program kreativitas mahasiswa adsorbsi logam kromium (iv)

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ADSORBSI LOGAM KROMIUM (IV) OLEH BIOMASSA CHARA FRAGILIS
MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS
(PKM-GT)
Oleh:
NURUL KHOTIMAH
M0207050
tahun angkatan 2007
FITRIA HASTAMI
M0207004
tahun angkatan 2007
ZUHDI ISMAIL
M0208062
tahun angkatan 2008
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
: Adsorbsi Logam Kromium (IV) Oleh Biomassa
Chara fragilis Menggunakan Spektroskopi
Serapan Atom
2. Bidang Kegiatan
:(
( 9 ) PKM-GT
) PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Nurul Khotimah
b. NIM
: M0207050
c. Jurusan
: Fisika
d. Universitas
: Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Tempel RT 1/ RW V, Toriyo, Bendosari,
Sukoharjo/ 081804582287
f. Email
4. Anggota Pelaksana
: [email protected]
: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc, Ph.D
b. NIP
: 19610223 198601 1 001
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Perumahan Klodran Indah Barat E6
081 22589621
Surakarta, 15 Maret 2010
Menyetujui,
Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNS
Drs. Harjana, MSc, Ph.D
NIP. 19590725 198601 1 001
Ketua Pelaksana
Nurul Khotimah
NIM. M0207050
Pembantu Rektor III UNS
Dosen Pendamping
Drs. Dwi Tiyanto, SU
NIP. 19540414 198003 1 007
Ir. Ari Handono Ramelan M.Sc, Ph. D
NIP. 19610223 198601 1 001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) ini.
PKM merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti dalam
meningkatkan kualitas peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi.
Dalam penyelesaian gagasan tertulis ini kami berterima kasih kepada :
1. Universitas Sebelas Maret, selaku Perguruan Tinggi yang telah memberi
kesempatan untuk menggikuti PKM.
2. Drs. Dwi Tiyanto, SU selaku pembantu Rektor III Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Harjana, MSc, Ph.D selaku Ketua Jurusan Fisika MIPA Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan gagasan tertulis.
5. Teman-teman jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberi semangat dan bantuan.
Yang mana telah membantu kami sehingga dapat menyusun gagasan tertulis
ini, kami mohon maaf jika dalam penyusunan gagasan tertulis ini terdapat kata-kata
yang kurang bermanfaat.
Akhir kata penyusun berharap semoga gagasan tertulis ini bermanfaat bagi
pembaca dan penyusun khususnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
RINGKASAN .................................................................................................
v
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG ........................................................................
1
2. TUJUAN DAN MANFAAT ...............................................................
2
B. GAGASAN ...............................................................................................
2
C. KESIMPULAN .........................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
RINGKASAN
Krom merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai
dalam kondisi oksida antara Kromium (II) sampai Kromium (VI), tetapi hanya krom
bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan sifat biologinya. Krom bervalensi tiga
umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam, dan dalam material
biologis krom selalu berbentuk tiga valensi. Krom enam valensi merupakan salah
satu material organik pengoksida tinggi. Krom tiga valensi memiliki sifat racun
yang rendah dibanding dengan enam valensi (Suhendrayatna, 2008:2). Efek yang
ditimbulkan bila krom terakumulasi dengan jumlah yang besar dalam tubuh adalah
dapat menyebabkan berbagai macam penyakit antara lain: kanker paru-paru,
pelubangan jantung, dermatitis, alergi dan iritasi apabila terkena mata (Juli Soemirat
Slamet, 1996:115).
Disini alga dalam bentuk mati (biomassa) lebih dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan diantaranya, tidak tergantung pada pertumbuhan sel, tidak
berpengaruh pada terbatasnya sifat toksisiti dari ion logam berat serta tidak
memerlukan nutrisi, sangat cepat dan efisien, biomassa memiliki kemampuan setara
dengan penukar ion, logam dapat segera dipisahkan dari biomassa dan direcoveri
kembali, sistem mudah dirancang dengan perhitungan matematis.
Dilihat dari struktur Chara fragilis selulosa berpotensi cukup besar untuk
dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi dengan
komponen adsorbat. Biomassa Chara fragilis dapat menyerap logam kromium (VI),
sehingga proses ini dapat dijadikan alternatif solusi penanganan pencemaran logam
berat kadmium dan kromium.
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bidang industri telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bukan
hanya industri yang berskala besar namun juga industri yang berskala kecil atau
industri rumah tangga. Namun perkembangan yang pesat ini memberikan efek
yang buruk. Efek tersebut diantaranya pembuangan limbah industri ke
lingkungan tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan oleh limbah tersebut.
Salah satu contoh pencemaran karena buangan industri adalah pencemaran yang
ditimbulkan oleh limbah yang mengandung logam berat terlarut yang cukup
tinggi, yakni limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil.
Produksi tekstil dari bahan baku kapas melalui serangkaian proses.
Serangkaian proses tersebut adalah: pembersihan, pemintalan, penentuan
ukuran, penenunan, pencucian, pengelantangan pewarnaan dan akhirnya
menghasilkan produk akhir tekstil. Dalam proses produksi tekstil tersebut ada
proses pengelantangan dan proses pewarnaan. Di dalam proses pengelantangan
dan pewarnaan tersebut diantaranya menggunakan K2Cr2O7 dan pewarna yang
mengandung krom. Dengan penggunaan zat ini, maka akan menghasilkan
limbah logam berat yang berbahaya yaitu krom.
Krom merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai
dalam kondisi oksida antara Kromium (II) sampai Kromium (VI), tetapi hanya
krom bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan sifat biologinya. Krom
bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam, dan
dalam material biologis krom selalu berbentuk tiga valensi. Krom enam valensi
merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi. Krom tiga valensi
memiliki
sifat
racun
yang
rendah
dibanding
dengan
enam
valensi
(Suhendrayatna, 2008:2). Efek yang ditimbulkan bila krom terakumulasi dengan
jumlah yang besar dalam tubuh adalah dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit antara lain: kanker paru-paru, pelubangan jantung, dermatitis, alergi
dan iritasi apabila terkena mata (Juli Soemirat Slamet, 1996:115).
Disini alga dalam bentuk mati (biomassa) lebih dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan diantaranya, tidak tergantung pada pertumbuhan sel, tidak
berpengaruh pada terbatasnya sifat toksisiti dari ion logam berat serta tidak
memerlukan nutrisi, sangat cepat dan efisien, biomassa memiliki kemampuan
setara dengan penukar ion, logam dapat segera dipisahkan dari biomassa dan
direcoveri kembali, sistem mudah dirancang dengan perhitungan matematis.
2. TUJUAN DAN MANFAAT
Untuk menurunkan kadar krom sehingga dapat memenuhi syarat baku
mutu limbah cair yang dapat dibuang ke badan air oleh biomassa Chara fragilis
menggunakan spektroskopi atom. Dapat memenuhi Peraturan Daerah Propinsi
Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 mengenai baku mutu air limbah, kadar
maksimum Kromium (VI) yang diperbolehkan dalam perairan bebas adalah 0,1
ppm.
B. GAGASAN
Telah dilakukan penelitian biosorpsi logam Cr pada biomassa alga
hijau Chara fragilis sp (ganggang karang). Penelitian ini meliputi Optimasi
waktu kontak adsorben terhadap logam berat kadmium (II) dalam larutannya,
berat kering optimum biosorben, konsentrasi adsorbat dan pH optimum antara
adsorben dan adsorbat dalam proses penyerapan logam kadmium (II) dalam
larutannya. Chara fragilis sp
yang telah dijadikan biomassa dikontakkan
dengan kadmium (II) dalam larutannya dengan variasi, waktu kontak, massa
adsorben, konsentrasi adsorbat dan pH optimum, selanjutnya ditentukan
kapasitas adsorpsi biomassa Chara fragilis pada kondisi optimum.
Observasi yang dilakukan adalah eksperimen dengan melakukan
percobaan di laboratorium. Alat yang digunakan yaitu peralatan gelas, neraca
analitik, pipet volume, pipet tetes, oven listrik, saringan 100 mesh, AAS Hitachi
Polarized Zeeman. Bahan yang digunakan HNO3 pekat, Chara fragilis, Larutan
Kromium (VI)6+, Larutan NaOH 1 M, Aquadest. Adapun prosedur penelitiannya
sebagai berikut:
a. Penyiapan Biomassa
Chara Fragilis dibersihkan, dikeringkan dalam suhu kamar kemudian
dioven 100 oC selama 1 jam, selanjutya dihaluskan dengan ayakan 110 mesh.
b. Penentuan waktu kontak optimum
Kedalam 13 buah erlenmeyer dimasukkan masing-masing 1 gram
biomassa dan ditambahkan 100 ml larutan Kromium (VI) 10 ppm, campuran
diaduk selama 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, 50, 60, 75, 90, 105, dan 120 menit.
Selanjutnya disaring dan filtratnya dianalisis dengan AAS.
c. Penentuan massa optimum biomassa
Kedalam 5 buah erlenmeyer dimasukkan masing-masing 0.5, 1, 2, 3
dan 4 gram biomassa setelah itu menambahkan 100 ml larutan Kromium (VI) 10
ppm, kemudian diaduk selama waktu kontak optimum. Setelah itu disaring, dan
filtratnya diukur dengan AAS.
d. Penentuan konsentrasi optimum larutan
Kedalam 6 buah erlenmeyer dimasukkan masing-masing sebanyak
massa optimum biomassa dan ditambahkan 100 ml larutan Kromium (VI)
dengan konsentrasi berturut-turut 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 ppm. Kemudian
diaduk selama waktu kontak optimum. Setelah itu disaring dan filtratnya diukur
dengan AAS.
e. Penentuan pH optimum
Kedalam 5 buah erlenmeyer dimasukkan masing-masing sebanyak
massa optimum biomassa dan ditambahkan 100 ml larutan Kromium (VI)
dengan konsentrasi optimum yang didapat dari percobaan sebelumnya. pH
larutan masing-masing 2, 4, 6, 8 dan 10. dengan penambahan HNO3 1 M atau
NaOH 1 M. Kemudian diaduk selama waktu kontak, selanjutnya disaring dan
filtratnya dianalisis dengan AAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa Chara fragilis dapat
mengadsorpsi logam kadmium (II) dalam larutannya dengan waktu kontak
optimum 20 menit, massa adsorben 1 gram, konsentrasi adsorbat 10 ppm, dan
pH optimum 6. Kapasitas biosorpsi alga Chara fragilis sp terhadap logam
kadmium yaitu 95,77 %.
Biomassa yang digunakan adalah biomassa Chara fragilis
yang
memiliki ciri hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Tubuh
Chara fragilis tersusun atas selulosa yang memiliki gugus aktif OH yang
mempu mengikat ion logam berat. Selain itu Chara fragilis dipilih karena
mudah didapat dan jumlahnya banyak.
Agar kemampuan adsorbsi Chara fragilis terhadap Kromium (VI)
menjadi maksimal maka perlu dilakukan pengeringan dalam oven selama 1 jam
pada suhu 110oC. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan air yang berada di
dalam Chara fragilis karena pada suhu 110 oC dimungkinkan seluruh air yang
ada telah habis menguap. Apabila suhu terlalu tinggi dikhawatirkan komposisi
kimia yang ada di dalam Chara fragilis telah berubah. Sehingga mempengaruhi
adsorbsi terhadap Kromium (VI). Setelah dikeringkan kemudian dihaluskan dan
diayak dengan ayakan 100 mesh untuk memperluas bidang penyerapan.
Biomassa Chara Fragilis dapat mengadsorbsi Kromium (VI) karena
Chara fragilis mengandung selulosa pada dinding selnya
Gambar 1. Struktur kimia selulosa
Dilihat dari strukturnya selulosa berpotensi cukup besar untuk
dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi
dengan komponen adsorbat. Adanya gugus OH, pada selulosa menyebabkan
terjadinya sifat polar pada adsorben tersebut. Dengan demikian selulosa lebih
kuat menjerap zat yang bersifat polar. Mekanisme jerapan yang terjadi antara
gugus –OH yang terikat pada permukaan dengan ion logam bermuatan positif
(kation) merupakan mekanisme pertukaran ion yang dapat dilihat pada gambar.
YO
OY
Y - OH + Kromium (VI)6+ ↔
YO – Kromium (VI) – OY
YO
+
6 H+
OY
Gambar 2. Mekanisme pertukaran ion antara ion Kromium (VI) dan gugus OH
Y adalah matriks tempat gugus –OH terikat. Imteraksi antara gugus –
OH dengan ion logam juga memungkinkan melalui mekanisme pembentukan
kompleks koordinasi karena atom oksigen (O) pada gugus –OH mempunyai
pasangan elektron bebas, sedangkan ion logam mempunyai orbital d kosong.
Pasangan elektron bebas tersebut akan menempati orbital kosong yang dimilki
oleh ion logam, sehingga terbentuk suatu senyawa kompleks.
Ikatan kimia yang terjadi antara gugus aktif pada zat organik dengan
molekul dapat dijelaskan sebagai perilaku interaksi asam-basa lewis yang
menghasilkan kompleks pada permukaan padatan. Pada sistem adsorpsi larutan
ion logam, interaksi tersebut ditulis:
[GH] +
Cr6+
Æ
[GCr]
+
6H+
Gambar 3. Reaksi gugus aktif pada selulosa dengan ion kromium (VI). Dengan GH
adalah gugus fungsional yang terdapat pada Chara fragilis.
GH adalah gugus fungsional yang terdapat pada Chara fragilis.
% Cr terserap
Pengaruh Waktu Kontak terhadap
Adsorbsi Cr dalam larutan
30
20
10
0
penurunan
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 11 12 13
0 0 0 0
waktu kontak dalam menit
Gambar 3. Pengaruh waktu kontak terhadap adsorbsi Kromium (VI) dalam larutan.
Dari gambar 3 tersebut dapat dilihat bahwa waktu optimum adsorbsi
Kromium (VI) oleh biomassa adalah pada menit ke-10 sebesar 23,96 %
kemudian turun dan naik lagi secara dratis pada menit keempat puluh. Hal ini
terjadi karena kesetimbangan adsorbsi dan desorbsi Kromium (VI) mulai
terbentuk. Dari gambar 4 ini dapat dilihat juga bahwa grafik yang terbentuk
tidak beraturan. Hal ini terjadi karena karakteristik logam Cr itu sendiri. Pada pH
6 kesetimbangan logam Cr tidak stabil karena terdapat reaksi:
2 CrO42- +
2H+
→
Cr2O72- +
H2O
Sehingga peristiwa adsorbsi dan desorbsi berubah-ubah sampai
terbentuk kesetimbangan. Ion kromat yang terbentuk lebih stabil dari ion
dikromat. Hal ini menyebabkan ion kromat sulit diikat oleh gugus hidroksil yang
dimiliki oleh Chara Fragilis. Perubahan lingkungan sedikit saja dapat
mempengaruhi kesetimbangan kimia Cr yang berbentuk.
Pengaruh massa adsorben terhadap
adsorbsi Cr(VI) dalam larutan
% Cr(VI)
terserap
28
27
26
25
24
penurunan
0 0.5
1 1.5 2 2.5
3 3.5
massa adsorben (gram)
Gambar 4. Pengaruh massa adsorben terhadap adsorbsi Kromium (VI) dalam larutan.
Dari gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa massa adsorben optimum
diperoleh pada penambahan 1 gram biomassa. Dengan penambahan 1 gram
biomassa diperoleh penurunan maksimum sebesar 23,91 %. Penambahan
biomassa menurunkan persentase Cr terserap. Hal ini terjadi karena biomassa
terlalu cepat jenuh sehingga pada menit kesepuluh sudah terjadi peristiwa
desorbsi. Dan pada menit kesepuluh ini, ion dikromat sudah banyak yang
berubah menjadi ion kromat. Sehingga sulit diikat oleh gugus hidroksil pada
% Cr terserap
selulosa.
40
Pengaruh Konsentrasi adsorbat
terhadap adsorbsi Cr(VI) dalam
larutan
30
% PENURUNAN
20
10
0
0
5
10 15 20 25 30 35
Konsentrasi (ppm)
Gambar 5. Pengaruh konsentrasi adsorbat terhadap adsorbsi Kromium (VI).
Dari gambar 5 menunjukkan bahwa jika konsentrasi awal Kromium
(VI) dinaikkan maka laju adsorbsinya turun. Semakin besar konsentrasi awal
Kromium (VI) berarti jumlah molekul yang berada pada larutan makin banyak
pula dan kemampuan biomassa untuk mengadsorbsi semakin kecil. Pada
konsentrasi awal 6,134 ppm, biomassa mampu mengadsorbsi Kromium (VI)
sampai 34,9%, dan pada konsentrasi yang semakin besar kemampuan biomassa
untuk mengadsorbsi Kromium (VI) semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
proses adsorbsi Kromium (VI) pada konsentrasi rendah mempunyai laju yang
lebih cepat.
Pengaruh pH terhadap adsorbsi
Cr(VI) dalam larutan
% Cr(VI)
terserap
40
20
penurunan
0
-20
0
2
4
6
8
10
12
pH
Gambar 6. Pengaruh pH terhadap adsorbsi Kromium (VI) dalam larutan.
Dari gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa pH optimum yang diperoleh
adalah pH 6. dengan penurunan kadar Kromium (VI) sebesar 25,20%. Hal ini
terjadi karena pada pH asam konsentrasi H+ pada larutan semakin banyak. Dari
persamaan reaksi adsorbsi Kromium (VI) dihasilkan ion H+ sehingga dengan
semakin banyaknya proton (H+) maka keseimbangan akan bergeser ke kiri dan
laju adsorbsi Kromium (VI) semakin menurun.
Semakin besar pH lingkungan akan mengubah ion dikromat menjadi
Cr
+3
. Ion Cr
+3
merupakan ion yang mudah mengendap. Pada pH yang tinggi
konsentrasi OH- larutan juga tinggi sehingga ion Cr lebih mudah mengikat OHdaripada berikatan dengan adsorben. Peristiwa ini terjadi karena jari-jari ion Cr
berubah-ubah karena pengaruh pH. Sehingga ion Cr yang terbentuk pun
bermacam-macam.
C. KESIMPULAN
Dilihat dari struktur Chara fragilis selulosa berpotensi cukup besar untuk
dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi dengan
komponen adsorbat. Biomassa Chara Fragilis dapat menyerap logam kromium (VI),
sehingga proses ini dapat dijadikan alternatif solusi penanganan pencemaran logam
berat kadmium dan kromium.
DAFTAR PUSTAKA
Juli Soemirat Slamet. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.
Mahida, U. N. 1986. Pencemaran Air dan Pemanfaatan limbah Industri. Jakarta:
Rajawali.
Rasid Djufri, dkk. 1975. Teknologi Pengelantangan, Pengelantangan, Pencelupan dan
Pencapan. Bandung: ITB Press.
Srikandi Fardiaz. 1990. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat dengan Menggunakan
Mikroorganisme: Suatu Kajian Kepustakaan. Seminar on-air Bioteknologi
Untuk Indonesia Abad 21. Sinergy Forum-PPI Tokyo Institute of Technology
1-14 February 2001.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.
Wisnu Arya Wardhana. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit
Andi Yogyakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Pelaksana
Nama Lengkap
: Nurul Khotimah
NIM
: M0207050
Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 17 Juni 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Tempel RT 1/ Rw 5, Toriyo, Bendosari,
Sukoharjo 57526.
No. Telepon
: 081804582287
Riwayat Pendidikan
:
SD
: SDN Gayam 3 Sukoharjo
SMP
: SLTP N 3 Sukoharjo
SMA
: SMA N 3 Sukoharjo
PT
: Fisika FMIPA UNS
Riwayat Organisasi
: Staff Dept. Danus HIMAFIS FMIPA UNS 2009
(
)
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap
NIM
: Fitria Hastami
: M0207004
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali,9 Desember 1989
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat rumah
: Kliwonan RT 01/ VII, Jeron, Nogosari, Boyolali
57378.
No. Telepon
: 0271 6812585/ 08540774700
Riwayat Pendidikan
:
SD
: SDN Purworejo
SMP
: SLTP N 1 Gondangrejo
SMA
: SMA N 5 Surakarta
PT
: Fisika FMIPA UNS
Riwayat Organisasi
: - Staff HAL BEM FMIPA 2007/2008
- Staff Dept. Humas Himafis FMIPA UNS
2007/2008
- Staff Dept. Danus Himafis FMIPA UNS
2008/2009
(
b. Nama Lengkap
NIM
)
: Zuhdi Ismail
: M0208062
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 18 September 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat rumah
: Pomahan, RT 03/III, Pulutan, Nogosari,
Boyolali 57378.
No. Telepon
: 085725580001
Riwayat Pendidikan
:
SD
: SD Negeri 3 Pulutan
SMP
: MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe
SMA
: SMA Negeri 4 Surakarta
PT
: Fisika FMIPA UNS
Riwayat Organisasi
: - Staff Dept. PSDM BEM FMIPA UNS 2009
- Staff Dept. POSDM HIMAFIS FMIPA UNS
2009
(
)
3. Nama Dan Biodata Dosen Pendamping
1. Nama Lengkap dan Gelar
: Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc, Ph.D
2. Golongan, Pangkat dan NIP : IVa, Pembina, 19610223 198601 1 001
3. Jabatan Fungsional
: Lektor Kepala
4. Jabatan Struktural
: PDI FMIPA-UNS
5. Fakultas/ Program Studi
: FMIPA/ Fisika
6. Perguruan Tinggi
: Universitas Sebelas Maret
7. Bidang Keahlian
: Fisika Material
8. Waktu kegiatan PKM
: 2 jam/ minggu
(
)
Download