BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini beban

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya
limbah industri dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun
meskipun dalam konsentrasi yang masih rendah seperi bahan pencemar logam-logam berat :
Hg,Pb,Cd,As dan sebagainya. Sementara itu, di dalam lingkungan air tersebut atau bisa juga
disebut dengan perairan merupakan sumber yang penting bagi manusia untuk memenuhi akan
pangan. Dari 100% permukaan bumi 72% adalah perairan dan 10% dari luas perairan ini
adalah perairan pesisir yang mehasilkan 99% dari total tangkapan ikan didunia. Kawasan
perairan pesisir yang sangat produktif ini mengalami degradasi kualitas akibat berbagai
limbah yang dibuang ke perairan (Achmad.,R,2004).
Wilayah pesisir Indonesia memiliki potensi pembangunan yang begitu besar.Menurut
Dahuriet al., (1996) potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan secara
besar terdiri dari tiga kelompok:1) sumberdaya dapat pulih (renewable
resources),2)sumberdaya tidak dapat pulih (un – renewable resources) dan 3) jasa – jasa
lingkungan (environmental service).
Keberadaan logam berat merupakan polutan dalam sistem ekologi sangat berbahaya
bagi kehidupan lingkungan, khususnya bagi lingkungan perairan. Beberapa logam pencemar
lingkungan yang berbahaya adalan Kadmium, Timbal, Seng, Merkuri, Tembaga dan Besi
(Conel dan Miller, 1995). Adapun alasan pemilihan biota laut sebagai objek penelitian karena
sungai merupakan tempat yang paling mudah untuk membuang limbah yang akhirnya sampai
ke laut dan menjadi tempat terakumulasinya bahan pencemar. Di laut hidup sejumlah biota
laut seperti jenis ikan, udang, dan kerang, jika biota laut ini dikonsumsi manusia bahan
cemaran tersebut akan masuk ke tubuh manusia (Palar,H,1994). Untuk mengetahui apakah
biota laut yang dikonsumsi tersebut telah tercemar logam berat maka dilakukan pengukuran
konsentrasi logam berat tertentu pada jenis biota laut tersebut.
Dalam penelitian ini, dilakukan suatu perbandingan kandungan logam tembaga (Cu),
besi (Fe) dan Seng (Zn) didalam daging kerang bulu yang berasal dari pasar Belawan dan
Tanjungbalai.
1.2.
Permasalahan
Universitas Sumatera Utara
1.
Apakah ada kandungan logam Tembaga (Cu), Besi (Fe), dan Seng (Zn) didalam
daging kerang bulu yang berasal dari pasar Belawan dan Tanjungbalai.
2.
Bagaimana perbandingan kadar logam Cu, Fe, dan Zn yang terdapat pada daging
kerang bulu di pasar Belawan dan pasar Tanjungbalai.
3.
Apakah kadar logam Cu, Fe, dan Zn dalam daging kerang bulu memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI)
1.3.
Pembatasan Masalah
1.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan daging kerang bulu pada pasar
Belawan dan pasar Tanjungbalai.
2.
Penentuan kandungan logam Cu, Fe, Zn dilakukan secara Spektrofotometri Serapan
Atom.
3.
Destruksi sampel dilakukan dengan menggunakan destruksi kering dan destruksi
basah
1.4.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui perbandingan kandungan logam Cu, Fe, Zn dalam daging kerang
bulu yang berasal dari pasar Belawan dan pasar Tanjungbalai.
2.
Untuk mengetahui apakah daging kerang terebut diatas SNI sebagai bahan pangan
yang layak untuk dikonsumsi.
1.5.
Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
yang bermanfaat bagi masyarakat tentang kandungan logam berat khususnya logam berat
Cu, Fe dan Zn berbahaya bagi kesehatan dan seberapa aman daging kerang bulu yang
berasal dari kedua wilayah tersebut dapat dikonsumsi.
1.6.
Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dan untuk analisa kuantitatif dilakukan di
Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.
1.7.
Metodologi Penelitian
1.
Sampel kerang bulu diambil secara acak dari pasar Belawan dan Tanjungbalai
kemudian dagingnya dikeluarkan untuk didestruksi.
2.
Sampel daging kerang terlebih dahulu dikeringkan didalam cawan porcelen.
3.
Destruksi sampel daging kerang dilakukan dengan destruksi kering dengan
pemanasan dalam tanur pada suhu 550 – 6000C selama 3 jam dan dilanjutkan
dengan destruksi basah menggunakan HNO3(p),, dan H2O2 30% untuk melarutkan
logam Cu, Zn, dan Fe.
4.
Uji kuantitatif untuk kandungan Cu, Zn, dan Fe pada daging kerang dilakukan
dengan metode SSA dengan λspesifik = 324,8 nm untuk logam Cu, λspesifik = 213,9 nm
untuk logam Zn, dan λspesifik = 248,3 nm untuk logam Fe.
Universitas Sumatera Utara
Download