BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 Pengertian Basisdata Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basisdata dapat diartikan menjadi satu tempat besar untuk penyimpanan data yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Bukan sebagai file yang tidak berhubungan dan redundan, melainkan seluruh data terintegrasi dengan jumlah minimum duplikasi. Basisdata tidak lagi dimiliki oleh satu departemen, melainkan menjadi sumber daya perusahaan yang terbagi. Pendekatan basisdata memisahkan struktur data dari program aplikasi serta menyimpan datanya pada basisdata. Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), basisdata adalah kumpulan data yang saling berelasi. Dengan data, berarti fakta yang diketahui dapat disimpan dan memiliki makna implisit. Contohnya, nama, nomor telepon, serta alamat dan data-data lainnya. Data tersebut mungkin telah dicatat dalam sebuah buku alamat, atau menyimpannya dalam sebuah hard disk, menggunakan sebuah personal komputer dan software seperti Microsoft Access atau Microsoft Excel. Ini adalah sebuah kumpulan data yang berelasi dengan sebuah arti yang implisit yang disebut sebuah basisdata. Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa basisdata adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan dan terintegrasi yang mana dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi. 2.1.2 Sistem Basisdata Sistem basisdata adalah kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basisdata bersama dengan Database Management System (DBMS) dan basisdata itu sendiri (Connolly dan Begg, 2010:54). 9 10 2.1.3 Sistem Manajemen Basisdata Berdasarkan pendapat Connolly dan Begg (2010:66), Sistem Manajemen Basisdata atau Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisi, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses ke basisdata. Dapat disimpulkan bahwa DBMS merupakan sebuah software yang digunakan untuk menciptakan, memelihara, memasukan, memanipulasi, mengubah, menghapus serta memudahkan pengguna untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Komponen-komponen utama dalam lingkungan DBMS terdiri dari (Connolly dan Begg, 2010:68-71): 1. Hardware Hardware dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi. Hardware dapat berupa personal computer (PC), mainframe atau jaringan komputer. 2. Software Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi, termasuk software jaringan jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan. 3. Data Data mungkin merupakan komponen terpenting dari lingkungan DBMS. Data berperan sebagai suatu jembatan diantara komponen mesin dan manusia. 4. Prosedur Prosedur menunjuk pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang mengatur rancangan dan penggunaan basisdata. Pengguna sistem dan pegawai yang mengatur basisdata membutuhkan prosedur yang terdokumentasi mengenai bagaimana cara untuk menggunakan dan menjalankan sistem. 5. Orang (People) Komponen terakhir adalah orang yang terlibat dengan sistem, seperti Data Administrator (DA), Database Administrator (DBA), 11 database designer, application developer dan pengguna akhir (enduser). Menurut Connolly dan Begg (2010:77-79), keuntungankeuntungan sistem manajemen basisdata yaitu: 1. Mengontrol duplikasi data Basisdata dapat mengurangi duplikasi data yang terjadi, tetapi tidak semua duplikasi data dapat dihilangkan, melainkan hanya dapat dikontrol. Hal ini dikarenakan terkadang duplikasi data tetap dibutuhkan meningkatkan kemampuan. 2. Data yang konsisten Basisdata dengan menghilangkan atau mengontrol duplikasi data yang akan mengurangi resiko tidak konsistennya dari data yang mungkin terjadi. 3. Data yang sama lebih memiliki banyak informasi Basisdata dengan adanya integrasi data operasional maka memungkinkan bagi sebuah organisasi mendapatkan tambahan informasi data yang sama. 4. Penggunaan data bersama-sama Biasanya file dimiliki oleh seseorang atau departemen yang menggunakannya. Sebaliknya, suatu basisdata dimiliki oleh organisasi secara keseluruhan dan dapat diakses kepada pengguna yang memiliki hak akses. 5. Meningkatkan integrasi data Integritas data memiliki arti dari konsisten dan keabsahan dari data yang disimpan. Integritas biasanya menegaskan arti dari kata constraint, yang merupakan aturan yang tidak dapat dilanggar oleh pemakai basisdata. 6. Meningkatkan keamanan data Kemananan basisdata adalah perlindungan basisdata dari pengguna yang tidak berhak. Tanpa langkah keamanan yang cocok, integrasi membuat data lebih rentan daripada sistem berbasis file. Namun, integrasi mengizinkan DBA, untuk menetapkan keamanan basisdata, dan DBMS melakukannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan username dan password 12 untuk mengidentifikasikan orang yang berwenang untuk menggunakan basisdata. Akses pengguna yang berwenang pada basisdata mungkin dibatasi oleh jenis operasi seperti pengambilan, penambahan, pemodifikisian, dan penghapusan. 7. Penetapan standarisasi Integrasi mengizinkan DBA untuk menetapkan dan DBMS melakukan standarisasi yang dibutuhkan. Standar ini termasuk standar departemen, organisasi, nasional, atau internasional standar untuk format data, untuk memfasilitasi pertukaran data antar sistem, ketetapan penamaan, standarisasi dokumentasi, prosedur update, dan aturan pengaksesan. 8. Skala ekonomi Penggabungan organisasi operasional data ke dalam satu basisdata dan membuat sebuah set aplikasi yang bekerja pada satu sumber data dapat menghemat biaya. Dalam hal ini, anggaran yang biasanya dialokasikan tiap departemen untuk mengembangkan dan mememlihara sistem berbasis file dapat digabungkan. 9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan yang mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Karena basisdata berada di bawah kontrol DBA, DBA dapat membuat keputusan tentang penggunaan desain dan operasional dari basisdata yang menyediakan penggunaan sumber daya terbaik dari organisasi secara keseluruhan. 10. Meningkatkan kemampuan akses dan respon data Dengan pengintegrasian data yang melintas batasan departemen dapat secara langsung diakses oleh pengguna akhir. Banyak DBMS menyediakan fasilitas query atau pembuat laporan yang memungkinkan pengguna untuk menanyakan pertanyaan khusus dan untuk mendapatkan informasi secara cepat dari terminalnya, tanpa membutuhkan programmer untuk membuat program yang menghasilkan informasi dari basisdata. 13 11. Meningkatkan produktivitas DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang biasanya programmer harus tulis di aplikasi berbasis file. Perlengkapan dari fungsi-fungsi ini memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada fungsi-fungsi khusus yang dibutuhkan pengguna tanpa harus khawatir tentang detail implementasi. Hasilnya meningkatkan produktivitas programmer dan mengurangi waktu pengembangan. 12. Meningkatkan pemeliharaan dengan data yang bebas DBMS memisahkan data dengan aplikasi, sehingga membuat aplikasi tidak harus terpengaruh oleh perubahan data. 13. Meningkatkan concurrency Dalam beberapa sistem berbasis file, bila dua atau lebih pengguna dapat mengakses file yang sama secara bersamaan, kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling mempengaruhi, mengakibatkan kehilangan informasi dan integritas. 14. Meningkatkan layanan backup dan recovery Banyak sistem berbasis file melakukan pengamanan data terhadap gangguan pada sistem atau program aplikasi oleh pengguna. Caranya adalah dengan membuat backup data. Sebaliknya, DBMS menyediakan fasilitas untuk meminimalisasi pemrosesan yang hilang akibat kegagalan. Menurut Conolly dan Begg (2010:80-81) kerugian sistem manajemen basisdata yaitu: 1. Kompleksitas Fungsionalitas yang diharapkan dari sistem manajemen basisdata yaitu membuat sistem manajemen basisdata menjadi software yang sangat kompleks. Pengguna sistem manajemen basisdata harus memahami dengan baik setiap fungsi dari sistem manajemen basisdata untuk mendapatkan keuntungan maksimum dari sistem manajemen basisdata tersebut. Ketidakpahaman atas sistem dapat menyebabkan pengambilan keputusan perancangan yang buruk akan mengakibatkan dampak serius pada organisasi. 14 2. Ukuran Kompleksitas dan fungsional yang baik membuat sistem manajemen basisdata menjadi sebuah software yang berukuran sangat besar dan membutuhkan disk space yang sangat besar serta jumlah memori yang besar agar dapat dijalankan se-efisien mungkin. 3. Biaya DBMS Biaya DBMS sangat bervariasi tergantung dari lingkungan dan fungsi yang disediakan termasuk biaya pemeliharaan. 4. Biaya perangkat keras tambahan Kebutuhan disk storage untuk sistem manajemen basisdata dan database menyebabkan kemungkinan untuk membeli storage tambahan. Selain itu, untuk mendapatkan kemampuan yang diinginkan, dibutuhkan perangkat keras yang cepat dan baik tapi mahal. 5. Biaya konversi Pada beberapa situasi, biaya yang dibutuhkan untuk mengubah aplikasi agar dapat berjalan pada sistem menejemen basisdata yang baru dapat jauh lebih mahal dari biaya perangkat keras tambahan. Biaya tersebut juga termasuk biaya latihan pegawai untuk menggunakan sistem yang baru, dan mungkin juga biaya pegawai spesialis untuk membantu konversi dan pelaksanaan sistem. 6. Kinerja Secara khusus, sistem berbasis file ditulis untuk aplikasi yang spesifik. Sebagai hasilnya, kinerja secara umum sangat baik. Namun, DBMS ditulis untuk menjadi lebih umum, untuk memenuhi banyak aplikasi, bukan hanya satu. 7. Dampak yang tinggi atas kegagalan Sentralisasi sumber daya meningkatkan kerentanan dari sistem. Karena semua pengguna dan aplikasi bergantung pada ketersediaan DBMS, kegagalan membuat operasi berhenti. komponen tertentu dapat 15 2.1.4 Structured Query Language Menurut Connolly dan Begg (2010:184), Structure Query Language (SQL) adalah contoh dari transform-oriented language, atau bahasa yang dirancang dengan menggunakan hubungan untuk mengubah input ke output yang diperlukan. SQL mempunyai 2 komponen utama yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Menurut Elmasri dan Navathe (2004:208), SQL adalah bahasa database yang komprehensif. Memiliki pernyataan untuk definisi data, query, dan update, baik DDL dan DML. Memiliki fasilitas untuk mendefinisikan view pada basisdata dan menentukan transaction controls. Memiliki aturan untuk menggabungkan pernyataan SQL ke dalam bahasa pemrograman untuk tujuan umum seperti Java atau COBOL atau C / C + +. 2.1.4.1 Data Definition Language (DDL) Data Definition Language (DDL) adalah suatu bahasa yang mengizinkan Database Adminstrator (DBA) atau pengguna untuk menjelaskan dan memberi nama suatu entitas, atribut, dan relasi data yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan beberapa intergritas data yang diasosiasikan dan batasan keamanan data (Connolly dan Begg, 2010:92). Data Definition Language (DDL) digunakan oleh Database Adminstrator (DBA) dan database designer untuk mendefinisikan skema konseptual dan internal. DBMS mempunyai kompiler DDL yang berfungsi untuk memproses laporan DDL untuk mengidentifikasi deskripsi skema konstruksi dan untuk menyimpan deskripsi skema dalam katalog DBMS (Elmasri dan Navathe, 2004:32). Fungsi-fungsi yang terdapat di dalam DDL adalah (Connolly dan Begg, 2010:236): • CREATE : untuk membuat obyek dalam basisdata. • ALTER : untuk memodifikasi obyek dalam basisdata. 16 • DROP : untuk menghapus obyek dalam basisdata. 2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML) Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang diberikan oleh DBMS untuk manipulasi basisdata setelah skema basisdata disusun dan diisi dengan data. Manipulasi bisa termasuk pengambilan, penyisipan, penghapusan dan modifikasi data (Elmasri dan Navathe, 2004:32). Data Manipulation Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung manipulasi data yang berada pada basisdata (Connolly dan Begg, 2010:92). DML terbagi atas (Connolly dan Begg, 2010:93): • Procedural DML Bahasa yang memungkinkan user (umumnya programmer) untuk memberi instruksi kepada sistem mengenai data yang dibutuhkan dan cara pemanggilannya. Artinya user harus menjelaskan operasi pengaksesan data yang akan digunakan menggunakan prosedur yang ada untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. • Non Procedural DML Bahasa yang memungkinkan user untuk menentukan data yang dibutuhkan dengan menyebutkan spesisfikasinya tanpa menspesifikasikan bagaimana cara mendapatkannya. Fungsi – fungsi yang terdapat dalam DML adalah (Connolly dan Begg, 2010:188): • SELECT : untuk mengambil data dari basisdata. • INSERT : untuk menambahkan data ke dalam basisdata. • UPDATE : untuk memodifikasi basisdata. • DELETE : untuk menghapus data dari basisdata. 17 2.1.5 Fourth Generation Language Menurut Connolly dan Begg (2010:94), Fourth-Generation Language (4GLs) adalah bahasa pemrograman yang lebih cepat atau lebih pendek. Sebuah operasi data yang membutuhkan ratusan baris kode dalam bahasa generasi ketiga (Third-Generation Language (3GL)), contohnya yaitu COBOL, dibuat dalam baris yang lebih singkat pada 4GL. Menurut Connolly dan Begg (2010:94), 4GL meliputi: 1. Presentation language, seperti bahasa query dan laporan generator. 2. Speciality language, seperti spreadsheet dan bahasa basisdata. 3. Application generator yang mendefinisikan, menambah, memodifikasi, dan mengambil data dari basisdata untuk membangun aplikasi. 4. Bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode aplikasi. 2.1.6 Siklus Hidup Aplikasi Basisdata Basisdata merupakan komponen mendasar suatu sistem informasi, dimana pengembangan atau pemakaiannya harus dilihat dari perpektif yang lebih luas berdasarkan kebutuhan organisasi. Dalam aplikasi sistem basisdata diperlukan tahapan-tahapan terstruktur yang harus diikuti yang dinamakan dengan Siklus Hidup Aplikasi Basisdata (Database Application Lifecycle) atau disingkat dengan DBLC, yang digambarkan seperti berikut ini: 18 Gambar 2.1 Siklus Hidup Aplikasi Basisdata Sumber: Connolly dan Begg, 2010:314 2.1.6.1 Database Planning Menurut Connolly dan Begg (2010:313), perancangan basisdata (database planning) adalah kegiatan pengaturan yang memungkinkan tahap-tahap dalam aplikasi basisdata dapat diwujudkan secara efisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basisdata harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dan organisasi. Ada 3 hal utama yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu: 19 1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya. 2. Evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan kelebihan dan kelemahan yang ada saat ini. 3. Penilaian dari kesempatan-kesempatan teknologi informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan kompetitif. Metodologi yang digunakan untuk mengatasi hal di atas yaitu: 1. Mission Statement dari proyek basisdata. Mission statement ini menjelaskan tujuan utama basisdata, juga membantu menjelaskan tujuan proyek basisdata, dan menyediakan maksud yang lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basisdata secara efektif dan menjadi tujuan dari proyek basisdata ini diharapkan dapat lebih memfokuskan pekerjaan pada tahap selanjutnya (Connolly dan Begg, 2010:313). 2. Mission Objective. Selain merumuskan tujuan dari sebuah proyek basisdata, harus diperhatikan juga mengenai tugas apa saja yang harus didukung oleh basisdata tersebut. Setiap mission objective akan menjelaskan tugas tertentu yang harus didukung oleh basisdata, dengan asumsi jika basisdata mendukung mission objective, maka mission statement juga akan sesuai (Connolly dan Begg, 2010:315). 2.1.6.2 System Definition Menurut Connolly dan Begg (2010:316), pendefinisian sistem (system definition) menggambarkan ruang lingkup dan batasan aplikasi basisdata dan sudut pandang dari pengguna utama. Hal ini sangat penting dilakukan dalam proses perancangan basisdata agar lebih terfokus pada proyek basisdata yang dibuat. 20 2.1.6.3 Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010:316), dalam tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan analisa informasi tentang bagian organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basisdata, dan menggunakan informasi ini untuk mendefinisikan kebutuhan pengguna terhadap sistem yang baru. Menurut Connolly dan Begg (2010:344), suatu proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik sepeti wawancara atau kuisioner untuk mengumpulkan fakta-fakta tentang sistem dan kebutuhan-kebutuhannya dengan teknik factfinding. Ada lima kegiatan yang dipakai dalam teknik ini, yaitu : • Memeriksa dokumentasi Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh dengan formulir, laporan, memeriksa dan dokumen-dokumen, dokumentasi lainnya yang berkaitan dengan sistem yang sedang berjalan. • Wawancara Wawancara merupakan cara yang paling umum dipakai. Digunakan untuk mengumpulkan informasi secara langsung melalui tatap muka dengan individu yang berkaitan. Beberapa tujuan dari teknik ini adalah mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa kebenaran fakta yang ada dan mengklarifikasinya, mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan, dan mengumpulkan ide-ide pendapat. • Observasi Sangat berguna apabila kita menemukan kejanggalan analisa data dari metode yang telah dilakukan sebelumnya dengan berpartisipasi secara langsung untuk mendapatkan gambaran langsung dari sistem yang berjalan. 21 • Penelitian Mencari referensi seperti jurnal, buku, dan melalui internet yang memiliki pemecah atas masalah serupa dengan masalah yang sedang dihadapi. • Kuesioner Kuesioner adalah dokumen dengan tujuan khusus yang memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari banyak orang sambil menjaga kontrol terhadap tanggapan yang diberikan. Ada 2 tipe pertanyaan yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, yaitu format bebas dan format pasti. Format bebas memungkinkan responden lebih bebas dalam memberikan jawaban. Sedangkan format pasti menyediakan pilihan jawaban yang harus dipilih responden. 2.1.6.4 Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:320), Database Design adalah proses pembuatan design untuk database yang akan membantu operasional perusahaan dan target tujuannya. Tujuan desain basisdata adalah: • Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh aplikasi dan user view. • Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan. • Menspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain basisdata, yaitu: 1. Top-Down Diawali dengan membuat data model. Pendekatan topdown dapat diilustrasikan menggunakan entity- relationship (ER) model yang high level, kemudian mengidentifikasikan entity, dan relationship antar entity 22 organisasi. Pendekatan ini sesuai bagi basisdata yang kompleks. 2. Bottom-Up Dimulai dari level dasar attribute (property entity dan relationship), menganalisa hubungan antar attribute, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entity dan relasi antara entity. Pendekatan ini sesuai bagi basisdata dengan jumlah attribute yang sedikit. 3. Inside-Out Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya adalah pada tahap awal mengidentifikasi major entity lalu menguraikannya menjadi entity-entity relasi dan attributeattribute yang berhubungan dengan major entity. 4. Mixed Menggunakan pendekatan bottom up dan top down. Tahapan-tahapan dalam desain basisdata adalah: 1. Conceptual Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan basisdata konseptual (conceptual database design) adalah suatu proses membangun sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisikal. 2. Logical Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan basisdata logikal (logical database design) adalah suatu proses membangun sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan data model yang spesifik tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. 3. Physical Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan basisdata fisikal (physical database design) adalah suatu 23 proses memproduksi sebuah deskripsi implementasi pada penyimpanan sekunder; menjelaskan relasi-relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. 2.1.6.5 DBMS Selection Menurut Connolly dan Begg (2010:325-326), DBMS selection adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basisdata. Langkah-langkah utama untuk memilih suatu DBMS: 1. Mendefinisikan terminologi studi referensi 2. Mendaftar dua atau tiga produk 3. Evaluasi produk 4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk 2.1.6.6 Application Design Menurut Connolly dan Begg (2010:329-331), application design adalah desain user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basisdata. Perancangan basisdata dan aplikasi merupakan aktivitas paralel yang meliputi dua aktivitas penting, yaitu: 1. Transaction Design Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh user tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari basisdata. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan dan memuat keterangan karakteristik high level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada basisdata. Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu: • Retrieval transaction Digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan. 24 • Update transaction Digunakan untuk menambahkan record baru, menghapus record lama, atau memodifikasi record yang sudah ada dalam database. • Mixed Transaction Meliputi pemanggilan dan perubahan data. 2. User Interface Design Menurut Connolly dan Begg (2010:331-333), terdapat beberapa langkah dalam membuat rancangan anatarmuka yang baik bagi aplikasi yaitu: • Judul yang sesuai arti. • Instruksi yang konprehensif. • Pengelompokan logikal dan fields yang berurutan. • Tampilan layout form atau report menarik. • Label field yang dikenal. • Singkatan dan istilah yang konsisten. • Penggunaan warna yang konsisten. • Batasan dan ruang yang terlihat bagi field dataentry. • Pergerakan kursor yang baik. • Perbaikan kesalahan bagi karakter individu dan keseluruhan field. • Pesan kesalahan dimunculkan untuk data yang salah. • Penandaan field optional yang jelas. • Penjelasan untuk setiap field dapat dibaca dengan jelas. • Pemberian suatu tanda jika proses telah selesai. 25 2.1.6.7 Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010:333), prototyping adalah membangun sebuah model kerja dari sistem basisdata. Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah sebagai berikut: • Mengidentifikasi fitur dari sistem berjalan dengan baik atau tidak. • Memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru. • Mengklarifikasi kebutuhan pengguna. • Mengevaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari rancangan sistem khusus. Dalam membuat prototype, terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan, yaitu: • Requirements Prototyping Requirements Prototyping menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basisdata yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype akan dibuang. • Evolutionary Prototyping Evolutionary Prototyping digunakan untuk tujuan yang sama dengan requirements prototyping. Perbedaannya, prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basisdata yang digunakan. 2.1.6.8 Implementation Menurut Connolly dan Begg (2010:333-334), implementasi merupakan realisasi fisikal dari basisdata dan perancangan aplikasi. Implementasi basisdata dapat diperoleh dengan menggunakan DDL dari Database Management System (DBMS) yang terpilih atau Graphical User Interface (GUI). 26 2.1.6.9 Data Conversation and Loading Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data conversion loading adalah mentransfer data yang ada ke dalam basisdata baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basisdata baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basisdata baru menggantikan sistem yang lama. 2.1.6.10 Testing Menurut Connolly dan Begg (2010:334), testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi yang bertujuan untuk menemukan kesalahan. Pengujian hanya akan terlihat jika terjadi kesalahan pada software. 2.1.6.11 Operational Maintenance Menurut Connolly dan Begg (2010:335), operational maintenance adalah proses pengawasan dan pemeliharaan sistem basisdata setelah melakukan instalasi. Pada langkah sebelumnya, sistem basisdata telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya. Sekarang sistem memasuki langkah pemeliharaan yang melibatkan aktivitasaktivitas berikut: • Pengawasan peforma sistem, jika performa menurun maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang basisdata. • Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basisdata (jika diperlukan). 2.1.7 Entity-Relationship Modeling Menurut Connolly dan Begg (2010:371), entity relationship modeling adalah pendekatan top-down pada perancangan basisdata yang dimulai dengan identifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi antara data yang harus digambarkan pada model. Selanjutnya ditambahkan detail seperti informasi yang ingin disimpan mengenai 27 entitas dan relasi yang disebut atribut dan batasan – batasan lain pada entitas, relasi, dan atribut. Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basisdata berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan relasi. 2.1.7.1 Entity Types Menurut Connolly dan Begg (2010:372), tipe entitas (entity types) adalah sekumpulan objek yang memiliki properti yang sama, yang diidentifikasikan di dalam organisasi karena keberadaannya yang bebas (independent existence). Tipe entitas terbagi menjadi dua, yaitu: • Tipe Entitas Kuat (Strong Entity) Tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada tipe entitas lainnya (Connolly dan Begg, 2010:383). • Tipe Entitas Lemah (Weak Entity) Tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada tipe entitas lainnya (Connolly dan Begg, 2010:383). 2.1.7.2 Relationship Types Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship types adalah sekumpulan hubungan antar tipe entitas yang memiliki arti. 2.1.7.3 Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010:379), attribute adalah properti dari suatu entitas atau relationship type yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Setiap atribut menyimpan nilai yang menjelaskan setiap entity occurrence dan menggambarkan bagian utama dari data yang disimpan dalam basisdata. 28 Attribute Domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Terdiri atas (Connolly dan Begg, 2010:379-380): • Simple Attribute Yaitu atribut yang terdiri atas satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. • Composite Attribute Yaitu atribut yang terdiri atas beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen. Contohnya attribute address yang terdiri atas street, city, postcode. • Single-Valued Attribute Yaitu attribute yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian. Contohnya entitas branch memiliki satu nilai untuk atribut branchNo pada setiap kejadian. • Multi-Valued Attribute Yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. Contohnya entitas branch memiliki beberapa nilai atribut telpNo pada setiap kejadian. • Derived Attribute Yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari satu entitas. Contohnya perhitungan lama mulai pinjaman pinjam dihasilkan dikurangi dari tanggal pengembalian, perhitungan bunga tabungan dari jumlah saldo dan lamanya dana mengendap ditabungan. 29 2.1.7.4 Keys Tipe-tipe keys yaitu: • Candidate key Minimal atribut-atribut yang secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari tipe entitas (Connolly dan Begg, 2010:381). • Primary key Kunci kandidat yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian dari suatu tipe entitas secara unik (Connolly dan Begg, 2010:381). • Composite key Kunci kandidat yang terdiri dari dua atribut atau lebih (Connolly dan Begg, 2010:382). • Alternate key Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key (Connolly dan Begg, 2010:151). • Foreign key Foreign key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam satu relasi yang cocok dengan candidate key dari hubungan yang sama (Connolly dan Begg, 2010:151). 2.1.7.5 Structural Constraints Menurut Connolly dan Begg (2010:385), ada 3 structural constraint, yaitu: 1. Multiplicity Yaitu jumlah (atau jangkauan) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi. Derajat relasi yang paling umum adalah binary relationship. Beberapa macam binary relationship, yaitu: 30 • One-to-one (1:1) Relationship Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurrence pada entitas yang satu dengan sebuah entity occurrence pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut. Gambar 2.2 One-to-one (1:1) Relationship Sumber: Connolly dan Begg (2010:386) • One-to-many (1:*) Relationship Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurrence pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entity occurrence pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut. 31 Gambar 2.3 One-to-many (1:*) Relationship Sumber: Connolly dan Begg (2010:387) • Many-to-many (*:*) Relationship Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity occurrence pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entity occurrence pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut. Gambar 2.4 Many-to-many (*:*) Relationship Sumber: Connolly dan Begg (2010:388) 32 2. Cardinality Menggambarkan jumlah maksimum dari kemungkinan hubungan yang terjadi untuk entitas yang berpartisipasi dalam tipe hubungan yang diberikan. Gambar 2.5 Cardinality Sumber: Connolly dan Begg (2010:390) 3. Participation Menjelaskan apakah semua entitas yang terjadi dilibatkan dalam hubungan tertentu (disebut mandatory participation) atau hanya beberapa entitas saja (disebut optional participation). 2.1.8 Metodologi Perancangan Basisdata Menurut Connolly dan Begg (2010:466), metodologi perancangan basisdata merupakan pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, teknik, tools, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan basisdata. Metodologi perancangan basisdata terbagi atas tiga tahap perancangan yaitu perancangan konseptual, perancangan logikal, dan perancangan fisikal. 2.1.8.1 Perancangan Konseptual Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan basisdata konseptual (conceptual database design) adalah suatu proses membangun sebuah model dari data yang 33 digunakan oleh perusahaan dan independen dari semua pertimbangan fisikal. Menurut Connolly dan Begg (2010:471-485), langkahlangkah dalam membangun model data konseptual yaitu: Langkah 1: Membangun Model Data Konseptual Tujuannya untuk memecah rancangan menjadi tugastugas yang dapat diatur dengan memeriksa sudut pandang yang berbeda dari pengguna di dalam suatu organisasi. Langkah-langkah dalam metodologi perancangan konseptual yaitu: 1.1 Identifikasi entitas Langkah pertama dalam membangun model data konseptual lokal adalah menentukan objek-objek utama atau mengidentifikasikan entitas-entitas yang diperlukan pengguna. 1.2 Identifikasi hubungan (relationship) Mengidentifikasi hubungan-hubungan (relationship) yang penting antara entitas-entitas yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Entity-relationship Modelling digunakan untuk menggambarkan entitas dan hubungannya. Dalam tahap ini juga ditentukan batasan multiplicity dari relationship tersebut dan pengecekan adanya fan atau chasm traps dalam model tersebut. Setelah itu dilakukan dokumentasi relationship. • Fan Traps terjadi dimana model yang merepresentasikan suatu hubungan antar entitas, tetapi alur relasinya memperlihatkan ambiguitas. • Chasm Traps terjadi dimana model menggambarkan keadaan dari hubungan antara entitas yang satu dengan yang lainnya, tetapi tidak ada hubungan antara kedua emitas yang utama. 34 1.3 Identifikasi dan hubungkan atribut-atribut dengan entitas atau hubungan (relationship) Menghubungkan atribut-atribut dengan entitas atau relationship yang tepat. Mengidentifikasikan simple attribute, composite attribute, single-valued attribute, multi-valued attribute dan derived attribute. 1.4 Menentukan domain atribut Tujuannya untuk menentukan domain atribut pada model data konseptual. Yang dimaksud wilayah adalah sekumpulan nilai-nilai dimana suatu atribut menggambarkan nilainya. Contoh nilai yang mungkin untuk atribut Jenis Kelamin dari entitas Karyawan adalah ‘M’ atau ‘F’, wilayah dari atribut ini adalah single character string yang berisi nilai ‘M’ atau ‘F’. Setelah itu, dilakukan dokumentasi domain atribut. 1.5 Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key Mengidentifikasi candidate key untuk tiap-tiap entitas dan jika ada lebih dari suatu candidate key, pilih salah satu untuk menjadi primary key dan lainnya menjadi alternate key. 1.6 Mempertimbangkan penggunaan Enchanced Modelling Concept (langkah opsional) Mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan. seperti specialization, generalization, aggregation dan composition. • Specialization, perbedaan adalah antara proses anggota memaksimalkan entitas dengan mengidentifikasi karakteristik yang membedakan seluruh entitas. • Generalization, adalah proses meminimalkan perbedaan antara entitas dengan mengidentifikasi karakteristik entitas. yang sama dari masing-masing 35 • Aggregation, adalah mempresentasikan hubungan ‘has-a’ atau ‘is-part-of’ antara tipe-tipe entitas, dimana salah satu adalah sebagai ‘whole’ dan yang lainnya sebagai ‘part’. • Composition adalah bentuk agregasi yang khusus yang mereperesentasikan hubungan antar entitas, dimana terdapat strong ownership dan dalam lingkup waktu yang bersamaan antara whole dengan part. 1.7 Memeriksa model akan adanya redudansi Memeriksa keberadaan redudansi dalam model. Dilakukan pemeriksaan secara spesifik terhadap hubungan one-to-one (1:1), menghilangkan hubungan (relationship) yang redundan, dan mempertimbangkan penggunaan dimensi waktu. 1.8 Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi pengguna Tujuannya untuk menjamin bahwa konseptual data model mendukung kebutuhan transaksi. Dengan menggunakan model yang telah divalidasi tersebut, dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa lokal konseptual data model mendukung kebutuhan transaksi, yaitu: • Mendeskripsikan transaksi Memeriksa seluruh informasi (entities, relationship, dan attribute) yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh model dengan mendokumentasikan penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi. • Menggunakan transaksi pathways Pendekatan kedua menggunakan jalur transaksi pathways, pendekatan ini untuk memvalidasi model atau data terhadap transaksi yang 36 dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur yang digunakan oleh setiap transaksi langsung pada diagaram ER. 1.9 Review model data konseptual dengan pengguna Memeriksa model data konseptual dengan pengguna sistem untuk memastikan bahwa model data tersebut secara tepat menggambarkan transaksi dan kebutuhan data secara nyata dalam perusahaan. 2.1.8.2 Perancangan Logikal Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan basisdata logikal (logical database design) adalah suatu proses membangun sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan data model yang spesifik tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Menurut Connolly dan Begg (2010:490-518), langkah-langkah dalam membangun model data logikal yaitu: Langkah 2: Membangun Model Data Logikal Tujuannya untuk membuat model data logikal lokal dari model data konseptual lokal yang merepresentasikan pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi. Pada langkah kedua, tahapan-tahapannya adalah: 2.1 Membuat relasi untuk model data logikal Membuat relasi dari model data konseptual untuk mempresentasikan entitas, relationship, dan atribut-atribut yang telah diidentifikasi. 37 2.2 Validasi relasi menggunakan normalisasi Validasi relasi pada model data logikal menggunakan teknik normalisasi. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan tiap-tiap relasi setidaknya berada dalam 3NF (Third Normal Form). 2.3 Validasi relasi terhadap transaksi pengguna Tahap ini bertujuan untuk memastikan hubungan dalam model data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan. Dalam langkah ini akan dilakukan operasi basisdata secara manual, bila semua transaksi yang dibutuhkan dapat berjalan semestinya maka model data logikal terhadap transaksi telah divalidasi. 2.4 Memeriksa batasan-batasan intergritas (integrity constraints) Batas integritas (Integrity Constraint) adalah batasan yang ditentukan untuk menghindari data menjadi tidak konsisten. Tipe - tipe batasan integritas, yaitu : • Required data Beberapa atribut harus selalu berisi data yang valid. Dengan kata lain, tidak boleh kosong (null). • Attribute domain constraint Setiap kumpulan atribut dari mempunyai nilai-nilai domain, yang yaitu memenuhi persyaratan. Contohnya jenis kelamin diisi dengan ‘P’ atau ‘L’. • Multiplicity Multiplicity menunjukan batasan yang ditempatkan pada relasi-relasi antar data dalam basisdata. • Entity integrity Primary key dari suatu entitas tidak boleh kosong (null). 38 • Referential integrity Jika suatu foreign key memiliki nilai, maka nilai tersebut harus menunjuk ke sebuah baris yang ada pada relasi ‘Parent’. • General constraint Batasan yang berasal dari persyaratan- persyaratan bisnis perusahaan. Kemudian dokumentasi semua batasan-batasan integritas (integrity constraint). 2.5 Review model data logikal dengan pengguna Review model data logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa pengguna menyetujui model data logikal merupakan reprensentasi nyata terhadap persyaratan data perusahaan. 2.6 Gabungan model data logikal menjadi model data global (optional) Metodologi perancangan logikal memudahkan perancangan basisdata yang sederhana maupun basisdata kompleks. Untuk membuat basisdata dengan multiple user view, digunakan pendekatan integrasi view. Pada tahap ini, model data-model data ini digabungkan menjadi satu. 2.7 Memeriksa perkembangan dimasa depan Menentukan apakah akan ada perubahan penting yang mungkin dapat muncul terjadi dimasa depan dan untuk menilai apakah model data logikal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. 2.1.8.3 Perancangan Fisikal Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan basisdata fisikal (physical database design) adalah suatu proses memproduksi sebuah deskripsi implementasi pada penyimpanan sekunder; menjelaskan relasi-relasi dasar, 39 organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Menurut Connolly dan Begg (2010:525-528), langkah-langkah dalam membangun model data fisikal yaitu: Langkah 3: Menerjemahkan Model Data Logikal untuk DBMS yang Ditargetkan Tujuannya untuk menghasilkan skema basisdata relasional dalam model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke DBMS. Pada langkah ketiga, tahapan-tahapannya adalah: 3.1 Merancang relasi dasar Menentukan bagaimana representasi relasi dasar yang telah diidentifikasi pada model data logikal global, agar dapat diimplementasikan pada DBMS tujuan. Informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari kamus data dan definisi dari relasi dideskripsikan menggunakan database design language (DBDL). 3.2 Merancang representasi dari data turunan Menentukan bagaimana representasi data turunan yang ada pada model data logikal global, agar dapat diimplementasikan pada DBMS tujuan. Atribut yang mana nilainya didapatkan dari mengkaji nilai atribut lain dinamakan derives atau calculated attributes. Derived attribute seringkali tidak muncul dalam perancangan basisdata logikal tetapi didokumentasikan di dalam kamus data. 3.3 Merancang batasan-batasan umum (general constraint) Merancang batasan-batasan umum untuk DBMS yang akan digunakan. Langkah 4: Merancang organisasi file dan indeks Tujuannya untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan hubungan dasar dan indeks yang 40 diperlukan untuk mencapai kinerja agar dapat diterima, yang artinya relasi dan tuple akan disimpan dalam penyimpanan secondary. Pada langkah keempat, tahapan-tahapannya adalah (Connolly dan Begg, 2010:529-541): 4.1 Menganalisa transaksi Memahami fungsionalitas transaksi yang dijalankan pada basisdata dan menganalisa transaksitransaksi yang penting. 4.2 Memilih organisasi file Tujuan langkah ini adalah menentukan organisasi file yang efisien untuk tiap-tiap relasi dasar jika diperoleh DBMS yang akan digunakan. 4.3 Memilih organisasi index Tujuan langkah ini untuk menentukan apakah kegunaan index akan meningkatkan kinerja sistem. Ada tiga jenis index yaitu: • Primary index, pengindexan dilakukan pada kolom kunci (key field), yang diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial (Connolly dan Begg, 2010:535). • Clustering index, pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field), yang sudah diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom bukan kunci itu disebut juga dengan clustering attribute (Connolly dan Begg, 2010:535). • Secondary index, pengindeksan dilakukan pada kolom yang tidak terurut didalam file data (Connolly dan Begg, 2010:536). 4.4 Memperkirakan kebutuhan kapasitas disk Memperkirakan besarnya ruang disk (disk space) yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi basisdata. Estimasi pemakaian disk tergantung pada DBMS dan perangkat keras yang digunakan untuk mendukung basisdata. Perkiraan ukuran dapat dilakukan 41 dengan mengukur besar data tiap baris dan jumlah baris pada setiap relasi. Langkah 5: Merancang View Pengguna Merancang view pengguna yang telah diidentifikasi selama tahap pengumpulan kebutuhan dan analisa pada Siklus Hidup Aplikasi Basisdata (Connolly dan Begg, 2010:542). Langkah 6: Merancang Mekanisme Keamanan Merancang mekanisme keamanan untuk sistem basisdata yang telah ditentukan oleh pengguna selama tahap persyaratan dan pengumpulan kebutuhan pada Siklus Hidup Aplikasi Basisdata (Connolly dan Begg, 2010:542). 2.1.9 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah kumpulan dari relasi-relasi dengan atribut-atribut yang diinginkan, yang berdasarkan kebutuhankebutuhan data sebuah perusahaan. Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup: • Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan perusahaan. • Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional dependencies. • Minimal duplikasi untuk tiap atribut. Tahapan normalisasi adalah sebagai berikut: 1. Unnormalized Form (UNF) Sebuah table yang berisi satu atau lebih grup yang berulang. Yang dimaksud berulang itu adalah multivalued (Connolly dan Begg, 2010:430). atribut-atribut yang 42 2. First Normal Form (1NF) Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai saja. Bentuk normal pertama ini, dicapai apabila setiap nilai atribut adalah tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan melakukan eliminasi terhadap terjadinya data ganda (repeating groups). Pada kondisi normal pertama ini memungkinkan masih terjadinya data rangkap (Connolly dan Begg, 2010:430). 3. Second Normal Form (2NF) Suatu relasi yang terdapat dalam 1NF dan setiap atribut yang bukan merupakan primary key bergantung sepenuhnya secara fungsional terhadap primary key (Connolly dan Begg, 2010:434). 4. Third Normal Form (3NF) Sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan kedua serta setiap atribut bukan key yang bergantung secara transitif kepada bukan key juga. Bentuk normal ketiga adalah berdasarkan pada konsep peralihan ketergantungan (transitive dependency) (Connolly dan Begg, 2010:436). 5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF) Sebuah relasi dimana dalam setiap determinan adalah sebuah candidate key (Connolly dan Begg, 2010:447). 6. Fourth Normal Form (4NF) Sebuah relasi dalam 4NF jika dan hanya jika untuk setiap ketergantungan non trivial multivalued A→B, A adalah candidate key dari relasi (Connolly dan Begg, 2010:457). 7. Fifth Normal Form (5NF) Suatu relasi dalam 5NF jika dan hanya jika untuk setiap ketergantungan bergabung dalam relasi R, masing-masing proyeksi termasuk candidate key dari relasi asli (Connolly dan Begg, 2010:458). 2.2 Pemahaman Obyek Studi 2.2.1 Siswa “Siswa adalah murid, pelajar terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1077). 43 Tugas siswa antara lain belajar, mengerjakan ujian, mengerjakan tugas, melihat jadwal pelajaran dan jadwal ujian. 2.2.1.1 Belajar “Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:17). 2.2.1.2 Ujian “Ujian adalah sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu (kepandaian, kemampuan, hasil belajar).” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1237). 2.2.1.3 Jadwal “Jadwal adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:449). 2.2.1.4 Nilai “Nilai adalah angka kepandaian.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:783). 2.2.1.5 Tugas “Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:1215). 2.2.2 Guru “Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:377). Tugas guru antara lain mengajar materi pelajaran, menilai ulangan atau ujian siswa dan menguji kemampuan siswa. 44 2.2.2.1 Mengajar “Mengajar adalah memberi pelajaran; melatih.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:17). 2.2.2.2 Menilai “Menilai adalah memperkirakan atau menentukan nilainya; memberi nilai; memberi angka.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:783). Menilai menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau pretasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). 2.2.2.3 Menguji “Menguji adalah memeriksa untuk mengetahui mutu (kepandaian) sesuatu.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1237). 2.2.3 Orangtua “Orangtua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang-orang yang dihormati atau disegani.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:802). Tugas orangtua yaitu mengawasi anaknya. “Mengawasi adalah melihat dan memperhatikan (tingkah laku orang); mengamat-amati dan menjaga baik-baik; mengontrol.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:79). 2.2.4 Admin Administrator atau admin adalah orang yang bertugas mengurus hal-hal yang bersifat administratif. Istilah administrator digunakan juga dalam jaringan komputer dan internet dimana administrator atau sering disebut dengan istilah admin memiliki wewenang dan peranan yang besar dalam mengendalikan suatu jaringan komputer, baik lokal maupun internet. Admin yang dimaksud dalam dunia jaringan komputer adalah seseorang atau sebuah tim 45 yang bertindak sebagai pengatur dalam suatu jaringan. Tugas admin adalah mengatur sistem informasi SMA Bukit Sion. “Mengatur adalah membuat (menyusun) sesuatu menjadi teratur (rapi); menata; mengurus.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:75). Dalam hal ini admin mengatur jadwal seperti jadwal guru mengajar, jadwal pelajaran siswa dan hal lain yang berkaitan dengan sekolah. 2.3 Sistem Berbasis Web Sistem informasi berbasis web adalah aplikasi atau layanan yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah web dan karenanya dapat diakses dari mana saja melalui internet (Turban et al, 2005:50). 2.3.1 Internet Menurut Williams dan Sawyer (2006:64), internet adalah jaringan yang sangat besar dari jaringan, menghubungkan jutaan komputer via protokol, perangkat keras dan jalur komunikasi. Internet merupakan infrastruktur yang tidak hanya mendukung web, tetapi juga sistem komunikasi seperti e-mail, instant messaging, newsgroup dan aktivitas lain. 2.3.2 WWW “WWW (World Wide Web) adalah kumpulan web server dari seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk digunakan bersama.” (Dipraja, 2013:9). “World Wide Web (WWW), sering disingkat dengan web, adalah suatu layanan di dalam jaringan internet yang berupa ruang informasi. Dengan adanya web, user dapat memperoleh atau menemukan informasi yang diinginkan dengan cara mengikuti link (hyperlink) yang disediakan di dalam dokumen yang ditampilkan oleh aplikasi web browser.” (Raharjo, 2011:2). 46 2.3.3 Web Server “Web Server adalah sebuah komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Secara bentuk fisik dan cara kerjanya, perangkat keras web server tidak berbeda dengan komputer rumah atau PC, yang membedakan adalah kapasitas dan kapabilitasnya. Perbedaan tersebut dikarenakan web server bekerja sebagai penyedia layanan yang dapat diakses oleh banyak pengguna, sehingga dibutuhkan kapasitas dan kapabilitas yang besar dibandingkan PC. Dukungan perangkat lunak sangat dibutuhkan agar web server dapat berjalan secara optimal. Setiap perangkat lunak web server memiliki karakteristik dan teknologi yang digunakan untuk mengatur kerja sistemnya.” (Sibero, 2013:11). 2.3.4 Web Browser “Web browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengambil dan menyajikan sumber informasi web.” (Sibero, 2013:12) Browser juga bisa disebut sebagai jembatan antara pengguna internet dengan internet, tanpa browser ini mustahil para pengguna internet dapat memanfaatkan internet. Dengan menggunakan web browser ini juga, para pengguna internet juga dapat mengakses dan memanfaatkan berbagai informasi yang terdapat di internet dengan mudah. Beberapa contoh browser yang terkenal: Microsoft Internet Explorer, Netscape, Mosaic, Mozilla firefox, Google Chrome dan Opera. 2.3.5 HTTP Menurut Connolly (2010:1029), Hypertext Transfer Protocol (HTTP) mendefinisikan bagaimana klien dan server berkomunikasi dan juga merupakan sebuah protokol untuk mengirimkan informasi antara server dan klien. HTTP didasarkan pada paradigma permintaan-respon (requestresponse). Transaksi HTTP terdiri dari mengikuti tahapan: • Koneksi (connection) 47 Klien membangun koneksi dengan web server. • Permintaan (request) Klien mengirimkan pesan permintaan ke web server. • Respon (response) Web server mengirimkan respon (misalnya, dokumen HTML) ke klien. • Tutup (close) Sambungan ditutup oleh web server. 2.3.6 URL “URL adalah singkatan dari Uniform Resource Locator, yaitu rangkaian karakter yang disusun berdasarkan aturan/standar tertentu, yang digunakan untuk menunjukkan alamat suatu sumber (misal: dokumen atau gambar) di internet. Untuk mengakses informasi yang terdapat pada suatu situs web, kita perlu menuliskan url dari situs web bersangkutan melalui aplikasi web browser.” (Raharjo, 2011:7-8) Beberapa contoh URL antara lain http://google.com atau http://yahoo.com. 2.4 IMK Interaksi manusia dan komputer atau human computer interact adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya. Interaksi manusia dan komputer berfokus pada perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai (user interface). Menurut Charles S. Wasson (2006:111), interface adalah fungsionalitas atau logika hubungan dan karakterisik fisikal yang dibutuhkan untuk berada pada sebuah sistem atau batas entitas dengan lingkungan operasinya yang memungkinkan entitas untuk menyediakan kemampuan misi. Shneiderman dan Plaisant (2010:88), mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk 48 merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu: 1. Berusaha konsisten Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2. Menyediakan kebutuhan universal Penyesuaian perbedaan kebutuhan dari berbagai user (tingkatan kemahiran, kelompok umur, pengetahuan) seperti dengan menambahkan penjelasan bagi pemula dan shortcut bagi user yang sudah lebih ahli (expert). 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) 49 Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan. 2.5 Tools yang Digunakan Dalam penulisan skripsi ini, adapun tools yang digunakan dalam perancangan sistem basisdata dan aplikasi basisdata antara lain menggunakan diagramming tools dan software tools, DBMS tools dan programming tools. 2.5.1 Diagramming Tools 2.5.1.1 Flowchart Saputra dan Agustin (2013:54) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Flowchart merupakan suatu diagram yang menggambarkan alur kerja suatu system.” Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Terdapat dua model penulisan flowchart, yaitu : 1. System flowchart Merupakan bagan atau diagram yang memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari beberapa file di dalam media tertentu. Melalui system flowchart jenis media penyimpanan yang dipakai dalam pengolahan data akan terlihat. Selain itu juga dapat menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output. 50 System flowchart menggambarkan urutan tidak digunakan langkah dalam untuk memecahkan masalah melainkan hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk. 2. Program flowchart Merupakan bagan atau diagram yang memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam suatu program. Dua jenis metode penggambaran program flowchart, yaitu : a. Conceptual flowchart Menggambarkan alur pemecahan masalah secara global. b. Detail flowchart Menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci. Simbol-simbol yang digunakan dalam flowchart, yaitu: Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart Simbol Keterangan Simbol dokumen, digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Simbol dokumen digunakan dan untuk tembusannya, menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan disudut kiri atas. Simbol untuk berbagai dokumen, menggambarkan dokumen yang digunakan berbagai digabungkan jenis bersama 51 dalam suatu paket. Namun dokumen dituliskan di dalam masing-masing simbol dan nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol dokumen yang bersangkutan. Simbol catatan, digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya didalam dokumen atau formulir. Simbol penghubung pada halaman yang sama, digunakan untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama. Simbol penghubung pada halaman yang berbeda, digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum di dalam symbol penghubung menunjukkan bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada halaman lain. Simbol kegiatan manual, digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual. Simbol arsip sementara, digunakan untuk menggambarkan arsip sementara yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan dating untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen 52 digunakan simbol berikut, yaitu A yang berarti menurut abjad, N yang berarti menurut nomor urut, dan T yang berarti menurut tanggal (kronologis). Simbol arsip permanen, digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang tidak akan diproses lagi. Simbol mulai/berakhir (terminal), digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi. Simbol keputusan, digunakan untuk menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. 2.5.1.2 Data Flow Diagram (DFD) Menurut Whitten dan Bentley (2007:317), Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah proses model yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan kinerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Saputra dan Agustin (2013:46) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Data Flow Diagram atau yang disingkat DFD merupakan suatu diagram yang menggambarkan alir data dalam suatu entitas ke sistem atau sistem ke entitas. DFD juga dapat diartikan sebagai teknik grafis yang menggambarkan alir data dan transformasi yang digunakan sebagai perjalanan data dari input atau masukan menuju keluaran atau output.” Tujuan DFD adalah sebagai berikut: • Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada saat data bergerak melalui sistem. • Menggambarkan fungsi-fungsi dan sub fungsi yang mentransformasi aliran data. 53 Tabel 2.2 Simbol-simbol Data Flow Diagram Simbol Keterangan Menggambarkan eksternal entitas (terminal) dari sistem Menggambarkan proses atau pekerjaan yang harus diselesaikan Menggambarkan aliran data atau input/output dari dan menuju proses Menggambarkan penyimpanan data atau biasa disebut basisdata (data store). Penyimpanan data dapat disamakan dengan seluruh bagian dari entitas tunggal dalam model data Tingkatan DFD terdiri dari: a. Diagram konteks (level 0) Diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD. b. Diagram nol (level 1) Diagram nol adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan tahapan proses yang ada pada diagram konteks. Di dalam diagram ini memuat penyimpanan data. c. Diagram Rinci (level 2) Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram nol (level 1). 54 2.5.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD) Menurut Whitten dan Bentley (2007:271), Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas beserta hubungan yang terbentuk antar data tersebut. ERD tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, menghapus data dan mengubah data. ERD merupakan suatu alat utama pemodelan data dan membantu menggambarkan data ke dalam entitas dan hubungan antar entitas. ERD mempunyai tiga elemen dasar, yaitu: 1. Entitas Entitas adalah sesuatu yang ada dalam sistem, baik nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi. 2. Relasi atau hubungan Hubungan alamiah yang terjadi antara entitas, menyangkut dua komponen yang menyatakan ikatan yang terjadi, yaitu cardinality dan participation. 3. Atribut Atribut merupakan pendeskripsian kelompok data yang mempunyai karakteristik yang mendeskripsikan entitas dan relasi). sama (data yang 55 Tabel 2.3 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram Simbol Keterangan Entitas Relasi Penghubung atribut dengan entitas dan relasi dengan entitas Langkah-langkah untuk membuat ERD, yaitu: 1. Identifikasi entitas Mengidentifikasi peran, kejadian, lokasi, hal abstrak atau konsep yang datanya disimpan oleh end-user. 2. Menentukan relasi Menentukan hubungan atau relasi antara sepasang entitas menggunakan relationship matriks. 3. Menggambar kasar ERD Menggambarkan entitas-entitas dan relasi diantara entitas untuk menghubungkannya. 4. Menentukan cardinality Menentukan cardinality (pemunculan suatu entitas di entitas lainnya yang berhubungan). 5. Menentukan primary key Mengidentifikasi atribut data yang secara unik mengidentifikasi setiap entitas. 6. Menggambar ERD berdasarkan atribut kunci Menggambarkan ERD beserta primary key di setiap entitas. 7. Identifikasi atribut lainnya Mengumpulkan informasi detail yang penting dalam sistem yang sedang dikembangkan. 56 8. Memetakan atribut Meletakkan atribut dalam satu entitas yang tepat serta mencari atribut yang ada dalam relasi. 9. Menggambar ERD lengkap dengan atribut Menggambarkan ERD dengan menyesuaikan ERD pada langkah 6 dengan entitas atau relasi pada langkah 8. 10. Memeriksa hasil Memeriksa ERD yang dihasilkan untuk mengetahui ketepatan ERD dengan sistem. 2.5.1.4 State Transition Diagram (STD) Menurut Whitten dan Bentley (2007:635), State Transition Diagram (STD) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat terjadi selama sesi yang dapat digunakan oleh user. Tabel 2.4 Komponen State Transition Diagram Simbol Keterangan Simbol state, merupakan kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau benda pada waktu atau kondisi tertentu Simbol transition state, merupakan perubahan yang digambarkan dengan simbol panah dan setiap panah diberi label. 2.5.2 Software Tools 2.5.2.1 XAMPP Sidik (2012:72-73) lebih spesifik mengatakan bahwa, “XAMPP merupakan paket server web PHP dan database MySQL yang paling populer di kalangan pengembang web dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya. 57 XAMPP termasuk paket server yang paling mudah untuk digunakan sebagai paket untuk pengembangan aplikasi web. XAMPP termasuk paket yang paling bagus updatenya, sehingga paling baik dipilih untuk digunakan untuk development atau pun untuk produksi.” 2.5.2.2 Adobe Dreamweaver “Adobe Dreamweaver adalah aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor professional untuk mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga biasa disebut dengan istilah WYSIWYG (What You See Is What You Get), yang berarti anda tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat sebuah site dan dapat melihat hasil desainnya secara langsung.” (Andi, 2013:2). 2.5.2.3 PhpMyAdmin Nugroho (2013:71) lebih spesifik mengatakan bahwa, “phpMyAdmin adalah tools MySQL Client berlisensi Freeware, phpMyAdmin harus dijalankan di sisi server web (misalnya: Apache web server) dan pada komputer harus tersedia PHP, karena berbasis web.” Fitur dalam PhpMyAdmin mendukung banyak fitur MySQL, antara lain: • Menelusuri dan drop basisdata (database), tabel, pandangan (view), bidang (fields) dan indeks. • Membuat, menyalin, drop, dan mengubah nama basisdata, tabel, kolom dan indeks. • Pemeliharaan server, basisdata dan tabel, dengan server konfigurasi. • Melaksanakan, mengedit dan penunjuk pernyataan-SQL, bahkan batch-queries • Mengelola pengguna MySQL dan hak istimewa. • Mengelola prosedur penyimpanan. 58 2.5.3 DMBS Tools “MySQL atau dibaca “My Sekuel” dengan adalah suatu RDBMS (Relational Database Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data.” (Sibero, 2013:97). 2.5.4 Programming Tools 2.5.4.1 PHP Kadir (2013:17) lebih spesifik mengatakan bahwa, “PHP adalah bahasa pemrograman yang ditujukan untuk kepentingan pembuatan aplikasi web. Sebagai bahasa pemrograman untuk web, PHP bukanlah satu-satunya, tetapi termasuk yang paling populer.” “PHP merupakan secara umum dikenal sebagai bahasa pemograman script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML, dikenal juga sebagai bahasa pemograman server side. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan script PHP.” (Sidik, 2012:4). “PHP merupakan salah satu aplikasi eksternal yang bisa digunakan oleh server web, sehingga server web tidak sekedar untuk memberikan layanan dokumen HTML saja; tetapi bisa juga menjadi program yang menerima masukan dari luar dan memberikan luaran yang berasal dari database atau pun sumber data lainnya menjadi dokumen HTML.” (Sidik, 2012:5). Beberapa keunggulan penting PHP dibandingkan dengan bahasa scripting lainnya adalah sebagai berikut: 1. PHP mendukung banyak sistem basisdata, seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, Informix, Interbase, dan lain-lain. 59 2. PHP bersifat cross platform, artinya dapat dipakai di hampir semua web server seperti Apache, AOL Server, dan Microsoft Internet Information Service. Selain itu , PHP juga dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi, seperti LINUX, UNIX, maupun diberbagai versi dari Microsoft Windows. 3. PHP adalah program yang bersifat open source sehingga siapapun dapat mengubah maupun menambahkan fungsifungsi baru secara bebas. Oleh karena itu, PHP memiliki siklus hidup yang sangat singkat (selalu up to date) mengikuti perkembangan teknologi internet. 2.5.4.2 HTML Menurut Connolly dan Begg (2010:1031), HTML (HyperText Markup Language) adalah sebuah sistem untuk menandai sebuah dokumen agar sistem tersebut dapat dipublikasikan di web. HTML mendefinisikan apa yang secara umum ditransmisikan antara node yang ada di dalam jaringan. 2.5.4.3 JavaScript Kadir (2013:13) lebih spesifik mengatakan bahwa, “JavaScript adalah sebuah bahasa pemrograman berbentuk skrip yang dapat dipakai untuk mengakses elemen-elemen di dokumen HTML.” 2.5.4.4 CSS “Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstuktur dan seragam. Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.” Ardhana (2013:108) 60 CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna table, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraph, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. 2.6 Hasil Rancangan Sistem Basisdata yang Serupa 2.6.1 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data E-Learning Berbasis Web pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Ricci II Universitas : Bina Nusantara Penulis : Tania Liana, Joko Ngalimin Tahun : 2012 Ruang lingkup: 1. Perancangan e-Learning berbasiskan web untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar pada SMA Katolik Ricci II. 2. Penelitian ini untuk melakukan perancangan terhadap beberapa fitur e- Learning yang terdiri dari : a. Fitur admin : beranda, lihat pengumuman, ganti password, keuangan, data kelas, data guru, data siswa, jadwal pelajaran, jadwal mengajar, materi, tugas, pesan, set pengumuman, set informasi dan news flash. b. Fitur kepala sekolah : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi, data siswa, data guru, ganti password, profil, pesan, forum. c. Fitur wali kelas : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi, ganti password, kehadiran siswa, data siswa, profil, pesan, forum. d. Fitur guru : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi, ganti password, profil, my class, materi, tugas, jadwal mengajar, input nilai, pesan, forum. e. Fitur siswa : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi, 61 data absen, ganti password, profil, my class, materi, tugas, keuangan, jadwal pelajaran, nilai, pesan, forum. 3. Penelitian ini tidak membahas mengenai infrastruktur jaringan, keamanan serta biaya yang dibutuhkan. 4. Sistem e-Learning ini dirancang dengan bagian terdiri atas 5 aktor, yaitu karyawan sebagai administrator, kepala sekolah, wali kelas, guru dan siswa SMA Katolik Ricci II. 2.6.2 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data untuk Mendukung Sistem Akademis Berbasis Web pada SMA Mardi Yuana Bogor Universitas : Bina Nusantara Penulis : Erwin Chandra, Wiwi Anggraini, Shelly Mulyadi Tahun : 2013 Ruang lingkup: 1. Menganalisa dan merancang basisdata yang digunakan untuk membangun website pada instansi pendidikan SMA Mardi Yuana Bogor, 2. Pembuatan sistem akademis digunakan untuk mengetahui pengumuman dan kegiatan sekolah, informasi data pribadi siswa, informasi data pribadi guru, jadwal kegiatan belajar mengajar, jadwal ujian siswa,nilai tugas dan raport siswa, absensi, dan forum diskusi, 3. Penelitian ini untuk melakukan rancangan terhadap beberapa fitur akademis yang terdiri dari : a. Fitur admin : input pengumuman, pelanggaran, ekstrakurikuler, ganti password, keuangan, data kelas, data guru, data siswa, jadwal pelajaran, jadwal mengajar, mengatur pengumuman, mengatur informasi dan news flash. b. Fitur wali kelas : lihat pengumuman, ganti password, absensi siswa, profile, pesan, melihat nilai siswa, memasukkan nilai ekstrakurikuler, forum. c. Fitur guru : lihat pengumuman, ganti password, profile, jadwal mengajar, memasukkan nilai siswa mata pelajaran yang diajarkan, forum. 62 d. Fitur siswa : lihat pengumuman, data absensi, ganti password, profile, jadwal pelajaran, nilai, pesan, pelanggaran, ekstrakurikuler, dan forum. e. Fitur orang tua : melihat absensi anak, nilai anak, pelanggaran anak, keuangan, dan pengumuman. 4. Pengguna yang menggunakan sistem akademis ini adalah guru dan siswa dari SMA Mardi Yuana Bogor. Untuk guru terbagi lagi menjadi tata usaha, wali kelas, guru mata pelajaran, dan admin. Masing-masing pengguna akan mempunyai ID Pengguna dan password yang berbeda untuk melakukan login, 5. Membatasi pengaksesan basisdata untuk masing-masing pengguna. 2.6.3 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data E-Learning pada SMAN 47 Jakarta Universitas : Bina Nusantara Penulis : Ervin Febriansyah, Apriyatno Putra Ishak, Gita Tiara Leo Tahun : 2013 Ruang lingkup: 1. Merancang basis data untuk menunjang e-learning mencakup siswa, guru, dan admin. 2. Rancangan dalam aplikasi e-learning ini berfokus pada sistem pendukung kegiatan belajar mengajar pada SMAN 47 Jakarta. 3. Membatasi hak akses untuk pengguna tertentu. 4. Perancangan aplikasi e-learning ditujukan kepada siswa, guru, dan admin sebagai penggunanya. 5. Perancangan terhadap beberapa fitur e-learning yang terdiri dari: a. Fitur siswa : beranda, melihat pengumuman, ganti password, profil, my class, materi, tugas, jadwal pelajaran, jadwal ujian, melihat nilai, status keuangan, forum. b. Fitur guru : beranda, melihat pengumuman, ganti password, profil, my class, materi, tugas, input nilai, forum. 63 c. Fitur admin : beranda, ganti password, ganti pengumuman, keuangan, data kelas, data guru, data siswa, jadwal ujian, jadwal pelajaran, mengatur status keuangan. 64