pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar biologi siswa

advertisement
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK
THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA PADA KONSEP
SISTEM PEREDARAN DARAH
(Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
LINA MARLINA
NIM : 105016100508
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK
THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA PADA KONSEP
SISTEM PEREDARAN DARAH
(Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidkan (S.Pd)
Oleh
LINA MARLINA
NIM. 105016100508
Di bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
Meiry Fadilah Noor, S.Si
NIP. 19681228 200003 1 004
NIP.150 411 174
Lembar Pengesahan Penguji
Skripsi berjudul : “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-PairShare Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Oleh Lina Marlina, NIM 105016100508 dan telah dinyatakan lulus dalam
ujian munaqasah pada 27 Mei 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana Strata I (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Biologi.
Jakarta, 27 Mei 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Tanda Tangan
....................
........................
....................
........................
....................
........................
...................
........................
Ketua Panitia
(Ketua Jurusan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc
19700209 200003 001
(Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP. 19790510 200640 2 001
Penguji I
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP. 19790510 200640 2 001
Penguji II
Eny S Rosyidatun, S.Si, MA
NIP. 19750924 200604 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRAK
Lina Marlina, “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik ThinkPair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Peredaran
Darah.” Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Cooperative
Learning teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep
Sistem Peredaran Darah. Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat,
Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 38
orang untuk kelas eksperimen dan 38 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data
menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
terdapat Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share
Terhadap Hasil Belajar Biologi pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia.
Analisis data menggunakan uji t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata
postest kedua kelompok diperoleh nilai t hitung sebesar 3,326, sedangkan t tabel
dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk 70) = 2,00, maka dapat
dikatakan bahwa t hitung > t tabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Model
Cooperative Learning Teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi
pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia .
Kata kunci: Model Cooperative Learning, teknik think-pair-share.
i
ABSTRACT
Lina Marlina, “The Influence of Cooperative Learning Technique ThinkPair Share Model through the Result of Biology Learning at Blood Circulation
System”. Undergraduate Thesis, Biology Education Program, Science Education
Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training of Syarif Hidayatullah
State Islamic University, Jakarta.
The research purpose was to know the influence of cooperative learning
technique think-pair share model through the result of biology learning at blood
circulation system. The research was done at SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang
Selatan. It used Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design of quasi
experiment method. The purposive sampling technique was held at sample
withdrawal which consisted of thirty eight for experiment class and thirty eight for
control class. The data collecting used instrument of learning result test in
multiple choice forms which were tested its validity and reliability. The
hypothesis that was purposed in the research was found the influence of
cooperative learning technique think-pair share model through the result of
biology learning at human blood circulation system. The data analysis used t-test.
The result of calculating differentiation mean data between the two group,
obtained the value of t-count was equal to 3,326, while t-table at the level of
significant 5% with degree of freedom (df) = 70 that is equal to 2,00. So, it can be
said that t-count > t-table that meant the alternative hypothesis (Ha) was accepted
and zero hypothesis (Ho) was refused. It pointed that was found the influence of
cooperative learning technique think-pair share model through the result of
biology learning at human blood circulation system.
Key word: cooperative learning model, think pair-share technique.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah
(Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan
keterbatasan penulis, baik itu dalam kemampuan maupun pengetahuan serta
pengalaman yang penulis miliki. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan staf jajarannya.
4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Meiry
Fadilah Noor, S.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan, serta waktunya kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Syamsuddin,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 2 CIPUTAT dan
Bapak Edi kurniawan S.Pd., selaku guru IPA SMP PGRI 2 CIPUTAT yang
telah memberikan izin, bantuan, dan kemudahan kepada penulis dalam
melakukan penelitian di sekolah.
6. Ayahanda Suwirta dan Ibunda Warsih yang telah memberikan bantuan moril,
materil, yang dengan sabar mendidik, membina, dan mendo’akan penulis.
Kakak, adik, dan ponakanku, Iif Hanifah, Dede Firman, Nida Sri Widiyanti,
iii
Defriza Al-Wildani Multajam, dan Abizar Ibnu Salam Firman. Yang selalu
memberikan do’a dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
7. Kamal Mutamam, yang selalu memberikan semangat, bantuan, motivasi, dan
waktunya kepada penulis.
8. Icha, Ade, Wilda, Eka, Wido, Maya, Eka Faukiyah, Vitri, Amsih, dan seluruh
teman Biologi angkatan 2005. Semoga tali silaturrahmi kita tetap terjalin.
9. Seluruh siswa SMP PGRI 2 Ciputat khususnya kelas VIII dan IX.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ciputat, November 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
BAB II
DESKRIPSI
TEORETIS,
KERANGKA
PIKIR
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis ......................................................................... 7
1. Hakikat Model Cooperative Learning ................................... 7
a. Pengertian Model Cooperative Learning .......................... 7
b. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning ..................... 7
c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning ......... 9
d. Tujuan Model Cooperative Learning............................... 9
e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning ............................. 10
f. Kelebihan dan Kelemahan Model
Cooperative Learning ....................................................... 10
2. Hakikat Model Cooperative Learning teknik
Think-Pair-Share ................................................................... 11
a. Pengertian teknik Think-Pair-Share ................................. 11
v
b.
Ciri-Ciri Teknik Think-Pair-Share .................................. 12
c. Tujuan teknik Think-Pair-Share ...................................... 12
d.
Langkah-langkah teknik Think-Pair-Share .................... 13
e. Kelebihan teknik Think-Pair-Share .................................. 13
f. Manfaat teknik Think-Pair-Share .................................... 14
3. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 14
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................... 14
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar .............. 19
1) Faktor Internal ............................................................ 20
2) Faktor Eksternal ......................................................... 21
3) Faktor pendekatan belajar ........................................... 22
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ............................................ 22
5. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia .............................. 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 30
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 32
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ..................................................... 33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
B. Metode dan Desain Penelitian....................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 36
G. Uji Validitas Instrumen ................................................................ 37
1. Validitas ................................................................................. 37
2. Reliabilitas .............................................................................. 38
3. Tingkat Kesukaran .................................................................. 39
4. Daya Pembeda......................................................................... 40
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 41
1. Uji N-gain ............................................................................... 41
vi
2. Uji Normalitas ........................................................................ 41
3. Uji Homogenitas ..................................................................... 42
4. Uji Hipotesis ........................................................................... 42
5. Hipotesis Statistik ................................................................... 43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 44
1. Data Hasil Belajar ................................................................... 44
a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 44
b. Deskripsi Data Postest kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 45
c. Deskripsi Data N-gain kelas Eksperimen dan kontrol ..... 45
d. Deskripsi Data Hasil Observasi ........................................ 47
e. Deskripsi Data LKS model cooperative learning teknik
think-pair-share ................................................................. 48
B. Analisis Data ................................................................................. 49
1.
Uji Normalitas ........................................................................ 49
a. Hasil Uji Normalitas Pretest ............................................. 49
b. Hasil Uji Normalitas postest ............................................. 50
2. Uji Homogenitas ..................................................................... 51
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest.......................................... 51
b. Hasil Uji Homogenitas postest .......................................... 52
3. Pengujian Hipotesis ................................................................. 53
a. Hasil Pengujian Hipotesis Pretest ..................................... 53
b. Hasil Pengujian Hipotesis Postest..................................... 54
C. Pembahasan ................................................................................... 55
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran .............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1
Golongan Darah ............................................................................... 27
Tabel 2.2
Perbedaan Arteri dan Vena .............................................................. 28
Tabel 3.1
Desain Penelitian .............................................................................. 34
Tabel 3.2
Teknik pengumpulan data ................................................................ 36
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen penelitian .......................................................... 37
Tabel 4.1
Distribusi pretest ........................................................................... 44
Tabel 4.2
Distribusi posttest ............................................................................ 45
Tabel 4.3
Kategorisasi N-Gain ......................................................................... 46
Tabel 4.4
Data LKS individu ........................................................................... 48
Tabel 4.5
Data LKS berpasangan ..................................................................... 49
Tabel 4.6
Hasil uji normalitas skor pretest kelas eksperimen dan kontrol ..... 51
Tabel 4.7
Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ............ 51
Tabel 4.8
Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol ........... 52
Tabel 4.9
Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ......... 53
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Hal
RPP Kelas Kontrol ...................................................................
66
Lampiran 2.
RPP Kelas Eksperimen ............................................................
75
Lampiran 3.
LKS Teknik Teknik-Pair-Share ...............................................
89
Lampiran 4.
Nilai LKS..................................................................................... 104
Lampiran 5.
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................
106
Lampiran 6.
Instrumen uji Coba Soal ...........................................................
114
Lampiran 7.
Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Uji Soal..........................
121
Lampiran 8.
Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen ..................................... 122
Lampiran 9.
Soal Pretest-Postest ................................................................. 134
Lampiran 10. Kunci Jawaban Pretest dan Postest..........................................
138
Lampiran 11. Nilai Pretest-Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............
139
Lampiran 12. Lembar Observasi .................................................................... 141
Lampiran 13. N-Gain Kontrol ........................................................................ 143
Lampiran 14. N-Gain Eksperimen.................................................................. 145
Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 147
Lampiran 16. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Ekperimen dan Kontrol .... 155
Lampiran 17. Uji Normalitas Pretest ............................................................. 163
Lampiran 18. Uji Normalitas Postest ............................................................ 167
Lampiran 19. Uji Homogenitas Pretest .......................................................... 171
Lampiran 20. Uji Homogenitas Postest .......................................................... 174
Lampiran 21. Uji Hipotesis Pretest ................................................................ 177
Lampiran 22. Uji Hipotesis postest ................................................................ 179
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting dalam proses pembentukan sumber
daya manusia. Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman empirik yang sangat berguna bagi kehidupannya, serta dapat
mengembangkan diri manusia sesuai dengan potensinya masing-masing. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam UU RI tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 No.20 tahun
2003.
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.1
Berdasarkan uraian di atas bahwa dunia pendidikan bertanggung jawab
terhadap kemajuan peradaban dan kecerdasan bangsa. Menurut Muhibin Syah
pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi atau
kemampuan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan
jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (SD dan
SMP), pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi).2
Kegiatan pengajaran tersebut sangat dibutuhkan oleh guru yang berpengetahuan
luas dan mempunyai keterampilan dalam mengajar. Keterampilan ini dapat berupa
keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar memberikan penguatan
(reinforcement), keterampilan variasi stimulus, keterampilan mengelola kelas,
1
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h.6
2
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h.1
1
2
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.3 Keterampilan dasar tersebut
diperlukan agar guru dapat melaksanakan peranannya dalam proses belajar
mengajar.
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Guru harus
mampu melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik agar tujuan belajar
dapat tercapai. Oleh karena itu, peranan guru sangat dibutuhkan sebagai
fasilitator, motivator dan evaluator agar hasil belajar dapat dicapai dengan
maksimal.
Peranan guru sebagai fasilitator, dalam hal ini akan memberikan fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Selain sebagai fasilitator, guru
juga berperan sebagai motivator dan evaluator dalam rangka meningkatkan
kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus merangsang
dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi
siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga
akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Peranan guru sebagai
evaluator mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademis maupun tingkah laku sosialnya. Tetapi kalau diamati secara mendalam
evaluasi-evaluasi yang dilakukan guru itu hanya evaluasi ekstrinsik dan sama
sekali belum menyentuh evaluasi yang intrinsik. Hal ini guru harus hati-hati
dalam menjatuhkan nilai atau kriteria keberhasilan.4
Guru dalam melaksanakan peranannya menggunakan berbagai macam
metode mengajar. Saat ini strategi mengajar yang telah digunakan oleh guru
adalah pembelajaran aktif (active learning) seperti contextual teaching and
learning (CTL) dan cooperative learning (CL). Di mana guru hanya berperan
sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat
pembelajaran. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak juga guru yang belum
menerapkan metode ini, mereka masih mengunakan metode belajar klasik, yaitu
metode pembelajaran di mana hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), h.32-43
4
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003)
h.144-146
3
Berdasarkan wawancara siswa dan pengamatan di sekolah swasta
pembelajaran biologi banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-konsep
materi biologi semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa pada
pengelolaan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang
ada disekitarnya atau dengan kata lain siswa belajar menghafal konsep, bukan
memahami konsep sehingga belajar biologi menjadi kurang bermakna. Hal ini
sesuai dengan pernyataan beberapa siswa mengenai pembelajaran biologi yang
umumnya mengaku bahwa, karena banyak materi yang harus dihafalkan, terlalu
banyak menggunakan bahasa latin dan belajarnya membosankankan.
Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan paradigma menelaah proses
belajar siswa, interaksi antara siswa dan guru. Sistem pembelajaran selayaknya
memberikan kesempatan bagi anak didik untuk bekerja sama dengan sesama
siswa dalam tugas terstruktur di mana siswa belajar, bekerja dan berinteraksi di
dalam kelompok-kelompok kecil.5 Sehingga siswa dapat bekerja sama, saling
membantu dan berdiskusi dalam memahami suatu pelajaran atau dalam
mengerjakan tugas kelompok.
Model
cooperative
learning
dikembangkan
dalam
usaha
untuk
meningkatkan aktivitas bersama sejumlah siswa dalam satu kelompok selama
proses belajar mengajar. Aktifitas dalam model cooperative learning menekankan
pada kesadaran bahwa siswa perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan
belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan tersebut kepada
siswa yang membutuhkan. Setiap siswa merasa senang menyumbangkan
pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Menurut Eggen dalam Yusuf dan Natalina, bahwa model cooperative
learning bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa, mempersiapkan siswa
agar memiliki
5
sifat kepemimpinan dan pengalamannya dalam membuat
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.189
4
keputusan, juga memberikan kesempatan bekerja dan belajar bersama dengan
siswa yang berbeda adat istiadat dan kemampuan.6
Ada beberapa model cooperative learning yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran di kelas. Salah satu model cooperative learning yang dapat
diterapkan di kelas adalah teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi).
Penerapan model cooperative learning ini erat kaitannya dengan usaha untuk
memotivasi siswa untuk berpikir, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Teknik think-pair-share merupakan pembelajaran yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dimasukan sebagai alternatif
pengganti terhadap struktur kelas tradisional. Struktur ini menghendaki siswa
bekerja saling membantu di dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih
dicirikan oleh penghargaan cooperative (kooperatif) dari pada penghargaan
individual. Menurut Ibrahim dalam Fitria Harini, teknik think-pair-share memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.7
Pada prinsipnya model cooperative learning teknik think-pair-share ini
menitikberatkan pada pelibatan siswa dalam mengemukakan pendapat terhadap
masalah yang diajukan guru. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir
menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru dengan tujuan untuk
melatih kemampuan individu sebelum berbagi dengan pasangannya. Pada proses
berpasangan dan berbagi dengan pasangannya inilah siswa diberikan kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan kebebasan untuk berdiskusi
terhadap permasalahan yang belum dimengerti.
Pelajaran biologi terdapat konsep Sistem Peredaran Darah memuat materi
tentang jantung, pembuluh darah, darah, peredaran darah dan penyakit pada
sistem
peredaran
6
darah.
Dalam
bab
ini
siswa
mengalami
kesulitan
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru ,
Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12(April 2005), h.10
7
Ibid, h. 9
5
mengidentifikasi penggolongan darah dan mekanisme transfusi darah selain itu
pada umumnya bahasa latin yang masih asing terdengar oleh siswa. Kompetensi
dasar dari konsep ini adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Agar kompetensi tersebut dapat
tercapai siswa dengan baik, siswa diharapkan memahami dan mengingat materi
pelajaran dengan baik serta dengan cara yang menyenangkan. Sehingga
diharapkan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah meningkat.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membahas
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-PairShare Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa
masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran IPA bukanlah sekedar menyampaikan informasi pada
siswa tetapi membutuhkan keterlibatan siswa mental maupun fisik.
2. Kemunculan rasa bosan akibat metode belajar yang monoton.
3. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar.
4. Konsep Sistem Peredaran Darah merupakan konsep yang cukup sulit menurut
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian
dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif pada jenjang hafalan C1,
pemahaman C2, penerapan C3 dan analisis C4.
2. Materi yang diujicobakan adalah konsep Sistem Peredaran Darah meliputi sub
konsep yaitu jantung, pembuluh darah, darah, peredaran darah dan penyakit
pada sistem peredaran darah.
6
D. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dari masalah yang
diidentifikasi dan pembatasan yaitu sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh
model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi
siswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative
learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem
peredaran darah pada manusia.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:
1. Sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan model
cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar siswa.
2. Menjadi bahan rujukan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat
dengan menggunakan strategi belajar mengajar yang baik agar proses belajar
mengajar menjadi efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Model Cooperative Learning
a. Pengertian Model Cooperative Learning
Cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar dengan
kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat memaksimalkan proses belajar
pada dirinya sendiri dan siswa lainnya.1 Model cooperative learning adalah salah
satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.2 Model
cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran cooperative, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pada belajar cooperative ini siswa berada dalam kelompok kecil dengan
anggota sebanyak ± 2-4 orang. Pembelajaran secara cooperative ini terjadi
interaksi antar anggota kelompok. Semua anggota harus terlibat karena
keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota
kelompok saling membantu.
b. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning
Pembelajaran Cooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu sistem yang
di dalamnya terdapat elemen-elemen yang terkait. Menurut Nurhadi, Senduk dan
1
Roger T. Jhonson dan David W. Jonson, Cooperative Learning, http//.www.cooperation.org/pages/cl.html
2
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf.
7
8
Lie dalam Made Wena, ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok
dalam pembelajaran cooperative yaitu:3
1) Saling ketergantungan positif
Sistem pembelajaran cooperative menuntut guru untuk mampu
menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa agar merasa saling
membutuhkan. Siswa yang satu mebutuhkan siswa yang lain, demikian pula
sebaliknya dalam hal ini kebutuhan siswa tentu terkait dengan pembelajaran
(bukan kebutuhan yang berada diluar pembelajaran). Hubungan yang saling
membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut
dengan saling ketergantungan positif.
2) Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok untuk
saling bertatap muka, sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya
dengan guru tetapi juga dengan sesama siswa. Jadi dalam hal ini, semua
kelompok interaksi saling berhadapan dengan menerapkan keterampilan,
bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Hal ini
menuntut antar anggota kelompok untuk melaksanakan aktivitas dasar seperti
bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang
memberi penjelasan, berkata sopan, meminta bantuan dan sebagainya. Pada
proses pembelajaran yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber
belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi.
3) Akuntabilitas individual
Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap
siswa (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi
pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas
rata-rata nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu
menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu
siswa tanpa adanya tanggung jawab individu keberhasilan kelompok akan
sulit tercapai.
3
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.190-192.
9
4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran cooperaive dituntut untuk membimbing siswa
agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota
kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran cooperative keterampilan
sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan
bukan mengkritik temen, berani mempertahankan pikiran logis, tidak
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi secara
sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini siswa yang tidak dapat menjalin
hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga
teguran dari sesama siswa. Dalam adanya teguran tersebut siswa secara
perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antar pribadi.
c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning
Peranan guru dalam pembelajaran cooperative learning menjadi sangat
kompleks. Di samping sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai menejer dan
konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok siswa.4 Peranan utama guru
dalam pembelajaran cooperative, meliputi:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya.
2) Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan sejelasjelasnya.
3) Membantu efektifitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan kepada siswa
untuk memaksimalkan kerja kelompok.
4) Mengevaluasi hasil kerja siswa.
5) Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kerja kelompok.
d. Tujuan Model Cooperative Learning
Pembelajaran
Cooperative
merupakan
sebuah
kelompok
strategi
pengajaran yang melibatkan siswa dalam bekerja dan berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima
4
Khoirul Anam, Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Geogerafi
Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, (Buletin Pelangi Pendidikan Vol.1 No.1,1999), h. 3
10
perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda dengan latar
belakangnya. Dengan demikian model cooperative learning dapat membuat siswa
memverbalisasi gagasan dan pendapat mendorong munculnya refleksi yang
mengarah pada konsep-konsep secara aktif. Tujuan dari pembelajaran cooperative
adalah: 5
1) Untuk meningkatkan partisipasi siswa.
2) Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepeminpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok.
3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersamasama siswa lain yang berbeda latar belakang.
e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning
Arends dalam Trianto, menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan
model cooperative learning memiliki ciri-ciri sebagai berikut:6
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara bersama untuk menuntaskan materi
belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan
jenis kelamin yang beragam.
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
f. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning
Menurut Parker dalam Rusli Zainal Sang Visioner, keuntungan dari
penggunaan model cooperative learning diantaranya:7
1) Saling ketergantungan yang positif.
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
5
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka,2007),h.42
6
Ibid, h. 47
7
Rusli Zainal Sang Visioner http://nayyaobangeblogah.blogspot.com/2010_07_01_archive.html.
11
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.
Selain memiliki kelebihan, model cooperative learning juga mempunyai
beberapa kelemahan diantaranya:8
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas. Sehingga banyak yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Pada saat diskusi berlangsung, seringkali diskusi didominasi oleh seorang atau
dua orang saja, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
2. Hakikat Teknik Think-Pair-Share
a. Pengertian Teknik Think-Pair-Share
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah jenis
pembelajaran cooperative yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Strategi ini dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland
seperti yang dikutip Arends dalam Trianto. Menyatakan bahwa think-pair-share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi
kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam
think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
merespon dan saling membantu.9
Teknik think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara ekplisit
untuk memberi siswa waktu lebih banyak berpikir yaitu menjawab soal sendiri
atau permasalahan yang telah diberikan oleh guru sebelum bekerja sama dan
berbagi ide dengan teman kelompoknya. Jika seorang telah memikirkan
penyelesaian dari masalah tersebut, maka siswa itu harus berbagi idenya kepada
8
9
Ibid
Trianto, op.cit h. 61
12
teman
atau
pasangannya
dan
mendiskusikannya
hingga
mendapatkan
kesepakatan. Jika kesepakatan itu telah diperoleh, mereka dapat membagi idenya
dengan pasangan lain ataupun dengan teman sekelas.
b. Ciri-Ciri Teknik Think-Pair-Share
Menurut Frank Lyman, Teknik think-pair-share memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:10
1) Keadaan saling tergantung positif.
2) Siswa dapat belajar dari temannya.
3) Siswa bertanggung jawab secara individu.
4) Siswa dapat bertanggung jawab terhadap temannya dan berbagi ide. Siswa
juga wajib membagi idenya kepada pasangan atau kelompok lain.
5) Adanya partisipasi yang lama.
6) Tiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk berbagi.
Guru harus mengontrol agar tidak terjadi dominasi dari salah satu siswa saja.
7) Intraksi bersama.
8) Derajat intraksi yang tinggi.
c. Tujuan Teknik Think-Pair-Share
Hal ini terlihat pada saat seluruh siswa aktif dalam berbicara dan
mendengarkan. Ada beberapa tujuan dari teknik think-pair-share, yaitu:11
1) Memberikan waktu untuk berpikir lebih banyak kepada siswa untuk
meningkatkan kualitas respon siswa.
2) Menjadikan siswa lebih aktif berpikir memecahkan kesulitan dalam
memahami konsep yang sulit dalam pelajaran.
3) Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kita membutuhkan waktu dan mental
yang lebih dalam mengeluarkan ide atau gagasan baru yang tersimpan dalam
memori.
10
Frank Lyman, Instructional Strategies Online: What is Think-Pair-Share.
http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/ ,15 Desember 2009.
11
Ibid
13
4) Ketika siswa mengeluarkan pendapat, mereka dituntut untuk mengerti dengan
topik yang mereka perbincangkan.
5) Siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi karena merasa tidak ada tekanan
dari teman pasangannya dalam mengungkapkan responnya terhadap pelajaran
di depan kelas.
d. Langkah-Langkah Teknik Think-Pair-Share.
Langkah-langkah
dalam
teknik
think-pair-share
menurut
Lyman
meliputi:12
Langkah. I
1. Pembagian kelompok secara heterogen.
2. Siswa duduk secara bersama dengan kelompoknya.
3. Guru menyajikan materi dan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
Langkah. II
1. Setiap siswa diminta untuk berpikir dan mengerjakan soal-soal tersebut secara
mandiri untuk beberapa saat.
2. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan kelompoknya untuk
mendiskusikan dan berbagi ide-ide yang dipikirkan berkaitan dengan jawaban
soal.
Langkah. III
1. Pembahasan soal dilakukan secara berkelompok.
2. Beberapa kelompok dipilih secara acak untuk berbagi dengan seluruh kelas
tentang penyelesaian soal yang telah mereka sepakati, sedangkan kelompok
lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengeluarkan idenya.
e. Kelebihan Teknik Think-Pair-Share
Menurut Jones dalam Masluhatun Ni’mah, kegiatan pembelajaran teknik
think-pair-share memberikan keuntungan diantaranya.13
12
Lyman Reading Quest.org:Think-Pair-Share
http://www.readingquest.org/strat/tps.html.21 desember 2009.
13
Evi Masluhatun Ni’mah, Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dalam
Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas x SMA Negeri 3 Semarang, Laporan Penelitian
Universitas Negeri Semarang, (Semarang: Skripsi UNS,2007).h.37
14
1) Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing
karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga dapat
meningkat.
2) Akuntabilitas berkembang, karena siswa harus saling melaporkan hasil
pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya,
kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas.
3) Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat
secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di
depan kelas paling memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.
f. Manfaat Teknik Think-Pair-Share.
Menurut Spencer Kagan manfaat dari model cooperative learning teknik
think-pair-share adalah: 14
1) Siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya
dan siswa mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan
teknik think-pair-share.
2) Banyak siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab setelah berlatih
dalam pasangannya.
3) Siswa mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas
jawaban menjadi lebih baik.
4) Guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika
menggunakan
teknik
Think-Pair-Share
dan
dapat
berkonsentrasi
mendengarkan jawaban siswa serta mengamati reaksi siswa.
3. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan
dalam berbagai bentuk, seperti berubah ilmu pengetahuan, pemahaman, sikap dan
14
Ibid.h.38
15
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek
lain yang ada pada individu saat belajar.15
Belajar (learning), adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama
pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan
salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.16
Belajar juga merupakan proses perubahan dari yang belum mampu menjadi
mampu, sehingga terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi
harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada
perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang
mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu,
perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.17
Menurut Skiner dalam Ibrahim hasil belajar merupakan respon (tingkah
laku) yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu pengertiannya sama dengan
tingkah laku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang baru. Gagne dalam Ibrahim
berpendapat belajar ialah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang
diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang baru. Kapabilitas inilah yang di
sebut hasil belajar. Berarti belajar itu menghasilkan berbagai macam tingkah laku
yang berlain-lainan seperti, pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi, dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan inilah yang
di sebut kapabilitas sebagai hasil belajar.18
Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut
Benjamin bloom menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.
1. Ranah Kognitif
a) Hafalan (C1), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan
15
Kasnun, Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro
(Purwokerto: Cendekia, 2007 )vol.5, h.254
16
Zikri Neni Iska, Psikologi (Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan), (Jakarta:
Kizi Brother’s, 2006), h.76.
17
Ibid
18
Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil
Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 44, Th.
2003, h. 735
16
prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam
ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat
(recall) atau mengenal kembali (recognition).
b) Pemahaman (C2), mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
menguraikan isi pokok suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam
bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus fisika ke dalam bentuk katakata; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data
tertentu, seperti dalam grafik.
c) Penerapan (C3), mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah
atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru.
Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada
persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada
pemecahan problem baru.
d) Analisis (C4), mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya
dapat difahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar,
bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian-bagian itu.
e) Sintesis (C5), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan
atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga
terciptakan suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
membuat sebuah rencana, seperti penyusunan satuan pelajaran atau
proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar
sebagai pedoman dalam memberikan ceramah dan lain sebagainya.
f) Evaluasi (C6), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban
pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.
2. Ranah Afektif
Mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan
menghayati sesuatu hal, yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa
17
jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
a) Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran
atau penjelasan yang diberikan oleh guru. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memperhatikan sesuatu, seperti memandangi gambar yang dibuat di papan
tulis atau mendengarkan jawaban teman atas pertanyaan guru.
b) Partisipasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti
membacakan dengan
suara nyaring bacaan
yang ditunjuk
atau
menunjukkan minat dengan membawa pulang buku bacaan yang
ditawarkan.
c) Penilaian/penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
Mulai dibentuk suatu sikap; menerima, menolak atau mengabaikan; sikap
itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap
batin. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan,
seperti mengungkapkan pendapat positif tentang pameran lukisan modern
(apresiasi seni) atau mendatangi ceramah di sekolah, yang diberikan oleh
astronot indonesia yang pertama. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya
sekali saja, tetapi diulang kembali bila kesempatannya timbul; dengan
demikian, nampaklah adanya suatu sikap tertentu.
d) Organisasi, Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui
dan diterima ditempatkan pada suatu sekala nilai, mana yang pokok dan
suatu harus diperjuangkan dan mana yang tidak begitu penting.
Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai,
seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan
dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun
18
rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita
hidup.
e) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilainilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.
Orang telah memiliki suatu perangkat nilai yang jelas hubungannya satu
sama lain, yang menjadi pedoman dalam bertindak dan konsisten selama
kurun waktu cukup lama. Kemampuan itu dinyatakan dalam pengaturan
hidup di berbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada
tugas belajar/ bekerja, tugas membina kerukunan keluarga, tugas
beribadat, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lain sebagainya.
3. Ranah Psikomotor
Yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan
gerakan. Hasil belajar pada ranah psikomotor dalam bentuk keterampilan
(skill), dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan
yaitu:
a) Gerakan refleks, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan
antara ciri-ciri pisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya
kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan
kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara
rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang
berwarna merah dari yang berwarna hijau.
b) Kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam
keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan
ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam
mempersiapkan diri untuk menggerakan kendaraan yang ditumpangi,
setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna
merah.
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).
19
Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, menurut
contoh yang diperlihatkan atau suara.
d) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya,
tanpa memperlihatkan lagi contoh yang memberikan. Kemampuan ini
dinyatakan dalam menggerakan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan
prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakan kaki, lengan dan tangan
secara terkoordinasi.
e) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat
dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian
perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa keterampilan
menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam
membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangkan
kembali.
f) Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan
perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat
atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai
kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola
permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi
lapangan.
g) Kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerakgerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya
orang-orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan
mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat
di saksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik
instrumental.19
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi 3 bagian:
19
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), h. 245-251.
20
1. Faktor internal siswa.
Yaitu faktor yang berasal dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek
yakni. Faktor internal siswa terbagi menjadi 2 aspek, yaitu:
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis (bersifat rohaniah) yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa,
yaitu:
1) Intelegensi siswa.
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan/menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa
maka semakin besar peluangnya dalam meraih sukses.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang terdimensi apektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek, orang, barang, baik secara positif maupun
negatif. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran merupakan
pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
3) Bakat siswa
Bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Dalam perkembangannya, bakat diartikan kemampuan individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya
pendidikan dan latihan. Siswa yang berbakat pada bidang tertentu
tampa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa
yang berbakat pada bidang tertentu dapat memiliki prestasi belajar
yang tinggi.
21
4) Minat siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi/keinginan
yang
besar
terhadap
sesuatu.
Minat
dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang
studi tertentu. Siswa yang berminat besar terhadap mata pelajaran
tertentu maka akan memusatkan perhatiannya lebih banyak. Sehingga
siswa tersebut belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan.
5) Motivasi siswa
Motivasi
adalah
keadaan
internal
organisme
yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Contohnya berupa perasaan menyenangi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan
yang datang dari luar diri individu siswa yang mendoronggnya
melakukan tindakan belajar. Contohnya berupa pujian dan hadiah,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan guru.
Siswa yang memiliki motivasi akan bersemangat dalam melakukan
proses pembelajaran.
2. Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal siswa (Faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan siswa. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf, administrasi dan
teman-teman sekelas yang dapat mempengerahui semangat belajar seorang
siswa. Guru yang selalu bersikap simpatik dan rajin menjadi daya dorong
positif bagi kegiatan belajar siswa. Yang termasuk lingkungan sosial siswa
22
adalah masyarakat, tetangga, dan teman sepermainan. Kondisi masyarakat
akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat orang tua,
praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dapat di pandang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar yakni upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pembelajaran. Pendekatan belajar adalah segala
cara/strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu.20
Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar siswa merupakan proses
perubahan tingkah laku/pemahaman siswa setelah mengalami pembelajaran.
Proses pembelajaran berupa kegiatan interaksi antara guru dan siswa yang
berlangsung dalam lingkungan edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Penerapan
pembelajaran pada lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman dan kreatifitas dengan bantuan guru.
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya , 2007), h.139.
23
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.21
Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
belanda ”biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa yunani, bios
(hidup) dan logos (lambang ilmu). Tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat
(yang berarti ilmu kehidupan), yang diambil dari bahasa arab. Objek kajian
biologi sangat luas dan mencakup semua mahkluk hidup dan karenanya dikenal
berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok
organisme, contohnya Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. Berbagai kehidupan
dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi dan fungsinya dalam Fisiologi,
perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu
(dipelajari dalam biologi evolusioner), bagaimana mereka tercipta dipelajari
dalam evolusi dan interaksi antar sesama mereka dengan alam sekitarnya
dipelajari dalam ekologi. Dalam usaha untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
jenis mahluk hidup diperlukan mekanisme pewarisan sifat, yang dipelajari dalam
genetika. Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan
berevolusinya mahkluk hidup pada masa yang akan datang dan kemungkinan
adanya mahkluk hidup di pelanet-pelanet yang lain (Astropologi). Perkembangan
teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme
melalui biologi molekular serta biokimia yang banyak didukung oleh
perkembangan teknik komputerisasi melalui bidang Bioinformatika.22
Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan
pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan
sikap ilmiah.23 Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan
berpikir analitis, induktif, dan dedukatif untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:24
21
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006)h. 377
22
http://www.id.wikipedia.org/wiki/biologi.
23
Op,cit Damandiri
24
Op,cit Badan Standar Nasional Pendidikan, h. 377
24
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan sumber daya alam.
5) Meningkat kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
6) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
25
5. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia
Serum
Komposisi
darah
Bagian cair
Fibrinogen
Sel darah putih
Bagian padat
Sel darah merah
Keping darah
Golongan darah ABO
Golongan
darah
Alat-alat
peredaran
darah
Transfusi Darah
Jantung
Nadi (arteri)
Pembuluh darah
Vena (balik)
Sistem
Peredaran
Darah
Kapiler
Peredaran
darah ganda
Peredaran
darah
Peredaran
darah tertutup
Pembuluh
getah
bening
(limfa)
Kelainan
dan
penyakit
Anemia
Talasemia
Leukimia
Haemofilia
Atherosklorosis
Varises
Agina
Wasir
Peredaran darah
kecil
Peredaran darah
besar
26
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari atas darah, jantung dan
pembuluh darah.25
1. Fungsi Darah
a. Fungsi pengangkutan
b. Fungsi imunitas (kekebalan)
c. Fungsi pengaturan
d. Fungsi penutupan luka
2. Komposisi darah
Darah tersusun dari plasma darah, sel darah dan keping darah. Adapun
sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Ciriciri dan peranan masing-masing komponen darah sebagai berikut:
a. Plasma Darah
Plasma Darah merupakan cairan darah berwarna kuning yang
terdiri atas 90% air, mineral hormon, enzim, garam, sari-sari makanan dan
protein. Plasma Darah berperan mengangkut sari-sari makanan dari usus
ke seluruh tubuh, mengangkut sisa metabolisme ke tempat pengeluaran,
mengangkut hormon dan enzim.
b. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel Darah Merah tersusun dari zat besi dan hemoglobin. Sel ini
berbentuk bulat, pipih, cekung bagian tengah dan tak berinti. Jumlah
normal dewasa setiap 1cc pada laki-laki 5 juta sedangkan pada perempuan
sekitar 4,5 juta. Sel Darah Merah ini berfungsi untuk mengangkut oksigen
dan karbondioksida.
c. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel Darah Putih tak berwarna, berinti, bentuk amuboid. Pada orang
dewasa jumlah normal 1cc berisi 6 ribu sampai 9 ribu buah. Macam sel
darah putih meliputi basofil, eosinofil, neutrofil, monosit dan limfosit. Sel
darah putih ini berperan mempertahankan tubuh dari bibit penyakit.
25
Sumarwan DKK, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VIII, Semester 1, (Jakarta:
Erlangga, 2006).h, 84
27
d. Keping darah (Trombosit)
Bentuk keping darah tak teratur, tak berinti, setiap 1 cc
mengandung 200 ribu-300 ribu keping. Keping darah ini berperan dalam
proses pembekuan darah.
3. Golongan darah
Landsteiner menggolongkan darah menjadi 4 kelompok yaitu golongan
darah A, B, AB, dan O, berdasarkan pada jenis zat yang digumpalkan
(aglutinogen) dan zat yang menggunakan (aglutinin).
Tabel. 2.1
Golongan Darah
Golongan darah
Aglutinogen (antigen)
Aglutinin (antibodi)
A
A
β
B
B
α
AB
A,B
-
O
-
β,α
Penggunaan golongan darah sistem A, B, O adalah untuk dasar transfusi
darah.
Skema Transfusi Darah.26
4. Alat-alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung berfungsi sebagai alat pompa darah. Dindingnya berotot kuat
dan bekerja di luar kesadaran disebut otot jantung atau miokardium. Sebelah
26
http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredarandarah.html.
28
dilapisi epitel jantung dalam (endokardium) dan sebelah luar jaringan ikat
pembungkus jantung (eskokardium).
Gambar 2.1
bagian-bagian jantung:
Gambar: Darah manusia setiap beredar dalam satu peredaran lengkap akan
melalui jantung sebanyak dua kali. Arah panah pada gambar di atas
menunjukkan keserentetan aliran darah di jantung.
b. Pembuluh Darah
Peredaran darah manusia termasuk sistem peredaran darah tertutup,
artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluh darah.
Macam-macam pembuluh darah
1) Nadi (arteri)
2) Pembuluh balik (vena)
3) Pembuluh kapiler
Tabel 2.2
Perbedaan Arteri dan Vena
Pe Art Ve
mb eri na
eda
AraDar Me
h
i nuj
alir jant u
an ungjant
ung
Din Te Tip
29
din bal is
g dan dan
pe ela tida
mb stis k
ulu
ela
h
stis
De Ter Tid
nyu asa ak
t
tera
sa
Kat Sat Di
up u sep
di anj
dek ang
at pe
jant mb
ung ulu
h
5. Peredaran darah
Gambar 2.2
Skema Arah Aliran Darah Pada Sistem Peredaran Darah Manusia.
Ada dua macam peredaran darah pada manusia sehingga di sebut
peredaran darah rangkap (ganda) yaitu:
30
a. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Jantung (serambi kanan)
Bilik kanan
Pembuluh nadi paru-paru
Paru-paru
Jantung (serambi kiri)
b. Peredaran darah besar
Jantung serambi kiri
Seluruh tubuh
Bilik kiri
Pembuluh nadi
Pembuluh Balik
Jantung
(serambi kanan)
6. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah
a
Anemia: keadaan di mana darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup
bagi tubuh.
b
Talasemia: penyakit kelainan darah turunan yang ditandai dengan adanya sel
darah merah yang abnormal
c
Leukopenia: keadaan dimana jumlah sel darah putih kurang dari normal (di
bawah 5000 sel/mm3 darah).
d
Leukositosis: keadaan jumlah sel darah putih yang terlalu banyak
e
Leukimia (kanker darah): sel darah putih membelah tidak terkendali sehingga
jumlahnya meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah, sel
darah putih lainnya dan keping darah.
f
Hemofilia: penyakit darah sukar membeku
g
Atherosklerosis: pengerasan pembuluh darah karena timbul lemak
h
Varises: pelebaran pembuluh darah balik di kaki
i
Agina: kondisi dimana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat
gangguan pada jantung.
j
Wasir atau Ambeien: pembengkakan pada pembuluh balik yang terletak di
sekitar lubang anus.27
27
Purwoko,DKK, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)h, 66
31
B. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model cooperative learning teknik
think-pair-share memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar biologi
siswa, diantaranya hasil penelitian Muslimin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam judul skripsi ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think-pair-share pada hasil
belajar biologi siswa.28
Hasil penelitian Rosmaini dkk yang berjudul Penerapan Pendekatan
Struktural
Think-Pair-Share
(TPS).
Menunjukkan
penerapan
pendekatan
struktural teknik think-pair-share dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar
siswa, daya serap siswa dan aktivitas siswa.29
Hasil penelitian Yusuf dan Natalina yang berjudul ”Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan
Struktur”, menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik thinkpair-share meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan ketuntasan belajar
siswa serta meningkatkan aktivitas siswa dan guru ke arah yang lebih baik.30
Hasil penelitian Usman, yang berjudul Penerapan Perangkat Pembelajaran
Melalui Model Think-Pair-Share dalam Peningkatan Penguasaan Konsep Listrik
Statik. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa, hasil respon
siswa pada topik fisika yang dipelajari siswa 100%, siswa menyatakan senang.
LKS 100%. Bahasa buku mudah dimengerti 95% menyatan ya dan 4%
menyatakan tidak dan 100% siswa menyatakan isi buku menarik. Kemampuan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan telah
28
Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap
Hasil Belajar Bisologi Siswa, (Jakarta:skripsi UIN, 2008).
29
Rosmaini dkk 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN
20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1), h. 13
30
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20
Pekan Baru, Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12 (April 2005), h. 11
32
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model think-pair-share
dengan baik dengan koefisien rata-rata aktivitas guru 97,22%.31
Hasil penelitian Chotimah, yang berjudul ”Peningkatan Proses dan Hasil
Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran
think-pair-share”. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa,
proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat dan respon peserta didik terhadap
penggunaan teknik think-pair-share dalam pendekatan kontekstual menunjukkan
respon positif.32
C. Kerangka Pikir
Ilmu biologi adalah salah satu cabang sains yang menarik untuk dipelajari.
Melalui pembelajaranya, diharapkan dapat memancing rasa ingin keingintahuan
pembelajaran yang berlangsung satu arah membuat biologi identik dengan hafalan
saja. Siswa tidak mampu menerapkan konsep yang didapatnya pada kehidupan
sehari-hari. Apabila terus dibiarkan lama-kelamaan akan terbentuk suatu pola
pikir yang salah pada siswa. Untuk itu diperlukan teknik penyampaian yang
menarik siswa untuk belajar agar bahan pelajaran mudah diserap dan dimengerti
oleh siswa. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran, salah satunya bergantung
pada strategi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Cara guru menciptakan
suasana kelas akan berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih metode dan
pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi
siswa.
Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah model
cooperative learning. Model cooperative learning merupakan suatu metode
pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok. Namun pembelajaran bukan
31
Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
(September 2004), hal. 57
32
Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan
Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian
Kependidikan no 1 (Juni 2007), h. 106
33
sekedar kerja kelompok tapi peran dan keaktifan siswa diutamakan yakni siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya
serta memberikan pengalaman sosial dengan teman-temannya.
Pembelajaran
cooperative
bagi
guru
merupakan
pengembangan
kurikulum, dalam hal akademik, individu maupun sosial. Kepekaan guru terhadap
masalah yang dihadapi dikelas, misalnya hasil belajar siswa di atasi agar proses
pembelajaran lebih efektif dan inovatif, yang merupakan cermin guru yang baik
dan propesional.
Model coopertive learning mempunyai banyak teknik salah satunya adalah
think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi). Dengan teknik ini dapat melatih
berpikir memecahkan masalah sebelum berbagi dengan temannya, melatih
kognitif siswa dalam menyampaikan informasi, mengkaji ketergantungan positif
baik dalam menyampaikan dan menerima informasi diantara anggota kelompok
sehingga mendorong kedewasaan berpikir siswa. Selain itu teknik ini memberikan
kesempatan siswa untuk melatih bicara aktif, berpartisifasi dan bersosialisasi antar
sesama siswa sehingga pada proses belajar siswa dapat belajar dan diajar sesama
siswa karena, ketika belajar di kelas siswa biasanya lebih suka bertanya pada
temannya dengan bahasa mereka sendiri dan egan bertanya pada guru. Hal inilah
yang merupakan keunggulan teknik think-pair-share.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa, jika model cooperative
learning teknik think-pair-share digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan baik maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar biologi
siswa pada konsep sistem peredaran darah.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini
adalah ”Terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2010-2011
Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 2 Agustus sampai dengan 1
September 2010. Adapun tempat penelitiannya adalah di SMP PGRI 2 CIPUTAT,
Jl. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu Ciputat 15413.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode quasi
eksperimen, dimana tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol semua
variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti akan
membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen (dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare) dan kelompok kontrol (dengan menggunakan metode ceramah). Desain
penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design.
Desain ini subjek kelompok tidak dilakukan secara acak. Peneliti tidak mengubah
kelas siswa dalam menentukan subjek untuk kelompok-kelompok eksperimen.
Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut:1
Table 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design.
Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post-test
E
Y1
X
Y2
C
Y1
-
Y2
Keterangan:
E
C
:
:
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
1
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h. 186.
34
35
Xe
:
Xc
T1
T2
:
:
:
Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model cooperative
learning teknik think-pair-share
Tidak diberikan Perlakuan kepada kelas kontrol
Tes awal yang sama pada kedua kelas
Tes akhir yang sama pada kedua kelas
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian penelitian. Populasi target yang menjadi perhatian peneliti
yaitu siswa sekolah SMP 2 PGRI dan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling, yaitu ditentukan oleh guru dengan alasan tujuan pendidikan, karena
populasi dianggap mempunyai karakteristik dan kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen, dan kelas
VIII-1 sebagai kelas kontrol
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel independen (bebas) yaitu Model Cooperative Learning teknik ThinkPair-Share yang disimbolkan dengan (x).
2. Variabel dependen (terikat) yaitu hasil belajar biologi siswa yang disimbolkan
dengan (y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu
melalui tes hasil belajar biologi dan observasi. Pengumpulan data ini terlebih
dahulu ditentukan sumber data kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan
instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.2.
36
Tabel 3.2
Teknik pengumpulan data.
Sumber
data
Siswa
Teknik
Jenis data
pengumpulan
data
Hasil belajar siswa sebelum Melaksanakan
diperlakukan
dengan
model tes awal
cooperative learning teknik thinkpair-share pada konsep sistem
peredaran darah pada manusia.
Hasil belajar setelah diperlakukan Melaksanakan
dengan
model
cooperative tes akhir
learning teknik think-pair-share
pada konsep peredaran darah pada
manusia.
Aktifitas siswa selama proses Observasi
belajar mengajar (PBM)
Instrumen
Butir soal
pilihan
ganda
Lembar
observasi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
dan test hasil belajar biologi. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share yang di
laksanakan. Dalam penelitian kuantitatif instrumen observasi lebih sering
digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Lembar observasi ini berkaitan
dengan aktivitas atau kegiatan selama pembelajaran konsep sistem peredaran
darah pada manusia melalui model cooperative learning teknik think-pair-share
yang sedang berlangsung. Observasi yang di lakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dan observasi di lakukan berdasarkan lembar observasi model cooperative
learning teknik think-pair-share berdasarkan RPP yang telah dibuat.
Kisi-kisi instrumen kognitif yang telah diujicobakan telah disesuaikan
dengan penilaian mata pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 3.3.
37
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pada Konsep Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Kompetesi dasar
Materi pokok
Mendeskripsikan
sistem peredaran
darah pada
manusia dan
hubungannya
dengan kesehatan
1. Jantung dan
pembuluh darah
2. Darah dan
peredaran darah
3. Penyakit pada
sistem peredaran
darah
∑ Soal
Indikator
1. Menunjukan
bagian-bagian
jantung dan
pembuluh darah
melalui gambar.
2. Menerangkan alur
sistem peredaran
darah pada
manusia.
3. Mengidentifikasi
penggolongan
darah
4. Membedakan ciriciri sel darah
5. Menyebutkan
contoh penyakit
yang berhubungan
dengan sistem
peredaran darah
yang biasa dijumpai
dalam kehidupan
sehari-hari.
C1
4
Ranah kognitif
C2
C3
6,7
C4
10
∑
Soal
4
20
17,19,22
,23
13,
16
15
8
29,
31,
33
41
25,
26
28,
35
10
48
27,
30,
34
46,
42,
44
5
49,59
56
50,52
51
6
8
10
8
7
33
G. Uji Validitas Instrumen
1. Validitas instrumen
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.2 Artinya bahwa
valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut
mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.3 Perhitungan
validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biseral sebagai
berikut: 4
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
h. 65.
3
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006), hal.105
4
0p,cit, h.79.
38
rpbi 
M p  Mt
St
p
q
Keterangan :
Mt
: Rerata skor total
St
: Standar deviasi dari skor total
rpbi
: Koefisien korelasi biseral
p
: Proporsi siswa yang menjawab benar
q
: Proporsi siswa yang menjawab salah
Mp
: Mean responden yang menjawab benar
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikan 5 % (α = 0,05) dengan terlebih dahulu mencari db.
Kriteria pengujian :
Jika rpbi > rtabel, maka soal tersebut valid
Jika rpbi < rtabel, maka soal dianggap tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba validitas instrumen tes hasil
belajar biologi dengan menggunakan Anates diperoleh informasi bahwa harga rhit yang dikorelasikan dengan r-tab untuk n = 39 didapat r-tab = 0,304 yaitu
sebanyak 33 butir soal valid, diantaranya: no. 4, 6, 7, 10, 13, 15, 16, 17, 19, 20,
22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 56,
59.5
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas (keandalan) adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat
evaluasi. Suatu tes dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil
dan produktif. Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah
diuji reabilitasnya. Reliabilitas alat ukur terkait dengan masalah kesalahan
pengukuran (error measurement), sedangkan reliabilitas hasil ukur terkait dengan
masalah kesalahan pengambilan sampel (sampling error).6 Untuk mencari
reliabilitas soal secara keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal. Rumus
yang digunakan adalah rumus Kuder–Richardson 20 (KR20) sebagai berikut: 7
5
Lampiran 8, h 135-136
Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit.,h.105
7
Suharsimi Arikunto, Op.cit.,h. 100
6
39
2
 n  s   pq 
r11  


s2
 n  1 

Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
p
= Proporsi subjek yang menjawab item salah
q
Σ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
n
= Banyaknya item
2
S
= Standar deviasi dari tes
q  1  p
Dengan kriteria sebagai berikut :
0,00 – 0,20 = Reliabilitas kecil
0,20 – 0,40 = Reliabilitas rendah
0,40 – 0,70 = Reliabilitas sedang
0,70 – 0,90 = Reliabilitas tinggi
0,90 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes hasil belajar
biologi dengan menggunakan anates diperoleh informasi bahwa untuk n = 39
reliabilitas dari 33 soal valid tergolong reliabilitas tinggi (0,73).8
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Hasil
hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab
benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks
menunjukan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P =
0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut:9
P
B
N
Keterangan:
P
B
N
= Proporsi (indeks kesukaran)
= Banyak siswa yang menjawab benar
= Jumlah peserta tes
8
Lampiran 8, h. 135
Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit., h.103
9
40
Dalam penelitian ini, taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan
menggunakan model Anates. Berdasarkan perhitungan diperoleh soal kategori
sangat sukar berjumlah 4 yaitu nomor 18, 21, 37 dan 45. Soal kategori sukar
berjumlah 21 yaitu nomor 6, 7, 8, 10, 13, 23, 24, 26, 27, 28, 39, 42, 43, 44, 46,
48, 49, 50, 54, 56, dan 59. Soal kategori sedang berjumlah 24 yaitu 2, 3, 4, 5, 11,
14, 15, 16, 17, 19, 22, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 40, 51, 52, 53, 55, dan 60. Soal
kategori mudah berjumlah 3 yaitu nomor 12, 20,dan 31. Soal kategori sangat
mudah berjumlah 8 yaitu nomor 1, 9, 36, 38, 41, 47, 57, dan 58.10
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian
sama dengan soal pilihan ganda yaitu:11
DP 
B A BB

JA
JB
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
E A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
J A = Banyaknya peserta kelas atas
J B = Banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka diinterpretasikan pada
kriteria daya pembeda sebagai berikut:12
0,00 – 0,20 = Jelek (poor)
0,20 – 0,40 = Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 = Baik (good)
0,70 – 1,00 = Baik sekali (excellent)
Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung
dengan Anates. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda terendah
10
Lampiran 8, h. 135-136
Suharsimi Arikunto. Op.cit. h. 213.
12
Suharsimi Arikunto op.cit h. 218.
11
41
sebesar -0.00 dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 72.73 termasuk dalam
kategori baik sekali.13
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis
dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut adalah:
1. N-gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.
N .gain 
posttest  pretest
skor ideal  pretest
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut:
g-tinggi
g-sedang
g-rendah
: nilai > 0,70
: nilai 0,30-0,70
: nilai < 0,3014
2. Uji Normalitas
Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yaitu:15
X 
2
13
Oi  E1 2
Ei
Lampiran 8, h. 131-132
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual
Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, dari
www.physyceducation.net/docs/addenum-on-normalized. (diakses pada 19/02/2009), h.3
15
Harinaldi, M.Eng, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, (Jakarta:Erlangga,
2005), h. 198
14
42
Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi
sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria
pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut.
a. Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal).
b. Jika X2hitung > X2tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi
normal).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok
populasi itu homogen atau heterogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji Fisher.16
S12
F 2
S2
Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
S1 = Deviasi standar data varians besar
S2 = Deviasi standar data varians kecil
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut.
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak memiliki
vaians homogen)
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat dan bila data homogen serta berdistribusi
normal, kemudian dilakukan pengujian hipotesis, data akan dianalisis dengan
menggunakan uji ”t”, dengan rumus sebagai berikut :
16
Het Ruseffendi, Statistika Dasar, (Bandung: CV Andira, 1998), h. 295
43
a.
Tentukan uji statistik
t
X1  X 2
dsg
1
1

n1 n 2
dimana:
X 1 = Rata-rata data kelompok
X 2 = Rata-rata data kelompok
dsg = Nilai deviasi standar gabungan
n1 = Jumlah data kelompok
n2 = Jumlah data kelompok
b.
Tentukan kriteria pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan
operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan anatara t
hitung
dengan t
tabel.
c.
Melakukan pengambilan kesimpulan
Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya ternyata:
1)
t hitung < t tabel, maka Ho diterima
2)
t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
5.
Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ho : μ1 = μ2
2. H1 : μ1 > μ2
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen
dan kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol,
diantara rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok
kontrol.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari Pretest dan
postest.
1. Data Hasil Belajar
a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan, data skor Pretest dan distribusi frekuensi
siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut.1
Tabel 4.1
Data Nilai Pretest
Data
Pretest
Kontrol
Eksperimen
Nilai tertinggi
63
63
Nilai terendah
24
24
Mean
46,34
43,39
Median
51,78
49,82
Modus
48,92
47,51
Standar Deviasi
10,48
10,19
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data nilai pretest pada kelas kontrol
secara keseluruhan yaitu nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24.
Rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 46,34, median sebesar 51,78, modus 48,92,
dan standar deviasi sebesar 10,48. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh
nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24. Rata-rata nilai kelas
1
Lampiran 15, h.150
44
45
eksperimen sebesar 43,39 median sebesar 49,82, modus sebesar
47,51, dan
standar deviasi sebesar 10,19.
b. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan, data skor postest dan distribusi frekuensi
siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.2
Tabel 4.2
Data Nilai Postest
Data
Postest
Kontrol
Eksperimen
Nilai tertinggi
96
93
Nilai terendah
51
60
Mean
70,28
77,66
Median
79,42
84,28
Modus
77,3
79,9
Standar Deviasi
10,43
8,903
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data nilai postest pada kelas kontrol dan
eksperimen sangat berbeda. Pada kelas kontrol didapat nilai postest dari metode
ceramah yaitu nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 51 rata-rata
nilai kelas kontrol sebesar 70,28, median sebesar 79,42, modus 77,3, dan standar
deviasi sebesar 10,43. Sedangkan Pada kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare secara keseluruhan diperoleh nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah
sebesar 60 rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 77,66, median sebesar 84,28
modus 79,9, dan standar deviasi sebesar 8,903.
c. Deskripsi Hasil Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil gambaran subjek yang ada maka ditentukan nilai N-gain pada kelas
eksperimen berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep,
tingkat pemahaman konsep awal siswa adalah 44,05 sedangkan tingkat
2
Ibid, h.150
46
pemahaman konsep akhir siswa adalah 76,89. Hal ini menunjukkan peningkatan
pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain
sebesar 0,59 yang termasuk kategori sedang.3 Sedangkan nilai N-gain kelas
kontrol berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep, tingkat
pemahaman konsep awal siswa adalah 45,95 sedangkan tingkat pemahaman
konsep akhir siswa adalah 69,55. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman
konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,44
yang termasuk kategori sedang.4
Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu
rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini
adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-Gain
tersebut.
Tabel 4.3
Kategori N-Gain Kelas eksperimen dan kontrol
Kategori
Kelas eksperimen
Kelas control
Frekuensi N-Gain
Frekuensi N-Gain
Tinggi
10
12
Sedang
27
22
Rendah
1
4
Kategori rata-rata
0,59
0,44
Jumlah siswa
38
38
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat hasil kategori N-gain pada kelas
eksperimen yang merupakan kategori
siswa yang mempunyai nilai rendah
sebanyak 1 siswa, nilai kategori sedang 27 siswa dan nilai kategori tinggi 10
siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen
mempunyai hasil kategori rata-rata N-gain sedang. Sedangkan hasil kategori Ngain pada kelas kontrol yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai
rendah sebanyak 12 siswa, nilai kategori sedang 22 siswa dan nilai kategori tinggi
3
4
Lampiran 14, h. 148-149
Lampiran 13, h. 146-147
47
4 siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol
mempunyai hasil kategori N-gain sedang. Walaupun kategori rata-rata nilai Ngain untuk kedua kelas sama-sama termasuk kategori sedang, namun rata-rata
peningkatan
hasil
belajar
kelas
eksperimen
menunjukkan
lebih
tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
d. Deskripsi data hasil observasi
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar
mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning
teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai
observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang
dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan
skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik
think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang
harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model
cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain.
Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti, para siswa, dan guru
melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran.5
Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga kali pertemuan oleh observer
seperti tercantum pada lampiran, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, minat serta motivasi
siswa dalam proses pembelajaran masih dinilai rendah karena ada dua poin yang
tidak dilaksanakan yaitu beberapa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis dan
buku paket serta sebagian siswa tidak bekerja sama memecahkan tugas dengan
teman pasangan belajarnya dengan baik. Pada minat dan motivasi ini didapat hasil
observasi 60%. Namun pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario
5
Lampiran 12, h. 144-145
48
pembelajaran dan kemampuan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%
dengan peresentase total didapat 86%.6
Hasil observasi pertemuan kedua dan ketiga. Pada aspek keterlaksanaan
pembelajaran skenario pembelajaran, aspek minat dan motivasi siswa, aspek
kemampuan dan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%. pada pertmuan
kedua dan ketiga ini, dinilai sangat baik karena kekurangan pada pertemuan
sebelumnya telah dievaluasi sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan
model cooperative learning teknik think-pair-share dapat dilaksanakan dengan
baik dan sesuai dengan aspek yang diamati. Dengan demikian dapat terlihat
proses pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share
dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total
didapat 100%.7
Apek yang diamati meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan skenario
pembelajaran, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta
kemampuan dan keterampilan guru. Ketiga poin tersebut menunjukkan perubahan
yang lebih baik, jika dilihat dari pertemuan pertama hingga terakhir. Dapat
disimpulkan implementasi model cooperative learning teknik think-pair-share
terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.
e. Deskripsi data nilai lembar kerja siswa model cooperative learning teknik
think-pair-share
1) Data Nilai lembar kerja siswa individu (think)
Tabel 4.4
Data Rata-rata nilai lembar kerja individu
6
7
Lampiran 12, h. 144-145
Ibid, h. 144-145
Pertemuan
Mean
1
70
2
70
3
70
49
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data rata-rata nilai LKS individu. Pada
pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 70, Pertemuan
kedua sebesar 70 dan pertemuan ketiga mencapai 70. Pada tahap individu (think)
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk kategori baik karena siswa
sudah terbiasa mengisi LKS sendiri.
2) Data Nilai lembar kerja siswa berpasangan (pair)
Tabel 4.5
Data Rata-rata nilai lembar kerja individu
Pertemuan
Mean
1
60
2
80
3
80
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh data rata-rata nilai LKS berpasangan
(pair). Pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 60
karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan. Pertemuan kedua
dan ketiga mencapai nilai sebesar 80 karena siswa sudah mulai menyesuaikan diri
dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan jawaban dari pertanyaan yang
ada di LKS. Hal ini membuktikan adanya peningkatan rata-rata nilai lembar kerja
siswa.
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, maka
terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
a. Hasil Uji Normalitas Pretest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai
pretest Kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai Pretest Kelas
VIII.I sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan
50
rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan
pada Lampiran.8 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kai Kuadrat
Data
Nilai Pretest Kelas
Nilai
Nilai
X2hitung
X2tabel
5,2693
7,815
eksperimen
Nilai Pretest Kelas
kontrol
Keputusan
Data berdistribusi
normal
4,6985
7,815
Data berdistribusi
normal
Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat
pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X2tabel maka dinyatakan data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2hitung > X2tabel maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2hitung kedua
data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data
berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Normalitas postest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai
postest Kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai postest Kelas
VIII.I sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan
rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan
pada Lampiran.9 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
8
9
Lampiran 17, h. 166-169
Lampiran 18, h. 170-173
51
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Postest Kai Kuadrat
Data
Nilai Postest Kelas
Nilai
Nilai
X2hitung
X2tabel
1,792
7,815
eksperimen
Nilai Postest Kelas
Keputusan
Data berdistribusi
normal
5,9829
kontrol
7,815
Data berdistribusi
normal
Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat
pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X2tabel maka dinyatakan data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2hitung > X2tabel maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2hitung kedua
data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga
diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai Pretest.
Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan
pada Lampiran10. Berikut ini adalah hasilnya.
10
Lampiran 19, h. 174-176
52
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Data
Nilai
Nilai
Nilai
Varians
Fhitung
Ftabel
1,054
1,71
Keputusan
Nilai Pretest
Kelas
104,03
eksperimen
Nilai Pretest
Kelas kontrol
Kedua data
homogen
109,74
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan
tersebut nilai Fhitung ≤ Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
b. Hasil Uji Homogenitas Postest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga
diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai postest.
Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan
pada Lampiran11. Berikut ini adalah hasilnya.
11
Lampiran 20, h. 177-179
53
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Postest
Data
Nilai
Nilai
Nilai
Varians
Fhitung
Ftabel
1,372
1,71
Keputusan
Nilai Postest
Kelas
79,27
eksperimen
Nilai Postest
Kelas kontrol
Kedua data
homogen
108,92
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan
tersebut nilai Fhitung ≤ Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan
antara pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap
hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan uji “t”.
1. Hasil Pengujian Hipotesis Pretest
Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata Pretest dari kedua
kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata Pretest kelas eksperimen
sebesar 43,39 dengan standar deviasi 10,19 sedangkan kelas kontrol sebesar 46,34
dengan standar deviasi 10,48. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas
digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 10,33.
Untuk
memperoleh
nilai
thitung
dilakukan
perhitungan
dengan
menggunakan uji t”. Dari hasil perhitungan antara Pretest kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh thitung = 1,247.
54
Untuk
keberartian
hipotesis
yang
telah
diajukan
dengan
mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan derajat
kebebasan (dk) = n–2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan
taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati
yaitu 70 sebesar 2,00.
Karena didapat perhitungan Pretest kelompok eksperimen dan kontrol
thitung < ttabel ( 1,247 < 2,00) maka Ho di terima dan Ha di tolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelas kontrol dan
eksperimen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
pretest kelas kontrol dengan pretest kelas eksperimen karena belum ada perlakuan
dari kedua kelas tersebut. 12
2. Hasil Pengujian Hipotesis Postest
Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata postest dari kedua
kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata postest kelas eksperimen
sebesar 77.66 dengan standar deviasi 8,903 sedangkan kelas kontrol sebesar 70,28
dengan standar deviasi 10,43. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas
digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 9,69.
Untuk
memperoleh
nilai
thitung
dilakukan
perhitungan
dengan
menggunakan uji “t”. Dari hasil perhitungan antara postest kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh thitung = 3,326.
Untuk
keberartian
hipotesis
yang
telah
diajukan
dengan
mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan derajat
kebebasan (dk) = n – 2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan
taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati
yaitu 70 sebesar 2,00.
Karena didapat perhitungan postest kelompok eksperimen dan kontrol t
hitung
>t
tabel
( 3,326 > 2,00) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh penggunaan model cooperative learning teknik think-pair-share
12
Lampiran 21, h. 180-181
55
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah
lampiran.13
D. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan model
cooperative learning teknik think-pair-share berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari
observasi, pelaksasnaan, dan pengolahan data.
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar
mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning
teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai
observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang
dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan
skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik
think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang
harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model
cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain.
Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.14
Pada penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dalam pengajaran model
cooperative learning teknik think-pair-share di SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang.
Diawal pertemuan pertama guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang
prosedur model cooperative learning teknik think-pair-share yang akan
digunakan hal ini dimaksudkan supaya siswa memperoleh pemahaman mengenai
teknik tersebut sehingga dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan
yang hendak dicapai. Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan
fasilitator bagi seluruh kelompok pasangan apabila terdapat hal-hal dari proses
kegiatan belajar mengajar yang belum dimengerti oleh siswa, sehingga setiap
13
14
Lampiran 22, h. 182-183
Lampiran 12, h. 144-145
56
kelompok dapat memecahkan solusi dari permasalahan, secara bersama dan bukan
sebagai pemberi materi total dari awal sampai akhir seperti yang dilakukan oleh
sebagian guru dalam menerangkan ke siswa. Hal ini senada dikemukakan
Roestiah dalam Rosmaini dkk, bahwa peranan guru dalam pengajaran antara lain
fasilitator, pembimbing dan organisator. Guru harus mampu memberi dorongan
agar siswa aktif. Salah satu usaha guru untuk mendorong siswa agar aktif dan
meningkatkan hasil belajarnya yaitu pembelajaran cooperative.15
Prosedur yang dijalankan dalam model cooperative learning teknik thinkpair-share terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada
seluruh siswa yang ada pada lembar kerja siswa, diinstruksikan supaya berpikir
(think) dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini penting untuk
merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum pada tahapan yang
berpasangan pair. Tahapan pair yaitu proses bertukar jawaban/opini sesama
pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya. Selama
berdiskusi untuk menyamakan jawaban mereka, secara bersama-sama dari setiap
pasangan di anjurkan untuk mengisi jawaban di lembar kerja siswa yang telah
disediakan sesuai kelompoknya masing-masing. Sedangkan tahapan terakhir yaitu
share dimana pasangan yang dipilih secara acak bertugas untuk mengemukakan
hasil diskusinya kepada teman-teman kelasnya sebagai kesempurnaan dari
keseluruhan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakan. Senada dengan
pernyataan Ibrahim dalam Yusuf dan Natalina, teknik think-pair-share memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.16
Model cooperative learning teknik think-pair-share di kelas dilakukan
dengan cara membentuk kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil (dua pasang
dalam kelompoknya) yang masing-masing pasangan saling bertanggung jawab
dalam rangka bertukar pikiran atau diskusi mencari solusi atas pertanyaan yang
15
Rosmaini dkk, 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN
20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1), h. 12
16
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20
Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12(April 2005), h. 9
57
diberikan oleh guru kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi tersebut
kepada seluruh teman sekelasnya. Dengan model cooperative learning teknik
think-pair-share siswa diberi kesempatan bukan hanya sekedar belajar, tetapi juga
saling bekerja sama lain sehingga terjadi proses transper pengetahuan serta siswa
yang merasa kesulitan dapat melakukan sharing dengan pihak selain guru,
sehingga selama proses pembelajaran tidak terjadi komunikasi antara siswa
dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, untuk berbagai gagasan,
siswa mampu bekerja sama dan berbagi pengalaman.
Pertemuan pertama, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu
think didapatkan nilai rata-rata 70.17 Pada tahap think ini termasuk kategori baik
karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri. Aktivitas siswa mengerjakan
LKS berkelompok pair didapatkan nilai rata-rata 60.18 Pada tahap ini termasuk
kategori cukup karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan.
Sedangkan aktivitas siswa memperesentasikan share siswa masih ragu-ragu saat
mempresentasikan hasil diskusi berpasangan. Pada pertemuan pertama ini siswa
presentasi yang ditampilkan 2 kelompok, karena siswa masih transisi. Hal ini
sesuai dengan data hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, hasil
observasi dengan peresentase total didapat 86%. Hasil observasi dapat dilihat
pada lampiran.19
Pertemuan kedua dan ketiga, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara
individu think didapatkan nilai rata-rata 70.20 Pada tahap think ini termasuk
kategori baik karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri aktivitas siswa
mengerjakan LKS berpasangan “pair” didapatkan nilai rata-rata 70.21 Siswa sudah
mulai menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan
jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Sedangkan siswa mempresentasikan
hasil diskusi berpasangan dengan baik. Pada pertemuan kedua dan ketiga ini,
siswa presentasi yang ditampilkan 4 kelompok. Sesuai dengan hasil observasi
17
Lampiran 4, h. 107
Ibid h. 108
19
Lampiran 12, h. 144-145
20
Lampiran 4, h. 107
21
Ibid, h. 108
18
58
pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan
hasil presentase total didapat 100%.22
Pada kelas eksperimen siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
terutama dalam mengerjakan LKS siswa terlihat tertarik mengerjakannya. Selama
proses berlangsung siswa memahami sendiri konsep materi pelajaran dengan
gambar pada LKS. LKS yang berisikan gambar dalam model cooperative learning
teknik think-pair-share di kelas mampu menarik perhatian siswa untuk
mengetahui dan belajar mengenai ciri-ciri sel darah beserta fungsinya serta
penyakit akibat kelainan pembuluh darah. Aktifitas belajar siswa tersebut,
menunjukan antusias yang cukup besar. Selain itu LKS yang berisikan gambar
tersebut dapat memberikan motivasi dan informasi kepada siswa dalam kegiatan
belajar sehingga mereka dengan mudah memahami materi. Sesuai dengan hasil
penelitian Chotimah yang menyatakan bahwa pendekatan kontekstual teknik
think-pair-share menunjukan proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat
serta respon siswa yang positif.23 Begitu pula dengan pernyataan Yusuf dan
Natalina, bahwa teknik think-pair-share dapat meningkatkan aktivitas siswa dan
guru kearah yang lebih baik.24 Dengan demikian teknik think-pair-share dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Selain itu guru menyajikan materi yang berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari misalnya penyakit
yang mungkin salah seorang keluarga siswa
mengalami. Hal ini menyajikan materi yang membuat siswa tertarik dengan
konsep
yang
diberikan
guru,
sehingga
siswa
mampu
mengolah
dan
menggabungkan apa yang dipelajari dengan apa yang mereka alami di kehidupan
sehari-hari. Begitu sebaliknya siswa akan mudah lupa bila konsep yang
disampaikan masih bersifat abstrak. Dengan demikian siswa belajar dengan
bermakna tidak mudah melupakan materi, sehingga dapat meningkatkan hasil
22
Lampiran 12, h. 144-145
Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan
Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian
Kependidikan no 1 (Juni 2007), h. 106
24
Op,cit Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, h.11
23
59
belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan Rosmiani dkk, bahwa dengan teknik
think-pair-share dapat meningkatkan daya serap siswa. 25
Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak
diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS, tidak berdiskusi kelompok dan
hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Dimana guru hanya berperan
sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat
pembelajaran.
Model cooperative learning teknik think-pair-share lebih efektif secara
signifikan terhadap kemampuan berpikir siswa. Sebaliknya pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah ada kecenderungan siswa dituntut mengingat
konsep bukan diajak melakukan kegiatan untuk mendapatkan darimana konsep itu
diperoleh, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada lama tidaknya
penyimpanan pengetahuan di dalam memori siswa.
Berdasarkan hasil belajar biologi menyatakan bahwa perolehan frekuensi
pada tiap kelas interval tinggi lebih banyak ditempati oleh siswa pada kelas
eksperimen di bandingkan dengan siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kelas eksperimen siswa cenderung mendapat nilai yang lebih baik
dari pada kelas kontrol (Tabel 4.2 dan 4.5).
Berdasarkan perolehan nilai N-gain pada kelompok kontrol rata-rata
Pretest 45,95; rata-rata postest 69,55 dan N-gain 0,42. Sedangkan pada
eksperimen rata-rata Pretest 44,05; rata-rata postest 76,89 dan N-gain 0,57. Jadi
hasil nilai akhir yang diperoleh setelah diberikan proses pembelajaran, kelompok
eksperimen yang menggunakan model cooperative learning teknik think-pairshare memiliki rata-rata jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
metode ceramah pada kelompok kontrol.
Berdasarkan perolehan kategori N-gain pada kelas kontrol yang
merupakan kategori rendah 12, kategori sedang 22 dan tinggi 4. Sedangkan
perolehan kategori N-gain pada kelompok eksperimen merupakan kategori rendah
1, kategori sedang 27 dan tinggi 10. Hal ini menunjukan adanya keefektifan
belajar siswa, karena pada kelompok eksperimen adanya perlakuan yaitu berpikir
25
Op,cit Rosmaini dkk, h. 13
60
secara mandiri, berkelompok pasangan dan berbagi pada teman sekelas. Hal
senada dikemukakan oleh Aren dalam Asri (dalam Usman) menyatakan bahwa
teknik think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti
suasana pola diskusi kelas.26
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis menunjukan uji t untuk
Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol di proleh harga thitung = 1,247 dari ttabel
distribusi t” untuk taraf signifikasi =0,05 dan derajat kebebasan (dk=38+38-2=74),
di peroleh ttabel =2.00 maka thitung < ttabel ( 1,247 < 2,00) maka Ho di terima dan
Ha ditolak. Dengan demikian hasil Pretest yang belum mendapatkan perlakuan
pembelajaran biologi model cooperative learning teknik think-pair-share tidak
terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian
kedua kelas sama.
Sedangkan
pengujian
hipotesis
postest
ternyata
diperoleh
nilai
perbandingan antara variabel pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning teknik think-pair-share (X) dan hasil belajar biologi siswa
(Y), thitung = 3,326. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ttabel maka dikonsultasikan
pada ttabel untuk taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = 38+382=74) diproleh harga ttabel = 2,00 jika dibandingkan thitung dengan ttabel maka thitung
lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel).
Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat
pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative
learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini
senada dengan hasil penelitian Muslimin, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul skripsinya Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik
Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think-pairshare pada hasil belajar biologi siswa.27
26
Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
(September 2004) .hal 51
27
Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap Hasil
Belajar Bisologi Siswa, (Jakarta:skripsi UIN, 2008).
61
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti, yaitu :
1. Penggunaan referensi buku selama penelitian yang sedikit mengakibatkan
perolehan informasi siswa belum terkonstruk secara lengkap.
2. Waktu yang singkat untuk melakukan penelitian, yang disebabkan akan
dilaksanakannya pengurangan waktu pada bulan ramadhan, sehingga peneliti
merasa masih belum maksimal untuk menerapkan model cooperative learning
teknik think-pair-share secara menyeluruh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap
hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah. Hal ini terlihat
pada perhitungan uji “t”, diperoleh harga t hitung > t tabel (3,326 > 2,00) pada
derajat kebebasan (dk) = 70 dengan taraf signifikansi 5 %.
B. Saran
Saran-saran agar proses pembelajaran dengan model cooperative
learning teknik think-pair-share dapat berhasil dengan baik, yakni :
1. Perlu adanya apersepsi pada konsep sebelumnya jika seorang guru hendak
menerapkan model cooperative learning teknik think-pair-share sehingga
siswa sudah terbiasa dan efisiensi waktu dapat diterapkan.
2. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap metode, khususnya
model cooperative learning teknik think-pair-share akan memberikan
dampak yang positif pula terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.
3. Guru biologi khususnya berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas
pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan dan model
yang
bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa pun menjadi
senang untuk mengikuti pelajaran.
4. Penelitian dengan model cooperative learning teknik think-pair-share
masih perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih komprehensif,
baik
dari
segi
variabel
penelaahannya
persekolahannya.
62
maupun
pilihan
setting
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rajawali Pers
Anam, Khoirul. 1999. Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran
Geogerafi Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, Buletin Pelangi
Pendidikan Vol.1 No.1
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Chotimah, Husnul. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam
Pendekatan Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share
pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian Kependidikan no 1
Harinaldi, M.Eng. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains,
Jakarta:Erlangga
Http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredarandarah.html
Http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
Http://www.id.wikipedia.org/wiki/biologi
Ibrahim, Nurdin. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan
Kualitas Hasil Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44
Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,
Jakarta: Kizi Brother’s
Kasnun. 2007. Peran Media Massa dalam Proses Pendidikan di Masyarakat,
Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro
Purwokerto: Cendekia
Lyman Reading Quest.org:Think-Pair-Share
http://www.readingquest.org/strat/tps.html
Lyman, Frank. Instructional Strategies Online: What is Think-Pair-Share.
http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/
Masluhatun, Ni’mah Evi. 2007. Efektivitas Model Pembelajaran Think-PairShare Dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas x SMA Negeri 3
63
64
Semarang, Laporan Penelitian Universitas Negeri Semarang, Semarang:
Skripsi UNS
Meltzer David E, The Relationship between Mathematic Preparation and
Conceptual Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in
Diagnostic Pretest Scores, dari www.physyceducation.net/docs/addenumon-normalized
Muslimin, 2008. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share
terhadap Hasil Belajar Bisologi Siswa, Jakarta:skripsi UIN
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, 2006. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Purwoko, dkk. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VIII, Jakarta: Yudistira
Rosmaini S. 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa
di Kelas 1.7
Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN 20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol
1(1)
Ruseffendi, Het. 1998. Statistika Dasar, Bandung: CV Andira
Rusli Zainal Sang Visioner. http://nayyaobangeblogah.blogspot.
com/2010_07_01_archive.html
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Sofyan, Ahmad dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara
Sumarwan, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VIII, Semester
1, Jakarta: Erlangga
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
65
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka
T
Roger
dan
David
W..
Cooperative
Learning,
http//.www.co-
operation.org/pages/cl.html
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, 2006. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen
Agama RI
Usman. 2004. Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-PairShare dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik. Jurnal Pendidikan
Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, Jakarta:
Bumi Aksara
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo
Yusuf Yustini dan Mariani Natalina. 2005. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di
kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12
66
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
LAMPIRAN.8
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek
= 39
Butir soal
= 60
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar
1
1 A
23 37
0
2
2 B
22 38
0
3
3 C
24 36
0
4
4 D
28 32
0
5
5 E
16 44
0
6
6 F
22 38
0
7
7 G
22 38
0
8
8 H
16 44
0
9
9 I
38 22
0
10
10 J
25 35
0
11
11 K
38 22
0
12
12 L
26 34
0
13
13 M
25 35
0
14
14 N
13 47
0
15
15 O
19 41
0
16
16 P
40 20
0
17
17 Q
11 49
0
18
18 R
42 18
0
19
19 S
24 36
0
20
20 T
18 42
0
21
21 U
17 43
0
22
22 V
18 42
0
23
23 W
18 42
0
24
24 X
11 49
0
25
25 Y
20 40
0
26
26 Z
17 43
0
27
27 AA
21 39
0
28
28 BB
26 34
0
29
29 CC
22 38
0
30
30 DD
22 38
0
31
31 EE
16 44
0
Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
23
23
22
22
24
24
28
28
16
16
22
22
22
22
16
16
38
38
25
25
38
38
26
26
25
25
13
13
19
19
40
40
11
11
42
42
24
24
18
18
17
17
18
18
18
18
11
11
20
20
17
17
21
21
26
26
22
22
22
22
16
16
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (1 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
32
33
34
35
36
37
38
39
32
33
34
35
36
37
38
39
FF
GG
HH
II
JJ
KK
LL
MM
20 40
0
20
21 39
0
21
19 41
0
19
15 45
0
15
16 44
0
16
14 46
0
14
13 47
0
13
27 33
0
27
20
21
19
15
16
14
13
27
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 21.67
Simpang Baku= 7.50
KorelasiXY= 0.57
Reliabilitas Tes= 0.73
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1
1 A
15
8
23
2
2 B
15
7
22
3
3 C
15
9
24
4
4 D
15
13
28
5
5 E
6
10
16
6
6 F
11
11
22
7
7 G
13
9
22
8
8 H
5
11
16
9
9 I
18
20
38
10
10 J
12
13
25
11
11 K
16
22
38
12
12 L
16
10
26
13
13 M
11
14
25
14
14 N
7
6
13
15
15 O
12
7
19
16
16 P
19
21
40
17
17 Q
5
6
11
18
18 R
21
21
42
19
19 S
14
10
24
20
20 T
10
8
18
21
21 U
10
7
17
22
22 V
9
9
18
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (2 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
GG
HH
II
JJ
KK
LL
MM
9
6
9
8
10
13
13
14
8
14
14
10
6
5
8
5
12
9
5
11
9
11
13
9
8
8
6
7
9
9
11
6
8
15
18
11
20
17
21
26
22
22
16
20
21
19
15
16
14
13
27
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1
18 R
42 1 1 1 1 - 1 1
2
16 P
40 1 - - 1 - 1 1
3
9 I
38 1 1 1 1 1 - 4
11 K
38 1 - - 1 - 1 1
5
4 D
28 1 1 - 1 1 - 6
39 MM
27 1 - - 1 - - 7
12 L
26 1 1 1 1 1 - 8
28 BB
26 1 1 - - - - 1
9
10 J
25 1 - 1 - 1 1 10
13 M
25 1 - - 1 1 - 11
3 C
24 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar
11 6 5 9 5 4 4
8 9 10 11 12 13 14
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (3 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1
18 R
42 1 - - 1 1 1 1
2
16 P
40 - - 1 1 1 1 1
3
9 I
38 1 - 1 - - - 4
11 K
38 - - 1 1 1 1 5
4 D
28 - - 1 - 1 - 6
39 MM
27 1 1 1 - 1 1 1
7
12 L
26 - 1 - 1 1 - 8
28 BB
26 - 1 1 1 1 - 9
10 J
25 - 1 - 1 1 - 10
13 M
25 1 - 1 - - - 11
3 C
24 - - 1 1 1 - Jml Jwb Benar
4 4 8 7 9 4 3
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1
18 R
42 1 1 1 - 1 1 2
16 P
40 1 1 1 - 1 1 3
9 I
38 - - 1 - 1 1 4
11 K
38 1 1 1 - - 1 5
4 D
28 1 - 1 - 1 1 6
39 MM
27 1 1 1 - 1 1 7
12 L
26 1 - 1 - - 1 8
28 BB
26 - 1 1 - 1 1 9
10 J
25 - - 1 - - 1 10
13 M
25 - - - - - - 11
3 C
24 - - 1 - - 1 Jml Jwb Benar
6 5 10 0 6 10 0
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
22 23 24 25 26 27 28
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
18 R
42 1 1 - 1 1 1 1
16 P
40 1 1 - 1 1 1 9 I
38 - 1 1 1 1 - 1
11 K
38 1 1 - 1 1 1 1
4 D
28 1 - - - 1 - 39 MM
27 1 1 - - - 1 12 L
26 - - - 1 1 - 28 BB
26 1 - 1 1 - 1 1
10 J
25 - - - - - - 1
13 M
25 1 - 1 1 1 1 -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (4 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
11
3 C
Jml Jwb Benar
24 - - - - 1 1 7 5 3 7 8 7 5
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1
18 R
42 1 1 1 1 - 1 1
2
16 P
40 1 1 1 1 1 1 1
3
9 I
38 1 1 1 - 1 1 1
4
11 K
38 1 1 1 1 1 1 1
5
4 D
28 1 1 1 1 1 1 1
6
39 MM
27 1 - 1 - - - 1
7
12 L
26 1 - 1 - 1 1 1
8
28 BB
26 - - 1 - 1 - 1
9
10 J
25 1 1 1 - 1 - 10
13 M
25 1 - 1 1 - 1 1
11
3 C
24 - 1 1 - 1 1 1
Jml Jwb Benar
9 7 11 5 8 8 10
36 37 38 39 40 41 42
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1
18 R
42 1 - - - - 1 2
16 P
40 1 - 1 - - - 3
9 I
38 - - 1 1 1 1 1
4
11 K
38 1 - 1 - - 1 1
5
4 D
28 - - - - 1 1 1
6
39 MM
27 1 - - - 1 1 1
7
12 L
26 - - 1 - 1 1 1
8
28 BB
26 1 - - - 1 - 1
9
10 J
25 - - 1 1 1 1 1
10
13 M
25 - - - - - - 1
11
3 C
24 - - - - - 1 1
Jml Jwb Benar
5 0 5 2 6 8 9
No.Urut
1
2
3
4
5
43 44 45 46 47 48 49
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49
18 R
42 - 1 1 1 - 1 1
16 P
40 - 1 - - 1 1 1
9 I
38 1 1 - 1 1 1 1
11 K
38 - 1 - 1 - 1 1
4 D
28 1 - - - - - -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (5 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
6
7
8
9
10
11
39 MM
12 L
28 BB
10 J
13 M
3 C
Jml Jwb Benar
27 - 1 - - - - 26 1 - - - - - 1
26 - - - - - 1 25 - 1 - - - - 25 - - 1 1 1 1 24 1 - - - - - 1
4 6 2 4 3 6 6
50 51 52 53 54 55 56
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56
1
18 R
42 1 1 1 1 - - 2
16 P
40 1 1 1 1 1 - 1
3
9 I
38 - - 1 - 1 1 1
4
11 K
38 - 1 1 - - - 1
5
4 D
28 1 1 - 1 - 1 6
39 MM
27 - - - - 1 - 1
7
12 L
26 1 - - - - - 8
28 BB
26 - 1 - - - 1 9
10 J
25 1 - 1 - - - 10
13 M
25 1 - 1 - - 1 11
3 C
24 - 1 - - - 1 Jml Jwb Benar
6 6 6 3 3 5 4
57 58 59 60
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60
1
18 R
42 1 - 1 1
2
16 P
40 - - 1 1
3
9 I
38 - 1 1 4
11 K
38 - 1 - 1
5
4 D
28 1 - - 6
39 MM
27 - - - 1
7
12 L
26 1 - - 8
28 BB
26 - 1 - 9
10 J
25 1 1 - 1
10
13 M
25 1 - - 1
11
3 C
24 1 - 1 Jml Jwb Benar
6 4 4 6
Kelompok Asor
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (6 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1
26 Z
17 1 1 - 1 - - 2
5 E
16 - - - - - - 3
8 H
16 1 - - - 1 1 4
31 EE
16 1 1 - - - 1 5
36 JJ
16 1 - - 1 1 - 6
35 II
15 1 1 - - - - 7
37 KK
14 1 - - - - - 8
14 N
13 1 - - - - - 9
38 LL
13 1 - - 1 - - 1
10
17 Q
11 1 - 1 - - - 11
24 X
11 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar
10 4 2 4 2 2 1
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1
26 Z
17 - - 1 - - - 2
5 E
16 1 - 1 - 1 - 3
8 H
16 1 - - - - - 4
31 EE
16 - - - - 1 - 1
5
36 JJ
16 - - - 1 1 - 6
35 II
15 - - - 1 1 - 1
7
37 KK
14 - - - 1 1 1 1
8
14 N
13 1 - - - 1 - 9
38 LL
13 1 - - 1 - - 10
17 Q
11 - 1 - - 1 - 11
24 X
11 - - - 1 1 - Jml Jwb Benar
4 1 2 5 8 1 3
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
15 16 17 18 19 20 21
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
26 Z
17 - 1 - - 1 1 1
5 E
16 1 1 - - - - 8 H
16 - - - 1 - - 31 EE
16 1 - 1 - 1 1 1
36 JJ
16 - 1 - - - 1 35 II
15 1 - - - - 1 37 KK
14 - - 1 1 - - -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (7 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
8
9
10
11
14 N
38 LL
17 Q
24 X
Jml Jwb Benar
13
13
11
11
-
3
1
3
3
- - - 1 - 1 - - 2 2 6 2
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1
26 Z
17 - - 1 - - - 2
5 E
16 - - - - - - 3
8 H
16 - - - - - - 4
31 EE
16 1 - - - - - 5
36 JJ
16 1 - - - - - 6
35 II
15 - - - - - - 7
37 KK
14 - - - 1 - - 8
14 N
13 1 - 1 - - - 1
9
38 LL
13 - - - - - - 10
17 Q
11 - - - - - - 11
24 X
11 - - 1 - - - Jml Jwb Benar
3 0 3 1 0 0 1
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1
26 Z
17 1 - - 1 - - 1
2
5 E
16 1 1 1 - - - 3
8 H
16 - - - 1 1 - 4
31 EE
16 1 - 1 - - - 5
36 JJ
16 - - - - - 1 6
35 II
15 1 - - - - - 7
37 KK
14 1 1 1 - - - 8
14 N
13 - - - - 1 - 1
9
38 LL
13 - - - 1 - - 1
10
17 Q
11 - - - 1 - - 11
24 X
11 - - - 1 - - 1
Jml Jwb Benar
5 2 3 5 2 1 4
No.Urut
1
2
36 37 38 39 40 41 42
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
26 Z
17 1 - - - - 1 5 E
16 - - - 1 1 - -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (8 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
3
4
5
6
7
8
9
10
11
8 H
31 EE
36 JJ
35 II
37 KK
14 N
38 LL
17 Q
24 X
Jml Jwb Benar
16 - - 1 - 1 - 16 1 - 1 - - - 16 1 - - - 1 - 1
15 1 - 1 - 1 - 14 - - - - 1 - 13 - - - - - - 13 1 - - - - 1 11 - - - - 1 - 11 - - - - - - 5 0 3 1 6 2 1
43 44 45 46 47 48 49
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49
1
26 Z
17 1 - - - 1 - 2
5 E
16 - 1 - - - 1 3
8 H
16 - 1 - 1 - 1 4
31 EE
16 - - - - - - 5
36 JJ
16 - - - 1 - - 6
35 II
15 - - - - - - 7
37 KK
14 - - - - - - 8
14 N
13 1 - 1 - 1 - 9
38 LL
13 - - - - - 1 10
17 Q
11 - - - - - - 11
24 X
11 - - - - - - Jml Jwb Benar
2 2 1 2 2 3 0
50 51 52 53 54 55 56
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56
1
26 Z
17 - - 1 - - - 2
5 E
16 - - - 1 1 1 1
3
8 H
16 1 1 1 1 - - 4
31 EE
16 - - - 1 - - 5
36 JJ
16 - 1 - 1 - - 6
35 II
15 - - 1 1 1 1 7
37 KK
14 - - - - - 1 8
14 N
13 - - - 1 - - 9
38 LL
13 - - - - - - 1
10
17 Q
11 - - - - - - 11
24 X
11 - - - - - 1 Jml Jwb Benar
1 2 3 6 2 4 2
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (9 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
57 58 59 60
No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60
1
26 Z
17 - - - 2
5 E
16 - - - 3
8 H
16 - - - 4
31 EE
16 - - - 5
36 JJ
16 - - - 1
6
35 II
15 - - - 7
37 KK
14 - - - 1
8
14 N
13 - - - 1
9
38 LL
13 - 1 - 10
17 Q
11 1 1 - 1
11
24 X
11 1 - - Jml Jwb Benar
2 2 0 4
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 39
Klp atas/bawah(n)= 11
Butir Soal= 60
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1
1
11
10 1
9.09
2
2
6
4 2
18.18
3
3
5
2 3
27.27
4
4
9
4 5
45.45
5
5
5
2 3
27.27
6
6
4
2 2
18.18
7
7
4
1 3
27.27
8
8
4
4 0
0.00
9
9
4
1 3
27.27
10
10
8
2 6
54.55
11
11
7
5 2
18.18
12
12
9
8 1
9.09
13
13
4
1 3
27.27
14
14
3
3 0
0.00
15
15
6
3 3
27.27
16
16
5
3 2
18.18
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (10 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
10
0
6
10
0
7
5
3
7
8
7
5
9
7
11
5
8
8
10
5
0
5
2
6
8
9
4
6
2
4
3
6
6
6
6
6
3
3
5
4
6
4
4
3 7
2 -2
2 4
6 4
2 -2
3 4
0 5
3 0
1 6
0 8
0 7
1 4
5 4
2 5
3 8
5 0
2 6
1 7
4 6
5 0
0 0
3 2
1 1
6 0
2 6
1 8
2 2
2 4
1 1
2 2
2 1
3 3
0 6
1 5
2 4
3 3
6 -3
2 1
4 1
2 2
2 4
2 2
0 4
63.64
-18.18
36.36
36.36
-18.18
36.36
45.45
0.00
54.55
72.73
63.64
36.36
36.36
45.45
72.73
0.00
54.55
63.64
54.55
0.00
0.00
18.18
9.09
0.00
54.55
72.73
18.18
36.36
9.09
18.18
9.09
27.27
54.55
45.45
36.36
27.27
-27.27
9.09
9.09
18.18
36.36
18.18
36.36
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (11 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
60
60
6
4
2
18.18
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 39
Butir Soal= 60
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1
1
38
97.44 Sangat Mudah
2
2
20
51.28 Sedang
3
3
15
38.46 Sedang
4
4
22
56.41 Sedang
5
5
15
38.46 Sedang
6
6
8
20.51 Sukar
7
7
7
17.95 Sukar
8
8
11
28.21 Sukar
9
9
12
30.77 Sangat Mudah
10
10
11
28.21 Sukar
11
11
22
56.41 Sedang
12
12
31
79.49 Mudah
13
13
9
23.08 Sukar
14
14
14
35.90 Sedang
15
15
18
46.15 Sedang
16
16
13
33.33 Sedang
17
17
24
61.54 Sedang
18
18
3
7.69 Sangat Sukar
19
19
14
35.90 Sedang
20
20
30
76.92 Mudah
21
21
5
12.82 Sangat Sukar
22
22
17
43.59 Sedang
23
23
6
15.38 Sukar
24
24
9
23.08 Sukar
25
25
22
56.41 Sedang
26
26
10
25.64 Sukar
27
27
9
23.08 Sukar
28
28
8
20.51 Sukar
29
29
23
58.97 Sedang
30
30
18
46.15 Sedang
31
31
30
76.92 Mudah
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (12 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
14
22
14
27
12
1
12
8
20
12
11
7
9
5
8
12
10
7
10
14
13
16
9
18
9
12
12
9
18
35.90 Sedang
56.41 Sedang
35.90 Sedang
69.23 Sedang
30.77 Sangat Mudah
2.56 Sangat Sukar
30.77 Sangat Mudah
20.51 Sukar
51.28 Sedang
30.77 Sangat Mudah
28.21 Sukar
17.95 Sukar
23.08 Sukar
12.82 Sangat Sukar
20.51 Sukar
30.77 Sangat Mudah
25.64 Sukar
17.95 Sukar
25.64 Sukar
35.90 Sedang
33.33 Sedang
41.03 Sedang
23.08 Sukar
46.15 Sedang
23.08 Sukar
30.77 Sangat Mudah
30.77 Sangat Mudah
23.08 Sukar
46.15 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 39
Butir Soal= 60
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli
Korelasi Signifikansi
1
1
0.124 2
2
0.157 3
3
0.135 file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (13 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
0.296 Signifikan
0.071 0.366 Sangat Signifikan
0.463 Sangat Signifikan
0.097 0.023 0.474 Sangat Signifikan
0.163 -0.006 0.386 Sangat Signifikan
0.120 0.340 Sangat Signifikan
0.311 Signifikan
0.441 Sangat Signifikan
-0.195 0.395 Sangat Signifikan
0.321 Signifikan
-0.148 0.298 Signifikan
0.710 Sangat Signifikan
-0.049 0.400 Sangat Signifikan
0.693 Sangat Signifikan
0.583 Sangat Signifikan
0.443 Sangat Signifikan
0.371 Sangat Signifikan
0.438 Sangat Signifikan
0.542 Sangat Signifikan
0.149 0.365 Sangat Signifikan
0.517 Sangat Signifikan
0.390 Sangat Signifikan
0.210 0.007 0.225 0.074 -0.023 0.450 Sangat Signifikan
0.405 Sangat Signifikan
0.120 0.567 Sangat Signifikan
0.131 0.357 Sangat Signifikan
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (14 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
0.165
0.471
0.671
0.383
0.387
0.473
0.009
0.238
-0.035
0.296
0.113
0.173
0.419
0.153
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
-
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708
60 0,250 0,325
15 0,482 0,606
70 0,233 0,302
20 0,423 0,549
80 0,217 0,283
25 0,381 0,496
90 0,205 0,267
30 0,349 0,449
100 0,195 0,254
40 0,304 0,393
125 0,174 0,228
50 0,273 0,354
>150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 39
Butir Soal= 60
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli
a
b
c
d
1
1 0-- 0-- 38** 1--- 0
2
2 2- 10- 7++ 20**
0
3
3 6+ 5+ 15** 130
4
4 8+ 3+ 6++ 22**
0
*
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (15 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1-- 10++ 13- 15**
0
9++ 21--- 1-- 8**
0
15+ 9++ 8+ 7**
0
6+ 9++ 13+ 11**
0
4- 13+ 12** 10++
0
15- 11** 8++ 5+
0
11-- 22** 4+ 20
31** 4+ 1- 3++
0
16- 9** 9++ 50
14** 7++ 6+ 12+
0
6++ 10+ 5+ 18**
0
11+ 8++ 13** 7++
0
2- 6++ 24** 7+
0
6- 15++ 3** 15++
0
5+ 14** 5+ 15-0
3++ 30** 1- 50
13++ 17+ 4- 5**
0
6++ 8++ 8++ 17**
0
15+ 11++ 7+ 6**
0
9** 15+ 9++ 6+
0
10-- 3+ 22** 4+
0
10** 13+ 7+ 9++
0
3- 19-- 8++ 9**
0
6+ 11++ 14+ 8**
0
11--- 23** 0-- 5++
0
13-- 18** 4+ 4+
0
30** 3++ 4+ 2+
0
14** 7++ 14- 40
3+ 22** 11-- 3+
0
14** 5+ 12+ 8++
0
2- 1-- 9--- 27**
0
12** 3- 15- 9++
0
11++ 1** 16+ 11++
0
12** 5+ 14- 8++
0
16- 8** 7+ 8++
0
20** 3- 11- 5++
0
12+ 3- 12+ 12**
0
17-- 5+ 6+ 11**
0
13++ 7** 12++ 7+
0
5- 18-- 9** 7+
0
11++ 16+ 5** 7+
0
8** 10++ 15+ 6+
0
7++ 13+ 12** 7++
0
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (16 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
48 10** 9++ 15- 5+
0
49 7+ 16+ 9++ 7**
0
50 16- 1-- 12++ 10**
0
51 7++ 14** 9++ 9++
0
52 14- 3- 13** 9++
0
53 11+ 9++ 3- 16**
0
54 8++ 14+ 8++ 9**
0
55 9+ 18** 8++ 4+
0
56 16- 7+ 9** 7+
0
57 6+ 15- 12** 6+
0
58 8++ 12** 9++ 10++
0
59 8++ 9** 9++ 13+
0
60 18** 4+ 14-- 30
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 21.67
Simpang Baku= 7.50
KorelasiXY= 0.57
Reliabilitas Tes= 0.73
Butir Soal= 60
Jumlah Subyek= 39
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1
1
9.09 Sangat Mudah 0.124 2
2
18.18 Sedang
0.157 3
3
27.27 Sedang
0.135 4
4
45.45 Sedang
0.296 Signifikan
5
5
27.27 Sedang
0.071 6
6
18.18 Sukar
0.366 Sangat Signifikan
7
7
27.27 Sukar
0.463 Sangat Signifikan
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (17 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0.00 Sukar
0.097 27.27 Sangat Mudah 0.023 54.55 Sukar
0.474 Sangat Signifikan
18.18 Sedang
0.163 9.09 Mudah
-0.006 27.27 Sukar
0.386 Sangat Signifikan
0.00 Sedang
0.120 27.27 Sedang
0.340 Sangat Signifikan
18.18 Sedang
0.311 Signifikan
63.64 Sedang
0.441 Sangat Signifikan
-18.18 Sangat Sukar -0.195 36.36 Sedang
0.395 Sangat Signifikan
36.36 Mudah
0.321 Signifikan
-18.18 Sangat Sukar -0.148 36.36 Sedang
0.298 Signifikan
45.45 Sukar
0.710 Sangat Signifikan
0.00 Sukar
-0.049 54.55 Sedang
0.400 Sangat Signifikan
72.73 Sukar
0.693 Sangat Signifikan
63.64 Sukar
0.583 Sangat Signifikan
36.36 Sukar
0.443 Sangat Signifikan
36.36 Sedang
0.371 Sangat Signifikan
45.45 Sedang
0.438 Sangat Signifikan
72.73 Mudah
0.542 Sangat Signifikan
0.00 Sedang
0.149 54.55 Sedang
0.365 Sangat Signifikan
63.64 Sedang
0.517 Sangat Signifikan
54.55 Sedang
0.390 Sangat Signifikan
0.00 Sangat Mudah 0.210 0.00 Sangat Sukar 0.007 18.18 Sangat Mudah 0.225 9.09 Sukar
0.074 0.00 Sedang
-0.023 54.55 Sangat Mudah 0.450 Sangat Signifikan
72.73 Sukar
0.405 Sangat Signifikan
18.18 Sukar
0.120 36.36 Sukar
0.567 Sangat Signifikan
9.09 Sangat Sukar 0.131 18.18 Sukar
0.357 Sangat Signifikan
9.09 Sangat Mudah 0.165 27.27 Sukar
0.471 Sangat Signifikan
54.55 Sukar
0.671 Sangat Signifikan
45.45 Sukar
0.383 Sangat Signifikan
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (18 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
36.36 Sedang
0.387 Sangat Signifikan
27.27 Sedang
0.473 Sangat Signifikan
-27.27 Sedang
0.009 9.09 Sukar
0.238 9.09 Sedang
-0.035 18.18 Sukar
0.296 Signifikan
36.36 Sangat Mudah 0.113 18.18 Sangat Mudah 0.173 36.36 Sukar
0.419 Sangat Signifikan
18.18 Sedang
0.153 -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (19 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
138
LAMPIRAN. 10
JAWABAN HASIL PRETEST DAN POSTEST
1. D
11. D
21. A
31.C
2. D
12. D
22. D
32. C
3. D
13. C
23. D
33. B
4. B
14. A
24. D
5. B
15. D
25. C
6. D
16. D
26. A
7. C
17. B
27. A
8. C
18. B
28. D
9. B
19. A
29. D
10. B
20. B
30. B
139
LAMPIRAN. 11
HASIL NILAI PRETEST-POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
Kelas eksperimen
Responden
Kelas control
Nilai
Responden
pretest
Postest
1
39
72
2
51
3
Nilai
pretest
Postest
1
54
60
66
2
60
78
45
60
3
54
54
4
54
75
4
46
96
5
57
75
5
36
51
6
30
81
6
36
78
7
57
90
7
33
60
8
36
69
8
54
75
9
42
81
9
45
69
10
51
75
10
39
81
11
36
63
11
48
54
12
42
93
12
24
60
13
36
87
13
30
69
14
54
78
14
48
81
15
51
75
15
60
69
16
63
81
16
44
51
17
30
66
17
39
78
18
51
72
18
33
60
19
42
81
19
54
81
20
39
81
20
63
63
21
42
93
21
33
57
22
33
60
22
45
81
23
60
90
23
45
63
24
63
93
24
45
69
25
48
81
25
60
63
26
24
69
26
54
75
27
36
66
27
54
60
28
45
81
28
36
81
29
30
72
29
36
69
30
30
66
30
36
84
139
140
31
48
84
31
63
69
32
48
69
32
4
54
33
33
84
33
51
75
34
33
75
34
48
81
35
48
87
35
42
69
36
51
72
36
42
75
37
51
87
37
45
87
38
45
72
38
63
63
140
141
LAMPIRAN 12
LEMBAR OBSERVASI
Pertemuan ke 1-3
Keterangan:
Iya
:√
Tidak : -
No
Aspek yang diamati
Pertemuan
1
2
3
Keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran
Guru hadir dan memulai pelajaran tepat pada
waktunya
Guru mampu mengkondisikan siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar
Teknik Think-Pair-Share yang digunakan sesuai
dengan prosedur
Guru membagi kelompok pasangan belajar dengan
tertib.
Guru membimbing dan memonitoring siswa saat
kegiatan diskusi kelompok dan melaksanakan
tanya jawab kepada siswa saat proses
pembelajaran.
Jumlah
Persentase total
Minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran
6
Siswa menyiapkan alat tulis dan buku paket
7
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan materi yang diberikan oleh guru
8
Siswa mengerjakan tugas individu dengan mandiri.
9
Siswa bekerja sama memecahkan tugas dengan
teman pasangan belajarnya dengan baik
10
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dengan baik
141
142
Jumlah
Persentase
Kemampuan dan keterampilan guru
11
Guru mengawali dengan memberikan motivasi
kepada siswa
12
Guru menggunakan bahasa yang komunikatif
13
Guru menganjuakan pertanyaan secara jelas terkait
materi yang diberikan kepada siswa saat proses
pembelajaran
14
Guru menyampaikan materi secara jelas sistematis,
efektif dan mudah dipahami oleh siswa
15
Guru menjelaskan jawaban pertanyaan dari siswa
dengan jelas dan mudah dipahami
Jumlah
Persentase
Jumlah total
Persentase total
Jakarta, 20 Agustus 2010
Observer,
………………………
142
143
LAMPIRAN 13
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol
Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini.
nilai posttest - nilai pretest
N - gain 
nilai maksimum - nilai pretest
Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut.
a. g-tinggi
: nilai G ≥ 0,70
b. g-sedang
: nilai 0,30 ≤ G > 0,70
c. g-rendah
: nilai G < 0,30
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol sebagai
kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Nilai N-Gain Kelas Kontrol
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama Siswa
Amelia Sri Wahyu.N
Muhammad Yossa Alimrone
Dhevi Yana Kristina
Cindy Wulandari
Aji Saprizal
Ewa Stiawan
Rizza Zaenudin P
Robian
Kendel Sakinah
Adrian Kurnia
Devi Arpiani Sapitri
Muhammad risqi setiawan
Riki Ramdani
Supriadi
Muhammad Riski Ashari
Danang Stiawan
Ayu Dayana
Muhamad Adrian
Iin Sabrina
Susi Yanti
Muhammad lutfi
Ivan Maulana
Robi Ajiansyah
Nilai
Pretest Posttest
54.00
60.00
Gain (G)
Kategori
0.13
Rendah
60.00
78.00
0.45
Sedang
54.00
46.00
36.00
36.00
33.00
54.00
45.00
39.00
48.00
24.00
30.00
48.00
60.00
44.00
39.00
33.00
54.00
63.00
33.00
45.00
45.00
54.00
96.00
51.00
78.00
60.00
75.00
69.00
81.00
54.00
60.00
69.00
81.00
69.00
51.00
78.00
60.00
81.00
63.00
57.00
81.00
63.00
0.00
0.93
0.23
0.66
0.40
0.46
0.44
0.69
0.12
0.47
0.56
0.63
0.23
0.13
0.64
0.40
0.59
0.00
0.36
0.65
0.33
Rendah
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
144
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
35
37
38
Windi Azdagewa
Muhammad jihad
Firhan Darajat
Febi Febriansah
Muhammad Arif Arrahman
Mario Ramadhan
Rudi Irawan
Vera Miryam Joseph
Agus M aulana
Anita Yunita
Regita Septi Ananda
Riki Ramdani
Bagus Pribadi
Windi Firania
Syifa Fauziah
45.00
60.00
54.00
54.00
36.00
36.00
36.00
63.00
48.00
51.00
48.00
42.00
42.00
45.00
63.00
45.95
69.00
63.00
75.00
60.00
81.00
69.00
84.00
69.00
54.00
75.00
81.00
69.00
75.00
87.00
63.00
69.55
0.44
0.08
0.46
0.13
0.70
0.52
0.75
0.16
0.12
0.49
0.63
0.47
0.57
0.76
0.00
0.44
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
145
LAMPIRAN 14
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen
Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini.
nilai posttest - nilai pretest
N - gain 
nilai maksimum - nilai pretest
sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut.
a. g-tinggi
: nilai G ≥ 0,70
b. g-sedang
: nilai 0,30 ≤ G > 0,70
c. g-rendah
: nilai G < 0,30
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen
sebagai kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Nilai N-Gain Kelas Eksperimen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama Siswa
Yohanes Lapono
Bela Ariska
Kiki Oktaviani
Ilham
Rizal
Sandika Ayu
Miftahul Janah
Indah Silviani
Henggar
Rizal
Suprianto
Ramanda Salsabila
Ambros
Tri utami
Meisi
Nurkholilah
Corlenius
Ajeng
Angga Ari
Muhammad
Andre Gunawan
Marlaf
Nurarifin
Eka Aryani
Nilai
Pretest Posttest
39.00
72.00
51.00
66.00
45.00
60.00
54.00
75.00
57.00
75.00
30.00
81.00
57.00
90.00
36.00
69.00
42.00
81.00
51.00
75.00
36.00
63.00
42.00
93.00
36.00
87.00
54.00
78.00
51.00
75.00
63.00
81.00
30.00
66.00
51.00
72.00
Gain
(G)
0.54
0.31
0.27
0.46
0.42
0.73
0.77
0.52
0.67
0.49
0.42
0.88
0.80
0.52
0.49
0.49
0.51
0.43
42.00
81.00
0.67
Sedang
39.00
42.00
33.00
60.00
81.00
93.00
60.00
90.00
0.69
0.88
0.40
0.75
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Kategori
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
146
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Anis Wijayanti
Muhammad Abdullah
Muhammad Futra
Julian
Sandi Raisman
Andre rian
Erik Ajeng Susilo
Mega Lestari
Azis Sabana
Suryadi
Deni Indra Saputra
Molhamok
Dita Anjani
Iftahul Ilhami
Awalagri
Ketrin Bahana
Rata-rata
63.00
48.00
24.00
36.00
45.00
30.00
30.00
48.00
48.00
33.00
33.00
48.00
51.00
93.00
81.00
69.00
66.00
81.00
72.00
66.00
84.00
69.00
84.00
75.00
87.00
72.00
0.81
0.63
0.59
0.47
0.65
0.60
0.51
0.69
0.40
0.76
0.63
0.75
0.43
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
51.00
87.00
0.73
Tinggi
45.00
44.05
72.00
76.89
0.49
0.59
Sedang
Sedang
147
LAMPIRAN 15
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Hasil pretest dari kelas VIII.2 (eksperimen )adalah sebagai berikut.
24
30
30
30
30
33
33
33
36
36
36
36
39
39
42
42
42
42
45
45
45
48
48
48
48
51
51
51
51
51
51
54
54
57
57
60
63
63
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
R
c. Panjang Kelas (P)
 X max  X min
P
 63  24
 39
b. Banyaknya Kelas (K)
K
 1  3,3 log n
R
K
39

6
 6,5

7
 1  3,3 log 38
 1  3,3  1,58
Sehingga
 1  5,21
adalah
 6,21
6
Sehingga
adalah 6
banyaknya
kelas
panjang
kelasnya
7
148
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut
Kelas
Batas Kelas
Nilai Tengah
Frekuensi
(xi)
(fi)
fi . xi
fi . xi2
24
-
30
23,5
27
5
135
3645
31
-
37
30,5
34
7
238
8092
38
-
44
37,5
41
6
246
10086
45
-
51
44,5
48
13
624
29952
52
-
58
51,5
55
4
220
12100
59
-
65
58,5
62
3
186
11532
38
1649
75407
Jumlah (∑)
Basarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan
nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai
pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai
tersebut.
a. Rata-rata ( X )
X

 f x
f
i
i
i
1649
38
 43,39

b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1

 nF 

 b  P 2


f




149
Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 44,5
P = panjang kelas
= 7
n = banyaknya data
= 38
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 5 + 7+ 6 = 18
f = nilai frekuensi kelas median
= 13
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1

 .38  18 

 44,5  7 2

13





 44,5  7  0,76
 44,5  5,32
 49,82
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
Mo
 b1
 b  P
 b1  b2



Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 44,5
P = panjang kelas
= 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya
= 13 – 6 = 7
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya
= 13– 4 = 9
150
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Mo
 7 
 44,5  7

7  9
 44,5  7  0,43
 44,5  3,01
 47,51
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i
75407

2

1649 

38
38  1
2719201
38
37
75407 


75407  71557 ,92
37

3849 ,08
37
 104 ,02
 10 ,19
151
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil pretest dari kelas VIII.I (Kontrol) adalah sebagai berikut.
24
30
33
33
33
36
36
36
36
36
39
39
42
42
44
45
45
45
45
45
48
48
48
48
48
51
54
54
54
54
54
54
60
60
60
63
63
63
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
R
 X max  X min
 63  24
Sehingga
K
 1  3,3 log n
 1  3,3 log 38
 1  3,3  1,58
 1  5,21
kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
 39
b. Banyaknya Kelas (K)
banyaknya
P
R
K
39

6
 6,5

7
 6,21
Sehingga
6
adalah 7.
panjang
kelasnya
152
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi . xi
fi . xi2
24
-
30
23,5
27
2
54
1458
31
-
37
30,5
34
8
272
9248
38
-
44
37,5
41
5
205
8405
45
-
51
44,5
48
11
528
25344
52
-
58
51,5
55
6
330
18150
59
-
65
58,5
62
6
372
23064
38
1761
85669
Jumlah (∑)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat
ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi
standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
X

 f x
f
i
i
i
1761
38
 46,34

b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1

 nF 

 b  P 2


f




Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 44,5
P = panjang kelas
= 7
n = banyaknya data
= 38
153
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2 + 8 + 5 = 15
f = nilai frekuensi kelas median
= 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1

 .38  15 

 44,5  7 2

11





 44,5  7  1,04
 44,5  7,28
 51,78
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
Mo
 b1
 b  P
 b1  b2



Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 44,5
P = panjang kelas
= 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya
= 11 – 5 = 6
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya
= 11 – 6 = 5
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Mo
 6 
 44,5  7

 6  5
 44,5  7  0,54
 44,5  4,42
 48,92
154
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut
ini.
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i
85669

2

1761 

38
38  1
3101121
38
37
85669 


85669  81608 ,45
37

4060 ,55
37
 109 ,74
 10 ,48
155
LAMPIRAN 16
Hasil Postest Kelas Eksperimen
Hasil posttest dari kelas VIII.2 (Ek sperimen) adalah sebagai berikut.
60
60
63
66
66
66
66
69
69
69
72
72
72
72
72
75
75
75
75
75
78
81
81
81
81
81
81
81
84
84
87
87
87
90
90
93
93
93
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 93 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 60. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
R
 X max  X min
 93  60
Sehingga
K
 1  3,3 log n
 1  3,3 log 38
 1  3,3  1,58
 1  5,21
kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
 33
b. Banyaknya Kelas (K)
banyaknya
P
R
K
33

6
 5,5

6
 6,21
Sehingga
6
adalah 6.
panjang
kelasnya
156
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi . xi
fi . xi2
60
-
65
59,5
62,5
3
187,5
11718,75
66
-
71
65,5
68,5
7
479,5
32845,75
72
-
77
71,5
74,5
10
745
55502,5
78
-
83
77,5
80,5
8
644
51842
84
-
89
83,5
86,5
5
432,5
37411,25
90
-
95
89,5
92,5
5
462,5
42781,25
38
2951
232101,5
Jumlah (∑)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat
ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi
standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
X

 f x
f
i
i
i
2951
38
 77,66

b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1

 nF 

 b  P 2


f




Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 77,5
157
P = panjang kelas
= 6
n = banyaknya data
= 38
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3 +7+10 = 20
f = nilai frekuensi kelas median
= 8
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1

 .38  20 

 77,5  6 2

8





 77,5  6  1,13
 77,5  6,78
 84,28
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
Mo
 b1
 b  P
 b1  b2



Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 77,5
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya
= 8 – 10 = 2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya
= 8–5=3
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
158
Mo
 2 
 77,5  6

 2  3
 77,5  6  0,4
 77,5  2,4
 79,9
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i
232101 ,5 

2951 2
38
38  1
232101 ,5 

8708401
38
37

232101 ,5  229168 ,45
37

2933 ,05
37
 79 ,27
`8,903
159
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Hasil posttest dari kelas VIII.1 (Kontrol) adalah sebagai berikut.
51
51
54
54
54
57
60
60
60
60
60
63
63
63
63
69
69
69
69
69
69
69
75
75
75
75
75
78
78
78
81
81
81
81
81
81
84
87
96
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 96 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 51. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
R
 X max  X min
 96  51
Sehingga
K
 1  3,3 log n
 1  3,3 log 38
 1  3,3  1,58
 1  5,21
kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
 45
b. Banyaknya Kelas (K)
banyaknya
P
R
K
45

6
 7,5
8

 6,21
Sehingga
6
adalah 8.
panjang
kelasnya
160
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi . xi
fi . xi2
51
-
58
50,5
54,5
6
327,00
17821,50
59
-
66
58,5
62,5
9
562,50
35156,25
67
-
74
66,5
70,5
7
493,50
34791,75
75
-
82
74,5
78,5
13
1020,50
80109,25
83
-
90
82,5
86,5
2
173,00
14964,50
91
-
98
90,5
94,5
1
94,50
8930,25
38
2671,00
191773,50
Jumlah (∑)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat
ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi
standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
X

 f x
f
i
i
i
2671
38
 70,28

b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1

 nF 

 b  P 2


f




161
Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 74.5
P = panjang kelas
= 8
n = banyaknya data
= 38
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 6 + 9 + 7 = 22
f = nilai frekuensi kelas median
= 13
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1

 .38  22 

 74,5  8 2

13





 74,5  8  0,615
 74,5  4,92
 79,42
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
Mo
 b1
 b  P
 b1  b2



Dimana:
b = batas bawah kelas median
= 74,5
P = panjang kelas
= 8
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya
= 13 – 7 = 6
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya
= 13 – 2 = 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
162
Mo
 6 
 74,5  8

 6  11 
 74,5  8  0,35
 74,5  2,8
 77,3
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
 f .x 
f
.
x


f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i
191773 ,5 

2671 2
38
38  1
191773 ,5 

7134241
38
37

191773 ,5  187743 ,18
37

4030 ,32
37
 108 ,92
`10 ,43
163
LAMPIRAN 17
Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
X 
2
Dimana:
Oi  E1 2
Ei
Oi : frekuensi observasi
Ei
: frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut
ini.
a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi
normal)
b. jika X2hitung > X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi
normal)
A. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen
24
30
30
30
30
33
33
33
36
36
36
36
39
39
42
42
42
42
45
45
45
48
48
48
48
51
51
51
51
51
51
54
54
57
57
60
63
63
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Eksperimen
Kelas
fi.xi
xi
fi.
Xi2
24
-
30
135
27
3645
31
-
37
238
34
8092
38
-
44
246
41
10086
45
-
51
624
48
29952
52
-
58
220
55
12100
59
-
65
186
62
11532
batas
kelas
Z batas
kelas
23.5
-1.95
30.5
37.5
44.5
51.5
58.5
67.5
Jumlah
1649
267
75407
luas Z
tabel
Ei
Oi
(Oi Ei)^2/Ei
0.0782
2.9716
5
1.3846
0.1772
6.7336
7
0.0105
0.2628
9.9864
6
1.5913
0.2414
9.1732
13
1.5964
0.1454
5.5252
4
0.4210
0.0587
2.2306
3
0.2654
-1.26
-0.58
0.11
0.79
1.48
2.36
X2
5.2693
164
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 15 dan 16.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
Batas Kelas - X
z
S
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
1,95
1,26
0,58
0,11
0,79
1,48
2,36
z batas kelas
Luas z tabel 0,4744 0,3962 0,2190 0,0438 0,2852 0,4306 0,4893
4.
5.
6.
7.
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 60 – 65
z  0,4744  0,3962  0,0782
b. Kelas 66 – 71
z = 0,3962 – 0,2190 = 0,1772
c. Kelas 72 – 77
z = 0,2190 + 0,0438 = 0,2628
d. Kelas 78 – 83
z = 0,2852 - 0,0438 = 0,2414
e. Kelas 84 – 89
z = 0,4306 – 0,2852 = 0,1454
f. Kelas 90 – 95
z = 0,4893 – 0,4306 = 0,0587
Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
Ei   f i  luas z tabel
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini.
Oi  Ei 2
2
X 
Ei
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung <
X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal)
165
B. Kelas VIII.I (Kontrol)
Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol
24
30
33
33
33
36
36
36
36
36
39
39
42
42
44
45
45
45
45
45
48
48
48
48
48
51
54
54
54
54
54
54
60
60
60
63
63
63
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Kontrol
Kelas
fi.xi
xi
fi. Xi2
54
27
1458
batas
kelas
23.5
24
-
30
30.5
31
-
37
272
34
-
44
205
41
45
-
51
528
48
52
59
68
Jumlah
58
65
330
372
55
62
Oi
(Oi Ei)^2/Ei
0.0509
1.9342
2
0.0022
0.1349
5.1262
8
1.6111
0.2282
8.6716
5
1.5546
0.2593
9.8534
11
0.1334
0.1891
7.1858
6
0.1957
0.1013
3.8494
6
1.2015
-0.18
25344
51.5
Ei
-0.84
8405
44.5
luas Z
tabel
-1.51
9248
37.5
38
Z
batas
kelas
-2.18
0.49
18150
58.5
1.16
67.5
2.02
23064
74
1761
267
85669
X2
4.6985
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 15 dan 16.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
Batas Kelas - X
z
S
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
2,18
1,51
0,84
0,18
0,49
1,16
2,02
Z batas kelas
Luas z tabel 0,4854 0,4345 0,2996 0,0714 0,1879 0,3770 0,4783
166
4.
5.
6.
7.
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 51 – 58
z = 0,4854 – 0,4345 = 0,0509
b. Kelas 59 – 66
z = 0,4345 – 0,2996 = 0,1349
c. Kelas 67 – 74
z = 0,2996 – 0,0714 = 0,2282
d. Kelas 75 – 82
z = 0,0714 + 0,1879 = 0,2593
e. Kelas 83 – 90
z = 0,3770 – 0,1879 = 0,1891
f. Kelas 91 – 98
z = 0,4783 – 0,3770 = 0,1013
Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
Ei   f i  luas z tabel
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
Oi  Ei 2
2
X 
Ei
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung ≤
X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
167
LAMPIRAN 18
Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
X 
2
Oi  E1 2
Ei
Dimana:
Oi : frekuensi observasi
Ei
: frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi
normal)
b. jika X2hitung > X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi
normal)
A. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
60
60
63
66
66
66
66
69
69
69
72
72
72
72
72
75
75
75
75
75
78
81
81
81
81
81
81
81
84
84
87
87
87
90
90
93
93
93
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Eksperimen
Kelas
fi.xi
xi
fi. Xi2
60
-
65
187.5
62.5
11718.8
66
-
71
479.5
68.5
32845.8
72
-
77
745
74.5
55502.5
78
-
83
644
80.5
51842
batas
kelas
Z batas
kelas
59.5
-2.04
65.5
71.5
77.5
83.5
84
-
89
432.5
86.5
90
-
95
462.5
92.5
Jumlah
2951
465
232102
Oi
(Oi Ei)^2/Ei
0.0646
2.4548
3
0.1211
0.1598
6.0724
7
0.1417
0.2469
9.3822
10
0.0407
0.2534
9.6292
8
0.2757
0.1628
6.1864
5
0.2275
0.0847
3.2186
5
0.9860
-0.69
-0.02
0.66
1.33
42781.3
99.5
Ei
-1.37
37411.3
89.5
luas Z
tabel
2.45
X2
1,792
168
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
Batas Kelas - X
z
S
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
2,04
1,37
0,69
0,02
0,66
1,33
1,45
z batas kelas
Luas z tabel 0,4793 0,4147 0,2549 0,0080 0,2454 0,4082 0,4929
4.
5.
6.
7.
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 60 – 65
z  0,4793  0,4147  0,0646
b. Kelas 66 – 71
z = 0,4147 – 0,2549 = 0,1598
c. Kelas 72 – 77
z = 0,2549 – 0,0080 = 0,2469
d. Kelas 78 – 83
z = 0,0080 + 0,2454 = 0,2534
e. Kelas 84 – 89
z = 0,4082 – 0,2454 = 0,1628
f. Kelas 90 – 95
z = 0,4082 – 0,4929 = 0,0847
Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
Ei   f i  luas z tabel
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini.
Oi  Ei 2
2
X 
Ei
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung <
X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
169
B. Kelas VIII.I (Kontrol)
Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol
51
51
54
54
54
57
60
60
60
60
60
63
63
63
63
69
69
69
69
69
69
69
75
75
75
75
75
78
78
78
81
81
81
81
81
81
84
87
96
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Kontrol
Kelas
51
59
67
75
83
91
-
fi.xi
58
66
74
82
90
98
Jumlah
327
562.5
493.5
1020.5
173
94.5
2671
xi
54.5
62.5
70.5
78.5
86.5
94.5
447
fi. Xi2
batas
kelas
Z batas
kelas
50.5
-1.90
17821.5
58.5
-1.13
66.5
-0.36
74.5
0.40
82.5
1.17
90.5
1.94
100.5
2.89
35156.3
34791.8
80109.3
14964.5
8930.25
191774
luas Z
tabel
Ei
(Oi Ei)^2/Ei
Oi
0.1005
3.8190
6
1.2456
0.2302
8.7476
9
0.0073
0.296
11.2480
7
1.6043
0.2236
8.4968
13
2.3866
0.0948
3.6024
2
0.7128
0.0243
0.8505
1
0.0263
X2
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
Batas Kelas - X
z
S
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
1,90
1,13
0,36
0,40
1,17
1,94
2,89
Z batas kelas
Luas z tabel 0,4713 0,3708 0,1406 0,1554 0,3790 0,4738 0,4981
5.9829
170
4.
5.
6.
7.
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 51 – 58
z = 0,4713 – 0,3708 = 0,1005
b. Kelas 59 – 66
z = 0,3708 –0,1406 = 0,2302
c. Kelas 67 – 74
z = 0,1406+0,1554 = 0,296
d. Kelas 75 – 82
z = 0,1554 -0,3790= 0,2236
e. Kelas 83 – 90
z =0,3790– 0,4738 = 0,0948
f. Kelas 91 – 98
z = 0,4738– 0,4981=0,0243
Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
Ei   f i  luas z tabel
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
O  Ei 2
X2  i
Ei
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung ≤
X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
171
LAMPIRAN 19
Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest digunakan
uji F berdasarkan rumus berikut ini.
V
F 1
V2
dimana:
V1
: varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar terbesar.
V2
: varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempuyai deviasi standar terkecil.
Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
yang homogen)
b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians
yang tidak homogen).
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.2 (Eksperimen).
Batas
Nilai
Frekuensi
Kelas
fi . xi
fi . xi2
Kelas
Tengah (xi)
(fi)
24 - 30
31 - 37
38 - 44
45 - 51
52 - 58
59 - 65
Jumlah (∑)
Kelas
24 - 30
31 - 37
38 - 44
45 - 51
52 - 58
59 - 65
Jumlah (∑)
23.5
30.5
37.5
44.5
51.5
58.5
246
27
34
41
48
55
62
267
5
7
6
13
4
3
38
135
238
246
624
220
186
1649
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.1 (Kontrol)
Batas
Nilai Tengah Frekuensi
fi . xi
Kelas
(xi)
(fi)
23.5
30.5
37.5
44.5
51.5
58.5
246
27
34
41
48
55
62
267
2
8
5
11
6
6
38
54
272
205
528
330
372
1761
3645
8092
10086
29952
12100
11532
75407
fi . xi2
1458
9248
8405
25344
18150
23064
85669
172
B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar
1. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i


75407
2

1649 

38  1
38
2719201
38
37
75407 

75407  71557 ,92
37

3849 ,08
37
 104 ,03
 10 ,19
2. Kelas VIII.1 (Kontrol)
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i


i
85669 
1761 2
38  1
38
3101121
38
37
85669 

85669  81608 ,44
37

4060 ,56
37
 109 ,74
 10 ,47
173
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya
adalah:
V1 S1 

V 2 S 2  2
2
Fhitung 
10 ,47 2

10 ,19 2
109 ,74

104 ,03
 1,054
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan
Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (37;37), sehingga nilai Ftabel =
1,71 Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua
data memiliki varians yang homogen).
174
LAMPIRAN 20
Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan
uji F berdasarkan rumus berikut ini.
V
F 1
V2
dimana:
V1
: varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar terbesar.
V2
: varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempuyai deviasi standar terkecil.
Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
yang homogen)
b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians
yang tidak homogen).
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.2 (Eksperimen).
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
fi . xi
fi . xi2
Kelas
(xi)
(fi)
60 - 65
66 - 71
72 - 77
78 - 83
84 - 89
90 - 95
Jumlah (∑)
Kelas
51 - 58
59 - 66
67 - 74
75 - 82
83 - 90
91 - 98
Jumlah (∑)
59,5
65,5
71,5
77,5
83,5
89,5
447
62,5
68,5
74,5
80,5
86,5
92,5
465
3
7
10
8
5
5
38
187,5
479,5
745
644
432,5
462,5
2951
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.1 (Kontrol)
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
fi . xi
Kelas
(xi)
(fi)
50,5
58,5
66,5
74,5
82,5
90,5
423
54,5
62,5
70,5
78,5
86,5
94,5
447
6
9
7
13
2
1
38
11718,75
32845,75
55502,5
51842
37411,25
42781,25
232101,5
fi . xi2
327,00 17821,50
562,50 35156,25
493,50 34791,75
1020,50 80109,25
173,00 14964,50
94,50
8930,25
2671,00 191773,50
175
B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar
1. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i
2

2951 
232101 ,5 
38

38  1
232101 ,5 

8708401
38
37

232101 ,5  229168 ,45
37

2933 ,05
37
 79 ,27
`8,903
2. Kelas VIII.1 (Kontrol)
 f .x 
 f .x 
f
 f 1
2
i
S

i
2
ii
i
i
i
2

2671 
191773 ,5 
38

38  1
191773 ,5 

7134241
38
37

191773 ,5  187743 ,18
37

4030 ,32
37
 108 ,92
`10 ,43
176
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya
adalah:
V1 S 1 

V 2 S 2  2
2
Fhitung 
10,43 2

8,903 2
108,784

79,263
 1,372
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan
Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (37;37), sehingga nilai Ftabel =
1,71 Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua
data memiliki varians yang homogen).
177
LAMPIRAN 21
Uji Hipotesis Pretest
Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan
homogen (Lampiran 19 dan 20), maka rumus uji t yang digunakan adalah:
X1  X 2
t
1
1
dsg

n1 n 2
dimana:
X 1 = rata-rata data kelompok kontrol
X 2 = rata-rata data kelompok eksperimen
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok control dan kelompok
eksperimen
n1
= jumlah data kelompok kontrol
n2
= jumlah data kelompok eksperimen
Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:
a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai pretest diperoleh:
X 1 = 46,34
X 2 = 43,39
V1 = S12 = (10,48)2 = 109,74
V2 = S22 = (10,19)2 = 103,83
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini.
n1  1V1  n 2  1V 2
dsg

n1  n 2  2

38  1109 ,74  38  1103 ,83
38  38  2

4060 ,38  3841 ,71
74

7902 ,09
74
 106 ,785
 10 ,33
178
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
X1 X 2
t hitung 
1
1
dsg

n1 n 2

46,34  43,39
10,33

1
1

38 38
2,95
10,33 0,0263  0,0263
2,95
10,33  0,229
2,95

2,36557
 1,247
4. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:
dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74
pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.
t(0,95)(70)
= 2,00
t(0,95)(80)
= 1,99
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=74 sebagai berikut.
4
t 0,9574  2,00  (2,00  1,99 )
10
 2,00  0,004
 1,996
Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1%
adalah:
t(0,99)(60)
= 2,65
t(0,95)(120) = 2,64
jadi nilai ttabel dengan dk = 67 diperoleh
4
t 0,9574  2,65  ( 2,65  2,64 )
10
 2,65  0,004
 2,646
5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung < ttabel, maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%,
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.

179
LAMPIRAN 22
Uji Hipotesis Postest
Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan
homogen (Lampiran 19 dan 20), maka rumus uji t yang digunakan adalah:
X1  X 2
t
1
1
dsg

n1 n 2
dimana:
X 1 = rata-rata data kelompok kontrol
X 2 = rata-rata data kelompok eksperimen
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok control dan kelompok
eksperimen
n1
= jumlah data kelompok kontrol
n2
= jumlah data kelompok eksperimen
Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:
a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai posttest diperoleh:
X 1 = 70,28
X 2 = 77,66
V1 = S12 = (10,43)2 = 108,78
V2 = S22 = (8,903)2 = 79,26
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini.
n1  1V1  n 2  1V2
dsg

n1  n 2  2

38  1108 ,78  38  179,26
38  38  2

4024 ,86  2932 ,64
74

6957 ,48
74
 94,02
 9,69
180
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
X1 X 2
t hitung 
1
1
dsg

n1 n 2

77,66  70,28
9,69

1
1

38 38
7,38
9,69 0,0263  0,0263
7,38
9,69  0,229
7,38

2,219
 3,326
4. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:
dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74
pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.
t(0,95)(70)
= 2,00
t(0,95)(80)
= 1,99
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=74 sebagai berikut.
4
t 0,9574  2,00  (2,00  1,99 )
10
 2,00  0,004
 1,996
Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1%
adalah:
t(0,99)(60)
= 2,65
t(0,95)(120) = 2,64
jadi nilai ttabel dengan dk = 67 diperoleh
4
t 0,9574  2,65  ( 2,65  2,64 )
10
 2,65  0,004
 2,646
5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung > ttabel, maka Ha
diterima dan H0 ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%,
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran
cooperative learning teknik Think-Pair-Share terhadap hasil belajar.

104
LAMPIRAN 4
NILAI LKS INDIVIDU
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Molhamok
36
Dita Anjani
37
Iftahul Ilhami Awalagri
38
Ketrin Bahana
Rata-rata
Yohanes Lapono
Bela Ariska
Kiki Oktaviani
Ilham
Rizal
Sandika Ayu
Miftahul Janah
Indah Silviani
Henggar
Rizal
Suprianto
Ramanda Salsabila
Ambros
Tri utami
Meisi
Nurkholilah
Corlenius
Ajeng
Angga Ari Muhammad
Andre Gunawan
Marlaf
Nurarifin
Eka Aryani
Anis Wijayanti
Muhammad Abdullah
Muhammad Futra
Julian
Sandi Raisman
Andre rian
Erik Ajeng Susilo
Mega Lestari
Azis Sabana
Suryadi
Deni Indra Saputra
Pertemuan ke-1
70
50
70
70
70
60
70
60
70
70
60
60
60
70
70
80
60
70
70
70
70
80
80
80
70
70
80
80
70
90
70
70
80
80
70
70
90
60
70
Pertemuan ke-2
70
60
60
70
70
80
90.
70
80
70
70
60
80
70
70
80
60
70
80
80
55
70
90
90
80
60
60
80
70
60
70
60
80
70
70
70
70
70
70
Pertemuan ke-3
80
60
70
80
70
70
80
70
60
80
70
80
80
70
80
70
70
70
80
60
60
60
80
90
63
55
70
65
60
80
70
70
90
70
80
70
80
70
70
105
NILAI LKS KELOMPOK (BERPASANGAN)
Kelompok
Nama
Pertemuan ke
1
50
Pertemuan ke
2
70
Pertemuan ke
3
80
Pisang
Yohanes Lapono
Bela Ariska
Jeruk
Kiki Oktaviani
Ilham
55
70
70
Apel
Rizal
Sandika Ayu
50
70
60
Mangga
Miftahul Janah
Indah Silviani
50
80
80
Jambu
Henggar
Rizal
50
80
60
Anggur
Suprianto
Ramanda Salsabila
55
70
80
Duren
Ambros
Tri utami
70
70
70
Salak
Meisi
Nurkholilah
60
70
75
Markisa
Corlenius
Ajeng
50
70
80
Stroberi
Angga Ari Muhammad
Andre Gunawan
60
70
80
60
80
80
Bengkuang Marlaf
Nurarifin
Cerme
Eka Aryani
Anis Wijayanti
80
90
100
Manggis
Muhammad Abdullah
Muhammad Futra
60
80
75
Jambu biji
Julian
Sandi Raisman
60
70
80
Nangka
Andre rian
Erik Ajeng Susilo
80
90
90
Sirsak
Mega Lestari
Azis Sabana
60
80
80
Nangka
Suryadi
Deni Indra Saputra
60
90
80
Rambutan
Molhamok
Dita Anjani
Iftahul Ilhami Awalagri
Ketrin Bahana
60
80
80
80
80
90
60
80
80
Lengkeng
Rata-rata
106
LAMPIRAN 5
Kisi-kisi Instrumen Kognitif
Indikator I : Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui
gambar.
No
1
2
Soal
Kunci
Jawaban
Jantung manusia terdiri dari ....ruang
C
a. 2
b. 3 c. 4
d. 5
Untuk soal nomor 2 sampai 5 perhatikanlah skema sistem D
peredaran darah di bawah ini!
Jenjang
CI
C1
Yang dimaksud pembuluh balik menunjukkan pada nomor….
a. 5
b. 7
c.8
d. 9
3
Yang dimaksud pembuluh kapiler menunjukkan pada nomor….
a. 5
4
5
6
7
b. 7
c.8
C
CI
D
CI
D
C2
D
C2
D
C2
d. 9
Bilik kiri ditunjukan oleh nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Nomor 2 pada gambar tersebut adalah....
a. aorta b. serambi kiri c. bilik kanan
d. serambi kanan
Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut
ini....
a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung
b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung
c. jika serambi mengembang, darah masuk kedalam bilik
d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung
Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi
107
8
9
10
11
12
tugas tersebut maka.....
a.otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
b.otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c.otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan
d.otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
Berikut merupakan ciri pembuluh darah vena (balik), kecuali.....
a. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh
b. terletak di dekat permukaan tubuh (kulit)
c. denyut tidak terasa ketika diraba
d. mengandung kadar O2 tinggi
Untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 perhatikan tabel berikut!
No
Dinding
Aliran
Letak
Denyut
pembuluh
darah
1.
Tipis,
Menuju
Tersembunyi
Tidak
elastis
jantung
agak ke dalam terasa
2.
Tipis,
Menuju
Dekat
Tidak
kurang
jantung
permukaan
terasa
elastis
tubuh
3.
Tebal,
Dari
Tersembunyi
terasa
elastis
jantung
agak ke dalam
4.
Tebal,
Dari
Dekat
terasa
kurang
jantung
permukaan
elastis
Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh nadi (arteri) adalah
nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Perbedaan antara pembuluh arteri dan vena adalah....
a. arteri mengalirkan darah keluar atrium kiri sedangkan vena
mengalirkan masuk atrium kanan
b. arteri mengalirkan darah keluar dari jantung sedangkan vena
mengalirkan darah masuk jantung
c. arteri berpangkal pada bilik kanan sedangkan vena bermuara pada
serambi kanan
d. arteri mengalirkan darah bersih dan vena mengalirkan darah kotor
Fungsi jantung adalah.....
a. memompa darah ke seluruh tubuh
b. menghasilkan eritrosit
c. menghasilkan leukosit
d. menyaring sisa matabolisme dari darah
D
C3
C
C4
B
C4
B
C2
A
CI
108
Indikator 2 : Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
No
Soal
13
14
15
16
17
18
19
20
Kunci
Jawaban
Untuk soal nomor 13 sampai 16, perhatikanlah skema sistem B
predaran darah di bawah ini!
Pembuluh darah yang banyak mengandung karbondioksida (CO2)
adalah.....
a. 6 dan 7
b. 9 dan 10
c. 6 dan 10 d. 9 dan 7
Urutan nomor untuk peredaran darah besar adalah.....
a. 4-5-7-8-9-2
c. 2-9-8-7-5-4
b. 3-10-11-6-1
d. 4-1-6-11-10
Urutan nomor untuk peredaran darah kecil......
a. 2-8-7-6-5-4
c. 3-5-6-7-9-4
b. 2-9-8-7-5-4
d. 3-10-11-6-1
Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen (O2) adalah.....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran
darah tertutup karena darah mengalir di dalam....
a. kulit b. jantung
c. pembuluh darah d. Rongga dada
Pembuluh balik (vena) paru-paru dilalui darah yang mengangkut....
a. O2 dari jantung
c. O2 ke jantung
b. CO2 dari jantung
d. CO2 ke jantung
Vena yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian
bawah tubuh ke serambi kanan jantung adalah.....
a. vena kava superior
c. aorta
b. vena kava inferior
d. Arteri
Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung
sebanyak.....
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
Jenjang
C3
A
C4
D
C4
C
C3
C
C2
C
C3
B
C2
B
CI
109
21
22
23
24
No
Peredaran darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh dan kembali
ke jantung di sebut.....
a. peredaran darah terbuka c. peredaran darah kecil
b. peredaran darah besar
d. peredaran darah tertrutup
Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda,
karena....
a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah
b. darah beredar di luar pembuluh darah
c. darah melewati jantung dua kali peredaran
d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran
Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah....
a. serambi kanan dan srambi kiri
b. serambi kanan dan bilik kanan
c. serambi kanan dan bilik kiri
d. serambi kiri dan bilik kiri
Sebelum diedarkan, darah yang kaya....dari paru-paru, masuk ke
dalam jantung, yaitu pada ruang serambi kiri lali ke...untuk
dipompa ke seluruh tubuh.
a. O2-bilik kiri
c. O2-bilik kanan
b. CO2-bilik kiri
d. CO2-bilik kanan
Indikator 3: Mengidentifikasi penggolongan darah dan transfusi darah
Soal
B
C2
D
C2
D
C2
A
C3
Kunci
Jawaban
Jenjang
25
Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B C
memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. A atau B
b. AB atau O c. B atau O d. A atau O
C2
26
Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi A
dalam plasmanya darahnya mengandung aglutinin a dan b maka
golongan darah orang tersebut adalah...
a. O
b. AB
c. A
d. B
Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai D
golongan darah AB berarti darahnya memiliki kandungan....
a. aglutinogen B dan aglutinin A
b. aglutinogen A dan aglutinin B
c. aglutinin A dan B
d. aglutinogen A dan B
Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal,
D
maka kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya
tedapat.....
a. aglutinin A dan aglutinogen a
C2
27
28
C3
C4
110
29
30
31
32
33
34
35
36
b. aglutinin a dan aglutinogen A
c. aglutinogen A dan aglutinin a
d. aglutinogen A dan aglutinin b
Aglutinasi adalah....
a. orang yang menerima darah
b. proses penggumpalan darah
c. orang yang memberikan darah
d. proses tranfusi darah
Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A
memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. B atau AB b. A atau O
c. A atau B d. AB atau O
Orang yang memberikan darahnya disebut.....
a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. aglutinin
Transfusi darah donor yang bergolongan B ke resipien yang
bergolongan A menyebabkan penggumpalan darah, karena....
a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin b
b.bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin a
c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin a
d.bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin b
Orang yang menerima darah disebut....
a. donor b. resepien c. aglutinogen
d. aglutinin
Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B,
tetapi memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B
(anti B) didalam plasma darah termasuk golongan darah ...
a. O
b. B
c. AB
d. A
Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara
pengemudi mobil dan pengendara motor, kedua pengemudi
tersebut mengalami luka-luka yang cukup parah.Kedua orang
tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan
darah dari orang yang bergolongan .....
a. A
b. B
c. AB
d. O
Dalam kegiatan tranfusi darah, sebagai resefien yang harus
diperhatikan adalah....
a. antiaglutinogen
c. golongan darah
b.aglutinogen
d. Pendonor
B
CI
B
C3
A
CI
A
C4
B
CI
A
C3
D
C4
B
C2
111
Indikator 4: Membedakan ciri-ciri sel darah beserta fungsinya
No
Soal
37
38
39
40
41
42
43
44
Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi darah adalah....
a. membunuh kuman penyakit
b. menghantarkan rangsang
c. membekukan darah
d. menjaga suhu tubuh
Sel darah yang berperan mengangkut O2 adalah.....
a. eritrosit
b. leukosi
c. trombosit d. monosit
Pada saat terjadi luka, yang melakukan pembekuan darah adalah....
a. plasma darah b.trombosit c. eritrosit
d.leukosit
Pernyataan yang benar mengenai sel darah putih di bawah ini
adalah....
a. membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. mengangkut O2 keseluruh tubuh
c. melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
d. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
Fungsi hemoglobin adalah.....
a. membawa CO2 ke jaringan
b. membunuh kuman penyakit
c. membantu dalam proses pembekuan darah
d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh
Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah
putih….
Sel darah merah
Sel darah putih
A
Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen
B
Bentuk berubah-rubah,
Bentuk tetap
tidak berinti
C
Berperan dalam peroses Membunuh kuman
pembekuan darah
penyakit
D
Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, bentuk tidak
mengandung hemoglobin tetap, membunuh
/melawan benda asing
Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang
tidak normal dan pembekuan darahnya lambat kemungkinan
kekurangan...
a. Vitamin K
b. Unsur Ca c. Vitamin D
d. Unsur P
Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa),
kecuali.....
Kunci
Jawaban
Jenjang
B
CI
A
C2
B
C2
A
C2
D
C1
D
C4
B
C3
C
C4
112
45
a. termasuk peredaran darah terbuka
b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik)
c. pembuluh limfa memiliki satu katup
d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih
Yang bukan merupakan fungsi sistem peredaran limpa adalah....
a.mengangkut hasil pencernaan lemak
b.melawan kuman
c.menjaga kesetabilan tubuh
d.mengembalikan cairan darah jaringan tubuh kepembuluh balik
46
C
C4
A
C3
Gambar di atas merupakan sel darah.....
a. eritrosit
b. plasma darah
c. trombosit d. Leukosit
47 Bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah adalah.....
C
a. antibodi dan fibrinogen
c. trombosit dan fibrinogen
b.trombosit dan antibodi
d. leukosit dan trombosit
48 Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah A
menjadi beku dikarenakan.....
a. trombokinase mengubah protombin
b. fibrinogen mengubah trombin
c. trombin mengubah protombin
d. trombokinase mengubah fibrinogen
Indikator 5: Menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
No
Soal
49
Kelainan karena darah tidak dapat membeku disebut...
a. anemia
b. leukimia
c. talasemia d. hemophilia
Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang
dari normal di bawah 5.000 sel/mm3 , dapat dipastikan orang itu
menderita...
a. tekanan rendah
c. tekanan darah tinggi
b.infeksi
d. leukopenia
Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam
jumlah besar maka orang ini menderita penyakit...
a. Leukopenia
c. sianosis
b. leukemia
d. serangan jantung
Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh....
50
51
52
Kunci
Jawaban
C2
C2
Jenjang
D
CI
D
C3
B
C4
C
C3
113
a. berkurangnya tekanan darah
b. volume darah darah bertambah
c. berkurang Hb dalam sel darah merah
d. darah kekurangan pelasma
53 Penyakit yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem
peredaran darah manusia, kecuali.....
a. hipertensi b. hemofilia c. anemia d. Sembelit
54 Leukimia adalah suatu kondisi dimana terdapat suatu penambahan
sel darah yang besar pada….
a. eritrosit
b. fibrinogen c. trombosit d. leukosit
55 Seorang penderita diabetes sebaiknya menggunakan pemanis
buatan karena….
a. kalorinya tinggi
c. lebih manis
b.kalorinya rendah
d. lebih murah
56 Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit
adalah….
a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit
d. trombosit
57 Hal-hal berikut dapat meningkatkan jumlah leukosit kecuali……..
a. terinfeksi cacing
c. terinfeksi kuman tifus
b. b. menderita stres
d. menderita radang paru-paru
58 Penyakit dimana keadaan darah tak mampu membawa oksigen
yang cukup disebut….
a. talasemia b.anemia c. leukemia d. hemofilia
59 Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri
akibat gangguan pada jantung disebut….
a. talasemia b. agina
c. leukemia d. hemofilia
60 Penyakit atherosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak,
kolesterol dan berbagai bahan lainnya pada dinding pembuluh
balik. Penumpukan ini dapat menyebabkan .....
a. penyempitan dinding arteri
b. berkurangnya pasokan darah keotot jantung
c. tidak lancarnya aliran darah menuju jantung
d. kurangnya jumlah sel darah merah
D
CI
D
C2
B
C2
C
C2
C
C3
B
C1
B
CI
A
C4
114
LAMPIRAN 6
Nama
Hari/Tanggal
Mata pelajaran
Petunjuk
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
:
:
:
: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda silang (X)
1. Jantung manusia terdiri dari ....ruang
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
Untuk soal nomor 2 sampai 5 perhatikanlah skema sistem peredaran darah di
bawah ini!
2. Yang dimaksud pembuluh balik menunjukkan pada nomor….
a. 5
b. 7
c.8
d. 9
3. Yang dimaksud pembuluh kapiler menunjukkan pada nomor….
a. 5
b. 7
c.8
d. 9
4. Bilik kiri ditunjukan oleh nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
5. Nomor 2 pada gambar tersebut adalah....
a. aorta
b. serambi kiri c. bilik kanan d. serambi kanan
6. Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini....
a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung
b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung
c. jika serambi mengembang, darah masuk ke dalam bilik
d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung
7. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas tersebut
maka.....
a. otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
b. otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c. otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan
d. otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
115
8. Berikut merupakan ciri pembuluh darah vena (balik), kecuali.....
a. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh
b. terletak di dekat permukaan tubuh (kulit)
c. denyut tidak terasa ketika diraba
d. mengandung kadar O2 tinggi
Untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 perhatikan tabel berikut!
No
Dinding
Aliran
Letak
Denyut
pembuluh
darah
1.
Tipis, elastis Menuju Tersembunyi Tidak terasa
jantung
agak ke dalam
2.
Tipis,
Menuju Dekat
Tidak terasa
kurang
jantung
permukaan
elastis
tubuh
3.
Tebal,
Dari
Tersembunyi terasa
elastis
jantung
agak ke dalam
4.
Tebal,
Dari
Dekat
terasa
kurang
jantung
permukaan
elastis
9. Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh nadi (arteri) adalah nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
10. Sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
11. Perbedaan antara pembuluh arteri dan vena adalah....
a. arteri mengalirkan darah keluar atrium kiri sedangkan vena mengalirkan masuk
atrium kanan
b. arteri mengalirkan darah keluar dari jantung sedangkan vena mengalirkan darah
masuk jantung
c. arteri berpangkal pada bilik kanan sedangkan vena bermuara pada serambi
kanan
d. arteri mengalirkan darah bersih dan vena mengalirkan darah kotor
12. Fungsi jantung adalah.....
a. memompa darah ke seluruh tubuh
b. menghasilkan eritrosit
c. menghasilkan leukosit
d. menyaring sisa matabolisme dari darah
116
Untuk soal nomor 13 sampai 16, perhatikanlah skema sistem predaran darah di
bawah ini!
13. Pembuluh darah yang banyak mengandung karbon dioksida adalah.....
a. 6 dan 7
b. 9 dan 10
c. 6 dan 10
d. 9 dan 7
14. Urutan nomor untuk peredaran darah besar adalah.....
a. 4-5-7-8-9-2
b. 3-10-11-6-1 c. 2-9-8-7-5-4
d. 4-1-6-11-10
15. Urutan nomor untuk peredaran darah kecil......
a. 2-8-7-6-5-4
b. 2-9-8-7-5-4 c. 3-5-6-7-9-4
d. 3-10-11-6-1-4
16. Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen adalah.....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
17. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup
karena darah mengalir di dalam....
a. kulit
b. jantung
c. pembuluh darah d. rongga dada
18. Pembuluh balik (vena) paru-paru dilalui darah yang mengangkut....
a. O2 dari jantung b. CO2 dari jantung c. O2 ke jantung d. CO2 ke jantung
19. Vena yang membawa darah, yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh ke
serambi kanan jantung adalah.....
a. vena kava superior b. vena kava inferior c. aorta
d. arteri
20. Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak.....
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
21. Peredaran darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung di
sebut.....
a. peredaran darah terbuka
c. peredaran darah kecil
b. peredaran darah besar
d. peredaran darah tertrutup
22. Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena....
a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah
b. darah beredar di luar pembuluh darah
c. darah melewati jantung dua kali peredaran
d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran
117
23. Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah....
a. serambi kanan dan srambi kiri c. serambi kanan dan bilik kiri
b. serambi kanan dan bilik kanan d. serambi kiri dan bilik kiri
24. Sebelum diedarkan, darah yang kaya....dari paru-paru, masuk kedalam jantung,
yaitu pada ruang serambi kiri lalu ke...untuk dipompa ke seluruh tubuh.
a. O2-bilik kiri
b. CO2-bilik kiri
c. O2-bilik kanan
d. CO2-bilik kanan
25. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B memerlukan tambahan
darah dari orang bergolongan darah....
a. A atau B b. AB atau O
c. B atau O d. A atau O
26. Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi dalam plasma
darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang tersebut
adalah...
a. O
b. AB
c. A
d. B
27. Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai golongan darah
AB berarti darahnya memiliki kandungan....
a. aglutinogen B dan aglutinin A
c. aglutinin A dan B
b. aglutinogen A dan aglutinin B
d. aglutinogen A dan B
28. Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, maka kemungkinan
di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat.....
a. aglutinin A dan aglutinogen a
b. aglutinin a dan aglutinogen A
c. aglutinogen A dan aglutinin a
d. aglutinogen A dan aglutinin b
29. Aglutinasi adalah....
a. orang yang menerima darah
b. proses penggumpalan darah
c. orang yang memberikan darah
d. proses tranfusi darah
30. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan tambahan
darah dari orang bergolongan darah....
a. B dan AB
b. A dan O
c. A dan B
d. AB dan O
31. Orang yang memberikan darahnya disebut.....
a. donor
b. Resepien
c. Aglutinogen d. Aglutinin
32. Transfusi darah donor yang bergolongan B ke resipien yang bergolongan A
menyebabkan penggumpalan darah, karena....
a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin b
b. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin a
c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin a
d. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin b
33. Orang yang menerima darah disebut....
a. donor
b. resepien
c. aglutinogen
d. aglutinin
118
34. Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi
memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam
plasma darah termasuk golongan darah ...
a. O
b. B
c. AB
d. A
35. Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil dan
pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang cukup
parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan
darah dari orang yang bergolongan .....
a. A
b. B
c. AB
d. O
36. Dalam kegiatan tranfusi darah, sebagai resefien yang harus diperhatikan adalah....
a. antiaglutinogen b. aglutinogen
c. golongan darah
d. Pendonor
37. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi darah adalah....
a. membunuh kuman penyakit
b. menghantarkan rangsang
c. membekukan darah
d. menjaga suhu tubuh
38. Sel darah yang berperan mengangkut O2 adalah.....
a. eritrosit
b. leukosi
c. trombosit
d. Monosit
39. Pada saat terjadi luka, yang melakukan pembekuan darah adalah....
a. plasma darah b.trombosit
c. eritrosit
d.leukosit
40. Pernyataan yang benar mengenai sel darah putih di bawah ini adalah....
a. membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. mengangkut O2 keseluruh tubuh
c. melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
d. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
41. Fungsi hemoglobin adalah.....
a. membawa CO2 ke jaringan
b. membunuh kuman penyakit
c. membantu dalam proses pembekuan darah
d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh
42. Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih….
Sel darah merah
Sel darah putih
A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen
B Bentuk berubah-rubah,
Bentuk tetap
tidak berinti
C Berperan dalam peroses Membunuh kuman
pembekuan darah
penyakit
D Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, bentuk tidak
mengandung hemoglobin tetap, membunuh
/melawan benda asing
119
43. Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang tidak normal dan
pembekuan darahnya lambat kemungkinan kekurangan...
a. Vitamin K
b. Unsur Ca
c. Vitamin D
d. Unsur P
44. Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali.....
a. termasuk peredaran darah terbuka
b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik)
c. pembuluh limfa memiliki satu katup
d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih
45. Yang bukan merupakan fungsi sistem peredaran limpa adalah....
a. mengangkut hasil pencernaan lemak
b. melawan kuman
c. menjaga kesetabilan tubuh
d. mengembalikan cairan darah jaringan tubuh kepembuluh balik
46. Gambar di atas merupakan sel darah.....
a. eritrosit
b. plasma darah
c. trombosit
d. Leukosit
47. Bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah adalah.....
a. antibodi dan fibrinogen
c. trombosit dan fibrinogen
b. trombosit dan antibodi
d. leukosit dan trombosit
48. Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi beku
dikarenakan.....
a. trombokinase mengubah protombin
b. fibrinogen mengubah trombin
c. trombin mengubah protombin
d. trombokinase mengubah fibrinogen
49. Kelainan karena darah sukar dapat membeku disebut...
a. anemia
b. leukemia
c. talasemia
d. hemofilia
50. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di
bawah 5.000 sel/mm3 , dapat dipastikan orang itu menderita...
a. tekanan rendah
c. tekanan darah tinggi
b. infeksi
d. leukopenia
51. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar maka
orang ini menderita penyakit...
a. leukopenia
b. leukimia
c. sianosis
d. serangan jantung
52. Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh....
a. berkurangnya tekanan darah
c. berkurang Hb dalam sel darah nerah
b. volume darah darah bertambah d. darah kekurangan pelasma
53. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem peredaran
darah manusia, kecuali.....
120
a. hipertensi
b. hemofilia
c. anemia
d. Sembelit
54. Leukimia adalah suatu kondisi dimana terdapat suatu penambahan yang besar
pada….
a. eritrosit
b. fibrinogen
c. trombosit
d. leukosit
55. Seorang penderita diabetes sebaiknya menggunakan pemanis buatan karena….
a. kalorinya tinggi b. kalorinya rendah c. lebih manis
d. lebih murah
56. Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah….
a. antibiotik
b. eritrosit
c. leukosit
d. trombosit
57. Hal berikut dapat meningkatkan jumlah leukosit kecuali……..
a. terinfeksi cacing
c. terinfeksi kuman tifus
b. menderita stres
d. menderita radang paru-paru
58. Penyakit dimana keadaan darah tak mampu membawa oksigen yang cukup
disebut….
a. talasemia
b. anemia
c. leukemia
d. hemfilia
59. Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat
gangguan pada jantung disebut….
a. talasemia
b. agina
c. leukimia
d. hemofilia
60. Penyakit atherosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak, kolesterol dan
berbagai bahan lainnya pada dinding pembuluh balik. Penumpukan ini dapat
menyebabkan .....
a. penyempitan dinding arteri
b. berkurangnya pasokan darah keotot jantung
c. tidak lancarnya aliran darah menuju jantung
d. kurangnya jumlah sel darah merah
121
LAMPIRAN 7.
Jawaban
1.
C
21.
B
41.
D
2.
D
22.
D
42.
D
3.
C
23.
D
43.
B
4.
D
24.
A
44.
C
5.
D
25.
C
45.
C
6.
D
26.
A
46.
A
7.
D
27.
D
47.
C
8.
D
28.
D
48.
A
9.
C
29.
B
49.
D
10. B
30.
B
50.
D
11. B
31.
A
51.
B
12. A
32.
A
52.
C
13. B
33.
B
53.
D
14. A
34.
A
54.
D
15. D
35.
D
55.
B
16. C
36.
B
56.
C
17. C
37.
B
57.
C
18. C
38.
A
58.
B
19. B
39.
B
59.
B
20. B
40
A
60.
A
134
LAMPIRAN 9
UJI COBA PRETEST DAN POSTEST
:
:
:
: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda silang (X)
Untuk soal nomor 1 perhatikanlah skema sistem peredaran darah di bawah
ini!
Nama
Hari/Tanggal
Mata pelajaran
Petunjuk
1. Bilik kiri ditunjukan oleh nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
2. Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini....
a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung
b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung
c. jika serambi mengembang, darah masuk ke dalam bilik
d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung
3. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas
tersebut maka.....
a. otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
b. otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c. otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan
d. otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
Untuk menjawab soal nomor 4 perhatikan tabel berikut!
No
Dinding
Aliran darah
Letak
Denyut
pembuluh
1.
Tipis, elastis
Menuju
Tersembunyi
Tidak terasa
jantung
agak ke dalam
2.
Tipis, kurang
Menuju
Dekat
Tidak terasa
elastis
jantung
permukaan
tubuh
3.
Tebal, elastis
Dari jantung
Tersembunyi
terasa
agak ke dalam
4.
Tebal, kurang
Dari jantung
Dekat
terasa
elastis
permukaan
135
4. Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Untuk soal nomor 5-7 perhatikanlah skema sistem predaran darah di bawah
ini!
5. Pembuluh darah yang banyak mengandung karbon dioksida adalah.....
a. 6 dan 7
b. 9 dan 10
c. 6 dan 10
d. 9 dan 7
6. Urutan nomor untuk peredaran darah kecil......
a. 2-8-7-6-5-4
b. 2-9-8-7-5-4 c. 3-5-6-7-9-4
d. 3-10-11-6-1-4
7. Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen adalah.....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
8. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah
tertutup karena darah mengalir di dalam....
a. kulit
b. jantung
c. pembuluh darah d. rongga dada
9. Vena yang membawa darah, yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh
ke serambi kanan jantung adalah.....
a. vena kava superior b. vena kava inferior c. aorta
d. arteri
10. Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak.....
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
11. Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena....
a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah
b. darah beredar di luar pembuluh darah
c. darah melewati jantung dua kali peredaran
d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran
12. Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah....
a. serambi kanan dan srambi kiri c. serambi kanan dan bilik kiri
b. serambi kanan dan bilik kanan d. serambi kiri dan bilik kiri
13. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B memerlukan
tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. A atau B b. AB atau O
c. B atau O d. A atau O
14. Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi dalam
plasma darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang
tersebut adalah...
a. O
b. AB
c. A
d. B
136
15. Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai golongan darah
AB berarti darahnya memiliki kandungan....
a. aglutinogen B dan aglutinin A c. aglutinin A dan B
b. aglutinogen A dan aglutinin B d. aglutinogen A dan B
16. Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, maka
kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat.....
a. aglutinin A dan aglutinogen a
c. aglutinogen A dan aglutinin a
b. aglutinin a dan aglutinogen A
d. aglutinogen A dan aglutinin b
17. Aglutinasi adalah....
a. orang yang menerima darah c. orang yang memberikan darah
b. proses penggumpalan darah d. proses tranfusi darah
18. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan
tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. B atau AB
b. A atau O
c. A atau B
d. AB atau O
19. Orang yang memberikan darahnya disebut.....
a. donor
b. Resepien
c. Aglutinogen d. Aglutinin
20. Orang yang menerima darah disebut....
a. donor
b. resepien
c. aglutinogen
d. aglutinin
21. Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi
memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam
plasma darah termasuk golongan darah ...
a. O
b. B
c. AB
d. A
22. Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil
dan pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang
cukup parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan
tambahan darah dari orang yang bergolongan .....
a. A
b. B
c. AB
d. O
23. Fungsi hemoglobin adalah.....
a. membawa CO2 ke jaringan
b. membunuh kuman penyakit
c. membantu dalam proses pembekuan darah
d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh
24. Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih….
Sel darah merah
Sel darah putih
A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen
B Bentuk berubah-rubah,
Bentuk tetap
tidak berinti
C Berperan dalam peroses Membunuh kuman
pembekuan darah
penyakit
D Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, bentuk tidak
mengandung hemoglobin tetap, membunuh
/melawan benda asing
25. Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali.....
a. termasuk peredaran darah terbuka
b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik)
137
c. pembuluh limfa memiliki satu katup
d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih
26. Gambar di atas merupakan sel darah.....
a. eritrosit
b. plasma darah
c. trombosit
d. Leukosit
27. Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi beku
dikarenakan.....
a. trombokinase mengubah protombin
b. fibrinogen mengubah trombin
c. trombin mengubah protombin
d. trombokinase mengubah fibrinogen
28. Kelainan karena darah sukar dapat membeku disebut...
a. anemia
b. leukemia
c. talasemia
d. hemofilia
29. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di
bawah 5.000 sel/mm3 , dapat dipastikan orang itu menderita...
a. tekanan rendah
c. tekanan darah tinggi
b. infeksi
d. leukopenia
30. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar
maka orang ini menderita penyakit...
a. leukopenia
b. leukositosis
c. sianosis
d. serangan jantung
31. Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh....
a. berkurangnya tekanan darah
c. berkurang Hb dalam sel darah merah
b. volume darah darah bertambah d. darah kekurangan pelasma
32. Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah….
a. antibiotik
b. eritrosit
c. leukosit d. trombosit
33. Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat
gangguan pada jantung disebut….
a. talasemia
b. agina
c. leukimia
d. hemofilia
89
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA SISWA.1
Materi : Sistem Peredaran Darah
NAMA INDIVIDU:
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat:
1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui
gambar.
2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
3. Membedakan antara pembuluh arteri dan vena.
Think :Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku
referensi yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas
pertanyaan tersebut.
PERTANYAAN.
1. Isilah tanda panah pada gambar dibawah ini sesuai dengan nomor
yang telah diberikan keterangan
90
Keterangan:
Pembuluh darah arteri (nadi)
Bilik kanan
Pembuluh darah vena (vena)
Serambi kanan
Pembuluh darah arteri paru-paru
Serambi kiri
Pembuluh darah vena paru-paru
Paru-paru
Bilik kanan
Pembuluh kapiler
Jawaban No. 1
2 a. Urutkanlah alur peredaran darah pada manusia jika dimulai dari
bilik kiri (perhatikan gambar)
b. Menurut kalian, peredaran darah besar di mulai dari ruang
jantung yang disebut……dan kembali ke……
c. Urutkanlah peredaran darah kecil sesuai gambar
Jawaban No. 2
91
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
PAIR: Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti
dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban
(dikolom) yang telah disediakan.
1. Isilah tanda panah pada gambar dibawah ini sesuai dengan nomor
yang telah diberikan keterangan
Keterangan:
Pembuluh darah arteri (nadi)
Bilik kanan
Pembuluh darah vena (vena)
Serambi kanan
Pembuluh darah arteri paru-paru
Serambi kiri
Pembuluh darah vena paru-paru
Paru-paru
Bilik kanan
Pembuluh kapiler
92
Jawaban No. 1
3 a. Urutkanlah alur peredaran darah pada manusia jika dimulai dari
bilik kiri (perhatikan gambar)
b. Menurut kalian, peredaran darah besar di mulai dari ruang
jantung yang disebut……dan kembali ke……
c. Urutkanlah peredaran darah kecil sesuai gambar
Jawaban No. 2
3. Lengkapilah tabel perbedaan pembuluh arteri dan vena berikut ini.
No
Faktor pembeda
1
Dinding
pembuluh
2
Letak
Arteri
Vena
93
3
Tekanan
4
Katup
5
Arah aliran
4.
a. Ada berapa tahap cara kerja jantung jelaskan?
b. Jelaskan perbedaan sistem peredaran darah besar dengan
peredarah darah kecil?
Jawaban No. 4
SHARE: Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas.
94
LEMBAR KERJA SISWA 2
Materi : Sistem Peredaran Darah
NAMA INDIVIDU :
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah diskusi pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi penggolongan darah
2. Membedakan ciri-ciri sel darah
Think: Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi
yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan
tersebut
Pertanyaan.
1. a. Mengapa setiap orang perlu mengetahui golongan darahnya?
b. Apa yang dimaksud dengan aglutinasi?
c. Mengapa darah jika ditetesi serum anti A dan serum anti B
mengalami penggumpalan?
Jawaban no. 1
Jawaban no 2
Resepien
Donor
2. Pernahkah kalian mendengar seseorang karena sakit dan menjalani
operasi, ia membutuhkan transfusi darah? Apakah semua golongan
darah dapat diberikan atau diterima oleh orang lain?
Lengkapilah tabel 1.1!
95
Resepien
A
Tabel 1.1
Donor
B
AB
O
A
B
AB
O
Keterangan:
+ = cocok, tidak terjadi aglutinasi
- = tidak cocok, terjadi aglutinasi
3. A. Golongan darah apa saja yang dapat memberikan darahnya pada
golongan darah berikut?
a. Golongan darah A :…
b. Golongan darah AB :…
c. Golongan darah B :…
d. Golongan darah O :…
B. Golongan darah apa saja yang dapat menerima dari golongan darah
berikut ini:
a. Golongan darah A :……
b. Golongan darah AB :……
c. Golongan darah B :……
d. Golongan darah O :.....
Jawaban no. 3
96
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
PAIR: Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan
menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban (dikolom) yang
telah disediakan
1. a. Mengapa setiap orang perlu mengetahui golongan darahnya?
b. Apa yang dimaksud dengan aglutinasi?
c. Mengapa darah jika ditetesi serum anti A dan serum anti B
mengalami penggumpalan?
Jawaban no. 1
Jawaban no 2
Resepien
Donor
2. Pernahkah kalian mendengar seseorang karena sakit dan menjalani
operasi, ia membutuhkan transfusi darah? Apakah semua golongan
darah dapat diberikan atau diterima oleh orang lain?
Lengkapilah tabel 1.1!
Tabel 1.1!
Resepien
Donor
A
B
AB
O
A
B
AB
O
Keterangan:
+ = cocok, tidak terjadi aglutinasi
- = tidak cocok, terjadi aglutinasi
97
3. A. Golongan darah apa saja yang dapat memberikan darahnya pada
golongan darah berikut?
a. Golongan darah A :…
b. Golongan darah AB :…
c. Golongan darah B :…
d. Golongan darah O :…
B. Golongan darah apa saja yang dapat menerima dari golongan darah
berikut ini:
a. Golongan darah A :……
b. Golongan darah AB :……
c. Golongan darah B :……
d. Golongan darah O :.....
Jawaban no. 3
A
B
C
98
Gambar 1.1
4. Perhatikan gambar 1.1! kemudian identifikasikan gambar yang ditunjukan
oleh anak panah berdasarkan pada tabel di bawah ini!
NO Nama sel bentuk
ukuran
Warna
fungsinya
darah
A
B
C
SHARE: Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas.
99
LEMBAR KERJA SISWA 3
Materi : Sistem Peredaran Darah
NAMA INDIVIDU :
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat:
1) Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan darah yang biasa
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2) Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan pembuluh darah dan
jantung yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Think:Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi
yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan
tersebut.
Pertanyaan.
Kegiatan I.Penyakit kelainan darah
1. a. Dibawah ini adalah gambar pembuluh darah manusia yang sedang
mengalami proses pembekuan darah. Gambar manakah yang
menunjukan pembekuan darah pada manusia normal dan pada
penderita hemofilia (darah sukar membeku)?
Gambar 1...................
gambar 2..................
100
2. Amatilah gambar a dan b di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan
berikut dengan gambar.
Gambar a
Gambar b
a. Gambar sel apakah di atas?
b. Apa perbedaan antara gambar a dan gambar b?
c. Apa yang terjadi jika di tubuh kita mengalami seperti gambar b?
d. Apakah nama penyakit dari kelaianan sel darah di atas?
Jawaban no.I & 2
101
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
PAIR : Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti
dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
Pertanyaan.
Kegiatan I.Penyakit kelainan darah
1. Dibawah ini adalah gambar pembuluh darah manusia yang sedang
mengalami proses pembekuan darah. Gambar manakah yang
menunjukan pembekuan darah pada manusia normal dan pada
penderita hemofilia (darah sukar membeku)?
Gambar 1...................
gambar 2..................
2. Amatilah gambar a dan b di bawah ini, kemudian jawablah
pertanyaan berikut dengan gambar.
Gambar a
Gambar b
102
a.
Gambar sel apakah di atas?
b.
Apa perbedaan antara gambar a dan gambar b?
c.
Apa yang terjadi jika di tubuh kita mengalami seperti gambar b?
d.
Apakah nama penyakit dari kelaianan sel darah di atas?
Jawaban no.I
Kegiatan 2: Penyakit kelainan pembuluh darah
Bacalah wacana dibawah ini!
pernahkah kalian mendengar tentang penyakit jantung atau
stroke?kedua penyakit tersebut diakibatkan karena terdapatnya
penumpukan lemak atau kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Apabila penyempitan ini terus bertambah menyebabkan penyempitan
dinding pembuluh darah arteri. Akibatnya terdapat gangguan aliran
nutrisi dan oksigen pada jaringan atau orang yang dituju. Bila
penyempitan ini terjadi pada pembuluh darah arteri yang menuju
jantung dapat menyebabkan serangan jantung, apabila terjadi pada
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak, dapat menyebabkan
stroke.
1
Penimbunan lemak pada
dinding pembuluh darah arteri
2
Pembuluh tersumbat oleh
suatu bekuan darah
103
3
Terjadi robekan pada dinding
pembuluh arteri
4
Potongan melintang pembuluh
arteri normal
3. a. Gambar di atas adalah penampang
melintang pembuluh darah arteri (nadi). Gambar tersebut
menjelaskan terjadinya proses penyempitan pembuluh arteri
oleh lemak. Tugas kalian adalah memasangkan pernyataan gambar
diatas sesuai dengan gambar yang kalian anggap cocok dengan
memberi tanda panah.
b. Urutkan yang benar terjadinya penyempitan pembuluh darah
dimulai digambar no......lalu......lalu.......dan........
c. Apakah nama penyakit yang terjadi akibat terdapatnya
penumpukan lemak pada pembuluh darah arteri?
Jawaban no. 3
SHARE :Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas
66
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/I
Pokok Bahasan
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 40’
Pertemuan Ke
: I
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
:
1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar.
2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah
melalui gambar.
2. Siswa dapat menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
3. Siswa dapat membedakan antara pembuluh arteri dan vena.
B. Materi Pembelajaran.
a. Jantung.
b. Pembuluh darah.
C. Metode Pembelajaran
 Pendekatan Ekspositori.
67
 Metode Ceramah.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-1
Tahapan
Kegiatan
kegiatan
Guru
Pendahuluan a. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
Alokasi
Siswa
a. Siswa merespon
waktu
10’
panggilan guru.
b. Guru menyampaikan tujuan
b. Siswa memperhatikan
pembelajaran dan konsep
penjelasan dari guru
akan dipelajari yaitu
Jantung dan Pembuluh
Jantung.
c. Apersepsi dan motivasi:
“Mengapa kerja jantung
c. .Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
sangat mempengaruhi
kesehatan manusia?”
“bagaimanakah darah bisa
mengalir ke seluruh tubuh?
dan apakah hanya jantung
yang berperan dalam
peredaran darah?
Inti
a. Guru menjelaskan tema-tema a. Siswa memperhatikan
di papan tulis yang akan
penjelasan guru.
dibahas pada jantung dan
pembuluh darah.
b. Guru memperlihatkan
gambar dan menjelaskan
b. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
bagian-bagian jantung dan
pembuluh darah.
c. Guru mengajak siswa untuk
c. Siswa merespon
memberikan pendapat
dengan menjawab
mengenai materi ini.
pertanyaan guru.
40’
68
d. Guru memberikan
penjelasan atas pertanyaan
d. Siswa memperhatikan
20’
penjelasan guru.
dan pendapat siswa.
Penutup
a.Guru memberi kesimpulan
dari materi yang disajikan.
b. Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan
10’
penjelasan dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
E. Alat, Bahan dan Media.
 Papan tulis dan Spidol.
 Gambar
F. Sumber Belajar
 Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
 Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
 Tes Tertulis.
2) Instrumen
 Tes PG.
 Tes Isian.
Jakarta, 9 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat.
NIP
Guru mata pelajaran
NIP.
75
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/I
Pokok Bahasan
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 40’
Pertemuan Ke
: I
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
:
1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar.
2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah
melalui gambar.
2. Siswa dapat menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
3. Siswa dapat membedakan antara pembuluh arteri dan vena.
B. Materi Pembelajaran
a. Jantung.
b. Pembuluh darah.
76
C.
Model dan teknik Pembelajaran

Model
: Cooperative Learning.

Teknik
: Think-Pair-Share.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-1
Tahapan
Kegiatan
kegiatan
Pendahuluan
Alokasi
Siswa
waktu
a. Guru mengabsen
a. Siswa merespon
5’
kehadiran siswa.
panggilan guru.
Guru
b.Guru menyampaikan
b. Siswa
tujuan pembelajaran dan
memperhatikan
konsep yang akan
penjelasan dari guru.
dipelajari yaitu jantung
dan pembuluh darah.
c. Apersepsi:
“ Mengapa sistem
peredaran darah seperti
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
halnya sistem
transportasi?
“Bagaimanakah darah
bisa mengalir ke seluruh
tubuh?
INTI
a. Guru menjelaskan
bagian-bagian jantung
a. Siswa memperhatikan
15’
penjelasan dari guru.
dan peredaran darah pada
manusia.
Kegiatan
b.Guru meminta siswa
individu.
untuk menunjukkan
b.Siswa yang ditunjuk
oleh guru maju untuk
15’
77
(Think)
bagian jantung dan
mengisi bagian-bagian
fungsi komponen darah
jantung dan fungsi
manusia pada media
komponen darah pada
gambar yang telah
manusia melalui
disediakan oleh guru
media gambar.
c. Guru mengkondisikan
c. Siswa mengetahui
siswa dan menentukan
pasangan masing-
kelompok pasangan.
masing. Siswa berpikir
Kemudian memberikan
(Think) secara
pertanyaan konsep
mandiri, siswa
permasalahan yang di
mencari jawaban dari
sampaikan guru kepada
buku sumber yang
siswa untuk dijawab
ada.
secara individu dalam
bentuk LKS.
Diskusi
d.Guru mengarahkan
d.Siswa saling
Kelompok
kepada siswa untuk
berpasangan dengan
(Pairing)
mendiskusikan hasil
teman yang sudah
jawaban kepada masing-
ditentukan oleh guru
masing pasangan yang
untuk mendiskusikan
telah ditentukan.
masing-masing
jawaban yang telah
diproleh pairing.
e. Guru memberikan
e. Setiap pasangan
arahan kepada siswa
bekerja sama dan
untuk menggabungkan
berdiskusi dengan
ide atau jawaban mereka.
pasangannya untuk
menggabungkan
jawaban serta
membandingkan
pengetahuannya.
15’
78
Laporan
f. Guru memilih beberapa
f. Siswa melaksanakan
diskusi.
kelompok secara acak
tahap (Share)
(Share)
untuk berbagi dengan
kelompok . Masing-
.
seluruh kelas.
masing pasangan
25’
terpilih
mempresentasikan
hasil diskusinya
kepada teman
sekelasnya.
g. kesempatan kepada siswa g. Siswa menanggapi dan
lain untuk menanggapi
merespon presentasi
dan mengeluarkan
temannya.
idenya.
h.Guru menggali perbedaan h. Siswa melengkapi
konsep masing-masing
informasi dari hasil
kelompok siswa dari hasil
diskusi berpasangan.
presentasi kelas .
Penutup
a.Guru mengintruksikan
kepada seluruh siswa
a. Siswa memperhatikan 5’
tugas dari guru.
mencari sumber diskusi
untuk pertemuan
selanjutnya.
b.Guru memberi salam.
E. Alat, Bahan dan Media.
 Papan tulis dan Spidol
 Gambar
b.Siswa menjawabnya.
79
F. Sumber Belajar
 Lembar Kerja Siswa ( LKS)
 Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
 Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
 Tes Tertulis
2) Instrumen
 Tes PG
 Tes Isian
Jakarta, 9 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat.
NIP
Guru mata pelajaran
NIP.
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/I
Pokok Bahasan
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 40’
Pertemuan Ke
: 2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
:
1. Mengidentifikasi penggolongan darah
2. Membedakan ciri-ciri sel darah
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi penggolongan darah
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri sel darah
B. Materi Pembelajaran
 Darah dan Peredaran Darah
C.
Model dan teknik Pembelajaran

Model
: Cooperative Learning.

Teknik
: Think-Pair-Share.
84
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-2
Tahapan
kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan
Alokasi
Siswa
waktu
a. Guru mengabsen
a. Siswa merespon
5’
kehadiran siswa.
panggilan guru.
Guru
b.Guru menyampaikan
b. Siswa
tujuan pembelajaran dan
memperhatikan
konsep yang akan
penjelasan dari guru.
dipelajari yaitu jantung
dan pembuluh darah.
c. Apersepsi
c. Siswa menjawab
‘‘Mengapa setiap orang
pertanyaan dari
perlu mengetahui
guru.
golongan darahnya?
‘‘Mengapa darah yang
keluar dari tubuh saat
kalian terluka
akan cepat mengering?”
INTI
a. Guru menjelaskan
penggolongan darah dan
menjelaskan perbedaan
leukosit, trombosit dan
eritrosit melaui media
gambar pada karton
besar yang telah
disediakan oleh guru..
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
15’
85
Kegiatan
b.Guru mengkondisikan
b.Siswa mengetahui
individu.
siswa dan menentukan
pasangan masing-
(Think)
kelompok pasangan.
masing. Siswa berpikir
Kemudian memberikan
(Think) secara
pertanyaan konsep
mandiri, siswa
permasalahan yang di
mencari jawaban dari
sampaikan guru kepada
buku sumber yang
siswa untuk dijawab
ada.
15’
secara individu dalam
bentuk LKS.
Diskusi
c. Guru mengarahkan
c. Siswa saling
Kelompok
kepada siswa untuk
berpasangan dengan
(Pairing)
mendiskusikan hasil
teman yang sudah
jawaban kepada masing-
ditentukan oleh guru
masing pasangan yang
untuk mendiskusikan
telah ditentukan.
masing-masing
jawaban yang telah
diproleh pairing.
d.Guru memberikan
d.Setiap pasangan
arahan kepada siswa
bekerja sama dan
untuk menggabungkan
berdiskusi dengan
ide atau jawaban mereka.
pasangannya untuk
menggabungkan
jawaban serta
membandingkan
pengetahuannya.
15’
86
Laporan
e.Guru memilih beberapa
e. Siswa melaksanakan
diskusi.
kelompok secara acak
tahap (Share)
(Share)
untuk berbagi dengan
kelompok . Masing-
seluruh kelas.
masing pasangan
25’
terpilih
mempresentasikan
hasil diskusinya
kepada teman
sekelasnya.
f. Guru memberi
f. Siswa menanggapi dan
kesempatan kepada siswa
merespon presentasi
lain untuk menanggapi
temannya.
dan mengeluarkan
idenya.
g. Guru menggali perbedaan g. Siswa melengkapi
konsep masing-masing
informasi dari hasil
kelompok siswa dari hasil
diskusi berpasangan.
presentasi kelas .
Penutup
a.Guru mengintruksikan
kepada seluruh siswa
a. Siswa memperhatikan 5’
tugas dari guru.
mencari sumber diskusi
untuk pertemuan
selanjutnya.
b.Guru memberi salam.
b.Siswa menjawabnya.
87
E. Alat, Bahan dan Media.
 Papan tulis dan Spidol
 gambar
F. Sumber Belajar
 Lembar Kerja Siswa ( LKS)
 Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
 Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
 Tes Tertulis
2) Instrumen
 Tes PG
 Tes Isian
Jakarta, 19 Mei 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat.
NIP.
Guru mata pelajaran
NIP.
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/I
Pokok Bahasan
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 40’
Pertemuan Ke
: 2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
:
1. Mengidentifikasi penggolongan darah.
2. Membedakan ciri-ciri sel darah.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi penggolongan darah.
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri sel darah.
3. Siswa dapat menjelaskan penentuan tranfusi darah.
B. Materi Pembelajaran
 Darah dan Peredaran Darah.
C.
Metode Pembelajaran
 Pendekatan Ekspositori.
 Metode Ceramah.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-2
70
Kegiatan
Tahapan
kegiatan
Guru
Siswa
Pendahuluan a. Guru mengabsen
a. Siswa merespon
kehadiran siswa.
panggilan guru.
b. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
Alokasi
waktu
10’
b. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
konsep akan dipelajari
yaitu Peredaran darah
dan darah.
c. Apersepsi dan motivasi
“Mengapa setiap orang
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
perlu mengetahui
golongan darahnya?
“Mengapa darah yang
keluar dari tubuh saat
kalian terluka akan cepat
mengering?”
Inti
a. Guru menjelaskan tematema di papan tulis yang
a. Siswa memperhatikan
40’
penjelasan guru.
akan dibahas pada
peredaran darah dan
darah.
b. Guru menjelaskan
penggolongan darah dan
b. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
tranfusi darah.
c. Guru mengajak siswa
c. Siswa merespon dengan
untuk memberikan
menjawab pertanyaan
pendapat mengenai materi
guru.
ini.
d. Guru memberikan
d. Siswa memperhatikan
penjelasan atas
penjelasan guru.
pertanyaan dan pendapat
siswa.
20’
71
Penutup
a. Guru memberi
kesimpulan dari materi
a. Siswa memperhatikan
10’
penjelasan dari guru.
yang disajikan.
b. Guru memberi salam.
b. Siswa menjawabnya.
E. Alat, Bahan dan Media.
 Papan tulis dan Spidol
 Gambar
F. Sumber Belajar
 Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
 Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
 Tes Tertulis
2) Instrumen
 Tes PG
 Tes Isian
Jakarta, 11 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat.
NIP.
Guru mata pelajaran
NIP.
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/I
Pokok Bahasan
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 40’
Pertemuan Ke
: 3
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
:
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat menjelaskan kelainan peredaran darah akibat faktor genetik
dan non genetik.
B. Materi Pembelajaran.
 Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah
C. Metode Pembelajaran
 Pendekatan Ekspositori
 Metode Ceramah
73
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-3
Tahapan
Kegiatan
kegiatan
Guru
Alokasi
Siswa
Pendahuluan a. Guru mengabsen kehadiran a. Siswa merespon
siswa.
waktu
10’
panggilan guru.
b. Guru menyampaikan tujuan b. Siswa memperhatikan
pembelajaran dan konsep
penjelasan dari guru.
akan dipelajari yaitu Jantung
dan Pembuluh Jantung.
c. Apersepsi dan motivasi:
“Apakah yang dimaksud
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
dengan penyakit jantung
koroner?”
Inti
a. Guru menjelaskan tema-tema a. Siswa memperhatikan
di papan tulis yang akan
40’
penjelasan guru.
dibahas pada Kelainan
Penyakit Sistem Peredaran
Darah.
b. Guru mengajak siswa untuk b. Siswa merespon
memberikan pendapat
dengan menjawab
mengenai materi ini.
pertanyaan guru
c. Guru memberikan
penjelasan atas pertanyaan
c. Siswa memperhatikan
20’
penjelasan guru.
dan pendapat siswa.
Penutup
a.Guru memberi kesimpulan
dari materi yang disajikan.
b. Guru memberi salam
E. Alat, Bahan dan Media.
 Papan tulis dan Spidol
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
10’
74
 Gambar
F. Sumber Belajar
 Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
 Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
 Tes Tertulis
2) Instrumen
 Tes PG
 Tes Isian
Jakarta, 19 Mei 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat.
NIP.
Guru mata pelajaran
NIP.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VIII/I
Pokok Bahasan
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 40’
Pertemuan Ke
: 3
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar
: Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
:
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat menjelaskan kelainan peredaran darah akibat faktor genetik dan
non genetik.
B. Materi Pembelajaran

C.
Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah
Model dan teknik Pembelajaran

Model
: Cooperative Learning.

Teknik
: Think-Pair-Share.
86
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-3
Tahapan
Kegiatan
kegiatan
Pendahuluan
Alokasi
Siswa
waktu
a. Guru mengabsen
a. Siswa merespon
5’
kehadiran siswa.
panggilan guru.
Guru
b.Guru menyampaikan
b. Siswa
tujuan pembelajaran dan
memperhatikan
konsep yang akan
penjelasan dari guru.
dipelajari yaitu jantung
dan pembuluh darah.
c. Apersepsi
c. Siswa menjawab
Apakah yang dimaksud
pertanyaan dari
dengan penyakit
guru.
leukimia.
INTI
a. Guru penggolongan
darah.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
Kegiatan
b.Guru mengkondisikan
b.Siswa mengetahui
individu.
siswa dan menentukan
pasangan masing-
(Think)
kelompok pasangan.
masing. Siswa berpikir
Kemudian memberikan
(Think) secara
pertanyaan konsep
mandiri, siswa
permasalahan yang di
mencari jawaban dari
sampaikan guru kepada
buku sumber yang
siswa untuk dijawab
ada.
secara individu dalam
bentuk LKS.
15’
15’
87
Diskusi
Kelompok
(Pairing)
c. Guru mengarahkan
kepada siswa untuk
mendiskusikan hasil
jawaban kepada masingmasing pasangan yang
telah ditentukan.
c. Siswa saling
berpasangan dengan
teman yang sudah
ditentukan oleh guru
untuk mendiskusikan
masing-masing
jawaban yang telah
diproleh pairing.
d.Guru memberikan
d.Setiap pasangan
arahan kepada siswa
bekerja sama dan
untuk menggabungkan
berdiskusi dengan
ide atau jawaban mereka.
pasangannya untuk
menggabungkan
jawaban serta
membandingkan
pengetahuannya.
Laporan
diskusi.
(Share)
e.Guru memilih beberapa
kelompok secara acak
untuk berbagi dengan
seluruh kelas.
15’
e. Siswa melaksanakan 25’
tahap (Share)
kelompok . Masingmasing pasangan
terpilih
mempresentasikan
hasil diskusinya
kepada teman
sekelasnya.
f. Guru memberi
f. Siswa menanggapi dan
kesempatan kepada siswa merespon presentasi
lain untuk menanggapi
temannya.
dan mengeluarkan
idenya.
g. Guru menggali perbedaan g. Siswa melengkapi
konsep masing-masing
informasi dari hasil
kelompok siswa dari hasil
diskusi berpasangan.
88
presentasi kelas .
Penutup
a.Guru mengintruksikan
kepada seluruh siswa
mencari sumber diskusi
untuk pertemuan
selanjutnya.
b.Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan 5’
tugas dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
E. Alat, Bahan dan Media.
 Papan tulis dan Spidol
 Gambar
F. Sumber Belajar
 Lembar Kerja Siswa ( LKS)
 Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
 Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
 Tes Tertulis
2) Instrumen
 Tes PG
 Tes Isian
Jakarta, 20 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat.
NIP.
Guru mata pelajaran
NIP.
Download