BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka Dalam bab ini akan dibahas kajian pustaka dan kerangka pemikiran yang akan dilaksanakan oleh penulis, serta dilengkapi dengan beberapa teori sebagai bahan pertimbangan dalam sistem secara umum (Grand Teory) yang membahas manajemen secara umum, teori-teori pembantu (Middle Teory) tentang manajemen pemasaran serta konsep-konsep mengenai sistem informasi yang berhubungan dengan E-commerce dalam upaya peningkatan hasil penjualan di butik Radestri. 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari defenisi tersebut sudah terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses, bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Definisi lain mengenai manajemen menurut Luther Gulick ( 2012 : 9 ), Manajemen adalah sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapadan bagaimana manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan 11 12 dan membuat sistem kerjasma ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Gulick manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori. 2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi- fungsi tertentu, salah satu klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Hendri Fayol, yang menyatakan bahwa perencanaan, pengorganisasisan, pemberian perintah dan pengawasan adalah fungsi-fungsi utama. Berikut ini penjelasan mengenai lima fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) adalah sebagai berikut : a) Pemilihan dan perencanaan tujuan organisasi. b) Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Pengorganisasian (Organizing) adalah sebagai berikut : a) Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai organisasi b) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan membawa ke arah tujuan c) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. 13 3. Penyusunan Personalia (Staffing) adalah penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental, phisik dan emosional untuk posisi-posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan,deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. 4. Pengarahan (Directing) adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkandan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. 5. Pengawasan (Controlling) adalah penemuan, penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali. 2.1.3 Tingkatan Manajemen Menurut Robert N.Antony (2012 : 8), menyatakan ada tiga tingkat atau level manajemen, yaitu : 1. Manajemen Lini Puncak Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara umum dan 14 menyeluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan lain-lain organisasi dan masyarakat. 2. Manajer Lini Tengah Manajemen lini tengah (manajemen taktis) ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan yang menggerakan organisasi mencapai sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah pelatihan personal, pertimbangan terhadap personal, pengadaan peralatan dan bahan yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis dalam mencapai keberhasilan kinerja. 3. Manajemen Lini Bawah Manajemen lini bawah juga disebut manajemen operasional. Tugas pentingnya adalah mengawasi dan mengatur personal berketrampilan teknis atau karyawan biasa. Para manajer pada tingkat ini mengusahakan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai prosedur dan metode yang sudah ditentukan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai rencana, sesuai jadwal waktu, hubungan manusia, pembiayaan dan pengawasan kualitas. 2.1.4 Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara 15 guna meningkatkan produktifitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanyamembentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasidigunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa pimpinan harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit.Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkat dan munculnya peraturan dari pemerintah. Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan pemecahan yang memadai. Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketerampilan tinggi dan berpengalaman serta memerlukan partisipasi dari para pimpinan organisasi. Banyak organisasi yang gagal 16 membangun SIM karena kurangnya perencanaan yang memadai, kurang personil yang handal, kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para pimpinan dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat. Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan membantu dalam pelaksanaan tugas.Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum pimpian dalam organisasi atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika. 2.1.5 Kemampuan Sebuah Sistem Informasi Manajemen Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi akan memungkinkan seorang pimpinan secara sistematis menganalisis masing-masing tugas organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer. SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat memiliki sejumlah 17 kemampuan jauh diatas sistem non komputer,dan kemampuan ini telah merevolusikan proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada. Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer yaitu pemrosesan data base, pemrosesan data tunggal, pemrosesan on-line atau real time, komunikasi data, pemasukan data jarak jauh dan up date file, pencarian records dan analisis, pencarian file dan algoritme dan model keputusan serta otomatisasi kantor. 2.1.6 Tujuan Sistem Informasi Manajemen a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi yang dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. 18 Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang. Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemprosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM, harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua pimpinan dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika. 2.1.7 Jenis-jenis Sistem Informasi 1. Transaction Processing System (TPS) Transaction Processing System adalah aplikasi sistem informasi yang mengambil atau mengumpulkan dan mengolah data tentang transaksi suatu proses bisnis. Salah satu dimensi TPS adalah data maintenance yang dapat meng-update data yang diperlukan. TPS dapat terus berkembang karena perkembangan dunia bisnis akan terus berkembang. Perkembangan bisnis akan memerlukan sistem yang terus berkembang pula. Perkembangan bisnis ini disebut Bisnis process redesign yaitu sebuah studi, analisis, dan redesign proses bisnis yang mendasar untuk mengurangi ongkos atau meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan. 19 Contoh TPS adalah: a. Airline reservation b. Bank deposit c. Customer returns d. Inventory procurement e. Order processing 2. Management Information System (MIS) MIS adalah suatu aplikasi sistem informasi yang menyediakan laporan informasi terpadu bagi pihak manajemen. MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data dari banyak sumber, termasuk didalamnya Transaction Processing System. MIS menyajikan informasi yang detail, rangkuman informasi dan informasi terpilih. MIS merupakan salah satu elemen manajemen yang dirasa penting oleh banyak perusahaan oleh karena itu pengembangan MIS akan terus dapat berlanjut. Contoh Management Information System adalah: a. Budget forecasting and analysis b. Financial reporting c. Inventory reporting d. Material requirement planning e. Salary analysis 3. Decision Support System (DSS) Decision Support System adalah salah satu aplikasi sistem informasi yang menyediakan informasi yang mendukung pengambilan keputusan kepada penggunanya. Jika pengguna DSS adalah seorang manajemen, maka program ini 20 disebut Executive Information System (EIS). DSS fokus pada penyediaan informasi yang berguna untuk mendukung pengambilan keputusan. DSS menyediakanalat bagi pengguna untuk mengakses data dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusannya. Beberapa pertimbangan yang diberikan oleh DSS adalah sebagai berikut: a. Identifikasi masalah. b. Identifikasi beberapa alternatif solusi. c. Akses informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau pengambilan keputusan. d. Analisis beberapa keputusan atau variabel yang akan mempengaruhi keputusan, yang biasa disebut ”what if-analysis”. e. Simulasi dari keputusan dan hasil yang akan diberikan. 4. Expert Systems Expert system merupakan perluasan dari decision support system. Expert system adalah suatu sistem informasi pengambilan keputusan yang mengambil dan meniru pengetahuan serta keahlian dari seorang expert problem solving atau decision maker dan kemudian berpikir dan bereaksi sesuai dengan seorang expert tadi. Expert system ditujukan untuk menduplikasi keahliandari seorang problem solver, manajer, profesional dan para teknisi. Para tenaga ahli ini sering menguasai pengetahuan dan keahlian yang tidak bisa dengan mudah diikuti dan digantikan oleh sembarang orang dalam sebuah organisasi. Expert system meniru logika dan pemikiran dari seorang ahli dalam bidang mereka masing-masing. Hal itu dibutuhkan agar orang lain yang bukan seorang ahli dapat mengetahui 21 pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh seorang ahli. Berikut adalah contoh dari penggunaan expert system yaitu Industri makanan menggunakan expert system untuk menyimpan keahlian dari seorang ahli yang sudah mendekati masa pension. 5. Office Automation and Work Group System Office Automation (OA) System mendukung pekerjaan pada suatu perusahaan secara luas, biasanya digunakan untuk meningkatkan aliran pekerjaan dan komunikasi antar sesama pekerja, tidak peduli apakah pekerja tadi berada di satu lokasi yang sama ataupun tidak. Office automation system digunakan untuk mendapatkan semua informasi bagi yang membutuhkannya. Office automation berfungsi dalam word processing, elctronic message, work group computing, work group scheduling, facsimile processing, imaging and electronic documents, and work flow management. Office automation system dirancang baik untuk individu maupun kelompok. Personal information system dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari single user. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas individu. Contoh dari personal information system adalah Microsoft’s Office Professional, IBM’s Lotus SmartSuite, Corel’s PerfectOffice, dan lain-lain. Work group information systems dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari sebuah kelompok kerja. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas dari suatu kelompok kerja. 22 2.1.8 Sistem Informasi Penjualan Sistem Informasi Penjualan adalah sub sistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya tagihan/piutang dagang. Terdapat beberapa cara dalam menjual. Untuk itu sistem yang diaplikasikan disesuaikan dengan operasi dilapangan. Dalam pembahahan ini akan membahas pada sebuah perusahaan dagang yang teridentifikasi beberapa jenis penjualan di perusahaan ini yaitu ; Penjualan langsung yaitu penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan langsung dikirim ke customer. Penjualan stock gudang yaitu penjualan barang dari stock yang telah tersedia di gudang. Penjualan kombinasi (langsung+stock) yaitu penjualan dengan mengambil barang sebagian dari supplier dan sebagian dari stock yang tersedia di gudang. 2.1.9 Data Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah. 23 Penyimpan data Pengolah Data ` Informasi Gambar 2.1 Transformasi data menjadi informasi Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau lebih tepatnya, sistem pengolahan 1 data dari bentuk tak berguna menjadi berguna atau informasi bagi penerimanya. Analogi bahan baku terhadap barang jadi memperlihatkan konsep bahwa informasi bagi seseorang mungkin dipandang sebagai data mentah oleh orang lain. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang sederhana sampai keputusan strategi jangka panjang. 2.1.10. Jenis Data Data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit-unitnya. Untuk keperluan penulisan dikertas atau laporan pemasukan data komputer, maka data dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu (1) data statis dan (2) data dinamis. Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, tempat), kode-kode nomor (Nomor : KTP, Rekening, No. Pegawai/NIP, NRP). Data dinamis adalah jenis 24 data yang selalu berubah baik dalam frekuensi waktu yang singkat (harian) atau agak lama (semesteran). Data tersebut sering dikatakan peremajaan (updating) data. Data tersebut misalnya data tabungan, data gaji, data kepangkatan/golongan dan sebagainya. Pada pemasukan dan pengolahan data, kedua data tersebut umumnya bergabung dalam satu masukan (entry) atau kelompok data yang disimpan. 2.1.11 Sumber Data Berdasarkan sumbernya maka data dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu (1) data internal dan (2) data eksternal. Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, yaitu organisasi pusat dan cabang-cabangnya. Data eksternal adalah data yang di berasal dari bersumber yang berada diluar organisasi itu sendiri. Berdasarkan isinyamaka baik data internal dan data eksternal dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu (1) catatan kegiatan, (2) hasil penelitian, (3) data lingkungan, dan (4) data peraturan. 25 2.1.11.1 Data Kegiatan Setiap organisasi mempunyai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan baik oleh perorangan maupun unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan itu perlu direkam untuk dipergunakan sebagai bahan laporan, informasi, penelitian, perencanaan, penilaian, pengawasan dan lain-lain. Sesuai dengan kegiatan yang didukungnya maka data kegiatan dapat dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu (1) data kegiatan substantif dan (2) data kegiatan fasilitatif. Kegiatan substantif adalah kegiatan pokok yang menjadi fungsi utama kantor atau organisasi. Perbedaan kegiatan antara berbagai macam organisasi sesungguhnya adalah pada kegiatan substantifnya. Perbedaan kegiatan substantif ini pulalah terjadi perbedaanperbedaan kegiatan sistem informasi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, antara satu subsistem informasi yang ada pada suatu organisasi dengan subsistem informasi yang ada pada organisasi lain. Kegiatan fasilitatif adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat mendukung kegiatan pokok (substantif) pada organisasi.Semua organisasi pasti mempuyai unit-unit kegiatan fasilitatif tetapi berbeda-beda pada kegiatan substantif, karena kegiatan substantif adalah kegiatan pokok yang menjadi tujuan utama suatu organisasi didirikan. Untuk mendukung kegiatan fasilitatif maka unit kerja yang bersangkutan memerlukan data. Data kegiatan fasilitatif adalah data yang tercatat atau terekam sebagai hasil dari kegiatan fasilitatif atau data yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan fasilitatif atau kegiatan pendukung pada suatu 26 organisasi. Data kegiatan sangat penting bagi organisasi. Data tersebut dapat disamakan dengan darah bagi makhluk hidup. 2.1.11.2. Data Hasil Penelitian Hasil penelitian merupakan data yang penting bagi organisasi, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Hasil penelitian cenderung disebut data, karena untuk dapat digunakan lebih lanjut oleh unit-unit (fungsi) organisasi secara spesifik masih harus diubah terlebih dahulu bentuknya sesuai keperluan. Hasil penelitian dapat digolongkan dalam data internal dan eksternal, atau untuk mudahnya dapat disebut sebagai hasil penelitian internal dan eksternal. Hasil penelitian internal adalah hasil dari penelitian terhadap masalah-masalah dalam organisasi sendiri. Penelitian internal dapat dikerjakan oleh organisasi sendiri atau organisasi penelitian luar yang ditunjuk. Hasil penelitian eksternal adalah hasil penelitian terhadap masalah-masalah diluar organisasi sendiri. Setiap organisasi memerlukan data dan informasi mengenai berbagai masalah atau kegiatan yang bersumber dari luar organisasi. Data tersebut disebut data eksternal dan informasinya disebut informasi eksternal. 2.1.11.3. Data Lingkungan Data lingkungan yaitu data yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dan yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Data tersebut banyak terdapat di media cetak seperti buku, majalah, koran dan lain-lain. Media-media ini ada yang memang khusus membuat data dan informasi mengenai berbagai masalah khusus 27 untuk keperluan kegiatan manajemen pada berbagai organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta. Data tersebut secara umum dapat dikatakan meliputi bidang ekonomi, keuangan,pertanian, industri, perdagangan, politik, sosial, budaya, iptek, kependudukan, hankam, dan lain-lain. 2.1.11.4 Data Peraturan Data penting lainya yangsangat berguna sebagai alat bantu dalam pekerjaan manajemen dan pekerjaan operasional adalah bahan-bahan peraturan. Data peraturanitu ada yang internal dan eksternal. Dalam pekerjaansistem informasi, data dalam bentuk peraturan tersebut disimpan secara sistematis dan aman agar dapat dicari dengan cepat bila sewaktu-waktu diperlukan. Tetapi untuk memasukan seluruh data atau seluruh isi peraturan ke dalam data komputer akan memakan biaya terlalu banyak, walupun untuk satu bidang kegiatan sekalipun. 2.1.12 SCM (Supply Chain Management) 2.1.12.1 Definisi SCM (Supply Chain Management) Menurut Simchi-Levi mendefinisikan Supply Chain Management (SCM) sebagai berikut (2012:1): “Is set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations and at the right time, in order to minimize system wide cost while satisfying service level requirements.” Menurut Hanfield dalam bukunya Supply Chain Redesign (2012:8) mendefinisikan SCM sebagai berikut: “Is the integration and management of 28 supply chain organization and activities through cooperative organization relationship, effective business process, and high levels of information sharing to create high-performing value systems that provide member organizations a sustainable competitive advantage”. 2.1.12.2 Tujuan SCM (Supply Chain Management) Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan : 1. Untuk melakukan efektifitas dan efisiensi mulai dari suppliers, manufacturers, warehouse dan stores. Tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Salah satu dampak yang kerapkali terjadi adalah “Bullwhip effect”. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi dalam pertukaran informasi antara toko retail, distributor dan perusahaan. Disatu sisi ketika manajer toko retail melihat peningkatan permintaaan dari konsumen sejumlah 100 unit maka peningkatan 100 unit ini akan ditangkap distributor sejumlah 500 unit dan perusahaan akan menangkap perningkatan permintaan tersebut sebesar 2500 unit. Kalau kita memperhatikan, informasi jumlah 100 itu dapat sampai ke pihak perusahaan bagaikan bola salju yang menggelundung dari atas kebawah yang semakin lama semakin besar. Dan hal ini akan menjadi lebih kacau lagi kalau pemenuhan kebutuhan itu ditangkap pada waktu yang sudah berjalan cukup lama. 2. SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. 29 3. SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada customer. Dalam kurun waktu dewasa ini keinginan customer lebih cepat mengalami perubahan, hal ini dapat kita lihat dari ragam produk yang ada dalam pasaran. Hal ini membuat perusahaan harus dapat mengatur secara baik persediaan yang dimiliki perusahaan, karena dengan perubahan jumlah permintaan terhadap produk tertentu akan membuat perubahan terhadap kebijakan perusahaan untuk persediaan, dalam hal ini salah satunya adalah menentukan tingkat pemesanan kembali. Supply Chain Management berbicara mengenai bagaimana mengatur pemasokan barang terhadap perusahaan. Namun SCM bukan hanya berbicara mengenai pemasokan barang secara sederhana. SCM berbicara mengenai cara untuk mengintegrasikan rantai pasokan barang sampai pendistribusian barang ketangan pelanggan akhir. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat kompleks, karena begitu banyak pihak yang terlibat dalam perjalanan dari supplier, perusahaan, distributor sampai ke pengguna akhir . Menurut Ramalhinho (October, 2012) dalam artikelnya : “Supply Chain Mangement: an opportunity for Metaheuristic” mengatakan sehubungan dengan dunia industri: “The increasing need of industry to compete with its product in global market, across cost, quality and service dimension, has driven the need to develop logistic systems more efficient than those traditionally employed”. Jadi dapat disimpukan bahwa sistem persediaan yang baik semakin dibutuhkan dalam persaingan global. 30 Pemain utama dalam Supply Chain Management (SCM) Supply Chain menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari supplier sampai pelanggan, dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan supply chain yang sangat kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang yang terlibat dalam supply chain: 1. Supplier (chain 1) Rantai pada supply chain dimulai dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang. 2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2) Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering. 3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3) Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar. 4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4) Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil 31 produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas. 5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-45). Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain dalam konteks ini sebagai end-user. 2.1.12.3. Hambatan pada SCM (Supply Chain Management) SCM merupakan sesuatu yang sangat kompleks sekali, dimana banyak hambatan yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam implementasinya memang membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan sampai tahap evaluasi dan continuous improvement. Selain itu implementasi SCM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang ada. Berikut ini merupakan hambatan-hambatan yang akan dialami dalam implementasi SCM yang semakin menguatkan argument bahwa implementasi SCM memang membutuhkan dukungan berbagai pihak : 1. Incerasing Variety of Products. Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada customer (customer oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian segment pada customer, maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segment tertentu. 32 Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari masingmasing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan dari konsumen. 2. Decreasing Product Life Cycles. Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran. 3. Increasingly Demand Customer. Supply chain management berusaha mengatur (manage) peningkatan permintaan secara cepat, karena sekarang customer semakin menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk yang standart (customize). 4. Fragmentation of Supply Chain Ownership. Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini mebuat Supply chain mangement semakin rumit dan kompleks. 5. Globalization. Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia. 33 2.1.13. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran dalam buku "Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen (Kotle:2012)" adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan. 2.1.14 Human Resource Management (HRM) 2.1.14.1 Definisi HRM HRM disini terdiri dari 3 yaitu : 1. Sumber Daya Manusia 2. Keuangan 3. Sistem Menurut Wayne dan Awad, 1981:29 dalam kaitannya dengan penyerahan kewenangan sumber daya manusia, aspek pengembangan sumber daya manusia menjadi bagian penting dalam upaya mengelola sumber daya manusia secara keseluruhan. Pada hakekatnya pengembangan sumber daya manusia mempunyai dimensi luas yang bertujuan meningkatkan potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia, sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam organisasi. Pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya lainnya atau setidak- 34 tidaknya pengolahan dan pemakaian sumber daya organisasi dapat secara berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Siagian, 2012:182 Pengembangan sumber daya manusia merupakan keharusan mutlak bagi suatu organisasi dalam menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun dan terutama untuk menjawab tantangan masa depan . Kondisi “conditio sine quanon” ini dapat dikategorikan sebagai bentuk investasi yaitu human investasi. Menurut Handoko, 2013: 103 Meskipun program orientasi pengembangan ini memakan waktu dan dana, semua organisasi mempunyai keharusan untuk melaksanakannya, dan menyebut biaya-biaya untuk berbagai program tersebut sebagai investasi dalam sumber daya manusia. Ada dua tujuan utama dalam hal ini, pertama, pengembangan dilakukan untuk menutup “gap” antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang ditetapkan. Menurut Notoatmodjo, 1998:2-3 Pencapaian keselarasan tujuan tersebut tentunya harus ditempuh melalui suatu proses tahapan panjang yang dimulai dari perencanaan sampai dengan pengelolaan dan pemeliharaan potensi sumber daya manusia. Karena secara makro Pengembangan sumber daya manusia (human resourses development) merupakan suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia, yaitu mencakup perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia. 35 Dalam hal ini pengembangan sumber daya manusia mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian, sehingga dapat memegang tanggungjawab dimasa yang akan datang. Pada sisi lain pengembangan sumber daya manusia tidak hanya sebatas menyangkut internal sumber daya manusia sendiri (yaitu antara lain pengetahuan, kemampuan, sikap, tanggung jawab) namun juga terkait dengan kondisi eksternal, seperti lingkungan organisasi dan masyarakat. Hal ini tercermin dari tuntutan pengembangan sumber daya manusia sendiri yang pada dasarnya timbul karena pertimbangan: 1. Pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran, 2. Masyarakat selalu berkembang dinamis dengan mengalami pergeseran nilainilai tertentu, 3. Persamaan hak memperoleh pekerjaan, 4. Kemungkinan perpindahan pegawai yang merupakan kenyataan dalam kehidupan organisasional. Berbagai tuntutan tersebut secara bersamaan saling mempengaruhi pelaksanaan dan arah pengembangan sumber daya manusia, baik menyangkut internal manusianya maupun lingkungan eksternal. Pada bagian lain dalam skup organisasi, faktor yang mempengaruhi pengembangan sumber daya manusia ini dapat dibagi kedalam faktor internal yaitu mencakup keseluruhan kehidupan yang dapat dikendalikan organisasi, meliputi : 36 1. misi dan tujuan organisasi, 2. strategi pencapaian tujuan, 3. sifat dan jenis pekerjaan dan 4. jenis teknologi yang digunakan. Serta faktor eksternal, yang meliputi : 1. kebijaksanaan pemerintah, 2. sosio budaya masyarakat, 3. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara khusus dalam pengembangan sumber daya manusia yang menyangkut peningkatan segala potensi internal kemampuan diri manusia ini adalah didasarkan fakta bahwa seseorang karyawan akan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang untuk bekerja dengan baik dalam suksesi posisi yang ditemui selama karier. Dalam hal ini merupakan persiapan karier jangka panjang seseorang. Sehingga cakupan pengembangan sumber daya manusia selanjutnya adalah terkait dengan sistem karier yang diterapkan oleh organisasi dan bagaimana sumber daya manusia yang ada dapat mengakses sistem yang ada dalam rangka mendukung harapan-harapan kerjanya. 2.1.14.2 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba, atau dapat 37 juga dikatakan bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. 2.1.14.3 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. 2.1.14.4 Fungsi Manajemen Keuangan 1. Perencanaan Keuangan Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. 2. Penganggaran Keuangan Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. 3. Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. 4. Pencarian Keuangan Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. 38 5. Penyimpanan Keuangan Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman. 6. Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan. 7. Pemeriksaan Keuangan Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan. 2.1.15 Pengertian Manajemen Pemasaran 1. Manajemen Pemasaran menurut American Marketing Association adalah sebagai berikut: Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun organisasi. 2. Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler/Armstrong (2012:14), terjemahan Wilhelmus W. Bakowatun menyebutkan bahwa : “Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi”. 39 3. Manajemen Pemasaran menurut Buchari Alma (2013 : 130), yaitu: “Manajemen Pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dipemasaran”. 4. Manajemen Pemasaran menurut Lupiyo Adi (2012:6) dikatakan bahwa : “Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama”. 5. Manajemen Pemasaran menurut Philip William J. Shultz (dalam buku Prof. Dr. H. Buchari Alma, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”, (2013), Manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan. 2.1.15.1 Pengertian Pemasaran 1. Menurut Phillip Kotler, Pengertian Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. 2. Pendapat William J Stanton mengenai Pengertian Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 40 3. Muhammad Firdaus mengemukakan pengertian pemasaran, Pemasaranialah salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani (agribusinessman) dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival), untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Berhasilnya suatu usaha yang dijalankan tergantung pada keahliannya di bidang produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia. 4. Pengertian Pemasaran dalam The American Marketing Association, Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para konsumen. Dari pengertian pemasaran yang diungkapkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran ini meliputi aspek fisik dan nonfisik. Yang menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana mereka dibutuhkan merupakan aspek fisik, sedangkan aspek nonfisiknya yaitu para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual. 2.1.15.2 Perencanaan Pemasaran a. Pengertian Perencanaan Pemasaran Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (2013) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish 41 these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (2012) mengemukakan bahwa : “Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.” Definisi dari perencanaan pemasaran menurut Mc Donald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan pemasaran. Perencanaan ini merupakan urutan logis dan serangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran dan perumusan rencana untuk mencapai tujuannya. Perencanaan pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran. Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan. b. Manfaat Perencanaan Pemasaran 1. Mencapai koordinasi aktivitas yang lebih baik 2. Mengidentifikasi perkembangan yang diharapkan 3. Meningkatkan kesiapan organisasi untuk berubah 4. Meminimalkan respon tak rasional samapi respon yang tak diharapkan 5. Mengurangi konflik tentang ke mana seharusnya organisasi bergerak 6. Meningkatkan komunikasi 42 7. Mendesak manajemen untuk berpikir ke depan secara sistematis 8. Memperluas penyesuaian sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan peluang pilihan c. Masalah-masalah yang muncul akibat kurangnya perencanaan pemasaran 1. Peluang-peluang yang hilang untuk mendapatkan laba 2. Angka-angka yang tak berarti dalam rencana jangka panjang 3. Tujuan yang tidak realistis 4. Kurangnya informasi pasar yang dapat dilakukan 5. Perselisihan antar fungsional 6. Frustasi manajemen 7. Perkembangbiakan produk dan pasar 8. Pengeluaran promosi yang sia-sia 9. Penentuan harga yang terlalu membingungkan 10. Semakin melemah terhadap perkembangan bisnis 11. Hilangnya kendali terhadap bisnis 2.1.15.3 Konsep Dasar Manajemen Pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara: 1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah. 43 2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat. 3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda. 4. Lakukanlah menurut cara anda. 5. Andalah yang menentukan. 6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan. Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global. 1. Konsep produksi Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka. 2. Konsep produk Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri-ciri terbaik 44 3. Konsep penjualan Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. 5. Konsep pemasaran sosial Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 6. Konsep Pemasaran Global Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. 45 2.1.15.4 Proses Manajemen Pemasaran 1. Segmentasi Pasar Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu, perusahaan harus mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen tersebut kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen. 2. Market Positioning Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan, maka prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik pasar perusahaan yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang akan menghasilkan penjualan dan laba paling besar. Segmen pasar semacam ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu : 1. Berukuran cukup besar 2. Mempunyai potensi untuk berkembang terus 3. Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan saingan 4. Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, yang mana kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh perusahaan yang memilih segmen pasar tersebut. 3. Market Entry Strategy Market Entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang dijadikan pasar sasaran penjualan. 46 Strategi memasuki suatu segmen pasar dapat dilakukan dengan cara : Membeli perusahaan lain Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat, cara ini ditempuh apabila : Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang seluk beluk industri dari perusahaan yang dibeli Sangat menguntungkan untuk secepat mungkin memasuki segmen pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli. Perusahaan menghadapi macam-macam penghalang untuk memasuki segmen pasar yang bersangkutan melalui internal development, misalnya patent, economies of scale, saluran distribusi yang sulit dimasuki, biaya iklan yang mahal atau kesulitan bahan mentah. Internal Development Ada perusahaan-perusahaan yang lebih suka berkembang melalui usaha sendiri yaitu melalui research and development karena berpendirian bahwa hanya dengan cara inilah kepemimpinan dalam industri dapat dicapai. Kerjasama dengan perusahaan lain Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa resiko yang dipikul bersama, dan masing-masing perusahaan saling melengkapi skill dan resources. 3. Marketing Mix Strategy Marketing Mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat dipergunakan perusahaan untuk memepengaruhi tanggapan konsumen. Variabel- 47 variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 7P (product, Price, Place, Promotion, Participant, Prosess and People Physical evidence). 4. Timing Strategy Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik menetapkan objektif dan menyusun strategi pemasaran, ini tidaklah berarti bahwa perusahaan dapat segera memulai kegiatan pemasaran. Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan-persiapan baik dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian perusahan juga harus menentukan saat yang tepat bagi pelemparan barang dan jasa ke pasar. Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan perusahaan haruslah terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya di pasar. Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar dapat ditentukan kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan. Posisi bersaing dalam suatu industri meliputi : 1. Dominan (Dominant) Perusahaan ini mampu menegndalikan pesaing-pesaing yang lain serta memiliki banyak pilihan dalam menentukan strategi. 48 2. Kuat (Strong) Perusahaan ini mampu bertindak bebas tanpa membahayakan posisi jangka panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang mereka kehendaki. 3. Baik Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam strategi-strategi tertentu serta mempunyai peluang yang lebih diatas rata-rata untuk meningkatkan posisinya. 4. Sedang (Tenable) Prestasi perusahan cukup memuaskan untuk menjamin kelangsungan usahanya. Tetapi perusahaan ini sering kalah karena ulah perusahaan yang dominant serta untuk meningkatkan posisinya ia memiliki peluang yang kurang rata-rata industri. 5. Lemah (Weak) Perusahaan ini tampil dengan tidak memuaskan. Tetapi masih memiliki peluangpeuang perbaikan. Perusahaan ini harus mengubah diri, kalau tidak maka ia akan terpaksa keluar dari industri. 6. Tidak ada harapan (Non-Viable) Perusahaan ini berprestasi dengan sangat tidak memuaskan serta memiliki peluang-peluang untuk perbaikan. 49 ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN MARKET STRATEGY AKTIVITAS SEGMENTING PEMASARAN TARGETING PELUANG PASAR Organisasi POSITIONING Pemasaran ANALISIS SITUASI PEMASARAN Anggaran Prosedur PILIHAN KAPABILITAS SUMBER DAYA ANALISIS SUMBER DAYA INTERNAL TARGET 2. 3. 4. 5. 6. 7. DESIGNING PRODUCT DESIGNING PRICE DESIGNING PLACE DESIGNING PROMOTIONS DESIGNING PEOPLE DESIGNING PHYCICAL EVIDENCE DESIGNING PROCESS KINERJA MARKET MARKETING MIX STRATEGY 1. PENGENDALIAN PILIHAN PROGRAM PEMASARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PRODUCT PRICE PLACE PROMOTIONS PEOPLE PHYCICAL EVIDENCE PROCESS Gambar 2.2 Model Pemasaran, (Khotler, 12) PEMASARAN Pemantauan Evaluasi Kinerja Penjualan Pangsa Pasar Laba Citra Perusahaan/Citra Merk Satisfaction Loyalti 50 2.1.16 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada (kami, 2013). Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (Dinu, 2013). a. System Development Life Cycle (SDLC) Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p 402) dalam bukunya yang berjudul management information systems menjelaskan bahwa siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari lima (5) tahapan yaitu : 1) Sistem Investigasi (systems investigation) Tahap ini meliputi pertimbangan dari usulan yang dihasilkan oleh proses perencanaan IT/bisnis. Tahap investigasi juga meliputi pembelajaran awal dari solusi sistem informasi yang diusulkan untuk menemukan prioritas dan kesempatan bisnis sebuah perusahaan yang diidentifikasi dalam proses perencanaan. 2) Sistem Analisis (systems Analysis) Sistem analisis menggambarkan apa yang harus dilakukan sistem untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. 50 51 3) Sistem perancangan (systems design) Menurut Mc.Leod (2001, p192) rancangan sistem adalah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang digunakan.” Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p39) “system design is the specification or construction of a technical, computer based solution for the business requirement identified in a system analysis.” Dapat berarti perancangan sistem adalah spesifikasi atau perwujudan dari solusi teknis berbasiskan komputer untuk kebutuhan bisnis yang diidentifikasikan di sistem analisis”. Sistem perancangan menjelaskan bagaimana sistem akan menyelesaikan tujuan ini. Sistem perancangan terdiri dari aktivitas perancangan (hardware, software, people, network dan data resources) yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi kebutuhan fungsional yang dikembangkan dalam proses sistem analisis. 4) Sistem Implementasi (systems Implementation) Ketika sistem informasi yang baru telah selesai dirancang, maka harus diterapkan dan dipelihara agar dapat beroperasi dengan baik. Implementasi adalah tahap penting dalam pengembangan teknologi informasi untuk mendukung karyawan, pelanggan dan pemegang saham perusahaan bisnis lainnya. Implementasi merupakan proses yang sulit dan memakan waktu. 5) Sistem Pemeliharaan (systems Maintenance) Sistem meliputi pengawasan, evaluasi dan modifikasi sistem operasional bisnis untuk membuat peningkatan sesuai dengan yang dibutuhkan. Aktivitas 52 pemeliharaan meliputi proses peninjauan sesudah tahap implementasi untuk memastikan bahwa sistem baru yang diimplementasikan memenuhi tujuan bisnis yang dibangun. 2.1.17 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan tesis ini. Penelitian tersebut penulis ambil beberapa jurnal yang mirip dengan penulisan tesis ini, diantaranya: No 1 Nama dan Judul Penelitian Hartman and Ashrafi (2002) Perancangan dan Implementasi Aplikasi ECommerce Berbasis Web di Kaniketa Clothing and Printing 2 Robert (2012) J.Kauffman Electronic Commerce Research and Application 3 Yudie Irawan (2013) Analisis pengaruh strategi pemasaran Ecommerce terhadap volume penjualan 4 Luciana Spica Amilia (2011) Penerapan Ecommerce sebagai upaya peningkatan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Hasil Persamaan penelitian Perbedaan Mengenai perancangan dan penerapan sebuah aplikasi untuk meningkatkan hasil penjualan pakaian. Merancang sebuah sistem Ecommerce untuk mendapatkan keuntungan Yang dilakukan setelah dirancang kemudian diterapkan Mengenai perdagangan melalui commerce Memberikan keuntungan memudahkan pembeli untuk membeli melalui E-commerce Menerapkan E-commerce Mendapatkan pengaruh yang mempengaruhi strategi pemasaran Ecommerce Menggunakan Ecommerce dalam pemasaran produk Metode yang digunakan untuk analisis berbeda Membahas tentang penerapan Ecommerce dalam suatu perusahaan Menggunakan Ecommerce dalam penerapan bisnis diperusahaan E-Commerce sebagai upaya peningkatan penjualan E- aplikasi 53 penjualan 5 Membahas tentang pembangunan sistem Ecommerce Sarifudin (2009) Merancang sebuah sistem Ecommerce Memudahkan pembeli untuk memesan dan membeli barang yang ingin dibeli pada toko komputer 2.2 Kerangka Pemikiran Perancangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam membuat suatu sistem informasi. Dalam perancangan semua elemen pendukung yang dibutuhkan dalam pengolahan data harus disiapkan terlebih dahulu. Menurut McLeod (2007, p238) perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer, perancangan dapat dinyatakan spesifikasi peralatan yang digunakan.Menurut Mardi Msi (2011, p124) menjelaskan bahwa pengembangan sistem idealnya dilaksanakan dalam suatu kerangka rancangan induk sistem yang mengkoordinasikan proyek pengembangan sistem kedalam rancangan strategis perusahaan. Dalam perancangan ini melibatkan semua komponen yang ada dalam suatu organisasi, baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Komponenkomponen tersebut dapat terdiri dari fenomena, input analysis, proses analysis, output analysis dan outcome analysis yang diperlukan dalam proses perancangan suatu sistem informasi yang akan dibangun. 54 a. Fenomena Fenomena adalah masalah yang terjadi pada saat ini pada perusahaan. b. Input Input adalah masuknya faktor masalah yang terjadi pada butik radestri. c. Proses Proses merupakan langkah-langkah yang dilakukan pada saat ingin menyelesaikan masalah yang dihadpi. d. Output Output adalah Hal yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah mengacu pada proses. e. Outcome Outcome adalah efek jangka panjang dari proses. 55 FENOMENA Belum adanya Teori Pendukung system yang 1. Manajemen Survey 1. Penghematan menangani Sistem penjualan Informasi 2. Efisiensi Supply chain 3. Persaingan management 4. Kebutuhan dengan baik. 2. Sehingga pendapatan 3. Human yang resources dihasilkan management tidak terpantau PROSES INPUT 4. Sales & Marketing Biaya Customer 5. Kebutuhan Supplier E B U S S I N E S S C O M P A T A T I O N Supply 1. Budaya Organisasi 2. Proses Bisini Pada saat ini 3. Persaingan Manajeme n 1. Net Present Value Kelayakan dari E Commerce 2. Pay Back Period Lamanya Pengembalian Modal 3. Benefit Cost Ratio Manfaat dari E Commerce 4. Break Event Point Hasil produksi selama 1 Tahun dan Keuntungannya. 4. Skill Pegawai Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran OUTPUT E-commerce dalam upaya peningkatan hasil penjualan di butik Radestri OUTCOME MENINGKATKAN HASIL PENJUALAN Loyalitas Pelanggan Promosi Cost Benefit Ratio 56 Berdasarkan Gambar 2.3 diatas penjelasannya adalah : 1. FENOMENA Fenomena adalah yang terjadi pada butik radestri adalah belum adanya sistem yang menangani penjualan dengan baik. Sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak terpantau. 2. INPUT Pada tahap input adalah masuknya faktor masalah yang terjadi pada butik Radestri. Input yang mendorong adanya E-commerce adalah : 1. Pelanggan Keluhan Pelanggan Harga Fitur Online Model Promosi 2. Sistem Target Jumlah Pelanggan Target Jumlah Produk 3. PROSES Front End : a. Net Present Value ( Kelayakan E Commerce ) Pada perhitungan npv ini, nilai dari npv harus lebih dari 1 baru bisa dikatakan layak. Apabila nilai npv ini 0, berarti npv tidak layak untuk dijalankan. b. Pay Back Period Pada perhitungan PBP ini, akan dilihat jangka waktu pengembalian modal. Apabila jangka waktu pengembalian modal kurang dari yang sebelumnya, maka e commerce layak untuk dijalankan. 57 c. Benefit Cost Ratio Pada perhitungan BCR ini, akan dilihat seberapa besar manfaat dari proyek yang akan dijalankan. Apabila nilainya melebihi dari 1, maka proyek tersebut wajib dijalankan. d. Break Event Point Pada perhitungan BEP ini, akan terlihat harga perunit baju serta keuntungan yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu. 4. OUTPUT E-Commerce dalam upaya peningkatan hasil penjualan 5. OUTCOME Meningkatkan Hasil Penjualan.