PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH (Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) OLEH LINA MARLINA NIM : 105016100508 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH (Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidkan (S.Pd) Oleh LINA MARLINA NIM. 105016100508 Di bawah Bimbingan Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Meiry Fadilah Noor, S.Si NIP. 19681228 200003 1 004 NIP.150 411 174 Lembar Pengesahan Penguji Skripsi berjudul : “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-PairShare Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Oleh Lina Marlina, NIM 105016100508 dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada 27 Mei 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Strata I (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi. Jakarta, 27 Mei 2011 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan .................... ........................ .................... ........................ .................... ........................ ................... ........................ Ketua Panitia (Ketua Jurusan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc 19700209 200003 001 (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 19790510 200640 2 001 Penguji I Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 19790510 200640 2 001 Penguji II Eny S Rosyidatun, S.Si, MA NIP. 19750924 200604 2 001 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 19571005 198703 1 003 ABSTRAK Lina Marlina, “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik ThinkPair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Peredaran Darah.” Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Peredaran Darah. Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 38 orang untuk kelas eksperimen dan 38 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia. Analisis data menggunakan uji t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata postest kedua kelompok diperoleh nilai t hitung sebesar 3,326, sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk 70) = 2,00, maka dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia . Kata kunci: Model Cooperative Learning, teknik think-pair-share. i ABSTRACT Lina Marlina, “The Influence of Cooperative Learning Technique ThinkPair Share Model through the Result of Biology Learning at Blood Circulation System”. Undergraduate Thesis, Biology Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training of Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. The research purpose was to know the influence of cooperative learning technique think-pair share model through the result of biology learning at blood circulation system. The research was done at SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang Selatan. It used Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design of quasi experiment method. The purposive sampling technique was held at sample withdrawal which consisted of thirty eight for experiment class and thirty eight for control class. The data collecting used instrument of learning result test in multiple choice forms which were tested its validity and reliability. The hypothesis that was purposed in the research was found the influence of cooperative learning technique think-pair share model through the result of biology learning at human blood circulation system. The data analysis used t-test. The result of calculating differentiation mean data between the two group, obtained the value of t-count was equal to 3,326, while t-table at the level of significant 5% with degree of freedom (df) = 70 that is equal to 2,00. So, it can be said that t-count > t-table that meant the alternative hypothesis (Ha) was accepted and zero hypothesis (Ho) was refused. It pointed that was found the influence of cooperative learning technique think-pair share model through the result of biology learning at human blood circulation system. Key word: cooperative learning model, think pair-share technique. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah (Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan keterbatasan penulis, baik itu dalam kemampuan maupun pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan staf jajarannya. 4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Meiry Fadilah Noor, S.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan pengarahan, serta waktunya kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Syamsuddin,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 2 CIPUTAT dan Bapak Edi kurniawan S.Pd., selaku guru IPA SMP PGRI 2 CIPUTAT yang telah memberikan izin, bantuan, dan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di sekolah. 6. Ayahanda Suwirta dan Ibunda Warsih yang telah memberikan bantuan moril, materil, yang dengan sabar mendidik, membina, dan mendo’akan penulis. Kakak, adik, dan ponakanku, Iif Hanifah, Dede Firman, Nida Sri Widiyanti, iii Defriza Al-Wildani Multajam, dan Abizar Ibnu Salam Firman. Yang selalu memberikan do’a dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini. 7. Kamal Mutamam, yang selalu memberikan semangat, bantuan, motivasi, dan waktunya kepada penulis. 8. Icha, Ade, Wilda, Eka, Wido, Maya, Eka Faukiyah, Vitri, Amsih, dan seluruh teman Biologi angkatan 2005. Semoga tali silaturrahmi kita tetap terjalin. 9. Seluruh siswa SMP PGRI 2 Ciputat khususnya kelas VIII dan IX. 10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ciputat, November 2010 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT ......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ...................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ......................................................................... 7 1. Hakikat Model Cooperative Learning ................................... 7 a. Pengertian Model Cooperative Learning .......................... 7 b. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning ..................... 7 c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning ......... 9 d. Tujuan Model Cooperative Learning............................... 9 e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning ............................. 10 f. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning ....................................................... 10 2. Hakikat Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share ................................................................... 11 a. Pengertian teknik Think-Pair-Share ................................. 11 v b. Ciri-Ciri Teknik Think-Pair-Share .................................. 12 c. Tujuan teknik Think-Pair-Share ...................................... 12 d. Langkah-langkah teknik Think-Pair-Share .................... 13 e. Kelebihan teknik Think-Pair-Share .................................. 13 f. Manfaat teknik Think-Pair-Share .................................... 14 3. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 14 a. Pengertian Hasil Belajar ................................................... 14 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar .............. 19 1) Faktor Internal ............................................................ 20 2) Faktor Eksternal ......................................................... 21 3) Faktor pendekatan belajar ........................................... 22 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ............................................ 22 5. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia .............................. 25 B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 30 C. Kerangka Pikir .............................................................................. 32 D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ..................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34 B. Metode dan Desain Penelitian....................................................... 34 C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35 D. Variabel Penelitian ........................................................................ 35 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35 F. Instrumen Penelitian...................................................................... 36 G. Uji Validitas Instrumen ................................................................ 37 1. Validitas ................................................................................. 37 2. Reliabilitas .............................................................................. 38 3. Tingkat Kesukaran .................................................................. 39 4. Daya Pembeda......................................................................... 40 H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 41 1. Uji N-gain ............................................................................... 41 vi 2. Uji Normalitas ........................................................................ 41 3. Uji Homogenitas ..................................................................... 42 4. Uji Hipotesis ........................................................................... 42 5. Hipotesis Statistik ................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 44 1. Data Hasil Belajar ................................................................... 44 a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 44 b. Deskripsi Data Postest kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 45 c. Deskripsi Data N-gain kelas Eksperimen dan kontrol ..... 45 d. Deskripsi Data Hasil Observasi ........................................ 47 e. Deskripsi Data LKS model cooperative learning teknik think-pair-share ................................................................. 48 B. Analisis Data ................................................................................. 49 1. Uji Normalitas ........................................................................ 49 a. Hasil Uji Normalitas Pretest ............................................. 49 b. Hasil Uji Normalitas postest ............................................. 50 2. Uji Homogenitas ..................................................................... 51 a. Hasil Uji Homogenitas Pretest.......................................... 51 b. Hasil Uji Homogenitas postest .......................................... 52 3. Pengujian Hipotesis ................................................................. 53 a. Hasil Pengujian Hipotesis Pretest ..................................... 53 b. Hasil Pengujian Hipotesis Postest..................................... 54 C. Pembahasan ................................................................................... 55 D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 62 B. Saran .............................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63 LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Golongan Darah ............................................................................... 27 Tabel 2.2 Perbedaan Arteri dan Vena .............................................................. 28 Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 34 Tabel 3.2 Teknik pengumpulan data ................................................................ 36 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen penelitian .......................................................... 37 Tabel 4.1 Distribusi pretest ........................................................................... 44 Tabel 4.2 Distribusi posttest ............................................................................ 45 Tabel 4.3 Kategorisasi N-Gain ......................................................................... 46 Tabel 4.4 Data LKS individu ........................................................................... 48 Tabel 4.5 Data LKS berpasangan ..................................................................... 49 Tabel 4.6 Hasil uji normalitas skor pretest kelas eksperimen dan kontrol ..... 51 Tabel 4.7 Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ............ 51 Tabel 4.8 Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol ........... 52 Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ......... 53 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hal RPP Kelas Kontrol ................................................................... 66 Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ............................................................ 75 Lampiran 3. LKS Teknik Teknik-Pair-Share ............................................... 89 Lampiran 4. Nilai LKS..................................................................................... 104 Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................ 106 Lampiran 6. Instrumen uji Coba Soal ........................................................... 114 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Uji Soal.......................... 121 Lampiran 8. Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen ..................................... 122 Lampiran 9. Soal Pretest-Postest ................................................................. 134 Lampiran 10. Kunci Jawaban Pretest dan Postest.......................................... 138 Lampiran 11. Nilai Pretest-Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............. 139 Lampiran 12. Lembar Observasi .................................................................... 141 Lampiran 13. N-Gain Kontrol ........................................................................ 143 Lampiran 14. N-Gain Eksperimen.................................................................. 145 Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 147 Lampiran 16. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Ekperimen dan Kontrol .... 155 Lampiran 17. Uji Normalitas Pretest ............................................................. 163 Lampiran 18. Uji Normalitas Postest ............................................................ 167 Lampiran 19. Uji Homogenitas Pretest .......................................................... 171 Lampiran 20. Uji Homogenitas Postest .......................................................... 174 Lampiran 21. Uji Hipotesis Pretest ................................................................ 177 Lampiran 22. Uji Hipotesis postest ................................................................ 179 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam proses pembentukan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman empirik yang sangat berguna bagi kehidupannya, serta dapat mengembangkan diri manusia sesuai dengan potensinya masing-masing. Hal ini sebagaimana tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 No.20 tahun 2003. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Berdasarkan uraian di atas bahwa dunia pendidikan bertanggung jawab terhadap kemajuan peradaban dan kecerdasan bangsa. Menurut Muhibin Syah pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi atau kemampuan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi).2 Kegiatan pengajaran tersebut sangat dibutuhkan oleh guru yang berpengetahuan luas dan mempunyai keterampilan dalam mengajar. Keterampilan ini dapat berupa keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement), keterampilan variasi stimulus, keterampilan mengelola kelas, 1 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h.6 2 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.1 1 2 keterampilan membuka dan menutup pelajaran.3 Keterampilan dasar tersebut diperlukan agar guru dapat melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar. Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Guru harus mampu melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik agar tujuan belajar dapat tercapai. Oleh karena itu, peranan guru sangat dibutuhkan sebagai fasilitator, motivator dan evaluator agar hasil belajar dapat dicapai dengan maksimal. Peranan guru sebagai fasilitator, dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Selain sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai motivator dan evaluator dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Peranan guru sebagai evaluator mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya. Tetapi kalau diamati secara mendalam evaluasi-evaluasi yang dilakukan guru itu hanya evaluasi ekstrinsik dan sama sekali belum menyentuh evaluasi yang intrinsik. Hal ini guru harus hati-hati dalam menjatuhkan nilai atau kriteria keberhasilan.4 Guru dalam melaksanakan peranannya menggunakan berbagai macam metode mengajar. Saat ini strategi mengajar yang telah digunakan oleh guru adalah pembelajaran aktif (active learning) seperti contextual teaching and learning (CTL) dan cooperative learning (CL). Di mana guru hanya berperan sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak juga guru yang belum menerapkan metode ini, mereka masih mengunakan metode belajar klasik, yaitu metode pembelajaran di mana hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h.32-43 4 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003) h.144-146 3 Berdasarkan wawancara siswa dan pengamatan di sekolah swasta pembelajaran biologi banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-konsep materi biologi semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa pada pengelolaan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang ada disekitarnya atau dengan kata lain siswa belajar menghafal konsep, bukan memahami konsep sehingga belajar biologi menjadi kurang bermakna. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa siswa mengenai pembelajaran biologi yang umumnya mengaku bahwa, karena banyak materi yang harus dihafalkan, terlalu banyak menggunakan bahasa latin dan belajarnya membosankankan. Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan paradigma menelaah proses belajar siswa, interaksi antara siswa dan guru. Sistem pembelajaran selayaknya memberikan kesempatan bagi anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur di mana siswa belajar, bekerja dan berinteraksi di dalam kelompok-kelompok kecil.5 Sehingga siswa dapat bekerja sama, saling membantu dan berdiskusi dalam memahami suatu pelajaran atau dalam mengerjakan tugas kelompok. Model cooperative learning dikembangkan dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas bersama sejumlah siswa dalam satu kelompok selama proses belajar mengajar. Aktifitas dalam model cooperative learning menekankan pada kesadaran bahwa siswa perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan tersebut kepada siswa yang membutuhkan. Setiap siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Menurut Eggen dalam Yusuf dan Natalina, bahwa model cooperative learning bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa, mempersiapkan siswa agar memiliki 5 sifat kepemimpinan dan pengalamannya dalam membuat Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.189 4 keputusan, juga memberikan kesempatan bekerja dan belajar bersama dengan siswa yang berbeda adat istiadat dan kemampuan.6 Ada beberapa model cooperative learning yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu model cooperative learning yang dapat diterapkan di kelas adalah teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi). Penerapan model cooperative learning ini erat kaitannya dengan usaha untuk memotivasi siswa untuk berpikir, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Teknik think-pair-share merupakan pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dimasukan sebagai alternatif pengganti terhadap struktur kelas tradisional. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu di dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dicirikan oleh penghargaan cooperative (kooperatif) dari pada penghargaan individual. Menurut Ibrahim dalam Fitria Harini, teknik think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.7 Pada prinsipnya model cooperative learning teknik think-pair-share ini menitikberatkan pada pelibatan siswa dalam mengemukakan pendapat terhadap masalah yang diajukan guru. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru dengan tujuan untuk melatih kemampuan individu sebelum berbagi dengan pasangannya. Pada proses berpasangan dan berbagi dengan pasangannya inilah siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan kebebasan untuk berdiskusi terhadap permasalahan yang belum dimengerti. Pelajaran biologi terdapat konsep Sistem Peredaran Darah memuat materi tentang jantung, pembuluh darah, darah, peredaran darah dan penyakit pada sistem peredaran 6 darah. Dalam bab ini siswa mengalami kesulitan Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12(April 2005), h.10 7 Ibid, h. 9 5 mengidentifikasi penggolongan darah dan mekanisme transfusi darah selain itu pada umumnya bahasa latin yang masih asing terdengar oleh siswa. Kompetensi dasar dari konsep ini adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Agar kompetensi tersebut dapat tercapai siswa dengan baik, siswa diharapkan memahami dan mengingat materi pelajaran dengan baik serta dengan cara yang menyenangkan. Sehingga diharapkan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah meningkat. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membahas skripsi yang berjudul ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-PairShare Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran IPA bukanlah sekedar menyampaikan informasi pada siswa tetapi membutuhkan keterlibatan siswa mental maupun fisik. 2. Kemunculan rasa bosan akibat metode belajar yang monoton. 3. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar. 4. Konsep Sistem Peredaran Darah merupakan konsep yang cukup sulit menurut siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian dibatasi pada: 1. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif pada jenjang hafalan C1, pemahaman C2, penerapan C3 dan analisis C4. 2. Materi yang diujicobakan adalah konsep Sistem Peredaran Darah meliputi sub konsep yaitu jantung, pembuluh darah, darah, peredaran darah dan penyakit pada sistem peredaran darah. 6 D. Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dari masalah yang diidentifikasi dan pembatasan yaitu sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain: 1. Sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar siswa. 2. Menjadi bahan rujukan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat dengan menggunakan strategi belajar mengajar yang baik agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Model Cooperative Learning a. Pengertian Model Cooperative Learning Cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar dengan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat memaksimalkan proses belajar pada dirinya sendiri dan siswa lainnya.1 Model cooperative learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.2 Model cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran cooperative, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Pada belajar cooperative ini siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak ± 2-4 orang. Pembelajaran secara cooperative ini terjadi interaksi antar anggota kelompok. Semua anggota harus terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. b. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning Pembelajaran Cooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang terkait. Menurut Nurhadi, Senduk dan 1 Roger T. Jhonson dan David W. Jonson, Cooperative Learning, http//.www.cooperation.org/pages/cl.html 2 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf. 7 8 Lie dalam Made Wena, ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran cooperative yaitu:3 1) Saling ketergantungan positif Sistem pembelajaran cooperative menuntut guru untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan. Siswa yang satu mebutuhkan siswa yang lain, demikian pula sebaliknya dalam hal ini kebutuhan siswa tentu terkait dengan pembelajaran (bukan kebutuhan yang berada diluar pembelajaran). Hubungan yang saling membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. 2) Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok untuk saling bertatap muka, sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan sesama siswa. Jadi dalam hal ini, semua kelompok interaksi saling berhadapan dengan menerapkan keterampilan, bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Hal ini menuntut antar anggota kelompok untuk melaksanakan aktivitas dasar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang memberi penjelasan, berkata sopan, meminta bantuan dan sebagainya. Pada proses pembelajaran yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi. 3) Akuntabilitas individual Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap siswa (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa tanpa adanya tanggung jawab individu keberhasilan kelompok akan sulit tercapai. 3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.190-192. 9 4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Dalam pembelajaran cooperaive dituntut untuk membimbing siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran cooperative keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik temen, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi secara sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga teguran dari sesama siswa. Dalam adanya teguran tersebut siswa secara perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antar pribadi. c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning Peranan guru dalam pembelajaran cooperative learning menjadi sangat kompleks. Di samping sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai menejer dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok siswa.4 Peranan utama guru dalam pembelajaran cooperative, meliputi: 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya. 2) Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan sejelasjelasnya. 3) Membantu efektifitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan kepada siswa untuk memaksimalkan kerja kelompok. 4) Mengevaluasi hasil kerja siswa. 5) Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kerja kelompok. d. Tujuan Model Cooperative Learning Pembelajaran Cooperative merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa dalam bekerja dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima 4 Khoirul Anam, Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Geogerafi Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, (Buletin Pelangi Pendidikan Vol.1 No.1,1999), h. 3 10 perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda dengan latar belakangnya. Dengan demikian model cooperative learning dapat membuat siswa memverbalisasi gagasan dan pendapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif. Tujuan dari pembelajaran cooperative adalah: 5 1) Untuk meningkatkan partisipasi siswa. 2) Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepeminpinan dan membuat keputusan dalam kelompok. 3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersamasama siswa lain yang berbeda latar belakang. e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning Arends dalam Trianto, menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan model cooperative learning memiliki ciri-ciri sebagai berikut:6 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara bersama untuk menuntaskan materi belajar. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang beragam. 4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. f. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning Menurut Parker dalam Rusli Zainal Sang Visioner, keuntungan dari penggunaan model cooperative learning diantaranya:7 1) Saling ketergantungan yang positif. 2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. 5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007),h.42 6 Ibid, h. 47 7 Rusli Zainal Sang Visioner http://nayyaobangeblogah.blogspot.com/2010_07_01_archive.html. 11 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Selain memiliki kelebihan, model cooperative learning juga mempunyai beberapa kelemahan diantaranya:8 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Pada saat diskusi berlangsung, seringkali diskusi didominasi oleh seorang atau dua orang saja, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. 2. Hakikat Teknik Think-Pair-Share a. Pengertian Teknik Think-Pair-Share Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah jenis pembelajaran cooperative yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi ini dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland seperti yang dikutip Arends dalam Trianto. Menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.9 Teknik think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara ekplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berpikir yaitu menjawab soal sendiri atau permasalahan yang telah diberikan oleh guru sebelum bekerja sama dan berbagi ide dengan teman kelompoknya. Jika seorang telah memikirkan penyelesaian dari masalah tersebut, maka siswa itu harus berbagi idenya kepada 8 9 Ibid Trianto, op.cit h. 61 12 teman atau pasangannya dan mendiskusikannya hingga mendapatkan kesepakatan. Jika kesepakatan itu telah diperoleh, mereka dapat membagi idenya dengan pasangan lain ataupun dengan teman sekelas. b. Ciri-Ciri Teknik Think-Pair-Share Menurut Frank Lyman, Teknik think-pair-share memiliki ciri-ciri sebagai berikut:10 1) Keadaan saling tergantung positif. 2) Siswa dapat belajar dari temannya. 3) Siswa bertanggung jawab secara individu. 4) Siswa dapat bertanggung jawab terhadap temannya dan berbagi ide. Siswa juga wajib membagi idenya kepada pasangan atau kelompok lain. 5) Adanya partisipasi yang lama. 6) Tiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk berbagi. Guru harus mengontrol agar tidak terjadi dominasi dari salah satu siswa saja. 7) Intraksi bersama. 8) Derajat intraksi yang tinggi. c. Tujuan Teknik Think-Pair-Share Hal ini terlihat pada saat seluruh siswa aktif dalam berbicara dan mendengarkan. Ada beberapa tujuan dari teknik think-pair-share, yaitu:11 1) Memberikan waktu untuk berpikir lebih banyak kepada siswa untuk meningkatkan kualitas respon siswa. 2) Menjadikan siswa lebih aktif berpikir memecahkan kesulitan dalam memahami konsep yang sulit dalam pelajaran. 3) Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kita membutuhkan waktu dan mental yang lebih dalam mengeluarkan ide atau gagasan baru yang tersimpan dalam memori. 10 Frank Lyman, Instructional Strategies Online: What is Think-Pair-Share. http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/ ,15 Desember 2009. 11 Ibid 13 4) Ketika siswa mengeluarkan pendapat, mereka dituntut untuk mengerti dengan topik yang mereka perbincangkan. 5) Siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi karena merasa tidak ada tekanan dari teman pasangannya dalam mengungkapkan responnya terhadap pelajaran di depan kelas. d. Langkah-Langkah Teknik Think-Pair-Share. Langkah-langkah dalam teknik think-pair-share menurut Lyman meliputi:12 Langkah. I 1. Pembagian kelompok secara heterogen. 2. Siswa duduk secara bersama dengan kelompoknya. 3. Guru menyajikan materi dan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Langkah. II 1. Setiap siswa diminta untuk berpikir dan mengerjakan soal-soal tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 2. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan kelompoknya untuk mendiskusikan dan berbagi ide-ide yang dipikirkan berkaitan dengan jawaban soal. Langkah. III 1. Pembahasan soal dilakukan secara berkelompok. 2. Beberapa kelompok dipilih secara acak untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang penyelesaian soal yang telah mereka sepakati, sedangkan kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengeluarkan idenya. e. Kelebihan Teknik Think-Pair-Share Menurut Jones dalam Masluhatun Ni’mah, kegiatan pembelajaran teknik think-pair-share memberikan keuntungan diantaranya.13 12 Lyman Reading Quest.org:Think-Pair-Share http://www.readingquest.org/strat/tps.html.21 desember 2009. 13 Evi Masluhatun Ni’mah, Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas x SMA Negeri 3 Semarang, Laporan Penelitian Universitas Negeri Semarang, (Semarang: Skripsi UNS,2007).h.37 14 1) Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. 2) Akuntabilitas berkembang, karena siswa harus saling melaporkan hasil pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya, kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas. 3) Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di depan kelas paling memberikan ide atau jawaban karena pasangannya. f. Manfaat Teknik Think-Pair-Share. Menurut Spencer Kagan manfaat dari model cooperative learning teknik think-pair-share adalah: 14 1) Siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan siswa mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan teknik think-pair-share. 2) Banyak siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. 3) Siswa mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban menjadi lebih baik. 4) Guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan teknik Think-Pair-Share dan dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa serta mengamati reaksi siswa. 3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti berubah ilmu pengetahuan, pemahaman, sikap dan 14 Ibid.h.38 15 tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu saat belajar.15 Belajar (learning), adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.16 Belajar juga merupakan proses perubahan dari yang belum mampu menjadi mampu, sehingga terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.17 Menurut Skiner dalam Ibrahim hasil belajar merupakan respon (tingkah laku) yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu pengertiannya sama dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang baru. Gagne dalam Ibrahim berpendapat belajar ialah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang baru. Kapabilitas inilah yang di sebut hasil belajar. Berarti belajar itu menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan seperti, pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan inilah yang di sebut kapabilitas sebagai hasil belajar.18 Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut Benjamin bloom menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 1. Ranah Kognitif a) Hafalan (C1), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan 15 Kasnun, Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro (Purwokerto: Cendekia, 2007 )vol.5, h.254 16 Zikri Neni Iska, Psikologi (Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan), (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), h.76. 17 Ibid 18 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 44, Th. 2003, h. 735 16 prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). b) Pemahaman (C2), mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus fisika ke dalam bentuk katakata; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik. c) Penerapan (C3), mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru. d) Analisis (C4), mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat difahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian-bagian itu. e) Sintesis (C5), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat sebuah rencana, seperti penyusunan satuan pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan ceramah dan lain sebagainya. f) Evaluasi (C6), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. 2. Ranah Afektif Mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal, yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa 17 jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. a) Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu, seperti memandangi gambar yang dibuat di papan tulis atau mendengarkan jawaban teman atas pertanyaan guru. b) Partisipasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti membacakan dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk atau menunjukkan minat dengan membawa pulang buku bacaan yang ditawarkan. c) Penilaian/penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap; menerima, menolak atau mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan, seperti mengungkapkan pendapat positif tentang pameran lukisan modern (apresiasi seni) atau mendatangi ceramah di sekolah, yang diberikan oleh astronot indonesia yang pertama. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya sekali saja, tetapi diulang kembali bila kesempatannya timbul; dengan demikian, nampaklah adanya suatu sikap tertentu. d) Organisasi, Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu sekala nilai, mana yang pokok dan suatu harus diperjuangkan dan mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun 18 rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup. e) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilainilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Orang telah memiliki suatu perangkat nilai yang jelas hubungannya satu sama lain, yang menjadi pedoman dalam bertindak dan konsisten selama kurun waktu cukup lama. Kemampuan itu dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas belajar/ bekerja, tugas membina kerukunan keluarga, tugas beribadat, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lain sebagainya. 3. Ranah Psikomotor Yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Hasil belajar pada ranah psikomotor dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu: a) Gerakan refleks, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri pisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau. b) Kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah. c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). 19 Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau suara. d) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperlihatkan lagi contoh yang memberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakan kaki, lengan dan tangan secara terkoordinasi. e) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangkan kembali. f) Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan. g) Kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerakgerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat di saksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik instrumental.19 b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi 3 bagian: 19 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), h. 245-251. 20 1. Faktor internal siswa. Yaitu faktor yang berasal dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni. Faktor internal siswa terbagi menjadi 2 aspek, yaitu: a. Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. b. Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis (bersifat rohaniah) yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, yaitu: 1) Intelegensi siswa. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan/menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya dalam meraih sukses. 2) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang terdimensi apektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. 3) Bakat siswa Bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam perkembangannya, bakat diartikan kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa yang berbakat pada bidang tertentu tampa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa yang berbakat pada bidang tertentu dapat memiliki prestasi belajar yang tinggi. 21 4) Minat siswa Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi/keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Siswa yang berminat besar terhadap mata pelajaran tertentu maka akan memusatkan perhatiannya lebih banyak. Sehingga siswa tersebut belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 5) Motivasi siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Contohnya berupa perasaan menyenangi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri individu siswa yang mendoronggnya melakukan tindakan belajar. Contohnya berupa pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan guru. Siswa yang memiliki motivasi akan bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran. 2. Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal siswa (Faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan siswa. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu: a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf, administrasi dan teman-teman sekelas yang dapat mempengerahui semangat belajar seorang siswa. Guru yang selalu bersikap simpatik dan rajin menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa. Yang termasuk lingkungan sosial siswa 22 adalah masyarakat, tetangga, dan teman sepermainan. Kondisi masyarakat akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. b. Lingkungan non sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dapat di pandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran. Pendekatan belajar adalah segala cara/strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.20 Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar siswa merupakan proses perubahan tingkah laku/pemahaman siswa setelah mengalami pembelajaran. Proses pembelajaran berupa kegiatan interaksi antara guru dan siswa yang berlangsung dalam lingkungan edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Penerapan pembelajaran pada lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman dan kreatifitas dengan bantuan guru. 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan 20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2007), h.139. 23 pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.21 Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa belanda ”biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa yunani, bios (hidup) dan logos (lambang ilmu). Tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (yang berarti ilmu kehidupan), yang diambil dari bahasa arab. Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua mahkluk hidup dan karenanya dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, contohnya Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. Berbagai kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi dan fungsinya dalam Fisiologi, perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner), bagaimana mereka tercipta dipelajari dalam evolusi dan interaksi antar sesama mereka dengan alam sekitarnya dipelajari dalam ekologi. Dalam usaha untuk menjaga kelangsungan hidup suatu jenis mahluk hidup diperlukan mekanisme pewarisan sifat, yang dipelajari dalam genetika. Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya mahkluk hidup pada masa yang akan datang dan kemungkinan adanya mahkluk hidup di pelanet-pelanet yang lain (Astropologi). Perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputerisasi melalui bidang Bioinformatika.22 Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah.23 Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan dedukatif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:24 21 Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006)h. 377 22 http://www.id.wikipedia.org/wiki/biologi. 23 Op,cit Damandiri 24 Op,cit Badan Standar Nasional Pendidikan, h. 377 24 1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. 2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan sumber daya alam. 5) Meningkat kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 6) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. 25 5. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Serum Komposisi darah Bagian cair Fibrinogen Sel darah putih Bagian padat Sel darah merah Keping darah Golongan darah ABO Golongan darah Alat-alat peredaran darah Transfusi Darah Jantung Nadi (arteri) Pembuluh darah Vena (balik) Sistem Peredaran Darah Kapiler Peredaran darah ganda Peredaran darah Peredaran darah tertutup Pembuluh getah bening (limfa) Kelainan dan penyakit Anemia Talasemia Leukimia Haemofilia Atherosklorosis Varises Agina Wasir Peredaran darah kecil Peredaran darah besar 26 Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari atas darah, jantung dan pembuluh darah.25 1. Fungsi Darah a. Fungsi pengangkutan b. Fungsi imunitas (kekebalan) c. Fungsi pengaturan d. Fungsi penutupan luka 2. Komposisi darah Darah tersusun dari plasma darah, sel darah dan keping darah. Adapun sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Ciriciri dan peranan masing-masing komponen darah sebagai berikut: a. Plasma Darah Plasma Darah merupakan cairan darah berwarna kuning yang terdiri atas 90% air, mineral hormon, enzim, garam, sari-sari makanan dan protein. Plasma Darah berperan mengangkut sari-sari makanan dari usus ke seluruh tubuh, mengangkut sisa metabolisme ke tempat pengeluaran, mengangkut hormon dan enzim. b. Sel Darah Merah (Eritrosit) Sel Darah Merah tersusun dari zat besi dan hemoglobin. Sel ini berbentuk bulat, pipih, cekung bagian tengah dan tak berinti. Jumlah normal dewasa setiap 1cc pada laki-laki 5 juta sedangkan pada perempuan sekitar 4,5 juta. Sel Darah Merah ini berfungsi untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida. c. Sel Darah Putih (Leukosit) Sel Darah Putih tak berwarna, berinti, bentuk amuboid. Pada orang dewasa jumlah normal 1cc berisi 6 ribu sampai 9 ribu buah. Macam sel darah putih meliputi basofil, eosinofil, neutrofil, monosit dan limfosit. Sel darah putih ini berperan mempertahankan tubuh dari bibit penyakit. 25 Sumarwan DKK, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VIII, Semester 1, (Jakarta: Erlangga, 2006).h, 84 27 d. Keping darah (Trombosit) Bentuk keping darah tak teratur, tak berinti, setiap 1 cc mengandung 200 ribu-300 ribu keping. Keping darah ini berperan dalam proses pembekuan darah. 3. Golongan darah Landsteiner menggolongkan darah menjadi 4 kelompok yaitu golongan darah A, B, AB, dan O, berdasarkan pada jenis zat yang digumpalkan (aglutinogen) dan zat yang menggunakan (aglutinin). Tabel. 2.1 Golongan Darah Golongan darah Aglutinogen (antigen) Aglutinin (antibodi) A A β B B α AB A,B - O - β,α Penggunaan golongan darah sistem A, B, O adalah untuk dasar transfusi darah. Skema Transfusi Darah.26 4. Alat-alat Peredaran Darah a. Jantung Jantung berfungsi sebagai alat pompa darah. Dindingnya berotot kuat dan bekerja di luar kesadaran disebut otot jantung atau miokardium. Sebelah 26 http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredarandarah.html. 28 dilapisi epitel jantung dalam (endokardium) dan sebelah luar jaringan ikat pembungkus jantung (eskokardium). Gambar 2.1 bagian-bagian jantung: Gambar: Darah manusia setiap beredar dalam satu peredaran lengkap akan melalui jantung sebanyak dua kali. Arah panah pada gambar di atas menunjukkan keserentetan aliran darah di jantung. b. Pembuluh Darah Peredaran darah manusia termasuk sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluh darah. Macam-macam pembuluh darah 1) Nadi (arteri) 2) Pembuluh balik (vena) 3) Pembuluh kapiler Tabel 2.2 Perbedaan Arteri dan Vena Pe Art Ve mb eri na eda AraDar Me h i nuj alir jant u an ungjant ung Din Te Tip 29 din bal is g dan dan pe ela tida mb stis k ulu ela h stis De Ter Tid nyu asa ak t tera sa Kat Sat Di up u sep di anj dek ang at pe jant mb ung ulu h 5. Peredaran darah Gambar 2.2 Skema Arah Aliran Darah Pada Sistem Peredaran Darah Manusia. Ada dua macam peredaran darah pada manusia sehingga di sebut peredaran darah rangkap (ganda) yaitu: 30 a. Peredaran darah kecil (pulmonal) Jantung (serambi kanan) Bilik kanan Pembuluh nadi paru-paru Paru-paru Jantung (serambi kiri) b. Peredaran darah besar Jantung serambi kiri Seluruh tubuh Bilik kiri Pembuluh nadi Pembuluh Balik Jantung (serambi kanan) 6. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah a Anemia: keadaan di mana darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup bagi tubuh. b Talasemia: penyakit kelainan darah turunan yang ditandai dengan adanya sel darah merah yang abnormal c Leukopenia: keadaan dimana jumlah sel darah putih kurang dari normal (di bawah 5000 sel/mm3 darah). d Leukositosis: keadaan jumlah sel darah putih yang terlalu banyak e Leukimia (kanker darah): sel darah putih membelah tidak terkendali sehingga jumlahnya meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah, sel darah putih lainnya dan keping darah. f Hemofilia: penyakit darah sukar membeku g Atherosklerosis: pengerasan pembuluh darah karena timbul lemak h Varises: pelebaran pembuluh darah balik di kaki i Agina: kondisi dimana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat gangguan pada jantung. j Wasir atau Ambeien: pembengkakan pada pembuluh balik yang terletak di sekitar lubang anus.27 27 Purwoko,DKK, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)h, 66 31 B. Hasil Penelitian Relevan Hasil penelitian menunjukkan bahwa model cooperative learning teknik think-pair-share memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar biologi siswa, diantaranya hasil penelitian Muslimin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam judul skripsi ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think-pair-share pada hasil belajar biologi siswa.28 Hasil penelitian Rosmaini dkk yang berjudul Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS). Menunjukkan penerapan pendekatan struktural teknik think-pair-share dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa, daya serap siswa dan aktivitas siswa.29 Hasil penelitian Yusuf dan Natalina yang berjudul ”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur”, menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik thinkpair-share meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan ketuntasan belajar siswa serta meningkatkan aktivitas siswa dan guru ke arah yang lebih baik.30 Hasil penelitian Usman, yang berjudul Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam Peningkatan Penguasaan Konsep Listrik Statik. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa, hasil respon siswa pada topik fisika yang dipelajari siswa 100%, siswa menyatakan senang. LKS 100%. Bahasa buku mudah dimengerti 95% menyatan ya dan 4% menyatakan tidak dan 100% siswa menyatakan isi buku menarik. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan telah 28 Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap Hasil Belajar Bisologi Siswa, (Jakarta:skripsi UIN, 2008). 29 Rosmaini dkk 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN 20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1), h. 13 30 Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru, Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12 (April 2005), h. 11 32 dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model think-pair-share dengan baik dengan koefisien rata-rata aktivitas guru 97,22%.31 Hasil penelitian Chotimah, yang berjudul ”Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran think-pair-share”. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa, proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat dan respon peserta didik terhadap penggunaan teknik think-pair-share dalam pendekatan kontekstual menunjukkan respon positif.32 C. Kerangka Pikir Ilmu biologi adalah salah satu cabang sains yang menarik untuk dipelajari. Melalui pembelajaranya, diharapkan dapat memancing rasa ingin keingintahuan pembelajaran yang berlangsung satu arah membuat biologi identik dengan hafalan saja. Siswa tidak mampu menerapkan konsep yang didapatnya pada kehidupan sehari-hari. Apabila terus dibiarkan lama-kelamaan akan terbentuk suatu pola pikir yang salah pada siswa. Untuk itu diperlukan teknik penyampaian yang menarik siswa untuk belajar agar bahan pelajaran mudah diserap dan dimengerti oleh siswa. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran, salah satunya bergantung pada strategi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih metode dan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah model cooperative learning. Model cooperative learning merupakan suatu metode pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok. Namun pembelajaran bukan 31 Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1 (September 2004), hal. 57 32 Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian Kependidikan no 1 (Juni 2007), h. 106 33 sekedar kerja kelompok tapi peran dan keaktifan siswa diutamakan yakni siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya serta memberikan pengalaman sosial dengan teman-temannya. Pembelajaran cooperative bagi guru merupakan pengembangan kurikulum, dalam hal akademik, individu maupun sosial. Kepekaan guru terhadap masalah yang dihadapi dikelas, misalnya hasil belajar siswa di atasi agar proses pembelajaran lebih efektif dan inovatif, yang merupakan cermin guru yang baik dan propesional. Model coopertive learning mempunyai banyak teknik salah satunya adalah think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi). Dengan teknik ini dapat melatih berpikir memecahkan masalah sebelum berbagi dengan temannya, melatih kognitif siswa dalam menyampaikan informasi, mengkaji ketergantungan positif baik dalam menyampaikan dan menerima informasi diantara anggota kelompok sehingga mendorong kedewasaan berpikir siswa. Selain itu teknik ini memberikan kesempatan siswa untuk melatih bicara aktif, berpartisifasi dan bersosialisasi antar sesama siswa sehingga pada proses belajar siswa dapat belajar dan diajar sesama siswa karena, ketika belajar di kelas siswa biasanya lebih suka bertanya pada temannya dengan bahasa mereka sendiri dan egan bertanya pada guru. Hal inilah yang merupakan keunggulan teknik think-pair-share. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa, jika model cooperative learning teknik think-pair-share digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan baik maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah. D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah ”Terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah”. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2010-2011 Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 2 Agustus sampai dengan 1 September 2010. Adapun tempat penelitiannya adalah di SMP PGRI 2 CIPUTAT, Jl. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu Ciputat 15413. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode quasi eksperimen, dimana tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti akan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen (dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare) dan kelompok kontrol (dengan menggunakan metode ceramah). Desain penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design. Desain ini subjek kelompok tidak dilakukan secara acak. Peneliti tidak mengubah kelas siswa dalam menentukan subjek untuk kelompok-kelompok eksperimen. Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut:1 Table 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design. Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test E Y1 X Y2 C Y1 - Y2 Keterangan: E C : : Kelas eksperimen Kelas kontrol 1 Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 186. 34 35 Xe : Xc T1 T2 : : : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share Tidak diberikan Perlakuan kepada kelas kontrol Tes awal yang sama pada kedua kelas Tes akhir yang sama pada kedua kelas C. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian penelitian. Populasi target yang menjadi perhatian peneliti yaitu siswa sekolah SMP 2 PGRI dan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu ditentukan oleh guru dengan alasan tujuan pendidikan, karena populasi dianggap mempunyai karakteristik dan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol D. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel independen (bebas) yaitu Model Cooperative Learning teknik ThinkPair-Share yang disimbolkan dengan (x). 2. Variabel dependen (terikat) yaitu hasil belajar biologi siswa yang disimbolkan dengan (y). E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu melalui tes hasil belajar biologi dan observasi. Pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.2. 36 Tabel 3.2 Teknik pengumpulan data. Sumber data Siswa Teknik Jenis data pengumpulan data Hasil belajar siswa sebelum Melaksanakan diperlakukan dengan model tes awal cooperative learning teknik thinkpair-share pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Hasil belajar setelah diperlakukan Melaksanakan dengan model cooperative tes akhir learning teknik think-pair-share pada konsep peredaran darah pada manusia. Aktifitas siswa selama proses Observasi belajar mengajar (PBM) Instrumen Butir soal pilihan ganda Lembar observasi F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan test hasil belajar biologi. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share yang di laksanakan. Dalam penelitian kuantitatif instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Lembar observasi ini berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan selama pembelajaran konsep sistem peredaran darah pada manusia melalui model cooperative learning teknik think-pair-share yang sedang berlangsung. Observasi yang di lakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan observasi di lakukan berdasarkan lembar observasi model cooperative learning teknik think-pair-share berdasarkan RPP yang telah dibuat. Kisi-kisi instrumen kognitif yang telah diujicobakan telah disesuaikan dengan penilaian mata pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 3.3. 37 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pada Konsep Sistem Peredaran Darah pada Manusia Kompetesi dasar Materi pokok Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan 1. Jantung dan pembuluh darah 2. Darah dan peredaran darah 3. Penyakit pada sistem peredaran darah ∑ Soal Indikator 1. Menunjukan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. 2. Menerangkan alur sistem peredaran darah pada manusia. 3. Mengidentifikasi penggolongan darah 4. Membedakan ciriciri sel darah 5. Menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. C1 4 Ranah kognitif C2 C3 6,7 C4 10 ∑ Soal 4 20 17,19,22 ,23 13, 16 15 8 29, 31, 33 41 25, 26 28, 35 10 48 27, 30, 34 46, 42, 44 5 49,59 56 50,52 51 6 8 10 8 7 33 G. Uji Validitas Instrumen 1. Validitas instrumen Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.2 Artinya bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.3 Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biseral sebagai berikut: 4 2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 65. 3 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006), hal.105 4 0p,cit, h.79. 38 rpbi M p Mt St p q Keterangan : Mt : Rerata skor total St : Standar deviasi dari skor total rpbi : Koefisien korelasi biseral p : Proporsi siswa yang menjawab benar q : Proporsi siswa yang menjawab salah Mp : Mean responden yang menjawab benar Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 5 % (α = 0,05) dengan terlebih dahulu mencari db. Kriteria pengujian : Jika rpbi > rtabel, maka soal tersebut valid Jika rpbi < rtabel, maka soal dianggap tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba validitas instrumen tes hasil belajar biologi dengan menggunakan Anates diperoleh informasi bahwa harga rhit yang dikorelasikan dengan r-tab untuk n = 39 didapat r-tab = 0,304 yaitu sebanyak 33 butir soal valid, diantaranya: no. 4, 6, 7, 10, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 56, 59.5 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas (keandalan) adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah diuji reabilitasnya. Reliabilitas alat ukur terkait dengan masalah kesalahan pengukuran (error measurement), sedangkan reliabilitas hasil ukur terkait dengan masalah kesalahan pengambilan sampel (sampling error).6 Untuk mencari reliabilitas soal secara keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal. Rumus yang digunakan adalah rumus Kuder–Richardson 20 (KR20) sebagai berikut: 7 5 Lampiran 8, h 135-136 Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit.,h.105 7 Suharsimi Arikunto, Op.cit.,h. 100 6 39 2 n s pq r11 s2 n 1 Keterangan: r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar p = Proporsi subjek yang menjawab item salah q Σ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q n = Banyaknya item 2 S = Standar deviasi dari tes q 1 p Dengan kriteria sebagai berikut : 0,00 – 0,20 = Reliabilitas kecil 0,20 – 0,40 = Reliabilitas rendah 0,40 – 0,70 = Reliabilitas sedang 0,70 – 0,90 = Reliabilitas tinggi 0,90 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes hasil belajar biologi dengan menggunakan anates diperoleh informasi bahwa untuk n = 39 reliabilitas dari 33 soal valid tergolong reliabilitas tinggi (0,73).8 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks menunjukan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut:9 P B N Keterangan: P B N = Proporsi (indeks kesukaran) = Banyak siswa yang menjawab benar = Jumlah peserta tes 8 Lampiran 8, h. 135 Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit., h.103 9 40 Dalam penelitian ini, taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan model Anates. Berdasarkan perhitungan diperoleh soal kategori sangat sukar berjumlah 4 yaitu nomor 18, 21, 37 dan 45. Soal kategori sukar berjumlah 21 yaitu nomor 6, 7, 8, 10, 13, 23, 24, 26, 27, 28, 39, 42, 43, 44, 46, 48, 49, 50, 54, 56, dan 59. Soal kategori sedang berjumlah 24 yaitu 2, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 22, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 40, 51, 52, 53, 55, dan 60. Soal kategori mudah berjumlah 3 yaitu nomor 12, 20,dan 31. Soal kategori sangat mudah berjumlah 8 yaitu nomor 1, 9, 36, 38, 41, 47, 57, dan 58.10 4. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:11 DP B A BB JA JB Keterangan: DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu E A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J A = Banyaknya peserta kelas atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut:12 0,00 – 0,20 = Jelek (poor) 0,20 – 0,40 = Cukup (satisfactory) 0,40 – 0,70 = Baik (good) 0,70 – 1,00 = Baik sekali (excellent) Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung dengan Anates. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda terendah 10 Lampiran 8, h. 135-136 Suharsimi Arikunto. Op.cit. h. 213. 12 Suharsimi Arikunto op.cit h. 218. 11 41 sebesar -0.00 dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 72.73 termasuk dalam kategori baik sekali.13 H. Teknik Analisis Data Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah: 1. N-gain Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. N .gain posttest pretest skor ideal pretest Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut: g-tinggi g-sedang g-rendah : nilai > 0,70 : nilai 0,30-0,70 : nilai < 0,3014 2. Uji Normalitas Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yaitu:15 X 2 13 Oi E1 2 Ei Lampiran 8, h. 131-132 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, dari www.physyceducation.net/docs/addenum-on-normalized. (diakses pada 19/02/2009), h.3 15 Harinaldi, M.Eng, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, (Jakarta:Erlangga, 2005), h. 198 14 42 Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut. a. Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal). b. Jika X2hitung > X2tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal). 3. Uji Homogenitas Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi itu homogen atau heterogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Fisher.16 S12 F 2 S2 Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai berikut. S1 = Deviasi standar data varians besar S2 = Deviasi standar data varians kecil Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut. a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians homogen). b. Jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak memiliki vaians homogen) 4. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat dan bila data homogen serta berdistribusi normal, kemudian dilakukan pengujian hipotesis, data akan dianalisis dengan menggunakan uji ”t”, dengan rumus sebagai berikut : 16 Het Ruseffendi, Statistika Dasar, (Bandung: CV Andira, 1998), h. 295 43 a. Tentukan uji statistik t X1 X 2 dsg 1 1 n1 n 2 dimana: X 1 = Rata-rata data kelompok X 2 = Rata-rata data kelompok dsg = Nilai deviasi standar gabungan n1 = Jumlah data kelompok n2 = Jumlah data kelompok b. Tentukan kriteria pengujian Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan anatara t hitung dengan t tabel. c. Melakukan pengambilan kesimpulan Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya ternyata: 1) t hitung < t tabel, maka Ho diterima 2) t hitung > t tabel, maka Ho ditolak 5. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ho : μ1 = μ2 2. H1 : μ1 > μ2 Keterangan : Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kontrol. H1 : Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol, diantara rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok kontrol. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari Pretest dan postest. 1. Data Hasil Belajar a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan, data skor Pretest dan distribusi frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut.1 Tabel 4.1 Data Nilai Pretest Data Pretest Kontrol Eksperimen Nilai tertinggi 63 63 Nilai terendah 24 24 Mean 46,34 43,39 Median 51,78 49,82 Modus 48,92 47,51 Standar Deviasi 10,48 10,19 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data nilai pretest pada kelas kontrol secara keseluruhan yaitu nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24. Rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 46,34, median sebesar 51,78, modus 48,92, dan standar deviasi sebesar 10,48. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24. Rata-rata nilai kelas 1 Lampiran 15, h.150 44 45 eksperimen sebesar 43,39 median sebesar 49,82, modus sebesar 47,51, dan standar deviasi sebesar 10,19. b. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan, data skor postest dan distribusi frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.2 Tabel 4.2 Data Nilai Postest Data Postest Kontrol Eksperimen Nilai tertinggi 96 93 Nilai terendah 51 60 Mean 70,28 77,66 Median 79,42 84,28 Modus 77,3 79,9 Standar Deviasi 10,43 8,903 Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data nilai postest pada kelas kontrol dan eksperimen sangat berbeda. Pada kelas kontrol didapat nilai postest dari metode ceramah yaitu nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 51 rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 70,28, median sebesar 79,42, modus 77,3, dan standar deviasi sebesar 10,43. Sedangkan Pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare secara keseluruhan diperoleh nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah sebesar 60 rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 77,66, median sebesar 84,28 modus 79,9, dan standar deviasi sebesar 8,903. c. Deskripsi Hasil Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Hasil gambaran subjek yang ada maka ditentukan nilai N-gain pada kelas eksperimen berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep, tingkat pemahaman konsep awal siswa adalah 44,05 sedangkan tingkat 2 Ibid, h.150 46 pemahaman konsep akhir siswa adalah 76,89. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59 yang termasuk kategori sedang.3 Sedangkan nilai N-gain kelas kontrol berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep, tingkat pemahaman konsep awal siswa adalah 45,95 sedangkan tingkat pemahaman konsep akhir siswa adalah 69,55. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,44 yang termasuk kategori sedang.4 Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-Gain tersebut. Tabel 4.3 Kategori N-Gain Kelas eksperimen dan kontrol Kategori Kelas eksperimen Kelas control Frekuensi N-Gain Frekuensi N-Gain Tinggi 10 12 Sedang 27 22 Rendah 1 4 Kategori rata-rata 0,59 0,44 Jumlah siswa 38 38 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat hasil kategori N-gain pada kelas eksperimen yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai rendah sebanyak 1 siswa, nilai kategori sedang 27 siswa dan nilai kategori tinggi 10 siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen mempunyai hasil kategori rata-rata N-gain sedang. Sedangkan hasil kategori Ngain pada kelas kontrol yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai rendah sebanyak 12 siswa, nilai kategori sedang 22 siswa dan nilai kategori tinggi 3 4 Lampiran 14, h. 148-149 Lampiran 13, h. 146-147 47 4 siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol mempunyai hasil kategori N-gain sedang. Walaupun kategori rata-rata nilai Ngain untuk kedua kelas sama-sama termasuk kategori sedang, namun rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. d. Deskripsi data hasil observasi Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti, para siswa, dan guru melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.5 Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga kali pertemuan oleh observer seperti tercantum pada lampiran, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, minat serta motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih dinilai rendah karena ada dua poin yang tidak dilaksanakan yaitu beberapa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis dan buku paket serta sebagian siswa tidak bekerja sama memecahkan tugas dengan teman pasangan belajarnya dengan baik. Pada minat dan motivasi ini didapat hasil observasi 60%. Namun pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario 5 Lampiran 12, h. 144-145 48 pembelajaran dan kemampuan keterampilan guru didapat hasil observasi 100% dengan peresentase total didapat 86%.6 Hasil observasi pertemuan kedua dan ketiga. Pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran, aspek minat dan motivasi siswa, aspek kemampuan dan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%. pada pertmuan kedua dan ketiga ini, dinilai sangat baik karena kekurangan pada pertemuan sebelumnya telah dievaluasi sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan aspek yang diamati. Dengan demikian dapat terlihat proses pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total didapat 100%.7 Apek yang diamati meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta kemampuan dan keterampilan guru. Ketiga poin tersebut menunjukkan perubahan yang lebih baik, jika dilihat dari pertemuan pertama hingga terakhir. Dapat disimpulkan implementasi model cooperative learning teknik think-pair-share terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran. e. Deskripsi data nilai lembar kerja siswa model cooperative learning teknik think-pair-share 1) Data Nilai lembar kerja siswa individu (think) Tabel 4.4 Data Rata-rata nilai lembar kerja individu 6 7 Lampiran 12, h. 144-145 Ibid, h. 144-145 Pertemuan Mean 1 70 2 70 3 70 49 Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data rata-rata nilai LKS individu. Pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 70, Pertemuan kedua sebesar 70 dan pertemuan ketiga mencapai 70. Pada tahap individu (think) pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk kategori baik karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri. 2) Data Nilai lembar kerja siswa berpasangan (pair) Tabel 4.5 Data Rata-rata nilai lembar kerja individu Pertemuan Mean 1 60 2 80 3 80 Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh data rata-rata nilai LKS berpasangan (pair). Pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 60 karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan. Pertemuan kedua dan ketiga mencapai nilai sebesar 80 karena siswa sudah mulai menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Hal ini membuktikan adanya peningkatan rata-rata nilai lembar kerja siswa. B. Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas a. Hasil Uji Normalitas Pretest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest Kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai Pretest Kelas VIII.I sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan 50 rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada Lampiran.8 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kai Kuadrat Data Nilai Pretest Kelas Nilai Nilai X2hitung X2tabel 5,2693 7,815 eksperimen Nilai Pretest Kelas kontrol Keputusan Data berdistribusi normal 4,6985 7,815 Data berdistribusi normal Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X2tabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2hitung > X2tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2hitung kedua data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. b. Hasil Uji Normalitas postest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai postest Kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai postest Kelas VIII.I sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada Lampiran.9 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. 8 9 Lampiran 17, h. 166-169 Lampiran 18, h. 170-173 51 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Postest Kai Kuadrat Data Nilai Postest Kelas Nilai Nilai X2hitung X2tabel 1,792 7,815 eksperimen Nilai Postest Kelas Keputusan Data berdistribusi normal 5,9829 kontrol 7,815 Data berdistribusi normal Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X2tabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2hitung > X2tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2hitung kedua data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas a. Hasil Uji Homogenitas Pretest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai Pretest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan pada Lampiran10. Berikut ini adalah hasilnya. 10 Lampiran 19, h. 174-176 52 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Data Nilai Nilai Nilai Varians Fhitung Ftabel 1,054 1,71 Keputusan Nilai Pretest Kelas 104,03 eksperimen Nilai Pretest Kelas kontrol Kedua data homogen 109,74 Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai Fhitung ≤ Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. b. Hasil Uji Homogenitas Postest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai postest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan pada Lampiran11. Berikut ini adalah hasilnya. 11 Lampiran 20, h. 177-179 53 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Postest Data Nilai Nilai Nilai Varians Fhitung Ftabel 1,372 1,71 Keputusan Nilai Postest Kelas 79,27 eksperimen Nilai Postest Kelas kontrol Kedua data homogen 108,92 Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai Fhitung ≤ Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan uji “t”. 1. Hasil Pengujian Hipotesis Pretest Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata Pretest dari kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata Pretest kelas eksperimen sebesar 43,39 dengan standar deviasi 10,19 sedangkan kelas kontrol sebesar 46,34 dengan standar deviasi 10,48. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 10,33. Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t”. Dari hasil perhitungan antara Pretest kelas eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 1,247. 54 Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan (dk) = n–2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati yaitu 70 sebesar 2,00. Karena didapat perhitungan Pretest kelompok eksperimen dan kontrol thitung < ttabel ( 1,247 < 2,00) maka Ho di terima dan Ha di tolak. Dengan demikian dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelas kontrol dan eksperimen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelas kontrol dengan pretest kelas eksperimen karena belum ada perlakuan dari kedua kelas tersebut. 12 2. Hasil Pengujian Hipotesis Postest Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata postest dari kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata postest kelas eksperimen sebesar 77.66 dengan standar deviasi 8,903 sedangkan kelas kontrol sebesar 70,28 dengan standar deviasi 10,43. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 9,69. Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji “t”. Dari hasil perhitungan antara postest kelas eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 3,326. Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan (dk) = n – 2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati yaitu 70 sebesar 2,00. Karena didapat perhitungan postest kelompok eksperimen dan kontrol t hitung >t tabel ( 3,326 > 2,00) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh penggunaan model cooperative learning teknik think-pair-share 12 Lampiran 21, h. 180-181 55 terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah lampiran.13 D. Pembahasan Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan model cooperative learning teknik think-pair-share berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari observasi, pelaksasnaan, dan pengolahan data. Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.14 Pada penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dalam pengajaran model cooperative learning teknik think-pair-share di SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang. Diawal pertemuan pertama guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang prosedur model cooperative learning teknik think-pair-share yang akan digunakan hal ini dimaksudkan supaya siswa memperoleh pemahaman mengenai teknik tersebut sehingga dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai. Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi seluruh kelompok pasangan apabila terdapat hal-hal dari proses kegiatan belajar mengajar yang belum dimengerti oleh siswa, sehingga setiap 13 14 Lampiran 22, h. 182-183 Lampiran 12, h. 144-145 56 kelompok dapat memecahkan solusi dari permasalahan, secara bersama dan bukan sebagai pemberi materi total dari awal sampai akhir seperti yang dilakukan oleh sebagian guru dalam menerangkan ke siswa. Hal ini senada dikemukakan Roestiah dalam Rosmaini dkk, bahwa peranan guru dalam pengajaran antara lain fasilitator, pembimbing dan organisator. Guru harus mampu memberi dorongan agar siswa aktif. Salah satu usaha guru untuk mendorong siswa agar aktif dan meningkatkan hasil belajarnya yaitu pembelajaran cooperative.15 Prosedur yang dijalankan dalam model cooperative learning teknik thinkpair-share terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa yang ada pada lembar kerja siswa, diinstruksikan supaya berpikir (think) dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini penting untuk merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum pada tahapan yang berpasangan pair. Tahapan pair yaitu proses bertukar jawaban/opini sesama pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya. Selama berdiskusi untuk menyamakan jawaban mereka, secara bersama-sama dari setiap pasangan di anjurkan untuk mengisi jawaban di lembar kerja siswa yang telah disediakan sesuai kelompoknya masing-masing. Sedangkan tahapan terakhir yaitu share dimana pasangan yang dipilih secara acak bertugas untuk mengemukakan hasil diskusinya kepada teman-teman kelasnya sebagai kesempurnaan dari keseluruhan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakan. Senada dengan pernyataan Ibrahim dalam Yusuf dan Natalina, teknik think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.16 Model cooperative learning teknik think-pair-share di kelas dilakukan dengan cara membentuk kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil (dua pasang dalam kelompoknya) yang masing-masing pasangan saling bertanggung jawab dalam rangka bertukar pikiran atau diskusi mencari solusi atas pertanyaan yang 15 Rosmaini dkk, 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN 20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1), h. 12 16 Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12(April 2005), h. 9 57 diberikan oleh guru kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi tersebut kepada seluruh teman sekelasnya. Dengan model cooperative learning teknik think-pair-share siswa diberi kesempatan bukan hanya sekedar belajar, tetapi juga saling bekerja sama lain sehingga terjadi proses transper pengetahuan serta siswa yang merasa kesulitan dapat melakukan sharing dengan pihak selain guru, sehingga selama proses pembelajaran tidak terjadi komunikasi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, untuk berbagai gagasan, siswa mampu bekerja sama dan berbagi pengalaman. Pertemuan pertama, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu think didapatkan nilai rata-rata 70.17 Pada tahap think ini termasuk kategori baik karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri. Aktivitas siswa mengerjakan LKS berkelompok pair didapatkan nilai rata-rata 60.18 Pada tahap ini termasuk kategori cukup karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan. Sedangkan aktivitas siswa memperesentasikan share siswa masih ragu-ragu saat mempresentasikan hasil diskusi berpasangan. Pada pertemuan pertama ini siswa presentasi yang ditampilkan 2 kelompok, karena siswa masih transisi. Hal ini sesuai dengan data hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, hasil observasi dengan peresentase total didapat 86%. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.19 Pertemuan kedua dan ketiga, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu think didapatkan nilai rata-rata 70.20 Pada tahap think ini termasuk kategori baik karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri aktivitas siswa mengerjakan LKS berpasangan “pair” didapatkan nilai rata-rata 70.21 Siswa sudah mulai menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Sedangkan siswa mempresentasikan hasil diskusi berpasangan dengan baik. Pada pertemuan kedua dan ketiga ini, siswa presentasi yang ditampilkan 4 kelompok. Sesuai dengan hasil observasi 17 Lampiran 4, h. 107 Ibid h. 108 19 Lampiran 12, h. 144-145 20 Lampiran 4, h. 107 21 Ibid, h. 108 18 58 pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total didapat 100%.22 Pada kelas eksperimen siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam mengerjakan LKS siswa terlihat tertarik mengerjakannya. Selama proses berlangsung siswa memahami sendiri konsep materi pelajaran dengan gambar pada LKS. LKS yang berisikan gambar dalam model cooperative learning teknik think-pair-share di kelas mampu menarik perhatian siswa untuk mengetahui dan belajar mengenai ciri-ciri sel darah beserta fungsinya serta penyakit akibat kelainan pembuluh darah. Aktifitas belajar siswa tersebut, menunjukan antusias yang cukup besar. Selain itu LKS yang berisikan gambar tersebut dapat memberikan motivasi dan informasi kepada siswa dalam kegiatan belajar sehingga mereka dengan mudah memahami materi. Sesuai dengan hasil penelitian Chotimah yang menyatakan bahwa pendekatan kontekstual teknik think-pair-share menunjukan proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat serta respon siswa yang positif.23 Begitu pula dengan pernyataan Yusuf dan Natalina, bahwa teknik think-pair-share dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru kearah yang lebih baik.24 Dengan demikian teknik think-pair-share dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Selain itu guru menyajikan materi yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari misalnya penyakit yang mungkin salah seorang keluarga siswa mengalami. Hal ini menyajikan materi yang membuat siswa tertarik dengan konsep yang diberikan guru, sehingga siswa mampu mengolah dan menggabungkan apa yang dipelajari dengan apa yang mereka alami di kehidupan sehari-hari. Begitu sebaliknya siswa akan mudah lupa bila konsep yang disampaikan masih bersifat abstrak. Dengan demikian siswa belajar dengan bermakna tidak mudah melupakan materi, sehingga dapat meningkatkan hasil 22 Lampiran 12, h. 144-145 Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian Kependidikan no 1 (Juni 2007), h. 106 24 Op,cit Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, h.11 23 59 belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan Rosmiani dkk, bahwa dengan teknik think-pair-share dapat meningkatkan daya serap siswa. 25 Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS, tidak berdiskusi kelompok dan hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Dimana guru hanya berperan sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Model cooperative learning teknik think-pair-share lebih efektif secara signifikan terhadap kemampuan berpikir siswa. Sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah ada kecenderungan siswa dituntut mengingat konsep bukan diajak melakukan kegiatan untuk mendapatkan darimana konsep itu diperoleh, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada lama tidaknya penyimpanan pengetahuan di dalam memori siswa. Berdasarkan hasil belajar biologi menyatakan bahwa perolehan frekuensi pada tiap kelas interval tinggi lebih banyak ditempati oleh siswa pada kelas eksperimen di bandingkan dengan siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen siswa cenderung mendapat nilai yang lebih baik dari pada kelas kontrol (Tabel 4.2 dan 4.5). Berdasarkan perolehan nilai N-gain pada kelompok kontrol rata-rata Pretest 45,95; rata-rata postest 69,55 dan N-gain 0,42. Sedangkan pada eksperimen rata-rata Pretest 44,05; rata-rata postest 76,89 dan N-gain 0,57. Jadi hasil nilai akhir yang diperoleh setelah diberikan proses pembelajaran, kelompok eksperimen yang menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare memiliki rata-rata jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah pada kelompok kontrol. Berdasarkan perolehan kategori N-gain pada kelas kontrol yang merupakan kategori rendah 12, kategori sedang 22 dan tinggi 4. Sedangkan perolehan kategori N-gain pada kelompok eksperimen merupakan kategori rendah 1, kategori sedang 27 dan tinggi 10. Hal ini menunjukan adanya keefektifan belajar siswa, karena pada kelompok eksperimen adanya perlakuan yaitu berpikir 25 Op,cit Rosmaini dkk, h. 13 60 secara mandiri, berkelompok pasangan dan berbagi pada teman sekelas. Hal senada dikemukakan oleh Aren dalam Asri (dalam Usman) menyatakan bahwa teknik think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi kelas.26 Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis menunjukan uji t untuk Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol di proleh harga thitung = 1,247 dari ttabel distribusi t” untuk taraf signifikasi =0,05 dan derajat kebebasan (dk=38+38-2=74), di peroleh ttabel =2.00 maka thitung < ttabel ( 1,247 < 2,00) maka Ho di terima dan Ha ditolak. Dengan demikian hasil Pretest yang belum mendapatkan perlakuan pembelajaran biologi model cooperative learning teknik think-pair-share tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian kedua kelas sama. Sedangkan pengujian hipotesis postest ternyata diperoleh nilai perbandingan antara variabel pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share (X) dan hasil belajar biologi siswa (Y), thitung = 3,326. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ttabel maka dikonsultasikan pada ttabel untuk taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = 38+382=74) diproleh harga ttabel = 2,00 jika dibandingkan thitung dengan ttabel maka thitung lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel). Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Muslimin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsinya Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think-pairshare pada hasil belajar biologi siswa.27 26 Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1 (September 2004) .hal 51 27 Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap Hasil Belajar Bisologi Siswa, (Jakarta:skripsi UIN, 2008). 61 E. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti, yaitu : 1. Penggunaan referensi buku selama penelitian yang sedikit mengakibatkan perolehan informasi siswa belum terkonstruk secara lengkap. 2. Waktu yang singkat untuk melakukan penelitian, yang disebabkan akan dilaksanakannya pengurangan waktu pada bulan ramadhan, sehingga peneliti merasa masih belum maksimal untuk menerapkan model cooperative learning teknik think-pair-share secara menyeluruh. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah. Hal ini terlihat pada perhitungan uji “t”, diperoleh harga t hitung > t tabel (3,326 > 2,00) pada derajat kebebasan (dk) = 70 dengan taraf signifikansi 5 %. B. Saran Saran-saran agar proses pembelajaran dengan model cooperative learning teknik think-pair-share dapat berhasil dengan baik, yakni : 1. Perlu adanya apersepsi pada konsep sebelumnya jika seorang guru hendak menerapkan model cooperative learning teknik think-pair-share sehingga siswa sudah terbiasa dan efisiensi waktu dapat diterapkan. 2. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap metode, khususnya model cooperative learning teknik think-pair-share akan memberikan dampak yang positif pula terhadap hasil belajar yang ingin dicapai. 3. Guru biologi khususnya berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan dan model yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa pun menjadi senang untuk mengikuti pelajaran. 4. Penelitian dengan model cooperative learning teknik think-pair-share masih perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih komprehensif, baik dari segi variabel penelaahannya persekolahannya. 62 maupun pilihan setting DAFTAR PUSTAKA A.M, Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers Anam, Khoirul. 1999. Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Geogerafi Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, Buletin Pelangi Pendidikan Vol.1 No.1 Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Chotimah, Husnul. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian Kependidikan no 1 Harinaldi, M.Eng. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Jakarta:Erlangga Http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredarandarah.html Http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf Http://www.id.wikipedia.org/wiki/biologi Ibrahim, Nurdin. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44 Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s Kasnun. 2007. Peran Media Massa dalam Proses Pendidikan di Masyarakat, Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro Purwokerto: Cendekia Lyman Reading Quest.org:Think-Pair-Share http://www.readingquest.org/strat/tps.html Lyman, Frank. Instructional Strategies Online: What is Think-Pair-Share. http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/ Masluhatun, Ni’mah Evi. 2007. Efektivitas Model Pembelajaran Think-PairShare Dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas x SMA Negeri 3 63 64 Semarang, Laporan Penelitian Universitas Negeri Semarang, Semarang: Skripsi UNS Meltzer David E, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, dari www.physyceducation.net/docs/addenumon-normalized Muslimin, 2008. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap Hasil Belajar Bisologi Siswa, Jakarta:skripsi UIN Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Purwoko, dkk. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VIII, Jakarta: Yudistira Rosmaini S. 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN 20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1) Ruseffendi, Het. 1998. Statistika Dasar, Bandung: CV Andira Rusli Zainal Sang Visioner. http://nayyaobangeblogah.blogspot. com/2010_07_01_archive.html Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Sofyan, Ahmad dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Sumarwan, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VIII, Semester 1, Jakarta: Erlangga Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Syah, Muhibin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 65 Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka T Roger dan David W.. Cooperative Learning, http//.www.co- operation.org/pages/cl.html Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, 2006. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI Usman. 2004. Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-PairShare dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1 Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo Yusuf Yustini dan Mariani Natalina. 2005. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12 66 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt LAMPIRAN.8 SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 39 Butir soal = 60 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA No Urt No Subyek Kode/Nama Benar 1 1 A 23 37 0 2 2 B 22 38 0 3 3 C 24 36 0 4 4 D 28 32 0 5 5 E 16 44 0 6 6 F 22 38 0 7 7 G 22 38 0 8 8 H 16 44 0 9 9 I 38 22 0 10 10 J 25 35 0 11 11 K 38 22 0 12 12 L 26 34 0 13 13 M 25 35 0 14 14 N 13 47 0 15 15 O 19 41 0 16 16 P 40 20 0 17 17 Q 11 49 0 18 18 R 42 18 0 19 19 S 24 36 0 20 20 T 18 42 0 21 21 U 17 43 0 22 22 V 18 42 0 23 23 W 18 42 0 24 24 X 11 49 0 25 25 Y 20 40 0 26 26 Z 17 43 0 27 27 AA 21 39 0 28 28 BB 26 34 0 29 29 CC 22 38 0 30 30 DD 22 38 0 31 31 EE 16 44 0 Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 23 23 22 22 24 24 28 28 16 16 22 22 22 22 16 16 38 38 25 25 38 38 26 26 25 25 13 13 19 19 40 40 11 11 42 42 24 24 18 18 17 17 18 18 18 18 11 11 20 20 17 17 21 21 26 26 22 22 22 22 16 16 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (1 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 32 33 34 35 36 37 38 39 32 33 34 35 36 37 38 39 FF GG HH II JJ KK LL MM 20 40 0 20 21 39 0 21 19 41 0 19 15 45 0 15 16 44 0 16 14 46 0 14 13 47 0 13 27 33 0 27 20 21 19 15 16 14 13 27 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 21.67 Simpang Baku= 7.50 KorelasiXY= 0.57 Reliabilitas Tes= 0.73 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 A 15 8 23 2 2 B 15 7 22 3 3 C 15 9 24 4 4 D 15 13 28 5 5 E 6 10 16 6 6 F 11 11 22 7 7 G 13 9 22 8 8 H 5 11 16 9 9 I 18 20 38 10 10 J 12 13 25 11 11 K 16 22 38 12 12 L 16 10 26 13 13 M 11 14 25 14 14 N 7 6 13 15 15 O 12 7 19 16 16 P 19 21 40 17 17 Q 5 6 11 18 18 R 21 21 42 19 19 S 14 10 24 20 20 T 10 8 18 21 21 U 10 7 17 22 22 V 9 9 18 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (2 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM 9 6 9 8 10 13 13 14 8 14 14 10 6 5 8 5 12 9 5 11 9 11 13 9 8 8 6 7 9 9 11 6 8 15 18 11 20 17 21 26 22 22 16 20 21 19 15 16 14 13 27 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 18 R 42 1 1 1 1 - 1 1 2 16 P 40 1 - - 1 - 1 1 3 9 I 38 1 1 1 1 1 - 4 11 K 38 1 - - 1 - 1 1 5 4 D 28 1 1 - 1 1 - 6 39 MM 27 1 - - 1 - - 7 12 L 26 1 1 1 1 1 - 8 28 BB 26 1 1 - - - - 1 9 10 J 25 1 - 1 - 1 1 10 13 M 25 1 - - 1 1 - 11 3 C 24 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 11 6 5 9 5 4 4 8 9 10 11 12 13 14 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (3 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 18 R 42 1 - - 1 1 1 1 2 16 P 40 - - 1 1 1 1 1 3 9 I 38 1 - 1 - - - 4 11 K 38 - - 1 1 1 1 5 4 D 28 - - 1 - 1 - 6 39 MM 27 1 1 1 - 1 1 1 7 12 L 26 - 1 - 1 1 - 8 28 BB 26 - 1 1 1 1 - 9 10 J 25 - 1 - 1 1 - 10 13 M 25 1 - 1 - - - 11 3 C 24 - - 1 1 1 - Jml Jwb Benar 4 4 8 7 9 4 3 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 18 R 42 1 1 1 - 1 1 2 16 P 40 1 1 1 - 1 1 3 9 I 38 - - 1 - 1 1 4 11 K 38 1 1 1 - - 1 5 4 D 28 1 - 1 - 1 1 6 39 MM 27 1 1 1 - 1 1 7 12 L 26 1 - 1 - - 1 8 28 BB 26 - 1 1 - 1 1 9 10 J 25 - - 1 - - 1 10 13 M 25 - - - - - - 11 3 C 24 - - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 6 5 10 0 6 10 0 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 22 23 24 25 26 27 28 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 18 R 42 1 1 - 1 1 1 1 16 P 40 1 1 - 1 1 1 9 I 38 - 1 1 1 1 - 1 11 K 38 1 1 - 1 1 1 1 4 D 28 1 - - - 1 - 39 MM 27 1 1 - - - 1 12 L 26 - - - 1 1 - 28 BB 26 1 - 1 1 - 1 1 10 J 25 - - - - - - 1 13 M 25 1 - 1 1 1 1 - file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (4 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 11 3 C Jml Jwb Benar 24 - - - - 1 1 7 5 3 7 8 7 5 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 18 R 42 1 1 1 1 - 1 1 2 16 P 40 1 1 1 1 1 1 1 3 9 I 38 1 1 1 - 1 1 1 4 11 K 38 1 1 1 1 1 1 1 5 4 D 28 1 1 1 1 1 1 1 6 39 MM 27 1 - 1 - - - 1 7 12 L 26 1 - 1 - 1 1 1 8 28 BB 26 - - 1 - 1 - 1 9 10 J 25 1 1 1 - 1 - 10 13 M 25 1 - 1 1 - 1 1 11 3 C 24 - 1 1 - 1 1 1 Jml Jwb Benar 9 7 11 5 8 8 10 36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 18 R 42 1 - - - - 1 2 16 P 40 1 - 1 - - - 3 9 I 38 - - 1 1 1 1 1 4 11 K 38 1 - 1 - - 1 1 5 4 D 28 - - - - 1 1 1 6 39 MM 27 1 - - - 1 1 1 7 12 L 26 - - 1 - 1 1 1 8 28 BB 26 1 - - - 1 - 1 9 10 J 25 - - 1 1 1 1 1 10 13 M 25 - - - - - - 1 11 3 C 24 - - - - - 1 1 Jml Jwb Benar 5 0 5 2 6 8 9 No.Urut 1 2 3 4 5 43 44 45 46 47 48 49 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 18 R 42 - 1 1 1 - 1 1 16 P 40 - 1 - - 1 1 1 9 I 38 1 1 - 1 1 1 1 11 K 38 - 1 - 1 - 1 1 4 D 28 1 - - - - - - file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (5 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 6 7 8 9 10 11 39 MM 12 L 28 BB 10 J 13 M 3 C Jml Jwb Benar 27 - 1 - - - - 26 1 - - - - - 1 26 - - - - - 1 25 - 1 - - - - 25 - - 1 1 1 1 24 1 - - - - - 1 4 6 2 4 3 6 6 50 51 52 53 54 55 56 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56 1 18 R 42 1 1 1 1 - - 2 16 P 40 1 1 1 1 1 - 1 3 9 I 38 - - 1 - 1 1 1 4 11 K 38 - 1 1 - - - 1 5 4 D 28 1 1 - 1 - 1 6 39 MM 27 - - - - 1 - 1 7 12 L 26 1 - - - - - 8 28 BB 26 - 1 - - - 1 9 10 J 25 1 - 1 - - - 10 13 M 25 1 - 1 - - 1 11 3 C 24 - 1 - - - 1 Jml Jwb Benar 6 6 6 3 3 5 4 57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 18 R 42 1 - 1 1 2 16 P 40 - - 1 1 3 9 I 38 - 1 1 4 11 K 38 - 1 - 1 5 4 D 28 1 - - 6 39 MM 27 - - - 1 7 12 L 26 1 - - 8 28 BB 26 - 1 - 9 10 J 25 1 1 - 1 10 13 M 25 1 - - 1 11 3 C 24 1 - 1 Jml Jwb Benar 6 4 4 6 Kelompok Asor file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (6 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 26 Z 17 1 1 - 1 - - 2 5 E 16 - - - - - - 3 8 H 16 1 - - - 1 1 4 31 EE 16 1 1 - - - 1 5 36 JJ 16 1 - - 1 1 - 6 35 II 15 1 1 - - - - 7 37 KK 14 1 - - - - - 8 14 N 13 1 - - - - - 9 38 LL 13 1 - - 1 - - 1 10 17 Q 11 1 - 1 - - - 11 24 X 11 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 10 4 2 4 2 2 1 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 26 Z 17 - - 1 - - - 2 5 E 16 1 - 1 - 1 - 3 8 H 16 1 - - - - - 4 31 EE 16 - - - - 1 - 1 5 36 JJ 16 - - - 1 1 - 6 35 II 15 - - - 1 1 - 1 7 37 KK 14 - - - 1 1 1 1 8 14 N 13 1 - - - 1 - 9 38 LL 13 1 - - 1 - - 10 17 Q 11 - 1 - - 1 - 11 24 X 11 - - - 1 1 - Jml Jwb Benar 4 1 2 5 8 1 3 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 15 16 17 18 19 20 21 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 26 Z 17 - 1 - - 1 1 1 5 E 16 1 1 - - - - 8 H 16 - - - 1 - - 31 EE 16 1 - 1 - 1 1 1 36 JJ 16 - 1 - - - 1 35 II 15 1 - - - - 1 37 KK 14 - - 1 1 - - - file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (7 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 8 9 10 11 14 N 38 LL 17 Q 24 X Jml Jwb Benar 13 13 11 11 - 3 1 3 3 - - - 1 - 1 - - 2 2 6 2 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 26 Z 17 - - 1 - - - 2 5 E 16 - - - - - - 3 8 H 16 - - - - - - 4 31 EE 16 1 - - - - - 5 36 JJ 16 1 - - - - - 6 35 II 15 - - - - - - 7 37 KK 14 - - - 1 - - 8 14 N 13 1 - 1 - - - 1 9 38 LL 13 - - - - - - 10 17 Q 11 - - - - - - 11 24 X 11 - - 1 - - - Jml Jwb Benar 3 0 3 1 0 0 1 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 26 Z 17 1 - - 1 - - 1 2 5 E 16 1 1 1 - - - 3 8 H 16 - - - 1 1 - 4 31 EE 16 1 - 1 - - - 5 36 JJ 16 - - - - - 1 6 35 II 15 1 - - - - - 7 37 KK 14 1 1 1 - - - 8 14 N 13 - - - - 1 - 1 9 38 LL 13 - - - 1 - - 1 10 17 Q 11 - - - 1 - - 11 24 X 11 - - - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 5 2 3 5 2 1 4 No.Urut 1 2 36 37 38 39 40 41 42 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 26 Z 17 1 - - - - 1 5 E 16 - - - 1 1 - - file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (8 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 3 4 5 6 7 8 9 10 11 8 H 31 EE 36 JJ 35 II 37 KK 14 N 38 LL 17 Q 24 X Jml Jwb Benar 16 - - 1 - 1 - 16 1 - 1 - - - 16 1 - - - 1 - 1 15 1 - 1 - 1 - 14 - - - - 1 - 13 - - - - - - 13 1 - - - - 1 11 - - - - 1 - 11 - - - - - - 5 0 3 1 6 2 1 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 26 Z 17 1 - - - 1 - 2 5 E 16 - 1 - - - 1 3 8 H 16 - 1 - 1 - 1 4 31 EE 16 - - - - - - 5 36 JJ 16 - - - 1 - - 6 35 II 15 - - - - - - 7 37 KK 14 - - - - - - 8 14 N 13 1 - 1 - 1 - 9 38 LL 13 - - - - - 1 10 17 Q 11 - - - - - - 11 24 X 11 - - - - - - Jml Jwb Benar 2 2 1 2 2 3 0 50 51 52 53 54 55 56 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56 1 26 Z 17 - - 1 - - - 2 5 E 16 - - - 1 1 1 1 3 8 H 16 1 1 1 1 - - 4 31 EE 16 - - - 1 - - 5 36 JJ 16 - 1 - 1 - - 6 35 II 15 - - 1 1 1 1 7 37 KK 14 - - - - - 1 8 14 N 13 - - - 1 - - 9 38 LL 13 - - - - - - 1 10 17 Q 11 - - - - - - 11 24 X 11 - - - - - 1 Jml Jwb Benar 1 2 3 6 2 4 2 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (9 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 26 Z 17 - - - 2 5 E 16 - - - 3 8 H 16 - - - 4 31 EE 16 - - - 5 36 JJ 16 - - - 1 6 35 II 15 - - - 7 37 KK 14 - - - 1 8 14 N 13 - - - 1 9 38 LL 13 - 1 - 10 17 Q 11 1 1 - 1 11 24 X 11 1 - - Jml Jwb Benar 2 2 0 4 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 39 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 60 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 11 10 1 9.09 2 2 6 4 2 18.18 3 3 5 2 3 27.27 4 4 9 4 5 45.45 5 5 5 2 3 27.27 6 6 4 2 2 18.18 7 7 4 1 3 27.27 8 8 4 4 0 0.00 9 9 4 1 3 27.27 10 10 8 2 6 54.55 11 11 7 5 2 18.18 12 12 9 8 1 9.09 13 13 4 1 3 27.27 14 14 3 3 0 0.00 15 15 6 3 3 27.27 16 16 5 3 2 18.18 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (10 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 10 0 6 10 0 7 5 3 7 8 7 5 9 7 11 5 8 8 10 5 0 5 2 6 8 9 4 6 2 4 3 6 6 6 6 6 3 3 5 4 6 4 4 3 7 2 -2 2 4 6 4 2 -2 3 4 0 5 3 0 1 6 0 8 0 7 1 4 5 4 2 5 3 8 5 0 2 6 1 7 4 6 5 0 0 0 3 2 1 1 6 0 2 6 1 8 2 2 2 4 1 1 2 2 2 1 3 3 0 6 1 5 2 4 3 3 6 -3 2 1 4 1 2 2 2 4 2 2 0 4 63.64 -18.18 36.36 36.36 -18.18 36.36 45.45 0.00 54.55 72.73 63.64 36.36 36.36 45.45 72.73 0.00 54.55 63.64 54.55 0.00 0.00 18.18 9.09 0.00 54.55 72.73 18.18 36.36 9.09 18.18 9.09 27.27 54.55 45.45 36.36 27.27 -27.27 9.09 9.09 18.18 36.36 18.18 36.36 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (11 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 60 60 6 4 2 18.18 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 39 Butir Soal= 60 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 38 97.44 Sangat Mudah 2 2 20 51.28 Sedang 3 3 15 38.46 Sedang 4 4 22 56.41 Sedang 5 5 15 38.46 Sedang 6 6 8 20.51 Sukar 7 7 7 17.95 Sukar 8 8 11 28.21 Sukar 9 9 12 30.77 Sangat Mudah 10 10 11 28.21 Sukar 11 11 22 56.41 Sedang 12 12 31 79.49 Mudah 13 13 9 23.08 Sukar 14 14 14 35.90 Sedang 15 15 18 46.15 Sedang 16 16 13 33.33 Sedang 17 17 24 61.54 Sedang 18 18 3 7.69 Sangat Sukar 19 19 14 35.90 Sedang 20 20 30 76.92 Mudah 21 21 5 12.82 Sangat Sukar 22 22 17 43.59 Sedang 23 23 6 15.38 Sukar 24 24 9 23.08 Sukar 25 25 22 56.41 Sedang 26 26 10 25.64 Sukar 27 27 9 23.08 Sukar 28 28 8 20.51 Sukar 29 29 23 58.97 Sedang 30 30 18 46.15 Sedang 31 31 30 76.92 Mudah file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (12 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 14 22 14 27 12 1 12 8 20 12 11 7 9 5 8 12 10 7 10 14 13 16 9 18 9 12 12 9 18 35.90 Sedang 56.41 Sedang 35.90 Sedang 69.23 Sedang 30.77 Sangat Mudah 2.56 Sangat Sukar 30.77 Sangat Mudah 20.51 Sukar 51.28 Sedang 30.77 Sangat Mudah 28.21 Sukar 17.95 Sukar 23.08 Sukar 12.82 Sangat Sukar 20.51 Sukar 30.77 Sangat Mudah 25.64 Sukar 17.95 Sukar 25.64 Sukar 35.90 Sedang 33.33 Sedang 41.03 Sedang 23.08 Sukar 46.15 Sedang 23.08 Sukar 30.77 Sangat Mudah 30.77 Sangat Mudah 23.08 Sukar 46.15 Sedang KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 39 Butir Soal= 60 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.124 2 2 0.157 3 3 0.135 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (13 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 0.296 Signifikan 0.071 0.366 Sangat Signifikan 0.463 Sangat Signifikan 0.097 0.023 0.474 Sangat Signifikan 0.163 -0.006 0.386 Sangat Signifikan 0.120 0.340 Sangat Signifikan 0.311 Signifikan 0.441 Sangat Signifikan -0.195 0.395 Sangat Signifikan 0.321 Signifikan -0.148 0.298 Signifikan 0.710 Sangat Signifikan -0.049 0.400 Sangat Signifikan 0.693 Sangat Signifikan 0.583 Sangat Signifikan 0.443 Sangat Signifikan 0.371 Sangat Signifikan 0.438 Sangat Signifikan 0.542 Sangat Signifikan 0.149 0.365 Sangat Signifikan 0.517 Sangat Signifikan 0.390 Sangat Signifikan 0.210 0.007 0.225 0.074 -0.023 0.450 Sangat Signifikan 0.405 Sangat Signifikan 0.120 0.567 Sangat Signifikan 0.131 0.357 Sangat Signifikan file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (14 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 0.165 0.471 0.671 0.383 0.387 0.473 0.009 0.238 -0.035 0.296 0.113 0.173 0.419 0.153 Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan - Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 39 Butir Soal= 60 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA No Butir Baru No Butir Asli a b c d 1 1 0-- 0-- 38** 1--- 0 2 2 2- 10- 7++ 20** 0 3 3 6+ 5+ 15** 130 4 4 8+ 3+ 6++ 22** 0 * file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (15 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 1-- 10++ 13- 15** 0 9++ 21--- 1-- 8** 0 15+ 9++ 8+ 7** 0 6+ 9++ 13+ 11** 0 4- 13+ 12** 10++ 0 15- 11** 8++ 5+ 0 11-- 22** 4+ 20 31** 4+ 1- 3++ 0 16- 9** 9++ 50 14** 7++ 6+ 12+ 0 6++ 10+ 5+ 18** 0 11+ 8++ 13** 7++ 0 2- 6++ 24** 7+ 0 6- 15++ 3** 15++ 0 5+ 14** 5+ 15-0 3++ 30** 1- 50 13++ 17+ 4- 5** 0 6++ 8++ 8++ 17** 0 15+ 11++ 7+ 6** 0 9** 15+ 9++ 6+ 0 10-- 3+ 22** 4+ 0 10** 13+ 7+ 9++ 0 3- 19-- 8++ 9** 0 6+ 11++ 14+ 8** 0 11--- 23** 0-- 5++ 0 13-- 18** 4+ 4+ 0 30** 3++ 4+ 2+ 0 14** 7++ 14- 40 3+ 22** 11-- 3+ 0 14** 5+ 12+ 8++ 0 2- 1-- 9--- 27** 0 12** 3- 15- 9++ 0 11++ 1** 16+ 11++ 0 12** 5+ 14- 8++ 0 16- 8** 7+ 8++ 0 20** 3- 11- 5++ 0 12+ 3- 12+ 12** 0 17-- 5+ 6+ 11** 0 13++ 7** 12++ 7+ 0 5- 18-- 9** 7+ 0 11++ 16+ 5** 7+ 0 8** 10++ 15+ 6+ 0 7++ 13+ 12** 7++ 0 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (16 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 48 10** 9++ 15- 5+ 0 49 7+ 16+ 9++ 7** 0 50 16- 1-- 12++ 10** 0 51 7++ 14** 9++ 9++ 0 52 14- 3- 13** 9++ 0 53 11+ 9++ 3- 16** 0 54 8++ 14+ 8++ 9** 0 55 9+ 18** 8++ 4+ 0 56 16- 7+ 9** 7+ 0 57 6+ 15- 12** 6+ 0 58 8++ 12** 9++ 10++ 0 59 8++ 9** 9++ 13+ 0 60 18** 4+ 14-- 30 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 21.67 Simpang Baku= 7.50 KorelasiXY= 0.57 Reliabilitas Tes= 0.73 Butir Soal= 60 Jumlah Subyek= 39 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 9.09 Sangat Mudah 0.124 2 2 18.18 Sedang 0.157 3 3 27.27 Sedang 0.135 4 4 45.45 Sedang 0.296 Signifikan 5 5 27.27 Sedang 0.071 6 6 18.18 Sukar 0.366 Sangat Signifikan 7 7 27.27 Sukar 0.463 Sangat Signifikan file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (17 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 0.00 Sukar 0.097 27.27 Sangat Mudah 0.023 54.55 Sukar 0.474 Sangat Signifikan 18.18 Sedang 0.163 9.09 Mudah -0.006 27.27 Sukar 0.386 Sangat Signifikan 0.00 Sedang 0.120 27.27 Sedang 0.340 Sangat Signifikan 18.18 Sedang 0.311 Signifikan 63.64 Sedang 0.441 Sangat Signifikan -18.18 Sangat Sukar -0.195 36.36 Sedang 0.395 Sangat Signifikan 36.36 Mudah 0.321 Signifikan -18.18 Sangat Sukar -0.148 36.36 Sedang 0.298 Signifikan 45.45 Sukar 0.710 Sangat Signifikan 0.00 Sukar -0.049 54.55 Sedang 0.400 Sangat Signifikan 72.73 Sukar 0.693 Sangat Signifikan 63.64 Sukar 0.583 Sangat Signifikan 36.36 Sukar 0.443 Sangat Signifikan 36.36 Sedang 0.371 Sangat Signifikan 45.45 Sedang 0.438 Sangat Signifikan 72.73 Mudah 0.542 Sangat Signifikan 0.00 Sedang 0.149 54.55 Sedang 0.365 Sangat Signifikan 63.64 Sedang 0.517 Sangat Signifikan 54.55 Sedang 0.390 Sangat Signifikan 0.00 Sangat Mudah 0.210 0.00 Sangat Sukar 0.007 18.18 Sangat Mudah 0.225 9.09 Sukar 0.074 0.00 Sedang -0.023 54.55 Sangat Mudah 0.450 Sangat Signifikan 72.73 Sukar 0.405 Sangat Signifikan 18.18 Sukar 0.120 36.36 Sukar 0.567 Sangat Signifikan 9.09 Sangat Sukar 0.131 18.18 Sukar 0.357 Sangat Signifikan 9.09 Sangat Mudah 0.165 27.27 Sukar 0.471 Sangat Signifikan 54.55 Sukar 0.671 Sangat Signifikan 45.45 Sukar 0.383 Sangat Signifikan file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (18 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 36.36 Sedang 0.387 Sangat Signifikan 27.27 Sedang 0.473 Sangat Signifikan -27.27 Sedang 0.009 9.09 Sukar 0.238 9.09 Sedang -0.035 18.18 Sukar 0.296 Signifikan 36.36 Sangat Mudah 0.113 18.18 Sangat Mudah 0.173 36.36 Sukar 0.419 Sangat Signifikan 18.18 Sedang 0.153 - file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (19 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM] 138 LAMPIRAN. 10 JAWABAN HASIL PRETEST DAN POSTEST 1. D 11. D 21. A 31.C 2. D 12. D 22. D 32. C 3. D 13. C 23. D 33. B 4. B 14. A 24. D 5. B 15. D 25. C 6. D 16. D 26. A 7. C 17. B 27. A 8. C 18. B 28. D 9. B 19. A 29. D 10. B 20. B 30. B 139 LAMPIRAN. 11 HASIL NILAI PRETEST-POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Kelas eksperimen Responden Kelas control Nilai Responden pretest Postest 1 39 72 2 51 3 Nilai pretest Postest 1 54 60 66 2 60 78 45 60 3 54 54 4 54 75 4 46 96 5 57 75 5 36 51 6 30 81 6 36 78 7 57 90 7 33 60 8 36 69 8 54 75 9 42 81 9 45 69 10 51 75 10 39 81 11 36 63 11 48 54 12 42 93 12 24 60 13 36 87 13 30 69 14 54 78 14 48 81 15 51 75 15 60 69 16 63 81 16 44 51 17 30 66 17 39 78 18 51 72 18 33 60 19 42 81 19 54 81 20 39 81 20 63 63 21 42 93 21 33 57 22 33 60 22 45 81 23 60 90 23 45 63 24 63 93 24 45 69 25 48 81 25 60 63 26 24 69 26 54 75 27 36 66 27 54 60 28 45 81 28 36 81 29 30 72 29 36 69 30 30 66 30 36 84 139 140 31 48 84 31 63 69 32 48 69 32 4 54 33 33 84 33 51 75 34 33 75 34 48 81 35 48 87 35 42 69 36 51 72 36 42 75 37 51 87 37 45 87 38 45 72 38 63 63 140 141 LAMPIRAN 12 LEMBAR OBSERVASI Pertemuan ke 1-3 Keterangan: Iya :√ Tidak : - No Aspek yang diamati Pertemuan 1 2 3 Keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran Guru hadir dan memulai pelajaran tepat pada waktunya Guru mampu mengkondisikan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar Teknik Think-Pair-Share yang digunakan sesuai dengan prosedur Guru membagi kelompok pasangan belajar dengan tertib. Guru membimbing dan memonitoring siswa saat kegiatan diskusi kelompok dan melaksanakan tanya jawab kepada siswa saat proses pembelajaran. Jumlah Persentase total Minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran 6 Siswa menyiapkan alat tulis dan buku paket 7 Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh guru 8 Siswa mengerjakan tugas individu dengan mandiri. 9 Siswa bekerja sama memecahkan tugas dengan teman pasangan belajarnya dengan baik 10 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan baik 141 142 Jumlah Persentase Kemampuan dan keterampilan guru 11 Guru mengawali dengan memberikan motivasi kepada siswa 12 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif 13 Guru menganjuakan pertanyaan secara jelas terkait materi yang diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran 14 Guru menyampaikan materi secara jelas sistematis, efektif dan mudah dipahami oleh siswa 15 Guru menjelaskan jawaban pertanyaan dari siswa dengan jelas dan mudah dipahami Jumlah Persentase Jumlah total Persentase total Jakarta, 20 Agustus 2010 Observer, ……………………… 142 143 LAMPIRAN 13 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini. nilai posttest - nilai pretest N - gain nilai maksimum - nilai pretest Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut. a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70 b. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70 c. g-rendah : nilai G < 0,30 Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol sebagai kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel Nilai N-Gain Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Siswa Amelia Sri Wahyu.N Muhammad Yossa Alimrone Dhevi Yana Kristina Cindy Wulandari Aji Saprizal Ewa Stiawan Rizza Zaenudin P Robian Kendel Sakinah Adrian Kurnia Devi Arpiani Sapitri Muhammad risqi setiawan Riki Ramdani Supriadi Muhammad Riski Ashari Danang Stiawan Ayu Dayana Muhamad Adrian Iin Sabrina Susi Yanti Muhammad lutfi Ivan Maulana Robi Ajiansyah Nilai Pretest Posttest 54.00 60.00 Gain (G) Kategori 0.13 Rendah 60.00 78.00 0.45 Sedang 54.00 46.00 36.00 36.00 33.00 54.00 45.00 39.00 48.00 24.00 30.00 48.00 60.00 44.00 39.00 33.00 54.00 63.00 33.00 45.00 45.00 54.00 96.00 51.00 78.00 60.00 75.00 69.00 81.00 54.00 60.00 69.00 81.00 69.00 51.00 78.00 60.00 81.00 63.00 57.00 81.00 63.00 0.00 0.93 0.23 0.66 0.40 0.46 0.44 0.69 0.12 0.47 0.56 0.63 0.23 0.13 0.64 0.40 0.59 0.00 0.36 0.65 0.33 Rendah Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang 144 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 35 37 38 Windi Azdagewa Muhammad jihad Firhan Darajat Febi Febriansah Muhammad Arif Arrahman Mario Ramadhan Rudi Irawan Vera Miryam Joseph Agus M aulana Anita Yunita Regita Septi Ananda Riki Ramdani Bagus Pribadi Windi Firania Syifa Fauziah 45.00 60.00 54.00 54.00 36.00 36.00 36.00 63.00 48.00 51.00 48.00 42.00 42.00 45.00 63.00 45.95 69.00 63.00 75.00 60.00 81.00 69.00 84.00 69.00 54.00 75.00 81.00 69.00 75.00 87.00 63.00 69.55 0.44 0.08 0.46 0.13 0.70 0.52 0.75 0.16 0.12 0.49 0.63 0.47 0.57 0.76 0.00 0.44 Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang 145 LAMPIRAN 14 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini. nilai posttest - nilai pretest N - gain nilai maksimum - nilai pretest sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut. a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70 b. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70 c. g-rendah : nilai G < 0,30 Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen sebagai kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel Nilai N-Gain Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Siswa Yohanes Lapono Bela Ariska Kiki Oktaviani Ilham Rizal Sandika Ayu Miftahul Janah Indah Silviani Henggar Rizal Suprianto Ramanda Salsabila Ambros Tri utami Meisi Nurkholilah Corlenius Ajeng Angga Ari Muhammad Andre Gunawan Marlaf Nurarifin Eka Aryani Nilai Pretest Posttest 39.00 72.00 51.00 66.00 45.00 60.00 54.00 75.00 57.00 75.00 30.00 81.00 57.00 90.00 36.00 69.00 42.00 81.00 51.00 75.00 36.00 63.00 42.00 93.00 36.00 87.00 54.00 78.00 51.00 75.00 63.00 81.00 30.00 66.00 51.00 72.00 Gain (G) 0.54 0.31 0.27 0.46 0.42 0.73 0.77 0.52 0.67 0.49 0.42 0.88 0.80 0.52 0.49 0.49 0.51 0.43 42.00 81.00 0.67 Sedang 39.00 42.00 33.00 60.00 81.00 93.00 60.00 90.00 0.69 0.88 0.40 0.75 Sedang Tinggi Sedang Tinggi Kategori Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 146 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Anis Wijayanti Muhammad Abdullah Muhammad Futra Julian Sandi Raisman Andre rian Erik Ajeng Susilo Mega Lestari Azis Sabana Suryadi Deni Indra Saputra Molhamok Dita Anjani Iftahul Ilhami Awalagri Ketrin Bahana Rata-rata 63.00 48.00 24.00 36.00 45.00 30.00 30.00 48.00 48.00 33.00 33.00 48.00 51.00 93.00 81.00 69.00 66.00 81.00 72.00 66.00 84.00 69.00 84.00 75.00 87.00 72.00 0.81 0.63 0.59 0.47 0.65 0.60 0.51 0.69 0.40 0.76 0.63 0.75 0.43 Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang 51.00 87.00 0.73 Tinggi 45.00 44.05 72.00 76.89 0.49 0.59 Sedang Sedang 147 LAMPIRAN 15 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Hasil pretest dari kelas VIII.2 (eksperimen )adalah sebagai berikut. 24 30 30 30 30 33 33 33 36 36 36 36 39 39 42 42 42 42 45 45 45 48 48 48 48 51 51 51 51 51 51 54 54 57 57 60 63 63 Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Rentang (R) R c. Panjang Kelas (P) X max X min P 63 24 39 b. Banyaknya Kelas (K) K 1 3,3 log n R K 39 6 6,5 7 1 3,3 log 38 1 3,3 1,58 Sehingga 1 5,21 adalah 6,21 6 Sehingga adalah 6 banyaknya kelas panjang kelasnya 7 148 Tabel distribusinya adalah sebagai berikut Kelas Batas Kelas Nilai Tengah Frekuensi (xi) (fi) fi . xi fi . xi2 24 - 30 23,5 27 5 135 3645 31 - 37 30,5 34 7 238 8092 38 - 44 37,5 41 6 246 10086 45 - 51 44,5 48 13 624 29952 52 - 58 51,5 55 4 220 12100 59 - 65 58,5 62 3 186 11532 38 1649 75407 Jumlah (∑) Basarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X ) X f x f i i i 1649 38 43,39 b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. Me 1 nF b P 2 f 149 Dimana: b = batas bawah kelas median = 44,5 P = panjang kelas = 7 n = banyaknya data = 38 F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 5 + 7+ 6 = 18 f = nilai frekuensi kelas median = 13 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Me 1 .38 18 44,5 7 2 13 44,5 7 0,76 44,5 5,32 49,82 c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo b1 b P b1 b2 Dimana: b = batas bawah kelas median = 44,5 P = panjang kelas = 7 b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 13 – 6 = 7 b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 13– 4 = 9 150 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Mo 7 44,5 7 7 9 44,5 7 0,43 44,5 3,01 47,51 d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 75407 2 1649 38 38 1 2719201 38 37 75407 75407 71557 ,92 37 3849 ,08 37 104 ,02 10 ,19 151 Hasil Pretest Kelas Kontrol Hasil pretest dari kelas VIII.I (Kontrol) adalah sebagai berikut. 24 30 33 33 33 36 36 36 36 36 39 39 42 42 44 45 45 45 45 45 48 48 48 48 48 51 54 54 54 54 54 54 60 60 60 63 63 63 Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Rentang (R) R X max X min 63 24 Sehingga K 1 3,3 log n 1 3,3 log 38 1 3,3 1,58 1 5,21 kelas adalah 6 c. Panjang Kelas (P) 39 b. Banyaknya Kelas (K) banyaknya P R K 39 6 6,5 7 6,21 Sehingga 6 adalah 7. panjang kelasnya 152 Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Kelas Batas Nilai Tengah Frekuensi Kelas (xi) (fi) fi . xi fi . xi2 24 - 30 23,5 27 2 54 1458 31 - 37 30,5 34 8 272 9248 38 - 44 37,5 41 5 205 8405 45 - 51 44,5 48 11 528 25344 52 - 58 51,5 55 6 330 18150 59 - 65 58,5 62 6 372 23064 38 1761 85669 Jumlah (∑) Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X ) X f x f i i i 1761 38 46,34 b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. Me 1 nF b P 2 f Dimana: b = batas bawah kelas median = 44,5 P = panjang kelas = 7 n = banyaknya data = 38 153 F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2 + 8 + 5 = 15 f = nilai frekuensi kelas median = 11 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Me 1 .38 15 44,5 7 2 11 44,5 7 1,04 44,5 7,28 51,78 c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo b1 b P b1 b2 Dimana: b = batas bawah kelas median = 44,5 P = panjang kelas = 7 b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 11 – 5 = 6 b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 11 – 6 = 5 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Mo 6 44,5 7 6 5 44,5 7 0,54 44,5 4,42 48,92 154 d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 85669 2 1761 38 38 1 3101121 38 37 85669 85669 81608 ,45 37 4060 ,55 37 109 ,74 10 ,48 155 LAMPIRAN 16 Hasil Postest Kelas Eksperimen Hasil posttest dari kelas VIII.2 (Ek sperimen) adalah sebagai berikut. 60 60 63 66 66 66 66 69 69 69 72 72 72 72 72 75 75 75 75 75 78 81 81 81 81 81 81 81 84 84 87 87 87 90 90 93 93 93 Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 93 dan nilai minimum (Xmin) adalah 60. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Rentang (R) R X max X min 93 60 Sehingga K 1 3,3 log n 1 3,3 log 38 1 3,3 1,58 1 5,21 kelas adalah 6 c. Panjang Kelas (P) 33 b. Banyaknya Kelas (K) banyaknya P R K 33 6 5,5 6 6,21 Sehingga 6 adalah 6. panjang kelasnya 156 Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Kelas Batas Nilai Tengah Frekuensi Kelas (xi) (fi) fi . xi fi . xi2 60 - 65 59,5 62,5 3 187,5 11718,75 66 - 71 65,5 68,5 7 479,5 32845,75 72 - 77 71,5 74,5 10 745 55502,5 78 - 83 77,5 80,5 8 644 51842 84 - 89 83,5 86,5 5 432,5 37411,25 90 - 95 89,5 92,5 5 462,5 42781,25 38 2951 232101,5 Jumlah (∑) Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X ) X f x f i i i 2951 38 77,66 b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. Me 1 nF b P 2 f Dimana: b = batas bawah kelas median = 77,5 157 P = panjang kelas = 6 n = banyaknya data = 38 F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3 +7+10 = 20 f = nilai frekuensi kelas median = 8 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Me 1 .38 20 77,5 6 2 8 77,5 6 1,13 77,5 6,78 84,28 c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo b1 b P b1 b2 Dimana: b = batas bawah kelas median = 77,5 P = panjang kelas = 6 b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 8 – 10 = 2 b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 8–5=3 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. 158 Mo 2 77,5 6 2 3 77,5 6 0,4 77,5 2,4 79,9 d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 232101 ,5 2951 2 38 38 1 232101 ,5 8708401 38 37 232101 ,5 229168 ,45 37 2933 ,05 37 79 ,27 `8,903 159 Hasil Posttest Kelas Kontrol Hasil posttest dari kelas VIII.1 (Kontrol) adalah sebagai berikut. 51 51 54 54 54 57 60 60 60 60 60 63 63 63 63 69 69 69 69 69 69 69 75 75 75 75 75 78 78 78 81 81 81 81 81 81 84 87 96 Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 96 dan nilai minimum (Xmin) adalah 51. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Rentang (R) R X max X min 96 51 Sehingga K 1 3,3 log n 1 3,3 log 38 1 3,3 1,58 1 5,21 kelas adalah 6 c. Panjang Kelas (P) 45 b. Banyaknya Kelas (K) banyaknya P R K 45 6 7,5 8 6,21 Sehingga 6 adalah 8. panjang kelasnya 160 Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Kelas Batas Nilai Tengah Frekuensi Kelas (xi) (fi) fi . xi fi . xi2 51 - 58 50,5 54,5 6 327,00 17821,50 59 - 66 58,5 62,5 9 562,50 35156,25 67 - 74 66,5 70,5 7 493,50 34791,75 75 - 82 74,5 78,5 13 1020,50 80109,25 83 - 90 82,5 86,5 2 173,00 14964,50 91 - 98 90,5 94,5 1 94,50 8930,25 38 2671,00 191773,50 Jumlah (∑) Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X ) X f x f i i i 2671 38 70,28 b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. Me 1 nF b P 2 f 161 Dimana: b = batas bawah kelas median = 74.5 P = panjang kelas = 8 n = banyaknya data = 38 F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 6 + 9 + 7 = 22 f = nilai frekuensi kelas median = 13 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Me 1 .38 22 74,5 8 2 13 74,5 8 0,615 74,5 4,92 79,42 c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo b1 b P b1 b2 Dimana: b = batas bawah kelas median = 74,5 P = panjang kelas = 8 b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 13 – 7 = 6 b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 13 – 2 = 11 Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. 162 Mo 6 74,5 8 6 11 74,5 8 0,35 74,5 2,8 77,3 d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. f .x f . x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 191773 ,5 2671 2 38 38 1 191773 ,5 7134241 38 37 191773 ,5 187743 ,18 37 4030 ,32 37 108 ,92 `10 ,43 163 LAMPIRAN 17 Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest) Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: X 2 Dimana: Oi E1 2 Ei Oi : frekuensi observasi Ei : frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal) b. jika X2hitung > X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi normal) A. Kelas VIII.2 (Eksperimen) Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen 24 30 30 30 30 33 33 33 36 36 36 36 39 39 42 42 42 42 45 45 45 48 48 48 48 51 51 51 51 51 51 54 54 57 57 60 63 63 Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Eksperimen Kelas fi.xi xi fi. Xi2 24 - 30 135 27 3645 31 - 37 238 34 8092 38 - 44 246 41 10086 45 - 51 624 48 29952 52 - 58 220 55 12100 59 - 65 186 62 11532 batas kelas Z batas kelas 23.5 -1.95 30.5 37.5 44.5 51.5 58.5 67.5 Jumlah 1649 267 75407 luas Z tabel Ei Oi (Oi Ei)^2/Ei 0.0782 2.9716 5 1.3846 0.1772 6.7336 7 0.0105 0.2628 9.9864 6 1.5913 0.2414 9.1732 13 1.5964 0.1454 5.5252 4 0.4210 0.0587 2.2306 3 0.2654 -1.26 -0.58 0.11 0.79 1.48 2.36 X2 5.2693 164 Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut. 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 15 dan 16. 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: Batas Kelas - X z S Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. 1,95 1,26 0,58 0,11 0,79 1,48 2,36 z batas kelas Luas z tabel 0,4744 0,3962 0,2190 0,0438 0,2852 0,4306 0,4893 4. 5. 6. 7. Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut. a. Kelas 60 – 65 z 0,4744 0,3962 0,0782 b. Kelas 66 – 71 z = 0,3962 – 0,2190 = 0,1772 c. Kelas 72 – 77 z = 0,2190 + 0,0438 = 0,2628 d. Kelas 78 – 83 z = 0,2852 - 0,0438 = 0,2414 e. Kelas 84 – 89 z = 0,4306 – 0,2852 = 0,1454 f. Kelas 90 – 95 z = 0,4893 – 0,4306 = 0,0587 Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: Ei f i luas z tabel Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini. Oi Ei 2 2 X Ei Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. Menguji hipotesis normalitas. Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung < X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal) 165 B. Kelas VIII.I (Kontrol) Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol 24 30 33 33 33 36 36 36 36 36 39 39 42 42 44 45 45 45 45 45 48 48 48 48 48 51 54 54 54 54 54 54 60 60 60 63 63 63 Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Kontrol Kelas fi.xi xi fi. Xi2 54 27 1458 batas kelas 23.5 24 - 30 30.5 31 - 37 272 34 - 44 205 41 45 - 51 528 48 52 59 68 Jumlah 58 65 330 372 55 62 Oi (Oi Ei)^2/Ei 0.0509 1.9342 2 0.0022 0.1349 5.1262 8 1.6111 0.2282 8.6716 5 1.5546 0.2593 9.8534 11 0.1334 0.1891 7.1858 6 0.1957 0.1013 3.8494 6 1.2015 -0.18 25344 51.5 Ei -0.84 8405 44.5 luas Z tabel -1.51 9248 37.5 38 Z batas kelas -2.18 0.49 18150 58.5 1.16 67.5 2.02 23064 74 1761 267 85669 X2 4.6985 Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut. 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 15 dan 16. 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: Batas Kelas - X z S Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. 2,18 1,51 0,84 0,18 0,49 1,16 2,02 Z batas kelas Luas z tabel 0,4854 0,4345 0,2996 0,0714 0,1879 0,3770 0,4783 166 4. 5. 6. 7. Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut. a. Kelas 51 – 58 z = 0,4854 – 0,4345 = 0,0509 b. Kelas 59 – 66 z = 0,4345 – 0,2996 = 0,1349 c. Kelas 67 – 74 z = 0,2996 – 0,0714 = 0,2282 d. Kelas 75 – 82 z = 0,0714 + 0,1879 = 0,2593 e. Kelas 83 – 90 z = 0,3770 – 0,1879 = 0,1891 f. Kelas 91 – 98 z = 0,4783 – 0,3770 = 0,1013 Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: Ei f i luas z tabel Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: Oi Ei 2 2 X Ei Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. Menguji hipotesis normalitas. Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung ≤ X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal). 167 LAMPIRAN 18 Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest) Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: X 2 Oi E1 2 Ei Dimana: Oi : frekuensi observasi Ei : frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal) b. jika X2hitung > X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi normal) A. Kelas VIII.2 (Eksperimen) Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen 60 60 63 66 66 66 66 69 69 69 72 72 72 72 72 75 75 75 75 75 78 81 81 81 81 81 81 81 84 84 87 87 87 90 90 93 93 93 Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Eksperimen Kelas fi.xi xi fi. Xi2 60 - 65 187.5 62.5 11718.8 66 - 71 479.5 68.5 32845.8 72 - 77 745 74.5 55502.5 78 - 83 644 80.5 51842 batas kelas Z batas kelas 59.5 -2.04 65.5 71.5 77.5 83.5 84 - 89 432.5 86.5 90 - 95 462.5 92.5 Jumlah 2951 465 232102 Oi (Oi Ei)^2/Ei 0.0646 2.4548 3 0.1211 0.1598 6.0724 7 0.1417 0.2469 9.3822 10 0.0407 0.2534 9.6292 8 0.2757 0.1628 6.1864 5 0.2275 0.0847 3.2186 5 0.9860 -0.69 -0.02 0.66 1.33 42781.3 99.5 Ei -1.37 37411.3 89.5 luas Z tabel 2.45 X2 1,792 168 Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut. 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7. 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: Batas Kelas - X z S Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. 2,04 1,37 0,69 0,02 0,66 1,33 1,45 z batas kelas Luas z tabel 0,4793 0,4147 0,2549 0,0080 0,2454 0,4082 0,4929 4. 5. 6. 7. Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut. a. Kelas 60 – 65 z 0,4793 0,4147 0,0646 b. Kelas 66 – 71 z = 0,4147 – 0,2549 = 0,1598 c. Kelas 72 – 77 z = 0,2549 – 0,0080 = 0,2469 d. Kelas 78 – 83 z = 0,0080 + 0,2454 = 0,2534 e. Kelas 84 – 89 z = 0,4082 – 0,2454 = 0,1628 f. Kelas 90 – 95 z = 0,4082 – 0,4929 = 0,0847 Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: Ei f i luas z tabel Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini. Oi Ei 2 2 X Ei Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. Menguji hipotesis normalitas. Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung < X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal). 169 B. Kelas VIII.I (Kontrol) Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol 51 51 54 54 54 57 60 60 60 60 60 63 63 63 63 69 69 69 69 69 69 69 75 75 75 75 75 78 78 78 81 81 81 81 81 81 84 87 96 Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Kontrol Kelas 51 59 67 75 83 91 - fi.xi 58 66 74 82 90 98 Jumlah 327 562.5 493.5 1020.5 173 94.5 2671 xi 54.5 62.5 70.5 78.5 86.5 94.5 447 fi. Xi2 batas kelas Z batas kelas 50.5 -1.90 17821.5 58.5 -1.13 66.5 -0.36 74.5 0.40 82.5 1.17 90.5 1.94 100.5 2.89 35156.3 34791.8 80109.3 14964.5 8930.25 191774 luas Z tabel Ei (Oi Ei)^2/Ei Oi 0.1005 3.8190 6 1.2456 0.2302 8.7476 9 0.0073 0.296 11.2480 7 1.6043 0.2236 8.4968 13 2.3866 0.0948 3.6024 2 0.7128 0.0243 0.8505 1 0.0263 X2 Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut. 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7. 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: Batas Kelas - X z S Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. 1,90 1,13 0,36 0,40 1,17 1,94 2,89 Z batas kelas Luas z tabel 0,4713 0,3708 0,1406 0,1554 0,3790 0,4738 0,4981 5.9829 170 4. 5. 6. 7. Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut. a. Kelas 51 – 58 z = 0,4713 – 0,3708 = 0,1005 b. Kelas 59 – 66 z = 0,3708 –0,1406 = 0,2302 c. Kelas 67 – 74 z = 0,1406+0,1554 = 0,296 d. Kelas 75 – 82 z = 0,1554 -0,3790= 0,2236 e. Kelas 83 – 90 z =0,3790– 0,4738 = 0,0948 f. Kelas 91 – 98 z = 0,4738– 0,4981=0,0243 Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: Ei f i luas z tabel Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: O Ei 2 X2 i Ei Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. Menguji hipotesis normalitas. Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung ≤ X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal). 171 LAMPIRAN 19 Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest) Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest digunakan uji F berdasarkan rumus berikut ini. V F 1 V2 dimana: V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar terbesar. V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempuyai deviasi standar terkecil. Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang homogen) b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang tidak homogen). A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.2 (Eksperimen). Batas Nilai Frekuensi Kelas fi . xi fi . xi2 Kelas Tengah (xi) (fi) 24 - 30 31 - 37 38 - 44 45 - 51 52 - 58 59 - 65 Jumlah (∑) Kelas 24 - 30 31 - 37 38 - 44 45 - 51 52 - 58 59 - 65 Jumlah (∑) 23.5 30.5 37.5 44.5 51.5 58.5 246 27 34 41 48 55 62 267 5 7 6 13 4 3 38 135 238 246 624 220 186 1649 Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.1 (Kontrol) Batas Nilai Tengah Frekuensi fi . xi Kelas (xi) (fi) 23.5 30.5 37.5 44.5 51.5 58.5 246 27 34 41 48 55 62 267 2 8 5 11 6 6 38 54 272 205 528 330 372 1761 3645 8092 10086 29952 12100 11532 75407 fi . xi2 1458 9248 8405 25344 18150 23064 85669 172 B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar 1. Kelas VIII.2 (Eksperimen) f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 75407 2 1649 38 1 38 2719201 38 37 75407 75407 71557 ,92 37 3849 ,08 37 104 ,03 10 ,19 2. Kelas VIII.1 (Kontrol) f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 85669 1761 2 38 1 38 3101121 38 37 85669 85669 81608 ,44 37 4060 ,56 37 109 ,74 10 ,47 173 C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya adalah: V1 S1 V 2 S 2 2 2 Fhitung 10 ,47 2 10 ,19 2 109 ,74 104 ,03 1,054 Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (37;37), sehingga nilai Ftabel = 1,71 Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua data memiliki varians yang homogen). 174 LAMPIRAN 20 Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest) Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan uji F berdasarkan rumus berikut ini. V F 1 V2 dimana: V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar terbesar. V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempuyai deviasi standar terkecil. Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang homogen) b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang tidak homogen). A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.2 (Eksperimen). Batas Nilai Tengah Frekuensi Kelas fi . xi fi . xi2 Kelas (xi) (fi) 60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 Jumlah (∑) Kelas 51 - 58 59 - 66 67 - 74 75 - 82 83 - 90 91 - 98 Jumlah (∑) 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 447 62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5 465 3 7 10 8 5 5 38 187,5 479,5 745 644 432,5 462,5 2951 Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.1 (Kontrol) Batas Nilai Tengah Frekuensi fi . xi Kelas (xi) (fi) 50,5 58,5 66,5 74,5 82,5 90,5 423 54,5 62,5 70,5 78,5 86,5 94,5 447 6 9 7 13 2 1 38 11718,75 32845,75 55502,5 51842 37411,25 42781,25 232101,5 fi . xi2 327,00 17821,50 562,50 35156,25 493,50 34791,75 1020,50 80109,25 173,00 14964,50 94,50 8930,25 2671,00 191773,50 175 B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar 1. Kelas VIII.2 (Eksperimen) f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 2 2951 232101 ,5 38 38 1 232101 ,5 8708401 38 37 232101 ,5 229168 ,45 37 2933 ,05 37 79 ,27 `8,903 2. Kelas VIII.1 (Kontrol) f .x f .x f f 1 2 i S i 2 ii i i i 2 2671 191773 ,5 38 38 1 191773 ,5 7134241 38 37 191773 ,5 187743 ,18 37 4030 ,32 37 108 ,92 `10 ,43 176 C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya adalah: V1 S 1 V 2 S 2 2 2 Fhitung 10,43 2 8,903 2 108,784 79,263 1,372 Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (37;37), sehingga nilai Ftabel = 1,71 Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua data memiliki varians yang homogen). 177 LAMPIRAN 21 Uji Hipotesis Pretest Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan homogen (Lampiran 19 dan 20), maka rumus uji t yang digunakan adalah: X1 X 2 t 1 1 dsg n1 n 2 dimana: X 1 = rata-rata data kelompok kontrol X 2 = rata-rata data kelompok eksperimen dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok control dan kelompok eksperimen n1 = jumlah data kelompok kontrol n2 = jumlah data kelompok eksperimen Kriteria penentuan keputusan uji t adalah: a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut. 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Dari nilai pretest diperoleh: X 1 = 46,34 X 2 = 43,39 V1 = S12 = (10,48)2 = 109,74 V2 = S22 = (10,19)2 = 103,83 2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini. n1 1V1 n 2 1V 2 dsg n1 n 2 2 38 1109 ,74 38 1103 ,83 38 38 2 4060 ,38 3841 ,71 74 7902 ,09 74 106 ,785 10 ,33 178 3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh. X1 X 2 t hitung 1 1 dsg n1 n 2 46,34 43,39 10,33 1 1 38 38 2,95 10,33 0,0263 0,0263 2,95 10,33 0,229 2,95 2,36557 1,247 4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74 pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi. t(0,95)(70) = 2,00 t(0,95)(80) = 1,99 dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=74 sebagai berikut. 4 t 0,9574 2,00 (2,00 1,99 ) 10 2,00 0,004 1,996 Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah: t(0,99)(60) = 2,65 t(0,95)(120) = 2,64 jadi nilai ttabel dengan dk = 67 diperoleh 4 t 0,9574 2,65 ( 2,65 2,64 ) 10 2,65 0,004 2,646 5. Menguji Hipotesis Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 179 LAMPIRAN 22 Uji Hipotesis Postest Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan homogen (Lampiran 19 dan 20), maka rumus uji t yang digunakan adalah: X1 X 2 t 1 1 dsg n1 n 2 dimana: X 1 = rata-rata data kelompok kontrol X 2 = rata-rata data kelompok eksperimen dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok control dan kelompok eksperimen n1 = jumlah data kelompok kontrol n2 = jumlah data kelompok eksperimen Kriteria penentuan keputusan uji t adalah: a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut. 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Dari nilai posttest diperoleh: X 1 = 70,28 X 2 = 77,66 V1 = S12 = (10,43)2 = 108,78 V2 = S22 = (8,903)2 = 79,26 2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini. n1 1V1 n 2 1V2 dsg n1 n 2 2 38 1108 ,78 38 179,26 38 38 2 4024 ,86 2932 ,64 74 6957 ,48 74 94,02 9,69 180 3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh. X1 X 2 t hitung 1 1 dsg n1 n 2 77,66 70,28 9,69 1 1 38 38 7,38 9,69 0,0263 0,0263 7,38 9,69 0,229 7,38 2,219 3,326 4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74 pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi. t(0,95)(70) = 2,00 t(0,95)(80) = 1,99 dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=74 sebagai berikut. 4 t 0,9574 2,00 (2,00 1,99 ) 10 2,00 0,004 1,996 Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah: t(0,99)(60) = 2,65 t(0,95)(120) = 2,64 jadi nilai ttabel dengan dk = 67 diperoleh 4 t 0,9574 2,65 ( 2,65 2,64 ) 10 2,65 0,004 2,646 5. Menguji Hipotesis Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak. 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%, dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran cooperative learning teknik Think-Pair-Share terhadap hasil belajar. 104 LAMPIRAN 4 NILAI LKS INDIVIDU No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Molhamok 36 Dita Anjani 37 Iftahul Ilhami Awalagri 38 Ketrin Bahana Rata-rata Yohanes Lapono Bela Ariska Kiki Oktaviani Ilham Rizal Sandika Ayu Miftahul Janah Indah Silviani Henggar Rizal Suprianto Ramanda Salsabila Ambros Tri utami Meisi Nurkholilah Corlenius Ajeng Angga Ari Muhammad Andre Gunawan Marlaf Nurarifin Eka Aryani Anis Wijayanti Muhammad Abdullah Muhammad Futra Julian Sandi Raisman Andre rian Erik Ajeng Susilo Mega Lestari Azis Sabana Suryadi Deni Indra Saputra Pertemuan ke-1 70 50 70 70 70 60 70 60 70 70 60 60 60 70 70 80 60 70 70 70 70 80 80 80 70 70 80 80 70 90 70 70 80 80 70 70 90 60 70 Pertemuan ke-2 70 60 60 70 70 80 90. 70 80 70 70 60 80 70 70 80 60 70 80 80 55 70 90 90 80 60 60 80 70 60 70 60 80 70 70 70 70 70 70 Pertemuan ke-3 80 60 70 80 70 70 80 70 60 80 70 80 80 70 80 70 70 70 80 60 60 60 80 90 63 55 70 65 60 80 70 70 90 70 80 70 80 70 70 105 NILAI LKS KELOMPOK (BERPASANGAN) Kelompok Nama Pertemuan ke 1 50 Pertemuan ke 2 70 Pertemuan ke 3 80 Pisang Yohanes Lapono Bela Ariska Jeruk Kiki Oktaviani Ilham 55 70 70 Apel Rizal Sandika Ayu 50 70 60 Mangga Miftahul Janah Indah Silviani 50 80 80 Jambu Henggar Rizal 50 80 60 Anggur Suprianto Ramanda Salsabila 55 70 80 Duren Ambros Tri utami 70 70 70 Salak Meisi Nurkholilah 60 70 75 Markisa Corlenius Ajeng 50 70 80 Stroberi Angga Ari Muhammad Andre Gunawan 60 70 80 60 80 80 Bengkuang Marlaf Nurarifin Cerme Eka Aryani Anis Wijayanti 80 90 100 Manggis Muhammad Abdullah Muhammad Futra 60 80 75 Jambu biji Julian Sandi Raisman 60 70 80 Nangka Andre rian Erik Ajeng Susilo 80 90 90 Sirsak Mega Lestari Azis Sabana 60 80 80 Nangka Suryadi Deni Indra Saputra 60 90 80 Rambutan Molhamok Dita Anjani Iftahul Ilhami Awalagri Ketrin Bahana 60 80 80 80 80 90 60 80 80 Lengkeng Rata-rata 106 LAMPIRAN 5 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Indikator I : Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. No 1 2 Soal Kunci Jawaban Jantung manusia terdiri dari ....ruang C a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 Untuk soal nomor 2 sampai 5 perhatikanlah skema sistem D peredaran darah di bawah ini! Jenjang CI C1 Yang dimaksud pembuluh balik menunjukkan pada nomor…. a. 5 b. 7 c.8 d. 9 3 Yang dimaksud pembuluh kapiler menunjukkan pada nomor…. a. 5 4 5 6 7 b. 7 c.8 C CI D CI D C2 D C2 D C2 d. 9 Bilik kiri ditunjukan oleh nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Nomor 2 pada gambar tersebut adalah.... a. aorta b. serambi kiri c. bilik kanan d. serambi kanan Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini.... a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung c. jika serambi mengembang, darah masuk kedalam bilik d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi 107 8 9 10 11 12 tugas tersebut maka..... a.otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan b.otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik c.otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan d.otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi Berikut merupakan ciri pembuluh darah vena (balik), kecuali..... a. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh b. terletak di dekat permukaan tubuh (kulit) c. denyut tidak terasa ketika diraba d. mengandung kadar O2 tinggi Untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 perhatikan tabel berikut! No Dinding Aliran Letak Denyut pembuluh darah 1. Tipis, Menuju Tersembunyi Tidak elastis jantung agak ke dalam terasa 2. Tipis, Menuju Dekat Tidak kurang jantung permukaan terasa elastis tubuh 3. Tebal, Dari Tersembunyi terasa elastis jantung agak ke dalam 4. Tebal, Dari Dekat terasa kurang jantung permukaan elastis Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh nadi (arteri) adalah nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Perbedaan antara pembuluh arteri dan vena adalah.... a. arteri mengalirkan darah keluar atrium kiri sedangkan vena mengalirkan masuk atrium kanan b. arteri mengalirkan darah keluar dari jantung sedangkan vena mengalirkan darah masuk jantung c. arteri berpangkal pada bilik kanan sedangkan vena bermuara pada serambi kanan d. arteri mengalirkan darah bersih dan vena mengalirkan darah kotor Fungsi jantung adalah..... a. memompa darah ke seluruh tubuh b. menghasilkan eritrosit c. menghasilkan leukosit d. menyaring sisa matabolisme dari darah D C3 C C4 B C4 B C2 A CI 108 Indikator 2 : Menerangkan alur peredaran darah pada manusia. No Soal 13 14 15 16 17 18 19 20 Kunci Jawaban Untuk soal nomor 13 sampai 16, perhatikanlah skema sistem B predaran darah di bawah ini! Pembuluh darah yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) adalah..... a. 6 dan 7 b. 9 dan 10 c. 6 dan 10 d. 9 dan 7 Urutan nomor untuk peredaran darah besar adalah..... a. 4-5-7-8-9-2 c. 2-9-8-7-5-4 b. 3-10-11-6-1 d. 4-1-6-11-10 Urutan nomor untuk peredaran darah kecil...... a. 2-8-7-6-5-4 c. 3-5-6-7-9-4 b. 2-9-8-7-5-4 d. 3-10-11-6-1 Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen (O2) adalah..... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4 Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup karena darah mengalir di dalam.... a. kulit b. jantung c. pembuluh darah d. Rongga dada Pembuluh balik (vena) paru-paru dilalui darah yang mengangkut.... a. O2 dari jantung c. O2 ke jantung b. CO2 dari jantung d. CO2 ke jantung Vena yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung adalah..... a. vena kava superior c. aorta b. vena kava inferior d. Arteri Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak..... a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali Jenjang C3 A C4 D C4 C C3 C C2 C C3 B C2 B CI 109 21 22 23 24 No Peredaran darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung di sebut..... a. peredaran darah terbuka c. peredaran darah kecil b. peredaran darah besar d. peredaran darah tertrutup Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena.... a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah b. darah beredar di luar pembuluh darah c. darah melewati jantung dua kali peredaran d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah.... a. serambi kanan dan srambi kiri b. serambi kanan dan bilik kanan c. serambi kanan dan bilik kiri d. serambi kiri dan bilik kiri Sebelum diedarkan, darah yang kaya....dari paru-paru, masuk ke dalam jantung, yaitu pada ruang serambi kiri lali ke...untuk dipompa ke seluruh tubuh. a. O2-bilik kiri c. O2-bilik kanan b. CO2-bilik kiri d. CO2-bilik kanan Indikator 3: Mengidentifikasi penggolongan darah dan transfusi darah Soal B C2 D C2 D C2 A C3 Kunci Jawaban Jenjang 25 Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B C memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. A atau B b. AB atau O c. B atau O d. A atau O C2 26 Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi A dalam plasmanya darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang tersebut adalah... a. O b. AB c. A d. B Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai D golongan darah AB berarti darahnya memiliki kandungan.... a. aglutinogen B dan aglutinin A b. aglutinogen A dan aglutinin B c. aglutinin A dan B d. aglutinogen A dan B Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, D maka kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat..... a. aglutinin A dan aglutinogen a C2 27 28 C3 C4 110 29 30 31 32 33 34 35 36 b. aglutinin a dan aglutinogen A c. aglutinogen A dan aglutinin a d. aglutinogen A dan aglutinin b Aglutinasi adalah.... a. orang yang menerima darah b. proses penggumpalan darah c. orang yang memberikan darah d. proses tranfusi darah Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. B atau AB b. A atau O c. A atau B d. AB atau O Orang yang memberikan darahnya disebut..... a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. aglutinin Transfusi darah donor yang bergolongan B ke resipien yang bergolongan A menyebabkan penggumpalan darah, karena.... a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin b b.bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin a c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin a d.bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin b Orang yang menerima darah disebut.... a. donor b. resepien c. aglutinogen d. aglutinin Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam plasma darah termasuk golongan darah ... a. O b. B c. AB d. A Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil dan pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang cukup parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan darah dari orang yang bergolongan ..... a. A b. B c. AB d. O Dalam kegiatan tranfusi darah, sebagai resefien yang harus diperhatikan adalah.... a. antiaglutinogen c. golongan darah b.aglutinogen d. Pendonor B CI B C3 A CI A C4 B CI A C3 D C4 B C2 111 Indikator 4: Membedakan ciri-ciri sel darah beserta fungsinya No Soal 37 38 39 40 41 42 43 44 Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi darah adalah.... a. membunuh kuman penyakit b. menghantarkan rangsang c. membekukan darah d. menjaga suhu tubuh Sel darah yang berperan mengangkut O2 adalah..... a. eritrosit b. leukosi c. trombosit d. monosit Pada saat terjadi luka, yang melakukan pembekuan darah adalah.... a. plasma darah b.trombosit c. eritrosit d.leukosit Pernyataan yang benar mengenai sel darah putih di bawah ini adalah.... a. membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh b. mengangkut O2 keseluruh tubuh c. melakukan pembekuan darah jika terjadi luka d. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh Fungsi hemoglobin adalah..... a. membawa CO2 ke jaringan b. membunuh kuman penyakit c. membantu dalam proses pembekuan darah d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih…. Sel darah merah Sel darah putih A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen B Bentuk berubah-rubah, Bentuk tetap tidak berinti C Berperan dalam peroses Membunuh kuman pembekuan darah penyakit D Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, bentuk tidak mengandung hemoglobin tetap, membunuh /melawan benda asing Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang tidak normal dan pembekuan darahnya lambat kemungkinan kekurangan... a. Vitamin K b. Unsur Ca c. Vitamin D d. Unsur P Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali..... Kunci Jawaban Jenjang B CI A C2 B C2 A C2 D C1 D C4 B C3 C C4 112 45 a. termasuk peredaran darah terbuka b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik) c. pembuluh limfa memiliki satu katup d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih Yang bukan merupakan fungsi sistem peredaran limpa adalah.... a.mengangkut hasil pencernaan lemak b.melawan kuman c.menjaga kesetabilan tubuh d.mengembalikan cairan darah jaringan tubuh kepembuluh balik 46 C C4 A C3 Gambar di atas merupakan sel darah..... a. eritrosit b. plasma darah c. trombosit d. Leukosit 47 Bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah adalah..... C a. antibodi dan fibrinogen c. trombosit dan fibrinogen b.trombosit dan antibodi d. leukosit dan trombosit 48 Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah A menjadi beku dikarenakan..... a. trombokinase mengubah protombin b. fibrinogen mengubah trombin c. trombin mengubah protombin d. trombokinase mengubah fibrinogen Indikator 5: Menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. No Soal 49 Kelainan karena darah tidak dapat membeku disebut... a. anemia b. leukimia c. talasemia d. hemophilia Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di bawah 5.000 sel/mm3 , dapat dipastikan orang itu menderita... a. tekanan rendah c. tekanan darah tinggi b.infeksi d. leukopenia Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar maka orang ini menderita penyakit... a. Leukopenia c. sianosis b. leukemia d. serangan jantung Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh.... 50 51 52 Kunci Jawaban C2 C2 Jenjang D CI D C3 B C4 C C3 113 a. berkurangnya tekanan darah b. volume darah darah bertambah c. berkurang Hb dalam sel darah merah d. darah kekurangan pelasma 53 Penyakit yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem peredaran darah manusia, kecuali..... a. hipertensi b. hemofilia c. anemia d. Sembelit 54 Leukimia adalah suatu kondisi dimana terdapat suatu penambahan sel darah yang besar pada…. a. eritrosit b. fibrinogen c. trombosit d. leukosit 55 Seorang penderita diabetes sebaiknya menggunakan pemanis buatan karena…. a. kalorinya tinggi c. lebih manis b.kalorinya rendah d. lebih murah 56 Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah…. a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit d. trombosit 57 Hal-hal berikut dapat meningkatkan jumlah leukosit kecuali…….. a. terinfeksi cacing c. terinfeksi kuman tifus b. b. menderita stres d. menderita radang paru-paru 58 Penyakit dimana keadaan darah tak mampu membawa oksigen yang cukup disebut…. a. talasemia b.anemia c. leukemia d. hemofilia 59 Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat gangguan pada jantung disebut…. a. talasemia b. agina c. leukemia d. hemofilia 60 Penyakit atherosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak, kolesterol dan berbagai bahan lainnya pada dinding pembuluh balik. Penumpukan ini dapat menyebabkan ..... a. penyempitan dinding arteri b. berkurangnya pasokan darah keotot jantung c. tidak lancarnya aliran darah menuju jantung d. kurangnya jumlah sel darah merah D CI D C2 B C2 C C2 C C3 B C1 B CI A C4 114 LAMPIRAN 6 Nama Hari/Tanggal Mata pelajaran Petunjuk UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN : : : : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) 1. Jantung manusia terdiri dari ....ruang a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 Untuk soal nomor 2 sampai 5 perhatikanlah skema sistem peredaran darah di bawah ini! 2. Yang dimaksud pembuluh balik menunjukkan pada nomor…. a. 5 b. 7 c.8 d. 9 3. Yang dimaksud pembuluh kapiler menunjukkan pada nomor…. a. 5 b. 7 c.8 d. 9 4. Bilik kiri ditunjukan oleh nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 5. Nomor 2 pada gambar tersebut adalah.... a. aorta b. serambi kiri c. bilik kanan d. serambi kanan 6. Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini.... a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung c. jika serambi mengembang, darah masuk ke dalam bilik d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung 7. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas tersebut maka..... a. otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan b. otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik c. otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan d. otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi 115 8. Berikut merupakan ciri pembuluh darah vena (balik), kecuali..... a. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh b. terletak di dekat permukaan tubuh (kulit) c. denyut tidak terasa ketika diraba d. mengandung kadar O2 tinggi Untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 perhatikan tabel berikut! No Dinding Aliran Letak Denyut pembuluh darah 1. Tipis, elastis Menuju Tersembunyi Tidak terasa jantung agak ke dalam 2. Tipis, Menuju Dekat Tidak terasa kurang jantung permukaan elastis tubuh 3. Tebal, Dari Tersembunyi terasa elastis jantung agak ke dalam 4. Tebal, Dari Dekat terasa kurang jantung permukaan elastis 9. Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh nadi (arteri) adalah nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 10. Sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 11. Perbedaan antara pembuluh arteri dan vena adalah.... a. arteri mengalirkan darah keluar atrium kiri sedangkan vena mengalirkan masuk atrium kanan b. arteri mengalirkan darah keluar dari jantung sedangkan vena mengalirkan darah masuk jantung c. arteri berpangkal pada bilik kanan sedangkan vena bermuara pada serambi kanan d. arteri mengalirkan darah bersih dan vena mengalirkan darah kotor 12. Fungsi jantung adalah..... a. memompa darah ke seluruh tubuh b. menghasilkan eritrosit c. menghasilkan leukosit d. menyaring sisa matabolisme dari darah 116 Untuk soal nomor 13 sampai 16, perhatikanlah skema sistem predaran darah di bawah ini! 13. Pembuluh darah yang banyak mengandung karbon dioksida adalah..... a. 6 dan 7 b. 9 dan 10 c. 6 dan 10 d. 9 dan 7 14. Urutan nomor untuk peredaran darah besar adalah..... a. 4-5-7-8-9-2 b. 3-10-11-6-1 c. 2-9-8-7-5-4 d. 4-1-6-11-10 15. Urutan nomor untuk peredaran darah kecil...... a. 2-8-7-6-5-4 b. 2-9-8-7-5-4 c. 3-5-6-7-9-4 d. 3-10-11-6-1-4 16. Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen adalah..... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4 17. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup karena darah mengalir di dalam.... a. kulit b. jantung c. pembuluh darah d. rongga dada 18. Pembuluh balik (vena) paru-paru dilalui darah yang mengangkut.... a. O2 dari jantung b. CO2 dari jantung c. O2 ke jantung d. CO2 ke jantung 19. Vena yang membawa darah, yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung adalah..... a. vena kava superior b. vena kava inferior c. aorta d. arteri 20. Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak..... a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 21. Peredaran darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung di sebut..... a. peredaran darah terbuka c. peredaran darah kecil b. peredaran darah besar d. peredaran darah tertrutup 22. Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena.... a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah b. darah beredar di luar pembuluh darah c. darah melewati jantung dua kali peredaran d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran 117 23. Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah.... a. serambi kanan dan srambi kiri c. serambi kanan dan bilik kiri b. serambi kanan dan bilik kanan d. serambi kiri dan bilik kiri 24. Sebelum diedarkan, darah yang kaya....dari paru-paru, masuk kedalam jantung, yaitu pada ruang serambi kiri lalu ke...untuk dipompa ke seluruh tubuh. a. O2-bilik kiri b. CO2-bilik kiri c. O2-bilik kanan d. CO2-bilik kanan 25. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. A atau B b. AB atau O c. B atau O d. A atau O 26. Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi dalam plasma darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang tersebut adalah... a. O b. AB c. A d. B 27. Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai golongan darah AB berarti darahnya memiliki kandungan.... a. aglutinogen B dan aglutinin A c. aglutinin A dan B b. aglutinogen A dan aglutinin B d. aglutinogen A dan B 28. Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, maka kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat..... a. aglutinin A dan aglutinogen a b. aglutinin a dan aglutinogen A c. aglutinogen A dan aglutinin a d. aglutinogen A dan aglutinin b 29. Aglutinasi adalah.... a. orang yang menerima darah b. proses penggumpalan darah c. orang yang memberikan darah d. proses tranfusi darah 30. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. B dan AB b. A dan O c. A dan B d. AB dan O 31. Orang yang memberikan darahnya disebut..... a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. Aglutinin 32. Transfusi darah donor yang bergolongan B ke resipien yang bergolongan A menyebabkan penggumpalan darah, karena.... a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin b b. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin a c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin a d. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin b 33. Orang yang menerima darah disebut.... a. donor b. resepien c. aglutinogen d. aglutinin 118 34. Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam plasma darah termasuk golongan darah ... a. O b. B c. AB d. A 35. Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil dan pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang cukup parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan darah dari orang yang bergolongan ..... a. A b. B c. AB d. O 36. Dalam kegiatan tranfusi darah, sebagai resefien yang harus diperhatikan adalah.... a. antiaglutinogen b. aglutinogen c. golongan darah d. Pendonor 37. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi darah adalah.... a. membunuh kuman penyakit b. menghantarkan rangsang c. membekukan darah d. menjaga suhu tubuh 38. Sel darah yang berperan mengangkut O2 adalah..... a. eritrosit b. leukosi c. trombosit d. Monosit 39. Pada saat terjadi luka, yang melakukan pembekuan darah adalah.... a. plasma darah b.trombosit c. eritrosit d.leukosit 40. Pernyataan yang benar mengenai sel darah putih di bawah ini adalah.... a. membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh b. mengangkut O2 keseluruh tubuh c. melakukan pembekuan darah jika terjadi luka d. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh 41. Fungsi hemoglobin adalah..... a. membawa CO2 ke jaringan b. membunuh kuman penyakit c. membantu dalam proses pembekuan darah d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh 42. Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih…. Sel darah merah Sel darah putih A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen B Bentuk berubah-rubah, Bentuk tetap tidak berinti C Berperan dalam peroses Membunuh kuman pembekuan darah penyakit D Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, bentuk tidak mengandung hemoglobin tetap, membunuh /melawan benda asing 119 43. Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang tidak normal dan pembekuan darahnya lambat kemungkinan kekurangan... a. Vitamin K b. Unsur Ca c. Vitamin D d. Unsur P 44. Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali..... a. termasuk peredaran darah terbuka b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik) c. pembuluh limfa memiliki satu katup d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih 45. Yang bukan merupakan fungsi sistem peredaran limpa adalah.... a. mengangkut hasil pencernaan lemak b. melawan kuman c. menjaga kesetabilan tubuh d. mengembalikan cairan darah jaringan tubuh kepembuluh balik 46. Gambar di atas merupakan sel darah..... a. eritrosit b. plasma darah c. trombosit d. Leukosit 47. Bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah adalah..... a. antibodi dan fibrinogen c. trombosit dan fibrinogen b. trombosit dan antibodi d. leukosit dan trombosit 48. Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi beku dikarenakan..... a. trombokinase mengubah protombin b. fibrinogen mengubah trombin c. trombin mengubah protombin d. trombokinase mengubah fibrinogen 49. Kelainan karena darah sukar dapat membeku disebut... a. anemia b. leukemia c. talasemia d. hemofilia 50. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di bawah 5.000 sel/mm3 , dapat dipastikan orang itu menderita... a. tekanan rendah c. tekanan darah tinggi b. infeksi d. leukopenia 51. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar maka orang ini menderita penyakit... a. leukopenia b. leukimia c. sianosis d. serangan jantung 52. Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh.... a. berkurangnya tekanan darah c. berkurang Hb dalam sel darah nerah b. volume darah darah bertambah d. darah kekurangan pelasma 53. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem peredaran darah manusia, kecuali..... 120 a. hipertensi b. hemofilia c. anemia d. Sembelit 54. Leukimia adalah suatu kondisi dimana terdapat suatu penambahan yang besar pada…. a. eritrosit b. fibrinogen c. trombosit d. leukosit 55. Seorang penderita diabetes sebaiknya menggunakan pemanis buatan karena…. a. kalorinya tinggi b. kalorinya rendah c. lebih manis d. lebih murah 56. Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah…. a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit d. trombosit 57. Hal berikut dapat meningkatkan jumlah leukosit kecuali…….. a. terinfeksi cacing c. terinfeksi kuman tifus b. menderita stres d. menderita radang paru-paru 58. Penyakit dimana keadaan darah tak mampu membawa oksigen yang cukup disebut…. a. talasemia b. anemia c. leukemia d. hemfilia 59. Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat gangguan pada jantung disebut…. a. talasemia b. agina c. leukimia d. hemofilia 60. Penyakit atherosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak, kolesterol dan berbagai bahan lainnya pada dinding pembuluh balik. Penumpukan ini dapat menyebabkan ..... a. penyempitan dinding arteri b. berkurangnya pasokan darah keotot jantung c. tidak lancarnya aliran darah menuju jantung d. kurangnya jumlah sel darah merah 121 LAMPIRAN 7. Jawaban 1. C 21. B 41. D 2. D 22. D 42. D 3. C 23. D 43. B 4. D 24. A 44. C 5. D 25. C 45. C 6. D 26. A 46. A 7. D 27. D 47. C 8. D 28. D 48. A 9. C 29. B 49. D 10. B 30. B 50. D 11. B 31. A 51. B 12. A 32. A 52. C 13. B 33. B 53. D 14. A 34. A 54. D 15. D 35. D 55. B 16. C 36. B 56. C 17. C 37. B 57. C 18. C 38. A 58. B 19. B 39. B 59. B 20. B 40 A 60. A 134 LAMPIRAN 9 UJI COBA PRETEST DAN POSTEST : : : : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) Untuk soal nomor 1 perhatikanlah skema sistem peredaran darah di bawah ini! Nama Hari/Tanggal Mata pelajaran Petunjuk 1. Bilik kiri ditunjukan oleh nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 2. Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini.... a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung c. jika serambi mengembang, darah masuk ke dalam bilik d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung 3. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas tersebut maka..... a. otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan b. otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik c. otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan d. otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi Untuk menjawab soal nomor 4 perhatikan tabel berikut! No Dinding Aliran darah Letak Denyut pembuluh 1. Tipis, elastis Menuju Tersembunyi Tidak terasa jantung agak ke dalam 2. Tipis, kurang Menuju Dekat Tidak terasa elastis jantung permukaan tubuh 3. Tebal, elastis Dari jantung Tersembunyi terasa agak ke dalam 4. Tebal, kurang Dari jantung Dekat terasa elastis permukaan 135 4. Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Untuk soal nomor 5-7 perhatikanlah skema sistem predaran darah di bawah ini! 5. Pembuluh darah yang banyak mengandung karbon dioksida adalah..... a. 6 dan 7 b. 9 dan 10 c. 6 dan 10 d. 9 dan 7 6. Urutan nomor untuk peredaran darah kecil...... a. 2-8-7-6-5-4 b. 2-9-8-7-5-4 c. 3-5-6-7-9-4 d. 3-10-11-6-1-4 7. Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen adalah..... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4 8. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup karena darah mengalir di dalam.... a. kulit b. jantung c. pembuluh darah d. rongga dada 9. Vena yang membawa darah, yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung adalah..... a. vena kava superior b. vena kava inferior c. aorta d. arteri 10. Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak..... a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 11. Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena.... a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah b. darah beredar di luar pembuluh darah c. darah melewati jantung dua kali peredaran d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran 12. Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah.... a. serambi kanan dan srambi kiri c. serambi kanan dan bilik kiri b. serambi kanan dan bilik kanan d. serambi kiri dan bilik kiri 13. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. A atau B b. AB atau O c. B atau O d. A atau O 14. Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi dalam plasma darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang tersebut adalah... a. O b. AB c. A d. B 136 15. Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai golongan darah AB berarti darahnya memiliki kandungan.... a. aglutinogen B dan aglutinin A c. aglutinin A dan B b. aglutinogen A dan aglutinin B d. aglutinogen A dan B 16. Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, maka kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat..... a. aglutinin A dan aglutinogen a c. aglutinogen A dan aglutinin a b. aglutinin a dan aglutinogen A d. aglutinogen A dan aglutinin b 17. Aglutinasi adalah.... a. orang yang menerima darah c. orang yang memberikan darah b. proses penggumpalan darah d. proses tranfusi darah 18. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. B atau AB b. A atau O c. A atau B d. AB atau O 19. Orang yang memberikan darahnya disebut..... a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. Aglutinin 20. Orang yang menerima darah disebut.... a. donor b. resepien c. aglutinogen d. aglutinin 21. Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam plasma darah termasuk golongan darah ... a. O b. B c. AB d. A 22. Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil dan pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang cukup parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan darah dari orang yang bergolongan ..... a. A b. B c. AB d. O 23. Fungsi hemoglobin adalah..... a. membawa CO2 ke jaringan b. membunuh kuman penyakit c. membantu dalam proses pembekuan darah d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh 24. Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih…. Sel darah merah Sel darah putih A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen B Bentuk berubah-rubah, Bentuk tetap tidak berinti C Berperan dalam peroses Membunuh kuman pembekuan darah penyakit D Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, bentuk tidak mengandung hemoglobin tetap, membunuh /melawan benda asing 25. Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali..... a. termasuk peredaran darah terbuka b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik) 137 c. pembuluh limfa memiliki satu katup d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih 26. Gambar di atas merupakan sel darah..... a. eritrosit b. plasma darah c. trombosit d. Leukosit 27. Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi beku dikarenakan..... a. trombokinase mengubah protombin b. fibrinogen mengubah trombin c. trombin mengubah protombin d. trombokinase mengubah fibrinogen 28. Kelainan karena darah sukar dapat membeku disebut... a. anemia b. leukemia c. talasemia d. hemofilia 29. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di bawah 5.000 sel/mm3 , dapat dipastikan orang itu menderita... a. tekanan rendah c. tekanan darah tinggi b. infeksi d. leukopenia 30. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar maka orang ini menderita penyakit... a. leukopenia b. leukositosis c. sianosis d. serangan jantung 31. Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh.... a. berkurangnya tekanan darah c. berkurang Hb dalam sel darah merah b. volume darah darah bertambah d. darah kekurangan pelasma 32. Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah…. a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit d. trombosit 33. Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat gangguan pada jantung disebut…. a. talasemia b. agina c. leukimia d. hemofilia 89 LAMPIRAN 3 LEMBAR KERJA SISWA.1 Materi : Sistem Peredaran Darah NAMA INDIVIDU: TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat: 1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. 2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia. 3. Membedakan antara pembuluh arteri dan vena. Think :Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut. PERTANYAAN. 1. Isilah tanda panah pada gambar dibawah ini sesuai dengan nomor yang telah diberikan keterangan 90 Keterangan: Pembuluh darah arteri (nadi) Bilik kanan Pembuluh darah vena (vena) Serambi kanan Pembuluh darah arteri paru-paru Serambi kiri Pembuluh darah vena paru-paru Paru-paru Bilik kanan Pembuluh kapiler Jawaban No. 1 2 a. Urutkanlah alur peredaran darah pada manusia jika dimulai dari bilik kiri (perhatikan gambar) b. Menurut kalian, peredaran darah besar di mulai dari ruang jantung yang disebut……dan kembali ke…… c. Urutkanlah peredaran darah kecil sesuai gambar Jawaban No. 2 91 NAMA KELOMPOK : 1. 2. PAIR: Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban (dikolom) yang telah disediakan. 1. Isilah tanda panah pada gambar dibawah ini sesuai dengan nomor yang telah diberikan keterangan Keterangan: Pembuluh darah arteri (nadi) Bilik kanan Pembuluh darah vena (vena) Serambi kanan Pembuluh darah arteri paru-paru Serambi kiri Pembuluh darah vena paru-paru Paru-paru Bilik kanan Pembuluh kapiler 92 Jawaban No. 1 3 a. Urutkanlah alur peredaran darah pada manusia jika dimulai dari bilik kiri (perhatikan gambar) b. Menurut kalian, peredaran darah besar di mulai dari ruang jantung yang disebut……dan kembali ke…… c. Urutkanlah peredaran darah kecil sesuai gambar Jawaban No. 2 3. Lengkapilah tabel perbedaan pembuluh arteri dan vena berikut ini. No Faktor pembeda 1 Dinding pembuluh 2 Letak Arteri Vena 93 3 Tekanan 4 Katup 5 Arah aliran 4. a. Ada berapa tahap cara kerja jantung jelaskan? b. Jelaskan perbedaan sistem peredaran darah besar dengan peredarah darah kecil? Jawaban No. 4 SHARE: Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 94 LEMBAR KERJA SISWA 2 Materi : Sistem Peredaran Darah NAMA INDIVIDU : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah diskusi pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi penggolongan darah 2. Membedakan ciri-ciri sel darah Think: Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut Pertanyaan. 1. a. Mengapa setiap orang perlu mengetahui golongan darahnya? b. Apa yang dimaksud dengan aglutinasi? c. Mengapa darah jika ditetesi serum anti A dan serum anti B mengalami penggumpalan? Jawaban no. 1 Jawaban no 2 Resepien Donor 2. Pernahkah kalian mendengar seseorang karena sakit dan menjalani operasi, ia membutuhkan transfusi darah? Apakah semua golongan darah dapat diberikan atau diterima oleh orang lain? Lengkapilah tabel 1.1! 95 Resepien A Tabel 1.1 Donor B AB O A B AB O Keterangan: + = cocok, tidak terjadi aglutinasi - = tidak cocok, terjadi aglutinasi 3. A. Golongan darah apa saja yang dapat memberikan darahnya pada golongan darah berikut? a. Golongan darah A :… b. Golongan darah AB :… c. Golongan darah B :… d. Golongan darah O :… B. Golongan darah apa saja yang dapat menerima dari golongan darah berikut ini: a. Golongan darah A :…… b. Golongan darah AB :…… c. Golongan darah B :…… d. Golongan darah O :..... Jawaban no. 3 96 NAMA KELOMPOK : 1. 2. PAIR: Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban (dikolom) yang telah disediakan 1. a. Mengapa setiap orang perlu mengetahui golongan darahnya? b. Apa yang dimaksud dengan aglutinasi? c. Mengapa darah jika ditetesi serum anti A dan serum anti B mengalami penggumpalan? Jawaban no. 1 Jawaban no 2 Resepien Donor 2. Pernahkah kalian mendengar seseorang karena sakit dan menjalani operasi, ia membutuhkan transfusi darah? Apakah semua golongan darah dapat diberikan atau diterima oleh orang lain? Lengkapilah tabel 1.1! Tabel 1.1! Resepien Donor A B AB O A B AB O Keterangan: + = cocok, tidak terjadi aglutinasi - = tidak cocok, terjadi aglutinasi 97 3. A. Golongan darah apa saja yang dapat memberikan darahnya pada golongan darah berikut? a. Golongan darah A :… b. Golongan darah AB :… c. Golongan darah B :… d. Golongan darah O :… B. Golongan darah apa saja yang dapat menerima dari golongan darah berikut ini: a. Golongan darah A :…… b. Golongan darah AB :…… c. Golongan darah B :…… d. Golongan darah O :..... Jawaban no. 3 A B C 98 Gambar 1.1 4. Perhatikan gambar 1.1! kemudian identifikasikan gambar yang ditunjukan oleh anak panah berdasarkan pada tabel di bawah ini! NO Nama sel bentuk ukuran Warna fungsinya darah A B C SHARE: Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 99 LEMBAR KERJA SISWA 3 Materi : Sistem Peredaran Darah NAMA INDIVIDU : TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat: 1) Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2) Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan pembuluh darah dan jantung yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Think:Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut. Pertanyaan. Kegiatan I.Penyakit kelainan darah 1. a. Dibawah ini adalah gambar pembuluh darah manusia yang sedang mengalami proses pembekuan darah. Gambar manakah yang menunjukan pembekuan darah pada manusia normal dan pada penderita hemofilia (darah sukar membeku)? Gambar 1................... gambar 2.................. 100 2. Amatilah gambar a dan b di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan berikut dengan gambar. Gambar a Gambar b a. Gambar sel apakah di atas? b. Apa perbedaan antara gambar a dan gambar b? c. Apa yang terjadi jika di tubuh kita mengalami seperti gambar b? d. Apakah nama penyakit dari kelaianan sel darah di atas? Jawaban no.I & 2 101 NAMA KELOMPOK : 1. 2. PAIR : Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan. Kegiatan I.Penyakit kelainan darah 1. Dibawah ini adalah gambar pembuluh darah manusia yang sedang mengalami proses pembekuan darah. Gambar manakah yang menunjukan pembekuan darah pada manusia normal dan pada penderita hemofilia (darah sukar membeku)? Gambar 1................... gambar 2.................. 2. Amatilah gambar a dan b di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan berikut dengan gambar. Gambar a Gambar b 102 a. Gambar sel apakah di atas? b. Apa perbedaan antara gambar a dan gambar b? c. Apa yang terjadi jika di tubuh kita mengalami seperti gambar b? d. Apakah nama penyakit dari kelaianan sel darah di atas? Jawaban no.I Kegiatan 2: Penyakit kelainan pembuluh darah Bacalah wacana dibawah ini! pernahkah kalian mendengar tentang penyakit jantung atau stroke?kedua penyakit tersebut diakibatkan karena terdapatnya penumpukan lemak atau kolesterol pada dinding pembuluh darah. Apabila penyempitan ini terus bertambah menyebabkan penyempitan dinding pembuluh darah arteri. Akibatnya terdapat gangguan aliran nutrisi dan oksigen pada jaringan atau orang yang dituju. Bila penyempitan ini terjadi pada pembuluh darah arteri yang menuju jantung dapat menyebabkan serangan jantung, apabila terjadi pada pembuluh darah arteri yang menuju ke otak, dapat menyebabkan stroke. 1 Penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah arteri 2 Pembuluh tersumbat oleh suatu bekuan darah 103 3 Terjadi robekan pada dinding pembuluh arteri 4 Potongan melintang pembuluh arteri normal 3. a. Gambar di atas adalah penampang melintang pembuluh darah arteri (nadi). Gambar tersebut menjelaskan terjadinya proses penyempitan pembuluh arteri oleh lemak. Tugas kalian adalah memasangkan pernyataan gambar diatas sesuai dengan gambar yang kalian anggap cocok dengan memberi tanda panah. b. Urutkan yang benar terjadinya penyempitan pembuluh darah dimulai digambar no......lalu......lalu.......dan........ c. Apakah nama penyakit yang terjadi akibat terdapatnya penumpukan lemak pada pembuluh darah arteri? Jawaban no. 3 SHARE :Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas 66 LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/I Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia Alokasi Waktu : 2 x 40’ Pertemuan Ke : I Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. 2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia. A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. 2. Siswa dapat menerangkan alur peredaran darah pada manusia. 3. Siswa dapat membedakan antara pembuluh arteri dan vena. B. Materi Pembelajaran. a. Jantung. b. Pembuluh darah. C. Metode Pembelajaran Pendekatan Ekspositori. 67 Metode Ceramah. D. Langkah-Langkah Pembelajaran. Pertemuan ke-1 Tahapan Kegiatan kegiatan Guru Pendahuluan a. Guru mengabsen kehadiran siswa. Alokasi Siswa a. Siswa merespon waktu 10’ panggilan guru. b. Guru menyampaikan tujuan b. Siswa memperhatikan pembelajaran dan konsep penjelasan dari guru akan dipelajari yaitu Jantung dan Pembuluh Jantung. c. Apersepsi dan motivasi: “Mengapa kerja jantung c. .Siswa menjawab pertanyaan dari guru. sangat mempengaruhi kesehatan manusia?” “bagaimanakah darah bisa mengalir ke seluruh tubuh? dan apakah hanya jantung yang berperan dalam peredaran darah? Inti a. Guru menjelaskan tema-tema a. Siswa memperhatikan di papan tulis yang akan penjelasan guru. dibahas pada jantung dan pembuluh darah. b. Guru memperlihatkan gambar dan menjelaskan b. Siswa memperhatikan penjelasan guru. bagian-bagian jantung dan pembuluh darah. c. Guru mengajak siswa untuk c. Siswa merespon memberikan pendapat dengan menjawab mengenai materi ini. pertanyaan guru. 40’ 68 d. Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan d. Siswa memperhatikan 20’ penjelasan guru. dan pendapat siswa. Penutup a.Guru memberi kesimpulan dari materi yang disajikan. b. Guru memberi salam. a. Siswa memperhatikan 10’ penjelasan dari guru. b. Siswa menjawabnya. E. Alat, Bahan dan Media. Papan tulis dan Spidol. Gambar F. Sumber Belajar Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009) Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006) G. Penilaian Hasil Belajar. 1) Teknik Penilaian: Tes Tertulis. 2) Instrumen Tes PG. Tes Isian. Jakarta, 9 Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. NIP Guru mata pelajaran NIP. 75 LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/I Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia Alokasi Waktu : 2 x 40’ Pertemuan Ke : I Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. 2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia. A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar. 2. Siswa dapat menerangkan alur peredaran darah pada manusia. 3. Siswa dapat membedakan antara pembuluh arteri dan vena. B. Materi Pembelajaran a. Jantung. b. Pembuluh darah. 76 C. Model dan teknik Pembelajaran Model : Cooperative Learning. Teknik : Think-Pair-Share. D. Langkah-Langkah Pembelajaran. Pertemuan ke-1 Tahapan Kegiatan kegiatan Pendahuluan Alokasi Siswa waktu a. Guru mengabsen a. Siswa merespon 5’ kehadiran siswa. panggilan guru. Guru b.Guru menyampaikan b. Siswa tujuan pembelajaran dan memperhatikan konsep yang akan penjelasan dari guru. dipelajari yaitu jantung dan pembuluh darah. c. Apersepsi: “ Mengapa sistem peredaran darah seperti c. Siswa menjawab pertanyaan dari guru. halnya sistem transportasi? “Bagaimanakah darah bisa mengalir ke seluruh tubuh? INTI a. Guru menjelaskan bagian-bagian jantung a. Siswa memperhatikan 15’ penjelasan dari guru. dan peredaran darah pada manusia. Kegiatan b.Guru meminta siswa individu. untuk menunjukkan b.Siswa yang ditunjuk oleh guru maju untuk 15’ 77 (Think) bagian jantung dan mengisi bagian-bagian fungsi komponen darah jantung dan fungsi manusia pada media komponen darah pada gambar yang telah manusia melalui disediakan oleh guru media gambar. c. Guru mengkondisikan c. Siswa mengetahui siswa dan menentukan pasangan masing- kelompok pasangan. masing. Siswa berpikir Kemudian memberikan (Think) secara pertanyaan konsep mandiri, siswa permasalahan yang di mencari jawaban dari sampaikan guru kepada buku sumber yang siswa untuk dijawab ada. secara individu dalam bentuk LKS. Diskusi d.Guru mengarahkan d.Siswa saling Kelompok kepada siswa untuk berpasangan dengan (Pairing) mendiskusikan hasil teman yang sudah jawaban kepada masing- ditentukan oleh guru masing pasangan yang untuk mendiskusikan telah ditentukan. masing-masing jawaban yang telah diproleh pairing. e. Guru memberikan e. Setiap pasangan arahan kepada siswa bekerja sama dan untuk menggabungkan berdiskusi dengan ide atau jawaban mereka. pasangannya untuk menggabungkan jawaban serta membandingkan pengetahuannya. 15’ 78 Laporan f. Guru memilih beberapa f. Siswa melaksanakan diskusi. kelompok secara acak tahap (Share) (Share) untuk berbagi dengan kelompok . Masing- . seluruh kelas. masing pasangan 25’ terpilih mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman sekelasnya. g. kesempatan kepada siswa g. Siswa menanggapi dan lain untuk menanggapi merespon presentasi dan mengeluarkan temannya. idenya. h.Guru menggali perbedaan h. Siswa melengkapi konsep masing-masing informasi dari hasil kelompok siswa dari hasil diskusi berpasangan. presentasi kelas . Penutup a.Guru mengintruksikan kepada seluruh siswa a. Siswa memperhatikan 5’ tugas dari guru. mencari sumber diskusi untuk pertemuan selanjutnya. b.Guru memberi salam. E. Alat, Bahan dan Media. Papan tulis dan Spidol Gambar b.Siswa menjawabnya. 79 F. Sumber Belajar Lembar Kerja Siswa ( LKS) Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009) Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006) G. Penilaian Hasil Belajar. 1) Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2) Instrumen Tes PG Tes Isian Jakarta, 9 Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. NIP Guru mata pelajaran NIP. 83 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/I Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia Alokasi Waktu : 2 x 40’ Pertemuan Ke : 2 Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Mengidentifikasi penggolongan darah 2. Membedakan ciri-ciri sel darah A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat mengidentifikasi penggolongan darah 2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri sel darah B. Materi Pembelajaran Darah dan Peredaran Darah C. Model dan teknik Pembelajaran Model : Cooperative Learning. Teknik : Think-Pair-Share. 84 D. Langkah-Langkah Pembelajaran. Pertemuan ke-2 Tahapan kegiatan Pendahuluan Kegiatan Alokasi Siswa waktu a. Guru mengabsen a. Siswa merespon 5’ kehadiran siswa. panggilan guru. Guru b.Guru menyampaikan b. Siswa tujuan pembelajaran dan memperhatikan konsep yang akan penjelasan dari guru. dipelajari yaitu jantung dan pembuluh darah. c. Apersepsi c. Siswa menjawab ‘‘Mengapa setiap orang pertanyaan dari perlu mengetahui guru. golongan darahnya? ‘‘Mengapa darah yang keluar dari tubuh saat kalian terluka akan cepat mengering?” INTI a. Guru menjelaskan penggolongan darah dan menjelaskan perbedaan leukosit, trombosit dan eritrosit melaui media gambar pada karton besar yang telah disediakan oleh guru.. a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. 15’ 85 Kegiatan b.Guru mengkondisikan b.Siswa mengetahui individu. siswa dan menentukan pasangan masing- (Think) kelompok pasangan. masing. Siswa berpikir Kemudian memberikan (Think) secara pertanyaan konsep mandiri, siswa permasalahan yang di mencari jawaban dari sampaikan guru kepada buku sumber yang siswa untuk dijawab ada. 15’ secara individu dalam bentuk LKS. Diskusi c. Guru mengarahkan c. Siswa saling Kelompok kepada siswa untuk berpasangan dengan (Pairing) mendiskusikan hasil teman yang sudah jawaban kepada masing- ditentukan oleh guru masing pasangan yang untuk mendiskusikan telah ditentukan. masing-masing jawaban yang telah diproleh pairing. d.Guru memberikan d.Setiap pasangan arahan kepada siswa bekerja sama dan untuk menggabungkan berdiskusi dengan ide atau jawaban mereka. pasangannya untuk menggabungkan jawaban serta membandingkan pengetahuannya. 15’ 86 Laporan e.Guru memilih beberapa e. Siswa melaksanakan diskusi. kelompok secara acak tahap (Share) (Share) untuk berbagi dengan kelompok . Masing- seluruh kelas. masing pasangan 25’ terpilih mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman sekelasnya. f. Guru memberi f. Siswa menanggapi dan kesempatan kepada siswa merespon presentasi lain untuk menanggapi temannya. dan mengeluarkan idenya. g. Guru menggali perbedaan g. Siswa melengkapi konsep masing-masing informasi dari hasil kelompok siswa dari hasil diskusi berpasangan. presentasi kelas . Penutup a.Guru mengintruksikan kepada seluruh siswa a. Siswa memperhatikan 5’ tugas dari guru. mencari sumber diskusi untuk pertemuan selanjutnya. b.Guru memberi salam. b.Siswa menjawabnya. 87 E. Alat, Bahan dan Media. Papan tulis dan Spidol gambar F. Sumber Belajar Lembar Kerja Siswa ( LKS) Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009) Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006) G. Penilaian Hasil Belajar. 1) Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2) Instrumen Tes PG Tes Isian Jakarta, 19 Mei 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. NIP. Guru mata pelajaran NIP. 69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/I Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia Alokasi Waktu : 2 x 40’ Pertemuan Ke : 2 Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Mengidentifikasi penggolongan darah. 2. Membedakan ciri-ciri sel darah. A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat mengidentifikasi penggolongan darah. 2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri sel darah. 3. Siswa dapat menjelaskan penentuan tranfusi darah. B. Materi Pembelajaran Darah dan Peredaran Darah. C. Metode Pembelajaran Pendekatan Ekspositori. Metode Ceramah. D. Langkah-Langkah Pembelajaran. Pertemuan ke-2 70 Kegiatan Tahapan kegiatan Guru Siswa Pendahuluan a. Guru mengabsen a. Siswa merespon kehadiran siswa. panggilan guru. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan Alokasi waktu 10’ b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. konsep akan dipelajari yaitu Peredaran darah dan darah. c. Apersepsi dan motivasi “Mengapa setiap orang c. Siswa menjawab pertanyaan dari guru. perlu mengetahui golongan darahnya? “Mengapa darah yang keluar dari tubuh saat kalian terluka akan cepat mengering?” Inti a. Guru menjelaskan tematema di papan tulis yang a. Siswa memperhatikan 40’ penjelasan guru. akan dibahas pada peredaran darah dan darah. b. Guru menjelaskan penggolongan darah dan b. Siswa memperhatikan penjelasan guru. tranfusi darah. c. Guru mengajak siswa c. Siswa merespon dengan untuk memberikan menjawab pertanyaan pendapat mengenai materi guru. ini. d. Guru memberikan d. Siswa memperhatikan penjelasan atas penjelasan guru. pertanyaan dan pendapat siswa. 20’ 71 Penutup a. Guru memberi kesimpulan dari materi a. Siswa memperhatikan 10’ penjelasan dari guru. yang disajikan. b. Guru memberi salam. b. Siswa menjawabnya. E. Alat, Bahan dan Media. Papan tulis dan Spidol Gambar F. Sumber Belajar Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009) Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006) G. Penilaian Hasil Belajar. 1) Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2) Instrumen Tes PG Tes Isian Jakarta, 11 Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. NIP. Guru mata pelajaran NIP. 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/I Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia Alokasi Waktu : 2 x 40’ Pertemuan Ke : 3 Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa dapat menjelaskan kelainan peredaran darah akibat faktor genetik dan non genetik. B. Materi Pembelajaran. Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah C. Metode Pembelajaran Pendekatan Ekspositori Metode Ceramah 73 D. Langkah-Langkah Pembelajaran. Pertemuan ke-3 Tahapan Kegiatan kegiatan Guru Alokasi Siswa Pendahuluan a. Guru mengabsen kehadiran a. Siswa merespon siswa. waktu 10’ panggilan guru. b. Guru menyampaikan tujuan b. Siswa memperhatikan pembelajaran dan konsep penjelasan dari guru. akan dipelajari yaitu Jantung dan Pembuluh Jantung. c. Apersepsi dan motivasi: “Apakah yang dimaksud c. Siswa menjawab pertanyaan dari guru. dengan penyakit jantung koroner?” Inti a. Guru menjelaskan tema-tema a. Siswa memperhatikan di papan tulis yang akan 40’ penjelasan guru. dibahas pada Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah. b. Guru mengajak siswa untuk b. Siswa merespon memberikan pendapat dengan menjawab mengenai materi ini. pertanyaan guru c. Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan c. Siswa memperhatikan 20’ penjelasan guru. dan pendapat siswa. Penutup a.Guru memberi kesimpulan dari materi yang disajikan. b. Guru memberi salam E. Alat, Bahan dan Media. Papan tulis dan Spidol a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. b. Siswa menjawabnya. 10’ 74 Gambar F. Sumber Belajar Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009) Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006) G. Penilaian Hasil Belajar. 1) Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2) Instrumen Tes PG Tes Isian Jakarta, 19 Mei 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. NIP. Guru mata pelajaran NIP. 85 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/I Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia Alokasi Waktu : 2 x 40’ Pertemuan Ke : 3 Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa dapat menjelaskan kelainan peredaran darah akibat faktor genetik dan non genetik. B. Materi Pembelajaran C. Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah Model dan teknik Pembelajaran Model : Cooperative Learning. Teknik : Think-Pair-Share. 86 D. Langkah-Langkah Pembelajaran. Pertemuan ke-3 Tahapan Kegiatan kegiatan Pendahuluan Alokasi Siswa waktu a. Guru mengabsen a. Siswa merespon 5’ kehadiran siswa. panggilan guru. Guru b.Guru menyampaikan b. Siswa tujuan pembelajaran dan memperhatikan konsep yang akan penjelasan dari guru. dipelajari yaitu jantung dan pembuluh darah. c. Apersepsi c. Siswa menjawab Apakah yang dimaksud pertanyaan dari dengan penyakit guru. leukimia. INTI a. Guru penggolongan darah. a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Kegiatan b.Guru mengkondisikan b.Siswa mengetahui individu. siswa dan menentukan pasangan masing- (Think) kelompok pasangan. masing. Siswa berpikir Kemudian memberikan (Think) secara pertanyaan konsep mandiri, siswa permasalahan yang di mencari jawaban dari sampaikan guru kepada buku sumber yang siswa untuk dijawab ada. secara individu dalam bentuk LKS. 15’ 15’ 87 Diskusi Kelompok (Pairing) c. Guru mengarahkan kepada siswa untuk mendiskusikan hasil jawaban kepada masingmasing pasangan yang telah ditentukan. c. Siswa saling berpasangan dengan teman yang sudah ditentukan oleh guru untuk mendiskusikan masing-masing jawaban yang telah diproleh pairing. d.Guru memberikan d.Setiap pasangan arahan kepada siswa bekerja sama dan untuk menggabungkan berdiskusi dengan ide atau jawaban mereka. pasangannya untuk menggabungkan jawaban serta membandingkan pengetahuannya. Laporan diskusi. (Share) e.Guru memilih beberapa kelompok secara acak untuk berbagi dengan seluruh kelas. 15’ e. Siswa melaksanakan 25’ tahap (Share) kelompok . Masingmasing pasangan terpilih mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman sekelasnya. f. Guru memberi f. Siswa menanggapi dan kesempatan kepada siswa merespon presentasi lain untuk menanggapi temannya. dan mengeluarkan idenya. g. Guru menggali perbedaan g. Siswa melengkapi konsep masing-masing informasi dari hasil kelompok siswa dari hasil diskusi berpasangan. 88 presentasi kelas . Penutup a.Guru mengintruksikan kepada seluruh siswa mencari sumber diskusi untuk pertemuan selanjutnya. b.Guru memberi salam. a. Siswa memperhatikan 5’ tugas dari guru. b. Siswa menjawabnya. E. Alat, Bahan dan Media. Papan tulis dan Spidol Gambar F. Sumber Belajar Lembar Kerja Siswa ( LKS) Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009) Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006) G. Penilaian Hasil Belajar. 1) Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2) Instrumen Tes PG Tes Isian Jakarta, 20 Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. NIP. Guru mata pelajaran NIP.