Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

advertisement
Materi 3
Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)
Subpokok bahasan :
 Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending)
 Jenis-jenis kredit
 Prinsip-prinsip pemberian kredit
 Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit
1. Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending)
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan
istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau
lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat juga dilakukan dengan membeli
berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank. Alokasi dana itu sendiri berarti
menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan.
Penjualan dana ini ditujukan agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal
mungkin.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur
dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau
mobil.
2.
Adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit
(debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya.
Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak,
termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian juga
dengan masalah sanssi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah
disepakati bersama.
1
2. Jenis-jenis kredit
Macam-macam kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita lakukan, yaitu
berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor perekonomian, agunan,
golongan ekonomi, serta penarikan dan pelunasan.

Macam-macam kredit berdasarkan tujuan atau kegunaannya, yaitu :
1. Kredit Konsumtif
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama dengan
keluarganya, seperti kredit mobil dan rumah yang akan digunakan sendiri
bersama keluarganya. Kredit ini sangat tidak produktif.
2. Kredit Modal Kerja atau Kredit Perdagangan
Ialah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur.
Kredit ini sangat produktif.
3. Kredit Investasi
Adalah kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif, akan tetapi baru
akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Kredit ini biasanya
diberikan grace period, misalnya kredit bagi perkebunan kelapa sawit dan lain
sebagainya.

Macam-macam kredit berdasarkan Jangka Waktu, yaitu :
1. Kredit jangka pendek: yaitu kredit yang memiliki jangka waktu paling lama satu
tahun saja.
2. Kredit jangka menengah: ialah kredit yang memiliki jangka waktu antara satu
sampai tiga tahun.
3. Kredit jangka panjang: adalah kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari tiga
tahun.

Macam-macam kredit berdasarkan jenisnya, yaitu :
1. Kredit Aksep: merupakan kredit yang diberikan oleh bank yang pada
hakikatnya hanya berupa pinjaman uang, biasanya sebanyak plafond kredit (L3
atau BMPK)-nya.
2. Kredit Penjual: adalah kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli,
artinya barang telah diterima pembayaran kemudian, contohnya Usance L/C.
3. Kredit Pembeli: ialah pembayaran telah dilakukan kepada penjual, tetapi
barangnya diterima belakangan atau pembelian dengan uang muka, misalnya
red clause L/C.
2

Macam-macam kredit berdasarkan Jaminan, yaitu :
1.
Kredit jaminan orang merupakan kredit yang diberikan dengan jaminan
seseorang terhadap debitur bersangkutan.
2.
Kredit jaminan efek adalah kredit yang diberikan dengan jaminan efek-efek
dan surat-surat berharga.
3.
Kredit jaminan barang ialah kredit yang diberikan dengan jaminan barang
bergerak, barang tetap dan logam mulia. Kredit jaminan barang ini harus
memperhatikan Hukum Perdata Pasal 1132 sampai dengan pasal 1139.
4.
Kredit Jaminan dokumen yaitu kredit yang diberikan dengan jaminan
dokumen transaksi, seperti letter of credit (L/C).
3. Prinsip-prinsip pemberian kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali (terlunasi). Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaian
tetap sama. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan sudah menjadi standar
setiap bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan
dengan prinsip 5C dan 7P serta asas 3R.
Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai berikut:
1. Character (watak)
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi. Seperti : gaya hidup, hoby, dan social standingnya. Ini semua
merupakan ukuran “kemauan” membayar.
2. Capacity (kemampuan)
Untuk melihat kemampuan nasabahnya dalam bidang bisnis yang dihubungkan
dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya
dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Pada akhirnya akan
terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital (modal)
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) degan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat
dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
3
4. Collateral (agunan)
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang besifat fisik maupun
non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan
juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition of economy (kondisi perekonomian)
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang
dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha
dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan
kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1. Personality (kepribadian)
Yaitu, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Seperti : emosi, tingkah laku, dan sikap dalam
menghadapi suatu masalah.
2. Party (golongan)
Yaitu, mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Perpose (tujuan)
Yaitu, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah. Contoh : apakah untuk modal kerja atau
investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
4. Prospect (prospek)
Yaitu, untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment (sumber pembayaran)
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
6. Profitability (kemampuan untuk membayar keuntungan)
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Diukur
dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat.
4
7. Protection (perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
Kemudian penilaian kredit dengan asas 3R adalah sebagai berikut:
1. Returns
Adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitor setelah
memperoleh kredit.
2. Repayment
Adalah
memperhitungkan
kemampuan,
jadwal,
dan
jangka
waktu
pembayaran kredit oleh calon debitor, tetapi perusahaannya tetap berjalan.
3. Risk Bearing Ability
Adalah memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitor untuk
menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debitor risikonya besar atau kecil.
Maksud penilaian kredit dengan menggunakan prinsip-prinsip diatas adalah untuk
memperoleh kepercayaan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
bila kredit ternyata jadi diberikan, sehingga kredit tersebut aman dan terkendali.
Disamping penilaian 5C dan 7P serta asas 3R prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan
dengan study kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah besar. Penilaian kredit
dengan study kelayakan meliputi : aspek hukum, pasar (pemasaran), keuangan, operasi
(teknis), manajemen, ekonomi, sosial dan AMDAL.
4. Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit
Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya. Adapun
metode pembebanan suku bunga adalah sebagai berikut :
1. Flat rate
Flat rate diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah
tinggal, pembelian mobil pribadi atau konsumtif lainnya. Pembebanan bunga setiap
bulan tetap dari jumlah pinjamannya, sehingga angsuran setiap bulan juga sama
sampai kredit lunas.
5
2. Sliding rate
Sliding rate diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud nasabah merasa
tidak terbebani oleh pinjaman. Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa
pinjamannya, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun
seiring dengan turunnya pokok pinjaman.
3. Floating rate
Floating rate menetapkan besar kecilnya bunga kredit dikaitkan dengan bunga yang
berlaku di pasar uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat
tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Pada akhirnya hal ini juga
berpengaruhterhadap angsuran setiap bulan, yaitu bisa tetap, naik atau turun.
6
Download