kebanyakan selalu berinfak. b. Tidak diberi uang saku Orangtua siswa ada yang tidak memilki uang untuk diberikan kepada anaknya untuk jajan di sekolah. Adanya siswa yang tidak diberi uang saku oleh orangtuanya menyebabkan sehingga siswa tersebut tidak dapat berinfak. Dilihat data dari jumlah hasil infak setiap hari jum’at bahwa jumlah infak disekolah tersebut cukup baik walaupun masih ada sebagian siswa yang belum berinfak yaitu siswa laki-laki tetapi tingkat kesadaran untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin adalah sedang.