Justicia gendarussa Burm.f. - Journal | Unair

advertisement
VETERINARIA Medika
Vol. 1 No. 3, Nopember 2008
Efek Fase Air Daun Gandarusa ( Justicia gendarussa Burm.f.) pada Fungsi Hati dan Fungsi
Ginjal Kelinci Jantan (Uji Toksisitas Fase Air Daun Gandarusa Sebagai Bahan
Kontrasepsi Pria)
Effect of Justicia gendarussa Burm.f. Leaves Water Fraction On Male R abbit Liver and Renal
Fuction(Sub acute Toxicity Test of Justicia gendarussa Burm.f. Leaves Water Fraction as
Male Contraceptive Agent)
Bambang Prajogo E.W., Farida Ifadotunnikmah, Alif ia Putri Febriyanti dan Jusak N 1
1
Fakultas Farmasi Unair
Fakultas Kedokteran Unair
Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan
Tlp. 031.5033710 Fax. 031.5020514
Email : [email protected]
Abstract
Justicia gendarussa Burm. f. leaves was found to be traditionally used as male contraceptive agent by
several ethnic groups in ce ntral part of Papua, Indonesia. Previous study showed that J. gendarussa could
inhibit mice spermatozoa penetration onto mice ovum. It was found that J. gendarussa could be developed as
contraceptive medicine. Hence, it is necessary to conduct research on its toxicity. One of the premedical
researches which have carried on this research was subacute toxicity test.
The aim of this research was to observe the influence of water fraction of J. gendarussa leaves on
rabbit’s liver and kidney functions. The para meters used on this research were SGOT, SGPT, Alkaline
phosphatase, Blood Urea Level, and creatinine level . Research was carried out by administrating the
treatment groups with oral preparation of of J. gendarussa leaves water fraction once daily for 45 da ys (1,5
times of rabbit spermatogenesis cycle). The doses of J. gendarussa water fraction for each treatment groups
were 579,48; 482,90 and 340,87 mg/kg BW. Rabbit s erum samples were collected and measured by
Automatic Hitachi Analyzer 902. Data then were analyzed by paired t test. Result showed that J. gendarussa
leaves in the three doses did not influence rabbit’s liver and kidney functions.
Key words: Justicia gendarussa Burm. f., Sub acute toxicity test, Liver and Renal Function, Rabbit
Pendahuluan
Kecepatan pertumbuhan penduduk suatu
negara yang tinggi berpengaruh pada kehidupan
dan kemakmuran penduduk di negara tersebut.
Jumlah peenduduk Indonesia berdasarkan sensus
tahun 2000 adalah 210.241.999 jiwa dengan
peningkatan sekitar 1,9 % (2). Usah a pemerintah
untuk megatasi laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi tersebut adalah dengan mencanangkan
program KB. Salah satu upaya untuk
menyukseskan Program KB adalah pengembangan
metode kontrasepsi.
Perkembangan metode kontrasepsi pria
masih sangat terbatas dibandingkan dengan
konrasepsi wanita. Oleh karena itu perlu
dikembangkan metode kontrasepsi pria yang ideal,
praktis, aman, murah, mudah didapatkan,
mempunyai efek samping yang minimal dan tidak
memerlukan
motivasi
yang
kuat
untuk
menggunakannya (11).
Salah satu tanaman di Indonesia yang
mempunyai efek antifetilitas adalah Justicia
gendarussa Burm f. (gandarusa). Tanaman
gandarusa telah digunakan secara tradisional oleh
masyarakat di bagian tengah Papua sebagai obat
kontrasepsi pria (9). Dari penelitia n terdahulu
diketahui bahwa daun gandarusa mengandung 12
komponen flavonoid, dengan komponen mayor
6,8-di-α-L-arabinopiranosil-4,5,7-trihidroksiflavon
atau 6,8-diarabinosilapigenin atau Gendarusin A
dengan aktivitas mencegah penetrasi spermatozoa
ke ovum. Komponen flavonoid yang terkandung
dalam tanaman gandarusa menghambat aktivitas
enzim hyaluronidase spermatozoa, suatu enzim
yang digunakan spermatozoa untuk menembus
kumulus ooforus ovum. Hambatan aktivitas enzim
79
Bambang Prajogo E.W. dkk. Efek Fase Air Daun ...
hyaluronidase menyebabkan hambatan penetra si
spermatozoa ke ovum, sehingga fertilisasi tidak
akan terjadi (12).
Berdasarkan laporan Food and Drug
Administration (FDA) dalam daftar tanaman
beracun (1), gendarusa merupakan salah satu
tanaman yang berpotensi bersifat toksik. Oleh
karena itu sebelum digunakan sebagai kontrasepsi
pria, maka perlu dibuktikan aktivitas dan
keamanannya pada uji pre -klinik pada hewan
sebelum dilanjutkan uji klinik pada manusia.
Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas
subakut yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian fase air daun gandarusa pada
fungsi hati dan ginjal dengan parameter kadar
SGPT, SGOT, Alkaline phosphatase, Blood Urea
Nitrogen (BUN) dan kreatinin.
Materi dan Metode Penelitian
Bahan tanaman yang digunakan pada
penelitian ini adalah bagian da un tanaman
gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.) yang
diperoleh dari daerah Pacet, Mojokerto. Studi
determinasi
dilakukan
di
Laboratorium
Farmakognosi, Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga.
Bahan kimia yang digunakan dalam
pembuatan fase air daun ganda rusa adalah nheksan, etanol, aquadest, kloroform, HCl 2 N,
NH4OH 25 %. Bahan kimia yang digunakan pada
proses pengukuran adalah SGPT (KIT ROCHE,
200), SGOT (KIT ROCHE, 200), Alkaline
Phosphatase (KIT ROCHE, 200), BUN (KIT
ROCHE, 200), Creatinine (KIT ROCH E, 200).
Alat-alat yang digunakan selama proses
ektraksi adalah Vessel Maseration, Rotavapour
Büchi R-153, timbangan Mettler, Buchner (Schott Duran). Pengukuran parametar fungsi hati dan
ginjal dilakukan dengan instrumen Automatic
Analyzer 902 (Hitachi).
kloroform. Kemudian fase air yang diperoleh
dinetralkan dan dikeringkan.
Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kelinci jantan galur New
Zealand White, sehat, usia 4-5 bulan, berat badan
1,5-3,5 kg. Kelompok perlakuan terdiri a tas 3
kelompok dosis, yaitu 579,48 mg/kg BB, 482,90
mg/kg BB dan 340,87 mg/kg BB. Masing -masing
kelompok perlakuan terdiri atas 4 ekor, dan
kelompok kontrol negatif sebanyak 4 ekor. Larutan
dosis fase air daun gandarusa diberikan per oral
satu kali sehari selama 15 hari (1,5 siklus
spermatogenesis kelinci).
Pengambilan Sampel
Sampel serum diambil sebelum perlakuan
dan setelah pemberian fase air daun gandarusa
selama 15 hari. Pengambilan sampel serum
dilakukan dengan mengambil darah melalui vena
lateralis. Darah kemudian disentrifus, filtrat serum
dipisahkan dan digunakan dalam analisis.
Hasil dan Pembahasan
Kadar SGPT
Kadar SGPT Serum Kelinci Jantan Sebelum dan Setelah
Perlakuan
140
120
100
Kadar SGPT 80
(IU)
60
40
20
0
Kontrol
Negatif
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
579.48 mg/kg 482.90 mg/kg 340.87 mg/kg
Sebelum Perlakuan
121.3
48.3
140
93.7
Setelah Perlakuan
124.3
39.3
106
69.7
Gambar 1. Kadar SGPT Serum Kelinci Jantan
Sebelum dan Setelah Perlakuan
Kadar SGOT
Pembuatan Ekstrak
Serbuk daun gandarusa diekstraksi dengan
cara
maserasi
dengan
n -heksan
untuk
menghilangkan lemak dan klorofil. Kemuadian
residu dimaserasi dengan pelarut etanol 60 %, dan
filtrat dipekatkan hingga diperoleh ekstrak kental..
Ektrak diasamkan kengan HCl hingga pH 3 -4,
kemudian dilakukan ekstraksi cair -cair dengan
pelarut kloroform-air dengan perbandingan 1 : 3.
Fase air dipisahkan dari fase kloroform, dibasakan
dengan NH4OH 25 % hingga pH 8 -9, dan
dilakukan kembali ekstraksi cair -cair dengan
80
Kadar SGOT Serum Kelinci Jantan Sebelum dan Setelah
Perlakuan
140
120
100
Kadar SGOT 80
(IU)
60
40
20
0
Kontrol
Negatif
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
579.48 mg/kg 482.90 mg/kg 340.87 mg/kg
Sebelum Perlakuan
137
31
91
112.3
Setelah Perlakuan
80.8
40
36.5
34.3
Gambar 2. Kadar SGOT Serum Kelinci Jantan
Sebelum dan Setelah Perlakuan
VETERINARIA Medika
Vol. 1 No. 3, Nopember 2008
Kadar Alkaline Phosphatase
Kadar Alkaline Phosphatase Serum Kelinci Jantan Sebelum dan
Sesudah Perlakuan
Tabel 1. Hasil analisa statistik parameter fungsi
hati dan ginjal
120
Parameter
SGPT
100
80
Kadar
Alkaline
60
Phosphatase
40
(IU)
SGOT
20
0
Kontrol
Negatif
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
579.48 mg/kg 482.90 mg/kg 340.87 mg/kg
Sebelum Perlakuan
93.5
99.7
113.8
116.3
Setelah Perlakuan
92.3
61
87
94
Alkaline
phosphatase
Gambar 3. Kadar Alkaline Phosphatase Serum
Kelinci Jantan Sebelum dan Setelah
Perlakuan
BUN
Kadar BUN
Kreatinin
Kadar BUN Kelinci Jantan Sebelum dan Sesudah Perlakuan
18
Kelompok
Kontrol Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Kontrol Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Kontrol Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Kontrol Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Kontrol Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Sig.
0.957
0.216
0.604
0.317
0.768
0.095
0.397
0.219
0.952
0.063
0.106
0.184
0.586
0.158
0.307
0.080
0.718
0.478
0.141
0.423

0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
Keterangan
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
16
14
12
Kadar BUN 10
(IU)
8
6
4
2
0
Kontrol
Negatif
Dosis 1
579.48 mg/kg
Dosis 2
482.90 mg/kg
Dosis 3
340.87 mg/kg
Sebelum Perlakuan
16.55
9.67
10.9
7.1
Setelah Perlakuan
13.38
14.73
13.1
16.07
Gambar 4. Kadar BUN Kelinci Jantan Sebelum
dan Setelah Perlakuan
Kadar Kreatinin
Kadar Kreatinin Serum Kelinci Jantan Sebelum dan
Sesudah Perlakuan
1.6
1.4
1.2
1
Kadar Kreatinin
0.8
(IU)
0.6
0.4
0.2
0
Kontrol
Negatif
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
579.48 mg/kg 482.90 mg/kg 340.87 mg/kg
Sebelum Perlakuan
1.4
1.2
1.13
1.3
Setelah Perlakuan
1.38
1.1
1.25
1.43
Gambar 5. Kadar Kreatinin Serum Kelinci Jantan
Sebelum dan Setelah Perlakuan
Setelah dilakukan perhitungan statistik diperoleh
data seperti pada tabel 1.
Daun Justicia gendarussa Burm. f. telah
digunakan sebagai bahan kontrasepsi pria di Papua
(9). Berdasarkan laporan Food Drug and
Administration (FDA), gendarusa termasuk dalam
kategori tanaman beracun (1). Tan aman
gandarussa mengandung komponen alkaloid (3).
Komponen inilah yang diduga menyebabkan efek
samping mual muntah (14). Oleh karena itu,
sebelum digunakan sebagai obat kontrasepsi pria,
perlu dilakukan uji toksisitas pada hewan coba
dengan menggunakan fra ksi yang telah bebas
alkaloid. Pada penelitian ini dilakukan uji
tokisistas subkronik untuk mengetahui pengaruh
fase air daun gandarusa terhadap fungsi hati dan
ginjal kelinci jantan. Parameter yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kadar SGPT, SGOT,
alkaline phosphatase, BUN dan kreatinin.
Pada penelitian ini diamati perubahan
parameter aktivitas enzim aminotransferase
(SGOT dan SGPT) dan alkaline phosphatase,
marker fungsi hati yang terdapat dalam darah
(8,10). Hati mewakili organ tubuh yang berfung si
dalam detoksifikasi berbagai macam enzim dan
obat (7). Pada penelitian ini juga dilakukan
pengamatan terhadap perubahan parameter fungsi
ginjal yaitu Blood Urea Nitrogen ( BUN) dan
kreatinin sehubungan dengan ekskresi metabolit
yang dibuang dari dalam t ubuh sebagian besar
melalui ginjal dalam bentuk urin (4, 5, 8, 10).
Digunakan 16 ekor kelinci jantan galur New
Zealand White sebagai hewan coba yang terbagi
atas kelompok perlakuan (12 ekor) dan kelompok
kontrol negatif (4 ekor). Kelompok perlakuan
terbagi rata menjadi 3 kelompok, masing -masing
81
Bambang Prajogo E.W. dkk. Efek Fase Air Daun ...
diberikan fase air daun gandarusa dosis 1 (579,48
mg/kg BB), dosis 2 (482,90 mg/kg), dosis 3
(340,87 mg/kg) per oral satu kali sehari selama 1,5
siklus spermatogenesis kelinci (15 hari). Pada
kelompok kontrol negatif diberikan aquadest.
Sampel serum diambil sebelum perlakuan dan
setelah perlakuan selama 15 hari.
Hasil statistik uji t dua sampel
berpasangan pada pengukuran kadar SGPT,
SGOT, dan alkaline phosphatase pada kelompok
perlakuan dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna pada
parameter tersebut sebelum dan setelah perlakuan
(6, 13). Hal ini menujukkan bahwa pemberian fase
air daun gandarusa tidak mempengaruhi fungsi
hati. Demikian juga dengan hasil statistik uji t dua
sampel berpasangan pada pengukuran parameter
fungsi ginjal. Tidak ditemukan perbedaan yang
bermakna pada kadar BUN dan kreatinin pada
ketiga kelompok perlakuan sebelum dan setelah
perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
fase air daun gandarusa tidak mempengar uhi
fungsi ginjal.
Pada penelitian sebelumnya, diketahui
bahwa pemberian ekstrak metanol daun gandarusa
dapat meningkatkan fungsi hati yang ditunjukkan
dengan peningkatan kadar SGPT dan SGOT pada
mencit jantan setelah pemberian ekstrak metanol
daun gandarusa selama 1,5 siklus spermatogenesis
(11). Perbedaan ini disebabkan oleh proses
ekstraksi yang menggunakan pelarut pengekstraksi
yang berbeda, sehingga diperoleh kandungan yang
berbeda. Pada penelitian ini digunakan fase air
daun gandarussa yang telah beba s alkaloid.
Data yang diperoleh pada penelitian ini
memberikan jaminan batas keamanan fase air daun
gandarusa yang telah bebas alkaloid sebagai obat
tradisional khususnya sebagai kontrasepsi pria.
Kesimpulan
Pemberian fase air daun gandarusa ( Justicia
gendarussa Burm.f.) dosis 579,48 mg/kg BB,
482,90 mg/kg BB, dan 340,87 mg/kg BB per oral
selama 1,5 siklus spermatogenesis tidak
mempengaruhi fungsi hati dan ginjal kelinci jantan
dengan parameter kadar SGPT, SGOT, alkaline
phosphatase, BUN dan kreatinin serum.
Daftar Pustaka
FDA. 1995.
Poisonous
Plant
Database.
http://www.cfsan.com/~djw/plantox.html
82
BPS. 2001. Penduduk Indonesia. Hasil Sensus
Penduduk tahun 2000-2001, Jakarta:Badan
Pusat Statistik.
Chakravarty, A.K.,dan P.P.G. Dastidar 1982.
Simple Aromatic Amines From Justicia
Gendarussa 13 C NMR Spectra of The
Bases and Their Analogues . Tetrahedron.
38 (12) : 1797 - 1792.
Derelanko, J. Michael ., and A.Hollinger Manfred.
1995. CRC Handbook of Toxicology. CRC
Press Inc., USA,
Dellmann, H.D. and E.M. Brown. 1992. Buku
Teks Histologi Veteriner II. Edisi III.
Penerbit Universitas Indonesia
G.K. Bhattacharyya, R.A. Johnson .
1997.
Statistical Concept and Methods , John
Willey and Sons, New York.
Guyton,
A.C. 199.
Buku Teks Fisiologi
kedokteran. Penerjemah Adjie Dharma,
ECG Penerbit buku Kedokterannn, Jakarta.
392.
Mitruka, B.M. dan H.N. Rawnsley. 1981. Clinical
and Hematological Reference Value in
Normal Experimental Animals and Normal
Humans. 2nd Ed. Masson Pub. USA. Inc.
Moeso, S. dan
P. Agus .
1985. Laporan
Perjalannan ke Jayapura sentani (Irian
Jaya). Yogyakarta:Fakultas Biologi UGM.
9.
Pagana, K.D., and T.J. Pagana. 2002. Mosby
Manual of Diagnostic and Laboratory Test ,
2nd edition, St. Louis: Mosby Inc.
Prajogo, B.E.W., 1999. Uji Tokksisi tas Daun
Gendarussa vulgaris Nees Terhadap
Gambaran Darah dan Histopatologi Hati,
Ginjal dan Usus Halus Mencit Jantann,
Laporan Penelitian, Fakultas Farrmasi
Universitas Airlangga.
Prajogo, B.E.W. 2002. Aktivitas Antifertilitas
Flavonoid Daun Justicia Gendarussa Burm.
F., Disertasi, Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga
Steel, R.G.D., and Torrie, J.H. 1980. Principles
and Procedures of Statisitics, A biometrical
Approach, edisi ke-2, Mc Grow Hill Inc.,
USA. 236.
Suherweni, A. 2005. Studi Emetik Fase Eta nol
Dan Fase Air Daun Justicia ge ndarussa
Burm.f. Pada Burung Merpati. Skripsi.
Universitas Airlangga
Download