HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE DI

advertisement
HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE
DI DESA TEMPURSARI KECAMATAN NGAWEN
KABUPATEN KLATEN
Sri wahyuni1), andriyani safitri2)
ABSTRAK
Menopause merupakan masalah nasional di beberapa Negara maju dan
berkembang, karena beberapa gejala menopause yang cukup berat dialami oleh
wanita. Menopause yang terjadi terlalu cepat dapat meningkatkan risiko terjadinya
osteoporosi. Menopause yang terjadi terlalu lambat dapat berakibat terjadinya
anemia pada wanita karena lamanya menstruasi. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan antarausia menarche dengan usia menopause di wilayah
Desa Tempursari Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten.
Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi dengan pendekatan
retrospektif. Populasi penelitian ini adalah wanita yang telah mengalami
menopause sebanyak 406 orang. Jumlah sampel penelitian adalah 124 wanita.
Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang
digunakan adalah lembar panduan wawancara. Metode pengumpulan data
menggunakan metode wawancara. Data dianalisis menggunakan uji Kendal Tau
dengan tarafsignifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 60
responden (48,4%) mengalami menarche padausia 11 – 13 tahun dan 12
responden (38,7%) mengalami menopause pada usia 45 – 50 tahun dengan nilai τ
= - 0,786, p = 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia menarche
dengan usia menopause di Desa Tempursari Kecamatan Ngawen Kabupaten
Klaten. Saran bagi masyarakat yaitu lebih memahami dan mengerti tentang
perubahan yang terjadi menjelang dan selama menarche maupun menopause
sehingga dapat mengatasi dengan sikap dan tindakan yang tepat.
Kata kunci
: usia menarche ,usia menopause
2
PENDAHULUAN
Menopause adalah terhentinya ovulasi yang disebabkan oleh tidak adanya
respon oosit indung telur (ovarium) (Camellia, 2008). Penurunan hormon estrogen
akan berlangsung dimulai pada awal masa klimakterium dan makin menurun pada
masa menopause, serta mencapai kadar terendah pada saat pasca menopause
(Grady, Deborah, 2006). Menopause yang terjadi terlalu cepat dapat
meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis. Menopause yang terjadi terlalu
lambat dapat berakibat terjadinya anemia pada wanita karena lamanya menstruasi.
Pasca menopause penurunan atau hilangnya hormon estrogen akan
menyebabkan wanita mengalami keluhan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Keluhan jangka pendek yang dirasakan seperti gangguan
vasomotor, psikologik, hilangnya jaringan penunjang, gangguan pada mata, dan
gangguan pada urogenital sedangkan untuk jangka panjang seperti osteophorosis,
penyakit jantung koroner, demensia tipe alzheimer, kanker usus besar, dan stroke.
Banyaknya gangguan-gangguan yang mungkin dialami tersebut, maka sering kali
menopause menjadi hal yang paling ditakuti bagi setiap wanita (Depkes RI, 2010).
Data WHO di negara Asia, pada tahun 2025 jumlah wanita yang
menopause akan meningkat dari 107 juta jiwa menjadi 373 juta jiwa, sedangkan
menurut data dari Badan Pusat Statistik (2013) perkiraan kasar di Indonesia
menunjukkan akan terdapat sekitar 30 – 40 juta wanita menopause dari seluruh
jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 – 250 juta jiwa pada tahun 2013.
Prevalensi wanita menopause di Indonesia pada usia < 40 tahun ditemukan
sebanyak 11,9%, dan wanita menopause pada usia > 50 tahun sebanyak 32,5%
(SDKI, 2012).
Menarche adalah perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang
wanita (Wiknjosastro, 2005). Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa
terjadi dalam rentan usia 10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah
masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi (Proverawati dan Misaroh,
2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche ada 3 yaitu faktor keturunan,
keadaan gizi, dan kesehatan umum (Wiknjosastro, 2005).
3
Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang
menyebabkab beberapa folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang
membuat esterogen. Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis
mengeluarkan hormon LH (luteinizing hormone). Folikel de graff semakin lama
semakin matang dan makin dan terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
terbentuklah korpus luteum (berwarna kuning). Korpus luteum menghasilkan
hormon progesterone yang menyebabkan endometrium kelenjar-kelenjarnya
berlekuk-lekuk dan bersekresi. Bila tidak ada pembuahan, kadar esterogen dan
progesteron menurun, sehingga terjadi perdarahan dan pelepasan endometrium
(masa menstruasi) (Sarwono, 2007).
Prevalensi menarche wanita Indonesia pada usia < 10 tahun sebanyak
13,2%, dan usia menarche > 14 tahun sebanyak 8,3% (Anggraini, 2011). Dimana
semakin cepat menarche terjadi semakin lambat menopause timbul, dan semakin
lambat menarche terjadi maka semakin cepat menopause timbul (Sarwono, 2005).
Penelitian pendukung juga pernah dilakukan oleh Mutiah Isnaini (2014),
menunjukkan adanya hubungan antara usia menarche dengan usia menopause
dengan kesimpulan yaitu semakin cepat usia menarche maka semakin lama
memasuki masa menopause. Tujuan penelitian Mengetahui hubungan antara usia
menarche dengan usia menopause wanita di wilayah Desa Tempursari Kecamatan
Ngawen Kabupaten Klaten.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian non eksperimental dan
desain penelitian yang digunakan adalah analisis korelasi dengan
metode
kuantitatif. Pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat
kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah
terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel –
variabel yang mempengaruhi tersebut. (Notoatmodjo, 2005). Populasi pada
penelitian ini adalah wanita yang telah mengalami menopause di Desa
Tempursari, Ngawen, Klaten pada tahun 2014 yang berjumlah 406 orang. Sampel
penelitian Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subyek yang diteliti yang
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik sampel dalam
4
penelitian ini adalah purpusive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi, ada 124 orang yang sesuai dengan kriteria.
a) Kriteria Inklusi
1) Pendidikan minimal SD
2) Mempunyai pasangan hidup.
3) Tidak merokok
4) Paritas minimal 2
5) Tidak sedang memakai alat kontrasepsi hormonal
6) Tidak memiliki riwayat penyakit obstetri dan ginekologi
7) Usia terakhir melahirkan 40 tahun
HASIL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini yaitu wanita yang telah mengalami menopause
sebanyak 406 orang. Populasi ini kemudian dikriteriakan agar semua responden
mempunyai kriteria yang sama atau homogen, dimana hasil responden sesuai
kriteria yang telah ditentukan terdapat 124 orang.
1. Analisis Univariat
a. Umur
Distribusi data responden berdasarkan umur dapat dilihat pada diagram
berikut :
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden
JUMLAH
50
40
30
JUMLAH
20
10
0
45-50
51-55
56-60
Sumber : Data Primer 2015
>60
5
Gambar 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berumur 51 –
55 tahun yaitu sebanyak 44 responden (35,5 %) dan minoritas
responden berumur >60 tahun yaitu 4 responden (3,2%).
b. Pendidikan
Distribusi data responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
diagram berikut :
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden
JUMLAH
SD
SMP
SMA
PT
10%
35%
23%
32%
Sumber : Data Primer 2015
Melihat Gambar 4.2 Mayoritas pendidikan responden yaitu SD
sebanyak 44 responden (35,5 %). Minoritas pendidikan responden yaitu
Perguruan Tinggi sebanyak 12 responden (9,7 %).
c. Paritas
Distribusi data responden berdasarkan paritas dapat dilihat pada
diagram berikut :
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Paritas Responden
JUMLAH
100
JUMLAH
50
0
2
>2
6
Sumber : Data Primer 2015
Gambar 4.3 menunjukkan responden terbanyak adalah yang
mempunyai anak/paritas >2 yaitu sebanyak 92 responden (74,2 %) dan
responden dengan paritas 2 yaitu 32 responden (25,8%).
d. Usia Melahirkan Terakhir
Distribusi data responden berdasarkan usia melahirkan terakhir dapat
dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Melahirkan Terakhir
Responden
48
50
40
44
32
30
20
10
0
26-30
31-35
>35
jumlah
Sumber : Data Primer 2015
Gambar 4.4 menunjukan mayoritas usia melahirkan terakhir
responden yaitu pada usia >35 tahun sebanyak 44 responden (35,4%)
dan paling sedikit usia melahirkan terakhir responden yaitu 26 – 30
tahun 8 responden (25,8%).
e. Usia menarche
Distribusi data responden berdasarkan usia menarche dapat dilihat
pada diagram berikut :
Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Responden
7
JUMLAH
<10
16%
>14
36%
11_13
48%
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan Gambar 4.6 diatas diketahui bahwa mayoritas dari 124
responden wanita menopause mengalami menarche pada usia 11 – 13
tahun sebanyak 60 reponden (48,4 %).
f. Usia menopause
Distribusi data responden berdasarkan usia menopause dapat dilihat
pada diagram berikut :
Gambar 4.7 Distribusi Frekuensi Usia Menopause Responden
JUMLAH
>55
23%
<40
29%
45-50
48%
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan Gambar
4.7 Di atas diketahui bahwa dari 124
responden, mayoritas usia menopause 45 – 50 tahun yaitu sebanyak 60
responden (48 %).
1. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
8
Tabel 4.1
Cross Tabulation Hubungan Usia Menarceh Dengan Usia
Menopause
Usia Menopause
Usia
Menarche
<40 th
45-50 th
Total
>55 th
F
%
f
%
f
%
f
<10 tahun
0
.0 %
0
.0 % 20
16,1 % 20
11-13 tahun
4
3.2 % 48
38.7 % 8
6.5 % 60
48.4 %
>14 tahun
32
25.8 % 12
9.7 % 0
.0 % 44
35.5 %
Total
36
29.0 % 60
48.4 % 28
τ
P
%
16.1 % - 0,786
22.6 % 124 100 %
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 4.1 Hubungan Usia Menarche terhadap Usia
Menopause di Desa Tempursari Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten
Tahun 2015 dapat diketahui dengan nilai τ sebesar - 0,786 dan nilai p
hitung adalah 0,000. Nilai p hitung jika dibandingkan dengan nilai α =
0,05 maka didapatkan kesimpulan bahwa p < α (0,000 < 0,05) sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti terdapat hubungan antara
usia menarche dengan usia menopause. Besaran angka korelasi - 0,786
menunjukkan bahwa korelasi antara usia menarche dengan usia
menopause berada dalam kategori “Kuat” (Sugiyono, 2007), sementara
nilai negatif mengindikasikan pola hubungan antara usia menarche
dengan usia menopause adalah berbalik arah yang artinya semakin
cepat menarche terjadi maka semakin lambat menopause terjadi.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden
berumur 51 – 60 tahun yaitu sebanyak 44 responden (35,5 %). Menopause
biasa sudah dialami wanita pada usia 50 tahun keatas, tetapi mayoritas wanita
Indonesia mengalami menopause di usia 45 - 50 tahun (Aqila, 2010).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian purwantyastuti (2005) yang
mengatakan bahwa umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di
Indonesia mengalami menopause di usia 45 – 50 tahun. Meskipun begitu ada
beberapa wanita yang mengalami menopause sebelum usia 45 tahun, dan ada
0,000
9
pula wanita yang sudah berumur 57 tahun baru mengalami menopause
(Purwanto, 2007).
Karakteristik tingkat pendidikan responden menunjukan mayoritas
pendidikan responden yaitu SD sebanyak 44 responden (35,5 %) dan
minoritas tingkat pendidikan responden yaitu Perguruan Tinggi sebanyak 12
responden (9,7 %). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Soekanto (2002) yaitu tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, selain itu informasi dan faktor pengalaman akan
menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
Pengetahuan yang luas menyebabkan seseorang lebih siap dan matang
dalam menjalani segala persoalan yang terjadi dengan baik, Kasdu (2008)
menyatakan bahwa pengetahuan yang cukup akan membantu wanita
memahami dan mempersiapkan dirinya menghadapi masa menopause dengan
lebih baik. Admin (2005) juga berpendapat bahwa wanita yang memahami
tentang menopause diharapkan wanita dapat melakukan upaya pencegahan
sedini mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa harus
mengalami keluhan yang berat.
Penelitian mengenai paritas pada responden menunjukkan mayoritas
responden mempunyai anak/paritas >2 yaitu sebanyak 92 responden (74,2 %)
dan minoritas responden mempunyai anak/paritas 2 yaitu sebanyak 32
responden (25,8 %). Semakin sering seorang wanita mengalami proses
kehamilan dan persalinan maka semakin lama wanita tersebut memasuki
masa menopause. Dengan semakin seringnya wanita mengalami kehamilan
dan persalinan, maka hormon estrogen dan progesteron mengalami
peningkatan dan masih terus berproduksi. Adanya produksi hormon tersebut
mengakibatkan wanita akan memasuki masa menopause lebih lama. Dimana
patofisiologi terjadinya menopause yaitu karena tidak adanya produksi
hormon estrogen dan progesterone (Manuba, 2008).
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
usia
melahirkan
terakhir
menunjukkan bahwa mayoritas responden melahirkan terakhir pada usia 31 –
35 tahun sebanyak 48 responden (38,7 %) dan paling sedikit responden yang
10
melahirkan pada usia 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 32 responden (25,8 %).
Semakin tua seseorang melahirkan, semakin tua juga ia mengalami
menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan akaan memperlambat proses
penuaan tubuh dan persalinan menandakan wanita trsebur masih produktif
atau tergolong masih subur. Pada saat hamil hormon estrogen dan
progesterone yang diproduksi oleh ovarium meningkat. Sedangkan saat
terjadinya menopause ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan
progesteron. Sehingga saat wanita dengan usia lebih dari 45 tahun masih
mengalami kehamilan ataupun persalinan maka wanita tersebut akan
mengalami menopause lambat karena dengan masih adanya produksi hormon
estrogen dan progesteron dapat mengakibatkan siklus menstruasi (Ruswana,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi usia menarche diketahui
bahwa mayoritas responden mengalami menarche pada usia 11 – 13 tahun
sebanyak 60 reponden (48,4 %). Hal ini menunjukan sebagian besar ibu
mengalami menarche pada usia normal yaitu 11 – 13 tahun. Menarche biasa
terjadi ketika seorang wanita memasuki masa remaja. Lobus anterior hipofisis
akan memproduksi hormon FSH menyebabkab beberapa folikel primer
berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen. Esterogen
menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon LH
(luteinizing hormone). Folikel de graff semakin lama semakin matang
sehingga terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus luteum,
korpus luteum menghasilkan hormon progesterone yang menyebabkan
endometrium kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi. Bila tidak
ada pembuahan, kadar esterogen dan progesteron menurun, sehingga terjadi
perdarahan
dan
pelepasan
endometrium
yang
disebut
menstruasi
(Wiknjosastro, 2005). Hasil penelitian dilakukan oleh Lestari (2011) yang
mengatakan bahwa rata – rata wanita Indonesia mengalami menarche pada
usia 12 tahun.
Hasil penelitian univariat tentang usia menopause responden diketahui
bahwa dari 124 responden, mayoritas usia menopause 45 – 50 tahun yaitu
11
sebanyak 60 responden (48,4 %). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Purwanto (2007) yang mengatakan bahwa mayoritas
wanita Indonesia mengalami menopause di usia 45 - 50 tahun, tetapi ada
beberapa wanita yang mengalami menopause sebelum umur 45 tahun, ada
pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru mendapatkan menopause.
Menopause biasanya terjadi pada akhir siklus menstruasi, tetapi kepastiannya
baru diperoleh jika seorang wanita tidak mengalami siklus menstruasi selama
12 bulan. Tubuh wanita mempunyai persedaiaan sel telur atau ovum dalam
jumlah terbatas dan masa menopause itu terjadi ketika ovarium telah
kehabisan sel telur atau ovum. Dengan tidak adanya sel telur menyebabkan
menurunnya ataupun tidak adanya produksi hormon estrogen dan
progesterone dan akhirnya terjadilah menopause (mediskature, 2006).
Hasil penelitian dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa wanita usia
menarche <10 tahun dengan usia terjadinya menopause >55 tahun terdapat 20
responden (16,1 %). Wanita usia menarche 11 - 13 tahun dengan usia
terjadinya menopause <40 tahun terdapat 4 responden (3,2%), usia terjadinya
menopause 45 – 50 tahun terdapat 48 responden (38,7 %) dan usia terjadinya
menopause >55 tahun terdapat 8 responden (6,5 %). Wanita usia menarche
>14 tahun dengan usia terjadinya menopause <40 tahun terdapat 32
responden (25,8 %) dan usia terjadinya menopause 45 – 50 tahun terdapat 12
responden (9,7 %). Semakin cepat wanita mengalami menarche, semakin
lama wanita tersebut memasuki masa menopause. Menarche yang terjadi
terlalu cepat ini dikarenakan fungsi ovarium yang baik dan berkembang
cepat, sehingga ovarium ini memproduksi hormon estrogen dan progesterone
lebih awal dan mengakibatkan terjadinya menstruasi yang lebih cepat. Fungsi
ovarium yang berkembang dengan baik ini, mengakibatkan ovarium tidak
cepat mengalami penurunan fungsi dalam memproduksi hormon estrogen dan
progesterone, sehingga masa terjadinya menopause akan lebih lama pada
seorang wanita, dan sebaliknya (Healty, 2013).
Hasil analisis Kendall Tau didapatkan bahwa ada Hubungan Usia
Menarche dengan Usia Menopause di Desa Tempursari Kecamatan Ngawen
12
Kabupaten Klaten dengan nilai p = 0,000 (signifikansi p<0,05) dan nilai τ = 0,786. Ini menyimpulkan bahwa usia menarche adalah salah satu faktor yang
memepengaruhi terjadinya menopause hal ini juga sesuai dalam buku
Proverawati (2009) yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi terjadinya menopause diantaranya menarche, paritas,
merokok, usia melahirkan terakhir.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muthia Isnaini (2014), dengan judul
”Hubungan Usia Menarche Dengan Usia Menopause Pada Wanita Di Desa
Tirtomarto
Kecamatan
Cawas
Kabupaten
Klaten”,
diamana
dalam
penelitiannya diperoleh hasil analisis p = 0,047 maka p<α, sehingga Ha
diterima yang berarti usia menarche pada seorang wanita mempengaruhi usia
wanita mengalami menopause.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa
ahli Obstetrics and Gynecology terkemuka Amerika dan dipublikasikan
secara terbuka pada The American Journal of Clinical Nutrition yang
menyimpulkan terdapat pengaruh haid pertama dengan waktu terjadinya
menopause yang sangat berkaitan. Penelitian tersebut menyebutkan
perempuan muda yang mengalami menarche pada umur <12 tahun
kemungkinan besar mengalami menopause diatas 55 tahun, sedangkan
perempuan yang mengalami menarche pada usia diatas >15 tahun
kemungkinan akan mengalami menopause pada usia dibawah 48 tahun
(Healty, 2013).
Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dengan hasil penelitian yaitu terjadinya menopause dipengaruhi oleh
usia menarche. Dalam penelitian ini menjelaskan semakin cepat wanita
mengalami menarche maka semakin lama wanita memasuki masa
menopause.
SIMPULAN
1.
Mayoritas wanita di Desa Tempursari mengalami menarche pada usia 11
- 13 tahun yaitu sebanyak 60 orang.
13
2.
Mayoritas wanita di Desa Tempursari mengalami menopause pada usia
45 - 50 tahun yaitu sebanyak 60 orang.
3.
Ada hubungan yang bermakna antara Usia Menarche Dengan Usia
Menopause di Desa Tempursari Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten
Tahun 2015 dengan nilai τ = - 0,786 dan nilai p = 0,000 (p<0,05).
SARAN
1.
Bagi Bidan
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada remaja SD ataupun SMP
tentang menarche dan kepada wanita usai subur mengenai masa
menopause.
2.
Bagi Masyarakat
Wanita usia subur dan pasangan
usia subur dapat merancanakan
waktu untuk mempunyai keturunan mengingat keterkaitan antara usia
menarche dan menopause. Wanita usia subur juga harus mempersiapkan
diri baik fisik maupun psikologi untuk menghadapi masa menopause.
DAFTAR PUSTAKA
Andira, D., 2010. Seluk-Beluk Menstruasi. Dalam: Seluk Beluk Kesehatan
+
Reproduksi Wanita. Jogjakarta: A Plus Books.
Anggraini, M.T., 2011. Hubungan antara Usia saat Timbulnya Menarche dengan
Usia saat Terjadinya Menopause Wanita di Kecamatan Kartasura.
http//jurnal.unimus.ac.id
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Cipta.
Badan Pusat Statistik, 2010. Data Statistik Indonesia: Jumlah Penduduk menurut
Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, 2005.
Available from:
http://demografi.bps.go.id/versi1/index.php?option=com_tabel&task=&Ite
mid=1. [Accessed 24 Maret 2010]
14
BKKBN. (2010). Menopause Datang, Rasa Senang Tertendang. Retrieved
November 29 , 2010. From http : //www.bkkbn.go.id.
Camellia, N. (2008). Aging , Reproduction and the Climacterics. Eds.
Mastroianni L. Paulsen. CA. New York. Plenum Press.
Clark, J., 2004. Fit dan Bugar saat Menopause. Jakarta: Erlangga.
Deborah, Grady. 2006. Management of Menopause Symptom, http://nemj.org.vol
355:2338 – 2347 No. 22 diaskes tanggal 29 Desember 2014
Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Brown. (2007). Simple guide menopause. Jakarta
: Erlangga
Jacoeb,
T.Z.,
2007.
Endokrinologi
Reproduksi
pada
Wanita.
Dalam:
Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T., eds. Ilmu Kandungan
Ed 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jones, l, D. (2005). Setiap wanita. Jakarta : Delapratasa Publishing
Kasdu, D. 2008. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta :
Puspaswara
Kusmiran, E., 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusumawardhani, A., 2006. Depresi Perimenopause, Jakarta: FKUI
Lestari, N, 2011, Tips Praktis Mengetahui Masa Subur, Yogyakarta : Katahati.
Leveno, KJ, et al. 2009. Kelahiran Preterm. Dalam: Komara, Egi Yudha dan Nike
Budhi Subekti (editor). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Manuaba, I,B,G. (2005). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Arcan
Mufidah, E., 2011. Hubungan antara Paritas dengan Usia Menopause di Desa
Sumput
Kecamatan
Sidoarjo
Kabupaten
Sidoarjo
Tahun
2011.
Http://share.stikesyarsis.ac.id/elib/main/dok/00019.
Mutiah, I., 2014. Hubungan antara Usia Menarche dengan Usia Menopause di
Desa Tirtomarto Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten Tahun 2014.
Northrup C. (2006). Bijak di saat menopause. Jakarta : Q-Press
Notoatmodjo, S.2010. Matode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Parazzini, F, et al. 2006. Determinants of Age at Menopause in Woman Attending
Menopause Clinics in Italy. Maturitas.
15
Pokoradi, A.A., Iversen, L., Hannaford, P.C., 2011. Factors Associated with Age
of Onset and Type of Menopause in A Cohort of UK Women; Am J Obstet
Gynecol. 2011 Jul;205(1):34.e1-13.
Prawirohardio, S. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta : Tridasa Printer.
Profil Desa Tempursari 2014. Data Geografi, Data Demografi Desa.
Proverawati, A., Sulistyawati, E., 2010. Menopause dan Sindrome Premenopause.
Yogyakarta: Mulia Medika.
Proverawati dan Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Purwanto, S, 2007. Menopause.
http://klinis.wordpress.com/2007/12/28/menopause. Diakses 9 Mei 2015.
Smart, Aqila. 2010. Bahagia di Usia Menopause. Jogjakarta: A*Plus Books
Sinurat, L.E. (2010). Gambaran Pengetahuan Ibu Usia Lanjut 45-55 Tahun di
Puskesmas Rumbai Pesisir Riau Tahun
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:
ALFA BETA.
Suryo Prajogo, Nadine. (2009). Cara Indah Menghadapi Menopause. Yogyakarta
: Locus.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Tagliaferri, M., Cohen, Isaac., Tripathy, D., 2007. The News Book Menopause. PT
Indeks.
Wahyunita, V.D., Fitrah., 2010. Memahami Kesehatan pada Lansia. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Wahyuni, M.D., 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan menopause
pada wanita di Dusun II Desa Nusamangir Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas. Skripsi. Stikes Muhammadiyah Gombong.
Winkjosastro, H. 2008. Wanita dalam Berbagai Masa Kehidupan, Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Download