rencana strategis 2012 – 2017

advertisement
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO
DINAS SOSIAL
Jln. Sawit Kelurahan Tuladenggi Kec. Dungingi
Telp/Fax. 0435-827061 Kota Gorontalo
RENCANA STRATEGIS
2012 – 2017
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
1
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional,
Pemerintah
Daerah
melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing harus menyusun
rencana pembangunan. Rencana pembangunan menurut undang-undang
tersebut menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk rencana kerja tahunan.
RPJMD yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Gubernur terpilih yang memuat sasaran dan strategi pembangunan
daerah selama 5 (lima) tahun masa pemerintahan. Untuk menjabarkan
serta mewujudkan amanat pembangunan jangka menengah, diperlukan
dokumen perencanaan pembangunan Daerah yang dapat menjadi acuan
bagi Perangkat Daerah untuk mendukung pencapaian program prioritas
Gubernur.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pasal 151 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa
Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis yang
selanjutnya disebut Renstra SKPD yang memuat Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Kebijakan, Program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan
tugas dan fungsinya, berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan bersifat indikatif. Renstra SKPD tersebut
dirumuskan dalam bentuk Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
1
Keterkaitan
antar
dokumen
perencanaan
dalam
sistem
perencanaan pembangunan dan sistem keuangan Daerah dapat dilihat
dalam bagan sebagai berikut:
RPJMN
RPJMD
Renja
RKA
DIPA
RKA
Pemerintah
Daerah
Renstra
RKPD
DPA
Gambar 1. Bagan Alur keterikatan Dokumen Perencanaan
Bagan di atas menunjukkan alur penyusunan Renstra SKPD yang
berpedoman pada RPJMD, dan kemudian menjadi pedoman penyusunan
Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD). Dokumen Renstra SKPD
adalah penjabaran RPJMD, terkait dengan program dan kegiatan SKPD
dalam mendukung prioritas Gubernur. Sementara penetapan kebijakan
baru terkait dengan dinamika pembangunan yang belum diakomodasi
dalam RPJMD dapat dimutakhirkan dalam dokumen Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).
1.2. Landasan Hukum
Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo disusun
berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1)
Undang Undang Dasar 1945, Pasal 27, 28 B, 33 dan 34.
2)
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian
3)
Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan
Uang atau Barang
4)
Undang – Undang Nomor 5 PRPS Tahun 1964 tentang Pemberian
Penghargaan/Tunjangan
Kepada
Perintis
Pergerakan
Kebangsaan/Kemerdekaan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
2
5)
Undang – Undang Nomor 33 PRPS Tahun 1964 tentang Penetapan
Penghargaan dan Pembinaan Terhadap Pahlawan.
6)
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan
Anak.
7)
Undang – Undang Nomor
8 Tahun
1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
8)
Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
9)
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.
10) Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Psikotropika.
11) Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
12) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Sosial Lanjut Usia.
13) Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Gorontalo
14) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
15) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
16) Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional.
17) Undang – Undang Nomor
25 Tahun
2004
tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
18) Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial
19) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin.
20) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan
Pengumpulan Sumbangan.
21) Peraturan
Pemerintah
Nomor
31
Tahun
1980
tentang
Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.
22) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan
Kesejahteraan Fakir Miskin.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
3
23) Keppres Nomor 11 Tahun 1999 tentang Pembinaan Kesejahteraan
Sosial Fakir Miskin.
24) Keppres Nomor 3 Tahun 2001 Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Pengungsi.
25) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007
tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Gorontalo
26) Peraturan Daerah Nomor
tahun 20
tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 –
2017.
27) Peraturan Gubernur
Gorontalo Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Tugas dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo.
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud penyusunan Renstra Dinas Sosial adalah :
a. Sebagai dokumen perencanaan yang dijadikan pedoman dalam
menyusun Rencana Kinerja (Renja) Tahunan;
b. Sebagai dasar dan tolok ukur penilaian kinerja;
c. Tersedianya program dan prioritas kegiatan yang dapat
dijadikan pedoman oleh Sekretariat dan Bidang-Bidang dalam
mewujudkan optimalisasi kinerja;
d. Untuk
menjamin
keterkaitan
dan
konsistensi
antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada
setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun kedepan;
e. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara
efektif dan efisien, berkeadilan dan berkelanjutan;
f. Untuk menjamin terciptanya integritas, sinkronisasi dan sinergi
antara Sekretariat dan Bidang-Bidang yang ada.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
4
1.3.2. T u j u a n
Tujuan penyusunan Rencana Strategis 2012 -2016 adalah
terjabarkannya visi, misi
serta program Gubernur
, melalui
pelaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial 5 (lima) tahun
ke depan, yang penyusunannya mengacu dan berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
1.2.
Maksud dan tujuan
1.3.
Landasan Hukum
1.4.
Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN
1.1.
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
1.2.
Sumber Daya
1.3.
Kinerja Pelayanan
1.4.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
BAB III ISU-ISU STRATEGIS
1.1. Indentifikasi Permasalahan
1.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah
1.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra
1.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
1.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
1.1.
Visi, Misi
1.2.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
1.3.
Strategi dan Kebijakan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
5
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur
Berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2000 tentang terbentuknya
Provinsi Gorontalo maka dibentuklah Badan, Dinas dan Biro dilingkungan
Pemerintah Provinsi Gorontalo. Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
merupakan salah satu dinas yang dibentuk sebagai realisasi pelaksanaan
prinsip desentralisasi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga
Teknis Daerah Provinsi Gorontalo dan Peraturan Gubernur Gorontalo
Nomor 23 Tahun 2008 tentang Tugas dan Fungsi Organisassi dan Tata
Kerja Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo adalah
sebagai berikut :
1.
Kepala Dinas
2.
Sekretaris, yang membawahi :
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3.
Kepala Bagian Keuangan, yang membawahi:
a. Sub Bagian Anggaran
b. Sub Bagian Perbendaharaan
c. Sub Bagian Akuntansi
4.
Kepala Sub Dinas Pemberdayaan Sosial, yang membawahi :
a. Seksi Pemberdayaan Keluarga
b. Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
c. Seksi Kelembagaan dan Kemitraan
5.
Kepala Sub Dinas Perlindungan dan Jaminan Sosial, membawahi ;
a. Seksi Korban Bencana Alam
b. Seksi Bencana Sosial
c. Seksi Jaminan Sosial
6.
Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial, yang membawahi:
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
7
a. Seksi Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia
b. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat
c. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Napza.
Sebagai salah satu unsur pelaksana pemerintah daerah, maka Dinas
Sosial Provinsi Gorontalo mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
dekonsentrasi dan desentralisasi dibidang sosial.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menyusun kebijakan teknis dibidang sosial;
b. Menyusun rencana program /kegiatan tahunan tingkat provinsi sejalan
dengan perencanaan nasional dalam bidang sosial;
c. Pembinaan, pelayanan dan rehabilitasi, pemberdayaan sosial serta
pemberian bantuan dan jaminan sosial;
d. Pemantauan dan evaluasi program dibidang sosial;
e. Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas.
Dalam melaksanakan fungsinya Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
mempunyai kewenangan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana strategis Dinas, Program/Kegiatan Tahunan bidang
sosial dengan melaksanakan pengumpulan dan mengolah data,
penyusunan dan pengelolaan keuangan;
b. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan tugas dibidang sosial;
c. Menyiapkan
pelaksanaan
urusan
kepegawaian,
keuangan,
perlengkapan dan tata usaha Dinas Sosial.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana tersebut
diatas, Kepala Dinas dibantu oleh :
a. Sekretaris,
mempunyai
tugas
memberikan
pelayanan
teknis
administrasi kepada semua unit kerja dilingkungan dinas. Dalam
melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh :
1) Sub Bagian Program, mempunyai tugas mengumpulkan serta
menyusun rencana kegiatan dinas yang telah dibuat oleh masingmasing subdin;
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
8
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas
inventarisasi, penataan dan pemeliharaan aset, serta mengelola
administrasi kepegawaian.
b. Bagian
Keuangan,
mempunyai
pengelolaan keuangan;
tugas
menjalankan
kebijakan
menyusun anggaran keuangan tahunan;
mengendalikan penerimaan PAD, Pajak, Penerimaan Pihak Ketiga serta
penyetoran ke kas daerah, negara; mengendalikan penatausahaan
pelaksanaan anggaran; menyusun analisa kinerja keuangan; menyusun
analisa kinerja keuangan; menyampaikan laporan keuangan.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Keuangan dibantu oleh:
1) Sub Bagian Anggaran
2) Sub Bagian Perbendaharaan
3) Sub Bagian Akuntansi
c. Sub Dinas Pemberdayaan Sosial, mempunyai tugas merumuskan
kebijakan teknis dibidang pemberdayaan fakir miskin dan peran
keluarga, komunitas adat terpencil serta kelembagaan dan kemitraan.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas Pemberdayaan Sosial
dibantu oleh :
1) Seksi Pemberdayaan Keluarga, mempunyai tugas melaksanakan
bimbingan teknis pemberdayaan fakir miskin dan keluarga;
2) Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, mempunyai
tugas melaksanakan bimbingan teknis Komunitas Adat Terpencil;
3) Seksi Kelembagaan dan Kemitraan, mempunyai tugas untuk
melaksanakan bimbingan teknis Karang Taruna, Organisasi Sosial,
Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM), dan
Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha;
d. Sub Dinas Bantuan dan Jaminan Sosial, mempunyai tugas
merumuskan kebijakan teknis dibidang bencana alam, bencana sosial
dan jaminan sosial Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas
Bantuan dan Jaminan Sosial dibantu oleh :
1) Seksi Bencana Alam, mempunyai tugas dibidang penanggulangan
korban bencana
alam dan mengembangkan peran serta
masyarakat dalam penanggulangan bencana alam.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
9
2) Seksi Bencana Sosial, mempunyai tugas melaksanakan bimbingan
teknis penanggulangan bencana sosial, Korban Tindak Kekerasan
(KTK) dan Pekerja Migran (PM).
3) Seksi Jaminan Sosial, mempunyai tugas melaksanakan bimbingan
teknis Asuransi Kesejahteraan Sosial dan Pengelolaan Sumber
Dana Sosial.
e. Sub Dinas Rehabilitasi Sosial, mempunyai tugas melaksanakan
merumuskan kebijakan teknis dibidang kesejahteraan anak, lanjut usia,
penyandang disabilitas, tuna sosial, korban penyalahgunaan napza
serta lembaga kesejahteraan sosial.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas Rehabiltasi Sosial
dibantu oleh :
1) Seksi Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia, mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan teknis anak dan lanjut usia;
2) Seksi
Rehabilitasi
Penyandang
Cacat
mempunyai
tugas
melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi terhadap penyandang
cacat.
3) Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban
Napza,
mempunyai
tugas
melaksanakan
pelayanan
dan
rehabilitasi tuna sosial dan korban napza.
Kemudian diakhir tahun 2013, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
mengalami perubahan struktur organisasi dan tata kerja dinas. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi Gorontalo. Adapun
struktur organisasi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo berdasarkan
perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, yang membawahi :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
10
3. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin, yang
membawahi :
a. Seksi Pemberdayaan Keluarga
b. Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
c. Seksi Pelestarian Nilai K2KS
4. Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, membawahi ;
a. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
b. Seksi Jaminan Sosial dan Bencana Sosial
Seksi Jaminan Sosial dan Bencana Sosial dalam struktur
organisasi dan tata kerja dinas sosial lama terpisah, dan pada
organisasi dan tata kerja dinas sosial yang baru digabung menjadi
1 (satu) seksi. Adapun seksi ini mempunyai tugas tugas
melaksanakan bimbingan teknis Asuransi Kesejahteraan Sosial dan
Pengelolaan
Sumber
Dana
Sosial,
bimbingan
teknis
penanggulangan bencana sosial, Korban Tindak Kekerasan (KTK)
dan Pekerja Migran (PM).
c. Seksi Identifikasi PMKS, Pengolahan Data dan Penyuluhan Sosial.
Seksi Identifikasi PMKS, Pengolahan Data dan Penyuluhan
Sosial mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan program
dan teknis kegiatan identifikasi dan pengolahan data Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), dan Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS), dan Penyuluhan Sosial.
5. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, yang membawahi:
a. Seksi Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Napza
Seksi Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Napza
dalam struktur organisasi dan tata kerja dinas sosial sebelumnya
terpisah, namun pada organisasi dan tata kerja yang baru ini
digabung yang secara otomatis seksi ini bertanggug jawab
terhadap 3 (tiga) kegiatan dimaksud.
b. Seksi Anak dan Lanjut Usia
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
11
c. Seksi Pembinaan Lembaga Kesejahteraan Sosial
Seksi Pembinaan Lembaga Kesejahteraan Sosial merupakan
struktur baru yang bertanggung jawab melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang rehabilitasi sosial dibidang rehabilitasi sosial
pemberdayaan lembaga kesejahteraan sosial. Adapun salah satu
fungsi seksi ini adalah melaksanakan pembinaan dan peningkatan
sarana/prasarana dan kualitas manajerial Lembaga Kesejahteraan
Sosial.
6. Kepala Bidang Kelembagaan dan Kemitraan, yang membawahi :
Bidang Kelembagaan dan Kemitraan merupakan bidang baru
yang sebelumnya melekat pada Sub Dinas Pemberdayaan Sosial yang
dipimpin oleh eselon IV. Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan
bimbingan teknis dan pembinaan kepada Pekerja Sosial dan
pengembangan SDM Kesos, bimbingan kepada Karang taruna,
Organisasi Sosial, Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat
(WKSBM), dan Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha. Dalam
melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Kelembagaan dan Kemitraan
dibantu oleh :
a) Seksi Pembinaan Pekerja Sosial dan Pengembangan SDM Kesos,
mempunyai tugas melakukan bimbingan dan pembinaan serta
pendampingan kepada pekerja sosial serta mengembangkan
sumber daya manusia yang berlatarbelakang kesejahteraan sosial.
b) Seksi Kelembagaan
c) Seksi Kemitraan
1.2. Sumber Daya
Dalam rangka melaksanakan kesejahteraan sosial terutama bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menuju kearah
kemandirian dan keberfungsian sosial, peningkatan produktifitas PMKS
dan masyarakat miskin sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan maka diperlukan potensi dan sumber kesejahteraan sosial
(PSKS). PSKS apabila digali dan dikembangkan dapat mendukung secara
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
12
berkelanjutan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dimotori oleh
pemerintah. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial dimaksud meliputi :
a. Sumber Daya Manusia
Sumber
daya
manusia
memegang
peranan
penting
dalam
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Integritas dan
kompetensi sumber daya manusia kesejahteraan sosial merupakan
potensi utama dalam menjawab tuntutan pembangunan dan kualitas
permasalahan kesejahteraan sosial. Adapun potensi pegawai Dinas
Sosial Provinsi Gorontalo periode 2011 dapat dilihat dalam Tabel 1
dan Tabel 2.
Tabel 1
Jumlah Pegawai Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Golongan Tahun 2011
Golongan
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
Golongan I
-
-
-
Golongan II
20
16
36
Golongan III
20
44
64
Golongan IV
5
3
8
Jumlah
45
63
108
Tabel 2
Jumlah Pegawai Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011
Pendidikan
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
SD
-
-
-
SLTP
-
-
-
SLTA
21
20
41
D I/D III
1
-
1
D IV / S1
18
39
57
S2
6
3
9
Jumlah
46
62
108
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
13
b. Pilar-Pilar Kesejahteraan Sosial
Pilar-pilar kesejahteraan sosial yang merupakan bentuk partisipasi
sosial masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial telah banyak
memberikan
dukungan
dalam
penanganan
permasalahan
kesejahteraan sosial yang ada dimasyarakat. Pilar-pilar kesejahteraan
sosial yang meliputi Karang Taruna, Orsos, PSM, WKSBM, Tagana,
TKSK dan Kerjasama Kelembagaan dan Dunia Usaha diharapkan dapat
menjadi ujung tombak dan mitra pemerintah dalam penyelenggaraan
pembangunan
kesejahteraan
sosial.
Adapun
jumlah
pilar-pilar
kesejateraan sosial (PSKS) tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Jumlah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
Tahun 2011
No.
Jenis PSKS
Jumlah
1
TKSM
414 orang
2
Orsos/LSM UKS
74 Orsos
3
Karang Taruna
116 KT
4
WKSBM
46 puskesos
Sumber : Kasie Kelembagaan dan Kemitraan
c. Sarana dan Prasarana
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Sampai dengan saat ini, Dinas Sosial masih kurang dalam hal prasarana
perkantoran. Oleh karena itui ke depan sangat diharapkan ada
dukungan untuk pembangunan prasarana perkantoran.
Adapun sarana prasarana penunjang lainnya, Dinas Sosial dengan baik
dengan bantuan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam
hal ini Kementerian Sosial RI telah memiliki sarana dan prasarana yang
cukup memadai.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
14
Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud diatas dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Sarana dan Prasarana Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
No
Jenis Barang
Kondisi
Jumlah
1
Gedung Gudang Logistik Bencana
Baik
1 unit
2
Gedung pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial
Baik
3 unit
3
Mobil Rescue
Baik
2 unit
4
Mobil Dapur Umum Lapangan
Baik
2 unit
5
Mobil Truck
Baik
1 unit
6
Mobil Tangki air
Baik
2 unit
7
Perahu dolphin
Baik
3 unit
8
Perahu Karet
Baik
3 unit
9
Motor rescue
Baik
1 unit
10
Mobil UPSK
Baik
2 unit
11
Komputer
Baik
6 unit
12
AC
Baik
2 unit
13
Meja
Baik
43 buah
14
Kursi
Baik
47 buah
15
Laptop
Baik
4 unit
16
Brankas
Baik
2 unit
17
Televisi
Baik
1 unit
18
Printer
Baik
2 unit
19
Camera Digital
Baik
3 buah
20
Handycam
Baik
1 buah
21
Infocus
Baik
1 buah
22
Kipas Angin
Baik
3 buah
23
Kulkas
Baik
1 buah
d. Legislasi Kesejahteraan Sosial
Payung hukum pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial yaitu
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
serta peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan disahkannya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 maka penyelenggaraan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
15
pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial dapat dilakukan
secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
e. Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial merupakan potensi spiritual dan komitmen
bersama serta jati diri bangsa. Kesetiakawanan sosial merupakan jiwa
bangsa Indonesia yang tercermin dalam sikap dan
perilaku yang
dilandasi pengertian, kesadaran, keyakinan, tanggung jawab dan
partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan
semangat
kebersamaan,
rela
berkorban
demi
sesama,
kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan.
1.3. Kinerja Pelayanan
Pembangunan kesejahteraan sosial diselenggarakan terutama bagi
warga masyarakat yang kurang beruntung dan rentan termasuk
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menuju ke arah
kemandirian dan keberfungsian sosial. Berbagai pelayanan kesejahteraan
sosial
yang dilakukan oleh pemerintah semakin meningkat, namun
upaya pelayanan tersebut masih jauh dari yang diharapkan apabila
dibandingkan dengan populasi PMKS
yang menunjukkan adanya
peningkatan baik jumlah maupun kompleksitas permasalahannya.
Penanganan permasalahan kesejahteraan sosial dan potensi dan
sumber kesejahteraan sosial yang dilaksanakan Dinas Sosial selama ini
dibiayai melalui dana APBN, APBD dan Tugas Pembantuan.
Adapun
kondisi umum penyelenggaraan kesejahteraan sosial periode 2007 – 2011
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
16
Tabel 2.1
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo
2007 - 2011
No
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja
Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah keluarga fakir
miskin yang dapat
memperoleh aksesibilitas
terhadap pelayanan sosial
dasar.
2.320 KK
1.520 KK
2.600 KK
3.600 KK
3.660 KK
13.700 KK
Jumlah Komunitas Adat
Terpencil (KAT) yang
ditangani melalui Program
Pemberdayaan KAT.
225 KK
135 KK
100 KK
100 KK
100 KK
660 KK
Jumlah Lanjut Usia yang
mendapatkan pelayanan
melalui panti dan non
panti.
280 org
185 org
278 org
60 org
150 org
953 org
Jumlah anak-anak yang
mendapat pelayanan dan
perlindungan sosial
428 anak
670 anak
414 anak
35 anak
140 anak
5.
Jumlah Penyandang Cacat
yang memperoleh
pelayanan sosial
95 org
125 org
0
60 org
35 org
315 org
6.
Jumlah tuna sosial yang
memperoleh pelayanan
sosial.
100 org
107 org
120 org
32 org
0
359 org
7.
Jumlah Korban
Penyalahgunaan Napza
yang memperoleh
pelayanan sosial
100 org
66 org
0
0
0
166 org
Jumlah Korban Tindak
Kekerasan dan Pekerja
Migran yang memperoleh
pelayanan sosial
30 org
144 org
56 org
56 org
55 org
341 org
9.
Jumlah korban bencana
alam yang memperoleh
pelayanan sosial
243 KK
150 KK
171 KK
84 KK
220 KK
868 KK
10.
Jumlah korban bencana
sosal yang memperoleh
pelayanan sosial
0
7 KK
27 KK
20 KK
57 KK
111 KK
1.
2.
3.
4.
8.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
1.687
anak
17
Capaian Kinerja
No.
Indikator Kinerja
Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Organisasi Sosial/LSM
yang melaksanakan Usaha
Kesejahteraan Sosial (UKS)
20
10
5
15
24
12.
Jumlah Karang Taruna yang
aktif melaksanakan Usaha
Kesejahteraan Sosial (UKS)
50
25
-
20
21
116 KT
13.
Jumlah TKSM yang
120
120
30
76
68
414 TKSM
20
6
6
6
8
46 Puskesos
11.
74 orsos/
LSM UKS
diberdayakan
14.
Jumlah WKSBM yang
memperoleh akses terhadap
program pemberdayaan
1. Program Pemberdayaan Sosial
a) Pemberdayaan Fakir Miskin
Selama kurun waktu 2007-2011 jumlah keluarga fakir miskin yang
telah ditangani oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo melalui dana
Dekonsentrasi maupun dana APBD mencapai 13.700 KK.
Penanganan fakir miskin dilakukan melalui mekanisme kelompok
atau yang dikenal dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE),
dimana setiap kelompok beranggotakan sepuluh orang.
b) Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Komunitas adat terpencil (KAT) merupakan kelompok sosial
budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum
terlibat dalam jaringan dan pelayanan, baik secara sosial, ekonomi,
maupun politik (Keppres Nomor 111/1999 tentang Pembinaan
Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil). Komunitas Adat
Terpencil yang telah ditangani dari tahun 2007-2011 berjumlah
660 KK.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
18
2. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
a) Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Pelayanan sosial bagi lanjut usia diarahkan kepada pelayanan
kesejahteraan sosial berbasis keluarga dan komunitas atau
masyarakat.
Disamping
tetap
memperhatikan
kenyataan
dilapangan bahwa masih banyak lanjut usia terlantar sekalipun
masih memiliki keluarga namun memilih panti sosial sebagai
pilihan dengan pelayanan gratisnya.
Secara garis besar, pelayanan sosial lanjut usia dilaksanakan
melalui 2 sistem pelayanan yaitu pelayanan melalui panti sosial
dan pelayanan melalui sistem luar panti sosial. Pelayanan melalui
panti sosial diberikan kepada lanjut usia terlantar agar dapat hidup
secara
wajar
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Sedangkan
pelayanan luar panti sosial meliputi pelayanan asuhan keluarga,
pelayanan harian dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, lanjut usia yang telah
ditangani Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Sosial
sebanyak 953 orang.
b) Pelayanan Sosial Anak
Sasaran pelayanan kesejahteraan sosial melalui
Pelayanan
Sosial Anak adalah anak yang meliputi balita, anak terlantar, anak
putus sekolah, anak jalanan, anak nakal, anak cacat, dan anak yang
memerlukan perlindungan khusus; dan anak yang menyandang
cacat. Adapun pelayanan sosial yang diberikan
melalui sistem
panti dan non panti.
Data tahun 2005 diperkirakan terdapat 3.924 anak terlantar,
580 anak nakal, 947 anak cacat dan 115 anak yang berhadapan
dengan hukum. Selama periode lima tahun terakhir jumlah anak
yang mengalami permasalahan sosial tersebut yang telah
mendapat pelayanan sosial berjumlah 1.687 anak.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
19
c) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat
Kecacatan dapat diartikan sebagai hilangnya atau abnormalitas
dari fungsi atau struktur anatomi, psikologi maupun fisiologi
seseorang.
Kecacatan
menyebabkan
seseorang
mengalami
keterbatasan atau keleluasan aktifitas fisik, kepercayaan dan harga
diri, hubungan dengan orang lain maupun dengan lingkungan.
Kondisi seperti ini juga berakibat pada keterbatasan kesempatan
bergaul, bersekolah, bekerja, dan bahkan menimbulkan perlakuan
diskriminatif dari mereka yang tidak cacat. Sisi lain dari kecacatan
adalah adanya pandangan sebagian orang yang menganggap
kecacatan sebagai kutukan, sehingga mereka perlu disembunyikan
oleh keluarganya. Perlakuan seperti ini menyebabkan hak
penyandang cacat untuk berkembang dan berkreasi sebagaimana
orang-orang yang tidak cacat tidak terpenuhi. Masalah kecacatan
akan semakin berat bila disertai dengan masalah kemiskinan,
keterlantaran dan keterasingan.
Penyandang cacat yang menjadi sasaran garapan Dinas Sosial
adalah seseorang yang karena kecacatannya mengalami hambatan
dalam melakukan peran dan tugas-tugas kehidupannya. Pelayanan
sosial yang telah diberikan berupa pemberian bantuan UEP,
pemberian stimulan kelangsungan hidup bagi penyandang cacat
eks kusta, jaminan sosial penyandang cacat, loka bina karya.
Jumlah penyandang cacat yang telah menerima pelayanan sosial
selama lima tahun terakhir
sebanyak 315 orang dari 4.927
penyandang cacat yang ada di Provinsi Gorontalo.
d) Rehabilitasi Tuna Sosial
Upaya-upaya yang telah dilakukan Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo selama periode 2007-2011 dalam penanganan tuna
sosial
meliputi
kegiatan
bimbingan
sosial,
bimbingan
keterampilan dan pemberian bantuan stimulan UEP
dalam
rangka pembinaan lanjut yang diarahkan pada pemberdayaan
tuna susila (wanita dan waria tuna susila), gelandangan dan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
20
pengemis serta eks narapidana. Adapun hasil penanganan
sebanyak 359 orang telah memanfaatkan bantuan dan dapat
kembali bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan
sosialnya.
e) Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza
Pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan
napza dilaksanakan melalui rehabilitasi sosial terpadu atau
pemulihan terpadu yang mencakup aspek psikososial dan
spiritual, dan vocasional. Dalam upaya rehabilitasi sosial ini
dilaksanakan juga upaya peningkatan dan perluasan jangkauan
pelayanan dan rehabilitasi sosial korban napza, terutama upaya
pencegahan dan/atau rehabilitasi sosial berbasis masyarakat,
peningkatan koordinasi intra dan inter instansi dan partisipasi
masyarakat.
Capaian kinerja Dinas Sosial selama kurun waktu lima tahun
terakhir adalah terlayaninya 116 orang korban penyalahgunaan
napza.
3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
a) Bantuan Sosial Korban Bencana Alam
Indonesia memiliki tingkat intensitas dan frekuensi bencana yang
cukup tinggi dihampir seluruh wilayah termasuk Provinsi
Gorontalo. Bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor,
banjir, angin puting beliung dan kemarau panjang. Hampir setiap
tahun berbagai bencana seperti
diatas selalu terjadi dan
mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda dalam
jumlah yang tidak sedikit.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Dinas Sosial memiliki
tanggungjawab dalam penanggulangan korban bencana alam
sebagai
upaya
meminimalisasi
perlindungan
jumlah
korban
dan
dan
penyelamatan
mencegah
untuk
terjadinya
permasalahan sosial baru. Adapun upaya-upaya yang telah
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
21
dilakukan selama periode 2007-2012 diantaranya
pemberian
bantuan stimulan Bahan Bangunan Rumah (BBR) 868 KK serta
melatih masyarakat untuk menjadi relawan sosial ketika terjadi
bencana yang dikenal dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana)
dengan jumlah 1.044 orang, dan penyediaan bantuan tanggap
darurat (lauk pauk).
b) Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial
Permasalahan sosial yang berkaitan dengan penanganan masalah
korban bencana sosial yang menonjol di Provinsi Gorontalo adalah
korban kebakaran. Sampai kurun waktu lima tahun terakhir
korban bencana sosial yang telah ditangani sebanyak 111 KK
melalui pemberian bantuan stimulan Bahan Bangunan Rumah
(BBR).
Sementara itu, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya konflik
sosial maka dilaksanakan kegiatan keserasian sosial yang
bertujuan untuk mewujudkan integrasi sosial dan penerimaan
sosial korban konflik sosial; dan penggalian kearifan lokal yang
bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap
potensi disintegrasi sosial yang memicu konflik sosial.
c) Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran
Permasalahan kesejahteraan sosial korban tindak kekerasan dan
pekerja migran menjadi perhatian mengingat dampak
sosial
jangka panjang yang dirasakan oleh para korban maupun
keluarganya. Penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja
migran
pada
dasarnya
dilakukan
untuk
terwujudnya
keberfungsian sosial dan pemulihan sosial. Sampai dengan tahun
2011 jumlah korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang
berhasil dibantu melalui bantuan stimulan UEP sebanyak 341
orang.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
22
4. Program Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat
Dalam pengembangan potensi dan sumber kesejahteraan sosial
(PSKS), selama lima tahun terakhir Dinas Sosial melakukan upaya
pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial masyarakat yang
merupakan infrastruktur pembangunan kesejahteraan sosial seperti
Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM), Karang Taruna,
Organisasi Sosial/LSM yang bergerak dalam Usaha Kesejahteraan
Sosial, dan kelompok-kelompok sosial masyarakat yang tergabung
dalam Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Msyarakat (WKSBM)
dalam bentuk pelatihan manajemen pengelolaan dan pengembangan
UEP, pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan kinerja
organisasi. Adapun PSKS yang telah diberdayakan meliputi :
Orsos/LSM sebanyak 74 Orsos/LSM, Karang Taruna sebanyak 116
KT, TKSM sebanyak 414 TKSM, dan WKSBM sebanyak 46 puskesos.
1.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Pada kurun waktu 2012 – 2017, pemerintah dan masyarakat
Gorontalo akan dihadapkan pada sejumlah tantangan sebagai berikut :
a. Integrasi pembangunan kesejahteraan sosial dan pembangunan
lainnya.
Adanya
pandangan
yang
melihat
bahwa
pembangunan
kesejahteraan sosial merupakan sektor yang terpisah dengan
pembangunan lainnya khususnya pembangunan ekonomi dan politik.
Hal ini dapat kita lihat dari kenyataan dan pengalaman yang terjadi
selama
ini
dimana
mempertimbangkan aspek
pembangunan
ekonomi
kurang
pembangunan kesejahteraan sosial,
sehingga sering terjadi pembangunan ekonomi dan politik menjadi
sumber permasalahan sosial. Oleh karena itu pengintegrasian sektor sektor pembangunan menjadi agenda penting dan prioritas dimasa masa mendatang.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
23
b. Pelayanan pengembangan (developmental service).
Fungsi ini bertujuan untuk menggali dan menumbuhkan berbagai
sumber dan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat baik
yang bersifat individu, kelompok maupun yang bersifat sosial
termasuk pengembangan keserasian berbagai peraturan perundangundangan, standarisasi dan akreditasi. Fungsi ini disamping berperan
sebagai fungsi pengembangan juga berperan sebagai fungsi
pencegahan.
c. Pendekatan masyarakat sejahtera.
Dimasa mendatang Dinas Sosial hanya berperan sebagai fasilitator
dan motivator dalam meningkatkan kemampuan masyarakat baik
individu, kelompok maupun kelembagaan sosial untuk tumbuh dan
berkembang serta berperan dalam pembangunan kesejahteraan
sosial.
d. Pendekatan modal sosial (social capital)
Dimasa-masa mendatang pelayanan sosial harus berupaya
menggali modal sosial yang ada dalam masyarakat. Banyak
permasalahan sosial yang belum terjangkau pelayanan karena
kemampuan modal ekonomi pemerintah yang sangat terbatas. Disisi
lain, permasalahan sosial cenderung semakin meningkat baik jumlah
maupun
pelayanan
kompleksitas
sosial
masalahnya.
yang
Untuk
mengandalkan
itu
modal
pengembangan
sosial
melalui
kemampuan mayarakat menjadi prioritas utama dalam penanganan
permasalah sosial tersebut.
e. Tantangan yang bersifat teknis operasional :
1) Semakin beragamnya permasalahan yang berimplikasi pada
meningkatnya jumlah penyadang masalah kesejahteraan sosial.
2) Kecenderungan kerawanan sosial yang timbul dari kurangnya
sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
24
3) Akurasi data populasi sasaran, target dan hasil program masih
mengalami kendala.
4) Peningkatan
motivasi,
pemahaman,
kemampuan
SDM
kesejahteraan sosial belum secepat tuntutan terhadap peningkatan
kinerja.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
25
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
1.1. Identifikasi Permasalahan
a. Kemiskinan
Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menuntut
perhatian serius semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat.
Kemiskinan dalam hal ini diartikan sebagai keadaan dimana
kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, perumahan,
pendidikan, kesehatan dan interaksi sosial tidak dapat terpenuhi.
Oleh karena itu kemiskinan dapat menjadi sumber atau penyebab
munculnya permasalahan kesejahteraan sosial lainnya seperti
kecacatan, keterlantaran, ketertinggalan/keterpencilan dan ketunaan
sosial, yang pada umumnya berkenaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengakses berbagai sumber pelayanan umum.
Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo menurut data BPS per 2011
berjumlah 1.038. 585 jiwa. Pada tahun 2010 angka kemiskinan
mencapai 23,19 % dan pada tahun 2011 terjadi penurunan
kemiskinan menjadi 18,75 %.
Meskipun
terjadi
penurunan
jumlah,
namun
kemiskinan
merupakan masalah yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih
serius, karena mayoritas termasuk dalam kategori kemiskinan kronis
yang terjadi terus menerus. Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) yang dikategorikan sebagai fakir miskin termasuk
kemiskinan kronis yang membutuhkan penanganan yang sungguhsungguh, terpadu secara lintas sektor dan berkelanjutan.
Dalam keadaan penduduk miskin tidak berdaya dalam memenuhi
kebutuhan dasar sehari-hari serta kebijakan publik yang tidak
berpihak kepada penduduk miskin, tidak tersedianya pelayanan
sosial, maka masalah kemiskinan yang dialaminya akan semakin sulit
ditangani. Dalam keadaan kritis seperti ini mereka cenderung akan
melakukan tindakan asusila, antisosial, perilaku destruktif, dan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
26
terlibat permasalahan hukum. Pada akhirnya kemiskinan akan
melahirkan
masalah sosial
lainnya
yang dapat
mengganggu
keberfungsian sosial manusia.
b. Keterlantaran
Keterlantaran disini dimaksudkan sebagai penelantaran Anak dan
Lanjut Usia karena berbagai sebab. Anak merupakan asset dan
generasi penerus bangsa yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar
mampu bersaing dalam era globalisasi. Cukup banyak anak-anak
yang mengalami keterlantaran karena ketidakmampuan orang tua
untuk memenuhi kewajibannya atau memang mereka melalaikan
kewajiban itu, sehingga kebutuhan dan hak anak tidak dapat
terpenuhi secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosial
sebagaimana disebutkan dalam UU No 4 Tahun 1979.
Pada tahun 2011 jumlah permasalahan sosial anak di Provinsi
Gorontalo
yang belum tertangani sebanyak 4.360 anak, yang terdiri
anak terlantar, anak nakal, anak cacat, anak yang berhadapan dengan
hukum. Saat ini kita dihadapkan juga pada kenyataan semakin
banyaknya anak
yang mendapat perlakuan salah dan anak yang
terpaksa bekerja di tempat-tempat yang memiliki resiko tinggi.
Seperti halnya anak terlantar, masalah utama yang dihadapi oleh anak
yang diperlakukan salah dan yang beresiko tinggi, adalah pemenuhan
kebutuhan baik jasmani, rohani maupun sosial.
Aspek lain yang perlu diperhatikan dari masalah keterlantaran
adalah populasi lanjut usia yang mengalami kecenderungan semakin
meningkat jumlah dan kompleksitas permasalahannya padahal
keberhasilan pembangunan tercermin pada semakin meningkatnya
jumlah lanjut usia dalam struktur kependudukan. Jumlah Lanjut Usia
pada tahun 2011 berjumlah 3.760 orang. Kenyataan demikian akan
berdampak pada tuntutan peningkatan kemampuan keluarga.
Tantangan yang dihadapi adalah diperlukan peningkatan pelayanan
sosial bagi lanjut usia agar dapat hidup bahagia dalam suasana aman
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
27
melalui usaha pelembagaan kehidupan lanjut usia dalam kehidupan
bangsa.
c. Ketunaan Sosial dan Penyimpangan Perilaku
Ketunaan sosial mengindikasikan tidak mampunya seseorang
untuk melaksanakan fungsi sosialnya, yakni terganggungnya salah
satu atau lebih fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
fisik, emosi, konsep diri dan juga kebutuhan religius, rekreasi dan
pendidikan. Hal tersebut mengakibatkan terganggunya pembentukan
pribadi secara normal yang pada dasarnya sangat dibutuhkan dalam
pembangunan SDM yang bertaqwa, profesional dan handal.
Peningkatan permasalahan ketunaan sosial dapat dilihat antara
lain dari semakin bertambah dan kompleksnya masalah seperti eks
narapidana, gelandangan dan pengemis, serta wanita dan waria tuna
susila. Data terakhir menunjukkan jumlah tuna sosial sebanyak 1.055
orang.
Potret permasalahan lain yang dapat disimak dari ketunaan sosial
adalah semakin marak dan terbukanya penyimpangan perilaku seks
komersial. Hal ini terjadi disegala tingkatan usia, tingkat pendidikan
dan status sosial ekonomi, bahkan cenderung semakin banyak pelaku
yang terdorong oleh gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan pola
penghasilan yang mereka miliki.
Kehancuran
ekonomi
telah
memperlebar
jurang
antara
masyarakat mampu dan tidak mampu, dan mereka yang tidak mampu
berusaha untuk tetap hidup meskipun dengan cara yang tidak layak.
Mereka hidup dengan cara mengemis, menggelandang, menjual diri
bahkan terjerumus menggunakan napza karena ketidakmampuan dan
tidak utuhnya pertumbuhan konsep diri dan kepribadiannya. Kondisi
ini menunjukkan bahwa masyarakat sedang mengalami masalah dan
memerlukan pertolongan yang sifatnya tidak saja fisik tetapi lebih
kepada pertolongan yang sifatnya pembinaan mental/sosial.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
28
d. Kecacatan
Kecacatan dapat diartikan sebagai hilangnya atau abnormalitas
dari fungsi atau struktur anatomi, psikologi maupun fisiologi
seseorang.
Kecacatan
menyebabkan
seseorang
mengalami
keterbatasan atau keleluasan aktifitas fisik, kepercayaan dan harga
diri, hubungan dengan orang lain maupun dengan lingkungan.Kondisi
seperti ini juga berakibat pada keterbatasan kesempatan bergaul,
bersekolah,
bekerja,
dan
bahkan
menimbulkan
perlakuan
diskriminatif dari mereka yang tidak cacat.
Sisi lain dari kecacatan adalah adanya pandangan sebagian orang
yang menganggap kecacatan sebagai kutukan, sehingga mereka perlu
disembunyikan oleh keluarganya. Perlakuan seperti ini menyebabkan
hak penyandang cacat untuk berkembang dan berkreasi sebagaimana
orang-orang yang tidak cacat tidak terpenuhi. Masalah kecacatan
akan semakin berat bila disertai dengan masalah kemiskinan,
keterlantaran dan keterasingan.
Data terakhir menunjukkan jumlah penyandang cacat di Provinsi
Gorontalo sebanyak 5.411 orang yang terdiri dari anak cacat 795
anak, dan penyandang cacat dewasa 4.616 orang.
e. Keterpencilan/Ketertinggalan
Masalah
kesejahteraan
kemiskinan, adalah
sosial
lain
yang
terkait
dengan
masalah isolasi alam yaitu keterpencilan dan
keterasingan yang berakibat pada ketertinggalan yang dialami oleh
3.245 KK Warga Komunitas Adat Terpencil (KAT). Adalah merupakan
suatu kenyataan bahwa dalam tata kehidupan masyarakat masih
terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang belum sepenuhnya
terjangkau oleh proses pelayanan pembangunan, baik karena isolasi
alam maupun isolasi sosial budaya. Hal ini dapat menghambat proses
pemerataan
pembangunan
dan
hasil-hasilnya
menuju
kearah
tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Masalah keterpencilan dan ketertinggalan serta keterasingan
yang selama ini dikaitkan dengan soal kemiskinan; dalam arus
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
29
perubahan
yang
cepat,
telah
menjadi
masalah
kompleks.
Ketertinggalan dan keterpencilan berjalan seiring dengan masalah
yang terkait HAM, lingkungan, Integrasi sosial, dan berbagai
kerentanan terhadap eksploitasi dan perlakuan salah.
f. Korban Bencana Alam dan Sosial
Kondisi wilayah Provinsi
Gorontalo memiliki daerah-daerah
rawan bencana alam akibat banjir terutama daerah-daerah disekitar
Sungai Bolango, Sungai Bone dan sekitar Danau Limboto serta sungaisungai yang berada di Kabupaten Pohuwato dan Boalemo.
Upaya penanggulangan bencana
harus dilaksanakan sebelum,
pada saat dan setelah terjadinya bencana. Namun demikian
terbatasnya sarana komunikasi dan angkutan menjadi kendala dalam
upaya penanggulangan bencana yang berpusat pada suatu wilayah
dengan pertumbuhan yang cukup tinggi.
Selain permasalahan yang bersifat konvensional, permasalahan
sosial yang bersifat kontemporer juga memerlukan perhatian yang
cukup serius. Bencana sosial merupakan bencana yang disebabkan
oleh ulah manusia (man made disasters) antara lain karena jurang
perbedaan ekonomi, diskriminasi dan ketidakadilan, kelalaian,
ketidak tahuan, maupun sempitnya wawasan dari sekelompok
masyarakat. Termasuk dalam ruang lingkup bencana sosial adalah
kebakaran rumah penduduk, pelintas batas, orang terlantar, dan
orang terdampar akibat kecelakaan perahu.
Guna menghindari kerugian yang lebih besar dan mencegah agar
masalah yang sama tidak terjadi lagi, maka penanganan terhadap
korban bencana sosial perlu mendapat perhatian khusus dan
menyeluruh. Penanganan bencana sosial perlu dilakukan secara
profesional sistemik dan berkelanjutan dengan sebanyak mungkin
melibatkan partisipasi masyarakat. Proses tersebut mencakup
berbagai kegiatan pada tataran hulu berupa pencegahan dan
kesiapsiagaan untuk menghindari dan memperkecil kemungkinan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
30
terjadinya masalah, serta berbagai kegiatan pada tataran hilir berupa
rehabilitasi
dan rekonstruksi sosial bagi dampak-dampak yang
ditimbulkannya.
1.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah
a. V I S I
TERWUJUDNYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN BERBAGAI
BIDANG SERTA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT YANG
BERKEADILAN DI PROVINSI GORONTALO
“Merupakan sebuah frame strategis dalam tanggung jawab
menjalankan
amanah
terhadap
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat”
Penjelasan visi
1. Mewujudkan Percepatan Pembangunan diberbagai bidang:
Merupakan suatu target dari kinerja pemerintah Provinsi
untuk sebuah konteks pembangunan lebih merata, melalui
optimalisasi segala sumber daya yang ada artinya semua pihak
harus lebih berinovasi, sekaligus membangun sinkronisasi antar
daerah Kabupaten/Kota guna mengjar target pertumbuhan
pembangunan, dengan membandingkan hasil sekarang dengan
hasil sebelumnya.
2. Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan:
Merupakan
suatu
tindakan
yang
mengedepankan
produktivitas dan nilai tambah masyarakat, dengan menyediakan
tuntutan kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha,
meningkatkan
investasi,
sector
mengurangi
unggulan
daerah,
pengangguran,
meningkatkan
serta
laju
peningkatan
infrastruktur ekonomi. Dan semua itu semata dikaryanyatakan
untuk kesjahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo tercinta.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
31
b. MISI
1.
Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi
potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan
pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan
potensi unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap
pencapaian kesejahteraan rakyat.
2.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan
kesesuaian
keahlian
serta
pemenuhan
mutu
kualitas
penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan.
3.
Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya
Kelautan, Pertanian, Peternakan, kehutanan, Danau Limboto dan
potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi
serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat.
4.
Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang
rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya.
Serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
terhadap anak, termasuk issue kesetaraan Gender dalam
Pembangunan.
5.
Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi
daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan public,
menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata
pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
Visi dan misi Gubernur Gorontalo yang telah ditetapkan
merupakan landasan berpijak bagi semua perangkat daerah dalam
melaksanakan program-programnya. Dinas Sosial merupakan salah satu
perangkat daerah dengan tugas pokok
meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat terutama bagi masyarakat yang kurang beruntung, hal
ini tentunya sejalan dengan visi dan misi Gubernur periode 2012-2017.
1.3. Telaahan Renstra K/L
Melihat visi, misi dan tujuan Kementerian Sosial RI maka terdapat
benang merah yang menghubungkan Kementerian Sosial dengan apa yang
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
32
akan dilakukan oleh
Dinas Sosial Provinsi Gorontalo pada lima tahun
kedepan, yaitu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat baik
masyarakat yang menyandang masalah kesejahteraan sosial maupun
masyarakat mampu pada umumnya. Hal ini juga sejalan dengan visi dan
misi Gubernur Gorontalo.
1.4. Isu-Isu Strategis
a.
Kecenderungan
semakin meningkatnya jumlah maupun jenis
permasalahan sosial yang ada dimasyarakat yang harus segera
ditangani.
b.
Tuntutan keadilan dibidang ekonomi
di daerah semakin gencar
didukung oleh munculnya berbagai gerakan separatis disebagian
wilayah menjadi ancaman disintegrasi;
c.
Sistem multi partai menyebabkan terjadinya kooptasi eskalasi politik
mulai dari akar rumput hingga pada tingkat elit politik, yang akan
menjadi potensi meluasnya kepentingan kelompok yang pada
akhirnya akan merapuhkan kohesi sosial dan akhirnya mengancam
stabilitas nasional ;
d.
Semakin hilangnya identitas dan pembudayaan simbol-simbol
integralistik seperti nasionalisme, patriotisme dan penghargaan serta
penghormatan terhadap simbol integrasi yang terefleksi pada
Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
Dan selanjutnya bermunculan simbol-simbol kedaerahan, kesukuan,
agama yang kesemuanya mengarah kepada sikap etnocentrisme;
e.
Munculnya gejala kebebasan yang miskin kontrol, saling curiga,
stigmatisasi kelompok atas kelompok lainnya, serta terjadinya
kristalisasi
kelompok
atas
dasar
kepentingan.
Yang
lebih
membahayakan bagi kepentingan integrasi nasional manakala sikap
tersebut merambah pada akar rumput seperti konflik antar kampung,
antar massa partai tertentu, antar golongan, konflik antar suku yang
merupakan contoh betapa hilangnya simbol-simbol integralistik
nasional pada akar rumput, yang pada akhirnya akan memperburuk
persatuan dan kesatuan bangsa.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
33
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, kedepan
unsur masyarakat merupakan faktor sentral dalam pelaksanaannya
sehingga peran serta masyarakat baik sebagai penyandang masalah sosial
maupun sebagai potensi dan sumber kesejahteraan sosial.
1.1. V i s i
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT YANG
DILANDASI NILAI KEBERSAMAAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
Visi tersebut mengandung makna bahwa :
a.
Kesejahteraan sosial adalah hak setiap warga negara,
b.
Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup
dilaksanakan oleh pemerintah saja.
c.
Nilai kebersamaan dan kesetiakawanan jati diri bangsa yang
perlu dikembangkan.
Prinsip dasar pelayanan kesejahteraan sosial adalah :
“TO HELP PEOPLE TO HELP THEM SELF, MENOLONG ORANG AGAR
MAMPU MENOLONG DIRINYA SENDIRI”
Misi :
a.
Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui optimalisasi
sumber pelayanan dan pemberdayaan sosial.
b.
Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam
kesejahteraan
sosial
serta
memperkuat
nilai-nilai
kepahlawanan, kejuangan, dan kesetiakawanan sosial.
c.
Meningkatkan penyelenggaraan perlindungan dan jaminan
sosial bagi PMKS.
d.
Meningkatkan pelayanan kesejahteraan PMKS melalui upaya
pelayanan dan rehabilitasi sosial.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
34
e.
Meningkatkan
pelayanan
administrasi
perkantoran
serta
meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur dalam upaya
memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
a. Tujuan
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo maka tujuan pembangunan kesejahteraan sosial yang
ingin dicapai pada lima tahun mendatang adalah :
1) Peningkatan jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan
kesejahteraan sosial.
2) Peningkatan cakupan layanan pemberdayaan terhadap
masyarakat miskin.
3) Peningkatan layanan rehabilitasi terhadap penyandang
disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial,
korban penyalahgunaan napza dan LKS.
4) Peningkatan cakupan layanan dan pembinaan terhadap
organisasi-organisasi sosial seperti Karang Karuna, LSM, dan
TKSK.
Untuk mengukur capaian indikator tujuan maka dilakukan
pengukuran kinerja berdasarkan rumusan pada sasaran strategis
Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.
b. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2012-2017
sebagai berikut :
1) Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan
kesejahteraan sosial.
2) Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap
masyarakat miskin.
3) Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang
disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial,
korban penyalahgunaan napza dan LKS.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
35
4) Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap
organisasi-organisasi sosial seperti Karang Karuna, LSM, dan
TKSK.
Target sasaran pelayanan yang akan dilaksanakan pada lima
tahun kedepan baik melalui APBD dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut ini.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
36
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
37
1.3. Kebijakan dan Strategi
a. Kebijakan
Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada :
1) Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang adil
dalam arti bahwa setiap orang khususnya Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial berhak memperoleh pelayanan
sosial.
2) Meningkatkan profesionalisme SDM kesejahteraan sosial
berbasis pekerjaan sosial dalam penanganan masalah dan
potensi kesejahteraan sosial.
3) Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan
sosial dalam hal perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi, pelaporan dan koordinasi.
4) Menciptakan iklim dan sistem yang mendorong peningkatan
dan
pengembangan
peran
serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
5) Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan
berdasarkan keragaman dan keunikan nilai sosial budaya
serta mengedepankan potensi dan sumber sosial keluarga
dan masyarakat setempat.
b. Strategi
1) Pemberdayaan Sosial, yang mengandung makna pembinaan
bagi aparatur pelaku pembangunan kesejahteraan sosial
untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya, serta
pemberian kepercayaan dan peluang pada masyarakat, dunia
usaha dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial untuk
mencegah dan mengatasi masalah yang ada dilingkungannya.
2) Kemitraan
Sosial,
yang mengandung
makna
adanya
kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan, kolaborasi
dan
jaringan
kerja
yang
menumbuhkembangkan
kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
38
3) Partisipasi Sosial, mengandung makna adanya prakarsa dan
peranan dari penerima pelayanan dan lingkungan sosialnya
dalam pengambilan keputusan serta melakukan pilihan
terbaik untuk peningkatan pembangunan kesejahteraan
sosial.
4) Advokasi Sosial, mengandung makna adanya upaya-upaya
untuk mendukung, membela dan melindungi masyarakat
sehingga dapat melakukan tindakan dan perubahan sosial
yang mendorong mereka memenuhi kesejahteraan sosial dan
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
5) Jaminan Sosial, mengandung makna adanya upaya-upaya
untuk memberikan perlindungan sosial dalam bentuk
pemberian jaminan kelangsungan hidup bagi penyandang
cacat ganda (cacat fisik dan mental) dan lanjut usia yang
tidak potensial.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
39
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program-program pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan indikator dampak :
a.
Peningkatan keberfungsian sosial dan kemandirian kelayan.
b.
Peningkatan
kemampuan
penyelenggaraan
dan
kesejahteraan
kepedulian
sosial
masyarakat
secara
dalam
melembaga
dan
berkelanjutan.
c.
Peningkatan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Guna mencapai kondisi tersebut maka dalam periode 2012-2016
program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh Dinas Sosial meliputi :
1. Program Pemberdayaan Sosial
a. Pemberdayaan Fakir Miskin
Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menarik
perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat.
Kemiskinan pada dasarnya berkisar pada kurang terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, perumahan,
pendidikan, kesehatan, dan interaksi sosial. Masalah kemiskinan
dapat memunculkan berbagai dimensi seperti ;
ketergantungan,
ketunaan sosial, kecacatan, keterlantaran, serta keresahan sosial,
yang pada umumnya berkaitan dengan keterbatasan kemampuan
mengakses berbagai pelayanan sosial dasar.
Masalah kemiskinan masih sulit ditanggulangi karena mayoritas
termasuk kategori kemiskinan kronis (chronic proverty) yang terjadi
terus menerus atau disebut juga kemiskinan struktural sehingga
membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh, terpadu secara
lintas sektor dan berkelanjutan. Selain itu terdapat sejumlah
penduduk yang dikategorikan mengalami kemiskinan sementara
(transient poverty) yang ditandai dengan menurunnya pendapatan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
40
dan kesejahteraan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari
perubahan kondisi normal menjadi kondisi kritis, bencana alam dan
bencana sosial. Kemiskinan sementara jika tidak ditangani dapat
menjadi kemiskinan kronis.
Tujuan :
1) Meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga fakir miskin
2) Mewujudkan kemandirian usaha sosial ekonomi keluarga miskin
3) Meningkatkan aksesibilitas keluarga fakir miskin terhadap
pelayanan sosial dasar
4) Meningkatkan kualitas kondisi perumahan keluarga fakir miskin
5) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat
dalam pennggulangan kemiskinan.
Sasaran :
1) Keluarga
fakir miskin yang tidak mempunyai sumber mata
pencaharian atau mempunyai mata pencaharian namun tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar serta tinggal di
daerah
hutan
kemasyarakatan,
perdesaaan,
perkotaan,
pesisir/pantai, kepulauan terpencil dan perbatasan antar negara.
2) Keluarga fakir miskin yang mengalami penurunan pendapatan
dan kesejahteraan secara sementara sebagai akibat dari
perubahan kondisi normal menjadi kondisi kritis, seperti korban
bencana alam, korban bencana sosial/konflik, terkena PHK, dan
masalah lainnya yang menyebabkan terhentinya penghasilan
keluarga.
Komponen kegiatan :
1) Bimbingan sosial dan pemberian bantuan stimulan UEP melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
2) Rehabilitasi sosial daerah kumuh, untuk mendorong partisipasi
sosial
masyarakat
agar
peduli
dan
tetap
memelihara
kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial terhadap keluargakeluarga miskin dilingkungannya.
Strategi :
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
41
1) Pemberdayaan, mengandung makna adanya partisipasi seluruh
sasaran pelayanan dan komunitas serta masyarakat pada
umumnya. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan menggali
kemampuan sasaran pelayanan, mendayagunakan potensi dan
sumber yang tersedia dimasyarakat dengan memberikan pelatihan
keterampilan,
pendampingan
dan
bimbingan
sosial
serta
pengembangan UEP dan usaha kesejahteraan sosial.
2) Kemitraan,
dilaksanakan karena adanya visi dan misi dalam
penyelenggaraan program pemberdayaan fakir miskin, sehingga
potensi dan sumber sosial yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Kemitraan dapat dilaksanakan melalui pembentukan jaringan
kerja usaha kesejahteraan sosial yang memiliki hubungan
fungsional satu sama lain.
3) Pengembangan budaya kewirausahaan,
mengandung makna
adanya sikap mental mau maju semaksimal mungkin dalam
melakukan usaha ekonomi produktif. Strategi kewirausahaan ini
dilaksanakan untuk mengantisipasi dampak negatif dari bantuan
sosial kepada keluarga miskin agar tidak memiliki ketergantungan
terus menerus menyadari bahwa bantuan yang diterima
merupakan stimulan untuk modal usaha untuk selanjutnya harus
mampu dikembangkan atas dasar kekuatan sendiri atau potensi
kelompok usaha bersama.
4) Penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan, mengandung makna
peningkatan profesionalisme dan kinerja pelaku program
pemberdayaan fakir miskin. Hal ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan program pemberdayaan fakir miskin dapat
dilaksanakan secara profesional sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntabilitas, efisiensi, efektifitas dan kesinambungan program.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
42
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya taraf kesejahteraan keluarga fakir miskin.
2) Berkurangnya jumlah pemukiman fakir miskin yang tidak layak
huni
3) Meningkatnya aksesibilitas keluarga fakir miskin terhadap
pelayanan sosial dasar.
4) Meningkatnya KUBE dengan kategori mandiri sebanyak 10 %
5) Meningkatnya kepedulian masyarakat (orsos/LSM dan dunia
usaha) dalam program penanggulangan kemiskinan.
b. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan kelompok sosial
budaya dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun
politik (Keppres Nomor 111/1999 tentang Pembinaan Kesejahteraan
Sosial Komunitas Adat
Terpencil). Kriteria KAT pada umumnya
adalah berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen; pranata
sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan; pada umumnya masih
hidup dengan sistem ekonomi sub sistem; terpencil secara geografis
dan relatif sulit dijangkau; peralatan dan teknologinya sederhana;
ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam
setempat relatif tinggi; terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi
dan politik.
Permasalahan KAT meliputi kesenjangan sistem sosial budaya
dengan masyarakat pada umumnya; ketertinggalan dalam sistem
sosial, teknologi dan ideologi; sangat kurang memadainya pemenuhan
kebutuhan dasar; belum atau sangat sedikit menerima pelayanan
pembangunan;
belum
efektifnya
pemanfaatan
waktu
dalam
kehidupan sehari-hari; belum mantapnya integrasi sosial KAT
kedalam
sistem
institusi
kemasyarakatan
disekitarnya;
serta
mengurang citra bangsa , karena dibalik laju pembangunan disegala
bidang dalam kenyataan masih ada kelompok masyarakat yang hidup
tertinggal.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
43
Komunitas Adat Terpencil yang merupakan bagian dari
masyarakat mempunyai kesempatan dan hak yang sama untuk hidup
sejahtera dan maju serta meningkatkan taraf kesejahteraan kearah
terwujudnya integrasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Keterasingan dan keterpencilan yang
ketertinggalan yang berakibat lebih lanjut pada kerawanan mereka
terhadap berbagai eksploitasi sehingga issue KAT terkait pula dengan
issue HAM, lingkungan dan integrasi sosial.
Tujuan :
Meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan warga KAT
Sasaran :
Komunitas Adat Terpencil pada umumnya dengan prioritas KAT
yangberada di daerah perbatasan antar negara, rawan bencana,
kawasan industri dan pemekaran wilayah.
Komponen kegiatan :
1) Persiapan pemberdayaan (melalui kegiatan pemetaan sosial,
penjajagan awal, study kelayakan dan pemantapan kesiapan
masyarakat).
2) Pelaksanaan pemberdayaan (Tahun I, II, dan III) baik secara insitu
maupun eksitu.
3) Stimulus pengembangan masyarakat (insitu) bagi KAT yang sudah
b ertempat tinggal menetap dan memiliki mata pencaharian.
4) Pemantapan kelompok kerja (pokja) dan forum konsultasi
pemberdayaan KAT.
5) Penempatan petugas lapangan ( pendamping sosial).
6) Pengembangan sumber daya manusia
(SDM) baik pengelola,
pendamping sosial maupun warga dampingan sosial.
7) Perlindungan dan advokasi sosial KAT.
8) Monitoring dan evaluasi.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
44
Strategi :
1) Membuka dan meningkatkan akses komunikasi dan pelayanan
sosial dasar warga KAT; mengandung makna bahwa KAT dapat
menjalin hubungan dengan komunitas atau lingkungan luar, dan
memperoleh berbagai pelayanan sosial dasar antara lain
pelayanan kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan dan
ekonomi
2) Pemberdayaan sosial; mengandung makna adanya partisipasi
seluruh sasaran pemberdayaan KAT, lingkungan sekitarnya dan
masyarakat umum; adanya peningkatan kemampuan KAT dan
penguatan kemampuan manajemen pengelolaan sumber daya
yang tersedia baik sumber daya manusia, sumber daya alam dan
sumber daya sosial.
3) Kemitraan
dan
keterpaduan
mengandung
makna
adanya
kerjasama kepedulian, kesbersamaan dan jaringan kerja yang
saling
menguntungkan
dalam
pemberdayaan
KAT
antara
pemerintah baik dengan Orsos/LSM, dunia usaha maupun
perguruan tinggi
4) Perlindungan dan advokasi sosial, mengandung makna adanya
upaya memberikan pendampingan sosial, perlidungan sosial dan
pembelaan terhadap hak-hak
KAT, termasuk akses terhadap
pelayanan sosial dasar guna peningkatan kualitas hidup.
5) Mengembangkan pendekatan partisipatif dengan pola pengelolaan
sumber-sumber
komunitas
(communty
based
resources
management); mengandung makna bahwa pemeberdayaan KAT
dilakukan melalui optimalisasi sumber daya lokal sesuai dengan
karakteristik sosial budaya setempat, pemberdayaan dengan
sistem stimulus, keterpaduan lintas sektor/program dan peran
aktif masyarakat.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
45
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya prosentase jumlah KAT yang ditangani melalui
program Pemberdayaan KAT
2) Meningkatnya kualitas hidup KAT
3) Meningkatnya aksesibilitas KAT terhadap pelayanan sosial dasar
4) Meningkatnya peran aktif perguruan tinggi, orsos/LSM dan dunia
usaha dalam pemberdayaan KAT
c. Pemberdayaan Keluarga
Permasalahan utama keluarga adalah kemiskinan, kerentanan dan
kerawanan
sosial
sebagai
akibat
negatif
dari
modernisasi.
Ketidakberdayaan keluarga akan berdampak pada ketidakmampuan
keluarga melaksanakan fungsi sosial yang dialaminya dan menjadi bagian
masyarakat sejahtera.
Tujuan :
Meningkatnya
motivasi
kemampuan
keluarga
dalam
melaksanakan fungsi dan peran keluarga sehingga secara bertahap dapat
mencegah, mengerangi, dan menangani masalahnya sendiri dan masalah
dilingkungannya.
Sasaran :
Keluarga pada umumnya, dengan prioritas pada keluarga miskin,
rentan/rawan masalah sosial, ekonomi dan sosial psikologis.
Komponen kegiatan :
1) Konsultasi dan perlindungan kesejahteraan keluarga melalui LK3
2) Peringatan hari keluarga nasional (HARGANAS)
Strategi :
1) Meningkatkan kemampuan advokasi dan kampanye sosial keluarga
sebagai sebuah gerakan
2) Meningkatkan kemampuan dan kapasitas keluarga dalam memenuhi
kebutuhan dasar dan mendayagunakan sumber (partisipasi sosial)
3) Kemitraan dilaksanakan melalui jaringan kerja (kemitraan)
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
46
Indikator kinerja :
1) Meningkatkan
keluarga
yang
bermasalah
sosial,
keluarga
rentan/rawan masalah dan keluarga bermasalah sosial psikologis yang
memperoleh akses terhadap program pemberdayaan
2) Meningkatnya lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3) yang
berperan dalam mengatasi masalah sosial psikologis
3) Meningkatnya keluarga yang berperan aktif dalam menangani masalah
sosial.
d. Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan dan
Kesetiakawanan Sosial
Permasalahan
yang
dihadapi
sehubungan
dengan
nilai-nilai
kepahlawanan adalah kecenderungan semakin melemahnya pemahaman
dan penghayatan nilai K3KS, menurunnya kondisi sosial ekonomi dan
kesejahteraan para perintis kemerdekaan/Janda perintis kemerdekaan
dan pejuang serta kondisi Taman Makam Pahlawan dan Makam Pahlawan
Nasional yang kurang terawat. Upaya penanganan diarahkan untuk tetap
terpeliharanya nilai keteladanan dan jiwa kejuangan dikalangan generasi
muda.
Tujuan :
Tertanam,
terpelihara,
terlestarikan
kepahlawanan, keperintisan, kejuangan
dan
diamalkannya
nilai-nilai
dan kesetiakawanan sosial
dalam sikap dan perilaku keseharian segenap warga masyarakat,
terjaganya harkat dan martabat keluarga pahlawan, perintis kemerdekaan
dan keluarga pejuang serta terawatnya TMP/MPN sebagaimana wahana
pelestarian nilai K3KS.
Sasaran :
1) Keluarga
pahlawan,
perintis
kemerdekaan/janda
perintis
kemerdekaan dan pejuang.
2) TMP/MPN dengan prioritas yang kondisinya tidak memenuhi standar
dan kurang terawat.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
47
Strategi :
1) Peningkatan peran aktif masyarakat dan lembaga pendidikan dalam
pelestarian dan pengembangan nilai K3KS sejak usia dini.
2) Peningkatan
kesejahteraan
keluarga
pahlawan,
perintis
kemerdekaan/janda perintis kemerdekaan dan pejuang.
3) Memelihara TMP/MPN sebagai penghargaan dan sekaligus wahana
pelestarian nilai K3KS.
Komponen kegiatan :
1) Pengenalan, penanaman dan penghayatan nilai K3KS (ziarah wisata,
saresehan kepahlawanan dan napak tilas)
2) Bantuan
perbaikan
rumah
keluarga
pahlawan,
perintis
kemerdekaan/janda perintis kemerdekaan.
3) Bimbingan pelestarian K3KS kepada guru, tokoh masyarakat dan
agama.
4) Pemugaran dan pemeliharaan TMP/MPN.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya cakupan layanan terhadap keluarga pahlawan, perintis
kemerdekaan/janda perintis kemerdekaan dan pejuang.
2) Meningkatnya intensitas kegiatan pelestarian dan pengembangan nilai
K3KS.
3) Terpeliharanya TMP/MPN.
2. Program Rehabilitasi Sosial
a. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak
Tujuan :
1) Meningkatkan
kelangsungan
hidup,
tumbuh
kembang,
perlindungan dan partisipasi anak agar hak-hak anak terhadap
pelayanan pendidikan , kesehatan, dan kesejahteraan sosial dapat
terjamin sehingga mereka dapat menjadi sumber daya manusia
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
48
yang berkualitas dan produktif serta mencegah timbulnya gizi
buruk.
2) Mencegah dan menghindarkan anak dari tindak kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi dan perlakuan diskriminasi yang
mengakibatkan hak-hak anak menjadi tidak terpenuhi.
3) Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menangani masalah
sosial anak dilingkungannya.
Sasaran :
Sasaran yang akan dicapai adalah terlayaninya anak balita, anak
terlantar dan remaja
serta teratasinya kasus-kasus anak yang
mendapat tindak kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan
diskriminasi serta melanggar hukum.
Strategi :
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut melalui
pemberdayaan anak, keluarga dan masyarakat, optimalisasi sumbersumber lokal, kemitraan dan kerjasama, peningkatan kapasitas
pelayanan sosial, dan pengembangan kelembagaan pelayanan.
Komponen kegiatan :
1) Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar (pendidikan, kesehatan,
gizi, makanan, pakaian, dan rekreasi) melalui panti asuhan anak,
taman penitipan anak dan kelompok bermain atau lembagalembaga sejenis untuk memberikan pelayanan secara terpadu
dan komprehensif.
2) Pelayanan sosial bagi anak-anak Komunitas Adat Terpencil atau
kelompok minoritas.
3) Bimbingan keterampilan kerja/usaha dan pemberian bantuan
stimulans usaha ekonomis produktif (UEP) melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUBE).
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya
jumlah anak-anak yang telah mendapat
pelayanan dan perlidungan sosial.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
49
2) Meningkatnya peran aktif masyarakat baik secara perorangan,
melalui Orsos/LSM termasuk dunia usaha yang terlibat dalam
program pelayanan kesejahteraan sosial anak.
b. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
Perbaikan perawatan dan pelayanan fasilitas kesehatan serta
semakin baiknya gizi masyarakat berdampak pada meningkatnya
usia harapan hidup serta membawa konsekuensi meningkatnya
jumlah lanjut usia. Dengan semakin panjangnya usia harapan hidup,
akan berimplikasi pada permasalahan sosial yang berkaitan dengan
kondisi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi terutama setelah
terjadinya krisis ekonomi dimana jumlah lanjut usia terlantar
semakin meningkat.
Tantangan yang dihadapi akibat meningkatnya jumlah lanjut
usia, terutama mereka yang tidak potensial dan terlantar adalah
penyediaan jaminan sosial baik formal maupun informal.
Tujuan :
1) Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia untuk
menjaga
harkat
pengalaman
pengembangan
menghormati
dan
dan
martabatnya
keahliannya
budaya
lanjut
yang
usia
serta
yang
memanfaatkan
didukung
menjunjung
secara
oleh
tinggi
serta
melembaga
dan
berkesinambungan pada generasi muda dan masyarakat pada
umumnya.
2) Melindungi dan menjamin hak-hak lanjut uisa
perlindungan
sosial
dan
pemberian
kemudahan
melalui
dalam
mengakses fasilitas pelayanan sosial bagi lanjut usia
3) Meningkatnya taraf kesejahteraan sosial lanjut usia.
4) Melembaganya lanjut usia dalam kehidupan bangsa agar para
lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dalam suasana aman,
tenteram dan sejahtera lahir dan batin.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
50
Sasaran :
Terpelihara dan teramalkannya nilai-nilai kearifan, pengalaman dan
keahlian lanjut usia secara melembaga dan berkesinambungan pada
generasi muda dan m
asyarakat pada umumnya.
Strategi :
Strategi untuk mencapai tujuan yaitu melalui pemberdayaan
keluarga dan masyarakat, kemitraan dan kerjasama dengan
Organisasi Sosial Kemasyarakatan/LSM, desentralisasi pelaksanaan
program dan integrasi pelayanan serta perlindungan sosial bagi
lanjut usia.
Komponen kegiatan :
1) Peningkatan fungsi Panti Sosial Tresna Werdha menjadi pusat
pelayanan
dan perawatan lanjut usia untuk lingkungan
sekitarnya melalui pengembangan pelayanan sosial lanjut usia
berbasis masyarakat.
2) Peningkatan kegiatan UEP dan kegiatan Bimbingan Sosial lanjut
usia.
3) Perlindungan sosial dan pemeliharaan taraf
kesejahteraan
melalui sistem jaminan sosial.
4) Peningkatan pelayanan kesehatan fisik melalui perbaikan gizi,
pelayanan kesehatan, mata dan gigi, pelayanan kesehatan lanjut
usia dalam keluarga.
5) Penyediaan sarana dan fasilitas khusus bagi lanjut usia.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah lanjut usia yang telah mendapatkan
pelayanan melalui panti dan non panti.
2) Meningkatnya jumlah lembaga/orsos yang menangani lanjut usia.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
51
c. Rehabilitasi Sosial Disabilitas
Permasalahan sosial yang timbul dari kecacatan antara lain
adalah ketidakberfungsian sosial, yakni kurang
mampunya
penyadang cacat melaksanakan peran-peran sosialnya secara wajar.
Masalah yang masih dihadapi dalam memberikan pelayanan bagi
mereka adalah belum tersedianya data yang akurat dan terkini
tentang karakteristik kehidupan dan penghidupan berbagai jenis
kecacatan; terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
penyandang cacat; belum memadainya jumlah dan kulitas petugas
untuk berbagai kecacatan serta terbatasnya lapangan kerja bagi
mereka.
Tujuan :
1) Meningkatkan
kesempatan
berusaha
dan
bekerja
untuk
meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan sosial
penyandang disabilitas.
2) Meningkatnya kepedulian masyarakat, potensi dan sumbersumber sosial serta sumber daya ekonomi untuk pengembangan
UEP dan budaya kewirausahaan bagi penyandang disabilitas.
3) Memelihara penghasilan dan kesejahteraan sosial penyandang
cacat melalui sistem jaminan sosial
4) Meningkatnya aksesibilitas fisik penyandang disabilitas terhadap
fasilitas pendidikan, kesehatan, fasilitas pelayanan kesejahteraan
sosial dan sumber daya ekonomi untuk kualitas hidup dan
kesejahteraannya.
Sasaran :
Pulihnya fungsi sosial penyandang disabilitas dan terbukanya
kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh penyandang cacat
usia produktif untuk meningkatkan taraf kesejahteraannya.
Strategi :
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut
melalui
pemberdayaan
penyandang disabilitas, keluarga dan masyarakat, optimalisasi
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
52
sumber-sumber
lokal,
peningkatan
kapasitas
pelayanan,
standarisasi pelayanan dan pengembangan kelembagaan pelayanan.
Kegiatan pokok :
1) Bimbingan keterampilan kerja, praktek belajar kerja serta
pemberian bantuan UEP secara kelompok usaha bersama (KUBE).
2) Bimbingan
resosialisasi
dan
penyaluran
dengan
mendayagunakan mekanisme Unit Pelayanan Sosial Keliling
(UPSK), Loka Bina Karya (LBK),
dan Rehabilitasi Berbasis
Masyarakat (RBM).
3) Pelayanan rehabilitasi
dan dukungan untuk melaksanakan
kehidupan secara mandiri, meliputi bimbingan fisik, mental dan
sosial.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya
penyandang Disabilitas yang memperoleh
pelayanan sosial.
2) Meningkatnya jumlah orsos/LSM/dunia usaha dan masyarakat
yang terlibat dalam upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas.
d. Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial
Meningkatnya jumlah keluarga miskin dan angka putus sekolah
diberbagai tingkat pendidikan, menurunnya kesempatan kerja dan
maraknya berbagai konflik sosial menyebabkan sebagian masyarakat
belum siap, limbung dan berusaha mempertahankan kelansungan
hidup dengan cara seadanya seperti mengemis, mencuri, memalak,
melacur, menodong dan sebagainya yang melanggar hukum dan norma
sosial dan agama. Masalah lain yang timbul akibat kemiskinan adalah
HIV/AIDS.
Tujuan :
1) Meningkatkan fungsi sosial para tuna sosial agar dapat hidup dan
mencari nafkah sesuai dengan norma sosial dan agama
yang
berlaku dimasyarakat.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
53
2) Meningkatnya pemahaman individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
khususnya penyandang masalah sosial yang rawan
HIV/AIDS agar mereka dapat menghindarkan diri dari penularan
HIV/AIDS.
3) Memberikan pelayanan sosial bagi penderita HIV/AIDS agar tetap
dapat hidup produktif serta mengurangi beban sosial psikologis
yang dialaminya.
Sasaran :
Terbebasnya tuna susila, gelandangan dan pengemis, eks narapidana
dan penyandang perilaku menyimpang lainnya dari kondisi ketunaan.
Strategi :
Untuk mencapai tujuan yaitu melalui pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, kemitraan dan kerjasama dengan organisasi sosial
kemasyarakatan, optimalisasi sumber-sumber lokal, peningkatan
kontrol sosial masyarakat dan penanaman nilai-nilai agama,
perlindungan sosial dari, oleh dan untuk keluarga dan masyarakat
serta integrasi pelayanan dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial.
Komponen kegiatan :
1) Bimbingan sosial, bimbingan keterampilan kerja, praktek belajar
kerja, pemberian bantuan stimulan melalui Kelompok Usaha
Ekonomis Produktif (KUBE).
2) Penyuluhan atau kampanye penanggulangan HIV/AIDS.
3) Usaha pencegahan berbasis masyarakat.
4) Perlindungan sosial bagi kelompok rentan agar terhindar dari
masalah ketunaan sosial.
Indikator kinerja :
1) Semakin meningkatnya jumlah tuna sosial yang memperoleh
pelayanan.
2) Penyandang HIV/AIDS dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengatasi dan berelasi dengan lingkungannya.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
54
3) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan
pelayanan dan rehabilitasi sosial tuna sosial.
e. Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
Permasalahan NAPZA saat ini telah membahayakan kelompok
remaja, antara lain komplikasi penyakit yang ditimbulkannya, seperti
overdosis, penularan HIV, hepatitis C dan sebagainya; meningkatnya
kriminalitas serta rusaknya generasi muda dan kehancuran keluarga.
Tujuan :
1) Memulihkan fungsi sosial korban penyalahgunaan, kecanduan,
ketergantungan, pemakai NAPZA, obat-obat terlarang dan zat
adiktif, termasuk obat-obatan psikoaktif.
2) Meningkatkan ketahanan dan daya tangkal masyarakat terhadap
perdagangan dan penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang
dan zat adiktif.
Sasaran :
Sasaran kegiatan penanggulangan penyalahgunaan Napza adalah
seluruh
remaja,
keluarga
dan
masyarakat
terutama
melalui
mekanisme karang taruna dan lembaga sosial lainnya.
Strategi :
Strategi untuk mencapai tujuan yaitu melalui pemberdayaan eks
korban, kelompok, keluarga dan masyarakat, optimalisasi sumbersumber lokal, kemitraan dan kerjasama dengan organisasi sosial
kemasyarakatan dan dunia usaha, kepolisian dan peangkat hukum,
integrasi pelayanan dalam pelayanan rehabilitasi sosial.
Komponen kegiatan :
1) Pengembangan kegiatan pencegahan berbasis masyarakat dengan
melibatkan berbagai komponen masyarakat (tokoh agama, tokoh
masyarakat, orsos dll)
2) Kampanye sosial dalam rangka pencegahan penyalahgunaan Napza
melalui kerjasama dengan dunia usaha.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
55
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah orsos yang menangani permasalahan
dibidang penanggulangan penyalahgunaan napza.
2) Meningkatnya jumlah
korban penyalahgunaan napza yang
mendapat pelayanan.
f. Pembinaan Lembaga Kesejahteraan Sosial
Lembaga Kesejahteraan Sosial merupakan salah satu pilar
kesejahteraan sosial dalam rangka menunjang upaya pembangunan
kesejahteraan sosial, dimana LKS ini sebagai mitra Dinas Sosial
melakukan
aksesibilitas
terhadap
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial.
Tujuan :
Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap Lembaga Kesejahteraan
Sosial.
Sasaran :
Sasaran kegiatan adalah SLB yang menyelenggarakan panti, Taman
Anak Sejahtera, dan Komisi Daerah Lanjut Usia Provinsi.
Strategi :
Strategi untuk mencapai tujuan yaitu melalui pembinaan LKS
sehingga jangkauan layanan terhadap PMKS lebih terkoordinir.
Komponen kegiatan :
1) Bimbingan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)
2) Bantuan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Anak Bantuan
Permakanan SLB
3) Bantuan Operasional Taman Anak Sejahtera (TAS)
4) Bantuan Operasional KOMDA LANSIA
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya Jumlah Lembaga/ Orsos yang menangani lanjut usia
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
56
2) Meningkatnya Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang
terlibat dalam program layanan kesejahteraan sosial anak
3) Meningkatnya Jumlah lembaga yang menangani permasalahan
sosial penyalahgunaan napza
4) Meningkatnya Jumlah lembaga yang menangani permasalahan
sosial bidang disabilitas.
3. Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial
a. Bantuan sosial korban bencana alam
Fenomena alam yang sering terjadi akhir-akhir ini turut
mewarnai kondisi buruk dalam kehidupan bermasyarakat, seperti
terjadinya
bencana alam antara lain gempa bumi, banjir, tanah
longsor dan tsunami telah menjadi perhatian yang serius oleh
pemerintah dan masyarakat. Disamping itu, sebaran penduduk yang
tidak merata dengan kepadatan penduduk yang terpusat disuatu
wilayah dengan pertumbuhan yang cukup tinggi . Semakin
terbatasnya
lahan
pemukiman,
sehingga
dapat
berakibat
terabaikannya tata ruang, tata guna tanah dan lingkungan yang
akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya bencana alam.
Tujuan :
Meningkatnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta peran aktif
masyarakat
dalam
penanggulangan
bencana
alam
sekaligus
menghindarkan dan/atau meminimalisir dampak negatif yang
diakibatkan oleh bencana alam.
Sasaran :
Perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat korban bencana
alam terutama yang berada dalam kondisi rawan dan rentan bahkan
tidak mampu.
Komponen kegiatan :
1) Pra bencana alam,
meliputi kegiatan preventif, mitigasi dan
kesiapsiagaan. Preventif (pencegahan) merupakan kegiatan yang
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
57
menitikberatkan pada upaya penyebarluasan tentang peraturan
perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan yang berdampak
untuk meniadakan atau mengurangi resiko akibat bencana.
Mitigasi
(penjinakan)
merupakan
kegiatan
yang
lebih
menitikberatkan pada upaya secara fisik untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam. Kesiapsiagaan
merupakan kegiatan untuk menyiapkan kualitas dan kuantitas
bantuan fisik dan non fisik termasuk jaringan informasi dan
komunikasi serta personel penaggulangan bencana alam, baik
aparat pemerintah dan unsur masyarakat tingkat pusat dan
daerah.
2) Saat bencana alam, kegiatan yang dilaksanakan yaitu tanggap
darurat yang menitikberatkan pada upaya pengerahan seluruh
potensi penanggulangan bencana alam guna mencari, menolong
dan menyelamatkan korban bencana alam serta memberikan
pelayanan bantuan darurat secara cepat, tepat dan terkoordinasi.
3) Pasca bencana alam, dilaksanakan kegiatan rehabilitasi dan
resosialisasi korban bencana alam. Rehabilitasi korban bencana
alam menitikberatkan pada upaya untuk pemenuhan kebutuhan
fisik (seperti tempat tinggal). Adapun resosialisasi dan rujukan
menitikberatkan pada upaya untuk pemenuhan kembali fungsifungsi sosial korban bencana alam. Kondisi korban seperti atau
lebih baik daripada sebelum bencana alam.
4) Membangun
model
penanggulangan
bencana
dengan
menggunakan pendekatan community based development atau
penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang lebih dikenal
dengan Kampung Siaga Bencana.
Strategi :
Strategi
untuk
mencapai
tujuan
tersebut
adalah
melalui
pemberdayaan keluarga korban bencana alam, optimalisasi sumber
lokal,
kemitraan
dan
kerjasama
dengan
organisasi
sosial
kemasyarakatan, LSM, RAP, dunia usaha, instansi terkait, penyediaan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
58
sarana dan prasarana komunikasi penanggulangan bencana, integrasi
pelayanan dalam penanggulangan bencana alam secara terpadu.
Indikator kinerja :
1) Terpenuhinya kebutuhan dasar minimal korban bencana alam
berupa sandang, pangan dan lauk pauk masa tanggap darurat.
2) Meningkatkan taraf kesejahteraan korban bencana alam melalui
bantuan ekonomis produktif
3) Terlaksananya
gotong
royong
korban
bencana
alam
dan
masyarakat untuk memanfaatkan bantuan stimulan bahan
bangunan rumah (BBR).
4) Meningkatnya kepedulian masyarakat untuk berperan aktif dalam
penanggulangan bencana alam.
5) Jumlah Kampung Siaga Bencana yang terbentuk.
6) Terciptanya kesadaran korban bencana alam untuk memanfaatkan
bantuan modal usaha berupa UEP
b. Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial
Bencana sosial yang disebabkan oleh ulah manusia (man made
disaster) antara lain karena jurang perbedaan ekonomi, diskriminasi,
ketidakadilan, kelalaian, ketidaktahuan, maupun sempitnya wawasan
dari kelompok masyarakat. Guna menghindari kerugian yang lebih
besar dan mencegah agar masalah yang sama tidak terjadi lagi, maka
penanganan terhadap korban bencana sosial perlu mendapat
perhatian khusus dan menyeluruh.
Tujuan :
Terwujudnya pemulihan kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang
memungkinkan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.
Sasaran :
Perorangan, keluarga, masyarakat, LSM, dunia usaha, media informasi
dan instansi terkait dalam penanggulangan bencana sosial.
Komponen kegiatan :
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
59
1) Penyelamatan dan pemulihan korban bencana sosial, dalam rangka
menyelamatkan dan memulihkan kembali kondisi fisik, psikososial
dan ekonomi para korban bencana sosial.
2) Pemberdayaan sosial korban bencana sosial, melalui kegiatan
pemenuhan kebutuhan dasar minimal korban bencana sosial dan
bantuan usaha ekonomi produktif
3) Peningkatan dan pengembangan ketahanan sosial masyarakat,
melalui kegiatan peningkatan kemampuan dalam mengelola dan
mendayagunakan sumberdaya, perbedaan kepentingan dan konflik
sosial antar kelompok masyarakat.
Strategi :
Penanganan bencana sosial perlu dilakukan secara profesional,
sistemik dan berkelanjutan dengan sebanyak mungkin melibatkan
partisipasi masyarakat. Proses penanganannya mencakup hulu
masalah berupa pencegahan dan kesiapsiagaan untuk menghindari
dan memperkecil kemungkinan terjadinya masalah, disamping hilir
masalah berupa rekonsiliasi dan rekonstruksi sosial bagi dampakdampak yang ditimbulkannya.
Indikator kinerja :
1) Terpenuhinya kebutuhan dasar minimal para korban bencana
sosial dan terwujudnya peningkatan kemampuan korban bencana
sosial dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
2) Terselamatkan dan pulihnya kondisi fisik, psikososial dan ekonomi
korban bencana sosial.
3) Adanya kepedulian masyarakat terhadap upaya meningkatkan
ketahanan sosial masyarakat.
c. Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran
Fenomena sosial tindak kekerasan dapat dialami dan dilakukan
oleh siapa saja, dimana saja, kapan saja selama masih ada kesempatan
tanpa membedakan jenis kelamin, usia, jenis kekerasan, motivasi
terjadinya kekerasan, tempat dan waktu terjadinya tindak kekerasan,
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
60
termasuk para pekerja migran. Disisi lain tindak kekerasan
merupakan permasalahan sosial yang sangat spesifik karena
menimbulkan dampak trauma psikologis yang berkepanjangan bagi
korban sehingga sangat menuntut perhatian semua pihak dalam
pelaksanaan penanganannya.
Tujuan :
1) Pulihnya kembali harga diri, kepercayaan diri, kemauan dan
kemampuan korban tindak kekerasan dan pekerja migran sehingga
mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
masyarakat.
2) Tumbuhnya
kesadaran
individu,
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat dalam penanganan korban tindak kekerasan dan
pekerja migran.
Sasaran :
1) Anak, wanita dan lanjut usia yang menjadi korban tindak
kekerasan.
2) Para pekerja bermasalah, keluarga, kelompok dan masyarakat,
media massa, orsos/LSM
yang terkait
dengan penanganan
pekerja.
Komponen kegiatan :
1) Perlindungan sosial Korban tindak Kekerasan dan Pekerja Migran.
2) Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan (KTK) dan Pekerja
Migran (PM) yang mengalami trauma psikososial dalam rangka
pemulihan fungsi sosialnya.
3) Pemberdayaan dan rujukan KTK-PM, untuk mendayagunakan
potensi yang dimiliki KTK-PM guna meningkatkan kemandirian
secara psikologis dab ekonomi.
Strategi :
1) Pemberdayaan KTK – PM sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan individu KTK – PM dan masyarakat dalam
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
61
mengembangkan potensi KTK – PM dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
2) Penyuluhan sosial bagi KTK – PM yang bermasalah tentang potensi
dan sumber dalam penanganan KTK – PM melalui sistem informasi.
3) Pengembangan sistem rujukan sebagai upaya penaggulangan
permasalahan KTK – PM yang
menekankan pada kepedulian,
kesadaran, kebersamaan, dan pemanfaatan antara pihak-pihak
yang terkait dalam rangka memberikan bantuan sosial bagi klien
dan keluarganya.
Indikator kinerja :
1) Pulihnya fungsi sosial KTK – PM setelah mendapatkan pelayanan
bantuan sosial.
2) Terciptanya kesadaran keluarga dan lingkungan sosial untuk
menerima kembali kehadiran KTK.
3) Terciptanya kesadaran pekerja migran, keluarga dan lingkungan
sosialnya akan hak-hak dan kewajiban dalam program pekerja
migran.
4) Meningkatnya peranan lembaga Trauma Centre dalam penanganan
KTK – PM.
d. Jaminan Kesejahteraan Sosial
Jaminan
kesejahteraan
sosial
dilakukan
dalam
upaya
memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan dan
marginal yang dilaksanakan melalui Asuransi Kesejahteraan Sosial
(ASKESOS) dan Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen (BKSP).
ASKESOS merupakan sistem asuransi sosial untuk memberikan
perlindungan bagi masyarakat marginal atau pekerja mandiri pada
sektor informal terhadap resiko menurunnya tingkat kesejahteraan
sosial akibat pencari nafkah utama meninggal dunia, sakit atau
mengalami kecelakaan.
BKSP merupakan usaha perlindungan dan jaminan penghidupan
bagi warga yang karena kondisinya tidak mampu dalam memenuhi
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
62
kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan berkesinambungan dari
luar dirinya dan tidak didasarkan kontribusi yang bersangkutan.
Pelaksanan
BKSP
berdasarkan
kebersamaan,
kekeluargaan,
kegotongroyongan, dan kesetiakawanan sosial untuk membantu yang
lemah.
Tujuan :
1) Meningkatnya upaya perlindungan sosial bagi masyarakat rentan
dan marginal.
2) Terbentuknya kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan jaminan
sosial.
Sasaran :
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) non potensial,
masyarakat rentan dan marginal, kelompok masyarakat dan lembagalembaga pemerintah serta seluruh komponen yang berkaitan
langsung dengan program jaminan kesejahteraan sosial dan asuransi
kesejahteraan sosial.
Komponen kegiatan :
1) ASKESOS, untuk melindungi masyarakat marginal atau pekerja
mandiri dalam sektor informal dari sejumlah resiko alamiah dan
sosial seperti hari tua, meninggal dunia dan akibat sakit atau
kecelakaan yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan hidup
peserta bersama dengan anggota keluarganya.
2) BKSP, untuk memberikan perlindungan dan jaminan penghidupan
bagi warga yang karena kondisinya tidak mampu dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan berkesinambungan dari
luar dirinya dan tidak didasarkan kontribusi yang bersangkutan.
3) Pengembangan
kapasitas
kelembagaan
jaminan
sosial,
untuk
mendayagunakan organisasi sosial atau lembaga kesejahteraan sosial,
inisiatif lokal dan pelayanan jaminan sosial lainnya.
4) Pengembangan jaringan kerja jaminan sosial dengan menumbuhkan
jalinan kerjasama baik dengan pemerintah pusat maupun daerah,
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
63
perorangan, kelompok, organisasi sosial, dunia usaha yang memiliki
komitmen untuk bekerjasama saling mendukung, sehingga program
dan kegiatan jaminan sosial dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Strategi :
1) Pemberian perlidungan terhadap hak-hak masyarakat rentan atau
pekerja mandiri pada sektor informal serta penyandang masalah
kesejahteraan sosial non petensial untuk mendapat akses pelayanan
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial.
2) Pengembangan kemitraan sosial yang dapat menumbuhkembangkan
pihak-pihak yang bermitra dalam penyelenggaraan jaminan sosial.
Indikator kinerja :
1) Terlindungi dan terpeliharanya taraf kesejahteraan sosial (kebutuhan
dasar hidup) serta meningkatnya rasa tanggung jawab masyarakat
marginal atau pekerja mandiri pada sektor informal melalui kegiatan
ASKESOS.
2) Terlindungi dan terpeliharanya taraf kesejahteraan sosial (kebutuhan
dasar hidup) PMKS non potensial (lanjut usia, cacat ganda, psikotik
dan eks penyakit kronis) melalui kegiatan BKSP.
3) Terbentuknya Lembaga Pelaksana Jaminan Sosial yang dapat
mengelola kegiatan ASKESOS dan BKSP.
e. Pendayagunaan Sumber Dana Sosial
Usaha Kesejahteraan Sosial merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini dapat diimplementasikan
melalui peran dan kontribusi masyarakat termasuk dunia usaha melalui
penyelenggaraan undian gratis berhadiah dan pengumpulan uang atau
barang guna mendukung usaha kesejahteraan sosial.
Sasaran :
1) Individu, kelompok dan masyarakat yang peduli terhadap penyediaan
sumber dana sosial.
2) Dunia usaha/badan-badan usaha, badan-badan sosial dan organisasi
kemasyarakatan termasuk kepanitiaan.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
64
Strategi :
1) Intensitas sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang pengumpulan sumbangan sosial.
2) Penertiban penyelenggaraan pengumpulan sumbangan sosial
3) Optimalisasi pendayagunaan sumbangan sosial
Komponen kegiatan :
1) Penyuluhan dan bimbingan/sosialisasi
2) Pemberian izin penyelenggaraan undian gratis berhadiah dan
pengumpulan uang dan barang
3) Koordinasi dengan penyelenggara pengumpulan sumbangan dan
instansi terkait.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya pengelolaan dana sosial
2) Meningkatnya jumlah orsos yang menyelenggarakan pengumpulan
sumbangan sosial
3) Menurunnya jumlah pengaduan masyarakat.
4) Meningkatnya dan UKS dan PNBP yang terhimpun.
f. Pendataan dan Penyuluhan Sosial
Penyuluhan sosial sebagai gerak dasar dalam pembangunan
kesejahteraan sosial melalui promosi dan publikasi
secara langsung.
Melalui penyuluhan sosial diharapkan masyarakat tahu, mau dan bisa
berpartisipasi dalam pembangunan khususnya dalam penanganan
masalah sosial.
Tujuan :
1) Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan
kesejahteraan sosial
2) Tersedianya Data PMKS dan PSKS
Sasaran kegiatan :
1) Masyarakat yang menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
2) Masyarakat yang tidak mampu pada umumnya.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
65
Strategi :
1) Pendekatan khalayak sasaran
2) Pemanfaatan media untuk membangun wawasan kesejahteraan sosial
3) Pemberdayaan kahalayak sasaran untuk memasarkan program
investasi sosial bagi dunia usaha.
Komponen kegiatan :
1) Penyuluhan Sosial Massa
2) Penyuluhan Sosial Melalui Media Massa
3) Pendataan PMKS dan PSKS
Indikator Kinerja :
1) Terinformasikannya pesan-pesan secara efektif kepada masyarakat
2) Tersedianya penyuluh yang terampil
3) Tersedianya
peralatan
penyuluhan
yang
memenuhi
standard
teknologi terbaru
4) Tersedianya
kendaraan
yang
dapat
menunjang
operasional
penyuluhan.
5) Terwujudnya program lintas fungsi dalam pelaksanaan penyuluhan.
4. Program Pembinaan Kelembagaan dan Kemitraan
a. Peningkatan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Kelembagaan sosial masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai
agen sosialisasi perubahan terencana yang tumbuh dari masyarakat dan
atau diprakarsai oleh pemerintah. Lebih dari itu, dapat berperan
sebagai perekat dan penguat keberhasilan dan keberlanjutan kegiatankegiatan yang ada di lingkungan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan
untuk memperkuat potensi sumberdaya kesejahteraan sosial dari
dimensi kelembagaan sosial masyarakat. Peran karang taruna,
organisasi sosial, pekerja sosial masyarakat, wahana kesejahteraan
sosial berbasis masyarakat, dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan
sangat vital untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat di tingkat
lokal dan akar rumput. Untuk itu, perlu dilakukan revitalisasi terhadap
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
66
kelembagaan yang telah lama eksis seperti karang taruna dan
penguatan kapasitas kepada institusi yang baru tumbuh seperti TKSK.
Tujuan :
Meningkatnya semangat pengabdian, peran aktif dan kemampuan
karang taruna, orsos/LSM dalam usaha kesejahteraan sosial.
Sasaran :
LKKS Provinsi Gorontalo, Organisasi Sosial, Karang Taruna dan TKSK.
Strategi :
1) Pembinaan Pekerja Sosial dan Pengembangan SDM Kesejahteraan
Sosial melalui Pemberdayaan Sosial.
2) Menjalin
kolaborasi
kerjasama,
dan
kepedulian,
jaringan
kerja
kesetaraan,
yang
kebersamaan,
menumbuhkembangkan
kemanfaatan timbal balik melalui Kemitraan Sosial
3) Peningkatan peran serta penerima layanan dan lingkungan
sosialnya dalam pengambilan keputusan serta melakukan pilihan
terbaik untuk peningkatan
pembangunan kesejahteraan sosial
melalui Partisipasi Sosial.
Komponen kegiatan :
1) Bantuan Pengembangan Kapasitas Karang Taruna
2) Bantuan Karang Taruna Berprestasi
3) Bantuan Operasional LKKS
4) Honorarium Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
5) Bantuan Stimulan Organisasi Sosial
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah orsos yang menerima layanan
2) Meningkatnya karang taruna yang menerima layanan
3) Meningkatnya jumlah TKSK yang diberdayakan.
b. Pemberdayaan Organisasi Sosial/LSM – UKS
Organisasi sosial merupakan wadah partisipasi masyarakat
dalam usaha kesejahteraan sosial. Secara kualitatif kemampuan orsos
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
67
dalam pelayanan sosial relatif masih belum memadai. Oleh karena itu
bimbingan
dan
pemberdayaan
orsos
tetap
diperlukan
guna
meningkatkan kemampuan dan kinerja orsos, serta mengurangi
ketergantungan terhadap bantuan pemerintah.
Tujuan :
Meningkatnya peran dan kinerja orsos sebagai mitra pemerintah
dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial
Sasaran :
Orsos/LSM
yang melaksanakan
UKS
termasuk orsos tingkat
kelurahan/desa yang masih perlu pemberdayaan dengan prioritas
orsos yang menyelenggarakan panti, melaksanakan BKSP dan
ASKESOS serta orsos/LSM-UKS di lokasi rawan dan kantong
kemiskinan.
Strategi :
1. Meningkatkan kemandirian dan memberikan
penghargaan
sebagai motivasi kemandirian.
2. Menajamkan sasaran prioritas
3. Keterpaduan dengan program operasional lainnya untuk memacu
kinerja orsos.
Komponen kegiatan :
1) Peningkatan kemampuan manajemen orsos
2) Bantuan sarana pelayanan orsos
3) Bantuan pengembangan UEP
4) Bantuan rehabilitasi panti masyarakat
5) Pengembangan jaringan kemitraan orsos
6) Peningkatan kapasitas orsos koordinatif
7) Pemberian Penghargaan Orsos Berprestasi
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah orsos yang memperoleh pemberdayaan
2) Meningkatnya jumlah orsos yang mandiri
3) Meningkatnya jumlah orsos yang melaksanakan UKS
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
68
4) Meningkatnya jumlah PMKS yang mendapat pelayanan orsos.
5.
Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM)
TKSM adalah warga masyarakat yang peduli, memiliki wawasan dan
komitmen dibidang kesejahteraan sosial, telah mengikuti program
pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial serta aktif melakukan UKS
dilingkungannya. TKSM meliputi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan
Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS).
Peranan
kesejahteraan
TKSM
semakin
diperlukan
sosial yang berbasis
dalam
masyarakat
pembangunan
terutama
dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai kearifan lokal dan memelihara ketahanan
sosial masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah kesejahteraan
sosial.
Tujuan :
Meningkatnya jumlah, semangat pengabdian, peran aktif dan persebaran
TKSM.
Sasaran :
Pekerja Sosial Masyarakat dan Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial
Strategi :
1) Pekerja Sosial Masyarakat, Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial
2) Meningkatkan kemampuan TKSM melalui pendidikan dan pelatihan
3) Keterpaduan
program pemberdayaan TKSM dengan unsur-unsur
operasional UKS untuk memperluas ruang lingkup operasional TKSM.
Komponen kegiatan :
1) Peningkatan kemampuan manajemen dan kemampuan teknis
operasional TKSM
2) Pengembangan Forum Komunikasi TKSM
3) Peningkatan kualitas Kelembagaan TKSM
4) Pemberian penghargaan/apresiasi terhadap TKSM berprestasi.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah TKSM yang diberdayakan.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
69
2) Meningkatnya peran TKSM yang aktif melaksanakan UKS
3) Meningkatnya jumlah TKSM yang terjangkau pemberdayaan.
6. Pemberdayaan Karang Taruna
Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda di desa/kelurahan, yang pada dasarnya merupakan
potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang dapat didayagunakan
secara optimal. Klasifikasi Karang Taruna adalah tumbuh, berkembang,
maju dan percontohan. Kondisi dan aktivitas Karang Taruna sangat
bervariasi
sesusia dengan kondisi wilayah dan permasalahan yang
dihadapi serta kemampuan Karang Taruna yang bersangkutan.
Pemberdayaan Karang Taruna dilakukan untuk mendukung peran
aktif generasi muda dalam mencegah dan menangani permasalahan sosial
dikalangan generasi muda.
Tujuan :
Meningkatnya kemampuan dan peran aktif Karang Taruna sebagai
organisasi sosial kepemudaan ditingkat desa/kelurahan dalam usaha
kesejahteraan sosial.
Sasaran :
Karang
Taruna
pada
umumnya
mulai
dari
klasifikasi
tumbuh,
berkembang, maju dan percontohan.
Strategi :
1) Optimalisasi dan fungsi Karang Taruna dalam usaha kesejahteraan
sosial.
2) Memperjelas sasaran prioritas pemberdayaan generasi muda
3) Pengembangan jaringan kerja dan kemitraan antar Karang Taruna
dengan
instansi terkait termasuk masyarakat serta antar LSM
Pemuda, dan dunia usaha untuk mempercepat kemandirian.
Komponen kegiatan :
1) Pemutakhiran data
2) Peningkatan manajemen organisasi Karang Taruna
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
70
3) Peningkatan Usaha Kesejahteraan Sosial
4) Peningkatan Usaha Ekonomis Produktif
5) Peningkatan jaringan dan kemitraan Karang Taruna
6) Pemantapan
peran
Kades/Lurah/Tokoh
Masyarakat
dalam
pemberdayaan Karang Taruna
7) Pembinaan dan penghargaan kepada Karang Taruna Berprestasi
8) Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT).
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah Karang Taruna yang diberdayakan.
2) Meningkatnya Jumlah Karang Taruna yang aktif melaksanakan UKS
3) Meningkatnya kualitas Karang Taruna.
7. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM)
Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) adalah
sistem jaringan kerjasama antar keperangkatan pelayanan sosial diakar
rumput yang terdiri atas usaha kelompok, lembaga maupun jaringan
pendukungnya.
WKSBM ini berupa jejaring kerja lembaga sosial lokal, baik yang
tumbuh melalui proses alamiah dan tradisional maupun lembaga yang
sengaja
dibentuk
dan
dikembangkan
masyarakat,
untuk
menumbuhkembangkan sinergi lokal dalam pelaksanaan tugas dibidang
usaha kesejahteraan sosial.
Tujuan :
1) Menguatkan jaringan kerjasama antar kelompok lokal dalam usaha
kesejahteraan sosial secara berkelanjutan
2) Tumbuh
dan
meningkatnya
peran
masyarakat
dalam
usaha
kesejahteraan sosial
3) Tercegah
dan
tertanganinya
masalah-masalah
sosial
melalui
pendayagunaan potensi dan sumber sosial secara melembaga dan
berkelanjutan
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
71
Sasaran :
1) Interaksi antar potensi dan sumber sosial ditingkat lokal, berupa
kelompok masyarakat atau kelembagaan sosial lokal di akar rumput
di wilayah desa/kelurahan/pedukuhan (baik yang bersifat alamiah,
tradisional maupun kelembagaan sosial)
2) Berbagai jaringan kerjasama dan kemitraan yang memberikan daya
dukung.
Strategi :
1) Identifikasi dan inventarisasi berbagai bentuk atau model jaringan
kerjasama spesifik yang ada dan hidup di lingkungan masyarakat
lokal.
2) Intensitas pelembagaan UKS, mengandung makna sistem kerjasama
dalam penanganan masalah sosial.
3) Keterpaduan program WKSBM dengan program-program yang
bernuansa
pemberdayaan
pelaku
UKS
ditingkat
desa/kelurahan/pedukuhan dan program penyuluhan sosial.
4) Aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal.
Komponen kegiatan :
1) Identifikasi dan pengembangan jaringan informasi
2) Penyusunan pedomen, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan
standarisasi.
3) Sosialisasi WKSBM
4) Penumbuhan, pemantapan dan pengembangan jejaring kerja.
5) Pengembangan program WKSBM.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya jumlah WKSBM yang memperoleh akses terhadap
program pemberdayaan
2) Terlaksananya pengembangan WKSBM
3) Terhimpunnya data WKSBM yang sudah berjalan
4) Tersedianya model pengembangan WKSBM
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
72
8.
Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha
Manajemen pembangunan kesejahteraan sosial dewasa ini makin
difokuskan
pada
kemampuan
mengatur,
menggerakkan
memperluas kerjasama koordinatif dan kolaboratif lintas sektor
serta
dan
dunia usaha. Semakin luas kerjasama dibangun dan dikembangka, maka
semakin berkembang pula peluang meningkatkan jangkauan dan kualitas
pembangunan kesejahteraan sosial.
Tujuan :
Menguatnya kegiatan lintas sektor dan tanggung jawab sosial dunia usaha
didalam mendukung pelaksanaan UKS secara berkelanjutan berbasiskan
kerjasama dan kemitraan.
Sasaran :
1) Kalangan dunia usaha
2) Bagian unsur lintas sektor
3) Pelaku-pelaku masyarakat (orsos/LSM-UKS dll) yang potensial
bekerjasama dengan dunia usaha dalam pelaksanaan UKS.
Strategi :
1) Memperkuat komitmen lintas sektor dan dunia usaha melalui
sosialisasi prinsip-prinsip kemitraan
2) Pemberdayaan, pengembangan dan perluasan kerjasama serta
kolaborasi antar sektor dan dunia usaha beserta jaringannya
3) Memperkuat mekanisme pelembagaan kerjasama terutama semangat
deregulasi dan debirokratisasi yang memudahkan pelaksanaan
program.
Komponen kegiatan :
1) Pendataan dan pemetaan sosial dunia usaha yang potensial berperan
dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
2) Sosialisasi kerjasama lintas sektor dan dunia usaha
3) Fasilitasi penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan
oleh lintas sektor dan dunia usaha dengan pelaku-pelaku UKS
masyarakat
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
73
4) Pengembangan jaringan kemitraan.
Indikator kinerja :
1) Meningkatnya kerjasama lintas sektor dan dunia usaha dalam usaha
kesejahteraan sosial
2) Tersedianya data dan informasi mengenai usaha kesejahteraan sosial
yang diselenggarakan atas kerjasama dengan dunia usaha (CSR).
Dari
beberapa
gambaran
rencana
program
strategis
yang
telah
disampaikan diatasyang kemudian dikaitkan dengan visi dan misi Dinas Sosial
Provinsi Gorontalo, tujuan, sasaran, strategi serta arah kebijakan yang
dijabarkan pada tabel 5.1 rencana program, kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang mengakomodir seluruh tugas
dan fungsi layanan SKPD dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
74
BAB VI
INDIKATOR KINERJA MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Memperhatikan kebijakan daerah 2012-2017 yang tertuang ke
dalam kerangka visi yaitu “Terwujudnya Percepatan Pembangunan
Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang
Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”,
yang dipahami sebagai upaya
untuk mewujudkan percepatan pembangunan di berbagai bidang dan
peningkatan ekonomi masyarakat yang berkeadilan yang akan bermuara
pada peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Sesuai dengan tujuan ke VI pembangunan daerah yaitu
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat khususnya Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), dengan sasaran meningkatnya
kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Mengacu
kepada tujuan dan sasaran pembangunan daerah tersebut maka indikator
kinerja yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo pada
2012-2017 terdiri dari :
1.
Meningkatnya Kesejahteraan sosial dan kemandirian keluarga fakir
miskin.
2.
Meningkatnya prosentase jumlah warga KAT yang ditangani melalui
pemberdayaan KAT.
3.
Meningkatnya jumlah anak bermasalah sosial yang telah mendapat
pelayanan dan perlindungan sosial
4.
Meningkatnya jumlah penyandang cacat yang dapat melaksanakan
fungsi sosial secara mandiri.
5.
Meningkatnya jumlah lanjut usia yang mendapat pelayanan melalui
panti dan non panti
6.
Meningkatnya jumlah tuna sosial yang memperoleh pelayanan sosial.
7.
Jumlah Korban bencana alam yang berhasil dibantu dan dilayani
8.
Jumlah Korban bencana sosial yang berhasil dibantu dan dilayani
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
75
Tabel 6.1.
Indikator Kinerja Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No
Tujuan
Sasaran
Indikator
1
Peningkatan
cakupan - Meningkatnya
- Jumlah cakupan layanan
layanan
pemberdayaan cakupan
layanan terhadap pemberdayaan
terhadap
masyarakat pemberdayaan
masyarakat miskin dan KAT
miskin dan KAT
terhadap masyarakat
miskin dan KAT
2
- Jumlah capaian layanan dan
Peningkatan
cakupan - Meningkatnya
layanan dan pembinaan cakupan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar
pilar-pilar kesejahteraan pembinaan pilar-pilar kesejahteraan sosial
sosial
kesejahteraan sosial
3
4
- Jumlah layanan atas
Peningkatan
Jumlah - Meningkatnya jumlah
perlindungan dan jaminan
Layanan
atas layanan
atas
kesejahteraan sosial masyarakat
Perlindungan dan Jaminan perlindungan
dan
Kesejahteraan Sosial
jaminan
kesejahteraan sosial
Peningkatan
Layanan -Meningkatnya layanan - Jumlah layanan rehabilitasi
Rehabilitasi
Terhadap rehabilitasi terhadap terhadap Penyandang Disabilitas,
Tuna Sosial, Lanjut Usia, Anak
Penyandang
Disabilitas, Penyandang
Bermasalah Sosial, Korban
Disabilitas,
Tuna
Tuna Sosial, Lanjut Usia,
Penyalahgunaan Napza dan LKS
Sosial,
Lanjut
Usia,
Anak Bermasalah Sosial,
Anak
Bermasalah
Korban Penyalahgunaan
Sosial,
Korban
Napza dan LKS
Penyalahgunaan
Napza dan LKS
Kondisi
Kinerja
Pada Awal
Periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Tahun 0
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Kondisi
Kinerja
Pada
Akhir
RPJMD
60 KK
120 KK
140 KK
160 KK
180 KK
200 KK
900 KK
-
10 lbg
(64 Org)
15 lbg
(64 Org)
20 lbg
(64 Org)
20 lbg
(64 Org)
22 lbg
(70 Org)
97 lbg (70
Org)
81 KK
60 KK
80 KK
100 KK
120 KK
130 KK
529 KK
105 Org
135 Org
210 Org
285 Org
370 Org
480 Org
1.750 Org
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
76
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
77
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Bidang Kesejahteraan
Sosial Tahun 2012 – 2017 merupakan kelanjutan dari Rencana Strategis
yang dilaksanakan pada periode lalu. Oleh karena itu Rencana Strategis
(Renstra) 2012 – 2017 diharapkan dapat mempertegas posisi dan
peranan pembangunan kesejahteraan sosial serta menyatukan derap
langkah semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan
kesejahteraan sosial (stake holders) baik pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha untuk mencapai suatu arah yaitu terlaksananya perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian program yang sesuai dengan paradigma
pembangunan serta kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai
pengguna layanan pembangunan kesejahteraan sosial.
Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Bidang Kesejahteraan
Sosial Tahun 2012 – 2017 disusun dengan memperhatikan RPJMD,
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial sampai saat ini, dan
perkembangan
terakhir
termasuk
dampak
berbagai
krisis
yang
menimbulkan permasalahan sosial yang semakin kompleks serta
perubahan paradigma yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan yang terjadi.
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
78
TABEL 4.1
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD
TUJUAN
1
Peningkatan cakupan
layanan pemberdayaan
terhadap masyarakat
miskin dan KAT
SASARAN
2
Meningkatnya
cakupan layanan
pemberdayaan
terhadap masyarakat
miskin dan KAT
INDIKATOR KINERJA
3
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME)
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET KINERJA PADA TAHUN KEKET
1
2
5
4
Jumlah cakupan layanan
Jumlah keluarga fakir miskin yang memperoleh
pemberdayaan terhadap
bimbingan dan bantuan sosial
masyarakat miskin dan KAT
Jumlah keluarga fakir miskin yang memperoleh
bimbingan dan bantuan sosial
100 KK
Jumlah keluaga pahlawan dan perintis
kemerdekaan yang memperoleh pelayanan
sosial
Jumlah warga KAT yang mendapatkan layanan
18 Org
100 KK
3
6
Meningkatnya
cakupan layanan dan
pembinaan pilar-pilar
kesejahteraan sosial
Jumlah capaian layanan dan Jumlah capaian layanan dan pembinaan
pembinaan terhadap pilar- terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial
pilar kesejahteraan sosial
Peningkatan jumlah
layanan atas
perlindungan dan
jaminan kesejahteraan
Peningkatan
layanan
rehabilitasi terhadap
penyandang disabilitas,
tuna sosial, lanjut usia,
anak bermasalah
sosial, korban
penyalahgunaan napza
dan LKS
Meningkatnya jumlah
layanan atas
perlindungan dan
jaminan kesejahteraan
Meningkatnya
layanan
rehabilitasi terhadap
penyandang
disabilitas, tuna sosial,
lanjut usia, anak
bermasalah sosial,
korban
penyalahgunaan napza
dan LKS
Jumlah layanan atas
perlindungan dan jaminan
kesejahteraan sosial
masyarakat
jumlah
layanan rehabilitasi
terhadap penyandang
disabilitas, tuna sosial,
lanjut usia, anak bermasalah
sosial, korban
penyalahgunaan napza dan
LKS
5
8
9
Nomenklatur kegiatan menjadi Pemberdayaan Fakir Miskin
160 KK
200 KK
200 KK
18 Org
18 Org
18 Org
18 Org
100 KK
100 KK
125 KK
125 KK
100 KK
125 KK
125 KK
10 Lembaga/64
Org
15 lembaga/64 org
20 Lembaga/64
Org
20 Lembaga/64
Org
60 KK
80 KK
100 KK
120 KK
130 KK
Jumlah Penyandang Disabilitas yang
mendapatkan layanan
50 org
30 org
30 Org
197 Org
200 Org
Jumlah anak yang bermasalah sosial yang
mendapatkan layanan
60 anak
96 Anak
95 Anak
120 Anak
150 Anak
Jumlah Lanjut Usia yang mendapatkan layanan
150 Org
50 Org
75 Org
316 Org
300 Org
Jumlah Tuna Sosial yang mendapatkan layanan
70 Org
35 Org
30 Org
20 Org
30 Org
Jumlah Korban Penyalahgunaan Napza yang
mendapatkan layanan
3 lokasi
9 lembaga
33 Org
50 Org
50 org
9 Lembaga
13 LKS/33 Org
87 Lembaga/284
Org
46 Lembaga
Page 1
Sandingan
APBN
22 Lembaga/70
Org
Jumlah KK yang mendapatkan layanan
Jumlah LKS yang mendapatkan layanan
10
100 KK
Jumlah warga KAT yang mendapatkan layanan
Peningkatan cakupan
layanan dan
pembinaan pilar-pilar
kesejahteraan sosial
7
4
Tabel 4.1 renstra
281
`
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
Page 2
Tabel 4.1 renstra
Tabel 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF SKPD DINAS SOSIAL PROVINSI GORONTALO
(Dalam Juta)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
PROGRAM DAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
DATA
CAPAIAN
PADA TAHUN
AWAL
PERENCANA
AN (TAHUN
2011)
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
Kondisi Kinerja Pada
akhir Periode Renstra
SKPD
TAHUN 2017
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
388
140 KK
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Catatan
Penting
Rp.
Misi Pertama : Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui optimalisasi sumber pelayanan dan pemberdayaan sosial
Peningkatan
cakupan layanan
pemberdayaan
terhadap
masyarakat miskin
dan KAT
Meningkatnya
cakupan layanan
pemberdayaan
terhadap
masyarakat miskin
dan KAT
Terwujudnya
peningkatan cakupan
layanan
pemberdayaan
terhadap masyarakat
miskin dan Fasilitasi
KAT
Program Pemberdayaan Sosial
Jumlah Cakupan Cakupan Layanan
Pemberdayaan Terhadap Masyarakat
Miskin dan KAT
- Pemberdayaan Fakir Miskin Perdesaan dan
Perkotaan
- Pemberdayaan Fakir Miskin
Jumlah penerima bantuan stimulan
KUBE
- Pelestarian nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan
Kesetiakawanan Sosial (K2KS)
Jumlah keluaga pahlawan dan perintis
kemerdekaan yang memperoleh
pelayanan sosial
Jumlah Sarana dan Prasarana Sosial di
Lokasi KAT
- Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
60 KK
281 120 KK
100 KK
100 KK
120 KK
1.105
140 KK
18 Org
6 Unit
8 Unit
- Pembangunan sarana dan prasarana Komunitas Adat
Terpencil (KAT).
700 200 KK
800 900 KK
Nomenklatur kegiatan menjadi Pemberdayaan Fakir Miskin
160 KK
Nomenklatur kegiatan mulai dilaksanakan TA. 2015
18 Org
600 180 KK
160 KK
18 Org
180 KK
18 Org
200 KK
18 Org
Dinas Sosial Prov
Gorontalo
18 Org
Nomenklatur kegiatan menjadi Pembangunan Sarana dan Prasarana KAT
5 Unit
4 Unit/5
Paket (93
KK)
Dilaksanakan mulai TA. 2014
4 Unit/5
Paket (403
KK)
5 Unit/5
Paket
-
Misi Kedua : Meningkatkan peranserta masyarakat dan dunia usaha dalam kesejahteraan sosial serta memperkuat nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan, dan kesetiakawanan sosial
Peningkatan
cakupan layanan
dan pembinaan
pilar-pilar
kesejahteraan
sosial
Meningkatnya
Terwujudnya
Program Pembinaan Kelembagaan dan Kemitraan
cakupan layanan
peningkatan cakupan
dan pembinaan pilar- layanan dan
pilar kesejahteraan pembinaan pilar-pilar
sosial
kesejahteraan sosial - Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
- Peningkatan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat
Jumlah Capaian Layanan dan
Pembinaan terhadap Pilar-Pilar
Kesejahteraan Sosial
-
Jumlah, TKSM,KT dan Orsos yang
diberdayakan
Jumlah, TKSM,KT dan Orsos yang
diberdayakan
- Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Masyarakat (TKSM)
Jumlah TKSM yang diberdayakan
- Pemberdayaan melalui kemitraan sosial.
Jumlah Dunia Usaha yang peduli dengan
permasalahan kessos
10
lembaga/6
4 Org
46 Org
388
10
Lembaga/64
Org
322
11
lembaga/46
Dilaksanakan mulai TA. 2014
15
lembaga/6
4 org
350
20
Lembaga/64
Org
510 20
Lembaga/64
Org
585 22
Lembaga/70
Org
600
97
lembaga/
70 Org
2,755
Nomenklatur kegiatan menjadi Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo
15
lembaga/6
4 org
Dilaksanakan mulai TA. 2015
Dilaksanakan mulai TA. 2015
77 Org
77 Org
77 Org
24 lembaga
25
Lembaga
25 Lembaga
Misi Ketiga : Meningkatkan penyelenggaraan perlindungan dan jaminan sosial dan PMKS
Peningkatan
jumlah layanan
atas perlindungan
dan jaminan
kesejahteraan
Sosial
Meningkatnya
jumlah layanan atas
perlindungan dan
jaminan
kesejahteraan
Sosial
Terwujudnya
Program Perlindungan dan Jaminan
peningkatan jumlah
Kesejahteraan Sosial
layanan atas
- Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
perlindungan dan
jaminan kesejahteraan
Perlindungan dan Jaminan Sosial
Sosial
Jumlah layanan atas perlindungan dan
jaminan kesejahteraan sosial
masyarakat
81 KK
39 KK
1,193
60 KK
800
641
80 KK
100 KK
600
120 KK
700
130 KK
800 529 KK
4,734
Dialihkan penganggarannya di DKPAD Prov. Gorontalo mulai TA. 2015
Kegiatan dilaksanakan hanya sampai dengan TA. 2013
Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana
Dialihkan penganggarannya di DiKPAD Prov. Gorontalo mulai TA. 2015
- Pembinaan kelembagaan jaminan kesejahteraan
sosial
Dilaksanakan hanya untuk TA. 2014 dan TA. 2015
Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo
Dilaksanakan hanya untuk TA. 2014 dan TA. 2015
- Perlindungan jaminan sosial dan bantuan bencana
sosial
Kegiatan mulai dilaksanakan TA. 2016
Koordinasi dan peningkatan kapasitas petugas
penanggulangan bencana bid. linjamsos
Kegiatan mulai dilaksanakan TA. 2016
- Pendataan dan penyuluhan sosial
Misi Keempat: Meningkatkan pelayanan kesejahteraan PMKS melalui upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial
Peningkatan
layanan
rehabilitasi
terhadap
penyandang
disabilitas, tuna
sosial, lanjut usia,
anak bermasalah
sosial, korban
penyalahgunaan
napza dan LKS
Meningkatnya
layanan rehabilitasi
terhadap
penyandang
disabilitas, tuna
sosial, lanjut usia,
anak bermasalah
sosial, korban
penyalahgunaan
napza dan LKS
Terwujudnya
peningkatan layanan
rehabilitasi terhadap
penyandang
disabilitas, tuna sosial,
lanjut usia, anak
bermasalah sosial,
korban
penyalahgunaan napza
dan LKS
Program Rehabilitasi Sosial
- Pelayanan kesejahteraan sosial anak
Jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang memperoleh
layanan
105 Org
165 Org
1,500
135 Org
1,145
210 Org
1,579
285 Org
2,445
370 Org
2,672
480 org
2,981
1.750
Org
- Rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo
- Pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia
- Rehabilitasi sosial tuna sosial
- Pembinaan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)
- Rehabilitasi sosial korban napza
Kegiatan mulai dilaksanakan TA. 2016
Page 1
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
(Dalam Juta)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
PROGRAM DAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
DATA
CAPAIAN
PADA TAHUN
AWAL
PERENCANA
AN (TAHUN
2011)
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
Kondisi Kinerja Pada
akhir Periode Renstra
SKPD
TAHUN 2017
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Catatan
Penting
Rp.
Misi
: Meningkatkan
pelayanan
administrasi
perkantoran
serta meningkatkan
kapasitas sumber
daya
aparatur
dalam
upaya memberikan
pelayanandan
kesejahteraan
sosial
Misi kelima
Pertama
: Meningkatkan
pelayanan
kesejahteraan
sosial Penyandang
Masalah Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
melalui
optimalisasi
sumber pelayanan
pemberdayaan
sosial
Peningkatan
pelayanan
administrasi serta
kapasitas sumber
daya aparatur
dalam upaya
memberikan
pelayanan
kesejahteraan
sosial
Meningkatnya
Terlaksananya
pelayanan
pelayanan administrasi
administrasi, sarana
perkantoran
prasarana
perkantoran dan
SDM Aparatur
bidang Kesos.
Terpenuhinya
kebutuhan sarana dan
prasarana kantor
Program pelayanan administrasi perkantoran
- Pelayanan jasa administrasi perkantoran
Jumlah kegiatan yang dilaksanakan
100%
100%
100%
100%
100%
- Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
100%
1,091
Terwujudnya
peningkatan
pengetahuan sumber
daya aparatur
Meningkatnya
kualitas
perencanaan dan
evaluasi
program/kegiatan
dan pelaporan
keuangan.
Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dipindah 'Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
dan SDM Aparatur
Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
1,540
Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dipindah 'Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
dan SDM Aparatur
Program peningkatan kapasitas Sumber daya
Aparatur
- Bimbingan Teknis/Diklat peningkatan kompetensi
SDM aparatur
Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti
Diklat/Bimtek
6 Org
8 Org
12 org
Terlaksananya
- Pelayanan jasa administrasi perkantoran
pelayanan administrasi
perkantoran
Prosentase pelayanan jasa administrasi
perkantoran
Pindahan dari program Peningkatan Pelayanan Administrasi
100%
100%
100%
100%
100%
Terwujudnya
- Bimbingan teknis peningkatan kompetensi SDM
optimalisasi kegiatan
aparatur
pada Dinas Sosial
melalui peningkatan
kapasitas dan
kompotensi SDM
Terwujudnya kegiatan - Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran
optimalisasi kegiatan
pada Dinas Sosial
melalui penyediaan
dan pemeliharaan
sarana dan prasarana
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian kinerja dan keuangan
Tersedianya dokumen
laporan pertanggung
- Penyusunan anggaran dan laporan keuangan SKPD
jawaban laporan
keuangan
Jumlah aparatur yang mengikuti
Diklat/Bimtek
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur
-
20 Org
20 Org
25 Org
85 Org
Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dipindah 'Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
dan SDM Aparatur
871
Prosentase ketersediaan sarana prasarana
Dinas Sosial.
Pindahan dari Program Pengembangan sarana dan prasarana
1 Dok
1 Dok
255
1 Dok
100%
1,825
100%
1,960
100%
Dinas Sosial Provinsi
Gorontalo
2,070
100%
100%
310
100%
Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dipindah Program Peningkatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan
Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan
Tersedianya dokumen - Perencanaan, koordinasi, monitoring evaluasi dan
perencanaan dan
pelaporan
evaluasi program
Jumlah kegiatan yang dilaksanakan
-
2 Dok
Tersedianya laporan
penyelenggaraan
keuangan daerah
Jumlah kegiatan yang dilaksanakan
-
100%
2 Dok
454
- Peningkatan kinerja penyusunan program
JUMLAH
4,708
Page 2
4,505
2 Dok
499
100%
3,896
2 Dok
549
100%
6,479
8 Dok
604
100%
7,166
100%
7,855
7,489
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
281
`
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
3820
Page 3
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
Page 4
Rencana Strategis Dinas Sosial 2012-2017
Download