BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan kemacetan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Persoalan kemacetan lalu lintas saat ini menjadi masalah transportasi yang
dialami oleh hampir seluruh kota-kota besar di dunia, terrmasuk kota-kota besar di
Indonesia. Kemacetan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya lampu lalu
lintas yang berfungsi sebagai pengatur arus persimpangan jalan tidak berfungsi
dengan efisien.
Sistem kendali pada lampu lalu lintas yang digunakan saat ini adalah sistem
kendali yang berorientasi pada waktu dengan menggunakan nilai prediksi yang
berdasarkan pada perkiraan kepadatan arus pada suatu jalur yang diambil secara
rata-rata per hari atau per minggunya, dan hal inilah yang membuat fungsi dari
lampu lalu lintas sebagai pengatur arus kendaraan menjadi kurang efisien.
Tingkat kepadatan arus lalu lintas seharusnya menjadi faktor terpenting
dalam menentukan tenggat waktu / lama nyala pada lampu lalu lintas, dan inilah
cara yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pengaturan lalu lintas sehingga
dapat mengurangi tingkat kemacetan secara lebih maksimal. Hal lain yang juga
memicu kemacetan dan menjadi faktor penentu dalam menetukan tenggat waktu /
lama nyala lampu lalu lintas adalah jumlah fase tiap jalur.
Suatu sistem peralatan yang ditangani oleh komputer, maka semuanya
akan terasa lebih canggih, lebih pintar, lebih otomatis, lebih praktis, lebih efisien,
lebih teliti dan lebih efektif. Kemampuan komputer dapat diberdayakan melalui
peningkatan kemampuan unjuk kerja perangkat keras (hardware) atau pada
perangkat lunak (software) atau perpaduan keduanya. Kemampuan inilah yang
menjadi syarat untuk mewujudkan Aplikasi Sistem Pengendalian Lampu Lalu
Lintas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Optimasi dan efisiensi dapat dilakukan pada lampu lalu lintas dengan
menggunakan timer yang dinamis terhadap kedatangan kendaraan. Sistem dapat
menggunakan perangkat keras berupa detektor logam maupun detektor kamera,
yang nantinya berfungsi sebagai masukan terhadap aplikasi ini.
Sistem ini dikembangkan ke arah sistem yang adaptif, yaitu bila
kondisi kepadatan berubah, maka sistem akan melakukan perubahan bentuk fungsi
keanggotaan masukan dan keluaran secara otomatis. Metodologi Webster
merupakan sebuah metodologi yang akan digunakan dalam memetakan masukkan
dan keluaran dari sistem ini.
Dengan adanya suatu sistem yang baik, maka penulis mengharapkan
dapat menghasilkan pengendalian lalu lintas sebaik mungkin, teratur, dan optimal.
Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari lampu lalu lintas itu
sendiri, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemacetan, efisiensi waktu,
penghematan bahan bakar dan mengurangi polusi udara.
1.2
Perumusan Masalah
Berkaitan dengan uraian latar belakang di atas, maka perumusan
masalahnya adalah :
1. Bagaimana membuat simulator pengendali lampu lalu lintas dengan
metodologi Webster yang lebih efisien dan efektif dalam mengatasi kemacetan
lalu lintas ?
2. Apakah jumlah antrian kendaraan, jumlah fase, lebar jalan/jalur, arus jenuh,
waktu tunda atau waktu hilang berpengaruh pada efektifitas simulator lampu
lalu lintas ini ?
1.3
Tujuan dan manfaat penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perancangan dan pembuatan
tugas akhir ini adalah :
Membuat simulator pengendali lampu lalu lintas yang adaptif dengan menerapkan
metode Webster, dimana sistem yang diterapkan adalah control system
berdasarkan real time, sehingga diharapkan mampu meningkatkan nilai efisiensi
kerja lampu lalu lintas dalam mengurangi kemacetan.
Sedangkan manfaatnya adalah :
Memberikan solusi terbaik dalam penerapan penggunaan lampu lalu lintas yang
lebih efisien dan berdampak mengurangi kemacetan dengan menggunakan metode
yang lebih baik.
1.4
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Kendaraan yang dihitung hanya mobil / kendaraan roda 4 ringan
2.
Persimpangan jalur berjumlah 3 atau 4
3.
Dalam satu jalur terdiri atas 2 lajur
4.
Penulis memberikan asumsi untuk nilai dari variabel-variabel input
sbb :
a. R ( waktu all red ) = 2 detik
b. I (selang antar hijau) = 4 detik
c. a ( Nyala lampu kuning ) = 2 detik
d. h ( kehilangan waktu awal tiap fase ) = 3 detik
5.
Untuk persimpangan dengan 2 fase, tidak ada pemetaan kendaraan /
Mobil yang membelok kanan, agar tidak terjadi konflik
1.5
METODOLOGI
1.5.1 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Studi Literatur (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal,
paper, dan sumber bacaan-bacaan yang terkait dengan judul penelitian.
2. Analisis permasalahan dan penyesuaian metode yang akan digunakan
untuk memecahkan permasalahan.
1.5.2
Metodologi Perancangan Aplikasi
Metode pengembangan yang digunakan adalah Metode Pengembangan
SDLC (System Development Life Cycle). Hal itu dikarenakan langkah –
langkah dalam SDLC sesuai dengan metode pengembangan yang
dilakukan oleh penulis. Model ini melakukan pendekatan secara
sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan aplikasi lalu menuju ke
tahap analisis, desain, coding dan testing. Langkah – langkah dalam
pengembangan yang penulis lakukan berdasarkan SDLC digambarkan
seperti berikut :
Pemodelan Sistem Informasi
analisis
desain
kode
tes
Gambar 1.1: SDLC (System Development Life Cycle)
Secara garis besar, metode diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen-elemen di
tingkat perangkat lunak atau software. Hal ini sangat penting, mengingat
software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hardware, database, dan sebagainya. Tahap ini biasanya disebut juga
“software requirements analysis ”.
2. Tahap Desain
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah menggambarkan bagaimana suatu
aplikasi dibentuk dan persiapan dan mendesain flow aplikasi yang
digunakan untuk aplikasi simulator tersebut. Proses ini digunakan untuk
mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam
bentuk
software
sebelum
coding
dimulai.
Desain
harus
dapat
mengimplementasikan dan mendokumentasikan kebutuhan yang telah
disebutkan pada tahap sebelumnya.
3. Tahap Coding
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka
desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat
dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui
proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang
secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
4. Tahap Testing dan Implementasi
Dalam tahap ini adalah menguji cobakan aplikasi yang telah dibuat agar
benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari error.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 1.1 : Jadwal Pelaksanaan
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN
Gambaran secara umum dan singkat mengenai bab-bab yang ada dalam
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat, metode penulisan, batasan masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai landasan-landasan teori yang digunakan
sebagai dasar pembangunan aplikasi.
BAB III :ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab ini akan membahas mengenai analisa sistem, yang digunakan
sebagai dasar pembangunan aplikasi yang akan dibangun. Disamping
itu juga pemodelan sistem yang menggambarkan muatan dan aliran
informasinya.
BAB IV :IMPLEMENTASI APLIKASI DAN PENGUJIAN
Bab ini menguraikan tentang pengujian sistem yang penulis buat,
apakah sistem dapat digunakan dengan baik.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan terhadap uraian yang telah diberikan pada
bab-bab sebelumnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download