per- 367/menko/polhukam/10/2010 tentang organisasi dan tata

advertisement
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
Tahun 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya atas selesainya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan telah selesai disusun.
Sesuai dengan persetujuan penataan organisasi dan tata kerja dari Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat Nomor:
B/1879/M.PAN-RB/08/2010, tanggal 19 Agustus 2010, telah ditetapkan Peraturan Menteri
Koordinator
Bidang
Politik,
Hukum,
dan
Keamanan
Nomor:
PER-
367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Dengan demikian, Peraturan Menteri
Koordinator
Bidang
Politik,
Hukum,
dan
Keamanan
Nomor:
PER-
31/MENKO/POLHUKAM/6/2005 juncto Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan Nomor: PER-06/MENKO/POLHUKAM/1/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tidak
berlaku. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor:
PER-367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 merupakan dasar dan pedoman bagi setiap
pejabat atau pegawai di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan diterbitkannya Peraturan ini
diharapkan kinerja pelaksanaan tugas sinkronisasi dan koordinasi di Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat ditingkatkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan-Nya kepada
kita sekalian dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.
Jakarta, 24 Oktober 2010
Sekretaris Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Hotmangaradja Pandjaitan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB
I
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
2
BAB
II
Susunan Organisasi
4
BAB
III
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
4
BAB
IV
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan
5
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
5
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
6
Bagian Ketiga
Biro Perencanaan dan Organisasi
6
Bagian Keempat
Biro Umum
12
Bagian Kelima
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan
20
BAB
V
Deputi Kementerian
Keamanan
BAB
VI
Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
26
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
26
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
27
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Kelembagaan
dan
28
Bagian Keempat
Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan
Otonomi Daerah
30
Bagian Kelima
Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat
Sipil
32
Bagian Keenam
Asisten
Deputi
Koordinasi
Pengelolaan
Pemilu
Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus
34
Bagian Ketujuh
BAB
VII
Koordinator
Bidang
Politik,
Koordinasi
Hukum,
Demokrasi
dan
26
37
Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri
39
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
39
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
40
ii
BAB
BAB
BAB
Bagian Ketiga
Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar
Negeri
40
Bagian Keempat
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN
42
Bagian Kelima
Asisten Deputi Koordinasi
Pasifik, dan Afrika
Asia,
45
Bagian Keenam
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika
dan Eropa
47
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral
49
Kerjasama
VIII Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
IX
X
51
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
51
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
52
Bagian Ketiga
Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum
53
Bagian Keempat
Asisten
Deputi
Aparatur Hukum
55
Bagian Kelima
Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum
57
Bagian Keenam
Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional
59
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan
Perlindungan Hak Asasi Manusia
62
Koordinasi
Pemberdayaan
dan
Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara
64
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
64
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
65
Bagian Ketiga
Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi
Pertahanan
65
Bagian Keempat
Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan
67
Bagian Kelima
Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan
dan Tata Ruang Pertahanan
70
Bagian Keenam
Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan
dan Integritas Nasional
72
Bagian Ketujuh
Asisten
Deputi
Koordinasi
Kekuatan,
Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan
74
Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional
76
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
76
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
77
iii
BAB
BAB
XI
XII
Bagian Ketiga
Asisten
Deputi
Koordinasi
Penanganan
Kejahatan
Konvensional
dan
Kejahatan
Terhadap Kekayaan Negara
78
Bagian Keempat
Asisten
Deputi
Koordinasi
Penanganan
Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar
Biasa
80
Bagian Kelima
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah
Rawan Konflik dan Kontijensi
82
Bagian Keenam
Asisten
Deputi
Koordinasi
Penanganan
Kerjasama dan Keamanan Negara
85
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan
dan Bimbingan Masyarakat
87
Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
89
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
89
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
90
Bagian Ketiga
Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan
90
Bagian Keempat
Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial
93
Bagian Kelima
Asisten
Deputi
Masyarakat
Pemberdayaan
95
Bagian Keenam
Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan
Tertinggal
97
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah
Khusus
99
Koordinasi
Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur
102
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
102
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
103
Bagian Ketiga
Asisten Deputi Koordinasi Media Massa
103
Bagian Keempat
Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan
Informatika
105
Bagian Kelima
Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan
Kehumasan
108
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Aparatur
110
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi Koordinasi
Reformasi Birokrasi
iv
Koordinasi
Pendayagunaan
Program
dan
112
BAB
XIII
Inspektorat
115
BAB
XIV
Staf Ahli
117
BAB
XV
Jabatan Fungsional
119
BAB
XVI
Eselonisasi, Pengangkatan, dan Pemberhentian
120
BAB
XVII
Tata Kerja
121
BAB
XVIII
Ketentuan Lain-Lain
124
BAB
XIX
Ketentuan Penutup
125
LAMPIRAN
Susunan Organisasi
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan
Susunan Organisasi
Sekretariat Kementerian Koordinator
Hukum, dan Keamanan s.d. eselon III
Bidang
Politik,
Susunan Organisasi
Biro Perencanaan dan Organisasi
Susunan Organisasi
Biro Umum
Susunan Organisasi
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
Susunan Organisasi
Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan
Aparatur
Susunan Organisasi
Inspektorat
Surat Menteri Negara PAN dan RB tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja
v
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN,
Menimbang
:
bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian
Negara,
dipandang
perlu
menetapkan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan;
Mengingat
:
1.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P
Tahun 2009;
2.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara;
3.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-2Memperhatikan
:
Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/1879/M.PANRB/08/2010 tanggal 19 Agustus 2010.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK,
HUKUM, DAN KEAMANAN TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(2)
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 2
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas
membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik,
hukum, dan keamanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-3b. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik,
hukum, dan keamanan;
c. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b;
d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
e. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan; dan
f.
pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3,
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengkoordinasikan:
a. Kementerian Dalam Negeri;
b. Kementerian Luar Negeri;
c. Kementerian Pertahanan;
d. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. Kementerian Komunikasi dan Informatika;
f.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
g. Kejaksaan Agung;
h. Badan Intelijen Negara;
i.
Tentara Nasional Indonesia;
j.
Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
k. Instansi lain yang dianggap perlu.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Umum
Pasal 5
Susunan Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang
menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas unsur:
a. pemimpin, yaitu Menteri Koordinator;
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat kementerian koordinator;
c. pelaksana, yaitu deputi kementerian koordinator; dan
d. pengawas, yaitu inspektorat.
BAB III
Unsur Pemimpin
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Pasal 6
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas memimpin
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-5BAB IV
Unsur Pembantu Pemimpin
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 7
(1)
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
(2)
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin
oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 8
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai
tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan
fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-6c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
d. pembinaan
dan
penyelenggaraan
sama, dan hubungan masyarakat;
organisasi
dan
tata
laksana,
kerja
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f.
penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 10
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari:
a. Biro Perencanaan dan Organisasi;
b. Biro Umum; dan
c. Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan.
Bagian Ketiga
Biro Perencanaan dan Organisasi
Pasal 11
Biro Perencanaan dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan
rencana program dan anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana
program dan anggaran, penataan organisasi dan tata laksana, pengumpulan, pengolahan
dan penyajian data, serta pengelolaan perpustakaan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-7Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Biro Perencanaan
dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program dan anggaran;
b. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan, dan
anggaran;
c. penataan organisasi dan tata laksana;
d. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data; dan
e. pengelolaan perpustakaan.
Pasal 13
Biro Perencanaan dan Organisasi terdiri dari:
a. Bagian Perencanaan;
b. Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana;
d. Bagian Data; dan
e. Bagian Perpustakaan.
Pasal 14
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, pengolahan, dan
penyusunan rencana program dan anggaran, serta melaksanakan sinkronisasi rencana
program dan anggaran.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bagian Perencanaan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program;
b. penyusunan anggaran; dan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-8c. sinkronisasi program dan anggaran.
Pasal 16
Bagian Perencanaan terdiri dari:
a. Subbagian Penyusunan Program;
b. Subbagian Penyusunan Anggaran; dan
c. Subbagian Sinkronisasi Program dan Anggaran.
Pasal 17
(1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penelaahan, pengolahan, dan penyusunan rencana program jangka panjang, jangka
menengah, jangka pendek, dan stratejik.
(2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penelaahan, pengolahan, penyediaan data anggaran dan pengkoordinasian permintaan
revisi anggaran, serta pemrosesan permintaan anggaran belanja Bagian 999.
(3) Subbagian Sinkronisasi Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan sinkronisasi rencana program dan anggaran.
Pasal 18
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi,
dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran, serta penyusunan
laporan akuntabilitas kinerja.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bagian Evaluasi dan
Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran;
b. evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran; dan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
-9c. penyusunan laporan hasil evaluasi program, kegiatan, dan anggaran serta laporan
akuntabilitas kinerja.
Pasal 20
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri dari:
a. Subbagian Monitoring;
b. Subbagian Evaluasi; dan
c. Subbagian Pelaporan.
Pasal 21
(1) Subbagian Monitoring mempunyai tugas melakukan pemantauan pelaksanaan program,
kegiatan, dan anggaran.
(2) Subbagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan evaluasi pelaksanaan program,
kegiatan, dan anggaran.
(3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan
laporan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran, serta laporan akuntabilitas
kinerja secara periodik triwulanan dan tahunan.
Pasal 22
Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penataan
organisasi, penyempurnaan tata laksana serta pengembangan kinerja organisasi.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bagian Organisasi
dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penataan dan evaluasi organisasi;
b. pelaksanaan penyempurnaan tata laksana; dan
c. pelaksanaan pengembangan kinerja organisasi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 Pasal 24
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri dari:
a. Subbagian Organisasi;
b. Subbagian Tata Laksana; dan
c. Subbagian Pengembangan Kinerja Organisasi.
Pasal 25
(1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan,
analisis, dan evaluasi organisasi, penyusunan dan penyajian uraian, klasifikasi, dan
spesifikasi jabatan, serta pengolahan data analisis beban kerja.
(2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan,
analisis, dan evaluasi serta penyusunan rumusan sistem dan prosedur kerja, sistem
administrasi umum dan pelayanan publik, standar norma waktu serta pembakuan
sarana dan prasarana kerja.
(3) Subbagian Pengembangan Kinerja Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan analisis kinerja organisasi dan penyajian hasil penilaian kinerja organisasi.
Pasal 26
Bagian Data mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian
data hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Bagian Data
menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan kompilasi bahan hasil pelaksanaan kegiatan;
b. pengolahan data hasil pelaksanaan kegiatan; dan
c. penyajian data sebagai penunjang pelaksanaan tugas.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 Pasal 28
Bagian Data terdiri dari:
a. Subbagian Pengumpulan Data;
b. Subbagian Pengolahan Data; dan
c. Subbagian Penyajian Data.
Pasal 29
(1) Subbagian Pengumpulan Data mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan
kompilasi bahan hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di
lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Subbagian Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengolahan bahan hasil
pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3) Subbagian Penyajian Data mempunyai tugas melakukan penyajian dan penyimpanan
data sebagai penunjang pelaksanaan tugas semua satuan organisasi di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 30
Bagian Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan administrasi bahan pustaka,
pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka, serta pelayanan pustaka.
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Perpustakaan
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi pustaka;
b. pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan pustaka; dan
c. pelaksanaan pelayanan pustaka.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 Pasal 32
Bagian Perpustakaan terdiri dari:
a. Subbagian Administrasi Pustaka;
b. Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan Pustaka; dan
c. Subbagian Pelayanan Pustaka.
Pasal 33
(1) Subbagian Administrasi Pustaka mempunyai
pengklasifikasian, dan penataan bahan pustaka.
tugas
melakukan
pencatatan,
(2) Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan Pustaka mempunyai tugas melakukan
inventarisasi kebutuhan, pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka.
(3) Subbagian Pelayanan Pustaka mempunyai
penyebarluasan informasi kepustakaan.
tugas
melakukan
pelayanan
dan
Bagian Keempat
Biro Umum
Pasal 34
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan tata
usaha pimpinan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan kerumahtanggaan, keuangan,
protokol dan pengamanan.
Pasal 35
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Biro Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan administrasi umum dan penatausahaan pimpinan;
b. pengelolaan kepegawaian;
c. pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan, dan kerumahtanggaan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 d. pengelolaan administrasi keuangan; dan
e. pelaksanaan keprotokolan dan pengamanan.
Pasal 36
Biro Umum terdiri dari:
a. Bagian Administrasi Umum;
b. Bagian Kepegawaian;
c. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga;
d. Bagian Keuangan; dan
e. Bagian Protokol dan Pengamanan.
Pasal 37
Bagian Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan administrasi persuratan,
penggandaan, kearsipan, dan tata usaha pimpinan.
Pasal 38
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Bagian Administrasi
Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi persuratan;
b. pelaksanaan penggandaan;
c. pelaksanaan kearsipan; dan
d. pelaksanaan tata usaha pimpinan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 Pasal 39
Bagian Administrasi Umum terdiri dari:
a. Subbagian Persuratan;
b. Subbagian Penggandaan;
c. Subbagian Kearsipan;
d. Subbagian Tata Usaha Menteri Koordinator;
e. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian Koordinator;
f.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri;
g. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri;
h. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia;
i.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara;
j.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional;
k. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa;
l.
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur;
dan
m. Subbagian Tata Usaha Staf Ahli.
Pasal 40
(1)
Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengadministrasian
surat masuk dan surat keluar, tata naskah dan ekspedisi.
(2)
Subbagian Penggandaan mempunyai
penggandaan dan penjilidan.
(3)
Subbagian Kearsipan mempunyai tugas
penyimpanan dan pemeliharaan arsip.
(4)
Subbagian Tata Usaha Menteri Koordinator mempunyai tugas melakukan tata usaha
Menteri Koordinator.
(5)
Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian Koordinator mempunyai tugas
melakukan tata usaha Sekretaris Kementerian Koordinator.
tugas
melakukan
melakukan
kegiatan
kegiatan
reproduksi,
penyusunan,
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 (6)
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri mempunyai
tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
(7)
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri mempunyai
tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
(8)
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
(9)
Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara mempunyai
tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
(10) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional mempunyai
tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
(11) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa mempunyai tugas
melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
(12) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur
mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi,
Informasi, dan Aparatur.
(13) Subbagian Tata Usaha Staf Ahli mempunyai tugas melakukan tata usaha Staf Ahli.
Pasal 41
Subbagian Tata Usaha Pimpinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (1) sampai
dengan ayat (13), secara administrasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Administrasi Umum dan secara operasional untuk pelayanan administrasi
bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi, dan
Staf Ahli.
Pasal 42
Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian,
pengembangan pegawai, dan kesejahteraan pegawai.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 Pasal 43
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Bagian Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pengembangan pegawai; dan
c. pelaksanaan kesejahteraan pegawai.
Pasal 44
Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Subbagian Administrasi Kepegawaian;
b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan
c. Subbagian Kesejahteraan Pegawai.
Pasal 45
(1) Subbagian Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan inventarisasi
formasi, menyiapkan proses seleksi, pengangkatan, pemberhentian, dan dokumentasi
pegawai.
(2) Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan penegakan disiplin
dan kode etik, pelaporan kehadiran pegawai, pengurusan kepangkatan, jabatan, rotasi
dan mutasi serta pendidikan dan pelatihan.
(3) Subbagian Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melakukan pengurusan
administrasi penggajian, pemberian tunjangan, cuti, penghargaan, pelayanan
kesehatan, dan pensiun pegawai.
Pasal 46
Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan administrasi
pengadaan dan perlengkapan, administrasi barang milik negara dan pemeliharaan
kendaraan dinas serta pelayanan kerumahtanggaan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 Pasal 47
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Bagian Perlengkapan
dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi
perlengkapan;
pengadaan
barang
dan
jasa,
dan
penyiapan
alat
b. pelaksanaan administrasi barang milik negara dan pemeliharaan kendaraan dinas; dan
c.
pelayanan kerumahtanggaan.
Pasal 48
Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga terdiri dari:
a. Subbagian Pengadaan dan Perlengkapan;
b. Subbagian Administrasi Barang Milik Negara dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas; dan
c. Subbagian Rumah Tangga.
Pasal 49
(1) Subbagian Pengadaan dan Perlengkapan mempunyai tugas melakukan administrasi
pengadaan barang dan jasa, penyiapan alat perlengkapan, termasuk distribusi,
perawatan sarana dan prasarana, serta pergudangan.
(2) Subbagian Administrasi Barang Milik Negara dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas
mempunyai tugas melakukan administrasi, penghapusan, dan pelaporan Barang Milik
Negara, serta pemeliharaan kendaraan dinas.
(3) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan pelayanan kerumahtanggaan,
kebersihan, dan urusan dalam lainnya.
Pasal 50
Bagian Keuangan mempunyai tugas
perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi.
melaksanakan
administrasi
keuangan,
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 Pasal 51
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi keuangan;
b. pelaksanaan perbendaharaan; dan
c. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi.
Pasal 52
Bagian Keuangan terdiri dari:
a. Subbagian Administrasi Keuangan;
b. Subbagian Perbendaharaan; dan
c. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi.
Pasal 53
(1) Subbagian Administrasi Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan
penyusunan anggaran serta administrasi keuangan.
(2) Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan kegiatan kebendaharaan,
kas, pembukuan, dan pertanggungjawaban keuangan.
(3) Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan penyusunan neraca
keuangan, verifikasi pertanggungjawaban keuangan, dan penyusunan laporan
keuangan.
Pasal 54
Bagian Protokol dan Pengamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan acara dan
kegiatan keprotokolan, pengamanan, dan kegiatan persandian di lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 Pasal 55
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Bagian Protokol dan
Pengamanan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyiapan acara dan keprotokolan;
b. pelaksanaan pengamanan; dan
c. pelaksanaan kegiatan persandian.
Pasal 56
Bagian Protokol dan Pengamanan terdiri dari:
a. Subbagian Acara dan Protokol;
b. Subbagian Pengamanan; dan
c. Subbagian Persandian.
Pasal 57
(1) Subbagian Acara dan Protokol mempunyai tugas melakukan penyiapan acara dan
kegiatan keprotokolan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
(2) Subbagian Pengamanan mempunyai tugas melakukan pengamanan di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3) Subbagian Persandian mempunyai tugas melakukan kegiatan persandian dan
pengelolaan transmisi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 Bagian Kelima
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan
Pasal 58
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan dan pelaksanaan persidangan, penyiapan materi persidangan, penyusunan
risalah dan publikasi persidangan, penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan hukum serta hubungan
kelembagaan.
Pasal 59
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Biro Persidangan dan
Hubungan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan dan pelaksanaan persidangan;
b. penyiapan materi persidangan;
c. penyusunan risalah dan publikasi persidangan;
d. penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan,
pelaksanaan bantuan hukum; dan
e. pelaksanaan hubungan kelembagaan.
Pasal 60
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan terdiri dari:
a. Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan;
b. Bagian Materi Persidangan;
c. Bagian Risalah Persidangan;
d. Bagian Hukum; dan
e. Bagian Hubungan Kelembagaan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 Pasal 61
Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan jadwal persidangan, dan penyiapan undangan serta konfirmasi kehadiran
peserta.
Pasal 62
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Bagian Perencanaan
dan Pelaksanaan Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan persidangan;
b. penatalaksanaan persidangan; dan
c. pelayanan persidangan.
Pasal 63
Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan terdiri dari:
a. Subbagian Perencanaan Persidangan;
b. Subbagian Tata Laksana Persidangan; dan
c. Subbagian Pelayanan Persidangan.
Pasal 64
(1)
Subbagian Perencanaan Persidangan mempunyai tugas melakukan penyusunan
jadwal persidangan, penyusunan daftar peserta, dan penyiapan undangan serta
konfirmasi kehadiran.
(2)
Subbagian Tata Laksana Persidangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
ruangan, dan penatalaksanaan persidangan.
(3)
Subbagian Pelayanan
persidangan.
Persidangan
mempunyai
tugas
melakukan
pelayanan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 Pasal 65
Bagian Materi Persidangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan materi, notulensi,
dan penataan materi persidangan.
Pasal 66
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Bagian Materi
Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan materi persidangan;
b. penyusunan notulensi persidangan; dan
c. penataan materi persidangan.
Pasal 67
Bagian Materi Persidangan terdiri dari:
a. Subbagian Penyiapan Materi Persidangan;
b. Subbagian Notulensi Persidangan; dan
c. Subbagian Penataan Materi Persidangan.
Pasal 68
(1) Subbagian Penyiapan Materi Persidangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
materi persidangan.
(2) Subbagian Notulensi
persidangan.
Persidangan
mempunyai
tugas
melakukan
pencatatan
(3) Subbagian Penataan Materi Persidangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan
dan penataan materi persidangan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 Pasal 69
Bagian Risalah Persidangan mempunyai tugas melaksanakan perekaman dan transkrip
persidangan, penyusunan risalah, dan publikasi persidangan.
Pasal 70
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Bagian Risalah
Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. perekaman dan transkrip persidangan;
b. penyusunan risalah persidangan; dan
c. penyusunan publikasi hasil persidangan.
Pasal 71
Bagian Risalah Persidangan terdiri dari:
a. Subbagian Rekaman dan Transkrip Persidangan;
b. Subbagian Penyusunan Risalah Persidangan; dan
c. Subbagian Publikasi Persidangan.
Pasal 72
(1) Subbagian Rekaman dan Transkrip Persidangan mempunyai tugas melakukan
perekaman dan penyusunan transkrip persidangan.
(2) Subbagian Penyusunan Risalah
penyusunan risalah persidangan.
Persidangan
mempunyai
tugas
melakukan
(3) Subbagian Publikasi Persidangan mempunyai tugas melakukan penyebaran informasi
tentang kegiatan persidangan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 Pasal 73
Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan
pendokumentasian peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik,
hukum, dan keamanan, serta pemberian bantuan hukum.
Pasal 74
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Bagian Hukum
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan;
b. pendokumentasian produk hukum; dan
c. pelaksanaan bantuan hukum.
Pasal 75
Bagian Hukum terdiri dari:
a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan;
b. Subbagian Dokumentasi Produk Hukum; dan
c. Subbagian Bantuan Hukum.
Pasal 76
(1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang
politik, hukum, dan keamanan.
(2) Subbagian Dokumentasi Produk Hukum mempunyai tugas melakukan pengelolaan
dokumentasi produk hukum.
(3) Subbagian Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan usaha-usaha bantuan hukum
dalam rangka penyelesaian masalah hukum.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 Pasal 77
Bagian Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan hubungan kelembagaan
dengan kementerian dan lembaga, di bawah koordinasi bidang politik, hukum, dan
keamanan; lembaga-lembaga negara serta organisasi kemasyarakatan dalam rangka
penyelenggaraan persidangan.
Pasal 78
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Bagian Hubungan
Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan hubungan dengan kementerian dan lembaga terkait;
b. pelaksanaan hubungan dengan lembaga-lembaga negara; dan
c. pelaksanaan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan.
Pasal 79
Bagian Hubungan Kelembagaan terdiri dari:
a. Subbagian Hubungan Kementerian/Lembaga;
b. Subbagian Hubungan Lembaga Negara; dan
c. Subbagian Hubungan Organisasi Kemasyarakatan.
Pasal 80
(1) Subbagian Hubungan Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melakukan hubungan
dengan kementerian/lembaga di bidang politik, hukum, dan keamanan.
(2) Subbagian Hubungan Lembaga Negara mempunyai tugas melakukan hubungan
dengan lembaga-lembaga negara.
(3) Subbagian Hubungan Organisasi Kemasyarakatan mempunyai tugas melakukan
hubungan dengan organisasi kemasyarakatan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -
BAB V
Unsur Pelaksana
DEPUTI KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Pasal 81
(1)
Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
(2)
Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh
Deputi.
(3)
Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan.
BAB VI
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI POLITIK DALAM NEGERI
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 82
Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut Deputi I,
mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 27 -
Pasal 83
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
menyelenggarakan fungsi:
Pasal 82, Deputi I
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik
dalam negeri;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
politik dalam negeri;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
politik dalam negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 84
Deputi I terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan;
b. Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah;
c. Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil;
d. Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan
Pasal 85
Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 1/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang demokrasi dan kelembagaan.
Pasal 86
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Asisten Deputi 1/I
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang demokrasi dan kelembagaan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang demokrasi dan kelembagaan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang demokrasi dan kelembagaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam
Negeri.
Pasal 87
Asisten Deputi 1/I terdiri dari:
a. Bidang Penguatan Demokrasi;
b. Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 Pasal 88
Bidang Penguatan Demokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang penguatan demokrasi.
Pasal 89
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bidang Penguatan
Demokrasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penguatan demokrasi;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penguatan demokrasi;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penguatan demokrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan
Kelembagaan.
Pasal 90
Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi.
Pasal 91
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Bidang Hubungan
Kelembagaan Demokrasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan kelembagaan demokrasi;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan kelembagaan demokrasi;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 30 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
hubungan kelembagaan demokrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan
Kelembagaan.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Pasal 92
Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 2/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah.
Pasal 93
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Asisten Deputi 2/I
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam
Negeri.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 Pasal 94
Asisten Deputi 2/I terdiri dari:
a. Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah;
b. Bidang Otonomi Daerah.
Pasal 95
Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah.
Pasal 96
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95, Bidang Hubungan
Pemerintah Pusat dan Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
hubungan pemerintah pusat dan daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi
dan Otonomi Daerah.
Pasal 97
Bidang Otonomi Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
otonomi daerah.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 Pasal 98
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Bidang Otonomi
Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang otonomi daerah;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang otonomi daerah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
otonomi daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi
dan Otonomi Daerah.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil
Pasal 99
Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 3/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang organisasi masyarakat sipil.
Pasal 100
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, Asisten Deputi 3/I
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang organisasi masyarakat sipil;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang organisasi masyarakat sipil;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 33 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang organisasi masyarakat sipil; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam
Negeri.
Pasal 101
Asisten Deputi 3/I terdiri dari:
a. Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil;
b. Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil.
Pasal 102
Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil.
Pasal 103
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Bidang Penataan
Organisasi Masyarakat Sipil menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penataan organisasi masyarakat sipil;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penataan organisasi masyarakat sipil;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penataan organisasi masyarakat sipil; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Organisasi
Masyarakat Sipil.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 34 Pasal 104
Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil.
Pasal 105
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil menyelenggarakan fungsi:
104,
Bidang
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
pemberdayaan organisasi masyarakat sipil; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Organisasi
Masyarakat Sipil.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Pengelolaan Pemilu
Pasal 106
Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/I,
mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan Pemilu.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 35 Pasal 107
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Asisten Deputi 4/I
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengelolaan Pemilu;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengelolaan Pemilu;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan Pemilu; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam
Negeri.
Pasal 108
Asisten Deputi 4/I terdiri dari:
a. Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;
b. Bidang Pemilu Kepala Daerah.
Pasal 109
Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden.
Pasal 110
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109, Bidang Pemilu
Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 36 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan
Pemilu.
Pasal 111
Bidang Pemilu Kepala Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang Pemilu Kepala Daerah.
Pasal 112
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang Pemilu
Kepala Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang Pemilu Kepala Daerah;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang Pemilu Kepala Daerah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
Pemilu Kepala Daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan
Pemilu.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 37 Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Otonomi Khusus
Pasal 113
Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/I,
mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus.
Pasal 114
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113, Asisten Deputi 5/I
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang otonomi khusus;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang otonomi khusus;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam
Negeri.
Pasal 115
Asisten Deputi 5/I terdiri dari:
a. Bidang Otonomi Khusus Aceh;
b. Bidang Otonomi Khusus Papua.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 38 Pasal 116
Bidang Otonomi Khusus Aceh mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang otonomi khusus Aceh.
Pasal 117
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116, Bidang Otonomi
Khusus Aceh menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang otonomi khusus Aceh;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang otonomi khusus Aceh;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
otonomi khusus Aceh; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
Pasal 118
Bidang Otonomi Khusus Papua mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang otonomi khusus Papua.
Pasal 119
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang Otonomi
Khusus Papua menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang otonomi khusus Papua;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang otonomi khusus Papua;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 39 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
otonomi khusus Papua; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
BAB VII
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI POLITIK LUAR NEGERI
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 120
Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Deputi II,
mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang politik luar negeri.
Pasal 121
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120, Deputi II
menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik
luar negeri;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
politik luar negeri;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
politik luar negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 40 -
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 122
Deputi II terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri;
b. Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN;
c. Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika;
d. Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri
Pasal 123
Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 1/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang strategi politik luar negeri.
Pasal 124
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123, Asisten Deputi 1/II
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang strategi politik luar negeri;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang strategi politik luar negeri;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 41 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang strategi politik luar negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar
Negeri.
Pasal 125
Asisten Deputi 1/II terdiri dari:
a. Bidang Strategi Politik dan Hukum;
b. Bidang Strategi Pertahanan dan Keamanan.
Pasal 126
Bidang Strategi Politik dan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan
strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum.
Pasal 127
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Bidang Strategi
Politik dan Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan strategi
politik luar negeri di bidang politik dan hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik
Luar Negeri.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 42 -
Pasal 128
Bidang Strategi Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan.
Pasal 129
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128, Bidang Strategi
Pertahanan dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan strategi
politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik
Luar Negeri.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Kerjasama ASEAN
Pasal 130
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/II,
mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama ASEAN.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 43 Pasal 131
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Asisten Deputi 2/II
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kerjasama ASEAN;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kerjasama ASEAN;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang kerjasama ASEAN; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar
Negeri.
Pasal 132
Asisten Deputi 2/II terdiri dari:
a. Bidang Kerjasama Regional ASEAN;
b. Bidang Kerjasama Bilateral ASEAN.
Pasal 133
Bidang Kerjasama Regional ASEAN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang kerjasama regional ASEAN.
Pasal 134
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Bidang Kerjasama
Regional ASEAN menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama regional ASEAN;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama regional ASEAN;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 44 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama regional ASEAN; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama
ASEAN.
Pasal 135
Bidang Kerjasama Bilateral ASEAN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang kerjasama bilateral ASEAN.
Pasal 136
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, Bidang Kerjasama
Bilateral ASEAN menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama bilateral ASEAN;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama bilateral ASEAN;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama bilateral ASEAN; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama
ASEAN.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 45 Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika
Pasal 137
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 3/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika.
Pasal 138
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Asisten Deputi 3/II
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar
Negeri.
Pasal 139
Asisten Deputi 3/II terdiri dari:
a. Bidang Kerjasama Asia dan Pasifik;
b. Bidang Kerjasama Afrika dan Timur Tengah.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 46 Pasal 140
Bidang Kerjasama Asia dan Pasifik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang kerjasama Asia dan Pasifik.
Pasal 141
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140, Bidang Kerjasama
Asia dan Pasifik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang kerjasama Asia dan Pasifik;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Asia dan Pasifik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama Asia dan Pasifik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia,
Pasifik, dan Afrika.
Pasal 142
Bidang Kerjasama Afrika dan Timur Tengah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah.
Pasal 143
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142, Bidang Kerjasama
Afrika dan Timur Tengah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 47 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama Afrika dan Timur Tengah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia,
Pasifik, dan Afrika.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa
Pasal 144
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 4/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa.
Pasal 145
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Asisten Deputi 4/II
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar
Negeri.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 48 Pasal 146
Asisten Deputi 4/II terdiri dari:
a. Bidang Kerjasama Amerika;
b. Bidang Kerjasama Eropa.
Pasal 147
Bidang Kerjasama Amerika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
kerjasama Amerika.
Pasal 148
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147, Bidang Kerjasama
Amerika menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Amerika;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Amerika;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama Amerika; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama
Amerika dan Eropa.
Pasal 149
Bidang Kerjasama Eropa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
kerjasama Eropa.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 49 Pasal 150
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149, Bidang Kerjasama
Eropa menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Eropa;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama Eropa;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama Eropa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama
Amerika dan Eropa.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Hubungan Multilateral
Pasal 151
Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 5/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral.
Pasal 152
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151, Asisten Deputi 5/II
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang hubungan multilateral;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang hubungan multilateral;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 50 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar
Negeri.
Pasal 153
Asisten Deputi 5/II terdiri dari:
a. Bidang Hubungan Multilateral PBB;
b. Bidang Hubungan Multilateral Non PBB dan Antar Kawasan.
Pasal 154
Bidang Hubungan Multilateral PBB mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang hubungan multilateral PBB.
Pasal 155
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154, Bidang Hubungan
Multilateral PBB menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan multilateral PBB;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan multilateral PBB;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
hubungan multilateral PBB; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hubungan
Multilateral.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 51 Pasal 156
Bidang Hubungan Multilateral Non PBB dan Antar Kawasan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral non PBB dan
antar kawasan.
Pasal 157
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156, Bidang Hubungan
Multilateral Non PBB dan Antar Kawasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hubungan
Multilateral.
BAB VIII
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 158
Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang selanjutnya disebut
Deputi III, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 52 Pasal 159
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158, Deputi III
menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum
dan hak asasi manusia;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
hukum dan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain
Hukum, dan Keamanan.
yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik,
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 160
Deputi III terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum;
b. Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum;
c. Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum;
d. Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 53 Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Materi Hukum
Pasal 161
Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/III,
mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan di bidang materi hukum.
Pasal 162
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 161, Asisten Deputi 1/III
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang materi hukum;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang materi hukum;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang materi hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Pasal 163
Asisten Deputi 1/III terdiri dari:
a. Bidang Materi Hukum Privat;
b. Bidang Materi Hukum Publik.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 54 Pasal 164
Bidang Materi Hukum Privat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang materi hukum privat.
Pasal 165
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164, Bidang Materi
Hukum Privat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang materi hukum privat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang materi hukum privat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
materi hukum privat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum.
Pasal 166
Bidang Materi Hukum Publik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang materi hukum publik.
Pasal 167
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, Bidang Materi
Hukum Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang materi hukum publik;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 55 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang materi hukum publik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
materi hukum publik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum
Pasal 168
Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 2/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan aparatur hukum.
Pasal 169
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 168, Asisten Deputi 2/III
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pemberdayaan aparatur hukum;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pemberdayaan aparatur hukum;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan aparatur hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 56 Pasal 170
Asisten Deputi 2/III terdiri dari:
a. Bidang Profesionalisme Aparatur Hukum;
b. Bidang Integritas Aparatur Hukum.
Pasal 171
Bidang Profesionalisme Aparatur Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang profesionalisme aparatur hukum.
Pasal 172
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Profesionalisme Aparatur Hukum menyelenggarakan fungsi:
Pasal
171,
Bidang
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang profesionalisme aparatur hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang profesionalisme aparatur hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
profesionalisme aparatur hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan
Aparatur Hukum.
Pasal 173
Bidang Integritas Aparatur Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang integritas aparatur hukum.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 57 Pasal 174
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, Bidang Integritas
Aparatur Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang integritas aparatur hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang integritas aparatur hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
integritas aparatur hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan
Aparatur Hukum.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Penegakan Hukum
Pasal 175
Asisten
Deputi
Koordinasi
Penegakan
Hukum,
yang
selanjutnya
disebut
Asisten Deputi 3/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penegakan hukum.
Pasal 176
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 175, Asisten Deputi 3/III
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penegakan hukum;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penegakan hukum;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 58 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang penegakan hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Pasal 177
Asisten Deputi 3/III terdiri dari:
a. Bidang Penyelesaian Kasus Hukum;
b. Bidang Budaya Hukum.
Pasal 178
Bidang Penyelesaian Kasus Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang penyelesaian kasus hukum.
Pasal 179
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
Penyelesaian Kasus Hukum menyelenggarakan fungsi:
dalam
Pasal
178,
Bidang
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penyelesaian kasus hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penyelesaian kasus hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penyelesaian kasus hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penegakan
Hukum.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 59 Pasal 180
Bidang Budaya Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
budaya hukum.
Pasal 181
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, Bidang Budaya
Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang budaya hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang budaya hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
budaya hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penegakan
Hukum.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Hukum Internasional
Pasal 182
Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 4/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hukum internasional.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 60 Pasal 183
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 182, Asisten Deputi 4/III
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang hukum internasional;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang hukum internasional;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang hukum internasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Pasal 184
Asisten Deputi 4/III terdiri dari:
a. Bidang Hukum Laut dan Dirgantara;
b. Bidang Hukum Humaniter.
Pasal 185
Bidang Hukum Laut dan Dirgantara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang hukum laut dan dirgantara.
Pasal 186
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185, Bidang Hukum Laut
dan Dirgantara menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hukum laut dan dirgantara;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 61 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hukum laut dan dirgantara;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
hukum laut dan dirgantara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hukum
Internasional.
Pasal 187
Bidang Hukum Humaniter mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
hukum humaniter.
Pasal 188
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187, Bidang Hukum
Humaniter menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang hukum humaniter;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang hukum humaniter;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
hukum humaniter; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hukum
Internasional.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 62 Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pasal 189
Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia, yang
selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.
Pasal 190
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 189, Asisten Deputi 5/III
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Pasal 191
Asisten Deputi 5/III terdiri dari:
a. Bidang Pemajuan Hak Asasi Manusia;
b. Bidang Perlindungan Hak Asasi Manusia.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 63 Pasal 192
Bidang Pemajuan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang pemajuan hak asasi manusia.
Pasal 193
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 192, Bidang Pemajuan
Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pemajuan hak asasi manusia;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pemajuan hak asasi manusia;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
pemajuan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan
Perlindungan Hak Asasi Manusia.
Pasal 194
Bidang Perlindungan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang perlindungan hak asasi manusia.
Pasal 195
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Perlindungan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
Pasal
194,
Bidang
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang perlindungan hak asasi manusia;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang perlindungan hak asasi manusia;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 64 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
perlindungan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan
Perlindungan Hak Asasi Manusia.
BAB IX
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI PERTAHANAN NEGARA
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 196
Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara, yang selanjutnya disebut Deputi IV,
mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan negara.
Pasal 197
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196, Deputi IV
menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pertahanan negara;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pertahanan negara;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
pertahanan negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 65 Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 198
Deputi IV terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan;
b. Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan;
c. Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan;
d. Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan
Pasal 199
Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 1/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang doktrin dan strategi pertahanan.
Pasal 200
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, Asisten Deputi 1/IV
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang doktrin dan strategi pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang doktrin dan strategi pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 66 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang doktrin dan strategi pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan
Negara.
Pasal 201
Asisten Deputi 1/IV terdiri dari:
a. Bidang Doktrin Pertahanan;
b. Bidang Strategi Pertahanan.
Pasal 202
Bidang Doktrin Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
doktrin pertahanan.
Pasal 203
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202, Bidang Doktrin
Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang doktrin pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang doktrin pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
doktrin pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan
Strategi Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 67 Pasal 204
Bidang Strategi Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
strategi pertahanan.
Pasal 205
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 204, Bidang Strategi
Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang strategi pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang strategi pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
strategi pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Asisten Deputi
Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Intelijen Pertahanan
Pasal 206
Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 2/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang intelijen pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 68 Pasal 207
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206, Asisten Deputi 2/IV
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang intelijen pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang intelijen pertahanan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang intelijen pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan
Negara.
Pasal 208
Asisten Deputi 2/IV terdiri dari:
a. Bidang Intelijen Pertahanan;
b. Bidang Ancaman Terhadap Negara.
Pasal 209
Bidang Intelijen Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
intelijen pertahanan.
Pasal 210
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209, Bidang Intelijen
Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang intelijen pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang intelijen pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 69 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
intelijen pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen
Pertahanan.
Pasal 211
Bidang Ancaman Terhadap Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang ancaman terhadap negara.
Pasal 212
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 211, Bidang Ancaman
Terhadap Negara menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang ancaman terhadap negara;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang ancaman terhadap negara;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
ancaman terhadap negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen
Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 70 Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan
Pasal 213
Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan, yang
selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan.
Pasal 214
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 213, Asisten Deputi 3/IV
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan
Negara.
Pasal 215
Asisten Deputi 3/IV terdiri dari:
a. Bidang Wilayah Perbatasan;
b. Bidang Tata Ruang Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 71 Pasal 216
Bidang Wilayah Perbatasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
wilayah perbatasan.
Pasal 217
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216, Bidang Wilayah
Perbatasan menyelenggarakan:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang wilayah perbatasan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang wilayah perbatasan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
wilayah perbatasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wilayah
Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan.
Pasal 218
Bidang Tata Ruang Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang tata ruang pertahanan.
Pasal 219
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 218, Bidang Tata Ruang
Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang tata ruang pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang tata ruang pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 72 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
tata ruang pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wilayah
Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional
Pasal 220
Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional, yang selanjutnya
disebut Asisten Deputi 4/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan
koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis,
evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang potensi pertahanan dan
integritas nasional.
Pasal 221
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 220, Asisten Deputi 4/IV
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan
Negara.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 73 Pasal 222
Asisten Deputi 4/IV terdiri dari:
a. Bidang Potensi Pertahanan;
b. Bidang Integritas Nasional.
Pasal 223
Bidang Potensi Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
potensi pertahanan.
Pasal 224
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223, Bidang Potensi
Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang potensi pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang potensi pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
potensi pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Potensi
Pertahanan dan Integritas Nasional.
Pasal 225
Bidang Integritas Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
integritas nasional.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 74 Pasal 226
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225, Bidang Integritas
Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang integritas nasional;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang integritas nasional;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
integritas nasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Potensi
Pertahanan dan Integritas Nasional.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan
Pasal 227
Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan, yang
selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan.
Pasal 228
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 227, Asisten Deputi 5/IV
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 75 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan;
dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan
Negara.
Pasal 229
Asisten Deputi 5/IV terdiri dari:
a. Bidang Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan;
b. Bidang Kerjasama Pertahanan.
Pasal 230
Bidang Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan.
Pasal 231
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 230, Bidang Kekuatan
dan Kemampuan Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kekuatan dan kemampuan pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan,
Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 76 Pasal 232
Bidang Kerjasama Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang kerjasama pertahanan.
Pasal 233
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 232, Bidang Kerjasama
Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kerjasama pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kerjasama pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan,
Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan.
BAB X
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI KEAMANAN NASIONAL
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 234
Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional, yang selanjutnya disebut Deputi V,
mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang keamanan nasional.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 77 Pasal 235
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 234, Deputi V
menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
keamanan nasional;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
keamanan nasional;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
keamanan nasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain
Hukum, dan Keamanan.
yang
diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik,
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 236
Deputi V terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan
Terhadap Kekayaan Negara;
b. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar
Biasa;
c. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi;
d. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 78 Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan
Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara
Pasal 237
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap
Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/V, mempunyai tugas
merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah
atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap
kekayaan negara.
Pasal 238
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 237, Asisten Deputi 1/V
menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap
kekayaan negara;
b.
perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap
kekayaan negara;
c.
perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan
terhadap kekayaan negara; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan
Nasional.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 79 -
Pasal 239
Asisten Deputi 1/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Kejahatan Konvensional;
b. Bidang Penanganan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara.
Pasal 240
Bidang Penanganan Kejahatan Konvensional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang penanganan kejahatan konvensional.
Pasal 241
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 240, Bidang Penanganan
Kejahatan Konvensional menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan kejahatan konvensional;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan kejahatan konvensional;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan kejahatan konvensional; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara.
Pasal 242
Bidang Penanganan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan terhadap
kekayaan negara.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 80 Pasal 243
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 242, Bidang Penanganan
Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan
Kejahatan Luar Biasa
Pasal 244
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar
Biasa, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/V, mempunyai tugas merumuskan
penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa.
Pasal 245
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244, Asisten Deputi 2/V
menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa;
b.
perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 81 c.
perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan
luar biasa; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan
Nasional.
Pasal 246
Asisten Deputi 2/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Kejahatan Transnasional;
b. Bidang Penanganan Kejahatan Luar Biasa.
Pasal 247
Bidang Penanganan Kejahatan Transnasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang penanganan kejahatan transnasional.
Pasal 248
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247, Bidang Penanganan
Kejahatan Transnasional menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan kejahatan transnasional;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan kejahatan transnasional;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan kejahatan transnasional; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 82 Pasal 249
Bidang Penanganan Kejahatan Luar Biasa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang penanganan kejahatan luar biasa.
Pasal 250
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249, Bidang Penanganan
Kejahatan Luar Biasa menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan kejahatan luar biasa;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan kejahatan luar biasa;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan kejahatan luar biasa; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi
Pasal 251
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi, yang
selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 83 Pasal 252
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 251, Asisten Deputi 3/V
menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi;
b.
perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi;
c.
perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan
Nasional.
Pasal 253
Asisten Deputi 3/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Daerah Rawan Konflik;
b. Bidang Penanganan Kontijensi.
Pasal 254
Bidang Penanganan Daerah Rawan Konflik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang penanganan daerah rawan konflik.
Pasal 255
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Penanganan Daerah Rawan Konflik menyelenggarakan fungsi:
a.
Pasal
254,
Bidang
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan daerah rawan konflik;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 84 b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan daerah rawan konflik;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan daerah rawan konflik; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi.
Pasal 256
Bidang Penanganan Kontijensi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang penanganan kontijensi.
Pasal 257
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 256, Bidang Penanganan
Kontijensi menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan kontijensi;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan kontijensi;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan kontijensi; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 85 Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara
Pasal 258
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara, yang
selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
penanganan kerjasama dan keamanan negara.
Pasal 259
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 258, Asisten Deputi 4/V
menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan kerjasama dan keamanan negara;
b.
perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penanganan kerjasama dan keamanan negara;
c.
perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang penanganan kerjasama dan keamanan negara; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan
Nasional.
Pasal 260
Asisten Deputi 4/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Kerjasama Kementerian/Lembaga;
b. Bidang Penanganan Keamanan Negara.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 86 Pasal 261
Bidang Penanganan Kerjasama Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga.
Pasal 262
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 261, Bidang Penanganan
Kerjasama Kementerian/Lembaga menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan kerjasama kementerian/lembaga; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Kerjasama dan Keamanan Negara.
Pasal 263
Bidang Penanganan Keamanan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang penanganan keamanan negara.
Pasal 264
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263, Bidang Penanganan
Keamanan Negara menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan keamanan negara;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 87 b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penanganan keamanan negara;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
penanganan keamanan negara; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan
Kerjasama dan Keamanan Negara.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat
Pasal 265
Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat, yang
selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat.
Pasal 266
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265, Asisten Deputi 5/V
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan
Nasional.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 88 Pasal 267
Asisten Deputi 5/V terdiri dari:
a. Bidang Intelijen Keamanan;
b. Bidang Bimbingan Masyarakat.
Pasal 268
Bidang Intelijen Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
intelijen keamanan.
Pasal 269
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268, Bidang Intelijen
Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang intelijen keamanan;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang intelijen keamanan;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
intelijen keamanan; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen
Keamanan dan Bimbingan Masyarakat.
Pasal 270
Bidang Bimbingan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang bimbingan masyarakat.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 89 Pasal 271
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 270, Bidang Bimbingan
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang bimbingan masyarakat;
b.
penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang bimbingan masyarakat;
c.
penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
bimbingan masyarakat; dan
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen
Keamanan dan Bimbingan Masyarakat.
BAB XI
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI KESATUAN BANGSA
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 272
Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa, yang selanjutnya disebut Deputi VI,
mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa.
Pasal 273
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272, Deputi VI
menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan
bangsa;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 90 b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kesatuan bangsa;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
kesatuan bangsa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 274
Deputi VI terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan;
b. Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial;
c. Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat;
d. Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Wawasan Kebangsaan
Pasal 275
Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 1/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang wawasan kebangsaan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 91 Pasal 276
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275, Asisten Deputi 1/VI
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang wawasan kebangsaan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang wawasan kebangsaan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang wawasan kebangsaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan
Bangsa.
Pasal 277
Asisten Deputi 1/VI terdiri dari:
a. Bidang Ideologi Kebangsaan;
b. Bidang Materi Wawasan Kebangsaan.
Pasal 278
Bidang Ideologi Kebangsaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang ideologi kebangsaan.
Pasal 279
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278, Bidang Ideologi
Kebangsaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang ideologi kebangsaan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang ideologi kebangsaan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 92 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
ideologi kebangsaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wawasan
Kebangsaan.
Pasal 280
Bidang Materi Wawasan Kebangsaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang materi wawasan kebangsaan.
Pasal 281
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280, Bidang Materi
Wawasan Kebangsaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang materi wawasan kebangsaan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang materi wawasan kebangsaan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
materi wawasan kebangsaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wawasan
Kebangsaan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 93 Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Harmonisasi Sosial
Pasal 282
Asisten
Deputi
Koordinasi
Harmonisasi
Sosial,
yang
selanjutnya
disebut
Asisten Deputi 2/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang harmonisasi sosial.
Pasal 283
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282, Asisten Deputi 2/VI
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang harmonisasi sosial;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang harmonisasi sosial;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang harmonisasi sosial; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan
Bangsa.
Pasal 284
Asisten Deputi 2/VI terdiri dari:
a. Bidang Rekonsiliasi dan Komunikasi Sosial;
b. Bidang Budaya dan Kearifan Lokal.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 94 Pasal 285
Bidang Rekonsiliasi dan Komunikasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial.
Pasal 286
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 285, Bidang Rekonsiliasi
dan Komunikasi Sosial menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
rekonsiliasi dan komunikasi sosial; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi
Sosial.
Pasal 287
Bidang Budaya dan Kearifan Lokal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang budaya dan kearifan lokal.
Pasal 288
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 287, Bidang Budaya dan
Kearifan Lokal menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang budaya dan kearifan lokal;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang budaya dan kearifan lokal;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 95 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
budaya dan kearifan lokal; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi
Sosial.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 289
Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 3/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat.
Pasal 290
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 289, Asisten Deputi 3/VI
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan
Bangsa.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 96 Pasal 291
Asisten Deputi 3/VI terdiri dari:
a. Bidang Kelembagaan Masyarakat;
b. Bidang Partisipasi Masyarakat.
Pasal 292
Bidang Kelembagaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
kelembagaan masyarakat.
Pasal 293
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
Kelembagaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
dalam
Pasal
292,
Bidang
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kelembagaan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan
Masyarakat.
Pasal 294
Bidang Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang partisipasi masyarakat.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 97 Pasal 295
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 294, Bidang Partisipasi
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang partisipasi masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang partisipasi masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
partisipasi masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan
Masyarakat.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal
Pasal 296
Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 4/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang masyarakat kawasan tertinggal.
Pasal 297
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 296, Asisten Deputi 4/VI
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang masyarakat kawasan tertinggal;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang masyarakat kawasan tertinggal;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 98 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang masyarakat kawasan tertinggal; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan
Bangsa.
Pasal 298
Asisten Deputi 4/VI terdiri dari:
a. Bidang Potensi Masyarakat;
b. Bidang Ketahanan Masyarakat.
Pasal 299
Bidang Potensi Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
potensi masyarakat.
Pasal 300
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299, Bidang Potensi
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang potensi masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang potensi masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
potensi masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat
Kawasan Tertinggal.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 99 Pasal 301
Bidang Ketahanan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang ketahanan masyarakat.
Pasal 302
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 301, Bidang Ketahanan
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang ketahanan masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang ketahanan masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
ketahanan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat
Kawasan Tertinggal.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus
Pasal 303
Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 5/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan wilayah khusus.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 100 Pasal 304
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 303, Asisten Deputi 5/VI
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengelolaan wilayah khusus;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengelolaan wilayah khusus;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan wilayah khusus; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan
Bangsa.
Pasal 305
Asisten Deputi 5/VI terdiri dari:
a. Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Konflik;
b. Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Bencana.
Pasal 306
Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Konflik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik.
Pasal 307
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 306, Bidang Pengelolaan
Masyarakat Pasca Konflik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 101 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
pengelolaan masyarakat pasca konflik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan
Wilayah Khusus.
Pasal 308
Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Bencana mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana.
Pasal 309
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308, Bidang Pengelolaan
Masyarakat Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
pengelolaan masyarakat pasca bencana; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan
Wilayah Khusus.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 102 -
BAB XII
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN APARATUR
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 310
Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur, yang selanjutnya disebut
Deputi VII, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan aparatur.
Pasal 311
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310, Deputi VII
menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
komunikasi, informasi, dan aparatur;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
komunikasi, informasi, dan aparatur;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
komunikasi, informasi, dan aparatur; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 103 Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 312
Deputi VII terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Media Massa;
b. Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika;
c. Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan;
d. Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Media Massa
Pasal 313
Asisten Deputi Koordinasi Media Massa, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/VII,
mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
tentang masalah atau kegiatan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas
cetak dan elektronik.
Pasal 314
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 313, Asisten Deputi 1/VII
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak dan elektronik;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 104 b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak dan elektronik;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak
dan elektronik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi,
Informasi, dan Aparatur.
Pasal 315
Asisten Deputi 1/VII terdiri dari:
a. Bidang Media Cetak;
b. Bidang Media Penyiaran.
Pasal 316
Bidang Media Cetak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan
bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas.
Pasal 317
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 316, Bidang Media Cetak
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Media Massa.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 105 Pasal 318
Bidang Media Penyiaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik komunitas.
Pasal 319
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 318, Bidang Media
Penyiaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik
komunitas;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik
komunitas;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik komunitas;
dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Media Massa.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika
Pasal 320
Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 2/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang telekomunikasi dan informatika.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 106 Pasal 321
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 320, Asisten Deputi 2/VII
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang telekomunikasi dan informatika serta media online komunitas;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang telekomunikasi dan informatika serta media online komunitas;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang telekomunikasi dan informatika serta media online
komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi,
Informasi, dan Aparatur.
Pasal 322
Asisten Deputi 2/VII terdiri dari:
a. Bidang Telekomunikasi;
b. Bidang Informatika.
Pasal 323
Bidang Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
telekomunikasi.
Pasal 324
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
dimaksud
dalam
Pasal
323,
Bidang
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang telekomunikasi;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 107 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang telekomunikasi;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
telekomunikasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi
dan Informatika.
Pasal 325
Bidang Informatika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan
bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
informatika dan media online komunitas.
Pasal 326
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 325, Bidang Informatika
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang informatika dan media online komunitas;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang informatika dan media online komunitas;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
informatika dan media online komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi
dan Informatika.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 108 Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan
Pasal 327
Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 3/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik
serta media center dan kehumasan.
Pasal 328
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 327, Asisten Deputi 3/VII
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center dan
kehumasan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center dan
kehumasan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center
dan kehumasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi,
Informasi, dan Aparatur.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 109 Pasal 329
Asisten Deputi 3/VII terdiri dari:
a. Bidang Informasi Publik;
b. Bidang Kehumasan.
Pasal 330
Bidang Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi
dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
informasi, aspirasi dan opini publik.
Pasal 331
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 330, Bidang Informasi
Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang informasi, aspirasi dan opini publik;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang informasi, aspirasi dan opini publik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
informasi, aspirasi dan opini publik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik
dan Kehumasan.
Pasal 332
Bidang Kehumasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan
bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan
pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang
media center dan kehumasan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 110 Pasal 333
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 332, Bidang Kehumasan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang media center dan kehumasan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang media center dan kehumasan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
media center dan kehumasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik
dan Kehumasan.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Pendayagunaan Aparatur
Pasal 334
Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 4/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aparatur.
Pasal 335
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 334, Asisten Deputi 4/VII
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 111 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aparatur; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi,
Informasi, dan Aparatur.
Pasal 336
Asisten Deputi 4/VII terdiri dari:
a. Bidang Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Ketatalaksanaan;
b. Bidang Pengawasan, Akuntabilitas Aparatur, dan Pelayanan Publik.
Pasal 337
Bidang Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Ketatalaksanaan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kelembagaan, sumber daya manusia
aparatur, dan ketatalaksanaan.
Pasal 338
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 337, Bidang
Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Ketatalaksanaan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan
Aparatur.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 112 Pasal 339
Bidang Pengawasan, Akuntabilitas Aparatur, dan Pelayanan Publik mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur,
dan pelayanan publik.
Pasal 340
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 339, Bidang
Pengawasan, Akuntabilitas Aparatur, dan Pelayanan Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan
Aparatur.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi
Pasal 341
Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi, yang selanjutnya disebut
Asisten Deputi 5/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang program dan reformasi birokrasi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 113 Pasal 342
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 341, Asisten Deputi 5/VII
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang program dan reformasi birokrasi;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang program dan reformasi birokrasi;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang
masalah atau kegiatan di bidang program dan reformasi birokrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi,
Informasi, dan Aparatur.
Pasal 343
Asisten Deputi 5/VII terdiri dari:
a. Bidang Program Kementerian/Lembaga;
b. Bidang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga.
Pasal 344
Bidang Program Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan,
bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di
bidang program kementerian/lembaga.
Pasal 345
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344, Bidang Program
Kementerian/Lembaga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang program kementerian/lembaga;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 114 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang program kementerian/lembaga;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
program kementerian/lembaga; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Program dan
Reformasi Birokrasi.
Pasal 346
Bidang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan
pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pelaksanaan reformasi birokrasi
kementerian/lembaga.
Pasal 347
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 346, Bidang Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang
pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Program dan
Reformasi Birokrasi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 115 BAB XIII
Unsur Pengawas
INSPEKTORAT
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 348
(1) Inspektorat adalah unsur pengawas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan melalui Sekretaris
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
Pasal 349
(1) Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 349 ayat (1),
Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 350
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 349, Inspektorat
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 116 d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat.
Pasal 351
Inspektorat terdiri dari:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Pasal 352
(1)
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan tata usaha Inspektorat.
(2)
Dalam melaksanakan tugasnya Subbagian Tata
administratif berada di bawah pembinaan Inspektur.
Usaha
Inspektorat
secara
Pasal 353
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
fungsional auditor sesuai dengan rencana dan program yang telah ditentukan.
(2)
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan Auditor yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3)
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional Auditor yang ditunjuk oleh Inspektur.
(4)
Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal ini ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(5)
Jenjang Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal ini diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 117 -
BAB XIV
STAF AHLI
Pasal 354
Staf Ahli adalah unsur pembantu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan yang merupakan satu kesatuan dalam susunan organisasi Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 355
(1)
Staf Ahli terdiri dari:
a. Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi;
b. Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional;
c. Staf Ahli Bidang Wilayah dan Pembangunan Daerah;
d. Staf Ahli Bidang Perekonomian;
e. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
f. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; dan
g. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya.
(2)
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan dan secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3)
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah tertentu sesuai bidang
keahliannya.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 118 -
Pasal 356
Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah ideologi dan
konstitusi.
Pasal 357
Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional mempunyai tugas memberikan telaahan kepada
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah ketahanan
nasional.
Pasal 358
Staf Ahli Bidang Wilayah dan Pembangunan Daerah mempunyai tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai
masalah wilayah dan pembangunan daerah.
Pasal 359
Staf Ahli Bidang Perekonomian mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah perekonomian.
Pasal 360
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai
tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan mengenai masalah sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 119 Pasal 361
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai
masalah sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Pasal 362
Staf Ahli Bidang Sosial Budaya mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah sosial budaya.
BAB XV
JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 363
Di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat
dibentuk jabatan fungsional.
Pasal 364
Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 365
(1)
Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional sesuai dengan bidang
keahliannya dan secara administratif dalam melaksanakan tugasnya dikoordinasikan
oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 120 (3)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XVI
ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 366
(1)
Sekretaris Kementerian Koordinator dan Deputi adalah jabatan struktural eselon I.a.
(2)
Staf Ahli adalah jabatan struktural eselon I.b atau serendah-rendahnya eselon II.a.
(3)
Kepala Biro, Inspektur, dan Asisten Deputi adalah jabatan struktural eselon II.a.
(4)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.a.
(5)
Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IV.a.
Pasal 367
(1)
Pejabat struktural eselon I diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2)
Pejabat struktural eselon II ke bawah diangkat dan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3)
Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat
yang diberi wewenang oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
diberhentikan
oleh
Pasal 368
Pejabat struktural eselon I.a yang dialihtugaskan pada jabatan Staf Ahli tetap diberikan
tunjangan eselon I.a.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 121 BAB XVII
TATA KERJA
Pasal 369
Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan, Deputi, Staf Ahli, dan Inspektur, wajib bekerjasama di bawah pimpinan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 370
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan, Deputi, Staf Ahli, Inspektur dan pejabat lain, wajib menerapkan
sistem akuntabilitas kinerja aparatur.
Pasal 371
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan, Deputi, Staf Ahli, Inspektur, dan pejabat lain, wajib menerapkan
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan maupun dalam hubungan dengan Kementerian dan
lembaga lain yang terkait.
Pasal 372
(1) Pelaksanaan koordinasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan dilakukan melalui:
a. rapat koordinasi Menteri Koordinator atau Rapat Koordinasi Gabungan antar Menteri
Koordinator;
b. rapat koordinasi Menteri Koordinator dengan Kementerian dan Lembaga terkait;
c. konsultasi langsung dengan para Menteri dan pimpinan lembaga lain yang terkait;
d. rapat koordinasi tingkat eselon I dengan kementerian dan lembaga terkait;
e. rapat kelompok kerja yang dibentuk oleh Menteri Koordinator;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 122 f. forum-forum koordinasi dan konsultasi; dan
g. rapat koordinasi internal.
(2) Pelaksanaan koordinasi dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan.
(3) Hasil pelaksanaan koordinasi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dilaporkan kepada Presiden.
(4) Hasil pelaksanaan koordinasi Staf Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dilaporkan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan guna dijadikan bahan laporan kepada Presiden dan menjadi bahan tindak
lanjut pelaksanaan hasil koordinasi, baik oleh Staf Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan maupun bersama dengan unsur Kementerian dan
Lembaga terkait.
Pasal 373
Semua unsur di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan wajib menerapkan sistem pengendalian internal di lingkungan masing-masing.
Pasal 374
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahan.
Pasal 375
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala
tepat pada waktunya dan laporan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 123 Pasal 376
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi wajib melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya.
Pasal 377
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dapat membentuk perangkat kerja yang bersifat ad-hoc dan non struktural,
antara lain:
a. Desk-desk Koordinasi.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sesuai
kebutuhan guna membantu melaksanakan langkah-langkah koordinasi untuk mengelola
masalah-masalah khusus, bersifat mendesak, lintas sektoral, terkait dengan aspek
politik, hukum, keamanan, yang memerlukan penanganan cepat.
b. Pusat Pemantau Krisis.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk
menghimpun informasi secara cepat, tepat dan akurat tentang suatu kejadian, krisis
atau berpotensi krisis yang terjadi di setiap wilayah di seluruh Indonesia.
c. Tim Koordinasi atau Kelompok Kerja.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sesuai
kebutuhan guna melakukan koordinasi pembahasan atau pengkajian masalah yang
bersifat strategis untuk merumuskan saran atau konsep kebijakan, dan pemecahan
masalah yang memerlukan penyelesaian bersama yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan di bidang politik, hukum, dan
keamanan.
d. Kelompok atau Satuan Tugas.
1) Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, untuk
memantau dan mengatasi situasi krisis di bidang politik, hukum, keamanan, bersifat
mendesak atau mendadak dan memerlukan penanganan atau penyelesaian secara
cepat.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 124 2) Kelompok atau Satuan Tugas merupakan suatu unit penugasan yang profesional
dan fleksibel terdiri dari unsur lembaga pemerintahan yang terkait bersangkutan,
yang bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan tepat guna.
e. Tim Pencari Fakta.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk
memantau, mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta atau bukti atas suatu
masalah yang dianggap perlu atau masalah yang telah menimbulkan keresahan
masyarakat dan mengganggu stabilitas nasional.
BAB XVIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 378
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan ini, maka Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Nomor: Per-31/Menko/Polhukam/6/2005 Juncto Nomor: Per-06/Menko/Polhukam/1/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Pasal 379
Perubahan atas susunan organisasi dan tata kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di
Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 380
Untuk mencapai dayaguna dan hasilguna dalam pelaksanaan tugas, Staf Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diwajibkan mengadakan evaluasi
tentang organisasi, tata kerja serta kinerja Staf beserta analisis atas volume dan beban
kerja guna lebih memantapkan tujuan dari tugas dan fungsi Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 125 -
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 381
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta
: 14 Oktober 2010
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
DJOKO SUYANTO
LAMPIRAN I PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
1. Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi
2. Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional
3. Staf Ahli Bidang Wilayah dan
Pembangunan Daerah
4. Staf Ahli Bidang Perekonomian
5. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia
dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
6. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
7. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya
Menteri
Koordinator
Staf
Ahli
Sekretariat
Kementerian Koordinator
Inspektorat
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Dalam
Negeri
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Luar
Negeri
Deputi
Bidang Koordinasi
Hukum dan Hak
Asasi Manusia
Deputi
Bidang Koordinasi
Pertahanan
Negara
Deputi
Bidang Koordinasi
Keamanan
Nasional
Deputi
Bidang Koordinasi
Kesatuan Bangsa
Deputi
Bidang Koordinasi
Komunikasi,
Informasi, dan
Aparatur
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Sekretariat
Kementerian Koordinator
Biro
Perencanaan dan Organisasi
Biro
Umum
Biro
Persidangan dan
Hubungan Kelembagaan
Bagian
Perencanaan
Bagian
Administrasi Umum
Bagian
Perencanaan dan
Pelaksanaan Persidangan
Bagian
Evaluasi dan Pelaporan
Bagian
Kepegawaian
Bagian
Materi Persidangan
Bagian
Organisasi dan Tata Laksana
Bagian
Perlengkapan dan
Rumah Tangga
Bagian
Risalah Persidangan
Bagian
Data
Bagian
Keuangan
Bagian
Hukum
Bagian
Perpustakaan
Bagian
Protokol dan Pengamanan
Bagian
Hubungan Kelembagaan
Kelompok
Jabatan Fungsional
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
BIRO PERENCANAAN DAN ORGANISASI
Biro
Perencanaan dan Organisasi
Bagian
Perencanaan
Bagian
Evaluasi dan
Pelaporan
Bagian
Organisasi dan
Tata Laksana
Bagian
Data
Bagian
Perpustakaan
Subbagian
Penyusunan
Program
Subbagian
Monitoring
Subbagian
Organisasi
Subbagian
Pengumpulan Data
Subbagian
Administrasi
Pustaka
Subbagian
Penyusunan
Anggaran
Subbagian
Evaluasi
Subbagian
Tata Laksana
Subbagian
Pengolahan Data
Subbagian
Pengadaan dan
Pemeliharaan
Pustaka
Subbagian
Sinkronisasi
Program dan
Anggaran
Subbagian
Pelaporan
Subbagian
Pengembangan
Kinerja Organisasi
Subbagian
Penyajian Data
Subbagian
Pelayanan Pustaka
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN IV PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
BIRO UMUM
Biro
Umum
Bagian
Administrasi Umum
Bagian
Kepegawaian
Bagian
Perlengkapan dan
Rumah Tangga
Bagian
Keuangan
Bagian
Protokol dan
Pengamanan
Subbagian
Persuratan
Subbagian
Administrasi
Kepegawaian
Subbagian
Pengadaan dan
Perlengkapan
Subbagian
Administrasi
Keuangan
Subbagian
Acara dan Protokol
Subbagian
Penggandaan
Subbagian
Pengembangan
Pegawai
Subbagian
Administrasi Barang
Milik Negara dan
Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
Subbagian
Perbendaharaan
Subbagian
Pengamanan
Subbagian
Kearsipan
Subbagian
Kesejahteraan
Pegawai
Subbagian
Rumah Tangga
Subbagian
Akuntansi dan
Verifikasi
Subbagian
Persandian
Subbagian TU Pimpinan
(10)
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN V PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
BIRO PERSIDANGAN DAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Biro
Persidangan dan Hubungan
Kelembagaan
Bagian
Perencanaan dan
Pelaksanaan
Persidangan
Bagian
Materi
Persidangan
Bagian
Risalah
Persidangan
Bagian
Hukum
Bagian
Hubungan
Kelembagaan
Subbagian
Perencanaan
Persidangan
Subbagian
Penyiapan Materi
Persidangan
Subbagian
Rekaman dan
Transkrip
Persidangan
Subbagian
Peraturan
Perundang-undangan
Subbagian
Hubungan
Kementerian/
Lembaga
Subbagian
Tata Laksana
Persidangan
Subbagian
Notulensi
Persidangan
Subbagian
Penyusunan Risalah
Persidangan
Subbagian
Dokumentasi
Produk Hukum
Subbagian
Hubungan Lembaga
Negara
Subbagian
Pelayanan
Persidangan
Subbagian
Penataan Materi
Persidangan
Subbagian
Publikasi
Persidangan
Subbagian
Bantuan Hukum
Subbagian
Hubungan
Organisasi
Kemasyarakatan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN VI PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLITIK DALAM NEGERI
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Dalam Negeri
Asisten Deputi
Koordinasi
Demokrasi dan
Kelembagaan
Asisten Deputi
Koordinasi
Desentralisasi dan
Otonomi Daerah
Asisten Deputi
Koordinasi
Organisasi Masyarakat
Sipil
Asisten Deputi
Koordinasi
Pengelolaan Pemilu
Asisten Deputi
Koordinasi
Otonomi Khusus
Bidang
Penguatan
Demokrasi
Bidang
Hubungan
Pemerintah Pusat
dan Daerah
Bidang
Penataan Organisasi
Masyarakat Sipil
Bidang
Pemilu Legislatif
dan Presiden/Wakil
Presiden
Bidang
Otonomi Khusus
Aceh
Bidang
Hubungan
Kelembagaan
Demokrasi
Bidang
Otonomi Daerah
Bidang
Pemberdayaan
Organisasi
Masyarakat Sipil
Bidang
Pemilu Kepala
Daerah
Bidang
Otonomi Khusus
Papua
LAMPIRAN VII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLITIK LUAR NEGERI
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Luar Negeri
Asisten Deputi
Koordinasi
Strategi
Politik Luar Negeri
Asisten Deputi
Koordinasi
Kerjasama ASEAN
Asisten Deputi
Koordinasi
Kerjasama Asia,
Pasifik, dan Afrika
Asisten Deputi
Koordinasi
Kerjasama Amerika
dan Eropa
Asisten Deputi
Koordinasi
Hubungan Multilateral
Bidang
Strategi Politik dan
Hukum
Bidang
Kerjasama Regional
ASEAN
Bidang
Kerjasama Asia dan
Pasifik
Bidang
Kerjasama Amerika
Bidang
Hubungan
Multilateral PBB
Bidang
Strategi Pertahanan
dan Keamanan
Bidang
Kerjasama Bilateral
ASEAN
Bidang
Kerjasama Afrika dan
Timur Tengah
Bidang
Kerjasama Eropa
Bidang
Hubungan
Multilateral Non PBB
dan Antar Kawasan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN VIII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Deputi
Bidang Koordinasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Asisten Deputi
Koordinasi
Materi Hukum
Asisten Deputi
Koordinasi
Pemberdayaan
Aparatur Hukum
Asisten Deputi
Koordinasi
Penegakan Hukum
Asisten Deputi
Koordinasi
Hukum Internasional
Asisten Deputi
Koordinasi
Pemajuan dan
Perlindungan
Hak Asasi Manusia
Bidang
Materi Hukum
Privat
Bidang
Profesionalisme
Aparatur Hukum
Bidang
Penyelesaian Kasus
Hukum
Bidang
Hukum Laut dan
Dirgantara
Bidang
Pemajuan
Hak Asasi Manusia
Bidang
Materi Hukum
Publik
Bidang
Integritas Aparatur
Hukum
Bidang
Budaya Hukum
Bidang
Hukum Humaniter
Bidang
Perlindungan
Hak Asasi Manusia
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN IX PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERTAHANAN NEGARA
Deputi
Bidang Koordinasi
Pertahanan Negara
Asisten Deputi
Koordinasi
Doktrin dan Strategi
Pertahanan
Asisten Deputi
Koordinasi
Intelijen Pertahanan
Asisten Deputi
Koordinasi
Wilayah Perbatasan
dan Tata Ruang
Pertahanan
Asisten Deputi
Koordinasi
Potensi Pertahanan
dan Integritas
Nasional
Asisten Deputi
Koordinasi
Kekuatan,
Kemampuan, dan
Kerjasama
Pertahanan
Bidang
Doktrin
Pertahanan
Bidang
Intelijen
Pertahanan
Bidang
Wilayah
Perbatasan
Bidang
Potensi
Pertahanan
Bidang
Kekuatan dan
Kemampuan
Pertahanan
Bidang
Strategi
Pertahanan
Bidang
Ancaman
Terhadap Negara
Bidang
Tata Ruang
Pertahanan
Bidang
Integritas Nasional
Bidang
Kerjasama
Pertahanan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN X PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEAMANAN NASIONAL
Deputi
Bidang Koordinasi
Keamanan Nasional
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan Kejahatan
Konvensional dan
Kejahatan Terhadap
Kekayaan Negara
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan Kejahatan
Transnasional dan
Kejahatan Luar Biasa
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan Daerah
Rawan Konflik dan
Kontijensi
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan
Kerjasama dan
Keamanan Negara
Asisten Deputi
Koordinasi
Intelijen Keamanan
dan Bimbingan
Masyarakat
Bidang
Penanganan
Kejahatan
Konvensional
Bidang
Penanganan
Kejahatan
Transnasional
Bidang
Penanganan Daerah
Rawan Konflik
Bidang
Penanganan
Kerjasama
Kementerian/
Lembaga
Bidang
Intelijen
Keamanan
Bidang
Penanganan
Kejahatan Terhadap
Kekayaan Negara
Bidang
Penanganan
Kejahatan Luar
Biasa
Bidang
Penanganan
Kontijensi
Bidang
Penanganan
Keamanan Negara
Bidang
Bimbingan
Masyarakat
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XI PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KESATUAN BANGSA
Deputi
Bidang Koordinasi
Kesatuan Bangsa
Asisten Deputi
Koordinasi
Masyarakat Kawasan
Tertinggal
Asisten Deputi
Koordinasi
Pengelolaan Wilayah
Khusus
Asisten Deputi
Koordinasi
Wawasan
Kebangsaan
Asisten Deputi
Koordinasi
Harmonisasi Sosial
Asisten Deputi
Koordinasi
Pemberdayaan
Masyarakat
Bidang
Ideologi
Kebangsaan
Bidang
Rekonsiliasi dan
Komunikasi Sosial
Bidang
Kelembagaan
Masyarakat
Bidang
Potensi
Masyarakat
Bidang
Pengelolaan
Masyarakat Pasca
Konflik
Bidang
Materi Wawasan
Kebangsaan
Bidang
Budaya dan
Kearifan Lokal
Bidang
Partisipasi
Masyarakat
Bidang
Ketahanan
Masyarakat
Bidang
Pengelolaan
Masyarakat Pasca
Bencana
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN APARATUR
Deputi
Bidang Koordinasi
Komunikasi, Informasi, dan
Aparatur
Asisten Deputi
Koordinasi
Media Massa
Asisten Deputi
Koordinasi
Telekomunikasi dan
Informatika
Asisten Deputi
Koordinasi
Infomasi Publik dan
Kehumasan
Asisten Deputi
Koordinasi
Pendayagunaan
Aparatur
Asisten Deputi
Koordinasi
Program dan
Reformasi Birokrasi
Bidang
Media Cetak
Bidang
Telekomunikasi
Bidang
Informasi Publik
Bidang
Kelembagaan,
SDM Aparatur, dan
Ketatalaksanaan
Bidang
Program
Kementerian/
Lembaga
Bidang
Media Penyiaran
Bidang
Informatika
Bidang
Kehumasan
Bidang
Pengawasan,
Akuntabilitas
Aparatur, dan
Pelayanan Publik
Bidang
Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Kementerian/
Lembaga
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XIII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR
: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
INSPEKTORAT
Inspektorat
Subbagian
Tata Usaha
Kelompok
Jabatan Fungsional
Download