Note and Correspondence: Reanalisis Kondisi Atmosfer ……. (Haryanto) 187 NOTE AND CORRESPONDENCE REANALISIS KONDISI ATMOSFER UNTUK DEKLARASI FAVOURABLE-DAY 1 Untung Haryanto Intisari Misi penyemain tanggal 18 Desember 1999 ternyata tidak menemukan awan dengan kriteria seperti yang diidentikan pada desain penelitian, namun tetap dilakukan penyemaian pada awan yang ada karena analisis rawinsonde dilapangan menyatakan kondisi favorable. Analisis ulang menggunakan indeks U-3 yang telah diuji kehandalannya mendapatkan bahwa lingkungan udara hari itu tidak favorable karena nilai U-3 yang besar, yaitu 277. Citra awan GMS-5 kanal IR memperkuat analisis ini. Dengan demikian penyemain yang dilakukan hari itu merupakan kesalahan dan set untuk hari itu harus dikeluarkandari “set data semai”. Secara keseluruhan set data semai menjadi 2-data, sedangkan set data tidak semai 3-data, ukuran sampel ini tidak dapat dianalisis dengan statistik WMW, sehingga efek penyemain tidak bisa disimpulkan. Abstract Seeding mission on December 18, 1999 can not found the suitable cloud as criteria defined on experiment design, but due to favorable condition declared by analysis sounding the existing cloud have been seed. Reanalysis using U-3 indices indicates that no potential for cloud development due to great value of U-3, ie 277; this result supported by GMS-5 image. There was occur erroneous analysis to declare favorable condition and data set for that day must be rejected from seed data set. After rejected total data set consist only 2- data seeding and 3-data unseeding and not suitable for WMW statistical test and seeding effect is inconclussive. 1. PENDAHULUAN Kehandalan teknik statistik untuk mengevaluasi efek penyemaian awan pada kegiatan modifikasi cuaca untuk menambah (atau mengurangi) curah hujan banyak diragukan (Haryanto, 2000a), terutama karena keterbatasannya dan sifat sifat fisik distribusi hujan yang sangat rumit dan kurang dipahami oleh ahli statistik. Namun demikian, dengan beberapa pendekatan atau menggunakan teknik khusus maka teknik statistik kerap digunakan untuk mengevaluasi efektifitas hasil penyemaian. Uji statistik Wolicoxon-Mann-Whitney (U-test) sebagai bagian dari statistik non-pramaterik kerap digunakan karena keistimewaannya yaitu tidak memandang distribusi data (free distribution) dan dapat diterapkan untuk jumlah data yang tidak banyak, sebagaimana dapat dilihat pada tabel kritis nilai U, 3 (tiga) kasus (minimum) sudah cukup untuk menggunakannya sebagai alat uji (Djarwanto, 1987; anonim, 1998). 1 Pada desain penelitian modifikasi awan tahun 1999 / 2000 di Sub DAS Saguling, efek penyemaian kapur tohor diuji dengan teknik ini (Haryanto, 1998). Pada penelitian ini, empat wahana pengamatan digunakan untuk mendeklarasikan favourable-day, yaitu hari - yang dari hasil analisis kelima wahana tersebut, ditentukan sebagai yang berpotensi menghasilkan awan hujan. 2. KONDISI LINGKUNGAN ATMOSFER YANG BEREBEDA Berdasarkan hasil analisis data dari lima wahana maka selama kegiatan telah ditetapkan total 6 hari yang menjadi favourable day, dan dari penerapan teknik acak (random) menghasilkan keputusan seperti pada Tabel 1 (Widodo, 2000), yang ditampilkan bersama dengan nilai rataan curah hujan (wilayah). Berdasarkan ini, maka statitisk uji WMW yang deterapkan terhadap dua UPT Hujan Buatan Lt. 19 Gd I, BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin No.08 10340 Jakarta 188 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 2, 2000:187-189 kelompok data: Seeding menghasilkan kesimpulan : dan Unseeding pertumbuhan dan perkembangan awan Cu adalah cukup besar. Tabel 1. Keputusan Seeding dan Unseeding (hasil acak) pada peneliitian Table 2. Analisis kondisi lingkungan atmosfer atau potensi pertumbuhan dan perkembangan awan Cu menggunakan indeks U-3 No. Tanggal Curah hujan rata-rata (mm) Keputusan 1 2 3 4 5 6 18-12-99 27-12-99 02-01-00 28-12-99 29-12-99 03-01-00 0.8 5.1 9.1 7.0 7.1 7.5 Seeding Seeding Seeding Unseeding Unseeding Unseeding "Perlakuan untuk membuyarkan awan dapat dikatakan berhasil, .... dst" (UPT Hujan Buatan, 2000). Melihat kepada variasi nilai curah hujan tersebut, penulis curiga bahwa terdapat kekeliruan dalam mendeklarasikan favourable day. Curah hujan pada tanggal 18 Desember sangat kecil, sedangkan pada hari yang lain besarnya curah hujan relatif sama. Hal ini menyebab variasi data menjadi besar. Secara fisis ini berarti bahwa lingkungan atmosfer (atmospheric environment) pada tanggal 18 Desember dengan lingkungan atmosfer pada hari yang lainnya adalah sangat berbeda, padahal untuk membandingkan suatu perlakuan yang berkaitan dengan proses, diperlukan suatu kondisi lingkungan yang relatif sama (homogen). Dalam evaluasi efek penyemaian adalah sangat penting melakukan perbandingan pada kondisi lingkungan atmosfer yang relatif sama, atau sering dikenal dengan stratifikasi. Stratifikasi yang sering dilakukan adalah untuk suhu 500 mb, seperti yang dilakukan oleh Mielke et.al.(1981), untuk melakukan reanalisis percobaan CLIMAX (I,II). Kecilnya curah hujan pada tanggal 18 berarti juga bahwa lingkungan atmosfer tanggal 18 Desember potensinya sangat kecil bagi pertumbuhan awan kumulus, seperti ditunjukkan dalam analisis ulang potensi lingkungan atmosefer menggunakan indeks U-3 (Haryanto, 2000b) yang telah diuji dengan total 120 kasus dari beberapa daerah Indonesia. Indeks U-3 ini didesain berkorelasi terbalik dengan potensi lingkungan atmosfer, yang berarti bila nilai indeks besar, potensinya kecil dan sebaliknya. Secara fisis, potensi bagi pertumbuhan dan perkembangan awan Cu berasosiasi dengan banyaknya curah hujan yang turun di sekitarnya. Indeks U-3 untuk tanggal 18 Desember adalah 277 yang berarti potensi lingkungan atmosfer sangat kecil bagi pertumbuhan dan perkembangan awan Cu, sementara untuk hari yang lain, potensinya di antara 13 s.d. 39 (Tabel 2) yang berarti potensi lingkungan atmosfer bagi Tanggal U-3 Status (analisis lapangan) Status (reanalisis) 18 27 2 28 29 03 Des Des Jan Des Des Jan 277 27 39 25 19 13 F F F F F F UF F F F F F Dari hasil re-analisis potensi lingkungan atmos fer ini jelas bahwa data tanggal 18 tidak layak disertakan dalam analisis karena merupakan "outlayer". Dengan tidak adanya potensi untuk pertumbuhan dan perkembangan awan Cu, maka seharusnya pada hari itu tidak dideklarasikan sebagai kondisi favourable. Coverage keawanan untuk tanggal 18 jam 11:00 (Gambar 1) hanya berupa awan tipis melebar mendukung hasil analisis situasi lingkungan atmosfer. Dengan demikian skor wahana untuk hari itu maksimum adalah 2 banding 2, dan ini tidak cukup untuk deklarasi favorable day yang membutuhkan paling tidak skor 3 banding 1. Tidak layak nya data tanggal 18 Desember untuk disertakan dalam analisis jelas mengurangi data untuk analisis menjadi hanya tinggal 5 saja, dengan komposisi 2 data untuk Seeding dan 3 data untuk Unseding, dan WMW tidak dapat dilakukan karena data salah satu kelompok kurang dari 3.Dengan tidak mendukungnya lingku-ngan atmosfer bagi pertumbuhan dan perkembangan awan Cu maka hujan yang sangat minim pada tanggal 18 tersebut bukannya merupakan relasi sebab akibat, artinya bukan karena ditaburkan kapur tohor, akan tetapi karena secara alamiah memang tidak tidak mungkin turun. Kesalahan semacam ini dalam evaluasi statistik efek pengaruh penyemaian dinamakan Statistical error type-2 KESIMPULAN 1. Uji statistik Wilcoxon-Mann-Whitney tidak dapat diterapkan pada hasil penyemaian kapur tohor pada percobaan di Bandung tahun 1999 / 2000. Dengan demikian percobaan ini tidak memberikan bukti ilmiah secara statistik yang menyatakan bahwa kapur tohor dapat membuyarkan awan atau mengurangi curah hujan. Note and Correspondence: Reanalisis Kondisi Atmosfer ……. (Haryanto) 189 Gambar 1. Coverage keawanan tanggal 18 Desember 1999, jam 11:00 WIB. Tidak terdapat awan Cu atau tower di daerah penelitian (Jawa Barat) 2. 3. Re-analisis potensi lingkungan atmosfer dan keawanan pada tanggal 18 Desember 1999 menunjukkan bahwa kondisi lingkungan atmosfer pada tanggal 18 Desember 1999 tidak potensial, dan minimnya curah hujan pada tanggal tersebut bukan di akibatkan oleh penyemaian dengan kapur tohor. Kekeliruan kesimpulan pada laporan UPT Hujan Buatan karena tanggal 18 Desember 1999 di deklarasikan sebagai favourable-day, yang seharusnya di deklarasikan sebagai un favourable-day, sehingga pada hari tersebut tidak perlu dilanjutkan ke langkah randomisasi. Daftar Pustaka Anonim. 1999: Statistics and Experimental Design, Lecture 6, 10 February 1999. http://www.lingk.edu.ac.uk/astrid/stat9916.html Djarwanto Ps. 1987. Statistik nonparametrik. Penerbit BPFE Yogyakarta UPT Hujan Buatan. 2000 : Laporan Penelitian Tolok Ukur Pengkajian dan Pengembangan Modifikasi Cuaca Proyek Penelitian Wahana Kedirgantaraan Tahun Anggaran 1999-2000 U. Haryanto, 2000a : Teknologi Modifikasi Cuaca yang Efektif dan Efisien. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca No1 (perdana). 2000. U. Haryanto. 2000b: Karakteristik Indek U-3 Pada Hari-Hari Dengan Curah Hujan Lebih Dari 5mm di beberapa Daerah Indonesia dikirimkan pada Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca U. Haryanto, 1998: Desian Peneilitian Kapur Tohor Untuk Modifikasi Awan. Laporan Teknis Intern UPT Hujan Buatan. Tidak diterbitkan Widodo, F.H. dan Nuryanto,S. 2000. Analisis Curah Hujan serta Pengujian Statistik Pendugaan Efek Bahan Semai CaO Pada Penelitian Modifikasi Cuaca Untuk Mengurangi Curah Hujan di DAS Citarum Hulu-Jawa Barat, 10 Desember 1999 s.d. 4 Januari 2000. Laporan Teknis Intern UPT Hujan Buatan. tidak diterbitkan Mielke, P.W., Brier,G.W., Grant, L.O., Mulvey, G.J., and P.N. Rosenszweig, 1981: A Statistical Reanailis Climax I and II Wintertime Orographic Cloud Seeding Experiment. J. Appl. Meteor. 20, 643-658 DATA PENULIS UNTUNG HARYANTO, Masuk BPP Teknologi tahun 1981. S1 bidang Fisika, menyelesaikan S2 bidang Klimatologi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Sekarang sebagai Ahli Peneliti bidang Teknologi Modifikasi Cuaca. Tahun 1996 mendapat penghargaan ilmiah dari Pemerintah: Satya Lancana Wira Karya.