kajian evaluasi penerapan pasal 9 undang

advertisement
KAJIAN EVALUASI PENERAPAN PASAL 9 UNDANGUNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA
KONSTRUKSI MENGENAI KEWAJIBAN SERTIFIKASI
BAGI TENAGA AHLI KONSTRUKSI
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung
Oleh
YOEL WARMAN
NIM : 25005012
Program Studi Manajemen Rekayasa Konstruksi
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2008
HALAMAN PENGESAHAN
KAJIAN EVALUASI PENERAPAN PASAL 9 UNDANGUNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA
KONSTRUKSI MENGENAI KEWAJIBAN SERTIFIKASI
BAGI TENAGA AHLI KONSTRUKSI
Oleh
Yoel Warman
NIM : 25005012
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pengutamaan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui
Tim Pembimbing
Tanggal: .......................................
Pembimbing I
( Dr. Ir. Krishna S. Pribadi )
ABSTRAK
KAJIAN EVALUASI PENERAPAN PASAL 9 UNDANGUNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA
KONSTRUKSI MENGENAI KEWAJIBAN SERTIFIKASI
BAGI TENAGA AHLI KONSTRUKSI
Oleh
Yoel Warman
NIM : 25005012
Tujuan Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (UUJK)
adalah memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk
mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil
pekerjaan konstruksi yang berkualitas untuk menghadapi persaingan global. Salah
satu cara untuk mencapai tujuan tersebut diatur pada pasal 9 UUJK yang
mewajibkan perencana, pengawas dan pelaksana konstruksi orang perseorangan
harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA). SKA adalah hasil sertifikasi atau tanda
bukti bahwa tenaga kerja telah mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk
keahlian tertentu di bidang jasa konstruksi.
Mengingat pentingnya sertifikasi tenaga ahli tersebut, maka perlu dilakukan
evaluasi penerapan kewajiban sertifikasi bagi tenaga ahli konstruksi yang telah
berjalan sampai saat ini. Evaluasi yang dilakukan meliputi gambaran umum
penerapan sertifikasi, fenomena dan dampak yang terjadi sejak dikeluarkannya
UUJK. Informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan hal tersebut nantinya akan
dikumpulkan lebih lanjut dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner
yang dilakukan di dua kota yaitu Kota Bandung dan Kota Pekanbaru, tetapi
penelitian lebih difokuskan kepada masyarakat jasa konstruksi di Kota Bandung.
Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik
deskriptif yang memberikan penyajian data secara sederhana dan mudah dipahami
oleh pembaca dengan menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan
mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena.
Dari hasil pengolahan dan analisis data, disimpulkan bahwa dampak yang
diharapkan dari kebijkan mengenai kewajiban sertifikasi tenaga ahli konstruksi di
Indonesia telah dirasakan oleh individu tenaga ahli konstruksi, sedangkan dampak
yang diharapkan secara global belum tercapai karena pengadaan SKA menjadi
lain tujuannnya yaitu hanya sekedar untuk memenuhi syarat tender sehingga
terjadi “jual beli” SKA yang mengakibatkan kompetensi tidak terjamin. Dengan
adanya fenomena “jual beli” SKA, maka perlu dibuat kebijakan yaitu untuk
membatasi tenaga kerja yang wajib memiliki Sertifikat Keahlian. Kebijakan ini
dapat mengacu kepada sistem sertifikasi di negara lain yang memiliki sistem
sertifikasi tenaga ahli yang hampir sama dengan yang sedang berjalan di
Indonesia, sehingga tidak perlu terjadi perubahan yang sangat signifikan
Kata kunci: Sertifikasi, Tenaga ahli konstruksi, Sertifikat Keahlian (SKA).
ABSTRACT
THE EVALUATION STUDY FOR APPLYING LAW OF THE
REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 18 YEAR 1999 ARTICLE 9
ON CONSTRUCTION SERVICE ABOUT OBLIGATION
CERTIFICATION FOR PROFESSIONAL CONSTRUCTION
ENGINEER
By
YOEL WARMAN
250 05 012
The purpose of Construction policy (UUJK) No.18/1999 is to give a direction for
construction growth and development in making realization of a strong, reliable, and
competitive of business and qualified construction work to face the global competition.
One way to fullfill that purpose is regulated in UUJK article 9 which obligated the
designers, the controllers, and the contractors to have a certificate about their skills
(SKA). SKA is a certificate or an evidence that indicated the labors have the ability and
competency for certain skills in construction industries.
Considering the importance of that certificate, an evaluation for implementation of
certificate obligation for construction labor must be done. The evaluation includes
general condition of the implementation, phenomenas, and the effects since UUJK has
been released. The information that is needed to explain those things will be collected
later by using interview and quizionaire method which will be done in two cities,
Pekanbaru and Bandung, but the study will be focused in construction in Bandung. The
next step is data analysis using descriptive statistic method which will make the data
simpler and understandable by giving explanation about the data or phenomena or
condition.
Using the result of data analysis, it can be concluded that the expected effect from the
obligation of construction certification in Indonesia has been a spirit for construction
skilled labor, else the global effect has not been reached because SKA is only be used for
tender requirements. This thing leads to a SKA “trading” which cause unqualified
competence. Because of SKA “trading” phenomena, there must be a regulation to limit
the amount of labors that should have the certificate. This regulation can refer to other
countries’ regulation which has the same certification system with Indonesia so there will
not be many changes in our system.
Keyword: certification, construction skilled labor, skill certificate (SKA).
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta
ada pada penulis dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin
Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul Kajian Evaluasi Penerapan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi Mengenai
Kewajiban Sertifikasi Bagi Tenaga Ahli Konstruksi Di Indonesia sebagai syarat
untuk menyelesaikan studi pada Program Magister Teknik Sipil Institut Teknologi
Bandung.
Bersama dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Dr. Ir. Krishna S. Pribadi, yang telah membimbing penulis dengan
kesabarannya, memberikan waktu dan pikiran selama penyusunan Tugas
Akhir ini.
2.
Bapak. Dr. Ir. Biemo W. Soemardi, Ibu Dr. Ir. Reini D. Wirahadikusumah,
Bapak. Dr.Ir. M. Abduh, Bapak. Prof. Dr. Ir. Rizal Z.Tamin, Ibu Dr. Ir. Puti
Farida Marzuki, Bapak. Dr. Ir. Purnomo Soekirno, yang telah memberi
kontribusi sangat besar pada Seminar I, Seminar II, Sidang Tugas Akhir dan
proses belajar mengajar selama penulis menempuh pendidikan di Program
Studi Magister Teknik Sipil, Pengutamaan Manajemen dan Rekayasa
Konstruksi, Intitut Teknologi Bandung.
3.
Kedua orang tua, Istri tercinta, Anakku yang sudah 6 bulan di dalam rahim
Istriku tercinta, Adik-adik atas doa, dorongan dan dukungannya, baik moral
maupun materi.
4.
Bapak/Ibu responden yang tidak dapat saya sebutkan namanya yang telah
ikut berpartisipasi pada pelaksanaan penelitian ini.
5.
Rekan-rekan MRK angkatan 2005 yang seiring sejalan saling membantu,
baik bantuan tenaga maupun pikiran selama perkuliahan dan penyusunan
Tugas Akhir ini.
6.
Bapak-bapak dan ibu-ibu di Sekretariat S2 Teknik sipil dan Laboratorium
MRK, Bu Ani, Bu Ida , Pak Totok, Mbak Yuni dan Pak Enang.
7.
Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan dan bantuan yang telah Bapak/Ibu, Saudara/Saudari berikan
mendapat balasan yang berlimpah dari Allah S.W.T.
Bandung,
Februari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAAN .......................................................................... iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xiv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
I.2. Rumusan Permasalahan ................................................................................. 4
I.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
I.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
I.5. Ruang Lingkup Studi ..................................................................................... 5
I.6. Metoda Penelitian .......................................................................................... 5
I.7. Sistematika Penulisan Tesis ........................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
II.1. Umum........................................................................................................... 10
II.2. Lisensi dan Sertifikasi Profesi...................................................................... 10
II.2.1. Pengertian Lisensi dan Sertifikasi Profesi........................................ 10
II.2.2. Dampak Penerapan Kebijakan Lisensi dan Sertifikasi Profesi ........ 12
II.3. Serifikasi Tenaga Ahli di Bidang Jasa Konstruksi di Indonesia .................. 20
II.3.1. Sertifikasi Tenaga Ahli Konstruksi di Indonesia ............................. 26
II.3.2. Penerapan Kepemilikan Sertifikat Keahlian (SKA) di Indonesia.... 30
II.3.3. Tenaga Ahli Konstruksi dan Badan Usaha Jasa Konstruksi ............ 33
II.4. Sertifikat Profesi Untuk Pekerjaan di Bidang Energi Dan Sumber Daya
Mineral ......................................................................................................... 31
II.5. Penerapan Kepemilikan Sertifikat Profesi di Bidang Konstruksi di Luar
Negeri........................................................................................................... 32
II.5.1. Sertifikasi Tenaga Ahli Konstruksi di Amerika Serikat (USA)....... 32
II.5.2. Sertifikasi Tenaga Ahli Konstruksi di Australia ............................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Program Rencana Penelitian ........................................................................ 42
III.1.1. Gambaran umum mengenai penerapan kewajiban sertifikasi
bagi tenaga ahli konstruksi di Indonesia. ......................................... 43
III.1.2. Fenomena yang berkembang semenjak dikeluarkannya Undangundang jasa konstruksi tahun 1999 mengenai kewajiban
sertifikasi bagi tenaga ahli konstruksi di Indonesia. ........................ 43
III.1.3. Dampak yang dirasakan oleh setiap pihak yang berhubungan
dengan kewajiban sertifikasi bagi tenaga ahli konstruksi di
Indonesia. ......................................................................................... 44
III.2. Perencanaan Survei ...................................................................................... 46
III.2.1. Tujuan Survei ................................................................................... 46
III.2.2. Responden ........................................................................................ 46
III.2.3. Penentuan Sampel ............................................................................ 47
III.2.4. Perancangan Kuesioner.................................................................... 48
III.3. Pengolahan data survei................................................................................. 49
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
IV.1. Penyebaran Kuesioner ................................................................................. 51
IV.2. Uji Validasi .................................................................................................. 51
IV.3. Informasi tentang responden........................................................................ 53
IV.3.1. Pendidikan responden ...................................................................... 53
IV.3.2. Jabatan responden ............................................................................ 54
IV.3.3. Pengalaman kerja responden............................................................ 54
IV.3.4. Kualifikasi perusahaan kontraktor ................................................... 55
IV.3.5. Bidang usaha perusahaan kontraktor ............................................... 56
IV.3.6. Usia perusahaan kontraktor.............................................................. 57
IV.4. Analisis dan Pembahasan............................................................................. 58
IV.4.1. Gambaran umum kewajiban sertifikasi bagi tenaga ahli
konstruksi di Indonesia .................................................................... 58
IV.4.2. Fenomena yang berkembang semenjak dikeluarkannya Undangundang jasa konstruksi tahun 1999 mengenai kewajiban
sertifikasi bagi tenaga ahli konstruksi di Indonesia. ........................ 62
IV.4.3. Dampak yang dirasakan oleh setiap pihak yang berhubungan
dengan kewajiban sertifikasi bagi tenaga ahli konstruksi di
Indonesia. ......................................................................................... 74
BAB V PENERAPAN KEWAJIBAN SERTIFIKASI BAGI TENAGA
AHLI KONSTRUKSI DI INDONESIA
V.1. Dampak Lain Penerapan Kewajiban Kepemilikan Sertifikat
Keahlian (SKA)............................................................................................ 95
V.2. Usulan Penerapan kewajiban sertifikasi bagi tenaga ahli konstruksi di
Indonesia ...................................................................................................... 96
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan ................................................................................................ 100
VI.2. Saran ......................................................................................................... 101
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1.
Diagram Alir Metode Penelitian ................................................. 7
Gambar II.1.
Bagan Alir Proses Akreditasi dan Sertifikasi Tenaga
Ahli Konstruksi di Indonesia yang berlaku saat ini .................. 25
Gambar II.3.
Sistem Sertifikasi Tenaga Ahli di Australia............................... 40
Gambar III.1.
Program rencana penelitian evaluasi kewajiban sertifikasi
bagi tenaga ahli konstruksi di Indonesia .................................... 42
Gambar.IV.1.
Distribusi pendidikan responden Kota Bandung ....................... 53
Gambar.IV.2.
Distribusi pendidikan responden Kota Pekanbaru ..................... 53
Gambar.IV.3.
Distribusi jabatan kerja responden Kota Bandung..................... 54
Gambar.IV.4.
Distribus jabatan kerja responden Kota Pekanbaru ................... 55
Gambar.IV.4.
Distribus jabatan kerja responden Kota Bandung...................... 55
Gambar.IV.6.
Distribusi pengalaman kerja responden Kota Pekanbaru........... 56
Gambar.IV.7.
Kualifikasi responden dari perusahaan kontraktor di Kota
Bandung dan Kota Pekanbaru.................................................... 57
Gambar.IV.8.
Bidang usaha responden dari perusahaan kontraktor
di Kota Bandung dan Kota Pekanbaru ....................................... 57
Gambar.IV.9.
Usia responden dari perusahaan kontraktor di Kota
Bandung dan Kota Pekanbaru.................................................... 58
Gambar IV.10. Sejak kapan tenaga ahli konstruksi memiliki sertifikat
keahlian ...................................................................................... 59
Gambar IV.11. Sejak kapan kontraktor memiliki tenaga ahli bersertifikat
keahlian ...................................................................................... 59
Gambar IV.12. Jumlah tenaga ahli bersertifikat yang dimiliki oleh
Kontraktor .................................................................................. 60
Gambar IV.13. Kualifikasi SKA tenaga ahli yang dimiliki oleh kontraktor....... 61
Gambar IV.14 Pengetahuan responden mengenai sertifikat keahlian
pemula ........................................................................................ 64
Gambar IV.15. Cara tenaga ahli memiliki Sertifiakt Keahlian ........................... 65
Gambar IV.16. Cara kontraktor memiliki tenaga ahli bersertifiakt
keahlian. ..................................................................................... 65
Gambar IV.17 Alasan tenaga ahli konstruksi tidak memiliki sertifikat
keahlian. ..................................................................................... 66
Gambar IV.18 Proyek yang pernah dikerjakan oleh kontraktor ........................ 67
Gambar IV.19 Perjanjian yang dilakukan kontraktor dengan tenaga ahli
yang akan dibiayai pengurusan sertifikat keahlian ................... 68
Gambar.IV.21. Kontraktor yang pernah membeli Sertifikat Keahlian tanpa
mengikuti ujian kompetensi ....................................................... 70
Gambar.IV.22. Pengaruh kepemilikan SKA dengan besaran upah
yang diterima.............................................................................. 71
Gambar.IV.23. Jumlah tenaga ahli bersertifikat keahlian yang biasanya
dipersyaratkan untuk satu proyek konstruksi............................. 73
Gambar IV.24. Pernahkah kontraktor mempekerjakan tenaga ahli
yang berbeda dengan yang mereka ajukan pada dokumen
penawaran .................................................................................. 76
Gambar IV.25. Pernahkah kontraktor memanfaat informasi yang tersedia
di LPJK dan Asosiasi Profesi dalam melakukan perekrutan
tenaga ahli .................................................................................. 83
Gambar IV.26. Instrumen yang digunkan kontraktor dalam menentukan
jenjang karir dan skala imbalan tenaga ahli yang dimiliki......... 84
Gambar IV.27. Pendapat responden kontraktor terhadap biaya pengurusan
Sertifikat Keahlian .................................................................... 86
Gambar IV.28. Besaran biaya untuk pengurusan Sertifikat Keahlian ................ 86
Gambar IV.29. Pembinaan yang berkelanjutan yang dilakukan oleh
Asosiasi Profesi kepada anggotanya .......................................... 87
DAFTAR TABEL
Tabel II.1.
Keuntungan dan kerugian kebijakan licensure and
Voluntary Certification in solar industry........................................ 15
Tabel II.2.
Manfaat Sertifikasi Tenaga Ahli Konstruksi Menurut
Asosiasi Profesi di Indonesia ........................................................... 17
Tabel II.3.
Manfaat memiliki PE license ........................................................... 19
Tabel II.4.
Penerapan kepemilikan sertifikat keahlian (SKA) untuk
pengadaan barang dan jasa pemerintah............................................ 29
Tabel II.5.
Statistik Tenaga Ahli & Sertifikat Tenaga Ahli 2007...................... 30
Tabel IV.1. Penyebaran Data di Kota Bandung dan Kota Pekanbaru................. 52
Tabel IV.2. Alasan owner swasta jarang mempersyaratkan SKA....................... 63
Tabel.IV.3. Alasan kontraktor membiayai pengurusan sertifikasi
tenaga ahli ........................................................................................ 68
Tabel IV.4. Tenaga ahli yang pernah meminta kenaikan gaji kepada
perusahaan tempat mereka bekerja .................................................. 72
Tabel.IV.5. Fenomena yang berkembang semenjak adanya kewajiban
sertifikasi bagi tenaga hali konstruksi di Indonesia ......................... 77
Tabel.IV.6. Daftar kontraktor yang telah teregistrasi di LPJK tahun
2006 dan 2007 .................................................................................. 91
Tabel.IV.7. Dampak yang terjadi adanya kewajiban sertifikasi bagi
tenaga hali konstruksi....................................................................... 92
Tabel V.1.
Biaya yang ditawarkan oleh konsultan pelayanan jasa
pengurusan Sertifikat Keahlian (SKA) ........................................... 95
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I.
Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nasional No. 71/KPTS/LPJK/D/VIII/2001 tentang Sertifikasi
dan Registrasi Tenaga Ahli Jasa Konstruksi
Lampiran II.
Asosiasi-asosiasi Profesi yang telah memiliki akreditasi dari
LPJK 200
Lampiran III.
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor.
09./LPJK Tahun 2005 tentang Penetapan dan Pemberlakukan
Bakuan Kompetensi
Lampiran IV.
Bidang dan sub bidang yang ditangani oleh asosiasi yang telah
diakreditasi oleh LPJK tahun 2007
Lampiran V.
Statistik Tenaga Ahli & Sertifikat Tenaga Ahli Berdasarkan
Propinsi 2007
Lampiran VI.
Statistik Tenaga Ahli & Sertifikat Tenaga Ahli Propinsi Jawa
Barat 2007
Lampiran VII. Statistik Sertifikat Tenaga Ahli Berdasarkan Asosiasi 2007
Lampiran VIII. Kuesioner untuk Pengguna Jasa
Lampiran IX.
Kuesioner untuk Kontraktor
Lampiran X.
Kuesioner untuk Tenaga ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian
Lampiran XI.
Kuesioner untuk Tenaga ahli yang belum memiliki Sertifikat
Keahlian
DAFTAR PUSTAKA
1. Carroll, Sidney L. and Gaston, Robert J. (1983), ‘Occupational Licensing and
the Quality of Service: An Overview’, Law and Human Behavior.
2. Carroll, Sidney L. and Gaston, Robert J. (1981a), ‘Occupational Licensing and
the Quality of Service Received: Some Evidence’, Southern Economic
Journal.
3. Ginsberg, Paul B. and Moy, Ernest (1992), ‘Physician Licensure and the
Quality of Care’, Regulation.
4. Fachruddin, Fauzi 14 mei 2007,’Sertifikasi dalam Standar Keahlian’, Suara
Merdeka, www.suaramerdeka.com/harian, didownload tanggal 3 juli 2007
5. Haug, Marie (1980), ‘The Sociological Approach to Self-Regulation’, in Blair,
Roger D. and Rubin, Stephen (eds), Regulating the Professions, Lexington
Books, Lexington, Massachusetts.
6. Keputusan LPJK No. 71/KPTS/LPJK/D/VIII/2001 tentang Sertifikasi dan
Registrasi Tenaga Ahli Jasa Konstruksi
7. Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:
339/KPTS/M/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi
Oleh Instansi Pemerintah
9. Keputusan Direksi PT.PLN No. 019 . K/010/DIR/2004 tentang sertifikasi
badan usaha jasa konstruksi pekerjaan bidang elektrikal (SBU-E) dan
penanggung jawab teknik (PJT)
10. Komentar, Harian 19 mei 2006,’Laporan FAJAKON didalami Polda’,
www.hariankomentar.com/arsip, didownload tanggal 3 juli 2007
11. Maurizi, A. (1980), ‘The Impact of Regulation on Quality: The Case of
California Contractors’, in Occupational Licensure and Regulation,
Washington, DC, American Enterprise Institute.
12. Mickie S. Rops (2002), ‘Credentialing, Licensure, Certification, Accreditation,
Certificates’
13. Morris M. Kleiner (2006),’ Licensing Occupations, Ensuring Quality or
Restricting Competition?’, W.E. Upjohn Institute for Employment
Research,Kalamazoo, Michigan
14. Institut Teknologi Bandung, 13 maret 2006, ’Sertifikasi Keahlian, Tanggung
Jawab Moral Pelaku Kontruksi’, www.its.ac.id/berita.php, didownload tanggal
3 juli 2007
15. Parker, W.L (2002),’Costs and benefits of practitioner certification or
licensure for the solar industry’
16. Peraturan LPJK No.11 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
17. Peraturan pemerintah no 28 tahun 2000 tentang usaha dan peran masyarakat
jasa konstruksi
18. Phelan, J.J. (1974), Regulation of the Television Repair Industry in Louisiana
and California: A Case Study, US Government Printing Office.
19. Rakyat, Pikiran 25 juli 2005,’ Revisi, Aturan Main Jaskon’, www.pikiranrakyat.com, didownload tanggal 3 juli 2007
20. Pusat Pembinaan Keahlian Dan Teknik Konstruksi., Kajian Pengembangan
Standar Kompetensi Konstruksi Nasional., BPK-SDM Departemen Pekerjaan
Umum., 2006.
21. Stevens, Rosemary A. (1986), ‘The Future of the Medical Profession’, in
Ginzberg, Eli (ed.), From Physician Shortage to Patient Shortage: The
Uncertain Future of Medical Practice, Second Conference on Health Policy,
Cornell University Medical College. Boulder, CO, Westview Press.
22. Suprobo, Priyo 13 maret 2007,’Siapa yang BIsa Dipercaya Mensertifikasi
Tenaga Ahli Teknik?’, www.gib.or.id/buletin.php, didownload tanggal 3 juli
2007
23. Surat Edaran Nomor: IK.02.05-Mn/135 Perihal Pengadaan Jasa Konstruksi
Tahun Anggaran 2003 di lingkungan Departemen KIMPRASWIL
24. Surat Edaran Nomor: 03/SE/M/2005 Perihal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
untuk Instansi Pemerintah TA 2005
25. Surat Keputusan No. 88/KPTS/D/IX/2005 tentang Sertifikat Keahlian Pemula.
26. Surat Edaran Nomor: 08/SE/M/2006 Perihal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
untuk Instansi Pemerintah TA 200
27. Svorny, Shirley (1993), ‘Advances in Economic Theories of Medical
Licensure, Federation Bulletin’, Journal of Medical Licensure and Discipline.
28. Svorny, Shirley (1999), ‘Licensing, Market Entry Regulation’.
29. Undang-undang no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Download