6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan, Biaya

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendapatan, Biaya, dan Laba
1. Pengertian Pendapatan
Konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan dengan
jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini sangat erat kaitannya
dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan
berpasangan. Sehubungan dengan hal diatas, pengertian pendapatan dapat
berbeda-beda tergantung dari sudut mana pendapatan ini dipandang. Pada
dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat
ditemukan dalam literatur akuntansi yaitu :
a. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk
aktiva yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan.
b. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan
barang dan jasa. Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 23.2 ) menyatakan
bahwa ”Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi kenaikan modal”.
Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk, dapat kita
lihat
6
Universitas Sumatera Utara
7
dari pengertian yang terdapat dalam FASB yang dikutip oleh Smith Skousen
( 2001 : 27 ) pendapatan diakui sebagai ”arus masuk atau peningkatan
aktiva lain sebuah entitas atau penetapan utangnya ( atau kombinasi dari
keduanya ) dari pengantaran barang atau produksi barang yang
menyumbangkan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk
operasi pokok atau operasi sentral yang sedang berlangsung dari suatu
aktivitas”.
Menurut Rosjidi ( 1999 : 128 ) ”Pendapatan adalah peningkatan
jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul
dari transaksi penyerahan barang dan jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam
suatu periode yang dapat diakui dan diukur berdasarkan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum”. Dalam pengertian ini pendapatan yang diperoleh dari
transaksi penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah
yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba
usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah ekuitas pemilik. Dengan
demikian, tidak termasuk dalam pengertian pendapatan, adalah peningkatan
aktiva perusahaan yang timbul dari pengadaan aktiva, investasi oleh
pemilik, pinjaman ataupun koreksi laba rugi pada periode sebelumnya.
Menurut Belkaoui ( 2000 : 178 ) Pendapatan diinterprestasikan
sebagai :
1. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
Universitas Sumatera Utara
8
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa
oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Menurut Henry ( 2000 : 358 ) ”Pendapatan ( revenue ) adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan
selama
suatu
periode
bilamana
arus
masuk
tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
pemodal”.
2. Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya,
jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya. Sama halnya dengan
pendapatan, biaya juga perlu diperhatikan karena informasi mengenai biaya
yang sistematis, diperlukan oleh pihak manajemen untuk membantu dalam
pengambilan keputusan-keputusan yang penting dalam rangka memperoleh
laba maksimal bagi perusahaan. Biaya timbul dalam usaha menciptakan
pendapatan dan mengakibatkan pengurangan aktiva netto perusahaan
termasuk di dalamnya pengenaan pajak tertentu oleh badan pemerintah.
Istilah biaya ( cost ) dan beban ( expense ) seringkali digunakan
dalam arti yang sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan. Beban adalah
biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan didalam
usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode atau yang sudah tidak
memberikan manfaat ekonomis. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya
Universitas Sumatera Utara
9
adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang
dan jasa.
Menurut para akuntan yang dikutip oleh Harnanto ( 2002 : 92 )
”Biaya adalah pengorbanan yang terjadi untuk mendapatkan sumber-sumber
yang diperlukan oleh perusahaan”.
Sedangkan beban menurut Harnanto ( 2000 : 92 ) ”Beban adalah
aliran keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikan kewajiban dalam suatu
periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas produksi dan penjualan
barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang berhubungan dengan usaha
pokok perusahaan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan ekonomi untuk memperoleh penghasilan. Pengorbanan
ekonomi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Pengorbanan yang telah terjadi ( expired )
b. Pengorbanan yang kemungkinan akan terjadi ( unexpired )
Beban sama artinya dengan expired cost, yaitu pengeluaran yang
dilakukan untuk menghasilkan penghasilan pada periode berjalan sehinnga
harus dibebankan pada periode tersebut. Sedangkan unexpired cost adalah
bagian biaya yang ditunda pembebanannya untuk periode berikutnya karena
biaya-biaya itu berkaitan dengan pendapatan dimasa yang akan datang.
Pengertian lain dari biaya adalah suatu nilai tukar, prasyarat atau
pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat. Dalam akuntansi
keuangan prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan
Universitas Sumatera Utara
10
dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau
pada saat mendatang atau dengan kata lain biaya adalah pengeluaran yang
belum habis masa manfaatnya dan harus dibebankan pada periode
berikutnya.
Sedangkan beban adalah biaya yang habis terpakai ( cost
expiration ) atau alokasi biaya yang sudah habis masa manfaatnya dan
seluruhnya telah dibebankan
pada periode berjalan seta merupakan
pengurangan aktiva bersih perusahaan. Didalam akuntansi kita telah
mengenal apa saja yang termasuk beban ini, seperti harga pokok penjualan,
beban atau biaya operasi, beban diluar usaha, pos-pos luar biasa.
Dalam laporan keuangan pengelompokan terhadap biaya harus
dilakukan
dengan
tepat.
Pengelompokan
ini
diperlukan
untuk
mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen mencapai
tujuannya.
3. Pengertian Laba
Salah satu indikator prestasi dari suatu badan usaha adalah
kemampuan menghasilkan laba ( profitability ). Laba merupakan indikasi
apakah perusahaan itu berhasil atau tidak dalam kelangsungan hidup atau
dengan kata lain, laba adalah salah satu ukuran keberhasilan perusahaan itu.
Laba yang diperoleh suatu badan usaha akan mempengaruhi keputusan yang
akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Adalah sangat penting
untuk mengukur dan melaporkan setepat mungkin hingga laba rugi
Universitas Sumatera Utara
11
menggambarkan hasil yang diperoleh selama periode yang bersangkutan
secara layak dan wajar.
Menurut Henry ( 2000 : 28 ) ”Laba bersih atau rugi bersih ( net
income atau net loss ) adalah perbedaan antara pendapatan dan beban.
Jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih.
Pendapatan akan mendongkrak aktiva perusahaan atau entitas pemegang
saham, sedangkan beban akan mengkonsumsi aktiva perusahaan.
Menurut FASB, Stice ( 2004 : 37 ) mendefenisikan ”Laba
komprehensif merupakan perubahan dalam ekuitas bisnis selama satu
periode dari transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang berasal dari
sumber-sumber selain pemilik perusahaan dalam suatu periode akuntansi
yang diakui dan diukur berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”.
Menurut Sofyan ( 2001 : 267 ) Accounting income adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi
perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan penghasilan itu.
Menurut Belkaoui, Sofyan ( 2001 : 273 ) defenisi tentang laba itu
mengandung lima sifat :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
12
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil
tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil
dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.
B. Prinsip Akuntansi Tentang Kontrak Kontruksi
1. Pengakuan Dan Pengukuran
a. Pendapatan
Pengakuan adalah proses pencatatan formal atau memasukkan
item tertentu kedalam laporan keuangan, sebagai : aktiva, kewajiban,
pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian dari suatu entitas. Dalam
pengertian ini termasuk gambaran dari itemnya, yaitu uraian dan
jumlahnya, yang dalam hal aktiva atau kewajibannya tidak hanya
terbatas pada pencatatan nilai perolehan atau besarnya kewajibannya,
tetapi juga termasuk penjelasan atau pengungkapan yang cukup
memadai ( disclosure ) atas item tersebut. Selanjutnya pengukuran
adalah pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada
item tertentu dan suatu transaksi berdasarkan satuan ukuran uang.
Menurut prinsip pengakuan pendapatan menyatakan bahwa
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika :
Universitas Sumatera Utara
13
a. Direalisasi atau dapat direalisasi
b. Dihasilkan
Pendapatan direalisasi ketika kas diterima untuk barang atau jasa
yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasi ketika klaim atau kas
misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih yang
diterima dapat segera dikonversikan kedalam jumlah kas tertentu.
Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan telah menyelesaikan
semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari
pendapatan terkait, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai
atau sebenarnya telah selesai.
Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan ini maka dapat
diakui pada :
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan,
yang biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan kepada
pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengijinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan
berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal
penjualan.
Universitas Sumatera Utara
14
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau yang akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak
dipengaruhi oleh bernacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada
hasil dari peristiwa di masa yang akan datang. Estimasinya sering kali
harus direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh
karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun
dari suatu periode ke periode berikutnya. Contohnya :
1. Suatu kontraktor dan suatu pemberi kerja mungkin menyetujui
penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan kontrak pada periode setelah periode dimana kontrak
pertama kali disetujui.
2. Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap
dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
3. Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam menyelesaikan kontrak
tersebut.
4. Bila dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output,
pendapatan kontrak meningkat bila jumlah unit meningkat.
Pendapatan kontrak kontruksi dapat diakui apabila kontrak
kontruksi dapat diestimasi secara andal dengan memperhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak. Pada umumnya untuk perusahaan yang
bergerak dalam usaha kontruksi dalam melaksanakan pekerjaannya jika
dipandang dari segi waktu pelaksanaanya dibagi atas dua yaitu kontrak
Universitas Sumatera Utara
15
jangka panjang dan kontrak jangka pendek. Untuk kontrak jangka pendek
masalah dalam pengakuan pendapatan tidak menjadi masalah karena
biasanya pekerjaan akan dapat diselesaikan dalam satu periode akuntansi.
Tetapi untuk kontrak jangka panjang, pekerjaan biasanya mempunyai waktu
penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi. Yang menjadi masalah
bagaimana pengakuan pendapatan yang dilakukan terhadap kontrak
tersebut.
Ada dua metode akuntansi yang lazim digunakan oleh perusahaan
dalam hal mengakui pendapatan, yaitu :
a. Metode Kontrak Selesai
Metode kontrak selesai digunakan apabila perusahaan
mengerjakan proyek-proyek yang sebahagian besar sifatnya jangka
pendek, sehingga dengan demikian posisi keuangan maupun hasil
operasi tidak akan jauh berbeda dengan jika diterapkan metode
persentase penyelesaian.
Pendapatan pada metode kontrak selesai diakui hanya pada
saat pekerjaan atau kontrak telah selesai dilaksanakan, dimana
pada saat itu seluruh biaya yang berhubungan dengan pekerjaan
telah dihitung dan jumlah pendapatan yang diperoleh sudah dapat
ditentukan. Hal ini berdasarkan pada pendapatan bahwa laba atau
rugi suatu perusahaan baru akan diakui apabila sudah dilakukan
penjualan terhadap barang yang bersangkutan dalam bentuk finish
good. Dengan kata lain, pengakuan pendapatan dan laba tidak ada
Universitas Sumatera Utara
16
selama periode terjadinya pekerjaan, pendapatan hanya akan
diakui pada saat pekerjaan telah diselesaikan.
Sebagai akibat dari metode ini laporan keuangan perusahaan
tidak akan mencantumkkan pendapatan dari suatu pekerjaan,
pendapatan hanya akan diakui pada saat pekerjaan telah
diselesaikan. Meskipun sesungguhnya untuk pekerjaan itu sendiri
telah dikeluarkan sejumlah sumber daya perusahaan dan
dibebankan pada periode yang bersangkutan sebagai biaya. Akan
tetapi kerugian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan akan
tetap diakui dan dilaporkan pada periode terjadinya kerugian
tersebut.
b. Metode Persentase Penyelesaian
Berdasarkan metode ini perusahaan akan mengakui
pendapatan dan biaya sesuai dengan tingkat kemajuan pekerjaan
yang telah dicapai pada suatu periode dan bukan menangguhkan
pencatatan itu sampai kontrak tersebut selesai seluruhnya. Tingkat
kemajuan
penyelesaian
suatu
pekerjaan ditentukan dengan
membandingkan biaya-biaya yang telah terjadi dalam suatu periode
akuntansi dengan taksiran biaya yang masih dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Dalam mengukur dan menentukan tingkat kemajuan
penyelesaia pekerjaan dalam metode persentase penyelesaian
dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
17
1. Ukuran Masukan ( input measure )
Ukuran ini didasarkan pada suatu hubungan yang nyata antara
unit masukan dengan produktivitasnya yang terdiri dari :
a. Metode biaya ke biaya ( cost to cost method )
Dalam metode ini tingkat penyelesaian suatu kontrak
ditentukan dengan cara membandingkan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan dengan taksiran terbaru mengenai seluruh
biaya yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Persentase penyelesaian=Biaya yang telah dikeluarkan x
100%
Taksiran biaya penyelesaian
Untuk menetapkan jumlah pendapatan atau jumlah laba
kotor yang diakui sampai sekarang, persentase yang
diperoleh dari perbandingan biaya-biaya yang dikeluarkan
terhadap taksiran jumlah seluruh biaya yang ditetapkan
pada jumlah seluruh pendapatan atau taksiran seluruh laba
kotor dalam kontrak.
b. Metode usaha yang dikeluarkan
Metode ini mendasarkan penentuan persentase penyelesaian
pada ukuran tertentu dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Ukuran tersebut meliputi jam kerja buruh, upah buruh,
jumlah jam mesin dan lainnya. Tingkat penyelesaian diukur
dengan cara yang sama dengan yang digunakan dalam
pendekatan biaya ke biaya. Tingkat penyelesaian diukur
Universitas Sumatera Utara
18
dengan cara membandingkan usaha yang telah dikeluarkan
dengan taksiran biaya yang masih diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh jika ukuran dari
pekerjaan yang dilaksanakan adalah jam kerja maka tingkat
penyelesaian adalah rasio dari jam kerja yang sudah
dilaksanakan terhadap taksiran seluruh biaya jam kerja
untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Ukuran hasil ( output measure )
Ukuran keluaran yang dibuat berdasarkan pada perbandingan
hasil yang telah dicapai atau diselesaikan secara fisik dengan
keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan. Pengukuran fisik ini
biasanya dilakukan dengan meminta bantuan para arsitek dan
insinyur untuk mengevaluasi berbagai pekerjaan kemudian
menaksir persentase pekerjaan yang telah selesai. Setelah
pengukuran tingkat penyelesaian suatu kontrak selesai,
selanjutnya
pendapatan
akan
ditentukan
dengan
cara
mengalihkan tingkat persentase penyelesaian dengan niali
keseluruhan kontrak yang bersangkutan.
Salah satu dari kedua metode ini dapat digunakan oleh setiap
perusahaan yang bergerak dalam usaha kontrak kontruksi, tetapi harus
didasarkan pada evaluasi yang seksama mengenai kondisi perusahaan
tersebut. Sebab kedua metode ini mensyaratkan kondisi-kondisi tertentu
yang harus ada dalam perusahaan jika ingin menerapkan salah satu dari
Universitas Sumatera Utara
19
metode ini diluar batas resiko usaha yang biasa maka sebaiknya digunakan
metode kontrak selesai.
Kedua metode diatas baik metode kontrak selesai maupun metode
persentase penyelesaian memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungan
dari metode persentase penyelesaian adalah adanya pengakuan akan prestasi
kerja berkala perusahaan. Sedangkan kelemahannya adalah perusahaan
dituntut untuk membuat penaksiran-penaksiran yang tepat mengenai biayabiaya dimana ini bukanlah merupakan pekerjaan mudah.
b. Biaya
Untuk usaha jasa kontruksi masalah-masalah mengenai biaya
biasanya berbeda dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri
atau jasa lainnya. Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 34.6 ) memberikan
defenisi mengenai biaya kontrak sebagai berikut : ”Biaya kontrak
meliputi biaya-biaya yang dapat didistribusikan kepada suatu kontrak
untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh samapi dengan
penyelesaian akhir kontrak tersebut”.
Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa untuk menghitung harga
pokok proyek dalam laporan keuangan biaya-biaya yang dilaporkan
hanyalah biaya-biaya yang behubungan dengan kontrak tersebut baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk biaya-biaya administrasi
dan umum perusahaan itu.
Universitas Sumatera Utara
20
Dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004 : 34.5 ) biaya kontruksi
terdiri dari berbagai jenis, yaitu :
a. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tersebut, tidak
terbatas pada :
- Biaya pekerja lapangan termasuk penyedia
- Biaya bahan digunakan dalam kontruksi
- Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak
tersebut
- Biaya penyewaan sarana dan peralatan
- Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung
berhubungan dengan kontrak tersebut
- Estimasi biaya pembetulan dan biaya-biaya lain yang mungkin
timbul selama masa jaminan
- Klaim dari pihak ketiga
b. Biaya yang dapat didistribusikan pada aktifitas kontrak pada
umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut, yang meliputi :
- Asuransi
- Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung
berhubungan dengan kontrak tersebut
- Biaya-biaya overhead kontruksi
c. Biaya-biaya yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja
sesuai dengan isi kontrak
Secara umum ada tiga prinsip pengakuan beban yang penting
dalam melaporkan beban pada akhir periode.Menurut Stice (2004 : 235).
Pengakuan beban dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
a. Pengaitan atau penandingan langsung ( direct matching )
Mengaitkan atau menghubungkan beban pada pendapatan tertentu
sering disebut proses pengaitan atau penandingan. Misalnya, harga
pokok penjualan jelas merupakan beban langsung yang dapat
dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan pada periode yang
sama dengan pengakuan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
21
b. Alokasi sistematik dan rasional
Kategori pengakuan beban ini melibatkan aktiva yang memiliki
manfaat yang lebih dari satu periode akuntansi. Beban aktiva seperti
gedung, peralatan, paten, dan asuransi dibayar dimuka disebar
kesepanjang periode manfaat dengan cara yang sistematik dan
rasional. Umumnya akan sulit, jika tidak dapat dikatakan tidak
mungkin, untuk menghubungkan beban seperti ini langsung dengan
pendapatan atau periode tertentu, namun jelas bahwa beban-beban
ini diperlukan untuk menghasilkan pendapatan. Contoh beban yang
tercakup pada kategori ini adalah penyusutan dan amortisasi.
c. Pengakuan dengan segera ( immediate recognition )
Banyak beban yang tidak terkait dengan pendapatan tetapi terjadi
untuk mendapatkan barang dan jasa secara tidak langsung membantu
menghasilkan pendapatan. Contohnya mencakup hampir semua
beban administrasi dan seperti gaji bagian kantor, utilitas ( listrik,
air, telepon )
beban umum, dan beban penjualan umum.
Menurut Hendrikson ( 1999 : 180 ) pengukuran beban yang paling
umum adalah :
a. Biaya historis : metode konvensional untuk mengukur beban adalah
harga perolehan historis bagi perusahaan. Alasan utama penganut ini
adalah karena biaya historis diasumsikan dapat diverifikasi karena
dapat menggambarkan pengeluaran perusahaan.
b. Harga berlaku ( current prices ) : ini didasarkan pendapatan biasanya
diukur berdasarkan harga yang sedang berlaku untuk produk, maka
seringkali dikatakan bahwa beban yang ditandingkan terhadap
Universitas Sumatera Utara
22
pendapatan ini juga harus diukur berdasarkan harga berlaku dari
barang atau jasa yang digunakan atau dihabiskan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : par 17 ) Biaya-biaya
yang dapat diatribusikan ke aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat
dialokasikan kepada kontrak tertentu :
a. Asuransi
b. Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung
berhubungan dengan kontrak tertentu
c. Biaya overhead produksi
Biaya semacam itu dialokasikan dengan menggunakan metode sistematis
dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang
mempunyai karakteristik yang sama. Overhead kontruksi meliputi biayabiaya penyiapan dan pemrosesan gaji karyawan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : par 18 ) Biaya yang
tidak dapat diatribusikan ke aktivitas kontrak atau tidak dapat dialokasikan
kesuatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontruksi. Biaya-biaya semacam itu
meliputi :
a. Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan
dalam kontrak
b. Biaya pemasaran umum
c. Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan
dalam kontrak, dan
Universitas Sumatera Utara
23
d. Penyusutan sarana dan peralatan yang menganggur yang tidak
digunakan pada kontrak tertentu.
Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan
kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu
diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak tersebut. Akan tetapi,
biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak dan
bertujuan untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian dan
biaya kontrak apabila biaya-biaya ini dapat diidentifikasikan secara terpisah
dan dapat diukur secara handal dan besar kemungkinan kontrak tersebut
dapat diperoleh. Jika biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak
diakui sebagai beban pada periode terjadinya, maka biaya-biaya tersebut
tidak dimasukkan dalam biaya kontrak apabila kontrak tersebut dicapai
pada periode tersebut.
Selama tahap awal suatu kontrak sering terjadi hasil kontrak tidak
dapat diestimasi secara handal. Walaupun demikian, besar kemungkinan
bahwa perusahaan akan memulihkan biaya kontrak yang terjadi. Oleh
karena itu, pendapatan kontrak diakui hanya sepanjang biaya yang terjadi
diharapkan dapat dipulihkan. Tetapi, walaupun hasil kontrak tidak dapat
diestimasi secara handal, besar kemungkinan total biaya kontrak melebihi
total pendapatan kontrak. Dalam hal ini, setiap selisih lebih total biaya
kontrak terhadap total pendapatan kontrak diakui sebagai beban dengan
segera.
Universitas Sumatera Utara
24
Biaya kontrak yang tidak mungkin dipulihkan diakui sebagai beban
dengan segera. Keadaan dimana kemampuan pemulihan biaya kontrak yang
terjadi tidak mungkin dilakukan yang berakibat biaya kontrak harus diakui
sebagai beban dengan segera misalnya biaya dari kontrak-kontrak :
a. Kontrak yang tidak sepenuhnya dapat dipaksakan, karena
keabsahannya masih diragukan;
b. Penyelesaiannya tergantung pada hasil proses pengadilan yang
sedang berlangsung atau perundang-undangan yang tertunda; atau
c. Yang berhubungan dengan properti yang mungkin akan dimusnahkan
atau diambil alih; atau
d. Dimana pemberi kerja tidak dapat memenuhi kewajibannya; atau
e. Dimana kontraktor tidak dapat menyelesaikan kontrak atau
memenuhi kewajiban sesuai kontrak.
Bila ketidakpastian yang menghalangi hasil kontrak dapat
diestimasikan secara handal tidak ada lagi, maka pendapatan dan beban
yang berhubungan dengan kontrak kontruksi harus diakui.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : par 29 ) bila tahap
penyelesaian ditentukan dengan memperhatikan biaya kontrak yang terjadi
saat ini, hanya biaya kontrak yang mencerminkan pekerjaan yang
dilaksanakan dimasukkan dalam biaya. Biaya-biaya yang tidak termasuk
misalnya :
1. Biaya kontrak yang berhubungan dengan aktivitas masa depan kontrak,
seperti biaya bahan yang dikirim kelokasi atau dimaksudkan untuk
penggunaan dalam suatu kontrak tetapi belum dipasang, digunakan atau
diaplikasikan selama pelaksanaan kontrak, kecuali bahan-bahan tersebut
telah dibuat secara khusus untuk keperluan kontrak itu; dan
2. Pembayaran yang dibayarkan ke subkontraktor sebagai uang muka atas
pekerjaan yang dilaksanakan dalam subkontrak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
25
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor mungkin adalah
biaya kontrak yang berhubungan dengan aktivitas masa depan pada kontrak
tersebut. Biaya kontrak tersebut segera diakui sebagai asset asalkan besar
kemungkinan biaya-biaya tersebut dapat dipulihkan. Biaya tersebut
mewakili jumlah tertentu dari pemberi kerja dan sering digolongkan
sebagai pekerjaan dalam proses.
c. Laba
Salah satu indikator prestasi dari suatu badan usaha adalah
kemampuan menghasilkan laba. Laba yang tinggi dari suatu badan usaha
akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Para akuntan dituntut untuk mengukur
dan melaporkannya dengan secermat dan setepat mungkin sehingga laba
rugi dapat menggambarkan hasil usaha yang diperoleh selama periode yang
bersangkutan secara layak dan wajar.
Meskipun ada berbagai cara untuk mengukur laba, semuanya itu
berlandaskan pada konsep dasar umum, yaitu bahwa laba adalah
pengembalian ( return ) yang melebihi investasi. Para ekonom telah
mendefenisikan konsep laba sebagai jumlah yang dapat dikembalikan oleh
entitas
kepada
investornya
sambil
tetap
mempertahankan
tingkat
kesejahteraan entitas bersangkutan. Salah satu cara popular untuk
memahami ”sejahtera” adalah dalam pengertian pemeliharaan modal
Universitas Sumatera Utara
26
( financial capital maintenance ). Menurut konsep ini sebuah perusahaan
menghasilkan laba hanya jika jumlah finansiil dari aktiva bersih perusahaan
pada akhir periode lebih besar daripada jumlah finansiil aktiva bersih pada
awal periode bersangkutan sesudah mengeluarkan ( memperhitungkan
secara tersendiri ) pengaruh transaksi dengan pemilik.
Ada dua pendekatan utama yang biasa digunakan dalam mengukur
laba menurut Smith dan Skousen ( 1992 : 117 ), yaitu :
1. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi pada penetapatan laba menilai harta bersih suatu
badan usaha pada dua saat yang berbeda, dimana dihitung perubahanperubahan yang terjadi. Jika perubahannya positif setelah disesuaikan
dengan investasi dan penarikan harta oleh pemilik maka akan diperoleh
laba, jika perubahan yang diperoleh adalah negatif maka yang akan
diperoleh adalah rugi.
2. Pendekatan transaksi
Pendekatan transaksi pada penentuan laba mengukur hasil-hasil
transaksi perusahaan dan melibatkan penetapan atas jumlah pendapatan
yang diperoleh suatu badan usaha selama suatu periode tertentu dan
jumlah biaya yang dapat diterapkan pada pendapatan.
Pengertian laba dapat juga ditinjau dari sudut :
1. Pengertian laba dari sudut ilmu ekonomi
Universitas Sumatera Utara
27
Laba merupakan suatu pendapatan yang berasal dari kegiatan ekonomi
yang dapat dikonsumsikan dalam suatu periode tanpa mengurangi
keutuhan dari modal yang dimiliki sebelumnya.
2. Pengertian laba dari sudut ilmu akuntansi
Pengertian laba dari sudut ilmu akuntansi menitikberatkan pada segi
tekniknya yaitu bagaimana menentukan dan menghitung laba dan
melaporkannya kedalam perhitungan laba rugi. Menurut Eldon S dan
Hendriksen ( 1999 : 150 ) ada dua konsep mengenai laba, yaitu :
a. All Inclusive Concept
Dalam konsep ini laba didefinisikan sbagai total perubahan dalam
kepemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi atau revaluasi
perusahaan selama periode tertentu, kecuali untuk distribusi deviden,
dan transaksi modal. Dalam konsep ini pendapatan atau biaya yang
diakui bukan hanya yang berasal dari operasi normal perusahaan saja
tetapi juga termasuk didalamnya yang bersifat luar biasa ( extra
ordinary )
b. Current Operating Concept
Dalam konsep ini laba yang disusun dalam suatu periode terutama
hanya menggamabrkan pendapatan dan biaya yang berhubungan
langsung dengan kegiatan perusahaan sedangkan pos-pos luar biasa
dilaporkan dalam laporan laba ditahan dan koreksi tahun lalu.
Sarana umum dari laporan keuangan adalah informasi tentang
kinerja perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan
Universitas Sumatera Utara
28
komponennya. Dalam usaha kontruksi ada perbedaan dalam hal pengakuan
pendapatan, biaya dan laba dengan perusahaan industri atau jasa lainnya.
Hal ini terjadi karena di dalam usaha jasa kontruksi, suatu kontrak kerja
dapat menghabiskan waktu lebih dari satu periode akuntansi dalam
penyelesaiannya. Sedangkan dalam perusahaan industri atau perusahaan
jasa jarang sekali terjadi kontrak kerja dengan konsumen atau klien
melebihi satu periode akuntansi.
2. Penentuan Laba Kontrak Kontruksi
Keuntungan dan kerugian dibedakan dari selisih pendapatan dan
beban dimana mereka terjadi pada saat terjadi transaksi. Apakah suatu item
merupakan keuntungan, kerugian atau pendapatan, beban biasanya
bergantung sebagian pada pelaporan perusahaan tentang kegiatan atau
bisnis utama. Ketika sebuah perusahaan terutama terlibat dalam pembuatan
dan pemasaran produk. Misalnya menjual beberapa unit bangunan,
transaksi itu diperlukan sebagai keuntungan atau kerugian bersih karena ini
adalah bisnis utama dari perusahaan tersebut.
Jadi keuntungan dan kerugian pelepasan aktiva operasional,
penjualan investasi dan pelunasan awal hutang diakui dalam ayat jurnal
untuk mencatat transaksi. Menurut Dickman, Dukes and Davis ( 2000 : 274
) ”Sebagian besar keuntungan dan kerugian diakui ketika transaksi
disesuaikan, sebaliknya keuntungan hampir tidak pernah diakui sebelum
Universitas Sumatera Utara
29
penyelesaian
transaksi
yang
membentuk
keberadaan
dan
jumlah
keuntungan.”
Akuntansi untuk laba dan rugi mencerminkan suatu pendekatan
konservatif, kerugian mungkin diakui sebelum mereka terjadi secara nyata.
Tetapi keuntungan tidak diakui sebelum suatu transaksi atau kejadian
diselesaikan.Menurut SFAC No. 5. par 81: ”Dalam memperkirakan prospek
bahwa ketika transaksi yang belum diselesaikan akan diberi kesimpulan
secara sukses. Tingkat skeptis seringkali dijaminkan lebih jauh lagi sebagai
reaksi terhadap ketidakpastian persyaratan yang lebih mengikat secara
historis telah ditekankan untuk pengakuan pendapatan dan keuntungan
daripada pengakuan beban dan kerugian, serta reaksi konservatif tersebut
mempengaruhi pedoman untuk menerapkan kriteria pengakuan komponen
laba.”
Penetapan laba secara periodik memerlukan perhatian secara serius
kegiatan perusahaan berjalan terus-menerus tanpa terputus. Hasil dari
kegiatan perusahaan inilah yang dapat menetukan laba atau ruginya suatu
perusahaan. Jadi, penetapan laba atau rugi secara periodik berarti
memenggal perusahaan yang terus-menerus tersebut. Konsekuensinya
adalah bahwa penggalan-penggalan itu tidak persis sama dengan
berakhirnya siklus kegiatan perusahaan.
Oleh karena itu, laba atau rugi harus mencerminkan laba yang
diperoleh atau rugi yang diderita pada periode yang bersangkutan.
Penetapan laba secara periodik juga mengandung konsekuensi bahwa di
Universitas Sumatera Utara
30
dalamnya terdapat unsur-unsur taksiran, bukan merupakan angka yang
pasti. Oleh karena laba adalah hasil pengurangan pendapatan terhadap
biaya, maka kunci kelayakan penetapan laba atau rugi adalah menentukan
jumlah pendapatan yang dihasilkan dan jumlah biaya yang terjadi dalam
periode yang bersangkutan.
C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.34
Bila suatu kontrak mencakup sejumlah asset, kontruksi dari setiap asset
diperlukan sebagai suatu kontrak kontruksi yang terpisah jika :
1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap asset:
2. Setiap asset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta
pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang
berhubungan dengan masing-masing asset tersebut; dan
3. Biaya dan pendapatan masing-masing asset dapat diidentifikasikan.
Suatu kelompok kontrak, dengan satu pemberi kerja atau beberapa pemberi
kerja, harus diperlakukan sebagai satu kontrak kontruksi jika :
1. Kelompok kontruksi tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
2. Kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak tersebut
merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin laba; dan
3. Kontrak
tersebut
dilaksanakan
secara
serentak
atau
secara
berkesinambungan.
Suatu kontrak mungkin berisi klausul yang memungkinkan kontruksi asset
tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga kontruksi
Universitas Sumatera Utara
31
asset tambahan dapat dimasukkan kedalam kontrak tersebut. Kontruksi asset
tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak kontruksi terpisah bila :
1. Asset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,
teknologi fungsi dengan asset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
2. Harga asset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memperhatikan harga
kontrak semula.
Pendapatan Kontrak
Pendapatan kontrak terdiri dari :
1. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan
2. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif:
a. Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
b. Dapat diukur secara andal
Biaya suatu kontrak kontruksi terdiri atas :
1. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu;
2. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan
dapat dialokasikan kekontrak tersebut; dan
3. Biaya lain semacam itu yang khususnya dapat ditagihkan ke pemberi kerja
sesuai isi kontrak
Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak
Bila hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan
kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak kontruksi harus
Universitas Sumatera Utara
32
diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan
tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca ( percentage of
completion ). Taksiran rugi pada kontrak kontruksi tersebut harus segera
diakui sebagai beban.
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi
secara andal bila semua hal-hal berikut ini dapat dipenuhi :
1. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal;
2. Besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke perusahaan.
3. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap
penyelesaian kontrak pada tanggal neraca dapat diukur secara andal; dan
4. Biaya kontrak yang dapat diatribusikan ke kontrak dapat diidentifikasi
dengan jelas sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan dengan
estimasi sebelumnya.
Dalam hal kontrak biaya plus, hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi
secara andal bila semua kondisi berikut terpenuhi :
1. Besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke perusahaan; dan
2. Biaya kontrak yang dapat diatribusi ke kontrak, apakah dapat ditagih atau
tidak ke pemberi kerja,dapat diindentifikasi dengan jelas dan dapat diukur
dengan andal.
Bila hasil kontrak kontruksi tidak dapat diestimasi secara andal :
Universitas Sumatera Utara
33
1. Pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya
tersebut diperkirakan dapat dipulihkan ( recoverable ); dan
2. Biaya kontrak harus diakui sebagai beban dalam periode terjadinya.
Taksiran rugi pada kontrak kontruksi harus segera diakui sebagai beban.
Bila besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi
total pendapatan kontrak, taksiran rugi harus segera diakui sebagai beban.
Perusahaan harus mengungkapkan :
1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode
berjalan.
2. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang
diakui dalam periode;
3. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk pekerjaan dalam
proses penyelesaian pada tanggal neraca :
1. Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui ( dikurangi
kerugian yang diakui ) sampai tanggal neraca :
2. Jumlah uang muka yang diterima; dan
3. Jumlah retensi.
Perusahaan harus menyajikan :
1. Jumlah tagihan bruto kepada pemberi kerja sebagai aset; dan
2. Jumlah hutang bruto kepada pemberi kerja sebagai kewajiban.
Universitas Sumatera Utara
Download